PENGARUH ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA MELALUI MODEL TEAM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK
GERAK MELINGKAR
Oleh
ASEP SURAHMAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA MELALUI MODEL TEAM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK
GERAK MELINGKAR
Oleh
ASEP SURAHMAN
Hasil observasi menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai
di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Salah satu aspek yang diduga
mempengaruhi hal tersebut adalah kurang optimalnya kegiatan penilaian yang
diberikan oleh guru selama proses pembelajaran khususnya pada aspek penilaian
ranah kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ongoing
assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap hasil belajar melalui model team based learning. Penelitian ini dilakukan di SMA
Negeri 1 Banyumas Pringsewu menggunakan satu kelas, yaitu kelas X4 dengan jumlah sampel 33 siswa dan menggunakan desain One-Shot Case Study.
Penelitian ini menggunakan data hasil IF-AT yang diperoleh melalui nilai
rata-rata hasil tes IF-AT secara ongoing assessment dan data hasil belajar siswa yang
diperoleh melalui nilai hasil ujian setelah sampel diberi perlakuan dengan
pengaruh dilakukan uji linieritas, korelasi dan regresi linier sederhana antara data
hasil IF-AT dan hasil belajar siswa yang sebelumnya instrumen telah diuji terlebih
dahulu dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas soal. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat pengaruh linier yang positif dan signifikan antara
ongoing assessment teknik IF-AT terhadap hasil belajar siswa dengan kontribusi determinan sebesar 17,64 % dan persamaan regresinya adalah Y’= -17,666 +
1,096 X.
viii DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis ... 7
2.1.1 Ongoing Assessment ... 7
2.1.2 IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) ... 12
2.1.3 Model Team Based Learning ... 16
2.1.4 Materi Pembelajaran ... 19
2.1.5 Hasil Belajar ... 22
2.1.6 Konsep Gerak Melingkar ... 24
2.2 Kerangka Pemikiran ... 25
2.3 Hipotesis ... 27
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 28
ix
3.3 Sampel Penelitian ... 28
3.4 Desain Penelitian ... 29
3.5 Variabel Penelitian ... 29
3.6 Instrumen Penelitian ... 30
3.7 Data Penelitian ... 30
3.8 Analisis Instrumen ... 30
3.8.1 Uji Validitas ... 30
3.8.2 Ujia Reliabilitas ... 31
3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.10 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 33
3.10.1 Analisis Data ... 33
3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38
4.1.1 Uji Instrumen Penelitian ... 38
a. Uji Validitas ... 39
b. Uji Reliabilitas ... 41
4.1.2 Tahapan Pelaksanaan ... 41
4.1.3 Data Hasil Penelitian ... 43
4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 44
4.2 Pembahasan ... 50
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 61
x
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 ... 69
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 ... 82
5. Kisi-Kisi Soal IF-AT ... 95
6. Soal IF-AT 1 ... 120
7. Soal IF-AT 2 ... 122
8. Soal IF-AT 3 ... 124
9. Soal IF-AT 4 ... 126
10. Soal IF-AT 5 ... 128
11. Soal IF-AT 6 ... 130
12. Lembar Jawaban Pilihan Jamak IF-AT I ... 132
13. Lembar Jawaban Pilihan Jamak IF-AT II ... 133
14. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar ... 134
15. Soal Hasil Belajar ... 150
16. Lembar Penilaian Diskusi dan Presentasi ... 155
17. Lembar Penilaian Afektif ... 157
18. Data Hasil IF-AT ... 159
19. Data Hasil Belajar Siswa ... 161
20. Data Uji Validitas Soal dan Uji Reliabilitas Soal ... 164
21. Hasil Uji Validitas Soal dan Uji Reliabilitas Soal ... 166
22. Hasil Uji Normalitas Hasil IF-AT – Hasil Belajar Siswa ... 180
23. Hasil Uji Linearitas Hasil IF-AT – Hasil Belajar Siswa ... 181
24. Hasil Uji Korelasi Hasil IF-AT – Hasil Belajar Siswa ... 183
25. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Hasil IF-AT – Hasil Belajar Siswa 184 26. Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan ... 189
27. Surat Izin Penelitian ... 190
28. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 191
29. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 192
30. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 194
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Evaluasi pembelajaran merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran di
samping adanya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Adapun
salah satu aspek penting dalam evaluasi pembelajaran adalah penilaian.
Penilaian merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan
untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penilaian dilakukan selama proses
pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan
adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar
kompetensi yang ditentukan.
Selanjutnya sistem penilaian yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan, yakni sistem
penilaian yang menilai semua kompetensi dasar, menganalisis hasil
penilaian dan melakukan tindak lanjut berupa program perbaikan dan
pengayaan. Penggunaan sistem penilaian yang berkelanjutan diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini tentu akan bermakna
apabila sistem penilaian tersebut dikelola dengan baik sesuai dengan
tentunya akan menjadi bumerang karena akan memberikan hasil yang
tidak akurat, siswa tidak termotivasi dan lain-lain. Oleh karena itu sekolah
harus dapat melakukan penilaian terhadap siswa secara profesional.
