KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
(Studi kasus Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat)
(Skripsi)
Oleh : A.RUDHIA
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ii
A.
Rudhia
ABSTRAK
KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
(Studi kasus Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat)
Oleh A. RUDHIA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kerjasama, dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan.
Desain penelitian adalah deskriptif sederhana. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 yang dipilih secara acak dengan teknik clusster random sampling. Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu kualitas kerjasama siswa yang diperoleh dari lembar observasi dan
wawancara pada beberapa siswa. Data kuantitatif yaitu hasil belajar siswa yang diperoleh dari pretest, dan post test. Data yang diproleh kemudian dianalisis dengan statistik sederhana yakni dengan deskriptif persentatif.
iii
A.
Rudhia
yakni dengan tercapainya sebagian besar indikator yang diukur, dan lebih dari 50% siswa berkriteria baik; (2) hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI mengalami peningkatan, dengan skor Gain sebesar 0,62 dengan kriteria sedang secara individu, dan 0,36 dengan kriteria sedang mendekati rendah secara kelompok. Jadi, kualitas kerjasama siswa berkriteria baik pada proses pembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe GI pada materi pokok Sistem Pencernaan Makanan pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat TP 2011/2012.
iv
KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN
(Studi kasus siswa kelas XI IPA SMAN 1 pesisir tengah Lampung Barat)
(Skripsi)
Oleh :
A.RUDHIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
v
Judul Skripsi : KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi kasus Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat)
Nama Mahasiswa : A. Rudhia
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024001
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Pramudyanti, S. Si. M.Si. NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19730310 199802 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Arwin Achmad, M. Si. ____________
Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si., M. Si. ____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M.Si.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
vii
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : A. Rudhia Nomor pokok mahasiswa : 0743024001 Program studi : Pendidikan Biologi Jurusan : P.MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang pernah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Mei 2012 Yang menyatakan
A. Rudhia
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pulau-Pisang kabupaten Lampung Barat pada tanggal 28 Agustus 1988, yang merupakan anak ke-tiga dari tiga bersaudara dari pasangan bahagia Bapak Bahrun Bustan dan Ibu Marwati.
Pendidikan formal yang di tempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 05 Pasar Krui yang diselesaikan pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pesisir Tengah Lampung Barat diselesaikan pada tahun 2007.
ix
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur
kepada Alloh SWT, ku persembahkan karya kecilku ini
untuk :
Bakku Bahrun Bustan dan makku Marwati tercinta,
yang telah membesarkan ku dengan penuh kasih sayang
dan limpahan cinta yang takkan pernah bisa terbalas, serta
selalu mendoakan dan menunggu keberhasilanku.
Wo Bemi Widiastuti, A.Md, Udo Briptu Arief
Nazola, Temudo Al-Qoribbi,S.T dan Keponakanku
tersayang yang selalu memberikan keceriaan , perhatian
dan kasih sayangnya.
Keluarga besar ku, atas doa dan kasih sayangnya.
Pendamping masa depanku kelak, yang akan menemaniku
dalam menjalani kehidupanku.
Guru dan dosenku yang telah memberiku banyak ilmu.
x
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu
kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri
( QS Ar-Ra’d : 11)
Semakin orang tersebut gigih dan tidak putus asa ketika terjadi
salah atau jatuh, semakin besar kemungkinan orang tersebut
untuk lebih berhasil dalam hidupnya.
( Prof. Sukardi, M.S.Ph.D)
Pantaskan dirimu untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan
(Mario Teguh)
Berani hidup tak takut mati, Takut mati jangan hidup, Takut
hidup mati saja
(gontor 9)
Tidak ada manusia yang terlahir sebagai pecundang, karena
dengan mengalahkan berjuta-juta sperma lain kita sudah
xi
SANWACANA
Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA,
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “KUALITAS KERJASAMA SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GI
PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN (Studi
Kasus pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat
Tahun Pelajaran 2011/2012)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung
3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
dan pembimbing II atas kesabaran, bimbingan, arahan, dan masukannya
kepada penulis.
4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas atas saran dan bimbingannya untuk
xii
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I atas kesediaannya
memberikan bimbingan, arahan, dan masukannya kepada penulis.
6. Drs. Jon Edwar, M.Pd., yang telah memberikan izin dan bantuan selama
penelitian.
7. Nani Suryani, S. Pd., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan
masukan dan arahan selama penelitian.
8. Teristimewa Bakku Bahrun Bustan dan Makku Marwati yang selalu
mendoakan, menyayangi dan menjadi penyemangat dalam hidupku.
9. Kakak-kakakku tercinta Bemi Widiastuti, A.Md., Briptu Arief Nazola, dan Al
Qoribbi, S.T., terimakasih atas motivasi, doa, dan dukungannya.
10. Seseorang di sana atas doa, semangat, bantuan serta cinta dan kasih
sayangnya.
11. Sahabat seperjuangan Pendidikan Biologi ’07: Nuris Mukhton, Antun
Sutarya, Fitriadi, Lamudin, I Gede Suliwan, Achmad Fauzi, dan yang tidak
bisa disebut satu persatu terima kasih atas kebersamaan yang telah kita jalani
selama ini.
12. Keluarga besar Pendidikan Biologi tanpa terkecuali, terima kasih untuk
semuanya.
13. Teman seperjuangan dari Lampung Barat, Aprizal, Decky Saputra,
mujahidin, Boyce Saputra, Anton Permana, dll terima kasih atas semuanya.
14. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Mei 2012
xiii
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) ... .. 10
B. Model Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ... .. 12
C. Kemampuan Kerjasama ... .. 16
E. Jenis dan Tekhnik Pengambilan Data 1. Jenis Data ... 26
2. Tekhnik Pengambilan Data. ... 26
F. Teknik Analisis data 1. Analisis kualitas kerjasama siswa... 27
2. Analisis Hasil Belajar siswa ... 29
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30
xiv
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 43
B. Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Silabus ... 45
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 47
3. Soal Pretest-Postest ... 53
4. Lembar Kerja Kelompok Siswa ... 59
5. Lembar Observasi Kualitas kerjasama Siswa ... 93
6. Rubrik Penilaian Kualitas Kerjasama Siswa ... 94
7. Pedoman wawancara ... 96
8. Data Kerjasama Siswa Pertemuan I ... 99
9. Data Kerjasama Siswa Pertemuan II... 100
10. Data Hasil Belajar siswa Per Individu ... 102
11. Data Hasil Belajar Siswa Per Kelompok ... 103
12. Foto Penelitian. ... 104
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lembar observasi Kerjasama siswa ... 26
2. Perhitungan deskriptif persentatif untuk kualitas kerjasama siswa ... 28
3. Tabulasi Kualitas Kerjasama Siswa Berdasarkan Kriteria ... 28
4. Kualitas kerjasama siswa dilihat dari kriteria masing-masing siswa ... 30
5. Kualitas kerjasama siswa dilihat dari pencapaian masing-masing indikator yang diamati ... 32
6. Hasil belajar siswa ... 33
7. Data kerjasama siswa pertemuan I ... 98
8. Data kerjasama siswa pertemuan II ... 99
9. Data pretest dan post test siswa ... 102
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan kerangka fikir ... 9
2. SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat ... 104
3. Guru Memaparkan pilihan submateri yang akan dipilih siswa ... 104
4. Siswa melakukan perencanaan investigasi, dan pembagian tugas ... 105
5. Siswa melakukan investigasi dengan dibimbing oleh guru ... 105
6. Siswa melakukan investigasi. ... 106
7. Siswa mempersiapkan untuk penyajian hasil akhir. ... 106
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat strategis dalam pembangunan
bangsa. Berbagai kajian diberbagai negara menunjukkan adanya hubungan
yang kuat antara tingkat pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa
yakni pendidikan yang merata, bermutu dan relevan dengan kebutuhan yang
meningkat. Di Indonesia pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia
dan masyarakat indonesia yang demokratis, religius yang berjiwa mandiri,
bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan
keunggulan masyarakat diberbagai bidang sehingga tercapai kemajuan dan
kemakmuran (Djunaedi, 2001:2).
Pendidikan dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik,
membimbing, mengajar dan melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Tujuan
pendidikan nasional berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
2
Berdasarkan hasil survei NACE (National Asociation of Colleges and
Employers) pada tahun 2002 kepada 457 pemimpin perusahaan tentang
kualitas terpenting seseorang, hasilnya barturut-turut adalah kemampuan
berkomunikasi, kejujuran dan integritas, kemampuan bekerjasama,
kemampuan interpersonal, eretika, motivasi dan inisiatif, kemampuan
beradaptasi, daya analitis, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi,
berorientasi pada detil, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan,
bijaksana, IPK, kreatif, humoris, dan kemampuan berwirausaha (Irma dalam
Widodo, 2007:1). Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa kemampuan di
bidang akademik hanya menduduki urutan ke-17 pada indikator dan
kemampuan yang mencerminkan kualitas seseorang. Faktor-faktor yang lain,
misalnya kemampuan berkomunikasi, kejujuran dan integritas, kemampuan
bekerjasama, daya analitis, kepemimpinan, dan lain-lain memegang peranan
penting dalam keberhasilan seseorang di tempat kerja.
Belajar kooperatif (Cooperatif Learning) adalah model belajar mengajar yang
didesain untuk mengembangkan kerjasama dan tanggung jawab siswa. Model
ini dirancang untuk mengurangi persaingan yang banyak ditemui di kelas dan
cenderung mengarah pada pola “kalah dan menang” (Slavin dalam Anonim,
2010:1). Definisi di atas menjelaskan bahwa belajar kooperatif merupakan
model pembelajaran yang menekankan adanya kerjasama antara siswa dalam
kelompok untuk mencapai tujuan belajar.
Anak akan merasa bosan jika mereka belajar dalam suasana monoton.
3
beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang.
Kegiatan membaca dan menuliskan gagasan pribadi misalnya perlu
dikerjakan secara individual, latihan berdialog dengan belajar berpasangan,
berdiskusi untuk memecahkan masalah perlu kerja kelompok, dan klasikal
untuk mendengarkan penjelasan guru. Demikian pula belajar tidak
selamanya harus di dalam kelas. Kadang-kadang mereka perlu belajar di luar
kelas untuk melakukan pengamatan atau mencari suasana lain yang lebih
nyaman dan lebih leluasa, apalagi jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu
banyak (Anonim, 2009 : 1).
Kelompok belajar sebagai suatu wadah atas proses belajar yang disokong oleh
anggota-anggotanya sehingga ada ketergantungan antar sesama anggota untuk
mencapai suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan itu umumnya adalah
untuk sama-sama mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan semoga mendapat
berkah dari-Nya. Lebih lanjut Attayaya menyatakan banyak manfaatbelajar
bersama yang bisa didapat jika kita membentuk Kelompok belajar. Seperti
adanya kebersamaan atau rasa persaudaraan, saling berbagi ilmu, dapat
menyuarakan sesuatu hal secara bersama-sama, menambah pengalaman, lebih
menjadi aktif dan proaktif, dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, dan lain
sebagainya. Selain itu juga dengan adanya komunikasi timbal balik dalam
kelompok akan meningkatkan motivasi diri untuk menjadi lebih baik
(Attayaya, 2010 : 1).
Namun keberhasilan satu kelompok juga tidak bisa lepas dari dinamika
4
dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara
anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang
dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai
konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak,
berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu
berubah-ubah.
Kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat cenderung bersifat
individualistis dan mementingkan diri sendiri serta mengesampingkan
sifat-sifat kerjasama dan tanggungjawab. Permasalahan tersebut haruslah
dihilangkan, agar terbentuk suatu bangsa yang mampu bekerjasama,
demokratis dan bertanggung jawab, yang merupakan salah satu kemampuan
yang mencerminkan kualitas seseorang. Salah satu cara mewujudkan hal
tersebut adalah dengan pendidikan. Didalam pendidikan terdapat proses
pembelajaran, pelaksanaan proses tersebut tentu harus disiasati oleh guru agar
berjalan dengan benar dan dapat menumbuhkan sifat-sifat tersebut. Salah satu
strategi yang dapat dipakai oleh guru adalah dengan menggunakan model
pembelajaran dan salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan
sifat-sifat kerjasama adalah model Kooperatif, yang memang didesain untuk
mengembangkan kerjasama dan tanggung jawab siswa. Namun dalam
penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkupnya, yakni hanya pada model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bidang studi biologi
5
kooperatif memang sudah berjalan, namun model pembelajaran kooperatif
yang dipakai hanya berfokus pada hasil belajar saja seperti kognitif, belum
memperhatikan tujuan utama dari pembelajaran kooperatif, yakni kerjasama
dan tanggung jawab. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru belum
memperhatikan kerjasama dan tanggung jawab yang seharusnya tidak boleh
dikesampingkan, karena model pembelajaran kooperatif didesain dengan
tujuan menumbuhkan kemampuan sosial dalam diri siswa dan salah satunya
adalah kemampuan bekerjasama dalam kelompoknya.
Berdasarkan alasan di atas ingin diketahui bagaimanakah kuantitas dan kualitas
kerjasama siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI yang selama ini dipakai di SMAN 1 Pesisir
Tengah Krui, melalui penelitian dengan judul “Kualitas Kerjasama Siswa
Dalam Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif Tipe GI Pada Materi
Pokok Sistem Pencernaan Makanan (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPA
SMAN 1 Pesisir Tengah Lampung Barat)”
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kualitas kerjasama siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model Kooperatif tipe GI pada materi pokok sistem
pencernaan makanan?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model Kooperatif tipe GI pada materi pokok sistem
6
C.Tujuan Penelitian
Tujuan diadakanya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kualitas kerjasama siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe GI pada materi pokok sistem
pencernaan makanan di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat
tahun ajaran 2011/2012.
2. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe GI pada materi pokok sistem pencernaan makanan di
SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat tahun ajaran 2011/2012.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis dapat mengetahui kualitas kerjasama dan hasil belajar siswa
di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat.
2. Secara praktis dapat dipakai sebagai data dasar untuk menentukan
pengembangan desain pembelajaran di masa mendatang.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap penelitian ini, maka ruang
lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri
materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
7
2. Kerjasama adalah keterampilan yang berkaitan dengan orang lain untuk
melancarkan hubungan kerja dan tugas (Lundgren, 1994 dalam Widodo,
2007:16).
3. Aspek yang dilihat untuk menentukan suatu kualitas kerjasama adalah
indikator yang dijelaskan oleh Lundgren (dalam Widodo 2007:16) namun
dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada kerjasama tingkat
awal, yakni berjumlah 9 indikator, (Menggunakan kesempatan,
Menggunakan kontribusi, Mengambil giliran dan berbagi tugas, Berada
dalam kelompok, Berada dalam tugas, Mendorong partisipasi,
Mengundang orang lain untuk berbicara, Menyelesaikan tugas pada
waktunya, Menghormati perbedaan individu)
4. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 4
kelas, dengan kelas XI IPA 1 sebagai kelas sampel.
5. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap di SMAN 1 Pesisir
Tengah Krui Lampung Barat tahun ajaran 2011/2012.
6. Materi pokok pada penelitian ini adalah sistem pencernaan makanan.
Dengan KDMenjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses
serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan
makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)
F. Kerangka pikir
Model pembelajaran kooperatif didesain untuk mengembangkan sikap
kerjasama dan tanggungjawab pada diri siswa, hal ini diharapkan akan
8
GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi
(informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,
misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.
Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun
cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa
untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok. Model GI dapat melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif
dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui tingkat persaingan antar siswa masih sangat
terasa,berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi beliau menyatakan
setiap pembelajaran dengan kelompok-kelompok kecil sangat terlihat bahwa
siswa hanya ingin memunculkan dirinya sendiri bukan kelompoknya dan
cenderung ingin memperlihatkan kemampuannya sendiri. jadi salah satu cara
menguranginya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang
memang didesain untuk mengurangi hal-hal tersebut, yakni model
pembelajaran Kooperatif. Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif
adalah GI.
Keberhasilan model kooperatif tipe GI ini tidak lepas dari proses yang terjadi
di dalamnya, yakni kerjasama yang dilakukan oleh setiap masing-masing
anggota kelompok. Dengan kerjasama hasil dari kelompok mereka
merupakan hasil kerja mereka semua, bukan dari satu atau dua anggota
9
bukan hasil dari kerjasama setiap anggota kelompok, melainkan hasil dari
beberapa anggota yang memang mempunyai intelektual yang lebih dari
anggota yang lain. Hal tersebutlah yang menarik minat peneliti untuk meneliti
kualitas kerjasama siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe GI ini.
Secara ringkas kerangka pikir ini dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 1. Bagan kerangka pikir Kemampuan
guru
Kualitas kerjasama siswa
Hasil belajar Intelektualitas
siswa
Dinamika kelompok Model
pembelajaran GI
Tujuan pendidikan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)
Belajar kooperatif (Cooperatif Learning) adalah metode belajar mengajar
yang didesain untuk mengembangkan kerjasama dan tanggung jawab siswa.
Metode ini dirancang untuk mengurangi persaingan yang banyak ditemui di
kelas dan cenderung mengarah pada pola “kalah dan menang” (Slavin dalam
Anonim, 2009:1). Definisi di atas menjelaskan bahwa belajar kooperatif
merupakan model pembelajaran yang menekankan adanya kerjasama antara
siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar
kooperatif kontruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vigotsky yaitu
penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran Vigotsky yakni
bahwa fase mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan
atau kerjasama antara individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi
terserap dalam individu tersebut. Implikasi dari teori vigotsky dikehendakinya
susunan kelas berbentuk kooperatif. Model Pembelajaran kooperatif sangat
berbeda dengan model pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model
11
sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalarn
membantu siswa memahami konsep konsep yang sulit.
Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar,
pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa
kelompok bawah maupun kelompok atas kerja bersama menyelesaikan tugas
tugas akademik, siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa
kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman sebaya, yang
memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini, siswa
kelompok atas akan meningkat kemapuan akademiknya karena memberi
pelayanan sebagai tutor rnembutuhkan pemikiran lebih dalam tentang
hubungan ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.
Lebih lanjut (Dzaki, 2010:1) menjelaskan tujuan penting lain dari
pembelajaran kooperatif adalah untuk rnengajarkan kepada siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk
dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian
besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung sama lain dan di
mana masyarakat secara budaya semakin beragam. Sementara itu, banyak
anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial.
Situasi ini dibuktikan dengan begitu sering pertikaian kecil antara individu
dapat mengakibatkan tindak kekerasan atau betapa sering orang menyatakan
12
B. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi
(informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,
misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa
dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara
untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa
untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok. Model GI dapat melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif
dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran
(Sudrajat, 2010:1).
Dalam model GI terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau Inquiri,
pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the
learning group, Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan
respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan
adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan
suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang
melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman
13
Slavin 1995 (dalam Maesaroh 2005:28), mengemukakan hal penting untuk
melakukan model GI adalah:
1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.
Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus
mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa
dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar
kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap
anggota untuk mengerjakan lembar kerja.
2. Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang
mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan
mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.
3. Peran Guru.
Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara
kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan
membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa
menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.
Para guru yang menggunakan model GI umumnya membagi kelas menjadi
beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen, Pembagian kelompok dapat juga didasarkan
14
Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan
yang mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
mempresentasikan laporannya di depan kelas (Trianto, 2007:59).
Menurut Slavin (2010:220) langkah-langkah penerapan model GI, dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam kelompok.
Tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan. Guru
mempresentasikan serangkaian permasalahan atau isu dan para siswa
mengidentifikasi dan memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari
berdasarkan pada ketertarikan dan latar belakang mereka. Tahap ini
dimulai dengan perencanaan kooperatif yang melibatkan seluruh kelas.
2. Merencanakan investigasi di dalam kelompok.
Setelah mengikuti kelompok-kelompok mereka masing-masing, para
siswa mengalihkan perhatian mereka kepada subtopik yang mereka pilih.
Pada tahap ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik
masing-masing (satu persatu atau berpasangan) akan mereka investigasi.
Sebagai akibatnya, setiap kelompok harus mempormulasikan sebuah
masalah yang dapat diinvestigasi, memutuskan bagaimana
melaksanakannya, dan menentukan sumber-sumber mana yang akan
15
3. Melaksanakan investigasi
Dalam tahap ini tiap anggota kelompok melaksanakan rencana yang telah
diformulasikan sebelumnya. Biasanya tahap ini adalah tahap yang paling
banyak memerlukan waktu. Walaupun semua siswa diberi batasan waktu
pengerjaan, tetapi jumlah dari seri yang mereka perlukan untuk
menyelesaikan investigasi mereka tidak dapat dipastikan jumlahnya.
Guru harus mengupayakan sebagai cara untuk memungkinkan sebuah
proyek kelompok berjalan tanpa terganggu sampai investigasinya selesai,
atau paling tidak sampai sebagian besar pekerjaan tersebut selesai.
4. Menyiapkan laporan akhir
Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan klarifikasi
ke tahap dimana kelompok-kelompok yang ada melaporkan hasil
investigasinya kedepan seluruh kelas. Ini terutama merupakan sebuah
tahap pengaturan, tetapi seperti pada tahap 1 juga memerlukan semacam
kegiatan-kegiatan intelektual yang mengabstraksikan gagasan utama dari
proyek kelompok, mengintegraswikan semua bagiannya menjadi satu
keseluruhan dan merencanakan sebuah presentasi yang bersifat instruktif
sekaligus menarik.
5. Penyajian hasil akhir/presentasi
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari
16
terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
6. Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap
kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi
dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau
keduanya.
C. Kemampuan kerjasama
Keterampilan bekerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat dalam kehidupan dewasa ini, karena hampir semua perilaku yang
ada di masyarakat menunjukkan adanya kerjasama dari semua lapisan
masya-rakat,tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, laki-laki dan perempuan,
serta golongan. Ketrampilan kerjasama akan terwujud dalam kehidupan
bermasyarakat,apabila semenjak usia dini siswa sudah mulai dilatih melalui
proses belajar di sekolah (Apriono 2011: 159)
Keterampilan kerjasama haruslah difasilitasi oleh guru, seperti yang
dijelaskan oleh Holubec (dalam Apriono 2011: 160), menyatakan bahwa
sama seperti seorang guru harus mengajarkan keterampilan akademis,
keterampilan kerjasama juga harus diberikan kepada siswa, karena tindakan
ini akan bermanfaat bagi mereka untuk meningkatkan kerja kelompok, dan
menentukan bagi keberhasilan hubungan sosial di masyarakat. Bordessa
17
memiliki keterampilan kerjasama, dengan mengatakan bahwa siswa
benar-benar harus belajar untuk bekerjasama menuju satu tujuan, yakni adanya
pemahaman bahwa tidak ada satu orangpun yang memiliki semua jawaban
yang tepat, kecuali dengan bekerjasama.
Menurut Lundgren (dalam Widodo 2007: 16) yang dimaksud dengan
keterampilan kooperatif atau keterampilan kerjasama adalah keterampilan
yang berkaitan dengan orang lain untuk melancarkan hubungan kerja dan
tugas.
Sedangkan menurut Landsberger (2009:1) kerjasama atau belajar bersama
adalah proses beregu (berkelompok) yang anggota-anggotanya mendukung
dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat. Ruang kelas
suatu tempat yang sangat baik untuk membangun kemampuan kelompok
(tim), yang Anda butuhkan kemudian di dalam kehidupan.
Kerja sama/belajar bersama adalah saling mempengaruhi sebagai anggota
tim, Anda:
Membangun dan membagi suatu tujuan yang lumrah
Sumbangkan pemahamanmu tentang permasalahan: pertanyaaan,
wawasan, dan pemecahan
Tanggap terhadap, dan belajar memahami, pertanyaan lain, wawasan
dan penyelesaian.
Setiap anggota memperkuat yang lain untuk berbicara dan
18
Bertanggung jawab terhadap yang lain, dan mereka bertanggung jawab
pada Anda
Bergantung pada yang lain, dan mereka bergantung pada Anda.
Adapun indikator keterampilan kooperatif atau kerjasama tersebut menurut
(Lundgren dalam Widodo 2007:16) antara lain sebagai berikut
1. Keterampilan Kooperatif tingkat awal, meliputi :
a. Menggunakan kesempatan
b. Menggunakan kontribusi
c. Mengambil giliran dan berbagi tugas
d. Berada dalam kelompok
e. Berada dalam tugas
f. Mendorong partisipasi
g. Mengundang orang lain untuk berbicara
h. Menyelesaikan tugas pada waktunya
i. Menghormati perbedaan individu
2. Keterampilan Kooperatif tingkat menengah, meliputi :
a. Menunjukkan penghargaan dan simpati
b. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima
c. Mendengarkan dengan aktif
d. Bertanya
e. Membuat ringkasan
f. Menafsirkan
19
h. Menerima tanggung jawab
i. Mengurangi ketegangan
3. Keterampilan Kooperatif tingkat mahir, meliputi :
a. Mengelaborasi
b. Memeriksa dengan cermat
c. Menanyakan kebenaran
d. Menetapkan tujuan
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA semester genap tahun
pelajaran 2011/2012, di SMAN 1 Pesisir Tengah Krui Lampung Barat
tepatnya pada materi pokok Sistem percernaan makanan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1
Pesisir Tengah Krui Lampung Barat Tahun Ajaran 2011/2012 yang
berjumlah 4 kelas. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cluster random sampling, dan hasilnya kelas yang menjadi sampel
penelitian ini adalah kelas XI IPA 1, dengan jumlah siswa 35 siswa.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
deskriptif sederhana (Sukardi, 2003:157). Desain deskriptif sederhana
dilakukan dengan cara menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya
yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik fakta dan
21
ini adalah kualitas kerjasama siswa dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tife GI.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut, sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian.
d. Membuat lembar penilaian untuk menilai kualitas kerjasama siswa
dan soal uraian untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe GI. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama membahas sub materi organ saluran
pencernaan dan organ kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem
pencernaan pada manusia serta proses pencernaan yang terjadi dalam
tubuh manusia. Pertemuan kedua membahas sub materi tentang proses
pencernaan makanan pada hewan ruminansia dan kelainan penyakit
yang terjadi pada sistem pencernaan manusia. Selama proses
22
kerjasama setiap individu siswa dalam kelompoknya masing-masing,
menggunakan rubrik atau lembar pengamatan kuantitas dan kualitas
kerjasama siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah:
a. Pertemuan pertama
Kegiatan awal
1. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan :
“ Apakah sebelum berangkat sekolah kalian sudah sarapan
pagi ?”
2. Guru memberikan motivasi :“guru memberi penjelasan betapa
pentingnya mengetahui keterkaitan struktur, fungsi dan proses
yang terjadi pada sistem pencernaan makanan. Karena dengan
mengetahui hal tersebut kita dapat mengetahui apa saja yang
terjadi pada makanan yang kita makan sehari-hari, serta dapat
meminimalisir kemungkinan terjadinya penyakit pada sistem
pencernaan kita”
3. Menuliskan topik yang akan dipelajari yaitu ” keterkaitan
antara struktur, fungsi dan proses yang terjadi pada sistem
pencernaan manusia”
Kegiatan inti
1. Membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen.
(masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 orang) dan memanggil
23
materi tugas yang berbeda pada masing-masing kelompok
yakni:
Hubungan struktur dan fungsi organ saluran pada sistem
pencernaan makanan manusia
Hubungan struktur dan fungsi organ kelenjar pada sistem
pencernaan makanan manusia
Proses yang terjadi pada sistem pencernaan makanan
manusia.
2. Guru membagikan LKK (Lembar kerja kelompok) sesuai
dengan topik yang telah dipilih, dan mulai membimbing siswa
untuk merencanakan investigasi terhadap permasalahan yang
ada.
3. Membimbing siswa untuk melakukan investigasi dan diskusi.
4. Mengintruksikan kepada siswa untuk menganalisis dan
mensintesis informasi yang diperlukan, dan membuat
ringkasan untuk dipresentasikan.
5. Menjadi moderator dan fasilitator presentasi di kelas.
6. Memberikan penguatan pada hasil diskusi (penguatan berupa
konsep-konsep penting).
Kegiatan akhir
1. Memberikan kesimpulan tentang organ-organ dan proses yang
terjadi pada sistem pencernaan manusia
2. Meminta siswa mengumpulkan hasil pembahasan
24
3. Meminta siswa mempelajari materi yang akan dibahas
dipertemuaan berikutnya.
b. Pertemuan kedua
Kegiatan awal
1. Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan :
“ Bagian tubuh manakah yang kalian pegang saat sakit perut?
dan Apakah kalian mengetahui bagaimanan hewan vertebrata
seperti sapi mencerna makanannya ?”
2. Guru memberikan motivasi : “ guru memberi penjelasan
pentingnya mempelajari pencernaan pada hewan vertebrata
(ruminansia) adalah agar ketika kita memelihara hewan
ruminansia kita dapat memahami karakteristik makanan yang
diberikan untuk meningkatkan hasil produksi ternak kita.
Guru juga menjelaskan pentingnya mempelajari penyakit
yang terjadi pada sistem pencernaan kita, agar kita dapat
mencegah penyakit tersebut terjadi pada tubuh kita”
3. Menuliskan topik yang akan dipelajari yaitu ”pencernaan
pada hewan ruminansia dan gangguan yang terjadi pada
sistem pencernaan manusia”
Kegiatan inti
1. Membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen.
(masing-masing kelompok terdiri atas 4-5 orang) dan
25
pilihan materi tugas yang berbeda pada masing-masing
kelompok yakni:
Proses yang terjadi pada sistem pencernaan makanan
hewan ruminansia.
Kelainan serta penyakit yang terjadi pada sistem
pencernaan makanan manusia.
2. Guru membagikan LKK (Lembar kerja kelompok) sesuai
dengan topik yang telah dipilih, dan mulai membimbing
siswa untuk merencanakan investigasi terhadap permasalahan
yang ada.
3. Membimbing siswa untuk melakukan investigasi dan diskusi.
4. Mengintruksikan kepada siswa untuk menganalisis dan
mensintesis informasi yang diperlukan, dan membuat
ringkasan untuk dipresentasikan.
5. Menjadi moderator dan fasilitator presentasi di kelas.
6. Memberikan penguatan pada hasil diskusi (penguatan berupa
konsep-konsep penting).
Kegiatan akhir
1. Memberikan kesimpulan tentang pencernaan pada hewan
ruminansia dan gangguan/penyakit yang terjadi pada sistem
pencernaan manusia
2. Meminta siswa mengumpulkan hasil pembahasan
26
3. Meminta siswa mempelajari materi yang akan dibahas
dipertemuaan berikutnya
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
1. Jenis data
a. Data kualitatif
Berupa kualitas kerjasama dalam proses pembelajaran
b. Data kuantitatif
Berupa nilai pretest dan postes.
2. Teknik pengambilan data
Data diambil dengan menggunakan instrument penelitian berupa:
lembar observasi kerjasama siswa, pretest, dan pos test.
a. Lembar observasi siswa
Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi dengan
mengamati masing-masing siswa selama proses pembelajaran pada
materi pokok sistem pencernaan makanan, selain itu peneliti juga
menggunakan teknik wawancara langsung kepada beberapa siswa
untuk memastikan isi dari lembar observasi tersebut.
Tabel 1. Lembar observasi kerjasama siswa
No Nama
b. Pretes dan post test
Nilai pretes dilakukan pada pertemuan I, sedangkan nilai post test
dilakukan pada akhir pertemuan
yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan
jumlah yang sama dengan Post test yang diberikan di akhir
pertemuan.
F. Teknik Analisis Data
a. Analisis kualitas kerjasama siswa
a. Mengubah data yang diperoleh dari lembar observasi ke
bentuk persen
Langkah
a. Membuat tabel
b. Menentukan skor penilaian responden dengan ketentuan skor
yang telah ditetapkan.
c. Menjumlahk
d. Langkah yang selanjutnya adalah menentukan skor tersebut ke
dalam rumus sebagai
Keterangan:
Pretes dan post test
Nilai pretes dilakukan pada pertemuan I, sedangkan nilai post test
dilakukan pada akhir pertemuan dengan bentuk soal uraian
yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan
jumlah yang sama dengan Post test yang diberikan di akhir
pertemuan.
Data
kualitas kerjasama siswa
Mengubah data yang diperoleh dari lembar observasi ke
bentuk persen.
Langkah-langkah yang ditempuh, adalah:
Membuat tabel distribusi penilaian kualitas kerjasama
Menentukan skor penilaian responden dengan ketentuan skor
yang telah ditetapkan.
Menjumlahkan skor penilaian yang diperoleh.
angkah yang selanjutnya adalah menentukan skor tersebut ke
dalam rumus sebagai berikut:
Keterangan: DP = Deskriptif persentase
Nilai pretes dilakukan pada pertemuan I, sedangkan nilai post test
uraian. Pretest
yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan
jumlah yang sama dengan Post test yang diberikan di akhir
Mengubah data yang diperoleh dari lembar observasi ke dalam
kerjasama
Menentukan skor penilaian responden dengan ketentuan skor
angkah yang selanjutnya adalah menentukan skor tersebut ke
28
b. Mengubah persen kuantitas kerjasama siswa menjadi kriteria kualitas
kerjasama.
Setelah diperoleh data kuantitas kerjasama siswa, langkah
selanjutnya adalah menentukan kriteria kualitas kerjasamanya
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
1. Persentase skor maksimal = (36:36) x 100% = 100% 2. Persentase skor minimal = (9:36) x 100% = 25% 3. Rentang = 100% - 25% = 75%
4. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75% Sudjana (2005:45).
Dengan panjang kelas interval 18,75% dan persentase skor minimal
25%, maka diperoleh kelas-kelas interval sebagai berikut:
Tabel 2. Perhitungan deskriptif persentatif untuk kualitas kerjasama siswa
No Presentase Kriteria
1 25% - 43.75% Buruk 2 43,76% - 62.50% Kurang baik 3 62.51%- 81.25% Baik
4 81.26%-100% Sangat baik Sudjana (2005:45)
c. Mengelompokkan data kualitas kerjasama siswa ke dalam tabel
berikut sesuai dengan kriteria masing-masing.
Tabel 3. Tabulasi kualitas kerjasama siswa berdasarkan kriteria
29
b. Analisis hasil belajar
Pada hasil belajar peneliti akan menghitung selisih antara nilai pretest
dan nilai pos test yang disebut skor gain, perhitungan ini menggunakan
rumus sebagai berikut:
= −−
Ket : X = nilai pretest setiap siswa Y = nilai postest setiap siswa Z = nilai maksimum
Dengan kategorisasi sebagai berikut: a. Tinggi ketika skor gain ≥ 0.7; b. Sedang ketika 0.7 > skor gain > 0.3;
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. kualitas kerjasama siswa berkriteria baik dalam proses pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi pokok Sistem
Pencernaan Makanan, dengan sebagian besar indikator yang diukur
berkriteria baik, dan lebih dari 50% siswa pada pertemuan pertama
maupun pertemuan kedua berkriteria baik.
2. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan kriteria sedang pada
hasil individu maupun pada hasil kelompok.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat digunakan oleh
guru biologi sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan materi
pokok Sistem Pencernaan Manusia karena dapat menumbuhkan kerjasama
serta tanggung jawab siswa dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Kepada calon peneliti yang akan meneliti kerjasama siswa menggunakan
44
terutama pada pemilihan dan pembekalan observer agar hasil yang
diperoleh lebih valid dan dapat dipercaya.
3. Untuk calon peneliti berikutnya agar menetapkan aturan-aturan yang
menunjang munculnya indikator kerjasama, agar lebih mudah dalam
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Belajar kelompok.
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html (diakses 28 november 2011 : 10.20 PM)
Apriono, D. 2011. Meningkatkan kemampuan kerjasama.
http://www.google.co.id/search?q=indikator+generik+sains&ie=utf-8&oe. (diakses 2 maret 2012 :10.30 AM)
Attayaya. 2010. Kelompok belajar bersama.
http://www.attayaya.net/2010/01/kelompok-belajar-bersama.html (diakses 28 november 2011 : 10.15 PM)
Djunaedi, A. 2001. Dasar-dasar Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Dzaki, M.F. 2010. Penelitian tindakan kelas.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-kooperatif-cooperative.html (diakses 26 Oktober 2011: 01.38 pm) Landsberger, J. 2009. Pedoman dan strategi belajar.
www.studygs.net/melayumanado/cooplearn.hpm.(diakses tgl 20 november 2011)
Loranz, D. 2008. Gain score.
Google.Http//www.Tmcc.edu/up/acstu/assessment/downloads/documents/re
ports/archives/discipline/0708/SLOAP HYS discipline rep0708.pdf (diakses 15 februari 2012: 09.24 pm)
Maftukhah. 2007. Pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas viii smp n 1 randudongkal kabupaten pemalang tahun 2006/2007.skripsi.
Maesaroh, S. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan
Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa.
Skripsi.Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.