BAB III
PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA KANREG VI BKN MEDAN
A. Pengertian Prosedur
Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek
manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian
langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga
dapat tercapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien serta dapat
dengan mudah menyelesaikan suatu masalah yang terperinci menurut waktu yang
telah ditetapkan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan
beberapa pendapat tentang pengertian prosedur, diantaranya pengertian yang
dikemukakan oleh Mulyadi (2008:5) dalam bukunya “Sistem Informasi
Akuntansi”mendefenisikan prosedur sebagai berikut:
“Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam
satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanggungan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secaraberulang-ulang”.
Sedangkan menurut Susanto (2007:263) dalam bukunya “Sistem Informasi
“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara
berulang – ulang dengan cara yang sama”.
Dari beberapa pengertian prosedur diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian prosedur adalah suatu urutan tugas dan pekerjaan yang saling
berhubungan satu sama lain dalam rangka pencapaian tujuan.
Karakteristik Prosedur :
Berikut adalah karakteristik prosedur, diantaranya adalah:
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan suatu organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukkan urutan – urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung
jawab.
5. Menunjukkan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.
6. Adanya suatu pedoman kerja yang harus diikuti oleh anggota–anggota
organisasi.
7. Mencegah terjadinya penyimpangan.
8. Membantu efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja dari suatu unit
organisasi.
Manfaat Prosedur
1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan
dimasa yang akan datang.
2. Mengubah pekerjaan berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas,
sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya
mengerjakan yang seperlunya saja.
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus
dipatuhi oleh seluruh pelaksana.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif
dan efisien.
5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam
pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan terdapat segera diadakan
perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.
B. Pengertian Efektifitas
Pengertian Efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih
tujuan – tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan dari beberapa
pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan
dalam pencapaian tujuan- tujuan yang telah ditentukan. Efektifitas menunjukan
keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil
kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektifitasnya.
Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai
yang menjelaskan bahwa, efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai.
C. Pengertian Pencairan Dana Langsung
Sebelum membahas pengertian pencairan dana langsung,sebaiknya terlebih
dahulu mengetahui tentang pengertian dana. Dalam Governmental Accounting
Standads Board (GASB) yang terdapat dalam buku Siregar (1996), pengertian
dana adalah sebagai berikut:
A fund is a fiscal and accounting entity with a self balancing set of accounts
recording cash and other financial resources, together with all related
liabilities and residual equities or balances, and changes there in, which are
segregated for the purpose of carrying on specific activities or attaining
certain objectives in accordance with special regulations, restrictions, or
limitations.
Dana merupakan kesatuan fiskal (fiscal entity) dan kesatuan akuntansi
(accounting entity), yang terpisah antara satu sama lain. Dana disebut kesatuan
fiskal karena dana memiliki sumber keuangan dan penggunaannya yang telah
ditentukan dalam anggaran, dan dana disebut sebagai kesatuan akuntansi karena
memiliki persamaan akuntansi.
Dalam bukunya Nordiawan dkk (2007), kesatuan dana-dana yang dimiliki
organisasi sektor publik, dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Dana yang bisa dibelanjakan ( Expendable fund )
Adalah dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas yang bersifat
2. Dana yang tidak bisa dibelanjakan ( Non Expendable fund )
Adalah dana yang dipisahkan untuk aktifitas-aktifitas yang bersifat
bisnis dan digunakan sebagai pendukung dari expendable fund.
Pencairan dana langsung adalah proses pencairan dana yang dilakukan oleh
KPPN kepada pihak yang berhak atau rekanan berdasarkan SPM-LS yang
diterbitkan oleh PA/Kuasa PA atas nama pihak yang berhak sesuai bukti
pengeluaran yang sah.Yang termasuk dalam pembayaran/pencairan langsung:
1. Belanja Pegawai
Yang termasuk Belanja Pegawai: gaji dan tunjangan, honor, lembur.
2. Belanja Non Pegawai
Yang termasuk belanja non pegawai: pengadaan barang danjasa,
pembayaran biaya tagihan Langganan daya dan Jasa (Listrik,Telepon
dan Air).
Pengertian-pengertian :
Beberapa pengertian menurut Peraturan Direktur Perbendaharaan Nomor
66/PB/2010 :
a. Bendahara pengeluaran
Bendahara pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN pada kantor satker Kementrian Negara/
b. Pengguna Anggaran
Pengguna Anggaran adalah Menteri/ pimpinan lembaga atau kuasanya
yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian
negara/Lembaga yang bersangkutan.
c. Satuan Kerja (satker)
Satuan Kerja (satker) adalah instansi atau dinas/ badan yang ditetapkan
untuk melaksanakan kegiatan Kementrian Negara/Lembaga terkait.
d. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah suatu dokumen yang
dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran/
Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku
pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada penerbit SPM
berkenaan.
e. Surat Perintah Membayar ( SPM )
Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang
ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau
dokumen lain yang dipersamakan.
f. DIPA
DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuatoleh Menteri/
pimpinan Lembaga atau satker serta disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran dana
atas bebab APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi
pemerintah.
g. Surat Perintah Pencairan Dana
Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat perintah yang diterbitkan
oleh KPPN selaku kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban APBN berdasarkanSPM.
D. Pengertian Anggaran dan Ruang Lingkup Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Anggaran merupakan salah satu alat bantu bagi manajemen dalam
menjalankan fungsinya terutama dalam perencanan dan pengendalian. Nilai suatu
anggaran tergantung pada perencanaan dan pengendalian. Anggaran atau yang
lebih sering disebut dengan “budget” mempunyai defenisi yang beragam, namun
apabila dicermati lebih teliti masing – masing pengertian tersebut mempunyai
pengertian yang sama
Pengertian Anggaran Menurut Munandar (2001:11) defenisi anggaran adalah
”suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku
untuk jangka waktu yang akan datang.”
Anggaran juga dapat diartikan sebagai istilah perencanaan untuk
pengendalian laba menyeluruh dapat didefenisikan secara luas sebagai suatu
anggaran sistematis dan formal untuk perencanaan, pengkoordinasian dan
Menurut Nafarin (2000:11), “anggaran merupakan rencana tertulis mengenai
kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu
tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga
dinyatakan dalam satuan barang maupun jasa”.
Menurut Sofyan (1996:14) “anggaran merupakan suatu pendekatan yang
sistematis dan formal untuk tercapainya pelaksanaan fungsi perencanaan sebagai
alat membantu pelaksanaan tanggung jawab manajemen”.
Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi yang
hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial.
Berdasarkan pernyataan di atas, defenisi anggaran dapat diringkas menjadi:
a. rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja;
b. gambaran strategi pemerintah dalam pengalokasian sumber daya untuk
pembangunan;
c. alat pengendalian;
d. instrumen politik;
e. disusun dalam periode tertentu;
f. perkiraan sumber-sumber yang akan menghasilkan pemasukan serta
seberapa besar pemasukan tersebut.
Akan tetapi, penting untuk diketahui bahwa anggaran bukanlah sebuah
kompas karena tidak seorang pun yang mengetahui sesuatu secara pasti di masa
depan, dan selanjutnya perlu dicari informasi lain yang menggambarkan
kenyataan dari alokasi sumber daya. Dengan kata lain analisis alokasi dan strategi
pembangunan tidak hanya berdasarkan anggaran, tetapi juga harus memperhatikan
Dari beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan diatas dapat
disimpulkan bahwa anggaran merupakan rencana kerja sistematis yang dinilai
dengan uang yang dibuat dalam bentuk angka-angka serta disusun dalam suatu
atau beberapa periode tertentu yang dipakai sebagai alat perencanaan,
pengkoordinasian yang terpadu dan pengendalian tanggung jawab manajemen
melalui proses tertentu.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuagan
tahunan pemerintahan negara yang disetjui oleh Dewan Perwakilan Rakyat,
(Pasal i angka 7, UU No. 17/2003). Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004 tentang
Perbendaharaan Negara , APBN dalam satu tahun Anggaran meliputi:
1. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan.
2. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurangan nilai
kekayaan.
3. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Semua penerimaan dan
pengeluaran negara dilakukan melalui rekening kas umum negara (Pasal
12 ayat (2) UU. No. 1/2004) Tahun anggaran adalah periode pelaksanaan
APBN selama 12 bulan. Sejak tahun 2000, Indonesia menggunakan tahun
kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dri tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember. Sebelumnya, tahun anggaran dimulai tanggal 1
April sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya. Penggunaan tahun
Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No.
17/2003 dan Pasal 11 UU No. 1/ 2004).
Sebagaimana ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UUNo. 17/2003, anggaran
adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai fungsi
akuntabilitas, pengeluaran anggaran hendaknya dapat di pertanggungjawabkan
dengan menunjukkan hasil (result) berupa outcome atau setidaknya output dari
dibelanjakannya dana-dana publik tersebut. Sebagai alat manajemen, sistem
penganggaran selayaknya dapat membantu aktivitas berkelanjutan untuk
memperbaiki efektifitas dan efesiensi program pemerintah. Sedangkan sebagai
instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan
pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam
rangka mencapai tujuan bernegara.
Merujuk Pasal 3 Ayat (4) UU No. 17/2003, APBN mempunyai fungsi
otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi distribusi dan stabilisasi. Fungsi
otorisasi mengandung arti bahwa bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan negara menjadi pedoman untuk menilai
apakah kegiatan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuaan yang telah
ditetapkan.
Fungsi alokasi mengandung arti bahwa Anggaran negara harus diarahkan
untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkat
efesiensi dan efektifitas perekonomian. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa
kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat
E. Prosedur Pencairan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan
Prosedur Pencairan dana langsung sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor Per-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
a. Fungsi Yang terkait
1) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
Pada bagian ini bertanggung jawab membuat SPM untuk kontrak dari
tiap bagian terkait, membuat ringkasan kontrak dan dokumen
pendukung lainnya sebagai bukti persyaratan pencairanan dana serta
meneliti kelengkapan dokumen.
2) Seksi Perbendaharaan
Bagian ini bertanggungjawab melakukan pengujian SPM apakah sesuai
dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Maksimum
Pencairan (MP). Pada bagian ini juga bertanggungjawab mengantarkan
berita acara ke KPPN, memberi tanda tangan atau otorisasi, serta
bertanggungjawab mengarsipkan dokumen – dokumen terkait SP2D.
b. Dokumen yang terkait
1) SPM
2) SPTB (untuk kontrak/SPK dari tiap Bagian)
2) Dokumen pendukung
(i) Resume kontrak/SPK atau Daftar NominatifPerjalanan Dinas.
(iii) Faktur Pajak dan SSP (Surat Setoran Pajak) / rekening koran
dan Fotocopy NPWP
(iv) kwitansi
c. Catatan Akuntansi yang digunakan
1) Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM
Untuk mencatat jumlah SPM yang masuk dan yang dapat diselesaikan.
2) Cek list
Untuk mencata kelengkapan dokumen pendukung dari satuan kerja.
d. Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Subbagian umum menerima SPM dan data pendukungnya dari satuan
kerja daerah dan mengagendakan SPM serta mencatat dalam Daftar
Pengawasan Penyelesaian SPM dan diteruskan kebagian Seksi
perbendaharaan untuk di tindak lanjuti.
Pada tahapan pengagendaan merupakan prosedur awal yang sangat
menentukan kelancaran proses penerbitan SP2D. Kekeliruan/kesalahan
dalam pengagendaan akan berakibat pada seksi lain akan menjadi
terhambat bahkan tidak bisa dilakukan proses selanjutnya. Sehingga alur
pekerjaan menjadi macet.
Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM (DPP) ini merupakan daftar
pengawasan sejauh mana penyelesaian proses SP2D berlangsung dan
berguna memantau apakah masih terdapat/tercecernya SPM yang belum
diproses. Hal tersebut dilakukan karena jumlah dan jenis SPM yang
penyaluran anggaran belanja rutin yang meliputi belanja pegawai dan non
belanja pegawai sangat banyak.
Seksi Perbendaharaan menerima SPM beserta dokumen pedukung
dari Sub Bagian Umum dan melakukan pengujian SPM serta pagu.
Pengujian ini dilaksanakan mencakup pengujian yangbersifat substantif
dan formal.
1) Pengujian Substantif dilakukan untuk:
a) Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum
dalam SPM.
b) Menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub
kegiatan/MAK dalam DIPA yang ditunjuk SPM tersebut.
c) Menguji dokumen segabai dasar penagihan (Ringkasan
kontrak/SPK, Surat Keputusan, Daftar Nominatif
Pejalanan Dinas).
d) Menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB) dari
kepala kantor/satker atau pejabat lain yang ditunjuk
mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran
pelaksanaan pembayaran.
e) Menguji faktur pajak beserta SSP-nya.
2) Pengujian formal dilakukan untuk :
a) Mencocokkan tanda tangan pejabat penandatangan SPM
dengan spesimen tandatangan.
b) Memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam
c) Memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak
boleh terdapat cacat dalam penulisan.
Setelah melakukan pengujian:
a) Jika dokumen lengkap maka dapat diterbitkan SP2D
b) Jika dokumen tidak lengkap dan tidak sesuai prosedur yang
ditetapkan, seksi perbendaharaan dapat menolak menerbitkan
SP2D dan mengembalikan dokumen kepada satker agar di
lengkapi.
Setelah dilakukan pengujian, SP2D dapat diterbitkan dengan cara:
SP2D ditandatangani oleh Seksi Perbendaharaan dan PPK (Pejabat
Pembuat Keputusan).
e. Bagan alir
Berikut ini adalah bagan alir yang menggambarkan jaringan prosedur
Membuat SPM dan dokumen
pendukung
Subbag Tata Usaha dan Rumah Tangga
Mulai
Ket : SPM : Surat Perintah Membayar BAP : Berita Acara Pembayaran SPTB: Surat Pernyataan
Tanggungjawab Belanja BASTP: Berita Acara Serah
Terima Pekerjaan
DPP : Daftar Pengawasan penyelesaian SP2D: Surat Perintah Pencairan Dana NPWP: Nomor Pokok Wajib Pajak BAPP : Berita Acara Pemeriksaan
4 3 5
3
SP2D 1
BASTP BAPP
BAP
NPWP SPM
5 SPTB
SP2D 3
Diserahkan ke KPPN N
Selesai
Gambar 2.1
Prosedur Pencairan Dana langsung Belanja Pegawai (Lanjutan)
Ket : SPM : Surat Perintah Membayar
SPTB :Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja DPP : Daftar Pengawasanpenyelesaian
SP2D : Surat Perintah PencairanDana NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak BAP : Berita Acara Pembayaran
Subbag Tata Usaha dan Rumah Tangga
Ket : SPTB : Surat Penyataan Tanggung Jawab Belanja SSP : Surat Setoran Pajak
RK : Rencana Kerja
SPM : Surat Perintah Membayar BAP : Berita Acara Pembayaran SATKER :SatuanKerja
Gambar 2.2
Seksi Perbendaharaan SSP : Surat Setoran Pajak
RK : Rencana Kerja
SPP : Surat Permintaan Pembayaran SPM :Surat Perintah Membaya SP2D:Surat Perintah Pencairan Dana SATKER: Satuan Kerja
Gambar 2.2
4 3 5 SSP : Surat Setoran Pajak RK : Rencana Kerja
Prosedur Pencairan Dana Langsung Belanja non Pegawai (lanjutan)
f. Keterangan bagan alir
1) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga membuat SPM dari
SATKER beserta dokumen pendukung dan memeriksa kelengkapan
SPM dan dokumennya serta mengisi cheklist kelengkapan berkas
2) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga mengagendakan SPM yang
diterima dan mencatat dalam Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM
dan diserahkan ke seksi Perbendaharaan.
3) Seksi perbendaharaan menerima SPM dan dokumen pendukungnya.
Setelah itu melakukan pengujian SPM dan pagu. Pengujian ini
dilaksanakan mencakup pengujian yang bersifat substantif dan formal.
Pengujian Substantif dilakukan untuk :
1) Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam
SPM.
2) Menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/MAK
dalam DIPA yang ditunjuk SPM tersebut.
3) Menguji dokumen sebagai dasar penagihan (Ringkasan
kontrak/SPK, Surat Keputusan, Daftar Nominatif Perjalanan
Dinas).
4) Menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB) dari kepala
kantor/satker atau pejabat lain yang ditunjuk mengenai
tanggung jawab terhadap kebenaran pelaksanaan pembayaran.
5) Menguji faktur pajak beserta SSP-nya.
Pengujian formal dilakukan untuk :
1) Mencocokkan tanda tangan pejabat penandatangan SPM dengan
spesimen tanda tangan.
2) Memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka
3) Memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh
terdapat cacat dalam penulisan.
Setelah melakukan pengujian :
a) Jika dokumen lengkap maka dapat diterbitkan SP2D
b) Jika dokumen tidak lengkap dan tidak sesuai prosedur yang
ditetapkan, seksi perbendaharaan dapat menolak menerbitkan
SP2D dan mengembalikan dokumen kepada satker agar
dilengkapi.
(i) SPM Belanja Pegawai Non Gaji Induk dikembalikan paling
lambat 3 hari setelah SPM diterima.
(ii) SPM UP/TUP dan LS dikembalikan paling lambat 1 hari
kerja setelah SPM diterima.
Setelah dilakukan pengujian, SP2D dapat diterbitkan dengancara :
(i) SP2D ditanda tangani oleh Seksi Perbendaharaan dan PPK
(Pejabat Pembuat Komitmen).
(ii) SP2D diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga) dan dibubuhi stempel
timbul Seksi Perbendaharaan yang disampaikan kepada:
- Lembar 1 : Kepada KPPN
- Lembar 2 : Kepada penerbit SPM dengan dilampiri SPM
yang telah dibubuhi cap ”Telah diterbitkan SP2D
tanggal....Nomor...”
- Lembar 3 : Sebagai arsip di BKN ( Subbag Perencanaan &
F. Efektifitas Prosedur Pencairan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan
Suatu sistem dikatakan efektif jika suatu target (kualitas, kuantitas dan
waktu) dapat tercapai. Prosedur Pencairan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Langsung di Kanreg VI BKN dikatakan efektif jika pencairan dana dapat
dilakukan 1 (satu) hari berdasarkan pada Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Negara No Per-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, penulis menemukan bahwa:
a. Standar keefektifitasan sistem dan prosedur pencairan dana di Kanreg VI
BKN adalah waktu, bukan dilihat dari kuantitas (jumlah) SPM (Surat
Perintah Membayar) yang dapat diselesaikan atau tidak. Karena berapapun
jumlah yang di masukkan ke KPPN sebelum jam11.00 WIB dapat
diselesaikan dalam waktu 1 hari atau dikatakan efektif.
b. Prosedur pencairan dana Kanreg VI BKN dikatakan sudah efektif. Hal ini
berdasarkan dari penyelesaian SPM ke KPPN dapat dilakukan dalam
jangka waktu 1 hari. Namun karena kesalahan dari satuan kerja dalam
melengkapi dokumen dan penyerahan SPM yang terlambat, sehingga
pelayanan yang harusnya bisa selesai 1 hari menjadi terhambat/ kurang
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan topik penelitian mengenai prosedur
pencairan dana anggaran pendapatan dan belanja di Kanreg VI Badan
Kepegawaian Negara Medan dan setelah peneliti melakukan riset pada
instansi tersebut, maka peneliti memperoleh hasil yang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Prosedur pencairan dana langsung yang digunakan sudah sesuai dengan
Peraturan yang ditetapkan dalam Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor Per 66/PB/2005 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
2. Prosedur pencairan dana anggaran pendapatan dan belanja di Kantor
Regional VI BKN Medan bisa dikatakan efektif. Hal ini dilihat dari
penyelesaian SPM yang dapat dimasukkan ke KPPN dapat dilakukan
dalam jangka waktu 1 hari.
B. Saran
Penelitian tentang prosedur pencairan dana memperoleh hasil atau temuan
yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya Berdasarkan hasil
anngaran pendapatan dan belanja di Kantor Regional VI BKN Medan. Oleh
karena itu penulis memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan
masukan agar dapat berjalan baik. Adapun rekomendasinya adalah adanya
himbauan adanya kerja sama yang baik untuk setiap satuan kerja hendaknya
mengajukan SPM antara jam 07.30 – 11.00 WIB agar proses penyelesaian
SPM dapat diselesaikan dalam satu hari agar tidak ada keterlambatan dalam
proses pencairan dana anggaran pendapatan dan belanja negara yang berarti