• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Pembuatan Logo dan Kemasan Produk UKM Dengan Metode Cetak Offset di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Pembuatan Logo dan Kemasan Produk UKM Dengan Metode Cetak Offset di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN LOGO DAN KEMASAN PRODUK UKM DENGAN

METODE CETAK OFFSET DI UPT INDUSTRI MAKANAN MINUMAN DAN KEMASAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

KERJA PRAKTIK

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Oleh :

Satrio Arif Wicaksono 11420100005

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

vi

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 4

1.6 Pelaksanaan ... 5

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.7.1 Definisi Desain ... 19

2.7.2 Unsur Desain ... 19

2.7.3 Prinsip Desain ... 21

2.7.4 Tipografi ... 22

(3)

vii

2.9 Media ... 26

2.10 Promosi ... 27

2.10.1 Pengertian Promosi ... 27

2.10.2 Tujuan Promosi ... 28

2.11 Media Promosi ... 28

2.11.1 Pengertian Media Promosi ... 28

2.11.2 Bauran Media Promosi ... 30

BAB III METODE PERANCANGAN ... 32

3.1 Client Brief ... 32

3.2 Pengumpulan Informasi ... 33

3.2.1 Observasi ... 34

3.2.2 Diskusi ... 34

3.3 Perancangan Konsep ... 34

3.4 Bagan Pengerjaan Pembuatan Logo dan Kemasan Produk ... 37

3.4.1 Brainstorming ... 38

3.4.2 Referesnsi Desain ... 39

3.4.3 Membuat Alternatif Desain ... 39

3.4.4 Revisi ... 39

3.4.5 Final Desain ... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 41

4.1 Profil Perusahaan ... 41

4.2 Latar Belakang Perusahaan ... 41

4.3 Jasa yang Ditawarkan UPTI Mamin dan Kemasan ... 43

4.3 Proses Produksi ... 43

(4)

viii

5.1 Final Desain Logo dan Kemasan ... 46

BAB VI PENUTP ... 56

6.1 Final Desain Logo dan Kemasan ... 56

6.2 Final Desain Logo dan Kemasan ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Dewasa ini persaingan produk impor dan produk dari Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam bidang makanan dan minuman di Indonesia sangat ketat. Banyak produsen makanan dan minuman bersaing melalui produk unggulan yang dihasilkan oleh mereka. Permasalahannya masih banyak industri makanan dan minuman di Indonesia yang kurang sadar akan penting nya kemasan sebagain salah satu unsur daya tarik dari produk mereka. Kebanyakan saat ini pihak UKM dan juga selaku produsen makanan dan minuman hanya mengemas produk makanan atau minuman mereka secara “apa adanya”. Dalam upaya meningkatkan daya saing Industri makanan minuman di Indonesia, maka kerja praktik ini bertujuan untuk membuat logo dan kemasan produk UKM di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

(6)

Berangkat dari masalah diatas tujuan dari kerja praktik dsini adalah untuk membantu pihak UPTI Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dalam mensosialisasikan pentingnya desain kemasan pada suatu prosuk untuk menambah daya tarik dan nilai jual produk melalui pembuatan logo dan kemasan produk makanan dan minuman yang dihasilkan oleh UKM.

Kemasan menjadi salah satu tolak ukur layak atau tidak nya suatu produk itu di jual di pasaran. Selain itu kemasan merupakan media promosi yang bisa di andalkan dalam mempromosikan suatu produk. Oleh karena itu Industri makanan dan minuman di Indonesia diharapakan sadar dalam hal tersebut. Sehingga produk yang dihasilakan oleh produsen makanan dan minuman di Indonesia mampu bersaing dengan produk - produk impor dari Negara lain.

Untuk perihal mencetak dan media cetaknya UPTI Makanan Minuman dan kemasan menyediakan beberapa alternatif sesuai kebtuhan yang diingankan oleh produsen. Dalam proses teknik mencetak ada dua cara yaitu cetak offset dan cetak saring (sablon). Untuk bahan media cetaknya ada beberapa pilihan yaitu karton, duplek, plastik (flesibel), sticker, dll.

(7)

ketika dicetak warna akan lebih tahan lama dibandingkan dengan menggunakan printer digital, mampu mencetak pada bidang kertas bermotif dan bertekstur, dll.

Berdasarkan fenomena yang ada saat ini, maka laporan kerja praktik ini mengangkat tentang pembuatan logo dan desain kemasan produk makanan dan minuman yang dihasilkan UKM di Indonesia agar terlihat menarik dan menambah nilai jual produk, yang selama ini belum dimaksimalkan dalam segi visual kemasan, sehingga judul yang diangkat dari laporan kerja praktik ini adalah “Pembuatan Logo dan Kemasan Produk UKM Dengan Menggunakan Metode Cetak Offset di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang, maka permasalahan dapat dirumuskan adalah bagaimana membuat logo dan kemasan produk UKM dengan menggunakan metode cetak offset di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur?

1.3Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam laporan ini terfokus dan tidak terlalu meluas, maka diperlukan batasan-batasan mengenai permasalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Pembuatan desain logo produk UKM.

(8)

1.4. Tujuan Perancangan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan laporan kerja praktik ini adalah untuk membuat desain logo dan kemasan produk UKM dengan menggunakan metode cetak offset di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur

1.5 Manfaat Perancangan

1.5.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dari perancangan media ini adalah dapat menambah pengetahuan umum akan pentingnya sebuah kemasan dalam meningkatkan nilai jual produk.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi masyarakat serta mahasiswa yang ingin mengetahui tentang pembuatan logo dan kemasan produk makanan dan minuman. Khususnya dalam pembuatan logo dan kemasan produk UKM di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

(9)

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan pada produk – Produk UKM terkait. Selain itu, diharapkan dapat memberikan masukan bagi UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dalam upaya pengenalan kepada UKM akan pentingnya sebuah desain logo dan kemasan pada sebuah produk.

