• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Proses Produksi Cetak Pada CV. Lintas Nusa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Proses Produksi Cetak Pada CV. Lintas Nusa."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PRODUKSI CETAK

PADA CV. LINTAS NUSA

KERJA PRAKTEK

Nama : AWANG BAGUS ADITYA

NIM : 10.39090.0009

Program : DIII (Diploma Tiga)

Jurusan : Komputer Grafis dan Cetak

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ………. i

KATA PENGANTAR ………...ii

DAFTAR ISI ……….v

DAFTAR GAMBAR ………. .vii

DAFTAR TABEL . ………viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………...1

1.2 Tujuan ………...3

1.3 Konstribusi ……….. 3

1.4 Sistematika Penulisan ………..4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……….. 6

2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ………. 6

2.2 Lokasi Perusahaan ……….. 7

2.3 Tujuan dan Lapangan Usaha ……….. 7

2.4 Kebijakan Mutu Perusahaan ……….. 8

2.5 Proses Alur Kerja Perusahaan ………9

(3)

vi

BAB III METODE KERJA PRAKTEK ………...12

3.1 Waktu dan Lokasi ………..12

3.2 Landasan Teori ………...12

3.2.1 Pracetak (Preepress) ………13

3.2.2 Cetak (Press) ………...27

3.2.3 Pasca Cetak (Postpress) ………..35

BAB IV HASIL DAN EVALUASI ………41

4.1 Prosedur Kerja Praktek ………..41

4.2 Pelaksanaan Kerja Praktek ………....41

4.3 Evaluasi Kerja Praktek ………..44

4.3.1 Proses Alur Kerja Perusahaan ………46

4.3.2 Bagian Repro House ………...47

BAB V PENUTUP ………..………52

5.1 Kesimpulan ………52

5.2 Saran ………..53

DAFTAR PUSTAKA

(4)

vi DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Alur Kerja CV. Lintas Nusa ………. 9

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pada CV. Lintas Nusa ………..11

(5)

vi DAFTAR TABEL

Halaman

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kerja praktek merupakan suatu media pembelajaran yang efektif bagi mahasiswa untuk mengevaluasi hasil studi mahasiswa selama di perkuliahan. Dengan melakukan kerja praktek di bidang yang sesuai disiplin ilmu yang di pelajari maka, mahasiswa akan mampu mengaplikasikan ilmu- ilmu yang di dapat selama mengikuti perkuliahan.

Tentunya kondisi dalam kerja praktek belum sepenuhnya mencerminkan dalam dunia kerja sesungguhnya, namun dengan adanya kerja praktek maka bisa merepresentasikan kondisi sesungguhnya di dalam dunia kerja. Selain itu dengan adanya kerja praktek, mahasiswa akan mampu belajar bagaimana cara menganalisa, mencari solusi dan mengimplementasikan suatu permalahan yang timbul.Dengan Tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang memiliki mutu dan kualitas yang tinggi karena hal tersebut sangat dibutuhkan untuk memajukan daya saing di era modern dan globalisasi saat ini.

(7)

2 komunikasi atau pemberi informasi seperti buku, majalah, koran dan tabloid ataupun yang bersifat sebagai media promosi dan periklanan seperti brosur, kemasan/packaging, poster, leaflet. Dimana kesemua media cetak tersebut sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan kesehari- harinya, sebagai salah satu contoh, ketika baru saja dilahirkan, manusia sudah membutuhkan media cetak untuk membuat surat kelahiran dan kartu keluarga, saat mulai beranjak dewasa manusia juga membutuhkan KTP dan pada saat akhir hidupnya manusia juga membutuhkan surat kematian dan kesemua media itu berhubungan langsung dengan media dan teknologi cetak, secara tidak langsung hal ini menggambarkan betapa pokok dan dibutuhkannya sebuah media cetak untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari- hari.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka industri cetak semain dituntut dan mulai berlomba- lomba untuk menciptakan kualitas dan hasil cetak yang terbaik, maka hal tersebut diperlukan proses produksi cetak yang baik dan efisien, dimulai dari tahap prepress hingga postpress yang harus dilakukan secara bertahap dan ber-urutan untuk menciptakan kualitas cetak yang baik.

Sesuai berkembangnya teknologi software digital yang semakin memudahkan pengolahan file digital/visual maka dari itu semakin banyak software canggih bermunculan, seperti Adobe Illustrator, Adobe Indesign, Adobe

(8)

3 1.2Tujuan

Tujuan Kerja Praktek adalah:

a. Sebagai salah satu syarat kelulusan pada kuliah Kerja Praktek Industri DIII Komputer Grafis dan Cetak STIKOM Surabaya.

b. Sebagai sarana untuk menerapkan dan mempraktekkan ilmu yang telah didapat selama di perkuliahan DIII Komputer Grafis dan Cetak Stikom Surabaya.

c. Sebagai sarana untuk memahami dan merasakan suasana te mpat kerja secara langsung.

d. Sebagai sarana untuk mendapatkan banyak pembelajaran tentang proses mencetak dari sebuah file digital hingga menjadi sebuah hasil cetakan yang siap untuk dipasarkan.

e. Sebagai acuan untuk menyelesaikan laporan Praktek Kerja Industri.

1.3Konstribusi

Konstribusi yang dilakukan selama menjalankan Kerja Praktek Indsutri adalah sebagai berikut:

a.Terhadap penulis:

Mendapat pengetahuan tentang alur proses kerja pada sebuah perusahaan.

(9)

4 Mengetahui berbagai masalah yang sering timbul pada proses produksi dan cara mengatasinya.

Mengetahui tentang perkembangan teknologi percetakan yang semakin canggih dan up to date.

b. Terhadap perusahaan:

Membantu pengerjaan pada proses prepress, yaitu dengan mentransfer file menjadi sebuah acuan/plate sebelum digunakan untuk mencetak.

1.4Sistematika Penulisan:

Sistematika Penulisan merupakan sebuah panduan pada laporan kerja yang menggambarkan secara lebih terperinci mengenai isi dari setiap bab,dimana sistematika penulisanya adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Membahas mengenai latar belakang masalah, tujuan konstribusi terhadap perusahaa dari hasil sistematika pada pelaksanaan kerja praktek pada CV. Lintas Nusa.

Bab II : Gambaran Umum perusahaan

Membahas mengenai gambaran umum perusahaan ,dari sejarah ,perkembangan ,tujuan dan struktur organisasi pada CV. Lintas Nusa.

Bab III : Metode Kerja Praktek

(10)

5 BAB IV : Hasil dan Evaluasi

Membahas mengenai pelaksanaan kerja praktek dan prosedur beserta dengan evaluasi yang dilakaukan selama proses kerja praktek berlangsung.

BAB V : Penutup

(11)

6 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah dan Perke mbangan Perusahaan

CV. Lintas Nusa adalah perusahaan percetakan yang menyediakan jasa percetakan ,berawal dari sebuah industri sablon, namun perlahan tapi pasti, pada akhirnya CV. Lintas Nusa kini bisa berkembang menjadi perusahaan percetakan yang lebih besar dari sebelumnya, dengan menggunakan mesin- mesin yang bisa dibilang cukup canggih dan lengkap, mulai dari mesin cetak offset, mesin potong, mesin film, mesin plong, mesin digital printing dan mesin CtP.

