• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kelas 001

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Kelas 001"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusunnya makalah ini.

Makalah ini berisi mengenai manajemen kelas yang sangat berkaitan dengan matakuliah Manajemen Pendidikan Kejuruan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah pemahaman mengenai manajemen kelas dalam lingkungan sekolah. Makalah ini juga memberikan penjelasan kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui kegiatan dan manfaat manajemen kelas.

Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan satu tim yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca agar menambah ilmu pengetahuan mengenai manajemen kelas. Dan tidak lupa pula penulis mohon maaf atas kekurangan apabila ada tulisan yang kurang berkenan. Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan dalam hal ini. Terima kasih.

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

I. LATAR BELAKANG 3

II. TUJUAN 3

III. RUMUSAN MASALAH 3

BAB II PEMBAHASAN 4

A. PENDAHULUAN 4

B. KONSEP DASAR 5

1. MANAJEMEN PEMBELAJARAN 5

2. KONSEP MANAJEMEN KELAS 7

3. KEGIATAN MANAJEMEN KELAS 10

4. TUJUAN MANAJEMEN KELAS 14

5. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN KELAS 16 C. ASPEK, FUNGSI DAN MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS 16

1. ASPEK DALAM MANAJEMEN KELAS 16

2. FUNGSI MANAJEMEN KELAS 17

3. MASALAH DALAM MANAJEMEN KELAS 19

D. RANGKUMAN 27

BAB III PENUTUP 30

I. KESIMPULAN 30

(3)

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

Keberhasilan seorang siswa di sekolah tidak lepas oleh peranan guru di sekolah. Salah satu factor penentu keberhasilan seorang siswa adalah bagaimana seorang guru mempraktikkan sebuah metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswanya dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru dan tanpa mengurangi motivasi belajar siswanya.

Di dalam makalah ini dibahas tentang bagaimana memanajemen kelas di sekolah sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan adanya materi bahasan di makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami serta menerapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk memanajemen kelas dengan baik.

II. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut ;

1. Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana memanajemen kelas pada lingkungan sekolah.

2. Agar pembaca dapat mengetahui strategi pembelajaran yang efektif dan efisien bagi peserta didik.

III. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen pembelajaran ?

2. Apa yang dimaksud dengan konsep manajemen kelas dan bagaimana implementasinya?

3. Apa saja kegiatan manajemen kelas? 4. Apa tujuan dari manajemen kelas?

5. Factor apa saja yang mempengaruhi manajemen kelas?

6. Bagaimana aspek, fungsi dan masalah dalam manajemen kelas? BAB II

(4)

A. Pendahuluan

Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk paham tentang filosofis dari mengajar dan belajar itu sendiri. Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga sejumlah perilaku yang akan menjadi kepemilikan siswa.

Pengaturan metode, strategi, dan kelengkapan dalam pengajaran adalah bagian dari kegiatan manajemen kelas di Sekolah Dasae, lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh posited terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Manajemen kelas di Sekolah Dasar tidak hanya pengaturan belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi , menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif. Oleh karena itu, sekolah dan kelas perlu dikelola secara baik, dan menciptakan iklim belajar yag menunjang. Siapapun yang menjalankan usaha tentu telah melaksanakan serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan dan menilai keberhasilan dan kegagalan usahanya. Disadari atau tidak mereka telah menempuh proses menejemen. Akan tetapi, alangkah lebih baik apabila dalam praktik usahanya mereka menerapkan pemahaman yang mendalam tentang ilmu manajemen, tentu usahanya akan lebih terarah dan lebih mudah tercapai tujuan. Mengelola kelas adalah kegiatan mengatur sejumlah sumber daya yang ada di kelas sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara efektif dan efisien.

B. Konsep Dasar

(5)

Demi mewujudkan manajemen kelas di sekolah, lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya itensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Manajemen kelas di sekolah tidak hanya pengaturan belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif. Oleh karena itu, sekolah dan kelas perlu dikelola secara baik, dan menciptakan iklim belajar yang menunjang.

