PERENCANAAN TURBIN GAS SEBAGAI
PENGGERAK GENERATOR LISTRIK
DENGAN DAYA TERPASANG 135,2 MW
SKRIPSI
Skripsi yang di ajukan untuk melengkapi
Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik
FAZAR MUHAMMADDIN
040401016
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
PERENCANAAN TURBIN GAS SEBAGAI
PENGGERAK GENERATOR LISTRIK
DENGAN DAYA TERPASANG 135,2 MW
FAZAR MUHAMMADDIN
NIM.040401016
Telah Disetujui dari Hasil Seminar Skripsi
Periode ke- 535, pada tanggal 07 Maret 2009
Pembanding I, Pembanding II,
Ir.Zamanhuri, MT Ir. Mulfi Hazwi, Msc
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini pada waktu yang telah ditentukan. Tugas Sarjana ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan studi pada jenjang Pendidikan Sarjana. (S I) Teknik Mesin menurut Kurikulum Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.
P e n u l i s d a l a m T u g a s S a r j a n a i n i m e n g a m b i l j u d u l ,
y a i t u “PERENCANAAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR
LISTRIK DENGAN DAYA TERPASANG 135,2 MW". Dalam penulisan ini dari
awal sampai akhir penulis telah mencoba semaksimal mungkin guna tersusunnya Tugas Sarjana ini. Namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan- kekurangan yang terutama disebabkan faktor pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu maka petunjuk dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Sarjana
ini.
Dengan tersusunnya Tugas Sarjana ini maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Kedua Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.
Bapak Ir. Abdul Halim Nasution, Msc selaku dosen pembimbing Tugas Sarjana
yang telah meluangkan waktu untukmembimbing penulis.
3. Bapak Dr. Ing Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Tulus Burhanudin Sitorus ST, MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di lingkungan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
7. Saya ucapkan terima kasih kepada Mahasiswa Teknik Mesin khususnya sesama rekan-rekan setambuk 2004.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan do'a kepada Allah SWT, semoga kita semua dilindungi dan diberi berkat dan hidayahnya.
Medan , 2009
Hormat Penulis
ABSENSI PEMBANDING BEBAS MAHASISWA
PADA SEMINAR TUGAS SARJANA
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FT.USU
PERIODE : 535
HARI /TANGGAL : Sabtu/ 07 maret 2009
NAMA : FAZAR MUHAMMADDIN
NIM : 040401016
No Nama NIM Tanda Tangan
1. Nabahansyah R 040401010
2. Kartiko Yudo 040401072
3. Taufik Akbar 040401044
4. Rahmad S 040401031
5. Eru Purnomo 040401037
Medan,
Sekretaris,
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN AGENDA : 841 / TS/ 2008
FAKULTAS TEKNIK USU DITERIMA :
MEDAN PARAF :
TUGAS SARJANA
NAMA : FAZAR MUHAMMADDIN
NIM : 040401016
MATA PELAJARAN : TURBIN GAS
SPESIFIKASI : Rancanglah suatu unit Turbin gas sebagai
penggerak generator listrik dengan data- data :
Daya terpasang : 135,2 MW
Putaran : 3000 rpm
Data lainnya yang diperlukan diambil dari
survey Rancangan meliputi : -Perhitungan Thermodinamika -Pemilihan Jenis Turbin
-Perhitungan ukuran-ukuran Utama Turbin -Gambar Teknik Rancangan Turbin
DIBERIKAN TANGGAL : 19 /11/2008
SELESAI TANGGAL : 23/02/2009
Medan , 19 November 2008
KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri Ir. Abdul Halim Nasution, Msc
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
SPESIFIKASI TUGAS SARJANA iii
KARTU BIMBINGAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR NOTASI x
BAB I. PENDAHULUAN 1
Tinjauan Umum 1
Gambaran Umum Pembangkit Tenaga 2
Latar Balakang Permasalahan 4
Tujuan Penulisan 4
Pembatasan Masalah 5
Metodologi Penulisan 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Klasifikasi Turbin Gas 6
2.2 Komponen- Komponen Utama Turbin Gas 12
2.3 Sistem Kerja dan Start Turbin Gas 13
2.4 Siklus Kerja Turbin Gas 13
A. Siklus Ideal 13
B. Siklus Aktual 16
BAB III. PENETAPAN SPESIFIKASI 17
3.1 Spesifikasi Teknis Perencanaan 17
3.2 Analisa Termodinamika 18
3.2.1 Analisa termodinamika pada Kompressor 19
3.2.2 Proses Pada ruang Bakar 22
3.2.3 Analisa termodinamika pada Turbin 26
3.2.4 Generator Listrik 27
3.2.5 Laju Aliran Massa udara dan Bahan bakar 28
3.2.6 Kesetimbangan Energi pada Ruang Bakar 29
3.2.7 Udara Pembakaran 30
3.2.8 Kerja Netto 30
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
3.2.10. Efisiensi Thermal Siklus 31
3.2.11. Panas Masuk 31
3.2.12 Panas Keluar 31
3.2.13 Daya tiap Komponen Instalasi Turbin Gas 31
BAB IV . PERENCANAAN TURBIN 34
4.1 Parameter Perencanaan Turbin 34
4.2 Perhitungan Jumlah Tingkat Turbin 35
4.3 Kondisi Gas dan Dimensi Sudu Tiap Tingkat 37
4.4 Diagram Kecepatan dan Sudut Gas Tiap Tingkat Turbin 49
4.5 Jumlah Sudu tiap tingkat Turbin 57
4.6 Sudut-sudut Sudu Tiap tingkat Turbin 60
4.7 Berat Sudu gerak Tiap Tingkat Turbin 64
BAB V. PERHITUNGAN UKURAN UKURAN UTAMA 67
5.1 Perencanaan Poros Turbin 67
5.1.1 Perhitungan Poros 67
5.1.2 Pemeriksaaan Kekuatan poros 69
5.2 Gaya-gaya Pada Sudu Tiap Tingkat Turbin 70
5.3 Tegangan yang Timbul pada sudu Turbin 72
5.3.1 Tegangan tarik akibat gaya sentrifugal 73
5.3.2 Tegangan lentur akibat tekanan gas 74
5.4 Pemeriksaan Kekuatan Sudu 76
5.5 Perencanaan Cakram Turbin 78
5.6 Perencanaan Pasak 80
5.7 Perencanaan Bantalan 82
5.8 Sistem Pelumasan 86
BAB VI. KESIMPULAN 91
DAFTAR PUSTAKA 93
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem turbin gas dengan siklus terbuka 7
Gambar 2.2 Skema Instalasi turbin gas dengan siklus tertutup .8
Gambar 2.3 Turbin gas berporos ganda 9
Gambar 2.4 Skema turbin gas siklus regeneratif dengan heat exchanger 10
Gambar 2.5 Skema instalsi siklus gabungan turbin gas — turbin uap 11
Gambar 2.6 Skema instalsi turbin gas sederhana 12
Gambar 2.7 Siklus Brayton sederhana 14
Gambar 2.8 Diagram P-V dan diagram T-S 14
Gambar 3.1 Siklus turbin gas rancangan 18
Gambar 3.2 Diagram T-s (aktual) Siklus Brayton 18
Gambar 3.3 Diagram h-s pada compressor 21
Gambar 3.4 Grafik faktor kelebihan udara 25
Gambar 3.5 Kerugian tekan pada ruang bakar 25
Gambar 3.6 Diagram h-s pada turbin 27
Gambar 4.1. Grafik Efisiensi Turbin - Velocity Ratio 34
Gambar 4.2 Penampang annulus turbin aksial 37
Gambar 4.3 Dimensi sudu tingkat 1 48
Gambar 4.4 Dimensi sudu tingkat 2 49
Gambar 4.5 Dimensi sudu tingkat 3 49
Gambar 4.6 Diagram kecepatan pada sudu turbin. 50
Gambar 4.7 Grafik hubungan antara sudut masuk gas sudut keluar gas 61
Gambar 4.8 Geometri sudu turbin 62
Gambar 4.9 Profil sudu turbin NACA seri C — 7 64
Gambar 5.1 Gaya-gaya pada sudu turbin 70
Gambar 5.2 Tegangan yang terjadi pada sudu turbin 72
Gambar 5.3 Momen lentur pada sudu 72
Gambar 5.4 Grafik hubungan z dan sudut chamber sudu. 75
Gambar 5.5 Bentuk Konstruksi Cakram Turbin 78
Gambar 5.6 Ukuran dan bentuk Pasak 80
Gambar 5.7 Gaya tangensial pada pasak 81
Gambar 5.8 Bantalan luncur 83
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
perbandingan eksentrisitas 84
Gambar 5.10 Koefisien gesekan 86
Gambar 5.11 Grafik variable aliran 87
Gambar 5.12 Grafik perbandingan aliran 88
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Kondisi gas pada tiap tingkat sudu turbin 41
Tabel 4.2. Dimensi sudu turbin 47
Tabel 4.3. Diagram kecepatan dan sudut gas tiap tingkat 55
Tabel 4.4. Spesifikasi sudu gerak tiap tingkat turbin 59
Tabel 4.5. Spesifikasi sudu diam tiap tingkat turbin 59
Tabel 4.6. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Dasar Sudu 62
Tabel 4.7. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Tengah Sudu 63
Tabel 4.8. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Puncak Sudu 63
Tabel 4.9. Dimensi dari sudu gerak turbin 64
Tabel 4.10. Berat sudu gerak tiap tingkat turbin. 66
Tabel 5.1 Gaya-gaya pada sudu gerak turbin 71
Tabel 5.2. Tegangan yang timbul pada sudu gerak 76
Tabel 5.3 Tegangan pada sudu gerak 78
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
DAFTAR NOTASI
Notasi Arti Satuan
A Luas Anulus m2
AFR Perbandingan udara dan bahan bakar kg udara/kgbahanbakar
c panjang chord sudu m
C Kecepatan absolute Gas m/s
C Kecepatan aliran fluida masuk Kompressor m/s
Cpg panas spesifik gas hasil pembakaran kJ/kg udara.K
Cx Panjang chord sudu arah aksial m
Dd Diameter luar cakra m
Dh Diameter lubang cakra m
DR Diameter hidrolis pada sudu diam m
FA Diameter hidrolis pada sudu gerak m
FAR perbandingan bahan bakar dengan udara kgbahanbakar/ kg udara
Fr Gaya tangensial sudu N
h entalphi static kJ/kgudara
ho entalphi stagnasi kJ/kgudara
k Conduktivitas thermal W/m.K
LHV Nilai pembakaran bawah bahan bakar kJ/kgudara
ma massa aliran udara kg/s
mf massa aliran bahan bakar kg/s
mp massa aliran udra pendingin kg/s
n putaran rpm
P Tekanan Pa
P0 tekanan stagnasi Pa
Pf Losses tekanan udara pada filter Pa
PG Daya Generator MW
PK Daya Kompressor MW
PT Daya Turbin MW
s Laju perpindahan kalor Watt
r jari-jari sudu m
Ra konstanta panjang pitch sudu m
Tc temperature fluida dingin K
Th temperature fluida panas K
U kecepatan keliling m/s
V kecepatan relative gas m/s
w lebar sudu m
W kerja spesifik kJ/kgudara
Wnetto kerja bersih kJ/kgudara
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
B A B I
P E N D A H U L U A N
1 . 1 Tinjauan Umum
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya).
Perkembangan turbin gas hingga bisa dibuat seperti sekarang ini, yakni sampai bisa ekonomis untuk dipakai sebagai mesin penggerak pesawat terbang dan untuk instalasi darat seperti pembangkit tenaga listrik, sudah menghabiskan waktu yang cukup lama sekali. Konstruksi dan cara bekerjanya turbin gas adalah sangat mudah bila hanya didalam kertas ( gambar desain ), tetapi kenyataannya bila diwujudkan adalah sukar, karena ada hubungannya dengan pemakaian bahan bakar turbin yang harus hemat.
Keuntungan penggunaan turbin gas pe mbangkit tenaga listrik
dan sebagai penyedia panas industri karena sifatnya yang mudah diinstal, proses kerjanya tidak ruwet, terutama cocok untuk menanggulangi beban puncak serta dimensinya yang kecil. Penggunaan turbin gas pada saat ini sudah mempunyai arti yang sangat luas dan sangat besar, dimana untuk penggerak Pesawat terbang dengan daya yang besar harus memakai turbin gas, tidak bisa disaingi atau digantikan oleh penggerak mula jenis lainnya seperti motor bakar
Pada saat ini perkembangan penggunaan turbin gas sudah sangat
maju, dimana Para ilmuan telah menemukan penggunaan turbin gas dan turbin
Cycle ). Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan efesiensi dari siklus
tunggal (siklus Brayton sederhana) dengan memanfatkan kalor dari sisa gas buang
turbin gas untuk kebutuhan ketel uap penghasil uap, guna menggerakkan turbin
uap, sehingga lebih menghemat penggunaan bahan bakar pada instalasi ketel uap.
1.2 Gambaran Umum Pembangkit Tenaga
Pembangkit tenaga yang paling banyak digunakan secara umum digolongkan atas dua bagian, yaitu :
a. Thermal Power Plant b. Hydro Power Plant
A. Thermal power plant
Energi yang digunakan pada thermal power plant diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar cair, gas ataupun padat. Adapun jenis pembangkit yang tergolong kepada thermal power plant adalah :
• Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ( PLTD )
• Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU )
• Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
• Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir(PLTN)
P a r a a h l i a t a u i l m u a n d i b i d a n g i n i m a s i h t e r u s -m e n e r u s -menge-mbangkan ke-mungkinan pe-manfaatan su-mber energ i lain ( energi terbarukan ) sebagai sumber tenaga,seperti
• Solar power plant
• Wind power plant
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
B. Hydro Power Plant
Hydro power plant adalah pembangkit tenaga yang memanfaatkan energi Potensial air untuk menggerakkan sudu-sudu turbin, sehingga menyebabkan poros turbin berputar, dimana poros inilah yang akan memutar generator listrik. Dengan kata lain bahwa hydro power plant adalah suatu unit pembangkit tenaga yang memannfaatkan energi potensial air yang diperoleh dari tinggi air jatuh seperti air terjun, bendungan dan sebagainya.
Usaha untuk mengkonversikan energi air ( hydro power ) menjadi energi Listrik memerlukan investasi yang sangat mahal dan juga mengingat keterbatasan sumber energi pembangkit yang tersedia, maka hydro power plant cocok untuk daerah yang memiliki sumber energi pembangkit tersebut.Dari sekian banyak pembangkit tersebut diatas.
1. 3. Latar Belakang Permasalahan
Turbin gas merupakan suatu unit pesawat pembangkit tenaga yang pada saat ini banyak dipakai, baik dalam kegiatan industri maupun sebagai penggerak generator listrik atau pesawat terbang.
Adapun kelebihan turbin gas dibandingkan unit pesawat pembangkit tenaga lainnya adalah karena, sifatnya yang mudah dioperasikan, proses kerjanya tidak ruwet, ukurannya yang relatif kecil dan cocok untuk menanggulangi beban puncak.
Turbin gas juga memiliki kelemahan antara lain adalah tingkat efisiensi turbin gas lebih rendah dibandingkan sistem pembangkit tenaga lain seperti Tenaga uap ataupun diesel disamping biaya produksi dan perawatannya cukup tinggi.
Dengan alasan diatas maka dapat dipahami bahwa jika akhirnya dipilih turbin gas sebagai pesawat pembangkit tenaga dibandingkan unit pembangkit tenaga lainnya.
1.4. Tujuan Penulisan
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
1.5. Pembatasan Masalah
Pada penulisan tugas sarjana ( skripsi) ini, penulis hanya membahas tentang :
a. Analisa termodinamika
b. Pehitungan rancangan turbin gas c. Ukuran-ukuran utama turbin gas
d. Gambar penampang ( gambar teknik ) turbin gas
1.6. Metodologi Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ( skripsi ) ini adalah sebagai berikut :
a. Survey lapangan, berupa peninjauan langsung kelokasi tempat unit pembangkit itu berada, Yaitu di PLN Sicanang Belawan.
b. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku dan tulisan-tulisan yang terkait, serta pencarian di internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya.Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas paling sederhana terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin.
Turbin gas yang ada saat ini sangat luas dan beragam penggunaannya. Salah satu contoh penerapannya yang sudah sangat terkenal adalah sebagai mesm penghasil daya dorong pada pesawat terbang. Di industri, turbin gas digunakan untuk menggerakan bermacam-macam peralatan mekanik, misalnya pompa dan kompresor atau generator listrik kecil.Turbin gas juga digunakan untuk memutar generator listrik pada instalasi pembangkit listrik tenaga gas guna menanggulangi beban puncak kebutuhan listrik dan kadang-kadang juga beban menengah dan beban dasar.
2.1. Klasifikasi Turbin Gas
Turbin gas dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, sebagai berikut :
A.Berdasarkan siklus, kerjanya
1. Siklus terbuka
Dalam siklus ini, gas hasil pembakaran setelah diekspansikan pada
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
turbin sebagai penggerak beban dan kompresor. Struktur dan susunan dari instalasi turbin gas dengan siklus terbuka (open cycle) adalah :
Bahan bakar
Udara Atmosfi r
Gas Buang
Gambar 2.1. Sistem turbin gas dengan siklus terbuka Sumber : Arismunandar ( 2002 )
2. Siklus tertutup (closed cycle)
P
K T
K = Kompressor
P = Poros
T = Turbin
Gambar 2.2. Skema Instalasi turbin gas dengan siklus tertutup.
Sumber : Thermodynamics ( fourth edition)
Turbin gas dengan sistem ini konstruksinya lebih rumit, karena membutuhkan pesawat pemanas yang mempunyai luas pemanas yang besar dan juga membutuhkan pesawat pendingin udara sebelum masuk kompresor
Keuntungannya adalah:
o Lebih menghemat penggunaan bahan Bakar
o Untuk daya yang sama, turbin ini mempunyai ukuran yang lebih
kecil.
o Bisa bekerja dengan tekanan yang tinggi
Heat Exchanger
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
B. Menurut konstruksinya:
1. Turbin gas berporos Tunggal (single shaft)
Turbin gas ini digunakan untuk pembangkit listrik pada perusahaan listrik maupun industri yang berskala besar ( lihat pada gambar 2.1)
2. Turbin gas berporos ganda ( multi shaft )
Jenis turbin ini digunakan untuk menahan beban dan torsi yang bervariasi. Poros pertama turbin dikopel langsung dengan poros aksial. Turbin dengan tekanan tinggi berfungsi menggerakan kompresor, mensuplai gas panas untuk turbin bertekanan rendah. Turbin tekanan rendah untuk memutar generator listrik. Turbin multi shaft ini juga digunakan untuk sentral listrik dan industri. Turbin ini direncanakan beroperasi pada putaran yang berbeda tanpa menggunakan reduction gear.
Bahan bakar
Gas buang
Udara Atmosfer
P
Keterangan : K = Kompresor RB = Ruang Bakar
P = por os T = Turbin G = Generator
HPT =Hight Pressure Turbine LPT = low Pressure Turbin
Gambar 2.3. Turbin gas berporos ganda Sumber : Arismunandar ( 2002 )
3. Turbin gas dengan siklus kombinasi
Karena banyaknya energi yang hilang bersama dengan terbuangnya gas buang, maka telah dilakukan beberapa upaya untuk memanfaatkannya dengan cara menambah beberapa macam proses baru serta peralatan tambahan sehingga energi yang seharusnya terbuang dapat dimanfaatkan lagi untuk suatu proses tertentu sehingga dengan demikian dapat meningkatkaan efesiensi dari sistem tersebut. Tetapi seiring dengan hal itu, bertambah pula biaya investasi.
Yang diperlukan karena harus membeli peralatan baru. Dilihat dari segi ekonomisnya, turbin gas dengan siklus kombinasi memiliki kebaikan dan keuntungan bila turbin gas ini dijalankan untuk base load (beban dasar atau utama) dan secara kontinue. Ada beberapa macam turbin gas siklus kombinasi, antara lain:
a. Turbin gas dengan siklus Regenerasi
Pada turbin gas dengan siklus regenerasi dilakukan penambahan peralatan berupa alat penukar kalor ( Heat Exchanger ) yang diletakan antara ruang bakar dan saluran gas buang. Udara bertekanan dari kompresor mengalir dengan suhu rendah ke heat exchanger untuk kemudian diteruskan ke ruang bakar dengan temperatur tinggi. Panas yang diberikan oleh heat exchanger diperoleh dari sisa gas buang yang dilewatkan terlebih dahulu didalam pesawat penukar kalor sebelum dibuang keudara beban. Skema dari instalasi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.4.
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Keterangan : K = Kompresor RB = Ruang akar
P =Por os T = Turbin G = Generator HE = Heat Exchanger
Gambar 2.4. Skema turbin gas siklus regeneratif dengan heatexchanger
Sumber : Arismunandar ( 2002 )
b. Siklus gabungan turbin gas dengan turbin uap
Skema siklus gabungan ini dapat dilihat pada gambar 2.5. Panas dari gas buang dipergunakan kembali untuk keperluan antara lain :
o Produksi uap untuk keperluan industri, misalnya proses pemanasan
o Produksi uap untuk pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan
turbin uap. Proses ini disebut " Combined gas and steam cycle "
Gas buang
Air
p
K TG G TU
Air Pendingin Udara Atmosfer
Air Kondensing
G
G G1 KU
RB R
p
Keterangan : K = Kompresor Ka = Katup
RB = Ruang Bakar Ku = Ketel Uap P = Pompa TU = Turbin Uap TG = Turbin Gas G1 = Generator Uap
G = Generator Ko = Kondensor
R =Regenerator
Gambar 2.5. Skema instalsi siklus gabungan turbin gas — turbin uap Sumber : Arismunandar ( 2000 )
C. Menurut arah aliran fluida kerjanya, turbin gas dibagi atas dua bagian, yaitu :
Turbin aksial , dimana arah aliran fluida kerjanya sejajar dengan poros Turbin radial , dimana arah aliran fluida kerianya menyilang poros atau
dalam arah tegak lurus dengan poros turbin.
2.2 Komponen – Komponen Utama Turbin Gas
Secara skematik, unit turbin gas dapat digambarkan sebagai berikut :
Bahan Bakar
K
T T
Udara/ Fluida Kerja Gas keluar
Keterangan : K = Kompresor
RB = Ruang Bakar
T = Turbin
b = Beban
Gambar 2.6. Skema instalsi turbin gas sederhana
Komponen-komponen pada gambar 2.6 di atas diterangkan, sebagai berikut :
1. Kompresor
R B
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
berfungsi sebagai alai untuk menghisap udara luar ( udara atmosfir ) dan selanjutnya dikompresikan untuk mendapatkan tekanan yang lebih besar.
2. Ruang bakar
Fungsinya adalah untuk tempat pembakaran bahan bakar agar diperoleh fluida kerja berupa gas hasil pembakaran yang akan digunakan untuk menggerakkan turbin. Bahan bakar terbakar akibat bercampur dengan udara kompresi serta dengan bantuan percikan nyala api dari busi.
3. Turbin
Turbin berfungsi merubah energi kinetik yang tersimpan pada gas hasil pembakaran menjadi energi berguna.
2.3. Sistem Kerja Dan Start Turbin Gas
selesai, sehingga turbin siap menerima beban dari generator dan operasi terus berjalan dengan bervariasi beban dari generator.
