• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PENCAIRAN DANA BELANJA LANGSUNG PADA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSEDUR PENCAIRAN DANA BELANJA LANGSUNG PADA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PROSEDUR PENCAIRAN DANA BELANJA LANGSUNG PADA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG

Oleh Rovi Andrayani

Pejabat pentausahan keuangan (PPK SKPD) pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tidak melakukan pengujian secara langsung atas tagihan pembayaran dalam melaksanakan prosedur pencairan danadan dokumen tidak memenuhi kelengkapan yang telah ditentukan maka pencairan akan mengalami keterlambatan. Dari malasah yang diuraikan penulismencoba membahas “Apakah prosedur pencairan dana belanja langsung pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung sudah sesuai dengan prosedur yang diterapkan?”.

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk mengetahui prosedur kesesuaian pencairan dana belanja langsung pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dengan cara melakukan proses prosedur pencairan dana belanja langung dilaksanakan oleh masing-masing bagian yaitu: Kontraktor/rekanan, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan PPTK, Bendahara Pengeluaran, Pejabat Penatausahaan Keuangan, Kepala SKPD / Pengguna Anggaran, PPKD Selaku Bud Pemda.

(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Krui Pesisir Barat pada tanggal 01 April 1993 sebagai anak

ke lima dari lima bersaudara pasangan Bapak Nahrawi dan Ibu Suryawati. Peneliti

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri I Lemong Pesisir Barat pada

tahun 2005. Peneliti melanjutkan studi di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan

selesai pada tahun 2008, dilanjutkan dengan Madrasah Aliyah Negeri selama 3

tahun, dan selesai pada tahun 2011. Tahun 2011, Peneliti diterima sebagai

mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada tanggal 4

Februari 2014 sampai dengan tanggal 3 April 2014 Peneliti melaksanakan Praktik

Kerja Lapangan (PKL)/Magang di Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Bandar

Lampung sebagai kewajiban yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa Program

Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

(5)

MOTO

Apa yang semua aku lakukan harus mendapat hasil

Belajar dari pengalaman

Berusaha untuk mencapai tujuan

Berdoa untuk mendapat dukungan dari allah swt

Aamiin...

(6)

PERSEMBAHAN

Alhamduliilah dan terima kasih yang tak terhingga serta rasa syukur, terucapkan

kepada Allah SWT, Sang Maha Pemurah, Sang Maha Segalanya yang telah

memberikan cinta dan ridhonya tak terhingga, nikmat yang tak pernah berujung;

terima kasih atas berjuta kesempatan untuk selalu menengok ke atas, melihat ke

langit demi mensyukuri segala nikmat dan cobaan yang penuh dengan pelajaran

yang sangat berharga; terima kasih atas segala pejaman dan ketertundukan dalam

doa yang telah membuat diriku bangga dan bahagia hadir sebagai makhluk-Mu di

dunia ini., kupersembahkan karya ini kepada :

Bapakku Nahrawi dan Ibuku Suryawati yang senantiasa memberikan kasih

sayang, cinta, perhatian, dan doa untuk sebuah keberhasilanku di tanah rantauan;

Kakak-kakakku tercinta Aprida Handayani, Riza Umami, M.Rholis Aswinnur,

(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prosedur ... 6

2.1.1 Pengertian Prosedur ... 6

2.1.2 Manfaat Prosedur ... 7

2.2 Pencairan Dana ... 7

2.2.1 Pengertian Pencairan Dana ... 8

2.2.2 Tujuan Pencairan Dana ... 8

2.3 Anggaran ... 8

2.3.1 Pengertian Anggaran ... 9

2.3.2 Klasifikasi Anggaran... 9

2.3.3 Macam-Macam Anggaran ... 10

2.3.4 Manfaat Anggaran... 10

2.3.5 Tujuan Anggaran... 10

2.3.6 Penentuan Anggaran ... 11

(8)

2.4.2 Macam-macam Anggaran Belanja Langsung ... 12

BAB III METODE PENULISAN 3.1 Sumber Data ... 13

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 13

3.3 Gambaran Umum Dinas ... 14

3.3.1 Sejarah Singkat Dinas Bina Marga Provinsi Lampung .. 14

3.3.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 18

3.3.3 Fungsi Dinas Bina Marga ... 19

3.3.4 Wewenang Dinas Bina Marga ... 20

3.3.5 Ruang Lingkup Dinas Bina Marga ... 23

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Pencairan Dana Belanja Langsung ... 27

4.2 Efek dari Pencairan Dana (akibat dari tidak mengikuti prosedur) . 32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 34

5.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal

apabila penyelenggaraan fungsi pemerintahan dijalankan secara profesional

mengaplikasikan kemampuannya disegala bidang dan dapat diikuti dengan

pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah. Semua

sumber-sumber penerimaan yang melekat pada setiap urusan pemerintahan yang

diserahkan kepada daerah menjadi sumber penerimaan daerah.