Lokasi yang digunakan sebagai tempat industri CV. Lintas Nusa merupakan sebuah rumah biasa dan lokasinya yang cukup strategis karena berada di tengah kota menjadikan CV. Lintas Nusa cukup ramai dikunjungi para konsumen. Rumah yang dipakai untuk industri untuk saat ini ada 3 tempat, yaitu JL.Kalidami 51 Surabaya, Jl.Kalidami 52 Surabaya dan Jl.Kalidami 60 Surabaya.

Ketiga rumah tersebut berisi mesin- mesin yang digunakan untuk melakukan proses produksi ,untuk di JL.Kalidami 51 Surabaya berisi mesin cetak offset, mesin cutting/potong ,mesin digital printing untuk cetak banner/spanduk dan mesin pencuci plat, untuk rumah di Jl.Kalidami 52 Surabaya merupakan bagian repro ,berisikan tiga computer yang digunakan untuk mendesain dan layouting,

(12)

7 Adapun beberapa teknologi mesin yang digunakan dalam proses produksi dari CV. Lintas Nusa adalah sebagi berikut:

1. Mesin CtF (Computer to Film) 2. Mesin CtP (Computer to Plate) 3. Mesin cetak offset 1 warna 4. Mesin cetak offset 2 warna 5. Mesin Digital Printing 6. Mesin Plong

7. Mesin Cutting

2.2 Lokasi Perusahaan

Lokasi yang digunakan untuk proses produksi di antaranya: 1. Jl.Kalidami 51 Surabaya

2. Jl.Kalidami 52 Surabaya 3. Jl.Kalidami 60 Surabaya

2.3 Tujuan dan Lapangan Usaha

CV. Lintas Nusa merupakan industri yang bergerak dalam bidang jasa printing, khususnya offset printing yang melayani jasa pembuatan berbagai media cetak seperti brosur, leaflet, majalah dan buku.

(13)

8 2.4 Kebijakan Mutu Perusahaan

CV. Lintas Nusa memiliki tujuan untuk menjadi yang tebaik dibidangnya dan memiliki komitmen perusahaan, antara lain:

1. Meningkatkan produktivitas (Output) diseluruh Jajaran operasional perusahaan.

2. Meningkatkan efisiensi di seluruh jajaran operasional perusahaan. 3. Meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang manajemen,

teknis, maupun system dengan program training yang terencana. 4. Menigkatkan kebersihan dan keselamatan lingkunga kerja.

(14)

9 2.5 Proses Alur Kerja Perusahaan

Gambar 2.1 Alur Kerja CV. Lintas Nusa Penjelasan

a. Customer : Pelanggan atau konsumen.

b. Sales : Bagian dari penjualan, pemasaran dan promosi. c. Desainer : Pembuat desain pesanan dari customer.

d. Repro : Bagian dari persiapan sebelum proses cetak. e. Dept. Material : Departemen penyedia bahan dan material

f. Cutting : Tempat pemotongan kertas, baik sebelum maupun sesudah proses cetak.

g. Dept. Printing : Departemen cetak, yang bertugas untuk melakukan printing.

h. Finishing : Proses setelah produk dicetak (plong, lem, lipat). i. Sorting : Bagian dari proses sortir produk.

j. QC : Bagian dari seleksi antara produk yang baik dan yang tidak layak.

(15)

10 Alur dari proses cetak

1. Customer mengirimkan file pada desainer bisa langsung pada desainer ataupun melalui sales.

2. Semua ketersediaan bahan akan dikonfirmasi ke departemen material, setelah mendapat konfirmasi desainer mulai melakukan pengerjaan, mulai dari layouting, pemasangan attribute cetak dan pecah warna sesuai dengan pesanan dari customer.

3. File yang telah selesai disetting akan masuk kebagian repro untuk diolah menjadi output berupa plat cetak.

4. Plat di sortir dan dibedakan sesuai channel warna dan untuk produk berupa buku atau majalah perlu dilakukan sortir halaman yang telah ditentukan . 5. Setelah plat jadi, maka siap diberikan kepada departemen cetak untuk

mulai di printing.

6. Setelah proses printing selesai, hasil cetakan akan dibawa menuju bagian finishing yaitu meliputi bagian lipat, potong, jahit, lem ataupun plong. 7. Setelah hasil cetakan telah menjadi berupa produk jadi, maka akan

dipacking dan bawa menuju were house dan produk siap diberikan pada pelanggan.

Jenis order yang dipakai CV. Lintas Nusa 1. Delivery Order

(16)

11 2. COD (Cash On Delivery)

Customer datang langsung menuju bagian desainer dan memberikan file, baik file yang sudah siap ataupun file yang masih perlu diperbaiki kembali, customer juga bisa memakain jasa desainer untuk dibuatkan desain yang diinginkan sesuai dengan pesanan.

3. E-mail Order

Dimana file dikirim melalui e- mail bersama dengan informasi yang disertakan pada e- mail, tanpa perlu adanya tatap muka secara langsung.

2.6 Struktur Organisasi

Gambar dibawah ini adalah struktur Organisasai pada CV. Lintas Nusa

(17)

12 BAB III

METODE KERJA PRAKTEK

3.1 Waktu dan Lokasi

Pelaksanaan kerja praktek dilakakuan pada tanggal 17 September 2012 sampai dengan tanggal 10 November 2012.

Kerja praktek bertempat pada JL. Kalidami no.51 Surabaya pada bagian repro sesuai dengan penempatan yang telah ditetapkan oleh pihak HRD sebelum

kerja praktek dimulai, namun tidak ada larangan untuk mengunjungi department selain lokasi yang telah ditetapkan.

3.2 Landasan Teori

Berdasarkan dari teori yang telah didapat pada perkuliahan Program Studi DIII Komputer Grafis dan Cetak STIKOM Surabaya, ada beberapa materi yang memiliki hubungan dengan pelaksanaan kerja praktek di CV. Lintas Nusa pada bagian department repro dan desain mengenai proses pengolahan file digital sebelum melakukan proses printing atau cetak.

(18)

13 dengan pesanan, diantaranya adalah prepress (pracetak), press (cetak) dan postpress (pasca cetak). Fase tersebut harus dilakukan dengan cara yang baik dan

benar untuk terciptanya hasil cetakan yang berkualitas baik. Dari ketiga fase tersebut terdapat satu proses yang cuk up penting dan proses tersebut adalah prepress atau pracetak. Karena pada tahap ini merupakan tahap awal yang harus

dilakukan sebelum memulai proses cetak .

3.2.1 Pracetak (Pre press)

Pracetak atau prepress adalah istilah yang digunakan dalam industri percetakan dan penerbitan untuk proses dan prosedur yang terjadi antara

penciptaan tata letak cetak dan pencetakan akhir. Pracetak sendiri merupakan

tahap paling awal dalam pembuatan barang cetakan. Suatu karya desain tidaklah

mudah untuk langsung ditransferkan ke proses cetak. Ada beberapa tahapan yang

harus dimengerti oleh seorang desainer grafis dalam pengolahan karya desain.

Untuk membuat suatu desain produk grafika, ada beberapa hal yang harus

dimengerti, misalnya proses cetaknya, bahan atau media cetaknya dan sebagainya.

Oleh karena itu perlu sekali adanya pemahaman tentang alur proses cetak bagi

para desainer grafis.

Prosedur Pracetak / prepress meliputi semua tahap proses yang dibutuhkan

mulai dari persiapan area cetak, gambar grafis pembuatan desain, setting warna,

layout dan pemberian attribut cetak serta penyesuaian gambar dan teks atau

pembuatan file cetak berkualitas tinggi, sampai kepada proses produksi untuk

menuju kepada semua materi yang “siap untuk menjadi proses cetak”. Termasuk

(19)

14 pembuatan film dan plat untuk persiapan proses cetak. Materi yang ada di prepress yang meliputi kegiatan desain grafis juga merupakan titik awal yang sangat berguna untuk kegiatan desain, misalnya untuk pembuatan desain website atau presentasi yang menggunakan teks dan foto ata u gambar. Oleh karena itu proses desain dalam prepress disebut juga “pra-media”, yang artinya proses persiapan teks dan gambar untuk berbagai macam media publikasi.

Dalam proses pracetak terdapat beberapa, diantaranya adalah: a. Pembuatan Desain dan Layout

(20)

15 Persiapan awal dari suatu proses pracetak adalah menyiapkan bahan-bahan yang akan dipakai sebagai materi desain dsan layout. Bahan dasar dari suatu proses desain meliputi teks, image atau foto, gambar vector, warna dan ukuran bidang desain.

Berikut adalah hal perlu diperhatikan dalam proses desain: a.1 Warna

Dalam seni grafis warna merupakan unsur utama yang berfungsai sebagai pemikat. Penggunaan warna sangat berpengaruh pada suatu desain dan layout, terutama dalam meletakkan warna-warna pada teks dan gambar desain. Dalam proses desain dikenal beberapa jenis sistem wa rna. Sistem warna ini yang akan mempengaruhi hasil akhir dan kualitas produk gafika yang dihasilkan dalam proses cetak. Oleh karena itu, perlu sekali diperhatikan system warna yang digunakan.

Ada beberapa system warna ,antara lain CMYK (Cyan Magenta Yellow Black), RGB (Red Green Blue), Lab, Grayscale, Duotone dan lainnya.

CMYK

Model warna CMYK menggunakan 4 channel yakni Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Tinta cetak, toner printer adalah contoh peralatan yang bekerja

(21)

16 RGB

Model warna RGB menggunakan 3 channel yakni Red, Green dan Blue dalam mereproduksi warna. Digital camera, scanner, monitor, TV adalah contoh peralatan yang bekerja secara RGB. Gambar dalam bentuk RGB bekerja dengan 24 bit dimana tiap channel warna (R,G,B) mengandung 8 bit. Desainer pada umumnya mendesain, menscan dan manipulasi gambar dengan menggunakan format RGB, namun jika desain tersebut akan dicetak makah harus di convert ke CMYK, untuk memastikan warna di monitor sama dengan hasil output maka desainer harus mengkalibrasi peralatan yang digunakan. Model warna RGB memiliki colorspace yang sangat dipengaruhi oleh jenis peralatan yang digunakan. Misalnya monitor, perbedaan tipe monitor akan menghasilkan ruang warna yang berbeda pula, begitu pula peralatan lain seperti scanner.

Spot Color

Warna Spot atau warna spesial adalah warna tunggal dan solid yang digunakan dalam mereproduksi suatu warna. Pada umumnya warna spot dikomunikasikan dengan menggunakan Pantone Chart, yang merupakan standard Internasional. Warna Proses adalah warna campuran yang terdiri atas : Cyan, Magenta, Yellow dan Black atau sering disingkat CMYK. Warna prose’s ini

merupakan warna standard atau warna dasar dalam produksi cetak.

LAB

(22)

17 atau gelap, sementara a* dan b* adalah koordinat chromaticity yaitu menunjuk kepada derajat intensitas warna. Satuan Lab dibuat oleh badan internasional (CIE) pada tahun 1976 dengan tujuan agar ada satu standartd warna yang bisa membantu komunikasi warna dari berbagai peralatan yang berbeda. Model warna Lab memiliki colorspace/gamut paling besar dan banyak digunakan dalam penyimpanan data gambar dari Photo disk. Selain itu Lab merupakan standard pengukuran warna dalam Color Management System dan pengukuran warna dengan spectrophotometer.

Grayscale

Grayscale atau abu-abu pada sebuah image digital adalah image yang pada setiap pixelnya hanya berisikan informasi intensitas warna putih dan hitam. Image Grayscale memiliki banyak variasi nuansa abu-abu sehingga berbeda dengan image hitam-putih. Grayscale juga disebut monokromatik karna tidak memiliki warna lain selain variasi intensitas putih dan hitam. Sebuah image yang dijadikan Grayscale akan terkesan berbeda bila dibandingkan dengan image berwarna.

Duo Tone

(23)

18 Monotobe berarti satu warna, Tritone berarti tiga warna, dan Quadtone berarti empat warna.

Indexed

Mode warna ini biasa digunakan untuk keperluan electric web publishing (web, animasi, dan multimedia). Hal ini disebabkan karena pada mode warna ini akan dikompres menjadi hanya 256 warna atau dalam jumlah yang Anda inginkan sehingga ukuran file menjadi kecil (mengalami penyusutan). Ketika mengkonversi gambar dari mode warna lain ke mode warna Indexed maka Adobe Photoshop akan membuat CLUT (Color Look Up Table). CLUT berisi beberapa warna yang dominan pada gambar dan berjumlah sampai 256. Warna yang ke 257 dan seterusnya akan digabungkan ke warna yang terdekat yang masuk dalam daftar 256 warna.

a.2 Desain gambar

Dalam proses ini desainer mulai mendesain sebuah gambar, baik gambar

itu berupa image/foto maupun gambar berbasis vector. Secara umum komputer grafis tersusun atas dua komponen yaitu Bitmap dan Vektor Bitmap image secara teknis dinamakan raster image. menggunakan grid of color yang dikenal dengan pixel ,sedangkan vektor grafis merupakan kumpulan dari vector, yaitu meliputi

(24)

19 Vektor

Gambar vektor adalah gambar yang dibuat dari unsur garis dan kurva yang disebut vektor. Kumpulan dari beberapa garis dan kurva ini akan membentuk suatu obyek atau gambar.Gambar vektor tidak tergantung pada resolusi. Vektor dapat diperbesar atau diperkecil ukuran gambar tanpa kehilangan detail gambarnya. Disamping itu gambar vektor akan mempunyai ukuran file yang lebih kecil dan dapat diperbesar atau diperkecil bentuknya tanpa merubah ukuran filenya.

Gambar vector biasanya digunakan sebagai bagian dari ilustrasi buku, terutama buku pelajaran ataupun gambar yang mengandung unsur absrak.Bentuk lain dari gambar garis yang sering ditemui adalah gambar kartun atau karikatur, buku komik dan ilustrasi lainnya.

Image/Pixel Grafis

(25)

20 rapat dan tajam pula image yang dihasilkan. Kumpulan piksel grafis yang membentuk suatu gambar inilah yang disebut dengan raster.

a.3 Teks/font

Font juga memiliki peran tersendiri, karena teks dan font berperan sebagai pemberi informasi kepada penikmat desain atau pembaca melalui kumpula n huruf yang ditata dengan baik. Maka dari itu pemilihan jenis font dan penataan huruf harus diatur dengan baik supaya dapat berinteraksi dengan pembacanya. Font atau huruf merupakan salah satu komponen dalam desain grafis. Pada sebuah logo, huruf tampil sebagai informasi nama dari produk atau perusahaan.

Ukuran font Tipe font

Format penulisan Bolding/ketebalan huruf Format penulisan Tabulasi

Jarak antar baris Penyesuaian bahasa

a.4 Ukuran bidang desain

(26)

21 proses layout dan cetak, termasuk didalamnya adalah pembagian kertas mentah menjadi kertas ukuran cetak.

Berdasarkan sejarah perkembangan ukuran kertas mentah, sampai tahun 1917 banyak dipakai berbagai ukuran kertas, sehingga membuat perusahaan kertas yang benar dan juga bagi percetakan sulit memnuhi keinginan langganannya. Oleh karena itu akhirnya muncul sta ndarisasi ukuran yang dibagi menjadi 3 grup, antara lain:

Kertas jenis A

Ukuran kertas jadi yang harus dipakai sebagai ukuran dasar.A0 adalah ukuran yang terbesar dan ukurannya kurang lebih 1 meter persegi (841 x 1189mm = 999949)

Kertas jenis B

Ukuran sebelum dipotong Kertas jenis C

(A4 ukuran surat, C4 ukuran sampul suratnya)

(27)

22 b. Pembuatan Acuan Cetak (Plat)

Dalam preress, pembuatan plat cetak ada dua cara yang digunakan dalam dunia grafika, yang pertama adalah dengan melakukan pembuatan film cetak terlebih dahulu menggunakan menggunakan mesin C tF (computer to film), cara ini masih banyak digunakan dalam industri cetak, dikarenakan harganya lebih terjangkau dan tidak terlalu mahal, namun cara ini memiliki beberapa kelemahan yaitu prosesnya lebih lama karena harus melalui proses yang lebih panjang dimana prose situ adalah montage dan copier. Cara kedua adalah pembuatan plat menggunakan mesin CtP (computer to plate), dimana file dari computer langsung diubah menjadi plat siap pakai tanpa perlu adanya proses montage dan copier, karena proses montage dilakukan menggunakan software komputer dan proses copier telah digantikan menggunakan teknologi laser yang lebih canggih, namun

cara ini juga memiliki kelemahan, kelemahan terbesar dari cara ini adalah harga mesin CtP yang terlalu mahal jika dibandingkan dengan mesin CtF, hanya industri cetak menengah keatas yang menggunakan mesin CtP.

Ada 3 jenis output pada proses pembuatan acuan cetak (plat) Computer to Film (CtF)

(28)

23 Computer to Plate (CtP)

Data digital dioutput langsung ke plat cetak (plat khusus) melalui mesin CtP.

Computer to Conventional Plate (CtCP)

Data digital di-output langsung ke pelat konvensional melalui mesin CtP.

b.1 Proses CtF (Computer to Film)

Proses alur kerja dimulai dengan menerima data digital dari advertising/ customer (saat ini semua gambar digital biasanya langsing dari kamera digital). Data digital tersebut kemudian dibuka pada PC atau Macintosh untuk diperiksa kelengkapannya supaya tidak tejadi masalah pada output film. Kemudian data tersebut dibuat menjadi data postscript atau file PDF d an di-output ke Imagesetter (CtF) melalui RIP (Raster Image Processor), untuk menjadi film separasi kemudian di kontak dan melalui platemaker menjadi plat cetak dan siap dibuat progressive proff.

(29)

24 processor yang kurang baik. Sedangkan Linearisai dot artinya raster 50% pada file digital harus keluar 50% juga pada film dengan toleransi kurang lebih 2%.

b.2 Proses CtP (Computer to Plate)

CtP merupakan teknologi yang hadir menggantikan teknologi Computer to Film (CtF). Jika pada awalnya customer harus membuat film separasi terlebih

dahulu di reprohouse kemudian ke percetakan, maka sekarang proses tersebut sudah tidak berlaku lagi pada mesin CtP. Proses pracetak ada berbagai macam, tergantung pada Workflow yang diterapkan dalam system pracetak tersebut. Namun biasanya pada pracetak, ada beberapa tahap yang dikerjakan, diantaranya :

Pemeriksaan dan analisa Data Digital (Preflighting Data) Pembuatan/Pemeriksaan file PDF

Imposisi

Digital Color Proffingt (DCP) Output berupa plat cetak

Beberapa kelebihan dan keuntungan dari teknologi CtP:

(30)

25 sendiri, teknologi CtP sangat membantu menghemat waktu dan biaya karena tidak menggunakan film separasi.

Kualitas dot lebih baik, karena berupa ‘first Dot Generation’ sehingga detail pada daerah highlight dan shadow dapat lebih baik.

Lebih mudah menerapkan aplikasi FM screening, yang merupakan teknologi raster yang sangat berguna untuk meningkatkan kalitas cetak/gambar.

Last minute correction, dapat lebih cepat dilakukan karena CtP dan

percetakan dalam satu area.

Dalam proses menggunakan CtP atau CtF diperlukan Preflighting data, yang bertujuan untuk memeriksa struktur file, setiap elemen file dan semua hal yang mendukung file tersebut sebelum dioutput ke CtP/CtF. Apakah font-nya sudah dilampirkan semua, gambarnya sudah beresolusi tinggi, komposisi warna sudah CMYK semua atau belum. Software tersebut melaporkan semua yang ditemukan pada file/dokumen yang diperiksa dan datanya bisa di print untuk dikoreksi kembali.

Manfaat menggunakan Preflight adalah mencegah terjadinya kesalahan dalam persiapan data digital pada bagian prepress/pra cetak. Proses preflight ini dilakukan dengan software dari Adobe atau software tersendiri, yaitu Software Flight Check. Namun preflight hanya memeriksa atau mengecek dan tidak

(31)

26 Pada pemeriksaan data digital, hal lain yang harus diperhatikan diantaranya adalah overprint dan trapping. Overprint adalah proses perpaduan lapisan warna dari sebuah objek. Tujuan dilakukan overprint adalah untuk menghindari terjadinya warna putih pada cetakan karena miss register. Overprint akan mengurangi resiko kesalahan jika dilakukan dengan rapat, tetapi jika pengunaanya tidak tepat, maka akan menjadi sumber masalah. Trapping sendiri adalah metode yang digunakan untuk menghindari masalah register di percetakan dengan cara menambah shape poada bagian pinggir objek sebesar 0.15 – 0.30 mm. Pada saat proses cetak, bisa saja terjadi pengembangan kertas sehingga menimbulkan miss register, sehingga menimbulkan efek putih. Efek trapping sangat diperlukan bila menggunakan warna spot ata u khusus dan juga dalam industri packaging terutama cetak rotogravure.

b.3 Final Digital Artwork

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses Final Digital Artwork. Tentukan ukuran cetak secara benar dan tambahkan bleed atau overlap melebihi ukuran sebenarnya disekeliling ukuran (±2-3mm), siapkan juga garis potong dan register.

Gunakan jenis font yang benar, upayakan tidak memberikan outline tambahan untuk mempertebal huruf.

Lampirkan semua font yang digunakan dalam desain, jika memungkinkan, lebih baik rubah font ke dalam bentuk curve/path.

(32)

27 Lampirkan juga semua import file image, agar jika ada link tidak akan terputus.

Pastikan semua image sudah dalam format CMYK, tidak dalam bentuk RGB.

Tentukan jumlah dan pembagian warnanya dengan benar, mana yang spotcolor dan procescolor.

Buat proof dari printer, baik hitam putih maupun warna untuk memastikan posisi dan semua elemen sudah lengkap.

Atur posisi sesuai proses layout, juga lakukan imposisis untuk buku. Buang semua elemen dan halaman kosong yang tidak dipakai.

Buat mock up (replika hasil cetakan) untuk customer supaya mereka dapat melihat hasil akhir proyek yang akan dicetak. Mock up sebaiknya menggunakan ukuran sebenarnya, sekalipun tidak full color.

Komunikasikan pekerjaan desain yang akan diproses dengan repro/percetakan, seperti jenis kertas yang akan dipakai, tinta, teknik cetak, proses pasca cetak, pada saat menyerahkan file untuk proses cetak.

3.2.2 Cetak (Press)

(33)

28 dampening unit hingga delivery unit. Semua setting harus dilakukan sesuai dengan ukuran cetak dan jenis kertas yang digunakan.

Pada dasarnya, press atau cetak memiliki empat elemen penting yang harus dipenuhi. Keempat elemen dasar tersebut merupakan kunci pokok dalam suatu proses cetak. Keempat elemen tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

Substrate

Acuan cetak Tinta

Media Penekan

Keempat elemen tersebut harus tersedia supaya proses cetak bisa berjalan dengan baik. Berikut adalah penjelasan dari setiap elemen proses cetak diatas. a. Substrate

Substrate adalah sebuah media cetak, merupakan bagian/mater ial yang nantinya akan dicetak, substrate ada berbagai jenis tergantung dari jenis proses cetaknya, bisa berupa plastik, kertas dan kaca. Namun pada proses cetak offset substrate yang digunakan berupa kertas.

b. Acuan Cetak

(34)

29 merupakan sebaliknya, dimana non Image area tidak akan terkena tinta. Pada dasarnya cara kerja plat cetak sama halnya dengan stempel.

c. Tinta

Elemen ini merupakanelemen yang memberi warna pada cetakan, tinta terbentuk dari bahan pewarna atau biasa disebut dengan pigment, tinta memiliki tingkat keenceran/viscositas yang berbeda-beda tergantung dari jenis cetak yang digunakan. Pada mesin offset ada dua jenis tinta, yaitu tinta konvensional dan tinta Ultra Violet, dimana kedua jenis tinta ini memiliki cara pengeringan yang berbeda.

Untuk pengeringan tinta konvensional, cukup menggunakan udara panas atau pun sinar infra merah, berbeda dengan tinta Ultra Violet, dimana pengeringan harus menggunakan sinar Ultra Violet, tinta jenis ini tidak akan kering jika tidak menggunakan sinar Ultra Violet, karena dalam tinta Ultra Violet terkandung zat bernama photoinitiator, yaitu zat yang berisi partikel-partikel pengering yang akan pecah jika terkena sinar Ultra violet.

d. Media Penekan

(35)

30 Dari sisi lain, trek/pengocokan kertas kertas juga perlu d ilakukan sebelum kertas dicetak, karena pengocokan kertas ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kertas double atau lengket saat mencetak, hal ini disebabkan kertas memiliki gaya listrik statik dimana bisa membuat kertas saling menempel antara kertas satu dan lainnya dan trek kertas bisa mencegah terjadinya hal tersebut.

Berikut adalah langkah- langkah mencetak menggunakan mesin cetak offset pada umumnya (menggunakan mesin 1 warna dengan kapasitas kecil).

1. Mempersiapkan perlengkapan mencetak (alat dan bahan)

2. Mempersiapkan seluruh komponen mesin diantaranya; unit pemasukan kertas, unit pembasah (dampening), unit penintaan (inking unit), unit pencetakan (printing unit), unit pengeluaran kertas (delivery).

3. Mempersiapkan kertas cetak yang ditempatkan pada meja penumpuk kertas di unit pemasukan.

Penempatan kertas kiri dan kanan di setting, posisi kertas berada di tengah meja penumpuk kertas.

Balok penahan kertas, sikat pemisah kertas, pelat pemisah kertas, angin penghembus kertas, staple tester/kaki penginjak kertas disetel sesuai dengan posisi kertas pada meja penumpuk kertas di unit pemasukan

(36)

31 Melakukan setting ban hantar kertas, bilah – bilah penahan kertas, roda sikat dan roda karet di meja aparat.

Setting penempat depan dan samping Lakukan percobaan transportasi kertas

4. Pasang rol-rol air pada unit pembasahan, isikan air dengan campuran fountain untuk mengatur PH (kadar keasaman) dengan nilai normal 5-6,5 5. Memasang rol handuk, pemasangan rol harus memperhatikan ketentuan

sebagai berikut : rol ke-1 (arah serat ke kiri), rol ke-2 (arah serat ke kanan), rol ke-3 (arah serat ke kanan).

6. Pelat cetak dipasang pada slinder pelat

Posisi kepala pelat dipasang pada klem penjepit pelat bagian kepala pada slinder pelat.

Sisipkan lembar bantalan berupa astralon di belakang pelat

Putar slinder plat secara perlahan dengan tombol inching, sehingga pelat masuk dan keluar pada bagian ekor yang dipegang

Kunci plat bagian ekor pada klem penjepit plat bagian ekor di slinder plat.

Cuci plat dengan plat cleaner / wash bensin menggunakan spon. Cuci blanket dengan air menggunakan spon.

7. Mempersiapkan tinta cetak dan memasukannya ke bak tinta pada unit penintaan.

8. Meratakan tinta pada rol – rol unit penintaan dengan cara menjalankan mesin.

(37)

32 10.Setting pisau bak tinta sesuai kebutuhan tinta

11.Jalankan mesin, unit pembasahan diaktifkan hingga terjadi pembasahan pada plat (bagian tidak mencetak), atur skala perputaran rol bak air sesuai kebutuhan

12.Aktifkan unit penintaan sehingga terjadi kontak antara rol plat tinta dan plat pada slinder plat dan nyalakan compressor mesin.

13.Aktifkan unit pemasukan untuk transportasi kertas, amati jalannya kertas pada saat berhenti di penepat samping dan penepat depan.

14.Lakukan cetak uji coba.

Pancing cetakan pertama dengan kertas cetak coba +/- 10 lembar dan mencetak 1 kertas bahan.

Menganalisa hasil cetak coba, perubahan – perubahan apa saja yang perlu dilakukan.

Untuk register cetak lakukan penyetelan dari penepat samping dan depan atau dari posisi penarik plat pada slinder plat(jika jarak tidak melebihi 5mm) jika jarak yang akan dicapai sudah melebihi dari 5mm maka perubahan dilakukan dengan cara mengubah posisi slinder plat.

Untuk kestabilan warna perhatikan proof cetak atau color key yang ada apakah warna sudah mencapai sesuai dengan hasil yang diinginkan, lakukan penyetelan pada unit penintaan atau pada unit pembasahan.

(38)

33 15.Pencetakan dimulai dari warna yang paling pudar, namun bisa juga dengan urutan standart sebagai berikut : cyan, magenta, yellow dan black C-M-Y-K .

16.Untuk pencetakan cyan, posisi atau register cetak adalah dimana cetakan atau image harus berada pada posisi tengah kertas.

17.Untuk warna magenta, yellow dan black hanya tinggal di sesuaikan dengan tanda register, warna harus bisa menumpuk dengan baik dari warna yang sebelumnya.

18.Setelah proses cetak plat dibersihkan dengan natural wash menggunkan spon.

19.Plat yang sudah di cetak di berikan lapisan gum supaya tidak teroksidasi. 20.Blanket dicuci dengan blanket celaner menggunakan spon.

21.Untuk pergantian warna maka dilakukan pencucian mesin, angkat sisa – sisa tinta pada bak tinta, rakel dipasang pada tempatnya, jalankan mesin perlahan sambil memberikan wash bensin pada rol – rol tinta, matikan unit pembasahan saat pencucian plat.

22.Mencuci rol – rol pembasah dengan wash rwa atau plat cleaner dengan cara melepas rol pembasah pada unit penintaan.

23.Melakukan analisa hasil cetakan dan menyortir hasil cetakan.

Beberapa masalah yang sering timbul pada hasil cetakan

Misregistration

(39)

34 sebelumnya dan warna yang baru dicetak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurang tepatnya setting anleg, bisa juga karena kertas yang melar/mengembang.

Over/Under Dot Gain

Kesalahan yang disebabkan dot gain yang tidak sesuai dengan angka normal, dot gain yang terlalu besar dapat mengakibatkan hasil cetakan menjadi lebih gelap, sedangkan jika terlalu kecil warna cetakan akan menjadi pudar, maka dari itu setting dot gain harus sesuai dengan angka normal, angka normal dot gain adalah 20% pada titik 50% (untuk kertas artpaper) dan untuk kertas yang lebih tipis adalah 30% dengan titik 50%.

Ghosting

Hasil cetakan muncul seperti bayangan, penyebabnya dikarenakan kurang seimbangnya antara tinta dan air pembasah.

Hickics

(40)

35 3.2.3 Pasca Cetak (Post Press)

Tahap ini merupakan bagian akhir dari proses printing, sebelum akhirnya produk akan diserahkan pada customer. Tahap ini bertujuan untuk memberikan tahap penyelesaian terhadap suatu barang cetakan. Sebagai contoh lembaran yang sudah tercetak hingga terbentuk sebuah produk sesuai dengan pesanan dan biasa disebut dengan bagian penyelesaian pekerjaan atau finishing. Pada proses pasca cetak ada beberapa hal yang dilakakun, antara lain:

1. Cutting

Pemotongan bertujuan untuk menyesuaikan ukuran hasil cetakan sesuai dengan pesanan para customer. Proses cutting dilakukan pada saat sebelum dan setelah proses printing dilakukan, jadi pada intinya proses potong biasa dilakukan pada saat pracetak dan pasca cetak. Tujuan utama cutting adalah untuk merapikan kertas telah dicetak dan meratakan hasil cetakan dan penjilidan, baik sebelum ataupun sesudah cetakan dijilid.

(41)

36 potongnya dapat bergerak berputar mengikuti letak pisaunya. Biasanya teknik memotong tiga sisi ini hanya digunakan untuk memotong buku dan majalah.

2. Lipat

Proses lipat pada umunya dilakukan pada produk berupa buku, majalah, leaflet, tabloid dan sejenisnya. Penentuan terhadap cara melipat harus direncanakan sebelum melalui proses cetak dan harus disesuaikan dengan kebutuhan, manual maupun otomatis (menggunakan mesin). Pada proses pembuatan buku atau majalah pada umunya terdiri dari tumpukn dari lipatan hasil cetak. Hal tersebut dilakukan karena keterbatasan area catek pada mesin offset, sehingga jumlah halaman dari buku atau majalah tersebut. Satu lembar kertas hasil cetak yang dilipat biasa disebut dengan kateren. Kateren merupakan lipatan dari kertas dan bagian kecil dari sebuah. Tujuan dari kateren adalah memudahkan dalam penyusunan halaman pada sebuah cetakan berupa buku. Kareten bisa berisi 4,8,16 dan 32 halaman per satu kateren. Proses pengaturan halaman dalam satu lembar kertas plano disebut dengan imposisi yang dilakukan pada proses pracetak.

3. Jahit

(42)

37 Bagian control yang berfungsi untuk mengontrol jalannya proses secara digital atau otomatis.

Bagian pemasukan halaman-halaman/feeding unit. Dalam bagian ini semua bahan buku yang sudah disortir dimasukkan kedalam mesin secara teratur untuk dilakukan proses jilid.

Bagian pengepresan atau penekanan halaman-halaman buku/clamp unit. Pada bagian ini halaman-halaman buku sudah tersusun dengan rapi dan terbentuk menjadi satu dan siap untuk di jilid.

Proses selanjutnya adalah pada bagian cutter unit (unit pemotongan). Dalam bagian ini setiap sisi buku mulai dirapikan dan dipotong. Selain itu setiap sisi juga dikasarkan dengan tujuan dapat ditempeli lem dengan baik. Pisau yang digunakan pada mesin ini berbentuk gergaji bundar yang berada di dua sisi.

Bagian pengeleman (gluing unit). Pada baian ini kumpulan buku yang telah tersusun kemudian akan dilem.

Bagian penyuplai sampul berfuingsi untuk mengirimkan sampul buku yang akan digabungkan dengan halaman- halaman yang telah direkatkan. Pada bagian akhir adalah menggabungkan sampul dengan isi buku.

4. Vernish

(43)

38 Beberapa jenis proses pada vernish, antara lain adalah:

a) Spot vernish : Vernish jenis ini digunakan khusus untuk gambar tertentu yang ingin lebih ditonjolkan. Tujuan penggunaan spot varnish adalah untuk menampilkan gambar yang merupakan tempilan utama, sehingga terlihat lebih menonjol dibandingkan gambar di area lainnya, contohnya seperti logo produk dan teks nama produk.

b) Wax Vernish : Jenis varnish ini menggunakan bahan berupa lilin yang dipanaskan. Wax varnish juga memiliki beberapa jenis antara lain vernis h satu muka (duplex), vernish dua muka dan vernish bergelombang. Pemilihan pemakaian juga disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk varnish dua mukan dipakai untuk kotak penyimpan frozen food.

c) Vernish kaca : Dilakukan pada mesin khusus yang melapisi ver nish dengan cara dilewatkan pada dua silinder baja yang menekan lembaran karton/kertas yang telah dipaisi vernish panas pada permukaannya.

d) UV vernish : UV vernish atau Ultraviolet Vernish biasa dilakukan pada mesin offset (khusu mesin besar), proses vernish dilakukan setelah proses cetak selesai, dan akan dikeringkan menggunakan sinar ultraviolet.

