• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj-IP) KOTA SEMARANG TAHUN 2015 DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj-IP) KOTA SEMARANG TAHUN 2015 DAFTAR ISI"

Copied!
202
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ... 1

C. SEJARAH KOTA SEMARANG ... 2

D. KONDISI GEOGRAFIS KOTA SEMARANG ... 5

E. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI KOTA SEMARANG ... 6

F. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS ... 9

G. STRUKTUR ORGANISASI ... 17

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS 19

A. VISI ... ... 19

B. MISI ... 19

C. TUJUAN DAN SASARAN ... 20

D. INDIKATOR KINERJA UTAMA ... ... 28

E. PERJANJIAN KINERJA ... 33

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 56

A. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA ... 56

MISI I Mewujudkan Sumber Daya Manusia dan Masyarakat Kota Semarang yang Berkualitas... ... 56

MISI II Mewujudkan Pemerintah Kota yang Efektif dan Efisien, Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Serta Menjunjung Tinggi Supremasi Hukum... ... 83

MISI III Mewujudkan Kemandirian dan Daya Saing Daerah ... 121

MISI IV Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur yang Berkelanjutan... ... 146

MISI V Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat... ... 166

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN... ... 177

(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang undang 23 tahun 2014 mengamanatkan bahwa setiap akhir tahun anggaran Kepala Daerah wajib melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan da pembangunan daerah kepada Pemerintah, DPRD dan Masyarakat.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LKjIP dilakukan dengan mendasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

Mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014, LKjIP tingkat Pemerintah Kota disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refornasi Birokrasi selambat lambatnya tiga bulan setelah tahun anggaran berakhir.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah dokumen laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi. Proses penyusunan LKjIP dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran dengan mengukur pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Disinilah esesensi dari prinsip akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

LKjIP dapat digunakan sebagai alat kendali / controlling untuk mendorong peningkatan kinerja setiap unit organisasi. Identifikasi keberhasilan, permasalahan dan solusi yang tertuang dalam LKjIP menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang.

Diharapkan dengan LKjIP ini pemerintah daerah mendapatkan masukan demi perbaikan kinerja pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang berkelanjutan.

(4)

2 C. SEJARAH KOTA SEMARANG

Sejarah Kota Semarang dimulai sejak kedatangan seseorang yang berasal dari Kesultanan Demak bernama Pangeran Made Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang, yang meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat (daerah tersebut yang kemudian bernama Pulau Tirang). Di daerah itu Pangeran dan putranya membuka hutan dan kemudian mendirikan pesantren untuk menyiarkan agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah itu menjadi semakin subur. Dari sela-sela kesuburan muncullah pohon - pohon asam yang jarang (bahasa Jawa : Asem Arang), sehingga mereka memberikan nama daerah itu menjadi Semarang. Sebagai pendiri daerah, kemudian beliau menjadi kepala daerah setempat dengan gelar Kyai Pandan Arang I yang kemudian dilanjutkan oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II.

Perkembangan daerah Semarang makin menunjukkan pertumbuhan yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Akhirnya Pandan Arang II oleh Sultan Pajang melalui konsultasi dengan Sultan Kalijaga dinobatkan menjadi Bupati Semarang yang pertama.

Penobatan tersebut bertepatan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW tanggal 12 Rabiul Awal 954 H atau bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1547 M. Pada tanggal tersebut ”secara adat dan politis berdirilah Kabupaten Semarang”. Berdasarkan momentum itulah oleh Pemerintah Kota Semarang dengan persetujuan DPRD dalam sidangnya pada tanggal 29 April 1978, maka pada setiap tanggal 2 Mei diperingati sebagai ”Hari Jadi Kota Semarang”.

Masa pemerintahan Raden Pandan Arang II menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan yang dapat dinikmati penduduknya. Kawasan Semarang pada waktu itu meliputi: Inderono (Gisik Drono), Tirang Amper, Jurang Suru, Tinjomoyo, Wotgalih, Gajah Mungkur, Sejonilo dan Gedung Batu.

Sesudah Bupati Pandan Arang II lalu diganti oleh Raden Ketib, Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586), kemudian disusul pengganti berikutnya yaitu Mas R. Tumenggung Tambi (1657-1659), Mas Tumenggung Wongsorejo (1659-1666), Mas Tumenggung Prawiprojo (1666-1670), Mas Tumenggung Alap-Alap (1670-1674), Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674-1701), Raden Martoyudo (1743-1751), Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Raden Martoyudo (1743-1751), Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadimenggolo (1751-1773), Surohadimenggolo IV (1773-1778), Adipati Surohadimenggolo V atau Kanjeng Terboyo (1778-1841), Raden Tumenggung Surohadiningrat (1841), Putro Surohadimenggolo (1841-1855), Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860), RTP Suryokusumo (1860-1887), RTP Reksodirjo

(5)

(1887-3

1891), RMTA Purbaningrat (1891-1891), Raden Cokrodipuro (1891-1927), RM Soebiyono (1897-1927), RM Amin Suyitno (1927-1942).

Pada periode 1500-1700 Masehi, Kota Semarang mulai dikenal, terutama oleh orang-orang asing yang singgah dan berdagang di pelabuhan Semarang. Status kawasan yang semula berada dibawah kekuasaan Susuhunan Surakarta akhirnya berubah mejadi daerah kekuasaan Belanda. Karena letaknya yang strategis, maka pada tahun 1678 Kota Semarang dijadikan tempat pertahanan militer dan daerah perniagaan. Kemudian untuk kepentingan politik kolonial Belanda, Kota Semarang dijadikan kota kedua setelah Batavia.

Pada periode 1700-1906, Kota Semarang mulai menampakkan dirinya sebagai bentuk fisik sebuah kota. Wilayah pemukimannya semakin diperluas dengan adanya Kampung Jawa di Kaligawe, Pengapon, dan Poncol, Kampung Pecinan di sekitar Bubakan, Kampung Melayu di Melayu Darat. Peristiwa penting yang terjadi pada masa itu adalah pelantikan Kyai Adipati Surahadimenggolo ke IV menjadi Bupati Semarang ke 21 oleh pihak Belanda pada tanggal 6 Juli 1704.

Pada pertengahan abad ke 18, perkembangan Kota Semarang semakin pesat yaitu dengan tumbuhnya perkantoran-perkantoran Pemerintahan Belanda. Kantor-kantor dagang, fasilitas-fasilitas sosial dan lain-lain. Dengan demikian pemerintahan pada masa itu terdiri dari pemerintahan pribumi dan pemerintahan Gubernur Jenderal Belanda di dalam benteng kota yang bernama Gubernur Jenderal Jawa Utara.

Pada tahun 1864 Nederlandsch Indisch Spoorrwagen (NIS), membangun jalan kereta api yang pertama kali di indonesia, yaitu rute Semarang-Yogyakarta, dengan stasiunnya di Tambak Sari. Kemudian pada tahun 1872 telah dibangun jalan kereta api jurusan Semarang-Kedung Jati dan Solo dengan mempertimbangkan transportasi tradisional yang semakin pesat.

Pada tahun 1900, jumlah ekspor meningkat, sehingga membuat kota perdagangan Semarang menjadi semakin makmur. Jaringan kereta api ditambah yaitu jurusan Semarang-Juwana dan Semarang-Cirebon. Pada tanggal 1 April 1906 dengan Statblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuk dan diresmikanlah Pemerintah Gemeente, yang berarti Semarang menjadi Kotapraja (Stads Gemeente Van Semarang). Sehingga sejak saat itu Kota Semarang terlepas dari Kabupaten dan memiliki batas kekuasaan Pemerintah Kotapraja. Terdapat keterangan bahwa adanya Gemeente itu maka sejak tahun 1906 Semarang dipimpin oleh dua macam Pemerintahan. Yang menyangkut Pemerintahan Bumiputra dikepalai oleh Bupati, sedang yang menyangkut pemerintah Kota Semarang dikepalai oleh Burgermeester (Walikota).

Pemerintah Kota Besar Semarang buatan Belanda ini berakhir ketika tentara Jepang menduduki Indonesia tahun 1942. Tentara Jepang membentuk Pemerintahan

(6)

4

Daerah Semarang yang dipimpin seorang militer (Shitjo). Didampingi dua orang wakil, seorang Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Pemerintahan dijalankan secara sentral dibawah pimpinan Kepala Daerah Karesidenan, sehingga Bupati Semarang saat itu RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942-1945) tidak mempunyai kedudukan atau tugas sama sekali.

