ABSTRAK
PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISIONS (STAD) KELAS IV SD NEGERI SRI BASUKI
KECAMATAN NEGERI BESAR KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2013/2014
Oleh WINARSIH
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD di SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan.
Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa, kinerja guru pada proses pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar menggunakan tes.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn. Hal ini ditunjukan data dimana pada siklus I pertemuan ke-1 aktivitas belajar siswa skor rata-rata 69,2 dan pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 76 atau naik 6,8 poin. Pada siklus II pertemuan ke-1 80,8 dan pertemuan ke-2 mencapai 85 atau naik 4,2 poin. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 67,5 dan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 79,47 atau naik 11.97 poin. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama, Winarsih, anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan
Ayahanda bernama Sudi Wiharjo dan Ibunda bernama Dasirah, lahir di Sleman,
12 Juli 1967. Penulis lulus Sekolah Dasar Muhammadiyah Dadapan pada tahun
1980, penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri Bangun Kerto
lulus pada tahun 1984. Pada tahun 1987 penulis menyelesaikan Sekolah
Pendidikan Guru Agama di Pakem. Pada tahun 1989 menika dengan Sunarto dan
di karuniai seorang putera dan dua orang peteri, Kemudian pada tahun 2010
penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 Dalam Jabatan FKIP
Kalau Anda Menginginkan Perubahan Kecil Dalam Hidup
Rubalah Perilaku Anda
Tetapi
Bila Anda Menginginkan Perubahan Yang Besar Dan
Mendasar Rubalah Pola Pikir Anda
PERSEMBAHAN
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan,dengan
kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Ibuku tercinta Dasirah dan Bapakku tersayang Sudi Wiharjo
2. Suamiku tercinta Sunarto, terima kasih atas doa restunya
3. Ketiga buah hatiku, Widiarto Iftiar, Linda Isnaini, dan Wulandari, ibu
sayang kalian
4. Teman-teman sejawat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terima
kasih atas motivasinya.
5. Semua keluarga besar serta teman-temanku
SANWACANA
Bismillahir Rahmaanir Rahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar PKn Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Student Teams Achivement Divisions (STAD) Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sri
Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan TP 2013/2014”
diselesaikan.
Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama
kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah
memberikan ijin penelitian.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Dr. Hi. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi PGSD.
4. Ibu Dra. Cut Rochani, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd, selaku dosen pembahas, yang telah memberikan
masukan dalam skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Universitas Lampung.
7. Bapak Zuherman Tompo, S.Pd selaku Kepala SDN Sri Basuki yang telah
memberi ijin penelitian.
8. Semua Dewan Guru SDN Sri Basuki Kabupaten Way Kanan, atas
kerjasama dan bantuannya.
Way Kanan, Mei 2014
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL…..……… xv
DAFTAR GAMBAR………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN………. xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Identifikasi Masalah……… 3
C. Rumusan Masalah………... 3
D. Tujuan Penelitian………. 4
E. Manfaat Penelitian ……… 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……… 6
1. Pembelajaran Kooperatif………. 6
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. 7
3. Langkah-langkah Pembelajaran STAD………. 8
4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif STAD……… 9
B. Pengertian Belajar ……… 10
C. Aktivitas Belajar……… 11
D. Hasil Belajar ………. 12
E. Pembelajaran PKn SD…...……….. 13
F. Kerangka Pikir……….. 14
G. Hipotesis Tindakan………. 15
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………. 16
B. Setting Penelitian………. 17
1. Subyek ……… 17
2. Tempatdan Waktu……… 17
C. Prosedur Penelitian……….. 17
1. Langkah-langkah Penelitian Siklus I……… 18
a. Perencanaan ………. 18
b. Pelaksanaan……… 19
d. Refleksi……….. 20
