• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 84 TAHUN 1998

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Hukum

OLEH :

ELFRIDAWATI SIBURIAN

NIM. 020200069

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

(2)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

PERANAN PROGRAM REKAPITALISASI TERHADAP

PERBANKAN DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 84 TAHUN 1998

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Hukum

OLEH:

ELFRIDAWATI SIBURIAN

NIM. 020200069

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

Disetujui Oleh:

Ketua Bagian

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH NIP : 131570455

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH Dr. Sunarmi, SH, M. Hum

NIP : 131570455 NIP : 131835566

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Permasalahan 7

C. Tujuan dan Manfaat 8

D. Keaslian Penulisan 9

E. Tinjauan Kepustakaan 9

F. Metode Penulisan 10

G. Sistematika Penulisan 11

BAB II : TINJAUAN UMUM TERHADAP PERBANKAN A. Pengertian Perbankan 13

B. Kebijakan Dalam Penyehatan Sektor Perbankan Melalui BPPN 27

C. Likuidasi Bank 47

BAB III: ALASAN PEMERINTAH DALAM MELAKUKAN REKAPITALISASI A. Pengertian Rekapitalisasi 60

B. Syarat-Syarat Peserta Program Rekapitalisasi 64

C. Kewajiban-Kewajiban Peserta Rekapitalisasi Terhadap Negara 67

D. Manfaat dan Tujuan Rekapitalisasi 69

BAB IV: PERANAN PROGRAM REKAPITALISASI TERHADAP PERBANKAN DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 84 TAHUN 1998 A. Prosedur Permasalahan Bank Merincorp 72

B. Analisa Kasus Rekapitalisasi Terhadap Bank Merincorp 74

C. Pasca Rekapitalisasi 82

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan 86

(4)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan salah satu motor penggerak dari sistem

perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang fungsi

utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana mayarakat yang disalurkan

dalam bentuk kredit baik kepada perorangan maupun badan usaha, dimana

manfaat dan penyaluran kredit ini sangat berperan dalam meningkatkan

produktivitas dan kesejahteraan masyarakat1

Sumber dana perbankan yang disalurkan kepada masyarakat bukanlah

dana milik sendiri tetapi dana yang berasal dari masyarakat yang disimpan pada

bank dalam bentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito dan lain-lain.

Dana masyarakat yang terkumpul dalam jumlah besar dengan jangka waktu yang

cukup lama merupakan sumber utama bagi bank dalam menyalurkan kembali

kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit. Inilah yang dinamakan

fungsi bank sebagai intermediasi yang berperan penting dalam mendorong

kegiatan ekonomi suatu negara tersebut sedang mengalami proses pemulihan dari

krisis yang parah seperti yang dialami bangsa Indonesia tahun 1997. Oleh

karenanya berbagai upaya dan kebijakan perlu diambil dalam mengoptimalkan

fungsi Intermediasi perbankan baik dalam meletakkan hukum usaha yang .

1

(5)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

kondusif bagi pemberian kredit pada sektor perbankan maupun dengan

menerapkan ketentuan yang memaksa bank meningkatkan pemberian kreditnya.

Sebagai lembaga perantara dalam penghimpun dana masyarakat dan

menyalurkannya kembali dalam pemberian kredit, perbankan dalam menjalankan

kegiatan usahanya sangat bergantung kepada kepercayaan masyarakat.

Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, terutama

sejak likuidasi 16 (enam belas) bank pada tanggal 1 November 1997, mendorong

masyarakat untuk menarik dana secara besar-besaran dari perbankan,

memindahkan dana dari bank yang lemah ke bank yang kuat, dan atau

menggunakan dananya untuk membeli valuta asing2

Bisnis perbankan di era tahun 1960-an dan 1970-an merupakan bisnis

yang belum begitu terkenal. Kesan bank masih angker, bank tidak perlu mencari

nasabah, tetapi sebaliknya nasabahlah yang datang mencari bank. Kemudian era

tahun 1980-an dan era tahun 1990-an kesan dunia perbankan menjadi terbalik,

karena di era ini justru perbankan mulai aktif mengejar nasabah. Bahkan dengan

dikeluarkannya pakto 88 tahun 1988 dan keluarnya Undang-Undang No. 7 Tahun

1972, perbankan di Indonesia tumbuh subur, puluhan bank baru berdiri. Hal ini

disebabkan kesempatan yang diberikan pemerintah untuk mendirikan bank begitu

mudah misalnya dengan modal Rp. 50.000.000,- setiap orang dapat mendirikan

bank baru padahal mereka sebelumnya belum mengenal bank secara baik .

3

Selanjutnya awal tahun 1997 sampai pada tahun 2000 merupakan

kehancuran dunia perbankan di Indonesia. Puluhan bank di likuidasi alias

dibubarkan dan puluhan lagi di merger karena terus menerus menderita kerugian .

2

. Syahril Sabirin, Perjuangan Keluar dari Krisis, ( Yogyakarta : BPFE, 2003 ), hal. 227.

3

(6)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

baik bank milik pemerintah maupun milik swasta nasional. Kebobrokan dunia

perbankan ini adalah akibat salah dalam pengelolaan4. Berbagai permasalahan di

sektor perbankan yang tidak terdeteksi secara dunia akan mengakibatkan

runtuhnya kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan5. Menghadapi

dunia kondisi perbankan yang semakin memburuk tersebut, Bank Indonesia

dihadapkan pada dua pilihan sulit yaitu memberikan bantuan likuiditas atau

membiarkan bank mengatasi masalahnya sendiri. Memberikan likuiditas akan

mendorong ekspansi moneter yang dapat menekan nilai tukar rupiah serta

mendorong laju inflasi. Di sisi lain membiarkan bank dalam kesulitan

menimbulkan masalah ekonomi dan sosial. Dalam hal ini, para pemilik dana tidak

dapat menarik dananya di bank yang mengalami likuiditas sehingga dapat

menyebakan terganggunya kegiatan ekonomi. Dengan memperhatikan kondisi

tersebut Bank Indonesia sebagai lender of the last resort dan dalam rangka

pelaksanaan program penjaminan pemerintah memberikan bantuan likuiditas

tersebut merupakan kredit yang pada waktunya harus dikembalikan oleh bank

yang menerimanya dan dibebani suku bank yang cukup tinggi6

Tidak dipungkiri lagi bahwa semua rakyat Indonesia pasti bersimpati

dengan usul-usulan untuk mengurangi utang pemerintah, baik utang luar negeri

maupun utang domestik. Namun, cara penyelesaian utang tersebut selayaknya

dilakukan dengan mengindahkan tata krama dan praktik yang berlaku umum serta

peraturan pasar modal yang ada. Apabila tidak mengindahkan hal tersebut, maka

yang didapatkan adalah masalah baru yaitu kredibilitas (credi worthiness) .

4

. Ibid

5

. Muliaman D. Hadad. Wimbah Santoso, Bambang Arianto, Indikator Awal Krisis

Perbankan, ( Desember 2003), hal. 1. 6

(7)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

pemerintah sebagai pihak yang berutang akan hilang. Hilangnya kredibilitas

pemerintah dimata investor bisa membawa dampak lanjutan yang tidak

menguntungkan bagi perekonomian domestik bahkan mungkin membawa ke arah

kebangkrutan ekonomi7

Untuk segera memulihkan kepercayaan terhadap perbankan pada bulan

Januari 1998 pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menjamin pembayaran

atas kewajiban bank-bank umum nasional kepada para deposan dan kreditur

dalam negeri dan luar negeri. Pemerintah juga telah memperluas program

penjaminan ini dengan mencakup Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ). Program

penjaminan yang dilakukan oleh pemerintah ini merupakan langkah sementara

yang pada waktunya nanti akan dilanjutkan oleh program asuransi simpanan .

8

Ini berarti, pembubaran dan pemberesan bank likuidasi dilakukan secara

sukarela oleh direksinya melalui penetapan pengadilan. Hal ini disebutkan dalam

Pasal 37 ayat 3 Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 yang menetapkan .

Selanjutnya apabila tindakan sebagaimana dimaksud di atas belum

cukup untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank dan/atau menurut penilaian

Bank Indonesia keadaan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan,

maka menurut Pasal 37 ayat 2 Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang

Perbankan yang diubah dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang

Perbankan, Pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut ijin usaha bank dan

memerintahkan direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) guna membubarkan badan hukum bank dan

membentuk tim likuidasi.

7

Februari 2007.

8

(8)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

dalam hal direksi bank tidak menyelenggarakan RUPS, untuk membubarkan

badan hukum bank dan membentuk tim likuidasi, Pimpinan Bank Indonesia

meminta kepada pengadilan untuk mengeluarkan penetapan yang berisi 9

1. Pembubaran badan hukum bank

:

2. Penunjukan tim likuidasi

3. Perintah pelaksanaan likuidasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku

Dengan demikian berdasarkan Pasal 37 Undang-UndangNo.10 Thun 1998 tentang

Perbankan, dapat disimpulkan bahwa pembubaran badan hukum bank yang telah

dicabut ijin usahanya tidak dilakukan secara serta merta, karena harus dilakukan

oleh lembaga tertinggi dalam badan hukum bank likuidasi yang bersangkutan.

Maka untuk memperbaiki serta meningkatkan sektor perbankan dan

untuk memungkinkan berkembangnya industri perbankan dengan baik sangat

dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan melalui peraturan-peraturan di bidang

moneter yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan kata lain kebijakan

pemerintah dalam moneter dan keuangan dan perbankan merupakan landasan bagi

dunia perbankan dalam menjalankan kegiatannya. Oleh karena itu berbagai

kebijakan dilakukan oleh pemerintah untuk memulihkan kembali sektor

perbankan di Indonesia melalui Bank Indonesia selaku otoritas moneter di

Indonesia Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 memberikan status, tujuan yang

lebih tepat kepada Bank Indonesia selaku otoritas moneter dan pengawasan bank

serta pengenaan sanksi terhadap bank yang tidak memenuhi peraturan perbankan

yang berlaku10

9

. Rachmadi Usman, Op.Cit, hal 144 dan 145.

10

. Penjelasan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, Tentang Bank Indonesia.

(9)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Skripsi ini berjudul “Peranan Program Rekapitalisasi Ditinjau dari

Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998”. Judul skripsi ini di latar belakangi

oleh keluarnya Peraturan Pemerintah No.84 Tahun 1998 tentang Program

Rekapitalisasi Bank Umum, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Keputusan

Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia Nomor 31/ 12/ KEP/

GBI, tentang Peleksanaan Program Rekapitalisasi Bank Umum, yang merupakan

sebuah program dan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan bank umum

melalui penyetoran modal oleh pemegang saham/ pemilik maupun oleh investor

baru, dan penyertaan modal negara11

Salah satu hal yang melatar belakangi dikeluarkannya peraturan

pemerintah ini adalah menurunnya kepercayaan bank-bank di luar negeri terhadap

perbankan nasional yang ditandai dengan penolakan bank-bank luar negeri

menerima (mengkonfirmasi) letter of credit (L/C) yang dibuka oleh bank-bank di

Indonesia untuk keperluan impor serta penghentian credit line kepada bank-bank

nasional. Perkembangan tersebut menyebabkan sejumlah bank mengalami

kesulitan yang besar dan beberapa di antaranya tidak lagi memiliki dana yang

cukup untuk melayani penarikan-penarikan dana dari nasabahnya .

12

Berdasarkan kondisi di atas, maka untuk mencegah kebangkrutan sistem

perbankan serta agar bank-bank tetap dapat melayani penarikan dana nasabahnya,

Bank Indonesia telah memberikan bantuan likuiditas yang pada hakekatnya

merupakan kredit sehingga harus dikembalikan oleh bank-bank yang

menerimanya. Pemerintah berupaya secara maksimal agar pengurus dan pemilik

bank mengembalikan seluruh bantuan likuiditas tersebut termasuk bunganya. .

11

. Rachmadi Usman, Op. Cit, hal 146.

12

(10)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Namun apapun langkah yang akan ditempuh, pola pengembalian likuiditas Bank

Indonesia (BLBI) tetap berpegang pada satu tujuan yaitu mengutamakan hasil

maksimal bagi rakyat agar dana milik masyarakat dapat kembali13

1. Bagaimanakah peranan program rekapitalisasi itu terhadap perbankan

Indonesia ?

.

Bank Indonesia juga akan memperkuat peraturan dan sistem pengawasan

perbankan. Beberapa ketentuan kehati-hatian perbankan akan diperbaiki dan

disempurnakan. Ketentuan tersebut antara lain mencakup penetapan kualitas

aktiva produktif perbankan, pencadangan kredit bermasalah dan pedoman

restrukturisasi kredit. Di samping itu, ketentuan mengenai Batas Maksimum

Pemberian Kredit (BMPK), pengaturan transaksi off-balance sheet, dan posisi

devisa netto juga akan ditinjau kembali. Dengan hal di atas maka judul ini perlu

diangkat dan dibahas dalam skrpsi ini.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang diajukan dalam skripsi in adalah:

2. Apakah Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998 memberi kepastian

hukum dalam kasus Bank Merincorp?

13

(11)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui peranan program rekapitalisasi terhadap perbankan

Indonesia.

2. Untuk mengetahui Peraturan Pemerintah tersebut dalam memberikan

kepastian hukum bagi Bank Merincorp.

Manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah;

1. Secara Teoritis

Secara teoritis pembahasan terhadap masalah-masalah yang akan

dibahas menimbulkan pemahaman baru bagi pembaca tentang peranan

rekapitalisasi perbankan setelah keluarnya Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun

1998 tentang peranan rekapitalisasi, terutama dalam hal pemberian dana

rekapitalisasi atau injeksi modal dan kepastian hukum yang diberikan dengan

keluarnya peraturan pemerintah tersebut.

2. Secara Praktis

Pembahasan ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pembaca

terutama bagi bank-bank agar memahami sistem pelayanan dan prosedur

pemberian rekapitalisasi kepada bank-bank umum, juga sebagai bahan kajian bagi

(12)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

D. Keaslian Penulisan

Setelah diperiksa ditemukan ada beberapa judu l skripsi yang

mengangka tentang rekapitalisasi. Namun karena substansi pembahasannya yang

berbeda maka “Peranan Program Rekapitalisasi Perbankan Ditinjau dari Peraturan

Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998” diperbolehkan untuk diangkat menjadi judul

skripsi ini. Sehingga skripsi ini merupakan karya asli, yang diperoleh melalui

pemikiran, referensi buku, dan bantuan dari berbagai pihak.

E. Tinjauan Kepustakaan

Rekapitalisasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu recapitalization, yang

berarti kata dasarnya adalah kapital atau sama dengan modal, yang mempunyai

arti yaitu dana/ uang pokok. Kata dasar tersebut mendapat awalan re yang artinya

dalam kamus Bahasa Inggris adalah perihal dan akhiran asing yaitu tion yang

telah disesuaikan dalam Bahasa Indonesia, sehingga akhiran tersebut akan diserap

sebagai kata yang utuh.

Melihat perbendaharaan kata yang tersebut diatas dan dengan melihat

latar belakang dilahirkannya Peraturan Pemerintah No.84 Tahun 1998 tentang

rekapitalisasi, maka ditemukan beberapa pengertian dari rekapitalisasi, yaitu:

Dalam kamus Bahasa Indonesia rekapitalisasi adalah perubahan penting

tentang sifat, jenis dan jumlah modal saham yang beredar atau jumlah agio saham

yang disetor dalam suatu perseroan terbatas termasuk penyerapan defisit14

14

. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2006).

(13)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Dalam kamus istilah perbankan rekapitalisasi adalah perbaikan struktur

dan/atau perubahan jumlah modal dengan meningkatkan permodalannya15

Dari sisi terminologi (istilah) rekapitalisasi adalah suatu perombakan

struktur modal (seperti penembahan modal) dalam suatu organisasi, sehingga

dapat memenuhi struktur modal sebagaimana yang dikehendaki

.

16

Sedangkan dalam pengertian nasional sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 84 Tahun 1998 dalam Pasal 1 ayat 2 yaitu rekapitalisasi adalah

upaya meningkatkan permodalan bank untuk mencapai Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum (KPMM) sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan .

17

Program rekapitalisasi dilaksanakan dalam rangka memperkuat struktur

permodalan bank umum melalui penyetoran modal oleh pemegang saham/pemilik

maupun oleh investor baru, dan penyertaan modal negara .

Melihat pengertian-pengertian rekapitalisasi di atas, maka dapat

diketahui bagaimana peranan rekapitalisasi terhadap perbankan Indonesia. Ketika

Indonesia mengalami krisis di tahun 1997 hingga tahun 2000 yang menimpa

perekonomian nasional, permodalan formal, seperti dicerminkan dari neraca

sejumlah bank, tidak lagi memberi gambaran yang mewakili peta kekuatannya.

Pada waktu krisis tersebut kepercayaan masyarakat terhadap perbankan hilang

sehingga mengakibatkan rush atau penarikan secara besar-besaran.

18

15

. Riduan Tobing, Nikholaus-Fanuel, Kamus Istilah Perbankan, (Jakarta : PT. Atalya Rilemi Sudeco,2003), Hal 170.

. Program

rekapitalisasi tersebut berperan untuk mempertahankan keberadaan bank-bank

16

tanggal 16 Pebruari 2007.

17

. Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998, Tentang Peranan Program Rekapitalisasi.

18

(14)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

yang memiliki prospek untuk hidup dan berkembang. Dan dana yang diperoleh

untuk melaksanakan program rekapitalisasi berasal dari obligasi pemerintah.

Sejak di terbitkannya obligasi dalam rangka menanggulangi program

rekapitalisasi, maka beban bunga obligasi yang harus si bayar oleh pemerintah

tersebut telah dicantumkan sebagai salah satu unsur dalam APBN. Dengan

tindakan demikian mka telah menyebabkan masyarakat pembayar pajak menjadi

turut memikul beban-beban biaya tersebut melalui APBN, yang dalam realitanya

merupakan bentuk terselubung dari tindakan bail-out yang justru merugikan dan

memberi beban berat bagi APBN dan masyarakat19

19

. H. Masyhud Ali,

.

F. Metode Penulisan

Untuk melengkapi penulisan ini agar tujuan dapat lebih di

pertanggungjawabkan, metode penulisan yang dipergunakan adalah metode

penelitian hukum normatif. Dengan pengumpulan data secara Studi Pustaka

(Library Research).

Metode Library Research adalah mempelajari sumber-sumber atau

bahan-bahan tertulis yang dapat dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini.

Sumber-sumber itu antara lain adalah dari buku-buku, artikel, koran, majalah,

penelusuran internet dengan cara membaca, menafsirkan, membandingkan, serta

menerjemahkan dari berbagai sumber yang berhubungan dengan masalah

(15)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

G. Sistematika Penulisan

Dalam menghasilkan karya ilmiah yang baik maka pembahasannya

harus diuraikan secara sistematis. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka

diperlukan adanya sistematika penulisan teratur yang terbagi dalam bab-bab yang

sedang berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :

BAB I : Berisikan pendahuluan yang merupakan pengantar yang di

dalamnya terurai mengenai latar belakang penulisan skripsi,

perumusan masalah kemudian dilanjutkan dengan tujuan dan

manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan yang

kemudian diakhiri oleh sistematika penulisan.

BAB II : Merupakan gambaran umum mengenai tinjauan umum terhadap

perbankan, dimana diuraikan mengenai perbankan secara umum,

likuidasi bank, dan kebijakan dalam penyehatan sektor perbankan

melalui BPPN.

BAB III : Merupakan pembahasan tentang alasan pemerintah dalam

melakukan rekapitalisasi, dimana diuraikan mengenai pengertian

rekapitalisasi, syarat-syarat peserta program rekapitalisasi,

kewajiban-kewajiban peserta program rekapitalisasi terhadap

negara, manfaat dan tujuan rekapitalisasi.

BAB IV : Merupakan suatu bab yang membahas tentang peranan program

(16)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Pemerintah No. 84 Tahun 1998, yaitu dimana didalamnya dibahas

mengenai prosedur permasalahan Bank Merincorp, analisa kasus

rekapitalisasi terhadap Bank Merincorp, dan pasca rekapitalisasi.

BAB V : Bab ini berisikan kesimpulan dari bab-bab yang telah dibahas

sebelumnya dan saran-saran ynag mungkin berguna bagi pelaku

(17)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

BAB II

ASPEK-ASPEK HUKUM PERBANKAN

A. Perbankan Secara Umum

1. Sistem Hukum Perbankan

Perbankan adalah inti dari sistem keuangan setiap negara karena

perbankan merupakan salah satu motor penggerak pembangunan negara yang

mempunyai fungsi vital dalam kehidupan negara dan bangsa yang berperan

penting baik di dalam maupun luar negeri.

Pada hakekatnya perkembangan sektor perbankan sangat dipengaruhi oleh

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan menjadi landasan bagi

dunia perbankan dalam melaksanakan fungsinya. Oleh karenanya untuk

menciptakan suatu sistem perbankan yang sehat maka aspek-aspek hukum dalam

perbankan harus sangat diperhatikan karena setiap transaksi perbankan yang

dilaksanakan merupakan perbuatan hukum.

Kehadiran hukum perbankan dalam khazanah sistem hukum Indonesia

merupakan suatu condotio sine qua non" 20

20

. Rachmadi Usman, Loc. Cit, hal. xi

. Lahirnya Undang-Undang No.7

Tahun 1992 tentang Perbankan sebagai pengganti Undang-Undang No.14 Tahun

1967 Tentang Pokok-Pokok Perbankan yang disempurnakan dengan

Undang-Undang No.10 Tahun 1998 yang dikatakan sebagai hukum perbankan

(18)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan terdapat

sejumlah norma hukum, yang berfungsi sebagai dasar dalam membuat, mengatur

dan menetapkan kebijakan dan ketentuan hukum perbankan. Dan menjadi

kewajiban setiap pelaku bisnis perbankan untuk menaati norma hukum perbankan

yang berlaku, yang mana dimaksudkan untuk memberikan landasan prevensi bagi

bank dalam menjalankan kegiatan usahanya sehingga kepentingan masyarakat

maupun kelangsungan hidup bisnis perbankan nasional dapat terlindungi. Di

samping itu untuk mendidik dan sekaligus meningkatkan ketaatan pelaku bisnis

perbankan nasional maka dikembangkan pula sistem self regulation dan moral

suasion21

Dapat disimpulkan pengertian hukum perbankan adalah serangkaian

ketentuan hukum positif yang mengatur segala sesuatu yang menyangkut tentang

bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses pelaksanaan

usahanya .

Secara sederhana hukum perbankan adalah hukum positif yang mengatur

segala sesuatu yang menyangkut tentang bank. Bank merupakan salah satu

lembaga keuangan yang fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana

bagi masyarakat. Ini berarti membicarakan hukum yang berlaku saat ini dan yang

mengatur segala sesuatu tentang bank. Ketentuan yang lama dapat digunakan

untuk membandingkan ketentuan hukum perbankan yang pernah berlaku di

Indonesia.

22

Menurut Mustafa Siregar, hukum perbankan adalah merupakan subjek hukum

sehigga bank dapat membuat perikatan-perikatan (verbintes) perjanjian-perjanjian .

21

. Ibid

22

(19)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

baik dengan bank lain, perusahaan-perusahaan maupun dalam individu seperti

manusia biasa, karena bank merupakan suatu persona fakta atau dengan kata lain

bank sebagai suatu objek hukum23

Menurut Djumhana dalam bukunya yang berjudul “Hukum Perbankan di

Indonesia”, hukum perbankan ialah sebagai sekumpulan peraturan hukum yang

mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek dilihat dari

segi esensi dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang yang lain .

24

Sedangkan menurut Munir Fuady bahwa Hukum Perbankan (banking law)

adalah seperangkat kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan,

yurisprudensi, doktrin, dan lain-lain sumber hukum yang mengatur

masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari,

rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh bank, perilaku petugas-petugasnya, hak,

kewajiban, tugas dan tanggung jawab para pihak yang tersangkut dengan bisnis

perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi,

perbankan, dan lain-lain yang berkenaan dengan dunia perbankan tersebut .

25

Dalam sistem hukum nasional, hukum perbankan telah berkembang

menjadi hukum sektoral dan fungsional oleh karena itu hukum perbankan dalam

kajiannya meniadakan pembedaan antara hukum publik dan hukum privat

sehingga luas ruang lingkupnya sangat luas. Kalau mau dirinci, luas ruang lingkup

hukum perbankan itu mencakup beberapa bidang hukum seperti hukum .

23

. Mustafa Siregar, Pengantar Beberapa Pengertian Hukum Perbankan, (Medan:: Universitas Sumatera Utara (USU) Press, 1991), hal. 10.

24

. Muhammad Djumhana, Rahasia Bank, Ketentuan dan Penerapannya di Indonesia, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1996), hal. 1.

25

(20)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

administrasi, hukum perdata, hukum dagang, hukum pidana, dan hukum

internasional26

Adapun yang menjadi ruang lingkup dari pengaturan hukum di bidang

perbankan adalah sebagai berikut : .

27

26

. Rachmadi Usman, Op. Cit, hal. 4.

27

. Muhammad Djumhana, Op. Cit, hal. 2.

1. Asas-asas perbankan, seperti norma efisiensi, keefektifan kesehatan bank,

profesionalisme pelaku perbankan, maksud dan tujuan lembaga perbankan,

hubungan, hak dan kewajiban bank;

2. Para pelaku bidang perbankan, seperti dewan komisaris, direksi dan karyawan,

maupun pihak terafiliasi, mengenai bentuk badan hukum pengelola, seperti

PT. Persero, Perusahaan Daerah, Koperasi atau Perseroan Terbatas. Mengenai

bentuk kepemilikan, seperti milik pemerintah, swasta patungan dengan bank

asing, atau bank asing;

3. Kaidah-kaidah perbankan yang khusus di peruntukkan untuk mengatur

perlindungan kepentingan umum dari tindakan perbankan, seperti pencegahan

persaingan yang tidak sehat, anti trust, perlindungan nasabah, dan lain-lain.

Bank mempunyai kekhususan tersendiri yaitu bahan perbankan nasional harus

memperhatikan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan unsur-unsur

pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional;

4. Yang menyangkut dengan struktur organisasi yang berhubungan dengan

bidang perbankan, seperti eksistensi dari Dewan Moneter, Bank Sentral dan

(21)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

5. Yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh

bisnisnya bank tersebut, seperti pengadilan, sanksi, insentif, pengawasan,

prudent banking dan lain-lain;

6. Peraturan-peraturan yang ada di dalamnya satu sama lain ada hubungannya,

jadi tidak mungkin berdiri sendiri, malahan keterkaitannya merupakan

hubungan logis dari bagian-bagian lainnya;

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa luasnya aspek pengaturan

hukum di bidang perbankan dimana dengan pengaturan yang cukup dapat

memberikan kesempatan bagi kemajuan bank tanpa harus mengorbankan

kepentingan perekonomian secara menyeluruh.

Demikian pentingnya faktor hukum atau perundang-undangan ini bagi

perkembangan bidang perbankan dapat dimengerti karena bila dibandingkan

dengan jenis industri yang lain maka bidang perbankan ini merupakan bidang

yang paling banyak pengaturannya sehingga disebutkan sebagai “the most highly

regulated industry”28

Sifat hukum perbankan di Indonesia merupakan hukum memaksa, artinya

bank dalam menjalankan usahanya harus tunduk dan patuh terhadap rambu-rambu

yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang. Apabila rambu-rambu perbankan

dilanggar Bank Indonesia berwenang menindak bank yang bersangkutan dengan

menjatuhkan sanksi administrasif, seperti mencabut izin usahanya. Tetapi dalam

rangka pengawasan intern bank diperkenankan membuat ketentuan internal bank

(self regulation) dengan tetap berpedoman kepada kebijaksanaan umum yang

ditetapkan Bank Indonesia sebagai standar atau ketentuan dan ukuran yang jelas

28

(22)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

dan tegas dalam pengawasan internal bank, sehingga dapat melaksanakan

kebijakannya sendiri dengan baik dan penuh tanggung jawab29

Sumber-sumber hukum perbankan dapat dibedakan atas sumber

hukum dalam arti formil dan sumber hukum dalam arti materil. Sumber hukum

dalam arti materil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum itu sendiri

dan hal itu tergantung dari sudut mana dilakukan peninjauannya, apakah dari

sudut pandang ekonomi, sejarah sosiologi, filsafat dan sebagainya. Seorang ahli

perbankan akan cenderung menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan terhadap

lembaga perbankan dalam suatu masyarakat itulah yang menimbulkan isi hukum

yang bersangkutan. Sumber hukum dalam arti material baru diperhatikan jika

dianggap perlu untuk diketahui akan asal usul hukum .

2. Sumber-Sumber Hukum Perbankan

30

Sumber hukum perbankan adalah tempat ditemukannya ketentuan hukum

dan perundang-undangan tertulis yang mengatur mengenai perbankan. Jadi

ketetuan hukum dan perundang-undangan perbankan yang dimaksud adalah

hukum positif yaitu ketentuan hukum perbankan yang sedang berlaku saat ini.

Ketentuan khusus mengatur atau berkaitan dengan perbankan tersebut dapat

ditemukan dalam:

. Sedangkan sumber

hukum dalam arti formil adalah tempat diketemukannya ketentuan hukum dan

perundang-undangan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

31

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998;

(23)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia;

3. Undang-Undang Nomor 24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan

Sistem Nilai Tukar;

4. Burgerlyk Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) terutama

ketentuan dalam buku II dan Buku III mengenai hukum jaminan dan

perjanjian;

5. Wetboek van Koophandel (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) terutama

ketentuan dalam buku I mengenai surat-surat berharga;

6. Faillissement Verordening (Peraturan Kepailitan) sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004;

7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

9. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement

Establishing World Trade Organization;

10. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;

11. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 Tentang Pasar Modal;

12. Undang-Undang Notnor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil;

13. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah

beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah.

Selain itu, terdapat faktor-faktor lain yang yang membantu pembentukan

hukum perbankan, di antaranya perjanjian-perjanjian yang dibuat antara bank dan

nasabah; ajaran hukum melalui yurisprudensi hakim; doktrin-doktrin hukum; dan

(24)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 merupakan sumber

utama dari hukum perbankan di Indonesia. Maka, segala ketentuan perbankan

harus disesuaikan dengan undang-undang ini. Segala peraturan-peraturan

mengenai perbankan bertujuan untuk menciptakan suatu tatanan perbankan yang

sehat guna mempercepat proses modernisasi sektor industri perbankan nasional.

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 berjudul "Undang-Undang tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan".

Berdasarkan judul tersebut dapat diketahui adanya perubahan yang antara lain

adalah:32

a. Semula Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 terdiri dari 61 Pasal. Setelah

berlakunya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 maka saat ini menjadi 71

pasal dan dari 71 pasal tersebut dihapuskan 2 pasal sehingga tinggal 69 pasal;

b. Pembinaan dan pengawasan terhadap perbankan saat ini dilakukan secara

keseluruhan oleh Bank Indonesia. Menteri Keuangan yang dulunya

menerbitkan izin bank, saat ini telah dihapuskan;

c. Jenis "bank campuran" yang dikenal dalam Undang-Undang Nomor 7. Tahun

1992, sekarang telah dihapuskan;

d. Prinsip syariah yang tidak dikenal dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992, dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, prinsip

syariah dapat diberlakukan;

e. Rahasia bank yang dulu diartikan "semua keterangan yang tercatat pada bank

tentang keadaan keuangan nasabah", sekarang berdasarkan Undang-Undang

32

. Leden Marpaung, Pemberantasan dan Pencegahan Tindak Pidana Terhadap

(25)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Nomor 10 Tahun 1998, maka rahasia bank adalah “Keterangan mengenai

Nasabah Penyimpan dan Simpanannya”.

3. Pengertian dan Fungsi Bank

Pengertian bank secara otentik telah dirumuskan didalam Undang-Undang

Perbankan 1967 dan Undang-Undang Perbankan yang diubah. Pasal 1 huruf a

Undang-Undang Perbankan 1967, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

bank adalah lembaga keungan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit

dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sementara itu,

Undang-Undang Perbankan yang diubah pada Pasal 1 angka 2 mendefenisikan

bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.33

Bank berasal dari bahasa Italy “banca”, yang berarti bence yaitu suatu

bangku tempat duduk sebab pada zaman pertengahan, pihak bankir Italy yang

memberikan pinjaman-pinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk di

bangku-bangku halaman pasar. Dalam perkembangan dewasa ini, istilah bank

dimaksudkan sebagai suatu jenis pranata finansial yang melaksanakan jasa-jasa

keuangan yang cukup beraneka ragam, seperti pinjaman, pemberi pinjaman,

mengedarkan mata uang, mengadakan pengawasan terhadap mata uang, bertindak

sebagai tempat penyimpanan untuk tempat-tempat benda berharga dan membiayai

usaha-usaha perbankan34

33

. Rachmadi Usman, Loc. Cit, hal. 59.

34

. Munir Fuady, Op. Cit, hal. 13.

(26)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “bank” diartikan sebagai

berikut35

Apabila berbicara tentang Lembaga Keuangan Bank, ada dua istilah yang

perlu dijelaskan lebih dahulu, yaitu perbankan dan bank. Dalam Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992, juncto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, pada Pasal

1 angka (2) pasal tersebut ditentukan, Bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak :

“Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberi kredit dan jasa

dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”.

36

35

. Dep.P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989)

36

. Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Murniati, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000), Hal.33.

.

Pengertian kata di atas sesuai dengan rumusan Undang-Undang Nomor 14

Tahun 1967, Pasal 1 huruf a mengenai Pokok-Pokok Perbankan. Tetapi dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan rumusan tersebut telah

berubah. Pada Pasal 1 butir 1, arti kata “bank” dirumuskan sebagai berikut:

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan

(27)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Berdasarkan defenisi di atas, dapat dipahami bahwa pengertian perbankan

itu lebih luas dibandingkan dengan pengertian bank. Pengertian perbankan

merupakan rumusan umum yang abstrak mencakup 3 (tiga) aspek utama yaitu37

a. Kelembagaan Bank;

:

b. Kegiatan Usaha Bank;

c. Cara dan Proses Pelaksanaan Kegiatan Usaha;

Sedangkan pengertian bank merupakan rumusan khusus yang konkret

mencakup 2 (dua) aspek utama yaitu:

a. Badan Usaha Bank (corporate company)

b. Kegiatan Usaha Bank (business activities)

Mengenai penggunaan kata “ lembaga keuangan” dengan kata “badan

usaha” karena kata itu telah menggambarkan adanya aktivitas/kegiatan untuk

mencapai tujuan. Perbedaan tersebut makin nyata jika disimak arti kata “lembaga

keuangan”, yang dimuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang memuat

sebagai berikut “Badan dibidang Keuangan yang bertugas menarik uang dan

menyalurkan kepada mayarakat”38

Di samping itu ada juga yang memberi arti kepada bank sebagai suatu

intitusi yang mempunyai peran besar dalam dunia komersil, yang mempunyai .

Sebagai lembaga bank menjalankan usahanya dalam bidang jasa keuangan

bukanlah sembarangan badan usaha, melainkan secara hukum memiliki status

yang kuat dalam kekayaannya sendiri dalam melayani kebutuhan masyarakat.

37

. Ibid.

38

(28)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

wewenang untuk memerima deposito memberikan pinjaman dan menerbitkan

promissory notes yang sering disebut bank bills atau bank notes39

Ada juga yang memberikan pengertian bank adalah lembaga keuangan

yang menerima deposito dan memberikan pinjaman (Banks are financial

institutions that accept deposits and make loans)

.

40

Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa bank berfungsi sebagai “Financial

Intermediar” dengan usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana kepada

masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran. Dua

fungsi tersebut tidak dapat dipisahkan sebagai badan usaha, bank akan selalu

berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari usaha yang

dijalankannya. Sebaliknya sebagai lembaga keuangan bank mempunyai kewajiban

pokok untuk menjaga kestabilan nilai mata uang, mendorong kegiatan ekonomi,

dan perluasan kesempatan kerja

.

41

Fungsi pokok perbankan apabila dilihat dari sudut peranan ekonominya

meliputi empat (4) faktor, yaitu; .

42

1. Menerima simpanan dalam bentuk tabungan (saving account), deposito

berjangka (Demand Deposit) dan Giro (Current Account) serta

mengkonversikannya menjadi rekening koran yang fleksibel untuk dapat

dipergunakan oleh masyarakat atau disebut juga fungsi tabungan (Saving

Function).

39

. Black, Hendry Campbell, Black Law Dictionary, Sixth edition, West Publishing Co., St Paul Minn, 1990, hal.184.

40

. Webster, Noah, Banking Structurs, 1972, hal. 146.

41

. Rachmadi Usman, Op. Cit, hal. 59.

42

(29)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

2. Melaksanakan transaksi pembayaran melalui perintah pembayaran (Standing

Instructions) atau bukti-bukti lainnya atau disebut juga sebagai fungsi

pembayaran (Payment Function).

3. Memberikan pinjaman atau melaksanakan kriteria investasi lain di

sektor-sektor yang menghasilkan Rate of Return mencukupi daripada Cost of Fund

sumber dana perbankan, atau disebut juga sebagai fungsi pinjaman (Lending

Function).

4. Menciptakan uang (Money Maker) melalui pemberian kredit yang

dimanifestasikan dengan penciptaan uang giral, atau fungsi uang (Money

Function).

Dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

Tentang Perbankan, menyebutkan fungsi dan tujuan perbankan Indonesia adalah :

1. Fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat;

2. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan

nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan

stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak;

Pengertian di atas dijelaskan dalam Penjelasan umum Undang-Undang

Nomor Tahun 1998 tentang Perbankan yaitu dimana fungsi perbankan nasional

dalam kehidupan ekonomi bangsa Indonesia adalah:43

43

(30)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

1. Bank berfungsi sebagai “financial intermediary” dengan kegiatan usaha pokok

menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat atau pemindahan

dana masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang

dari penabung kepada peminjam.

2. Penghimpun dan penyalur dana masyarakat tersebut bertujuan menunjang

sebagian tugas penyelenggaraan negara yakni:

a. Menunjang pembangunan nasional, termasuk pembangunan daerah bukan

melaksanakan misi pembangunan suatu golongan apalagi perseorangan

kesejahteraan, jadi perbankan Indonesia diarahkan untuk menjadi agen

pembangunan (agent of development);

b. Dalam rangka mewujudkan trilogi pembangunan nasional yakni:

1) meningkatkan pemerataan kesejahteraan rakyat banyak, bukan

kesejahteraan segolongan orang atau perseorangan saja, melainkan

kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali;

2) meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, bukan pertumbuhan

ekonomi segolongan orang atau perseorangan, melainkan pertumbuhan

ekonomi seluruh rakyat Indonesia, termasuk pertumbuhan ekonomi

yang diserasikan;

3) meningkatkan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis;

4) meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat banyak, artinya

(31)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

pemerataan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat Indonesia, bukan

segolongan orang atau perseorangan saja;

3. Dalam menjalankan fungsi tersebut perbankan Indonesia harus mampu

melindungi secara baik apa yang dititipkan masyarakat kepadanya (Penjelasan

Umum Angka 3) dengan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential

banking), dengan cara:

a) efisiensi, sehat wajar dalam persaingan yang sehat yang semakin mengglobal

atau mendunia; dan

b) menyalurkan dana masyarakat tersebut ke bidang-bidang yang produktif,

bukan konsumtif;

Peningkatan perlindungan dana masyarakat yang dipercayakan ke pasar

bank, selain melalui prinsip kehati-hatian, juga pemenuhan ketentuan persyaratan

kesehatan bank, serta sekaligus berfungsi untuk mencegah terjadinya

praktek-praktek yang merugikan masyarakat luas (Penjelasan Angka 7).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa fungsi usaha bank selain sebagai

Financial Intermediary juga adalah merupakan Agent of Development yang

menunjang upaya pemerataan pembangunan nasioanl Indonesia oleh karenanya

dalam melaksanakan fungsinya, perbankan Indonesia seharusnya tetap berpegang

pada tujuannya.

B. Kebijakan-Kebijakan Dalam Penyehatan Sektor Perbankan Melalui

(32)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Sejak pertengahan tahun 1997 perekonomian Indonesia mengalami situasi

yang sangat sulit sebagai akibat dari krisis nilai tukar rupiah yang kemudian

meluas dengan cepat menjadi krisis keuangan dan ekonomi yang sangat dalam.

Walaupun pemerintah saat itu melakukan serangkaian kebijaksanaan moneter dan

fiskal seperti pelebaran kisaran kurs mata uang, peningkatan suku bunga dan

pengetatan fiskal, dalam pelaksanaannya kebijaksanaan yang diambil tersebut

dijalankan dengan sangat tidak konsisten dan dengan penuh keragu-raguan44

Untuk menghindari hancurnya perekonomian Indonesia secara

keseluruhan, Pemerintah menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan strategis

dalam tiga (3) bidang utama, yaitu:

.

Situasi ini menimbulkan lingkaran setan (vicious circle) yang berat karena

di satu pihak sektor perbankan mengalami krisis likuiditas dan kehilangan

kepercayaan yang berdampak pada meningkatnya biaya pendanaan bank,

sementara di lain pihak sektor rill mengalami kesulitan modal kerja dan

kekurangan likuiditas yang berakibat pada memburuknya kualitas aset sektor

perbankan yang mengakibatakan rasio kecukupan modal menjadi negatif.

45

2. Mengurangi tekanan pada neraca pembayaran. 1. Penyehatan sektor perbankan.

Menerapkan program penjaminan untuk mengembalikan kepercayaan kepada

sektor perbankan Indonesia, serta untuk melakukan restrukturisasi dan

rekapitalisasi sektor perbankan.

44

. Badan Penyehatan Perbankan Nasional, Rencana Strategis 1999-2004, hal. Ii.

45

(33)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Menyediakan fasilitas lindung nilai (hedging) hutang luar negeri swasta untuk

mendorong restrukturisasi hutang swasta luar negeri, serta program exchange

offer untuk perpanjangan tenor hutang luar negeri sektor perbankan.

3. Restrukturisasi hutang swasta.

Memperbaiki Undang-Undang kepailitan, menyediakan sarana negosiasi antara

kreditur dan debitur serta melakukan koordinasi instansi-instansi terkait untuk

memudahkan restrukturisasi hutang swasta.

Dalam merealisasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan strategis yang saling

terkait di atas, pemerintah mendirikan BPPN yang bertugas untuk menjalankan

program penjaminan pemerintah dan penyehatan sektor perbankan, termasuk

restrukturisasi hutang perusahaan. Dalam hal ini BPPN bekerjasama dengan

lembaga-lembaga lain yang didirikan pemerintah seperti Indonesian Debt

Restructuring Agency (INDRA) dan Prakarsa Jakarta (Jakarta Initiative)46

Pembentukan badan khusus penyehat bank atau Badan Penyehatan

Perbankan Nasional diawali dengan Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1998

tentang Pembentukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Kelahirannya

dipandang sebagai bukti nyata kesungguhan pemerintah mengatasi dampak yang

ditimbulkan oleh gejolak moneter khususnya terhadap sistem perbankan

nasional

.

47

46

. Ibid

47

. Rachmadi Usman, Op. Cit, hal. 194.

(34)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

keberadaannya dan sekaligus dapat melakukan tugasnya berdasarkan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 199848

Pada dasarnya program penyehatan perbankan berbeda dengan fungsi

pengawasan atas perbankan nasional yang diselenggarakan oleh Bank

Indonesia, sehingga penyehatan bank dianggap perlu dilaksanakan melalui

lembaga lain. Diharapkan pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Bank Indonesia

yang semakin berat tidak terganggu oleh adanya program penyehatan perbankan

dimaksud. Pembentukan badan khusus tersebut sama sekali tidak mengurangi

keberadaan Bank Indonesia, bahkan sebaliknya justru dimaksudkan untuk

menunjang fungsi pengawasan yang diembannya . Bahkan, perlu atau tidaknya

pembentukan badan khusus tadi, semata-mata didasarkan atas penilaian Bank

Indonesia. Program penyehatan bank tadi, sedari awal di desain berdasarkan

pemikiran bahwa efektivitasnya sangat tergantung pada pelaksanaan secara

harmonis fungsi Bank Indonesia dan badan khusus maupun aparat penegak

hukum terkait lainnya

.

49

Badan Penyehatan Perbankan Nasional bersifat sementara hanya untuk

jangka waktu lima (5) tahun sejak tanggal 27 Februari 1999 Pasal 2 ayat (4)

Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Badan Penyehatan

Perbankan Nasional. Namun dapat diperpanjang untuk jangka waktu tertentu

sepanjang masih diperlukan untuk menjalankan tugasnya .

1. Tugas dan Wewenang Badan Penyehatan Perbankan Nasional.

50

48

. Muhammad Djumhana, Op. Cit, hal. 116.

49

. Rachmadi Usman, Op. Cit, hal 195.

50

. Muhammad Djumhana, Op. Cit, hal 118.

(35)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Dalam menjalankan tugasnya BPPN telah mengembangkan strategi

restrukturisasi yang sistematik dan menyeluruh, yaitu:51

c. Restrukturisasi Hutang Perusahaan dan Asset Bank. a. Penjaminan Kewajiban Bank Umum

Melaksanakan program penjaminan pemerintah dengan tetap memperhatikan

beban pada anggaran dan tekanan pada neraca pembayaran.

b. Restrukturisasi dan Penyehatan Bank.

Melakukan rekapitalisasi terhadap bank-bank yang telah lulus seleksi dan

melakukan konsolidasi sektor melalui penggabungan dan penutupan

bank-bank yang tidak viable.

Melakukan penagihan dan restrukturisasi hutang perusahaan dan membantu

menghidupkan kembali sektor rill.

d. Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham Bank.

Memaksimalkan pengembalian uang negara yang telah tersalur kepada

bank-bank dengan mengalokasikan beban kepada pemegang saham pengendalinya

sehubungan dengan pelanggaran trhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit

(BMPK).

e. Penjualan Asset dan Pengembalian Uang Negara

51

(36)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Usaha pengembalian uang negara dilakukan dengan program divestasi dan

penjualan aset yang terbagi menjadi tiga (3) kelompok yaitu:

1) ekuitas bank-bank

2) portofolio kredit dan aset perusahaan yang direstrukturisasi

3) aset perusahaan dan hutang milik pemegang saham pengendali bank-bank

dalam penyehatan dan aset hasil konversi hutang restrukturisasi menjadi

modal.

Ada tiga (3) tugas pokok yang diberikan kepada badan khusus penyehat bank,

yaitu:52

a. Penyehatan bank yang diserahkan oleh Bank Indonesia

b. Penyelesaian aset bank, baik aset fisik maupun kewajiban debitor melalui

Unit Pengelola Aset (Asset Management Unit).

c. Pengupayaan pengembalian uang negara yang telah tersalur kepda

bank-bank.

Dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan Pasal 13 peraturan

Pemerintah Nomor 17 Tahun 1999, Badan Penyehatan Perbankan Nasional dapat

bertindak:53

a. Melakukan tindakan hukum atas aset dalam restrukturisasi dan/atau

kewajiban dalam restruturisasi.

52

. Rachmadi Usman, Op. Cit, hal. 196

53

(37)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

b. Membentuk divisi atau unit dalam Badan Penyehatan Perbankan Nasional

dengan wewenang yang ada pada Badan Penyehatan Perbankan Nasional

atas pembentukan dan/atau Penyertaan Modal Sementara dalam suatu

badan hukum untuk menguasai, mengelola, dan/atau melakukan tindakan

kepemilikan atas aset dalam restrukturisasi, kewajiban dalam

resturkturisasi dan/atau kekayaan milik atau yang menjadi hak bank dalam

penyehatan dan/atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional.

c. Secara langsung atau tidak langsung melakukan tindakan hukum atas

sehubungan dengan debitur, bank dalam penyehatan, aset dalam

restrukturisasi, kewajiban dalam restrukturisasi, dan/atau kekayaan yang

akan diserahkan atau dialihkan kepada BPPN, meskipun telah diatur

secara lain dalam suatu kontrak perjanjian, atau peraturan

perundang-undangan yang terkait.

Yang dimaksud tindakan hukum dalam tugas yang diemban BPPN di atas

adalah tindakan hukum yang menjadi wewenangnya. Tindakan hukum tersebut

dapat meliputi mendapatkan atau memegang hak dalam hal hak tersebut berupa

hak atas tanah, pengertian memegang hak adalah bersifat sementara dan dapat

meliputi segala jenis hak atas tanah; mengurus, mengalihkan, menjual, atau secara

lain mengasingkan atau menyebabkan dialihkannya, dijualnya atau

diasingkannya; menyelesaikan segala tuntutan atau tagihan; menyediakan fasilitas

pembiayaan antara lain dalam bentuk modal saham, pinjaman dan/atau jaminan;

(38)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

segala hutang yang telah jatuh tempo, dan melakukan segala tindakan lainnya

yang dapat dilkaukan berdasarkan peraturan pemerintah tentang BPPN54

Besarnya permasalahan dan kerusakan yang harus dapat diatasi dan

diperbaiki, wajar BPPN diberikan kewenangan yang luas

.

55

. Dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan ketentuan Pasal 37 A Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998, BPPN mempunyai wewenang:56

a. Mengambil alih hak dan wewenang manajemen dan pemegang saham.

b. Menguasai, mengelola dan melakukan tindakan atas kekayaan bank.

c. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah kontrak yang

merugikan bank.

d. Menjual atau mengalihkan tagihan bank kepada pihak lain.

e. Mengalihkan pengelolaan kekayaan dan/atau manajemen bank kepada pihak

lain.

f. Melakukan penyertaan modal sementara pada bank.

g. Melakukan pengosongan atas tanah dan/atau bangunan yang menjadi hak bank

yang dikuasai pihak lain.

h. Menghitung dan menetapkan kerugian yang dialami bank dalam program

penyehatan dan membebankan kerugian yang terjadi karena kesalahan

manajemen atau pemegang saham kepada pihak yang bersangkutan.

54

. Ibid

55

. Ibid, hal. 120

56

(39)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

i. Menetapkan jumlah tambahan modal yang wajib disetor oleh pemegang

saham bank.

Melihat pada wewenang tersebut di atas, segera tampak bahwa

kewenangan tersebut lebih berorientasi pada upaya untuk mengembalikan

cash-outflow serta kerugian yang telah dibebankan pada pemerintah sebagai akibat dari

upayanya menanggulangi krisis. Secara eksplisit tidak ada perumusan tugas untuk

menyehatkan kembali sektor rill pula dengan berbagai kewenangan yang mungkin

diperlukan oleh BPPN untuk menjalankan peranannya57

Demikian beratnya tugas collection dan dengan terbatasnya orientasi dari

kewenangan tersebut, maka bagian penting dalam upaya pemerintah untuk

menyehatkan kembali dunia usaha menjadi tidak turut dicakup karena

kewenangan yang demikian luas tetapi terbatas itu tetap tidak memadai dan tidak

cukup efektif dalam mengupayakan penyehatan sektor rill tersebut. Juga untuk itu

BPPN sendiri dan unsur-unsur terkait dalam pemerintah pun perlu memiliki

konsep yang jelas dalam melaksanakan revitalisasi terhadap dunia usaha tersebut.

Padahal dalam kenyataanya, sepanjang hampir empat (4) tahun sejak didirikan ,

BPPN lebih berfungsi sebagai sumber dana untuk memperoleh dana yang berasal

dari pencarian aset-aset serta tagihan-tagihan terhadap perbankan .

58

Badan Penyehatan Perbankan Nasional dapat menerbitkan surat paksa

guna melakukan tindakan penagihan piutang yang mempunyai kekuatan

eksekutorial dalam kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang

memiliki kekuatan hukum yang tetap. Bukan itu saja, dalam hal tindakan .

57

. H. Masyud Ali, Op. Cit, hal. 235

58

(40)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

penagihan piutang tidak diindahkan oleh pihak berutang, BPPN dapat melakukan

penyitaan atas hak kekayaan milik pihak yang berutang dalam rangka

pengembalian piutang dimaksud59

Penyitaan atas milik debitur dapat dilakukan terhadap kekayaan milik

debitur yang berada dalam penguasaan pihak ke tiga. Adapun kekayaan yang

tidak dapat disita yaitu barang-barang bergerak yang diperlukan untuk

kelangsungan hidup dari debitur perorangan yaitu: pakaian dan tempat tidur

beserta perlengkapanya yang digunakan oleh debitur dan keluarga yang menjadi

tanggungannya; persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu (1) bulan

beserta peralatan memasak yang berada di rumah; buku-buku yang secara

langsung dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaannya; dan/atau peralatan

penyandang cacat yang digunakan oleh debitur dan keluarga yang menjadi

tanggungannya

.

60

Adapun yang dimaksud dengan debitur dalam hal ini yaitu setiap

perorangan atau badan yang secara langsung atau tidak lansung mempunyai

kewajiban pembayaran kepada: Bank dalam penyehatan; BPPN, dan/atau

perusahaan terafiliasi bank dalam penyehatan atau BPPN; termasuk bank yang

mempunyai kewajiban kepada Bank Indonesia .

61

Berbagai ketentuan hukum yang menjadi dasar wewenang badan khusus

dalam melaksanakan program penyehatan perbankan, secara argumentatif dapat

dilihat sebagai terobosan (bahkan mungkin berseberangan) dengan aturan-aturan .

59

. Rachmadi Usman, Op.Cit, hal.198

60

. Muhammad Djumhana, Op. Cit, hal. 131.

61

(41)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

dan/atau kewenangan lain yang diatur dalam berbagai Undang-Undang yang

berlaku. Namun demikian dengan contoh tersebut diatas, tampak bahwa BPPN

dapat terjebak dalam posisi yang serba dilematis. Terutama sebagai akibat dari

dua tugasnya yang dapat saling menetralisir, yaitu antara kewajiban yang harus

dipenuhinya untuk menghasilkan cash collection dengan peranannya sebagai

lembaga pemulih kesehatan dunia usaha dan perbankan nasional62

Demikianlah sejak pendiriannya, BPPN telah langsung berhadapan dengan

sejumlah permasalahan yang memerlukan tindak lanjut, memerlukan penataan dan

pembinaan dan mengarahkannya menuju pemulihan perekonomian nasional.

Adapun permasalahan yang langsung menjadi portofolio BPPN per bulan

september 1999 tersebut meliput i:

.

63

a) Tindak lanjut atas penetapan enam belas (16) bank dalam statusnya sebagai

Bank Dalam Likuiditas (BDL) dan sepuluh (10) bank dalam statusnya sebagai

Bank Beku Operasi (BBO), dan tiga puluh delapan (38) bank dalam statusnya

sebagai Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU). Belakangan dalam tahun 2000

dan 2001, jumlah bank yang berada dalam status BBKU telah bertambah

dengan empat (4) bank lagi. Tindak lanjut atas bank-bank BDL, BBO, dan

BBKU ini meliputi penyelesaian atas transfer dari seluruh assetnya menjadi

dibawah penguasaan BPPN, melikuidasinya serta menagih Penyelesaaaian

Kewajiban Pemegang Saham (PKPS) nya.

b) Langkah pembinaan terhadap empat belas (14) bank dalam statusnya sebagai

BTO (Bank Take Over), yang meliputi: upaya untuk mentransfer seluruh

62

. Rachmadi Usman, Loc. Cit, hal.198

63

(42)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

portofolio pinjaman dengan kolektibilitas lima (5) kepada BPPN,

melaksanakan rekapitalisasi serta penggabungan (merger) serta restrukturisasi

lanjutan dan menagih PKPSnya

c) Melaksanakan rekapitalisasi atas tujuh (7) Bank BUMN dan tujuh (7) Bank

Swasta. Pelaksanaan rekapitalisasi ini sebagian diikuti pula dengan langkah

merger disamping melakukan transfer atas semua portofolio pinjaman dengan

kolektibilitas lima (5). Sedangkan untuk bank-bank swasta dalam kelompok

ini tetap pula dilakukan penagihan atas PKPSnya.

Untuk mempelancar pelaksanaan tugas-tugas BPPN serta untuk

meningkatkan transparansi dibentuk lembaga penasihat dan pengawas, yaitu:

1. Komite Penilaian Independen (Independent Review Committee) sebagai

lembaga penasihat

2. Komite Kebijakan Sektor Keuangan (Financial Sector Action Committee) atau

KKSK, sebagai lembaga pengawas

BPPN memiliki anggaran yang bersumber dari penyelesaian dan

pengelolaan “asset dan restrukturisasi”. Penggunaannya didasarkan pada rencana

kerja dan anggaran tahunan setelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan

yang sebelumnya telah mendapatkan pertimbangan dari KKSK. Penerimaan

BPPN yang bersumber dari penyelesaian dan pengelolaan asset dalam

restrukturisasi tersebut dapat dipergunakan terlebih dahulu untuk menjalankan

(43)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

anggaran BPPN dalam tahun kerja dapat dimintakan tambahan anggaran yang

bersumber dari APBN.64

Bersamaan dengan dibubarkannya Badan Penyehatan Perbankan Nasional

(BPPN), dibentuklah Perusahaan Pengelola Aset Negara, lembaga bar u pengelolaan aset negar a y ang belum t unt as diselesaik an oleh BPPN.

Pada tanggal 24 Maret 2004 PPA resmi diizinkan untuk merestrukturisasi dan

menjual aset-aset yang di alihkan dari BPPN, sesuai Perjanjian Pengelolaan Aset

antara Menteri Keuangan dan Direktur Utama PT PPA.65

Dalam uraian menyangkut kebijakan pemulihan dunia usaha ini terdapat

dua (2) unsur, yaitu

2. Strategi Pemulihan Dunia Usaha

66

c) Kebijakan Internal BPPN, yang dilaksanakan dalam menjalankan

peranannya menyehatkan perbankan, melakukan restrukturisasi terhadap

unit-unit usaha yang terjerat urusan dengan BPPN serta melakukan

collection atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah sebagai

sumber pendanaan untuk APBN. :

d) Kebijakan resturkturisasi sektor rill, yang dijalankan bersama antara

lembaga-lembaga pemerintah yang terkait dengan mengintegrasikan dan

memanfaatkan hasil-hasil restrukturisasi yang telah diselesaikan oleh

BPPN. Pada bagian ini akan dicakup uraian prihal langkah-langkah yang

sedang dipikirkan dan dirumuskan oleh pemerintah untuk melakukan

64

. Ibid, Hal 237.

65

66

(44)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

revitalisasi kembali sektor rill tersebut pada khususnya dan dunia usaha

pada umumnya.

Ad.a. Kebijakan Internal BPPN

Secara ringkas tugas BPPN meliputi tiga hal pokok, yitu menjalankan

program penjaminan dan penyehatan sektor perbankan termasuk restrukturisasi

hutang-hutang perusahaan yang telah macet pada awal terjadinya krisis.

Misi dari BPPN adalah membantu pemulihan perekonomian melalui

restrukturisasi sektor perbankan dan restrukturisasi hutang perusahaan serta

mengoptimalkan pengembalian uang negara untuk mengurangi beban terhadap

anggaran pemerintah. Dalam menjalankan misinya, BPPN telah mengembangkan

suatu strategi restrukturisasi yang sistematik, konsisten, dan menyeluruh. Proses

pelaksanaan misi tersebut, selalu berdasarkan atas sistem tatanan hukum yang

berlaku67

Selain melakukan administrasi program penjaminan, BPPN mengusahakan

untuk memperpanjang jangka waktu jatuh tempo kewajiban bank umum, baik

terhadap kreditur luar negeri melalui partisipasi dalam program exchange offer

dan trade finance maupun terhadap kreditur dalam negeri

. Dan untuk melaksanakan tugas-tugas BPPN menyusun strategi

restrukturisasi sebagaimana dimuat dalam “Rencana Strategis BPPN 1999-2004,

yaitu:

1. Penjaminan Kewajiban Bank Umum

68

67

.BPPN, Op. Cit, hal.9.

68

. H. Masyhud Ali, Op. Cit,hal. 238

(45)

Elfridawati Siburian : Peranan Program Rekapitalisasi Terhadap Perbankan Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah

Program penjaminan dimulai pada 26 Januari 1998 untuk memberikan

penjaminan kepada deposan dan kreditur bank, yang pada awalnya berlaku selama

dua (2) tahun hingga 31 Januari 2001 (sesuai KMK Nomor 179/ KMK 017/

2000). Jangka waktu tersebut secara otomatis diperpanjang setiap enam (6) bulan

kecuali apabila enam (6) bulan sebelum masa berakhirnya penjaminan pemerintah

memutuskan untuk menghentikan program tersebut. Sedangkan tanggung jawab

untuk melakukan administrasi program penjaminan ini sepenuhnya di tangan

BPPN69. BPPN mengusahakan untuk memperpanjang jangka waktu jatuh tempo

kewajiban bank umum, baik terhadap kreditur luar negeri melalui partisipasi

dalam program exchange offer dan trade finance maupun terhadap kreditur dalam

negeri70

Meskipun program penjaminan dinilai efektif sebagai upaya

mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan, namun

apalikasi program tersebut membawa implikasi besarnya beban yang harus

ditanggung pemerintah atau negara juga dapat membawa dampak negatif

khususnya menyangkut tindak moral hazard baik oleh pengelola bank, pemilik

bank maupun kreditor dan deposan .

71

Sebelum lahir Undang No. 10 Tahun 1998 maupun

Undang-Undang No.3 Tahun 2004, persoalan lembaga penjaminan simpanan juga pernah

diatur. Ini dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 30 Undang-Undang No. 13 Tahun

1968 tentang Bank Sentral yang menyatakan bahwa dalam rangka pembinaan

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan "keju adalah salah saw metode terttJa yang dilakukan oleh manuSla untuk mencegah kerusakan pada bahan-bahan makanan. menjadi prod uk yang tidak mudah

Manna al-Qat}an dalam mabahis fi ulum al-Qur’a>n menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan munasabah dalam pembahasan ini adalah segi-segi hubungan antara satu

[r]

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan ESDM Kabupaten

Tahap ini dilakukan untuk menjamin bahwa aplikasi yang telah dibangun mempunyai standart hasil sesuai desain sebelumnya telah dibuat. Pendekatannya adalah melakukan

(1) Bidang Pembangunan dan Pengembangan mempunyai tugas menyusun pedoman teknis pembinaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan perencanaan teknis pengadaan jasa

Konsep hunian seperti inilah yang menjadi primadona bagi warga ibukota karena warga ibu kota tidak harus memikirkan macet karena letaknya yang strategis serta terintegrasi