• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

MENGKONSUMSI TABLET BESI DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PISANGAN TAHUN 2015

Skripsi

Diajukan sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh

Deti Dwi Lestari

1111104000008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

BIODATA DIRI

Nama : Deti Dwi Lestari

Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 11 Juli 1993

Status Perkawinan : Belum kawin

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Asal : Komplek Pondok Bahar Blok D2 No.58 Jl.Kutilang 1 RT 04/RW05, Karang Tengah, Tangerang 15158

Alamat Tinggal : Komplek Pondok Bahar Blok D2 No.58 Jl.Kutilang 1 RT 04/RW 05, Karang Tengah, Tangerang 15158

Phone : 089675216355

Email : aggnaited15@gmail.com

PENDIDIKAN

TK Tunas Remaja (Tamat tahun 1999)

SD Bina Insani (Tamat tahun 2005)

SMPN 3 Tangerang (Tamat tahun 2008)

SMAN 12 Tangerang (Tamat tahun 2011)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

S1 Program Studi Ilmu Keperawatan (Tamat tahun 2015)

SEMINAR DAN TRAINING

Seminar Keperawatan “Update Diagnosa NANDA,

Aplikasi ISDA dan Diagnostik Reasoning” (Tahun 2012)

Seminar Nasional Kekerasan seks pada anak dan

(7)

vii

Seminar Keperawatan Nursing as partner society

and delivering public health (Tahun 2011)

Workshop Update Diagnosa NANDA,

Aplikasi ISDA dan Diagnostik Reasoning (Tahun 2012)

(8)

viii

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Deti Dwi Lestari, NIM: 1111104000008

Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan.

xviii +76 halaman+ 9 tabel+ 2 bagan+ 10 lampiran

ABSTRAK

Tingginya angka ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sebesar 21,4% masih menjadi masalah di Indonesia. Ketidakpatuhan terjadi karena ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau tablet. Selain itu, tablet besi yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan sehingga seringkali ibu hamil lupa dan malas mengkonsumsinya. Sehingga diperlukan himbauan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara memberi pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi dan melakukan monitoring konsumsi tablet besi dengan menggunakan SMS reminder. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder

terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen, rancangan

pretest and posttest dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar ceklis dan lembar pengkonsumsian tablet besi. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 30 orang ibu hamil, 15 ibu hamil untuk kelompok intervensi dan 15 ibu hamil kelompok kontrol, teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis data menggunakan Uji

Wilcoxon dan Uji Mann Withney. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan ibu hamil yang patuh sebanyak 12 orang pada kelompok intervensi setelah diberikan pendidikan kesehatan dan SMS reminder. Hasil uji hipotesis didapatkan nilai yang signifikan dengan nilai p=0,014 (p<0,05), dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Pendidikan kesehatan dan SMS reminder dapat digunakan untuk mengingatkan serta memantau kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.

Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, SMS reminder, Tablet besi, Kepatuhan, Ibu Hamil.

(9)

ix

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

Undergraduate Thesis, Juli 2015

Deti Dwi Lestari, NIM: 1111104000008

The Effect of Health Education and SMS Remainders Toward The Pregnant Womens Adherence to Consumed Iron Tablet in Puskesmas Pisangan

xviii+ 76 pages+ 9 tables+ 2 chart+ 10 appendix

ABSTRACK

The high number of non-compliance of pregnant women consume iron tablet at 21,4% is still a problem in Indonesia. Non-compliance occurred because pregnant women feel nausea from the taste and smell of the tablet. In addition, iron tablets are consumed every day creates a feeling bored so often forgotten and lazy pregnant women consume. So that the necessary appeal to health workers to improve the knowledge of pregnant women by giving health education on the benefits of tablet of iron and iron tablet consumption monitoring using the SMS reminder. The purpose of this study is to determine the effect of health education and SMS reminders to compliance pregnant women consume iron tablets. This research is a quantitative research with a quasi-experimental design, pretest and posttest with control group without randomization. Data collected using a checklist sheet and sheet iron tablet consumption. The research sample of 30 pregnant women, 15 pregnant women for the intervention group and 15 control group of pregnant women, purposive sampling technique. Data analysis using Wilcoxon test and Mann Whitney test. The results showed an increase in pregnant women who are obedient as many as 12 people in the intervention group after being given health education and SMS reminders. Result of hypothesis test obtained significant value to the value of p = 0.014 (p <0.05), it can be concluded there are significant health education and SMS reminders to compliance pregnant women consume iron tablets. Health education and SMS reminders can be used to alert and monitor the compliance of pregnant women consume iron tablets.

(10)

x

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk mereka yang selalu mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Mama Uun Sukartika dan Bapak Juhari. Mereka adalah orang tua yang sangat saya sayangi, kasihi, dan saya banggakan. Yang tidak pernah lelah membanting tulang untuk mencari nafkah demi menghidupi keempat anaknya. Sampai saat ini, sampai anak kedua mu menjadi seorang sarjana.Yang selalu mencurahkan kasih sayangnya yang tulus dan tanpa batas. Yang selalu memberikan dukungan serta do’a yang tiada henti untuk keberhasilan anak-anaknya. Yang telah membawa ku hingga saat ini menjadi seorang sarjana. Terima Kasih Mah, Pah atas segalanya yang telah mama dan bapak perjuangkan untuk kami sampai saat ini. Anak-anak mu sangat menyayangi mu mama dan bapak.

2. Kakakku, adik-adikku, kakak iparku, dan keponakanku. Lusi Fauziah, Robi dan Nadira, Rully Ananda Putra, Alya, Raisya dan Meisya. Mereka adalah penghilang rasa lelah ku, penyemangat bagiku hingga saya bisa sampai saat ini. Terima kasih atas perhatian dan do’a serta dukungan yang telah kalian berikan untukku.

3. Keluarga besarku yang selalu memberika do’a dan dukungan dari jauh. 4. Sahabat-sahabatku seperjuangan selama 4 tahun Runingga, Anggita,

Denok. Yang selalu memberikan kecerian untukku, bantuan, semangat, dukungan dan do’anya. Sahabat-sahabatku yang saya cintai Sela, Nishtya, Lani dan Be All. Yang selalu menyempatkan waktunya untuk berkumpul walaupun sudah berpisah jauh. Terima kasih untuk semangat, do’a, dan dukungannya.

5. Seseorang yang terkasih dan istimewa, beserta keluarganya. Mereka adalah keluarga kedua bagiku. Terima kasih sudah memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus. Terima kasih untuk waktu yang selalu diberikan untukku, do’a, dan semangat yang tiada henti. Terima kasih sudah setia menemaniku kemanapun dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-teman PSIK UIN 2011, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

(11)

xi

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Atas

berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal

skripsi yang berjudul “Pengaruh Konseling dan Sms Follow Up Terhadap

Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Pisangan”.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan

bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan

tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M A , selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Maulina Handayani, S.Kep., M.Sc , selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan dan Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Maulina Handayani, S.Kep, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing

Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah

membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku

(12)

xii

5. Ibu Ns. Uswatun Khasanah MNS dan Ibu Ns.Kustati Budi Lestari, S.Kep,

M.Kep, Sp.Kep.An, selaku Dosen Pembimbing, terima kasih

sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi

arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses

pembuatan skripsi ini.

