• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PERSAINGAN USAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA INDUSTRI GENTENG PRESS DI KABUPATEN PRINGSEWU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PERSAINGAN USAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA INDUSTRI GENTENG PRESS DI KABUPATEN PRINGSEWU"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF THE BUSINESS COMPETITION LEVEL AND ITS EFFECT ON THE PERFORMANCE OF INDUSTRY PRESS IN TILE

PRINGSEWU COUNTY BY

ARIEF BUERO HARIANJA

The Pringgsewu county that lies between the Pesawaran and Tanggamus county has potential industries which one of them is press roof tile industry. The high rate of population growth makes the need for housing is increasing. This makes the demand for building materials has increased. roof Tile as one of the main material for building the settlement gets the positive impact of the increasing demand for these settlements so the demand for roof tile is increasing and it makes the development of that area is increasing also. This study is aimed to know the level of competition and performance and also to determine whether the level of competition affects the company's performance in the press roof tile industry in pringsewu county. The sampling technique of this study is determined by using non-probability sampling method and purposive method. By using non-probability sampling method and using purposive sampling method, the sample size in this study is determined by using Slovin formula. The Reason for using this formula is to obtain a representative and right sample or closer to the existing population. The analytical method used is the calculation of market share, the Herfindahl Index, the profitability and correlation index.

Based on the calculation of market share and the Herfindahl Index show the level of competition at the press roof tile industry is monopolistic competition, whereas the profitability index calculation shows good profitability because most of craftsmen are able to get the profit with the average index of profitability of the company to 50%. The Result shows that the business competition level has the close and positive correlation to the company's performance as much as 0,635

(2)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT PERSAINGAN USAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA INDUSTRI GENTENG PRESS

DI KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

ARIEF BUERO HARIANJA

Kabupaten Pringsewu yang terletak di antara Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Tanggamus memiliki potensi industri salah satunya industri genteng press.Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan akan pemukiman semakin meningkat. Hal ini yang membuat permintaan akan bahan bangunan mengalami peningkatan. Genteng sebagai salah satu bahan pokok dalam pembuatan sebuah pemukiman mendapat dampak positif dari adanya peningkatan permintaan pemukiman tersebut sehingga permintaan akan genteng mengalami peningkatan dan kemajuan di beberapa daerah. Tujuan penelitian mengetahui tingkat persaingan dan kinerja serta mengetahui apakah tingkat persaingan usaha berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu. Teknik pengambilan sampel penelitian ini, ditentukan dengan metode non probability sampling dan menggunakan metode purposive. dengan metode non probability sampling dan menggunakan metode purposive, besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan rumus Slovin. Alasan menggunakan rumus tersebut adalah untuk mendapatkan sampel yang representatif dan lebih pasti atau mendekati populasi yang ada. Metode analisis yang digunakan yaitu perhitungan pangsa pasar, indeks herfindahl, indeks profitabilitas dan korelasi.

Berdasarkan hasil perhitungan pangsa pasar dan indeks herfindahl menunjukkan tingkat persaingan pada industri genteng press adalah persaingan monopolistik, sedangkan perhitungan indeks profitabilitas menunjukkan baik karena sebagian besar pengrajin mampu menghasilkan keuntungan dengan rata - rata indeks profitabilitas perusahaan 50 %. Hasil korelasi ( hubungan ) tingkat persaingan usaha mempunyai hubungan erat dan positif antara tingkat persaingan dengan kinerja perusahaan sebesar 0,635.

(3)

ANALISIS TINGKAT PERSAINGAN USAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA INDUSTRI GENTENG PRESS

DI KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh

ARIEF BUERO HARIANJA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI

pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ANALISIS TINGKAT PERSAINGAN USAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA INDUSTRI GENTENG PRESS

DI KABUPATEN PRINGSEWU

Skripsi

Oleh

Nama : ARIEF BUERO HARIANJA

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Kerangka Pemikiran ... 10

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Kerangka Pemikiran ... 9

F. Hipotesis ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Industri ... 12

2. Struktur Pasar dan Tingkat Persaingan ... 14

2.1 Struktur Pasar ... 14

2.1.1 Persaingan Sempurna ... 16

2.1.2 Oligopoli ... 17

2.1.3 Monopoli ... 18

(7)

ii

2.2 Tingkat Persaingan ... 20

3. Perilaku Industri ... 21

4. Kinerja ( Performance ) ... 22

5. Pendekatan Struktur-Perilaku-Kinerja dan Pola Hubungan ... 23

5.1 Pengertian ... 23

5.2 Pola Hubungan ... 24

B. Alat Pengukuran 1. Pangsa Pasar ... 25

2. Indeks Herfindahl ... 26

3. Indeks Profitabilitas ... 26

C. Penelitian Terdahulu 1. Tabel Penelitian Terdahulu ... 28

III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 32

B. Penarikan Sampel ... 32

C. Objek Penelitian ... 33

D. Metode Analisis ... 34

E. Gambaran Umum ... 37

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Perhitungan 1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 40

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 41

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 41

B. Pembahasan Hasil Perhitungan 1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 41

2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 44

(8)

iii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan ... 48 2. Saran ... 49

VI. DAFTAR PUSTAKA

(9)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Daftar Kuisioner Penelitian ... L1 2. Nilai Penjualan, Tenaga Kerja, dan Jumlah Produksi Perusahaan

Genteng Press di Kabupaten Pringsewu ... L2 3. Perhitungan Konsentrasi Perusahaan Menggunakan Indeks Herfindahl Pada Industri Genteng Press Di Kabupaten Pringsewu ... L3 4. Hasil Perhitungan Pangsa Pasar Pada Industri Genteng Press Di Kabupaten Pringsewu... L4 5. Hasil Perhitungan Indeks Profitabilitas Pada Industri Genteng Press

Di Kabupaten Pringsewu... L5 6. Pangsa Pasar dan Indeks Profitabilitas Pada Industri Genteng Di Kabupaten Pringsewu... L6

(10)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. PDRB ADHK 2000 Provinsi Lampung Dengan Kabupaten Pringsewu

Dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Dengan

Kabupaten Pringsewu dari Tahun 2009 – 2013... 5 2. Perkembangan Industri , Tenaga Kerja, Nilai Produksi Industri Kecil

Menengah Kabupaten Pringsewu Tahun 2008 – 2013 ... 6 3. 10 Besar Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Kecil Menengah di

Kabupaten Pringsewu Tahun 2013 ... 7 4. Jumlah Industri Genteng Press dan Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten

(11)
(12)
(13)
(14)

MOTO

" Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan

keberhasilan saat mereka menyerah " (Thomas Alva Edison)

“ Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil

melakukannya dengan baik“ ( Evelyn Underhill )

“ Kegagalan bukan berarti kita tidak mampu yang penting kita telah berbuat untuk mencoba kegagalan, bukan berarti kita telah kehilangan segalanya mungkin belum saatnya kita mendapatkan apa yang kita cari.Tapi kegagalan hanyalah kesuksesan yang tertunda. Kegagalan

bukan berarti Allah mengabaikan kita melainkan Allah punya rencana lain yang lebih indah untuk kita. Karena hidup

adalah perjuangan. Maka setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan dan akhir dari pengorbanan adalah

(15)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Saya persembahkan untuk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai rasa syukur atas karunia-Nya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Untuk Ayah dan Ibu, terimakasih atas doa yang selama ini diberikan untuk kelancaran skripsi ini sampai dengan tahap akhir.

Adik-adiku yang luar biasa, Anisa Grace Weli Harianja, Indra Kurniawan Harianja, terimakasih atas doa dan dukungannya.

Dosen - dosen serta sahabat - sahabat terbaik yang turut memberikan arahan, dukungan, juga doa yang menambahkan semangat atas selesainya skripsi ini.

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Pringsewu pada Tanggal 03 Desember 1993, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Buah hati dari pasangan Bapak Jhon Wesli Harianja S.Pd dan Ibu Ervina Simamora.

Penulis memulai pendidikan formal di TK Fransiskus Gisting pada Tahun 1998, dilanjutkan Sekolah Dasar Negeri (SD) 1 Pringsewu pada Tahun 1999. Kemudian Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius Pringsewu diselesaikan pada Tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pringsewu diselesaikan pada Tahun 2011.

(17)

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Tingkat Persaingan Usaha dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Industri Genteng Press Di Kabupaten Pringsewu ” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.E.P., dan Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E. sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Marselina, S.E., M.P.M selaku Dosen Pembimbing Utama penulis atas kesediaannya membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan

(18)

4. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Kedua yang memberikan waktu, arahan dan tidak menyulitkan setiap proses pengejaan skripsi ini hingga terbentuknya skripsi ini. Terimakasih banyak.

5. Ibu Zulfa Emalia, S.E., M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat bermanfaat.

6. Bapak M.A. Irsan Dalimunthe, S.E selaku Pembimbing Akademik.

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama menuntut ilmu di Universitas Lampung.

8. Orang tuaku tersayang Jhon Wesli Harianja S.Pd dan Ervina Simamora yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan, serta saudara

kangdungku Anisa Grace Weli Harianja dan Indra Kurniawan Harianja atas semangat yang diberikan.

9. Staff dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ibu Hudaiyah, Bang Fery, Bang Ma’ruf, Ibu Yati, Pakde Herianto, serta pegawai lainnya

yang telah banyak membantu kelancaran proses penyelesaian skripsi ini. 10.Sahabat tercinta, teman susah, senang dan segalanya, Ade Septiano

(19)

11.Teman satu bimbingan yang selalu berbagi motivasi, Ade Septiano

Herlambang, Anggi Wahyu Pratama, Antonius Rudi Antoko, Mega Mariska, Suci Yunita.

12.Teman-teman Ekonomi Pembangunan 2011 dan teman-teman konsentrasi ekonomi perencanaan Ayuni Dina Tiara, Deftiana Zerlinda, Devi Evitasari, Gladi Merisa, Ditho Sanjaya, Elza Mellyani ZA, Gita Novianty, Hamid Zukhair, Indah Fajriati, Irma Yunita, M. Adi Fahrizal, M. Dany Bermanu, M. Reza Eka Saputra, M. Syahid Abdullah, M. Rafiq, Mega Mariska, Mustakim, Ridel Prestly Tambunan, Royiv Agmadeni, Sulton Habib, Surnamo, Yessi Novita Putri,dan masih banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

13.Teman – teman kost - kostan elpindo, teman - teman FKMK FEB dan teman – teman UKMK Universitas Lampung terima kasih atas kesempatan,

pengalaman serta kenangan indah kepada penulis.

14.Teman-teman KKN Desa Labuhan Ratu 6, Lampung Timur Januari 2014 yang selalu ada di hati Arif Sobarudin ( Kordes ) lae Anwar Sadat Lubis, Bang Ardiansyah, m’ba Anna Septiana, Aqillah Aliffah Kadir, Ayu Kumala Sari, Andi

Mekar Sari, aulia agristika, Abang yang telah memberikan pengalaman yang

sangat luar biasa.

15.Almamaterku tercinta,Universitas Lampung.

(20)

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, 03 Desember 2015 Penulis,

(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri secara umum adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba. Jenis - jenis industri ada bermacam - macam, misalnya industri perkebunan, industri perikanan, pertambangan dan lain - lain. Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri didefinisikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Menurut Hasibuan ( 2000 ), industri adalah kumpulan dari perusahaan - perusahaan yang menghasilkan barang - barang yang homogen, atau barang - barang yang mempunyai sifat yang saling mengganti sangat erat. Dari segi pembentukan

(22)

2

yang penting dalam usaha pembangunan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Meskipun sampai saat ini pembangunan ekonomi Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian, akan tetapi optimalisasi di sektor pertanian akan tercipta jika

didukung oleh sektor industri yang tangguh pula. Oleh sebab itu sektor industri harus dikelola dan dikembangkan seoptimal mungkin guna tercapainya industri nasional yang tangguh dan dapat diandalkan dalam pembangunan nasional.

Sektor industri merupakan salah satu sektor yang penting dalam usaha pembangunan Indonesia kearah yang lebih baik dewasa ini. Meskipun sampai saat ini pembangunan ekonomi Indonesia masih bergantung pada sektor pertanian, akan tetapi optimalisasi di sektor pertanian akan tercipta jika didukung oleh sektor industri yang tangguh pula. Oleh sebab itu sektor industri harus dikelola dan dikembangkan seoptimal mungkin guna tercapainya industri nasional yang tangguh dan dapat diandalkan dalam pembangunan nasional.

Pembangunan industri berupaya untuk meningkatkan nilai tambah, memperluas kesempatan kerja dan menyediakan barang dan jasa bermutu dengan harga bersaing di pasar dalam maupun luar negeri, meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah dan sektor pembangunan lainnya serta pengembangan kemampuan dalam teknologi. Dalam membangun daya saing yang berkelanjutan, upaya pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki bangsa serta kemampuan untuk

(23)

3

daya produktif, untuk menghasilkan produk innovative yang lebih murah, lebih baik, lebih mudah di dapat dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan permintaan pasar.

Daya saing industri akan tercipta dengan baik apabila terdapat efisiensi dari industri tersebut maka oleh sebab itu efisiensi merupakan faktor yang sangat menentukan bagi penciptaan daya saing. Dan pada akhirnya akan menciptakan suatu kinerja industri yang lebih baik, yang dicerminkan dari tingkat keuntungan dan pertumbuhan industri. Pembangunan industri di Provinsi Lampung merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan daerah secara keseluruhan dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh karena itu, pembangunan industri di daerah ini perlu diberdayakan guna meningkatkan peranan sektor industri terhadap peningkatan pembangunan daerah Lampung.

Pembangunan sektor industri di Provinsi Lampung diarahkan pada peningkatan peranannya terhadap pembentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung. Selain peran tersebut, sektor industri diharapkan lebih berperan dalam usaha menyeimbangkan struktur ekonomi daerah dari agraris menjadi industri. Penyeimbangan industri di daerah Lampung guna memecahkan masalah kesempatan kerja dan kesempatan berusaha serta untuk memperbesar nilai tambah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ( Dwi, 2013 )

(24)

4

mengelola tanah liat sebagai genteng. Genteng merupakan salah satu property yang digunakan dalam pendirian sebuah bangunan sebagai atap pelindung dari panas dan hujan. Genteng tanah liat merupakan jenis genteng yang paling banyak dipergunakan masyarakat dalam pendirian bangunan. Hal ini dikarenakan harganya yang relatif terjangkau, kualitas yang cukup baik, dan juga modelnya yang beraneka ragam. (Andhika, 2011 )

Salah satu sentra industri genteng berkembang di Provinsi Lampung yaitu industri genteng yang berada di Kabupaten Pringsewu. Para pengrajin genteng di daerah ini umumnya mendapatkan keahlian dalam membuat genteng diperoleh secara turun temurun. Proses pembuatan genteng tanah liat tersebut umumnya masih

menggunakan alat - alat produksi yang sederhana, akan tetapi kualitas yang

dihasilkan tetap terjaga baik. Sektor ini dipilih sebagai awal dari pembangunan dan pengembangan industri di Kabupaten Pringsewu dengan melihat kondisi kontur tanah di Kabupaten Pringsewu yang masih memiliki luas lahan yang memadai untuk

(25)

5

Tabel 1. PDRB ADHK 2000 Provinsi Lampung Dengan Kabupaten Pringsewu Dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Dengan

Sumber : BPS Kabupaten Pringsewu, 2014

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pringsewu dari Tahun 2009 sampai Tahun 2013 mengalami pertumbuhan cukup baik dimana pertumbuhan Kabupaten Pringsewu berada di atas pertumbuhan Provinsi Lampung. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu Tahun 2009 sebesar 5,80 % dan pada Tahun 2010 meningkat menjadi 6,60 % serta pada Tahun 2011 meningkat menjadi 6,95 %. Sementara itu dari Tahun 2012 sampai Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu mengalami

(26)

6

Tabel 2. Perkembangan Industri, Tenaga Kerja, Nilai Produksi Industri Kecil Menengah Kabupaten Pringsewu tahun 2008 – 2013

Sumber : Diskoperindag Kabupaten Pringsewu, 2014

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai produksi indutri kecil di Kabupaten Pringsewu mengalami kenaikan dan penurunan. Dari Tahun 2008 sampai Tahun 2010 nilai produksi mengalami peningkatan. Tetapi pada Tahun 2011 dan Tahun 2012 mengalami penurunan dan penurunan nilai produksi industri terbesar pada Tahun 2012 sebesar 11,87 %. Penurunan nilai produksi pada Tahun 2011 dan Tahun 2012 tidak sesuai dengan jumlah unit usaha serta jumlah tenaga kerja yang mengalami peningkatan dari Tahun 2008 sampai Tahun 2013. Penurunan nilai produksi dapat berakibat pada menurunnya keuntungan yang diperoleh para pengusaha sedangkan biaya produksi tidak menurun atau terus meningkat dari tahun ke tahun.

Kemungkinan besar penyebab penurunan nilai produksi industri kecil di Kabupaten Pringsewu adalah belum optimalnya pengusaha dalam penggunaan sumber daya dan faktor – faktor produksi dalam mendukung peningkatan nilai produksi. Tetapi pada

(27)

7

Tabel 3. 10 Besar Unit Usaha Dan Tenaga Kerja Industri Kecil Menengah Di Kabupaten Pringsewu Tahun 2013

No Perusahaan Jumlah

Perusahaan

3 Kerupuk, peyek, emping, kelanting, kripik 241 2.651

4 Tempe dan tahu 188 940

Sumber : Diskoperindag Kabupaten Pringsewu, 2014

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa terdapat 10 jenis usaha yang ada di

Kabupaten Pringsewu dapat menyerap tenaga kerja sebesar 24.490 orang dari 2.424 unit usaha. Industri genteng press berada pada urutan nomor 2 dari 10 jenis industri kecil menengah di Kabupaten Pringsewu Tahun 2014. Industri genteng mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.465 orang.

Tabel 4. Jumlah Industri Genteng Press Dan Jumlah Tenaga Kerja Di Kabupaten Pringsewu dari Tahun 2008 – 2013

Jumlah Pekerja Industri Genteng Press

(28)

8

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah industri genteng press di Kabupaten Pringsewu dari Tahun 2008 sampai Tahun 2013 mengalami kenaikan walaupun semakin banyaknya pesaing industri genteng lain, industri genteng press tetap eksis di karenakan hasil produksi industri genteng press masih banyak diminati khususnya di daerah Kabupaten Pringsewu dan industri genteng press sendiri mampu menyerap sebagian tenaga kerja yang ada di Kabupaten Pringsewu.

B. Perumusan Masalah

Usaha industri genteng press pada dasarnya ikut mempengaruhi dasar dan mekanisme pasar yang akan tercipta. Bertambahnya jumlah perusahaan pada industri genteng mempengaruhi bentuk dan mekanisme pasar yang akan tercipta. Industri ini juga menghadapi persaingan dengan banyaknya perusahaan yang masuk di dalam pasar. Salah satu yang menjadi ukuran baik buruknya kinerja suatu industri adalah dilihat dari laba yang dihasilkan oleh industri tersebut. Kondisi ini dimungkinkan berdampak langsung terhadap produktivitas dan laba perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja industri.

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan dalam tulisan ini adalah :

1. Bagaimana tingkat persaingan pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu ?

2. Bagaimana tingkat kinerja perusahaan industri genteng press di Kabupaten Pringsewu ?

(29)

9

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui tingkat persaingan usaha pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu.

2. Mengetahui kinerja pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu. 3. Mengetahui hubungan antara tingkat persaingan dengan kinerja perusahaan

pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat kelulusan penulis untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Menambah wawasan penulis dalam hal perkembangan industri genteng press di Kabupaten Pringsewu serta digunakan pihak lain untuk referensi dan untuk melengkapi penelitian dalam bidang ekonomi industri.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam lingkup kecil industri dapat dikatakan sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang homogen. Sedangkan dalam lingkup secara luas industri dapat dikatakan sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan jenis barang subsitusi dekat.

(30)

10

pangsa pasar, sedangkan kinerja dilihat dari indeks profitabilitas sehingga dengan mengkorelasikan antara pangsa pasar perusahaan dan indeks profitabilitas dapat diketahui bagaimana hubungan antara tingkat persaingan dan kinerja usaha. Adapun kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1

Gambar 1 Kerangka Pemikiran F. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka pemikiran maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu :

1. Diduga tingkat persaingan yang terjadi pada industri genteng press di Kabupaten Pringsewu adalah Monopolistik.

Tingkat Persaingan 1. Konsentrasi Pasar :

- Indeks Herfindal 2. Pangsa Pasar

Kinerja Usaha

1. Indeks Profitabilitas Industri Pengolahan

(31)

11

2. Diduga profitabilitas industri genteng press yang baik sehingga kinerjanya baik.

3. Diduga ada hubungan erat dan positif antara tingkat persaingan dengan kinerja perusahaan.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disajikan dalam lima bab : I. Pendahuluan

Berisi pendahuluan yang memberikan gambaran mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian dan hipotesis.

II. Tinjauan Pustaka

Merupakan bab yang berisi tinjauan teoritik dan tinjauan empirik.

III. Metode Penelitian

Berisi metode penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian dan sumber data, daerah penelitian, alat analisis, dan gambaran umum objek penelitian.

IV. Hasil penelitian dan Pembahasan

Merupakan bab yang berisi analisis pembahasan hasil penelitian.

V. Simpulan dan Saran

(32)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaaan industri. Kelompok industri adalah bagian – bagian utama kegiatan industri, yaitu kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri besar, kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil.

Sedangkan pengelompokkan industri merupakan bagian dari suatu kelompok industri yang mempunyai ciri umum sama dalam proses produksi ( Undang –

Undang RI No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian ).

(33)

13

sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sedangkan secara makro dapat membentuk pendapatan. ( Hasibuan,2000 )

Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat - alat di bidang pengolahan hasil - hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha - usaha mencukupi

kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik menurut ( Wikipedia Bahasa Indonesia,2012 ).

Menurut Tim Koordinasi Kawasan Industri Departemen Perindustrian RI (2012), tujuan utama pembangunan dan pengusahaan kawasan industri adalah untuk memberikan kemudahan bagi para investor sektor industri untuk

(34)

14

Menurut Badan Pusat Statistik ( 2012 ), mengelompokkan besar atau kecilnya suatu industri berdasarkan pada banyaknya jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Dalam hal ini sektor industri pengolahan dibagi menjadi empat kelompok industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu :

1) Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. 2) Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20 – 99 orang. 3) Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5 – 19 orang. 4) Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1 – 4

orang.

2. Struktur Pasar dan Tingkat Persaingan Industri 2.1 Struktur Pasar

Menurut UU Nomor 5 Tahun 1999, struktur pasar didefinisikan sebagai suatu keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek - aspek yang

memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku usaha dan kinerja pasar. Aspek - aspek tersebut antara lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi, dan penguasaan pangsa pasar.

(35)

15

bahwa pasar adalah kontak ratusan atau ribuan perusahaan dalam suatu

industri yang melakukan transaksi dalam suatu waktu, sedangkan secara nyata yang dapat dilihat pada suatu lokasi adalah terjadinya transaksi jual beli.

Pakar ekonomi mengklasifikasi pasar dengan memfokuskan keadaan jumlah perusahaan dalam industri. Struktur pasar sangatlah penting, struktur pasar menjadi ukuran penting untuk melihat perilaku dan kinerja industri, karena secara strategis dapat mempengaruhi kondisi persaingan serta tingkat harga barang dan jasa. Dengan demikian, pengaruh itu akhirnya sampai pada kesejahteraan manusia. Struktur pasar juga menunjukan atribut pasar yang mempengaruhi sifat proses persaingan.

(36)

16

diantara keduanya. oligopoli adalah jenis pasar dimana perusahaan bukan monopolis dan bukan pula pesaing, tetapi diantara keduanya.

Tabel 5. Jenis Struktur Pasar Industri

Jenis Pasar Kondisi Pasar

Monopoli murni Suatu perusahaan yang memiliki 100 persen dari pangsa pasar

Perusahaan yang dominan Suatu perusahaan yang memiliki 50 – 100 ( persaingan murni ) persen dari pangsa pasar dan tanpa

pesaing yang kuat

Oligopoli Ketat Penggabungan empat perusahaan terkemukan yang memiliki pangsa pasar 60 - 100 persen, kesepakatan di antara mereka untuk menetapkan harga relatif Muda

Oligopoli Longgar Penggabungan empat perusahaan

terkemukan yang memiliki 40 persen atau kurang dari pangsa pasar, kesempatan mereka untuk mendapatkan harga sebenarnya tidak mungkin

Persaingan Monopolistik Banyak pesaing yang efektif, tidak satu pun yang memiliki lebih dari 10 persen pangsa Pasar

Persaingan Murni Lebih dari 50 pesaing dimana tidak satu pun yang memiliki pangsa pasar

Sumber : Kirana, 2001

2.1.1 Persaingan Sempurna

Struktur pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena sistem pasar ini dianggap struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan produksi barang atau jasa yang tinggi efisiensinya. Pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, setiap penjual atau pembeli tidak dapat

(37)

17

Kuncoro ( 2007 ), mengatakan industri yang bersaing sempurna adalah industri yang mengikuti asumsi – asumsi berikut :

1) Terdapat sejumlah perusahaan yang masing – masing memproduksi produk yang homogen.

2) Setiap perusahaan berusaha memaksimumkan laba.

3) Setiap perusahaan adalah pengambil harga, diasumsikan bahwa tindakan setiap perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga pasar. 4) Harga diasumsikan diketahui oleh semua peserta pasar informasi

adalah sempurna.

5) Transaksi tidak memerlukan biaya, pembeli dan penjual tidak mengeluarkan biaya dalam melakukan pertukaran.

2.1.2 Oligopoli

Pasar oligopoli, masing-masing perusahaan memproduksi dan menjual produk yang serupa atau hampir serupa. Contoh : produk batu baterai, pasta gigi, sabun mandi, air minum mineral, sepeda motor, accu, dan ban mobil/sepeda motor. Strategi yang biasa ditempuh oleh perusahaan - perusahaan oligopoli dalam menguasai dan menarik konsumen adalah dengan membuat model serta memberikan merek tertentu pada produk yang dijual. ( Hasibuan,2000 )

Ciri - ciri pasar oligopoli

a) hanya ada beberapa perusahaan yang mendominasi pasar. b) barang yang dihasilkan atau dijual bersifat sama.

(38)

18

2.1.3 Monopoli

Struktur pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana pasar hanya ada satu produsen/penjual saja di dalam pasar, dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat (close substitution). Contohnya seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN),

perusahaan Kereta Api (PT. KAI), dan lain sebagainya. ( Hasibuan,2000 )

Ciri-ciri pasar monopoli : a) hanya ada satu penjual.

b) pembeli tidak punya pilihan lain dalam membeli barang.

c) tidak ada perusahaan yang dapat membuat barang substitusi yang sempurna.

d) harga ditentukan oleh perusahaan.

2.1.4 Monopolistik

(39)

19

Pada pasar persaingan monopolistik terdapat ciri - ciri berikut ini : a) Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.

b) Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.

c) Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual akan menguasai pasar.

d) Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.

e) Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.

f) Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.

Pada dasarnya struktur pasar monopolistik adalah sejumlah besar perusahaan yang menghasilkan produk terdeferensiasi. Dalam struktur pasar ini

mengandung persaingan sempurna karena terdapat banyak penjual dan tidak ada satu pun yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Perbedaan antara pasar monopolistik dan pasar persaingan sempurna, terletak pada diferensiasi produk ( tidak identik ), sementara pada pasar persaingan sempurna produk yang diperjual belikan merupakan barang yang identik dan homogen.

(40)

20

strategi. Menurut pendapat Baye, (2000) : strategi pertama, perusahaan akan mengeluarkan dana untuk mempromosikan produksinya. Strategi dijalankan dengan cara iklan komparatif, yaitu iklan yang di desain untuk menonjolkan perbedaan produk atau merek perusahaan terhadap produk perusahaan lainnya.

Strategi kedua, perusahaan - perusahaan memperkenalkan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ketika perusahaan membangun lini produk yang baru dan menikmati keuntungan jangka pendek, maka akan mengundang banyak perusahaan masuk ke dalam pasar tersebut dan meniru apa yang dilakukan oleh perusahaan yang lebih dahulu masuk pasar.

Akibatnya, dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh perusahaan inovator akan menjadi nol. ( Kuncoro, 2007 )

2.2 Tingkat Persaingan

Suatu perusahaan akan mencari cara untuk mengalahkan pesaingnya untuk meraih keuntungan yang maksimum. Tingkat persaingan suatu industri dapat dilihat dari struktur pasarnya. Dalam menentukan tingkat persaingan seluruh elemen harus dikombinasikan. Tidak ada formula yang sederhana yang dapat digunakan. Dalam tingkat persaingan perusahaan harus menimbang pangsa pasar dari perusahaan terkemuka. Bila sangat tinggi ( di atas 50 % ) dan tidak ada saingan yang berarti, ini menandakan kekuatan pasar perusahaan itu juga besar. Apabila pangsa pasar terbesar berkisar antara 20 – 50 % maka

(41)

21

perusahaan – perusahaan terkemuka mungkin akan menjadi lebih kuat dan kurang dengan adanya perusahaan – perusahaan lain yang disebabkan oleh kondisi free entry. Disamping itu, perilaku harga dan keuntungan perlu dipertimbangkan dalam menilai tingkat persaingan. Perusahaan jika memiliki pangsa pasar terbesar dibawah 20 % dan kombinasi pemusatan 4 perusahaan maka beberapa bentuk persaingan efektif akan muncul meskipun hambatan masuk tinggi tetapi kesepakatan yang dibuat mungkin menemui kegagalan. ( Kirana,2001 )

3. Perilaku Industri

Menurut ( Hasibuan,2000 ) perilaku indutri menganalisis tingkah laku serta penerapan strategis yang digunakan oleh perusahaan dalam suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan mengalahkan pesaingnya. Perilaku industri ini terlihat dalam penentuan harga, promosi, koordinasi kegiatan dalam pasar dan juga dalam kebijakan produk. Perilaku industri terbagi tiga jenis antara lain, perilaku dalam strategis harga, perilaku dalam strategis produk dan perilaku dalam strategis promosi. Dalam perilaku industri dapat dijelaskan mengenai harga dan jumlah yang ditetapkan oleh perusahaan, kolusi dan persaingan yang terjadi antara perusahaan, diskriminasi harga, differensiasi produk, pengeluaran iklan dan promosi serta pengeluaran riset dan

(42)

22

4. Kinerja ( Performance )

Pengertian Kinerja - Variabel kinerja secara umum banyak digunakan dalam judul skripsi, dan umumnya digunakan sebagai variabel dependen (terikat). Pengertian kinerja menurut para ahli banyak ditemukan di buku - buku manajemen, ataupun di internet yang jadi jalan alternatif mencari judul skripsi. Berikut beberapa pengertian kinerja menurut beberapa ahli:

Pengertian kinerja menurut Sulistiyani ( 2003 ), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Sulistiyani (2003), menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang

dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu.

Simamora (1997) mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatan dimana para karyawan mencapai persyaratan - persyaratan pekerjaan. Sedangkan Suprihanto ( dalam Srimulyo,1999 ), mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan

(43)

23

Kinerja sebagai hasil - hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu ( Tika,2006 ).

Menurut Guritno ( 2005 ), kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Tika ( 2006 ), mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. kinerja dalam kaitannya dengan ekonomi memiliki banyak aspek, namun para ekonom biasanya memusatkan hanya pada tiga aspek pokok yaitu efisiensi, kemajuan teknologi dan keseimbangan dalam distribusi. ( Kirana,2001 ).

Kinerja ini secara ekonomi dapat dibagi menjadi tiga yaitu kinerja laba, kinerja efisiensi, dan pertumbuhan. Kinerja industri adalah hasil dari yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri. (Desi,2013)

5. Pendekatan Struktur – Perilaku – Kinerja dan pola hubungan 1. Pengertian

Pendekatan struktur – perilaku – kinerja adalah pendekatan analisis industri

(44)

24

Tujuan dari pengembangan pendekatan ini adalah agar dapat mengidentifikasi struktur pasar yang mencirikan ( characterise ) suatu industri dan

menggunakan model tersebut untuk meramalkan perilaku dan kinerja industri tanpa melakukan analisis empiris lebih lanjut, walau sebenarnya pengaruh dari struktur terhadap kinerja dapat terjadi sebaliknya, dimana kinerja mempengaruhi struktur dan perilaku. ( Kirana,2001)

Hasibuan ( 2000 ), beberapa peubah utama dari struktur pasar, perilaku dan kinerja adalah peubah struktur pasar, jumlah dan ukuran relatif dari

perusahaan, hambatan untuk masuk dan keluar pasar, biaya, elastisitas permintaan, peubah untuk mengukur peranan impor dan struktur pasar luar negeri, kecepatan perubahan teknologi dalam industri, struktur pembeli dari produk bagi pelanggan, dan modal. Peubah kinerja adalah tingkat keuntungan, efisiensi alokasi input, laju pertumbuhan volume penjualan serta inovasi teknologi.

2. Pola Hubungan

(45)

25

B. Alat Pengukuran

1. Pangsa Pasar ( Market Share )

Pangsa pasar sering digunakan sebagai indikator proksi untuk melihat adanya kekuatan pasar dan menjadi indikator seberapa pentingnya suatu perusahaan dalam pasar. Pangsa pasar yang benar biasanya menandakan kekuatan pasar yang besar dalam menghadapi persaingan dan sebaliknya. Pangsa pasar yang besar akan menandakan kekuatan pasar yang besar dan pangsa pasar yang kecil menandakan perusahaan tidak mampu bersaing pada tekanan persaingan ( Kirana,2001 ).

Pangsa pasar menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualannya. Masing-masing perusahaan mempunyai pangsa pasar yang berbeda - beda yaitu antara 0 hingga 100 persen dari total penjualan seluruh pasar. Pangsa pasar suatu industri dapat dirumuskan sebagai berikut:

MSi =

100 S

S

tot

i x

Sumber : Kirana, (2001)

Di mana :

MSi = Pangsa pasar perusahaan i (%)

Si = Penjualan perusahaan i (rupiah)

(46)

26

2. Indeks Herfindahl dan Indeks Herfindahl-Hirschman.

Dalam mengukur konsentrasi industri digunakan Indeks Herfindahl yaitu menjumlahkan kuadrat pangsa pasar semua perusahaan dalam suatu industri, sebagai berikut :

IH = ∑

x

t

2

.

�=�

�=0

Sumber : Hasibuan ( 2000 ) Dimana :

IH = Tingkat kosentrasi dengan pendekatan Indeks Herfindahl n = Jumlah perusahaan genteng press di Kabupaten Pringsewu x = Nilai penjualan barang perusahaan rata – rata perbulan (Rp)

t = Total nilai penjualan barang rata – rata perbulan dalam industri (Rp )

Tabel 6. Kaidah Normatif (Interval) Dalam Penggunaan Indeks Herfindahl.

No Kaidah Normatif (Interval) Struktur Pasar

1 0,0 - 0,199 Pasar Persaingan Monopolistik

2 0,2 - 0,399 Pasar Oligopoli Ketat

3 0,4 - 0,599 Pasar Oligopoli Longgar

4 0,6 - 0,799 Pasar Monopoli

5 0,8 - 1,00 Pasar Monopoli Murni

3. Indeks Profitabilitas

(47)

27

Keterangan :

IP = Indeks Profitabilitas

� = Profitabilitas rata - rata perbulan

C = Biaya total rata - rata perbulan

Kriteria Penilaian Indeks Profitabilitas

∑ Pendapatan dari hasil penjualan Indeks Profitabilitas = --- ∑ Biaya total selama produksi

 Jika IP > 1 : Layak ( diterima )

 Jika IP < 1 : Tidak layak ( ditolak )

Untuk laba profitabilitas formula yang dipakai menurut Sukirno ( 2010 ).

� = �� − ��

TR = Hasil penjualan total yang diterima perusahaan genteng press pada berbagai tingkat produksi.

(48)

28

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 7 Penelitian Terdahulu

Penulis Judul Model yang

Digunakan Tujuan Kesimpulan

(49)
(50)
(51)

31

kelemahan industri tekstil dan pakaian jadi di Provinsi DIY

(52)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Analisis data dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan melihat pengaruh variabel yang saling berhubungan. Data yang digunakan adalah primer dan sekunder, yang diperoleh dari lapangan dan sumber yang terkait.

B. Penarikan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari individu-individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diteliti populasi dalam penelitian ini adalah industri kecil genteng press di Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 493 unit usaha.

(53)

33

Menentukan Sampel

� =

�+��²

di mana :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian (persesi) karena kesalahan pengambilan sampel masih dapat ditorerir.

Diketahui jumlah populasi pengusaha genteng press sebesar 493, e ditetapkan sebesar 10%. Jadi jumlah minimal sampel yang diambil oleh peneliti adalah sebesar :

493

n =--- 1 + (493 x 0,12)

493

n =--- 1 + 4,93

n = 83,136

n = 83 responden

Dalam penelitian populasi berjumlah 493 dan diambil sampel berjumlah 83 responden. Jadi sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 83 pengusaha industri genteng yang menjadi responden.

C. Objek Penelitian

(54)

34

D. Metode Analisis

1. Untuk mengukur tingkat persaingan usaha dilakukan dengan mengunakan Indeks Herfindhal dan market share (pangsa pasar) dengan pengukuran tersebut maka peubah struktur pasar dapat dihubungkan dengan peubah lainnya, dalam hal ini adalah peubah kinerja.

a. Indeks Herfindahl

Indeks Herfindahl adalah ukuran konsentrasi produksi dalam industri yang dihitung sebagai jumlah kuadrat dari pangsa pasar masing – masing perusahaan.

Alat analisis ini bertujuan untuk mengetahui derajat konsentrasi pembeli dari suatu wilayah pasar. Dalam mengukur konsentrasi industri formula yang dipakai oleh Orris C. Herfindhal sebagai berikut :

IH = ∑ xt 2

�=�

�=0

Sumber: Hasibuan, (1994)

Keterangan:

n = Jumlah perusahaan yang terdapat dalam suatu industri. x = Nilai penjualan rata-rata perbulan (Rp).

T = Total nilai penjualan rata-rata perbulan dalam industri (Rp). IH = Indeks Herfindahl.

Tabel 6 Kaidah Normatif (Interval) Dalam Penggunaan Indeks Herfindahl.

No Kaidah Normarif (Interval) Struktur Pasar

1 0,0 - 0,199 Pasar Persaingan Monopolistik

2 0,2 - 0,399 Pasar Oligopoli Ketat

3 0,4 - 0,599 Pasar Oligopoli Longgar

4 0,6 - 0,799 Pasar Monopoli

(55)

35

b. Pengukuran Pangsa Pasar

Pangsa pasar menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualannya. Masing-masing perusahaan mempunyai pangsa pasar yang

berbeda-beda yaitu antara 0 hingga 100 persen dari total penjualan seluruh pasar. Pangsa pasar suatu industri dapat dirumuskan sebagai berikut:

MSi = 100

Si = Penjualan perusahaan i (rupiah)

Stot = Penjualan total seluruh perusahaan (rupiah)

2. Untuk pengukuran kinerja industri menggunakan : Indeks Profitabilitas

�� = �� × %

Keterangan :

� = Profitabilitas rata - rata perbulan yang diperoleh perusahan industri genteng press.

C = Biaya total rata - rata perbulan yang dikeluarkan oleh perusahaan industri genteng press.

Untuk laba profitabilitas formula yang dipakai menurut Sukirno ( 2010 )

� = �� − ��

TR = Hasil penjualan total yang diterima perusahaan genteng press pada berbagai tingkat produksi.

(56)

36

3. Analisis hubungan tingkat persaingan dengan kinerja perusahaan

Untuk menghitung pengukuran hubungan korelasi antara variabel struktur pasar (konsentrasi) dan variable kinerja (profitabilitas rata-rata n perusahaan terbesar).

� = N ∑ XY − ∑ X ∑ Y

√[ N ∑ X2 − ∑ X 2] [ N ∑ Y2 − ∑ Y 2]

Sumber : Surhayadi ( 2009 ) Keterangan:

 r = Koefisien korelasi.  N = Jumlah pengamatan.

 X = Pangsa pasar perusahaan terbesar (persen).

 Y = Kinerja perusahaan dalam industri (persentase profitabilitas perusahaan terbesar).

Kriteria nilai korelasi : -1≤ r ≤ 1

Apabila : r = -1 artinya korelasi negatif tertinggi r = 0 artinya tidak ada korelasi r = 1 artinya korelasi positif

Korelasi negatif Korelasi negative Tidak ada Korelasi positif Korelasi positif sempurna sedang korelasi sedang kuat

Korelasi negatif Korelasi negatif Korelasi negatif Korelasi positif

kuat lemah lemah Kuat

0,0

- 0,5 0,5

(57)

37

E. Gambaran Umum Kabupaten Pringsewu

1. Aspek Geografi

Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus dan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 Tahun 2008 tanggal 26 November 2008 dan diresmikan pada tanggal 3 April 2009 oleh Menteri Dalam Negeri. Secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak diantara 104045’25” - 10508’42” Bujur Timur (BT) dan 508’10”- 5034’27”

Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah dimiliki sekitar 625 km2 atau 62.500 Ha. Secara administratif Kabupaten Pringsewu berbatasan dengan 3 (tiga) wilayah Kabupaten sebagai berikut:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sendang Agung dan Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.

b) Sebelah Timur berbatasan Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Waylima dan Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran.

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulok dan Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus.

d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung dan Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus.

Kabupaten Pringsewu terdiri dari 8 (delapan) wilayah Kecamatan antara lain Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Gading Rejo, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan

(58)

38

2. Aspek Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu dalam kurun waktu lima Tahun terakhir (2007 - 2011) selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Pada Tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu berjumlah 350.422 jiwa dan

kemudian terus mengalami peningkatan hingga menjadi 384.252 jiwa pada Tahun 2011 atau tumbuh sebesar 1,89%. Dengan luas wilayah sebesar 625 Km2,

kepadatan penduduk Kabupaten Pringsewu pada Tahun 2011 sebesar 614,80 jiwa/Km2, meningkat sebesar 5,33% dari Tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan daerah kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung maka kepadatan penduduk di Kabupaten Pringsewu relatif cukup tinggi (peringkat ke-3 Provinsi Lampung), namun masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Kota Bandar Lampung yang berada pada peringkat pertama dan Kota Metro pada peringkat kedua. Ditinjau dari masing-masing Kecamatan, Kecamatan Pringsewu

merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi. Dengan luas wilayah sebesar 53,29 Km2 kepadatan penduduk di Kecamatan Pringsewu hingga mencapai 1.415,07 jiwa/Km2.

3. Ketenagakerjaan

(59)

39

(60)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan Indeks Herfindhal dan uji Market Share menghasilkan bahwa pasar yang terjadi pada 83 industri di Kabupaten Pringsewu merupakan jenis pasar persaingan monopolistik.

2. Kinerja industri genteng press di Kabupaten Pringsewu disimpulkan baik. Berdasarkan perhitungan indeks profitabilitas pada beberapa industri genteng press di Kabupaten Pringsewu diperoleh rata – rata indeks profitabiltas sebesar 53,13. Hal ini berarti kinerja industri genteng press di Kabupaten Pringsewu telah mampu menghasilkan keuntungan dengan rata – rata profitabilitas perusahaan di atas 50 %.

3. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pangsa pasar memiliki hubungan erat dan positif dengan profitabilitas perusahaan, koefisien korelasi pangsa pasar dengan profitabilitas sebesar 0,635. Ini berarti apabila pangsa pasar perusahaan genteng press meningkat maka profitabilitas perusahaan akan

(61)

49

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Melihat kondisi pasar berada pada persaingan monopolistik, maka pengusaha hendaknya melakukan strategi usaha dengan cara :

 Membuat iklan komparatif berupa iklan yang menonjolkan perbedaan produk.

Seperti memberi informasi kepada konsumen bahwa genteng yang ada di perusahaan ini bisa di pesan warna genteng nya sesuai dengan kesukaan konsumen.

2. Pengrajin genteng press di Kabupaten Pringsewu perlu melakukan kegiatan promosi, seperti melalui radio atau koran. Hal ini bertujuan untuk : pertama untuk memperoleh konsumen baru dan yang kedua, untuk mempertahankan konsumen lama agar tidak berpaling ke produsen lain sehingga pengrajin genteng press di Kabupaten Pringsewu dapat meningkatkan kinerjanya.

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Teguh Wuryanto dan Umar, Maruto Basuki,SE., Msi. 2011 Analisis Industri Batik Tulis Di Kelurahan Kalinyamat Wetan Dan Kelurahan Bandung Kota Tegal (Pendekatan Struktur - Perilaku - Kinerja). Jurnal Universitas

Diponegoro.

Andhika, Gallas. 2011. Efisiensi Alokasi Faktor Produksi Dan Hubungannya Dengan Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada Industri Genteng Mantili Di Kecamatan Pringsewu). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pringsewu. Pringsewu Dalam Angka 2014. pringsewu.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012

Bambang Sumarno, simon dan Mudrajad Kuncoro. 2003. Struktur, Kinerja, Dan Kluster Industri Rokok Kretek: Indonesia, 1996-1999. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 2003, XVII (1).

Baye, Michael R, 2003. Managerial Economic and Business Strategy. Edisi Keempat. TheMcGraw-Hill Companies, Inc. New York.

Case, Karl E. dan C,Fair, Edisi Bahasa Indonesia, 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Erlangga. Jakarta

Desi Indrawati, Ayu.2013. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dan Kepuasan Pelanggan Pada Rumah Sakit Swasta Di Kota Denpasar. Fakultas Ekonomi Universita Udayana.

Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pringsewu. Pringsewu Dalam Angka 2014. Pringsewu

(63)

Dwi untari, Tiya. 2013. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kain Perca (studi kasus di Pekon Sukamulya kecamatan Banyumas dan Pekon Siliwangi Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI. Vol 1. No 1. Hal: 63-74.

Hasibuan, Nurimansjah. 2000. Ekonomi Industri, LP3ES. Jakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012

Kartasapoetra, G, dan Kartasapoetra, R.G. 2001. Manajemen Agribisnis. Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Khazanani, Annora dan Drs. Nugroho SBM, MSP. 2011. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor - Faktor Produksi Usaha Tani Cabai Kabupaten

Temanggung (Studi Kasus di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung). Jurnal Universitas Diponegoro

Kirana Jaya, Wihana. 2001. Pengantar Ekonomi Industri :Pendekatan Struktur Prilaku dan Kinerja. BPFE.Yogyakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomika Industri Indonesia. ANDI. Yogyakarta Kurniasari, Panca. 2011. Analisis Efisiensi Dan Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Industri Kecil Kabupaten Kendal (Studi Kasus Pada Industri Kecil Genteng press di Desa Meteseh Kecamatan Boja). Jurnal Universitas Diponegoro

Simamora, Henry, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua.STIE : YKPN Moh As’ad. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Libery.

Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Surhayadi dan Purwanto S.K. 2009. Statistika Untuk Ekonomi Dan Kuangan Modern.Salemba Empat. Jakarta.

(64)

Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Sitorus, Septiana Uly A. S. 2012. Analisis struktur, perilaku, dan kinerja Industri kakao di Indonesia. Jurnal Institut Pertanian Bogor.

Sukirno, Sadono. 2012. Pengantar Teori Mikroekonomi edisi ketiga. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

Suryawati. 2009. Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Industri Tekstil Dan Pakaian Jadi Di Provinsi DIY. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, vol. 20 no. 1, April 2009 hal 35-46, Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIE YKPN, Yogyakarta.

Tim Koordinasi Kawasan Industri Departemen Perindustrian RI. 2012

Umar, Husein, 2007. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Undang – Undang RI No. 5 Tentang Perindustrian. 1984 Undang – Undang No. 5 Struktur Pasar. 1999

Wikipedia Bahasa Indonesia Indonesia. 2012.

Wulandari, Fitri. 2007. “Struktur Dan Kinerja Industri Kertas Dan Pulp Di

Gambar

Tabel  1.   PDRB ADHK 2000 Provinsi Lampung Dengan Kabupaten Pringsewu
Tabel  2.   Perkembangan Industri, Tenaga Kerja, Nilai Produksi Industri
Tabel  4.   Jumlah Industri Genteng Press Dan Jumlah Tenaga Kerja                   Di Kabupaten Pringsewu dari Tahun 2008 – 2013
Tabel 6.  Kaidah Normatif (Interval) Dalam Penggunaan Indeks Herfindahl.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum pekerjaan pondasi dimulai, pelaksana harus melihat langsung kondisi lapangan dimana pekerjaan akan dilaksanakan untuk memastikan apa yang tertuang dalam

[r]

Instead he argued for an “integrating sense of Spanish identity” ( un españolismo integrador ) that would allow him to consider al-Andalus as being fundamentally Spanish

1) Hasil regresi diketahui bahwa nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel artinya secara bersama variabel PDRB, tingkat inflasi dan belanja daerah berpengaruh signifikan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1) Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perceraian terhadap personil Polisi di Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda

tentu sudah sesuai, dari data yang sudah saya berikan sudah dapat dilihat bahwasanya ketaatan pemerintahan Kota Bandar Lampung terhadap penggunaan APBD sudah sesuai

Dalam penelitian ini proses integrasi pendidikan karakter, lingkungan dan soft skills di sekolah dilakukan melalui proses kegiatan pembelajaran Pendidikan agama

155 Gayam dengan adanya kegiatan pelatihan dan pembelajaran tersebut Memasang rambu-rambu jalur evakuasi pada saat terjadi bencana dan sesudah terjadi banana alam tanah