• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Dokumen Bahan Baku Pada CV. Zaneti 9 Menggunakan Administrative Workflow System.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Dokumen Bahan Baku Pada CV. Zaneti 9 Menggunakan Administrative Workflow System."

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGELOLAAN

DOKUMEN BAHAN BAKU PADA CV. ZANETI 9

MENGGUNAKAN ADMINISTRATIVE WORKFLOW SYSTEM

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh:

ROBBY CAHYADI SAPUTRA

10.41010.0119

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA

(2)

ix

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Pembatasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Dokumen ... 8

2.2 Pengelolaan ... 9

2.2.1 Fungsi Pengeloaan ... 9

2.3 Bahan Baku ... 9

2.4 Workflow Management System ... 10

2.4.1 Elemen Kerja Kunci dalam Workflow System ... 11

2.4.2 Administrative Workflow System... 13

(3)

x

2.6.2 Black Box Testing ... 18

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 19

3.1 Analisis Sistem ... 19

3.1.1 Komunikasi ... 19

3.1.2 Perencanaan ... 32

3.2 Perancangan Sistem ... 33

3.2.1 Perancangan Arsitektur Sistem ... 33

3.2.2 Peran Pengguna Terhadap Sistem ... 34

3.2.3 Perancangan Proses ... 38

3.2.4 Perancangan Basis Data ... 49

3.2.5 Perancangan Antar Muka ... 57

3.3 Perancangan Pengujian Sistem ... 70

3.3.1 Pengujian Sistem Oleh Ahli Sistem ... 70

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 78

4.1 Implementasi Sistem (Konstruksi Sistem) ... 78

4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 78

4.1.2 Hasil Implementasi Sistem ... 79

4.2 Evaluasi Sistem (Pengujian Sistem) ... 94

4.2.1 Hasil Uji Coba ... 95

4.2.2 Pembahasan Hasil Uji Coba ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 125

(4)

xi

(5)

xii

Tabel 3.1 Kebutuhan Pengguna Petugas Lapangan ... 22

Tabel 3.2 Kebutuhan Pengguna Pimpinan ... 22

Tabel 3.3 Kebutuhan Pengguna Bagian Pengadaan ... 23

Tabel 3.4 Kebutuhan Pengguna Bagian Keuangan ... 23

Tabel 3.5 Kebutuhan Pengguna Sopir Truk ... 23

Tabel 3.6 Kebutuhan Fungsi Pengajuan Penambahan Bahan Baku ... 26

Tabel 3.7 Kebutuhan Fungsi Persetujuan Penambahan Bahan Baku dan Persetujuan ... 27

Tabel 3.8 Kebutuhan Fungsi Pembuatan Daftar Bahan Baku... 28

Tabel 3.9 Kebutuhan Fungsi Penentuan Harga Bahan Baku ... 28

Tabel 3.10 Kebutuhan Fungsi Persetujuan Harga Bahan Baku (Bagian Keuangan) ... 29

Tabel 3.11 Kebutuhan Fungsi Pembuatan Perintah Jalan ... 30

Tabel 3.12 Kebutuhan Fungsi Rekap Dokumen Bahan Baku... 31

Tabel 3.13 Kebutuhan Fungsi Konfirmasi Perintah Jalan ... 31

Tabel 3.14 Role Proses Pengajuan Penambahan Bahan Baku ... 35

Tabel 3.15 Role Proses Pembuatan Laporan Penambahan Bahan Baku ... 38

Tabel 3.16 Pegawai ... 53

Tabel 3.17 Jabatan ... 53

Tabel 3.18 Proyek ... 54

Tabel 3.19 Detail_Proyek... 54

Tabel 3.20 Permintaan ... 55

Tabel 3.21 Detail_Permintaan ... 55

(6)

xiii

Tabel 3.25 Pengiriman ... 56

Tabel 3.26 Pengiriman ... 56

Tabel 3.27 Uji Coba Halaman Login ... 71

Tabel 3.28 Uji Coba Halaman Pengajuan Permintaan ... 72

Tabel 3.29 Uji Coba Halaman Persetujuan Permintaan ... 72

Tabel 3.30 Uji Coba Halaman Pembuatan Daftar Bahan Baku ... 73

Tabel 3.31 Uji Coba Halaman Pembuatan Daftar Harga ... 74

Tabel 3.32 Uji Coba Halaman Persetujuan Daftar Harga ... 75

Tabel 3.33 Uji Coba Halaman Pilih Sopir ... 75

Tabel 3.34 Uji Coba Halaman Konfirmasi Perintah ... 76

Tabel 3.35 Uji Coba Halaman Konfirmasi Barang Diterima ... 77

Tabel 3.36 Uji Coba Halaman Rekap Dokumen ... 77

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Login ... 96

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Pengajuan Permintaan ... 97

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Persetujuan Permintaan ... 99

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Pembuatan Daftar Bahan Baku ... 103

Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Pembuatan Daftar Harga Bahan Baku ... 105

Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Persetujuan Daftar Harga Bahan Baku ... 108

Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Pilih Sopir ... 111

Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Konfirmasi Perintah ... 114

Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Konfirmasi Barang Diterima ... 116

Tabel 4.10 Hasil Uji Coba Rekap Dokumen ... 118

(7)

xiv

Gambar 2.1 Kunci Kerja dalam Workflow System (Chaffey, 1998) ... 11

Gambar 2.2 Pengembangan menggunakan Model Waterfall (Pressman, 2012) .. 15

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem ... 34

Gambar 3.2 DFD Level 1 Pengajuan Penambahan Bahan Baku ... 43

Gambar 3.3 DFD Level 1 Persetujuan Penambahan Bahan Baku ... 44

Gambar 3.4 DFD Level 1 Pembuatan Daftar Bahan Baku... 45

Gambar 3.5 DFD Level 1 Pembuatan Daftar Harga Bahan Baku ... 45

Gambar 3.6 DFD Level 1 Persetujuan Daftar Harga Bahan Baku ... 46

Gambar 3.7 DFD Level 1 Persetujuan Daftar Harga Bahan Baku ... 47

Gambar 3.8 DFD Level Konfirmasi Perintah Jalan ... 48

Gambar 3.9 DFD Level 1 Pembuatan Rekap Penambahan Bahan Baku ... 49

Gambar 3.10 Entity Relationship Model (model ER) ... 50

Gambar 3.11 Conceptual Data Model (CDM) ... 52

Gambar 3.12 Physical Data Model (PDM) ... 52

Gambar 3.13 Rancangan Halaman Login ... 59

Gambar 3.14 Rancangan Halaman Pengajuan Penambahan Bahan Baku ... 59

Gambar 3.15 Rancangan Halaman Notifikasi Permintaan Penambahan Bahan Baku ... 60

Gambar 3.16 Rancangan Halaman Persetujuan Penambahan Bahan Baku ... 60

Gambar 3.17 Rancangan Halaman Notifikasi Permintaan Bahan Baku Diterima atau Ditolak ... 61

Gambar 3.18 Rancangan Halaman Input Daftar Bahan Baku ... 62

Gambar 3.19 Rancangan Halaman Notifikasi Daftar Bahan Baku ... 62

Gambar 3.20 Rancangan Halaman Input Daftar Harga Bahan Baku ... 63

(8)

xv

Gambar 3.24 Rancangan Halaman Pilih Sopir ... 66

Gambar 3.25 Rancangan Halaman Notifikasi Perintah Pengiriman ... 66

Gambar 3.26 Rancangan Halaman Konfirmasi Pengiriman Bahan Baku ... 67

Gambar 3.27 Halaman Notifikasi Status Pengiriman Bahan Baku... 68

Gambar 3.28 Halaman Konfirmasi Penerimaan Bahan Baku ... 68

Gambar 3.29 Halaman Notifikasi Konfirmasi Penerimaan Bahan Baku ... 69

Gambar 3.30 Rekap Dokumen ... 70

Gambar 4.1 Halaman Login Pengelolaan dokumen penambahan bahan baku ... 80

Gambar 4.2 Halaman Menu Petugas Lapangan ... 81

Gambar 4.3 Halaman Menu Pimpinan ... 82

Gambar 4.4 Halaman Menu Bagian Pengadaan ... 83

Gambar 4.5 Halaman Menu Bagian Keuangan... 83

Gambar 4.6 Halaman Menu Sopir Truk ... 84

Gambar 4.7 Halaman Pengajuan Permintaan Bahan Baku ... 85

Gambar 4.8 Halaman Daftar Permintaan Penambahan Bahan Baku ... 86

Gambar 4.9 Halaman Konfirmasi Permintaan Bahan Baku ... 86

Gambar 4.10 Halaman Pop-up Konfirmasi ... 86

Gambar 4.11 Halaman Lihat Status Permintaan ... 87

Gambar 4.12 Halaman Pembuatan Daftar Bahan Baku ... 88

Gambar 4.13 Halaman Konfirmasi Penerimaan Bahan Baku ... 88

Gambar 4.14 Halaman Daftar Permintaan Harga Bahan Baku... 89

Gambar 4.15 Halaman Halaman Input Daftar Harga Bahan Baku ... 89

Gambar 4.16 Halaman Daftar Harga Bahan Baku ... 90

(9)