Penilaian di sekolah, secara umum telah melakukan penilaian sesuai
dengan standar penilaian yaitu permen nomor 20 tahun 2007, namun
masih belum sempurna seperti apa yang diharapkan. Guru telah
melaksanakan penilaian proses pada saat pembelajaran dan penilaian hasil
setelah selesai proses pembelajaran untuk satu kompetensi dasar, tetapi
baru hanya sekadar untuk mengambil nilai siswa. Belum banyak guru yang
melakukan analisis hasil penilaian tersebut dan melakukan tindak lanjut
berdasarkan hasil yang diperoleh. Guru telah memberikan latihan serta
pekerjaan rumah (PR) atau tugas-tugas lainnya, tetapi belum tertata dengan
baik. Begitu juga dengan pemberian penugasan yang belum tepat
mencapai sasarannya dan masih sangat sedikit guru yang melakukannya
dengan baik. Bagaimana menyiasati agar jawaban yang ditulis siswa
betul-betul dari hasil pemikirannya sehingga hasil ujian yang diperoleh dapat
menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Karena masih
banyak siswa hanya sekadar menyalin saja dari pekerjaan teman yang lain
sehingga tidak menambah pemahamannya terhadap materi tersebut.
Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Banyumas Kabupaten
Pringsewu, diperoleh data bahwa nilai rata-rata ujian tengah semester mata
adalah 66. Salah satu aspek yang diduga mempengaruhi hal tersebut
adalah kurang optimalnya kegiatan penilaian yang diberikan oleh guru
selama proses pembelajaran khususnya pada aspek penilaian ranah
kognitif. Hal ini tentunya berdampak kepada rendahnya hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran guru perlu
menyiapkan instrumen penilaian yaitu penilaian proses dan hasil dengan
baik sehingga betul-betul merupakan alat ukur yang valid dan reliabel.
Uraian di atas menunjukkan bahwa penilaian merupakan salah satu aspek
yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan penilaian
yang sesuai dengan aturan atau kaidah penilaian akan meningkatkan
prestasi belajar siswa. Tetapi pelaksanaannya di sekolah-sekolah belum
sepenuhnya sesuai dengan aturan atau kaidah penilaian yang benar dan
tepat sehingga berdampak kepada kualitas pendidikan yang masih rendah.
Oleh karena itu, peneliti telah mengadakan penelitian tentang bagaimana
mengelola sistem penilaian yang lebih baik dengan menggunakan sistem
penilaian berkelanjutan (ongoing assessment) melalui model pembelajaran
berbasis tim (team based learning) dengan teknik umpan balik segera
(immediate feedback assessment technique) pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Selanjutnya peneliti telah melihat pengaruh sistem penilaian
proses tersebut terhadap hasil belajar siswa sehingga penelitian ini diberi
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat
pengaruh ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback
Assessment Technique) terhadap hasil belajar siswa melalui model team based learning?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ongoing
assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap hasil belajar siswa melalui model team based learning.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan bahwa teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment
Technique) dapat digunakan sebagai salah satu teknik penilaian berkelanjutan (ongoing assessment) untuk memperoleh hasil belajar
siswa ranah kognitif yang lebih tinggi melalui model team based
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan pertimbangan guru atau calon guru untuk memilih
teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) dalam
mengevaluasi hasil belajar fisika pada setiap topik materi selama
proses pembelajaran.
b. Dengan digunakannya teknik IF-AT (Immediate Feedback
Assessment Technique), siswa dapat mengevaluasi hasil belajar secara langsung dan mandiri dalam setiap topik materi yang telah
diajarkan selama proses pembelajaran.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan
maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:
1. Ongoing Assessment adalah suatu proses penilaian yang dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung, baik
penilaian menggunakan tes maupun non tes. Ongoing assessment
dalam penelitian ini dibatasi hanya pada ranah kognitif.
2. Teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) adalah
teknik penilaian umpan balik dengan segera berupa tes pilihan jamak
yang menggunakan instrumen lembar jawaban pilihan jamak sistem
gores. Teknik IF-AT dalam penelitian ini hanya dapat digunakan untuk
mengukur, memonitor dan menilai aspek belajar pada ranah kognitif
3. Model Team Based Learning adalah salah satu model pembelajaran
aktif yang menekankan proses pembelajaran dengan pemberian umpan
balik yang lebih cepat.
4. Hasil belajar adalah bukti kemampuan atau keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai.
Hasil belajar dalam penelitian ini dibatasi hanya pada ranah kognitif.
5. Subyek penelitian adalah siswa kelas X4 SMA Negeri 1 Banyumas
Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Ongoing Assessment
Asesmen merupakan program penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran yang telah
dilakukan. Secara umum, tujuan asesmen adalah untuk menilai
pembelajaran di kelas dan meningkatkan pembelajaran serta kualitas belajar
siswa. Pada kegiatan penilaian dikenal adanya prinsip kesinambungan yaitu
penilaian yang dilakukan secara berencana, terus-menerus dan bertahap
untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkah laku siswa
sebagai hasil belajar dari kegiatan belajar. Adapun bentuk penilaian yang
berdasar pada prinsip kesinambungan adalah salah satunya ongoing
asessment.
Ongoing assessment adalah proses untuk mempersiapkan siswa dengan respon yang jelas untuk mengetahui pemahaman siswa dengan tujuan untuk
membantu meningkatkan kinerja siswa selanjutnya.
Menurut Dodge (2004: 5) :
recommend assesing children based on observations of the
processes children use rather than on simple, concrete, disconected indicators or milestones.
Ongoing assessment merupakan proses mengumpulkan informasi dalam konteks kegiatan kelas setiap hari untuk memperoleh gambaran representatif
terhadap kemampuan dan kemajuan siswa.
Selanjutnya menurut Conley (2011: 159) :
Ongoing assessment is a term that signals that assessment should be diverse and happening all the time. Through their own
development and everyday experiences with literacy and learning but also through instruction, students change and learn all of the time. As a result, teachers need to continually update their knowledge about what students are experiencing in and out of school, what students know and can do, and how teachers can create contexts for students to become more literate and learn. The task of creating assessment that is ongoing and informative can be particularly challenging in this era of high standards and
accountability.
