MENGKONSUMSI TABLET BESI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PISANGAN TAHUN 2015
Skripsi
Diajukan sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh
Deti Dwi Lestari
1111104000008
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
vi
BIODATA DIRI
Nama : Deti Dwi Lestari
Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 11 Juli 1993
Status Perkawinan : Belum kawin
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Asal : Komplek Pondok Bahar Blok D2 No.58 Jl.Kutilang 1 RT 04/RW05, Karang Tengah, Tangerang 15158
Alamat Tinggal : Komplek Pondok Bahar Blok D2 No.58 Jl.Kutilang 1 RT 04/RW 05, Karang Tengah, Tangerang 15158
Phone : 089675216355
Email : aggnaited15@gmail.com
PENDIDIKAN
TK Tunas Remaja (Tamat tahun 1999)
SD Bina Insani (Tamat tahun 2005)
SMPN 3 Tangerang (Tamat tahun 2008)
SMAN 12 Tangerang (Tamat tahun 2011)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
S1 Program Studi Ilmu Keperawatan (Tamat tahun 2015)
SEMINAR DAN TRAINING
Seminar Keperawatan “Update Diagnosa NANDA,
Aplikasi ISDA dan Diagnostik Reasoning” (Tahun 2012)
Seminar Nasional Kekerasan seks pada anak dan
vii
Seminar Keperawatan Nursing as partner society
and delivering public health (Tahun 2011)
Workshop Update Diagnosa NANDA,
Aplikasi ISDA dan Diagnostik Reasoning (Tahun 2012)
viii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2015
Deti Dwi Lestari, NIM: 1111104000008
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan.
xviii +76 halaman+ 9 tabel+ 2 bagan+ 10 lampiran
ABSTRAK
Tingginya angka ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sebesar 21,4% masih menjadi masalah di Indonesia. Ketidakpatuhan terjadi karena ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau tablet. Selain itu, tablet besi yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan sehingga seringkali ibu hamil lupa dan malas mengkonsumsinya. Sehingga diperlukan himbauan kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara memberi pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi dan melakukan monitoring konsumsi tablet besi dengan menggunakan SMS reminder. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen, rancangan
pretest and posttest dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar ceklis dan lembar pengkonsumsian tablet besi. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 30 orang ibu hamil, 15 ibu hamil untuk kelompok intervensi dan 15 ibu hamil kelompok kontrol, teknik pengambilan sampel purposive sampling. Analisis data menggunakan Uji
Wilcoxon dan Uji Mann Withney. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan ibu hamil yang patuh sebanyak 12 orang pada kelompok intervensi setelah diberikan pendidikan kesehatan dan SMS reminder. Hasil uji hipotesis didapatkan nilai yang signifikan dengan nilai p=0,014 (p<0,05), dapat disimpulkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Pendidikan kesehatan dan SMS reminder dapat digunakan untuk mengingatkan serta memantau kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, SMS reminder, Tablet besi, Kepatuhan, Ibu Hamil.
ix
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
Undergraduate Thesis, Juli 2015
Deti Dwi Lestari, NIM: 1111104000008
The Effect of Health Education and SMS Remainders Toward The Pregnant Womens Adherence to Consumed Iron Tablet in Puskesmas Pisangan
xviii+ 76 pages+ 9 tables+ 2 chart+ 10 appendix
ABSTRACK
The high number of non-compliance of pregnant women consume iron tablet at 21,4% is still a problem in Indonesia. Non-compliance occurred because pregnant women feel nausea from the taste and smell of the tablet. In addition, iron tablets are consumed every day creates a feeling bored so often forgotten and lazy pregnant women consume. So that the necessary appeal to health workers to improve the knowledge of pregnant women by giving health education on the benefits of tablet of iron and iron tablet consumption monitoring using the SMS reminder. The purpose of this study is to determine the effect of health education and SMS reminders to compliance pregnant women consume iron tablets. This research is a quantitative research with a quasi-experimental design, pretest and posttest with control group without randomization. Data collected using a checklist sheet and sheet iron tablet consumption. The research sample of 30 pregnant women, 15 pregnant women for the intervention group and 15 control group of pregnant women, purposive sampling technique. Data analysis using Wilcoxon test and Mann Whitney test. The results showed an increase in pregnant women who are obedient as many as 12 people in the intervention group after being given health education and SMS reminders. Result of hypothesis test obtained significant value to the value of p = 0.014 (p <0.05), it can be concluded there are significant health education and SMS reminders to compliance pregnant women consume iron tablets. Health education and SMS reminders can be used to alert and monitor the compliance of pregnant women consume iron tablets.
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk mereka yang selalu mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Mama Uun Sukartika dan Bapak Juhari. Mereka adalah orang tua yang sangat saya sayangi, kasihi, dan saya banggakan. Yang tidak pernah lelah membanting tulang untuk mencari nafkah demi menghidupi keempat anaknya. Sampai saat ini, sampai anak kedua mu menjadi seorang sarjana.Yang selalu mencurahkan kasih sayangnya yang tulus dan tanpa batas. Yang selalu memberikan dukungan serta do’a yang tiada henti untuk keberhasilan anak-anaknya. Yang telah membawa ku hingga saat ini menjadi seorang sarjana. Terima Kasih Mah, Pah atas segalanya yang telah mama dan bapak perjuangkan untuk kami sampai saat ini. Anak-anak mu sangat menyayangi mu mama dan bapak.
2. Kakakku, adik-adikku, kakak iparku, dan keponakanku. Lusi Fauziah, Robi dan Nadira, Rully Ananda Putra, Alya, Raisya dan Meisya. Mereka adalah penghilang rasa lelah ku, penyemangat bagiku hingga saya bisa sampai saat ini. Terima kasih atas perhatian dan do’a serta dukungan yang telah kalian berikan untukku.
3. Keluarga besarku yang selalu memberika do’a dan dukungan dari jauh. 4. Sahabat-sahabatku seperjuangan selama 4 tahun Runingga, Anggita,
Denok. Yang selalu memberikan kecerian untukku, bantuan, semangat, dukungan dan do’anya. Sahabat-sahabatku yang saya cintai Sela, Nishtya, Lani dan Be All. Yang selalu menyempatkan waktunya untuk berkumpul walaupun sudah berpisah jauh. Terima kasih untuk semangat, do’a, dan dukungannya.
5. Seseorang yang terkasih dan istimewa, beserta keluarganya. Mereka adalah keluarga kedua bagiku. Terima kasih sudah memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus. Terima kasih untuk waktu yang selalu diberikan untukku, do’a, dan semangat yang tiada henti. Terima kasih sudah setia menemaniku kemanapun dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-teman PSIK UIN 2011, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu
xi
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT. Atas
berkat rahmat, karunia, dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal
skripsi yang berjudul “Pengaruh Konseling dan Sms Follow Up Terhadap
Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan”.
Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan
tepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. D e d e R o s y a d a M A , selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Maulina Handayani, S.Kep., M.Sc , selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan dan Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Maulina Handayani, S.Kep, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing
Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah
membimbing dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku
xii
5. Ibu Ns. Uswatun Khasanah MNS dan Ibu Ns.Kustati Budi Lestari, S.Kep,
M.Kep, Sp.Kep.An, selaku Dosen Pembimbing, terima kasih
sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi
arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses
pembuatan skripsi ini.