1.1Pelaksanaan

a. Detail Perusahaan

Nama perusahaan : UNIT PELAKSANAAN TEKNIS INDUSTRI MAKANAN MINUMAN & KEMASAN DINAS

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI JAWATIMUR

Jasa : Desain Kemasan Produk Makanan dan Minuman Alamat : Jl. Raya Trosobo Km 20 Taman Sidoarjo 61259 Phone : ( 031 ) - 7884056

Fax : ( 031 ) - 7884056

e-mail : uptimamin@gmail.com

Website : -

b. Periode

Tanggal pelaksanaan : 07 Juli 2014 s.d. 07 Agustus 2014

(10)

1.2 Sistematika Penulisan

Agar para pembaca dapat memahami dengan mudah persoalan dan pembahasanya, maka penulisan dari laporan kerja praktek ini akan dibuat dengan sistematika yang nantinya terdiri dari beberapa bab yang di dalamnya terdapat penjabaran masalah, yakni :

Pada bab pertama ini akan membahas tentang perumusan dan penjelasan masalah umum, sehingga nantinya akan diperoleh suatu gambaran umum mengenai seluruh penelitian yang dilakukan oleh penulis. Didalam bab ini akan menyangkut beberapa masalah yang nantinya akan meliputi tentang : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan, Kontribusi, dan dilanjutkan oleh Sistematika Penulisan Kerja Praktek.

Pada bab kedua ini akan membahas tentang teori penunjang yang diharapkan menjelaskan secara singkat mengenai landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh penulis

Pada bab ketiga ini akan membahas mengenai metode pelaksanaan kerja praktek, mulai dari teknik hingga progres kerja.

(11)

Pada bab kelima ini akan membahas implementasi karya, dimana hasil perancangan selama melaksanakan kerja praktek di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur berdasarkan permasalahan dan metode perancangan yang telah dikerjakan.

(12)

8

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logo

Brand atau merek tidak dapat dipisahkan dari logo, karena logo merupakan elemen utama dalam membentuk identitas sebuah perusahaan. Logo bukanlah hanya sekedar pelengkap atau formalitas dari sebuah perusahaan, karena logo mengisyaratkan kepribadian perusahaan. Penggunaan logo sebagai identitas telah muncul sejak tahun sebelum masehi, pada jaman kekaisaran Romawi dan mengalami beberap fase perkembangan hingga saat ini.

Logo memiliki berbagai macam elemen dan bentuk yang kesemuanya itu memiliki kesatuan yang membentuk identitas. Secara umum, BIRD (Board of International Research in Design) dalam Design Dictionary menyebutkan bahwa

logo biasanya mengandung teks, gambar atau kombinasi keduanya. Berbagai macam pengertian tentang logo dan elemennya menimbulkan pemahaman yang berbeda-beda terhapad logo. Dalam salah satu artikelnya, Design Institute of Australia mendefinisikan logo sebagai sebuah simbol atau gambar pengidentifikasi perusahaan tanpda kehadiran nama perusahaan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap mengenai logo, terdapat beberap istilah tentang logo yang saling terkait antara satu dengan lainnya :

(13)

putih. Entitas dapat berupa apa saja, baik itu objek fisik maupun non-fisik, seperti barang dan jasa, organisasi (perusahaan, lembaga, partai), manusia (pribadi maupun kelompok), tempat (daerah, kota, Negara), konsep (ide, gagasan), pengalaman, dan peristiwa.

2. Logotype, berasal dari bahasa Yunani “logos” yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Istilah ini muncul sekitar tahun 1810-1840, yang diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Karena brand merupakan sebuah persaingan, maka desainer membuatnya semakin unik dan berbeda satu sama lain. Mereka mengolah huruf tersebut, menambahkan elemen gambar, bahkan tulisan dan gambar berbaur menjadi satu. Dan semua itu masih banyak yang menyebutnya dengan istilah logotype. Fungsi dari logotype ini adalah :

a. Identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain.

b. Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain.

c. Tanda jaminan kualitas.

d. Mencegah peniruan/ pembajakan.

(14)

4. Logogram, berbeda dengan logotype orang beranggapan logogram adalah elemen gambar pada logo. Kemungkinan besar istilah logogram telah mengalami perubahan makna karena kemiripan kata dengan logotype. Sebenarnya logogram adalah sebuah simbol tulisan yang mewakili sebuah kata atau makna. Fungsi dari logogram sering juga disebut ideogram (simbol yang mewakili sebuah ide atau maksud).

5. Signature, berasal dari bahasa latin signare, yang berartik to mark, sign. Selain berarti tanda tangan, signature secara umum juga berarti karakteristik/ identitas/ tanda/ ciri khusus yang diterapkan pada sebuah objek. Logo merupakan signature dari sebuah entitas. Namun signature tidak terbatas hanya bersifat visual, karena signature dapat juga berupa audio/ suara/ musik. 6. Mark, memiliki pengertian yang sangat luas dan sangat umum digunakan

yang tidak hanya eksklusif di area desain grafis saja yang menggunakannya . Pada intinya mark berarti tanda atau lambang atau sign. Sebagian orang menyebut elemen gambar pada logo sebagai mark.

(15)

2.2 Tahapan Desain Logo

Pesatnya perkembangan teknologi menimbulkan dampak yag signifikan pda dunia desain, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai contoh dampak positif perkembangan teknologi, desain dimudahkan dalam prosesnya karena teknologi saat ini dapat membantu proses riset hingga finishing sehingga menghemat waktu pengerjaan sebuah desain. Sedangkan dampak negatif perkembangan teknologi, banyak pihak yang menganggap dirinya seorang desainer hanya karena dapat menjalankan software yang berhubungan dengan desain seperti photoshop. Padahal dalam prakteknya, desain tidak hanya sekedar visual semata karena desain juga mengandung atribut non-fisik seperti emosi, kepribadian, budaya dan lain-lain. Dalam bukunya yang berjudul “Mendesain Logo” (Surianto Rustan, 2009:-2) menjelaskan bahwa : Mendesain logo yang efektif sebagai suatu identitas perusahaan bukanlah perkara yang mudah yang dapat diselesaikan dalam hitungan jam atau hari. Merasa punya bakat dan taste yang baik saja tidaklah cukup. Diperlukan sejumlah tahapan pekerjaan dan pengetahuan pendukung.

(16)

karakteristik warna, pengetahuan tentang media, pengetahuan di bidang produksi cetak dan masih banyak lagi pengetahuan tambahan yang diperlukan.