2.4. Siklus Kerja Turbin Gas
Turbin gas pada umumnya memiliki dua siklus kerja, yaitu : A. Siklus ideal
Turbin gas secara termodina mika beker ja dengan siklus brayton. Siklus ini merupakan siklus ideal untuk sistem turbin gas sederhana dengan siklus terbuka.Siklus ini terdiri dari dua proses isobar dan dua proses isentropik.
Siklus ideal adalah suatu siklus yang dibangun berdasarkan asumsi sebagai
berikut : (Arismunandar, 2002)
• Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara reversibel adiabatik (isentropis).
• Perubahan energi kinetik dari fluida kerja diantara sisi masuk dan sisi keluar setiap kompresor diabaikan.
• Tidak ada kerugian tekanan pada sisi masuk ruang bakar dan keluar gas. • Fluida kerja dianggap gas ideal dengan panas jenis konstan.
Gambar dibawah ini menunjuka n siklus brayton sederhana .
Bahan bakar
2 3
Udara atmosfer 1 K T 4 Gas Buang
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Gambar 2.7. Siklus Brayton sederhana
Adapun diagram h,T vs S dan P vs V dapat dilihat berikut ini:
Gambar 2.8. Diagram P-V dan diagram T-S ( siklus ideal )
Proses proses yang terjadi dari diagram tersebut diatas adalah sebagai berikut :
• Proses 1-2 : Proses kompresi isentropis pada kompresor.
• Proses 2-3 : Proses pembakaran pada tekanan konstan ( isobar ) didalam ruang bakar, adanya pemasukan panas
• Proses 3-4 : Proses ekspansi isentropik pada turbin.
Dengan demikian pada proses steady state untuk masing-masing proses
diatas, diperoleh
• Proses 1-2 : Kerja kompresor
Wkomp =Cp ( T2a — T1 )
= h2a – h1 ( k J / k g ) (2.1)
• Proses 2-3 Pemasukan panas
Q RB = Cp ( T3 - T2a)
= h3 –h2a (kJ / kg) (2.2)
WTa =Cp ( T3 — T4a)
= h3 – h4a (kJ/kg) (2.3)
• Kerja netto siklus ( W net )
W net = WTa - Wka (2.4)
= Cp (T3—T4a)— Cp (T2a— T1)
= [(h3 – h4a)- ( h2a – h1)]
Efesiensi total instalasi ( Total )adalah perbandingan antara kerja netto siklus
dengan pemasukan energi.
B. Siklus aktual
Proses – pro ses yang terjad i diat as berlaku secara teorit is, tetapi kenyataannya (secara aktual ) terjadi penyimpangan – penyimpangan dan proses yang ideal. Penyimpangan-penyimpangan itu adalah :
1. Fluida kerja bukanlah gas ideal dengan panas spesifik konstan. 2. Laju aliran massa fluida kerja tidak konstan.
3. Proses yang berlangsung diset iap ko mpo nen t idak adiabat ik dan
reversibel, karena ada kerugian energi akibat gesekan, perpindahan panas dan lain-lain.
4. Proses kompresi didalam kompresor tidak berlangsung secara isentrofik. 5. Proses ekspansi didalam turbin tidak berlangsung secara isentropik. 6. Proses pembakaran tidak berlangsung secara adiabatik serta tidak dapat menjamin terjadinya pembakaran sempurna, sehingga untuk mencapai temperatur gas masuk turbin yang ditetapkan diperlukan jumlah bahan bakar yang lebih banyak.
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Kerugian-kerugian diatas akan mempengaruhi effesiensi dari siklus.
BAB III
PENETAPAN SPESIFIKASI
3.1 Spesifikasi Teknis Perencanaan
Sebelum memulai perencanaan mengenai hal-hal yang spesifikasi, khususnya perencanaan turbin pada instalasi turbin gas, maka perlu sekiranya untuk menganalisa sistem secara keseluruhan dengan analisa termodinamika guna mendapatkan suatu kondisi awal perencanaan.
Spsesifikasi teknis perencanan yang ditetapkan sesuai dengan data referensi dari buku yang disesuaikan data dari hasil survey study di PLTGU Sicanang Belawan Sumatera Utara. Spesifikasi teknis dari sistem instalasi turbin gas sebagai berikut :
• Daya Keluaran Generator : 135,2 MW
• Bahan Bakar : Gas
• Tipe Turbin : V 94.2
• Temperatur masuk Kompressor : 30ºC
• Temperatur masuk turbin : 975 ºC
• Tekanan Barometer : 1,013 bar
Kondisi awal perancangan dapat dilihat pada gambar 3.1 jenis intalasi turbin gas siklus terbuka, berikut:
Bahan Bakar
W net
K T
Udara Gas buang
Gambar 3.1 Siklus turbin gas rancangan
Temperatur udara yang dihisap kompressor mempunyai pengaruh yang besar terhadap daya efektif yang dapat dihasilkan pembangkit, sebab laju aliran masa udara yang dihisap kompressor akan berubah sesuai dengan persamaan gas ideal, yaitu :
M = Pv/Rt, yaitu apabila temperatur masuk gas rendah maka massa aliran gas akan naik dan sebaliknya.hal ini berarti bila temperatur atmosfer turun maka daya efektif sistem akan naik dan sebaliknya.
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
3.2 Analisa Termodinamika
Gambar 3.2 Diagram T-s (aktual) Siklus Brayton
3.2.1 Analisa termodinamika pada kompressor.
Analisa termodinamika pada kompressor dimaksudkan untuk menentukan kondisi masuk dan keluar kompressor. Pengambilan asumsi untuk perhitungan termodinamika kompressor adalah didasarkan pada efisiensi politrofik, yaitu efisiensi isentrofik dari sebuah kompressor dan turbin yang dibuat konstan untuk setiap tingkat berikutnya dalam keseluruhan proses. Dalam proses ini terjadi stagnasi dimana enthalpy, tekanan, temperatur dianalisa pada kondisi stagnasi yaitu kondisi fluida yang mengalir dengan suatu kecepatan, mengalami hambatan sehingga disaat itu kecepatan sama dengan nol isentropis.
1. Kondisi udara masuk Kompressor:
Pa= Tekanan Barometer ( 1,013 bar )
Ta = Temperatur lingkungan (30ºC)
= 30+ 273 K = 303 K
γ = Konstanta Adiabatik 1,4 (untuk udara)
Dimana , Pf = Proses tekanan pada saringan udara masuk kompressor
= 0.01 bar ( hasil survey)
Maka :
P1 = 1,013-0,01
P1 = 1,003 bar
Dengan demikian akan diperoleh suhu keluar saringan udara:
T1= 303
Sehingga dari table property udara ( lamp. 1) dengan cara interpolasi diperoleh : h1 = 302,34 kJ/kg udara
2. Kondisi udara keluar kompressor
Untuk mendapatkan nilai efisiensi yang lebih tinggi, maka perbandingan tekanan yang digunakan adalah optimum yaitu :
rp =
Dimana rp1 = Perbandingan tekanan optimum
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Maka setelah diinterpolasi dari table property udara diperoleh :
h2 = 622,3046 kJ/kg
3. Kerja Kompressor
Kondisi Ideal Kompressor
Kerja Kompressor ideal adalah :
W ki = h2-h1
=622,3046- 302,34
= 319,946 kJ/kg
Kondisi Aktual Perencanaan
Untuk menentukan keadaan pada titik 2, yaitu keadaan aktualnya maka ditetapkan ηk= 0,88 ( antara 0,85-0,90 ) untuk kompressor aksial)
Maka kerja aktual kompressor adalah :
Wka=
Wka=363,5961 KJ/kg
Sehingga akan diperoleh h2a :
h2a= Wka + h1
h2a=363,5961 +302,34
Dari table property udara dengan cara interpolasi diperoleh temperatur aktual perencanaan keluar kompressor (T2a) yaitu sebesar : T2a = 655,73 K = 382,73ºC
Dari perhitungan maka dapat digambarkan diagram h-s sebagai berikut.
Gambar 3.3 Diagram h-s pada kompressor
3.2.2 Proses Pada ruang bakar
Daya yang dihasilkan turbin tergantung dari entalphi pembakaran. Untuk itu perlu dianalisa reaksi pembakaran yang terjadi pada ruang bakar. Dari analisa ini akan didapat perbandingan bahan bakar dengan udara yang dibutuhkan yang dipergunakan, sehingga diperoleh laju aliran massa yang dialirkan ke turbin. Bahan bakar yanag dipakai adalah gas alam dengan komposisi pada table 3.2 berikut .
Tabel 3.2 Komposisi Bahan Bakar
NO Komposisi % Volume
1 CO2 2,86
2 N2 1,80
3 CH4 88,19
4 C2H6 3,88
5 C3H8 2,1
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
7 C5H12 0,25
8 C6H14 0,05
9 C7H16 0,04
Σ= 100%
LHV 45.700 kj/kg
Sumber PT PLN ( Persero) Sicanang.
Dengan reaksi pembakaran komponen bahan bakar adalah :
Untuk CH4
0,8819 CH4 + a (O2 + 3,76 N2 )→b CO2 + c H2O + d N2
Persamaan reaksi diatas disetarakan sebagai berikut :
Unsur C : b = 0,8819
Unsur H : 2c = 4b
C = 1,7638
Unsur O : 2a = 2b+c
A = 1,7638
Unsur N2 : d = 3,76 a
D = 6,6318
Sehingga persamaan reaksi (stoikiometri) yang terjadi :
0,8819 CH4 + 1,7638 (O2+3,76 N2)→ 0,8819 CO2 + 1,7638 H2O+6,631 N2
Maka akan diperoleh massa bahan bakar CH4 :
Untuk massa CH4 = 0,8819 x 16
= 14,1104 kgCH4/1mol bahan bakar
Dengan cara yang sama akan diperoleh hasil pada table 3,3 berikut.
No Komposisi B.bakar
Fraksi Mol B.Bakar ( % Volume)
Mol udara yang dibutuhkan
Massa B. Bakar ( kgCmHn/1
mol BB)
1 CO2 0,0286 - 1,2584
2 N2 0,018 - 0,504
3 CH4 0,8819 1,7638 14,1104
4 C2H6 0,0388 0,1358 1,164
5 C3H8 0,021 0,105 0,924
6 C4H10 0,0083 0,05395 0,4814
7 C5H12 0,0025 0,02 0,18
8 C6H14 0,0005 0,00475 0,043
9 C7H16 0,0004 0,0044 0,04
Σ= 1 Σ= 2,08628 Σ=18,7052
Sedangkan massa udara yang dibutuhkan adalah :
Massa= Mol x Mr
= 2,08628 x ( 32 + 3,76.28)
= 286,4045 kg
Maka, AFR TH =
Bakar MassaBahan
MassaUdara
=
7025 , 18
4045 , 286
=15,3137 kg Udara/kg bahan bakar
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
λ =
AFRth AFRth akt
AFR − x 100%
3,334 =
3137 , 15
3137 , 15 −
AFRakt
x 100%
AFR akt = (3,334 x 15,3137) + 15,3137
AFR akt = 66,3741
AFR akt = 0,015066
Gambar 3.4 Grafik faktor kelebihan udara
Sumber : Turbin pompa dan compressor, Fritz Dietzel
Kerugian tekanan pada ruang bakar (gambar 3.3) sebesar (2-3)% (lit 1, hal 198) diambil 2% , maka :
P3 = P2a-∆Pb
= 12,0- ( 0,02 X 12,0)
Gambar 3.5 Kerugian tekan pada ruang bakar
Sehingga tekanan pada titik 3 :
T3 = 975 + 273
= 1248 K
Drai table property udara dengan cara interpolasi maka kan diperoleh : h3= 1334,354 kJ/kg
3.2.3 Analisa termodinamika pada Turbin
1. Temperatur dan tekanan udara keluar Turbin
Tekanan keluar turbin (ideal) sama dengan tekanan atmosfer, sehingga :
P4=Pa= 1,013 bar
Dengan cara interpolasi dari table udara diperoleh enthalpy keluar turbin
h4 = 626,82944 kJ/kg
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Kondisi Kerja Ideal Turbin
WT1 = 1334,354-626,82944
= 707,524558 kJ/kg
Kondisi Kerja Aktual Turbin
Untuk menentukan kerja turbin yang sebenarnya, maka ditentukan efisiensi isentropis turbin yakni dipilih 0,85 ( antara 0,82-0,89 )
η= effisiensi turbin = 0,85
Maka :
W Ta= 0,85 x 707,524558 kJ/kg
= 601,3958 kJ/kg
Sehingga diperoleh entalphi dan temperatur perencanaan :
h4a = h3- WTa
= 1334,354-601,3958
= 732,9582 kJ/kg
Dari table property udara dengan cara interpolasi diperoleh temperatur udara
keluar turbin secara aktual sebesar : T4a =705,14 K= 432,14 ºC
Dari perhitungan maka dapat digambarkan diagram h-s nya sebagai berikut.
h ( kJ/kg).
h3 = 1334,354
h4a =732,9582 h4 =626,8294
Dalam suatu poses pembebanan listrik arus bolak balik ada suatu unsur yang terlihat dalam proses konversi daya, yaitu :
1. Daya nyata yang diukur dengan Watt, dikatakan daya nyata, karena
besaran inilah yang terlibat dalam proses konversi daya.
2. Daya reaktif yang sebenarnya tidak mempengaruhi suatu proses konversi daya, tetapi adalah suatu kebutuhan yang harus dilayani secara ekonomis dapat dikatakan bahwa daya reaktif hanya membebani biaya investasi dan bukan biaya operasi.
Suatu beban membutuhkan daya reaktif yang besar karena dua hal, yaitu :
a. Karakteristik beban itu sendiri yang tidak biasa dielakkan
b. Proses Konversi daya didalam alat itu sendiri.
Dari kesimpulan diatas diperoleh bahwa daya yang harus disuplai oleh turbin kepada generator harus dapat memenuhi kebutuhan daya nyata dan daya reaktif.
Daya keluaran (nyata) generator :
PG = 135,2 MW
Daya semu generator :
PS = φ Cos
PG
= 8 , 0
2 , 135
=169,2 MW
Daya netto turbin
PE =
φ η
η Cos P Tr G
G
.
Dimana : η G = Effisiensi generator ( direncanakan 0,98 )
ηTr = Effisiensi transmisi ( direncanakan 1 karena turbin dan
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Laju Aliran Massa Udara dan Bahan Bakar
Laju aliran massa udara dan bahan bakar ini akan dipergunakan untuk menentukan daya dari kompressor dan turbin, serta dalam perancangan sudu turbin.
= 714,419. 0,015066
= 10,7634 kg/s
3.2.6 Kesetimbangan Energi Pada Ruang Bakar
Ruang bakar tidak menghasilkan dan tidak memerlukan energi mekanis,
relative kecil dibanding dengan besaran lainnya. Maka persamaan untuk ruang bakar dapat dituliskan menurut ( lit.1 hal 74 ) :
Σ( m produk x h produk) = Σ(m reaktan x h reaktan)
udara masuk
h2a = 665,9361
ma =714,419 kg/s Gas Pembakaran keluar
h3= 1334,354 B. Bakar masuk
mf = 10,7634 kg/s
Maka, ma.h2a + mf LHV= (ma+mf) h3
714,419. 665,9361 +10,7634.45700 = (714,419+ 10,7634) 1334,354
967649,78 = 967650,036
967650 = 967650
Artinya dalam ruang bakar terjadi kesetimbangan energi
3.2.7 Udara Pembakaran
Udara pembakaran adalah perbandingan antara AFR akt dengan AFR TH yang digunakan untuk menentukan persentase udara pembakaran
τ =
AFRth AFRakt
=
3137 , 15
3741 , 66
=4,334
3.2.8 Kerja Netto
Kerja spesifik netto adalah selisih antar kerja spesifik turbin dengan kerja spesifik kompressor yang digunakan untuk menentukan nilai effisiensi siklus.
Wnet = WTa- Wka (lit.3 hal 478)
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
= 601,3958- 363,5961
= 237,7997 kJ/kg
3.2.9. Back work Ratio
Backwork ratio merupakan nilai persentase kerja spesifik turbin yang digunakan untuk menggerakkan kompressor.
r bw =
3.2.10. Effisiensi Thermal siklus
Effisiensi thermal ini merupakan effisiensi total dari siklus yangterjadi pada analisa termodinamika tersebut.
η =
Panas masuk adalah suplai panas dari ruang bakar sebesar :
Q in = QRB = h3 - h2a (lit 3. hal 479 )
= 1334,354 kJ/kg-665,9361 kJ/kg
=668,4179 kJ/kg
3.2.12 Panas Keluar
Q out = h4a-h1 (lit.3 hal 479)
= 732,9582 kJ/kg -302,34 kJ/kg
= 430,6182 kJ/kg
3.2.13. Daya Tiap Komponen Instalasi Turbin Gas
1. Daya Kompressor
Daya Kompressor dari instalasi turbin gas adalah :
Pk = (ma) .W ka
= 714,419 kg/s. 363,5961 kJ/kg
= 259759,9 kW
= 259,759 MW
2.Daya Turbin Gas
Daya bruto dari instalasi turbin gas adalah :
PT = PK + PE
= 259,759 MW +172,448 MW
= 432,207 MW
Pembuktian Daya Turbin.
Wturbin= ma+ mf . WTa
=(714,419 kg/s +10,7634 kg/s) . 601,3958 kJ/kg
= 725,1824 kg/s . 601,3958 kJ/kg
= 436121,64 kJ/s
= 436121,64 kW
= 436,121 MW
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Hasil Analisa Termodinamika
Setelah diadakan analisa termodinamika, sebagai langkah awal perencanaan, maka diperoleh hasil- hasil sebagai berikut :
Temperatur Lingkungan (Ta ) : 303 K
Temperatur keluar kompressor(T2) : 614,53 K
Kerja Kompressor Aktual (Wka) : 363,5961 kJ/kgudara
Suplai panas dari ruang bakar (QRb) : 668,4179 kJ/kgudara
(AFR) akt : 66,3741 kg udara/kgbahanbakar
(FAR) akt : 0,015066 kgbahanbakar/ kg udara
Temperatur gas masuk turbin ( T3) : 1248 K
Temperatur gas buang turbin (T4a) : 705,14 K
Kerja turbin aktual ( WTa) : 601,3958 kJ/kgudara
Laju Aliran massa udara (ma) : 714,419 kg/s
Laju aliran massa bahan bakar ( mf) : 10,7634 kg/s
Daya kompressor (PK) : 259759,9 kW
Daya Turbin (PT ) : 432,207 MW
Daya nyata generator (PG) : 135,2 MW
Daya poros efektif turbin gas (PE) : 172,448 MW
BAB IV
PERENCANAAN TURBIN
4.1. Parameter Perencanaan Turbin
Dalam perencanaan ini dipilih turbin aksial jenis turbin aksial karena mempunyai keuntungan antara lain: efisiensi yang lebih baik, perbandingan tekanan dapat diubah lebih tinggi, konstruksi lebih ringan dan tidak membutuhkan ruangan yang terlalu besar. Turbin aksial yang direncanakan adalah bertingkat banyak, dimana tiap tingkat terdiri dari satu baris sudu diam dan satu baris sudu gerak. Sudu diam berfungsi mempercepat aliran fluida kerja dan sudu gerak berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin.
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Gambar 4.1. Grafik Efisiensi Turbin - Velocity Ratio ( a ) (Sumber: Energy Conversion System Sorensen)
Maka dalam perencanaan ini dipilih turbin aksial, jenis turbin aksial reaksi karena:
Pada tipe ini, kecepatan tangensial yang mengalir diantara sudu sudu adalah tidak terlalu besar, sehingga kerugian gesekan akibat kecepatan juga tidak terlalu besar.
Effisiensi tingkat pada tipe reaksi lebih baik dari pada yang lainnya, dengan perbandingan kecepatan yang lebih besar.
Pada tipe reaksi, effisiensi maksimum dapat dicapai pada daerah
perbandingan (U/V) = 0,8 s/d 0,9
Untuk perencanaan turbin aksial, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan, sebagai berikut :
• Koeffisien aliran sudu (ψ ) = 3 [lit 7 hal 111]
• Kecepatan tangensial rata-rata (Um) = (350 – 400)m/s
• Kecepatan aliran gas (Ca) = 150 m/s [lit 7, hal 671]
• Derajat reaksi tingkat (RR) = 0,5 [lit 1 hal 546]
4.2. Perrhitungan Jumlah Tingkat Turbin
Penurunan temperatur tiap tingkat turbin ini masih merupakan nilai yang diperoleh dari penentuan harga Um. setelah itu akan disubstitusikan kembali untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya.
2
2. Total penurunan temperatur gas (∆To )
Total penurunan temperatur ini merupakan selisih dari temperatur masuk
dan keluar turbin.
ATo = T3 – T4
= 1248 K –705,14 K
= 542,6 K
3. Jumlah tingkat turbin yang dibutuhkan (n)
Dari perhitungan penurunan temperatur tiap tingkat dan total penurunan
temperatur gas di atas, akan diperoleh jumlah tingkat turbin yang dibutuhkan.
n =
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Maka,
3 = 2 2
m s pg
U To
c ∆
3= 2
m U
180,95 1,148. . 2
2 m
U = 372,14 m/s
4.3. Kondisi Gas Dan Dimensi Sudu Tiap Tingkat.
Untuk merancang sudu turbin dibutuhkan kondisi gas baik dalam keadaan statis maupun stagnasi pada setiap tingkat. Baik pada saat gas masuk sudu diam. keluar sudu diam dan masuk sudu gerak, serta keluar sudu gerak dan masuk sudu
2 3
d g
Dalam rancangan ini akan dibahas analisis data kondisi gas meliputi perhitungan temperature dan tekanan juga massa jenis aliran untuk setiap tingkat turbin
A. TINGKAT SATU
1. Gas masuk sudu diam
Dari gambar 4.2 di atas yaitu pada titik 1.
o Kondisi pada keadaan stagnasi
T01 =1248 K
P01 = 11,8 bar
o Kondisi pada keadaan statik
-Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
2. Gas keluar sudu diam dan masuk sudu gerak
Pada gambar 4.2 yaitu pada titik 2.
o Kondisi pada keadaan stagnasi
1
η = Efisiensi statik (direncanakan 0,9)
RR= Derajat reaksi (0,5)
= 1248- (183,743.0,5)
= 1256,1285 K
o Kondisi pada keadaan statik
P2 = Po2
3. Gas keluar sudu gerak dan masuk sudu diam
Pada gambar 4.2 yaitu pada titik 3.
Kondisi pada keadaan stagnasi
2
= 1256,1285 -183,743.0,5
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
o Kondisi pada keadaan statik
T3 = To3 -
Untuk tingkat selanjutnya dilakukan dengan cara yang lama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 4.1. Kondisi gas pada tiap tingkat sudu turbin
Po2 (bar)
Ukuran-ukuran (jari-jari sudu) sesuai gambar 4.2. dapat dihitung untuk
setiap jumlah aliran massa gas masing-masing baris. Menurut lit.[2] Hal.294, pendinginan sudu menggunakan 1.5 % - 2 % udara kompresi pada tiap tingkat sudu sehingga tiga tingkat turbin didinginkan dengan ( 4.5 - 6 )% udara kompresi Maka laju aliran massa pendingin (mp) adalah :
mp = (4.5 - 6 )%.ma
=(4.5-6)%x 714,419 kg/s
= 35,76 kg/s ≈36 kg/s
untuk setiap baris sudu didinginkan oleh :
mn =
6 36
= 6 kg/s udara
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Um= 2 π.rm. n (Cohen et al 1987)
dimana: Um = Kecepatan keliling rata-rata sudu (m/s)
r = Jari- jari rata-rata sudu (m)
1. Kondisi masuk pada sudu diam (Kondisi -1)
Yang dimaksud dengan kondisi disini adalah laju aliran massa gas pada tingkat 1 serta perhitungan dimensi sudu pada tingkat tersebut.
A1= Luas anulus (m2) )
2. Kondisi keluar sudu diam, masuk sudu gerak (Kondisi — 2)
Yang dimaksud dengan kondisi disini adalah laju aliran massa gas pada tingkat 2 serta perhitungan dimensi sudu pada tingkat tersebut.
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
3. Kondisi keluar sudu gerak, masuk sudu diam (Kondisi -3)
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Tinggi rata-rata sudu diam adalah nilai rata-rata dari tinggi sudu pada kondisi
1 dan 2.
hN=1/2 (h1+h2) (Cohen et al 1987)
= ½ (0,193 + 0,14)
= 0,1665 m
5. Tinggi rata-rata sudu gerak (hR)
Tinggi rata-rata sudu gerak adalah nilai rata-rata dari tinggi sudu pada kondisi 2 dan 3.
hR=½ (h2+h3) (Cohen et al 1987)
= ½ (0,14 +0,086 )
= 0,113 m
6. Tebal (lebar) sudu gerak (w)
Tebal sudu gerak pada tingkat 1 adalah :
wR =
3 hR
(Arismunandar, 2002)
=
3 113 , 0
= 0,037 m
7. Lebar celah aksial (c)
Lebar celah aksial merupakan celah yang dirancang antara sudu gerak dengan penutup agar sudu dapat berputar bebas.
c = 0,25. wR
= 0.25 x 0,037
= 0,00925 m
Dengan cara yang sama dapat dihitung dimensi sudu untuk tingkat berikutnya dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut.
TINGKAT 1 2 3
mg1 (kg/s) 695,182 629.3226 639,326
A1 (m2) 1,44 2,2656 4,439
h1 (m) 0,193 0,304 0,596
rr1 (m) 0,7275 1,336 1,482
rt1 (m) 1,64 1,336 6 1,482
2
g
m (kg/s) 701,18 624,326 634,326
A2 (m2) 1,044 1.69 3,123
h2 (m) 0,14 0,227 0.419
rr2 (m) 1,114 1.0705 0.974
rt2 (m) 1,254 1.2975 1,393
3
g
m (kg/s) 707,18 639.326 639.326
A3 (m2) 0,642 2.2656 4.439
h3 (m) 0,086 0,304 0.596
rr3 (m) 1,141 1,032 0.896
rr3 (m) 1,227 1,336 1.482
hN (m) 0,1665 0.4995 0.3615
hR (m) 0,113 0.2655 0,5075
WR (m) 0,037 0.0885 0,1691
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Dari perhitungan diatas , dapat digambarakan ukuran turbin yang dirancang, dengan skala 1:30 yaitu
Gambar 4.3 Dimensi sudu tingkat 1
Gambar 4.5 Dimensi sudu tingkat 3
4.4. Diagram Kecepatan Dan Sudut Gas Tiap Tingkat Turbin
Untuk dapat menggambarkan kecepatan gas dengan menggunakan diagram segitiga kecepatan perlu untuk menghitung sudut-sudut saat gas melalui sudu-sudu.
Gambar 4.6 Diagram kecepatan pada sudu turbin.
A. TINGKAT SATU
Dari gambar 4.4 dimana sudut gas tingkat-1, yaitu pada dasar. tengah dan puncak sudu dapat dihitung :
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Sudut-sudut gas yang terjadi pada tengah sudu antara lain :
Sudut masuk relatif gas (β2m )
Menurut [lit 2, hal 249], sudut masuk absolut gas pada sudu diam dan sudut keluar gas pada sudu gerak adalah sama dengan sudut relatif gas (β2m =α1m =α3m) yaitu 31,8 .Sudut keluar relatif gas pada sudu diam sama
dengan sudut keluar relatif gas pada sudu gerak ( α =2m β3m)yaitu 72.13°
m
Kecepatan absolut gas masuk sudu diam
3
Kecepatan relatif gas masuk sudu gerak (V2m)
m
Kecepatan absolut gas keluar sudu gerak (C3m,)
Kecepatan absolut gas keluar sudu gerak sama dengan kecepatan relatif gas masuk sudu gerak maka C3m, C1m, = 172.34 m/s
Kecepatan relative gas keluar sudu gerak (V3m)
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
2. Sudut Gas pada Dasar Sudu
Sudut-sudut gas yang terjadi pada tengah sudu antara lain :
o Sudut keluar relative gas pada sudu diam (β2r)
o Kecepatan absolut gas masuk sudu gerak (C2r)
r
o Kecepatan absolut gas keluar sudu gerak (C3r)
r
o Kecepatan whirl gas masuk sudu gerak (Cw2r)
Cw2r= Ca.tgα2r
=150.tg 74,404º
=537,384 m/s
o Kecepatan relatif gas masuk sudu &, gerak(V2r)
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
o Kecepatan whirl gas keluar sudu gerak (Cw3r)
Cw3r= Ca.tgα3r
= 150 x tg35.42º
= 106.67 m/s
Diagram kecepatan dan sudut gas pada puncak sudu serta perhitungan untuk tingkat selanjutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti diatas dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3. Diagram kecepatan dan sudut gas tiap tingkat
TINGKAT I Dasar Sudu Tengah Sudu Puncak Sudu
C3
V2
V3
557,926
184,065
184,065
557,926
176,508
176,508
488,76
172,34
172,34
458,87
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
U
4.5. Jumlah Sudu Tiap Tingkat Turbin.
Untuk menentukan jumlah sudu gerak dan sudu diam tiap tingkat turbin,
maka dapat dilakukan perhitungan pada tengah-tengah sudu dengan mempergunakan tinggi rata-rata sudu. Perbandingan tinggi sudu dengan chord
sudu (aspek ratio. h/c) menurut [ lit 2. hal 271] dapat direncanakan antara 3 dan 4.
Jumlah sudu gerak, Tingkat-1 dapat ditentukan sebagai berikut : Panjang chord sudu (c)
c = 3
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Perbandingan pitch sudu dengan chord sudu (s/c) untuk harga β2m 31,8" dan
m
Menurut [lit 2. hal 271] digunakan komponen bilangan prima untuk sudu gerak dan komponen bilangan genap untuk sudu diam. Maka direncanakan :
jumlah sudu gerak tingkat satu adalah 133 buah, sehingga pitch sudu (s) menjadi 0,05593 ; chord sudu (c) adalah 0,0884 dan tinggi sudu gerak (hR)= 0,2652
dengan aspect ratio (h/c) adalah 3
Tabel 4.4. Spesifikasi sudu gerak tiap tingkat turbin
Tabel 4.5. Spesifikasi sudu diam tiap tingkat turbin
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
4.6. Sudut-Sudut Sudu Tiap tingkat Turbin
Profil sudu direncanakan dari tipe NACA seri C-7. Sudut-sudut sudu tingkat satu pada dasar sudu dapat dihitung sebagai berikut. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh :
Sudut relatif masuk gas (β2r)
r
2
β = 35,42 º
Sudut relatif keluar gas ,
r
3
β = 74,40 º
Menurut [lit 2 hal 268] untuk sudu tipe reaksi, maka sudut jatuh gas (i)berada pada interval -15º dan 15º dan harga yang disarankan untuk dasar sudu adalah -5 dan untuk tengah sudu 5º serta untuk puncak sudu adalah 10º .
Sudut masuk sudu
β2r =β2r + i
= 35,3º + (-5º)
= 30,3º
Sudut keluar sudu (β3r)
Gambar 4.7 Grafik hubungan antara sudut masuk gas sudut keluar gas (Sumber: Gas Turbine Theory, Cohen. H)
Sudut chamber sudu (θr)
r
θ =β2r +β3r
= 30,42º + 74,347º
= 104,767 º
Sudut relatif rata-rata sudu (βmr)
tgβmr= 0,5 (tgβ3r-tgβ2r)
= 0,5 (tg 74,40 –tg 35,42)
= 1,4352
βmr= 55,1325º
Sudut pemasangan sudu (ζ r)
ζ r= β2r -2
r
θ
= 30,42
-2 67 , 104
= -21,395º
Panjang chord sudu arah aksial (cxr )
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
= 0,0884. cos(– 21,395º )
= 0.082308 m
Gambar 4.8 Geometri sudu turbin
Dengan cara yang sama. maka harga sudut-sudut sudu untuk tiap tingkat lainnya dapat dihitung dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 Berta tabel 4.8. berikut.
Tabel 4.6. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Dasar Sudu
Tabel 4.7. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Tengah Sudu
Tabel 4.8. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Puncak Sudu
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
4.7. Berat Sudu Gerak Tiap Tingkat Turbin
Dengan bantuan profil sudu ( NACA seriC – 7 ), maka tebal rata-rata sudu dapat dihitung dengan mempergunakan panjang chord pada tengah sudu.
Bahan sudu direncanakan dari Titanium Alloy (ASTM B-265 58T) dengan kerapatan 4650 kg/m;
Gambar 4.9 Profil sudu turbin NACA seri C — 7
Dengan merujuk pada gambar 4.6, diasumsikan ketebalan sudu rata-rata (tm)=
Ym dan besar harga Ym dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini
Tabel 4.9. Dimensi dari sudu gerak turbin
Y/C C (m) Y (m)
0
1,5
2
2,72
3,18
3,54
4,05
0,884
0,884
0,884
0,884
0,884
0,884
0,884
0
0,1326
0,l768
0,240448
0,281112
0,312936
4,43
4,86
5
4,86
4,42
3,73 3
2,78
1,65
1,09
0
0,884
0,884
0,884
0,884
0,884
0,884
0,884
0,884
0,884
0,884
0,391612
0,429624
0,442
0,429624
0,390728
0,329732
0,245752
0,14586
0,096356
0
Berat sudu gerak tingkat satu turbin dapat dihitung sebagai berikut Volume sudu (V)
V = hR. C. Ym
= 0,2652. 0,0884 . 0,259012
=6,072 x 10-3 m3
Berat sudu (WR)
WR = V.ρ.z.g
= 6,072 .10-3 .4650 . 133 . 9,806
= 36.824,9489 N
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Tabel 4.10. Berat sudu gerak tiap tingkat turbin.
Tingkat 1 2 3
Ym (m)
V (m3)
WR (N)
0,25902
6,072 x 10- 3
36.824,9489
0,485208
3,9918 x 10-2
129.232.89
0,930861
0,281923
475.639,8231
Total berat sudu gerak turbin (WR)adalah :
(WR)total = Σ(WR)tingkatke−n
=36.824,9489 + 129.232,89 + 475.639,8231
=641. 697,662N
BAB V
PERHITUNGAN UKURAN-UKURAN UTAMA
5.1 Perencanaan Poros Turbin
Pada perencanaan ini poros mempunyai fungsi sebagai penghubung yang
memindahkan daya dan putaran turbin. Beban yang akan dialami oleh poros adalah:
a. Beban Puntir
b. Beban Lentur
Menurut [lit 14 hal 8] untuk poros putaran sedang dengan beban yang berat digunakan baja paduan dengan pengerasan kulit. Untuk itu dipilih bahan poros adalah baja khrom nikel molibden JIS G 4103 dengan kode SNCM 25 dengan komposisi sebagai berikut:
C = (0,12– 0.18)% Ni = (4,00– 4,50)%
Si = (0,15 – 0.3 5) % Cr = (0,70 – 1,00)%
Mn = (0,30 – 0,60)% Fe = (93,37– 94,73)%
Langkah-langkah perencanaan diameter poros turbin adalah sebagai berikut:
5.1.1 Perhitungan Poros
Daya yang ditransmisikan (Pd)
Pd = Fc . Pt ... (Lit.14 hal.7)
Dimana: Pt = Daya turbin (432,207 MW)
Fc = Faktor koreksi (1,1 – 1.2)
= 1,2 (diambil )
maka: Pd = 1,2 x 432,207 MW
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
Momen torsi yang ditransmisikan (T)
T= 9,74. 10 5
Sf 1 = Faktor keamanan untuk batas kelelahan puntir
Untuk bahan S-C, Sf1 = 6 ... [Lit.9 Hal.8]
S f 2 = Faktor keamanan untuk pengaruh konsentrasi tegangan,
seperti adanya alur pasak pada poros dan kekasaran permukaan.
= 1,3 – 3,0 [diambil 1,5]
Diameter poros dihitung dari persamaan :
Cb = Faktor koreksi terhadap beban lentur, harganya antara
Dari standar poros yang ada maka dipilih diameter poros yang direncanakan adalah d. = 500 mm. [Lit. 14 Hal.9]
5.1.2 Pemeriksaan kekuatan poros
Ukuran poros yang diperoleh harus diuji kekuatannya. Pengujian dilakukan dengan memeriksa tegangan geser (akibat momen puntir yang bekerja pada poros). Apabila tegangan geser ini melampaui tegangan geser izin yang dapat ditahan oleh bahan, maka poros akan mengalami kegagalan. Untuk analisa
keamanannya dapat dilakukan perhitungan berikut ini.
Tegangan geser yang timbul pada poros selama beroperasi (τs)
s
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa tegangan geser yang timbul pada poros selama beropersi (τs)= 6,87 kg/mm2 jauh lebih kecil dari tegangan
geser izin poros (τ a) = 12,22 kg/mm 2
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
5.2 Gaya-Gaya Pada Sudu Tiap Tingkat Turbin
Adapun gaya-gaya yang dialami oleh sudu turbin adalah terdiri dari gaya tangensial dan gaya aksial. Untuk perencanaan ini gaya-gaya tersebut dihitung pada tengah-tengah sudu pada tinggi rata-rata sudu.
Gambar 5.1 berikut adalah gaya-gaya yang terjadi pada sudu
Gambar 5.1 Gaya-gaya pada sudu turbin
Gaya-gaya yang timbul pada sudu-sudu tingkat 1 sesuai gambar 5.1 diatas dapat dihitung sebagai berikut:
Gaya tangensial sudu
Ft = (P2– P3) . Cxr hR . Z ……….(Lit.2 Hal. 281)
Dimana:
P2= Tekanan masuk sudu gerak (N/m
2
)
hR = Tinggi rata-rata sudu gerak (m)
Z = Jumlah sudu tiap tingkat turbin (buah)
Maka:
Ft = (16,011-15,87). 105.0,0823. 0,113.133
= 0,174.105 N Gaya aksial sudu (Fa)
Fa = (P2 – P3) . 2π. rm hR
Fa = (16,011-15,87) .105.2. 3,14. 1,184. 0,113
Fa =0,118.105 N
Untuk tingkat selanjutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut :
Tabel 5.1 Gaya-gaya pada sudu gerak turbin
Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang
5.3 Tegangan yang timbul pada sudu turbin
Akibat adanya gaya sentrifugal dan tekanan gas yang terjadi pada sudu-sudu turbin menimbulkan terjadinya tegangan pada sudu-sudu-sudu-sudu tersebut. Tegangan -tegangan yang timbul tersebut yaitu:
a. Tegangan tarik sentrifugal
b. Tegangan lentur
Gambar 5.2 Tegangan yang terjadi pada sudu turbin