• Tidak ada hasil yang ditemukan

Higashi Sumatora Deno Nihon No Gunji Senryou No Jidai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Higashi Sumatora Deno Nihon No Gunji Senryou No Jidai"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

HIGASHI SUMATORA

DENO NIHON NO GUNJI SENRYOU NO JIDAI

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

REBI IRAFANI SURBAKTI

NIM : 082203013

PROGRAM STUDY BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HIGASHI SUMATORA

DENO NIHON NO GUNJI SENRYOU NO JIDAI

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan OLEH:

REBI IRAFANI SURBAKTI NIM: 082203013

Pembimbing, Pembaca,

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum Zulnaidi, S.S, M.

Hum

Nip. 19600919 1988 03 1 001 Nip.19670807 2004 01 1 001

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

(3)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang

studi Bahasa Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

Nip. 195110131976031001

Panitia Ujian:

No. Nama Tanda Tangan

(4)

Disetujui oleh:

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Medan,...2011

Program studi D III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, sebagai ungkapan puji dan rasa syukur atas karunia Allah SWT yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan dalam

keluangan waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan kertas karya ini. Selesainya kertas karya ini guna melengkapi syarat untuk menyelesaikan pendidikan program study DIII Bahasa Jepang dengan gelar Ahli Madya pada

Universitas Sumatera Utara. Adapun Judul kertas karya ini adalah “Masa Pendudukan Militer Jepang di Kawasan Sumatera Timur”.

Sebagai sifat manusia yang tidak luput dari kekurangan, penulis menyadari

bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, dan masih banyak kekurangan dalam tata bahasa maupun isi pembahasan. Oleh karena itu penulis menerima

kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan kertas karya ini.

Dalam penyelesaian kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan oleh berbagai pihak yang bersedia membantu, baik berupa bimbingan maupun

pengarahan, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk membantu

menyelesaikan kertas karya ini. Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis. MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

(6)

3. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum selaku dosen pembimbing yang telah bersedia untuk meluangkan waktunya dan fikirannya untuk

membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menjadi mahasiswa di jurusan Bahasa Jepang.

5. Tomo Sensei dan Mayumi sensei, selaku dosen magang dari Jepang yang menjadi inspirasi saya untuk lebih semangat mendalami Bahasa Jepang.

6. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yakni ayahanda Sabaruddin Surbakti dan Ibunda Evi Yundra yang senantiasa memberikan

semangat untuk meraih cita-cita serta doa yang selalu mengiringi langkah saya dan dorongan moril baik material maupun spritual. 7. Kakak, adik dan abang tercinta yang mendukung penuh atas

pendidikan yang saya jalani.

8. Sepupu saya Liza yang selalu jadi teman sharing dan membantu saya

dengan dorongan semangat menyelesaikan kertas karya ini.

9. Qharachie Community dan Extacit Community yang jadi penyemangat untuk sama-sama maju meraih cita-cita.

10.Sahabat tercinta Cendana family , Olaq, Tiwiq, Iaq, Nana, Sheila,Alvi,Evi yang terus berada di saat suka maupun duka dan jadi

(7)

11.Untuk teman-teman di HINODE yang penuh akan cerita bersama serta khusus untuk teman-teman di kelas A yang tidak akan terlupakan.

Terima kasih banyak untuk semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan, semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Medan,

Penulis,

REBI IRAFANI SURBAKTI

(8)

DAFTAR ISI

2.2 Masuknya Kawasan Sumatera Timur ke Provinsi Sumatera Utara ... 6

2.3 Letak Geografis Sumatera Utara ... 7

BAB III : MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR ... 9

3.1 Latar Belakang Ekspansi Jepang ke Kawasan Sumatera Timur ... 9

3.2 Pada Saat Jepang Menduduki Kawasan Sumatera Timur .... 11

3.3 Setelah Jepang Menyerahkan Kepemimpinan Pemerintahan ... 18

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 21

4.1 Kesimpulan ... 21

4.2 Saran ... 22

(9)

ABSTRAK

MASA PENDUDUKAN MILITER

JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

Pada saat perang Dunia ke-II terjadi, militer Jepang menyerang negara-negara dan daerah jajahannya yang ada di Asia serta menduduki wilayah tersebut

dalam waktu yang singkat. Jepang menggantikan Belanda yang telah menguasai Indonesia selama 350 tahun sebagai jajahan militer Jepang.

Militer Jepang memperlancar kekuasaannya dengan menduduki wilayah di

Indonesia yang salah satunya adalah kawasan Sumatera Timur. Sumatera Timur terdiri dari 12 wilayah yaitu Langkat, Deli serdang, Asahan, Labuhan batu, Tanah karo, Simalungun, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Medan dan

Binjai. Di ke 12 wilayah tersebut militer Jepang menduduki dan menjalankan jajahannya. Selain itu Sumatera Timur memiliki kerajaan seperti kerajaan Haru,

Kerajaan Kampai, Kerajaan Nagur.