6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di

lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Orang tua ku, Ibu Uun Sukartika dan Bapak Juhari yang telah mendidik,

memberikan rasa cinta dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini,

selalu mendoakan untuk kesuksesan penulis, memberikan dukungan moril

maupun materil kepada penulis selama proses menyusun skripsi ini. Tak

lupa juga untuk kakak ku Lusi Fauziah dan Rully Ananda Putra yang juga

memberikan dukungan secara moril dan materil kepada penulisan serta

Angga Bayu Kurnia yang selalu memberikan semangat dan selalu

meluangkan waktunya untuk menemaniku selama proses menyusun

skripsi ini. Dan tak lupa adik-adikku Robi Andi dan Nadira Aulia Putri

serta keluarga besar lain yang selalu memberikan doa serta dukungan

selama proses menyelesaikan skripsi ini

8. Sahabat-sahabat Runingga Andami Nafa, Anggita Puspita Delianty,

Denok Ariska, Shella Lailani Fatwan, Nistya Agita, dan Rizky Meilani

yang telah membantu, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan,

(13)

xiii

proses menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman PSIK 2011.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat

bagi semua orang yang membutuhkannya.

Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu

memberikan kemudahan untuk kita semua. Amiinn.

Tangerang Selatan, 24 Maret 2015

Penulis ,

(14)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul i

Lembar Pernyataan ii

Lembar Pernyataan Persetujuan iii

Lembar Pengesahan iv

Lembar Pengesahan v

Daftar Riwayat Hidup vi

Abstrak viii

Abstrack ix

Lembar Persembahan x

Kata Pengantar xi

Daftar Isi xiv

Daftar Tabel xvi

Daftar Bagan xvii

Daftar Lampiran xviii

1. BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 8

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan 9

B. Zat Besi 13

C. Kepatuhan 17

D. Pendidikan Kesehatan 23

E. Layanan Pesan Singkat (SMS) 28

F. Penelitian Terkait 29

G. Kerangka Teori 31

3. BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep 32

B. Hipotesis Penelitian 33

C. Definisi Operasional 33

4. BAB IV METODOLOGI PNELITIAN

A. Desain Penelitian 37

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

(15)

xv

D. Prosedur Pengumpulan Data 41

E. Pengolahan Data 45

F. Instrumen 47

G. Analisis Data 48

H. Etika Penelitian 50

5. BAB V HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Tempat Penelitian 52

B. Analisis Univariat 54

C. Analisis Bivariat 58

6. BAB VI PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden 62

B. Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi 67 C. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder

terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi

Tablet Besi 68

7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 74

B. Saran 75

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Suggested Scheme for Daily Iron and Folic

Acid Supplementation in Pregnant Women 15

Tabel 2.2 Alat untuk Mengukur Kepatuhan Minum Obat 21

Tabel 3.1 Definisi Operasional 34

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Wilayah Kerja

Puskesmas Pisangan Tahun 2015 54

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Paritas Responden Di

Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 55

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di

Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 55

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di

Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 56

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Responden

Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 57

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden pada Kelompok Intervensi dan Kontrol pada Pengukuran

Pretest dan Posttest 57

Tabel 5.7 Perbedaan Kepatuhan Kelompok

Kontrol Pada Pretest dan Posttest 59

Tabel 5.8 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam

Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi 60

Tabel 5.9 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi

Dibandingkan Kelompok Kontrol 61

(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman

[image:17.595.115.506.212.580.2]

Gambar 2.1 Kerangka Teori 31

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Informed Consent

Lampiran 2 Kuesioner Data Demografi

Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan Penelitian

Lampiran 4 Prosedur Tetap SMS Reminder

Lampiran 5 Lembar Evaluasi Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Pada Kelompok Intervensi dan Lembar Evaluasi Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok Kontrol

Lampiran 6 Lembar ceklis pendidikan kesehatan dan SMS reminder

Lampiran 7 Power Point Penelitian

Lampiran 8 Hasil Analisis Data Penelitian

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian

(19)

1

A. Latar Belakang

Pada tahun 2013 di dunia setiap harinya sekitar 800 ibu hamil meninggal

karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Jumlah ibu hamil yang meninggal

akibat komplikasi selama kehamilan dan persalinan sebesar 289.000 pada tahun

2013 (WHO, 2014). Penyebab utama kematian pada ibu hamil adalah perdarahan,

hipertensi, infeksi dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena kondisi

medis yang sudah ada sebelumnya dan selama kehamilan. Penyebab tidak

langsung kematian ibu hamil diantaranya, terlalu tua hamil, terlalu muda untuk

hamil, terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4), terlalu dekat (jarak antar

kelahiran kurang dari 2 tahun), terlambat mengenali tanda bahaya persalinan,

terlambat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dan terlambat ditangani oleh

tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes, 2013). Di

Indonesia, jumlah ibu hamil yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan

persalinan sebanyak 5019 orang pada tahun 2013. Penyebab kematian ibu

terbanyak masih didominasi perdarahan (32%), disusul hipertensi dalam

kehamilan (25%), infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Penyebab

lain-lain (32%) cukup besar, termasuk di dalamnya penyakit non obstetrik

(Kemenkes, 2013).

Penyebab terjadinya perdarahan antenatal dan persalinan salah satunya

karena anemia selama kehamilan. Hasil Riskesdas 2013 terdapat 37,1% ibu hamil

(20)

proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan

(37,8%). Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kejadian perdarahan pada

ibu hamil, salah satunya dengan pencegahan dan penanganan penyebab terjadinya

perdarahan yaitu anemia pada kehamilan (Kemenkes, 2013). Upaya pencegahan

dan penanganan anemia pada kehamilan di Indonesia telah dilakukan distribusi

tablet besi pada ibu hamil yang berkunjung ke layanan Antenatal Care. Jumlah

tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari

berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan (Kemenkes, 2010).

Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet besi tahun 2012 sebesar 85%, data

tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90% (Kemenkes,

2013). Hasil Riskesdas 2013 jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi

sebesar 89,1 %. Diantara yang mengkonsumsi zat besi tersebut, terdapat 33,3 %

ibu hamil yang mengonsumsi tablet besi selama 90 hari atau lebih, 34,4 % ibu

hamil yang mengkonsumsi tablet besi kurang dari 90 hari, dan 21,4 % ibu hamil

yang lupa mengkonsumsi tablet besi (Kemenkes, 2013). Khususnya untuk daerah

Banten jumlah ibu hamil yang tidak minum tablet besi sebesar 20,4 %, untuk ibu

hamil yang patuh minum tablet besi selama 30 hari sebesar 37,1 % , dan ibu hamil

yang patuh mengkonsumsi tablet besi lebih dari 90 hari sebesar 19,8 %

(Kemenkes, 2010).

Keberhasilan program pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil

bergantung pada distribusi suplemen zat besi dengan jumlah yang adekuat dan

kepatuhan individual terhadap pengobatan (Michael, 2009). Dampak jika ibu

hamil tidak mau atau tidak teratur mengkonsumsi tablet besi dengan dosis yang

(21)

(Azis, Supardi & Herman , 2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, diantaranya adalah perilaku

petugas kesehatan, motivasi ibu, peranan keluarga, pengetahuan ibu hamil

(Iswanto, 2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ramawati, Mursiyam, dan

Sejati (2008) dalam studi kualitatifnya mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Desa

Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas terbagi menjadi

beberapa faktor yaitu faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap ibu terhadap

kesehatan); faktor pendukung (ketersediaan fasilitas dan sarana tablet besi) serta

faktor penguat (perilaku petugas kesehatan dan peran serta keluarga).

Ketidakpatuhan terjadi karena ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau

tablet. Selain itu, tablet besi yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan

sehingga seringkali ibu hamil lupa dan malas untuk mengkonsumsinya (Budiarni

& Subagio, 2012). Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Jayatri

(2012) di wilayah kerja Puskesmas Piladang, Kecamatan Akabiluru,

ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dapat disebabkan karena

kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat tablet besi, efek samping yang

ditimbulkan setelah mengkonsumsi tablet besi dan pengalaman ibu hamil

terdahulu yang tidak mengkonsumsi tablet besi secara teratur ternyata pada waktu

persalinan tidak mengalami komplikasi pada ibu dan bayinya

Banyaknya penyebab yang membuat ibu hamil tidak patuh dalam

mengkonsumsi tablet besi, sehingga diperlukan himbauan kepada petugas

kesehatan supaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara memberi

(22)

kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan

kepada individu, kelompok atau masyarakat dengan harapan bahwa dengan

adanya pendidikan kesehatan individu, kelompok atau masyarakat dapat

memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan mereka dan pengetahuan tersebut

diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping

masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas

yang melakukannya, dan alat-alat bantu/alat peraga pendidikan. Agar dicapai

suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara

harmonis (Notoatmodjo, 2007). Pemilihan strategi intervensi yang tepat

mencakup pendidikan dan kesadaran sekaligus beberapa aktivitas kunci lainnya

penting agar praktik pendidikan kesehatan menjadi efektif (Bensley & Fisher,

2003).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sri Lanka sebuah pendidikan

kesehatan yang sederhana dapat meningkatkan efektifitas pemberian suplemen

besi pada populasi tersebut. Namun penurunan kejadian anemia tidak terlalu

signifikan pada kelompok intervensi hanya sebesar 0,9% (Senanayake,

Premaratne, Palihawadana & Wijeratne, 2010). Didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Agustini, Lestari & Agoes (2014) mengenai pemberian paket

intervensi (pemberian leaflet, diskusi kelompok, kartu monitoring) di Desa

Sukohaji dapat memperbaiki status anemia pada ibu hamil. Pemberian Evidence

Based Leaflet dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tetapi peningkatannya

tidak signifikan dibanding kelompok yang tidak diberi leaflet. Oleh sebab itu,

(23)

pendidikan kesehatan sesuai dengan sasaran dan tujuan dari pendidikan tersebut

dilakukan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan dengan jelas, dan

masyarakat sasaran dapat menerima pesan kesehatan dengan jelas dan tepat

(Notoatmodjo, 2007).

Mengingat pentingnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet

besi maka diperlukan sistem kesehatan yang dapat mencari solusi untuk

meningkatkan kepatuhan pengobatan menggunakan intervensi pendukung

pendidikan kesehatan. Layanan pesan singkat (SMS) dapat digunakan untuk

memaksimalkan efisiensi, efektivitas, dan ekuitas pelayanan kesehatan melalui

meningkatkan komunikasi kesehatan. Selain itu, layanan pesan singkat dapat

digunakan untuk memantau dan memberikan informasi mengenai kepatuhan ibu

hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Wilieyam & Sevani, 2013). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Khorshid, Afshari & Abedi (2014) bahwa

menggunakan pengingat SMS merupakan cara yang efisien untuk meningkatkan

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Kusniati (2014) bahwa layanan pesan singkat (SMS)

reminder efektif terhadap kepatuhan konsumsi tablet besi pada ibu hamil.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14-15 November

2014 di Puskesmas Pisangan, selama bulan Oktober 2014 ada 50 orang ibu hamil

yang melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pisangan. Data anemia di

Puskesmas Pisangan pada bulan Januari sampai April 2015 sebanyak 9 orang dari

150 orang ibu hamil. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke posyandu

dan puskesmas akan mendapatkan tablet besi. Ibu hamil akan mendapatkan tablet

(24)

persediaan obat tersebut sudah habis. Tablet besi yang diberikan sebanyak 30

tablet besi, sesuai dengan program pemerintah dalam pencegahan dan penanganan

anemia pada kehamilan. Di Puskesmas Pisangan khususnya pada pelayanan

Antenatal Care banyak ibu hamil tidak patuh minum tablet besi karena rasa dan

bau tablet besi, lupa dan malas minum tablet besi, dan kadang juga dikarenakan

efek samping setelah minum tablet besi. Setelah dilakukan wawancara dengan 10

ibu hamil di Puskesmas Pisangan didapatkan 7 ibu hamil yang tidak patuh dan 3

orang ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Alasan ibu hamil

tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi rata-rata karena lupa untuk minum

tablet besi. Namun, ada juga yang tidak mau minum karena rasa, bau, dan efek

samping dari tablet besi.

Evaluasi pengaruh pendidikan kesehatan serta SMS reminder terhadap

peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi belum pernah

dilakukan di Puskesmas Pisangan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS

reminderterhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.

B. Rumusan Masalah

Khususnya untuk daerah Banten jumlah ibu hamil yang tidak minum tablet

Fe sebesar 20,4 %, untuk ibu hamil yang patuh minum tablet Fe selama 30 hari

sebesar 37,1 % , dan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet Fe lebih dari 90

hari sebesar 19,8 % (Kemenkes, 2010). Masih tingginya jumlah ibu hamil yang

tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, sehingga diperlukan himbauan kepada

[image:24.595.112.515.223.575.2]
(25)

memberi pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi. Oleh karena itu,

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan

kesehatan dan SMS reminderterhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi

tablet besi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS

reminderterhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya karakteristik ibu hamil berdasarkan usia, paritas,

pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.

b. Diketahuinya perbedaan kepatuhan ibu hamil sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan saja pada kelompok kontrol.

c. Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder

terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi

kelompok intervensi padapretestdanposttest.

d. Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder

terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada

(26)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi tempat penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk Puskesmas Pisangan

dalam melaksanakan program yang bersifat meningkatkan kepatuhan ibu

hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.

2. Bagi pendidikan keperawatan

Diharapkan dapat memperluas pengetahuaan yang berkaitan dengan

lingkup keperawatan maternitas. Dalam hal ini dikhususkan pada pemberian

pendidikan kesehatan dan SMS reminder mengenai pengkonsumsian tablet

besi bagi ibu hamil terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet

besi.

3. Bagi peneliti

Merupakan hal yang sangat menarik bagi peneliti, karena yang

dihadapi yaitu ibu hamil yang pada saat ini dipengaruhi oleh modernisasi,

sehingga cara pemberian pendidikan kesehatan yang menarik dan berbeda

pada biasanya sangat berguna untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam

mengonsumsi tablet besi.

4. Bagi peneliti selajutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang cara atau

teknik pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil

dalam mengonsumsi tablet besi untuk dapat mengembangkan

(27)

9

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana embrio atau janin

tumbuh dan berkembang di dalam rahim seorang wanita selama 9 bulan

atau lebih ( WHO, 2014). Adaptasi maternal merupakan akibat kerja

hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan

jaringan lain. Adaptasi ini melindungi fungsi fisiologis normal seorang

wanita, memenuhi tuntutan metabolik tubuh selama kehamilan,

menyediakan kebutuhan dan perkembangan ibu dan janin (Bobak,

Lawdermilk & Jensen , 2005). Perubahan-perubahan fisiologis yang

terjadi di dalam tubuh wanita hamil (Bobak, Lawdermilk & Jensen, 2005)

diantaranya :

1. Sistem Reproduksi

Suplai darah meningkat disebabkan oleh hormon; menyebabkan

gejala-gejala dan tanda-tanda yang khas. Serviks lebih lunak (tanda

Goodells) dan dipenuhi dengan mukus (operkulum); berubah menjadi

bentuk oval setelah kelahiran pertama. Uterus, perubahan yang sangat

dalam bentuk, ukuran dan ketebalan dinding; disokong oleh ligamen

yang menahan ditempatnya; melemah pada minggu ke-8 (tanda

(28)

ke-8 disebabkan oleh meningkatnya vaskularisasi, sebagai leukorrhea

kehamilan dan meningkatkan rangsang seksual.

2. Sistem Integumen

Payudara terdapat nyeri tekan, membesar, kolostrum, areola

menjadi lebih gelap. Kulit , terdapatstriae gravidarum, hiperpigmentasi

(linea nigra diperut, Chloasma pada wajah, dan pada areola), dan

sekresi kelenjar lemak dan perspirasi.

3. Sistem Endokrin

Ovarium dan plasenta, korpus luteum membentuk estrogen dan

progesteron; plasenta membentuk Hcg, Hpl, dan Hct. Kelenjar tiroid,

membesar selama kehamilan tetapi jumlah tiroksin tetap konstan.

Kelenjar paratiroid, ukuran meningkat antara minggu 15 sampai

ke-35, ketika kebutuhan kalsium janin meningkat. Pankreas, pembentukan

insulin meningkat selama kehamilan, tetapi penyimpanan glikogen

terbatas. Kelenjar pituitari, FSH ditekan oleh Hcg yang dihasilkan

plasenta; prolaktin meningkat selama kehamilan dan laktasi; oksitosin

meningkat dan menstimulasi kontraksi otot uterus. Kelenjar adrenal,

kortin meningkat tetapi epinefrin tetap konstan.

4. Sistem Kardiovaskular.

Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan

sistem kardiovaskular yang ekstensif, baik aspek anatomis maupun

fisiologis. Adaptasi kardiovaskular melindungi fungsi fisiologis normal

wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan

(29)

Volume darah akan meningkat sekitar 1500 ml. Peningkatan terdiri atas

1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah merah (SDM). Peningkatan

volume mulai terjadi sekitar minggu ke-10 sampai ke-12, mencapai

puncak sekitar 30%sampai 50 % diatas volume tidak hamil pada

minggu ke-20 sampai ke-26, dan menurun setelah minggu ketiga.

Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif.

Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM (normal: 4

sampai 5,5 juta/mm3). Presentasi kenaikan bergantung kepada jumlah

besi yang tersedia. Massa SDM meningkat 30% sampai 33% pada

kehamilan aterm, jika ibu mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak

mengkonsumsi suplemen besi, SDM hanya meningkat 17% pada

beberapa wanita. Walaupun produksi SDM meningkat, nilai normal

hemoglobin (12 sampai 16 g/dl dalam darah) dan nilai normal

hematokrit (37% sampai 47%) menurun secara menyolok. Penurunan

lebih jelas terlihat selama trimester kedua, saat terjadi ekspansi volume

darah yang cepat. Kondisi ini disebutanemia fisiologis.

5. Sistem Muskuloskeletal

Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat hamil

menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubaha secara

menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul iring

ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat badan

pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment)

(30)

Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal

selama masa hamil. Adaptasi ini memungkinkan pembesaran

dimensi panggul. Kegemukan dan kehamilan dengan janin ganda

cenderung meningkatkan ketidakmampuan panggul.

Otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus

otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominis dapat

memisah. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali,

tetapi pemisahan otot(diastasis recti abdominis)menetap.

6. Sistem Pernapasan

Letak diafragma berubah karena pertumbuhan janin; tidal

volume meningkat, meningkatkan O2 dalam darah. Pembengkakan

pada membran mukosa sering terjadi yang menyebabkan hidung

tersumbat, serak, dispnea dsb.

7. Sistem Gastrointestinal

Asam lambung menurun; mual dan muntah merupakan hal

umum pada awal kehamilan; melambatnya peristaltik

menyebabkan rasa kembung; konstipasi dan nyeri ulu hati umum

terjadi.

8. Sistem Perkemihan

Ginjal yang normal mampu mengatasi kerja tambahan tanpa

menyebabkan masalah, tekanan karena pertumbuhan janin dapat

menyebabkan stasis urin. Sering berkemih pada awal kehamilan

disebabkan karena penekanan uterus pada kandung kemih.

(31)

9. Sistem Persarafan

Saraf perifer tidak terdapat perubahan. Otak tidak terdapat

perubahan fisik tetapi dipertimbangkan penyesuaian psikis.

B. Zat Besi

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat

didalam tubuh manusiadan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh

manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh

diantaranya, sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,

sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu

berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Zat besi disimpan dalam

hepar, lien dan sumsum tulang. Sekitar 70 persen zat besi yang ada di

dalam tubuh berada dalam hemoglobin, dan 3 persennya dalam mioglobin

(simpanan oksigen intramuskuler). Defisiensi zat besi akan mengakibatkan

anemia yang menurunkan jumlah maksimal oksigen yang dapat dibawa

oleh darah (Almatsier, 2001)

1. Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil

Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan

jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan

plasenta. Makin sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan

makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Kebutuhan

zat besi pada setiap kehamilan antara lain meningkatkan sel darah ibu (500

(32)

mg besi). Total keseluruhan kebutuhan zat besi setiap kehamilan adalah

900 mg besi (Manuaba, 2001).

Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata

3,5-4 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan

dalam trimester akhir , yaitu dari rata-rata 2,5 mg/hari pada awal

kehamilan menjadi 6,6 mg/hari (Letsky & Warwick, 1994 dalam Jordan

2002) . Jika seorang wanita didiagnosis dengan anemia secara klinis, ia

harus diberikan zat besi setiap hari (120 mg besi elemental) dan asam folat

(400 mg atau 0,4 mg) suplemen sampai kadar hemoglobin nya naik

normal. Kemudian dapat kembali ke dosis terendah untuk mencegah

anemia yang berulang. Untuk wanita hamil pemberian dosis harian

dimulai dari dosis yang terendah 60 mg unsur besi (WHO, 2012).

Dampak kekurangan zat besi dalam tubuh menjadi penyebab ibu

hamil mengalami anemia pada kehamilan. Dampak anemia pada

kehamilan antara lain (Bobak, Lawdermilk & Jansen, 2005):

a. Bahaya Kehamilan (Keguguran, persalinan prematur, hambatan

tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi imfeksi,

muntah secara berlebihan, perdarahan selama kehamilan dan

ketuban pecah dini).

b. Bahaya saat persalinan (gangguan kontraksi dan kekuatan

mengejan, kala dua berlangsung lama, kala tiga dapat terjadinya

perdarahan saat persalinan, kala empat dapat terjadinya perdarahan

(33)

c. Bahaya saat nifas (terjadi perdarahan saat nifas, memudahkan

terjadinya infeksi, pengeluaran ASI berkurang dan anemia kala

[image:33.595.117.516.200.563.2]

nifas).