Guru harus memahami beberapa factor yang dapat memengaruhi belajar anak, supaya tercipta proses belajar yang baik. Factor yang perlu diperhatikan antara lain : kondisi fisik, sosio emosional dan organisasional. Semua factor ini harus dipahami oleh guru agar tujuan KBM dapat tercapai dengan sebaik-baiknya, atau setiap kegiatan beljar mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan pengiring akan dapat dicapai secara optimal. Lingkungan fisik yang memnuhi syarat, mendukung meningkatnya intensitas proses KBM siswa. Di samping itu juga mempunyai pengaruh terhadap pencapaian tujuan pengajaran.

Setiap proses belajar mengajar kondisi ini harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi yang dirugikan, dan mengembangkan kepada kondisi yang kondusif. Kondisi fisik di sekolah senantiasa nyaman, antara lain ruangan harus diusahakan memenuhi syarat. Ukuran ruangannya harus cukup; member keleluasaan bergerak; cahaya dan sikulasi udara yang baik dan pengaturan perabot harus tertata rapih agar siswa bias bergerak bebas.

(6)

satu sama lain dan bias pindah dari kelompok yang satu dengan kelompok lainnya. Ada juga pola formasi tapal kuda. Pola ini guru berada di tengah-tengah para siswa. Pola ini bias dipakai apabila pelajaran bnyak memerlukan Tanya jawab antara guru dengan siswa, dan lebih memudahkan saling berkomunikasi dan berkonsultasi. Pola duduk melingkar. Pola ini dilaksanakanapabila ada suatu kegiatan atau alat yang mesti diperagakan akan mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa. Di samping susunan meja kursi yang fleksibel menurut pola formasi tertentu, siswa pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak selalu terpaku duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di tikar, atau karpet yang berabjad dan bergambar. Penyediaan akat bermain atau sumber belajar harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu itu. Selain susunan meja, penyediaan alat, pengelompokkan tempat duduk, dinding juuga daoat digunakan untuk menempelkan hasil pekerjaan siswa. Hasil pekerjaan siswa di tempel di dinding dengan menggunakan triplek atau busa. Hasil yang ditempelkan hendaknya secara bergantian sehingga tidak membosankan dan tidak mengganggu perhatian anak. Hasil karya seni yang dipampang di dinding, akan mempunyai kebanggaan tersendiri bagi orang tua siswa tersebut.

(7)

harus ditempatkan pada tempat yang tidak jauh darimeja guru. Selain itu, juga alat pengamanan harus selalu tersedia.

Sumber belajar di luar ruangan/kelas akan menjadi alat interaksi siswa baik dalam proses belajar mengajar mauoun pada saat jam istirahat, yang harus menjadi perhatian guru adlah pada saat jam istirahat. Pada saat ini sering sekolah tidak memperhatikan pola-pola interaksi siswa dalam mengisi waktu senggangya, bagaimana ketika mereka beristirahat mereka memperoleh timukus positef sehingga ketika melanjutkan pelajaran lagi motivasi mereka tidak berkuang dan bahkan memperoleh motivasi tambahan sehingga semangat mengikuti pelajaran dapat dipertahankan.

2. Konsep Manajemen Kelas

Setiap ahli member pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen, karena itu tidak mudah member arti universal yang dapat deterima semua orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses tertentu menggunakan kemampuan atau keahlian untuk mencapai suatu tujuan yang di dalam pelaksanaannnya dapat mengikuti alur keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang lain.

Dengan demikian terdapat tiga focus untuk mengartikan manajemen yaitu :

 Manajemen sebagai suatu kemampuan atau keahlian yang selanjutnya menjadi cikal bakal manajemen sebagai suatu profesi. Manajemen sebagai suatu ilmu menekankan perhatian pada keterampilan dan kemampuan manajerial yang dikasifikasikan menjadi kemampuan/keterampilan teknikal, manusiawi dan konseptual.

(8)

 Manajemen sebagai seni tercermin dari perbedaan gaya (style) seseorang dalam menggunakan atau memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan ataupun bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996).

Menurut Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan manajemen kelas adalah :

 Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

(9)

 Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.

 Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang social, ekonomi, dan budaya serta sifat-sifat individualnya.

Konsep dasar yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah penempatan individu, kelompok, sekolah dan factor lingkungan yang mempengaruhinya. Tugas guru seperti mengontrol, mengatur atau mendisiplikan peserta didik adalah tindakan yang kurang tepat lagi untuk saat ini. Sekarang aktibitas guru yang terpenting adalah memanajemen, mengorganisisr dan mengkoordinasikan segala aktivitas peserta didik menuju tujuan pembelajaran. Mengelola kelas merupakan keterampilan dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasanan kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sidat kelas, pendorong, kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif fan kreatif.

Manajemen kelas adlah rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yaitu meliputi : tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan peralatan, dan pengelompokkan siswa dalam belajar. (Alam S : 1 B)

Pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan mencipatakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. (M. Entang : 1)

(10)

 Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter)

 Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi)

 Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (pendekatan permisif)

 Seperangkat kegiatan guru menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan (pendekatan buku masak)

 Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional)

 Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan perubahan perilaku)

 Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosio-emosional)

 Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan system social)

3. Kegiatan Manajemen Kelas

(11)

tidak menghambur-hamburkan waktu, uang dan sumber daya lainnya. Titik akhir dari kegiatan manajemen adalah tujuan dengan produktivitas kerja yang tinggi.

Kegiatan manajemen kelas (pengelolaan kelas) meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari ;

Pengaturan orang (siswa)

Siswa adalah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai objek dan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungi sebagai subjek. Artinya siswa bukan barang atau objek yang hanya dikenai akan tetapi juga merupakan objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak. Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang, artinya dalam hal membimbing mengarahkan dan memandu setiap aktivitas yang harus dilakukan siswa. Oleh karena itu pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.

Pengaturan fasilitas

(12)
[image:12.612.105.447.187.420.2]

terfasilitasi untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman, dan belajar dengan baik, untuk lebih jelasnya, pengaturan siswa dan fasilitas kelas dapat dilihat dalam bagan seperti di bawah ini :

Gambar 5.1

Kegiatan dalam pengelolaan kelas

Adapun secara lebih terperinci kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan guru dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk pengelolaan kelas adalah :

(13)

o Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut. Pekerjaan yang sudah diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan komentar singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan motivasi atas kerja yang sudah dilakukan.

o Pendistribusian bahan dan alat. Apabila ada alat dan bahan belajar yang harus didistribusikan maka secara adil dan proposional setiap siswa memperoleh kesemparan untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.

o Mengumpulkan informasi dari siswa. Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yang dapat diperoleh oleh siswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan. o Mencatat data. Data-data siswa baik secara perorangan maupun

kelopok yang menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa.

o Pemeliharaan arsip. Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas-kelas disimpan dan ditata dengan rapih dan dipelihara sebagai tanggung jawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.

o Menyampaikan materi pelajaran. Tugas utama guru adalah memberikan informasi tentang bahan belajar yang harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang ada dalam kelas.

o Memberikan tugas/PR. Penugasan adalah proses memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara mandiri.

(14)

1) Ketika bertemu dengan siswa, guru harus:  Bersikap tenang dan percaya diri

 Tidak menunjukkan rasa cemas, muka masam atau sikap tidak simpatik  Memberikan salam lalu memperkenalkan diri

 Memberikan format isian tentang data pribadi siswa atau guru menyuruh siswa menulis riwayat hidupnya secara singkat

2) Guru memberikan tugas kepada siswa dengan tertib dan lancar 3) Mengatur tempat duduk siswa dengan tertib dan teratur

4) Menentukan tata cara berbicara dan tanya jawab

5) Bertindak Disiplin baik terhadap siswa maupun terhadap diri sendiri 4. Tujuan Manajemen Kelas

