• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN DATABASE SARANA PRASARANA KEAIRAN DAS PROGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN DATABASE SARANA PRASARANA KEAIRAN DAS PROGO"

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PEMBUATAN DATABASE SARANA PRASARANA

KEAIRAN DAS PROGO

Disusun guna melengkapi persyaratan untuk mencapai

derajat kesarjanaan Strata-1

Oleh :

RIDWAN ROIHAN

NIM : 2012 011 0107

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)
(3)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin, segala puji dan syukur kami panjatkan

kepada Allah SWT. Tidak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa

dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabat. Setiap kemudahan dan kesabaran yang telah diberikan-Nya kepada

saya akhirnya saya selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini

dengan judul “

Pembuatan Database Sarana Prasarana Keairan DAS

Progo

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 Teknik

Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penyusun

sangat membutuhkan kerjasama, bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk

dan saran-saran dari berbagai pihak, terima kasih penyusun haturkan kepada :

1.

Bapak

Jaza’ul Ikhsan, S

.T., M.T., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2.

Ibu Ir. Anita Widianti, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3.

Bapak Nursetiawan, S.T., M.T., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi

yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.

4.

Bapak Puji Harsanto, S.T., M.T., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi

yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.

5.

Bapak Burhan Barid, ST.,M.T. selaku dosen Penguji. Yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap tugas akhir ini.

6.

Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

(4)

7.

Para staf dan karyawan Fakultas Teknik yang banyak membantu dalam

administrasi akademis.

8.

Rekan-rekan Teknik Sipil UMY.

9.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Demikian semua yang disebut, telah banyak turut andil dalam

kontribusi dan dorongan guna kelancaran penyusunan tugas akhir ini, semoga

menjadikan amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Meskipun

demikian dengan segala kerendahan hati penyusun memohon maaf bila

terdapat kekurangan dalam Tugas Akhir ini, walaupun telah diusahakan

bentuk penyusunan dan penulisan sebaik mungkin.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penyusun serahkan

segalanya, sebagai manusia biasa penyusun menyadari sepenuhnya bahwa

laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang

dada dan keterbukaan akan penyusun terima segala saran dan kritik yang

konstruktif demi baiknya penyusunan ini, sehingga sang

Rahman

masih

berkenan mengulurkan petunjuk dan bimbingan-Nya.

Amin ya robbal-alamin

.

Yogyakarta, Oktober 2016

Penyusun

(5)

xii

INTISARI

Upaya pengolahan sumber daya air sangat mamerlukan data yang akurat untuk

pengembangan dan pembangunan daerah. Data disusun dalam bentuk database yang

merupakan pendukung bagi pengembangan potensi sumber daya air di Sungai Progo.

Bangunan air yang ada di aliran Sungai Progo sangat dibutuhkan dalam kebutuhan air

untuk masyarakat dan dapat berfungsi sebagai pencegah atau penanggulangan bencana.

Sarana, prasarana dan data hidrologi yang ada mempunyai peranan penting terutama yang

menyangkut perwujudan perkembangan antar daerah aliran sungai.

Tujuan dari penelitian ini untuk menampilkan database sarana prasarana yang ada

di Sungai Progo agar bisa mengetahui informasi dan kondisi bangunan air tersebut.

Menampilkan data stasiun hujan, debit aliran Sungai Progo berdasarkan letak menggunakan

aplikasi ArcGIS. Database atau basis data merupakan kumpulan data yang disimpan secara

sistematis di dalam komputer yang dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat

lunak program aplikasi untuk menghasilkan informasi. Database adalah kumpulan informasi

yang disimpan didalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan

suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari database tersebut.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan semakin pentingnya informasi

hidrologi, baik untuk masyarakat ataupun pihak-pihak yang membutuhkan data tersebut,

maka sudah saatnya dibuat permodelan database yang dapat ditampilkan dalam aplikasi

software AcrGIS walaupun dalam bentuk sederhana. Program Database bangunan air

mampu menampilkan foto, kondisi dan informasi tentang bangunan air. Database Hidrologi

menampilkan data yang ada dari instansi seperti curah hujan dan debit aliran yang ada di

aliran Sungai Progo. Database ini diharapkan dapat mengurangi atau mengatasi beberapa

permasalahan mengenai hidrologi dan memudahkan dalam penyesuaian setiap perubahan

kondisi bangunan air yang ada di Sungai Progo.

Kata Kunci :

Database, bangunan air, Stasiun hujan, Debit aliran, DAS Progo, ArcGIS

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

... i

HALAMAN PENGESAHAN

... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

... iii

KATA PENGANTAR

... v

DAFTAR ISI

... vii

DAFTAR TABEL

... ix

DAFTAR GAMBAR

... x

DAFTAR LAMPIRAN

... xi

INTISARI

... xii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 2

C.

Tujuan Penelitian ... 3

D.

Batasan Masalah... 3

E.

Manfaat Penelitian ... 3

F.

Keaslian Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Umum ... 4

B.

Peran GIS dalam mengetahui lokasi/letak ... 5

C.

Peran GIS dalam Database ... 6

BAB III LANDASAN TEORI

A.

Daerah Aliran Sungai ... 8

B.

Bangunan Air ... 9

C.

Pos Hidrologi ... 9

D.

Database ... 10

E.

Geografis Information System (GIS) ... 11

F.

ArcGIS Desktop ... 12

(7)

viii

BAB IV METODE PENELITIAN

A.

Lokaasi Penelitian ... 17

B.

Bahan Penelitian ... 17

C.

Alat Penelitian ... 17

D.

Tahapan Penelitian ... 18

E.

Tahapan Analisis ... 21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Database Bangunan Air ... 27

B.

Database Curah Hujan... 32

C.

Database Stasiun AWLR... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ... 40

B.

Saran ... 40

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian

... 18

Gambar 4.2 Bagan Alir Analisis

... 19

Gambar 4.3 DAS Progo

... 20

Gambar 4.4 Add Data ArcGIS

... 21

Gambar 4.5 Ploting Point

... 22

Gambar 4.6 HTML Popup

... 22

Gambar 4.7 Edit HTML Popup

... 23

Gambar 4.8 Identify

... 23

Gambar 4.9 Pilih Koordinat

... 24

Gambar 4.10 Add Hiperlink

... 24

Gambar 4.11 Lokasi File Data

... 25

Gambar 5.1 Lokasi Bangunan Air pada DAS Progo

... 28

Gambar 5.2 Jembatan Klangon

... 29

Gambar 5.3 Grounsill Jalan Wates

... 30

Gambar 5.4 Bendung Sapon

... 31

Gambar 5.5 Lokasi Stasiun Hujan pada DAS progo

... 33

Gambar 5.6 Grafik Curah Hujan Harian Stasiun Caturanom

... 35

Gambar 5.7 Lokasi Stasiun AWLR pada DAS Progo

... 37

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Data koordinat dan Dimensi Bangunan Air

... 27

Tabel 5.2 Data koordinat Curah Hujan

... 32

Tabel 5.3 Curah Hujan Stasiun Caturanom (2013)

... 34

Tabel 5.4 Data koordinat Stasiun AWLR

... 36

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Database Bangunan Air

...

Database Curah Hujan

...

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Upaya pengolahan sumber daya air sangat mamerlukan data yang

akurat untuk pengembangan dan pembangunan daerah. Oleh sebab itu

inventarisasi dan pendapatan aset-aset pengairan di Sungai Progo sangat

diperlukan. Selanjutnya data tersebut disusun dalam bentuk database yang

merupakan pendukung bagi pengembangan potensi sumber daya air di Sungai

Progo. Bangunan air yang ada di aliran Sungai Progo sangat dibutuhkan

dalam kebutuhan air untuk masyarakat dan dapat berfungsi sebagai pencegah

atau penanggulangan bencana. Bangunan Air dan Stasiun Hujan mempunyai

peranan penting terutama yang menyangkut perwujudan perkembangan antar

daerah aliran sungai. Terpenuhinya peranan tersebut maka pembinaan sungai

dalam hal ini adalah pemerintah mempunyai hak dan kewajiban dalam

pengaturan

dan

pemeliharaan

sungai.