Dinas Bina Marga Provinsi Lampung adalah salah satu instansi yang bergerak

dalam bidang pemerintahan daerah yang kegiatannya mempunyai tugas

wewenang dan tanggung jawab dalam bidang pembangunan jalan dan jembatan.

Dinas ini dibawah naungan pemerintah Provinsi Lampung. Dinas ini juga

memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan dan

pemeliharaan nasional dengan meningkatkan potensi dan kemampuan diri dengan

cara meningkatkan penerimaan daerah dari sektor jalan dan pembangunan atau

pemeliharaan jembatan. Dinas Bina Marga Provinsi Lampung memiliki tujuan

untuk meningkatkan kondisi jalan dengan meningkatkan laju pertumbuhan lalu

lintas yang diakibatkan perkembangan atau pertumbuhan ekonomi diwilayah

Provinsi Lampung.

Menurut teori prosedur pencairan dana merupakan pelaksanaan yang dilakukan

(10)

pemerintahan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya untuk

membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pembangunan. Jasa pembangunan

yang belum mencapai standar tertentu untuk mendorong percepatan pembangunan

daerah.

Prosedur pencairan dana pada lembaga pemerintahan dilakukan oleh bagian

keuangan. Bagian keuangan memulai proses pencairan dana belanja langsung

dengan melihat hasil laporan realisasi anggaran dana belanja langsung tahun lalu

yang telah dicapai lembaga pemerintah.

Prosedur pencairan dana belanja langsung pada saat pengajuan dokumen

pencairan dana ada ada dokumen yang tidak memenuhi, dan hanya memenuhi

dokumen, yaitu:

1. Surat pengantar surat perintah membayar(spm)

2. Surat perintah membayar(spm)

3. Surat pengantar surat permintaan pembayaran(spp)

4. Singkasan surat permintaan pembayaran(spp)

5. Bukti kas pengeluaran

6. Berita acara pembayaran

Pencairan dana tidak dapat dicairkan karena tidak sesuai dengan prosedur

pencairan dana yang telah ditetapkan.

Dokumen yang telah diajukan sebelumnya tidak memenuhi prosedur maka

mengakibatkan dokumen akan dikembalikan untuk dimintai kelengkapannya dan

(11)

Prosedur pencairan dana yang telah ditetapkan dan harus dipenuhi adalah sebagai

berikut:

1. Surat pengantar surat perintah membayar(spm)

2. Surat perintah membayar(spm)

3. Surat pernyataan surat perintah membayar(spm)

4. Surat pengantar surat permintaan pembayaran(spp)

5. Singkasan surat permintaan pembayaran(spp)

6. Rincian rencana penggunaan anggaran

7. Bukti kas pengeluaran

8. Berita acara pembayaran

Pencairan dana diperlukan pengendalian yang tepat sesuai dengan prosedur

pencairan dan agar terlaksananya pencapaian tujuan yang dicairkan dana

anggaran, untuk membiayai kegiatan demi terlaksananya pembayaran diperlukan

dalam bagian-bagian yang terlibat dalam melaksanakan prosedur pencairan dana

belanja langsung.

Prosedur pencairan dana belanja langung dilaksanakan oleh masing-masing

bagian yaitu sebagai berikut:

1. Kontraktor/ rekanan

2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

3. Bendahara Pengeluaran

(12)

5. Kepala SKPD / Pengguna Anggaran

6. PPKD selaku Bud Pemda

Latar belakang yang telah dijelaskan oleh penulis mencoba mengamati sejauh

mana kesesuaian antara Prosedur Pencairan Dana Belanja Langsung pada Dinas

Bina Marga Provinsi Lampung dengan ketentuan yang harus segera diproses

kembali yang pada akhirnya Prosedur Pencairan Dana Belanja Langsung telah

mengikuti atau sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Dari kesimpulan penulis mencoba membahas “Apakah prosedur pencairan

dana belanja langsung pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung sudah sesuai dengan prosedur yang diterapkan?”.

1.2Batasan Masalah

Batasan masalah disajikan oleh penulis membatasi masalah hanya pada

pelaksanaan prosedur pencairan dana belanja langsung pada Dinas Bina Marga

Provinsi Lampung tahun 2014 yang dibiayai oleh APBD.

1.3Rumusan Masalah

Anggaran mempunyai fungsi yang sangat penting dalam menjalankan operasional

pemerintahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.secara umum bahwa

permasalahannya adalah “Apakah prosedur pencairan dana belanja langsung pada

Dinas Bina Marga Provinsi Lampung sudah sesuai dengan prosedur yang

(13)

1.4Tujuan Penelitian

1. Mengetahui prosedur pencairan dana belanja langsung yang ditetapkan oleh

Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.

2. Mengetahui apakah pelaksanaan prosedur pencairan dana belanja langsung di

(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Prosedur

Dunia bisnis yang kompetitif, perusahaan memerlukan tipe prosedur yang tidak

hanya untuk mencapai perubahan yang diperkirakan akan terjadi di masa yang

akan datang, namun dapat lebih dari itu. Prosedur merupakan suatu tipe prosedur

yang memiliki pendekatan kedalam dunia bisnis yang demikian. Tipe prosedur

seperti ini memerlukan jangka waktu yang cukup panjang agar dapat mencapai

strategi yang dirumuskan.

2.1.1 Pengertian Prosedur

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan, biasanya melibatkan beberapa orang dalam

suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang(mulyadi,2001:5).

Baridwan, (1994,3) prosedur adalah pekerjaan kerani(clerical), biasanya

melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih. Disusun untuk

menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi”perusahaan” yang

sering terjadi.

(15)

Prosedur sebagai kerangka kerja untuk dapat menyelesaikan setiap masalah

melalui pengambilan keputusan organisasi dan untuk mencapai perubahan yang

baru, maka penerapan prosedur dalam suatu organisasi sangat diharapkan dapat

memberi manfaat untuk keuntungan sebagai berikut (wahyudi,1995:19):

1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju

2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan yang terjadi

3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif

4. Mengedintifikasikan keunggulan komparatif organisasi dalam lingkungan

yang semakin beresiko

5. Memberikan arah jangka panjang yang makin beresiko

6. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan organisasi untuk

mencegah munculnya masalah dimasa mendatang

7. Keterlibatan karyawan dalam penyusunan strategi akan lebih memotifasi

mereka pada tahap pelaksanaanya

8. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi

9. Keengganan untuk berubah dari karyawan dapat dikurangi.

2.2 Pencairan Dana

Pencairan dana merupakan prosedur kegiatan perencanaan yang dilaksanakan

untuk membiayai kegiatan pembangunan jalan . khusus pada daerah tertentu

merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya untuk

membiayai kebutuhan sarana dan prasaran yang belum mencapai standar tertentu

(16)

2.2.1 Pengertian PencairanDana

Pencairan dana adalah pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan diawasi

sendiri sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pada peraturan yang berlaku

mengenai pedoman pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah

2.2.2. Tujuan Pencairan Dana

memberikan petunjuk penyelesaian administrasi pelaksanaan agar dapat sesuai

dengan peraturan yang berlaku

1. meningkatkan kemampuan lembaga pemerintah dalam pelaksanaann

pengendalian pembangunan secara partisipatik sesuai dengan prosedur yang

ada

2. memperkuat kemampuan lembaga pemerintah serta melengkapi sarana dan

prasaran pembangunan

3. membiayai kegiatan guna mendorong percepatan pembangunan

2.3 Anggaran

Setiap Dinas Bina Marga dalam menjalankan tugas nya selalu membutuhkan

anggaran atau kas. Anggaran diperlukan baik untuk membiayai operasi maupun

mengadakan investasi baru dalam penggunaan anggaran. Penentuan

penggunaanya dapat bersifat terus menerus atau kontinyu. Oleh sebab itu proses

pencairan dana merupakan aktivitas utama dari berbagai keuangan, karena

pencairan dana merupakan kegiatan untuk mencairkan sejumlah anggatran belanja

(17)

2.3.1 Pengertian Anggaran

Pengguanaan anggaran dalam kantor sangat penting guna mempelancar Dinas

Bina Marga Provinsi Lampung setiap sehari, untuk itu untuk lebih jelasnya

berikut ini menurut beberapa ahli yaitu:

Nafarin (2004:12) anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

berdasarkan program yang telah disahkan anggaran budget merupakan rencana

tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan

umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Munandar(1994:1) anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis

yang meliputi seluruh kegiatan usaha yang dinyatakan dalam unit (satuan)

moneter dan berlaku untuk jangka waktu(periode tertentu yang akan datang.

2.3.2 Klasifikasi Anggaran

a. Memudahkan proses perumusan sasaran program program yang hendak

dilakukan

b. Memudahkan proses formulasi penerimaan dan pengeluaran secara kuantitatif

c. Memudahkan pelaksanaan anggaran

d. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan

anggaran

e. Memudahkan pelaksanaan analisa ekonomi

f. Memudahkan pemeriksaan terhadap realisasi anggaran

g. Memudahkan pelaksanaan evalusi terhadap pencapaian sasaran-sasaran yang

(18)

2.3.3 Macam-macam Anggaran

Macam-macam anggaran menurut Djamauludin (1982:56) adalah sebagai berikut:

1. Anggaran Operasional

Anggaran ini merupakan laba rugi yang menunjukan apakah perusahaan yang

memperoleh laba rugi clan dari operasinya anggaran dapat dibagi tiga hal

yaitu:

a. Anggaran menurut produk

b. Anggaran laba rugi menurut waktu

c. Anggaran menurut daerah penjualan

2. Anggaran keuangan

Anggaran ini merupakan anggaran neraca yang dapat diperinci menurut

dengan pendukung sebagai berikut:

a. Anggaran penerimaan dan pengeluaran

b. Anggaran piutang

c. Anggaran penambahan modal

d. Anggaran penghapusan

2.3.4 Manfaat Anggaran

Manfaat anggaran yaitu sebagai alat penafsir, alat penentu arah (perencanaan)

dalam menentukan pembiayaan untuk melakukan suatu pekerjaan yang akan

(19)

2.3.5 Tujuan Anggaran

1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan

investasi dana.

2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan

3. Merinci jelas sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga

dapat memudahkan pengawasan

4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat dicapai hasil yang

maksimal

5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran lebih

jelas dan nyata terlihat

6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan

dengan keuangan

2.3.6 Penentuan Anggaran

Anggaran merupakan peranan penting oleh kantor agar terpenuhinya kewajiban

financial sewaktu-waktu. Merupakan inti permanen dari anggaran suatu kantor

dinas berbeda satu sama lain. Dengan demikian seorang kasubag keuangan harus

bisa memperhitungkan dengan cermat dan teliti dalam menentukan besarnya

jumlah kebutuhan anggaran dalam Dina Bina Marga Provinsi Lampung.

2.3.7 Prosedur Anggaran

Suatu pernyataan financial atau kuantitatif yang dipersiapkan sebelum periode

waktu tertentu, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau

lebih ayng dibuat untuk menjamin penanganan secara beragam transaksi

(20)

2.4 Anggaran Belanja Langsung

2.4.1 Pengertian Anggaran Belanja Langsung

Anggaran belanja langsung adalah Anggaran belanja yang dipengaruhi secara

langsung oleh adanya program alat kegiatan yang direncanakan.

2.4.2 Macam-macam Anggaran belanja langsung

Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut kelompok belanja

yang terdiri dari:

1. Belanja pegawai

Belanja pegawai untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan

program clan kegiatan pemerintahan daerah.

2. Belanja barang dan jasa

Belanja barang dan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 huruf b

digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai

manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam

melaksanakan program dan pemerintahan daerah.

3. Belanja Modal

Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang

mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas) bulan untuk diguanakan

dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan

mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap

(21)

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Sumber yang

digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis kualitatif diguanakan untuk memecahkan persoalan yang ada yaitu

membandingkan teori-teori dan faktor-faktor yang berhubungan dengan prosedur

pencairan dana belanja langsung di Dina Bina Marga Provinsi Lampung.

3.2 Metode Pengumpulan data

Teknikoperasional pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah:

1. Penelitian kepustakaan (Library research)

Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan dengan cara mempelajari buku-buku literatur dan karya ilmiah

yang ada kaitannya dalam masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini,

yang akan digunakan sebagai landasan teoritis yang mendukung dalam

pemecahan masalah.

2. Penelitian lapangan penelitian lapangan ini suatu cara mendapatkan data serta

informasi dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian. Penulis menggunakan penelitian lapangan dengan cara:

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

langsung objek penelitian yaitu magang / PKL selama 2 bulan pada Dinas

(22)

b. Wawancara

Wawancara yaitu penelitian dilakukan dengan mengadakan tanya jawab

langsung dari bagian-bagian terkait mengenai prosedur pencairan dana

belanja langsung dan pelaksanaan anggaran yang dilakukan oleh kantor

dinas terkait.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data tertulis berupa catatan mengenai anggaran dari beberapa

bagian yang ada lembaga pemerintahan terutama pada bagian keuangan.