xvi

Gambar 4.20 Halaman Input Surat Perintah ... 92

Gambar 4.21 Halaman Daftar Surat Perintah ... 93

Gambar 4.22 Halaman Rekap Dokumen ... 94

Gambar 4.23 Detil Rekap Dokumen ... 94

Gambar 4.24 Hasil Uji Coba Login Berhasil ... 96

Gambar 4.25 Hasil Uji Coba Login Tidak Berhasil ... 97

Gambar 4.26 Hasil Uji Coba Memilih Nama Proyek ... 98

Gambar 4.27 Hasil Uji Coba Data Pengajuan Permintaan Tersimpan ... 98

Gambar 4.28 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Pimpinan ... 99

Gambar 4.29 Hasil Uji Coba Menu Daftar Permintaan Penambahan Bahan Baku ... 100

Gambar 4.30 Hasil Uji Coba Proses Lihat Detil ... 101

Gambar 4.31 Hasil Uji Coba Terima Permintaan ... 101

Gambar 4.32 Hasil Uji Coba Tolak Permintaan ... 101

Gambar 4.33 Hasil Uji Coba Persetujuan Permintaan Disimpan ... 102

Gambar 4.34 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Petugas Lapangan ... 102

Gambar 4.35 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Bagian Pengadaan ... 102

Gambar 4.36 Hasil Uji Coba Menu Lihat Status Permintaan ... 104

Gambar 4.37 Hasil Uji Coba Kolom Input Daftar Bahan Baku ... 104

Gambar 4.38 Hasil Uji Coba Data Daftar Bahan Baku Disimpan ... 104

Gambar 4.39 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Bagian Pengadaan ... 105

Gambar 4.40 Hasil Uji Coba Menu Daftar Harga Bahan Baku ... 106

Gambar 4.41 Hasil Uji Coba Menu Input Daftar Harga Bahan Baku ... 106

(10)

xvii

Gambar 4.45 Hasil Uji Coba Proses Lihat Detil Daftar Harga ... 109

Gambar 4.46 Hasil Uji Coba Terima Daftar Harga ... 109

Gambar 4.47 Hasil Uji Coba Tolak Daftar Harga... 110

Gambar 4.48 Hasil Uji Coba Persetujuan Daftar Harga Disimpan ... 110

Gambar 4.49 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Petugas Lapangan ... 110

Gambar 4.50 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Bagian Pengadaan ... 111

Gambar 4.51 Hasil Uji Coba Menu Pilih Sopir ... 112

Gambar 4.52 Hasil Uji Coba Pilih Nama Sopir ... 112

Gambar 4.53 Hasil Uji Coba Klik Tombol Buat ... 113

Gambar 4.54 Hasil Uji Coba Pilih Tanggal Batas Kirim ... 113

Gambar 4.55 Hasil Uji Coba Simpan Data Pilih Sopir ... 113

Gambar 4.56 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Sopir ... 114

Gambar 4.57 Hasil Uji Coba Menu Konfirmasi Perintah ... 115

Gambar 4.58 Hasil Uji Coba Simpan Konfirmasi Perintah ... 115

Gambar 4.59 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Petugas Lapangan ... 115

Gambar 4.60 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Bagian Pengadaan ... 116

Gambar 4.61 Hasil Uji Coba Menu Konfirmasi Barang Diterima... 117

Gambar 4.62Hasil Uji Coba Simpan Konfirmasi Barang Diterima ... 117

Gambar 4.63 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Pimpinan ... 117

Gambar 4.64 Hasil Uji Coba Notifikasi Pada Halaman Bagian Pengadaan ... 118

Gambar 4.65 Hasil Uji Coba Menu Rekap Dokumen... 119

Gambar 4.66 Hasil Uji Coba Pilih Nama Proyek ... 119

Gambar 4.67 Hasil Uji Coba Pilih Tanggal Awal ... 119

(11)
(12)

xix

Lampiran 1 Business Process Model and Notation (BPMN) Aplikasi Pengelolaan

Dokumen Bahan Baku ... 127

Lampiran 2 Context Diagram ... 128

Lampiran 3 Diagram Jenjang ... 129

Lampiran 4 DFD Level 0... 130

(13)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

CV. Zaneti 9 merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang

jasa pengaspalan jalan, pengecoran jalan dan pembuatan saluran air. Pengelolaan

dokumen permintaan penambahan bahan baku pada CV. Zaneti 9 masih

menggunakan dokumen kertas, sedangkan dalam pengerjaan sebuah proyek terdiri

atas banyak data, baik itu data orang yang bertanggung jawab terhadap proyek

maupun data mengenai bahan baku yang dibutuhkan dalam proyek. Data bahan

baku yang ada dalam sebuah proyek tidak sebatas ketersedian bahan baku dan

juga jumlah penggunaan bahan baku. Tetapi juga mencakup penambahan bahan

baku yang harus melalui persetujuan pemilik kontraktor. Penyimpanan data di

perusahaan CV. Zaneti 9 masih menggunakan dokumen kertas terutama pada data

bahan baku yang digunakan dalam proyek. Berdasarkan sebuah penelitian yang

dilakukan oleh IBM Software Group (2008), sebuah organisasi berpotensi

menghadapi beberapa risiko jika tetap menggunakan kertas sebagai sumber

informasi. Risiko-risiko tersebut yaitu:

a. Biaya penyimpanan.

b. Informasi yang tidak akurat.

c. Beban administratif.

d. Penyimpanan yang tidak perlu.

e. Masalah keamanan.

(14)

g. Risiko kesalahan dalam penempatan dokumen.

h. Biaya salinan dan pengiriman.

i. Kesulitan dalam pencarian data karyawan.

j. Risiko penundaan penyelesaian proses transaksi.

Berdasarkan teori di atas, penyimpanan data yang masih dalam bentuk

dokumen kertas dapat memunculkan permasalahan seperti :

a. Ruang penyimpanan

Kebutuhan penyimpanan dokumen data bahan baku proyek yang semakin

bertambah dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dalam pengerjaan proyek.

b. Dokumen hilang/rusak

Semakin banyak dokumen fisik menumpuk maka semakin besar risiko

dokumen rusak dan hilang karena terselip.

c. Pencarian dokumen kembali

Semakin banyaknya dokumen yang menumpuk secara fisik akan menyulitkan

dalam pencarian dokumen dan berimbas pada pembuatan laporan yang lama.

d. Penundaan Penyampaian

Waktu yang dibutuhkan dalam setiap kali melakukan administratif

penambahan bahan baku dari proses permintaan penambahan sampai proses

persetujuan penambahan bahan baku.

CV. Zaneti 9 mengalami permasalahan yang disebutkan di atas yang

membuat pihak administrasi kontraktor CV. Zaneti 9 membutuhkan waktu yang

lama dalam mengelola data. Berdasarkan kondisi administratif saat ini, waktu

yang dibutuhkan untuk merekap data permintaan memakan waktu 1-2 hari. Hal ini

(15)

dokumen yang ditumpuk jadi satu, yang membuat proses pencarian data kembali

menjadi rumit dan memakan waktu. Pihak administrasi juga mengalami kendala

dalam hal persetujuan penambahan bahan baku disebabkan pemimpin proyek dan

pemilik perusahaan tidak selalu berada di tempat dan terkadang saat akan

meminta persetujuan dokumen yang dibuat hilang karena terselip atau tertinggal

di suatu tempat.

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk mengurangi atau menghindari

permasalahan tersebut maka diusulkan untuk melakukan transformasi dokumen

kertas menjadi dokumen digital. Melakukan transformasi dokumen kertas ke

dokumen digital selain membantu mengurangi permasalahan yang dihadapi CV.