6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di
lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Orang tua ku, Ibu Uun Sukartika dan Bapak Juhari yang telah mendidik,
memberikan rasa cinta dan kasih sayang yang tak terhingga selama ini,
selalu mendoakan untuk kesuksesan penulis, memberikan dukungan moril
maupun materil kepada penulis selama proses menyusun skripsi ini. Tak
lupa juga untuk kakak ku Lusi Fauziah dan Rully Ananda Putra yang juga
memberikan dukungan secara moril dan materil kepada penulisan serta
Angga Bayu Kurnia yang selalu memberikan semangat dan selalu
meluangkan waktunya untuk menemaniku selama proses menyusun
skripsi ini. Dan tak lupa adik-adikku Robi Andi dan Nadira Aulia Putri
serta keluarga besar lain yang selalu memberikan doa serta dukungan
selama proses menyelesaikan skripsi ini
8. Sahabat-sahabat Runingga Andami Nafa, Anggita Puspita Delianty,
Denok Ariska, Shella Lailani Fatwan, Nistya Agita, dan Rizky Meilani
yang telah membantu, memberi inspirasi, menghibur, memberi masukan,
xiii
proses menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman PSIK 2011.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi semua orang yang membutuhkannya.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu
memberikan kemudahan untuk kita semua. Amiinn.
Tangerang Selatan, 24 Maret 2015
Penulis ,
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Lembar Pernyataan ii
Lembar Pernyataan Persetujuan iii
Lembar Pengesahan iv
Lembar Pengesahan v
Daftar Riwayat Hidup vi
Abstrak viii
Abstrack ix
Lembar Persembahan x
Kata Pengantar xi
Daftar Isi xiv
Daftar Tabel xvi
Daftar Bagan xvii
Daftar Lampiran xviii
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 8
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan 9
B. Zat Besi 13
C. Kepatuhan 17
D. Pendidikan Kesehatan 23
E. Layanan Pesan Singkat (SMS) 28
F. Penelitian Terkait 29
G. Kerangka Teori 31
3. BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep 32
B. Hipotesis Penelitian 33
C. Definisi Operasional 33
4. BAB IV METODOLOGI PNELITIAN
A. Desain Penelitian 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
xv
D. Prosedur Pengumpulan Data 41
E. Pengolahan Data 45
F. Instrumen 47
G. Analisis Data 48
H. Etika Penelitian 50
5. BAB V HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Umum Tempat Penelitian 52
B. Analisis Univariat 54
C. Analisis Bivariat 58
6. BAB VI PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden 62
B. Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi 67 C. Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder
terhadap Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi
Tablet Besi 68
7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 74
B. Saran 75
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Suggested Scheme for Daily Iron and Folic
Acid Supplementation in Pregnant Women 15
Tabel 2.2 Alat untuk Mengukur Kepatuhan Minum Obat 21
Tabel 3.1 Definisi Operasional 34
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2015 54
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Paritas Responden Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 55
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 55
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 56
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pendapatan Keluarga Responden
Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2015 57
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden pada Kelompok Intervensi dan Kontrol pada Pengukuran
Pretest dan Posttest 57
Tabel 5.7 Perbedaan Kepatuhan Kelompok
Kontrol Pada Pretest dan Posttest 59
Tabel 5.8 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi 60
Tabel 5.9 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder terhadap Perbedaan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Kelompok Intervensi
Dibandingkan Kelompok Kontrol 61
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
[image:17.595.115.506.212.580.2]Gambar 2.1 Kerangka Teori 31
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Informed Consent
Lampiran 2 Kuesioner Data Demografi
Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan Penelitian
Lampiran 4 Prosedur Tetap SMS Reminder
Lampiran 5 Lembar Evaluasi Pendidikan Kesehatan dan SMS Reminder Pada Kelompok Intervensi dan Lembar Evaluasi Pendidikan Kesehatan Pada Kelompok Kontrol
Lampiran 6 Lembar ceklis pendidikan kesehatan dan SMS reminder
Lampiran 7 Power Point Penelitian
Lampiran 8 Hasil Analisis Data Penelitian
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian
1
A. Latar Belakang
Pada tahun 2013 di dunia setiap harinya sekitar 800 ibu hamil meninggal
karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Jumlah ibu hamil yang meninggal
akibat komplikasi selama kehamilan dan persalinan sebesar 289.000 pada tahun
2013 (WHO, 2014). Penyebab utama kematian pada ibu hamil adalah perdarahan,
hipertensi, infeksi dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena kondisi
medis yang sudah ada sebelumnya dan selama kehamilan. Penyebab tidak
langsung kematian ibu hamil diantaranya, terlalu tua hamil, terlalu muda untuk
hamil, terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4), terlalu dekat (jarak antar
kelahiran kurang dari 2 tahun), terlambat mengenali tanda bahaya persalinan,
terlambat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dan terlambat ditangani oleh
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes, 2013). Di
Indonesia, jumlah ibu hamil yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan
persalinan sebanyak 5019 orang pada tahun 2013. Penyebab kematian ibu
terbanyak masih didominasi perdarahan (32%), disusul hipertensi dalam
kehamilan (25%), infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%). Penyebab
lain-lain (32%) cukup besar, termasuk di dalamnya penyakit non obstetrik
(Kemenkes, 2013).
Penyebab terjadinya perdarahan antenatal dan persalinan salah satunya
karena anemia selama kehamilan. Hasil Riskesdas 2013 terdapat 37,1% ibu hamil
proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan
(37,8%). Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kejadian perdarahan pada
ibu hamil, salah satunya dengan pencegahan dan penanganan penyebab terjadinya
perdarahan yaitu anemia pada kehamilan (Kemenkes, 2013). Upaya pencegahan
dan penanganan anemia pada kehamilan di Indonesia telah dilakukan distribusi
tablet besi pada ibu hamil yang berkunjung ke layanan Antenatal Care. Jumlah
tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan (Kemenkes, 2010).
Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet besi tahun 2012 sebesar 85%, data
tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90% (Kemenkes,
2013). Hasil Riskesdas 2013 jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi
sebesar 89,1 %. Diantara yang mengkonsumsi zat besi tersebut, terdapat 33,3 %
ibu hamil yang mengonsumsi tablet besi selama 90 hari atau lebih, 34,4 % ibu
hamil yang mengkonsumsi tablet besi kurang dari 90 hari, dan 21,4 % ibu hamil
yang lupa mengkonsumsi tablet besi (Kemenkes, 2013). Khususnya untuk daerah
Banten jumlah ibu hamil yang tidak minum tablet besi sebesar 20,4 %, untuk ibu
hamil yang patuh minum tablet besi selama 30 hari sebesar 37,1 % , dan ibu hamil
yang patuh mengkonsumsi tablet besi lebih dari 90 hari sebesar 19,8 %
(Kemenkes, 2010).
Keberhasilan program pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil
bergantung pada distribusi suplemen zat besi dengan jumlah yang adekuat dan
kepatuhan individual terhadap pengobatan (Michael, 2009). Dampak jika ibu
hamil tidak mau atau tidak teratur mengkonsumsi tablet besi dengan dosis yang
(Azis, Supardi & Herman , 2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, diantaranya adalah perilaku
petugas kesehatan, motivasi ibu, peranan keluarga, pengetahuan ibu hamil
(Iswanto, 2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Ramawati, Mursiyam, dan
Sejati (2008) dalam studi kualitatifnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Desa
Sokaraja Tengah, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas terbagi menjadi
beberapa faktor yaitu faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap ibu terhadap
kesehatan); faktor pendukung (ketersediaan fasilitas dan sarana tablet besi) serta
faktor penguat (perilaku petugas kesehatan dan peran serta keluarga).
Ketidakpatuhan terjadi karena ibu hamil merasa mual akibat rasa dan bau
tablet. Selain itu, tablet besi yang dikonsumsi setiap hari menimbulkan rasa bosan
sehingga seringkali ibu hamil lupa dan malas untuk mengkonsumsinya (Budiarni
& Subagio, 2012). Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Jayatri
(2012) di wilayah kerja Puskesmas Piladang, Kecamatan Akabiluru,
ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi dapat disebabkan karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat tablet besi, efek samping yang
ditimbulkan setelah mengkonsumsi tablet besi dan pengalaman ibu hamil
terdahulu yang tidak mengkonsumsi tablet besi secara teratur ternyata pada waktu
persalinan tidak mengalami komplikasi pada ibu dan bayinya
Banyaknya penyebab yang membuat ibu hamil tidak patuh dalam
mengkonsumsi tablet besi, sehingga diperlukan himbauan kepada petugas
kesehatan supaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan cara memberi
kesehatan merupakan suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan
kepada individu, kelompok atau masyarakat dengan harapan bahwa dengan
adanya pendidikan kesehatan individu, kelompok atau masyarakat dapat
memperoleh pengetahuan mengenai kesehatan mereka dan pengetahuan tersebut
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping
masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas
yang melakukannya, dan alat-alat bantu/alat peraga pendidikan. Agar dicapai
suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara
harmonis (Notoatmodjo, 2007). Pemilihan strategi intervensi yang tepat
mencakup pendidikan dan kesadaran sekaligus beberapa aktivitas kunci lainnya
penting agar praktik pendidikan kesehatan menjadi efektif (Bensley & Fisher,
2003).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sri Lanka sebuah pendidikan
kesehatan yang sederhana dapat meningkatkan efektifitas pemberian suplemen
besi pada populasi tersebut. Namun penurunan kejadian anemia tidak terlalu
signifikan pada kelompok intervensi hanya sebesar 0,9% (Senanayake,
Premaratne, Palihawadana & Wijeratne, 2010). Didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Agustini, Lestari & Agoes (2014) mengenai pemberian paket
intervensi (pemberian leaflet, diskusi kelompok, kartu monitoring) di Desa
Sukohaji dapat memperbaiki status anemia pada ibu hamil. Pemberian Evidence
Based Leaflet dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tetapi peningkatannya
tidak signifikan dibanding kelompok yang tidak diberi leaflet. Oleh sebab itu,
pendidikan kesehatan sesuai dengan sasaran dan tujuan dari pendidikan tersebut
dilakukan, agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan dengan jelas, dan
masyarakat sasaran dapat menerima pesan kesehatan dengan jelas dan tepat
(Notoatmodjo, 2007).
Mengingat pentingnya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi maka diperlukan sistem kesehatan yang dapat mencari solusi untuk
meningkatkan kepatuhan pengobatan menggunakan intervensi pendukung
pendidikan kesehatan. Layanan pesan singkat (SMS) dapat digunakan untuk
memaksimalkan efisiensi, efektivitas, dan ekuitas pelayanan kesehatan melalui
meningkatkan komunikasi kesehatan. Selain itu, layanan pesan singkat dapat
digunakan untuk memantau dan memberikan informasi mengenai kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Wilieyam & Sevani, 2013). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Khorshid, Afshari & Abedi (2014) bahwa
menggunakan pengingat SMS merupakan cara yang efisien untuk meningkatkan
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Kusniati (2014) bahwa layanan pesan singkat (SMS)
reminder efektif terhadap kepatuhan konsumsi tablet besi pada ibu hamil.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 14-15 November
2014 di Puskesmas Pisangan, selama bulan Oktober 2014 ada 50 orang ibu hamil
yang melakukan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pisangan. Data anemia di
Puskesmas Pisangan pada bulan Januari sampai April 2015 sebanyak 9 orang dari
150 orang ibu hamil. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke posyandu
dan puskesmas akan mendapatkan tablet besi. Ibu hamil akan mendapatkan tablet
persediaan obat tersebut sudah habis. Tablet besi yang diberikan sebanyak 30
tablet besi, sesuai dengan program pemerintah dalam pencegahan dan penanganan
anemia pada kehamilan. Di Puskesmas Pisangan khususnya pada pelayanan
Antenatal Care banyak ibu hamil tidak patuh minum tablet besi karena rasa dan
bau tablet besi, lupa dan malas minum tablet besi, dan kadang juga dikarenakan
efek samping setelah minum tablet besi. Setelah dilakukan wawancara dengan 10
ibu hamil di Puskesmas Pisangan didapatkan 7 ibu hamil yang tidak patuh dan 3
orang ibu hamil yang patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Alasan ibu hamil
tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi rata-rata karena lupa untuk minum
tablet besi. Namun, ada juga yang tidak mau minum karena rasa, bau, dan efek
samping dari tablet besi.
Evaluasi pengaruh pendidikan kesehatan serta SMS reminder terhadap
peningkatan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi belum pernah
dilakukan di Puskesmas Pisangan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS
reminderterhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
B. Rumusan Masalah
Khususnya untuk daerah Banten jumlah ibu hamil yang tidak minum tablet
Fe sebesar 20,4 %, untuk ibu hamil yang patuh minum tablet Fe selama 30 hari
sebesar 37,1 % , dan ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet Fe lebih dari 90
hari sebesar 19,8 % (Kemenkes, 2010). Masih tingginya jumlah ibu hamil yang
tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe, sehingga diperlukan himbauan kepada
[image:24.595.112.515.223.575.2]memberi pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet besi. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pendidikan
kesehatan dan SMS reminderterhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet besi.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS
reminderterhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya karakteristik ibu hamil berdasarkan usia, paritas,
pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
b. Diketahuinya perbedaan kepatuhan ibu hamil sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan saja pada kelompok kontrol.
c. Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
kelompok intervensi padapretestdanposttest.
d. Diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi pada
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi tempat penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk Puskesmas Pisangan
dalam melaksanakan program yang bersifat meningkatkan kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
2. Bagi pendidikan keperawatan
Diharapkan dapat memperluas pengetahuaan yang berkaitan dengan
lingkup keperawatan maternitas. Dalam hal ini dikhususkan pada pemberian
pendidikan kesehatan dan SMS reminder mengenai pengkonsumsian tablet
besi bagi ibu hamil terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet
besi.
3. Bagi peneliti
Merupakan hal yang sangat menarik bagi peneliti, karena yang
dihadapi yaitu ibu hamil yang pada saat ini dipengaruhi oleh modernisasi,
sehingga cara pemberian pendidikan kesehatan yang menarik dan berbeda
pada biasanya sangat berguna untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet besi.
4. Bagi peneliti selajutnya
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang cara atau
teknik pendidikan kesehatan yang dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil
dalam mengonsumsi tablet besi untuk dapat mengembangkan
9
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana embrio atau janin
tumbuh dan berkembang di dalam rahim seorang wanita selama 9 bulan
atau lebih ( WHO, 2014). Adaptasi maternal merupakan akibat kerja
hormon kehamilan dan tekanan mekanis akibat membesarnya uterus dan
jaringan lain. Adaptasi ini melindungi fungsi fisiologis normal seorang
wanita, memenuhi tuntutan metabolik tubuh selama kehamilan,
menyediakan kebutuhan dan perkembangan ibu dan janin (Bobak,
Lawdermilk & Jensen , 2005). Perubahan-perubahan fisiologis yang
terjadi di dalam tubuh wanita hamil (Bobak, Lawdermilk & Jensen, 2005)
diantaranya :
1. Sistem Reproduksi
Suplai darah meningkat disebabkan oleh hormon; menyebabkan
gejala-gejala dan tanda-tanda yang khas. Serviks lebih lunak (tanda
Goodells) dan dipenuhi dengan mukus (operkulum); berubah menjadi
bentuk oval setelah kelahiran pertama. Uterus, perubahan yang sangat
dalam bentuk, ukuran dan ketebalan dinding; disokong oleh ligamen
yang menahan ditempatnya; melemah pada minggu ke-8 (tanda
ke-8 disebabkan oleh meningkatnya vaskularisasi, sebagai leukorrhea
kehamilan dan meningkatkan rangsang seksual.
2. Sistem Integumen
Payudara terdapat nyeri tekan, membesar, kolostrum, areola
menjadi lebih gelap. Kulit , terdapatstriae gravidarum, hiperpigmentasi
(linea nigra diperut, Chloasma pada wajah, dan pada areola), dan
sekresi kelenjar lemak dan perspirasi.
3. Sistem Endokrin
Ovarium dan plasenta, korpus luteum membentuk estrogen dan
progesteron; plasenta membentuk Hcg, Hpl, dan Hct. Kelenjar tiroid,
membesar selama kehamilan tetapi jumlah tiroksin tetap konstan.
Kelenjar paratiroid, ukuran meningkat antara minggu 15 sampai
ke-35, ketika kebutuhan kalsium janin meningkat. Pankreas, pembentukan
insulin meningkat selama kehamilan, tetapi penyimpanan glikogen
terbatas. Kelenjar pituitari, FSH ditekan oleh Hcg yang dihasilkan
plasenta; prolaktin meningkat selama kehamilan dan laktasi; oksitosin
meningkat dan menstimulasi kontraksi otot uterus. Kelenjar adrenal,
kortin meningkat tetapi epinefrin tetap konstan.
4. Sistem Kardiovaskular.
Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan
sistem kardiovaskular yang ekstensif, baik aspek anatomis maupun
fisiologis. Adaptasi kardiovaskular melindungi fungsi fisiologis normal
wanita, memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan
Volume darah akan meningkat sekitar 1500 ml. Peningkatan terdiri atas
1000 ml plasma ditambah 450 ml sel darah merah (SDM). Peningkatan
volume mulai terjadi sekitar minggu ke-10 sampai ke-12, mencapai
puncak sekitar 30%sampai 50 % diatas volume tidak hamil pada
minggu ke-20 sampai ke-26, dan menurun setelah minggu ketiga.
Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif.
Selama masa hamil terjadi percepatan produksi SDM (normal: 4
sampai 5,5 juta/mm3). Presentasi kenaikan bergantung kepada jumlah
besi yang tersedia. Massa SDM meningkat 30% sampai 33% pada
kehamilan aterm, jika ibu mengkonsumsi suplemen besi. Apabila tidak
mengkonsumsi suplemen besi, SDM hanya meningkat 17% pada
beberapa wanita. Walaupun produksi SDM meningkat, nilai normal
hemoglobin (12 sampai 16 g/dl dalam darah) dan nilai normal
hematokrit (37% sampai 47%) menurun secara menyolok. Penurunan
lebih jelas terlihat selama trimester kedua, saat terjadi ekspansi volume
darah yang cepat. Kondisi ini disebutanemia fisiologis.
5. Sistem Muskuloskeletal
Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubaha secara
menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul iring
ke depan, penurunan tonus otot perut, dan peningkatan berat badan
pada akhir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (realignment)
Relaksasi ringan dan peningkatan mobilitas sendi panggul normal
selama masa hamil. Adaptasi ini memungkinkan pembesaran
dimensi panggul. Kegemukan dan kehamilan dengan janin ganda
cenderung meningkatkan ketidakmampuan panggul.
Otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus
otot. Selama trimester ketiga, otot rektus abdominis dapat
memisah. Setelah melahirkan, tonus otot secara bertahap kembali,
tetapi pemisahan otot(diastasis recti abdominis)menetap.
6. Sistem Pernapasan
Letak diafragma berubah karena pertumbuhan janin; tidal
volume meningkat, meningkatkan O2 dalam darah. Pembengkakan
pada membran mukosa sering terjadi yang menyebabkan hidung
tersumbat, serak, dispnea dsb.
7. Sistem Gastrointestinal
Asam lambung menurun; mual dan muntah merupakan hal
umum pada awal kehamilan; melambatnya peristaltik
menyebabkan rasa kembung; konstipasi dan nyeri ulu hati umum
terjadi.
8. Sistem Perkemihan
Ginjal yang normal mampu mengatasi kerja tambahan tanpa
menyebabkan masalah, tekanan karena pertumbuhan janin dapat
menyebabkan stasis urin. Sering berkemih pada awal kehamilan
disebabkan karena penekanan uterus pada kandung kemih.
9. Sistem Persarafan
Saraf perifer tidak terdapat perubahan. Otak tidak terdapat
perubahan fisik tetapi dipertimbangkan penyesuaian psikis.
B. Zat Besi
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat
didalam tubuh manusiadan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh
manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh
diantaranya, sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,
sebagai alat angkut elektron di dalam sel dan sebagai bagian terpadu
berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Zat besi disimpan dalam
hepar, lien dan sumsum tulang. Sekitar 70 persen zat besi yang ada di
dalam tubuh berada dalam hemoglobin, dan 3 persennya dalam mioglobin
(simpanan oksigen intramuskuler). Defisiensi zat besi akan mengakibatkan
anemia yang menurunkan jumlah maksimal oksigen yang dapat dibawa
oleh darah (Almatsier, 2001)
1. Kebutuhan Zat Besi Bagi Ibu Hamil
Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Makin sering wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan
makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Kebutuhan
zat besi pada setiap kehamilan antara lain meningkatkan sel darah ibu (500
mg besi). Total keseluruhan kebutuhan zat besi setiap kehamilan adalah
900 mg besi (Manuaba, 2001).
Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata
3,5-4 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan
dalam trimester akhir , yaitu dari rata-rata 2,5 mg/hari pada awal
kehamilan menjadi 6,6 mg/hari (Letsky & Warwick, 1994 dalam Jordan
2002) . Jika seorang wanita didiagnosis dengan anemia secara klinis, ia
harus diberikan zat besi setiap hari (120 mg besi elemental) dan asam folat
(400 mg atau 0,4 mg) suplemen sampai kadar hemoglobin nya naik
normal. Kemudian dapat kembali ke dosis terendah untuk mencegah
anemia yang berulang. Untuk wanita hamil pemberian dosis harian
dimulai dari dosis yang terendah 60 mg unsur besi (WHO, 2012).
Dampak kekurangan zat besi dalam tubuh menjadi penyebab ibu
hamil mengalami anemia pada kehamilan. Dampak anemia pada
kehamilan antara lain (Bobak, Lawdermilk & Jansen, 2005):
a. Bahaya Kehamilan (Keguguran, persalinan prematur, hambatan
tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi imfeksi,
muntah secara berlebihan, perdarahan selama kehamilan dan
ketuban pecah dini).
b. Bahaya saat persalinan (gangguan kontraksi dan kekuatan
mengejan, kala dua berlangsung lama, kala tiga dapat terjadinya
perdarahan saat persalinan, kala empat dapat terjadinya perdarahan
c. Bahaya saat nifas (terjadi perdarahan saat nifas, memudahkan
terjadinya infeksi, pengeluaran ASI berkurang dan anemia kala
[image:33.595.117.516.200.563.2]nifas).
Tabel 2.1Suggested scheme for daily iron and folic acid supplementation in pregnant women
WHO 2012. Guideline: Daily iron and folic acid supplementation in pregnant woman
2. Suplementasi Besi
Suplementasi besi digunakan sebagai pencegahan dan pengobatan
anemia defisiensi besi. Jenis sediaan besi diantaranya Fero Fumarat, Fero
Glukonat, dan Fero sulfat (Deglin, 2004). Lamanya terapi minimal 3 bulan
setelah suatu masa latensi k.l 10 hari, kadar Hb akan naik k.l 1 % (=0,15
%) sehari sampai nilai Hb pulih normal dalam waktu 1-2 bulan. Kemudian
terapi perlu dilanjutkan 1-2 bulan lagi guna mengisi depot tubuh (Tjay dan
Rahardja, 2007).
Tablet besi atau sediaan besi ini tidak boleh diminum pada pasien
yang menderita hemokromatosis, anemia hemolitika. Gunakan secara
hati-hati pada pasien yang menderita ulkus peptikum, kolitis ulserativ atau
Komposisi Suplemen Suplemen besi: 30-60 mg unsur
besi
Asam folat: 0,4 mg
Frekuensi 1 suplemen/hari
Lama waktu Sepanjang kehamilan. Suplemen
besi dan suplemen asam folat harus dimulai sedini mungkin
Kelompok sasaran Semua wanita hamil, baik
enteritis regional, dan pemakaian kronik yang tidak beraturan. (Deglin,
2004).
Dosis per oral dalam mg elemen zat besi untuk wanita hamil 30-60
mg/hari. Sebaiknya obat diminum pada perut kosong, karena makanan
lazimnya dapat mengurangi resorpsi zat besi. Akan tetapi, bila timbul
gangguan saluran cerna, perlu diminum pada waktu makan. Dosis lebih
tinggi tidak ada gunanya karena tidak akan mempercepat efek. Bila ada
dosis yang terlupa, segera minum disaat ingat dalam 12 jam, bila tidak,
kembali ke jadwal dosis reguler, jangan menggandakan dosis (Deglin,
2004 ; Tjay dan Rahardja, 2007)
Efek samping yang mungkin timbul setelah megkonsumsi tablet
besi diantaranya persaan tidak nyaman di lambung, mual, muntah,
konstipasi dan kadang-kadang diare. Gejala ini diakibatkan oleh sifat
merangsang dari besi dan bisa juga karena perubahan pada flora usus.
Selain itu, juga timbul rasa logam dan tinja berwarna hitam. Untuk
mengurangi efek sampingnya ini, sebaiknya penggunaan obat dimulai
dengan dosis rendah yang lambat laun ditingkatkan (Deglin, 2004 ; Tjay
dan Rahardja, 2007).
Selama mengkonsumsi tablet besi, hindari penggunaan antasid,
kopi, teh, produk susu, telur, atau roti gandum dalam 1 jam sebelum dan 2
jam setelah pemberian garam besi (Deglin, 2004). Vitamin C dapat
C. Kepatuhan
1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), patuh berarti suka menurut, taat (pada perintah, aturan
dsb); berdisiplin. Kepatuhan berarti sifat patuh , ketaatan terhadap perintah
atau aturan. Menurut Bastable , kepatuhan adalah istilah yang dipakai
untuk menjelaskan ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah
ditentukan. Menurut DeGreest et al 1998 dalam buku Carpenito 2002 ,
kepatuhan adalah perilaku positif yang diperlihatkan klien saat mengarah
ke tujuan terapeutik yang ditentukan bersama. Literatur perawatan
kesehatan mengemukakan bahwa kepatuhan berbanding lurus dengan
tujuan yang dicapai pada program pengobatan yang telah
ditentukan.terdapat dua konsep utama pada studi penggunaan obat yaitu
kepatuhan dan ketekunan.
2. Kepatuhan Minum Obat
Kepatuhan minum obat adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perilaku pasien dalam minum obat secara benar tentang
dosis, frekuensi, dan waktunya. Sedangkan compliance adalah pasien
mengerjakan apa yang telah diterangkan oleh dokter/apotekernya
(Nursalam, 2007). Kepatuhan minum tablet besi adalah ibu hamil yang
mengkonsumsi tablet besi setiap hari dan jumlah tablet besi yang diminum
paling sedikit 90 tablet berturut-turut selama kehamilan (Kemenkes,
mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang seharusnya (Wiknjosastro,
2002).
Kepatuhan pasien minum obat dilihat bagaimana pasien minum
obat secara teratur sesuai dengan yang ditentukan misalnya, minum obat 3
kali sehari, dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Sedangkan
ketekunan dalam penggunaan obat didefinisikan sebagai tindakan yang
dilakukan pasien untuk melanjutkan terapi sampai akhir dari pengobatan
yang dilakukan (Cramer dkk, 2008). Kepatuhan harus dilihat secara
keseluruhan, bukan terpisah-pisah (yakni kepatuhan atau ketidakpatuhan)
(Blevins&Lubkin,1999;Carpenito, 2002).
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Ada berbagai hambatan untuk taat sehingga pasien sulit patuh
meskipun sebenarnya pasien ingin melakukannya, hambatan kepatuhan
antara lain Rantucci (2010) :
a. Regimen pengobatan kompleks.
b. Durasi terapi panjang.
c. Munculnya efek merugikan atau efek samping.
d. Tidak dapat membaca, kemampuan kognitif rendah, hambatan
bahasa.
e. Hambatan fisik/finansial untuk mendapatkan obat.
Ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut (Jing Jin, Sen
1. Faktor yang berpusat pada pasien
a. Faktor demografi meliputi faktor-faktor yang diidentifikasi
berada di kelompok ini termasuk yang umur pasien, etnis,
jenis kelamin, pendidikan, dan status perkawinan.
b. Faktor psikologis meliputi Keyakinan pasien, motivasi dan
sikap negatif terhadap terapi
c. Komunikasi yang buruk dengan penyedia layanan
kesehatan juga cenderung menyebabkan efek negatif pada
kepatuhan pasien
d. kesadaran akan kesehatan
e. Tingkat pengetahuan
f. Faktor lain meliputi merokok atau konsumsi alkohol
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam minum obat serta
kelupaan merupakan faktor dilaporkan secara luas yang
menyebabkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan.
2. Faktor-pengobatan terkait diidentifikasi meliputi: rute pemberian,
kompleksitas pengobatan, durasi masa pengobatan, efek samping
obat, tingkat perubahan perilaku yang diperlukan, rasa obat dan
kebutuhan untuk penyimpanan obat.
3. Faktor sosial ekonomi meliputi komitmen waktu, biaya terapi,
pendapatan dan dukungan sosial.
5. Faktor penyakit, Pasien yang menderita penyakit dengan fluktuasi
atau tidak adanya gejala (setidaknya pada tahap awal), seperti asma
dan hipertensi, mungkin memiliki kepatuhan yang buruk
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), kepatuhan dipengaruhi
oleh 3 faktor diantaranya :
a. Faktor Predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan
sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,
alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong(Renforcing factors)yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang
merupaka kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
4. Pengukuran Kepatuhan
Hal-hal mengenai kepatuhan yang akan diukur meliputi ketepatan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi sesuai dengan anjuran tenaga
kesehatan (ketepatan dosis dan frekuensi pemakaian ), kelengkapan obat
serta penyebab ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet besi (Nursalam,
2007 ; National Heart Foundation of Australia, 2011).
Mengukur kepatuhan dapat menggunakan dua metode diantaranya
kepatuhan pasien terhadap rejimen pengobatan dapat dilihat pada table
[image:39.595.112.512.166.683.2]berikut (Obsterberg & Blaschke, 2005).
Tabel 2.2 Alat untuk mengukur kepatuhan minum obat
Metode Kelebihan Kekurangan
Langsung
Observasi Paling akurat Pasien dapat
menyembunyikan pil dalam mulutnya dan kemudian membuangnya. Pengukuran
kadar/metabolitdalam darah
Objektif Variasi metabolisme
dapat memberikan penafsiran yang salah terhadap kepatuhan. Memerlukan biaya yang lebih.
Penanda biologis dalam Darah
Objektif: dalam uji klinik dapat juga digunakan untuk mengukur placebo.
Memerlukan pengujian kuantitatif yang mahal dan pengumpulan cairan Tubuh
Tidak langsung
Kuesioner Sederhana,murah, metode
paling berguna dalam penentuan klinis
Rentan terhadap kesalahan, hasilnya mudah terdistorsi oleh pasien.
Menghitung pil Objektif dan mudah Data mudah diubah oleh
pasien. Monitoring obat secara
eletronik
Akurat dan mudah Mahal, memerlukan
kunjungan kembali dan pengambilan data.
Pengukuran penanda fisiologis (denyut jantung pada pengguna beta bloker)
Mudah Penanda dapat tidak
mengenali penyebab lain
(misalnya: peningkatan metabolisme,
menurunnya absorbsi).
Metode
Pada pasien anak-anak Kuesioner untuk orang tua atau orang yang merawatnya
Kelebihan
Sederhana dan objektif
Kekurangan
Rentan terhadap distorsi
Kecepatan menebus resep kembali
Objektif dan mudah Resep yang diambil tidak sama dengan yang dikonsumsi Penilaian respon klinis Sederhana dan mudah Faktor lain dari
kepatuhan pengobatan dapat berefek pada respon klinik.
5. Kuesioner Kepatuhan Minum Obat
Ada berbagai macam kuesioner kepatuhan minum obat
diantaranya, Brief medication questionnaire (BMQ) digunakan untuk
mengukur kepatuhan pasien dan hambatan kepatuhan dalam minum obat,
The Morisky Scale untuk mengukur perilaku pasien dalam minum obat
hipertensidengan reliabilitas (α 0,83) dan validitas (P < 0,05), Medication
adherence report scale (MARS)untuk mengukur kepatuhan dan hambatan
kepatuhan minum obat namun tidak pada rejimen terapeutiknya
(Sensitivitasnya 53% sampai 13%) spesifitasnya (57% sampai 94%)),
beliefs about medication questionnaire (BaMQ) untuk mengetahui
keyakinan pasien terhadap obat yang diminum (Alpha Cronbanch 0.70,
0.76, 0,67), Illness perception questionnaire (IPQ) resived (IPQ-R)
digunakan untuk mengetahui persepsi pasien terhadap
D. Pendidikan Kesehatan 1. Definisi
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
dalan bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan
kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh
sebab itu, konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang
diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep pendidikan kesehatan
merupakan proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari
tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu , dari tidak mampu
mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan
lain sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang
lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau pun
hasil yang akan dicapai (Nyswender, 1947; Maulana, 2007 ). Menurut
Wood (1926) dalam, pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman
yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan
pengetahuan terkait dengan kesehatan individu, masyarakat, dan bangsa.
Semuanya dipersiapkan untuk mempermudah penerimaan secara sukarela
perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara kesehatan (Azwar,
1983 ; Maulana, 2007).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
perilaku individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Hal tersebut juga
menunjukan bahwa pendidikan kesehatan membutuhkan pemahaman yang
mendalam, karena melibatkan berbagai istilah atau konsep seperti
perubahan perilaku dan proses pendidikan (Maulana, 2007).
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pendidikan kesehatan, baik sebagai ilmu maupun
seni sangat luas karena mencakup segi kehidupan masyarakat. Pendidikan
kesehatan selain merupakan salah satu faktor dalam usaha meningkatkan
kesehatan dan kondisi sosial masyarakat(berkaitan erat dengan Ilmu Sosial
Budaya), juga memberikan bantuan dalam setiap program kesehatan.
Ruang lingkup pendidikan kesehatan didasarkan pada aspek
kesehatan, tatanan atau tempat pelaksanaan, dan tingkat pelayanan
(Notoatmodjo, 2003 ; Maulana, 2007 ).
3. Metode Pendidikan Kesehatan
Di dalam proses belajar, pendidik harus dapat memilih dan
menggunakan metode (cara) mengajar yang cocok atau relevan, sesuai
dengan kondisi setempat. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang
cukup tentang penerapan metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan
waktu yang berbeda. Kecermatan memilih metode sangat diperlukan
a. Jenis Metode
Metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode
sokratik.
1. Metode didaktif
Metode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau
one way methode. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit
dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik
yang aktif (misalnya, ceramah, film, leaflet, buklet, poster, dan
siaran radio (kecuali siaran radio yang bersifat interaktif, dan
tulisan di media cetak).
2. Metode Sokratik
Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways
methode. Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik yang
aktif dan kreatif (misalnya, disuksi kelompok, debat, panel, forum,
Buzzgroup, seminar, bermain peran, sosiodrama, curah pendapat,
demonstrasi, studi kasus, loka karya, dan penugasan perorangan.
b. Aspek Pemilihan Metode
Pemilihan metode belajar yang efektif dan efisien harus
mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan.
3. Kemampuan pendidik.
4. Bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas.
5. Harus disesuaikan dengan waktu pemberian atau
penyampaian pesan tersebut.
6. Hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada.
c. Klasifikasi Metode
Metode pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga
bagian, yaitu metode pendidikan individu, kelompok, dan massa
(public). Metode pendidikan individu terdiri dari bimbingan dan
konseling, wawancara; metode pendidikan kelompok terdiri dari
kelompok besar dan kelompok kecil, untuk kelompok besar meliputi
ceramah dan seminar, untuk kelompok kecil meliputi diskusi
kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok kecil-kecil, role play,
permainan simulasi; metode pendidikan massa(public) terdiri dari
ceramah umum, pidato-pidato diskusi kesehatan, simulasi, sinetron,
tulisan-tulisan di majalah atau koran dan bil board (Notoatmodjo,
2007; Efendi & Makhfudli, 2009)
7. Media Pendidikan Kesehatan
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
pendidikan (AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut
merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan kesehatan karena
alat-alat tersebut digunaka untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan
fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan (media), media ini
dibagi menjadi tiga , (Notoatmodjo, 2007 ; Efendi & Makhfudli, 2009)
yakni :
a. Media cetak meliputi, booklet, leaflet, flyer, flip chart, rubrik,
poster dan foto yang mengungkapkan informasi-informasi
kesehatan.
b. Media elektronik meliputi televisi, radio, video, slide, film strip,
telepon, internet, telepon genggam (handphone) dan
teleconference.
c. Media papan (Bill board), media papan disini juga mencakup
pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kendaraan umum (bus dan taksi).
8. Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Beberapa ahli pendidikan, antara lain J.Guibert dalam
Notoatmodjo (2007), mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi
proses belajar kedalam empat kelompok besar, yakni faktor materi,
lingkungan, instrumental, dan faktor individual subjek belajar. Faktor
pertama, faktor materi atau hal yang dipelajari, ikut menentukan proses
dan hasil belajar. Faktor kedua, faktor lingkungan yang dikelompokkan
menjadi dua yaitu lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu,
kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar. Sedangkan faktor
lingkungan yang kedua adalah lingkungan sosial, yakni manusia dengan
segala interaksinya serta representasinya seperti keramaian atau
Faktor ketiga, faktor instrumental yang terdiri dari perangkat keras
(hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan
perangkat lunak (software) seperti kurikulum (dala pendidikan normal),
pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar. Faktor
yang keempat, kondisi individual subjek belajar yang dibedakan kedalam
kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi, dan kondisi panca indra
(terutama pendengaran dan penglihatan). Sedangkan kondisi psikologis
misalnya intelegensi, pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, dan
lain sebagainya.
E. Layanan Pesan Singkat (SMS)
Layanan pesan singkat (Short Message Service- SMS) adalah
layanan pesan teks yang digunakan oleh sejumlah sitem telepon seluler
digital untuk mengirim dan menerima pesan huruf dan angka singkat
(kurang dari 160 karakter). Pesan singkat dapat diteruskan dan disimpan
untuk dibaca kembali dikemudian hari (Laudon & Laudon, 2007).
Perawatan rutin dan dukungan informasi sangat membantu dalam
meningkatkan status kesehatan terkait penyakit. Teknologi komunikasi
dapat membantu dalam memberikan perawatan dan dukungan tersebut.
Banyak literatur yang menyatakan bahwa dukungan layanan pesan singkat
(Short Message Service-SMS) dapat membantu meningkatkan status
kesehatan termasuk dalam kepatuhan pasien minum obat (Krishna, Boren
& Balas, 2009; Herlina, Sanjaya & Emilia, 2013). Melalui dukungan SMS
biaya dalam melakukan penyampaian informasi berupa motivasi ataupun
jadwal minum obat kepada pasien (Wilieyam & Sevani, 2013).
Penggunaan SMS reminder secara umum disukai dan setengah dari
responden memjawab SMS untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pop Eleches dkk (2011) bahwa SMS
reminder mingguan lebih efektif dibandingkan dengan SMS harian. Untuk
Format SMS yang digunakan tiap negara berbeda-beda. Di Kenya format
SMS yang digunakan adalah Sms panjang dan SMS pendek. Sedangkan
format SMS yang lain seperti di Cameroon berupa SMS motivasi dengan
komponen pengingat (Juanda, 2013).
F. Penelitian Terkait
1.
Vervloet dkk (2012) mengenai SMS reminders improveadherence to oral medication in type 2 diabetes patients who are
real time electronically monitoride di Netherland bahwa RTMM
dengan SMS pengingat meningkatkan kepatuhan pasien diabetes
tipe 2.
2. Costa dkk (2012) mengenai Results of a randomized controlled
trial to asses the effect of a mobile SMS based intervention on
treatment adherence in HIV/AIDS infected Brazilian women and
impression and satisfaction with respect to incoming messages
bahwa SMS pengingat dapat membantu wanita Brasil yang hidup
dengan HIV/AIDS untuk mematuhi ART untuk jangka waktu
3. Kusfriyadi, Hadi, & Fuad (2012) mengenai Pendidikan Gizi dan
Pesan Gizi melalui SMS terhadap Pengetahuan, Perilaku, dan
Kepatuhan Ibu Hamil Minum Tablet Besi di Puskemas Pahandut,
Kayon, dan Tangkiling Kota Palangkaraya bahwa ibu hamil yang
mendapatkan pendidikan gizi dan pesan gizi melalui SMS
meningkatkan pengetahuan, perilaku, dan kepatuhan yang
signifikan.
4. Khorshid, Afshari, & Abedi (2014) mengenai The effect of Sms
messaging on the compliance with iron supplementation among
pregnant women in Iran: a randomized controlled trial bahwa
menggunakan SMS pengingat adalah cara yang efektif untuk
meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
besi.
5. Lester dkk (2010) mengenai Mobile phone technologies improve
adherence to antiretriviral treatment in a resource limited setting:
a randomized controlled trial of text message reminders di klinik
pedesaan di Kenya bahwa SMS pengingat dapat menjadi alat yang
penting untuk mencapai respon pengobatan optimal dalam
rangkaian sumber daya yang terbatas.
6. Dewanti, Andrajati, dam Supardi (2015) mengenai Pengaruh
konseling dan leaflet terhadap efikasi diri, kepatuhan minum obat,
dan tekanan darah pasien Hipertensi di dua Puskesmas Kota Depok
bahwa pemberian konseling dan leaflet sama efektifnya terhadap
H. Kerangka Teori
Faktor yang mempengaruhi:
Faktor predisposisi: pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai
Faktor pendukung:lingkungan fisik , tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan.
Faktor pendorong: sikap atau perilaku petugas kesehatan atau petugas lain (Notoatmodjo, 2007) Peran petugas kesehatan Proses belajar dan SMS reminder Ibu hamil mendapatkan tablet besi Tidak patuh Patuh
Faktor yang mempengaruhi proses belajar
- Faktor materi - Faktor lingkungan
(lingkungan fisik dan sosial)
- Faktor instrumental (alat peraga, pengajar atau fasilitator dan metode belajar)
- Faktor individu ( fisik, kondisi panca inra dan kesehatan; psikologi) (J. Guilbert dalam Notoatmodjo, 2007) Pendidikan kesehatan Sistem kardiovaskular Sistem muskuloskelet al Sistem Gastrointestinal, sistem pernapasan, sistem perkemihan dan sistem persarafan
Faktor yang mempengaruhi :
Faktor yang berpusat pada klien: faktor demografi, faktor psikologis, faktor komunikasi yangburuk, tingkat
pengetahuan, faktor lain (merokok atau konsumsi alkohol)
Faktor terkait pengobatan : rute pemberian, efek samping obat, durasi masa pengobatan dll.
Faktor sosial ekonomi.
Faktor sistem kesehatan
Faktor penyakit : pasien yang menderita penyakit dengan fluktuasi atau tidak adanya gejala (Jing Jin, Sen Oh & Li, 2008)
Wanita hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta (Manuaba, 2001). Sistem
Endokrin
Volume darah meningkat 30 % sampai 50 %, tetapi tekanan darah tidak berubah. Pembentukan sel-sel darah merah meningkat sampai 33% dan hemoglobin sampai 15% tetapi karena
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori, maka peneliti membuat suatu
kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :
Variabel Independent Variabel Dependent
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Penjelasan :
= Variabel yang akan diteliti
= Variabel yang tidak diteliti namun dikontrol dalam kriteria inklusi dan eksklusi serta dikontrol saat penelitian berlangsung
Pendidikan kesehatan dan SMSreminder
Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi
a. Patuh b. Tidak patuh
Materi , Lingkungan fisik dan sosial, instumen (alat peraga, fasilitator, dan metode belajar), kondisi panca indra, dan psikologi
Berdasarkan kerangka konsep tersebut, setiap konsep mempunyai variabel sebagai indikasi pengukuran digambarkan pada 3 konsep utama yaitu;
1. Variabel independent (pengaruh) yang terdiri dari pendidikan kesehatan dan SMSreminder.
2. Variabel dependent (terpengaruh) yaitu kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe.
3. Variabel confounding(pengganggu) yaitu pengetahuan, keyakinan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai, lingkungan, perilaku petugas kesehatan, materi, fasilitator, alat peraga, lingkungan fisik dan sosial, kondisi fisik dan psikologis.
B. Hipotesis
HO: µA =µB
Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.
HA :µA =µB
Ada pengaruh pendidikan kesehatan dan SMS reminder terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
C. Definisi Operasional
Setiadi (2007) mengatakan sebelum variabel dapat diukur, perlu
untuk pertama kali dibuat prosedur atau definisi operasional yang
menguraikan bagaimana pengukuran akan dibuat dan penjelasan mengenai
variabel tersebut menurut peneliti. Dalam penelitian ini definisi
No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala Skor
1 Kepatuhan mengkon-sumsi tablet besi
apabila ibu hamil mengkonsumsi > 90% dari tablet besi yang seharusnya (Wiknjosastro, 2002).
Menghitung jumlah pil tablet besi (dengan
menggunakan rumus pill count)
Pre dan Post
Lembar observasi Nominal Patuh = > 90% Tidak patuh = < 90%
Variabel Independen
2 Pendidikan kesehatan
proses perubahan perilaku yang dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan atau pun hasil yang akan dicapai (Nyswender, 1947; Maulana, 2007)
Peneliti mengisi lembar ceklist setelah responden diberikan penkes.
[image:52.842.110.803.99.511.2]pengingat pasien untuk minum obat. SMS reminder ini akan dikirim ke responden satu minggu setelah responden
diberikan konseling. SMS reminder ini akan
dilakukan setiap satu minggu selama 3 minggu. Waktu pengiriman SMS pukul 09.00 pagi. Dan harinya disesuaikan dengan hari saat diberikan konseling.
ada laporan bahwa SMS telah terkirim.
4 Usia Usia ibu saat hamil saat ini.
Responden mengisi kuesioner data umum
Kuesioner data umum
Interval
1. 17-25 tahun (remaja akhir) 2. 26-35 tahun (dewasa awal) 3. 36-45 tahun (dewasa akhir)
5 Pendidikan Jenjang pendidikan formal dari responden
Responden mengisi kuesioner data umum
Kuesioner data umum
Ordinal 1.Tidak sekolah 2.Tamat SD 3.Tamat SLTP 4. Tamat SLTA
5. Tamat akademik atau perguruan tinggi 6. Pekerjaan Mata pencaharian utama
sebagai sumber penghasilan responden
Responden mengisi kuesioner data umum
Kuesioner data umum
6
pernah dialami ibu sebelum kelahiran saat ini
2. Primipara : jumlah persalinan 1
3.Multipara
: jumlah persalinan 2-5 4. Grandemultipara : jumlah persalinan > 5
8 Pendapatan Rata-rata jumlah pendapatan keluarga dalam 1 bulan
Responden mengisi kuesioner data umum
Kuesioner data umum
37
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
dengan desain penelitian menggunakan metode Quasi Eksperiment, dan
rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan pre test and post
test group design dengan kelompok kontrol tanpa randomisasi. Desain ini
digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran sebelum dan sesudah
perlakuan pada dua kelompok tersebut (Swarjana, 2012).
Rancangan ini digunakan untuk melihat adanya pengaruh paket
intervensi (pendidikan kesehatan dan SMS reminder) terhadap kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan. Rentang waktu pemberian pretest dengan posttest adalah 30
hari. Hal ini sesuai dengan teori evaluasi bahwa jarak antara dua
pengukuran minimal 2 (dua) minggu untuk pengetahuan dan minimal 1
Rancangan penelitian dapat dilihat pada skema berikut ini :
Skema 4.1 Bentuk Rancangan Penelitian (Swarjana, 2012)
e
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan,
Ciputat. Waktu penelitian mulai minggu ketiga bulan April 2015 sampai
minggu ketiga bulan Mei 2015. Alasan peneliti memilih Puskesmas
Pisangan sebagai tempat penelitian karena tingkat kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet besi masih rendah, serta di Puskesmas
Pisangan belum pernah dilakukan evaluasi mengenai pengaruh pendidikan
kesehatan dan SMS reminder terhadap kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil yang aktif dalam ANC (Antenatal Care) dan
mendapatkan tablet besi dari Puskesmas Pisangan serta masih
Experimental Group ( Pre test)
Pendidikan kesehatan dan SMS
reminder
Control Group (Post test) Experimental Group (Post test)
Control Group (Pre test)
terdaftar di Puskesmas Pisangan dalam periode bulan Oktober
2014-Desember 2015.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik pengambilan sampel ini
menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel
didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri
yaitu sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan
peneliti.
Sampel yang digunakan berdasarkan kriteria inklusi :
a. Ibu hamil yang mendapatkan tablet besi
b. Ibu hamil yang masih aktif ANC periode Oktober 2014-Desember
2015
c. Ibu hamil dengan usia kehamilan < 32 minggu.
d. Ibu hamil yang memilikihandphone
e. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden
f. Ibu hamil yang tidak memiliki gangguan pendengaran
g. Dapat membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan lancar
Kriteria Eksklusi:
a. Ibu hamil yang menolak untuk minum tablet besi karena alasan
b. Ibu hamil yang sudah tidak terdaftar atau sudah melahirkan sampai
periode yang ditentukan.
c. Ibu hamil yang memiliki penyakit dengan gangguan hematologi
seperti hemokromatosis, anemia hemolitika, leukimia,
trombositopenia.
Kriteria Drop Out:
a. Ibu hamil yang tiba-tiba mengundurkan diri dengan berbagai
alasan dari penelitian atau tanpa sepengetahuan peneliti.
b. Jika pada saat penelitian terdapat perubahan nomer handphone,
atau nomer handphone yang diberikan tidak dapat dihubungi oleh
peneliti.
Karen