Terdapat beberapa tahapan yang biasa digunakan oleh desainer untuk mendesain sebuah logo. Tahapan-tahapan ini dilakukan untuk memperoleh sebuah desain logo yang benar-benar menggambarkan entitas dari perusahaan yang bersangkutan. Tahapan desain logo sebagai berikut :

1. Riset & Analisa

(17)

2. Thumbnails

Hasil creative brief kemudian digunakan untuk membuat thumbnails yang merupakan visual brainstroming atau cara pengembangan ide melalui visual berupa sketsa-sketsa kasar pensil atau bolpoin yang dilakukan secara manual. Sangat di anjurkan untuk tidak menggunakan komputer pada tahap ini. Gregory Thomas dalan bukunya yang berjudul How to Design Logos,Symbols and Icons menggunakan bahwa : "Desainer penulis seringkali membiarkan teknologi mengontrol mereka dari sejak tahap awal menentukan strategi desain. Menurut saya ini adalah suatu kesalahan. Seorang desainer profesional mengerti bahwa strategi desain tidak akan berubah. Apapun software komputer yang digunakan. Karenanya dalam tahap awal membuat logo, seseorang harus konsentrasi menghadapi sendiri tantangan desain itu (bukan menggunakan komputer)."

3. Komputer

(18)

4. Review

Setelah terkumpulnya alternatif desain yang telah di-edit dan dirapikan, tahap selanjutnya adalah mengajukan kepada klien untuk memilih logo yang diinginkan. Pada tahap ini, keikutsertaan klien harus intens bahkan sejak tahap awal, klien harus terus aktif menyediakan data yang diperlukan. Desainer jangan terlalu berharap dalam pengajuan pertama akan langsung terpilih satu kandidat logo. Besar kemungkinan diperlukan paket alternatif kedua, ketiga dan seterusnya. Bila beberapa kandidat logo telah terpilih, akan dipersempit lagi hingga hanya satu logo yang menjadi andalan. Logo ini selanjutnya akan melalui proses finishing sehingga menghasilkan logo yang lebih matang dan layak untuk dipublikasikan. 5. Pendaftaran Merek

Logo yang telah selesai kemudian didaftarkan ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektial (Dirjen HAKI), Departemen Hukum dan HAM untuk mendapat perlindungan hak dari penggunaan secara tidak sah oleh pihak lain. Proses registrasi ini sebaiknya dimulai sejak saat pengajuan nama merek.

6. Sistem Identitas

Dalam tahap ini desainer menentukan atribut lainnya seperti logo turunan,sistem warna, sistem tipografi, sistem penerapan logo pada berbagai media, dan lain-lain.

7. Produksi

(19)

2.3 Kriteria Logo

Mengutip dari buku Mendesain Logo karya Surianto Rustan, logo yang baik secara umum harus mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1. Original dan Destinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan dan daya pembeda yang jelas.

2. Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi, meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda.Simpel atau sederhana,dengan pengertian mudah ditangkap dan di mengerti dalam waktu relatif singkat

3. Memorable, atau cukup mudah untuk di ingat, karena keunikannya, bahkan dalam waktu yang cukup lama.

4. Easily assosiated with the company, dimana logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan, institusi maupun organisasi.

(20)

check-list dalam mendesain logo. Namun kriteria ini tidak bersifat kaku, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk berubah di masa depan seiring dengan perkembangan kreativitas dalam dunia desain grafis dan bidang-bidang yang terkait dengannya, seperti teknologi, komunikasi dan lain-lain.

2.4 Tagline

Tagline merupakan salah satu atribut dalam sistem identitas, berupa satu kata atau lebih yang menggambarkan esensi, personality maupun positioning brand. Eric Swartzm seorang penulis dan ahli brand tagline mendefinisikan tagline sebagai : susunan kata yang ringkas (biasanya tidak lebih dari 7 kata), diletakkan mendampingi logo dan mengandung pesan brand yang kuat ditujukan kepada audience tertentu. Sejak perang sipil di Amerika tahun 1861-1865 menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam periklanan. Mendekati abad ke-20, kata-kata pada tagline makin lama makin singkat, namun sarat makna. Selain slogan, tagline juga dikenal dengan istilah motto.

(21)

pemanis atau "latah", seperti "Kami memang beda", "Kami peduli" atau "Nomor satu di dunia". Berdasarkan sifatnya tagline dibagi menjadi 5 kategori.

1. Descriptive. Menerangkan produknya/ servicenya/ janji brand. Contoh : HIT Anti nyamuk generasi baru.

2. Specific. Memposisikan dirinya sebagai yang terunggul di bidangnya. Contoh : FROZZ Permen dingin menyegarkan.

3. Superlative. Memposisikan dirinya sebagai yang paling unggul. Contoh : BAYGON Jaminan Mutu.

4. Imperative. Menggambarkan suatu aksi, biasa diawali dengan kata kerja. Contoh : Santai, ada SANKEN.

5. Provocative. Mengajak/ menantang/ memancing logika atau emosi, seringkali berupa kalimat tanya. Contoh : Oli anda TOP ONE juga kan?

2.5 Elemen Gambar

(22)

identitas visual termasuk infographic sebaiknya juga didesain dalam satu kesatuan sistem yang konsisten.

Terkadang dalam identitas visual, desainer menciptakan elemen visual lain, bisa berupa background atau cropping image. Yang dimana berfungsi untuk memperkuat identitas dengan menambah keunikannya, sehingga secara visual membuat brand lebih mudah dikenali. Background juga menciptakan unity atau menjadi unsur pengikat antara elemen-elemen desain dan antar media-media aplikasi.

2.6 Kemasan

Pengertian kemasan menurut Philip Kotler (1992:200) Desain kemasan adalaha “kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah produk”. Kemasan yang didesain dengan baik maupun menciptakan nilai tersendiri bagi konsumen (Kotler, 1994).

Ada beberapa alasan produk memerlukan desain kemasan :

a. Kemasan diperlukan untuk melindungi produk

b. Desain kemasan juga dapat mencegah perusahaan lain untuk meniru produk yang telah dibuat.

c. Desain kemasan sebagai alat promosi d. Meningkatkan nilai jual produk.

(23)

produk. Konsep pengemasan produk tetntu memperhatikan sebuah asas, seperti : ukuran, bentuk, warna, jenis bahan, typografi, dan layout. Dengan tujuan menciptakan kemasan yang efesien dan memiliki nilai jual yang tinggi.