Zaneti 9, transformasi juga dapat mengurangi biaya dalam pekerjaan kearsipan

dan memberikan efisiensi ke pengguna. Efisiensi yang diberikan berupa

kemudahan dalam pencarian dokumen, memungkinkan pengaksesan dokumen

oleh beberapa orang. Transformasi dokumen kertas ke dokumen digital

menyelesaikan permasalahan yang muncul di atas, tetapi juga memunculkan

permasalahan apakah alur administrasi dapat berjalan dengan baik setelah

transformasi dokumen kertas ke dokumen digital diterapkan. Berdasarkan hal

tersebut diperlukan juga sebuah alur proses administrasi pengolahan data untuk

memastikan alur proses administrasi pengelolaan dokumen permintaan

penambahan bahan baku berjalan sesuai dengan alur dan dapat berjalan dengan

baik ketika proses transformasi dokumen kertas ke dokumen digital diterapkan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, diusulkan sebuah aplikasi

pengelolaan dokumen permintaan penambahan bahan baku menggunakan

(16)

untuk memastikan alur proses dapat berjalan dengan baik. Aplikasi tersebut

diharapkan dapat mengurangi kebutuhan mencetak dokumen fisik, memudahkan

dalam pencarian dokumen, mengurangi ruang penyimpanan dokumen,

menghindari kerusakan atau kehilangan dokumen, mempercepat proses

penyampaian dokumen, serta dapat memastikan proses administrasi pengelolaan

dokumen permintaan penambahan bahan baku tetap berjalan sesuai prosedur yang

telah ditetapkan oleh CV. Zaneti 9.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dijelaskan, maka dapat

ditarik beberapa rumusan permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana mempercepat proses permintaan penambahan bahan baku.

2. Bagaimana merancang aplikasi yang dapat digunakan untuk mengolah data

bahan baku yang dilengkapi AWS.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hanya membahas proses pengelolaan dokumen permintaan penambahan

bahan baku sampai penambahan bahan baku.

2. Notifikasi dilakukan melalui surat elektronik dan pemberitahuan pada aplikasi.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah di atas, maka tujuan

penelitian ini yaitu merancang dan membangun aplikasi pengelolaan dokumen

(17)

Administrative Workflow System yang mampu mempercepat proses penyampaian

dokumen, serta dapat memastikan proses administrasi pengelolaan dokumen

permintaan penambahan bahan baku tetap berjalan sesuai prosedur yang telah

ditetapkan oleh CV. Zaneti 9.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari rancang bangun aplikasi penanganan komplain untuk

perusahaan yaitu:

1. Dengan tranformasi dokumen kertas ke dokumen digital, CV. Zaneti 9 dapat

mengurangi biaya dalam kebutuhan kertas dan juga tidak perlu menyiapkan

ruang yang besar untuk penyimpanan dokumen.

2. Dengan Administrative Workflow System, alur pengelolaan dokumen

permintaan penambahan bahan baku semakin jelas dalam pendelegasian

pihak-pihak yang berwenang.

3. Pimpinan, Bagian Pengadaan dan Petugas Lapangan dapat melihat

perkembangan proses penambahan bahan baku sudah sampai di mana.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun dengan tujuan agar segala aktifitas yang

dilakukan dalam penelitian ini dapat terekam dalam bentuk laporan secara jelas

dan sistematis. Penyajiannya dibagi berdasarkan beberapa bab.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari

penulis dalam merancang dan membangun aplikasi penanganan

(18)

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

laporan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam

penyelesaian penelitian, yaitu: Workflow Management Systems

(WFMS), Administrative Workflow System (AWS), perangkat lunak,

perangkat keras, model waterfall dan black box testing. Teori-teori ini

yang digunakan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan dan sistem

informasi pada penelitian ini.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisi tentang penjelasan dari analisis sistem dan desain

sistem yang dilakukan oleh penulis. Pada bagian analisis sistem

dijelaskan tentang sistem yang ada sekarang, dilanjutkan dengan

analisis dari permasalahan yang ada. Setelah melakukan analisis,

dilakukan desain sistem yang menjelaskan bagaimana sistem ini dibuat.

Desain sistem digambarkan menggunakan Business Process Modelling

Notation (BPMN), Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram,

dan desain interface.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini menjelaskan mengenai hasil implementasi dari analisis dan

perancangan sistem yang telah dilakukan. Bab ini menunjukkan

tampilan dari aplikasi yang telah dibuat, serta analisis dari hasil uji coba

(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil analisis dan

perancangan aplikasi penanganan komplain. Selain itu, pada bab ini

berisi tentang pembahasan permasalahan yang telah dilakukan dan

saran bagi pengembangan aplikasi penanganan komplain sehingga

aplikasi dapat disesuaikan dengan seiring bertambahnya kebutuhan

(20)

8

Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk

mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori

tersebut digunakan sebagai landasan berpikir dalam melakukan pembahasan lebih

lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2.1Dokumen

Dokumen merupakan sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai

kebalikan daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis dan

petilasan-petilasan arkeologis. Dokumen diperuntukan untuk surat-surat resmi dan

surat-surat Negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah dan konsesi.

Dokumen dalam ari luas merupakan proses pembuktian yang didasarkan atas

sumber jenis apapun, baik yang bersifat tulisan, lisan, gambaran atau arkeologis

(Gottschalk, 1986).

Dokumen adalah Segala benda yang berbentuk barang, gambar, ataupun

tulisan sebagi bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting dan absah.

Dokumen dalam arti luas yaitu meliputi semua sumber tertulis saja, baik tertulis

maupun lisan. Dokumen dalam arti sempit yaitu yang meliputi semua suber

tertulis saja. Dokumen dalam arti spesifik yaitu hanya meliputi surat-surat resmi

dan surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah

(21)

2.2Pengelolaan

Pengelolaan adalah proses membantu merumuskan kebijakan dan tujuan

organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada suatu hal yang terlibat

dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. Pengelolaan sama dengan

manajemen yaitu penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia

untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai tujuan

organisasi.

Pengelolaan atau manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota,

organisasi dan penggunaan sumber daya. Sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003).

2.2.1 Fungsi Pengeloaan

Pengelolaan merupakan ilmu pengetahuan juga dalam artian bahwa

manajemen memerlukan disiplin ilmu-ilmu fungsi pengelolaan sebagai

pengetahuan lain dalam penerapannya secara universal (Handoko, 2003).

fungsi-fungsi pengelolaan sebagi berikut: Perencanaan, Pengorganisasian, Penyusunan

Personalia, Pengarahan, Pengawasan.

2.3Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan yang memebentuk bagian menyeluruh

(Mulyadi, 2005). Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian besar

produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat

diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri (Kholmi,

(22)

bahan yang utama di dalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang

jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan

digunakan untuk proses produksi (Wibowo, 2007).

2.4 Workflow Management System

Workflow Management System (WfMS) sebagai tipe perangkat lunak

khusus yang digunakan untuk membantu kerja kolaboratif dengan komputer dan

sering disebut sebagai otomatisasi Workflow, karena WfMS bisa mengotomatisasi

tugas atau aktifitas yang dilakukan manusia atau komputer dari sebuah organisasi

(Chaffey, 1998).

Workflow Management Coalition (WfMC) menggambarkan workflow

sebagai fasilitas komputerisasi atau otomatisasi proses bisnis secara keseluruhan

atau sebagian, sedangkan WfMS digambarkan sebagai sebuah sistem yang

mendefinisikan, menciptakan, dan mengelola pelaksanaan workflow melalui

penggunaan perangkat lunak, yang berjalan pada satu atau lebih workflow engine,

yang mampu menafsirkan definisi proses, berinteraksi dengan peserta alur kerja

dan, jika diperlukan, meminta penggunaan alat dan aplikasi TI.

Workflow dapat memberikan perbedaan yang besar pada efisiensi

operasional dari proses yang ada pada sebuah bisnis. Workflow dapat membantu

manajer dalam mengoordinasikan tugas-tugas yang dilakukan oleh staf dan

memberikan informasi kepada staf untuk membantu manajer melakukan

tugas-tugasnya. Keuntungan bisnis utama dari penerapan sebuah sistem workflow adalah

waktu penyelesaian dan biaya dari proses bisnis yang ada sekarang dapat

(23)

2.4.1 Elemen Kerja Kunci dalam Workflow System

Sebuah workflow dapat digambarkan sebagai suatu hal yang terdiri atas

serangkaian kegiatan, yang bersama-sama, membentuk sebuah proses bisnis. Pada

Gambar 2.1 akan dijelaskan bagaimana sebuah kegiatan dipecah menjadi

workitem individu yang harus diselesaikan. Setiap workitem disini dilakukan oleh

sebuah resource, baik perangkat lunak, perangkat keras, atau seorang personil

yang memiliki tanggung jawab untuk melakukannya. Work item yang akan

diselesaikan ditunjukkan pada sebuah workflow queue, yang adalah sebuah daftar

kerja dari semua tugas yang akan diselesaikan oleh seorang individu atau sebuah

tim (Chaffey, 1998).