Keberhasilan sebuah kegiatan dapat dilihat dari hasil yang dicapainya. Tujuan adalah titik akhir dari sebuah kegiatan dan dari tujuan itu juga sebagai pangkal tolak pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Keberhasilan sebuah tujuan dapat dilihat dari efektifitas dalam pencapaian tujuan itu serta tingkat efisiensi dari penggunaan berbagai sumber daya yang dimiliki. Dalam proses pengelolaan kelas keberhasilannya dapat dilihat dari tujuan apa yang ingin dicapainya, oleh karena ituguru harus menetapkan tujuan apa yang hendak dicapai dengan kegiatan pengelolaan atau manajemen kelas yang dilakukannya.

Manajemen kelas pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajarn. Adapun kegiatan pengelolaan fisik dan pengelolaan sosio-emosional merupakan begian bagian dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan belajar siswa. Ketercapaian tujuan pengelolaan kelas seperti dikemukakan oleh A.C. Wragg dapat dideteksi atau dilihat dari:

 Anak-anak meberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa. Artinya bahwa perilaku yang diperlihatkan, siswa seberapa tinggi, seberapa baik dan seberapa besar terhadap pola perilaku yang diperlihatkan guru kepadanya di dalam kelas.

(15)

balikannya akan berupa peniruan dan pencontohan oleh siswa baik atau buruknya aman tergantung kepada bagaimana perilaku yang diperankan.

Adapun indicator keberhasilan dala pengelolaan kelas adalah:

 Terciptanya suasana/kondisi belajar mengajar yang kondusif (tertib, lancar, berdisiplin dan gairah).

 Terjadinya hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa (Alam S:2003)

Sedangkan tujuan manajemen kelas menurut Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen (1996) adalah sebagai berikut:

 Mewujudkan situasi dan konsdisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin

 Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran

 Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang medukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.

 Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.

5. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas

(16)

secara teratur dan penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin itu. Kegiatan rutinitas tersebut antara lain:

 Pergantian pelajaran  Guru berhalangan hadir  Masalah antar siswa  Upacara bendera  Kegiatan lain

C. Aspek, Fungsi, dan Masalah Dalam Manajemen Kelas 1. Aspek dalam Manajemen Kelas

Manajemen kelas harus dilakukan oleh guru guna memberikan dukungan terhadap keberhasilan belajar anak. Keberhasilan dalam pembelajaran akan ditentukan oleh seberapa mampu guru dalam memfasilitasi anak dengan kegiatan manajerial terhadap kelas, keberhasilan dalam memanage kelas yang dilakukan guru harus melihat beberapa aspek dalam kelas. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif. (Maman Rachman:1999)

Sebagai sebuah kegiatan, manajemen kelas yang harus dilakukan oleh guru terutama untuk tingkat SD, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dan dikembangkan adalah sebagai berikut:

a. Mengecek kehadiran

b. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan enilai hasil pekerjaan c. Pendistribusian alat dan bahan

d. Mengumpulakn informasi dari siswa e. Mencatat data

f. Pemeliharaan arsip

g. Menyampaikan materi pelajaran h. Memberika tugas

(17)

Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya. Dalam pelaksanaannya fungsi-fungsi manajemen tersebut harus disesuaikan dengan dasar filosofis dari pendidikan(belajar, mengajar) di dalam kelas. Fungsi-fungsi manajerial yang harus dilakukan oleh guru meliputi:

Merencanakan

Merencanakan adalah membuat sesuatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.

Mengorganisasikan

Mengorganisasikan berarti: (1) menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, (2) merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan, (3) menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab dan fungsi tertentu, (4) mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluwasaan melaksanakan tugas. Dengan rincian tersebut, manajer membuat suatu struktur formal yang dapat dengan mudah dipahami orang dan menggambarkan suatu posisi dan fungsi seseorang di dalam pekerjaannya.

Memimpin

(18)

Mengendalikan

(19)

3. Masalah Dalam Manajemen Kelas

Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru supaya untuk memberikan pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan setiap potensi siswa, sehingga semua siswa dapat belajar dengan baik dan merasa terfasilitasi dari sisi perkembangan fisik dan psikisnya. Akan tetapi dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas tidak selalu berlangsung dengan memuaskan sering muncul masalah. Masalah dapat kita tinjau dari berbagai sisi, sehingga guru dapat menjadi maklum bila perencanaan yang disusun sedemikian rupa akan tetapi masih muncul masalah dalam pelaksanaannya. Masalah dapat kita lihat dari sisi sifat masalah, jenis masalah, dan sumber masalah.

a. Sifat masalah

Dilihat dari sifatnya, masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Parenial

Parenial artinya bahwa masalah melekat, masalah akan selalu ada ketika proses interaksi. Ketika manusia berinteraksi dalam sebuah kelompok terikat maka dengan segala perbedaan yang dimiliki dan keinginannya akan memungkinkan timbulnya gesekan dan konflik, hal ini memungkinkan karena memang sedemikian sifatnya.

Nurturant effect

Nurturant effect atau dampak pengiring artinya bahwa ketika dalam sebuah kegiatan muncul masalah dan masalah itu tidak dicarikan penyelesaiannya, maka hal tersebut akan memicu dampak lain sebagai pengikut dari permasalahan tersebut yang mungkin akan besar. Besar kecilnya akan bergantung pada bobot dari permasalahan itu sendiri.

(20)

Permasalahan dapat dipilah dan dilihat dari pokok/isu yang muncul, artinya bahwa permasalahan itu memiliki kekhasan sesuai dengan substansi dari problematic dalam interaksi yang terjadi. Dalam hal apa permasalahan itu muncul, itulah yang akan memberikan gambaran pada akhirnya untuk guru dalam mencarikan solusinya. Pemahaman terhadap substansi akan mempermudah guru dalam menyelesaikannya.

Kontekstual

Proses interaksi orang terjadi dala suatu setting situasi tertentu dengan corak yang beragam. Permasalahan muncul juga bisa diakibatkan oleh setting situasi tertentu, situasi amanat mempengaruhi besar kecilnya masalah juga keterkaitan dengan masalah lainnya.

b. Jenis Masalah yang Muncul di Kelas

Berbagai masalah dapat muncul di dalam kelas, masalah bisa berawal dari siswa, guru, kelas, dan situasi sekolah. Dilihat dari jenisnya masalah didalam kelas yang memungkinkan tergantunggnya proses belajar mengajar dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu masalah yang muncul secara individu, dan masalah yang muncul karena kelompok. Dalam bahasan ini, kita melihat dan menentukan kedua jenis ini dari sisi siswa yang melakukan kegiatan belajar.

Masalah Individu

Masalah individu adalah segala permasalahan yang melekat pada perorangan baik karena aktifitasnya sebelum dikelas yaitu rumah, di jalan, dan dilingkungan sekolah sehingga muncul dikelas atau permasalahan yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung karena interaksinya dengan siswa lain atau guru.

(21)

Stimulus yang berlebihan dari guru terhadap siswapun akan memicu permasalahan.

Masalah induvidu muncul bila terjadi stimulus yang tidak di harapkan dari sikap siswa lain atau dari sikap guru bahkan bisa datang dari materi belajar . stimulus yang berlebihan dari guru terhadap sisiwanya pun akan memicu permasalahan .  Masalah kelompok

Masalah kelompo adalah masalah yang muncul karena kolektvitas siswa yang tida terorganisir sehinga memunculkan kecemburuan atau ketidaksetujuan yang tidak dikekemukan pada akhirnya akan menurunkan semangat belajar induvidu.