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, tidak lama kemudian yaitu tanggal 14 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan bala tentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama “Pertempuran Lima Hari”.

Pada tanggal 16 Mei 1946, Inggris atas nama Sekutu menyerahkan Kota Semarang kepada pihak Belanda. Pada tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, Walikota Semarang sebelum Proklamasi Kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda hingga pemulihan kedaulatan yaitu tanggal 27 Desember 1949 tidak ada Pemerintahan Daerah di Kota Semarang. Pemerintah Daerah Kota Semarang dalam pengungsian tersebut dapat berjalan hingga bulan Desember 1949, berpindah-pindah mulai dari daerah Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R. Patah, R. Prawoto Soedibyo dan Mr. Ichsan.

Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti dimasa kolonial dahulu di bawah pimpinan R. Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena pada masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB menyerahkan kepemimpinan Pemerintah Daerah Semarang kepada Mr. Koesoebijono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Beliau menyusun kembali Pemerintahan Daerah Kota Besar Semarang sampai terbentuknya Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan Kota Semarang, maka saat kepemimpinan Walikotamadya Kol. Hadijanto Kotamadya Semarang dimekarkan dari 5 Kecamatan menjadi 9 Kecamatan yaitu pada tanggal 19 Juni 1976 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dimana pemekaran tersebut sampai ke wilayah Tugu, Gunung Pati, Mijen, dan Genuk. Kemudian berlanjut dengan terbitnya Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga, Cilacap, Wonogiri, Jepara dan Kendal serta Penataan

(7)

5

Kecamatan di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah, dimana secara administratif dari 9 Kecamatan yang ada di Kota Semarang diadakan penataan menjadi 16 Kecamatan.

Sejak tahun 1945 hingga sekarang para Walikota yang memimpin Kota Besar Semarang (semula Kotapraja Semarang), yang kemudian berubah menjadi Kotamadya Semarang dan terakhir menjadi Kota Semarang adalah:

1. Mr. Moch. Ichsan (1945 - 1949) 2. Mr. Koesoebijono (1949 - 1 Juli 1951)

3. RM. Hadisoebeno Sosrowardoyo (1 Juli 1951 - 7 Januari 1958) 4. Mr. Abdul Madjid Djojoadiningrat (7 Januari 1958 - 1 Januari 1960) 5. RM Soebagyono Tjondrokoesoemo (1 Januari 1960 - 25 April 1964) 6. Mr. Woerjanto (25 April 1964 - 1 September 1966)

7. Letkol Soeparno (1 September 1966 - 6 Maret 1967)

8. Letkol. R. Warsito Soegiarto (6 Maret 1967 - 2 Januari 1973) 9. Kolonel Hadijanto (2 Januari 1973 - 15 Januari 1980)

10. Kolonel H. Iman Soeparto Tjakrajoeda, SH (15 Januari 1980 - 19 Januari 1990)

11. Kolonel H. Soetrisno Suharto (19 Januari 1990 - 19 Januari 2000) 12. H. Sukawi Sutarip SH, SE (19 Januari 2000 - 19 Juli 2010)

13. Drs. Soemarmo Hadi Saputro, M.Si (19 Juli 2010 – 7 Mei 2013)

14. H. Hendrar Prihadi, SE, MM (Plt Walikota 7 Mei 2013 – 21 Oktober 2013) 15. H. Hendrar Prihadi, SE, MM (21 Oktober 2013 – 19 Juli 2015)

Sedangkan sesuai dengan regulasi sejak tahun 1995 terdapat jabatan Wakil Walikota yang sampai saat ini sudah mengalami 4 kali pergantian yaitu :

1. Drs. Herdjono (15 Januari 1995 – 19 Januari 2000)

2. Drs. Muchatif Adi Subrata, M.Si (19 Januari 2000 – 19 Januari 2005) 3. H. Mahfudz Ali, SH, M.Si (19 Juli 2005 – 19 Juli 2010)

4. Hendrar Prihadi, SE, MM (19 Juli 2010 – 7 Mei 2013)

D. KONDISI GEOGRAFIS KOTA SEMARANG 1. Batas dan Luas Wilayah

Secara geografis, Kota Semarang terletak antara garis 6º 50’ - 7º 10’ Lintang Selatan dan garis 109º 50’ - 110º 35’ Bujur Timur. Secara administratif Kota Semarang terdiri atas 16 wilayah kecamatan dan 177 Kelurahan, dengan luas wilayah adalah 373,70 Km2, dan batas-batas administratif adalah:

(8)

6

Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang Sebelah Barat : Kabupaten Kendal Sebelah Timur : Kabupaten Demak

2. Topografi

Secara topografi, Kota Semarang memiliki keunikan karena terdiri dari daerah pantai dan daerah perbukitan, dengan elevasi topografi berada pada ketinggian antara 0,75 m sampai sekitar 350 m diatas permukaan laut.

Daerah pesisir pantai merupakan wilayah terendah di Kota Semarang yang dibatasi Laut Jawa dengan panjang garis pantai meliputi 13,6 Km. Luas daerah pantai di Kota Semarang adalah 1% dari luas wilayah total dengan ketinggian 0-0,75 m dpl (diatas permukaan laut). Daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian tengah, seperti daerah simpang lima dan pusat kota, dengan kemiringan antara 2 – 15 % dan ketinggian antara 0,75 – 3,5 m dpl seluas 33% dari luas wilayah total. Sedangkan wilayah dataran tinggi di Kota Semarang seluas 66% dari luas wilayah dengan ketinggian antara 5-348 m dpl. Daerah ini memiliki ketinggian yang bervariasi, seperti 136 m dpl di wilayah Jatingaleh, 253 m dpl di wilayah Mijen, serta 259 dan 348 m dpl di wilayah Gunungpati. Ketinggian Kota Semarang yang bervariasi ini menjadikan pemanfaatan bagian atas Kota Semarang lebih difungsikan sebagai daerah konservasi untuk melindungi Kota Semarang bagian bawah.

E. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFI KOTA SEMARANG

Secara demografi, berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 2015 diperkirakan sejumlah 1.596.036 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sejumlah 793.266 jiwa (49,7%) dan penduduk perempuan sejumlah 802.770 jiwa (50,3%). Jika dibandingkan dengan penduduk di tahun 2014, penduduk di tahun 2015 mengalami pertumbuhan sebesar 0,7% atau bertambah 11.130 jiwa.

Dari sebaran penduduk per kecamatan, Kecamatan Pedurungan adalah kecamatan dengan penduduk terbanyak. Sedangkan Kecamatan Tugu adalah kecamatan dengan penduduk paling sedikit. Secara rinci, sebaran penduduk di tiap kecamatan terlihat pada tabel berikut:

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG PER KECAMATAN TAHUN 2015

NO KECAMATAN JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)

1 Kecamatan Semarang Selatan 86.064 5,39

2 Kecamatan Semarang Utara 131.511 8,24

3 Kecamatan Semarang Barat 164.324 10,30

4 Kecamatan Semarang Timur 81.899 5,13

5 Kecamatan Semarang Tengah 74.412 4,66

6 Kecamatan Gunungpati 75.895 4,76

(9)

7

NO KECAMATAN JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)

8 Kecamatan Mijen 56.994 3,57 9 Kecamatan Genuk 92.376 5,79 10 Kecamatan Gajahmungkur 65.035 4,07 11 Kecamatan Tembalang 144.371 9,05 12 Kecamatan Candisari 82.409 5,16 13 Kecamatan Banyumanik 131.651 8,25 14 Kecamatan Ngaliyan 122.687 7,69 15 Kecamatan Gayamsari 76.040 4,76 16 Kecamatan Pedurungan 179.609 11,25 J U M L A H 1.596.036 100,00

Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015 (data sementara, data diolah)

Jika dilihat dari sebaran penduduk berdasarkan kelompok umurnya, jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) di tahun 2015 sejumlah 1.142.952 jiwa, dan jumlah penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65 tahun keatas) sejumlah 453.084 jiwa. Dengan membandingkan antara jumlah penduduk tidak produktif dengan penduduk yang produktif, maka akan dapat diketahui Angka Beban Ketergantungan (dependency ratio). Angka beban ketergantungan Kota Semarang pada tahun 2015 adalah sebesar 39,64%. Secara rinci, jumlah penduduk Kota Semarang di tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR KELOMPOK UMUR KONDISI TAHUN 2015