Business Process

Activity (or Tasks)

Business Rule (or Process Definition)

Work Item Resource

(Computer or Human) Workflow Queue

Broken Down Into

Define Sequance

Broken Down Into

Complated by Role Contains

Gambar 2.1 Kunci Kerja dalam Workflow System (Chaffey, 1998)

1. Process Elements (Work Activities and Tasks)

Aktifitas kerja atau tugas adalah unit kerja individu yang membentuk

workflow. Aktifitas-aktifitas ini biasanya bisa diuraikan menjadi sub tugas yang

membentuk sebuah hirarki tugas. Pada saat sebuah aktifitas kerja diselesaikan,

(24)

2. Resources and Their Roles

Resources adalah sumber daya manusia atau komputer yang melakukan

aktifitas kerja yang membangun proses bisnis. User atau computer resource,

yang dikenal sebagai workflow participant diberikan satu atau beberapa peran

yang akan menentukan apakah mereka dapat melakukan tugas tertentu.

Penggunaan peran daripada individu lebih penting karena akan memudahkan

untuk memindahkan tanggung jawab seseorang ke orang lain dengan peran

yang sama. Pada situasi tertentu, adalah penting untuk menentukan bahwa

sebuah tugas ditingkatkan pada sebuah peran yang berbeda.

3. Dependencies and Business Rules

Dependencies (dependensi) menjelaskan bagaimana aktifitas yang berbeda

berhubungan satu sama lain. Dependensi didefinisikan oleh business rules yang

membangun workflow. Urutan dari aktifitas dapat diatur berdasarkan

pre-condition atau post-pre-condition yang harus dipenuhi sebelum mulai atau

selesainya sebuah aktifitas.

4. Workflow Queue

Sistem workflow biasanya menerapkan sebuah antrian workflow yang

digunakan untuk menugaskan sebuah tugas ke individu. Sebuah urutan

workflow akan menampung sebuah daftar tugas atau aktifitas yang harus

dikerjakan dalam sebuah urutan prioritas.

5. Case Management

Penggunaan dari sebuah case atau tiruan dari folder adalah sebuah hal yang

umum pada sistem workflow. Sebuah case akan terdiri atas sebuah instance

(25)

Setiap case dapat digambarkan sebagai sebuah berkas dari sebuah lemari arsip

yang menyimpan semua informasi yang berhubungan dengan customer.

6. Messaging

Pesan tambahan dapat dikirim antara teman sekerja ketika terjadi kejadian yang

tidak biasa, yang mengganggu lancarnya jalan dari sistem. Sistem mungkin

menggunakan standard company mail system, atau sistem workflow akan

mengijinkan sebuah notifikasi untuk dikeluarkan atau dapat mengijinkan

perubahan jalur sebuah tugas atau pencabutan sebuah tugas.

2.4.2 Administrative Workflow System

Administrative Workflow System adalah sebuah sistem workflow umum

digunakan, yang memanfaatkan penggunaan form elektronik yang terhubung

dengan surat elektronik. Sistem ini biasa diaplikasikan ke dalam tugas-tugas

administrasi rutin seperti persetujuan pengajuan liburan, pemrosesan pemesanan

pembelian, dll. The Gartner Group memperkirakan bahwa 83% dari semua

dokumen bisnis di US adalah dokumen formulir dengan biaya pembelian tahunan

sebesar 6-8 milyar USD dan biaya pemroresan mencapai 360 milyar USD.

Formulir-formulir kertas ini menjadi target dari 1995 Paper Reduction Act

(Chaffey, 1998)

Manfaat yang besar dapat terjadi melalui mengotomatisasikan proses

berbasis formulir. proses dapat berbalik lebih cepat menggunakan formulir

elektronik dan mengurangi biaya melalui pengurangan biaya pembelian formulir

dan waktu siklus yang lebih pendek. salah satu penghematan biaya terbesar adalah

dalam koordinasi pengolahan formulir yang sekarang ditangani oleh logika bisnis

(26)

2.5Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus Hidup Pengembangan Sistem, nama lain dari System Development

Life Cycle (SDLC) ini merupakan suatu proses pengembangan atau perubahan

suatu sistem perangkat lunak. Pengembangan atau perubahan tersebut dilakukan

dengan menggunakan model-model dan metodologi yang digunakan oleh banyak

orang, yang telah mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak sebelumnya.

Hal tersebut tentu berdasarkan best practice atau cara-cara yang telah teruji

dengan baik oleh banyak orang yang menggunakannya. SDLC memiliki beberapa

model dalam penerapan tahapan prosesnya. Beberapa model SDLC tersebut

antara lain yaitu Model Waterfall, Spiral, Rapid Application Development, Agile

dan Prototype. Masing-masing model memiliki kelemahan dan kelebihan,

sehingga hal yang terpenting adalah mengenali tipe pelanggan dan memilih

menggunakan model SDLC yang sesuai dengan karakter pelanggan dan sesuai

dengan karakter pengembang perangkat lunak (Kendall dan Kendall, 2008).

System Develoment Life Cycle (SDLC) ini biasanya disebut juga dengan

model waterfall. Menurut Pressman (2012), nama lain dari Model Waterfall

adalah Model Air Terjun, kadang dinamakan siklus hidup klasik (classic life

cyle), dimana hal ini menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan

(sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak. Pengembangan perangkat

lunak dimulai dari spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui

tahapan-tahapan perencanaan (planning), pemodelan (modeling), konstruksi

(construction), serta penyerahan sistem perangkat lunak ke para

pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan berkelanjutan

(27)

Communication

Gambar 2.2 Pengembangan menggunakan Model Waterfall (Pressman, 2012)

Gambar 2.2 menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall.

Model ini disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus

menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi,

Pressman (2012) memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan

tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.

Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software

Engineering. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai

dari level kebutuhan sistem lalu menuju ketahap Communication, Planning,

Modeling, Construction, dan Deployment.

Berikut ini adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam

Model Waterfall (Pressman, 2012):

a. Communication

Langkah pertama diawali dengan komunikasi kepada konsumen/pengguna.

Langkah awal ini merupakan langkah penting karena menyangkut

pengumpulan informasi tentang kebutuhan konsumen/pengguna.

b. Planning

Setelah proses communication ini, kemudian menetapkan rencana untuk

(28)

risiko yang mungkin terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat,

dan jadwal pengerjaan.

c. Modeling

Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan sebuah

perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding.

Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software,

representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.

d. Construction

Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding atau

pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali

oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh

user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan

suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam

tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap

sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan

kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

e. Deployment

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem.

Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah

jadi akan digunakan user. Kemudian software yang telah dibuat harus

dilakukan pemeliharaan secara berkala.

2.6Testing

Testing adalah proses pemantapan kepercayaan akan kinerja program

(29)

mengoperasikan software dalam suatu kondisi yang dikendalikan untuk verifikasi,

mendeteksi error dan validasi. Verifikasi adalah pengecekan atau pengetesan

entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan

melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. Validasi

adalah melihat kebenaran sistem apakah proses yang telah ditulisan sudah sesuai

dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna. Deteksi error adalah testing yang

berorientasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan apakah

suatu hal tersebut terjadi bilamana tidak seharusnya terjadi atau suatu hal tersebut

tidak terjadi. Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada

suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan

sebelumnya (Romeo, 2003). Adapun kegunaan dari test case ini, adalah sebagai

berikut:

1. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap desain White

Box Testing.

2. Untuk melakukan testing kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi

Black Box Testing.

2.6.1 White Box Testing

White box testing adalah suatu metode desain test case yang

menggunakan struktur kendali dari desain prosedural. Seringkali white box testing

diasosiasikan dengan pengukuran cakupan tes, yang mengukur persentase

jalur-jalir dari tipe yang dipilih untuk dieksekusi oleh test cases. White box testing

dapat menjamin semua struktur internal data dapat dites untuk memastikan

(30)

Cakupan pernyataan, cabang dan jalur adalah suatu teknik white box

testing yang menggunakan alur logika dari program untuk membuat test cases alur

logika adalah cara dimana suatu bagian dari program tertentu dieksekusi saat

menjalankan program. Alur logika suatu program dapat direpresentasikan dengan

flow graph.