2.7Desain

2.7.1 Definisi Desain

Menurut Wikipedia, desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur, dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa di gunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Dimana proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan berbagai macam aspek lainnya. Jadi, desain merupakan proses perancangan yang melibatkan kreativitas manusia yang bertujuan membuat sesuatu benda, system, dan lainnya sehingga memiliki manfaat.

Konsep desain sendiri merupakan sebuah dasar pemikiran desainer di dalam usahanya dalam memecahkan tuntutan desain maupun problem desain. Dimana konsep berasal dari bahasa latin yaitu conseptus yang berarti tangkapan.

2.7.2 Unsur Desain

Dalam sebuah desain terdapat beberapa unsur atau elemen yang diperlukan, diantaranya:

- Titik

(24)

karena pada dasrnya suatu garis dibentuk oleh adanya hubungan titik-titik yang sangat dekat.

- Garis

Garis dikenal sebagai goresan atau coretan, dan batas limitsuatu bidang atau warna.Ciri khas dari garis adalah terdapatnya arah serta dimensi memanjang.Garis memiliki fungsi tertentu yang pada dasrnya digunakan untuk mengarahkan gerakan mata.Garis terdiri dari empat macam, yakni garis vertical, horizontal, diagonal, dan garis yang berbentuk gelombang.

- Bidang

Bidang merupakan unsure visual yang berdimensi panjang dan lebar.Bidang bisa dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, serta dengan mempertemukan potongan hasil goresan serta garis.

- Ruang

Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu.

- Warna

Warna merupakan elemen desain yang sangat berpengaruh terhadap desain, karena akan membuat suatu komposisi desain tampak lebih menarik.

- Tekstur

(25)

2.7.3 Prinsip Desain

Prinsip dasar desain merupakan prinsip keseimbangan, prinsip titik focus, prinsipirama, dan prinsip kesatuan.Prinsip – prinsip ini harus di ketahui untuk menghasilkan desain grafik yang baik untuk tampilan multimedia.

1. Prinsip keseimbangan

Keseimbangan ini perlu sekali dalam pembuatan komposisi. Ada 2 macam bentuk keseimbangan, yaitu :

- Keseimbangan sinitris (mempunyai berat dan terbagi sama pada tiap tiap bagian).

- Keseimbangan asimetris (mempunyai keseimbangan yang tersembunyi dan tidak terbagi sama.

2. Prinsip titik focus

Pusat perhatan, di dalam bentuk desain tersebut harus ada sesuatu yang menjadi pusat perhatian (Point Of Interest).

3. Prinsip irama

Irama adalah suatu gerak yang teratur, yang berhubungan, sehingga akan selalu ada pengulangan – pengulangan yang teratur. Gerak-gerak itu akan mengakibatkan suatu arah kemudian menjadi irama. Dalam hal ini irama tidak di bentuk terbatas dari garis saja, namun semua unsur – unsure seni lukis bisa membentuk irama.

(26)

Kesatuan dalam hal ini adalah suatu bentuk yang unsur-unsurnya mempunyai saling hubungan.

Bentuk yang kita maksud dapat di capai dengan cara sbb : - Di dalam bentuk tersebut harus ada kontras, berlaku

untuk semua unsur (goresan, irama, warna, teksture, dsb)

- Peralihan di harapkan di dalam bentuk itu juga ada peralihan dari unsur – unsure bentuknya supaya tidak tampak kaku.

- Selingan /variasi di samping ada pengulangan – pengulangan supaya tidak menjemukan harus ada selingan / variasi.

2.7.4 Tipografi

Tipografi bisa juga dapat dikatakan sebagai “visual language” atau dapat berarti “Bahasa yang dapat dilihat”.Tipografi atau typography menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak.

Menurut Kusrianto, Adi ( 2010, pengantar tipografi). Sebelum era digital, Tipografi adalah ilmu atau skill yang berkaitan dengan profesi penata aksara di percetakan maupun seniman seniman yang bekerja di perusahaan pembuatan aksara (disebut type foundry).

(27)

Tipografi sebagai salah satu elemen desain juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen desain yang lain serta dapat mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain secara keseluruhan. Penggunaan tipografi dalam desain komunikasi visual disebut dengan desain tipografi.(http://dgi-indonesia.com)

Tujuan mendesain adalah menyampaikan informasi kepada pembaca secara cepat, mudah, dan menyenangkan, bukan sebaliknya. Maka pemilihan jenis dan karakter huruf, serta cara pengelolaanya akan sangat menentukan keberhasilan Desain Komunikasi Visual. Dibaca tidaknya sebuah pesan tergantung pada penggunaaan huruf (type face) dan cara penyusunanya. Informasi semenarik apapun bisa tidak dilirik pembaca karena disampaikan dengan tipografi yang buruk. Sebagai contoh, ukuran huruf terlalu kecil jenis huruf sulit dibaca, spasi terlalu rapat dan layout berdesakan (crowded) sehingga menyebabkan orang tidak berselera untuk membaca.

Berdasarkan fungsinya, huruf dapat dipilah menjadi dua jenis, yaitu Huruf text (text type) dan huruf judul (display type). Huruf dapat digolongkan menjadi tujuh gaya atau style, yaitu:

1. Huruf Klasik (Classical Typefaces)

Huruf yang memiliki kait (serif) lengkung ini juga disebut Old Style Roman, memiliki bentuk yang cukup menarik, kemudahan membaca (redibility) cukup tinggi, salah satu contohnya adalah Garamond, memiliki kait (serif) sudut lengkung, dan tebal-tipis yang kontras.

(28)

Hampir sama dengan huruf Old Style Roman, hanya berbeda pada ujung kaitnya yang runcing dan memiliki sedikit perbedaan tebal-tipis pada tubuh huruf, font yang termasuk jensi transis adalah Baskerville dan Century.

3. Huruf Modern Roman

Memilii ketebalan huruf sangat kontras bagian yang vertical tebal, garis-garis horizontal dan serifnya sangat tipis sehingga untuk text berukuran kecil sulit di baca bahkan sering tidak terbaca.

4. Huruf San Serif

Salah satu ciri huruf ini adalah memiliki bagian-bagian tubuh yang sma tebalnya. Contoh huruf sana serifn yang populer antara lain Arial, Helvetica, Futura, dan Gill Sans.Sering digunakan untuk buku dan majalah karena memiliki citra dinamis dan simpel.