2. Langkah-langkah Penelitian Siklus II……… 20
a. Perencanaan ………. 20
b. Pelaksanaan……… 20
c. Observasi……… 21
d. Refleksi……….. 21
D. Teknik Pengumpulan Data ……….. 22
E. Instrument Penelitian……… 22
F. Teknik Analisis Data……… 24
G. Indikator Keberhasilan ………. 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Siklus I………. 28
1. Gambaran Umum Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki……… 28
2. Keadaan Penyelenggara Sekolah (Guru dan Siswa)……… 28
3. Jadwal Penelitian……….. 27
B. Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Pembelajaran ……… 27
b. Pelaksanaan Pembelajaran ……… 27
c. Pengamatan Pembelajaran ………. 30
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa………. 30
2. Hasil Belajar Siswa……… 31
3. Observasi Kinerja Guru………. 32
d. Refleksi……….. 33
C. Hasil Penelitian Siklus II………. 34
a. Perencanaan Pembelajaran ……….. 34
b. Pelaksanaan Pembelajaran……….. 34
c. Pengamatan Pembelajaran ……….. 37
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa………. 38
2. Hasil Belajar siswa………. 38
3. Kinerja Guru………... 39
d. Refleksi……… 40
D. Pembahasan ……… 42
1. Aktivitas Belajar Siswa……….. 42
2. Hasil Belajar Siswa……….. 43
3. Kinerja guru………. 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 45
B. Saran………. 46
DAFTAR PUSTAKA ………. 47
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1Rerata Hasil Ulangan PKn Kelas IV……… 3
2.1Langkah-langkah Model PembelajaranKooperatif STAD………… 9
3.1 Lembar Aktivitas Siswa………. 23
3.2 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa………. 23
3.3 Lembar Instrumen Kinerja Guru……….. 23
3.4 Penilaian Instrumen Kinerja Guru……….. 24
3.5 Hasil Belajar Siswa……… 24
3.6 Kriteria Aktivitas Siswa……… 25
3.7 Kriterian Kinerja Guru……… 25
4.1Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)… 27 4.2Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I……….. 30
4.3Hasil Belajar Siswa Siklus I……… 31
4.4Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-1……… 32
4.5 Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-2……… 32
4.6Hasil Penganatan Aktivitas Siswa Siklus II ………….………….… 37
4.7Hasil Belajar Siswa Siklus II……… 38
4.8Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-1……… 39
4.9Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan ke-2……… 39
4.10 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa……… 43
4.11 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa……… 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir……… 15
2. Alur Siklus Penelitian………. 18
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pendidikan disekolah melibatkan banyak komponen diantaranya guru, siswa, bahan ajar, sarana, dan prasarana, sumber belajar, media pembelajaran, dan sebagainya.masing-masing faktor yang terlibat dalam proses pembelajaran itu mempunyai fungsi yang berbeda satu dengan yang lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.
Mata pelajaran PKn mempunyai hubungan erat dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Sedangkan PKn adalah
ilmu yang mengatur manusia untuk mematuhi peraturan dalam kehidupan.
2 Dengan melihat tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar yang erat kaitannya dengan perkembangan lingkungan sekitarnya, maka sumber belajar untuk proses pembelajaran di Sekolah Dasar tidak akan cukup dengan hanya mengandalkan ketersediaan buku teks yang ada. Sumber belajar PKn di Sekolah Dasar akan lebih optimal jika didukung dengan sumber belajar yang berasal dari lingkungan tempat tinggal siswa, atau lingkngan dimana sekolah itu berada. Pembelajaran akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan lingkungan yang dekat dengan siswa. Siswa akan lebih mudah menerima materi pembelajaran jika memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitarnya.
Untuk dapat meraih hasil yang maksimal dari proses pembelajaran salah satu upaya meningkatan mutu pendidikan ialah dengan melalui perbaikan proses pembelajaran, yang di dalamnya mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Berkaitan dengan hal itu, keberagaman penyajian dalam bentuk kegiatan, latihan, tugas dan penganyaan akan memberikan dampak terhadap kemampuan berpikir rasional, keterampilan sosial, meningkatkan intelektual, dan mampu melahirkan keputusan-keputusan yang tepat berdasarkan situasi dan kondisi yang dialami.
3 Tabel 1 Hasil Belajar Ulangan Harian PKn Semester 1 TP 2013/2014
No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)
Keterangan
1 70 4 20% Tuntas
2 65 7 35% Tuntas
3 50 9 45% Tidak Tuntas
Jumlah 20 100% Tuntas
Sumber: Nilai PKn Ulangan Harian Tahun Pelajaran 2013/2014
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprensip yang dapat mengkaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn khususnya di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Hasil belajar pelajaran PKn peserta didik masih rendah
b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Sri Basuki belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
c. Disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn masih rendah d. Belum diterapkannya model pembelajaran kooperatif STAD.
C. Rumusan Masalah
4 didik di kelas kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki Kabupaten Way Kanan, dengan demikian permasalahan yang diajukan adalah:
1. Apakah model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SD Negeri Sri Basuki Kecamatan Sri Basuki Kabupaten Way Kanan.
5
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1. Bagi siswa
a. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Sri Basuki.
b. Menumbuhkan tanggung jawab dan kerja sama yang baik antara teman, serta berani untuk berkomunikasi dalam bertukar pikiran dan mengemukakan pendapat.
2. Bagi guru
a. Model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) sebagai masukan dalam pembelajaran PKn.
b. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme diri meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Model pembelajaran kooperatif Student Teams Achivement Divisions (STAD) menjadi informasi dan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pembelajaran PKn kelas IV di SD khususnya SD Negeri Sri Basuki.
4. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
1. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan
rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Nur dalam Trianto (2000 : 28 ), semua model pembelajaran ditandai
dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur
tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran
kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur
penghargaan model pembelajaran yang lain.
Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru
(Slavin,1995: Eggen dan Kauchak). Artzt dan Newman (1990: 448) menyatakan
7
menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya. (Trianto, 2009: 56).
Arends (1997:111) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah.
3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang beragam.
4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu. (Trianto,
2009: 65).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam
struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.
2. Pembelajaran Kooperatif TipeSTAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya (1995) di Universitas John
Hopkin, merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
8
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Model Pembelajaran Koperatif
tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada
aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal.
Slavin (Nur dalam Trianto, 2000: 26) menyatakan bahwa pada STAD siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. (Trianto, 2009: 68).
1. Langkah-langkah pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD, ada
beberapa persiapan-persiapan antara lain:
1. Perangkat pembelajaran
Dalam pembelajaran Student Teams Achievement Divisions, perlu dipersiapkan
perangkat pembelajaran antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.
2. Membentuk Kelompok Kooperatif
Siswa dibentuk kelompok secara heterogen dan kemampuan antara satu kelompok
dengan kelompok lain relatif homogen. Apabila memungkinkan kelompok
kooperatif perlu memerhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang
sosial. Apabila dalam kelas terdiri-dari satu jenis kelamin, maka pembentukan
9
3. Menentukan Skor Awal
Skor awal yang dapat digunakan adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal
dapat berubah setelah ada kuis.
4. Pengaturan Tempat Duduk
Mengaturan kelas dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran
kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan
kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas kooperatif.
5. Kerja Kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif Student Teams
Achievement Divisions, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok.
Hal ini bertujuan untuk mengenal individu dalam kelompok (Trianto, 2009: 69).
Terdapat enam langkah utama dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Langkah-langkah itu dapat ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 2.1 langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2
Menyajikan informasi
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bacaan.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok
kooperatif.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4
Membimbing kelompok
bekarja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5 evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempersentasikan hasil kerjanya. Fase 6
Memberikan penghargaan
10
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams
Achievement DivisionsSTAD
a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu masalah.
Mengembangkan bakat dan mengajarkan keterampilan
berdiskusi.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang
lain.
b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:
Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan
mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat
yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda. (Adesanjaya, 2011:68).
B. Pengertian Belajar
Menurut Whittaker (Djamarah, 2011) belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah aktivitas
mental atau psikis, yang berlangsung dalam berinteraksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
11
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai pengalaman. Belajar juga
merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989
:28 dalam Rusman, 2011: 1).
Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku kecakapan, keterampilan
dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu
yang belajar. (Trianto, 2009: 23).
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas belajar adalah proses perubahan
yang berkesinambungan/kontinu dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman
dalam berinteraksi. Perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah
belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan
saja, belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar dan faktor dalam diri yang saling
berinteraksi.
C. Aktivitas Belajar
Menurut Mulyono (2001), aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik.
Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indicator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Natawijaya (2005: 31) aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dalam proses interaksi guru dan peserta didik dalam rangka mencapai
12
intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Sardiman (2003: 14) menyatakan aktivitas belajar merupakan suatu proses
interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud
pribadi, fakta, konsep, ataupun teori.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
belajar. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan
memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya
kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu
menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
D. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,2004). Sedangkan menurut Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) keterampilan dan kebiasaan (2) pengetahuan dan pengarahan (3) sikap dan cita-cita (Sudjana,2004). Menurut Dimyati dan Mudjono (1999), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah koqnitif, afektif, dan psikomotor.
Hamalik (2006), hasil belajar adalah seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut,misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi diciptakan melalui tiga kategori ranah, dua diantaranya adalah koqnitif, dan afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut:
13
3. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab, atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabilah siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar.
a. Keterampilan dan kebiasaan b. Pengetahuan dan pengertian c. Sikap dan cita-cita
Dari pendapat diatas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu
penilaian akhir dari proses dan pengalaman yang telah dilakukan berulang-ulang.
Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang
selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi
individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik sehingga akan merubah
cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
E. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar
Materi PKn dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang
pelaksanaannya berprinsif pada elementasi kurikulum terdesentralisasi. Ada
empat isi pokok Pendidikan Kewarganegaraan:
a. Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran
pembentukan
b. Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran
c. Indikator pencapaian sebagai criteria keberhasilan pencapaian kemampuan
14
Fungsi PKn bertumpu pada kemampuan dasarkewarganegaraan (Civic
Competence) untuk semua jenjang.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalas dan
tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada
nilai-nilai dan prinsif-prinsif dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Pembelajaran
PKn dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual
yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki potensi dan efektifitas
dalam berprestasi.
Suryadi dan Sumardi (2000) mengemukakan bahwa untuk mengkonsepsi
pendidikan kewarganegaraan dengan paradigmanya yang baru., konsep Negara
dapat didekati dari sudud pandang sistem. Negara adalah suatu bentuk khusus dari
tata kehidupan sosial yang dibangun dari sejumlah kmponen dasar di dalam suatu
system yang integral.
Komponen-komponen dasar system tata kehidupan bernegara terdiri dari sistem
personal, sistem kelembagaaan, sistem normatif, sistem wilayah, dan sistem
idiologi sebagai faktor intergrative bagi seluruh komponen.
F. Kerangka Pikir
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitanya dengan kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh seorang guru. Model pembelajaran yang digunakan tentu
akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui semester ganjil,
ternyata dengan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada guru hasil belajar
15
siswa atau 25%. Rendahnya pencapaian nilai ini menjadi indikasi bahwa
pembelajaran yang dilakukan belum efektif. Dari uraian diatas, dengan demikian
gambaran kerangka pikir penelitian ini adalah:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Tindakan Kelas
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesi tindakan dalam penelitian ini adalah: jika model pembelajaran tipe
STAD diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka
terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Sri
Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran
2013/2014. Kondisi Awal Kondisi Akhir Tindakan Dalam Kelas Guru belum menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD Diduga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD aktivitas dan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Sri Basuki Kecamatan Negeri Besar Kabupaten Way Kanan dapat meningkat Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD
Siklus I guru
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa aktif diskusi dalam kelompok Siswa hasil pembelajaraan PKn mayoritas rendah
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom
Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.
Penelitian sendiri merupakan kegiatan untuk mencermati suatu objek dengan
menggunakan metodologi tertentu dan bertujuan untuk memperoleh data yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal. Tindakan adalah suatu tindakan
yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Hopkin (dalam Emzir.
2008: 234).
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
yaitu penelitian yang dilakukan guru ke kelas atau di sekolah tempat dia mengajar
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis
pembelajaran. Arikunto (2010: 135).
Arikunto (2010: 137) konteks pendidikan, PTK merupakan tindakan perbaikan
guru dalam mengorganisasi pembelajaran PKn dengan menggunakan prosedur
17
B. Setting Penelitian
1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sri
Basuki yang berjumlah 20 orang siswa terdiri dari 9 orang putera dan 11 orang
puteri.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki yang beralamat di
Kecamatan Sri basuki Kabupaten Way Kanan. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap, bulan Januari-Maret Tahun Pelajaran 2013/2014.
C.Prosedur Penelitian
Untuk memudahkan penulis di dalam melakukan penelitian, maka penerapan
tindakan dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus dua kali pertemuan. Setiap
pertemuan terdiri dari perencanaan , pelaksanaan, observasi, reflesi.
Arikunto (2010: 137) konteks pendidikan, PTK merupakan tindakan perbaikan
guru dalam mengorganisasi pembelajaran PKn dengan menggunakan prosedur
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun siklus tindakan pada
[image:31.595.133.452.555.729.2]penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar Siklus Penelitian (Arikunto. 2010: 137) Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan Perencanaan
Siklus II Refleksi
Dan Seterusnya
Pengamatan
Perencanaan
18
1. Langkah-langkah Siklus I
a. Perencanaan
- Menentukan jadwal kegiatan pembelajaran, membuat pemetaan, silabus,
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Membuat lembar
observasi.
- Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar
- Membuat skenario pembelajaran menggunakan model kooperatit STAD
- Mempersiapkan sumber bahan dan alat bantu yang dibutuhkan
- Menyusun lembar kerja siswa
- Mengembangkan format evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa
terhadap materi yang disajikan.
- Menyiapkan analisis soal-soal tes
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam
perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam
skenario pembelajaran yang meliputi:
1. Kegiatan awal
a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan
persepsi
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan
dikelas yaitu sistem pemerintahan tingkat desa dan kecamatan.
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
2. Kegiatan inti
19
b. Membentuk kelompok belajar kooperatif STAD, tiap kelompok terdiri
dari 4-5 orang siswa.
c. Membagikan lembar kerja kelompok.
d. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.
e. Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk
mempersentasikan ke depan kelas.
f. Meminta kelompok lain menanggapi demikian seterusnya.
g. Setelah semua kelompok selesai mempersentasikan, siswa diminta
kembali ke tempat duduk masing-masing.
3. Kegiatan akhir
1. Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
2. Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas.
3. Evaluasi
4. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap siswa, saat proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar aktivitas
guru.
d. Refleksi
Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai
temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes
20
1. Langkah-langkah Penelitian Siklus 2
a. Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus 1, peneliti menyusun rancangan tindakan siklus 2
dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus 1. Kegiatan dalam proses
perencanaan meliputi: menyusun Lembar Kerja Siswa yang akan diberikan
kepada siswa saat belajar kelompok, mempersiapkan model pembelajaran
kooperatif STAD.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan.
Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran
yang meliputi:
1. Kegiatan awal
a. Mengawali pembelajaran dengan pendahuluan memberikan motivasi dan
persepsi
Guru menjelaskan sistem pemerintahan kabupaten dan provinsi
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
2. Kegiatan inti
Menjelaskan materi.
Membentuk kelompok belajar kooperatif STADtiap kelompok terdiri dari
4-5 orang siswa.
Membagikan lembar kerja kelompok.
Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal.
Setelah selesai, guru memanggil perwakilan dari kelompok untuk
21
Kelompok yang lain diminta menanggapi
Setelah semua kelompok telah mempersentasikan diskusi, siswa diminta
kembali ke tempat duduk masing-masing.
3. Kegiatan akhir
Guru dan siswa bertanya jawab seputar materi.
Guru memberikan kesimpulan materi yang telah dibahas.
Evaluasi
Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap siswa dan guru saat proses pembelajaran
berlangsung. lembar aktivitas siswa, meliputi (a) memperhatikan penjelasan guru,
(b) bekerja sama dalam kelompok, (c) mempersentasikan hasil diskusi, (d)
menjawab pertanyaan dengan benar.
Refleksi
Membuat kesimpulan setelah proses belajar-mengajar berlangsung, mengenai
temuan di lapangan antara lain: aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil tes siswa,
dan membuat rencana untuk tindak lanjut pada siklus berikutnya.
C. Data Penelitian
Data penelitian adalah data aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran
dan data hasil belajar siswa setelah dilaksanakan penelitian kooperatif tipe STAD.
D. Teknik Pengumpulan Data
22
1. Non Tes
Nontes adalah aktivitas siswa dan kinerja guru selama penelitian dengan memberi
tanda cheklis ( ).
2. Tes
Teknik tes merupakan penilaian dalam bentuk pertanyaan baik lisan, tertulis,
maupun unjuk kerja. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
tertulis. Tes diberikan pada akhir pertemuan setiap siklus dalam bentuk soal tes
formatif.
E.Instrument Penelitian
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan lembar observasi dan perangkat
tes, dan catatan lapangan.
1. Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengamati aktivitas
siswa dan kinerja pada saat penelitian yang diamati observer.
2. Perangkat tes
Instrumen penelitian meliputi aktitivas siswa, kinerja guru dan hasil belajar siswa.
Aktivitas siswa meliputi:
1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa bertanya dan menjawab pertanyaan guru
3. Bekerja sama dengan baik pada saat diskusi
4. Mengerjakan latihan
23
[image:37.595.112.500.138.228.2]Adapun tabel aktivitas siswa sebagai berikut.
Tabel 3.1 Lembar Aktivitas siswa
No Nama Aktivitas Nilai Jumlah
skor
Kategori
1 2 3 4 5
1 A
2 B
3 C
[image:37.595.116.485.279.367.2]Petunjuk: Berilah tanda cheklis sesuai dengan indikator yang muncul
Tabel 3.2 Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
Nomor Skor Kriteria
1 5 Sangat Baik
2 4 Baik
3 3 Cukup
4 2 Kurang
5 1 Sangat Kurang
Tabel 3.3 Lembar Hasil Belajar Siswa
Nomor Nama Nilai keterangan
1 A
2 B
3 C
Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Tabel 3.4 Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru
No Aspek Kinerja Guru Skor Nilai Kreteria
1 Membuka pelajaran
2 Menjelaskan tujuan pembelajaran
3 Memberikan apersepsi
4 Menjelaskan prosedur pembelajaran
5 Membentuk kelompok diskusi
6 Mengelola kelas
7 Membina kerjasama antar peserta didik
8 Memberi motivasi
9 Membimbing dan memfasilitasi
[image:37.595.121.483.417.535.2] [image:37.595.120.512.572.747.2]24
11 Mendorong peserta didik untuk bertanya
12 Mendorong peserta didik mengemukakan
pendapat
13 Menutup pelajaran
[image:38.595.117.511.86.239.2]Jumlah Nilai
Tabel 3.4 PenilaianInstrumen Penilaian Kinerja Guru
No Nilai Keterangan
1 10 Kurang
2 20 Cukup
3 30 Baik
4 40 Sangat Baik
F. Teknik Analisis Data
Secara garis besar metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu metode kualitatif
dan kuantitatif. (Arikunto, 2010: 20)
1. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diujudkan dalam kata keadaan atau sifat. Data
kualitatif digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru selama