Tabel 2.1Suggested scheme for daily iron and folic acid supplementation in pregnant women

WHO 2012. Guideline: Daily iron and folic acid supplementation in pregnant woman

2. Suplementasi Besi

Suplementasi besi digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan

anemia defisiensi besi. Jenis sediaan besi diantaranya Fero Fumarat, Fero

Glukonat, dan Fero sulfat (Deglin, 2004). Lamanya terapi minimal 3 bulan

setelah suatu masa latensi k.l 10 hari, kadar Hb akan naik k.l 1 % (=0,15

%) sehari sampai nilai Hb pulih normal dalam waktu 1-2 bulan. Kemudian

terapi perlu dilanjutkan 1-2 bulan lagi guna mengisi depot tubuh (Tjay dan

Rahardja, 2007).

Tablet besi atau sediaan besi ini tidak boleh diminum pada pasien

yang menderita hemokromatosis, anemia hemolitika. Gunakan secara

hati-hati pada pasien yang menderita ulkus peptikum, kolitis ulserativ atau

Komposisi Suplemen Suplemen besi: 30-60 mg unsur

besi

Asam folat: 0,4 mg

Frekuensi 1 suplemen/hari

Lama waktu Sepanjang kehamilan. Suplemen

besi dan suplemen asam folat harus dimulai sedini mungkin

Kelompok sasaran Semua wanita hamil, baik

(34)

enteritis regional, dan pemakaian kronik yang tidak beraturan. (Deglin,

2004).

Dosis per oral dalam mg elemen zat besi untuk wanita hamil 30-60

mg/hari. Sebaiknya obat diminum pada perut kosong, karena makanan

lazimnya dapat mengurangi resorpsi zat besi. Akan tetapi, bila timbul

gangguan saluran cerna, perlu diminum pada waktu makan. Dosis lebih

tinggi tidak ada gunanya karena tidak akan mempercepat efek. Bila ada

dosis yang terlupa, segera minum disaat ingat dalam 12 jam, bila tidak,

kembali ke jadwal dosis reguler, jangan menggandakan dosis (Deglin,

2004 ; Tjay dan Rahardja, 2007)

Efek samping yang mungkin timbul setelah megkonsumsi tablet

besi diantaranya persaan tidak nyaman di lambung, mual, muntah,

konstipasi dan kadang-kadang diare. Gejala ini diakibatkan oleh sifat

merangsang dari besi dan bisa juga karena perubahan pada flora usus.

Selain itu, juga timbul rasa logam dan tinja berwarna hitam. Untuk

mengurangi efek sampingnya ini, sebaiknya penggunaan obat dimulai

dengan dosis rendah yang lambat laun ditingkatkan (Deglin, 2004 ; Tjay

dan Rahardja, 2007).

Selama mengkonsumsi tablet besi, hindari penggunaan antasid,

kopi, teh, produk susu, telur, atau roti gandum dalam 1 jam sebelum dan 2

jam setelah pemberian garam besi (Deglin, 2004). Vitamin C dapat

(35)

C. Kepatuhan

1. Definisi Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut, taat (pada perintah, aturan

dsb); berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh , ketaatan terhadap perintah

atau aturan. Menurut Bastable , kepatuhan adalah istilah yang dipakai

untuk menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah

ditentukan. Menurut DeGreest et al 1998 dalam buku Carpenito 2002 ,

kepatuhan adalah perilaku positif yang diperlihatkan klien saat mengarah

ke tujuan terapeutik yang ditentukan bersama. Literatur perawatan

kesehatan mengemukakan bahwa kepatuhan berbanding lurus dengan

tujuan yang dicapai pada program pengobatan yang telah

ditentukan.terdapat dua konsep utama pada studi penggunaan obat yaitu

kepatuhan dan ketekunan.

2. Kepatuhan Minum Obat

Kepatuhan minum obat adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan perilaku pasien dalam minum obat secara benar tentang

dosis, frekuensi, dan waktunya. Sedangkan compliance adalah pasien

mengerjakan apa yang telah diterangkan oleh dokter/apotekernya

(Nursalam, 2007). Kepatuhan minum tablet besi adalah ibu hamil yang

mengkonsumsi tablet besi setiap hari dan jumlah tablet besi yang diminum

paling sedikit 90 tablet berturut-turut selama kehamilan (Kemenkes,

(36)

mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang seharusnya (Wiknjosastro,

2002).

Kepatuhan pasien minum obat dilihat bagaimana pasien minum

obat secara teratur sesuai dengan yang ditentukan misalnya, minum obat 3

kali sehari, dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Sedangkan

ketekunan dalam penggunaan obat didefinisikan sebagai tindakan yang

dilakukan pasien untuk melanjutkan terapi sampai akhir dari pengobatan

yang dilakukan (Cramer dkk, 2008). Kepatuhan harus dilihat secara

keseluruhan, bukan terpisah-pisah (yakni kepatuhan atau ketidakpatuhan)

(Blevins&Lubkin,1999;Carpenito, 2002).

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Ada berbagai hambatan untuk taat sehingga pasien sulit patuh

meskipun sebenarnya pasien ingin melakukannya, hambatan kepatuhan

antara lain Rantucci (2010) :

a. Regimen pengobatan kompleks.

b. Durasi terapi panjang.

c. Munculnya efek merugikan atau efek samping.

d. Tidak dapat membaca, kemampuan kognitif rendah, hambatan

bahasa.

e. Hambatan fisik/finansial untuk mendapatkan obat.

Ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dapat

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut (Jing Jin, Sen

(37)

1. Faktor yang berpusat pada pasien

a. Faktor demografi meliputi faktor-faktor yang diidentifikasi

berada di kelompok ini termasuk yang umur pasien, etnis,

jenis kelamin, pendidikan, dan status perkawinan.

b. Faktor psikologis meliputi Keyakinan pasien, motivasi dan

sikap negatif terhadap terapi

c. Komunikasi yang buruk dengan penyedia layanan

kesehatan juga cenderung menyebabkan efek negatif pada

kepatuhan pasien

d. kesadaran akan kesehatan

e. Tingkat pengetahuan

f. Faktor lain meliputi merokok atau konsumsi alkohol

mempengaruhi kepatuhan pasien dalam minum obat serta

kelupaan merupakan faktor dilaporkan secara luas yang

menyebabkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan.

2. Faktor-pengobatan terkait diidentifikasi meliputi: rute pemberian,

kompleksitas pengobatan, durasi masa pengobatan, efek samping

obat, tingkat perubahan perilaku yang diperlukan, rasa obat dan

kebutuhan untuk penyimpanan obat.

3. Faktor sosial ekonomi meliputi komitmen waktu, biaya terapi,

pendapatan dan dukungan sosial.

(38)

5. Faktor penyakit, Pasien yang menderita penyakit dengan fluktuasi

atau tidak adanya gejala (setidaknya pada tahap awal), seperti asma

dan hipertensi, mungkin memiliki kepatuhan yang buruk

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), kepatuhan dipengaruhi

oleh 3 faktor diantaranya :

a. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan

sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,

alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong(Renforcing factors)yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang

merupaka kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

4. Pengukuran Kepatuhan

Hal-hal mengenai kepatuhan yang akan diukur meliputi ketepatan

ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sesuai dengan anjuran tenaga

kesehatan (ketepatan dosis dan frekuensi pemakaian ), kelengkapan obat

serta penyebab ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet besi (Nursalam,

2007 ; National Heart Foundation of Australia, 2011).

Mengukur kepatuhan dapat menggunakan dua metode diantaranya

(39)

kepatuhan pasien terhadap rejimen pengobatan dapat dilihat pada table

[image:39.595.112.512.166.683.2]

berikut (Obsterberg & Blaschke, 2005).

Tabel 2.2 Alat untuk mengukur kepatuhan minum obat

Metode Kelebihan Kekurangan

Langsung

Observasi Paling akurat Pasien dapat

menyembunyikan pil dalam mulutnya dan kemudian membuangnya. Pengukuran

kadar/metabolitdalam darah

Objektif Variasi metabolisme

dapat memberikan penafsiran yang salah terhadap kepatuhan. Memerlukan biaya yang lebih.

Penanda biologis dalam Darah

Objektif: dalam uji klinik dapat juga digunakan untuk mengukur placebo.

Memerlukan pengujian kuantitatif yang mahal dan pengumpulan cairan Tubuh

Tidak langsung

Kuesioner Sederhana,murah, metode

paling berguna dalam penentuan klinis

Rentan terhadap kesalahan, hasilnya mudah terdistorsi oleh pasien.

Menghitung pil Objektif dan mudah Data mudah diubah oleh

pasien. Monitoring obat secara

eletronik

Akurat dan mudah Mahal, memerlukan

kunjungan kembali dan pengambilan data.

Pengukuran penanda fisiologis (denyut jantung pada pengguna beta bloker)

Mudah Penanda dapat tidak

mengenali penyebab lain

(misalnya: peningkatan metabolisme,

menurunnya absorbsi).

(40)

Metode

Pada pasien anak-anak Kuesioner untuk orang tua atau orang yang merawatnya

Kelebihan

Sederhana dan objektif

Kekurangan

Rentan terhadap distorsi

Kecepatan menebus resep kembali

Objektif dan mudah Resep yang diambil tidak sama dengan yang dikonsumsi Penilaian respon klinis Sederhana dan mudah Faktor lain dari

kepatuhan pengobatan dapat berefek pada respon klinik.

5. Kuesioner Kepatuhan Minum Obat

Ada berbagai macam kuesioner kepatuhan minum obat

diantaranya, Brief medication questionnaire (BMQ) digunakan untuk

mengukur kepatuhan pasien dan hambatan kepatuhan dalam minum obat,

The Morisky Scale untuk mengukur perilaku pasien dalam minum obat

hipertensidengan reliabilitas (α 0,83) dan validitas (P < 0,05), Medication

adherence report scale (MARS)untuk mengukur kepatuhan dan hambatan

kepatuhan minum obat namun tidak pada rejimen terapeutiknya

(Sensitivitasnya 53% sampai 13%) spesifitasnya (57% sampai 94%)),

beliefs about medication questionnaire (BaMQ) untuk mengetahui

keyakinan pasien terhadap obat yang diminum (Alpha Cronbanch 0.70,

0.76, 0,67), Illness perception questionnaire (IPQ) resived (IPQ-R)

digunakan untuk mengetahui persepsi pasien terhadap

(41)

D. Pendidikan Kesehatan 1. Definisi

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan

dalan bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan

kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh

sebab itu, konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang

diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan

merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari

tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu , dari tidak mampu

mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan

lain sebagainya (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang

lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau pun

hasil yang akan dicapai (Nyswender, 1947; Maulana, 2007 ). Menurut

Wood (1926) dalam, pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman

yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan

pengetahuan terkait dengan kesehatan individu, masyarakat, dan bangsa.

Semuanya dipersiapkan untuk mempermudah penerimaan secara sukarela

perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara kesehatan (Azwar,

1983 ; Maulana, 2007).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

(42)

perilaku individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Hal tersebut juga

menunjukan bahwa pendidikan kesehatan membutuhkan pemahaman yang

mendalam, karena melibatkan berbagai istilah atau konsep seperti

perubahan perilaku dan proses pendidikan (Maulana, 2007).

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pendidikan kesehatan, baik sebagai ilmu maupun

seni sangat luas karena mencakup segi kehidupan masyarakat. Pendidikan

kesehatan selain merupakan salah satu faktor dalam usaha meningkatkan

kesehatan dan kondisi sosial masyarakat(berkaitan erat dengan Ilmu Sosial

Budaya), juga memberikan bantuan dalam setiap program kesehatan.

Ruang lingkup pendidikan kesehatan didasarkan pada aspek

kesehatan, tatanan atau tempat pelaksanaan, dan tingkat pelayanan

(Notoatmodjo, 2003 ; Maulana, 2007 ).

3. Metode Pendidikan Kesehatan

Di dalam proses belajar, pendidik harus dapat memilih dan

menggunakan metode (cara) mengajar yang cocok atau relevan, sesuai

dengan kondisi setempat. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang

cukup tentang penerapan metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan

waktu yang berbeda. Kecermatan memilih metode sangat diperlukan

(43)

a. Jenis Metode

Metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode

sokratik.

1. Metode didaktif

Metode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau

one way methode. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit

dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik

yang aktif (misalnya, ceramah, film, leaflet, buklet, poster, dan

siaran radio (kecuali siaran radio yang bersifat interaktif, dan

tulisan di media cetak).

2. Metode Sokratik

Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways

methode. Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik yang

aktif dan kreatif (misalnya, disuksi kelompok, debat, panel, forum,

Buzzgroup, seminar, bermain peran, sosiodrama, curah pendapat,

demonstrasi, studi kasus, loka karya, dan penugasan perorangan.

b. Aspek Pemilihan Metode

Pemilihan metode belajar yang efektif dan efisien harus

mempertimbangkan hal-hal berikut.

1. Hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan.

(44)

3. Kemampuan pendidik.

4. Bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas.

5. Harus disesuaikan dengan waktu pemberian atau

penyampaian pesan tersebut.

6. Hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada.

c. Klasifikasi Metode

Metode pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga

bagian, yaitu metode pendidikan individu, kelompok, dan massa

(public). Metode pendidikan individu terdiri dari bimbingan dan

konseling, wawancara; metode pendidikan kelompok terdiri dari

kelompok besar dan kelompok kecil, untuk kelompok besar meliputi

ceramah dan seminar, untuk kelompok kecil meliputi diskusi

kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok kecil-kecil, role play,

permainan simulasi; metode pendidikan massa(public) terdiri dari

ceramah umum, pidato-pidato diskusi kesehatan, simulasi, sinetron,

tulisan-tulisan di majalah atau koran dan bil board (Notoatmodjo,

2007; Efendi & Makhfudli, 2009)

7. Media Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu

pendidikan (AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut

merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena

alat-alat tersebut digunaka untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan

(45)

fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan (media), media ini

dibagi menjadi tiga , (Notoatmodjo, 2007 ; Efendi & Makhfudli, 2009)

yakni :

a. Media cetak meliputi, booklet, leaflet, flyer, flip chart, rubrik,

poster dan foto yang mengungkapkan informasi-informasi

kesehatan.

b. Media elektronik meliputi televisi, radio, video, slide, film strip,

telepon, internet, telepon genggam (handphone) dan

teleconference.

c. Media papan (Bill board), media papan disini juga mencakup

pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada

kendaraan umum (bus dan taksi).

8. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Beberapa ahli pendidikan, antara lain J.Guibert dalam

Notoatmodjo (2007), mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi

proses belajar kedalam empat kelompok besar, yakni faktor materi,

lingkungan, instrumental, dan faktor individual subjek belajar. Faktor

pertama, faktor materi atau hal yang dipelajari, ikut menentukan proses

dan hasil belajar. Faktor kedua, faktor lingkungan yang dikelompokkan

menjadi dua yaitu lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu,

kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar. Sedangkan faktor

lingkungan yang kedua adalah lingkungan sosial, yakni manusia dengan

segala interaksinya serta representasinya seperti keramaian atau

(46)

Faktor ketiga, faktor instrumental yang terdiri dari perangkat keras

(hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan

perangkat lunak (software) seperti kurikulum (dala pendidikan normal),

pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Faktor

yang keempat, kondisi individual subjek belajar yang dibedakan kedalam

kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi, dan kondisi panca indra

(terutama pendengaran dan penglihatan). Sedangkan kondisi psikologis

misalnya intelegensi, pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, dan

lain sebagainya.

E. Layanan Pesan Singkat (SMS)

Layanan pesan singkat (Short Message Service- SMS) adalah

layanan pesan teks yang digunakan oleh sejumlah sitem telepon seluler

digital untuk mengirim dan menerima pesan huruf dan angka singkat

(kurang dari 160 karakter). Pesan singkat dapat diteruskan dan disimpan

untuk dibaca kembali dikemudian hari (Laudon & Laudon, 2007).

Perawatan rutin dan dukungan informasi sangat membantu dalam

meningkatkan status kesehatan terkait penyakit. Teknologi komunikasi

dapat membantu dalam memberikan perawatan dan dukungan tersebut.

Banyak literatur yang menyatakan bahwa dukungan layanan pesan singkat

(Short Message Service-SMS) dapat membantu meningkatkan status

kesehatan termasuk dalam kepatuhan pasien minum obat (Krishna, Boren

& Balas, 2009; Herlina, Sanjaya & Emilia, 2013). Melalui dukungan SMS

(47)

biaya dalam melakukan penyampaian informasi berupa motivasi ataupun

jadwal minum obat kepada pasien (Wilieyam & Sevani, 2013).

Penggunaan SMS reminder secara umum disukai dan setengah dari

responden memjawab SMS untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Pop Eleches dkk (2011) bahwa SMS

reminder mingguan lebih efektif dibandingkan dengan SMS harian. Untuk

Format SMS yang digunakan tiap negara berbeda-beda. Di Kenya format

SMS yang digunakan adalah Sms panjang dan SMS pendek. Sedangkan

format SMS yang lain seperti di Cameroon berupa SMS motivasi dengan

komponen pengingat (Juanda, 2013).

F. Penelitian Terkait

1.

Vervloet dkk (2012) mengenai SMS reminders improve

adherence to oral medication in type 2 diabetes patients who are

real time electronically monitoride di Netherland bahwa RTMM

dengan SMS pengingat meningkatkan kepatuhan pasien diabetes

tipe 2.

2. Costa dkk (2012) mengenai Results of a randomized controlled

trial to asses the effect of a mobile SMS based intervention on

treatment adherence in HIV/AIDS infected Brazilian women and

impression and satisfaction with respect to incoming messages

bahwa SMS pengingat dapat membantu wanita Brasil yang hidup

dengan HIV/AIDS untuk mematuhi ART untuk jangka waktu

(48)

3. Kusfriyadi, Hadi, & Fuad (2012) mengenai Pendidikan Gizi dan

Pesan Gizi melalui SMS terhadap Pengetahuan, Perilaku, dan

Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi di Puskemas Pahandut,

Kayon, dan Tangkiling Kota Palangkaraya bahwa ibu hamil yang

mendapatkan pendidikan gizi dan pesan gizi melalui SMS

meningkatkan pengetahuan, perilaku, dan kepatuhan yang

signifikan.

4. Khorshid, Afshari, & Abedi (2014) mengenai The effect of Sms

messaging on the compliance with iron supplementation among

pregnant women in Iran: a randomized controlled trial bahwa

menggunakan SMS pengingat adalah cara yang efektif untuk

meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet

besi.

5. Lester dkk (2010) mengenai Mobile phone technologies improve

adherence to antiretriviral treatment in a resource limited setting:

a randomized controlled trial of text message reminders di klinik

pedesaan di Kenya bahwa SMS pengingat dapat menjadi alat yang

penting untuk mencapai respon pengobatan optimal dalam

rangkaian sumber daya yang terbatas.

6. Dewanti, Andrajati, dam Supardi (2015) mengenai Pengaruh

konseling dan leaflet terhadap efikasi diri, kepatuhan minum obat,

dan tekanan darah pasien Hipertensi di dua Puskesmas Kota Depok

bahwa pemberian konseling dan leaflet sama efektifnya terhadap

(49)

H. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi:

Faktor predisposisi: pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai

Faktor pendukung:lingkungan fisik , tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan.

Faktor pendorong: sikap atau perilaku petugas kesehatan atau petugas lain (Notoatmodjo, 2007) Peran petugas kesehatan Proses belajar dan SMS reminder Ibu hamil mendapatkan tablet besi Tidak patuh Patuh

Faktor yang mempengaruhi proses belajar

- Faktor materi - Faktor lingkungan

(lingkungan fisik dan sosial)

- Faktor instrumental (alat peraga, pengajar atau fasilitator dan metode belajar)

- Faktor individu ( fisik, kondisi panca inra dan kesehatan; psikologi) (J. Guilbert dalam Notoatmodjo, 2007) Pendidikan kesehatan Sistem kardiovaskular Sistem muskuloskelet al Sistem Gastrointestinal, sistem pernapasan, sistem perkemihan dan sistem persarafan

Faktor yang mempengaruhi :

Faktor yang berpusat pada klien: faktor demografi, faktor psikologis, faktor komunikasi yangburuk, tingkat

pengetahuan, faktor lain (merokok atau konsumsi alkohol)

Faktor terkait pengobatan : rute pemberian, efek samping obat, durasi masa pengobatan dll.

Faktor sosial ekonomi.

Faktor sistem kesehatan

Faktor penyakit : pasien yang menderita penyakit dengan fluktuasi atau tidak adanya gejala (Jing Jin, Sen Oh & Li, 2008)

Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta (Manuaba, 2001). Sistem

Endokrin

Volume darah meningkat 30 % sampai 50 %, tetapi tekanan darah tidak berubah. Pembentukan sel-sel darah merah meningkat sampai 33% dan hemoglobin sampai 15% tetapi karena

(50)

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori, maka peneliti membuat suatu

kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Penjelasan :

= Variabel yang akan diteliti

= Variabel yang tidak diteliti namun dikontrol dalam kriteria inklusi dan eksklusi serta dikontrol saat penelitian berlangsung

Pendidikan kesehatan dan SMSreminder

Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi

a. Patuh b. Tidak patuh

Materi , Lingkungan fisik dan sosial, instumen (alat peraga, fasilitator, dan metode belajar), kondisi panca indra, dan psikologi

(51)

Berdasarkan kerangka konsep tersebut, setiap konsep mempunyai variabel sebagai indikasi pengukuran digambarkan pada 3 konsep utama yaitu;

1. Variabel independent (pengaruh) yang terdiri dari pendidikan kesehatan dan SMSreminder.

2. Variabel dependent (terpengaruh) yaitu kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.

3. Variabel confounding(pengganggu) yaitu pengetahuan, keyakinan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, lingkungan, perilaku petugas kesehatan, materi, fasilitator, alat peraga, lingkungan fisik dan sosial, kondisi fisik dan psikologis.