2.6.2 Black Box Testing

Black box testing dilakukan tanpa adanya suatu pengetahuan tentang

detail struktur internal dari sistem atau komponen yang dites, juga disebut sebagai

functional testing. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada

software, berdasarkan pada spesifikasi kebutuhan dari software (Romeo, 2003).

Dengan adanya black box testing, perekayasa software dapat

menggunakan kebutuhan fungsional pada suatu program. Black box testing

dilakukan untuk melakukan pengecekan apakah sebuah software telah bebas dari

error dan fungsi-fungsi yang diperlukan telah berjalan sesuai dengan yang

(31)

19

Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dari permasalahan yang

diambil pada CV. Zaneti 9. Selain itu, bab ini juga merancangan desain sistem

dari Rancang Bangun Aplikasi Pengelolaan Dokumen Permintaan Penambahan

Bahan Baku Pada CV. Zaneti 9 Menggunakan Administrative Workflow System.

3.1Analisis Sistem

Pada tahap analisis dilakukan beberapa proses yang berhubungan dengan

tahapan awal metode penelitian. Pada metode penelitian yang diambil

menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat beberapa tahapan

yang meliputi tahap komunikasi, tahap perencanaan, tahap pemodelan, tahap

konstruksi dan tahap penerapan aplikasi. Pada tahap analisis sistem membahas

tentang komunikasi dan perencanaan.

3.1.1 Komunikasi

Pada tahap komunikasi, dilakukan proses observasi dan wawancara.

Proses observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kebagian

yang bersangkutan yang bertujuan untuk mengetahui informasi tentang nama

perusahaan, bidang usaha, gambaran umum perusahaan, visi dan misi perusahaan.

Sedangkan pada proses wawancara dilakukan dengan cara melakukan proses

tanya jawab kepada beberapa pegawai CV. Zaneti 9 yang berfungsi untuk

(32)

juga berfungsi untuk menanyakan beberapa hal yang tidak didapat dari hasil

observasi.

A Analisis Bisnis

Pada analisis bisnis dituliskan hasil dari observasi dan wawancara secara

rinci tentang proses pengadaan bahan baku yang terjadi pada saat ini. Proses

analisis bisnis dapat disusun empat identifikasi yaitu identifikasi masalah,

identifikasi pengguna, identifikasi data dan identifikasi fungsi.

1. Identifikasi masalah

Pada proses identifikasi masalah, dilakukan penggambaran proses bisnis yang

dihasilkan dari wawancara dan observasi. Permasalahan yang muncul yaitu

mengenai pengadaan bahan baku. Dari proses pengadaan bahan baku yang

terjadi pada saat ini, maka terdapat beberapa masalah yaitu:

a. Lamanya waktu dalam pengadaan bahan baku

Untuk menyelesaikan permasalahan dalam mempercepat pencarian data,

peneliti merancang aplikasi website. Aplikasi website dapat diakses

darimana saja sehingga membuat pimpinan bisa menerima pemberitahuan

tentang adanya pengadaan bahan baku dan dapat langsung

menanggapinya.

b. Petugas lapangan, pimpinan, bagian pengadaan dan bagian keuangan tidak

dapat mengetahui perkembangan pengadaan bahan baku.

Untuk dapat mengetahui perkembangan permintaan, maka peneliti

membuat aplikasi website yang dimana setiap kali dokumen penambahan

bahan baku sedang ditangani oleh bagian yang sedang menangani

(33)

memberikan pemberitahuan kepada petugas lapangan, pimpinan, bagian

pengadaan dan bagian keuangan.

2. Identifikasi pengguna

Setelah ditemukan beberapa permasalahan yang muncul, maka dapat dilakukan

identifikasi pengguna. Pada proses penanganan permintaan, pengguna yang ada

yaitu petugas lapangan, pimpinan, bagian pengadaan, bagian keuangan dan

sopir truk.

3. Identifikasi data

Pada tahap identifikasi data diperlukan beberapa data untuk merancang aplikasi

ini. Data tersebut meliputi data pegawai, data jabatan, data proyek, data bahan

baku, dan data truk.

4. Identifikasi fungsi

Setelah dilakukan proses identifikasi permasalahan, pengguna dan data, maka

dapat dilakukan proses identifikasi fungsi. Identifikasi fungsi menghasilkan

beberapa fungsi yaitu fungsi pengajuan, fungsi persetujuan, dan fungsi rekap

dokumen bahan baku.

B Analisis Kebutuhan Pengguna

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian pengadaan dan observasi

pada lokasi di CV. Zaneti 9, didapatkan kondisi bahwa sudah tersedia wifi sebagai

media penyalur data. Dari permasalahan sering tidak adanya pimpinan di tempat,

maka aplikasi menggunakan arsitektur sistem web based. Dengan arsitektur web

based apa bila pimpinan sedang tidak berada di tempat, pimpinan masih bisa

menerima notifikasi dan melakukan tanggapan terhadap permintaan pengadaan

(34)

masing-masing pengguna yang berhubungan langsung dengan aplikasi sehingga

aplikasi yang dibuat dapat sesuai dengan apa yang diminta oleh pengguna dan

sesuai dengan kebutuhan bisnis. Terdapat lima pengguna yang berhubungan

dengan aplikasi yaitu pengguna petugas lapangan, pengguna pimpinan, pengguna

bagian pengadaan, pengguna bagian keuangan dan pengguna sopir truk. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel yang ada di bawah ini.

1. Petugas Lapangan

Tabel 3.1 Kebutuhan Pengguna Petugas Lapangan

Fungsi Data Informasi

Pengajuan

1. Pengajuan pengadaan bahan baku

2. Notifikasi pengajuan pengadaan

bahan baku

1. Pembuatan daftar bahan baku

2. Notifikasi pembuatan daftar bahan

baku

2. Pimpinan

Tabel 3.2 Kebutuhan Pengguna Pimpinan

Fungsi Data Informasi

Persetujuan

1. Pegawai

2. Jabatan

3. proyek

1. Persetujuan pengadaan bahan baku

2. Notifikasi persetujuan pengadaan

bahan baku

1. Persetujuan pengadaan bahan baku

2. Notifikasi persetujuan pengadaan

(35)

3. Bagian Pengadaan

Tabel 3.3 Kebutuhan Pengguna Bagian Pengadaan

Fungsi Data Informasi

Pembuatan

1. Harga bahan baku

Pembuatan perintah jalan

1. Pegawai

2. Jabatan

3. Proyek

4. Bahan Baku

5. Truk

1. Pembuatan perintah jalan

2. Notifikasi pembuatan

Pembuatan

1. Pembuatan rekap dokumen

pengadaan bahan baku

2. Menyimpan rekap dokumen

pengadaan bahan baku

4. Bagian Keuangan

Tabel 3.4 Kebutuhan Pengguna Bagian Keuangan

Fungsi Data Informasi

Persetujuan

1. Persetujuan Harga Bahan Baku

2. Notifikasi Persetujuan Bahan Baku

5. Sopir Truk

Tabel 3.5 Kebutuhan Pengguna Sopir Truk

Fungsi Data Informasi

Konfirmasi

1. Notifikasi status pengiriman bahan

(36)

C Analisis Kebutuhan Data

Dari beberapa kebutuhan fungsi yang telah disusun sebelumnya, maka

dibutuhkan beberapa data untuk menunjang sistem yang akan dibuat. Terdapat

tujuh data yang diperlukan sistem, data tersebut meliputi:

1. Data Pegawai

Data pegawai berfungsi untuk mengetahui siapa saja pegawai yang bekerja

pada CV. Zaneti 9. Data pegawai yang diperlukan meliputi nama, alamat,

email, usernama, dan password. Data pegawai masih belum ada pada

perusahaan, oleh karena itu peneliti membuat data pegawai dari awal.

2. Data Jabatan

Data jabatan berfungsi untuk membedakan jabatan dari setiap pegawai yang

bekerja pada CV. Zaneti 9. Data bagian yang diperlukan meliputi kode

jabatan dan nama jabatan. Data jabatan masih belum ada pada perusahaan,

oleh karena itu peneliti membuat data jabatan dari awal.

3. Data Proyek

Data proyek berfungsi untuk mengetahui proyek apa saja yang sedang

dijalankan oleh CV. Zaneti 9. Data proyek yang diperlukan meliputi kode

proyek, nama proyek, alamat proyek, tanggal mulai dan tanggal harus

selesai. Data proyek masih belum ada pada perusahaan, oleh karena itu

peneliti membuat data proyek dari awal.