5. Plong

(44)

39 khusus yang menggunakan bahan berupa kertas karton. Teknologi ini disebut dengan punch, karena dalam teknik ini menggunakan pisau yang telah tersusun sesuai dengan pola yang diinginkan dan telah dibuat sebelumnya. Pisau tersebut disebut dengan die-cutting.

Proses plong ini pada umunya menggunakan mesin yang mengacu pada teknik cetak tinggi, misalnya mesin cylinderpress. Hal yang membedakan antara proses percetakan dengan pengeplongan pada teknik cetak tinggi adalah pada proses cetak digunakan media plat cetak sebagaiacuan cetaknya, sedangkan untuk proses plong acuan cetakknya menggunakan pisau potong yang telah tersusun sesuai dengan desain area potong.

6. Laminasi

Proses laminasi dilakukan pada hasil cetakan dengan tujuan untuk melindungi hasil cetakan dari air dan sinar matahari. Teknik laminasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu proses laminasi untuk bahan plastic film kemasan, dan teknik laminasi yang kedua adalah laminasi untuk bahan kertas, seperti kemasan, majalah dan brosur. Laminasi untuk bahan cetakan berupa kertas berfungsi untuk memberikan lapisan hasil cetakan dengan laminasi berbahan plastik.

(45)

40 untuk memberikan efek kilap pada hasil cetakan. Namun dari kesamaan tersebut ada beberapa berbedaan, yaitu pada proses laminasi menggunakan plastik sebagai bahan utamanya, sedangkan proses vernish menggunakan bahan wax, tinta vernish dan solven.

Proses yang berhubungan dengan proses laminasi dan post press adalah teknik converting, dimana dilakukannya sebuah proses untuk pembuatan kardus atau kotak karton yang dapat dilem sesuai kebutuhan. Cara yang dilakukan bisa menggunakan mesin ataupun manual, dan lem sebagai bahan utamanya.

(46)

41 BAB IV

HASIL DAN EVALUASI

4.1 Prosedur Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek di CV. Lintas Nusa berlangsung dalam waktu dua bulan (kurang lebih 8 minggu) dan proses kerja praktek dilakukan pada bagian Repro House sesuai dengan penempatan yang dilakukan oleh pihak HRD CV. Lintas Nusa.

Kerja praktek dilakaukan setiap hari Senin-Sabtudengan waktu yang disesuaikan dengan jam kuliah, dimulai dengan pelaksanaan absensi yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu absensi yang diberikan dari kampus untuk ditandatangani peserta kerja praktek dan pembimbing kerja praktek diperusahaan dan absens i yang diberikan oleh pihak perusahaan sebagai prosedur terhadap semua karyawan.

4.2 Pelaksanaan Kerja Praktek

(47)

42 Iwan Setiawan pada bagian Repro House dan Bapak Ari Nugroho selaku pimpinan perusahaan.

Metode yang dilakukan yaitu:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan staf, operator maupun karyawan yang bersangkutan dengan tujuan:

a) Mengetahui proses dan alur produksi pada CV. Lintas Nusa secara umum dan khusunya pada bagian Repro House, dimulai dari penerimaan file digital yang diberikan oleh customer hingga ketahap final artwork dimana

file telah siap untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu pembuatan film maupun plate cetak.

b) Mengetahui proses desain dan layout yang benar pada setiap produk cetak seperti brosur, undangan, leaflet dan buku.

c) Memahami cara memisah warna dan mempelajari teori warna yang digunakan untuk cetak.

d) Mengetahui setiap masalah yang sering terjadi pada saat pengolahan file dan memahami cara menanganinya.

2. Observasi Lapangan

(48)

43 a) Memiliki kesempatan untuk melakukan layouting secara baik dan benar terhadap file digital yang diolah sesuai dengan ketentuan mutu produksi yang diterapkan CV. Lintas Nusa.

b) Berkesempatan untuk memperhatikan dan mengamati secara langsung proses pengolahan file digital artwork yang selanjutnya akan diolah menggunakan mesin CtP ataupun CtF.

c) Memiliki kesempatan untuk memahami perawatan dan maintenance mesin- mesin repro seperti CtP dan CtF yang dipakai untuk mengolah file digital pada CV. Lintas Nusa.

d) Memiliki kesempatan untuk memahami proses desain dan pemilihan warna yang sesuai dengan standart cetak pada dunia grafika.

e) Memiliki kesempatan belajar mengoperasikan mesin CtP untuk melakukan pembuatan plat cetak dan memahami jenis plat yang sesuai dengan ukuran mesin cetak.

3. Praktek

(49)

44 4.3 Evaluasi Kerja Praktek

Hasil dari pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan pada repro house CV. Lintas Nusa adalah sebagai berikut:

A. Prepress

Proses prepress merupakan fase atau tahap awal dalam sebuah proses printing, dimana proses prepress meliputi kegiatan desain, pembuatan plat cetak ada dua jenis, yang pertama yaitu menggunakan mesin CtF, d imana output film akan di transfer ke plat cetak yang meliputi proses montage seperti imposisi, copier dan cuci plat menggunakan cairan developer, sedangkan cara kedua menggunakan mesin CtP, pada proses penggunaan CtP ini terbilang lebih cepat dari pada proses menggunakan mesin CtF, karena pada mesin CtP tidak diperlukan lagi proses montage, proses imposisi dilakukan menggunakan software komputer dimana file akan diproses menggunakan computer yang kemudian akan diubah secara instan menjadi sebuah plat cetak. Beberapa mesin yang ada di repro house CV. Lintas Nusa antara lain adalah:

Mesin CtP Ausetter U432 Mesin CtF Agfa 660

(50)

45 pencucian plat terpisah dari mesin CtP itu sendiri dan harus dicuci menggunakan mesin khusus pencuci plat yang berisi cairan developer. Namun dibalik kelemahan tersebut, ada beberapa kelebihan dari CtP ini, yaitu mesin ini mudah untuk dioperasikan dan kualitas plat yang dihasilkan juga sangat baik.

B. Press

Proses press dilakukan setelah tahap prepress telah selesai, dimana plat cetak yang dibuat pada proses prepress telah siap untuk dijadikan acuan cetak pada proses press, proses press bertujuan untuk meduplikat gambar sesuai dengan acuan cetak. Dalam proses press perlu dilakukan ketelitian suntuk mendapatkan kualitas cetak yang diinginkan, seperti memperhatikan register supaya warna dapat menumpuk dengan baik disetiap channel warnanya, memperhatikan kualitas cetak dengan menyesuaikan ketebalan tinta, memperhatikan kebersihan dari hasil cetakan, dimana setiap lembar kertas cetak tidak boleh kotor dengan tinta yang melewati image area. Beberapa mesin yang digunakan dalam proses press di CV. Lintas Nusa antara lain:

Hamada 58 II Oliver 258 E-II Oliver 58 E-II

(51)

46 C. Postpress

Pada tahap ini merupakan proses final yang merupakan akhir pada proses pembuatan barang cetak, dimana dikerjakan sebuah proses finishing seperti pemotongan ulang setelah proses cteak, yaitu dengan tujuan untuk membuang area yang tidak digunakan dan menyesuaikan dengan ukuran sesuai dengan pesanan customer, melakukan proses laminasi, plong, lem ,jahit dan lipat. Beberapa mesin yang digunakan CV. Lintas Nusa untuk proses postpress antara lain adalah:

Mesin Plong Mesin Lipat Mesin Laminasi Mesin Cutting

4.3.1 Proses Alur Kerja Perusahaan

Order yang diterima dari customer ada dua macam, yaitu new order (order baru) dan repeat order yaitu pesanan order lama yang filenya telah tersimpan di harddisk komputer CV. Lintas Nusa dan order tersebut suda h pernah dikerjaksn sebelumnya. Berikut adalah proses kerja pada CV. Lintas Nusa:

(52)

47 2. Semua produk dan ketersediaan bahan akan dikonfirmasikan ke Departemen Material atau perencanaan bahan baku. Setelah konfirmasi diterima, maka bagian repro mulai melakukan persiapan pembuatan plat. Setelah dilakukan proses persiapan di bagian repro, Departemen material akan memberi perintah kerja pada bagian cutting untuk melakukan proses potong kertas.