5. Huruf Berkait Balok

Huruf Egyptian memiliki kait berbentuk balok yang ketebalanya hampir sama dengan ketebalan tubuh huruf sehingga terkesan elegan, jantan dan kaku.

6. Huruf Tulis

Berasal dari tulisan tangan (hand-writting) sangat sulit dibaca dan melelahkan jika dipakai untuk teks yang panjang.

7. Huruf Hiasan (Decorative)

(29)

2.7.5 Layout

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik.Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

Basuki dalam (Pujiruyanto, 2005:72) membagi tahapan tata letak menjadi tiga, yaitu:

1. Tata letak miniatur merupakan penyusunan unsur-unsur grafis yang masih berupa kolom teks dan kolom gambar.

2. Tata letak kasar merupakan tahapan rancangan yang sudah berwujud gambar dan teks.

3. Tata letak komprehensif merupakan tahapan dimana unsur-unsur grafis sudah ditempatkan dengan benar dan siap untuk dicetak.

Selain itu, faktor-faktor yang harus di perhatikan dalam perancangan sebuah layout adalah sebagai berikut :

1. Huruf dan ukurannya 2. Huruf dan ukurannya

3. Bentuk, ukuran, dan komposisi

(30)

2.8 Cetak Offset

Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, di mana citra (image) bertinta di-transfer (atau di- "offset") terlebih dahulu dari plat ke lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan dicetak. Ketika dikombinasikan dengan proses litografi, yang berdasarkan pada sifat air dan minyak yang tidak bercampur, maka teknik offset menggunakan sebuah pemuat citra yang rata (planographic) di mana citra yang akan dicetak mengambil tinta dari penggulung tinta (ink rollers), sementara area yang yang tidak dicetak menarik air, menyebabkan area yang tak dicetak bebas tinta.

2.9Media

Menurut kamus besar bahasa indonesia, pengertian media adalah alat atausarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, danspanduk. Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien (Agung, 2011). Tanpaadanya media, kemungkinan besar tidak akan terjadi proses pembelajaran.

Dalam sebuah website dijelaskan bahwa Gerlach dan Ely (1971) mengatakan: “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap” (repository.upi.edu)

Dalam memilih media periklanan ada hal yang harus dipertimbangkan : a. Kemampuan atau daya jangkau dan impaknya bagi audien

(31)

c. Pilihan media utama untuk kelompok umum d. Pilihan media khusus untuk kelompok tertentu e. Perilaku saat dan intensitas pemuatan

2.10 Promosi

2.10.1 Pengertian promosi

Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran. Willian J.stanton memberikan definisi, “promotion is an exercise in information, persuasion, and communication” (buchari Alma,2002).

selanjutnya Kotler (2002:41) menyatakan bahwa “Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menonjolkan keistimewaan keistimewaan produknya yang membujuk konsumen sasaran agar membelinya”.

Promosi merupakan keseluruhan kegiatan yang bertujuan untuk mempublikasikan dan mendorong permintaan.Dimana mempublikasikan mengandung arti memperkenalkan, mengingatkan dan menyakinkan, dan setelah di publikasikan diharapkan dapat mendorong permintaan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

2.10.2 Tujuan Promosi

Menurut Tjiptono (2000:222) tujuan promosi diantaranya adalah :

a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category need). b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada

(32)

c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).

d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand puchase intention). e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (puchase facilitation). f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning)

2.11 Media promosi

2.11.1 Pengertian media promosi

Media Promosi merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan suatu produk/ jasa/ image/ perusahaan ataupun yang lain untuk dapat lebih dikenal masyarakat lebih luas. (sumber: http://herdi-50407415.blogspot.com), Media Promosi yang paling tua adalah media dari mulut ke mulut. Media ini memang sangat efektif, namun kurang efisien karena kecepatan penyampainya kurang biasa diukur dan diperkirakan.

media promosi merupakan suatu susunan media promosi yang di aplikasikan dalam berbagai saranan media dan telah di perhitungkan dengan baik oleh suatu perusahaan untuk mempromosikan sebuah produk/jasa.

Adapun pengertian promosi menurut William J Stanton yang dikutip oleh Djaslim Saladin (2006 : 171), yaitu :

“Promotion is the element in an organization’s marketing mix that serves to inform, persuade, and remind the market of the organization and or its products”.

(33)

Media promosi umumnya dibagi menjadi 2 dari jenis yaitu media promosi pada umumnya dapat dibagi menjadi Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL). 1. Above The Line (ATL)

Above the line adalah aktifitas marketing/promosi yang biasanya dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk brand image yang diinginkan, contohnya : iklan di Televisi dengan berbagai versi. Sifat ATL merupakan media ‘tak langsung’ yang mengenai audience, karena sifatnya yang terbatas pada penerimaan audience.

2. Below The Line (Media Lini Bawah)

Below the line adalah segala aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya aware dengan produk kita, contohnya : program bonus/hadiah, event, pembinaan konsumen dll.

Semua aktifitas ini biasanya dilakukan oleh kantor perwakilan di daerah yang menjadi area pemasarannya. Pada intinya aktifitas BTL selalu bertujuan untuk mendukung dan memfollow up aktifitas ATL.

(34)

2.11.2 Bauran Media Promosi

Telah diterangkan di atas bahwa promosi adalah kegiatan yang direncanakan dengan maksud membujuk dan merangsang konsumen agar membeli produk perusahaan,sehingga tujuan untuk meningkatkan penjualan diharapkan dapat tercapai dan memberi kepuasan bagi konsumen.

Bauran promosi menurut Plilip Kotler yang tercantum dalam buku karangan Drs. Djaslim Saladin (2004 : 172) adalah sebagai berikut:

1. Personal Selling (Penjualan Pribadi)

Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dengan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon

pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produt sehingga pelanggan kemudian akan mencoba dan membelinya.

2. Mass Selling

Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu.Ada dua bentuk utama Mass Selling yaitu Periklanan dan Publisitas.Periklanan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya.

3. Sales Promotion (Promosi Penjualan)

(35)

pesaing, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas para pesaing.