KELOMPOK UMUR JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)

0 – 4 127.674 8,00 5 – 9 126.763 7,94 10 – 14 123.123 7,71 15 – 19 148.361 9,35 20 – 24 157.671 9,97 25 – 29 150.913 9,47 30 – 34 140.438 8,80 35 – 39 126.105 7,89 40 – 44 119.700 7,49 45 – 49 107.174 6,70 50 – 54 90.847 5,67 55 – 59 64.789 4,03 60 – 64 36.954 2,29 65+ 75.524 4,69 Jumlah 1.596.036 100,00

Sumber: BPS Kota Semarang (data sementara, data diolah)

Berdasarkan tingkat pendidikannya, komposisi penduduk Kota Semarang hampir merata pada pendidikan dasar dan menengah (SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat, SMA/MA sederajat) dengan persentase terbesar adalah tamatan SD/MI sederajat sebesar 22,88%. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi jumlahnya hanya sekitar 8,78%, yang terdiri dari tamatan Diploma I/II/III sebesar 4,33% dan tamatan D IV, S1, S2, dan S3 sebesar 4,44%. Berikut ini tabel penduduk Kota Semarang dirinci berdasar tingkat pendidikan formal.

(10)

8

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASAR PENDIDIKAN TAHUN 2015

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH (JIWA) PERSENTASE (%)

1 Tidaksekolah 96.047 6,54

2 Tidak/ belum tamat SD 299.639 20,39

3 Tamat SD/MI sederajat 336.148 22,88

4 Tamat SLTP/MTs / sederajat 298.149 20,29

5 Tamat SLTA/MA / sederajat 310.231 21,11

6 Tamat Diploma I / II / III 63.790 4,34

7 Tamat D IV / S1 / S2 / S3 65.248 4,44

J U M L A H 1.469.252 100,00

Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015 (data sementara, data diolah)

Berdasarkan mata pencahariannya, penduduk Kota Semarang sebagian besar bekerja sebagai buruh industri (25,69%), PNS/TNI/POLRI (13,77%), pedagang (12,53%) dan buruh bangunan (12,03%). Sementara itu, jenis mata pencaharian petani dan buruh tani (3,9%) serta nelayan (0,37%) adalah mata pencaharian yang paling sedikit di Kota Semarang. Jumlah penduduk menurut mata pencahariannya secara lengkap dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN TAHUN 2015

NO JENIS MATA PENCAHARIAN JUMLAH PERSENTASE (JIWA) (%) 1 Petani Sendiri 27.203 3,90 2 Buruh Tani 18.665 2,67 3 Nelayan 2.560 0,37 4 Pengusaha 53.947 7,72 5 Buruh Industri 179.416 25,69 6 Buruh Bangunan 83.986 12,03 7 Pedagang 87.500 12,53 8 Angkutan 25.845 3,70 9 PNS/TNI/POLRI 96.189 13,77 10 Pensiunan 40.243 5,76 11 Lainnya 82.825 11,86 J U M L A H 698.379 100,00

Sumber: BPS Kota Semarang Tahun 2015 (data sementara, data diolah)

Untuk mengukur kualitas hidup, terutama yang terkait dengan kualitas pembangunan manusia di suatu wilayah, digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunansuatu wilayah/negara. Sejak data tahun 2014, IPM dilihat dengan menggunakan indikator metode pengukuran yang berbeda dari sebelumnya. Jika sebelumnya IPM diukur dengan Angka Melek Huruf (AMH), Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-Rata Lama Sekolah dan Konsumsi Per Kapita, dari tahun

(11)

9

2014 digunakan indikator Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dan Paritas Daya Beli. Di tahun 2015, diperkirakan nilai IPM Kota Semarang meningkat menjadi 79,82.

GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA SEMARANG TAHUN 2015

Keterangan : *). Data prediksi berdasarkan trend 5 tahun

Sumber : BPS Kota Semarang, Bappeda Kota Semarang ( data diolah )

F. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

Tahapan Pencapaian Visi Kota Semarang dalam kurun waktu tahun 2010-2015 yaitu:

1. Tahap Konsolidasi, Juli 2010-2011

2. Tahap Percepatan Infrastruktur, tahun 2012

3. Tahap Percepatan Pencapaian Sapta Program, tahun 2013 4. Tahap Pemantapan Pencapaian Sapta Program, tahun 2014 5. Tahap Pengembangan, tahun 2015

Berdasarkan tahapan tersebut maka tahun 2015 merupakan tahapan Pengembangan Pencapaian Sapta Program dalam kerangka pencapaian visi dan misi RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015. Dari uraian deskripsi kondisi, potensi, permasalahan, dan prediksi pembangunan daerah diberbagai bidang pembangunan maka perlu dirumuskan isu-isu strategis yang muncul sesuai dengan prioritas Pembangunan Daerah Kota Semarang tahun 2015 yaitu :

77.58 78.04 78.68 79.24 79,82 *) 73.00 75.00 77.00 79.00 81.00 83.00 85.00

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )

(12)

10

1. Program Penanganan Kemiskinan Dan Pengangguran, dengan prioritas pada : a. Pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin, yang difokuskan pada:

1) Peningkatan kualitas dan aksesbilitas pelayanan kesehatan bagi warga miskin, dengan arahan kegiatan:

a) Fasilitasi pelayanan kesehatan bagi warga miskin b) Penanganan kurang gizi dan rawan gizi

c) Penambahan tempat pelayanan kesehatan di tiap kecamatan

2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana lingkungan permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah , dengan arahan kegiatan:

a) Pemugaran rumah tidak layak huni

b) Rehabilitasi dan pemeliharaan Sarana Prasarana Rusun dan Rusunawa di 5 rusun

c) Pembuatan Sanitasi Komunal

d) Perbaikan prasarana infrastruktur jalan lingkungan permukiman e) Penataan dan penanganan permukiman kumuh

f) Fasilitasi perluasan program Pamsimas dan Sanimas di kelurahan-kelurahan

3) Peningkatan fasilitasi akses pendidikan dasar dan menengah bagi warga miskin, dengan arahan kegiatan:

a) Pengembangan Kejar Paket Plus b) Bantuan Beasiswa bagi warga miskin c) Pengembangan kelurahan vokasi

4) Penguatan kelembagaan dan ketersediaan cadangan pangan serta perluasan akses pangan yang murah, sehat dan terjangkau bagi warga miskin, dengan arahan kegiatan:

a) Bantuan Warung desa di kelurahan mandiri pangan

b) Pelatihan pengolahan pangan lokal dan promosi produk olahan pangan c) Penyediaan bahan pangan untuk warung desa

5) Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

b. Pemantapan pemberdayaan ekonomi warga miskin, yang difokuskan pada: 1) Pemberdayaan usaha ekonomi produktif masyarakat di kelurahan sasaran

program Gerdukempling, dengan arahan kegiatan:

a) Bantuan ekonomi bergulir untuk usaha kecil warga miskin

b) Fasilitasi bantuan sarana dan peraatan usaha ekonomi produktif bagi warga miskin

2) Pemberian akses permodalan dan pemasaran bagi warga miskin yang memiliki usaha, dengan arahan kegiatan fasilitasi permodalan dan pemasaran

(13)

11

hasil produk usaha warga miskin

c. Pemantapan penurunan angka pengangguran, yang difokuskan pada:

1) Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan kapasitas tenaga kerja, dengan arahan kegiatan:

a) Optimalisasi bursa lapangan kerja

b) Peningkatan profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur Balai Latihan Kerja (BLK)

c) Padat karya produktif

2) Peningkatan pemberdayaan dan daya saing koperasi, UMKM/IKM, petani/nelayan

3) Pengembangan wirausaha baru serta diversifikasi usaha, dengan arahan kegiatan Fasilitasi pengembangan kelembagaan UMKM/Koperasi

2. Program Penanganan Rob Dan Banjir, dengan prioritas pada:

a. Peningkatan dan pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian banjir dan rob, yang difokuskan pada:

1) Pembangunan fasilitas pengendali banjir dan rob, dengan arahan kegiatan: a) Peningkatan saluran drainase Kali Tenggang

b) Pembangunan saluran drainase kota

2) Peningkatan operasional sarana pengendali banjir, dengan arahan kegiatan: a) Peningkatan jumlah dan kapasitas pompa

b) Pemeliharaan sistem drainase kota c) Operasional polder pengendali banjir d) Pengoptimalan embung dan polder

b. Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Serta Konservasi Kawasan Hulu dan Hilir,yang difokuskan pada:

1) Rehabilitasi kawasan hulu

2) Rehabilitasi kawasan hilir, dengan arahan kegiatan: a) Pembuatan sabuk pantai dan groin

b) Penanaman mangrove

3) Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai

3. Program Peningkatan Pelayanan Publik, dengan prioritas pada:

a. Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih dan Akuntabel Dengan Optimalisasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yang difokuskan pada:

1) Peningkatan kualitas pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, dengan arahan kegiatan:

a) Mempertahankan pencapaian Laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);

(14)

12

b) Peningkatan kualitas pelayanan publik (PATEN, ISO Pelayanan Perijinan)

c) Rehabilitasi dan pembangunan kantor pemerintahan, terutama yang memberikan pelayanan langsung ke masyarakat, terdiri dari:

Pembangunan dan rehabilitasi kantor kelurahan dan kecamatan Pembangunan Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Pembangunan Gedung Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lanjutan Pembangunan Kantor Kec. Semarang Timur; Kec. Mijen; Bapermas, Per dan KB; Gedung Diklat.

d) Pemantapan penerapan dan pencapaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM)

2) Peningkatan kualitas sumber daya dan sistem penilaian kinerja aparatur, dengan arahan kegiatan:

a) Pelaksanaan Renumerasi pegawai b) Peningkatan manajemen kepegawaian

c) Penerapan dan percepatan pencapaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) 3) Pemantapan pelaksanaan administrasi kependudukan, dengan arahan

kegiatan:

a) Sosialisasi pelayanan produk kependudukan dan peningkatan kapasitas petugas pelayanan kependudukan

b) Peningkatan keterpaduan data kependudukan (LaMPid, monografi) 4) Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi yang terintegrasi dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik, dengan arahan kegiatan:

a) Tersedianya SIM terpadu dan terintegrasi di lingkungan Pemerintah Kota Semarang

b) Pengembangan SIM bagi SKPD-SKPD

c) Pengembangan pelayanan perijinan secara online

d) Peningkatan peran dan fungsi PPID serta unit PPID di semua SKPD 5) Dukungan pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang,

dengan arahan kegiatan:

a) Fasilitasi Peningkatan Partisipasi Dalam Pemilu

b) Fasilitasi Penciptaan Stabilitas Keamanan Sosial dan Politik c) Koordinasi Pemantauan Pelaksanaan Pilwalkot

6) Peningkatan kualitas perencanaan dan implementasinya dalam kebijakan penganggaran pembangunan, dengan arahan kegiatan:

(15)

13

selaras dengan dokumen anggaran

b) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah

c) Penyusunan Standar Analisa Belanja (SAB) dalam pengelolaan keuangan daerah

7) Penyusunan RPJMD dan Rencana Strategis (Renstra) SKPD Tahun 2015-2020,

8) Peningkatan pendapatan asli daerah, dengan arahan kegiatan: a) Intensifikasi penarikan pajak daerah

b) Pendataan ulang potensi Pajak Daerah dan sumber pendapatannya c) Penyediaan data informasi keuangan daerah

9) Optimalisasi pengelolaan dan pendayagunaan aset daerah, dengan arahan kegiatan:

a) Peningkatan kemandirian BUMD dan Perusda b) Optimalisasi ketersediaan data aset daerah c) Pengembangan data aset tanah yang valid

10) Pengembangan destinasi, event dan atraksi wisata dan budaya Kota Semarang, dengan arahan kegiatan:

a) Revitalisasi dan pengembangan sarana prasarana destinasi wisata Kota Semarang

b) Pelaksanaan event atraksi kebudayaan khas Semarang c) Pengembangan desa wisata, melalui:

Peningkatan Jalan akses desa wisata beserta rambu dan Penerangan Jalan Umumnya

Pembuatan IPAK di klaster batik desa wisata

Pelatihan kewirausahaan dan fasilitasi kemitraan usaha bagi UMKM Pelatihan pengolahan pangan Lokal, dan Pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan

Penyediaan bibit tanaman dan penyuluh pertanian di desa wisata Pengembangan perikanan rakyat

b. Peningkatan Perekonomian Daerah Berbasis Potensi Unggulan Lokal, yang difokuskan pada:

1) Pengembangan industri kecil dan menengah, dengan arahan kegiatan: a) Pengembangan cluster industri kecil dan menengah

b) Peningkatan daya saing dan pengembangan pemasaran IKM

2) Pembangunan pasar tradisional dan revitalisasi kelembagaan pengelolanya, dengan arahan kegiatan:

(16)

14

Pasar Peterongan; Revitalisasi Fisik Pasar Waru; Lanjutan pembangunan Pasar Klitikan dan Pasar Rejomulyo

b) Rintisan Perusda Pengelola Perpasaran

3) Peningkatan produksi perikanan, dengan arahan kegiatan: a) Optimalisasi Pasar Ikan Higienis

b) Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan c) Pengembangan Balai Benih Ikan

d) Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir

4) Pemberdayaan UMKM dan Koperasi, dengan arahan kegiatan:

a) Fasilitasi akses permodalan dan peningkatan kemitraan usaha bagi UKM b) Pengembangan ekonomi kreatif berbasis UMKM

5) Fasilitasi bantuan bagi kelompok tani dan bantuan usaha untuk peningkatan penapatan petani/peternak, dengan arahan kegiatan:

a) Fasilitasi pembangunan/rehabilitasi sarpras pertanian b) Fasilitasi peternakan dan budidaya tanaman

c. Peningkatan antisipasi Pra Bencana, saat Tanggap Darurat, dan penanggulangan pasca bencana alam, yang difokuskan pada:

1) Penanggulangan bencana alam dalam tahap pra bencana, dengan arahan kegiatan pengurangan resiko bencana, pencegahan bencana, kesiapsiagaan, peringatan dini dan mitigasi bencana

2) Penanggulangan bencana dalam tahapan saat tanggap darurat, dengan arahan kegiatan penyelamatan dan evakuasi bencana, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan terhadap kelompok rentan, serta pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

3) Penanggulangan pasca bencana, dengan arahan kegiatan rehabilitasi wilayah bencana dan rekonstruksi kembali sarana prasarana terdampak bencana.

4. Program Peningkatan Infrastruktur, dengan prioritas pada:

a. Peningkatan Aksesbilitas, Kualitas dan Kuantitas Sarana Prasarana Infrastruktur Wilayah, yang difokuskan pada:

1) Pembangunan jalan aksesibilitas strategis, dengan arahan kegiatan Pembangunan Jalan, yang terdiri dari : Pembangunan fisik outer ring road Mangkang-Mijen; Pembangunan akses dari terminal Mangkang ke Stasiun Mangkang; Pembangunan jalan di rencana kawasan pusat pemerintahan Mijen; Penyusunan DED Outer Ring Road Mijen-Sumurrejo/Sisemut; Penyusunan DED outer ring road Majapahit-Pudak Payung (Jl.Pramuka); Penyusunan LARAP dan AMDAL Outer Ring Road Genuk-Majapahit (GOR Manunggal Jati); Penyusunan LARAP dan AMDAL Outer Ring Road

(17)

15

Srondol-Sekaran; dan Penyusunan LARAP dan AMDAL Outer Ring Road Mijen-Cepoko-Patemon

2) Percepatan pembangunan dan penyelesaian infrastruktur strategis, dengan arahan kegiatan:

a) Penyelesaian pembangunan GOR Tri Lomba Juang b) Penyediaan lampu penerangan jalan umum

c) Pengadaan lahan (land banking), terdiri dari pengadaan lahan TPU Jabungan; pembebasan Lahan Outer Ring Road Mangkang-Arteri Utara; pengadaan lahan akses dari terminal Mangkang ke Stasiun Mangkang; dan pengadaan lahan kawasan konservasi mangrove di Kecamatan Tugu

b. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Utilitas Wilayah, yang difokuskan pada: 1) Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan, dengan arahan kegiatan

Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan, yang terdiri dari peningkatan pelayanan BRT, revitalisasi terminal Terboyo, pengelolaan feeder penghubung BRT, dan pemindahan shelter BRT.

2) Peningkatan pengelolaan persampahan, dengan arahan kegiatan pembangunan taman, yang terdiri dari penataan dan pengembangan RTH, pembangunan Taman Rejomulyo dan rehab Taman Simpanglima

3) Penguatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dengan arahan kegiatan kampanye pembangunan infrastruktur berkelanjutan berwawasan lingkungan

4) Peningkatan sarana prasarana olahraga 5) Pengembangan kawasan Kota Lama

5. Program Pengarusutamaan Gender, dengan prioritas pada:

a. Pemantapan Kota Layak Anak, dengan fokus pada pengembangan capaian Kota Layak Anak

b. Peningkatan Kualitas Partisipasi Perempuan Dalam Pembangunan, dengan fokus pada:

1) Peningkatan peran lembaga bantuan hukum terhadap perlindungan perempuan dan anak dari KDRT

2) Peningkatan gerakan sayang ibu dan anak menuju keluarga berkualitas 3) Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG)

6. Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan, dengan prioritas pada:

a. Pemantapan Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 tahun, denganfokus pada:

1) Pemantapan penyelenggaraan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 tahun, kepada seluruh anak usia sekolah (termasuk untuk Anak Berkebutuhan

(18)

16

Khusus dan penyandang disabilitas) terutama untuk pendidikan menengah 2) Dukungan optimalisasi penerapan Kurikulum tahun 2013

3) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah terutama untuk pembangunan dan perbaikan ruang kelas dengan kondisi rusak berat dan kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan di kecamatan.

b. Peningkatan Mutu Pendidikan Formal dan Luar Sekolah, dengan fokus pada:

1) Peningkatan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2) Peningkatan kualitas dan profesionalisme tenaga kependidikan

3) Peningkatan mutu, relevansi dan daya lulusan saing yang sesuai dengan dengan kebutuhan pasar kerja

4) Peningkatan kualitas pendidikan usia dini

7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan, dengan prioritas pada:

a. Pemantapan Aksesbilitas dan Derajat Kesehatan Masyarakat, yang difokuskan pada:

1) Perwujudan Semarang Menuju Kota Sehat

2) Pemantapan dukungan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 3) Peningkatan kualitas dan perluasan peserta Keluarga Berencana (KB)

4) Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai, dengan arahan kegiatan :

a) Peningkatan kualitas layanan Puskesmas, melalui perbaikan sarpras puskesmas dan puskesmas pembantu; akreditasi lab kesehatan; standarisasi pelayanan kesehatan; ISO kesehatan dan surveilance; penyediaan obat dan perbekalan kesehatan;

b) Peningkatan kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah c) Penyediaan SIM kesehatan terpadu

5) Peningkatan keselamatan ibu/bayi dan balita

6) Peningkatan Puskesmas menjadi Badan Layanan Umum (BLU)

b. Pemantapan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, yang difokuskan pada:

1) Pemantapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

(19)

17 G. STRUKTUR ORGANISASI

a. Struktur Organisasi

Pemerintah Kota Semarang dipimpin oleh seorang Walikota dengan dibantu oleh seorang Wakil Walikota dan perangkat daerah. Organisasi perangkat daerah Kota Searang terdiri dari :

a. Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, sebagai unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan koordinasi Walikota Semarang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 11 Tahun 2008. Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah dan terdiri dari 13 bagian.

b. Dinas Daerah, sebagai unsur pelaksana urusan daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2008

c. Lembaga Teknis Daerah, sebagai unsur pendukung tugas Walikota dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008.

d. Kecamatan dan Kelurahan, sebagai unsur kewilayahan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2008.

e. Perubahan pada Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang dan menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010, guna membentuk lembaga baru yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang.

Adapun secara lengkap struktur organisasi Pemerintah Kota Semarang adalah sebagai berikut :

(20)

18 b. Sumber Daya Aparatur

Pemerintah Kota Semarang memiliki PNS sebanyak 14.417 orang dengan perimbangan laki laki sebanyak 6.562 orang (45,52%) dan perempuan sebanyak 7.855 (54,48%), yang menunjukkan perimbangan gender yang baik sebagaimana nampak dalam grafik berikut :

Bila dirunut per jenjang pendidikan, maka persentase terbesar adalah jenjang pendidikan S1 sebanyak 8.148 orang (56,52%), kemudian SLTA sebanyak 2.638 orang (18,30%). Selain itu PNS dengan pendidikan S2 dan D3 juga cukup banyak, yaitu berturut-turut 1.172 orang dan 953 orang. Pemerintah Kota Semarang memiliki keragaman PNS yang baik. Komposisi per jenjang pendidikan adalah sebagai berikut :

NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH %

1 S.3 4 0,03% 2 S.2 1.172 8,13% 3 S.1 8.148 56,52% 4 D.3 953 6,61% 5 D.2 716 4,97% 6 D.1 111 0,77% 7 SLTA 2.638 18,30% 8 SLTP 424 2,94% 9 SD 251 1,74% JUMLAH 14.417 100%

Sedangkan bila dipilah menurut golongan adalah sebagai berikut :

KOMPOSISI PNS KOTA SEMARANG BERDASARKAN GOLONGAN TAHUN 2015

NO GOLONGAN JUMLAH % 1 GOLONGAN I 264 1,83% 2 GOLONGAN II 2.533 17,57% 3 GOLONGAN III 6.656 46,17% 4 GOLONGAN IV 4.886 33,89% 5 CPNS 78 0,54% JUMLAH 14.417 100,00% Laki Laki 46% Perempuan 54% KOMPOSISI PNS

(21)

19 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. VISI

Suatu wilayah atau kota harus memiliki visi dan misi untuk perencananaan jangka panjang yang tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), maupun jangka menengah yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD kemudian dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan dokumen perencanaan untuk periode satu tahun.

LKj-IP ini berisi laporan penyelenggaraan pemerintahan Kota Semarang selama tahun 2015, dan merupakan tahun akhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2010–2015.

Sebagaimana tertuang dalam RPJMD periode 2010-2015, visi Pemerintah Kota

Semarang adalah : “TERWUJUDNYA SEMARANG KOTA PERDAGANGAN DAN

JASA, YANGBERBUDAYA MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA”

Visi tersebut memiliki empat kunci pokok yakni Kota Perdagangan, Kota Jasa, Kota Berbudaya, dan Masyarakat yang Sejahtera.

Kota Perdagangan, mengandung arti Kota yang mendasarkan bentuk aktivitasnya pada pengembangan ekonomi yang lebih menitikberatkan pada aspek perniagaan sesuai dengan karakteristik masyarakat kota, yang didalamnya melekat penyelenggaraan fungsi jasa yang menjadi tulang punggung pembangunan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan tidak meninggalkan potensi lainnya.

Kota Jasa, memiliki makna bahwa Kota Semarang lebih menekankan pada fungsi kota dalam pelayanan publik diberbagai bidang.

Kota Berbudaya, mengandung arti bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan senantiasa dilandasi seluruh aspek kebudayaan yang terdiri dari Cipta, Rasa dan Karsa yang telah tumbuh menjadi kearifan masyarakat seperti pelaksanaan nilai-nilai religiusitas, kemanusiaan, kebersamaan, persaudaraan, ketertiban dan sikap ketauladanan lainnya dalam lingkungan budaya masyarakat, sehingga menghasilkan pembangunan karakter yang mengedepankan kehalusan budi dan perasaan, manusiawi, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

B. MISI

Dalam mewujudkan Visi “Terwujudnya Semarang Kota Perdagangan Dan Jasa, Yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera” ditempuh melalui 5 (lima) misi pembangunan daerah sebagai berikut :

1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang berkualitas.

Adalah pembangunan yang diarahkan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang tinggi, berbudi luhur disertai toleransi yang tinggi dengan didasari keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.

(22)

20

2. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum.

Adalah penyelenggaraan Pemerintah yang diarahkan pada pelaksanaan otonomi daerah secara nyata, efektif, efisien dan akuntabel dengan menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (Good Governance) dan Pemerintah yang bersih Clean Governance) sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat yang disertai dengan penegakan supremasi hokum dan Hak Asasi Manusia. Perwujudan pelayanan publik mencakup beberapa aspek, yaitu sumber daya aparatur, regulasi dan kebijakan serta standar pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah.

Adalah pembangunan yang diarahkan pada peningkatan kemampuan perekonomian daerah dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang berbasis pada potensi unggulan daerah, berorientasi ekonomi kerakyatan dan sektor ekonomi basis yang mempunyai daya saing baik ditingkat lokal, nasional, regional, maupun internasional.

4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan.

Adalah pembangunan yang diarahkan pada peningkatan pemanfaatan tata ruang dan pembangunan infrastruktur wilayah secara efektif dan efisien dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat kota dengan tetap memperhatikan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Adalah pembangunan yang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang memiliki kehidupan yang layak dan bermartabat serta terpenuhinya kebutuhan dasar manusia dengan titik berat pada penanggulangan kemiskinan, penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pengarusutamaan gender dan perlindungan anak serta mitigasi bencana.

C. TUJUAN DAN SASARAN

Untuk mencapai keberhasilan pembangunan jangka menengah tahun 2010-2015 yang merupakan lima tahun kedua dari RPJPD Tahun 2005-2025, maka ditetapkan prioritas pembangunan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan lima tahun pada masing-masing misi yang telah ditetapkan, sebagai berikut :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia dan Masyarakat Kota Semarang yang Berkualitas.

1. Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan rintisan wajar 12 tahun didukung oleh sarana/prasarana yang memadai dan tenaga pendidikan yang profesional serta peningkatan tata kelola pendidikan yang berskala standar nasional, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada a) Meningkatnya pemerataan dan jangkauan akses pelayanan pendidikan

(23)

21

b) Meningkatnya mutu dan kualitas pendidikan berstandar Nasional untuk SD/MI mencapai 40 %, SMP/MTs 60%, SMA/SMK/MA 40% dan Standar Internasional pada masing-masing sekolah 1 tingkat.

c) Meningkatnya prosentase kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan umum dan khusus mencapai 100%

d) Meningkatnya relevansi dan daya saing pendidikan menengah umum dan khusus.

2. Pengembangan pemerataan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan/rujukan dengan rintisan pengembangan pelayanan berskala rumah sakit, pengembangan profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan yang didukung dengan pesebaran sarana dan prasarana dan terwujudnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang meliputi :

1) Prosentase Angka kelangsungan Hidup Bayi mencapai 87,75/1000 Kelahiran Hidup;

2) Usia Harapan Hidup mencapai mencapai 72,52 Tahun; 3) Prosentase Gizi Buruk 0,001 %.

b) Meningkatnya paradigma Semarang Sehat 75 %;

c) Meningkatnya cakupan Universal Coverage 2015 sebesar 100%;

3. Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya, fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya pengendalian laju pertumbuhan penduduk dengan Total Fertility Rate dibawah 2 (TFR<2);

b) Peningkatan jumlah akseptor KB, baik laki-laki dan perempuan sebanyak 75%

4. Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja/ berusaha, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing di era global, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada:

a) Menurunnya angka pengangguran dari 14,9 % menjadi 12,4%;

b) Meningkatnya persentase tingkat partisipasi angkatan kerja dari 64,75% menjadi 66,71 %;

c) Meningkatnya persentase perlindungan dan jaminan kesejahteraan tenaga kerja mencapai 75%;

d) Meningkatnya persentase fasilitasi penyelesaian masalah hubungan industrial mencapai 100%;

e) Meningkatnya persentase penyelenggaraan dan sistem informasi pasar kerja yang mudah diakses masyarakat sebesar 100%;

5. Pengembangan peran pemuda dan organisasi kepemudaan dalam mendukung sikap dan perilaku, kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna meningkatkan partisipasi dalam

(24)

22

pembangunan, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada meningkatnya persentase peran serta aktif generasi pemuda dalam pembangunan.

6. Pengembangan pembudayaan olahraga masyarakat dan fasilitasi olahraga prestasi unggulan yang didukung sarana prasarana olahraga yang memadahi, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana olahraga sebesar 80%;

b) Meningkatnya persentase budaya olahraga masyarakat mencapai 75%; c) Meningkatnya persentase pencapaian prestasi olahraga mencapai 80%. 7. Pengembangan pelayanan dan aksesbilitas perpustakaan berbasis teknologi

informasi, optimalisasi minat baca masyarakat dan rintisan Perpustakaan berbasis IT, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase Perpustakaan Berbasis TI sebesar 5%. b) Meningkatnya persentase minat baca masyarakat mencapai 75%; c) Meningkatnya persentase pelestarian dan koleksi bahan.

8. Pengembangan dan pelestarian seni dan budaya tradisional, bangunan bersejarah serta benda cagar budaya dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri masyarakat, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase sarana dan prasarana pelestarian seni dan budaya tradisional mencapai 3,66%;

b) Meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas bangunan bersejarah dan benda cagar budaya mencapai 53,21%;

c) Meningkatnya persentase kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam pelestarian seni dan kekayaan budaya lokal 12,72%;

2. Mewujudkan Pemerintahan Kota yang Efektif dan Efisien, Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik serta Menjunjung Tinggi Supremasi Hukum.

1. Pengembangan pemahaman politik untuk mewujudkan budaya politik demokratis yang santun dan partisipasi politik yang didukung oleh infra dan supra struktur politik yang sehat, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya wawasan kebangsaan dalam masyarakat 80%;

b) Meningkatnya persentase persentase partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu dan Pilkada mencapai 75%;

c) Meningkatnya persentase peran dan fungsi politik Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 100%;

2. Pengembangan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance yang didukung penerapan e-government menuju e-city, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada : a) Meningkatnya persentase administrasi pemerintahan dengan penerapan

Information Communication and Technology (ICT) melalui electronic government di lingkungan Pemerintahan Kota Semarang mencapai 75%;

(25)

23

b) Meningkatnya persentase perencanaan partisipatif dalam penyelenggaraan pembangunan mencapai 100%;

c) Pembentukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Kota Semarang;

3. Pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial dan kreatif dengan tidak membebani rakyat, dengan sasaran pembangunan difokuskan : a) Meningkatnya persentase Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

sebesar 12,5% pertahun;

b) Meningkatnya rasio kemandirian keuangan dalam pembiayaan pembangunan mencapai 25 %;

c) Meningkatnya Optimalisasi pengelolaan aset daerah dengan penekanan pada ketersediaan data aset yang akurat dan pengamanan aset daerah;

d) Terwujudnya tertib administrasi keuangan daerah dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

4. Pengembangan budaya kerja aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik yang didukung oleh kelembagaan dan ketatalaksanaan serta Sistem Informasi Manajemen kepegawaian yang transparan dan akuntabel serta Pengembangan kerjasama daerah dengan berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional maupun internasional, dengan sasaran pembangunan yang difokuskan pada:

a) Meningkatnya persentase kelembagaan dan ketatalaksanan pemerintahan guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah mencapai 90%;

b) Meningkatnya persentase kapasitas birokrasi dan profesionalisme aparat dengan penekanan pada perubahan sikap dan perilaku aparat pemerintah daerah yang bermoral, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme, responsif, transparan dan akuntabel 75%;

c) Meningkatnya persentase sinergitas hubungan antara pusat dan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah mencapai 75%;

d) Meningkatnya persentase sistem pengawasan internal pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH 90%;

e) Persentase peningkatan hubungan kerjasama antara Swasta, Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota lain , Provinsi , Pusat dan Luar Negeri 75%;

f) Berkurangnya persentase penyimpangan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebesar 50%;

5. Pengembangan sistem dan akses pelayanan publik melalui peningkatan kompetensi sesuai kewenangan pada bidang pelayanan dasar dan penunjang berbasis teknologi infomatika guna mewujudkan pelayanan prima, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase indeks kepuasan masyarakat mencapai 80%; b) Meningkatnya persentase standar mutu pelayanan mencapai 90%;

(26)

24

c) Meningkatnya persentase sarana dan prasarana penyelenggaraan pelayanan publik berbasis teknologi informasi mencapai 75%.

d) Tewujudnya tertib administrasi dan pengelolaan administrasi kependudukan sebesar 100%.

6. Pengembangan upaya perlindungan masyarakat untuk menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta kerukunan masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat yang didukung oleh sarana prasarana keamanan dan ketertiban yang memadahi, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat 80%;

b) Meningkatnya persentase pemberantasan penyalahgunaan Napza, Miras, dan penyakit masyarakat (Pekat) lainnya 80 %;

c) Meningkatnya persentase kemampuan perlindungan masyarakat (Linmas) mencapai 80%

7. Pengembangan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan pemangku kepentingan yang mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi yang didukung oleh keterbukaan informasi publik yang bertanggungjawab, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya keterbukaan informasi publik mencapai 100%;

b) Meningkatnya hubungan komunikasi timbal balik antara pemerintah, masyarakat dan Media Masa mencapai 100%

c) Meningkatnya partipasi masyarakat dalam pembangunan wilayah 100%

3. Mewujudkan Kemandirian dan Daya Saing Daerah.

1. Mengembangkan peran koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan mikro dalam pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan dan pengembangan lokal untuk mendorong daya saing, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase koperasi aktif mencapai 75%; b) Meningkatnya persentase koperasi sehat mencapai 55%;

c) Meningkatnya persentase jumlah UMKM non BPR/LKM 10% per tahun; d) Meningkatnya persentase akses permodalan KUMKM mencapai 25%; e) Meningkatnya persentase jumlah penyerapan tenaga kerja pada sektor

UMKM 10% pertahun.

2. Mengembangkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan investasi, potensi dan produk unggulan daerah yang berdaya saing serta mengembangkan BUMD dan aset-aset daerah untuk mendorong sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

(27)

25

a) Meningkatnya persentase iklim investasi yang kondusif di Kota Semarang mencapai 80%;

b) Meningkatnya persentase kerjasama pengelolaan aset dengan investor mencapai 75%.

c) Revitalisasi kawasan-kawasan industri sebesar 50%

3. Mengembangkan produktivitas pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya tingkat kesejahteraan petani 75%;

b) Meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas produksi peternakan sebesar 10% per tahun;

c) Meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas produksi komoditas tanaman perkebunan 1% per tahun;

d) Mempertahankan luasan lahan pertanian produktif sebesar 90 %; e) Mempertahankan luasan hutan produktif seluas 1.559,7 ha.

4. Mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase ketersediaan pangan utama sebesar 10%; b) Meningkatnya persentase pengembangan Kelurahan mandiri pangan 6%; c) Meningkatnya persentase cadangan pangan daerah 11%;

d) Meningkatnya persentase kualitas bahan pangan yang memenuhi standar mutu pangan sebesar 5%.

5. Mengembangkan kualitas pariwisata melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan, obyek wisata dan sarana prasarana pendukung, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase tujuan destinasi wisata di Kota Semarang sebesar 20%;

b) Meningkatnya persentase kuantitas kunjungan wisata ke Kota Semarang rata-rata sebesar 10 % per tahun;

c) Meningkatnya persentase daya saing dan daya jual destinasi wisata di Kota Semarang mencapai 25%

d) Meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas sarana prasarana pariwisata serta fasilitas pendukungnya 10%

6. Mengembangkan Produktivitas kelautan dan perikanan yang berorientasi pada sistem agribisnis, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya tingkat kesejahteraan Nelayan 5% per tahun dan Petani Ikan 7% per tahun;

b) Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya rata-rata 15% per tahun; c) Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap rata-rata 5% per tahun; d) Meningkatnya Produksi Ikan Olahan sebesar 3% per tahun;

e) Meningkatnya cakupan Bina Kelompok Pelaku Perikanan dan Kelautan rata-rata 20% per tahun;

(28)

26

f) Meningkatnya Konsumsi Ikan rata-rata 3% ikan/kg/kapita/tahun;

7. Rintisan pasar-pasar tradisional modern dan perlindungan bagi keberadaan pasar tradisional serta pengembangan perdagangan dalam negeri dan ekspor, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Berkembangnya pasar tradisional modern sebanyak 2 buah per tahun; b) Pengaturan berkembangnya pasar-pasar retail modern yang baru;

c) Meningkatnya persentase kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB sebesar 10%;

d) Meningkatnya persentase nilai ekspor komoditi non migas rata-rata 10% per tahun;

e) Penataan PKL 100%;

8. Mengembangkan kualitas produk sektor perindustrian melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Terwujudnya city branding Kota Semarang 100 %;

b) Meningkatnya persentase struktur industri yang kuat berbasis pada pendekatan klaster dan berdaya saing tinggi sebesar 50%;

4. Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur yang Berkelanjutan.

1. Meningkatkan penataan lahan kritis, penataan lahan bekas galian C dan penataan kawasan pantai dan pengembangan kegiatan perlindungan dan konservasi, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam dan pengendalian polusi, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase pengelolaan dan penataan lahan kritis;

b) Meningkatnya persentase pengendalian dan pemanfaatan bahan galian C dan pengunaan air bawah tanah (ABT) 25 %;

c) Meningkatnya persentase cakupan pengawasan pelaksanaan AMDAL; d) Meningkatnya persentase mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim. 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah

serta pengembangan kegiatan penanganan sampah, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase cakupan skala pelayanan penanganan sampah sampai dengan 87%;

b) Meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas pengelolaan limbah padat dan limbah cair 50%;

3. Pengembangan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas RTH Kawasan Perkotaan sebesar 20%;

b) Meningkatnya persentase pengelolaan RTH Publik sebesar 100%.

4. Perwujudan struktur tata ruang yang seimbang, peningkatan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana tata ruang yang ditetapkan, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada:

(29)

27

a) Meningkatnya persentase pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi kawasan melalui penataan kawasan strategis yang telah ditetapkan dalam Perda RTRW 50%;

b) Meningkatnya persentase penanganan kawasan dan bangunan cagar budaya sebesar 75%;

c) Meningkatnya Pengelolaan Reklame 50%,

d) Meningkatnya pembangunan sarana-prasarana regional (kawasan Kendal – Ungaran – Semarang - Purwodadi) 25%.

5. Pengembangan pengelolaan manajemen pelayanan transportasi, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase sarana dan prasarana transportasi massal 50%; b) Meningkatnya persentase pengelolaan manajemen lalu lintas sebesar 80%; c) Meningkatnya persentase pengelolaan manajemen perparkiran.

6. Pengembangan manajemen pola pergerakan angkutan barang yang terintegrasi antar moda angkutan darat dan laut, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada meningkatnya persentase sarana prasarana pola pergerakan angkutan barang sebesar 50%.

7. Pengembangan struktur jaringan jalan yang sistematis sesuai dengan Rencana Tata Ruang, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas sarana prasarana jaringan jalan sebesar 50%. 8. Pengembangan kelengkapan jalan (street furniture), dengan sasaran

pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase sarana prasarana estetika kota mencapai 75%; b) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana penerangan jalan umum 35 %; c) Meningkatnya kuantitas sarana dan prasarana penerangan jalan umum 30 %; 9. Penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan fasilitas pendukungnya, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase peremajaan perumahan di kawasan-kawasan kumuh mencapai 20%;

b) Pemugaran rumah tidak layak huni sebanyak 1000 rumah

c) Meningkatnya persentase pemenuhan kebutuhan tempat pemakaman umum (TPU) 30%;

10. Pengembangan sarana dan prasarana penanganan system jaringan drainase, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Menurunnya persentase luasan genangan banjir dan rob 50%;

b) Meningkatnya persentase kualitas dan kuantitas sarana prasarana penanganan system jaringan drainase mencapai 50%;

11. Pengembangan sarana dan prasarana penyediaan air baku masyarakat dan kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota dalam pengelolaan air baku, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada meningkatnya persentase ketersediaan air baku sebesar 60%.

(30)

28

5. Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.

1. Pengembangan pengarusutamaan gender melalui fasilitasi pengembangan kelembagaan, kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak, remaja dan perempuan dalam segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada : a) Menurunnya persentase kekerasan terhadap perempuan dan anak.

b) Peningkatan Gender Development Indeks (GDI). c) Mewujudkan Kota Layak Anak.

2. Pengembangan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), lansia, anak jalanan dan anak terlantar, anak berkebutuhan khusus, korban napza, penyandang HIV- AIDS, wanita rawan sosial dan penyandang cacat secara sistematis, berkelanjutan dan bermartabat melalui pelayanan panti, non panti maupun rumah singgah dilandasi rasa kesetiakawanan sosial, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada :

a) Meningkatnya persentase penanganan, pelayanan dan rehabilitasi PMKS; b) Meningkatnya upaya Mitigasi bencana sebesar 75 %.

3. Pengembangan perlindungan dan pemenuhan hak dasar warga miskin secara adil, merata, partisipatif,koordinatif, sinergis, dan saling percaya guna mempercepat penurunan jumlah warga miskin dengan persentase penurunan sebesar 2% per tahun.

D. INDIKATOR KINERJA UTAMA KOTA SEMARANG

1. PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGURANGAN PENGANGGURAN SASARAN STRATEGIS

DALAM RPJMD INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN

1. Penurunan jumlah

warga miskin

1 Penurunan Persentase Penduduk Miskin persen

Jumlah Warga Miskin yang terdata

Jumlah Penduduk Kota Semarang

2 Persentase warga miskin yang ditangani persen

Jumlah warga miskin yang ditangani

Jumlah seluruh Warga Miskin

2 Meningkatnya

Penyediaan Rumah Layak huni

1 Perbaikan /pemugaran Rumah Layak Huni unit

2 Rumah tangga bersanitasi persen

3 Rumah tangga pengguna air bersih persen

4 Persentase Kawasan Kumuh persen

3 Meningkatnya

persentase penanganan, pelayanan dan rehabilitasi PMKS

1 Persentase jumlah PMKS yang tertangani persen

2 Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial jumlah

3 Persentase penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia

tidak potensial yang memperoleh jaminan sosial

jumlah

4 Sarana sosial (panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi)

yang menyediakan pelayanan kessos

jumlah

4 Meningkatnya

pengendalian laju pertumbuhan penduduk

1 Angka Kelahiran (Total Fertility Rate) angka

2 Jumlah keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I jumlah

3 Penurunan Jumlah PUS unmet need jumlah

4 Meningkatnya jumlah peserta KB aktif persen

5 Menurunnya angka

pengangguran

1 Tingkat pengangguran terbuka persen

Jumlah Penduduk usia 15 th ke atas yang mencari kerja

Jumlah Penduduk Angkatan Kerja

2 Persentase pencari kerja yang ditempatkan persen

Jumlah pencari kerja yang ditempatkan

(31)

29 SASARAN STRATEGIS

DALAM RPJMD INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN

6 Meningkatnya

persentase tingkat partisipasi angkatan kerja

1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) persen

Jumlah Penduduk Angkatan Kerja

Jumlah Penduduk Usia Kerja (15 - 64 th)

2 Penyelenggaraan Bursa Tenaga Kerja kali

7 Meningkatnya jumlah

penyerapan tenaga kerja pada sektor UMKM

1 Persentase Koperasi Aktif persen

2 Jumlah tenaga kerja yang terserap Koperasi jumlah

3 Peningkatan Jumlah UMKM yang aktif jumlah

4 Jumlah tenaga kerja yang terserap pada UMKM jumlah

5 Jumlah UMKM yang difasilitasi permodalan jumlah

8 Peningkatan

Kesejahteraan Buruh, Petani dan Nelayan

1 Persentase UMK dibanding dengan KHL persen

2 Nilai Tukar Petani (NTP) angka

3 Persentase Peningkatan Pendapatan Nelayan persen

4 Persentase Peningkatan Pendapatan Pembudidaya ikan persen

5 Skor Pola Pangan Harapan angka

2. PENANGANAN ROB DAN BANJIR SASARAN STRATEGIS

DALAM RPJMD INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN

Menurunnya persentase luasan genangan banjir dan rob

1 Persentase Luas Wilayah yang mengalami rob/banjir persen

Luas wilayah yang terkena dampak rob/banjir

Luas wilayah Kota Semarang

2 Persentase Penurunan Luas wilayah yang mengalami rob/banjir persen

Luas Wilayah yang mengalami banjir

Luas Wilayah yang mengalami banjir tahun lalu

3 Rata rata lamanya genangan air rob/banjir menit

4 Peningkatan Persentase Kondisi Jaringan Drainase dalam kondisi

baik

persen

Panjang Jaringan Drainase dalam keadaan baik

Total Panjang Seluruh Jaringan Drainase

5 Peningkatan Kapasitas Pompa liter/dtk

Jumlah Pompa yang dibangun/diperbesar kapasitas

3. PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK SASARAN STRATEGIS

DALAM RPJMD INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN

1 Terwujudnya tertib

administrasi keuangan daerah dengan opini WTP

1 Mempertahankan Pencapaian Laporan Keuangan Wajar Tanpa

Pengecualian

persen

2 Persentase Aset Milik Daerah yang sudah terdata dan memiliki

bukti penguasaan aset

persen

Jumlah Aset Milik Daerah yang terdata

Jumlah Aset seluruh milik Pemerintah Daerah

2 Meningkatnya

persentase Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

1 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah persen

2 Rasio Pendapatan Asli Daerah dibanding dengan volume seluruh

Pendapatan

persen

3 Peningkatan Rasio kemandirian keuangan dalam pembiayaan

pembangunan persen 3 Meningkatnya persentase standar mutu pelayanan

1 Meningkatnya Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) angka

Jumlah SKPD yang sudah melaksanakan IKM jumlah

2 Jumlah Penanganan Pengaduan yang terselesaikan jumlah

3 Peningkatan SKPD yang sudah memiliki SOP (Standar

Operasional Pelayanan) atau SPP (Standar Pelayanan Publik)

jumlah

4 Peningkatan SKPD yang sudah memiliki Ruang Pelayanan serta

sarana dan prasarana pelayanan yang baik

jumlah

5 Pelaksanaan PATEN

- Jumlah Kecamatan yang memiliki ruang pelayanan jumlah

- Jumlah Kecamatan yang memiliki SOP dan SPP jumlah

- Persentase Pelayanan masyarakat di Kecamatan persen

4 Tewujudnya tertib

administrasi dan pengelolaan administrasi kependudukan

1 Cakupan / Rasio Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) per

satuan penduduk

persen

2 Cakupan / Rasio Bayi memiliki Akta Kelahiran dalam setahun persen

3 Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 penduduk angka

Gambar

GRAFIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)  KOTA SEMARANG TAHUN 2015
TABEL PEMBENTUKAN SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL
Tabel  tersebut  diatas  menunjukkan  upaya  Pemerintah  Kota  Semarang  dalam  meningkatkan pendidikan dan  kualitas Pegawai tahun 2015 dengan komposisi berdasarkan  kualifikasi pendidikan terdapat peningkatan pendidikan  pegawai pada latar pendidikan S.1
TABEL INDIKATOR KINERJA PROGRAM REHABILITASI DAN  PEMELIHARAAN PRASARANA DAN FASILITAS LLAJ
+4

Referensi

Dokumen terkait

Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana

Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan pencarian secara dinamis berbasis web untuk menampilkan padanan kata, gambar, dan contoh kalimat bahasa Massenrempulu Kabupaten

Dalam satu malai waktu mekar individu bunga jantan lebih awal (pagi) dari bunga betina atau bunga hermaprodit, sedangkan periode mekar bunga betina/hermaprodit lebih awal dari

Prinsip dari pengobatan ini menurut Oosterwal adalah bahwa penyakit itu terjadi karena tubuh kemasukan roh, maka dengan menginjak-injak tubuh si sakit dimulai pada kedua

Kisah Jhon McCain menegaskan bahwa pikiran adalah objek yang dapat kita kendalikan dan sekaligus menjadi angin segar bahwa sesulit apapun kondisi diluar diri kita yang tidak

(7) Dasar pengeluaran Anggaran Belanja Tidak Terduga yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk mendanai tanggap darurat,

Pengeluaran belanja tidak terduga untuk pembiayaan penanggulangan beneana alam, beneana sosial yang bersifat tanggap darurat dan kejadian luar biasa atau keperluan

Belanja Tidak Terduga yang selanjutnya disingkat BTT adalah belanja yang sifatnya tidak biasa dan/atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan