ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ICT OLEH SISWA DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DISEKOLAH MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
Tetty Purnama
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi proses belajar mengajar. Hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 masih belum optimal, hal terlihat dari hasil Ujian Tengah Semester Ganjil. Untuk meningkatkan hasil belajar perlu ditingkatkan penggunaan media ICT oleh siswa, pemanfaatan fasilitas belajar disekolah dan motivasi belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan media ICT oleh siswa dan pemanfaatan fasilitas belajar melalui motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 247 siswa dengan sampel 150 siswa yang ditentukan menggunakan rumus Cochran. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan uji regresi linier dengan analisis jalur (path Analysis).
Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
pengaruh langsung Penggunaan Media ICT Oleh Siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014; 5) Ada pengaruh langsung pemanfaatan Fasilitas Belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014; 6) Ada pengaruh Motivasi Belajar siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014; 7) Ada pengaruh Penggunaan Media ICT Oleh Siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui Motivasi Belajar siswakelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014; 8) Ada pengaruh pemanfaatan Fasilitas Belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui Motivasi Belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014; 9) Ada pengaruh Penggunaan Media ICT Oleh Siswa dan pemanfaatan Fasilitas Belajar di sekolah secara bersama-sama terhadap Motivasi Belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014; 10) Ada pengaruh Penggunaan Media ICT Oleh Siswa, pemanfaatan Fasilitas Belajar di sekolah dan Motivasi Belajar siswa secara bersama-sama terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 26 Juli
1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara yaitu adiknya
bernama Holong Marasi Hutabarat. Penulis lahir dari keluarga
Bapak S. Hutabarat dan Ibu N. Situmorang.
Penulis dikenalkan pada pendidikan pertamanya di Sekolah Dasar Negeri 2 Sawah
Brebes tahun 1998 dan menyelesaikannya pada tahun 2004. Pendidikan dilanjutkan
kejenjang berikutnya, yaitu Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 23 Bandar
Lampung pada tahun 2004 dan menyelesaikannya pada tahun 2007. Selanjutnya
penulis mengenyam pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Kristen BPK
Penabur Bandar Lampung pada tahun 2007 dan menyelesaikannya pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada bulan Januari 2013, penulis mengikuti Kuliah Kerja
MOTO
Banyaklah rancangan dihati manusia, tetapi keputusan
TUHANlah yang terlaksana
(Amsal 19:21)
Pertolongan Tuhan tepat dan hebat pada waktunya, hati ku
percaya Tuhan punya rencana
(Tetty Purnama)
Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah
didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di
dalam hati manusia, semua yang disediakan oleh Allah
untuk mereka yang mengasihi Dia
Puji Tuhan,
Dengan penuh rasa syukur dan sukacita, ku persembahkan karya
kecilku ini untuk:
Bapakku S. Hutabarat dan mama ku N. Situmorang
terimakasih untuk kasih sayang, semangat dan doa yang
tidak pernah berhenti kalian berikan selama ini.
Adikku Holong Marasi Hutabarat yang selalu memberikan
semangat serta doa yang selalu kamu berikan selama ini.
Teman teman terbaikku yang selalu memberikan canda tawa
dan semangat selama ini.
✁✂✄ukur sy☎☎ts ✆ ☎✝✄ ✞✟ ✁ ✞☎n✠☎n✡☛☎ ✞☎☞✝ ☎ ☎y✡n t✌l☎ ✞✍✌✎ ✌m✄✆☎r n ✞✄k☎mt ✏
✑✌✒ ✓✡☎rtol n ✏✔☎n✆ ✌✁✔☎ ✞☎m ☎✏ny ✝ ✌✞✄n✡ ✡☎ p✌✄ulns ✔☎✑☎t m✌ny✌l✌☎✄✆ ☎s n skr✄✑✝✄✔✌✓✡ ☎n
✂ ✁✔✁✕ Pengaruh Penggunaan Media ICT Oleh Siswa Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah Melalui Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS
Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2013/2014 ☎yn✡ m✌✁✑☎✆☎r n✝☎☎ ✞l ✝ ☎tu sy☎☎rt untuk m✌m✑✌rol✌✞✡ ✌☎lr ✖☎r✂☎✓☎
✌✓ ✔✄✔✄✆☎n✔✄✗✓✄ ✘ ✌r✝✄☎ts ✙☎mpun✡ ✚
✛☎☎lm✆✌ ✝ ✌mp☎t☎n✄✓✄ p✌nul✄s ✄✓✡✄ mn✌n✡ ✁✜☎✑✆☎n t✌✄r☎✆ ☎✝✄ ✞m ✆ ✌p☎✔☎ ✝ ✌m✁☎ ✑✄ ✞☎k
y
☎✡n t✌l☎ ✞ m✌m✎☎ntu ✑✌✄nuls ✎☎✄k ✔✒✢☎ m☎upun ✔✁✆ ✁✓✡☎n ✔☎☎lm pr✒✝ ✌s
m
✌ny✌l✌✝ ☎✄✆ ☎n skr✄✑✝ ✄✄✓✄ ✚✗ntuk✄tu✑✌✄nuls m✌✓✡✁✜☎✑✆☎n t✌✄r☎✆☎✝ ✄ ✞m ✆ ✌☎✔☎p :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.
4. Bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.
pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak Drs. Tedi Rusman M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Drs. Yon Rizal M.Si., selaku penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
10. Bapak Drs. Irwan Qalbi, M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 23 Bandar
Lampung, terima kasih atas ketersediaannya memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadikan SMP Negeri 23 Bandar Lampung sebagai subjek dalam penelitian skripsi ini.
11. Ibu Neben Iradah, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 23 Bandar Lampung, terima kasih atas bimbingan, bantuan serta informasinya yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian dalam skripsi ini. 12. Siswa-Siswi SMP Negeri 23 Bandar Lampung, terimakasih atas kerjasamanya
kecilku ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan pada kalian.
14. Adik laki-lakiku H. Marasi Hutabarat, terimakasih atas dukungan serta bantuannya, semoga aku bisa menjadi kakak yang baik dan dapat membuatmu bangga.