3.3 Gambaran umum Dinas

3.1.1 Sejarah singkat Dinas Bina Marga provinsi Lampung

Dinas Bina Marga Provinsi Lampung berdiri tanggal 11 maret 1967 berdasarkan

surat keputusan gubernur lampung No. PD/145/UP/1967 atas pertimbangan dari

menteri dalam negeri (mendagri).

Surat keputusan gubernur provinsi lampung pada tahun 1971 mengalami

perubahan struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur

NO. 172/UP/71 pada tanggal 25 juni 1971.

Surat keputusan gubernur provinsi lampung pada tahun 1978 tentang perubahan

struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur NO.12

tahun 1978pada tanggal 4 oktober 1978.

Surat keputusan gubernur provinsi lampung pada tahun 1986 mengalami

(23)

NO.G/286/B.IV/HK/87, pada tanggal 10 desember 1987 dari gubernur atas dasar

mendagri No.14/1986 pada tanggal 10 oktober 1986.

Surat keputusan gubernur lampung pada tahun 1989 mengalami perubahan

struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan gubernur

No.G/033/B.IV/HK/89, pada tanggal 28 januari 1989.

Surat keputusan gubernur lampung pada tahun1995 mengalami perubahan

struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan perda No. 06 tahun 1995, pada

tanggal 27 februari 1995.

Surat keputusan gubernur lampung pada tahun 1996 mengalami perubahan

struktur organisasi Dinas Bina Marga dengan surat keputusan mendagri

No.061/3502/Sj pada tanggal 20 desember 1996.

Persetujuan pembentukan 3 (tiga ) Dinas yang semula dinas PU dati I lampung

menjadi:

1. Dinas PU Pengairan Provinsi Lampung dati I Lampung dengan No. 08 tahun

1997 tanggal 16 juni 1997.

2. Dinas PU Bina Marga Provinsi Lampung dengan No. 09 tahun1997 tanggal 16

juni 1997.

3. Dinas PU Cipta karya Provinsi Lampung Dati I Lampung dengan No. 10

tahun 1997 tanggal 16 juni 1997.

Pada tahun 1997 mengalami perubahan struktur organisasi dinas PU Dati I

Provinsi Lampung dengan perda Dati I Lampung No. 09 tahun 1997 tanggal 16

(24)

Perda No. 03 tahun 2001, tentang pembentukan organisasi dan tata kerja Unit

Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) pada dinas-dinas provinsi Lampung. Instansi

berwenang dan mempunyai tugas menangani fasilitas transportasi darat khususnya

untuk jalan dan jembatan yang ada di wiliyah Provinsi atau Kabupaten.

Dimana tugas pokok dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tersebut

ditetapkan dengan peraturan Daerah (perda) No.. 17 tahun 2000 tentang

pembentukan organisasi dan tata kerja usaha Dinas Bina Marga Provinsi

Lampung pasal 49 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :

1. Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan:

a. Sebagian kewenangan rumah tangga provinsi (dekonsentralisasi) dalam

bidang kebinamargaan yang menjadi kewenangannya dan tugas lain

sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh gubernur

b. Tugas dekonsentralisasi dan tugas pembantu yang diberikan oleh

pemerintah kepada Gubernur

2. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksut pada ayat 1 pasal ini,

Dinas Bina Marga Provinsi Lampung mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan, pengaturan, perencanaan, dan penetapan standar

atau pedoman.

b. Penyediaan dukungan atau bantuan untuk kerja sama antar kabupaten atau

kota

c. Peningkatan sarana atau prasarana wilayah yang terdiri atas jembatan dan

(25)

d. Perizinan pembangunan jalan bebas hambatan lintas kabupaten atau kota

e. Pembinaan, pengendaliaan,pengawasan, dan koordinasi

f. Pengelolaan ketatausahaan

Dari bunyi pasal 49 ayat 1 dan 2 tersebut diatas jelas bahwa Dinas

Pekerjaan Umum Provinsi Lampung mempunyai tugas antara lain :

merumuskan kebijaksanaan pengaturan perencanaan, penetapan standar

atau pedoman, penyediaan dukungan atau bantuan, peningkatan sarana,

prasarana dan perizinan pembangunan jalan dan jembatan serta

pembinaan, pengendalian, pengawasan, koordinasi dan pengelolaan

(26)

3.1.2 Struktur organisasi perusahaan

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

BIDANG PEMBANGUNAN

SUB BAGIAN UMUM DAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PERENCANAAN BIDANG PEMELIHARAAN

BIDANG BINA JASA KONSTRUKSI

SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN

SEKSI PEBANGUNAN DAN PENGGANTIAN

SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN

SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENINGKATAN

SEKSI PEMBANGUNAN DAN PENGGANTIAN

SEKSI TATA TEKKNIK PEMBANGUNAN JALAN

DAN

SEKSI JALAN DAN TEKNIK KONSTRUKSI

SEKSI KEMITRAAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(27)

3.1.3 Fungsi Dinas Bina Marga

Dalam melaksanakan tugas pokok Dinas Bina Marga mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan, pengaturan, dan penetapan standar / pedoman.

2. Penetapan kebijakan, pengaturan, dan standar / pedoman.

3. Penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan

pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten / kota

4. Pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan jalan provinsi.

5. Fasilitas penyiapan program pembanguna sarana dan prasarana perkotaan dan

pedesaan di lingkungan Provinsi.

6. Peningkatan kapasitas teknis dan manajemen pelayanan air minum

dilingkungan wilayah provinsi.

7. Fasilitas pengembangan prasarana dan sarana air limbah lintas kabupaten /

kota.

8. Fasilitas penyelenggaraan dan pembiayaan pembangunan prasarana dan saran

persampahan secara nasional di wilayah provinsi.

9. Fasilitas penyelenggaraan pembangunan kawasan saiap bangun dan

lingkungan siap bangun lintas kabupaten Kota.

10.Fasilitas penyelenggaraan penanganan pemukiman kumuh.

11.Pelaksanaan pembangunan dan pengolahan bangunan gedung dan rumah

negara yang menjadi aset pemerintah provinsi.

12.Mengembangkan sistem informasi jasa konstruksi dalam wilayah provinsi

13.Pembinaan, pengadilan, pengawasan dan koordinasi.

(28)

3.1.4 Wewenang Dinas Bina Marga :

1. kepala Dinas

Kepala dinas selaku kepala SKPD (satuan kerja perangkat Daerah). Pengguna

anggaran yang dengan keputusan Gubernur Provinsi Lampung, mempunyai

kewenangan selaku otorisator dan bertanggung jawab sepenuhnya atas

pelaksanaan anggaran (keuangan) dan pelaksanaan fisik sebagai pejabat

pemegang kewenangan pengguna anggaran untuk melaksanakan tugas pokok

dan fungsi SKPD dan dipimpinnya sesuia permendagri No.13 tahun 2006

yang meliputi antara lain :

a. Menyusun RKA-SKPD dan DPA-SKPD serta melakukan tindakan yang

mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja.

b. Menganggkat dan menetapkan pejabat pengendali kegiatan, koordinator

kegiatan, pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK-SKPD), pembantu

bendahara untuk pelaksanaan kegiatan.

c. Melaksanakan anggaran SKPD dan mengawasi pelaksanaan anggaran

SKPD yang dipimpinnya.

d. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan menentukan

pembayaran.

e. Mengadakan ikatan / perjanjian kerja sama dengan pihak lain dengan

batas anggaran yang telah ditetapkan.

f. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggunga jawab SKPD yang

dipimpinnya dan melaksanakan pemungutan penerimaan pajak.

(29)

h. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang

dipimpinnya.

i. Melaksanakan tugas-tugas penggunaan anggaran berdasarkana kuasa

yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

j. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah

melalui sekretaris Daerah

k. Melakukan pemeriksaan kas yang dikelola oleh bendahara pengeluaran

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 bulan dan dituangkan dalam

berita acara pemeriksaan kas.

2. Kepala Sub bagian Keuangan

Kepala sub bagian keuangan melaksanakan tugas membantu kepala dinas

selaku pengguna Anggaran SKPD dalam menyiapkan bahan penyusunan

Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah serta perhitungan anggaran.

Melakukan pembinaan dan bimbingan administrasi keuangan,

perbendaharaan, TP-TGR dan bimbingan pengelolaan tindak lanjut hasil

pemeriksaan. Kepala sub bagian Keuangan Satuan Kerja peraangkat Daerah

(PPK-SKPD) melakukan pengujian terhadap kebenaran secara materil

transaksi, baik yang berakibat penerimaan maupun pengeluaran anggaran

sebelum ditandatangani oleh kepala dinas selaku pengguna Anggaran SKPD

dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu beberapa staf keuangan sesuai

dengan fungsi penugasan dan berkoordinasi dengan kepala Sub bagian

Keuangan serta betanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas selaku

(30)

Kepala Sub Bagian Keuangan sebagai pejabat penata usahaan keuangan

SKPD menyelenggarakan penataan dokumen keuangan dan penyusunan

laporan keuangan / realisasi anggaran berdasarkan DPA-SKPD dengan tugas

sebagai berikut :

a. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang

disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui / disetujui oleh

bendahara PPTK-SKPD.

b. Meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS gaji dan

tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara

pengeluaran.

c. Melakukan verivikasi harian atas penerimaan dan pengeluaran.

d. Menyiapkan SPM untuk ditandatangani oleh kepala SKPD.

e. Melaksanakan kegiatan akuntansi SKPD dan menyiapkan laporan

keuangan SKPD.

3. Bendahara pengeluaran

Bendahara pengeluaran yang menyelenggarakan penata ushaan terhadap

pengeluaran / penggunaan uang yang menjadi tanggunga jawabnya sesuai

dengan peraturan Menteri dalm negeri No.16 tahun 2006 dalam fungsi

bendaharawan yaitu menerima, menyimpan, membayar dan

mempertanggungjawabkan uang untuk belanja daerah dalam rangka

pelaksanaan APBD pada SKPD .

a. Bendahara pengeluaran berdasarkan SPD atau dokumen lain yang

(31)

untuk memperoleh persetujuan melalui PPK-SKPD (SPP-UP,SPP-GU,

SPP-TU, SPP-LS) dan dilengkapi dengan lampiran sesuai dengan

ketentuan.

b. Melakukan pemeriksaan kas yang dilakukan oleh pembantu bendahara

sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3( tiga) bulan dan dituangkan

dalam berita Acara pemeriksaan Kas.

c. Melakukan verivikasi, analisis dan evaluasi atas laporan pertanggung

jawaban pengeluaran terhadap pembantu bendahara.

d. Dalam melaksanakan tugasnya bendahara pengeluaran dibantu oleh

beberapa staf pembantu bendahara yang terdiri dari pembantu bendahara

bagian SDP / SPP, bagian bidang-bidang, bagian penelitian SPJ, bagian

pembukuan, bagian dokumen / arsip dan bagian aevaluasi Laporan.

3.1.5 Ruang Lingkup Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Lakip Dinas Bina Marga provinsi Lampung disusun dengan pertimbangan semua

potensi organisasi yang dimiliki serta kemungkinan pengembangannya dimasa

depan untuk mendukung keberhasilan pembangunan provinsi Lampung.Lakip ini

memproyeksikan hasil yang dicapai oleh Dinas Bina Marga Propinsi Lampung

selama pelaksanaanya di Tahun 2013 yang terdiri dari visi, misi, tujuan, sasaran,

program dan kegiatan.

Visi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Visi merupakan pandangan jauh kedepan yang dapat terukur, kemana dan

bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan

(32)

menantang tentang keadaan masa depan, berisikan cita dan citra yang ingin

diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut,

Visi Dinas Bina Marga Propinsi Lampung adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya jaringan jalan propinsi yang mantap, nyaman, aman dan

efisien untuk mendukung Lampung menjadi provinsi unggulan dan berdaya-saing tinggi”.

Visi tersebut dapat diharapkan dapat mendorong potensi masyarakat Lampung

membangun daerah nya dengan mengikuti pola penataan dan pemanfaatan ruang

yang maksimal, sehingga tercipta keselarasan pembangunan yang sinergi dengan

aktivitas masyarakat.

Misi Dinas Bina Marga Provinsi Lampung

Untuk mencapai yang diinginkan oleh visi tersebut diatas, maka untuk jangka

menengah periode 2010-2014 dirumuskan misi Dinas Bina Marga Propinsi

Lampung yang selanjutnya dijabarkan kedalam bentuk tujuan, sasaran, dan

program yang seterusnya diimplementasikan dalam bentuk kegiatan. Rumusan

misi Dinas Bina Marga Propinsi Lampung juga harus dipertimbangkan

kesesuaiannya dengan misi pembangunan propinsi Lampung. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan perhitungan kontribusi keberhasilan kinerja

dinas terhadap kinerja propinsi dan menghindari adanya kegiatan dinas yang tidak

memberikan kontribusi kepada pencapaian kinerja provinsi.

Berdasarkan pendekatan tersebut di atas, misi Dinas Bina Marga Provinsi

(33)

Misi 1 :

“ Memelihara meningkatkan dan membangun prasarana jalan dan jembatan

untuk melayani kebutuhan masyarakat dibidang prasarana wilayah yang efektif dan efisien.”

Misi 2 :

“Meningkatkan profesionalisme Sumber daya Manusia (SDM) di jajaran

Dinas Bina Marga dalam pengelolaan jalan.”

Misi 3 :

“Meningkatkan tertib pemanfaatan jalan.”

Tujuan Dinas Bina Marga :

1. Meningkatkan kualitas prasarana, sarana, dan SDM (sumber daya manusia)

dijajajaran Dinas Bina Marga.

2. Meningkatkan kondisi jalan provinsi menjadi 80% mantap pada akhir tahun

2014

3. Meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam penggunaan dan pemanfaatan

prasaranan jalan sesuai perundang-undangan yang berlaku.

Sasaran Dinas Bina Marga :

1. Peningkatan kualitas sarana, prasarana, dan SDM melalui penambahan gedung

kantor,pemeliharaan gedung kantor, pendidikan dan pelatihan Formal,

pengadaan Alat-alat Laboratorium, pengadaan suku cadang dan Renovasi

Alat-alat Berat yang dicanangkan dalam 5(lima) tahun.

2. Peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan provinsi dengan target

panjang 775 km atau peningkatan kondisi mantap sebesar 56.91% yang akan

(34)

jembatan baik pemeliharaan berkala (periodik) maupun pemeliharaan rutin

selama 5 (lima) tahun

3. Penanganan jalan Nasional dengan target panjang efektif 621 km atau

peningkatan kondisi mantap sebesar 95% yang akan dicapai dengan

peningkatan jalan dan program pemeliharaan jalan baik pemeliharaan berkala

(periodik) maupun pemeliharaan rutin selama 5 (lima) tahun.

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pejabat pentausahan keuangan (PPK SKPD) pada Dinas Bina Marga Provinsi

Lampung tidak melakukan pengujian secara langsung atas tagihan

pembayaran dalam melaksanakan prosedur pencairan dana.

2. Bendahara tidak teliti dalam menerima laporan dari pejabat penatausaha

keuangan.

5.2Saran

1. Dinas Bina Provinsi Lampung dalam melakukan pengujian secara langsung

atas tagihan pembayaran yang dilakukan oleh pejabat penatausahaan keuangan

(PPK SKPD) harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dalam melakukan proses pencairan dana

harus lebih transaparan melakukan kegiatan terutama dalam pemilihan

rekanan.

3. Hendaknya Dinas Bina Marga Propinsi Lampung dapat lebih cermat dan teliti

dalam menggunakan dan mempertimbangkan nilai manfaat anggaran yang

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2002. Sistem Akuntansi (Penyusunan Prosedur dan Metode). Edisi Kelima, cetakan kedelapan. Penerbit BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Cole W Gerald. 2002. Sistem Akuntansi Zaki Baridwan (Penyusunan Prosedur dan Metode). Edisi Kelima, cetakan kedelapan. Penerbit BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Djamauludin, M. 1982. Sistem Perencanaan dan Pembuatan Program Anggaran. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga Salemba Empat. Yogyakarta.

Munandar, M. 1994. Budgeting: Perancangan Kerja Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edidi Peratama, cetakan ketujuh. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Sugiono. 1999. Statika Untuk Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Bandung.

Universitas Lampung (UNILA). 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jurusan

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Kamis tanggal Tigabelas bulan Juli tahun dua ribu tujuh belas , selaku Pokja Tahap IX BLP Kabupaten Purwakarta berdasarkan Surat Perintah Kepala Bagian

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 07/Ba-Hasil/PNG- Konstruksi/PU-CK/IX/2014 Tanggal 26 September 2014. Rehabilitasi sedang/berat

berlaku dan membawa dokumen-dokumen yang disyaratkan seperti; daftar gaji yang telah diaudit dan/atau bukti setor pajak penghasilan tenaga ahli konsultan yang

paket tercebut diatas, Saudara dimintakan untuk dapat menghadiri acam Pembuktian Kualifikasi menyangkut penawaran paket tersebut , yang akan dilaksanakan pada :.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Bank

(2) Dalam perhitungan modal secara konsolidasi, komponen modal Perusahaan Anak yang dapat diperhitungkan sebagai modal inti, modal pelengkap, dan modal pelengkap tambahan harus

[r]

[r]