Militer Jepang dalam operasi militernya di Sumatera Timur bertujuan

untuk menguasai Sumatera Timur dengan hasil bumi yang ada di Sumatera Timur seperti penguasaan bahan-bahan mentah yakni minyak dan hasil perkebunan. Untuk tujuan tersebut Militer Jepang memiliki strategi untuk menguasai kawsan

(10)

Jenderal Nakashima menggantikan jabatan Gubernur yang sebelumnya diduduki oleh pihak Belanda. Sebagai orang pertama yang berhak menentukan

pemerintahan militer Jepang di kawsan Sumatera Timur, Nakashima mempunyai anjuran yang ditujukan untuk raja-raja yang ada di Sumatera Timur. Anjuran pertama Nakashima adalah memberikan jaminan bahan makanan. Kemudian

anjuran yang kedua adalah raja diminta menyerahkan pengawasanwilayah Sumatera Timur kepada polisi rahasia Jepang yang disebut kampetai .

Kebijakan yang diambil oleh Nakashima merupakan pembentukan pola pemerintahan yang bertujuan mempertahankan strategi jajahannya di Sumatera Timur. Sebelumnya masnyarakat beserta penguasa di Sumatera Timur

beranggapan kedatangan Jepang hanyalah untuk membebaskan kawasan Sumatera Timur dari jajahan kulit putih yakni Belanda. Hal tersebut membuat Jepang

memanfaatkan situasi dan beranggapan raja dan masnyarakat dapat mendukung sistem pemerintahannya. Kebijakan lain Nakashima adalah menciptakan keamanan di Sumatera Timur dengan tujuan untuk tidak mendapatkan hambatan

demi berlangsungnya sisitem pemerintahannya di Sumatera Timur.

Pemuda-pemuda yang ada di Sumatera Timur dimanfaatkan oleh

Nakashima untuk melancarkan sisitem pemerintahannya. Pada tanggal 28 November 1943 dibentuk Badan Untuk Membantu yang disebut dengan BOMPA.

(11)

Selain Bompa didirikan organisasi serupa yang disebut dengan Gyugun. Gyugun memiliki fungsi yang lebih penting dibandingkan dengan Bompa karena

berdomisili di daerah pantai Sumatera Timur. Selain itu Gyugun dibekali dengan semangat militer yang penuh dengan kekerasan. Demikianlah strategi Nakshima yang memanfaatkan pemuda di Sumatera Timur untuk memperoleh prajurit

militer Jepang.

Penduduk di Sumatera Timur mulai tidak percaya terhadap Jepang,

sebabnya di Sumatera Timur mulai terjadi tindakan keras dan kejam yang dilakukan militer Jepang saat mengatasi kerusuhan. Akibatnya Bompa dan Gyugun yang didirikan dari pemuda yang ada di Sumatera Timur menjadi tidak

ingin lagi bergabung dengan militer Jepang. Hal itu membuat Nakashima kembali menganjurkan kepada Inoe Tetsoro agar mendirikan organisasi yang mendukung

Jepang untuk melancarkan sistem pemerintahannya di Sumatera Timur. Dibentuklah organisasi yang disebut dengan Talapetaka yang artinya taman latihan pemuda tani.

Selain pembentukan organisasi penduduk Jepang, di Sumatera Timur militer Jepang membuat suatu balai pendidikan yang disebut Tyu Gakka. Selain

itu ada pendidikan bahasa Jepang yang disebut dengan Nobura Na Gakka. Setiap paginya seluruh anak sekolah diwajibkan untuk Seikire yakni memberi hormat

(12)

Prajurit militer Jepang ke-25 yang disebut Rikugun membagi Sumatera Timur dalam 5 pusat konsentrasi militer yaitu Binjai(padang berahrang), sungai

karang(galang), dolok merangir, kisaran,dan perkebunan wingfoot. Sedangkan divisi 2 militer Jepang yang disebut Imperial Guard bermarkas di Medan dan meliputi hingga Aceh. Saat di kota Medan terjadi perampokan, intel Jepang yang

disebut kampetai menyelesaikan kasus perampokan dengan menggertak orang-orang yang ada di Medan dengan cara menangkap 5 orang-orang beretnis China

kemudian ditengah-tengah orang banyak tepatnya di depan bioskop Chatay, kepala ke 5 orang tersebut dipacung dan digantung. Sejak itu tidak ada lagi terjadi perampokan di Medan.

Ketika pasukan Jepang menjalankan operasinya di Deli serdang militer jepang berkunjung ke kediaman Sultan Serdang di Istana. Sultan Sulaiman yang

sudah lanjut usia menerima kedatangan militer Jepang di tingkat dua kediaman istana. Saat Sultan Sulaiman duduk di bawah gambar Tenn Heika Meiji yang merupakan bapaka dari Tenno Heika Hirohito, membuat militer Jepang heran.

Gambar tersebut diperoleh Sultan Sulaiman saat berkunjung ke Jepang dan diberikan oleh-oleh gambar kaisar Jepang beserta tanda tangannya. Melihat

gambar tersebut berada di atas tempat duduk Sultan Sulaiman, serentak semua tentara Jepang sujud dan tidak berani menaikan kepalanya sebelum gambar itu ditutup dengan kain kuning. Sejak saat itu, Sultan serdang diperlakukan dengan

(13)

Setelah lebih kurang 3 ½ tahun Jepang berkuasa akhirnya harus menyerah kalah kepada sekutu saat bom Hiroshima dan Nagasaki terjadi. Karena banyak

korban jiwa, Jepang menarik semua militernya untuk kembali ke Jepang. Hal tersebut membuat Militer Jepang mengosongkan kawasan Sumatera Timur. Namun di Sumatera Timur tidak seluruh prajurit militer kembali ke Jepang.