15. Akak-akakku tersayang, Ana Rinjani (Nay), Levina Rizki N (Mpoh), Riza Marta Z (Mbar), Nurul Amelia(Ameng), Dwi Rahmawati (Ting), Fadhillah Aulia R (Uni), Wulan Setiyowati (Odet) dan Paulus Tendy (Cu). Terimakasih untuk kebersamaan ini, terimakasih untuk semua canda tawa, semangat, dukungan serta doa kalian selama ini :*
16. Rita Sinaga, Agnes Vloide Sinaga, Ratna Situmorang, sepupu terbaik dan tak terlupa, terimakasih atas doa dan dukungan kalian.
17. Hana Eka Sandi Sidabutar teman seperjuanganku, terimakasih untuk semangat dukungan dan kebersamaan kita selama ini.
18. Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan 10; Pemi, Ardi, Kusworo, Dwi Wulan, Wulan O, Asti, Nuy, Ayu Wulan, Makcin, Teteh Nira, Lianti, Eka ning, Reni, Putri, Yuni, Poppy, Mbul Rie, Mbah Sri, Mba Ana, Mba Nuning, Sukma, Encia, Kiki, Leni, Odon, Tia, dan seluruh teman-teman baik dari kelas genap maupun ganjil yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Sukses untuk kita semua
20. Terimakasih untuk Kak Dani, dan Om Herdi yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
21. Untuk kakak tingkat 2007, 2008, 2009 dan adik-adik tingkat 2011, 2012 dan 2013.
22. Terimakasih untuk seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh kata sempuarna, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 26 Mei 2014
HALAMAN JUDUL
G. Ruang lingkup penelitian ... 15
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 17
1. Penggunaan Media pembelajaran ICT ... 17
2. Pemanfaatan Fasilitas Belajar ... 26
3. Motivasi Belajar ... 31
4. Hasil Belajar ... 38
B. Penelitian Yang Relevan ... 41
C. Kerangka Pikir ... 43
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ... 48
B. Populasi dan Sampel ... 49
1. Populasi ... 50
2. Sampel ... 50
3. Teknik pengambilan sampel ... 51
C. Variabel Penelitian ... 52
1. Variabel Bebas (Eksogen) ... 52
2. Variabel Terikat (Endogen) ... 53
D. Definisi Operasional variabel ... 53
E. Teknik Pengumpulan Data ... 57
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 58
1. Uji Validitas Angket... 58
2. Uji Reliabilitas Angket ... 61
G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 64
1. Uji Normalitas ... 64
2. Uji Homogenitas ... 65
H. Uji kelinieran dan Keberartian Regresi ... 66
1. Uji Kelinieran ... 66
2. Uji Multikolinearitas ... 68
3. Uji Autokorelasi ... 68
4. Uji Heteroskedastisitas ... 70
I. Pengujian Hipotesis ... 72
1. Persyaratan Analisis Jalur... 73
2. Langkah-langkah Analisis jalur ... 74
IV. PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 77
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 23 Bandar Lampung ... 77
2. Profil Sekolah ... 77
3. Visi, Misi, Dan Tujuan Sekolah ... 78
4. Sarana dan Prasarana Sekolah ... 80
5. Perpustakaan Sekolah ... 81
6. Keadaan siswa dan guru ... 81
7. Proses belajar-mengajar ... 82
8. Pengaturan Beban Belajar ... 82
9. Struktur Organisasi Sekolah... 84
C. Deskripsi data... 85
1. Data Penggunaan Media ICT oleh siswa (X1)... 86
2. Pemanfaatan fasilitas Belajar di Sekolah (X2)... 87
3. Motivasi Belajar (Y)... 89
4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu ... 91
D. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 94
1. Uji Normalitas ... 94
2. Uji Homogenitas... 96
E. Uji Asumsi Klasik ... 97
1. Uji Linearitas Garis regresi ... 97
2. Uji Multikolinearitas ... 99
3. Uji Autokorelasi ... 100
4. UjiHeterokedastisitas... 101
F. Analisis Data ... 103
G. Pengujian Hipotesis... 113
H. Interpretasi Analisis Statistik ... 123
I. Pembahasan ... 129
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 145
B. Saran ... 149
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Ujian Tengah Semester Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2013/2014 ... 4
2. Penggunaan Media Pembelajaran ICT pada VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 .. 6
3. Pemanfaatan Fasilitas belajar di SMP Negeri 23 Bandar Lampung kelas VIII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 7
4. Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 8
5. Penelitian yang relevan ... 41
6. Data Jumlah Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 50
7. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas ... 52
8 . Indikator Dan Sub Indikator Variabel ... 55
9 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 ... 62
10. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 ... 63
11. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel Y ... 63
12. Fasilitas Fisik yang dipakai SMP N 23 Bandar Lampung ... 80
13. Daftar siswa-siswi SMPN 23 Bandar Lampung ... 81
14. Jadwal Jam Belajar kelas pagi SMP Negeri 23 Bandar Lampung ... 82
15. Jadwal Jam Belajar Kelas Siang SMP Negeri 23 Bandar Lampung 82 16. Beban Belajar Siswa SMP Negeri 23 Bandar Lampung ... 84
17. Distribusi Frekuensi Penggunaan Media ICT oleh siswa (X1), siswa Kelas VIII SMP Neger 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 86
18. Kategori Penggunaan Media ICT oleh siswa (X1), siswa Kelas VIII SMP Neger 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 87 19. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan fasilitas Belajar di Sekolah (X2), siswa Kelas VIII SMP Neger 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 88
20. Kategori Pemanfaatan fasilitas Belajar di Sekolah (X2), Siswa Kelas VIII SMP Neger 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 89
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 90
23. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Z), Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 92
24. Kategori Hasil Belajar (Z), Siswa Kelas VIII SMP Neger 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 92
25. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data ... 95
26. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data ... 96
27. Rekapitulasi Lineraritas Regrresi ... 98
28. Rekapitulasi Hasil Uji Multikolinearitas ... 100
29. Rekapitulasi Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 102
30. Pengaruh Penggunaan Media ICT Oleh Siswa (X1) Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Siswa (X2) Terhadap Motivasi Belajar ... 106
31. Pengaruh penggunaan media ICT oleh siswa (X1), pemanfaatan fasilitas belajar siswa (X2) dan motivasi belajar (Y) terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Z)... 107
Gambar Halaman
1.Kerangka Pikir ... 48
2. Diagram jalur model persamaan struktural X1, X2,dan Y ke Z ... 74
3. Structural 1 ... 74
4. Structural 2 ... 75
5. Model diagram jalur berdasarkan paradigma penelitian ... 103
6. Model Persamaan Dua Jalur... 104
7. Substruktur 1 ... 105
8. Substruktur 2 ... 105
9. Substruktur 1 ... 109
10. Substruktur 2 ... 110
11. Diagram Jalur Lengkap ... 112
12. Pengaruh tidak langsung X1 Terhadap Z melalui Y... 119
I. PENDAHULUAN
Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal yaitu mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembahasan masalah. Adapun hal lain yang akan dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahsan lebih rinci ditunjukkan pada
bagian-bagian berikut ini.
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Pendidikan merupakan satuan pendidikan yang dikelompookkan sesuai dengan sifat dan tujuannya. Jenis pendidikan dalam sistem pendidikan nasional terdiri dari pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan sekolah merupakan jenis pendidikan yang berjenjang, berstruktur, dan
mencakup pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, dan pendidikan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak selalu terikat oleh jenjang dan struktur persekolahan, tetapi dapat berkesinambungan (Ikhsan 2005).
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki peran penting dalam usaha mengembangkan dan membina potensi yang dimilki siswa. Anak sebagai peserta didik menjadi sasaran utama dalam kegiatan pendidikan, di mana mereka diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar.
Hasil belajar sangat penting karena merupakan salah satu tolak ukur penentuan keberhasilan dari proses belajar-mengajar. Bagi seorang guru hasil belajar hasil belajar sebagai tolak ukur keberhasilan guru didalam mengajar. Seorang guru
dikatakan berhasil menjalankan program pembelajarannya apabila separuh atau lebih dari jumlah siswa telah mencapai tujuan konstruksional khusus maupun umum.
Hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda dan untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor yang
SMP Negeri 23 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No.76 Rawa Laut Bandar Lampung. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 23 Bandar Lampung terlihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Untuk itu, hasil belajar siswa SMP Negeri 23 Bandar Lampung harus selalu ditingkatkan guna tercapainya tujuan SMP Negeri 23 Bandar Lampung.
Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari penguasaan materi pelajaran dan hasil belajar siswa yang diperoleh selama mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Hasil belajar siswa beberapa mata pelajaran ada yang memiliki hasil belajar yang rendah yang dipelajari oleh siswa kelas VIII pada semester ganjil, salah satunya adalah mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu. Untuk itu peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung.
Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
No Kelas Nilai Jumlah
siswa
Keterangan
<75 ≥75 Nilai kelulusan
ditentukan sekolah
Sumber: Guru Bidang Studi IPS Terpadu Kelas VIII
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai Semester pada mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 sebanyak 97 siswa dari 247 siswa atau sebanyak 39,27% artinya sebanyak 39,27% siswa yang memperoleh nilai KKM. Sedangkan 150 siswa dari 247 siswa atau sebanyak 60,73% siswa belum mampu mencapai kriteria
ketuntasan minimal.
Keberhasilan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Faktor-faktor intern
a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)
c. Kelelehan
2. Faktor-faktor eksternal
a. Keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan)
b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, tugas standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
c. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, ,assa media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Penelitian ini faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung adalah media pembelajaran ICT. Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih baik.
presentasi, browsing atau mencari artikel bahan pembelajaran melalui jaringan internet dapat membantu guru dan siswa untuk membuka wawasan seluas-luasnya.
Berikut disajikan data mengenai penggunaan media pembelajaran ICT kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang peneliti lakukan melalui observasi dan wawancara pada 30 responden.
Tabel 2. Penggunaan Media Pembelajaran ICT pada VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
No Media ICT Ya Tidak Keterangan
1 Sering menggunakan
laptop dalam proses
2 Suka menggunakan
internet dalam mencari materi
14 16
Sumber : Hasil observasi dan wawancara pada penelitian pendahuluan
Berdasarkan Tabel 2 di atas, dari 30 responden yang sering membawa laptop dalam belajar berjumlah 7 siswa dan yang tidak memanfaatkan laptop sebagai sarana belajar berjumlah 23 siswa. Kemudian dari 30 responden siswa yang suka menggunakan media internet untuk mencari materi sebanyak 14 siswa dan yang tidak menggunakan media internet sebanyak 16 siswa.
Berdasarkan penjelasan tabel 2 di atas, maka dapat diketahui bahwa pemanfaatan media pembelajaran ICT di SMP Negeri 23 Bandar Lampung Siswa Kelas VIII Semester Ganjil Tahun pelajaran 2013/2014 kurang optimal.
Dengan adanya fasilitas belajar yang lengkap yang disediakan sekolah diharapkan akan terjadi perubahan, misalnya siswa akan lebih bersemangat dalam belajar, siswa tidak perlu meminjam ataupun menggantungkan tugasnya pada teman, karena siswa dapat mengerjakan tugasnya sendiri dengan bantuan fasilitas yang telah disediakan. Dengan semangat yang dimiliki siswa, siswa juga dapat memperoleh hasil belajar yang baik.
Hal ini dapat dilihat pada siswa kelas VIII kurang memanfaatkan fasilitas belajar disekolah. Beberapa dari mereka jarang untuk mengujungi perpustakaan sebagai fasilitas belajar mereka. Mereka masih kurang berminat mengunjungi perpustakaan untuk sekedar mencari bahan materi pelajaran. Banyak diantara mereka yang belum memiliki kesadaran terhadap manfaat dari fasilitas belajar yang telah disediakan oleh sekolah bagi mereka. Berikut disajikan data mengenai pemanfaatan fasilitas belajar pada kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang peneliti lakukan melalui observasi dan wawancara pada 30 responden.
Tabel 3. Pemanfaatan Fasilitas belajar di SMP Negeri 23 Bandar Lampung kelas VIII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013
No Perpustakaan Ya Tidak Keterangan
1 Sering berkunjung keperpustakaan untuk belajar
9 21 Banyaknya
siswa yang diamati adalah 30 siswa
Sumber : Hasil observasi dan wawancara pada penelitian pendahuluan
Berdasarkan tabel 3 diatas, dari 30 responden yang sering berkunjung ke
perpustakaan sebagai sarana belajar sebanyak 21 siswa. Berdasarkan penjelasan tabel 3 maka dapat diketahui bahwa pemanfaatan fasilitas belajar di SMP Negeri 23 Bandar Lampung kelas VIII Semester Ganjil Tahun pelajaran 2013/2014 kurang optimal.
Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri siswa. Faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa adalah motivasi belajar. Hal ini dikarenakan motivasi sebagai kekuatan atau energi seseorang yang dapat menimbulkan dorongan dan kekuatan dalam melaksanakan kegiatan seperti dalam proses belajar yang membutuhkan motivasi baik yang bersumber dari dalam diri individual itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Berikut disajikan data mengenai motivasi belajar siswa yang peneliti dapat melalui observasi dan wawancara yang dilaksanakan pada 30 responden.
Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
No. Motivasi Belajar Ya Tidak Keterangan 1 Antusias dalam proses
belajar
Sumber : Hasil observasi dan wawancara pada penelitian pendahuluan
Berdasarkan penjelasan tabel 4 di atas, maka dapat diketahui bahwa motivasi belajar pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 23 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun pelajaran 2013/2014 masih rendah. Hal ini terlihat dari tindakan siswa dalam proses belajar mengajar yang masih kurang optimal sehingga mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh.
Pernyataan ini didukung oleh pendapat Hamalik (2010:158) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan tersebut. Sardiman (2012: 85), bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan didasari oleh adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik terlihat dari hasil belajar siswa yang tinggi pada setiap mata pelajaran. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat
menentukan pencapaian hasil belajarnya.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung kurang memanfaatkan fasilitas belajar disekolah.
2. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung.
3. Kurangnya fasilitas media pembelajaran ICT yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar.
4. Kurangnya partisipasi siswa dalam belajar kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung.
5. Kurangnya kesadaran siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah.
6. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru.
7. Kemampuan guru masih kurang dalam penggunaan media pembelajaran ICT. 8. Suasana pasif dalam kelas membuat siswa kurang terpancing untuk
berkompetisi.
9. Kurangnya pemanfaatan fasilitas sekolah oleh siswa, seperti sarana perpustakaan.
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada penggunaan media ICT oleh siswa (X1), pemanfaatan fasilitas belajar (X2), motivasi belajar (Y), dan hasil belajar (Z) pada mata pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
D.Rumusaan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh penggunaan media ICT oleh siswa terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2013/2014?
3. Apakah ada hubungan penggunaan media ICT oleh siswa dengan pemanfaatan fasilitas belajar disekolah Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
5. Apakah ada pengaruh langsung pemanfaatan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
6. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
7. Apakah ada pengaruh penggunaan media ICT oleh siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
8. Apakah ada pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
9. Apakah ada pengaruh penggunaan media ICT oleh siswa dan pemanfaatan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?
10.Apakah ada pengaruh penggunaan media ICT oleh siswa, pemanfaatan fasilitas belajar dan motivasi belajar secara simultan terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
E.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media ICT oleh siswa terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
3. Untuk mengetahui hubungan penggunaan media ICT oleh siswa dengan pemanfaatan fasilitas belajar disekolah Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
4. Untuk mengetahui pengaruh langsung penggunaan media ICT oleh siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
5. Untuk mengetahui pengaruh langsung pemanfaatan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
6. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
8. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
9. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media ICT oleh siswa dan
pemanfaatan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2013/2014.
10.Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media ICT oleh siswa, pemanfaatan fasilitas belajar dan motivasi belajar secara simultan terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis
1) Bagi penulis, dapat menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah, sehingga tercipta wahana ilmiah.
2) Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai bahan referensi atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.
3) Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi di dalam
2. Secara Praktis 1) Bagi siswa
Sebagai bahan masukan, dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS Terpadu dengan memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sehingga siswa dapat memperbaiki
metode belajarnya. 2) Bagi guru
Memberikan sumbangan inovasi dalam menggunakan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam proses belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Bagi pihak sekolah
Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran agar dapat membantu meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu, yaitu pihak sekolah mengambil kebijakan yang dapat mendukung terciptanya proses belajar yang lebih efektif.
G.Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian
Ruang lingkup yang akan diteliti adalah penggunaan media ICT (X1), fasilitas belajar (X2), motivasi belajar (Y), dan hasil belajar (Z).
2. Subjek Penelitian
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 23 Bandar Lampung.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014.
5. Ruang Lingkup Ilmu
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Teori dari masing-masing variabel
dideskripsikan melalui pendefinisian, serta uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai referensi, sehingga dapat memperkuat penelitian ini. Berikut akan diuraikan secara sistematis mengenai teori dari masing-masing variabel dalam penelitian ini.
A. Tinjauan Pustaka
Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang media pembelajaran ICT, pemanfaatan fasilitas belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar. Tinjuan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan dengan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian.
1. Penggunaan Media pembelajaran ICT
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Tanpa pengguanaan media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi dalam menyampaikan materi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal (Sadirman: 2008).
Menurut Rudy Brets dalam arifin dan setiyawan (2012: 129) , terdapat 7 klasifikasi dari suatu media, yaitu:
a. Media audio visual gerak, seperti film suara, pita video, film televisi. b. Media audio visual diam, seperti film rangkai suara.
c. Audio semi gerak, seperti tulisan jauh bersuara. d. Media visual bergerak, seperti film bisu.
e. Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, microphone, slide bisu,. f. Media audio, seperti radio, telepon, pita audio.
g. Media cetak, seperti buku, modul, bahan ajar mandiri.
Media pembelajaran menurut Arifin dan Setiyawan (2012: 129-130) dalam suatu kegiatan pembelajaran memilki nilai-nilai praktis sebagai berikut.
a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa.
b. Media yang disajikan data melampui batasan ruang kelas.
c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
d. Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman pengamatan siswa. e. Secara potensial, media yang dsajikan secara tepat dapat menanamkan konsep
dasar yang konkret, benar, dan berpijak pada realitas. f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
g. Media mampu membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar.
h. Media mampu memberikan belajar secara integral dan menyeluruh dari konkret ke yang abstrak, dari seserhana ke rumit.
Menurut Arifin dan Setiyawan (2012: 129) ada beberapa hal kriteria media antara lain:
a. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional atau SKSD dan RPP dan mendukung isi bahan pengajaran.
b. Keterampilan guru dalam menggunakannya. Sebuah media apabila tidak mampu menggunakannya maka media tersebut tidak ada arti.
c. Kemudahan memperolehnya, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru.
d. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
e. Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
Perkembangan ICT (Information and Communication technologies) terjadi sangat cepat dalam masyarakat. ICT adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Jadi, ICT mengandung pengertian luas, yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antarmedia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi.html Diakses tanggal 2 November 2013
Strategi pembelajaran aktif dengan ICT
Strategi pembelajaran aktif dengan ICT berarti mengintegrasikan stategi
peserta didik. Dalam hal ini, media ICT menjadi sarana pendukung pembelajaran aktif agar proses pembelajaran semakin interaktif (Arifin dan Setiyawan 2012: 12).
Sharoon E. Smaldino, dkk, hal.29 dalam bukunya Instructional Technology & Media For Learning mengatakan, belajar merupakan pengembangan pengetahuan,
keterampilan, atau sikap baru ketika seseorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Strategi pengajaran yang terencana dengan baik yang menyertakan teknologi dan media dapat meningkatkan belajar, terlepas dari bidang studi, pembelajar, atau lingkungan belajar.
Arifin dan Setiyawan (2012: 94-107) mengemukakan ada beberapa starategi pembelajaran aktif yang dapat dikembangkan dengan media ICT:
a. Presentasi
Dalam sebuah presentasi, sebuah sumber menyajikan, mendramatisasi, atau menyebarkan informasi kepada pembelajar.
b. Demonstrasi
Dalam sebuah demonstrasi , para pembelajar melihat contoh nyata dan aktual dari sebuah keterampilan atau prosedur untuk dipelajari.
c. Latihan dan praktik
Pembelajar dibimbing melewati serangkaian latihan praktik yang dirancang untuk menyegarkan kembali atau meningkatkan penguasaan pengetahuan konten spesifik atau sebuah keterampilan baru.
d. Tutorial
Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung strategi tutorial dalam pembelajaran, baik dalam bentuk cetakan maupun audio. (Ibid, 31-35).
e. Diskusi
Diskusi adalah strategi pembelajaran aktif yang dapat memancing peserta didik untuk menyampaikan gagasan, ide, pendapatnya tentang materi yang sedang dipelajari.
f. Permainan
Peran ICT (Information and Communication technologies) dalam Pendidikan Penggunaan ICT (Information and Communication technologies) dalam dunia
pendidikan semakin marak. Beberapa sekolah dan perguruan tinggi telah mencanangkan pengembangan ICT dalam pembelajaran bagi peserta didik atau mahasiswa sebagai jaminan mutu pendidikan. Proses kegiatan belajar-mengajar sudah banyak menggunakan media laptop, komputer, LCD Proyektor, audio visual dan didukung dengan internet/ hotspot area, perpustakaan digital (e-library), buku digital (e-book), dan pembelajaran digital (e-learning), dan buku sekolah elektronik (BSE) yang dapat bebas diakses dengan komputer dan peserta didik tidak harus membeli buku pelajaran cetak. (Arifin dan Setiyawan 2012:41-42).
Perkembangan ICT ini menuntut perubahan paradigama pendidikan konvensional yang memiliki ciri pendidikan yang berpusat pada guru pada pendidikan berbasis ICT yang menekankan pada pendidikan berpusat pada peserta didik dan pengguasaan ICT (Arifin dan Setiyawan 2012:42).
Setiap peserta didik dapat mengakses berbagai informasi yang terkait dengan materi pembelajaran di sekolah dari berbagai media yang ada dengan sangat mudah. Posisi guru pun tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar. Sekarang guru harus memahami kemajuan teknologi agar tidak tertinggal dari peserta didik.
a. Pembelajar dapat dengan mudah mengakses proses pembelajaran di manapun dia berada.
b. Pembelajar dapat dengan mudah belajar dari para ahli atau narasumber lainnya di bidang yang diminatinya.
Penggunaan media ICT sangat berpengaruh terhadap pendidikan. Media ICT sebagai sarana pendukung kegiatan-kegiatan pendidikan. Menurut Ibid dalam arifin dan setiyawan (2012: 42) media ICT dapat mendukung kegiatan-kegiatan pendidikan antara lain:
a. Memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber informasi komputer dan internet sebagai sumber informasi yang mudah, murah, dan cepat untuk menunjang pendidikan.
b. Penyebaran informasi. Informasi dapat diakses tanpa dibatasi jarak, ruang, dan waktu bisa dimana saja dan kapan saja.
c. Konsultasi dengan tutor. Dengan internet perbedaan jarak, tempat, atau waktu bukan lagi menjadi masalah. Internet dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi dengan tutor.
d. Perpustakaan digital atau perpustakaan online. Dengan perpustakaan digital ini pembelajar dapat mengakses secara online ke sumber-sumber ilmu
pengetahuan atau sumber informasi dengan cara mudah dan cepat tanpa harus dibatasi dengan jarak dan waktu.
e. Pembelajaran online. Pembelajaran online adalah pembelajaran dengan memanfaatkan layanan komputer dengan internetnya. Hal ini memungkinkan pengajar memberikan pelajarannya kepada pembelajar tanpa harus
berkumpul di suatu tempat atau kelas pada satu waktu.
Media pembelajaran ICT berperan dalam proses belajar-mengajar. Adapun peran media pembelajaran ICT dalam proses kegiatan belajar-mengajar menurut Arifin dan Setiyawan (2012: 44) adalah:
b. Membantu peserta didik yang cenderung memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, misalnya gaya belajar visual yang lebih suka melihat gambar atau film, gaya belajar auditorial yang lebih suka mendengar, dan gaya belajar kinestetik yang lebih suka bergerak atau praktik, misalnya praktik komputer.
c. Kualitas penerimaan informasi pelajaran yang lebih baik karena didukung dengan media interaktif.
d. Peserta didik dapat belajar secara individual tanpa bantuan guru.
e. Dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang lebih menarik dan mendendam, misalnya didukung dengan media internet. Guru dapat langsung mengakses internet untuk tambahan materi kepada peserta didik, sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuan yang lebih luas.
Pemilihan media ICT sebagai media pembelajaran tidaklah mudah, dalam
menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut.
Media Komputer
Arifin dan Setiyawan (2012: 144- 178) mengemukakan media komputer yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalahsebagai berikut.
a. Penggunaan Ofiice (Olah Kata dan Persentasi )
multimedia projector (seperti LCD, In-fokus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipersentasikan melalui peralatan proyeksi yang sudah lebih dahulu diproduksi.
b. Penggunaan Internet
Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.
1. Web dan Web Browsing (Pengaksesan Web)
Web merupakan wahana utama yang digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2. Email
Email adalah fasilitas internet untuk berkorespondensi antara seseorang dengan lainnya dimanapun dan kapanpun mereka berada. Dengan semakin meluasnya penggunaan internet, fasilitas email juga banyak digunakan, baik individu maupunlembaga atau organisasi. Dalam kaitannya dengan
pembelajaran, email dapat memfasilitasi guru untuk mengirim tugas kepada siswa, dan sebaliknya siswa dapat mengirim tugas kepada guru.
3. Blog
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa media pembelajaran ICT merupakan alat yang dapat digunakan dalam penyampaian materi kepada siswa menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Dengan adanya media pembelajaran ICT siswa menjadi lebih bersemangat dan lebih mudah untuk mendapatkan pengetauan atau wawasan yang lebih luas.
2. Pemanfaatan Fasilitas Belajar
Dalam proses belajar-mengajar tidak bisa dilakukan tanpa fasilitas belajar yang menunjang proses belajar siswa. Fasilitas belajar merupakan segala sesuatu yang dapat menunjang kelancaran siswa dalam proses belajar. Sedangkan Fasilitas belajar disekolah, yaitu segala sesuatu yang dimiliki oleh sekolah dalam menunjang belajar di sekolah. Sekolah perlu menyediakan sarana dan fasilitas belajar sebagai usaha dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Di samping itu juga fasilitas belajar disekolah akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, karena guru dapat menggunakan alat-alat pembelajaran dalam memperjelas materi pelajaran serta kelancaran kegiatan pembelajaran lainnya. Dari dimensi siswa, berdampak terhadap terciptanya iklim pembelajaran yang lebih kondusif, terjadinya kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan sumber yang pada gilirannya dapat
berkembangnya motoivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik (Aunurrahman 2009: 195-196).
Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 249) tersedianya prasarana dan sarana belajar berarti menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya. Hal ini tidak terlepas dari peranan seorang guru. Adapun peranan guru dalam pemanfaatan sarana dan prasarana beljar adalah sebagai berikut.
a. Mengatur prasarana untuk menciptakan suasana belajar yang menggembirakan,
b. Mengatur sasaran pembelajaran berorientasi pada keberhasilan belajar,
c. Mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sarana yang secara tepat guna.
Sedangkan peranan siswa menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 249) adalah sebagai berikut.
1. Ikut serta memelihara dan mengatur prasarana dan sarana dengan baik
2. Ikut serta dalam berperan aktif dalam pemanfaatan prasarana dan sarana tepat guna
3. Menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi muda bangsa.
lainnya yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Sedangkan prasarana pendidikan merupakan semua perangkat perlengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah (Ibrahim Bafadal 2012: 8).
Bandingkan dengan gedung sekolah dan ruang kelas yang tidak tertata dengan baik, sumber-sumber belajar sangat terbatas, perpustakaan sekolah tidak dilengkapi dengan berbagai referensi, buku-buku pelajaran tidak lengkap, media pembelajaran tidak tersedia, kesemuanya itu akan berdampak terhadap iklim pembelajaran serta motivasi belajar siswa. Oleh karena itu sarana dan prasarana menjadi bagian penting untuk dicermati dalam upaya mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan (Aunurrahman 2009: 196).
Adanya fasilitas belajar yang lengkap diharapkan akan terjadi perubahan, misalnya dengan sekolah menyediakan fasilitas belajar yang lengkap, siswa akan lebih bersemangat dalam belajar, siswa tidak perlu meminjam ataupun menggantungkan tugasnya pada teman, karena ia dapat mengerjakan tugasnya sendiri dengan bantuan fasilitas yang telah disediakan.
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/01/fasilitas-belajar.html Diakses tanggal 10 November 2013
Menurut Ibrahim Bafadal (2008:2) fasilitas sekolah dikelompokkan menjadi dua yaitu sarana sekolah dan prasarana sekolah. Sarana sekolah adalah semua perangkat perlatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Dalam hubungannya dengan sarana pendidikan, Nawawi dalam Ibrahim Bafadal (2008:2) mengklasifikasikannya menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau dari sudut: (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar.
Menurut Ibrahim Bafadal (2008: 3) dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai contohnya adalah spidol, atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang tidak secara langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang
keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Sebagai contoh tentang prasarana sekolah diantaranya ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang usaha kesehatan sekolah, dan ruang kantor (Ibrahim Bafadal 2008: 3).