Permaslah dalam kelompok terjadi karena kurang awasnya guru dalam menentukan kelompok atau stimulus yang di berikan guru tidak dapat memunculkan gairah dalam belajar secara keseluruhan dalam kelas

c. Sumber masalah

masalah yang muncul di dalam kelas biasa berasal dari berbagai setting situasi dimana siswa berinteraksi atau pernah berintraksi dengansiswa ,guru, atau orang lain.secara garis besar masalah yang mungkin dirasakan akan mengganggu proses belajar sisiwa didalam kelas biasa berasal dari rumah ,dari lingkungan masyarakat dimana dia bergaul, dan biasa berasal dari lingkungan sekolah itu sendiri dimana dia bergaul dengan berbagai tingkatan siswa.

Dari lingkungan rumah

(22)

Dari lingkungan masyarakat

Pada saat tertentu ketika anak bergaul dalam masyarakat baik dengan teman sebayanya ataupun dengan yang lebih tua dan lebih muda. Hal ini harus diwaspadai oleh guru karna peristiwa-peristiwa yang menyenangkan atau pun tidak menyenangkan dapat menyebabkan anak tidak dapat belajar dengan baik di dalam kelas . peristiwa- peristwa tersebut akan mempengaruhi konsentrasi dan kesiapan anak dalam belajar.

Dari lingkungan sekolah

Dalam linkungan sekolah anak bergaul dengan berbagai tingkatan kelas , dengan kakak kelasnya atau dengan adik kelasnya dengan orang yang lebih dewasa seperti guru, penjaga sekolah, peugas tatausaha, dan kepala sekolah. Pergaulan yang terjadi di lingkungan sekolah akan memberikan warna terhadap pola perilaku dan sika kemungkinan akan terbawa sampai ke dalam kelas. Perilaku yang baik mungkin akan memberi warna yang baik dalm sikap perilaku siswa akan tetapi bila dalam pergaulan tersebut ada sikap dan perilaku yng di luar kapasitasnya sesuai dnegan umur tingkatan kelas maka kemungkinan akan memeberikan masalah ketika masuk dalam kelas dan menikuti proses belajar mengajar.

d. pendekatan dalam melihat permasalahan di kelas

Culture

Cultur/ budaya , guru harus memahami disparitas culture / budaya bawaan yang dimiliki oleh masing- masing siswa. Dengan pemahamahan terhadap budaya bawaan dari masing-masing siswa , maka guru akan memahami dan mencari pendekatan yang cocok dengan gaya belajarnya masing- masing.

(23)

Commitment

komitmen adalah sebuah bentuk integrasi secara total dari seorang terhadap sesuatu atau pekerjaan tertentu dengan melibatkan keseluruhan aspek diri . dalam komitmen tercatat dua unsur pokok yaitu usaha dan waktu , artinya komitmen iatu tidak terjadi karena kata-kata dan perbuatan sementara . usaha artnya komitmen di perlihatkan dengan sejumlah usaha yang inggi dari seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dan memepertahankan kualitas dari pekerjaan tersebut. waktu artinya bahwa komitmenn dikur oleh waktu yang di pergunakan oleh seseorang dalam memegang teguh amanah dengan tujuan yang hendak di capai.

Communication

Benar atau salah , valid atau tidak valid sesuatu akan di peroleh dengan melakukan komunikasi, dengan komunikasi dapat di peroleh sejumlah informasi berkaitan dengan permaslahan atau substansi dari suatu peristiwa.

Komunikasi memungkinkan guru dapat mengetahui dan memahami masalah yang sebenarnya dihadapi oleh anak , apakah permaslahan di kelas itu terjadi karena stimulus kelas atau permasalahan itu muncul karena sumber yang di bawa dari rumah atau lingkungan dimana anak bergaul. Pada akhirnya akan memepermudah guru dalam memyelesikan permasalahan tersebut dan menyelesaikan sampai ke akar masalahnya.

d. Usaha Pencegah Masalah Dalam Pengelola Kelas

(24)

laku yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. tindakn yang besifat korektif tebagi dua , yaitu tindakan yang harus di ambil guru pada saat terjadi ganguan(dimensi tidakan)dan penyembuhan (kuratif)terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut –larut.