3. Setelah plat cetak telah jadi dan kertas siap cetak, order mulai dijalankan pada bagian press untuk dilakukan proses printing sesuai dengan pesanan customer.

4. Setelah proses printing finish, maka hasil cetakan akan dibawa ke bagian finishing untuk dilakukan lipat, lem, die cutting maupun cutting, proses selanjutnya adalah sortir.

5. Proses selanjutnya adalah packing untuk dilakukan proses lem menggunakan mesin maupun manual. Selama proses ini berjalan, maka aka n dilakukan pemeriksaan oleh bagian Quality Control.

6. Setelah semua selesai, maka barang akan dibawa menuju werehouse untuk selanjutnua dikirim kepada customer.

4.3.2 Bagian Repro House

(53)

48 memberikan file yang sudah jadi seperti jpg, png dan Tiff. File kemudian diolah ulang, seperti dilakukan pemasangan attribut cetak sepe rti color bar, tanda register /pass cress, unleg, garis potong dan perubahan warna dari RGB ke CMYK. Software yang digunakan untuk mengolah file dari customer antara lain:

Corel Draw Adobe Illustrator Macromedia Freehand Adobe Photoshop Adobe InDesign

Proses selanjutnya adalah setting halaman, atau Page Setup, yaitu penentuan bentuk dan ukuran dalam suatu produk grafika yang merupakan factor penting dalam meningkatkan efektifitas pada saat produksi cetak, terutama dalam pemakaian kertas dan kualitas pada saat proses finishing.

(54)

49 Seiring dengan makin berkembang dan didukung file PDF, bagian repro house selalu memberikan pembuatan file PDF yang memenuhi standart untuk proses cetak dengan tujuan pada saat mengirim file digital pada bagian repro house nantinya telah berformat PDF dan bukan merupakan format file lainnya, seperti Adobe Photoshop, Adobe Illustrator dan Corel Draw, dan dimana hal tersebut akan mempermudah dan meningkatkan keefektifan kerja pada bagian repro house. Berikut ini adalah beberapa masalah yang sering dihadapi pada bagian repro house:

a. Tidak melakukan proses trapping terhadap setiap elemen desain dan menimbulkan resiko missed register saat proses cetak.

b. Warna yang tidak sesuai dengan karaktaer pada mesin cetak, yaitu CMYK.

c. Missing font, dimana font tidak terdeteksi oleh komputer repro house. (disarankan untuk selalu melakukan convert font menjadi image.)

d. Missing Image, yaitu gambar yang ada pada desain tidak tampak atau hilang,

f. Kesalahan dalam pemilihan warna gradasi yang tidak sesuai karakter mesin cetak dan dapat menimbulkan efek blending.

g. Overprint yang tidak sesuai kebutuhan.

(55)

50 i. Kesalahan page setup yang tidak sesuai dengan kapasitas mesin cetak yang digunakan.

(56)

51 Berikut ini adalah order pada bagian repro house yang dikerjakan berdasarkan dari langkah- langkah pengolahan file digital dan telah diberi attribut cetak seperti tanda register dan color bar.

Gambar 4.1 Contoh Hasil Karya dan Proyek Keterangan gambar:

Software : Corel Draw X4 Ukuran : 21.4 x 30 cm

Warna : CMYK

(57)

52 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil evaluasi kerja praktek pada Repro House CV. Lintas Nusa apat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Menciptakan barang cetakan membutuhkan proses yang cukup panjang dan memiliki fase yang harus dilakukan secara bertahap dan berurutan, yaitu press, prepress dan postpress. Dimana ketiga tahap tersebut memiliki proses pengerjaan yang berbeda-beda.

2. Prepress merupakan fase paling penting dalam menciptakan sebuah barang cetakan, karena kesalahan sedikit saja dapat mengakibatkan berbagai masalah dalam proses selanjutnya. Karena dari pada itu, proses prepress harus dilakukan dengan benar dan hati-hati supaya hasil cetakan dapat tercipta dengan baik dan sesuai dengan keinginan, maka dari itu diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara bagian desain dan operator mesin repro.

(58)

53 5.2 Saran

1. Memberikan pengarahan pada customer, supaya selalu melakukan pengecekan ulang pada desain yang dibuat demi menghindari kesalahan pada saat proses cetak dan memberi kemudahan pada saat proses selanjutnya.

2. Melakukan pembuangan dan pengolahan limbah secara benar, karena proses printing menggunakan bahan-bahan kimia, seperti cairan developer, tinta, plate cleaner dan lainnya yang dapat merusak sistem lingkungan jika tidak diolah secara benar.

(59)

54 DAFTAR PUSTAKA

Dameria, Anne, 2012, designer handbook, Link & Match Graphic, Jakarta. Dameria, Anne, 2008, BASIC PRINTING, Link & Match Graphic, Jakarta. Wattimena, Kristian S., 2006. Materi Kuliah Dasar Teknologi Grafis dan Cetak STIKOM. Surabaya.

Gambar

Gambar 4.1  Contoh Hasil Karya dan Proyek …………………………………...51
Gambar 2.1 Alur Kerja CV. Lintas Nusa
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pada CV. Lintas Nusa
gambar dari mode warna lain ke mode warna Indexed maka Adobe Photoshop
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penulis melakukan pengamatan langsung pada objek praktik kerja lapangan mandiri untuk mengetahui Modernisasi Pelayanan Perpajakan apa saja yang telah dilakukan Kantor Pelayanan

Dengan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan harga standar, maka perusahaan dapat menghitung dan mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan untuk suatu pesanan setiap

Berikut langkah-langkah perhitungan peramalan produksi. Menentukan tujuan peramalan, tujuan peramalan adalah untuk menentukan jumlah produksi tahun 2010-2011. Memilih metode

Untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk menggali material tanah pada galian tersebut adalah mengacu pada data-data yang didapat melalui hasil pengamatan di

Proses kain endek di pertenunan Putri Ayu dapat di tarik simpulan berikut :untuk memvisualisasikan proses pembuatan kain endek penulis melakukan observasi atau pengamatan

Observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang aktual dan langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang berkaitan

Setelah itu dilakukan observasi lanjutan yang di lima industri tahu bakso skala rumah tangga di kota Semarang dengan cara pengamatan langsung di lapangan, wawancara dengan

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung dilokasi penelitian guna untuk menggumpulkan data langsung dari lapangan serta mengidentifikasi tempat yang hendak diteliti,