Ongoing assessment adalah istilah sinyal penilaian yang harus bervariasi dan terjadi selama pembelajaran berlangsung. Melalui pengembangan
mereka sendiri dan pengalaman sehari-hari dengan membaca dan belajar
tetapi juga melalui instruksi, siswa berubah dan belajar selama pembelajaran
berlangsung. Hasilnya, guru perlu untuk terus memperbarui pengetahuan
mereka tentang apa pengalaman siswa di dalam dan luar sekolah, apa yang
siswa tahu dan bisa lakukan, dan bagaimana guru dapat menciptakan
konteks bagi siswa untuk menjadi lebih melek dan belajar. Tugas
menciptakan penilaian yang berkelanjutan dan informatif menjadi sangat
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ongoing
assessment adalah proses mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh terhadap kemampuan siswa dengan
memberikan penilaian secara bervariasi dan berkelanjutan selama proses
pembelajaran berlangsung.
Menurut Joslin (2010: 7) :
Assessment that fosters understanding (rather than simply
evaluating it) has to be more than an end-of-the-unit test. It needs to inform students and teachers about both what students currently understand and how to proceed with subsequent teaching and learning. This integration of performance and feedback is exactly what students need as they work to develop their understanding of a particular topic or concept. In the teaching for understanding framework, it is called “ongoing assessment”.
Penilaian untuk membantu perkembangan pemahaman dilakukan lebih dari
tes di akhir unit pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk menginformasikan
kepada siswa dan guru tentang apakah siswa benar-benar sudah mengerti
dan bagaimana proses belajar mengajar selanjutnya akan dilakukan.
Penggabungan dari unjuk kerja dan umpan balik sebenarnya sangat
dibutuhkan siswa sebagai acuan mereka untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang suatu topik atau konsep tertentu dalam kerangka mengajar
untuk memahami, hal ini disebut ongoing assessment.
Selanjutnya menurut Issarlis (2005: 11) :
kinds of mistakes they make, the ways in which they go about correcting their own mistakes, and the ways in which [other] might correct them. This kind of ongoing observation and assessment is inseparable from good teaching practice.
Ongoing assessment dilakukan dalam aktivitas belajar secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengurangi menulis laporan dan lebih jauh lagi
dengan berinteraksi antara guru dan siswa. Selanjutnya hal ini harus
dilakukan dengan merespon pertanyaan siswa setiap hari dan
memvariasikan berbagai macam pertanyaan yang akan ditanyakan kepada
siswa, salah satunya dengan komunikasi secara langsung mengenai jenis
kesalahan yang mereka buat dan cara lain dengan memberi perbaikan
kesalahan pemahaman mereka. Jenis observasi berkelanjutan dan asesmen
ini tidak terpisahkan dari praktik mengajar yang baik.
Chapman (2005: 26) memberi definisi secara spesifik tentang ongoing
assessment yaitu:
Ongoing assessment occurs before and during or assignment to meet the needs of individual students. It is designed or selected to acquire information in daily activities and to provide experiences to expedite learning. Students receive regular feedback on their performance to continually improve in areas of strength and need.
Ongoing assessment terdiri dari penilaian sebelum dan selama pembelajaran untuk menemukan apa yang dibutuhkan oleh siswa. Hal ini didesain untuk
menggali informasi tentang aktivitas dan pengalaman belajar. Siswa
menerima umpan balik dari penampilannya untuk memperbaiki
pembelajaran selanjutnya. Carbery (2009: 31) mengatakan bahwa: Penilaian
formatif merupakan bagian dari ongoing assessment yang berupa
sumatif fokus pada produk (hasil tes), maka ongoing assessment fokus
terhadap proses pembelajaran.
Carbery (2009: 31) melanjutkan bahwa: Ongoing assessment sebenarnya
bukanlah hal yang baru dalam pendidikan. Sejak guru membuat penilaian
terhadap kerja siswa, sejak saat itulah asesmen mengambil peran. Meskipun
penilaian yang dibuat guru masih bersifat tidak jelas dan tidak
mengidentifikasi permasalahan. Untuk menjadi nilai yang jelas, ongoing
assessment (OA) harus dikembangkan berdasarkan cara yang prinsipil dan sistematik. Dalam hal ini, Joslin (2010: 9) menjelaskan langkah-langkah
dalam memahami ongoing assessment:
Ongoing assessment needs to occur in the context of performances of understanding that, in turn, are anchored to understanding goals. Therefore, each of the examples below includes unit-long
understanding goals (statement form only) and performances of understanding, as well as a description of criteria and feedback for ongoing assessment.
1) Understanding goal
2) Performances of understanding 3) Criteria for on going assessment 4) Feedback for ongoing assessment
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas mengenai penjelasan lebih lanjut
mengenai ongoing assessment maka dapat disimpulkan kembali bahwa
ongoing assessment merupakan penilaian formatif yang menggabungkan unjuk kerja dengan umpan balik secara berkelanjutan selama proses
pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan cara yang prinsipil dan
sistematik. Adapun dalam penelitian ini, ongoing assessment yang
dilakukan tidak hanya diakhir pembelajaran, tetapi juga disela-sela
pembelajaran.
2.1.2 IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique)
IF-AT adalah alat penilaian tes pilihan jamak yang inovatif dengan
memberikan afirmasi atau penguatan secara segera kepada siswa dan
memperbaiki umpan balik atas pengetahuannya yang memastikan bahwa
sebuah respon terakhir siswa adalah yang benar.