4. Data Bahan Baku

Data bahan baku berfungsi untuk mengetahui informasi mengenai bahan baku

yang dibutuhkan dalam sebuah proyek yang sedang dijalankan oleh CV.

(37)

bahan baku. Data Bahan Baku masih belum ada pada perusahaan, oleh karena

itu peneliti membuat data Bahan Baku dari awal.

5. Data Permintaan

Data permintaan berfungsi untuk mengetahui informasi mengenai permintaan

penambahan bahan baku yang diajukan kepada pimpinan CV. Zaneti 9. Data

permintaan yang diperlukan meliputi id permintaan, tanggal dan alasan. Data

permintaan masih belum ada pada perusahaan, oleh karena itu peneliti

membuat data permintaan dari awal.

6. Data Satuan

Data satuan berfungsi untuk mengetahui informasi mengenai satuan bahan

baku yang digunakan dalam sebuah proyek yang ditangani oleh CV. Zaneti 9.

Data satuan yang diperlukan meliputi id satuab dan satuan. Data satuan masih

belum ada pada perusahaan, oleh karena itu peneliti membuat data daftar

bahan baku dari awal.

7. Data Pengiriman

Data pengiriman berfungsi untuk mengetahui informasi mengenai sopir truk

yang mengirim bahan baku ke lokasi proyek dan mengetahui batas waktu

pengiriman. Data pengiriman yang diperlukan meliputi id pengiriman, batas

waktu kirim dan keterangan. Data pengiriman masih belum ada pada

perusahaan, oleh karena itu peneliti membuat data pengiriman dari awal.

D Analisis Kebutuhan Fungsi

Berdasarkan User Requirementyang sudah dibuat sebelumnya, maka

dapat dirancang kebutuhan fungsi dari aplikasi. Pada tahap kebutuhan fungsi

(38)

analisis kebutuhan pengguna. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibagi menjadi tujuh

fungsi yang meliputi sebagai berikut:

1. Fungsi Pengajuan Penambahan Bahan Baku

Tabel 3.6 Kebutuhan Fungsi Pengajuan Penambahan Bahan Baku

Aktor Petugas Lapangan.

Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh petugas lapangan untuk mengajukan

permintaan penambahan bahan baku dengan memasukkan data proyek.

Pemicu Kondisi Lapangan Dalam Proyek.

Awal Otentikasi (Petugas Lapangan).

Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem

Aktor mengisi data bahan baku yang dibutuhkan.

Sistem menampung data bahan baku yang dibutuhkan.

Aktor menekan tombol save. 1. Sistem mencetak auto

increment pengajuan penambahan bahan baku.

2. Sistem menyimpan data

bahan baku yang dibutuhkan ke dalam database sekaligus membuat status pengajuan menjadi Baru.

3. Sistem mengirim

notifikasi pengajuan kepada pimpinan.

4. Sistem mengosongkan

semua isian dalam form.

Akhir Data pengajuan penambahan bahan baku tersimpan dan terkirim

berupa notifikasi.

Non Fungsional

(39)

2. Fungsi Persetujuan Penambahan Bahan Baku dan Persetujuan

Tabel 3.7 Kebutuhan Fungsi Persetujuan Penambahan Bahan Baku dan Persetujuan

Aktor Pimpinan.

Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh pimpinan untuk menyetujui atau tidak

permintaan penambahan bahan baku dari petugas lapangan dan untuk mendelegasikan pengajuan penambahan bahan baku yang diajukan oleh petugas lapangan kepada bagian pengadaan.

Pemicu Fungsi Persetujuan Penambahan Bahan Baku.

Awal Otentikasi (Pimpinan), Notifikasi.

Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem

Aktor meng-klik menu permintaan penambahan bahan baku.

Sistem memfilter seluruh notifikasi penambahan bahan baku yang berstatus baru.

Aktor memilih salah satu id permintaan untuk dilakukan persetujuan.

Sistem menampilkan detil data permintaan

penambahan bahan baku yang belum dilakukan persetujuan dan status permintaan baru.

Aktor menentukan permintaan

disetujui/tidak

Sistem menampung data pilihan.

Aktor menekan tombol save. 1. Sistem menyimpan data

persetujuan sekaligus merubah status permintaan menjadi Delegasi.

2. Sistem mengirimkan

notifikasi kepada bagian pengadaan dan petugas lapangan.

3. Sistem menampilkan

data permintaan dari petugas lapanagn berdasarkan permintaan yang belum dilakukan persetujuan.

Akhir Data permintaan penambahan bahan baku tersimpan dan terkirim

berupa notifikasi.

(40)

3. Fungsi Pembuatan Daftar Bahan Baku

Tabel 3.8 Kebutuhan Fungsi Pembuatan Daftar Bahan Baku

Aktor Petugas Lapangan.

Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh petugas lapangan untuk membuat daftar

bahan baku yang dibutuhkan setelah mendapat persetujuan dari pimpinan.

Pemicu Fungsi Persetujuan Penambahan Bahan Baku dan Persetujuan.

Awal Otentikasi (Petugas Lapangan), Notifikasi.

Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem

Aktor meng-klik menu daftar penambahan bahan baku.

Sistem menampilkan halaman untuk

penambahan bahan baku. Aktor memasukkan daftar bahan baku

yang dibutuhkan.

Sistem menampung data daftar bahan baku

Aktor menekan tombol save. 1. Sistem menyimpan data

daftar bahan baku sekaligus memberi status baru.

2. Sistem mengirimkan

notifikasi kepada bagian pengadaan.

Akhir Data daftar penambahan bahan baku tersimpan dan terkirim berupa

notifikasi.

Non Fungsional Daftar bahan baku hanya dibuat oleh petugas lapangan yang

mengajukan penambahan bahan baku.

4. Fungsi Penentuan Harga Bahan Baku

Tabel 3.9 Kebutuhan Fungsi Penentuan Harga Bahan Baku

Aktor Bagian Pengadaan.

Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh bagian pengadaan untuk menentuka harga

dari masing masing bahan baku yang ada didaftar bahan baku yang telah dibuat oleh petugas lapangan.

Pemicu Fungsi Pembuatan Daftar Bahan Baku.

Awal Otentikasi (Bagian Pengadaan), Notifikasi.

Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem

Aktor meng-klik menu daftar permintaan bahan baku.

Sistem memfilter seluruh notifikasi permintaan bahan baku yang berstatus baru.

Aktor memilih salah satu id permintaan bahan baku.

(41)

baku yang berstatus baru. Aktor menentukan harga dari

masing-masing bahan baku yang ada pada daftar permintaan.

Sistem menampung data harga bahan baku yang diinputkan.

Aktor menekan tombol save. 1. Sistem menyimpan data

harga bahan baku sekaligus merubah status permintaan menjadi proses persetujuan harga.

2. Sistem mengirimkan

notifikasi kepada bagian keuangan.

3. Sistem menampilkan

daftar bahan baku dari petugas lapanagan yang belum di tentukan harganya.

Akhir Data harga bahan baku tersimpan dan terkirim berupa notifikasi.

Non Fungsional Pemberian harga bahan baku hanya boleh dilakukan oleh bagian

pengadaan saja dan bahan baku berdasarkan dari daftar yang dibuat oleh petugas lapangan.

5. Fungsi Persetujuan Harga Bahan Baku (Bagian Keuangan)

Tabel 3.10 Kebutuhan Fungsi Persetujuan Harga Bahan Baku (Bagian Keuangan)

Aktor Bagian Keuangan.

Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh bagian keuangan untuk menyetujui atau

tidak harga bahan baku yang diajukan oleh bagian pengadaan.

Pemicu Fungsi Penentuan Harga Bahan Baku.

Awal Otentikasi (bagian keuangan), Notifikasi.

Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem

Aktor meng-klik menu daftar harga bahan baku yang belum disetujui.

Sistem memfilter seluruh notifikasi daftar harga bahan baku yang berstatus proses persetujuan harga. Aktor memilih salah satu id daftar

harga bahan baku untuk dilakukan persetujuan.

Sistem menampilkan detil daftar bahan baku yang belum disetujui.

Aktor menentukan daftar harga bahan baku disetujui/tidak.

Sistem menampung data pilihan.

Aktor menekan tombol save. 1. Sistem menyimpan data

(42)

persetujuan pimpinan.

2. Sistem mengirimkan

notifikasi kepada pimpinan dan bagian pengadaan.