Oleh

karena

itu,

upaya

mempertahankan keberadaan dan keberlanjutan pemanfaatan fungsi sungai

merupakan salah satu amanat pokok undang-undang no 11 tahun 1974

tentang pengairan. Upaya tersebut diwujudakan melalui kegiatan Operasi dan

Pemeliharaan (OP) sungai yang telah dilaksanakan oleh para pengaku

kepentingan, terutama Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) dan Balai Besar Wilayah Sungai

(BBWS). Fungsi dari Balai berikut untuk pemeliharaan Daerah Aliran

Sungai.

Saat ini di Indonesia, SIG (Sistem Informasi Geografis) baik

perangkat lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya telah dikenal

secara luas sebagai alat bantu untuk proses pengambilan keputusan. Sebagian

besar institusi pemerintah, swasta, baik bidang akademis maupun

non-akademis maupun individu yang memerlukan informasi yang berbasiskan

data spasial telah mengenal dan menggunakan sistem SIG. ArcGIS adalah

(12)

2

Sistem Informasi Geografis (SIG). Meskipun cukup banyak perangkat lunak

alternatif yang lebih murah dan bahkan gratis, tetapi ArcGIS masih menjadi

perangkat lunak SIG yang utama. Keandalan ArcGIS tidak saja dalam hal

membuat peta, melainkan yang lebih utama adalah membantu praktisi SIG

melakukan analisis dan pengelolaan data spasial secara efektif dan efisien.

Hal ini, penyusun memanfaatkan perangkat lunak ArcGIS Desktop 10.1

terkhususnya ArcMap 10.1 dalam mengaplikasikan Sistem Informasi

Geografis (SIG) untuk analisis, pemodelan, dan pengelolaan data-data spasial

maupun data-data atribut dari suatu daerah aliran sungai.

Perkembangan pemanfaatan data spasial saat ini meningkat dengan

meluasnya pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan perkembangan

teknologi dalam memperoleh, merekam dan mengumpulkan data yang

bersifat keruangan (spasial). SIG mampu mengakomodasi penyimpanan,

pemrosesan dan penayangan data spasial yang beragam, mulai dari citra

satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Khusus bidang bangunan air

SIG membantu memantau dan mengetahui kondisi bangunan yang ada

dilokasi, dan stasiun hujan dapat diketahui titik lokasi nya. Berdasarkan

uraian tersebut maka, diperlukan suatu sistem informasi secara spasial untuk

mengetahui lokasi bangunan, kondisi fisik bangunan untuk monitoring dan

evaluasi dalam merahabilitasi suatu bangunan air yang ada di aliran Sungai

Progo. Dengan membuat Database sungai berbasis data geospasial untuk

mendukung pengembangan sumber daya air. Pembuatan Database ini untuk

mendukung perencanaan bangunan air, pemeliharaan dan perbaikan.

B.

Rumusan Masalah

1.

Bagaimana memvisualisaikan letak dan kondisi sarana prasarana yang ada

di Sungai Progo, menggunakan sistem informasi geografis/spasial ?

2.

Bagaimana memvisualisasiakan data hidrologi aliran Sungai Progo

berdasarkan letak atau posisi geografis, menggunakan sistem informasi

(13)

3

C.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini adalah :

1.

Menampilkan database sarana dan prasarana yang ada di Sungai Progo

berdasarkan letak menggunakan aplikasi ArcGIS.

2.

Menampilkan data hidrologi seperti stasiun hujan dan debit aliran Sungai

Progo, berdasarkan letak menggunakan aplikasi ArcGIS.

D.

Batasan Masalah

1.

Daerah penelitian bangunan air hanya dari tengah sampai hilir Sungai

Progo.

2.

Data hidrologi hanya Curah hujan dan debit aliran di seluruh DAS Progo.

E.

Manfaat Penelitian

1.

Diperoleh informasi kondisi sarana prasarana yang ada dan data hidrologi

seperti stasiun hujan dan debit aliran di Sungai Progo.

2.

Diperoleh metode dalam mengolah database berbasis Sistem Informasi

Geografis.

F.

Keaslian Penelitian

Pembuatan Database Hidroklimatologi yang diolah dengan software

ArcGIS. Sepengetahuan penulis belum ada publikasi tentang pembuatan

Database bangunan air, curah hujan dan debit aliran pada studi kasus Sungai

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Umum

Bangunan air yang ada sangat dibutuhkan dalam pemenuhan

kebutuhan air untuk masyarakat dan dapat berfungsi sebagai pencegah atau

penanggulangan bencana yang terjadi pada sungai-sungai.

Mapping

sungai

dan bangunan air bertujuan memberikan informasi tentang lokasi sungai dan

bangunan air yang ada, beserta informasi yang berkaitan dengan bangunan

tersebut. Data yang dikumpulakan terdiri dari data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui pengukuran langsung, pegambilan titik

koordinat langsung dengan GPS

handheld

dan pengamatan langsung terhadap

kondisi yang terjadi di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari

kajian pustaka, data dari instansi terkait dan wawancara dari teknisi yang

berada pada bangunan yang peneliti tinjau langsung. (Salim,

2016).

Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting dalam siklus

hidrologi. Studi iklim yang membahas mengenai curah hujan pada suatu area

hingga saat ini masih terbatas pada area yang kecil. Hal ini diakibatkan oleh

jumlah data stasiun penakar hujan yang terbatas baik secara temporal maupun

spasial. (Aldrian, 2003).

Debit merupakan laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang

melewati suatu penampang melintang persatuan waktu. Besarnya debit

dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m

3

/detik). Dalam

laporan-laporan teknis, debit aliaran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf

aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku sebagai responadanya

perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh

adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan adanya perubahan (fluktuasi

(15)

5

B.

Peran GIS dalam Mengetahui Lokasi/Letak

Sistem Informasi Geografis (SIG)

dapat diartikan sebagai ”suatu

komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis

dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk

menangkap,

menyimpan,

memperbaiki,

memperbaharui,

mengelola,

memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam

suatu informasi berbasis geografis” (Atie, 2003).

Perkembangan pemanfaatan data spasial dalam saat ini meningkat

dengan pesat. Hal ini berkaitan dengan meluasnya pemanfaatan Sistem

Informasi Geografis (SIG) dan perkembangan teknologi dalam memperoleh,

merekam dan mengumpulkan data yang bersifat keruangan (

spasial

). Sistem

informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini merupakan

salah satu elemen yang paling penting, karena berfungsi sebagai pondasi

dalam melaksanakan dan mendukung berbagai macam aplikasi. Sistem

Informasi Geografis (SIG) akan memudahkan kita dalam melihat fenomena

kebumian dengan perspektif yang lebih baik. SIG mampu mengakomodasi

penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data spasial yang beragam, mulai

dari citra satelit, foto udara, peta bahkan data statistik. Khusus bidang

bangunan air, SIG membantu memantau dan mengendalikan fungsi dari

bangunan yang ada di lokasi. (Salim

,

2016)

Data vektor merupakan Data yang direkam dalam koordinat titik yang

menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan titi, garis atau area (polygon). Bentuk-bentuk tersebut

didefinisikan oleh sistem koordinat cartesian dua dimensi (x,y). Representasi

vektor suatu obyek spasial merupakan suatu usaha penyajian obyek

sesempurna mungkin. Untuk itu, dimensi koordinat diasumsikan bersifat

kontinyu (tidak dikuantisasi sebagaimana pada model data raster) yang

memungkinkan semua posisi, panjang dan dimensi didefinisikan dengan

presisi. Data vektor tidak memerlukan memori besar. Data modek vektor

terdiri dari peta-peta dan peta tersebut harus dikonversikan dahulu kedalam

(16)

6

C.

Peran GIS dalam Database

Basis data adalah kumpulan data yang dapat digambarkan sebagai

aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi. Sedangkan data adalah

fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tulisan, suara yang

merepresentasikan keadaan sebenarnya dan dapat disimpan. Informasi adalah

data yang telah diolah dan bermanfaat bagi penggunanya. (Asep,2004)

Menurut Riyanto (2009), SIG adalah informasi yang digunakan untuk

memasukan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa dan

menghasilkan data bereferensi geografis. Data yang diolah paada SIG adalah

data geospasial (data spasial dan non spasial). Data spasial adalah data yang

berhububungan dengan kondisi geografi misalnya sungai, gedung, jalan raya

dan lain-lain. Sedangkan data non spasial adalah data yang berupa teks atau

angka, biasa disebut dengan atribut.

Menggunakan SIG, didapat keuntungan sebagai berikut ini.

1.

Penanganan data geospatial menjadi lebih baik

2.

Merubah dan memperbaharui data menjadi lebih mudah

3.

Data geospatial lebih mudah dianalisis dan direpresentasikan

4.

Informasi lebih mudah dicari

5.

Menjadi produk bernilai tambah

6.

Data geospatial dapat dipertukarkan

7.

Penghematan waktu dan biaya

8.

Keputusan yang akan diambil menjadi lebih baik

Menurut Lukito (2012), Dibangunannya data base jaringan jalan

berbasis geospasial di Kabupaten Bengkalis seharusnya memberikan

kemudahan bagi

stockholder

dalam hal ini pemerintah untuk untuk

merencanakan pembangunan dan pengembangan sistem transportasi. Akan

tetapi kenyataannya mengalami kendala yaitu terbatasnya kemampuan

sumber daya manusia yang ada. Perpindahan wewenang pengelolaan

(17)

7

Database bangunan air, stasiun hujan dan debit aliran pada peta

Sungai Progo dengan menggunakan software ArcGIS untuk mempermudah

(18)

BAB III

LANDASAN TEORI

A.

Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang

merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang berfungsi

menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan

ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah

topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih

terpengaruh aktivitas daratan (Permen PU 2013). Sub Daerah Aliran Sungai

(Sub DAS) merupakan bagian dari DAS dimana air hujan diterima dan

dialirkan melalui anak sungai ke sungai utama. Setiap DAS terbagi habis

menjadi wilayah yang lebih kecil yaitu Sub DAS-Sub DAS, dan apabila

diperlukan maka dapat dipisahkan lagi menjadi sub-sub DAS, demikian untuk

seterusnya (dalam Fauzan, 2016). Morfometri DAS merupakan nilai

kuantitatif dari parameter-parameter yang ada pada daerah aliran sungai.

Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan

timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan

segala aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta

meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara

berkelanjutan. Pengelolaan DAS merupakan suatu usaha yang terus berjalan,

karena faktor alam maupun faktor buatan manusia selalu ada dan berubah

setiap waktu (Sheng, 1986 dan 1990). Perencanaan pengelolaan DAS bersifat

dinamis karena dinamika proses yang terjadi di dalam DAS, baik proses alam,

politik, sosial ekonomi kelembagaan, maupun teknologi yang terus

berkembang.

Perencanaan dan pengelolaan DAS membutuhkan pengetahuan tentang

karakteristik fisik DAS merupakan parameter-parameter yang berkaitan

dengan keadaan morfometri, topografi, tanah, geologi, vegetasi, penggunaan

lahan, hidrologi dan manusia (Seyhan, 1993). Dengan demikian karakteristik

fisik DAS dapat menjadi referensi dalam melakukan rangkaian pendekatan

(19)

9

DAS secara efektif dan efisien, sehingga dapat meminimalisir terjadinya

bencana alam seperti tanah longsor, banjir bandang dan bencana geologis.

B.

Bangunan Air

Bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan

air di sungai maupun danau. Bangunan air dibangun untuk berbagai macam

kebutuhan seperti kebutuhan irigasi, air minum, pembangkit listrik, dan

transportasi. Bangunan air yang ada sangat dibutuhkan dalam pemenuhan

kebutuhan air untuk masyarakat dan dapat berfungsi sebagai pencegah atau

penanggulangan bencana yang terjadi pada sungai, salah satu dari bangunan

air adalah :

Jembatan merupakan suatu struktur kontruksi yang memungkinkan

route transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan

lain-lain. Jembatan berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang

terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang yang dalam,

alur sungai, saluran irigasi dan pembuangan.

Groundsill adalah bangunan yang dibangun melintang sungai untuk

menjaga agar dasar sungai tidak turun terlalu berlebihan. Penurunan

berlebihan tersebut terjadi karena berkurangnya pasokan sedimen dari hulu

ataupun karena aktifitas penambangan yang berlebihan. Akibat dari aktifitas

tersebut pada waktu banjir akan terjadi arus air yang tak terkontrol sehingga

akan mengakibatkan rusak/hancurnya bangunan pondasi perkuatan lereng

ataupun pilar-pilar jembatan.

Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali,

bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang

berfungsi meninggikan muka air agar dapat digunakan pula untuk keperluan

lain selain irigasi, seperti untuk keperluan air minum, pembangkit listrik atau

untuk penggelontoran suatu kota.

C.

Pos Hidrologi

Suatu rangkaian pos pengamatan data hidrologi yang dapat

menggambarkan karakteristik hidrologi dari suatu wilayah sungai untuk

(20)

10

dan data debit. Curah hujan merupakan salah satu aspek terpenting dalam

bidang Mateorologi, Klimatologi dan Geofisika. Data-data yang didapat dari

pengukuran curah hujan, dapat mengetahui pola cuaca yang terjadi disuatu

daerah yang lingkupnya tidak terlalu luas misalnya wilayah kabupaten. Curah

hujan yang sangat bervariasi, baik dalam skala ruang maupun waktu, variasi

curah hujan berdasarkan ruang dapat dijelaskan dalam peristiwa geografis

dimana curah hujan dan frekuensinya diperkirakan lebih besar pada elevasi

yang lebih tinggi dan pada lereng yang membelakangi arah angin (Sandy,

1982). Variasi curah hujan berdasarkan waktu dapat dilihat dari perbedaan

jumlah curah hujan dan frekuensinya pada tiap musim. Antara tempat yang

satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak sama, ada daerah

yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang

mendapat curah hujan tinggi.

Pada suatu sungai besarnya debit aliran susah untuk diukur, biasanya

angka yang menjadi patokan sebagai pemantau adalah tinggi air. Nilai tinggi

air kemudian digunakan menduga besarnya debit yang terjadi pada sungai

atau DAS. Besarnya debit air sungai selain dipengaruhi oleh limpasan

permukaan juga dipengaruhi aliran bawah permukaan air tanah. Debit aliran

sungai terdiri dari beberapa komponen, yaitu aliran langsung dan limpasan

permukaaan merupakan penyumbang terbesarkejadian banjir, limpasan

permukaan

(Direct Run Off)

merupakan besarnya air yang mengalir pada

permukaan tanah yang disebabkan oleh hujan. Besarnya aliran permukaan ini

yang menyebabkan besar kecilnya air yang mengalir atau tertampung menjadi

debit aliran pada suatu sungai atau DAS. Debit adalah laju aliran air (dalam

bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang persatuan

waktu.

D.

Database

Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara

sistematis di dalam komputer yang dapat diolah atau dimanipulasi

menggunakan perangkat lunak program aplikasi untuk menghasilkan

(21)

11

struktur data dan juga batasan-batasan data yang akan disimpan. Basis data

merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi dimana basis

data merupakan gudang penyimpanan data yang akan diolah lebih lanjut.

Basis data menjadi penting karena dapat mengorganisasi data, menghidari

duplikasi data, hubungan antar data yang tidak jelas dan juga

update

.

Database adalah kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer secara

sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer

untuk memperoleh informasi dari database tersebut.

E.

Geografis Information System (GIS)

Sistem Informasi Geografis yang selanjutnya disingkat SIG adalah

suatu sistem yang berbasiskan komputer yang mempunyai kemampuan untuk

menangani data yang bereferensi geografis yang mencakup: data input

(pemasukan), manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis

dan manipulasi data (Permen PU 2013).

Sistem Informasi Geografis juga biasa disebut GIS atau Geografis

Information System yang definisikan sebagai “

an integrated collection of

computer software and data used to view and manage information about

geographic place, analyze spatial relationships, and model spatial

processes

”(ESRI 2011).

Pengertian tersebut adalah framework untuk

memperoleh dan mengorganisir data spasial dan informasi terkait, dapat

ditampilkan dan dianalisis.

Meskipun secara eksplisit disebut berbasis komputer, dalam hal

konsep, GIS sudah lama diterapkan untuk berbagai keperluan, jauh sebelum

teknologi komputer. GIS sudah bertransformasi dari berbasis manual menjadi

berbasis komputer, hal ini tidak dapat dipungkiri karena kemajuan komputasi

telah berkontribusi sangat besar dalam perkembangan GIS. Saat ini, hampir

semua operasional GIS dilakukan dengan teknologi berbasis komputer.

Terdapat banyak kesalahan pemahaman terhadap GIS di antaranya anggapan

bahwa GIS adalah

software

pembuat peta. Pandangan tersebut tentu tidak

dibenarkan karena meskipun

software

GIS dapat menghasilkan peta, GIS jauh

lebih luas dari sekedar untuk pembuatan peta GIS sangat berhubungan

(22)

12

pemetaan digital, CAD, database, dan sebagainya. Penguasaan

disiplin-disiplin lain sangat menunjang pemahaman dan penguasaan GIS.

Penerapan sistem ini dibutuhkan komponen-komponen SIG, yang

diantaranya adalah perangkat keras, perangkat lunak,

user

atau operator, data

dan metode. Perangkat lunak adalah aplikasi atau program yang mampu

mengolah metode dan data dari sistem SIG. Perangkat keras adalah sistem

komputer (

Personal Computer

) yang sesuai untuk pengoperasian perangkat

lunaknya.

User

atau operator adalah orang yang mengoprasikan sistem SIG.

Metode adalah teknik atau fitur yang digunakan dalam sistem SIG. Data

adalah bahan yang akan diolah atau dianalisis dengan sistem SIG. Sebagai

suatu sistem, maka terdapat interkoneksi antara satu komponen dengan

komponen lainnya. Kualitas dari keseluruhan GIS sebagai suatu sistem

tergantung kepada keseluruhan komponen dan interkoneksi antar komponen.

ArcGIS adalah salah satu perangkat lunak yang sangat populer dan

andal dalam melakukan tugas Sistem Informasi Geografis (SIG). Meskipun

cukup banyak perangkat lunak alternatif yang lebih murah dan bahkan gratis,

tetapi ArcGIS masih menjadi perangkat lunak GIS utama. Keandalan ArcGIS

tidak saja dalam hal membuat peta, melainkan yang lebih utama adalah

membantu praktisi SIG (Sistem Informasi Geografis) melakukan analisis,

pemodelan, dan pengelolaan data spasial secara efektif dan efisien.

F.

ArcGIS Desktop

ArcGIS merupakan perangkat lunak yang dikeluarkan oleh

Environmental Systems Research Institute

(ESRI), sebuah perusahaan yang

telah lama berkecimpung di dalam bidang geospasial. ArcGIS adalah

platform

yang terdiri dari beberapa software yaitu Desktop GIS, Server GIS,

Online GIS, ESRI Data, dan Mobile GIS. ArcGIS Desktop adalah bagian dari

Desktop GIS yang juga bagian dari ArcGIS. ArcGIS Desktop merupakan

platform

dasar yang dapat digunakan untuk mengelola suatu proyek dan alur

kerja SIG yang komplek serta dapat digunakan untuk membangun data, peta,

model, serta aplikasi. ArcGIS Desktop masih merupakan kumpulan software

(suite) yang terdiri dari beberapa software yaitu.

(23)

13

2.

ArcCatalog

3.

ArcScene

4.

ArcGlobe

5.

ArcReader

ArcMap adalah software paling utama di dalam ArcGIS Desktop

karena hampir semua tahapan GIS seperti input, analisis dan

output

data

spasial dapat dilakukan pada ArcMap. Meskipun demikian, banyak

tugas-tugas GIS yang tidak dapat dilakukan menggunakan ArcMap sehingga

pengguna masih perlu untuk mempelajari dan menggunakan software ArcGIS

Desktop lain selain ArcMap.

Penyimpanan dan pengelolaan data geografis pada perangkat lunak

ArcGIS dapat dilakukan dalam berbagai format. Diantaranya.

1.

Vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang

menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan titik, garis atau area/poligon.

2.

Raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (

grid

)/sel

sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur, foto digital seperti areal

fotografi atau citra satelit merupakan bagian dari data raster.

G.

Fitur ArcGis terkait database

Atribut (

atrtibute

) adalah informasi tambahan berupa teks yang

melengkapi data spasial seperti nama kota, tipe ibukota, luas pulau dan

sebagainya. Meskipun atribut adalah data non-spasial, tetapi karena data yang

dilekati-nya adalah data spasial, maka data atribut pun memiliki dimensi

keruangan. Atribut dapat diakses pada ArcMap menggunakan map tips,

identify

dan

table

. Data atribut yaitu data tabular atau tekstual yang digunakan

untuk menjelaskan karakteristik geografis dari fitur atau raster (ESRI 2011).

Data atribut sering didefinisikan sebagai data non-spasial. Meskipun

demikian, keberadaan data atribut sangat penting. Tanpa ada data atribut, data

spasial tidak dapat menjelaskan lebih banyak selain geometri dan konstelasi.

Keseluruhan data atribut ditampilkan dalam format tabel sering disebut

dengan tabel atribut, yang merupakan komponen database dari data spasial.

(24)

14

fitur (

part

) berkorelasi dengan satu baris atribut pada tabel atribut.

Field

adalah nama header atau kepala kolom dari tabel atribut.

Field

sangat penting

dalam analisis spasial. Pengguna GIS harus mengetahui

field

apa saja yang

tersedia pada setiap data/layer yang ada pada project GIS. Tipe field

menentukan tipe nilai yang diisikan dalam

field

. Berbeda dengan

software

spreadsheet

seperti MS Exel yang akan sangat mudah dan fleksibel

mengubah tipe field satu ke tipe field lainnya, dalam ArcMap, sekali tipe

field

dibuat, maka tipe tersebut akan permanen dan tidak dapat diubah. Oleh

karena itu perencanaan yang baik dari data spasial sangat penting.

Tabel atribut dapat diedit pada setiap sel seperti malakukan edit tabel

speadsheet

pada umumnya, untuk melakukan edit sel pada tabel, layer dalam

keadaan editing (sesi editing aktif). Setelah melakukan editing pada suatu sel,

dapat berpindah untuk melakukan sel lain dengan menggunakan mouse.

Sebagai alternatif jika sedang malakukan editing satu kolom (field), pengguna

juga dapat menggunakan tombol enter.

Input data koordinat dilakukan dalam operasional GIS. Untuk

mengetahui posisi satu atau dua titik koordinat tertentu pada ArcMap. Bagian

ini hanya membahas input data koordinat dengan jumlah cukup banyak dan

selanjutnya menyimpanya secara permanen menjadi fitur (point, line, atau

polygon). Input data koordinat dapat dilakukan langsung pada ArcGIS

Dektop (ArcMap) maupun menggunakan software eksternal seperti MS Exel,

notepad, dan sebagainya. Dengan pertimbangan bahwa software MS Exel

adalah software yang paling banyak digunakan untuk mengelola data tabular,

menginput data koordinat menggunakan MS Exel dan selanjutnya

menambahkannya ke ArcMap.

Membuat daftar koordinat di MS Exel harus memperhatikan desain

input data koordinat yang akan dimasukan, yang mencangkup jumplah kolom

(field) dan kelengkapan informasi apa saja yang diperlukan. Daftar koordinat

yang telah dibuat pada MS Exel dan disimpan dalam format, misalnya TXT,

dapat langsung ditambah ke ArcMap. Membuat daftar koordinat di MS Exel

(25)

15

mencangkup jumplah kolom (field) dan kelengkapan informasi apa saja yang

diperlukan. Plotting titik koordinat salah satu tugas dasar GIS dalam

menggunakan software ArcMap adalah mencari posisi suatu titik koordinat

atau juga dikenal dengan plotting. Input data melalui data koordinat sangat

sering dilakukan dalam operasional GIS. Untuk mengetahui posisi satu atau

dua titik koordinat tertentu pada ArcMap. Bagian ini hanya membahas input

data koordinat dengan jumlah cukup banyak dan selanjutnya menyimpannya

secara permanen menjadi fitur.

Koordinat dalam atribut

Atribut geometry yang dapat ditutunkan dari data point adalah posisi

koordinat X dan Y. Point tidak memiliki dimensi panjang maupun luas

sehingga yang dapat diturunkan dari data spasial point hanya koordinat untuk

membuat FIELD posisi X dan Y dari fitur point. Untuk analisis lebih lanjut

ataupun untuk berbagi tabel atribut, pengguna ArcMap dapat mengekspor

tabel atribut keformat lain. Banyak sekali fungsi

speadsheet

yang tidak

memiliki padananya di ArcMap. Oleh karena itu, seringkali pengguna

ArcGIS melakukan ekspor attribute ke

software

spreadsheet

untuk diolah

lebih lanjut dengan ms exel. Label menyajikan informasi atribut dari fitur

secara dinamis. Ukuran dan posisi label menyesuaikan dengan extent dan

zoom sehingga apabila pengguna ArcMap melakukan perubahan extent atau

zoom maka label akan dipengaruhi secara otomatis.

Symbology

dan

Labeling

Symbology

adalah salah satu bagian seni dalam GIS. Oleh karena itu

pengguna memiliki pilihan hampir tidak terbatas dalam mengatur symbology

dari fitur geografis. Meskipun demikian, karena symbology terikat kepada

konvensi, maka pengetahuan tentang konvensi didalam

symbology

sangat

penting bagaimana

symbology

dilakukan untuk tujuan pemetaan pada terapan

tertentu. Pada beberapa sektor teknis, seringkali sudah tersedia aturan teknis

(26)

16

Pada saat bekerja dengan ArcMap, terkadang dibutuhkan informasi

terhadap unsur spasial yang ada. Pemberian informasi dalam bentuk

keterangan maupun deskripsi yang jelas diharapkan dapat membantu dalam

mengkomunikasikan informasi yang ingin kita sampaikan terkait dengan

lokasi dan nama tempat. Dalam hal ini ArcMap memiliki fitur label, anotasi

dan teks grafis yang sangat mendukung dalam proses pembuatan tampilan

atau layout peta. Perlu diketahui bahwa sebuah peta tidak akan lengkap tanpa

memberi nama feature yang ada pada peta.

Labeling

pada ArcMap

merupakan teks atau jenis data string yang berguna sebagai diskripsi dari

unsur spasial yang bersangkutan. Pada ArcMap teks ini ditampilkan dari

suatu

field

pada tabel atribut.

Untuk menampilkan informasi foto (

image

) di ArcGIS dengan HTML

Popup selain mengolah data spasial, software ArcGIS juga dapat

menampilkan gambar seperti foto. Hal ini sangat membantu kita dalam

mengetahui panampakan fisik suatu tempat atau bangunan pada lokasi

tertentu.

Hiperlink

adalah salah satu

tools

yang disediakan oleh ArcGIS untuk

menghubungkan data vector ke file-file lain, terutama file-file dokumen,

(27)

17

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Sarana prasarana yang ada di Sungai Progo,

yang melintasi dua Propinsi dan empat Kabupaten yaitu Kabupaten Magelang

di Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten KulonProgo, Kabupaten Sleman, dan

Kabupaten Bantul, ketiganya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

B.

Bahan Penelitian

1.

Data Primer

a.

Data bangunan air (kondisi).

b.

Penentuan koordinat bangunan air dengan survei langsung dilapangan.

c.

Penentuan koordinat stasiun hujan dan debit aliran di seluruh daerah

aliran Sungai Progo.

2.

Data Sekunder

a.

Data curah hujan dan debit aliran pada seluruh stasiun hujan di daerah

aliran sungai Progo, data diperoleh dari instansi terkait.

b.

Peta jaringan sungai Jawa Tangah dan Daerah Istimewa Yogyakarta,

diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (BIG).

c.

Peta batas DAS Progo, diperoleh dari BPDAS Serayu Opak Progo.

C.

Alat Penelitian

1.

Laptop digunakan yang berspesifikasi terhadap software ArcGIS Desktop

10.1 dan Microsoft Office 2010.

2.

Global Position System (GPS) digunakan untuk pengambilan titik

koordinat letak bangunan air.

3.

Software ArcMap 10.1 (ArcGIS Desktop 10.1), digunakan untuk

mengolah data dari hasil survei bangunan bangunan air.

4.

Software Microsoft Exel 2010, digunakan untuk membuat tabel bangunan

air dan data curah hujan.

5.

Software Microsoft Word 2010, digunakan untuk menyimpulkan hasil

(28)

18

D.

Tahapan Penelitian

Berikut merupakan tahapan penelitian yang disajikan melalui bagan

alir (Gambar 4.1)

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian

Kajian Pustaka

Pengambilan Data

Instansi

Rekapitulasi Data

Analisis Spasial

Analisis Non Spasial

Rekapitulasi Hasil

Analisis

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Pengamatan

Langsung (lapangan)

(29)

19

Berikut merupakan tahapan analisis spasial dan non spasial pada

ArcGIS yang disajikan melalui bagan alir (Gambar 4.2).

Gambar 4.2 Bagan Alir Analisis Spasial dan Non Spasial pada ArcGIS

Data Stasiun

Hujan, Debit

Data

Koordinat

Data Curah

Hujan, Debit

Data Bangunan

Air

Peta Das

Progo

(display X

Y data)

Peta Data Base

Bangunan Air

Das Progo

Edit Tabel

Excel

Konversi

Tabel ArcGIS

Plotting

Point

(display X

Y data)

Edit

Hiperlink

Peta Data Base

Curah Hujan

Das Progo

Plotting

Point

(display X

Y data)

Edit Tabel

Excel

Edit Tabel

Excel

(30)

20

[image:30.595.196.412.108.496.2]

E.

DAS Progo

Gambar 4.3 DAS Progo

DAS Progo memiliki luas daerah tangkapan atau daerah aliran sungai

sebesar 246.119,02 Ha dan panjang sungai 140 km. Sungai mengalir mulai

dari Lereng Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu dan Merapi di Propinsi

Jawa Tengah. Bagian hilir Sungai Progo mengalir melintasi perbukitan

rendah Menoreh yang berada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan

bermuara di Samudera Indonesia di Pantai Selatan Pulau Jawa. DAS Progo

terbentang antara 07º 11’ 7”

-

7º 59’ 06” LS dan 110º 11’ 18”

-

110º 38’ 18”

(31)

21

F.

Tahapan Analisis

Proses pembuatan database bangunan air, stasiun hujan, debit aliran

dan penyajian di peta Sungai Progo adalah sebagai berikut :

1.

Data-data yang sudah diperoleh dimasukan ke tabel dengan menggunakan

Microsoft Excel.

a.

Data bangunan air, Penentuan koordinat bangunan air dengan survei

langsung dilapangan.

b.

Penentuan koordinat stasiun hujan dan debit aliran di seluruh daerah

aliran Sungai Progo.

c.

Data curah hujan dan debit aliran pada seluruh stasiun hujan di daerah

aliran sungai Progo, data diperoleh dari instansi terkait.

2.

Tabel data yang sudah dibuat menggunakan microsoft excel,

[image:31.595.129.505.181.651.2]

dikonversikan ke ArcGIS. Lihat gambar dibawah

(32)

22

[image:32.595.239.425.104.397.2]

3.

Ploting point (display x,y) data bangunan air, stasiun hujan debit harian.

Gambar 4.5 Plotting Point

4.

Selanjutnya Edit HTML Popup untuk memunculkan foto Bangunan Air.

[image:32.595.152.505.454.641.2]
(33)
[image:33.595.152.526.84.246.2]

23

Gambar 4.7 Edit HTML Popup

5.

Untuk memasukan data curah hujan dan debit dengan menggunakan

hiperlink.

a.

Klik identify, seperti gambar berikut.

[image:33.595.140.544.349.555.2]
(34)

24

b.

Kemudian klik pada salah satu stasiun hujan seperti contoh di bawah

[image:34.595.142.537.128.379.2]

ini.

Gambar 4.9 Pilih Koordinat

c.

Klik kanan pada stasiun hujan yang sudah dipilih, selanjutnya pilih

Add hiperlink.

[image:34.595.139.530.415.651.2]
(35)

25

[image:35.595.140.537.85.329.2]

d.

Setah muncul pilih file data yang akan dimunculkan pada ArcGIS.

Gambar 4.11 Lokasi File Data

6.

Untuk memunculkan data dengan menu hiperlink, pilih salah satu titik

koordinat lalu klik jump. Seperti gambar dibawah ini.

[image:35.595.139.539.402.635.2]
(36)

26

Sistem informasi spasial Bangunan Air

1.

Pembuatan Tampilan Peta dengan ArcGIS

Proses pembuatan peta dengan menggunakan ArcGis dibagi menjadi dua

tahapan kegiatan yaitu :

a.

Pembuatan

layer,

dimana setiap bagian dari peta yang akan ditampilkan

informasinya, harus dipisahkan kedalam

layer.

Masing-masing

layer

yang telah dibuat akan digabung menjadi satu untuk menghasilkan

sebuah peta yang utuh.

b.

Pembuatan/pemasukan data informasi kedalam setiap

layer.

Metode

pembuatannya dilakukan dengan mengisi data pada kolom atribut

sesuai denan informasi yang ada.

2.

Penyajian Hasil Pembuatan Tampilan Peta Dengan ArcMap

Setelah semua terisi, maka pada lembar kerja dari ArcMap akan

ditampilkan gambar peta Sungai Progo dan bangunan air, apabila diklik

salah satu point tersebut akan tampil informasi mengenai bangunan

tersebut. Untuk data stasiun hujan dan debit aliran data yang ada akan

muncul apabila diklik pada salah satu point tersebut.

G.

Kendala Penelitian

1.

Dalam membuat database hidrologi, data yang dari instansi kurang

lengkap jadi sulit untuk mengetahui didaerah mana yang memiliki curah

hujan dan debit aliran yang rendah atau tinggi.

2.

Medan untuk turun langsung untuk melihat kondisi bangunan air tersebut

banyak yang gak bisa dilewati.

3.

Kurangnya referensi tentang pembuatan database dengan ArcGIS.

(37)

27

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.

Database

bangunan air

Hasil dari pengamatan langsung di lapangan (survei), penentuan

titik koordinat dan pengukuran bangunan air di Sungai Progo. Berikut

[image:37.595.69.547.283.494.2]

merupakan tabel data hasil yang didapat.

Tabel 5.1 Data Koordinat dan Dimensi Bangunan Air

y

x

Panjang Lebar

J 1 Jembatan Sudirman Mendut

-7,603712

110,221694

75 m

8 m Mendut, Magelang, Jawa Tengah

baik

J 2 Jembatan klangon (Jl Nanggulan Mendut) -7,642165

110,253789

24 m

12 m Jl. Nanggulan Mendut, Banjaroyo, Kalibawang

baik

J 3 Jembatan Karang Talun

-7,664453

110,267225

80 m

8 m Ancol Mligo, Kalibawang, Kulon Progo

baik

J 4 Bendung Karang Talun

-7,665619

110,267369

37 m

9 m Ancol Mligo, Kalibawang, Kulon Progo

baik

G 5 Grounsill Karang Talun (ancol)

-7,666127

110,266431

Ancol Mligo, Kalibawang, Kulon Progo

baik

J 6 Jembatan Gantung Duwet

-7,694876

110,267294

45 m

2,5 m Blingo, Kalibawang, Kulon Progo

baik

J 7 Jembatan Kreo (Jl Banjararum)

-7,723004

110,230911

125 m

8 m Jl.Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo

baik

J 8 Jembatan Ngapak (Jl godean)

-7,753658

110,219487

125 m

8 m Jl. Godean, Sleman, DIY

baik

J 9 Jembatan rel Mbeling

-7,815401

110,233869

150 m

6 m Gamplong, Sedayu, Bantul, DIY

baik

J 10 Jembatan Bantar (Jl wates)

-7,822542

110,233696

230 m

10 m Jl. Nitikan, Umbulharjo, DIY

baik

G 11 Grounsill Bantar (jalan Wates)

-7,82494

110,232696

Jl. Nitikan, Umbulharjo, DIY

baik

B 12 Bendung Sapon

-7,92342

110,255278

150 m

2 m Jl. Sanden, Sidorejo, Pandak, Bantul, DIY

baik

J 13 Jembatan Srandakan

-7,939366

110,242411

500 m

12 m Srandakan, Kulon Progo, DIY

baik

G 14 Grounsill Srandakan

-7,82494

110,232944

Srandakan, Kulon Progo, DIY

baik

lokasi

Kode

Nama Bangunan Air

Koordinat

Ukuran

Kondisi

Setelah dilakukan survei dan inventarisasi bangunan air dari tengah

sampai hilir sungai progo diperoleh data bahwa ada 10 jembatan (Kode J), 1

bendung (Kode B) dan 3 groundsill (Kode G) dengan kondisi bangunan

(38)

28

Hasil plot titik koordinat Sarana prasarana yang ada di Sungai Progo,

ditampilkan sesuai kodefikasi bangunan air berdasarkan tabel 5.1.

[image:38.595.168.434.151.601.2]

(39)

29

Contoh Database sarana prasarana yang ada di Sungai Progo dimunculkan

dalam AcrGIS.

1.

Database jembatan Tersedia Informasi dan foto Jembatan Klangon

[image:39.595.163.480.151.573.2]

terletak di jalan Nanggulan Mendut, disajikan pada gambar berikut :

Gambar 5.2 Jembatan Klangon

Terdapat beberapa informasi yang belum diketahui dikarenakan

keterbatasan data dari instansi (BBWS). Diantaranya adalah instansi yang

(40)

30

2.

Database Groundsill Tersedia Informasi dan foto groundsill bantar

terletak di jalan wates, disajikan pada gambar berikut :

Gambar 5.3 Groundsill Bantar

Terdapat beberapa informasi yang belum diketahui dikarenakan

keterbatasan data dari instansi (BBWS). Diantaranya adalah instansi yang

mengelola bangunan dan tahun pembangunan groundsill, untuk ukuran

bangunan terkendala oleh medan untuk mengukur langsung groundsill

(41)

31

3.

Database Bendung Tersedia Informasi dan foto Bendung Sapon terletak

di jalan Sidorejo, Sanden, Bantul. Disajikan pada gambar berikut :

Gambar 5.4 Bendung Sapon

Terdapat beberapa informasi yang belum diketahui dikarenakan

keterbatasan data dari instansi (BBWS). Diantaranya adalah instansi yang

(42)

32

4.

Batabase Curah Hujan

Data Curah Hujan yang diperoleh dari instansi dan penentuan titik

koordinat yang ada diwilayah sungai progo. Berikut merupakan data-data

yang didapat.

Tabel 5.2 Data Koordinat Curah Hujan

Y

X

Brosot

-7,940560

110,232780

BPUP.DIY

Galur, Kulonprogo

Badran

-7,373835

110,217834

157 mm

3699 mm

Caturanom

-7,293208

110,083084

77 mm

2300 mm

Gembongan

-7,856944

110,211389

BPUP.DIY hujan otomatis & manual

Sentolo, Kulonprogo

168,6 mm

2227,7 mm

Godean

-7,734250

110,301070

BPUP.DIY

Seyegan, Sleman

Kalibawang

-7,675833

110,263611

BPUP.DIY hujan biasa & otomatis

Nanggulan,Kulonprogo

93,5 mm

2343,1 mm

Kali Joho

-7,822778

110,234722

Kenteng

-7,786389

110,254722

BPUP.DIY hujan biasa & otomatis

Nanggulan, Kulonprogo

127,3 mm

1504,9 mm

Mendut

-7,620178

110,245392

125 mm

2498 mm

Pajangan

-7,905000

110,190000

BPUP.DIY

Panjangan, Bantul

Sanden

-7,953940

110,267650

BPUP.DIY

Sanden, Bantul

Sapon

-7,922430

110,255080

BPUP.DIY hujan biasa & otomatis

Lendah,Kulonprogo

164,2 mm

2300,9 mm

Seyegan

-7,696280

110,293480

BPUP.DIY

Tempel, Sleman

Tegal

-7,677778

110,241667

BPUP.DIY

Kalibawang, Kulonprogo

Total

Koordinat

(43)

33

Berikut merupakan hasil plot titik koordinat Stasiun curah hujan yang

[image:43.595.183.455.161.633.2]

ada di Sungai Progo berdasarkan Tabel 5.2.

(44)

34

Hasil salah satu tampilan Database curah hujan yang ada di Sungai

Progo dimunculkan dalam AcrGIS. Tersedia data curah hujan Stasiun

[image:44.595.113.527.215.635.2]

Caturanom pada tahun 2013. Lihat tabel di bawah ini.

Tabel 5.3 Curah Hujan Stasiun Caturanom (2013)

Nama Stasiun Caturanom

No Stasiun Elevasi

No In Database Tipe alat Manual Lintang Selatan -7.29320792 Pemilik Dinas PSDA Bujur Timur 110.0830839 Operator Djumar

Tahun 2013

Tanggal Bulan Tahunan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 0 0,1 13 5,3 0 0 0 0 0 0 0 0

2 20 55,2 4,4 10,7 0 0 0 0 0 0 0 57,7

3 37,5 6,9 0 0 0 9,1 0 0 0 0 1,7 6,4

4 0 0 0 0 0 4,1 7,3 0 0 0 3,8 0

5 11 0 9 0 0 0 10,2 0 0 0 5,9 3,4

6 77 37,7 0 10,3 0 7,6 0 0 0 0 26,9 4,1

7 10 4,5 0 10,1 0 9 0 0 0 0 0 0

8 1 0 0 19,5 0 23,3 0 0 0 0 0 34,2

9 7,5 0 12,1 0 12,1 40 0 0 0 0 0 0

10 1,5 0 24,4 0 0 7,3 4,2 0 0 0 0 5,3

11 0 44,1 3 8,6 0 0 2,7 0 0 0 17,8 5,1

12 0 0 2,7 2,3 33,1 35,4 21,7 0 1,7 0 30,7 0

13 5,4 0 0 0 0 2,7 16,7 0 0 0 10,1 16,7

14 0 7,1 0 5,6 0 0 0,4 0 0 0 39 8

15 10,7 20,6 42,8 53,4 38,2 0 0 0 0 0 1,6 28,3

16 11 35,7 0 10,9 29,5 0 0 1,8 0 0 8,3 23,7

17 0 30,7 0 0 0 5,4 0 0 0 7,8 0 26,3

18 0 23,8 6,2 21,3 27,4 28,1 0 0 0 0 20,1 0

19 2,3 7,1 30,4 38 24,7 0 0 0 0 9,5 1,6 15,5

20 49,8 36,4 17,1 0 0 0 0 0 0 33,2 1,5 0

21 0 0 0 0 7,5 31,1 0 0 0 0 0 20,4

22 0 0 0 30 0 0 11 0 0 0 0 7,4

23 15,6 13,6 0 0 0 0 7 0 0 0 0 20,5

24 30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24

25 8,5 0 1,1 0 0 0 0 0 0 0 5,1 4,3

26 8 0 36,7 0 32 0 8,7 0 0 0 5,9 0

27 9 21,5 1,7 0 19 0 0 0 0 9,5 23 0

28 11,5 0 5,3 17,3 2,4 4 0 0 0 1,2 0 0

29 11,2 0 0 0 4,2 0 2 0 4,6 0 0

30 0 0 0 3 0 0 1 5,5 25 0 0

31 3,5 0 0 0 4 8,8 0

Hujan Maximum 77 55 43 53 38 40 22 4 6 33 39 58 77

Jml Curah Hujan 342 345 210 243 229 211 90 9 7 100 203 311 2300

Jml.Hari Hujan 21 15 15 14 11 14 10 4 2 8 16 18 148

Hujan (1-15) 182 176 111 126 83 139 63 0 2 0 138 169

Jml. data kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Hujan (16-31) 160 169 99 118 146 73 27 9 6 100 66 142

(45)

35

Hasil salah satu tampilan grafik database curah hujan harian yang ada

di Sungai Progo dimunculkan dalam AcrGIS. Grafik Curah Hujan Stasiun

Caturanom pada tahun 2013. Lihat gambar di bawah ini.

-10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

01-Jan 01-Feb 01-Mar 01-Apr 01-Mei 01-Jun 01-Jul 01-Agust 01-Sep 01-Okt 01-Nop 01-Des

C

u

ra

h

H

u

ja

n

(

m

m

)

[image:45.595.110.492.168.344.2]

Series1 Series2

(46)

36

5.

Database Stasiun AWLR

Data debit yang diperoleh dari instansi dan penentuan titik

koordinat yang ada di wilayah Sungai Progo. Berikut merupakan data-data

[image:46.595.225.434.197.391.2]

yang didapat.

Tabel 5.4 Data Koordinat Stasiun AWLR

y

x

Sta. Badran

-7,360274 110,209800

Sta. Bantar

-7,824760 110,233510

Sta. Borobudur

-7,596992 110,212500

Sta. Duwet

-7,733333 110,266667

Sta. Kalibawang

-7,669444 110,263333

Sta. Kranggan

-7,342143 110,207200

Sta. Mendut

-7,593261 110,223300

Sta. Sapon

-7,923317 110,255387

Sta. Guwosari

-7,877460 110,315120

Sta. Gumuk

-7,770430 110,328400

(47)

37

Berikut merupakan hasil ploting titik koordinat Stasiun AWLR yang

[image:47.595.194.467.159.624.2]

ada di Sungai Progo berdasarkan Tabel 5.3.

(48)

38

Hasil salah satu tampilan database Stasiun AWLR yang ada di Sungai

Progo dimunculkan dalam AcrGIS. Tersedia data AWLR pada Stasiun

[image:48.595.133.549.181.684.2]

Badran pada tahun 2013. Lihat tabel di bawah ini.

Tabel 5.5 Data AWLR

Nama Stasiun Badran No In Database

Lintang Selatan -7,360274 Bujur Timur

Sungai Progo

Tahun 2013

Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

1 15,78 18,14 11,98 8,28 6,94 10,84 6,45 6,39 1,92 0,87 8,34 8,93

2 15,78 15,39 11,55 7,95 6,82 10,57 6,45 6,27 1,83 0,76 8,02 11,48

3 15,39 15,09 11,27 15,24 6,69 10,50 6,45 6,27 1,83 0,66 8,34 9,13

4 14,63 14,25 10,84 11,34 6,45 10,36 6,45 6,27 1,74 0,66 7,00 7,76

5 18,14 14,25 11,76 18,14 6,09 9,95 6,45 6,27 1,70 0,56 5,97 8,28

6 20,58 14,25 12,99 17,34 6,09 9,95 6,45 6,27 1,70 0,38 5,73 15,01

7 19,35 12,70 11,91 8,74 5,97 9,95 6,45 6,27 1,70 0,38 5,73 12,34

8 17,34 12,70 11,19 8,21 5,73 9,74 6,09 6,27 1,70 0,38 5,61 11,27

9 22,26 12,12 10,63 16,55 5,73 9,67 6,09 6,27 1,57 0,38 5,38 10,22

10 19,35 12,05 9,95 11,69 5,61 9,54 8,28 6,27 1,57 0,38 10,77 9,81

11 18,94 14,25 9,95 10,98 5,55 9,47 12,05 6,09 1,57 0,38 7,95 9,54

12 18,94 13,88 9,95 10,01 5,21 9,34 11,41 6,09 1,57 0,38 10,15 11,12

13 18,94 12,05 9,95 9,95 5,21 9,34 11,27 5,55 1,45 0,38 10,15 10,57

14 17,74 12,05 9,95 9,95 5,21 9,34 10,84 5,55 1,45 0,38 9,00 10,70

15 15,01 15,86 13,14 13,14 14,25 9,34 9,95 5,55 1,45 0,38 7,38 11,98

16 17,74 15,78 15,62 12,19 11,48 8,93 9,95 5,44 1,45 0,38 7,13 12,70

17 23,11 15,47 19,76 11,48 12,41 8,87 9,74 5,21 1,45 0,38 6,88 12,85

18 24,40 14,71 15,86 10,98 12,77 8,74 9,34 5,21 1,45 0,38 5,61 13,29

19 19,76 13,88 14,71 13,51 12,05 8,74 9,13 5,21 1,45 0,38 5,55 13,36

20 17,34 12,77 13,95 13,14 10,84 8,74 8,87 4,86 1,45 5,21 5,55 13,29

21 15,78 11,98 13,51 11,62 10,43 8,15 8,47 4,47 1,45 4,09 5,73 13,51

22 18,54 11,69 12,70 10,98 10,36 7,95 8,28 4,36 1,33 3,56 6,88 18,06

23 18,94 11,27 12,05 10,70 10,36 7,57 8,15 4,04 1,33 3,56 5,79 13,29

24 19,35 10,98 11,91 10,22 12,05 7,51 7,95 3,87 1,33 3,56 5,49 16,17

25 22,26 10,98 11,55 9,95 12,41 7,38 7,70 3,40 1,21 3,56 5,85 12,99

26 28,37 12,41 10,91 9,54 12,05 7,25 7,44 3,05 1,21 4,36 5,91 10,08

27 21,41 12,05 10,77 8,93 11,41 7,00 7,19 2,85 1,21 5,21 5,67 8,93

28 17,34 11,76 10,77 8,80 11,41 6,88 6,88 2,66 1,21 6,09 6,63 8,54

29 14,25 10,01 8,08 10,98 6,51 6,63 2,10 0,98 7,00 8,67 8,54

30 14,25 9,95 7,95 10,98 6,45 6,63 2,10 0,98 7,00 8,34 8,34

31 14,25 9,95 10,98 6,63 2,10 7,95 8,34

Maximum 28,4 18,1 19,8 18,1 14,3 10,8 12,0 6,4 1,9 8,0 10,8 18,1

Rerata bulanan 18,6 13,4 12,0 11,2 9,0 8,8 8,1 4,9 1,5 2,3 7,0 11,3

Minimum 14,3 11,0 9,9 8,0 5,2 6,4 6,1 2,1 1,0 0,4 5,4 7,8

Rerata (1-15) 17,9 13,9 11,1 11,8 6,5 9,9 8,1 6,1 1,6 0,5 7,7 10,5

Jml. data kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Rerata (16-31) 19,2 12,7 12,7 10,5 11,4 7,8 8,1 3,8 1,3 3,9 6,4 12,0

Jml. data kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(49)

39

Hasil salah satu tampilan grafik Database AWLR yang ada di Sungai

Progo dimunculkan dalam AcrGIS. Grafik data debit harian Stasiun Badran

pada tahun 2013. Lihat gambar di bawah ini.

-10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35

01-Jan 01-Feb 01-Mar 01-Apr 01-Mei 01-Jun 01-Jul 01-Agust 01-Sep 01-Okt 01-Nop 01-Des

D

e

b

it

(m

3/d

e

t)

Gambar 5.8 Grafik data debit harian Stasiun Badran (2013)

Data curah hujan dan debit aliran setelah direkap disetiap stasiun

hujan DAS Progo diperoleh bahwa pada tahun 2000-2015 banyak data yang

kurang lengkap disetiap tahunnya.

Kekurangan Database dengan software ArcGIS

1.

Untuk mengakses data harus langsung pada titik lokasi disetiap Stasiun

tidak tersaji dalam satu menu.

2.

Untuk menjamin kelengkapan data, maka hyperlink digunkan agar semua

data dapat tersaji, baik grafik ataupun gambar.

Kelebihan Database dengan software ArcGIS

1.

Tersedia informasi data curah hujan, debit dan kondisi bangunan air yang

akan menjadi dasar setiap kebijakan untuk membangun bangunan air

selanjutnya sekaligus bahan evaluasi hasil pembangunan setiap tahunnya.

2.

Data tersebut mampu memberikan kemudahan bagi perencana dalam hal

(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

1.

Berkembangnya teknologi dan semakin pentingnya informasi hidrologi,

baik untuk masyarakat ataupun pihak-pihak yang membutuhkan data

tersebut, maka sudah saatnya dibuat permodelan database yang dapat

ditampilkan dalam aplikasi software AcrGIS walaupun dalam bentuk

sederhana. Program Database bangunan air mampu menampilkan foto,

kondisi dan informasi tentang bangunan air.

2.

Untuk database hidrologi dapat menampilkan data yang ada dari instansi

seperti curah hujan dan debit aliran yang ada di aliran sungai progo.

Database ini diharapkan dapat mengurangi atau mengatasi beberapa

permasalahan mengenai hidrologi dan memudahkan dalam penyesuaian

setiap perubahan kondisi bangunan air yang ada disungai progo.

B.

Saran

1.

Untuk dapat menjamin keberlanjutan dari pemanfaatan hasil kegiatan ini

maka perlu dilakukan pelatihan khusus agar dapat menjalankan program

dan menjamin bahwa hasil kegiatan ini dapat berkelanjutan sehingga

selalu tersedia informasi kondisi bangunan air yang akan menjadi dasar

setiap kebijakan untuk membangun bangunan air selanjutnya sekaligus

bahan evaluasi hasil pembangunan setiap tahunnya.

2.

Data curah hujan dan debit setiap stasiun lebih lengkap agar memudahkan

bagi pihak yang memerlukan data tersebut.

3.

Dilakukan analisis lebih lanjut guna manampilkan data base secara

keseluruhan dalam 1 menu, analisis tersebut membutuhkan pemahaman

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Aldrian, E.. 2003. Dissertation: Simulation of Indonesia Rainfall With a Hierachy of climate

models. Jerman: Max-Planck-institut fur Meteorologie.

Asep, S., H. 2004. BASIS DATA DAN DBMS, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Atie, Dewi S.,

Taringan J., 2003. “Sistem Informasi Geografis untuk pengolahan Sumberdaya

Alam”. Bogor: Center for Internasional Forestry Research.

Fauzan

, A. K.. 2016. “Analisis karakteristik fisik DAS dengan DEM SRTM 1 ARC

SECOND di Sungai Progo”. Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Lukito, Herwin, 2012.

Pembangunan data base jaringan jalan berbasis Geospasial di

kabupaten Bengkalis

”.

UPN Veteran Yogyakarta.

Prahasta, Eddy, 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung :

Informatika.

Salim, M. N.. 2016.

Mapping

sungai dan bangunan air di wilayah kota Makassar

Universitas Hasanuddin.

Raharjo, B.

M.. 2015. “Belajar ArcGIS Desktop 10: ArcGIS 10.2/10.3.” Banjarbaru:

Geosiana Press.

Riyanto, I.P.. 2009, Pengembangan Aplikasi Informasi Geografis Berbasis Dekstop dan Web,

Yogyakarta.

Sandy, I. M.. 1982. A preliminary Statistical Investigation On The Rainfall of Java.

Publication No. 82, Dit Tata Guna Tanah, Dept. Dalam Negeri, Jakarta.

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)

Gambar

Gambar 4.1  Bagan Alir Penelitian
Tabel ArcGIS
Gambar 4.3  DAS Progo
Gambar 4.4 Add Data ArcGIS
+7

Referensi

Dokumen terkait

3) Belanja Tidak Terduga merupakan anggaran penyediaan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap darurat yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar

Metode interpolasi membutuhkan perhitungan iterasi yang lebih singkat dari metode setengah interval.. Metode ini biasa juga disebut metode

Setelah mengamati contoh gambar poster, yang dikirimkan guru melalui WAG siswa mampu membuat poster tentang cara melestarikan tumbuhan dan hewan dengan tepat. KEGIATAN

Amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah , menyatakan bahwa Renja SKPD disusun sebagai penjabaran Rensta SKPD untuk jangka waktu 1 (satu)

EFEK REVERB TIPE LECTURE HALL DENGAN PENDEKATAN TEORI SABINE BERBASIS DIGITAL SIGNAL PROCESSOR

Kasus yang diangkat pada artikel ini yaitu tentang pengobatan penyakit ringan dengan menggunakan obat tradisional, oleh karena itu terdapat rancangan dari mulai data pakar hingga

Pembesaran kelenjar prostat / BPH adalah salah satu masalah genitourinari yang cukup serius bila tidak segera ditangani dengan tepat. Faktor resiko terjadinya BPH antara