Keadaan tersebut dimanfaatkan masnyarakat di Sumatera Timur untuk mengambil senjata tentara militer Jepang. Melihat tentara militer Jepang yang kekurangan

personil tentara Jepangpun tidak bisa melawan penuh. Hingga akhirnya senjata diperoleh rakyat di Sumatera Timur.

Tindakan Jepang pada saat menduduki kawasan Sumatera Timur

memberikan cerita sejarah bagi rakyat yang ada di Sumatera Timur. Pendudukan militer Jepang yang diliputi dengan strategi sistem pemerintahan yang

mengikutsertakan kekerasan dan ketidakadilan menyimpulkan masa penjajahan adalah masa suram bagi rakyat di Sumatera Timur.

Setelah Jepang menyudahi jajahannya di Indonesia, terjadilah persiapan kemerdekaan Indonesia. Dengan tahap yang panjang hingga akhirnya Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Di

Sumatera Timur tokoh-tokoh yang ada di Sumatera Timur membentuk Negara Sumatera Timur (NST). Pembentukan negara tersebut menuai pertentangan

(14)

Republik Indonesia serta dijadikan salah satu provinsi di Indonesia yang di beri nama Provinsi Sumatera Utara yang beribukotakan Medan.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Pada saat terjadinya perang dunia ke-II terjadi ekspansi Jepang ke Negara

Asia. Indonesia merupakan Negara yang dituju oleh Jepang untuk ekspansinya. Setelah Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dan menyudahi jajahannya yang berlangsung selama 350 tahun di Indonesia, kemudian Jepang menduduki

wilayah Indonesia. kawasan Sumatera Timur pun masuk sebagai daerah yang diduduki oleh militer Jepang.

Pada saat militer Jepang menduduki Sumatera Timur, militer Jepang

memberikan pengaruh untuk sistem pemerintahan yang dipimpin oleh raja-raja di Sumatera Timur. Salah satunya adalah raja diminta untuk memanfaatkan

kekuasaan raja dan memberikan dukungan terhadap Jepang di Sumatera Timur. Selain itu, jabatan yang dulunya di pegang oleh belanda, diambil alih oleh Jepang untuk menduduki jabatan tersebut. Jendral Nakashima adalah pemegang jabatan

Gubernur. Saat kepemimpinannya terjadi pembentukan organisasi yang mendukung Jepang seperti bompa, gyugun dan talapetaka. Anggotanya banyak direkrut dari masnyarakat Sumatera Timur .

Masnyarakat di Sumatera Timur mengalami masa yang diisi dengan

(16)

sistem pendidikan yang diberikan terhadap masnyarakat Sumatera Timur. Seperti adanya balai pendidikan disebut dengan Tyu Gakka dan pendidikan bahasa Jepang yang disebut dengan Nobura Na Gakka. Peristiwa-peristiwa tersebut menarik untuk diketahui karena adanya unsur ilmu pengetahuan mengenai sejarah yang terjadi pada masyarakat di Sumatera Timur pada saat Jepang menduduki

Kawasan Sumatera Timur. Oleh karena itu penulis memilih judul “Masa Pendudukan Militer Jepang di Kawasan Sumatera Timur” sebagai judul kertas

karya ini. Untuk menjelaskan lebih lanjut, penulis menjelaskan pada Bab 2 dan Bab 3.

1.2 Tujuan Penulisan

Dalam melakukan setiap kegiatan pasti selalu mempunyai maksud dan

tujuan yang hendak dicapai. Dalam sebuah penelitian ilmiah, menurut Suwardi Endraswara (2003:201) tujuan merupakan penjabaran secara deskriptif dari Permasalahan. Adapun Tujuan pada penulisan kertas karya ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah kawasan Sumatera Timur yang merupakan lintasan sejarah Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui latar belakang ekspansi Jepang ke Indonesia khususnya kawasan Sumatera Timur.

3. Untuk mengetahui apa saja yang terjadi saat militer Jepang menduduki

(17)

4. Untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dan pembaca tentang sejarah Indonesia serta meningkatkan rasa nasionalisme penulis dan pembaca.

1.3Pembatasan Masalah

Pada penulisan kertas karya ini, penulis membatasi pembahasannya.

Penulis membahas tentang masa pendudukan militer Jepang di kawasan Sumatera Timur yakni Bagaimana sistem pemerintahan yang diterapkan militer Jepang di

Kawasan Sumatera Timur dan Bagaimana kondisi masnyarakat di Kawasan Sumatera Timur pada saat Militer Jepang menduduki kawasan tersebut. Selain itu bagaimana kondisi kawasan Sumatera Timur beserta masyarakatnya setelah

Jepang menyelesaikan jajahannya di Sumatera Timur.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang dalam bahasa Yunani disebut methodos adalah cara atau jalan. Secara ilmiah, metode merupakan cara kerja untuk dapat memahami objek

yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan dua metode penelitian yang saya anggap akan memudahkan

saya dalam penulisan kertas karya ini.

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut Koentjaraningrat (1990:30) penelitian yang bersifat deskriptif

(18)

digunakan untuk mengukur dengan cermat fenomena sosial tertentu yang terjadi atau berlangsung ditengah- tengah masyarakat.

Dalam pengumpulan data penulisan kertas karya ini, penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data dengan Metode Penelitian Kepustakaan (library research) yaitu menelaah buku - buku kepustakaan. Penelitian

(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM

TENTANG KAWASAN SUMATERA TIMUR

2.1 Sejarah Kawasan Sumatera Timur

Sumatera Timur merupakan wilayah yang ada di pulau Sumatera sebelum Indonesia merdeka. Sumatera Timur juga merupakan wilayah yang dijadikan

system pemerintahan pada zaman prakolonial penguasa dan pada zaman kerajaan . Wilayahnya terdiri dari 12 wilayah yang sekarang menjadi wilayah di provinsi

Sumatera Utara yaitu Langkat, Deli serdang, Asahan, Labuhan Batu, Tanah Karo, Simalungun, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Tebing Tinggi, Medan, dan Binjai .

Kawasan Sumatera Timur terdapat bermacam etnis dari masing-masing daerah yang masuk dalam kawasan Sumatera Timur. Selain itu Kawasan Sumatera Timur memiliki sejarah kerajaan seperti kerajaan Haru, kerajaan

kampai, kerajaan Nagur . Kerajaan tersebut memiliki cerita yang menunjukkan adanya system pemerintahan tradisional sejak zaman purba di kawasan Sumatera

Timur.

(20)

menjalankan misinya untuk menguasai wilayah dan system pemerintahan di kawasan Sumatera Timur.

Saat Indonesia merdeka, kawasan Sumatera Timur masuk ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayahnya pun menjadi wilayah provinsi Sumatera Utara yang sebelumnya menempuh tahap yang sangat panjang

hingga akhirnya wilayah Sumatera Timur resmi masuk menjadi provinsi Sumatera Utara.

2.2 Masuknya Kawasan Sumatera Timur ke Provinsi Sumatera Utara

Sistem pemerintahan yang telah selesai dari campur tangan kolonisasi

yakni Jepang, membuat tokoh-tokoh yang menguasai Sumatera Timur meneruskan system pemerintahan dan membuat Negara yakni Negara Sumatera

Timur (NST). Namun dalam perkembangan sistem pemerintahannya, pergolakan politik untuk mengisi jabatan-jabatan menjadi tidak efisien karena adanya pertentangan dalam menyetujui berdirinya NST. Kebencian rakyat terhadap NST

yang melakukan penangkapan terhadap pejuang dan pegawai sipil di daerah Labuhan batu dan kabupaten karo adalah faktor yang mendasari rakyat tidak

ingin NST berdiri. Sikap rakyat yang menduduki tanah secara tidak sah membuat NST menyadari pertentangan serius dengan rakyat adalah hal penting. Sehingga dibuat maklumat pengambilan tanah untuk tanah yang diduduki rakyat secara

(21)

Setelah terjadinya konflik maka dibuatlah perundingan dan menghasilkan persetujuan yakni piagam persetujuan RIS-RI. Isinya adalah menyetujui

bersama-sama menjalankan system pemerintahan di Sumatera Timur. RIS dan RI melakukan tahap pembentukan Sumatera Timur untuk masuk ke NKRI dengan kesepakatan yang telah dibuat.

Berdasarkan Piagam Persetujuan RIS-RI tanggal 19 Mei 1950 . Daerah-daerah provinsi telah masuk ke wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia dan

menetapkan salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara.

2.3 Letak Geografis Sumatera Utara

Propinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100°

Bujur Timur. Ada dua perairan yang mengapit daerah SumateraUtara yakni Samudera Hindia dan Selat Malaka. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia

diproklamasikan, terjadi istilah terhadap nama perairan. Lautan Hindia diubah menjadi Samudera Indonesia dan Selat Malaka diubah menjadi Selat Samudera.

Menurut pengumuman pemerintahan yang terakhir dan berlaku hingga

saat ini, Indonesia diapit oleh Samudera Hindia dan Selat Malaka. Hal ini menegaskan adanya hukum perairan Internasional yang tidak dapat diubah

ketetapannya. Di Samudera Hindia dijumpai beberapa Pulau yang termasuk wilayah Sumatera Utara yaitu Pulau Nias dan pulau-pulau kecil lainnya.

(22)
(23)

BAB III

MASA PENDUDUKAN

MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

3.1 Latar Belakang Ekspansi Jepang ke Kawasan Sumatera Timur

Pada saat perang Dunia ke-II terjadi, militer Jepang menyerang negara-negara dan daerah jajahan yang ada di Asia serta menduduki wilayah tersebut

dalam waktu yang singkat. Begitu juga halnya dengan wilayah kekuasannya di Hindia Belanda yakni Indonesia. Jepang menggantikan Belanda yang telah

menguasai Indonesia selama 350 tahun sebagai jajahan militer Jepang.

Belanda yang menyerahkan kekuasaannya tanpa syarat kepada militer Jepang berlangsung pada tanggal 08 Maret 1942 di kalijati Jawa Barat.

Penyerahan tersebut dipimpin oleh Letnan Jenderal H.Terpoorten selaku Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda dan atas nama Angkatan Perang Sekutu di Indonesia. Kemudian diserahkan tanpa syarat oleh Letnan Jenderal

Hitoshi Imamura.

Setelah seluruh daerah Hindia Belanda (Indonesia) diduduki, Jepang

(24)

Jepang memasuki wilayah kawasan Sumatera pada saat menyerahnya

Mayor Jenderal R.T. Overakker di Sumatera tahun 1942. Pada tanggal 20 maret

1942 markas besar tentara ke-25 di Singapura, mengangkat pegawai pemerintahan militer Jepang sebanyak 31 orang. Pada tanggal 28 Maret 1942 militer Jepang berangkat menuju markasnya di Sumatera. Kemudian menyerbu Sumatera.

Penyerbuan itu dilaksanakan oleh divisi 25 yang disebut Rikugun. Pada tangggal 1 Mei 1943 markas besar Rikugun yang sebelumnya berkedudukan di Singapura

memindahkan markasnya ke Bukit Tinggi. Dilatarbelakangi adanya kemungkinan wilayah Sumatera merupakan loncatan untuk mengadakan operasi-operasi militer.

Operasi militer Jepang salah satunya diarahkan pada kawasan Sumatera

Timur. Jepang memasuki kawasan Sumatera Timur dengan upaya mendapatkan dukungan dari kaum feodal agar dapat mengendalikan politik pemerintahan di

kawasan Sumatera Timur. Pengendalian politik awalnya memihak kepada golongan oposisi dan memberikan hak pengelolaan kepada pendukung yang membantu melaksanakan kemiliterannya di Sumatera Timur.

Namun militer Jepang mencermati keadaan dengan menyadari pemerintahan masih terletak di tangan para penguasa pribumi yakni raja-raja.

Militer Jepang pun membuat strategi untuk meraih kekuasaan. Secara samar-samar mendukung raja-raja dengan jalan membiarkan pemerintahan yang

dipimpin oleh raja tetap dipelihara dan dipertahankan secara utuh.

(25)

bisa menguasai kawasan Sumatera Timur terutama sekali ditujukan terhadap penguasaan bahan-bahan mentah yang sangat banyak di kawasan Sumatera

Timur. Seperti minyak dan hasil perkebunan.

Untuk tujuan tersebut, militer Jepang sebelum menaklukan kawasan Sumatera Timur, telah mempersiapkan suatu badan yang akan melakukan

penaklukan seluruh objek yang dianggap vital. Tugas tersebut diserahkan kepada

koloni ke-5. Tugas utamanya adalah menciptakan basis sosial masyarakat sebagai

pendukung dan membantu militer Jepang yang akan mendarat dan menduduki kawasan Sumatera Timur.

3.2 Pada Saat Jepang Menduduki Kawasan Sumatera Timur

Setelah kekuasaan diambil alih sepenuhnya dari Belanda, jabatan

Gubernur selanjutnya berada di tangan Jenderal Nakashima. Sebagai orang pertama yang berhak menentukan pemerintahan meliter Jepang di kawasan Sumatera Timur, Nakashima mempunyai anjuran terhadap raja-raja di Sumatera

Timur. Anjurannya adalah agar masa selanjutnya memanfaatkan kekuasan mereka memimpin rakyat dengan tujuan mendukung pasukan Jepang di kawasan

Sumatera Timur.

Jenderal Nakashima membuat beberapa tindakan dengan

(26)

pengawasan kepada polisi rahasia Jepang yakni kampetai. Hal tersebut ditempuh karena pasukan yang disebut Fujiwarakikan (F.kikan) bertindak sewenang-wenang dan membuat gerakan bawah tanah yang dipelopori oleh barisan oposisi yang menentang kekuasaan raja.

Pasukan F.kikan melakukan sikap terang-terangan yang membuat jalan

pemerintahan jepang terganggu. Banyak yang menjadi korban pembantaian yakni tokoh-tokoh F.kikan. Hal tersebut mencerminkan pemerintahan yang dipimpin

oleh Nakashima adalah ciri-ciri pemerintahan fasisme.

Kebijakan yang diambil oleh Nakashima merupakan konsekwensi dari

pembentukan pola pemerintahan yang bertujuan mempertahankan strategi penjajahannya. Sementara waktu masih menyembunyikan paham yang menganggap kedatangan Jepang hanyalah untuk membebaskan kawasan Sumatera

Timur dari cengkraman kulit putih yakni Belanda. Selain itu kebijakan Nakashima berikutnya adalah menciptakan keamanan dan ketertiban di kawasan Sumatera

Timur. Tujuannya adalah untuk tidak mendapatkan hambatan demi berlangsungnya sistem pemerintahannya.

Bukti kebijakan tersebut terjadi saat penindasan terhadap pemberontak

yang dipelopori oleh tokoh-tokoh Gerindo yang memperalat F.kikan untuk mencetuskan gerakan Aron. Gerakan Aron secara terbuka mengadakan perlawanan dan pembangkangan terhadap raja-raja di daerah pedalaman seperti

(27)

Pemuda-pemuda yang ada di Sumatera Timur dimanfaatkan oleh Nakashima untuk melancarkan realisasi pemerintahannya. Pada tanggal 28

November 1943 dibentuk Badan Oentoek Membantoe yang disebut BOMPA. Pemuda di Sumatera Timur masuk dalam keanggotaan BOMPA. Pemuda dibekali pembenahan sugesti psikologis yakni untuk menanamkan semangat nasionalisme

prajurit Jepang dan agar selalu anti sekutu yang berbau barat.

Selain BOMPA, didirikan organisasi serupa yang disebut Gyugun. Gyugun memiliki fungsi yang lebih penting daripada BOMPA, karena tugas dan posisinya ditempatkan pada geografis penting yakni di daerah pantai. Selain itu Gyugun dibekali semangat militer Jepang yang penuh dengan kekerasan.

Demikianlah srategi pemerintahan Nakashima yang memanfaatkan potensi intern dan tenaga pemuda di Sumatera Timur untuk memperoleh prajurit personil militer

Jepang.

Pihak sekutu yakni Belanda kembali berusaha untuk mengambil kembali

wilayah yang dijajah Jepang termasuk Sumatera. Sekutupun mulai berhasil menggeser militer Jepang. BOMPA dan Gyugun yang didirikan untuk mendukung Jepang, tidak dipercaya lagi karena Jepang mengetahui penduduk pribumi mulai

memberontak terhadap Jepang. Tindakan keras dan kejam yang dilakukan Jepang saat mengatasi kerusuhan, membuat anggota BOMPA dan Gyugun tidak respect

terhadap Jepang.

(28)

di Sumatera Timur. Organisasi tersebut adalah Talapetaka yakni taman latihan pemuda tani. Pada tanggal 11 dan 12 Maret 1942 pasukan Imperial Guard yang dipimpin oleh Jenderal Kono tiba di pantai Prupuk Tanjung Tiram (Batu Bara). Kemudian melanjutkan perjalannya ke Medan dengan mengendarai sepeda dan tiba di Medan tanggal 13 Maret 1942.

Ketika pasukan Stoottrop Jepang lewat di depan istana Sultan Serdang di Perbaungan sebagian opsirnya masuk ke Istana yang sudah dipenuhi oleh wanita

dan gadis-gadis penduduk Perbauangan yang takut diperkosa tentara Jepang.

Sultan Sulaiman yang sudah lanjut usia menerima opsir Jepang di tingkat dua

ruangan Istana. Beliau duduk dibawah gambar Tenno Heika Meiji , yaitu merupakan bapak dari Tenno Heika Hirohito. Dimana ketika Sultan Sulaiman melakukan perjalanan ke Jepang, Sultan diterima dengan baik dan diberikan

oleh-oleh yakni gambar kaisar Jepang beserta tanda tangannya. Melihat gambar tersebut berada di atas tempat duduk Sultan Serdang, dengan serentak senua tentara Jepang sujud dan tidak berani menaikkan kepalanya sebelum gambar itu

ditutup dengan kain kuning. Sejak itu Sultan Serdang diperlakukan Jepang dengan Istimewa sekali. Selain itu rakyat serdang tidak dipaksa menjadi Romusha atau

Heiho dan juga tidak ada pemerkosaan terhadap wanita dan gadis-gadis.

(29)

membuat rel kereta api maut dengan tujuan Thailand-Birma. Perjalananya menembus hutan belantara yang lebat.

Di Sumatera, militer Jepang hampir tidak melakukan perubahan sistem pemerintahan yang ada. Setiap residensi disebut SHU dibawah pengawasan seorang pejabat militer Gunseibu, dan disampingnya ada seorang residen

merangkap polisi yang disebut SHU CHOKAN. Tugasnya mengatur kegiatan pemerintahan sipil sehari-hari. Shu Chokan yag pertama adalah Kolonel

Hakagawa yang 3 bulan kemudian menyerahkan jabatannya kepada Tetsuo

Nakashima.

Tentara Jepang ke-25 membagi Sumatera Timur dalam 5 pusat konsentrasi militer yaitu sekitar binjai(padang berahrang), sungai karang(galang), dolok merangir, kisaran dan perkebunan Wingfoot. Divisi kedua “Imperial Guard”

bermarkas bear di medan yang meliputi wilayah aceh. Di Tapanuli berkuasa Brigade ke 25 sedangkan di palembang diduduki divisi ke 9 angkatan udara.

Di dalam kota Medan terjadi perampokan terhadap tokoh-tokoh dan

rumah-rumah orang Belanda. Untuk menggertak maka kempetai(intel Jepang) menangkap 5 orang cina dan ditengah-tengah orang banyak di depan Bioskop

Chatay, kepala mereka dipacung Jepang dan digantungkan di tempat itu juga. Sejak itu lenyaplah perampokan di Medan . Sementara itu anggota Fujiwarakikan yang ada di Sumatera Timur unjuk aksi , dan kemudian ditangkap oleh militer

Jepang karena tenaga mereka tidak diperlukan lagi dan organisator mereka

(30)

Gedung-gedung perkebunan (bekas kantor pusat H.V.A. Handels Vereening Amsterdam) merupakan tempat yang dijadikan markas tentara Jepang.

Selain itu komplek gereja katholik jalan pemuda Medan dijadikan markas kempetai yang digunakan sebagi tempat menyiksa tahanan.

Sebagai pengganti Asisten resinden dari Afdeeling Deli Serdang,

ditunjuklah Tuan Inouye untuk berkedudukan di Medan sebagai BUN SHU CHO (kepala kepolisian Jepang). Bulan April 1943, Saiko Sikikan Jenderal Y.Saito digantikan oleh Jenderal Tanabe sebagai Panglima Rikugun dan diberi gelar

SUMATORA HOMEN SAIKO SIKIKAN. Selaku Gunseibu yang pertama di

Sumatera Kolonel Furukawa yang 5 bulan kemudian digantikan Mayor Jenderal

Tetsuro Nakshima tetap menjadi TOKAIGANSHUCHOKAN untuk residensi

Sumatera Timur sampai Jepang menyerah kalah pada tahun 1945. Oleh karena itu

sedikitnya opsir Jepang maka banyak kedudukan yang dahulu dipegang orang Belanda kini diserahkan kepada orang Indonesia.

Tindakan Jepang yang keras dan kejam hampir dirasakan oleh seluruh rakyat yang berada di Kawasan Sumatera Timur. Dari Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Tanah Karo, Simalungun, Tanjung Balai, Pematang

Siantar, Tebing Tinggi, Medan , Binjai hingga Tapanuli juga diduduki oleh Jepang. Masing-masing daerah tersebut memiliki cerita masa pendudukan militer

Jepang yang penuh dengan sistem pemerintahan yang diterapkan oleh Jepang.

(31)

Selain itu ada pendidikan bahasa Jepang yang disebut dengan Nobura Na Gakka. Setiap pagi seluruh anak sekolah diharuskan untuk Seikire yakni memberi hormat dan membungkukan badan ke arah matahari terbit sebagai penghormatan kepada negeri dan kaisar Jepang dan menyanyikan lagu kebangsaan yaitu Kimigayo. Hal tersebut sangat tampak saat Jepang menduduki daerah Tapanuli.

Pertentangan atas peraturan yang dibuat oleh Jepangpun menghiasi sistem pemerintahannya. Dari Romusha yang dijalankannya, didirikannya organisasi

merekrut pemuda untuk menjadi prajurit militer Jepang, kemudian tindakan yang tidak etis terhadap kaum perempuan, memperlihatkan kekerasan diliputi kekejaman, hal-hal tersebut merupakan hal yang menjadi kepedihan untuk rakyat

yang ada di Sumatera Timur pada saat itu.

Setelah lebih kurang tiga setengah tahun Jepang berkuasa di Indonesia

maka akhirnya Jepang harus menyerah kalah kepada sekutu. Tahun 1945 yaitu pada bulan Agustus pihak sekutu telah menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan

(32)

3.3 Setelah Jepang Menyerahkan Kepemimpinan Pemerintahan

Tindak lanjut Jepang untuk menguasai Sumatera Timur tidak bisa

dilanjutkan karena di ultimatum oleh pasukan sekutu yang dipimpin oleh Jenderal

Mac Arthur. Jenderal Mac Arthur membuat pertemuan yang disebut dengan

pertemuan Postdam. Pertemuan tersebut dinaungi antara Perdana Menteri

Churchill, Presiden Delano Roosevelt dan Stalin yang berlangsung pada 26 Juli

1945. Namun Ultimatum Postdam tersebut tidak dihiraukan oleh Jepang. Hal itu

mengakibatkan Amerika Serikat menjatuhkan bom pertama di Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan bom kedua di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.

Ribuan korban akibat jatuhnya bom Hiroshima dan Nagasaki. Sejak saat itu Tenno Heika menyerah tanpa syarat kepada sekutu serta membebaskan Negara jajahannya di Asia termasuk Indonesia. Tentara Jepang yang ketika itu masih

berada di Sumatera Timur, tidak dapat melakukan aksi semena-menanya terhadap rakyat. Senjata-senjata milik tentara militer Jepang diambil alih oleh rakyat

terutama dipelopori oleh pemuda-pemuda yang dulunya masuk sebagai anggota organisai yang dibuat oleh Jepang.

Sebelum terjadinya fasis Jepang menyerah kalah dalam perang Dunia II,

pemerintah Militer Jepang atas nama Tenno Heika mengundang pemimpin Indonesia yakni Sukarno,Hatta, Rajiman dan Dr. Suharto untuk pergi menghadiri perundingan di Dalatsaigon. Di dalam perundingan tersebut Jepang

(33)

untuk merdeka, mendesak Sukarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan . Dari tahap yang panjang akhirnya terproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada

tanggal 17 Agustus 1945 yang diumumkan di Jakarta.

Setelah diproklamirkan kemerdekaan Indonesia, di Sumatera Timur terjadi pergolakan tentang pembentukan Sumatera Utara. Rakyat di Sumatera Timur

dihadapkan kembali dengan situasi yang bertentangan dengan penguasa pemerintahan pada saat itu yakni penguasa pemerintahan Negara Sumatera Timur.

Pergolakan yang terjadi menimbulkan piagam persetujuan RIS-RI. Yang akhirnya menetapkan Sumatera Timur masuk ke wilayah NKRI dan wilayahnya menjadi provinsi Sumatera Utara.

Dengan ditetapkannya Sumatera Utara menjadi satu provinsi, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang yang

isinya menimbang bahwasannya Sumatera Utara mengatur pemerintahannya sendiri sesuai dengan undang-undang peraturan daerah. Kemudian ditunjuklah

pejabat-pejabat yang mengisi pemerintahan di Sumatera Utara. Dipilihlah Gubernur Sumatera Utara yaitu Mr. Makmun Sumadipraja yang dilantik Menteri Dalam Negeri Indonesia pada tangggal 25 Januari 1951. Selain itu dibentuk juga

(34)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Kawasan Sumatera Timur sebagai Lintasan Sejarah Sumatera Utara mengalami masa peralihan wilayah. Yakni wilayah Sumatera Timur

menjadi Sumatera Utara. Hal itu terjadi setelah dicetuskannya piagam persetujuan RIS-RI yang menandakan Sumatera Timur telah masuk ke

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Latar belakang ekspansi Jepang ke wilayah Asia yang salah satunya merupakan Kawasan Sumatera Timur adalah untuk menguasai hasil bumi

yang ada di Kawasan Sumatera Timur seperti hasil perkebunan dan minyak.

3. Saat Jepang mengambil alih sistem pemerintahan didirikan organisasi yang bertujuan untuk mendukung sistem pemerintahannya di Sumatera Timur seperti Bompa, Gyugun dan Talapetaka.

4. Setiap residensi yang ada di pemerintahan militer Jepang disebut SHU yang berada dibawah pengawasan seorang pejabat militer Jepang

(35)

5. Banyak kedudukan jabatan pemerintahan di Sumatera Timur yang dahulunya diisi oleh Belanda diambil alih oleh militer Jepang seperti

jabatan Gubernur yang diduduki oleh Jenderal Nakashima.

6. Tindakan militer Jepang seperti mendirikan gerakan yang disebut Romusha yang bertujuan memperoleh keuntungan atas tenaga Rakyat di

Sumatera Timur, yang memberikan kesengsaraan untuk rakyat di Sumatera Timur.

7. Setelah Jepang meninggalkan Sumatera Timur, terjadi gejolak dalam sistem pemerintahan antara rakyat di Sumatera Timur dan tokoh-tokoh penguasa yang ada di Sumatera Timur hingga tercetus pembentukan

Negara Sumatera Timur.

8. Setelah Sumatera Utara di sahkan sebagai salah satu provinsi di Indonesia

dipilihlah Gubernur Sumatera Utara yaitu Mr. Makmun. Hal tersebut menandai berakhirnya gejolak sistem pemerintahan antara rakyat dengan tokoh penguasa seperti halnya ketika Sumatera Utara masih disebut

Sumatera Timur.

4.2Saran

1. Hendaknya kita dapat mengambil makna dari Sejarah tentang masa pendudukan militer Jepang di kawasan Sumatera Timur yakni untuk

(36)

2. Karena sejarah adalah hal yang penting agar kiranya info tentang

sejarah di Indonesia khususnya Sumatera Timur terkait dengan masa

pendudukan militer Jepang, banyak diketahui sejarahnya oleh masyarakat di Sumatera Utara kini. Mengingat masih minimnya pengetahuan tentang sejarah di Sumatera Utara. Oleh sebab itu perlu

adanya sarana informasi dengan menyelenggarakan seminar-seminar mengenai sejarah sumatera utara salah satunya mengenai masa

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Juniarto. 1984. Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jakarta : Bina Aksara.

Noto Susanto, Nugroho, 1992. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Simanjuntak,R.Sumatera Utara Dalam Lintasan Sejarah, Buku Pemprov Sumut Hut RI ke-50.

Referensi

Dokumen terkait

Buku Pegangan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Mengenal

penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perubahan tekanan darah pasca olahraga futsal pada mahasiswa.. Fakultas Kedokteran Universitas

Biaya Terapi Pasien Meliputi Biaya Penunjang di Kamar Bedah Emergency Instalasi Gawat Darurat Periode April 2016 – September 2016 RSUP... Biaya Terapi Pasien

Selamat Datang Di Halaman Awal Aplikasi Penggajian Yayasan Bina

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Aplikasi DealMedan sebagai Media Promosi Sale terhadap Tindakan Membeli mahasiswa FISIP USU (Studi Korelasional Pengaruh Aplikasi DealMedan

perbedaan yang signifikan pada kadar ureum sebelum. dan

Untuk membuat aplikasi ini, penulis menggunakan kompiler Turbo Pascal 7.0 dalam pembuatannya, karena kompiler ini sudah bersifat umum, sehingga mahasiswa lain yang

[r]