B. Hipotesis

HO: µA =µB

Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder

terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.

HA :µA =µB

Ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi

C. Definisi Operasional

Setiadi (2007) mengatakan sebelum variabel dapat diukur, perlu

untuk pertama kali dibuat prosedur atau definisi operasional yang

menguraikan bagaimana pengukuran akan dibuat dan penjelasan mengenai

variabel tersebut menurut peneliti. Dalam penelitian ini definisi

(52)

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala Skor

1 Kepatuhan mengkon-sumsi tablet besi

apabila ibu hamil mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang seharusnya (Wiknjosastro, 2002).

Menghitung jumlah pil tablet besi (dengan

menggunakan rumus pill count)

Pre dan Post

Lembar observasi Nominal Patuh = > 90% Tidak patuh = < 90%

Variabel Independen

2 Pendidikan kesehatan

proses perubahan perilaku yang dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau pun hasil yang akan dicapai (Nyswender, 1947; Maulana, 2007)

Peneliti mengisi lembar ceklist setelah responden diberikan penkes.

[image:52.842.110.803.99.511.2]
(53)

pengingat pasien untuk minum obat. SMS reminder ini akan dikirim ke responden satu minggu setelah responden

diberikan konseling. SMS reminder ini akan

dilakukan setiap satu minggu selama 3 minggu. Waktu pengiriman SMS pukul 09.00 pagi. Dan harinya disesuaikan dengan hari saat diberikan konseling.

ada laporan bahwa SMS telah terkirim.

4 Usia Usia ibu saat hamil saat ini.

Responden mengisi kuesioner data umum

Kuesioner data umum

Interval

1. 17-25 tahun (remaja akhir) 2. 26-35 tahun (dewasa awal) 3. 36-45 tahun (dewasa akhir)

5 Pendidikan Jenjang pendidikan formal dari responden

Responden mengisi kuesioner data umum

Kuesioner data umum

Ordinal 1.Tidak sekolah 2.Tamat SD 3.Tamat SLTP 4. Tamat SLTA

5. Tamat akademik atau perguruan tinggi 6. Pekerjaan Mata pencaharian utama

sebagai sumber penghasilan responden

Responden mengisi kuesioner data umum

Kuesioner data umum

(54)

6

pernah dialami ibu sebelum kelahiran saat ini

2. Primipara : jumlah persalinan 1

3.Multipara

: jumlah persalinan 2-5 4. Grandemultipara : jumlah persalinan > 5

8 Pendapatan Rata-rata jumlah pendapatan keluarga dalam 1 bulan

Responden mengisi kuesioner data umum

Kuesioner data umum

(55)

37

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap

pertanyaan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,

dengan desain penelitian menggunakan metode Quasi Eksperiment, dan

rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan pre test and post

test group design dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi. Desain ini

digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah

perlakuan pada dua kelompok tersebut (Swarjana, 2012).

Rancangan ini digunakan untuk melihat adanya pengaruh paket

intervensi (pendidikan kesehatan dan SMS reminder) terhadap kepatuhan

ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja Puskesmas

Pisangan. Rentang waktu pemberian pretest dengan posttest adalah 30

hari. Hal ini sesuai dengan teori evaluasi bahwa jarak antara dua

pengukuran minimal 2 (dua) minggu untuk pengetahuan dan minimal 1

(56)

Rancangan penelitian dapat dilihat pada skema berikut ini :

Skema 4.1 Bentuk Rancangan Penelitian (Swarjana, 2012)

e

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan,

Ciputat. Waktu penelitian mulai minggu ketiga bulan April 2015 sampai

minggu ketiga bulan Mei 2015. Alasan peneliti memilih Puskesmas

Pisangan sebagai tempat penelitian karena tingkat kepatuhan ibu hamil

dalam mengkonsumsi tablet besi masih rendah, serta di Puskesmas

Pisangan belum pernah dilakukan evaluasi mengenai pengaruh pendidikan

kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet besi.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu hamil yang aktif dalam ANC (Antenatal Care) dan

mendapatkan tablet besi dari Puskesmas Pisangan serta masih

Experimental Group ( Pre test)

Pendidikan kesehatan dan SMS

reminder

Control Group (Post test) Experimental Group (Post test)

Control Group (Pre test)

(57)

terdaftar di Puskesmas Pisangan dalam periode bulan Oktober

2014-Desember 2015.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengambilan sampel ini

menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel

didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri

yaitu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan

peneliti.

Sampel yang digunakan berdasarkan kriteria inklusi :

a. Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi

b. Ibu hamil yang masih aktif ANC periode Oktober 2014-Desember

2015

c. Ibu hamil dengan usia kehamilan < 32 minggu.

d. Ibu hamil yang memilikihandphone

e. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

f. Ibu hamil yang tidak memiliki gangguan pendengaran

g. Dapat membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan lancar

Kriteria Eksklusi:

a. Ibu hamil yang menolak untuk minum tablet besi karena alasan

(58)

b. Ibu hamil yang sudah tidak terdaftar atau sudah melahirkan sampai

periode yang ditentukan.

c. Ibu hamil yang memiliki penyakit dengan gangguan hematologi

seperti hemokromatosis, anemia hemolitika, leukimia,

trombositopenia.

Kriteria Drop Out:

a. Ibu hamil yang tiba-tiba mengundurkan diri dengan berbagai

alasan dari penelitian atau tanpa sepengetahuan peneliti.

b. Jika pada saat penelitian terdapat perubahan nomer handphone,

atau nomer handphone yang diberikan tidak dapat dihubungi oleh

peneliti.

Karen

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Konsep
tablet besi. Namun, ada juga yang tidak mau minum karena rasa, bau, dan efek
Tabel 2.1 Suggested scheme for daily iron and folic acid
Tabel 2.2 Alat untuk mengukur kepatuhan minum obat
+7

Referensi

Dokumen terkait

yaitu perancangan pada pembuatan halaman web sebagai pengendali utama, perancangan perangkat lunak pada pengendali beban AC 220 Volt yang akan difungsikan

Tari ini merupakan penuangan ide serta kreativitas dari rangsang kinestetik dan rangsang gagasan yaitu pengalaman empiris penata tari yang pernah berproses dengan

[r]

Faktor-faktor yang mempengaruhi perempuan di Kabupaten Nias memiliki asertivitas yang rendah antara lain adalah jenis kelamin, budaya patriarki, tingkat pendidikan

Dari hasil pembahasan maka untuk dapat menghasilkan sebuah rancangan Riau Badminton Center yang mampu merespon kondisi iklim di sekitar bangunan sehingga pengguna

Bentuk perlindungan hukum yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Brebes adalah melakukan Pendaftaran dan pendataan nelayan kecil untuk mendapatkan

Begitu pula Mcinerney &amp; Fink (2003) yang mengungkapkan bahwa Team Based Learning banyak bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian

Lower ruminal pH value as result of zeolite treatment compared to urea treatment (Table 2) indicated that zeolite was able to sink ammonia through its cation exchange capacity.