Pengadaan perlengkapan fasilitas pendidikan di sekolah biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan sekolah, menggantikan barang-barang rusak, hilang, dihapuskan dan sebab-sebab lain yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pengadaan perlengkapan pendidikan di sekolah sebaiknya direncanakan dengan hati-hati.
menunjang proses pembelajaran yang lebih efektif, sehingga siswa akan lebih termotivasi dalam belajar (Ibrahim Bafadal, 2008: 40).
Sarana Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa.
Penyelenggaraannya memerlukan ruang khusus beserta sarananya. Semakin lengkap perlengkapnnya, semakin baik pula penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Ruang dan sarana yang tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik, sehingga benar-benar menunjang penyelenggaraan sekolah secara efektif dan efisien. Semakin banyak jumlah siswa pada waktu sekolah semakin luas pula gedung atau ruang yang harus disiapkan untuk penyelenggaraan perpustakaan sekolah (Ibrahim Bafadal, 2008:15).
Prasarana Sekolah
Prasarana sekolah pada umumnya sangat sederhana, prasarana sekolah merupakan ruang-ruang. Yang dimaksud dengan ruang di sini adalah bukan hanya tempat
kegiatan proses belajar mengajar saja, melainkan juga semua fasilitas ruang, termasuk lapangan yang menunjang kegiatan pendidikan. Fasilitas ruang di sekolah dapat dikelompokkan menjadi ruang belajar, ruang kantor dan fasilitas pelayanan lainnya. Secara rinci menurut Ibrahim Bafadal (2008: 22) adalah sebagai berikut.
1. Ruang kelas
2. Ruang laboratorium 3. Ruang perpustakaan
4. Ruang UKS/BP
14.Ruang penjaga 15.Halaman
16.Lapangan upacara 17.Lapangan olahraga 18.Fasilitas air 19.Pagar
20.Fasilitas penerangan 21.Kebun
Berdasarkakan uraian tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas belajar disekolah merupakan salah satu penunjang proses belajar-mengajar. Fasilitas belajar yang baik akan sangat membantu proses pembelajaran yang lebih efektif. Sebalikanya fasilitas belajar yang tidak lengkap akan menghambat siswa dalam proses pembelajaran dan mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Dengan adanya fasilitas belajar yang lengkap akan mendorong siswa untuk termotivasi mencapai hasil belajar yang baik.
3. Motivasi Belajar
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, makna motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan (Dimyati 2006 : 239).
Proses belajar perlu adanya motivasi, hal ini agar setiap siswa dapat terpacu untuk berhasil dalam berlajar sehingga tujuan mereka dapat tercapai dalam memiliki hasil belajar yang baik. Hamalik (2001: 158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Hamalik (2001) dalam garis besarnya besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut.
a. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan murid. b. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada murid. c. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk
berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relavan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa.
d. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam pengajaran erat pertaliannya dengan pengaturan disiplin kelas. e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari pada asas-asas
mengajar.
Menurut Mc. Donald dalam buku Sardiman (2012) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting.
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang data menentukan tingkah-laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenernya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Motivasi menurut Eysenck dan kawan-kawan dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri , sikap, dan sebagainya. Siswa yang tampaknya tidak bermotivasi, mungkin pada kenyataannya cukup bermotivasi tapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan pengajar.
Ada bermacam-macam teori motivasi, salah satu teori yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang dikembangkan oleh Maslow (1943, 1970) . Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Hierarki yang diajukan oleh Maslow ini
merupakan suatu urutan kebutuhan yang bersifat kaku, tetapi dalam kenyataan sehari-hari pengajar mungkin menemukan pengecualian-pengecualian.
Hal ini disebabkan karena seringkali tingkah laku tidak dibangkitkan oleh satu penyebab, melainkan beberapa penyebab. Namun demikian hal tersebut tidak berarti bahwa teori Maslow ini tidak berguna sama sekali dalam pendidikan. Bahkan dengan memiliki pengetahuan ini pengajar dapat menganalisis penyebab tingkah laku siswa dan memahaminya untuk memotivasi siswa dalam belajar.
siswanya yang wujudnya mungkin sama. Sebagian siswa berusaha mencapai prestasi akademis yang baik di sekolah untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya atau dari guru. Banyak hal yang membuat siswa untuk termotivasi dalam hal mencapai keberhasilan akademis.
Teori motivasi juga disampaikan oleh McClelland. McClelland mengemukakan bahwa diantara kebutuhan hidup manusia terdapat tiga macam kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berfaliasi, dan kebutuhan untuk memperoleh makanan. McClelland mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian. McClelland dkk. mengungkapkan ada tiga istilah penting dalam pengertian dari motivasi.
Tiga istilah penting disini adalah redintegration, cue, dan affective situation.
Redintegration secara etimologis berarti membulatkan kembali atau membuat suatu kesatuan baru. Redintegration berarti membulatkan kembali proses psikologis dalam kesadaran sebagai akibat adanya rangsangan suatu peristiwa di dalam lingkungannya. Cue merupakan penyebab tergugahnya afeksi dalam diri individu. Affective situation, asumsi McClelland bahwa setiap orang memiliki situasi efeksi yang merupakan dasar semua situasi motif.
perbuatan itu sendiri yang ingin dipenuhi disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi ini diperlukan didalam sekolah, sebab pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa.
Adapula siswa yang berusaha mencapai prestasi akademis yang baik semata-mata karena ia ingin belajar disebut motivasi intrinsik. Kebanyakan pengajar
menginginkan kelas penuh dengan siswa-siswi yang mempunyai motivasi intrinsik. Motivasi ini sering disebut motivasi murni. Tapi dalam kenyataannya seringkali tidak demikian. Karena itu pengajar harus menghadapi tantangan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, mengusahakan agar siswa mau mempelajari materi-materi yang diharapkan untuk dipelajarinya.
Ciri-ciri tentang motivasi
Menurut Sardiman (2012: 83) motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
1. Tekun menghadapi tugas. 2. Ulet menghadapi kesulitan.
3. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. 6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Menurut Sardiman (2012: 92) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar disekolah.
1. Memberi angka
Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi , tetapi tidak selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin kita tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
3. Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup tinggi.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, member ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. 6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat.
7. Pujian
Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi, pemberiaannnya harus tepat.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif terjadi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berati pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik.
10.Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.
11.Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa , akan merupakan alat motivasi yang pokok.
Fungsi motivasi dalam belajar
inilah yang mendorong mereka untuk melakuakan suatu kegiatan atau pekerjaan. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Menurut Sardiman (2012: 85) ada tiga fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar ini akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motivasi untuk berpikir dan
belajar, didalam membentuk motivasi belajar ini dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat untuk menumbuhkan motivasi belajar yang kuat pada siswa.
4. Hasil belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Dengan belajar siswa akan memperlihakan suatu perubahan dalam diri siswa yang semula tidak mengerti, dengan belajar siswa menjadi mengerti dan mendapatkan pengetahuan atau wawasan yang lebih luas.
Menurut Hamalik (2010: 27), belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar juga merupakan suatu bentuk
pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indra, otak atau anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, minat, dan sebagainya.
Hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain.
1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni: a) Faktor jasmaniah
1) Faktor kesehatan 2) Faktor cacat tubuh b) Faktor psikologis
1) Faktor kelelahan jasmani 2) Faktor kelelahan rohani
2. Faktor ekstern (faktor dari luar diri siswa)
Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor, yakni: a) Faktor keluarga
1) Cara orang tua mendidik. 2) Relasi antar anggota keluarga 3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi keluarga b) Faktor sekolah
1) Metode mengajar 2) Kurikulum
3) Relasi guru dengan siswa 4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah
6) Alat pelajaran 7) Waktu sekolah
8) Standar pelajaran diatas ukuran 9) Keadaan gedung
10)Metode belajar 11) Tugas rumah c) Faktor masyarakat
1) Kesiapan siswa dalam masyarakat 2) Mass media
3) Teman bergaul
Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:239) yaitu sebagai berikut.
1. Sikap terhadap belajar 2. Motivasi belajar 3. Konsentrasi belajar 4. Mengolah bahan belajar
5. Menyimpan perolehan hasil belajar 6. Menggali hasil belajar yang tersimpan
7. Kemampuan berprestasi atau untuk hasil belajar 8. Rasa percaya diri
9. Intelegensi dan keberhasilan belajar 10.Kebiasaan belajar
11.Cita-cita siswa
Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi proses belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:248) adalah sebagai berikut.
1. Guru sebagai Pembina siswa belajar 2. Prasarana dan sarana pembelajaran 3. Kebijakan penilaian
4. Lingkungan sosial siswa di sekolah 5. Kurikulum sekolah
Selain faktor-faktor diatas, faktor pendukung keberhasilan dari proses belajar yang dikemukakan Djamarah 2010: 109 adalah sebegai berikut.
1. Tujuan 2. Guru 3. Anak Didik
4. Kegiatan Pengajaran 5. Bahan Dan Alat Evaluasi 6. Suasana Evaluasi
Tingkatan keberhasilan tersebut menurut Djamarah 2010: 107 adalah sebagai berikut: 1. Istimewa atau maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu
dapat dikuasai siswa
2. Baik sekali atau optimal, apabila sebagaian besar (76% - 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa
3. Baik atau minimal, apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% - 75% saja dikuasai oleh siswa.
4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.
Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar menurut Djamarah (2010:105-106) adalah menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa hasil belajar adalah hasil yang dapat dicapai oleh siswa dengan memperlihatkan adanya perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa tersebut sebagai hasil usaha setelah melakukan proses pembelajaran.
B.Penlitian yang relavan
Tabel 5. Penelitian yang relevan
Nama Judul Hasil Penelitian Fasilitas Belajar Di Sekolah Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu
Dalam penelitian ini
menunjukkan ada pengaruh persepsi siswa tentang
Tabel 5. Lanjutan
Siswa Kelas IX SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
terpadu siswa kelas IX SMP negeri 8 bandar lampung tahun pelajaran 2011/2012
Berdasarkan analisis data diperoleh = 7,430 sedangkan = 1,981 ini berarti > dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,575 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,330. Out Dan Media ICT Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 9 Metro Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013
Dalam penelitian ini
menunjukkan ada perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara kelas eksperimen yang menggunakan media
pembelajaran ICT dan kelas pembanding yang
menggunakan media
pembelajaran media hand out. Berdasarkan analisis data diperoleh = 2,019 sedangkan = 1,999 ini berarti > dengan mean difference 6,312.
2. Eka Rumiyati (2012)
Pengaruh Pemanfaatan Waktu Belajar di Rumah dan Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2011/2012
Dalam penelitian ini
C.Kerangka pikir
Hasil belajar merupakan hasil yang dapat dicapai oleh setiap siswa dengan adanya perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa sebagai hasil usaha setelah melakukan proses pembelajaran. Secara umum hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar terbagi atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal berupa faktor biologis (kondisi umum jasmani) dan faktor psikologis (intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi). Sedangkan faktor eksternal dapat berupa faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah penggunaan media ICT oleh siswa. Menurut Arifin dan Setiyawan, (2012: 90) pembelajaran aktif dengan ICT adalah proses pembelajaran aktif menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan utama pembelajaran berbasis ICT adalah bagaimana seorang guru dapat mengemas pembelajaran aktif dan menarik dengan media ICT dan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru juga menjadi lebih termotivasi dalam menggunakan media yang lebih menarik agar siswa tidak bosan dalam belajar.
Seorang guru maupun peserta didik dituntut untuk mampu menggunakan teknologi. Artinya seorang guru maupun peserta didik memiliki kemampuan menguasai media teknologi dan media informasi dan digunakan untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar-mengajar. (Arifin dan Setiyawan 2012: 91). Selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa, media pembelajaran mampu membangkitkan motivasi dan