3. Sistem menampilkan

daftar harga bahan baku yang belum dilakukan persetujuan.

Akhir Data persetujuan harga bahan baku tersimpan dan terkirim berupa

notifikasi.

Non Fungsional Persetujuan hanya boleh dilakukan oleh bagian keuangan.

6. Fungsi Pembuatan Perintah Jalan

Tabel 3.11 Kebutuhan Fungsi Pembuatan Perintah Jalan

Aktor Bagian Pengadaan

Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh bagian pengadaan untuk membuat

perintah jalan untuk sopir truk mengantarkan bahan baku yang diminta petugas lapangan ke lokasi proyek.

Pemicu Fungsi Persetujuan Harga Bahan Baku (Pimpinan).

Awal Otentikasi (bagian pengadaan), Notifikasi.

Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem

Aktor meng-klik menu perintah jalan. Sistem menampilkan

tampilan menu perintah jalan.

Aktor mengisi form perintah jalan berdasarkan permintaan.

Sistem menampung data inputan aktor.

Aktor menekan tombol save 1. Sistem menyimpan data

perintah jalan dan memberi status permintaan menjadi proses kirim.

2. Sistem mengirimkan

notifikasi kepada petugas lapangan.

Akhir Data perintah jalan penambahan bahan baku tersimpan dan terkirim

berupa notifikasi.

Non Fungsional Pembuatan perintah jalan hanya boleh dilakukan oleh bagian

(43)

7. Fungsi Rekap Dokumen Bahan Baku

Tabel 3.12 Kebutuhan Fungsi Rekap Dokumen Bahan Baku

Aktor Bagian Pengadaan.

Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh tim bagian pengadaan untuk membuat

rekap dokumen permintaan bahan baku yang diajukan oleh petugas lapangan.

Pemicu

Awal Otentikasi (bagian pengadaan)

Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem

Aktor memilih menu rekap dokumen. Sistem menampilkan

tampilan menu rekap dokumen.

Aktor mengisi periode dokumen yang akan dibuat menjadi rekap.

Sistem menampung periode inputan aktor.

Aktor menekan tombol proses 1.Sistem mencetak auto

increment rekap baru

2.Sistem memfilter

dokumen sesuai inputan periode dari aktor.

3.Sistem menyimpan

hasil filter dan menampilkan hasil filter ke aktor dalam bentuk laporan rekap

Akhir Dokumen rekap permintaan bahan baku.

Non Fungsional Rekap dibuat untuk keperluan pelaporan dalam perusahaan.

8. Fungsi Konfirmasi Perintah Jalan

Tabel 3.13 Kebutuhan Fungsi Konfirmasi Perintah Jalan

Aktor Sopir Truk.

Diskripsi Fungsi ini digunakan oleh sopir truk untuk mengkonfirmasi perintah

jalan yang dikirimkan oleh bagian pengadaan.

Pemicu

Awal Otentikasi (sopir truk)

Alur Normal Aksi Stakeholder Respon Sistem

Aktor memilih menu daftar perintah jalan.

(44)

Aktor memilih perintah jalan yang masuk.

Sistem menampung data pilihan.

Aktor menekan tombol konfirmasi 1.Sistem menyimpan data

konfirmasi.

2.Sistem mengirimkan

notifikasi ke bagian pengadaan.

Akhir Data konfirmasi perintah jalan penambahan bahan baku tersimpan

dan terkirim berupa notifikasi.

Non Fungsional Konfirmasi perintah jalan hanya boleh dilakukan oleh sopir truk.

3.1.2 Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan proses penjadwalan dari awal

melakukan observasi pada CV. Zaneti 9, kemudian proses wawancara dengan

beberapa pegawai. Setelah melakukan tahap tersebut, maka dapat disusun analisis

bisnis yang selanjutnya peneliti melakukan proses analisis kebutuhan pengguna

dengan cara observasi dan wawancara dengan beberapa pegawai CV. Zaneti 9

yang akan menggunakan website aplikasi. Kemudian proses selanjutnya yaitu,

peneliti membuat analisis kebutuhan data dan analisis kebutuhan fungsi. Setelah

itu, peneliti melakukan perencanaan yang menghasilkan beberapa kebutuhan

perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan website

aplikasi. Setelah itu dilakukan proses pemodelan yang membahas tentang

perancangan arsitektur, perancangan proses, perancangan basis data, perancangan

antar muka dan perancangan pengujian. Setelah itu proses pengkodean dan

pengujian aplikasi pada tahap konstruksi.

Untuk membuat website aplikasi ini dibutuhkan beberapa spesifikasi

perangkat keras dan perangkat lunak. Untuk perangkat keras dibutuhkan

processor core i3, memory RAM 2 Gb, hardisk 320 Gb, VGA 1 Gb, Monitor

(45)

dibutuhkan Web Server XAMPP versi 1.7.7, mySql, Google Chrome atau Opera

atau Web Browser lain dan Sistem Operasi Windows 7.

3.2 Perancangan Sistem

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dibuat, maka dapat dilakukan

perancangan sistem sebagai dasar pembuatan aplikasi penanganan permintaan.

Pada tahap perancangan sistem diawali dengan analisis kebutuhan pengguna,

kemudian analisis kebutuhan perangkat lunak, perancangan arsitektur sistem,

perancangan proses, perancangan basis data, perancangan antar muka dan

perancangan uji coba.

3.2.1 Perancangan Arsitektur Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan arsitektur dari sistem yang akan

dibuat. Arsitektur pada aplikasi pengelolaan dokumen permintaan penambahan

bahan baku menggunakan arsitektur network atau web based. Pada arsitektur ini

dijelaskan bahwa permintaan penambahan bahan baku oleh petugas lapangan

dilakukan melalui website aplikasi yang ditunjukkan pada nomor satu gambar 3.1.

Kemudian permintaan penambahan bahan baku akan diterima oleh pimpinan pada

nomor dua. Setelah pimpinan menerima notifikasi permintaan bahan baku dari

petugas lapangan, maka pimpinan melakukan proses delegasi pada website yang

ditunjukkan pada nomor tiga kemudian dikirimkan kepada bagian pengadaan dan

petugas lapangan. Setelah petugas lapangan menerima notifikasi pada nomor

empat, petugas lapangan akan mengirim daftar bahan baku yang dibutuhkan

melalui website pada nomor lima. Bagian pengadaan akan membuat daftar harga

(46)

dikirim ke bagian keuangan dan pimpinan pada nomer enam dan tujuh. Bagian

keuangan akan melakukan persetujuan terhadap daftar harga yang diajukan

melalui website dan mengirimkan notifikasi ke bagian pengadaan dan pimpinan

pada nomer delapan. Bagian pengadaan akan membuat perintah jalan untuk sopir

truk dan mengirimkan notifikasi melalui website pada nomer sembilan dan

sepuluh.

Bagian Keuangan Bagian Pengadaan

Pimpinan Supir Truk

Petugas Lapangan

1 2

3 4

4 5

6 7

8

10

7

8

9

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem

3.2.2 Peran Pengguna Terhadap Sistem

Pada tahap ini dilakukan penentuan peran (role), tanggung jawab

(responsibility), aturan (rule) serta stakeholder atau pengguna yang terlibat

dengan sistem. Berdasarkan analisis sistem proses permintaan penambahan bahan

(47)

permintaan penambahan bahan baku dan pembuatan laporan permintaan

penambahan bahan baku. Dalam setiap proses ini memiliki stakeholder atau

pengguna yang terlibat di dalamnya. Setiap stakeholder atau pengguna yang

terlibat memiliki peran (role), tanggung jawab (responsibility) dan aturan (rule)

yang dapat dilihat pada tabel 3.14 dan 3.15.

Tabel 3.14 Role Proses Pengajuan Penambahan Bahan Baku

No Proses

Bisnis

Stakeholder Role Rule

1 Pengajuan

1. Mempunyai hak

akses sebagai petugas lapangan.

2. Mengisi nama

proyek.

Pimpinan Mempunyai hak

untuk menerima pengajuan

penambahan bahan baku.

1. Mempunyai hak

akses sebagai pimpinan.

2 Persetujuan

Permintaan Penambahan Bahan Baku.

Pimpinan. Mempunyai hak

untuk menerima atau menolak permintaan

penambahan bahan baku.

1. Mempunyai hak

akses sebagai pimpinan.

2. Menentukan pilihan

untuk menerima

1. Mempunyai hak

(48)

No Proses Bisnis

Stakeholder Role Rule

penambahan bahan baku diterima oleh pimpinan.

