• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Adaptabilitas Paspalum Conjugatum Berg, Setaria Splendida Stapf, Dan Vetiveria Zizanoides (L.) Nash Pada Toksisitas Aluminium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Adaptabilitas Paspalum Conjugatum Berg, Setaria Splendida Stapf, Dan Vetiveria Zizanoides (L.) Nash Pada Toksisitas Aluminium"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

UJI ADAPTABILITAS Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf, DAN Vetiveria zizanoides (L.) Nash PADA TOKSISITAS ALUMINIUM

JENNY RUMONDANG

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Uji Adaptabilitas

Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf, dan Vetiveria zizanoides (L.) Nash pada Toksisitas Aluminium adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

RINGKASAN

JENNY RUMONDANG. Uji Adaptabilitas Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf, dan Vetiveria zizanoides (L.) Nash pada Toksisitas Aluminium. Dibimbing oleh YADI SETIADI dan IWAN HILWAN.

Tambang mineral yang dilakukan oleh PT. Holcim Tbk mengambil mineral pasir kuarsa sebagai bahan baku dalam pembuatan semen. Dalam proses penambangan, banyak mineral tanah yang teraduk dan terbuka ke luar, salah satunya adalah Al. Menurut Setiadi (2012), Al > 3 me/100 g tanah merupakan toxic. Permasalahan yang ada pada PT.Holcim setelah kegiatan penambangan antara lain nilai Al yang mencapai 15,89 me/100 g, tekstur tanah yang kompak, dan nilai Ca < Mg yang berakibat pada pertumbuhan yang stagnan. Keberadaan Al dapat menghambat pertumbuhan akar, yang ditandai dengan mengbengkaknya akar lateral dan berwarna kecoklatan. Untuk menurunkan Al diperlukan biaya mahal, maka dibutuhkan alternatif lain secara biologis yang efektif dan murah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat daya adaptasi tanaman pada media yang mengandung Al dan dijadikan sebagai tanaman indikator. Penggunaan P. conjugatum, S. splendida, dan V. Zizanoides yang diberikan perlakuan pemberian lolime dan humic substances complex, dan dianalisis dengan rancangan dua faktorial. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa ketiga jenis rumput yang ditanam pada tanah tailing memberikan hasil yang variatif. P. conjugatum lebih sensitif terhadap Al dibandingkan dengan jenis lainnya, sedangkan S. splendida dan V.zizanoides adaptif pada Al. S.splendida dapat menurunkan Al 61.23%, dan kombinasi penggunaaan V.zizanoides dengan Lolime 3g/L + HSC 2.5% dapat menurunkan Al sebesar 60.03%. V.zizanoides mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai tanaman phytoremediasi.

(5)

SUMMARY

JENNY RUMONDANG. Adaptability Trial of Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf, and Vetiveria zizanoides (L.) Nash on Aluminium Toxicity. Supervised by YADI SETIADI and IWAN HILWAN.

Quartz sand mining operated by PT Holcim creates the soil minerals such as aluminium (Al). Setiadi (2012) explained that Al > 3 me/100 g soil is a toxic. Problem safter mining operational PT HolcimTbk are: 1) Al which reached 15,89 me/100 g becomes soil toxic. 2) compacted soil texture; 3) unbalance ratio of calcium (Ca) and magnesium (Mg) which lead to stagnant growth. The presence of Al affected root growth, signed by swelling and browning root. Reducing Al concentration needs expensive cost. Thus, other biological alternatives which more effective and cost less are needed.

This research objective is to observe plant adaptation in media which contained by Al and its plant can be used as an indicator plant. Using of P. conjugatum, S. splendida, and V. zizanoides which given two treatments such lolime and humic substances complex, analyzed by two factorial experimental design. The result shows that the performances of three grass species that planted in tailing soil give varied result. P.conjugatum is more sensitive to Al than two others, where as S. splendida and V. zizanoides are adaptive to Al. S. splendida can reduce Al 61.23% and combination V.zizanoides and lolime 3g/L + HSC 2.5% can reduce Al 60.03%. V. zizanoides is and S.splendida are potential for phytoremediation.

(6)

©Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Silvikultur Tropika

UJI ADAPTABILITAS Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf, DAN Vetiveria zizanoides (L.) Nash PADA TOKSISITAS ALUMINIUM

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2016

(8)
(9)
(10)

JudulTesis : Uji Adaptabilitas Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf, dan Vetiveria zizanoides (L.) Nash pada Toksisitas Aluminium

Nama : Jenny Rumondang NIM : E451130171

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Yadi Setiadi, MSc

Ketua Dr. Ir. Iwan Hilwan, MS Anggota

Diketahuioleh

Ketua Program Studi Silvikultur Tropika

Prof Dr Ir Sri Wilarso Budi R, MS

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala berkatNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah toksisitas, dengan judul Uji Adaptabilitas Paspalum conjugatum Berg, Setaria splendida Stapf, dan Vetiveria zizanoides (L.) Nash pada Toksisitas Aluminium.

Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.Ir.Yadi Setiadi, MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Dr.Ir.Iwan Hilwan, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing. Ibunda R. Siregar dan Ayahanda P. Rajaguguk dan seluruh saudara saudari yang telah memberikan doa, perhatian, dan nasihat selama Penulis menempuh pendidikan S2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) yang telah memberikan beasiswa pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri Tahun 2013. Bapak-bapak/Ibu Dosen pada Program Pascasarjana IPB yang telah membimbing Penulis dalam perkuliahan dan praktikum selama Program S2. Rekan Mahasiswa S2 Pascasarjana Silvikultur Tropika 2013 atas kerjasama dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis

Sebagai penutup, Penulis berharap agar Tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Februari 2016

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 3

METODE PENELITIAN 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Prosedur Penelitian 3

Rancangan Percobaan 5

Analisis Data 5

HASIL 6

Penurunan aluminium 6

Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah 7

Presentase hidup 8

Pertambahan tinggi 9

Berat kering akar dan tajuk 10

Jumlah akar lateral 11

PEMBAHASAN 12

SIMPULAN DAN SARAN 18

DAFTAR PUSTAKA 20

(13)

DAFTAR TABEL

1 Hasil analisis tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk 3

2 Penurunan Al tanpa penggunaan rumput 6

3 Penurunan Al menggunakan rumput tanpa perlakuan 6 4 Penurunan Al menggunakan perlakuan dan rumput 6 5 Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah (tanpa rumput) 7 6 Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah (P. conjugatum) 7 7 Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah (S. splendida) 7 8 Perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah (V. zizanoides) 8

9 Presentase (%) hidup ketiga jenis rumput 9

10 Analisis varian pengaruh perlakuan dan jenis rumput terhadap

pertambahan tinggi pada taraf α = 0.05 9

11 Analisis varian pengaruh perlakuan dan jenis rumput terhadap

berat kering akar dan tajuk pada taraf α = 0.05 10

12 Nilai standar kondisi lahan bermasalah 12

DAFTAR GAMBAR

1 Rataan pertambahan tinggi 9

2 Pengaruh jenis rumput terhadap nilai berat kering akar dan tajuk 10

3 Berat kering akar 11

4 Berat kering tajuk 11

5 Jumlah akar lateral 12

6 Gejala nekrosis pada daun P. conjugatum 14

7 Kondisi fisik akar S. splendida 16

8 Kondisi fisik akar V. zizanoides 17

(14)

1

PENDAHULUAN Latar belakang

Kegiatan yang dilakukan dalam tailing memberikan dampak bagi kualitas tanah yaitu terjadinya perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Salah satu perubahan kualitas tanah yang terjadi adalah peningkatan kadar alumunium (Al) dalam tanah. Menurut Setiadi (2015), nilai Al > 3 me per 100 g tanah berpengaruh toksik bagi tanaman. Unsur yang bersifat toksik dapat mengakibatkan penyimpangan fisiologis dan proses biokimia saat pertumbuhan tanaman (Barchia 2009).

Kegiatan tailing yang dilakukan oleh PT. Holcim Tbk menimbulkan penurunan kualitas tanah, salah satunya adalah nilai Al yang bersifat toksiksebesar 15.89 me/100g. Al merupakan elemen ketiga terbanyak di bumi setelah oksigen dan silikon (Hock dan Erich 2005), dan Al akan terurai di tanah pada pH < 5.0 sampai 5.5 (Halvin et al 2005) . Al menjadi faktor pembatas dalam pertumbuhan vegetasi, hal ini dikarenakan terhambatnya perpanjangan dan pertumbuhan akar untuk mengambil nutrisi dari tanah sehingga mempengaruhi beberapa interaksi serapan unsur hara oleh tanaman, yaitu menekan penyerapan unsur hara esensial oleh tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, Zn, Fe.

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI No: 07 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, PT. Holcim berkewajiban melakukan revegetasi. Untuk keberhasilan kegiatan revegetasi diperlukan perhatian kepada kondisi tanah sebelum tanam. Sebelum dilakukan penanaman tumbuhan berkayu, tanah ditanam oleh tumbuhan bawah. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi kandungan Al dalam tanah dan laju erosi serta memperbaiki stabilitas tanah.

Pada kondisi sebenarnya, tanaman yang tumbuh di PT. Holcim Tbk dalam keadaan stagnan hingga mati. Berdasarkan hasil uji laboratorium tanah yang dilakukan, kondisi tekstur tanah kompak dengan nilai presentase debu+liat 74.62% dan nilai Ca < Mg yang berakibat pada pertumbuhan tanaman yang stagnan.

Berkaitan dengan permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian mengenai perbaikan kualitas tanah, khususnya untuk menurunkan kadar Al, dengan menggunakan tanaman indikator seperti rumput-rumputan sebagai penutup tanah. Pada penelitian ini dilakukan pemberian perlakuan Lolime dan

humic sustances complex (HSC) dengan aplikasi penggunaan jenis- jenis rumput

adaptif Al yaitu Paspalum conjugatum, Setaria splendida, dan Vetiveria zizanoides.

Perumusan Masalah

(15)

2

yang efektif dan murah untuk menurunkan kandungan logam Al. Secara biologis, digunakan tanaman yang adaptif dan mempunyai daya absorpsi yang baik dalam menurunkan kandungan Al dalam tanah.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana daya adaptasi rumput pada media tanah toksik Al dengan

pemberian Lolime dan humic substantces complex ?

2. Bagaimana ketahanan rumput pada media tanah yang mengandung Al ? 3. Bagaimana kemampuan rumput pada media tanahtoksik Al dengan

pemberian Lolime dan humic substantces complex dalam mengurangi kandungan Al ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menilai daya adaptasi rumput pada media tanah toksik Al dengan pemberian Lolime dan humic substantces complex

2. Mengukur daya ketahanan rumput pada media tanah yang mengandung Al 3. Menguji kemampuan rumput pada media tanah toksik dalam mengurangi

kandungan Al dengan pemberian Lolime dan humic substantces complex

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka kegiatan revegetasi lahan pasca tambang, terutama di PT. Holcim Tbk yang berhubungan dengan toksik Al. Penelitian ini akan memberikan rekomendasi mengenai jenis rumput yang adaptif dan mampu menurunkan kandungan Al dalam tanah.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca bagian Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor pada bulan Maret 2015 sampai dengan Juli 2015.

Alat dan Bahan

Bahan tanaman yang digunakan adalah anakan Paspalum conjugatum, Setaria splendida, dan Vetiveria zizanioides yang diperoleh dari Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, IPB, tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk, pasir, Lolime, Humate Substances Complex (HSC), biostimulan, polibag (20 x 20 cm).

(16)

3

Prosedur Penelitian

1. Pengambilan tanah di lahan pasca tambang PT. Holcim Tbk

Tanah diambil berdasarkan prosedur baku pengambilan tanah. Tanah berasal dari kegiatan pasca tambang di PT. Holcim Tbk. Tanah yang sudah diambil kemudian disaring dengan menggunakan ayakan 1x1 cm, untuk memisahkan batuan dari tanah. Kemudian sampel tanah dianalisis di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB .

2.Analisis tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk

Tanah yang telah diambil kemudian dianalisis di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB .

Tabel 1 Hasil analisis tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk

Parameter analisis tanah Nilai parameter

pH (H2O) 3.50

Hasil perhitungan: Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB

3. Persiapan anakan rumput

Anakan P. conjugatum, S. splendida, dan V. zizanioides didapatkan dari Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, IPB. Anakan diambil dengan rataan tinggi yang seragam. Anakan tersebut ditanam terlebih dahulu di tanah normal untuk diberi biostimulant. Satu liter biostimulan dilarutkan ke dalam 60 liter air, kemudian larutan tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan.

4. Penentuan dosis Lolime dan HSC

Penentuan dosis Lolime dilakukan dengan tujuan mendapatkan gambaran waktu perubahan pH, dan menjadi indikator untuk pemberian humic

substantces complex. Pengujian Lolime dilakukan dengan cara melarutkan 1 g,

2 g, 3 g, dan 4 g Lolime ke dalam 1000 ml air. Kemudian masing-masing larutan tersebut diuji pada tanah Holcim dan yang diberikan pasir dengan perbandingan berat 2:1 (1.5 kg), dan disiram sesuai dengan kebutuhan. Kemudian pH masing-masing tanah diukur pada 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 24 jam, dan 48 jam setelah pemberian larutan Lolime. Perubahan kenaikan pH pada setiap percobaan larutan Lolime menjadi acuan untuk status pemberian

humic substantces complex. Dosis humic substantces complex yang diberikan

(17)

4

5. Penanaman

Dua anakan dengan tinggi seragam (± 20 cm) ditanam pada media campuran tanah Holcim dan pasir yang sudah diberikan Lolime terlebih dahulu. Pemberian humic substantces complex dilakukan setelah 24 jam pemberian Lolime. Dosis HSCyang diberikan pada masing-masing polibag sebesar 1.25% dan 2.5%.

.

6. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, dan pemberantasan hama penyakit. Penyiraman dilakukan sehari setelah pemberian humic substantces complex, dan setelah itu penyiraman dilakukan setiap hari.

.

7. Pengamatan parameter dan pengambilan data

Parameter yang diamati dan diukur selama pengamatan yaitu: a.Presentase daya hidup (%)

Presentase daya adaptasi dilakukan untuk mengetahui daya adapatasi masing- masing jenis rumput terhadap kandungan Al. Prosentase didapatkan dari jumlah pols rumput hidup per jumlah rumput yang ditanam dengan tertinggidengan cara mengatupkan seluruh daun ke atas dengan tangan sampai tegak luruskemudian dilakukan pengukuran secara vertikal pada bagian tanaman yang paling tinggi dari permukaan tanah. Pengukuran dilakukan setiap satu minggu sekali (Windyaningrum 2008).

c.Berat kering akar dan Berat kering tajuk

Pengukuran berat kering akar dan tajuk dilakukan pada saat pemanenan. Bobot kering akar dan tajuk diukur dengan cara mengeringkan dalam oven pada suhu 70 0C selama 48 jam (Karti 2003).

8. Pemanenan

Pemanenan dilakukan saat rumput berumur delapanminggu setelah tanam. Pemanenan meliputi seluruh bagian tanaman. Untuk pemotongan bagian atas tanaman dilakukan dari bagian batang hingga tajuk, sedangkan untuk pemotongan akar dilakukan pada pangkal akar.

9. Analisis Al pada tanah pascapanen

(18)

5

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap faktorial. Penelitian ini menggunakan 3 jenis rumput dan 1 kontrol (R0, R1, R2, dan R4) yang diberikan 5 jenis perlakuan (T0, T1, T2, T3, dan T4). Dengan demikian banyaknya perlakuan yang dicobakan ada 4x5 = 20 perlakuan, masing-masing perlakuan ditanam pada polibag 20x20 cm dan diulang sebanyak 5 kali. Banyaknya unit percobaan yang digunakan adalah 20x5 = 100 unit.

Faktor pertama adalah jenis rumput yang terdiri atas 4 taraf yaitu: tanpa rumput (R0), Paspalum conjugatum (R1), Setaria splendida (R2), dan Vetiveria

zizanoides (R3). Faktor kedua adalah kombinasi penggunaan Lolime dan HSC

yang terdiri dari 5 taraf yaitu: tanpa perlakuan (T0), tanah toksik (T1), tanah toksik+Lolime 3gL-1,tanah toksik+Lolime 3gL-1+HSC 1.25%+tanah

toksik+Lolime 3gL-1+HSC 2.5%.

Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap peubah yang diamati, maka dilakukan analisis data menggunakan software SAS 9.0 (SAS Institute Inc 2006). Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh perlakuan yang nyata selanjutnya akan dilakukan uji lanjut dengan Uji Duncan

Model Rancangan Acak Lengkap Faktorial:

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Keterangan:

Yijk = nilai pengamatan pada faktor A (jenis rumput) taraf ke-i faktor B

(perlakuan media) taraf ke-j dan ulangan ke-k µ = nilai rata-rata pengamatan

αi =pengaruh utama faktor A (jenis rumput) ke-i

βj = pengaruh utama faktor B (perlakuan media) ke-j

(αβ)ij = komponen interaksi dari faktor A ke-i dan faktor B ke-j

(19)

6

HASIL

Penurunan Aluminium

Berdasarkan hasil uji laboratorium dan perhitungan penurunan Al menghasilkan variasi penurunan Al yang beragam selama periode 8 minggu. Penurunan Al hanya menggunakan perlakuan dan tanpa rumput disajikan pada Tabel 2, penurunan Al hanya menggunakan rumput tanpa perlakuan disajikan pada Tabel 3, dan penurunan Al menggunakan kombinasi perlakuan dan rumput disajikan pada Tabel 4.

Tabel 2 Penurunan Al tanpa penggunaan rumput

T1: tanah toksik(tanpa perlakuan), T2: tanah toksik+ Lolime 3gL-1, T3: tanah toksik Lolime 3gL -1+ HSC 1.25%, T4: tanah toksik+ Lolime 3gL-1+ HSC 2.5%.

Tabel 3 Penurunan Al menggunakan rumput tanpa perlakuan

No Jenis rumput Al awal (me/100 g) Al akhir (me/100 g) Penurunan Al (%)

1 P. conjugatum

15.89 7.35 53.74

2 S. splendida 6.16 61.23

3 V. zizanoides 6.75 57.52

T1: tanah toksik(tanpa perlakuan), T2: tanah toksik+ Lolime 3gL-1, T3: tanah toksik Lolime 3gL -1+ HSC 1.25%, T4: tanah toksik + Lolime 3gL-1+ HSC 2.5%.

Tabel 4 Penurunan Al menggunakan perlakuan dan rumput

No Jenis rumput (me/100g) Al awal

T1: tanah toksik(tanpa perlakuan), T2: tanah toksik+ Lolime 3gL-1, T3: tanah toksik Lolime 3gL -1+ HSC 1.25%, T4: tanah toksik + Lolime 3gL-1+ HSC 2.5%.

Pada Tabel 2, menunjukkan nilai penurunan Al pada perlakuan (T1, T2, T3, dan T4) dan tanpa penggunaan rumput. Pemberian kapur nano 3 gL-1dengan

HSC 2,5 % (T4) menghasilkan penurunan Al tertinggi yaitu sebesar 48.77%. Penurunan Al terendah dengan pemberian perlakuan tanah toxic tanpa perlakuan (T1) yaitu sebesar 28.76%. Penurunan Al juga terjadi pada penggunaan ketiga jenis rumput tanpa diberikan perlakuan yang memberikan hasil penurunan nilai Al tertinggi pada penggunaan jenis S. splendida sebesar 61.23%, sedangkan penurunan nilai Al terendah pada penggunaan jenis P. conjugatum sebesar 53.74% (Tabel 3). Kombinasi penggunaan jenis rumput dan Lolime serta HSC juga dapat menurunkan kandungan Al dalam tanah (Tabel 4). Kombinasi pemberian P. conjugatum dengan perlakuan T4 (Lolime 3 gL-1dengan HSC 2.5

(20)

7

%) memberikan nilai penurunan Al tertinggi sebesar 55.00% dan dengan perlakuan T3 (lolime 3 gL-1dengan HSC 1,25 % ) memberikan penurunan Al

terendah sebesar 48.77%. Penurunan Al terendah juga terdapat pada kombinasi perlakuan lolime 3g/L (T2) dengan S. splendida sebesar 47.51% sedangkan dengan pemberian perlakuan T4 (lolime 3 gL1dengan HSC 2,5 %) memberikan

penurunan Al tertinggi sebesar 55.00%. Pada penggunaan V. zizanoides dengan perlakuan T4memberikan penurunan Al tertinggi sebesar 60.03% dan penurunan Al terendah sebesar 55.00% dengan perlakuan T3 (lolime 3 gL-1dengan HSC 1.25 %). Penggunaan perlakuan T4 (lolime 3 gL-1dengan HSC 2,5 %) pada ketiga jenis

rumput memberikan hasil penurunan Al tertinggi jika dibandingkan dengan penggunaan perlakuan lainnya.

Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah

Berdasarkan uji analisis tanah, terdapat perubahan unsur kimia tanah (KTK, pH, Ca, Mg, Fe, Al) dan unsur fisik tanah (pasir, debu, liat) sebelum dan sesudah pemberian perlakuan seperti yang disajikan pada Tabel 5 hingga Tabel 8.

Tabel 5 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah (tanpa rumput)

Perlakuan pH Ca Mg (me/100 g) KTK Al (ppm) Fe Pasir Tekstur (%) Debu Liat

Tabel 6 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah (P. conjugatum)

Perlakuan pH Ca Mg (me/100 g) KTK Al (ppm) Fe Pasir Tekstur (%) Debu Liat

Tabel 7 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah (S. splendida)

(21)

8

Tabel 8 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah (V. zizanoides)

Perlakuan pH Ca Mg (me/100 g) KTK Al (ppm) Fe Pasir Tekstur (%) Debu Liat

Hasil analisis: Laboratorium Departemnen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB

Tabel 5,6,7,8 menunjukkan perubahan karakteristik unsur kimia dan fisik tanah sebelum dan sesudah pemberian Lolime dan humic substances complex. P

ada Tabel 5, nilai Ca dan pH meningkat ketika diberikan perlakuan Lolime dan HSC, yaitu nilai Ca menjadi > 0.70 dan nilai pH menjadi 3.80-3.90. Peningkatan nilai pH juga diikuti dengan penurunan nilai Fe. Pada Tabel 6, perubahan unsur kimia dan fisik tanah juga terjadi yang diberikan perlakuan Lolime dan HSC dengan jenis rumput P. conjagatum. Peningkatan nilai Ca terjadi pada semua perlakuan (T2, T3, dan T4), dan nilai pH meningkat menjadi 3.80 serta diikuti dengan penurunan nilai Fe.

Kombinasi penggunaan rumput S. splendida dan perlakuan T2, T3, dan T4 juga memberikan perubahan unsur kimia dan fisik tanah (Tabel 7). Nilai Ca dan pH meningkat pada pemberian perlakuan T2 dan T4. Penurunan nilai Fe juga terjadi pada setiap perlakuan, dan pemberian T3 memiliki nilai Fe terendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada Tabel 8, juga terlihat perubahan unsur kimia dan fisik tanah yang dikombinasikan dengan rumput V. zizanoides. Peningkatan nilai Ca hanya terjadi pada perlakuan T4, sedangkan nilai pH tidak mengalami kenaikan.

Pada umumnya nilai Fe dan KTK mengalami penurunan pada setiap kombinasi perlakuan dengan ketiga jenis rumput, dan kondisi nilai Ca > Mg terdapat pada setelah pemberian Lolime dan HSC dengan ketiga jenis rumput. Pada Tabel 5-8, pemberian perlakuan T2 (Lolime 3 gL-1) belum mampu

menurunkan Al dengan baik. Pada perlakuan T4 (lolime 3 gL1dengan HSC 2.5 %) mampu memberikan penurunan Al terbaik.

Presentase hidup (%)

Presentase tanaman hidup pada ketiga jenis tanaman pada tanah mengandung Al 15.89 me per 100 g ditunjukkan pada Tabel 9. P. conjugatum

memiliki presentase tumbuh yang rendah jika dibandingkan dengan jenis lainnya. Pada pemberian perlakuan T2 memiliki presentase hidup yang rendah yaitu 70%.

S.splendida memiliki presentase ≥ 80% pada semua perlakuan, sedangkan V.

zizanoides memiliki presentase hidup 100% pada perlakuan T0, T1, T3, dan T4,

(22)

9

Tabel 9 Presentase (%) hidup ketiga jenis rumput

Jenis tanaman Presentase hidup (%)

T0 T1 T2 T3 T4

P. conjugatum 90 80 70 90 80

S. splendida 90 100 80 90 80

V. zizanoides 100 100 80 100 100

T0 (tanah normal); T1 (tanahtoksik T2 (tanah toksik + Lolime 3gL-1); T3 (tanah toksik + Lolime

3gL-1+ HSC 1.25%); T4 (tanah toksik + Lolime 3gL-1+ HSC 2.5%

Pertambahan tinggi

Pada ketiga jenis rumput yang diujicobakan menghasilkan pertambahan tinggi yang berbeda-beda, seperti yang ditampilkan pada hasil analisis varian berikut:

Tabel 10 Analisis varian pengaruh perlakuan dan jenis rumput terhadap pertambahan tinggi pada taraf α = 0.05

Sumber keragaman Pertambahan tinggi (p< 0.05)

Rumput 0. 0001**

Perlakuan 0. 0678ns

Interaksi rumput dan perlakuan 0. 1229ns

** sangat nyata; ns tidak nyata

Pada hasil analisis varian di atas (Tabel 10) terlihat bahwa penggunaan suatu jenis rumput berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi di tanah yang mengandung Al tinggi. Saat dilakukan uji lanjut Duncan terhadap ketiga jenis rumput, bahwa rumput V.zizanoides memiliki pertumbuhan tinggi yang terbaik dibandingkan dengan rumput S.splendida dan P.conjugatum

(Gambar 1). Gambar 1 menunjukkan bahwa jenis V. zizanoides memiliki pertumbuhan terbaik dibandingkan dengan kedua jenis lainnya. Untuk jenis P.

conjugatum dan S. splendida memiliki pertumbuhan tinggi kurang baik.

Gambar 1 Rataan pertambahan tinggi. :P.conjugatum, :S.splendida, :

(23)

10

Berat kering akar dan tajuk

Nilai berat kering menjadi indikator kemampuan tanaman dalam mengakumulasi polutan dan juga dapat sebagai ukuran keefektivan suatu tanaman dalam membersihkan polutan dari dalam tanah. Nilai hasil uji statistik pada berat kering akar dan tajuk ditunjukkan pada Tabel 11.

Tabel 11 Analisis varian pengaruh rumput dan perlakuan terhadap berat kering akar dan tajuk rumput pada taraf α = 0.05

Sumber keragaman Berat kering akar Berat kering tajuk

Rumput 0.0007* 0.0001**

Perlakuan 0.6462ns 0.0129ns

interaksi rumput dan perlakuan 0.2660ns 0.0006ns

**sangat nyata, * nyata, ns tidak nyata

Berdasarkan hasil uji statistik (Tabel 11) menunjukkan bahwa jenis rumput berpengaruh nyata terhadap berat kering akar dan sangat nyata terhadap berat kering tajuk. Uji lanjut Duncan dengan α = 0.05 menunjukkan nilai berat kering akar jenis rumput S. splendida dan V. zizanoides berpengaruh nyata dengan jenis rumput P. conjugatum, dan berat kering tajuk S. splendida berpengaruh nyata terhadap jenis rumput P. conjugatum dan V. zizanoides (Gambar 2).

Gambar 2 Pengaruh jenis rumput terhadap nilai berat kering akar (a) dan tajuk (b)

Pengaruh pemberian perlakuan (Lolime dan HSC) terhadap nilai berat kering akar dan tajuk disajikan pada Gambar 3. Nilai berat kering akar tertinggi terdapat pada tanah toksik tanpa perlakuan (T1) yang menggunakan rumput S. splendida, dan pemberian perlakuan T2 (Lolime 3gL-1) pada S. splendida juga

memberikan nilai berat kering akar tertinggi. Pemberian Lolime 3gL-1+HSC

1.25% (T3) dan Lolime 3gL-1+HSC 2.5% (T4) pada V. zizanoides memberikan

nilai berat kering akar tertinggi.

Nilai berat kering tajuk tertinggi terdapat pada tanah toxic tanpa perlakuan (T1) yang menggunakan rumput S. splendida, dan pemberian perlakuan T2 (Lolime 3gL-1) dan T4 (Lolime 3gL-1+HSC 2.5% ) pada S. splendida

memberikan nilai berat kering tajuk tertinggi. Pemberian Lolime 3gL-1+HSC

1.25% (T3) pada V. zizanoides memberikan nilai berat kering akar tertinggi (Gambar 4)

(24)

11

Gambar 3 Berat kering akar. T menunjukkan perlakuan dan R jenis rumput. T1: tanah toksik, T2:tanah toksik+ Lolime 3g/1L, T3:tanah toksik + Lolime 3g/1L + HSC 1.25%, T4: tanah toksik+ Lolime 3g/1L + HSC 2.5%, : P.conjugatum, : S.splendida, : V.zizanoides

Gambar 4 Berat kering tajuk. T menunjukkan perlakuan dan R jenis rumput. T1: tanah toksik, T2:tanah toksik+ Lolime 3g/1L, T3:tanah toksik + Lolime 3g/1L + HSC 1.25%, T4: tanah toksik+ Lolime 3g/1L + HSC 2.5%, : P.conjugatum, : S.splendida, : V.zizanoides

Jumlah akar lateral

(25)

12

Gambar 10 Jumlah akar lateral

Gambar 5 Jumlah akar lateral. :P.conjugatum, :S.splendida, :

V.zizanoides

PEMBAHASAN

Keracunan Al merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman pada tanah masam. Al merupakan element ketiga terbanyak di bumi setelah oksigen dan silikon (Hock dan Erich 2005). Pada tanah mineral masam, toksisitas terhadap tanaman muncul karena adanya Al yang dapat dipertukarkan, serta konsentrasi Fe dan Mn dalam terlarut. Keracunan Al yang tinggi pada tanah dapat menyebabkan penurunan penyerapan unsur hara esensial oleh tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, Zn, dan Fe.

Hasil pengujian tanah (Tabel 1) menunjukkan bahwa tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk memiliki nilai Al sebesar 15.89 me per 100 g, KTK 9.34 me/100 g, nilai persen fraksi pasir debu liat sebesar 25.38%, 50.67%, dan 23.95%. Beberapa parameter tersebut sudah melewati batas ambang normal pada suatu lahan (Tabel 12).

Berdasarkan pada Tabel 12, nilai Al , KTK, presentase debu liat, dan perbandingan Ca:Mg pada tanah PT. Holcim bermasalah. Permasalahan tersebut berdampak pada pertumbuhan tanaman seperti pertumbuhan tanaman menjadi stagnan hingga mati dan menghambat pertumbuhan akar. Teknik penggunaan tanaman yang adaptif dan pemberian perlakuan pada tanah dapat menjadi langkah awal dalam perbaikan fisik dan kimia tanah, khususnya menurunkan kandungan Al pada tanah.

Tabel 12 Nilai standar kondisi lahan bermasalah*

(26)

13

Pada Tabel 2, menunjukkan nilai penurunan Al pada perlakuan T0, T2, T3, dan T4 dan tanpa penggunaan rumput. Pemberian Lolime 3g/L dengan HSC 2.5 % (T4) menghasilkan penurunan Al tertinggi yaitu sebesar 48.77%. Menurut Heylar dan Anderson (1973), penggunaan kapur (CaCO3) dapat menaikkan Ca,

dan menurunkan Al dan Mg yang dapat dipertukarkan. Pemberian kapur dapat melepaskan kation Ca2+ sehingga ketersediaan kalsium meningkat, selain itu

kapur dapat membantu melepaskan ion hidroksil OH-1 yang akan menetralisir

kemasaman tanah, dan meningkatkan pH tanah (Barchia 2009).

Penurunan Al juga terjadi pada pengaplikasian ketiga jenis rumput tanpa diberikan perlakuan (Tabel 3). Penggunaan rumput S.splendida memberikan penurunan Al tertinggi dibandingkan dengan jenis rumput lainnya yaitu sebesar 61.23%. Hal ini menunjukkan bahwa S.splendida adaptif dan mampu menurunkan kandungan Al pada tanah. Berdasarkan Karti (2011), toleransi S.splendida

terhadap toksisitas Al dicapai dengan cara mensekresikan asam oksalat dan asam sitrat dari akar ke larutan eksternal dan dengan mengakumulasikan asam oksalat dan asam malat pada akar dan tajuk. Berdasarkan kemampuan S.splendida

tersebut, menjadikan jenis rumput ini tahan pada kondisi toksik Al.

Kombinasi penggunaan jenis rumput dan Lolime serta humic substances

complex juga dapat menurunkan kandungan Al dalam tanah (Tabel 4). Pemberian

perlakuan Lolime 3g/L dan HSC 2.5% (T4) memberikan penurunan Al terbaik pada ketiga jenis rumput jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kombinasi

V. zizanoides dengan perlakuan T4 (Lolime 3g/L dan HSC 2.5%) memberikan

nilai penurunan Al tertinggi sebesar 60.03%. Humic substantces complex

merupakan bagian dari bahan organik tanah yang dapat larut pada pH tanah < 2 maupun pada pH yang tinggi. Humic subtances memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah untuk mengikat (chelating agent) ion logam berat. Penggunaan kapur membantu melepaskan Al yang terikat menjadi Aldd, akan tetapi Aldd

tersebut masih bebas berada dalam tanah. Menurut Winarso et al. (2009), perlakuan kombinasi CaCO3 dengan senyawa humik meningkatkan pH tanah

menjadi lebih dari 6.5, sehingga Aldd tidak terdeteksi. Penggunaan humic

substantces complex dapat membantu mengikat Aldd sehingga kekarutan Aldd

dapat berkurang dalam tanah. Hal ini terbukti dalam penggunanan perlakuan T4 (Lolime 3g/L dan HSC 2.5% ) pada Tabel 5 hingga Tabel 8, penambahan HSC 2.5% dapat membantu menurunkan nilai Al tertinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Oleh karena itu kombinasi penggunaan Lolime dan HSC dapat dijadikan solusi dalam upaya menurunkan kandungan Al pada tanah.

Pada Tabel 5 hingga Tabel 8, sebelum diberikan perlakuan nilai Ca < Mg yang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman stagnan. Ketersedian Ca bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pasokan Ca total, kemasaman tanah, KTK, derajat kejenuhan Ca, dan perbandingan antara Ca dengan kation lain di dalam tanah (Munawar 2011). Kalsium bagi tanaman berperan dalam pembelahan dan pembentukan sel-sel baru (Havlin et al. 2005 dalam Munawar 2011) serta proses metabolisme tanaman (Gergichevich et al. 2010). Setelah pemberian perlakuan Lolime dan HSC, terjadi peningkatan nilai Ca pada beberapa perlakuan. Kenaikan nilai Ca juga diikuti dengan kenaikan nilai pH dan penurunan nilai Fe pada tanah.

(27)

14

(2011), pemberian kapur dapat meningkatkan nilai kandungan Ca pada tanah dan nilai pH. Keberadaan Ca yang tetap tinggi juga diperngaruhi pada tidak adanya penggunaan rumput, sehingga Ca pada tanah tetap naik dan tidak diserap oleh rumput.

Pada Tabel 6, penggunaan rumput P. conjugatum yang diberikan Lolime dan HSC juga meningkatkan nilai Ca dalam tanah lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan jenis rumput S. splendida (Tabel 7) dan V. zizanoides

(Tabel 8). Hal tersebut menjelaskan bahwa Ca banyak diserap oleh S.splendida

dan V. zizanoides. Pada P. conjugatum, Ca tidak diserap sempurna, hal ini dikarenakan perkembangan akar yang terhambat (Gambar 9) sehingga kemampuan akar dalam menyerap unsur hara berkurang. Pada Tabel 5 hingga Tabel 8, pada umumnya nilai Fe mengalami penurunan seiring dengan kenaikan pH. Menurut Munawar (2011), kelarutan Fe berkurang dengan meningkatnya nilai pH.

Parameter persentase hidup, menunjukkan kemampuan tanaman dapat tumbuh baik pada tanah mengandung Al. V. Zizanoides memiliki presentase hidup hingga 100% pada perlakuan T0, T1, T3, dan T4; sedangkan pada perlakuan T1 (tanah toxic), S.splendida dan V.zizanoides memiliki presentase hidup hingga 100%, hal ini menunjukkan bahwa kedua jenis tersebut adaptif pada tanah mengandung Al 15.89 me per 100 g.

Pada Tabel 9 menunjukkan presentase hidup P. conjugatum antara 70-90% pada seluruh pemberian perlakuan, hal ini menunjukkan P. conjugatum tidak adaptif pada tanah yang mengandung Al. Pada proses pengamatan, tanaman ini menunjukkan tanda-tanda bintik kuning merata pada permukaan daun sampai kekeringan. Pada tanaman yang kekurangan Ca akan menimbulkan gejala nekrosis seperti bintik-bintik kekuningan pada daun (Gambar 6).

Gambar 6 Gejala nekrosis pada daun P. conjugatum

Hasil uji statisitik menunjukkan bahwa konsentrasi pemberian Lolime dan HSC berpengaruh tidak nyata pada parameter pertambahan tinggi tanaman (Tabel 10). V. zizanoides memiliki pertumbuhan terbaik dibandingkan dengan jenis lainnya. Pada S.splendida dan V. zizanoides secara umum mengalami peningkatan pertambahan tinggi (Gambar 1).

(28)

15

dapat sebagai ukuran keefektifan suatu tanaman dalam membersihkan polutan dari dalam tanah, sehingga diharapkan dengan produksi biomassa yang tinggi tanaman dapat mengakumulasi polutan dalam jumlah lebih besar sehingga dapat lebih efektif untuk membersihkan polutan dari dalam tanah. Berdasarkan hasil uji statistik (Tabel 11) menunjukkan bahwa jenis rumput berpengaruh nyata terhadap berat kering akar dan sangat nyata terhadap berat kering daun. Berdasarkan uji Duncan, rumput S. splendida berpengaruh nyata pada berat kering tajuk dan rumput S. splendida dan V. zizanoides berpengaruh nyata terhadap berat kering akar (Gambar 2). Berdasarkan nilai berat kering akar yang diperoleh, S. splendida

dan V. zizanoides mampu mengakumulasi Al pada akar tanaman.

Tanaman yang toleran terhadap Al mempunyai mekanisme tertentu untuk menekan pengaruh buruk Al sehingga tidak menggangu pertumbuhan (Karti 2003). S .splendida adalah tanaman yang memiliki toleransi terhadap toksisitas Al, yaitu dengan cara mensekresikan asam oksalat dan asam sitrat dari akar ke larutan eksternal, dan mengakumulasikan asam-asam oksalat dan asam malat pada akar dan tajuk (Karti 2011). Menurut Anwar (2003), dari sepuluh tanaman rumput pakan ternak yang diuji pada cekaman Al, S. splendida memiliki derajat toleransi moderat terhadap Al.

Rata-rata jumlah akar lateral terbanyak ada pada jenis rumput S. splendida

sebesar 28, dengan jenis perkaran serabut dapat membantu dalam menyerap air dan hara. Menurut Priambodo (2002), percabangan akar lateral membantu tanaman dalam mengikat air dan hara lebih tinggi. Brady et al. (1993) menyatakan bahwa panjang rambut akar dan kerapatan rambut akar dapat membantu menurunkan kandungan Al dalam tanah. Pada Gambar 6 hingga Gambar 8a dan 8b disajikan penampakan fisik akar dari ketiga jenis rumput yang digunakan.

Pada Gambar 7, terlihat bahwa volume akar S. splendida lebih besar jika dibandingkan dengan kondisi fisik dari rumput lainnya. Pada Gambar 8 kondisi fisik akar P. conjugatum lebih kecil dibandingkan lainnya, hal ini juga terlihat dari presentase hidup P. conjugatum yang kurang baik (Tabel 9), dan gejala nekrosis pada daunnnya (Gambar 6). Hal tersebut dikarenakan P. conjugatum tidak adapatif hidup pada tanah mengandung Al, sehingga pertumbuhan akar terhambat dan juga menghambat penyerapan unsur hara bagi tanaman salah satunya Ca.

(29)

16

Gambar 7 Kondisi fisik akar S.splendida (a) tanah toksik (b) tanah toksik +Lolime 3g/1L (c) tanah toksik+Lolime 3g/1L+HSC 1.25% (d) tanah toksik+Lolime 3g/1L+HSC 2.5%

A B

(30)

17

Gambar 8 Kondisi fisik akar V. zizanoides (a) tanah toksik (b) tanah toksik +Lolime 3g/1L (c) tanah toksik +Lolime 3g/1L+HSC 1.25% (d) tanah toksik +Lolime 3g/1L+HSC 2.5%

A B

(31)

18

Gambar 9 (a) tanah toksik (b) tanah toksik +Lolime 3g/1L (c) tanah toksik +Lolime 3g/1L+HSC 1.25% (d) tanah toksik +Lolime 3g/1L+HSC 2.5%

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari ketiga jenis rumput yang diuji, S. splendida dan V. zizanoides adaptif pada tanah dengan kandungan Al sebesar 15.89 me per 100 g tanah. Nilai penurunan Al tertinggi terdapat pada penggunaan S.splendida yakni sebesar 61.23%. pada tanah toksik tanpa perlakuan. Kombinasi V. zizanoides dengan perlakuan T4 (tanah toksik + Lolime 3 gL-1+HSC 2.5%) merupakan kombinasi

terbaik, dan dapat menurunkan Al sebesar 60.03%. Penurunan Al tertinggi pada

A B

(32)

19

perlakuan tanpa rumput dihasilkan oleh perlakuan T4 (tanah toksik + Lolime 3 gL-1+HSC 2.5%) sebesar 48.77%.Berdasarkan data terjadinya penurunan Al

dalam tanah S.splendida dan V. zizanoides mempunyai potensi untuk digunakan sebagai phytoremediant plant.

Saran

Diperlukan uji lanjut untuk S. splendida dan V. zizanoides sebagai phytoremediant

plant dan analisis mekanisme adaptabilitas dan daya abrsorpsi rumput pada media

(33)

20

DAFTAR PUSTAKA

Anwar S. 2003. Toleransi morfologi dan fisiologi tanaman rumput pakan terhadap cekaman alumunium. J Indon Trop Anim Agric 28 (1):20-26

Barchia MF. 2009. Agroekosistem Tanah Mineral Masam. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Chen Yahua, Zhenguo Shen, Xiangdong Li. 2004. The use of vetiver grass (Vetiveria zizanoides) in the phytoremediation of soils contaminated with heavy metals. Applied Geochemistry 19:1553-1565.

Halvin JL, Beaton JD, Nelson SL, Nelson WL. 2005. Soil Fertility and Fertilizers. An Introduction to Nutrient Management. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Hardjowigeno S. 2010, Ilmu Tanah. Jakarta (ID): Akademika Pr.

Hidayati N. 2009. Tumbuhan Berpotensi Akumulator Di Lingkungan

Penambangan Emas. Rahmansyah M, Nuril H, Titi J, editor. Cibinong (ID):

LIPI Pr.

HockB, Erich FE. 2005. Plant Toxicology. Fourth Edition. New York: Marcel Dekker.

Karti PDMH 2003. Respon morfofisiologi rumput toleran dan peka aluminium terhadap penambahan mikroorganisme dan pembenah tanah [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Karti PDMH 2011. Mekanisme toleransi alumunium pada rumput pakan Setaria splendida. J. Agron Indonesia 39(2) :144-148.

Pellet DM, Grunes DL, Kochian LV. 1995. Organic acid exudation as an aluminium tolerance mechanism in Maize (Zea mays L.). Planta 196:788-795.

Priambodo S. 2002. Fitoremediasi logam berat menggunakan kultur akar rambut

Solanum nigrum L [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Rorison JW. 1973. The effect of soil acidity on the nutrient uptake and Physiology of plant.

SAS Institute Inc. 2006. Base SAS® 9.1.3 Procedures Guide Edisi ke-2. North Carolina (US): SAS Institute Inc.

(34)

21

(35)
(36)

23

Lampiran 1 Hasil uji analisis tanah

(37)
(38)

25

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cimanggis, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor pada tanggal 03 Februari 1989. Terlahir sebagai anak sulung dari pasangan Parsaoran Rajaguguk dan Rusmaida Siregar. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB, pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2013, penulis diterima di Program Studi Silvikultur Tropika pada Program Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Beasiswa Unggulan Dikti Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Untuk memperolEh gelar Magister Sains di IPB penulis meneliti dan menulis tesis dengan judul “Uji Adaptabilitas Paspalum conjugatum Berg, Setaria

splendida Stapf, dan Vetiveria zizanoides (L.) Nash pada Toksisitas Aluminium”

Gambar

Tabel 1 Hasil analisis tanah pasca tambang PT. Holcim Tbk
Tabel 3 Penurunan Al menggunakan rumput tanpa perlakuan Penurunan Al
Tabel 6 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah ( P. conjugatum)
Tabel 8 Perubahan karateristik unsur kimia dan fisik tanah (V. zizanoides)
+7

Referensi

Dokumen terkait

mengatakan bahwa tidak ada sosialisasi dari pihak perusahaan kepada karyawan akan ruang laktasi yang dapat digunakan bagi pekerja perempuan yang masih memiliki bayi

merupakan salah satu dari dukungan sosial.Dukungan sosial merupakan kenyamanan, perhatian, penghargaan, dan bantuan sosial yang diterima oleh individu dari orang

Dengan adanya sistem informasi administrasi kependudukan di Kelurahan Jajar Tunggal Kecamatan Wiyung Surabaya, yang semula Kelurahan tidak memiliki data

REKAPITULASI KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) B PERALATAN DAN MESIN. Provinsi

Judul : Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Phenolic Resin Terhadap Keausan Kampas Rem Berbahan Dasar Serabut Kelapa.. Membuat kampas rem berbahan dasar serabut kelapa dengan

Tujuan pertama menyampaikan informasi bahwa ada Nagari Bukik Batabuah sebagai penghasil saka melalui fotografi esai dan merinci Kilang Saka dan mengaplikasikan

1. Syofan Anif, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin penulis melakukan penelitian ini. Sutan

Seorang sufi yang mempelajari tasawuf dan thariqah, tidak lepas dari tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kedudukan tertinggi dekat pada Allah SWT.Tahapan tersebut