penelitian. (Suryanto, 2008: 5.3). Penilaian Aktivitas Siswa dan guru dinyatakan
dengan rumus:
Jumlah skor Perolehan
AS= X 100
Skor Maksimal
Tabel 3.5 Penilaian Aktivitas Siswa
No Nilai Jumlah Skor Kategori
1 76 40 Sangat Baik
2 51-75 30 Baik
3 26-50 20 Cukup
4 0-25 10 Kurang
[image:38.595.115.507.634.708.2]25
KG= X 100
Skor Maksimal
Tabel 3.6 Penilaian Hasil Belajar Siswa
Rentang Nilai Keterangan
81-100 Tuntas
66-80 Tuntas
[image:39.595.112.506.254.337.2]51-65 Tidak Tuntas
Tabel 3.7 Penilaian Kinerja Guru
No Nilai Jumlah Skor Kategori
1 76 40 Sangat Baik
2 51-75 30 Baik
3 26-50 20 Cukup
4 0-25 10 Kurang
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diambil atau dikumpulkan berupa angka-angka
yang kemudian akan diolah menggunakan rumus. (Suryanto, 2008: 5.4). Tes yang
diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus:
Jumlah Jawaban Benar
NS= X 100
Jumlah Soal
G. Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan didasarkan kepada pencapaian kemampuan peserta didik
untuk membangun pengetahuan yang difasilitasi guru. Pembelajaran dalam
penelitian ini berhasil jika.
a. Persentase aktivitas siswa minimal 80%.
b. Jumlah siswa yang tuntas sekurang-kurangnya 75% dengan rata-rata nilai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalaha sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sri Basuki Kecamatan
Negeri Besar Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini
terlihat dari skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-1 69,2
dan pada pertemuan ke-2 skor rata-rata meningkat menjadi 76 atau naik 6,8
poin. Pada siklus II pertemuan pertama skor rata-rata 80,8, pada siklus II
pertemuan ke-2 skor rata-rata meningkat menjadi 85 atau meningkat 4,2
poin.
2. Hasil belajar PKn siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu
maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar PKn pada siklus I
46
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajaran siswa.
3. Bagi Sekolah
Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran
supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.
4. Bagi Peneliti
Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan
DAFTAR PUSTAKA
Andesanjaya. 2011. Model-model Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Reneka Cipta. Yogyakarta
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, Rineke Cipta Jakarta, 1999
Dimyadi, Mudjiono. 1999, Belajar dan Pembelajaran, Rineke Cipta Jakarta
Eggen, P. D. and Kauchak, D.P. 1993. Learning and Teaching. 2nd ed. Needham Heighr, Massachussets: All and Bacon.
Emzir. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.Jakarta
M. Mulyono, Anton. 2001. Aktivitas dan Interaksi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta
Poerwadinata. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka. Jakarta
Rochman, Natawijaya. 2005. Pengertian aktivitas Belajar. Bumi Aksara. Jakarta
Rusman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta
Sardiman, A.M. 2003. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar. http:hasil-belajar-psikologi.com di download tanggal 10 Februari 2014.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktr yang Mempengaruhi. Rineke Cipta Jakarta
Slavin, R, E. 1995. Educational Psychology Theory, Research, and Practise, Fifth Edition. Massachusetts: Allyn an Bacon Publishers.
Subroto, Suryo. 2004. Belajar dan Pembelajaran, Rineke Cipta. Jakarta
Sudjana. 2005. Metode Belajar. Tarsito Bandung
Trianto. 2010, Model-model Pembelajaran, Jakarta
Trinandita, Tukiran. 1984. Belajar dan Pembelajaran, Rineke Cipta Jakarta
Udin, Syaefuddin, Saud. 2006. Pembelajaran Terpadu, Bandung
Winataputra, U.S. 2007, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta, Universitas Terbuka.