1. Mempunyai hak

akses sebagai daftar bahan baku.

1. Mempunyai hak

akses sebagai petugas lapangan.

2. Mengisi daftar

bahan baku yang membutuhkan bahan baku yang dibuat oleh petugas lapangan.

1. Mempunyai hak

akses sebagai harga bahan baku yang ada di dalam daftar permintaan.

1. Mempunyai hak

akses sebagai bagian pengadaan.

2. Mengisi harga

satuan dari bahan baku yang ada di dalam daftar bahan baku.

Bagian Keuangan.

Mempunyai hak menerima daftar haraga bahan baku yang dibuat bagian pengadaan.

1. Mempunyai hak

akses sebagai bagian keuangan.

5 Persetujuan

Harga Bahan atau menolak daftar harga yang diajukan oleh bagian

pengadaan.

1. Mempunyai hak

akses sebagai bagian keuangan.

2. Menentukan pilihan

untuk menerima atau menolak daftar harga bahan baku, dengan

(49)

No Proses Bisnis

Stakeholder Role Rule

baku.

3. Membuat

keterangan untuk menerima atau menolak daftar harga bahan baku.

Pimpinan. Mempunyai hak

untuk menerima pemberitahuan bahan baku sudah diacc bagian keuangan.

1. Mempunyai hak

akses sebagai daftar harga bahan baku.

1. Mempunyai hak

akses sebagai sopir dan batas waktu pengiriman bahan baku ke lokasi proyek.

1. Mempunyai hak

akses sebagai bagian pengadaan.

2. Menentukan sopir

yang akan mengantarkan bahan baku ke lokasi proyek.

3. Menentukan batas

waktu pengiriman.

Sopir Truk. Mempunyai hak

untuk menerima perintah jalan yang dibuat bagian pengadaan.

1. Mempunyai hak

akses sebagai sopir truk.

7 Konfirmasi

Perintah Jalan

Sopir Truk. Mempunyai hak

untuk menerima perintah jalan pengiriman bahan baku.

1. Mempunyai hak

akses sebagai sopir truk. status perintah jalan yang dikonfirmasi sopir truk.

1. Mempunyai hak

(50)

No Proses Bisnis

Stakeholder Role Rule

Petugas baku ke lokasi proyek.

1. Mempunyai hak

akses sebagai petugas lapangan.

Tabel 3.15 Role Proses Pembuatan Laporan Penambahan Bahan Baku

No Proses

Bisnis

Stakeholder Role Rule

1 Pembuatan baku sesuai periode yang diinginkan.

1. Mempunyai hak

akses sebagai bagian pengadaan.

2. Menetukan proyek

yang akan dibuat laporan.

3. Menentukan

periode laporan.

3.2.3 Perancangan Proses

Pada tahap perancangan proses terdapat 3 proses yaitu merancang alur

proses bisnis, pembuatan context diagram dan data flow diagram. Kemudian dari

hasil analisis kebutuhan fungsi, terdapat 8 fungsi untuk membangun sistem berupa

aplikasi penanganan permintaan. Dari 8 fungsi tersebut, peneliti menggambarkan

dengan menggunakan context diagram dan data flow diagram.

A Alur Proses Bisnis

Pada alur proses bisnis digambarkan dengan menggunakan BPMN.

Dapat dilihat pada lampiran 1. Permintaan penambahan bahan baku dimulai dari

petugas lapangan yang mengajukan permintaan penambahan bahan baku kepada

pimpinan berdasarkan kondisi lapangan proyek yang sedang berjalan. Pimpinan

(51)

untuk melakukan penambahan bahan baku yang diminta. Bagian pengadaan akan

membuat daftar harga dari daftar bahan baku yang dibuat oleh petugas lapangan

dan akan memberikan daftar harga tesebut kepada bagian keuangan dan pimpinan

untuk meminta persetujuan. Daftar harga bahan baku yang disetujui disimpan dan

bahan baku akan disiapkan oleh bagian pengadaan untuk dikirim ke lokasi proyek.

B Context Diagram

Context diagram dibuat untuk menampilkan entitas apa saja yang akan

berinteraksi dengan aplikasi pengelolaan dokumen permintaan penambahan bahan

baku. Context diagram dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan fungsi. Dari

hasil kebutuhan fungsi yang dibuat sebelumnya, maka dapat dihasilkan lima aktor

yaitu Petugas Lapangan, Pimpinan, Bagian Pengadaan, Bagian Keuangan dan

Sopir truk. Gambar Context Diagram pengelolaan dokumen permintaan

penambahan bahan baku dapat dilihat pada lampiran 2.

C Diagram Berjenjang

Diagram jenjang digunakan untuk menampilkan seluruh proses yang

akan ditangani pada sistem yang akan dibangun. Sistem akan dibangun

berdasarkan delapan proses yaitu proses pengajuan penambahan bahan baku,

proses persetujuan penambahan bahan baku, proses disposisi penambahan bahan

baku, proses pembuatan daftar bahan baku, proses pembuatan daftar harga bahan

baku, proses persetujuan daftar harga bahan baku, proses pembuatan perintah

jalan dan proses pembuatan rekap penambahan bahan baku. Diagram berjenjang

(52)

D Data Flow Diagram Level 0

Dalam pembuatan data flow diagram ini mengacu pada kebutuhan

fungsi. Pada kebutuhan fungsi terdapat 8 fungsi yang akan dipakai sebagai proses

pada data flow diagram level 0. Proses tersebut saling berhubungan satu sma lain

misalnya dari pengajuan penambahan bahan baku, disposisi dan seterusnya. Untuk

lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 4.

Proses pertama yaitu pengajuan penambahan bahan baku. Pada proses ini

petugas lapangan memberikan data pengajuan kepada sistem yang dinputkan

secara manual. Kemudian sistem memberikan informasi kepada petugas lapangan

apabila data tersebut dapat tersimpan atau tidak. Apabila data dapat tersimpan,

maka sistem akan menyimpan data tersebut ke dalam table permintaan dan

memberikan notifikasi kepada pimpinan.

Setelah data pengajuan selesai maka proses selanjutnya yaitu persetujuan

perminataan. Proses persetujuan permintaan bermula dari data notifikasi yang

diberikan oleh petugas lapangan yang kemudian akan diproses oleh sistem.

Pimpinan makan memeriksa permintaan tersebut apakah memang perlu dan

pimpinan akan menginputkan data mengenai permintaan disetujui atau tidak.

Sistem akan memberikan timbal balik berupa pemberitahuan bahwa persetujuan

berhasil disimpan atau tidak. Kemudian sistem memberikan notifikasi kepada

petugas lapangan dan bagian pengadaan.

Pada proses ketiga yaitu disposisi permintaan. Proses ini bermula dari

notifikasi persetujuan penambahan bahan baku yang dikirim oleh sistem yang

kemudian diterima oleh bagian pengadaan dan petugas lapangan. Setelah bagian

Gambar

Tabel 3.2 Kebutuhan Pengguna Pimpinan
Tabel 3.4 Kebutuhan Pengguna Bagian Keuangan
Tabel 3.6 Kebutuhan Fungsi Pengajuan Penambahan Bahan Baku
Tabel 3.7 Kebutuhan Fungsi Persetujuan Penambahan Bahan Baku dan Persetujuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian untuk menemukan dosis bahan kimia (kapur, kaporit, tanah lempung, tawas) yang tepat dalam mengolah air limbah tekstil guna menurunkan

Pada tahap ini, output software LINGO dan hasil dari model Algoritma Genetik dianalisis untuk melihat apakah model dapat membantu pihak perusahaan dalam meminimasi

Misi hotel Grand Angkasa Internasional Medan antara lain yaitu:.. Menjadi hotel terbaik di

* Kementerian Keuangan * Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral * Kementerian Perindustrian * Kementerian Perdagangan * Kementerian Pertanian * Kementerian Kehutanan *

Jika hal ini terjadi maka kelelahan akan timbul, karena reaksi oksigen dalam tubuh yaitu untuk mengurangi asam laktat menjadi air dan karbondioksida agar

Di negara dengan rabies dan kararitina yang tidak mungkin dilakukan dalam waktu lama, anjing / kucing diizinkan masuk asal: - sudah divaksinasi. - dikarantina dalam waktu singkat

Motif berprestasi adalah unsur kepribadian yang akan mendorong individu untuk terus maju, melakukan sesuatu dengan lebih baik dan lebih efisien, bertanggungjawab dan berani