4. Public Relations (Hubungan Masyarakat)

Merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Dalam hal ini yang dimaksud kelompok adalah mereka yang terlibat mempunyai kepentingan dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.

5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)

Adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam Direct Marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar.

6. Word of Mouth (Komunikasi dari Mulut ke Mulut)

(36)

32

METODE PERANCANGAN

Bab ini membahas tentang cara dan metode yang digunakan dalam perancangan logo dan kemasan untuk produsen makanan dan minuman sebagai client di UPTI Makanan Minuman dan Kemasan sebagai upaya meningkatkan

citra produk dan menambah nilai jual produk, berikut bagan perancangannya :

Gambar 3.1 Bagan Perancangan Sumber : Hasil Olahan Penulis

(37)

dalam pngerjaan khususnya dalam bidang desain, maka diperlukan sumber daya manusia tambahan, karena di sektor ini sumber daya manusia nya sangat terbatas. Maka diperlukan tambahan sumber daya manusia agar mampu memberi pelayanan maksimal dalam menyelesaikan proyek yang telah di pesan oleh client dengan efektif dan efesien. Dengan demikian client bisa yakin untuk menggunakan jasa UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu penulis akan membantu membuat logo dan kemasan yang telah di pesan oleh client. Dalam proses pengerjaannya, penulis melewati beberapa tahap yang dimulai dari Client Brief, pengumpulan informasi, perancangan konsep dan final desain.

3.1 Client Brief

Dalam taahap awal penulis menerima brief yang telah diberi oleh client, yang mana brief ini berisi mengenai apa saja yang diinginkan client dalam kemasan dan logo produk makanan atau minumannya nanti. Misalnya : bentuk kemasan, warna, logo dll.

3.2 Pengumpulan Informasi

(38)

3.2.1 Observasi

Observasi yang dilakukan dengan mencari referensi-referensi mengenai desain kemasan, jenis font, logo, dll di internet untuk dijadikan sebagai gambaran-gambaran dalam pengerjaan pembuatan logo dan kemasan produk nantinya. Dengan melakukan observasi ini penulis menjadi mengerti tentang data-data apa saja yang perlu dan tidak perlu untuk ditampilkan dalam sebuah pembuatan logo dan kemasan produk makanan dan minuman.

3.2.2 Diskusi

Diskusi ini dilakukan dengan designer instansi yang dalam posisinya merupakan mentor dari penulis. Dalam diskusi tersebut penulis menggali informasi tentang data yang telah diisi oleh client. Selanjutnya penulis juga mencari informasi mengenai cara kerja yang benar sehingga sesuai dengan ketentuan yang ada di instansi. Dalam diskusi tersebut penulis mendapatkan beberapa tahap yang harus dilakukan penulis untuk mencapai final design:

1. Analisa brief dari client 2. Brain storming

3. Membuat alternative design 4. Asistensi dan revisi

5. Final design

3.3 Perancangan Konsep

(39)

pembuatan desain ini, penulis mulai membentuk suatu konsep perancangan desain. Langkah – langkah yang dilakukan dalam perancangan ini adalah :

a. Penentuan Software b.Pembuatan desain logo c. Menentukan bentuk kemasan d.Melayout kemasan

Langkah-langkah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Penentuan Software

Penentuan software apa yang digunakan merupakan langkah awal yang diperlukan sebelum melakukan pembuatan desain. Karena software merupakan alat bantu untuk mempermudah penulis untuk menerapkan konsep yang telah dibuat untuk di aplikasikan pada bentuk visual dan bentuk nyatanya.

b. Pembuatan Desain Logo Produk

Langkah selanjutnya adalah menetukan konsep perancangan desain yang sesuai dengan brief dan keinginan client. Mengingat pentingnya sebuah logo pada sebuah produk. Logo harus dibuat semenarik mungkin, tidak hanya itu logo juga harus mudah di ingat sehingga masyarakat lebih “aware” terhadap produk tersebut. Adapun elemen – elemen logo yang mesti diperhatikan oleh penulis untuk membuat sebuah logo, diantaranya yaitu : warna, typography.

(40)

menentukan pemilihan warna penulis menyesuaikan keinginan client dan melihat jenis produknya.

Kemudian elemen yang selanjutnya adalah tipografi. Elemen ini sangat berpengaruh pada tingkat keterbacaan sebuah logo. Tipografi atau tata huruf merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf, untuk menciptakan kesan tertentu. Untuk itu penulis mengutamakan tingkat keterbacaan dan keunikan logo untuk menarik perhatian konsumen.

c. Menentukan Bentuk Kemasan

Setelah proses pembuatan logo produk selesai, tahap selanjutnya adalah menentukan bentuk dari kemasan produk yang akan dipakai. Pemilihan bentuk kemasan ini di dasarkan pada jenis produk dan efesiensi ketika kemasan produk tersebut di aplikasikan pada produk milik client. Namun terkadang client sendiri yang menentukan bentuk kemasan mana yang sesuai dan akan di aplikasikan pada produknya, karena di kantor UPTI Mamin dan Kemasan telah disediakan beberapa alternatif bentuk desain kemasan produk makanan dan minuman.

d. Melayout Kemasan

(41)

konsumen, ada baiknya penulis juga harus memperhatikan prinsip – prinsip layout, yaitu : urutan, penekanan, keseimbangan, kesatuan, dan konsistensi.

3.4 Bagan Pengerjaan Pembuatan Logo dan Kemasan Produk

Dalam agenda pengerjaan desain logo dan kemasan terdapat beberapa langkah yang akan di tunjukan dalam bagan sebagai berkut :

Gambar 3.2 Bagan Pengerjaan Pembuatan Logo dan Kemasan Produk

Sumber : Hasil Olahan Penulis

(42)

sebagai pengarah dan pembimbing .Untuk langkah kerjanya akan di jelaskan lebih trperinci sebagai berikut :

3.4.1 Brainstorming

Dalam membuat suatu rancangan desain tentu memerlukan ide yang cemerlang agar masalah terpecahkan dan menemukan sebuah konsep yang kreatif. Proses menemukan ide tersebut memerlukan tahap diskusi bersama saling melontarkan ide dan pendapat secara spontan dan random yang disebut dengan istilah brainstorming. Proses ini sangat penting karena dari sinilah bagaimana ide menjadi semakin terekplorasi dari berbagai macam sudut pandang. Berikut beberapa tahap brainstorming ide dalam pembuatan desain logo dan kemasan.

Pertama, mentor kami memberikan brief ,mengenai hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam proses pengerjaan desain logo dan kemasan, kemudian mentor juga memberi arahan mengenai permintaan yang telah di pesan oleh client.

Kedua, peserta kerja praktek di berikan kesempatan untuk berpikir untuk memberikan sebuah ide untuk membuat logo dan kemasan produk, kemudian ide tersebuat di diskusikan dengan peserta kerja praktik lain.

Ketiga, setelah di berikan sedikit pengarahan dan masukan dari mentor dan peserta kerja praktik lain lalu di buatlah beberapa alternatif desain logo dan kemasan produk yang kemudian akan di assistensikan kepada mentor.

3.4.2 Referensi Desain

(43)

mendesain. Referensi dapat berupa buku literatur maupun berupa gambar – gambar di internet.

3.4.3 Membuat Alternatif Desain

Setelah melewati proses brainstorming dan mencari referensi untuk mendesain, penulis menuangkan konsep dari hasil brainstorming tersebut kedalam beberapa alternatif bentuk desain berupa olah digital. Yang mana alternatif desain tersebut meliputi desain logo dan kemasan produk. Alternatif desain tersebut nantinya akan di asistensikan pada mentor. Disini mentor akan menilai dan memilih mana desain yang sesuai dengan keinginan client dan jenis produknya.

3.4.4 Revisi

Ini merupakan tahap penentu apakah desain kita akan di approve atau tidak. Jika menurut mentor desain yang telah penulis buat kurang sesuai dengan apa yang diinginkan client, maka disinilah proses untuk memperbaiki atau merubah total desain tersebut. Desain akan dibenahi lagi hingga desain tersebuat di nilai sesuai dengan apa yang diinginkan client.

3.4.5 Final Desain

Tahap ini adalah tahap terakhir dalam proses pembuatan desain logo dan kemasan. Yang mana desain yang dibuat oleh penulis telah melalui semua proses diatas, karena dinilai telah mengalami perbaikan dan desain lebih sesuai dengan brief dan keinginan client maka desain di approve oleh mentor. Desain yang telah

(44)

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Profil Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : UPT I MAMIN dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur

Alamat : JL. Raya Trosobo KM.20 Taman Sidoarjo Telepon : (031) 7884056

Email : uptimamin@gmail.com Website : www.uptimamin-kemasan.com

Slogan : -

4.2 Latar Belakang Perusahaan

Jawa Timur memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk Industri Makanan Minuman baik dalam skala besar, menengah maupun kecil yang rata-rata setiap tahun jumlahnya mengalami kenaikan sekitar 3,6 %.

Produk Industri Makanan Minuman Indonesia khususnya dari Jawa Timur saat ini menghadapi persaingan yang semakin ketat dari Produk Impor karena mempunyai kualitas yang lebih baik juga harga yang sangat murah sedangkan disisi lain produk industri makanan minuman Jawa Timur masih menghadapi beberapa kendala antara lain: Pemasaran, Produksi, Promosi dan Kemasan.

(45)

Makanan Minuman dan Kemasan melalui Peraturan Gubernur No: 133 Tahun 2008 Perihal Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Peraturan Pemerinah No: 41 Tahun 2007 Perihal Organisasi Perangkat Daerah.

Dengan berdirinya UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan akan membuka kesempatan bagi setiap Perusahaan yang berskala Besar, Menengah dan Kecil yang bergerak di bidang Makanan, Minuman dan Kemasan untuk mendapatkan pelayanan dan konsultasi yang dibutuhkan.

1. Foto UPT I MAMIN dan Kemasan Desperindag Provinsi Jawa Timur Via Foto Satelit

Gambar 4.1 UPT I MAMIN dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur (Via Satelit)

(46)

2. Foto Kantor UPT I MAMIN dan Kemasan Desperindag Provinsi Jawa Timur

Gambar 4.2 Foto Kantor UPT I MAMIN dan Kemasan Desperindag Provinsi Jawa Timur (Depan)

4.3 Jasa yang ditawarkan UPT I MAMIN dan Kemasan

Berikut ini adalah jasa yang ditawarkan:

1. Pelayanan Desain dan Merek Kemasan: Desain Kemasan, Pembuatan Desain Merek,Pembuatan Desain Logo, Label/Etiket

2. Pelayanan Teknis Kemasan Flexible dan Karton: Kemasan sachet, Kemasan kertas, Kemasan kardus dan box, Kemasan stund pouch, Sealer plastik, Sealer aluminium, Vacuum pack.

3. Pelayanan Pelatihan Kemasan: Seminar Training Pengemasan, Workshop Pengemasan, Pelatihan teknologi makanan, minuman

(47)

Proses produksi berada di bawah naungan divisi Pelayanan Teknis. Di dalam Pelayanan Teknis terdapat tiga bagian yaitu desain, flexible dan kemasan. Bagian desain bertugas memberi pelayanan desain dan merk produk kepada industri kecil makanan dan minuman, seperti konsultasi dan pembuatan desain kemasan produk, pembuatan desain logo serta pembuatan label.

Bagian kemasan flexible melayani jasa produksi pengemasan dan produksi kemasan yang berupa kemasan sachet, standing pack, sealer plastic, sealer aluminium serta vacuum pack. Sedangkan di bagian kemasan karton, melayani pengemasan produk dan produk kemasan berupa kemasan kertas, kemasan kardus dan box. Setelah melalui proses tersebut, maka jadilah kemasan produk sesuai dengan kesepakatan awal dengan produsen.

Selain menangani proses produksi, UPT I MAMIN juga memberikan ilmu pengetahuan kepada para pelaku industri dengan cara mengadakan seminar, memberikan pelatihan membuat produk makanan dan minuman, memberikan pelatihan mengemas produk serta diimbangi dengan pelatihan untuk menambah wawasan di bidang teknologi.

4.5 Visi dan Misi UPT I MAMIN dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur

1. Visi

(48)

2. Misi

a. Meningkatkan pelayanan publik;

b. Meningkatkan pembinaan dibidang industri makanan, minuman dan kemasan;

c. Meningkatkan pengembangan teknologi di bidang industri makanan, minuman dan kemasan;

(49)

46

5.1 Desain Logo dan Kemasan

Gambar 5.1 Desain Logo dan Kemasan “Keripik Pisang Makmur”

(sumber : hasil olahan penulis)

(50)

Gambar 5.2 Desain logo dan kemasan “Bakpia Kembang”

Sumber : hasil olahan penulis

Gambar diatas merupakan desain logo dan kemasan produk Bakpia Kembang.

(51)

Gambar 5.3 Desain logo dan sticker “Rengginang Maju Bersama”

Sumber : hasil olahan penulis

Gambar diatas merupakan desain logo dan desain sticker yang penulis buat sesuai permintaan client. Desain sticker di atas di cetak dengan ukuran 6 cm x 8 cm. Dicetak dengan menggunakan teknik offset. Sticker ini nantinya di

aplikasikan pada bagian luar kemasan, yang mana kemasan yang di gunakan adalah kemasan dari bahan plastik.

Gambar 5.4 Desain logo dan kemasan “Dewi Rengganis”

Sumber : hasil olahan penulis

(52)

Gambar 5.5 Desain Sticker “DIA”

Sumber : hasil olahan penulis

(53)

Gambar 5.6 Desain Packaging, Kemasan Plastik dan Handel

Sumber : hasil olahan penulis

Diatas merupakan gambar macam – macam desain yang akan di aplikasikan pada kemasan produk kue kering bermerk GHIE. Yang pertama dari sisi kiri merupakan desain kemasan yang akan diaplikasikan pada jenis kemasan yang bebrbahan karton. Kedua, merupakan gambar desain yang dibuat untuk diaplikasikan pada kemasan plastik dengan menggunakan teknik cetak sablon.gambar yang terakhir merupakan desain Handel kemasan yang juga akan di aplikasikan pada kemasan berbahan plastik.

Gambar 5.7 Desain Stiker “HARSO”

Sumber : hasil olahan penulis

(54)

ukuran tipografi nya dibuat besar. Sehingga menjadi perhatian utama, dengan demikan konsumen akan lebih mudah mengingat produk tersebut.

Gambar 5.8 Desain Stiker “Nur Cake”

Sumber : hasil olahan penulis

(55)

Gambar 5.9 Desain Sablon Untuk kemasan Plastik “Fia Snack”

Sumber : hasil olahan penulis

Gambar diatas merupakan desain logo sekaligus desain sablon dari produk FIA Snack.Untuk kemasan yang digunakan kali ini adalah kemasan berbahan plastik. Warna yang digunakan adalah kuning (C : 2 % M : 24% Y : 99 % K : 0 %) dan hitam (C : 50 % M : 70% Y : 80 % K : 70 %) .Sebelum membuat Logo dari FIA Snack di atas adapun proses pembuatannya, yaitu melakukan analisa brief, brain storming dan pembuatan alternatif desain terlebih dahulu yang

(56)

Gambar 5.10 Desain Sablon Untuk kemasan Plastik “YUKMUL”

Sumber : hasil olahan penulis

Gambar diatas merupakan desain logo sekaligus desain sablon produk YUK/MUL. YUK’MUL merupakan produk makanan ringan berupa keripi tahu.

(57)

Gambar 5.1 Desain Stiker Produk Kopi Merek “Potre Alomampa”

Sumber : hasil olahan penulis

(58)

Gambar 5.12 Desain Paper Bag “Bunda” Sumber : hasil olahan penulis

(59)

56

PENUTUP

Kerja Praktik ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membuat logo dan kemasan produk UKM di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan logo dan kemasan produk UKM di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur:

1. Gagasan pembuatan logo dan kemasan di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur adalah wujud dari upaya meningkatkan daya saing Industri makanan minuman dan kemasan di Indonesia dengan produk makanan dan minuman dari luar negeri.

(60)

6.2 Saran

Berdasarkan hasil kerja raktik, beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Perlunya client brief yang jelas agar mempermudah pengerjaan desain dari client.

2. Pentingnya interaksi antara karyawan untuk memperkecil terjadinya miss komunikasi yang dapat berakibat fatal bagi kelancaran perancangan desain. 3. Untuk teman-teman yang sedang melakukan kerja praktik, lakukanlah dengan

(61)

58

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Dharmaprawira W.A, Sulasmi. 2002. Warna Teori dan Kreativitas Penggunanya. Bandung: ITB

Harjanto, Rudi. 2009. Prinsip-Prinsip Periklanan. Jakarta: Gramedia

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks

Kotler, Philips dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12. ___ : PT Index

Kusrianto, Adi. 2010. Pengantar Tipografi, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Moleong, Lexy, J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosda Karya.

Morissan, Alexander. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna, Yogyakarta: Andi

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara Yogyakarta

Rustan, Surianto S.Sn. 2011. Font Dan Tipografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(62)

Suyanto, M. 2004. Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan. Penerbit Bandung: Andi.

WEBSITE

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Perancangan
Gambar 3.2 Bagan Pengerjaan Pembuatan Logo
gambar di internet.
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa khalayak aktif dalam menginterpretasikan berita infotainment dalam tabloid cempaka yang diterimanya.Informan tidak menerima begitu

Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan terhadap Dampak Yang Dirasakan Dengan Adanya Kewajiban Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan, dari hasil analisis menggunakan program SPSS

Artikel ini berisi tentang pendapat hukum tentang Badan Pengawas Pemilihan Umum Sebagai Badan Peradilan Khusus yang mana sampai sekarang, sengketa hasil pemungutan

Ketiga, dari hasil analisis data tersebut dan terdapat perbedaan yang signifikan antara keterampilan menulis teks eksposisi menggunakan model pembelajaran berbasis

dari variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap US $ Lag 1 terhadap variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap US $. Dengan berdasar pada analisis empiris di atas, telah

Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas segala limpahan rahmat, rizki, kesehatan, kesempatan serta ilmu yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Dilihat data hasil penelitian, bahwa kemampuan mahasiwa dalam bernyanyi masih tergolong cukup, artinya ini merupakan persentase terbesar yakni sebanyak 36 mahasiswa atau berada

Media kartu yang diadaptasi dari kartu UNO merupakan media baru yang mempermudah siswa untuk menghafal kosakata bahasa Jerman yang nantinya dapat diaplikasikan