Menurut Epstein (2001: 3):
The Immediate Feedback Assessment Technique, also known as the IF-AT, is an exciting and revolutionary new testing system that transforms traditional multiple-choice testing into an interactive learning opportunity for students and a more informative assessment opportunity for teacher.
Teknik penilaian umpan balik secara segera, yang dikenal sebagai istilah
AT merupakan sistem pengujian baru yang menarik dan revolusioner.
IF-AT mengubah pengujian tes pilihan jamak secara tradisional ke dalam
sebuah kesempatan pembelajaran interaktif bagi siswa dan kesempatan
penilaian yang lebih informatif bagi para guru.
Selanjutnya menurut Kim (2005: 15):
IF-AT merupakan sebuah tipe baru dari prosedur pilihan jamak yang
menyediakan umpan balik informasi secara segera kepada siswa untuk
masing-masing pertanyaan dan memberikan alokasi kredit parsial ketika
digunakan latihan penilaian kelas. IF-AT merupakan dasar prinsip psikologi
yang kokoh, artinya umpan balik secara segera bermanfaat untuk
pembelajaran. Selain itu, menurut Stephen L. MacNeil (2010: 5): IF-AT
adalah sebuah “Goresan dan pembelajaran” atau “jawaban sampai benar”
dan kartu jawaban untuk pertanyaan pilihan jamak.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IF-AT adalah
sebuah bentuk lembar jawaban pilihan jamak baru yang mempunyai
keuntungan lebih dari teknik lembar jawaban yang biasa digunakan. IF-AT
mempunyai jawaban sampai dengan format koreksi yang menyediakan bagi
siswa secara segera dengan memperbaiki umpan balik item per item.
Secara rinci Epstein (2001: 5) menjelaskan mengenai sistem kerja IF-AT:
Here’s How. Use of the IF-AT testing system enables students to be provided with immediate feedback about the accuracy of their answers to each question in a test/quiz/homework assignment, etc. As the students are completing each item. The IF-AT system provides immediate affirmative feedback (if a student’s answer choice is correct) and/or corrective feedback (if a student’s answer choice is incorrect).
Psychological Principles. The IF-AT was developed by a psychology professor whose specialty is human learning and memory. The IF-AT is based on solid psycological principles: 1) Immediate feedback is beneficial for learning (and is superior to
delayed feedback).
2) The best test/quiz/homework assignment, etc. Doesn’t just assess; it also teaches.
3) The last response given by students on a test item are the ones they learn (i.e. the students leave the test item believing they have chosen the correct answers).
Penggunaan sistem pengujian IF-AT memungkinkan siswa untuk diberikan
dengan umpan balik langsung tentang akurasi jawaban mereka setiap
pertanyaan dalam tugas tes, kuis dan pekerjaan rumah (PR) dalam
menyelesaikan setiap item. Sistem IF-AT menyediakan umpan balik
afirmatif langsung (jika pilihan jawaban siswa benar) dan umpan balik
korektif (jika pilihan jawaban siswa tidak benar).
IF-AT memungkinkan siswa untuk terus menjawab pertanyaan sampai
mereka menemukan jawaban yang benar. Hal ini memastikan bahwa respon
siswa terakhir adalah yang benar. Dengan demikian, IF-AT mengajarkan
siswa untuk menilai, memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan retensi
dari informasi yang sedang diuji.
Selanjutnya Epstein (2001: 8) menjelaskan bahwa: IF-AT menggunakan
bentuk jawaban pilihan jamak dengan film buram tipis yang menutupi
pilihan jawaban. Alih-alih menggunakan pensil untuk mengisi lingkaran,
goresan setiap siswa jawabannya seolah menggaruk tiket lotere. Goresan
siswa dari lapisan dari persegi panjang yang sesuai dengan pilihan pertama
suatu tempat di dalam persegi panjang menunjukkan bahwa dia menemukan
jawaban yang benar. Hasil belajar siswa segera diperkuat dengan menerima
kredit penuh untuk jawabannya dan pindah ke pertanyaan berikutnya. Jika
tidak benar, siswa harus membaca kembali pertanyaan dan pilihan jawaban
yang tersisa dan menggaruk pilihan kedua atau bahkan ketiga sampai
jawaban yang benar diidentifikasi. Siswa akan mendapatkan kredit parsial
untuk beberapa upaya dan mempelajari respon yang benar untuk setiap
pertanyaan saat mengambil ujian. Salah satu kunci untuk IF-AT adalah
bahwa siswa tidak pernah meninggalkan pertanyaan tanpa mengetahui
jawaban yang benar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik IF-AT
merupakan teknik penilaian umpan balik segera yang digunakan dalam tes
pilihan jamak berupa instrumen lembar jawaban pilihan jamak dengan
menggunakan sistem gores untuk memperoleh jawaban akhir yang benar.
Teknik IF-AT dalam penelitian ini hanya dapat digunakan untuk mengukur,
memonitor dan menilai aspek belajar pada ranah kognitif saja selama proses
pembelajaran. Selanjutnya instrumen IF-AT yang digunakan berupa lembar
jawaban pilihan jamak dengan lima alternatif pilihan (A, B, C, D, E) dimana
setiap pilihan jawaban ditutup oleh lapisan tipis non transparan. Untuk lebih
Gambar 2.1 Format Lembar Jawaban IF-AT
2.1.3 Model Team Based Learning
Team based learning adalah sebuah strategi pedagogik yang menggunakan kelompok siswa bekerja bersama-sama dalam tim untuk mempelajari bahan
mata pelajaran. Sasaran utama team based learning adalah menyediakan
kesempatan bagi siswa untuk melatih konsep mata pelajaran selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Mayona (2009: 254) menyatakan
bahwa: Pada model team based learning (TBL) pengajar lebih memberikan
banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
bekerjasama karena memberikan bobot yang lebih besar kepada proses
diskusi (peer discussion) dan belajar individu (individual study)
Menurut Mayona (2009: 257) :
Team based learning (TBL) adalah salah satu model pembelajaran aktif yang memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
2) Siswa tidak hanya mendengarkan kegiatan belajar secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi belajar.
3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi belajar.
4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi.
5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Disamping karakteristik tersebut di atas, secara umum proses pembelajaran
aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang
timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive
interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar.
Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan
pengajar harus dapat menilai setiap siswa sehingga terdapat individual
accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan
memupuk social skill. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat.
Selanjutnya menurut Michaelsen (2008: 9) :
Team based learning (TBL) differs from other forms of small-group work in that it involves developing and using learning teams as an instructional strategy. As a result, implementing TBL
explicitly designing assignments to accomplish two purposes: deepening students’ learning and promoting the development of high-performance learning teams.
Team based learning (TBL) berbeda dari bentuk kerja kelompok kecil yang lain, karena ini meliputi pengembangan dan penggunaan tim pembelajaran
sebagai strategi yang instruksional. Hasilnya, implementasi TBL secara
khusus membutuhkan hubungan masing-masing kegiatan pembelajaran
untuk melanjutkan dan secara eksplisit mendesain tugas untuk
menyelesaikan dua tujuan yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman
pembelajaran siswa dan mempromosikan pengembangan tim pembelajaran
dengan kinerja tinggi.
Menurut Mayona (2009: 258) :
Prinsip penting dalam pelaksanaan team based learning adalah: 1) Pembentukan dan pengelolaan kelompok siswa yang meliputi:
distribusi sumber daya pada masing-masing kelompok, ukuran dan variasi kelompok dan keterlibatan proses bekerjasama dalam kelompok.
2) Tranparasi proses terhadap siswa yang meliputi persiapan individu dan kontribusi di dalam kelompok.
3) Kegiatan belajar mengajar yang dapat mencakup pembelajaran dan pembentukan kelompok yang meliputi: membutuhkan interaksi kelompok, meminta kelompok untuk mengambil keputusan dan melaporkan kembali, tidak terlalu sederhana dan tidak terlalu kompleks.
4) Siswa membutuhkan umpan balik yang terstruktur yang meliputi proses ujian kesiapan dan ujian produk hasil.
Proses evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran berbasiskan TBL adalah:
1) Tes kesiapan individu atau individual readiness assurance test (IRAT), tes ini diberikan kepada seluruh siswa pada setiap awal pembelajaran.
2) Tes kesiapan tim atau group readiness assurance test (GRAT), tes ini diberikan pada setiap kelompok.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model team based
learning merupakan model pembelajaran aktif yang menekankan pada penilaian proses secara individu maupun kelompok selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dimana pada akhir pembahasan materi diberi tes
kembali secara individu sebagai bentuk hasil belajar.
2.1.4 Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Gafur (2004: 2)
menyatakan bahwa: Materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan
dipelajari peserta didik. Secara khusus, jenis-jenis materi pembelajaran
terdiri dari fakta, konsep, prinsip, prosedur dan sikap atau nilai.
Menurut Muhammad (2006: 4) :
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai
Selanjutnya ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
Menurut Muhammad (2006: 6) :
Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: 1) Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran
hendaknya relevan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2) Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
3) Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Dalam kriteria pemilihan bahan ajar terdapat langkah-langkah yang perlu
diperhatikan. Ramdhan (2010: 1) menyatakan bahwa: Secara garis besar
langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama
mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar.
Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar.
Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi. Terakhir adalah
memilih sumber bahan ajar.
Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan mengidentifikasi jenis-jenis materi
bahan ajar, terdapat materi pembelajaran yang termasuk ke dalam jenis
materi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut Muhammad (2006: 8) :
Materi pembelajaran ranah kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. 2) Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat, adagium,
3) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut.
Selanjutnya dalam langkah-langkah pemanfaatan bahan ajar terdapat
strategi penyampaian bahan ajar yang harus dilakasanakan oleh guru.
Menurut Muhammad (2006: 19) :
Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru meliputi:
1) Strategi penyampaian konsep, yakni materi disajikan berupa konsep, memberikan bantuan, memberikan latihan, memberikan umpan balik dan memberikan tes.
2) Strategi penyampaian prinsip, yakni materi disajikan berupa prinsip, memberikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip, memberikan soal-soal latihan, memberikan umpan balik dan memberikan tes.
3) Strategi penyampaian prosedur, yakni materi disajikan secara prosedur, pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksankan prosedur, memberikan latihan (praktek), memberikan umpan balik dan memberikan tes.
Adapun dalam penelitian ini, materi pembelajaran yang digunakan adalah
materi pokok gerak melingkar. Berdasarkan uraian penjelasan di atas dapat
dianalisis bahwa gerak melingkar merupakan materi pembelajaran yang
termasuk ke dalam materi jenis konsep, prinsip dan prosedur. Karena jika
dilihat dari karakteristiknya, materi pokok gerak melingkar berisi mengenai
definisi dan rumus yang disajikan secara berurutan dan sistematis.
Selanjutnya dalam strategi penyampaian bahan ajar gerak melingkar,
langkah yang tepat untuk menyampaikan materi gerak melingkar adalah
berupa penyajian konsep atau prinsip terlebih dahulu kemudian memberikan
bantuan kepada siswa, memberikan latihan, memberikan umpan balik dan
dengan karakteristik model pembelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
2.1.5 Hasil Belajar
Hasil belajar diartikan sebagai sebuah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Sukardi (2008: 2) menyatakan bahwa: Hasil belajar merupakan pencapaian
pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian belajar ini
dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3) :
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.
Selanjutnya hasil belajar juga dapat dilihat dari proses interaksi siswa
dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan
mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari.
Senada dengan pendapat di atas, Hamalik (2007: 30-31) mengatakan bahwa:
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:
3) Kebiasaan 4) Keterampilan 5) Apresiasi 6) Emosional 7) Hubungan sosial 8) Jasmani
9) Etis atau budi pekerti, dan 10) Sikap
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil
belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Perinciannya adalah sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi
dan mencipta.
2) Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi
dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi
Adapun dalam penelitian ini, hasil belajar yang digunakan hanya dibatasi
pada ranah kognitif saja berupa tes tertulis pada akhir pembelajaran.
2.1.6 Konsep Gerak Melingkar
Bila suatu titik partikel bergerak melingkar, maka ada dua gerakan yang
dilakukan partikel tersebut yaitu gerak linier dan gerak sudut. Pada gerak
linier terdapat kecepatan linier yang merupakan hasil dari jarak dibagi
waktu sedangkan dalam gerak sudut terdapat kecepatan sudut yang
merupakan hasil dari posisi sudut dibagi waktu. Hubungan antara kecepatan
linier dengan kecepatan sudut menunjukkan hubungan yang sebanding.
Selanjutnya di dalam gerak melingkar dikenal adanya kinematika gerak
melingkar dan dinamika gerak melingkar. Perbedaan utama antara
kinematika gerak melingkar dan dinamika gerak melingkar adalah ada
tidaknya pengaruh berupa gaya. Jika dalam kinematika gerak melingkar,
benda bergerak melingkar tanpa ditinjau adanya pengaruh gaya sedangkan
dalam dinamika gerak melingkar terdapat penyebab benda bergerak
melingkar yang berupa gaya sentripetal (Fsp). Adapun arah gaya ini selalu menuju pusat lingkaran. Sama seperti gerak lurus (linier), dalam gerak
melingkar juga ada gerak melingkar beraturan (GMB) dan gerak melingkar
berubah beraturan (GMBB). Gerak melingkar beraturan (GMB) merupakan
gerak melingkar dengan kecepatan sudut tetap sedangkan gerak melingkar
berubah beraturan (GMBB) merupakan gerak melingkar dengan percepatan
dipercepatan, kecepatan linier (v) maupun kecepatan sudut () mengalami
perubahan. Perubahan besar kecepatan linier menghasilkan percepatan
tangensial (aT) yang arahnya selalu menyinggung lintasan lingkaran.
Sedangkan percepatan radial (sentripetal) ar yang arahnya menuju pusat lingkaran. Sehingga percepatan radial selalu tegak lurus dengan percepatan
tangensial.
Aplikasi di dalam kehidupan sehari-hari gerak melingkar dapat dijumpai
pada prinsip roda-roda yang saling berhubungan, benda terikat tali yang
diputar secara horizontal maupun vertikal, gerak kendaraan di tikungan
jalan, gerak planet, dan gerak melingkar pada talang. Konsep gerak
melingkar dalam penelitian ini merujuk pada sumber buku Fisika Dasar I
oleh Maharta (2009: 63-74).
2.2 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu
kelas. Pada penelitian ini terdapat tiga bentuk variabel yaitu variabel bebas,
variabel terikat dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah ongoing assessment teknik IF-AT (X), variabel terikatnya adalah
hasil belajar siswa (Y), sedangkan variabel moderatornya adalah model
team based learning (Z). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dapat dilihat pada
Z
Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pemikiran
Keterangan: X = Ongoing assessment teknik IF-AT Y = Hasil belajar siswa
Z = Model team based learning
Proses pembelajaran akan berlangsung efektif jika terdapat interaksi timbal
balik yang baik antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Melalui
interaksi yang baik, mampu menghendaki adanya kegiatan umpan balik
yang baik pula dalam upaya peningkatan pemahaman siswa tentang suatu
topik atau konsep tertentu di dalam pembelajaran yang berbasis soal.
Pembelajaran dengan menerapkan ongoing assessment teknik IF-AT
mampu mengajarkan siswa untuk menilai, memfasilitasi pembelajaran dan
meningkatkan retensi dari informasi yang sedang diuji secara berkelanjutan.
Selain itu, ongoing assessment teknik IF-AT juga mampu mendorong siswa
untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus pada proses pengerjaan
soal sampai menemukan jawaban akhir yang benar sehingga hal ini akan
berpengaruh baik nantinya terhadap hasil belajar fisika yang akan
diperolehnya.
Selanjutnya di dalam pembelajaran yang menerapkan ongoing assessment
teknik IF-AT, model pembelajaran team based learning dapat menjadi
alternatif yang tepat karena pada model pembelajaran ini siswa diberikan
kesempatan untuk melatih konsep mata pelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Pada model pembelajaran team based learning
(TBL), guru lebih memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kemampuan bekerjasama karena memberikan bobot yang
lebih besar kepada proses diskusi (peer discussion) melalui tes kesiapan
kelompok (GRAT) dan belajar individu (individual study) melalui tes
kesiapan individu (IRAT). Adanya penilaian proses secara individu maupun
kelompok pada model pembelajaran team based learning melalui pemberian
umpan balik yang lebih cepat menjadi semakin mendukung proses
pembelajaran yang menerapkan ongoing assessment teknik IF-AT sehingga
hasil belajar fisika yang akan diperoleh siswa tentunya akan semakin lebih
baik.
2.3 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:
Terdapat pengaruh Ongoing Assessment Teknik IF-AT (Immediate
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013
bulan Januari 2013 di SMA Negeri 1 Banyumas Kabupaten Pringsewu.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
Banyumas pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari
empat kelas, yaitu X1 sampai dengan X4.
3.3 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling dengan menentukan kelas yang hasil belajar fisika siswanya paling rendah sehingga yang terambil sebagai sampel dari penelitian ini adalah
siswa kelas X4 SMA Negeri 1 Banyumas yang berjumlah 33 orang sebagai
Keterangan:
X : Model team based learning menggunakan ongoing
assessment dengan teknik IF-AT
O : Hasil belajar 3.4 Desain Penelitian
Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk pre-eksperimental design dengan tipe one-shot case study. Desain ini digunakan dalam penelitian karena ingin mengetahui pengaruh dari suatu treatment atau perlakuan, yakni penggunaan model pembelajaran team based learning
yang menggunakan sistem penilaian berkelanjutan (ongoing assessment)
dengan teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap
hasil belajar siswa.
Desain ini dapat ditampilkan seperti pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Desain eksperimen one-shot case study
(Sugiyono, 2010: 110)
3.5 Variabel Penelitian
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas,
variabel terikat dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah ongoing assessment teknik IF-AT (X), variabel terikatnya adalah
hasil belajar siswa (Y), sedangkan variabel moderatornya adalah model
team based learning (Z).
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1) Lembar tes soal pilihan jamak IF-AT yang berjumlah 30 butir soal
2) Lembar tes soal pilihan jamak hasil belajar yang berjumlah 22 butir soal
3) Lembar jawaban pilihan jamak IF-AT
3.7 Data Penelitian
Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari:
1) Data hasil IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique)
2) Data hasil belajar siswa
3.8 Analisis Instrumen
Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih
dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
3.8.1 Uji Validitas
Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk
mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya
sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
�� = � −( )( )
� 2−( )2 � 2−( )2
(Arikunto, 2010: 72)
Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih
dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika
korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen
tersebut dinyatakan tidak valid. Jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka
koefisien korelasi tersebut signifikan.
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan
untuk mencari harga reliabilitas instrumen dapat menggunakan rumus
Rumus alpha tersebut yaitu:
�11 = � −�
1 1− ��2 ��2
Keterangan:
r11 = reliabilitas yang dicari
Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item
σt2 = varians total
n = banyaknya item angket
(Arikunto, 2010: 109)
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya
atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data
sesuai dengan tujuan pengukuran.
Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas,
dengan kriteria sebagai berikut.
1. antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi 2. antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi 3. antara 0,400 sampai dengan 0,600 : sedang 4. antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
5. antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
(Arikunto, 2010: 75)
Adapun instrumen yang dianalisis pada penelitian ini adalah soal hasil
belajar siswa dengan menggunakan program Anates Pilihan Jamak Versi
4.0.9. Program Anates Pilihan Jamak Versi 4.0.9 mempunyai aturan dalam
menetapkan kriteria mutu soal yang dijelaskan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Kualitas Soal untuk Kepentingan Pemilahan Butir
Kriteria Indeks Klasifikasi Penafsiran
Tingkat kesukaran (p)
0,000 – 0,099 Sangat Sukar Dibuang/perlu revisi total 0,100 – 0,299 Sukar Perlu direvisi
0,300 – 0,700 Sedang Baik
0,701 – 0,900 Mudah Perlu direvisi
0,901 – 1,000 Sangat Mudah Dibuang/perlu revisi total Daya beda (D) D ≤ 0,199 Sangat Rendah Dibuang/perlu revisi total
0,200 – 0,299 Rendah Perlu direvisi
0,300 – 0,399 Sedang Sedikit atau tanpa revisi D ≥ 0,400 Tinggi Bagus sekali
Proporsi jawaban
0,000 – 0,010 Kurang Dibuang/perlu revisi total 0,011 – 0,050 Cukup Baik
0,051 – 1,000 Baik Baik Sekali Reliabilitas
soal
0,000 – 0,400 Rendah Kurang baik 0,401 – 0,700 Sedang Cukup 0,701 – 1,000 Tinggi Baik
(Rosidin, 2010: 5)
3.9 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan
data berbentuk tabel yang diperoleh dari data skor hasil IF-AT dan hasil
belajar siswa. Adapun bentuk dan hasil pengumpulan datanya dapat dilihat
secara lengkap pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.
3.10 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.10.1 Analisis Data
Untuk menganalisis tes hasil IF-AT dan hasil belajar siswa digunakan
teknik penskoran, yaitu :
=
Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
3.10.2 Pengujian Hipotesis
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes akhir dari hasil IF-AT dan
hasil belajar siswa, menggunakan program komputer. Pada penelitian ini
uji normalitas digunakan dengan uji kolmogorov smirnov. Dasar dari
pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program
komputer dengan metode kolmogorov smirnov berdasarkan pada besaran
probabilitas atau nilai signifikasi. Caranya adalah menentukan terlebih
dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:
O
H : data terdistribusi secara normal
1
H : data tidak terdistribusi secara normal
Pedoman pengambilan keputusan:
1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka
distribusinya adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka
2) Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini
biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau
regresi linear. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05.
Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila
signifikansi (Linearity) < 0,05. (Priyatno, 2010: 73)
3) Uji Korelasi
Jika data berdistibusi normal, maka untuk menguji hipotesis dapat
digunakan uji Korelasi Product-Moment, dengan menggunakan
persamaan berikut ini:
�= � � �− � �
� �2− � 2 � �2− � 2
(Sugiyono, 2010: 255)
Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari rtabel, maka Ho diterima, dan
H1 ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel
(rh > rt) maka H1 diterima. (Sugiyono, 2010: 261)
Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan
antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0
jika tidak berdistribusi normal, dapat menggunakan Korelasi Rho
Spearman.
Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka
[image:45.595.163.392.237.322.2]dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah
Sedang Kuat
Sangat Kuat
(Sugiyono, 2010: 257)
Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan,
untuk melihat pengaruh dalam bentuk persentase.
4) Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan
regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat
diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas
diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.
Dengan:
=
2 −
� 2 − 2
= � −
� 2 − 2
(Priyatno, 2010: 55)
Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Reggression
Linear.
Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh Ongoing Assessment Teknik IF-AT
(Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap Hasil
Belajar Siswa melalui Model Team Based Learning
H1 : Terdapat pengaruh Ongoing Assessment Teknik IF-AT
(Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap Hasil
Belajar Siswa melalui Model Team Based Learning
Kriteria pengujian:
Jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan H1
ditolak,dan jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ho ditolak dan
H1 diterima.
Berdasarkan tingkat signifikansi:
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan menyatakan bahwa:
Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada penerapan ongoing assessment
teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) melalui model team
based learning terhadap hasil belajar siswa sebesar 17,64 % yang merupakan nilai koefisien determinasi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,420 yang
termasuk dalam kategori sedang pada materi pokok gerak melingkar.
5.2 Saran
Adapun saran peneliti dari kesimpulan yang diperoleh adalah:
1. Hendaknya guru dapat menerapkan ongoing assessment teknik IF-AT
melalui model team based learning pada topik materi lainnya agar diperoleh
hasil belajar ranah kognitif yang lebih tinggi.
2. Penggunaan instrumen IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique)
hendaknya tidak hanya digunakan pada saat kegiatan pembelajaran
menggunakan ongoing assessment melalui model team based learning
melainkan juga perlu dilakukan pada saat pelaksanaan ujian untuk
alternatif yang baik bagi guru-guru sebagai salah satu upaya untuk
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bowman, Thomas G. 2011. Immediate Feedback and Learning In Athletic Training Education. Lynchburg: National Athletic Trainers’ Association.
BSNP. 2008. Standar Penilaian Pendidikan: Permen No. 20 Tahun 2007. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari
http://pendidikansains.blogspot.com/2009/02/standar-penilaian-permen-no-20-th-2007.html
Carbery. 2009. Practicalities of Ongoing Assessment. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari http://jalt.org/test/PDF/Carbery.pdf
Chapman, Carolyn dan King, Rita. 2005. Differentiated Assessment Strategies-One Tools Doesn’t Fit All. California: Corwin Press INC.
Conley. 2011. Ongoing Assessment. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012
http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/session7/7.OngoingAsses sment.pdf
Dibattista, David dan Gosse, Leanne. 2006. Test Anxiety and the Immediate Feedback Assessment Technique. Canada: Heldref Publications.
Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dodge, D.T., Heroman, C., Charles, J., dan Maiorca, Jessica. 2004. Beyond Outcomes: How Ongoing Assessment Supports Children’s Learning and Leads to Meaningful Curriculum. Washington, DC: National Association for the Education of Young Children.
Epstein, Michael L. 2001. What is the IF-AT?. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari http://www.epsteineducation.com/home/about/default.aspx
Dasar Kegiatan Belajar Mengajar. Sala: Tiga Serangkai.
Hamalik, Oemar.2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Issarlis, Janet. 2005. What you See: Ongoing Assessment in the ESL/Literacy Classroom. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari
http://www.adultliteracyeducator.com/about.htm.
Joslin, Cara. 2010. Teaching for Understanding: Ongoing Assessment. Harvard University Graduate School of Education and Project Zero. June 2010. Tina Blythe. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari
http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/session7/7.OngoingAsses sment.pdf
Kim, Changjoo. 2005. Immediate Feedback Assessment Technique in GIS Class. Department of Geography, Minnesota State University. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari
http://www.mnsu.edu/cetl/programs/pdfs/changjookim.pdf
MacNeil, L. Stephen. 2010. The Immediate Feedback Assessment Technique (IF-AT): An Engaging Alternative to Standard Multiple Choice Tests. Ontario:
Department of Chemistry, Willfrid Laurier University.
Maharta, Nengah. 2009. Fisika Dasar I. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Mayona, Enni L. dan Irawati, Ira. 2009. Penerapan Model Team Based Learning pada Mata Kuliah Pengantar Pengelolaan Pembangunan. Bandung: Itenas. Michaelsen, L.K., Parmelee, D.X., McMahon, K.K., dan Levine, Ruth E. 2008.
Team-Based Learning for Health Professions Education. USA: Stylus Publishing, LLC.
Moye, Pamela M., Metzger, Nicole L., dan Matesic, Diane. 2012. Modified Team Based Learning (MBTL) and Long Term Retention in a Large Classroom Setting. USA: J Pharm Educ.
Muhammad, Hamid. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.
Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.