1) Usaha yang Bersifat Pencegahan

Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum muncul tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran . keberhasilan dalam tindakan pencegahan .merupakan salah satu indikator keberhasilan menejemen kelas . konsekuensinya adalah guru dalam menetukan langkah-langkah dalm rangka menejemen kelas harus merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupaun jangka pananjang. Adapun langkah-langkah pencegahannya.(Manan Rahman : 1998) sebagai berikut:

(a)Peningkatan Kesadaran Diri Sebagai Guru

Langkah peningkatan kesadaran diri sebagi guru merupakan langkah yang strategis dan mendasar , karena dengan dimilikinya kesadaran ini meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memeiliki yang merupakan modal dasar bagi guru akan tampak pada sikap guru yang demokratis , sikap ,sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis dan berwibawa. Penampakan sikap seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari peserta didik.

(b) Peningkatan Kesadaran Peserta Didik

(25)

perlu melaksanakan hal- hal berikut: (1) memberitahukan akan hak dan kewajiban sebagai peserta didik,(2) memeperhatikan kebutuhan , keinginan dan dorongan para peserta didik ,(3)menciptakan suasana saling pengertian , saling menghormati rasa keterbukaan antara guru dan peserta didik.

(c) Sikap Polos Dan a Dari Guru

Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap pesert didik . sikap ini mengandung makna guru dalam segala tindakannya tidak boleh bepura- pura bersikap dan bertindak apa adanya. sikap dan tindak laku seperti itu sangat membantu dalam mengelola kelas. Guru dengan sikap dan kepribadiannya sangat memepengaruhi lingkungan belajar. Karena tingkah laku ,cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan di respon atau di berikan reaksi oleh peserta didik. Kalau stimuli itu positif maka respon atau reaksi juga positif . sebaliknya kalau stimuli itu negatif , terbuka ,mau mendengarkan harapan dan keluhan para siswa .akrab dengan guru akan membawa kemungkin terjadinya interaksi dan komunikasi wajar antara guru dan peserta didik.

(d) Mengenal Dan Mengenal Alternatif Pengeloloaan

Untuk mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan , langkah ini meneuntuk guru:

(26)

(e) Menciptakan Kotrak Sosial

Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan standar tingkah laku yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik . pemenuhan kebeutuhan tersebut sifatnya induvidual maupun kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar ingkah laku ini di bentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/ guru dan peserta didik . norma atau nilai yang diturunnya dari atas dan tidak dari bawah , jadi sepihak , maka akan terjadi bahwa norma itu kurang di hormati dan di taati.oleh sebab itu , dalam rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan sangsinya yang mengatur kehidupan di dalam kelas,perumusan harus di bicarakan atau disetujuioleh guru dan peserta didik . kebisanya yang terjadi . dewasa ini bahwa aturan- aturan sebagai stantar ingkah laku berasal dari atas (sekolah /guru). Para peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensi terhadap kondisi demikian memungkinkan timbulnya persoalan- persoalan dalam pengelola kelas karena peserta didik tidak merasa turut membuat serta memilki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.

2) Usaha Yang Bersifat Penyembuhan (kuratif)

Kegiatan yang bersifat penyembhan mengikuti langkah sebagai berikut: (a) Mengidentifikasi masalah

(27)

(b) Menganalisis masalah

Pada langkah ini guru menganalisis penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang dan sumber – sumber dari penyimpangan itu. Selanjutnya menetukan alternatif – alternatif penanggulangannya.

(c) menilai alternatif- alternatif pemecahan

pada dasarnya ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang di anggap tepat dalam menegulangi masalah.

(d) Mendapatkan balikan

Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring , dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan yang di rencanakan . kegiatan kilas balik ini dapat di laksanakan dengan mengadakan pertemuan dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu di jelaskan oleh guru sehingga peserta didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemua di usahakan dengan penuh ketulusan , semata- mata untuk perbaikan . baik untuk paserta didik maupun sekolah.

D. rangkuman

(28)

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam maajemen kelas meliputi faktor fisik, faktor sosio- emosional dan faktor organisional yang terjadi dalam kelas . Faktor – faktor tersebut saling terikat dan apabila salah satu di antara tidak di perhatikan maka akan memberikan pengaruh faktor lainnya .

Permasalahan dapat muncul dalam kelas ,oleh karena itu untuk dapat meminalisir dan menetralisir permasalahan yang mungkin muncul dan sudah muncul maka guru dituntuk untuk memenuhi setiap aspek dalam manajemen kelas serta fungsi dari manajemen kelas itu sendiri serta peran- peran yang harus di bawakan oleh guru di dalam kelas .

Strategi penanganan masalah sebagian bagian dari maslah kegiatan manajemen kelas yang dapat dulakukan oleh guru yaitu sebelum maslah muncul dengan menggunkan pendekan prefisif berupa pencegahan terhadap kemungkinan munculnya masalah dimana, siapa dan kapan . bila permaslahn itu muncul maka strategi yang dapat di terapkan dengan menggunakan pendekataan kuratif berupa pengubatan dan perbaikan terhadap masalah- masalah yang muncul sehingga tidak terjadi pengulangan dan tidak memberikan dampak buruk terhadap hal lainya.

Selanjutnya untuk memperoleh hasil belajar yang baik , maka komponen proses harus di dukung oleh pemahaman guru tentang cara – cara belajar yang dilakukan anak, ada yang lebih efektif dengan audio visual dan penggabungan keduanya . dengan kemanpuna – kemapuan dan persiapan yang matang oleh guru maka di harapkan bahwa kelas yang menyenangkan dan memberikan rasa nyaman untuk belajar siswa dapat di wujudkan . selain komponen kemampuan guru tidak kalah pentingnya dalam keefektifan belajar siswa di kelas . kompone tersebut berupa kempuan guru dalam melakukan pembelajaran secara efektif , artinya guru mampu mengejar efektif dan efisien dengan tidak meninggalkan unsur filosofis dalam pembelajaran

(29)
(30)

BAB III PENUTUP

I. KESIMPULAN

Manajemen kelas yang dilakukan guru bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran di dalam kelas sehingga produktivitas kelas tinggi dan mendukung kinerja guru.

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam maajemen kelas meliputi faktor fisik, faktor sosio- emosional dan faktor organisional yang terjadi dalam kelas . Faktor – faktor tersebut saling terikat dan apabila salah satu di antara tidak di perhatikan maka akan memberikan pengaruh faktor lainnya .

(31)

Gambar

Gambar 5.1Kegiatan dalam pengelolaan kelas

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Analisis Vegetasi dan Keanekaragaman Ikan di Perairan Kawasan Mangrove Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat Sumatera Utara” adalah

Begitu pula dengan vaksin ECP non- hemolitik, total leukosit ditemukan lebih tinggi dari kontrol pada ikan yang diuji tantang dengan tipe â-hemolitik dan normal pada ikan yang

Biarlah itu menjadi bagian dari masa lalu TNI dan Polri, masa lalu kita, karena saya yakin Saudara tidak akan melakukan hal-hal begitu di masa kini dan masa depan, utamanya

Indikator yang digunakan untuk menganalisis kemampuan penalaran peserta didik antara lain (1 ) melakukan manipulasi matematika, (2) menyusun bukti dan memberikan alasan

Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar khususnya untuk pengelolaan persampahan ditangani oleh Bidang Persampahan dan Limbah B3

tingkah laku yang ada pada diri seseorang (Chalpin, 2006). Inventori stres akademik perlu dikembangkan karena 1) belum adanya inventori stres akademik, 2)

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dari berbagai macam antibiotik berdasarkan hasil tes sensitivitas terhadap clinical outcome yang

Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap aktivitas manajemen laba riil. Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh