• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang 135,2 Mw

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang 135,2 Mw"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN TURBIN GAS SEBAGAI

PENGGERAK GENERATOR LISTRIK

DENGAN DAYA TERPASANG 135,2 MW

SKRIPSI

Skripsi yang di ajukan untuk melengkapi

Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik

FAZAR MUHAMMADDIN

040401016

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

PERENCANAAN TURBIN GAS SEBAGAI

PENGGERAK GENERATOR LISTRIK

DENGAN DAYA TERPASANG 135,2 MW

FAZAR MUHAMMADDIN

NIM.040401016

Telah Disetujui dari Hasil Seminar Skripsi

Periode ke- 535, pada tanggal 07 Maret 2009

Pembanding I, Pembanding II,

Ir.Zamanhuri, MT Ir. Mulfi Hazwi, Msc

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini pada waktu yang telah ditentukan. Tugas Sarjana ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan studi pada jenjang Pendidikan Sarjana. (S I) Teknik Mesin menurut Kurikulum Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.

P e n u l i s d a l a m T u g a s S a r j a n a i n i m e n g a m b i l j u d u l ,

y a i t u “PERENCANAAN TURBIN GAS PENGGERAK GENERATOR

LISTRIK DENGAN DAYA TERPASANG 135,2 MW". Dalam penulisan ini dari

awal sampai akhir penulis telah mencoba semaksimal mungkin guna tersusunnya Tugas Sarjana ini. Namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan- kekurangan yang terutama disebabkan faktor pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu maka petunjuk dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Sarjana

ini.

Dengan tersusunnya Tugas Sarjana ini maka penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Kedua Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil.

Bapak Ir. Abdul Halim Nasution, Msc selaku dosen pembimbing Tugas Sarjana

yang telah meluangkan waktu untukmembimbing penulis.

3. Bapak Dr. Ing Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Tulus Burhanudin Sitorus ST, MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di lingkungan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

(4)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

7. Saya ucapkan terima kasih kepada Mahasiswa Teknik Mesin khususnya sesama rekan-rekan setambuk 2004.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan do'a kepada Allah SWT, semoga kita semua dilindungi dan diberi berkat dan hidayahnya.

Medan , 2009

Hormat Penulis

(5)

ABSENSI PEMBANDING BEBAS MAHASISWA

PADA SEMINAR TUGAS SARJANA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FT.USU

PERIODE : 535

HARI /TANGGAL : Sabtu/ 07 maret 2009

NAMA : FAZAR MUHAMMADDIN

NIM : 040401016

No Nama NIM Tanda Tangan

1. Nabahansyah R 040401010

2. Kartiko Yudo 040401072

3. Taufik Akbar 040401044

4. Rahmad S 040401031

5. Eru Purnomo 040401037

Medan,

Sekretaris,

(6)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN AGENDA : 841 / TS/ 2008

FAKULTAS TEKNIK USU DITERIMA :

MEDAN PARAF :

TUGAS SARJANA

NAMA : FAZAR MUHAMMADDIN

NIM : 040401016

MATA PELAJARAN : TURBIN GAS

SPESIFIKASI : Rancanglah suatu unit Turbin gas sebagai

penggerak generator listrik dengan data- data :

Daya terpasang : 135,2 MW

Putaran : 3000 rpm

Data lainnya yang diperlukan diambil dari

survey Rancangan meliputi : -Perhitungan Thermodinamika -Pemilihan Jenis Turbin

-Perhitungan ukuran-ukuran Utama Turbin -Gambar Teknik Rancangan Turbin

DIBERIKAN TANGGAL : 19 /11/2008

SELESAI TANGGAL : 23/02/2009

Medan , 19 November 2008

KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DOSEN PEMBIMBING

Dr. Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri Ir. Abdul Halim Nasution, Msc

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

SPESIFIKASI TUGAS SARJANA iii

KARTU BIMBINGAN iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR NOTASI x

BAB I. PENDAHULUAN 1

Tinjauan Umum 1

Gambaran Umum Pembangkit Tenaga 2

Latar Balakang Permasalahan 4

Tujuan Penulisan 4

Pembatasan Masalah 5

Metodologi Penulisan 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Klasifikasi Turbin Gas 6

2.2 Komponen- Komponen Utama Turbin Gas 12

2.3 Sistem Kerja dan Start Turbin Gas 13

2.4 Siklus Kerja Turbin Gas 13

A. Siklus Ideal 13

B. Siklus Aktual 16

BAB III. PENETAPAN SPESIFIKASI 17

3.1 Spesifikasi Teknis Perencanaan 17

3.2 Analisa Termodinamika 18

3.2.1 Analisa termodinamika pada Kompressor 19

3.2.2 Proses Pada ruang Bakar 22

3.2.3 Analisa termodinamika pada Turbin 26

3.2.4 Generator Listrik 27

3.2.5 Laju Aliran Massa udara dan Bahan bakar 28

3.2.6 Kesetimbangan Energi pada Ruang Bakar 29

3.2.7 Udara Pembakaran 30

3.2.8 Kerja Netto 30

(8)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

3.2.10. Efisiensi Thermal Siklus 31

3.2.11. Panas Masuk 31

3.2.12 Panas Keluar 31

3.2.13 Daya tiap Komponen Instalasi Turbin Gas 31

BAB IV . PERENCANAAN TURBIN 34

4.1 Parameter Perencanaan Turbin 34

4.2 Perhitungan Jumlah Tingkat Turbin 35

4.3 Kondisi Gas dan Dimensi Sudu Tiap Tingkat 37

4.4 Diagram Kecepatan dan Sudut Gas Tiap Tingkat Turbin 49

4.5 Jumlah Sudu tiap tingkat Turbin 57

4.6 Sudut-sudut Sudu Tiap tingkat Turbin 60

4.7 Berat Sudu gerak Tiap Tingkat Turbin 64

BAB V. PERHITUNGAN UKURAN UKURAN UTAMA 67

5.1 Perencanaan Poros Turbin 67

5.1.1 Perhitungan Poros 67

5.1.2 Pemeriksaaan Kekuatan poros 69

5.2 Gaya-gaya Pada Sudu Tiap Tingkat Turbin 70

5.3 Tegangan yang Timbul pada sudu Turbin 72

5.3.1 Tegangan tarik akibat gaya sentrifugal 73

5.3.2 Tegangan lentur akibat tekanan gas 74

5.4 Pemeriksaan Kekuatan Sudu 76

5.5 Perencanaan Cakram Turbin 78

5.6 Perencanaan Pasak 80

5.7 Perencanaan Bantalan 82

5.8 Sistem Pelumasan 86

BAB VI. KESIMPULAN 91

DAFTAR PUSTAKA 93

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem turbin gas dengan siklus terbuka 7

Gambar 2.2 Skema Instalasi turbin gas dengan siklus tertutup .8

Gambar 2.3 Turbin gas berporos ganda 9

Gambar 2.4 Skema turbin gas siklus regeneratif dengan heat exchanger 10

Gambar 2.5 Skema instalsi siklus gabungan turbin gas — turbin uap 11

Gambar 2.6 Skema instalsi turbin gas sederhana 12

Gambar 2.7 Siklus Brayton sederhana 14

Gambar 2.8 Diagram P-V dan diagram T-S 14

Gambar 3.1 Siklus turbin gas rancangan 18

Gambar 3.2 Diagram T-s (aktual) Siklus Brayton 18

Gambar 3.3 Diagram h-s pada compressor 21

Gambar 3.4 Grafik faktor kelebihan udara 25

Gambar 3.5 Kerugian tekan pada ruang bakar 25

Gambar 3.6 Diagram h-s pada turbin 27

Gambar 4.1. Grafik Efisiensi Turbin - Velocity Ratio 34

Gambar 4.2 Penampang annulus turbin aksial 37

Gambar 4.3 Dimensi sudu tingkat 1 48

Gambar 4.4 Dimensi sudu tingkat 2 49

Gambar 4.5 Dimensi sudu tingkat 3 49

Gambar 4.6 Diagram kecepatan pada sudu turbin. 50

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara sudut masuk gas sudut keluar gas 61

Gambar 4.8 Geometri sudu turbin 62

Gambar 4.9 Profil sudu turbin NACA seri C — 7 64

Gambar 5.1 Gaya-gaya pada sudu turbin 70

Gambar 5.2 Tegangan yang terjadi pada sudu turbin 72

Gambar 5.3 Momen lentur pada sudu 72

Gambar 5.4 Grafik hubungan z dan sudut chamber sudu. 75

Gambar 5.5 Bentuk Konstruksi Cakram Turbin 78

Gambar 5.6 Ukuran dan bentuk Pasak 80

Gambar 5.7 Gaya tangensial pada pasak 81

Gambar 5.8 Bantalan luncur 83

(10)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

perbandingan eksentrisitas 84

Gambar 5.10 Koefisien gesekan 86

Gambar 5.11 Grafik variable aliran 87

Gambar 5.12 Grafik perbandingan aliran 88

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Kondisi gas pada tiap tingkat sudu turbin 41

Tabel 4.2. Dimensi sudu turbin 47

Tabel 4.3. Diagram kecepatan dan sudut gas tiap tingkat 55

Tabel 4.4. Spesifikasi sudu gerak tiap tingkat turbin 59

Tabel 4.5. Spesifikasi sudu diam tiap tingkat turbin 59

Tabel 4.6. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Dasar Sudu 62

Tabel 4.7. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Tengah Sudu 63

Tabel 4.8. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Puncak Sudu 63

Tabel 4.9. Dimensi dari sudu gerak turbin 64

Tabel 4.10. Berat sudu gerak tiap tingkat turbin. 66

Tabel 5.1 Gaya-gaya pada sudu gerak turbin 71

Tabel 5.2. Tegangan yang timbul pada sudu gerak 76

Tabel 5.3 Tegangan pada sudu gerak 78

(12)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

DAFTAR NOTASI

Notasi Arti Satuan

A Luas Anulus m2

AFR Perbandingan udara dan bahan bakar kg udara/kgbahanbakar

c panjang chord sudu m

C Kecepatan absolute Gas m/s

C Kecepatan aliran fluida masuk Kompressor m/s

Cpg panas spesifik gas hasil pembakaran kJ/kg udara.K

Cx Panjang chord sudu arah aksial m

Dd Diameter luar cakra m

Dh Diameter lubang cakra m

DR Diameter hidrolis pada sudu diam m

FA Diameter hidrolis pada sudu gerak m

FAR perbandingan bahan bakar dengan udara kgbahanbakar/ kg udara

Fr Gaya tangensial sudu N

h entalphi static kJ/kgudara

ho entalphi stagnasi kJ/kgudara

k Conduktivitas thermal W/m.K

LHV Nilai pembakaran bawah bahan bakar kJ/kgudara

ma massa aliran udara kg/s

mf massa aliran bahan bakar kg/s

(13)

mp massa aliran udra pendingin kg/s

n putaran rpm

P Tekanan Pa

P0 tekanan stagnasi Pa

Pf Losses tekanan udara pada filter Pa

PG Daya Generator MW

PK Daya Kompressor MW

PT Daya Turbin MW

s Laju perpindahan kalor Watt

r jari-jari sudu m

Ra konstanta panjang pitch sudu m

Tc temperature fluida dingin K

Th temperature fluida panas K

U kecepatan keliling m/s

V kecepatan relative gas m/s

w lebar sudu m

W kerja spesifik kJ/kgudara

Wnetto kerja bersih kJ/kgudara

(14)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

B A B I

P E N D A H U L U A N

1 . 1 Tinjauan Umum

Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya).

Perkembangan turbin gas hingga bisa dibuat seperti sekarang ini, yakni sampai bisa ekonomis untuk dipakai sebagai mesin penggerak pesawat terbang dan untuk instalasi darat seperti pembangkit tenaga listrik, sudah menghabiskan waktu yang cukup lama sekali. Konstruksi dan cara bekerjanya turbin gas adalah sangat mudah bila hanya didalam kertas ( gambar desain ), tetapi kenyataannya bila diwujudkan adalah sukar, karena ada hubungannya dengan pemakaian bahan bakar turbin yang harus hemat.

Keuntungan penggunaan turbin gas pe mbangkit tenaga listrik

dan sebagai penyedia panas industri karena sifatnya yang mudah diinstal, proses kerjanya tidak ruwet, terutama cocok untuk menanggulangi beban puncak serta dimensinya yang kecil. Penggunaan turbin gas pada saat ini sudah mempunyai arti yang sangat luas dan sangat besar, dimana untuk penggerak Pesawat terbang dengan daya yang besar harus memakai turbin gas, tidak bisa disaingi atau digantikan oleh penggerak mula jenis lainnya seperti motor bakar

Pada saat ini perkembangan penggunaan turbin gas sudah sangat

maju, dimana Para ilmuan telah menemukan penggunaan turbin gas dan turbin

(15)

Cycle ). Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan efesiensi dari siklus

tunggal (siklus Brayton sederhana) dengan memanfatkan kalor dari sisa gas buang

turbin gas untuk kebutuhan ketel uap penghasil uap, guna menggerakkan turbin

uap, sehingga lebih menghemat penggunaan bahan bakar pada instalasi ketel uap.

1.2 Gambaran Umum Pembangkit Tenaga

Pembangkit tenaga yang paling banyak digunakan secara umum digolongkan atas dua bagian, yaitu :

a. Thermal Power Plant b. Hydro Power Plant

A. Thermal power plant

Energi yang digunakan pada thermal power plant diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar cair, gas ataupun padat. Adapun jenis pembangkit yang tergolong kepada thermal power plant adalah :

• Pembangkit Listrik Tenaga Diesel ( PLTD )

• Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU )

• Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

• Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir(PLTN)

P a r a a h l i a t a u i l m u a n d i b i d a n g i n i m a s i h t e r u s -m e n e r u s -menge-mbangkan ke-mungkinan pe-manfaatan su-mber energ i lain ( energi terbarukan ) sebagai sumber tenaga,seperti

• Solar power plant

• Wind power plant

(16)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

B. Hydro Power Plant

Hydro power plant adalah pembangkit tenaga yang memanfaatkan energi Potensial air untuk menggerakkan sudu-sudu turbin, sehingga menyebabkan poros turbin berputar, dimana poros inilah yang akan memutar generator listrik. Dengan kata lain bahwa hydro power plant adalah suatu unit pembangkit tenaga yang memannfaatkan energi potensial air yang diperoleh dari tinggi air jatuh seperti air terjun, bendungan dan sebagainya.

Usaha untuk mengkonversikan energi air ( hydro power ) menjadi energi Listrik memerlukan investasi yang sangat mahal dan juga mengingat keterbatasan sumber energi pembangkit yang tersedia, maka hydro power plant cocok untuk daerah yang memiliki sumber energi pembangkit tersebut.Dari sekian banyak pembangkit tersebut diatas.

(17)

1. 3. Latar Belakang Permasalahan

Turbin gas merupakan suatu unit pesawat pembangkit tenaga yang pada saat ini banyak dipakai, baik dalam kegiatan industri maupun sebagai penggerak generator listrik atau pesawat terbang.

Adapun kelebihan turbin gas dibandingkan unit pesawat pembangkit tenaga lainnya adalah karena, sifatnya yang mudah dioperasikan, proses kerjanya tidak ruwet, ukurannya yang relatif kecil dan cocok untuk menanggulangi beban puncak.

Turbin gas juga memiliki kelemahan antara lain adalah tingkat efisiensi turbin gas lebih rendah dibandingkan sistem pembangkit tenaga lain seperti Tenaga uap ataupun diesel disamping biaya produksi dan perawatannya cukup tinggi.

Dengan alasan diatas maka dapat dipahami bahwa jika akhirnya dipilih turbin gas sebagai pesawat pembangkit tenaga dibandingkan unit pembangkit tenaga lainnya.

1.4. Tujuan Penulisan

(18)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

1.5. Pembatasan Masalah

Pada penulisan tugas sarjana ( skripsi) ini, penulis hanya membahas tentang :

a. Analisa termodinamika

b. Pehitungan rancangan turbin gas c. Ukuran-ukuran utama turbin gas

d. Gambar penampang ( gambar teknik ) turbin gas

1.6. Metodologi Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ( skripsi ) ini adalah sebagai berikut :

a. Survey lapangan, berupa peninjauan langsung kelokasi tempat unit pembangkit itu berada, Yaitu di PLN Sicanang Belawan.

b. Studi literatur, berupa studi kepustakaan, kajian dari buku-buku dan tulisan-tulisan yang terkait, serta pencarian di internet.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya.Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas paling sederhana terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin.

Turbin gas yang ada saat ini sangat luas dan beragam penggunaannya. Salah satu contoh penerapannya yang sudah sangat terkenal adalah sebagai mesm penghasil daya dorong pada pesawat terbang. Di industri, turbin gas digunakan untuk menggerakan bermacam-macam peralatan mekanik, misalnya pompa dan kompresor atau generator listrik kecil.Turbin gas juga digunakan untuk memutar generator listrik pada instalasi pembangkit listrik tenaga gas guna menanggulangi beban puncak kebutuhan listrik dan kadang-kadang juga beban menengah dan beban dasar.

2.1. Klasifikasi Turbin Gas

Turbin gas dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, sebagai berikut :

A.Berdasarkan siklus, kerjanya

1. Siklus terbuka

Dalam siklus ini, gas hasil pembakaran setelah diekspansikan pada

(20)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

turbin sebagai penggerak beban dan kompresor. Struktur dan susunan dari instalasi turbin gas dengan siklus terbuka (open cycle) adalah :

Bahan bakar

Udara Atmosfi r

Gas Buang

Gambar 2.1. Sistem turbin gas dengan siklus terbuka Sumber : Arismunandar ( 2002 )

2. Siklus tertutup (closed cycle)

(21)

P

K T

K = Kompressor

P = Poros

T = Turbin

Gambar 2.2. Skema Instalasi turbin gas dengan siklus tertutup.

Sumber : Thermodynamics ( fourth edition)

Turbin gas dengan sistem ini konstruksinya lebih rumit, karena membutuhkan pesawat pemanas yang mempunyai luas pemanas yang besar dan juga membutuhkan pesawat pendingin udara sebelum masuk kompresor

Keuntungannya adalah:

o Lebih menghemat penggunaan bahan Bakar

o Untuk daya yang sama, turbin ini mempunyai ukuran yang lebih

kecil.

o Bisa bekerja dengan tekanan yang tinggi

Heat Exchanger

(22)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

B. Menurut konstruksinya:

1. Turbin gas berporos Tunggal (single shaft)

Turbin gas ini digunakan untuk pembangkit listrik pada perusahaan listrik maupun industri yang berskala besar ( lihat pada gambar 2.1)

2. Turbin gas berporos ganda ( multi shaft )

Jenis turbin ini digunakan untuk menahan beban dan torsi yang bervariasi. Poros pertama turbin dikopel langsung dengan poros aksial. Turbin dengan tekanan tinggi berfungsi menggerakan kompresor, mensuplai gas panas untuk turbin bertekanan rendah. Turbin tekanan rendah untuk memutar generator listrik. Turbin multi shaft ini juga digunakan untuk sentral listrik dan industri. Turbin ini direncanakan beroperasi pada putaran yang berbeda tanpa menggunakan reduction gear.

Bahan bakar

Gas buang

Udara Atmosfer

P

Keterangan : K = Kompresor RB = Ruang Bakar

P = por os T = Turbin G = Generator

(23)

HPT =Hight Pressure Turbine LPT = low Pressure Turbin

Gambar 2.3. Turbin gas berporos ganda Sumber : Arismunandar ( 2002 )

3. Turbin gas dengan siklus kombinasi

Karena banyaknya energi yang hilang bersama dengan terbuangnya gas buang, maka telah dilakukan beberapa upaya untuk memanfaatkannya dengan cara menambah beberapa macam proses baru serta peralatan tambahan sehingga energi yang seharusnya terbuang dapat dimanfaatkan lagi untuk suatu proses tertentu sehingga dengan demikian dapat meningkatkaan efesiensi dari sistem tersebut. Tetapi seiring dengan hal itu, bertambah pula biaya investasi.

Yang diperlukan karena harus membeli peralatan baru. Dilihat dari segi ekonomisnya, turbin gas dengan siklus kombinasi memiliki kebaikan dan keuntungan bila turbin gas ini dijalankan untuk base load (beban dasar atau utama) dan secara kontinue. Ada beberapa macam turbin gas siklus kombinasi, antara lain:

a. Turbin gas dengan siklus Regenerasi

Pada turbin gas dengan siklus regenerasi dilakukan penambahan peralatan berupa alat penukar kalor ( Heat Exchanger ) yang diletakan antara ruang bakar dan saluran gas buang. Udara bertekanan dari kompresor mengalir dengan suhu rendah ke heat exchanger untuk kemudian diteruskan ke ruang bakar dengan temperatur tinggi. Panas yang diberikan oleh heat exchanger diperoleh dari sisa gas buang yang dilewatkan terlebih dahulu didalam pesawat penukar kalor sebelum dibuang keudara beban. Skema dari instalasi tersebut dapat dilihat pada gambar 2.4.

(24)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Keterangan : K = Kompresor RB = Ruang akar

P =Por os T = Turbin G = Generator HE = Heat Exchanger

Gambar 2.4. Skema turbin gas siklus regeneratif dengan heatexchanger

Sumber : Arismunandar ( 2002 )

b. Siklus gabungan turbin gas dengan turbin uap

Skema siklus gabungan ini dapat dilihat pada gambar 2.5. Panas dari gas buang dipergunakan kembali untuk keperluan antara lain :

o Produksi uap untuk keperluan industri, misalnya proses pemanasan

o Produksi uap untuk pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan

turbin uap. Proses ini disebut " Combined gas and steam cycle "

Gas buang

Air

p

K TG G TU

Air Pendingin Udara Atmosfer

Air Kondensing

G

G G1 KU

RB R

(25)

p

Keterangan : K = Kompresor Ka = Katup

RB = Ruang Bakar Ku = Ketel Uap P = Pompa TU = Turbin Uap TG = Turbin Gas G1 = Generator Uap

G = Generator Ko = Kondensor

R =Regenerator

Gambar 2.5. Skema instalsi siklus gabungan turbin gas — turbin uap Sumber : Arismunandar ( 2000 )

C. Menurut arah aliran fluida kerjanya, turbin gas dibagi atas dua bagian, yaitu :

Turbin aksial , dimana arah aliran fluida kerjanya sejajar dengan poros Turbin radial , dimana arah aliran fluida kerianya menyilang poros atau

dalam arah tegak lurus dengan poros turbin.

2.2 Komponen – Komponen Utama Turbin Gas

Secara skematik, unit turbin gas dapat digambarkan sebagai berikut :

Bahan Bakar

K

T T

Udara/ Fluida Kerja Gas keluar

Keterangan : K = Kompresor

RB = Ruang Bakar

T = Turbin

b = Beban

Gambar 2.6. Skema instalsi turbin gas sederhana

Komponen-komponen pada gambar 2.6 di atas diterangkan, sebagai berikut :

1. Kompresor

R B

(26)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

berfungsi sebagai alai untuk menghisap udara luar ( udara atmosfir ) dan selanjutnya dikompresikan untuk mendapatkan tekanan yang lebih besar.

2. Ruang bakar

Fungsinya adalah untuk tempat pembakaran bahan bakar agar diperoleh fluida kerja berupa gas hasil pembakaran yang akan digunakan untuk menggerakkan turbin. Bahan bakar terbakar akibat bercampur dengan udara kompresi serta dengan bantuan percikan nyala api dari busi.

3. Turbin

Turbin berfungsi merubah energi kinetik yang tersimpan pada gas hasil pembakaran menjadi energi berguna.

2.3. Sistem Kerja Dan Start Turbin Gas

(27)

selesai, sehingga turbin siap menerima beban dari generator dan operasi terus berjalan dengan bervariasi beban dari generator.

2.4. Siklus Kerja Turbin Gas

Turbin gas pada umumnya memiliki dua siklus kerja, yaitu : A. Siklus ideal

Turbin gas secara termodina mika beker ja dengan siklus brayton. Siklus ini merupakan siklus ideal untuk sistem turbin gas sederhana dengan siklus terbuka.Siklus ini terdiri dari dua proses isobar dan dua proses isentropik.

Siklus ideal adalah suatu siklus yang dibangun berdasarkan asumsi sebagai

berikut : (Arismunandar, 2002)

• Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara reversibel adiabatik (isentropis).

• Perubahan energi kinetik dari fluida kerja diantara sisi masuk dan sisi keluar setiap kompresor diabaikan.

• Tidak ada kerugian tekanan pada sisi masuk ruang bakar dan keluar gas. • Fluida kerja dianggap gas ideal dengan panas jenis konstan.

Gambar dibawah ini menunjuka n siklus brayton sederhana .

Bahan bakar

2 3

Udara atmosfer 1 K T 4 Gas Buang

(28)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Gambar 2.7. Siklus Brayton sederhana

Adapun diagram h,T vs S dan P vs V dapat dilihat berikut ini:

Gambar 2.8. Diagram P-V dan diagram T-S ( siklus ideal )

Proses proses yang terjadi dari diagram tersebut diatas adalah sebagai berikut :

• Proses 1-2 : Proses kompresi isentropis pada kompresor.

• Proses 2-3 : Proses pembakaran pada tekanan konstan ( isobar ) didalam ruang bakar, adanya pemasukan panas

• Proses 3-4 : Proses ekspansi isentropik pada turbin.

Dengan demikian pada proses steady state untuk masing-masing proses

diatas, diperoleh

• Proses 1-2 : Kerja kompresor

Wkomp =Cp ( T2a — T1 )

= h2a – h1 ( k J / k g ) (2.1)

• Proses 2-3 Pemasukan panas

Q RB = Cp ( T3 - T2a)

= h3 –h2a (kJ / kg) (2.2)

(29)

WTa =Cp ( T3 — T4a)

= h3 – h4a (kJ/kg) (2.3)

• Kerja netto siklus ( W net )

W net = WTa - Wka (2.4)

= Cp (T3—T4a)— Cp (T2a— T1)

= [(h3 – h4a)- ( h2a – h1)]

Efesiensi total instalasi ( Total )adalah perbandingan antara kerja netto siklus

dengan pemasukan energi.

B. Siklus aktual

Proses – pro ses yang terjad i diat as berlaku secara teorit is, tetapi kenyataannya (secara aktual ) terjadi penyimpangan – penyimpangan dan proses yang ideal. Penyimpangan-penyimpangan itu adalah :

1. Fluida kerja bukanlah gas ideal dengan panas spesifik konstan. 2. Laju aliran massa fluida kerja tidak konstan.

3. Proses yang berlangsung diset iap ko mpo nen t idak adiabat ik dan

reversibel, karena ada kerugian energi akibat gesekan, perpindahan panas dan lain-lain.

4. Proses kompresi didalam kompresor tidak berlangsung secara isentrofik. 5. Proses ekspansi didalam turbin tidak berlangsung secara isentropik. 6. Proses pembakaran tidak berlangsung secara adiabatik serta tidak dapat menjamin terjadinya pembakaran sempurna, sehingga untuk mencapai temperatur gas masuk turbin yang ditetapkan diperlukan jumlah bahan bakar yang lebih banyak.

(30)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Kerugian-kerugian diatas akan mempengaruhi effesiensi dari siklus.

BAB III

PENETAPAN SPESIFIKASI

3.1 Spesifikasi Teknis Perencanaan

Sebelum memulai perencanaan mengenai hal-hal yang spesifikasi, khususnya perencanaan turbin pada instalasi turbin gas, maka perlu sekiranya untuk menganalisa sistem secara keseluruhan dengan analisa termodinamika guna mendapatkan suatu kondisi awal perencanaan.

Spsesifikasi teknis perencanan yang ditetapkan sesuai dengan data referensi dari buku yang disesuaikan data dari hasil survey study di PLTGU Sicanang Belawan Sumatera Utara. Spesifikasi teknis dari sistem instalasi turbin gas sebagai berikut :

• Daya Keluaran Generator : 135,2 MW

• Bahan Bakar : Gas

• Tipe Turbin : V 94.2

(31)

• Temperatur masuk Kompressor : 30ºC

• Temperatur masuk turbin : 975 ºC

• Tekanan Barometer : 1,013 bar

Kondisi awal perancangan dapat dilihat pada gambar 3.1 jenis intalasi turbin gas siklus terbuka, berikut:

Bahan Bakar

W net

K T

Udara Gas buang

Gambar 3.1 Siklus turbin gas rancangan

Temperatur udara yang dihisap kompressor mempunyai pengaruh yang besar terhadap daya efektif yang dapat dihasilkan pembangkit, sebab laju aliran masa udara yang dihisap kompressor akan berubah sesuai dengan persamaan gas ideal, yaitu :

M = Pv/Rt, yaitu apabila temperatur masuk gas rendah maka massa aliran gas akan naik dan sebaliknya.hal ini berarti bila temperatur atmosfer turun maka daya efektif sistem akan naik dan sebaliknya.

(32)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

3.2 Analisa Termodinamika

Gambar 3.2 Diagram T-s (aktual) Siklus Brayton

3.2.1 Analisa termodinamika pada kompressor.

Analisa termodinamika pada kompressor dimaksudkan untuk menentukan kondisi masuk dan keluar kompressor. Pengambilan asumsi untuk perhitungan termodinamika kompressor adalah didasarkan pada efisiensi politrofik, yaitu efisiensi isentrofik dari sebuah kompressor dan turbin yang dibuat konstan untuk setiap tingkat berikutnya dalam keseluruhan proses. Dalam proses ini terjadi stagnasi dimana enthalpy, tekanan, temperatur dianalisa pada kondisi stagnasi yaitu kondisi fluida yang mengalir dengan suatu kecepatan, mengalami hambatan sehingga disaat itu kecepatan sama dengan nol isentropis.

1. Kondisi udara masuk Kompressor:

Pa= Tekanan Barometer ( 1,013 bar )

Ta = Temperatur lingkungan (30ºC)

= 30+ 273 K = 303 K

γ = Konstanta Adiabatik 1,4 (untuk udara)

(33)

Dimana , Pf = Proses tekanan pada saringan udara masuk kompressor

= 0.01 bar ( hasil survey)

Maka :

P1 = 1,013-0,01

P1 = 1,003 bar

Dengan demikian akan diperoleh suhu keluar saringan udara:

T1= 303 

Sehingga dari table property udara ( lamp. 1) dengan cara interpolasi diperoleh : h1 = 302,34 kJ/kg udara

2. Kondisi udara keluar kompressor

Untuk mendapatkan nilai efisiensi yang lebih tinggi, maka perbandingan tekanan yang digunakan adalah optimum yaitu :

rp =

Dimana rp1 = Perbandingan tekanan optimum

(34)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Maka setelah diinterpolasi dari table property udara diperoleh :

h2 = 622,3046 kJ/kg

3. Kerja Kompressor

 Kondisi Ideal Kompressor

Kerja Kompressor ideal adalah :

W ki = h2-h1

=622,3046- 302,34

= 319,946 kJ/kg

 Kondisi Aktual Perencanaan

Untuk menentukan keadaan pada titik 2, yaitu keadaan aktualnya maka ditetapkan ηk= 0,88 ( antara 0,85-0,90 ) untuk kompressor aksial)

Maka kerja aktual kompressor adalah :

Wka=

Wka=363,5961 KJ/kg

Sehingga akan diperoleh h2a :

h2a= Wka + h1

h2a=363,5961 +302,34

(35)

Dari table property udara dengan cara interpolasi diperoleh temperatur aktual perencanaan keluar kompressor (T2a) yaitu sebesar : T2a = 655,73 K = 382,73ºC

Dari perhitungan maka dapat digambarkan diagram h-s sebagai berikut.

Gambar 3.3 Diagram h-s pada kompressor

3.2.2 Proses Pada ruang bakar

Daya yang dihasilkan turbin tergantung dari entalphi pembakaran. Untuk itu perlu dianalisa reaksi pembakaran yang terjadi pada ruang bakar. Dari analisa ini akan didapat perbandingan bahan bakar dengan udara yang dibutuhkan yang dipergunakan, sehingga diperoleh laju aliran massa yang dialirkan ke turbin. Bahan bakar yanag dipakai adalah gas alam dengan komposisi pada table 3.2 berikut .

Tabel 3.2 Komposisi Bahan Bakar

NO Komposisi % Volume

1 CO2 2,86

2 N2 1,80

3 CH4 88,19

4 C2H6 3,88

5 C3H8 2,1

(36)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

7 C5H12 0,25

8 C6H14 0,05

9 C7H16 0,04

Σ= 100%

LHV 45.700 kj/kg

Sumber PT PLN ( Persero) Sicanang.

Dengan reaksi pembakaran komponen bahan bakar adalah :

Untuk CH4

0,8819 CH4 + a (O2 + 3,76 N2 )→b CO2 + c H2O + d N2

Persamaan reaksi diatas disetarakan sebagai berikut :

Unsur C : b = 0,8819

Unsur H : 2c = 4b

C = 1,7638

Unsur O : 2a = 2b+c

A = 1,7638

Unsur N2 : d = 3,76 a

D = 6,6318

Sehingga persamaan reaksi (stoikiometri) yang terjadi :

0,8819 CH4 + 1,7638 (O2+3,76 N2)→ 0,8819 CO2 + 1,7638 H2O+6,631 N2

Maka akan diperoleh massa bahan bakar CH4 :

Untuk massa CH4 = 0,8819 x 16

= 14,1104 kgCH4/1mol bahan bakar

Dengan cara yang sama akan diperoleh hasil pada table 3,3 berikut.

(37)

No Komposisi B.bakar

Fraksi Mol B.Bakar ( % Volume)

Mol udara yang dibutuhkan

Massa B. Bakar ( kgCmHn/1

mol BB)

1 CO2 0,0286 - 1,2584

2 N2 0,018 - 0,504

3 CH4 0,8819 1,7638 14,1104

4 C2H6 0,0388 0,1358 1,164

5 C3H8 0,021 0,105 0,924

6 C4H10 0,0083 0,05395 0,4814

7 C5H12 0,0025 0,02 0,18

8 C6H14 0,0005 0,00475 0,043

9 C7H16 0,0004 0,0044 0,04

Σ= 1 Σ= 2,08628 Σ=18,7052

Sedangkan massa udara yang dibutuhkan adalah :

Massa= Mol x Mr

= 2,08628 x ( 32 + 3,76.28)

= 286,4045 kg

Maka, AFR TH =

Bakar MassaBahan

MassaUdara

=

7025 , 18

4045 , 286

=15,3137 kg Udara/kg bahan bakar

(38)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

λ =

AFRth AFRth akt

AFR − x 100%

3,334 =

3137 , 15

3137 , 15 −

AFRakt

x 100%

AFR akt = (3,334 x 15,3137) + 15,3137

AFR akt = 66,3741

AFR akt = 0,015066

Gambar 3.4 Grafik faktor kelebihan udara

Sumber : Turbin pompa dan compressor, Fritz Dietzel

Kerugian tekanan pada ruang bakar (gambar 3.3) sebesar (2-3)% (lit 1, hal 198) diambil 2% , maka :

P3 = P2a-∆Pb

= 12,0- ( 0,02 X 12,0)

(39)

Gambar 3.5 Kerugian tekan pada ruang bakar

Sehingga tekanan pada titik 3 :

T3 = 975 + 273

= 1248 K

Drai table property udara dengan cara interpolasi maka kan diperoleh : h3= 1334,354 kJ/kg

3.2.3 Analisa termodinamika pada Turbin

1. Temperatur dan tekanan udara keluar Turbin

Tekanan keluar turbin (ideal) sama dengan tekanan atmosfer, sehingga :

P4=Pa= 1,013 bar

Dengan cara interpolasi dari table udara diperoleh enthalpy keluar turbin

h4 = 626,82944 kJ/kg

(40)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Kondisi Kerja Ideal Turbin

WT1 = 1334,354-626,82944

= 707,524558 kJ/kg

Kondisi Kerja Aktual Turbin

Untuk menentukan kerja turbin yang sebenarnya, maka ditentukan efisiensi isentropis turbin yakni dipilih 0,85 ( antara 0,82-0,89 )

η= effisiensi turbin = 0,85

Maka :

W Ta= 0,85 x 707,524558 kJ/kg

= 601,3958 kJ/kg

Sehingga diperoleh entalphi dan temperatur perencanaan :

h4a = h3- WTa

= 1334,354-601,3958

= 732,9582 kJ/kg

Dari table property udara dengan cara interpolasi diperoleh temperatur udara

keluar turbin secara aktual sebesar : T4a =705,14 K= 432,14 ºC

Dari perhitungan maka dapat digambarkan diagram h-s nya sebagai berikut.

h ( kJ/kg).

h3 = 1334,354

h4a =732,9582 h4 =626,8294

(41)

Dalam suatu poses pembebanan listrik arus bolak balik ada suatu unsur yang terlihat dalam proses konversi daya, yaitu :

1. Daya nyata yang diukur dengan Watt, dikatakan daya nyata, karena

besaran inilah yang terlibat dalam proses konversi daya.

2. Daya reaktif yang sebenarnya tidak mempengaruhi suatu proses konversi daya, tetapi adalah suatu kebutuhan yang harus dilayani secara ekonomis dapat dikatakan bahwa daya reaktif hanya membebani biaya investasi dan bukan biaya operasi.

Suatu beban membutuhkan daya reaktif yang besar karena dua hal, yaitu :

a. Karakteristik beban itu sendiri yang tidak biasa dielakkan

b. Proses Konversi daya didalam alat itu sendiri.

Dari kesimpulan diatas diperoleh bahwa daya yang harus disuplai oleh turbin kepada generator harus dapat memenuhi kebutuhan daya nyata dan daya reaktif.

 Daya keluaran (nyata) generator :

PG = 135,2 MW

 Daya semu generator :

PS = φ Cos

PG

= 8 , 0

2 , 135

=169,2 MW

 Daya netto turbin

PE =

φ η

η Cos P Tr G

G

.

Dimana : η G = Effisiensi generator ( direncanakan 0,98 )

ηTr = Effisiensi transmisi ( direncanakan 1 karena turbin dan

(42)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Laju Aliran Massa Udara dan Bahan Bakar

Laju aliran massa udara dan bahan bakar ini akan dipergunakan untuk menentukan daya dari kompressor dan turbin, serta dalam perancangan sudu turbin.

= 714,419. 0,015066

= 10,7634 kg/s

3.2.6 Kesetimbangan Energi Pada Ruang Bakar

Ruang bakar tidak menghasilkan dan tidak memerlukan energi mekanis,

(43)

relative kecil dibanding dengan besaran lainnya. Maka persamaan untuk ruang bakar dapat dituliskan menurut ( lit.1 hal 74 ) :

Σ( m produk x h produk) = Σ(m reaktan x h reaktan)

udara masuk

h2a = 665,9361

ma =714,419 kg/s Gas Pembakaran keluar

h3= 1334,354 B. Bakar masuk

mf = 10,7634 kg/s

Maka, ma.h2a + mf LHV= (ma+mf) h3

714,419. 665,9361 +10,7634.45700 = (714,419+ 10,7634) 1334,354

967649,78 = 967650,036

967650 = 967650

Artinya dalam ruang bakar terjadi kesetimbangan energi

3.2.7 Udara Pembakaran

Udara pembakaran adalah perbandingan antara AFR akt dengan AFR TH yang digunakan untuk menentukan persentase udara pembakaran

τ =

AFRth AFRakt

=

3137 , 15

3741 , 66

=4,334

3.2.8 Kerja Netto

Kerja spesifik netto adalah selisih antar kerja spesifik turbin dengan kerja spesifik kompressor yang digunakan untuk menentukan nilai effisiensi siklus.

Wnet = WTa- Wka (lit.3 hal 478)

(44)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

= 601,3958- 363,5961

= 237,7997 kJ/kg

3.2.9. Back work Ratio

Backwork ratio merupakan nilai persentase kerja spesifik turbin yang digunakan untuk menggerakkan kompressor.

r bw =

3.2.10. Effisiensi Thermal siklus

Effisiensi thermal ini merupakan effisiensi total dari siklus yangterjadi pada analisa termodinamika tersebut.

η =

Panas masuk adalah suplai panas dari ruang bakar sebesar :

Q in = QRB = h3 - h2a (lit 3. hal 479 )

= 1334,354 kJ/kg-665,9361 kJ/kg

=668,4179 kJ/kg

3.2.12 Panas Keluar

(45)

Q out = h4a-h1 (lit.3 hal 479)

= 732,9582 kJ/kg -302,34 kJ/kg

= 430,6182 kJ/kg

3.2.13. Daya Tiap Komponen Instalasi Turbin Gas

1. Daya Kompressor

Daya Kompressor dari instalasi turbin gas adalah :

Pk = (ma) .W ka

= 714,419 kg/s. 363,5961 kJ/kg

= 259759,9 kW

= 259,759 MW

2.Daya Turbin Gas

Daya bruto dari instalasi turbin gas adalah :

PT = PK + PE

= 259,759 MW +172,448 MW

= 432,207 MW

Pembuktian Daya Turbin.

Wturbin= ma+ mf . WTa

=(714,419 kg/s +10,7634 kg/s) . 601,3958 kJ/kg

= 725,1824 kg/s . 601,3958 kJ/kg

= 436121,64 kJ/s

= 436121,64 kW

= 436,121 MW

(46)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Hasil Analisa Termodinamika

Setelah diadakan analisa termodinamika, sebagai langkah awal perencanaan, maka diperoleh hasil- hasil sebagai berikut :

Temperatur Lingkungan (Ta ) : 303 K

Temperatur keluar kompressor(T2) : 614,53 K

Kerja Kompressor Aktual (Wka) : 363,5961 kJ/kgudara

Suplai panas dari ruang bakar (QRb) : 668,4179 kJ/kgudara

(AFR) akt : 66,3741 kg udara/kgbahanbakar

(FAR) akt : 0,015066 kgbahanbakar/ kg udara

Temperatur gas masuk turbin ( T3) : 1248 K

Temperatur gas buang turbin (T4a) : 705,14 K

Kerja turbin aktual ( WTa) : 601,3958 kJ/kgudara

Laju Aliran massa udara (ma) : 714,419 kg/s

Laju aliran massa bahan bakar ( mf) : 10,7634 kg/s

Daya kompressor (PK) : 259759,9 kW

Daya Turbin (PT ) : 432,207 MW

Daya nyata generator (PG) : 135,2 MW

Daya poros efektif turbin gas (PE) : 172,448 MW

(47)

BAB IV

PERENCANAAN TURBIN

4.1. Parameter Perencanaan Turbin

Dalam perencanaan ini dipilih turbin aksial jenis turbin aksial karena mempunyai keuntungan antara lain: efisiensi yang lebih baik, perbandingan tekanan dapat diubah lebih tinggi, konstruksi lebih ringan dan tidak membutuhkan ruangan yang terlalu besar. Turbin aksial yang direncanakan adalah bertingkat banyak, dimana tiap tingkat terdiri dari satu baris sudu diam dan satu baris sudu gerak. Sudu diam berfungsi mempercepat aliran fluida kerja dan sudu gerak berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin.

(48)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Gambar 4.1. Grafik Efisiensi Turbin - Velocity Ratio ( a ) (Sumber: Energy Conversion System Sorensen)

Maka dalam perencanaan ini dipilih turbin aksial, jenis turbin aksial reaksi karena:

 Pada tipe ini, kecepatan tangensial yang mengalir diantara sudu sudu adalah tidak terlalu besar, sehingga kerugian gesekan akibat kecepatan juga tidak terlalu besar.

 Effisiensi tingkat pada tipe reaksi lebih baik dari pada yang lainnya, dengan perbandingan kecepatan yang lebih besar.

 Pada tipe reaksi, effisiensi maksimum dapat dicapai pada daerah

perbandingan (U/V) = 0,8 s/d 0,9

Untuk perencanaan turbin aksial, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan, sebagai berikut :

• Koeffisien aliran sudu (ψ ) = 3 [lit 7 hal 111]

• Kecepatan tangensial rata-rata (Um) = (350 – 400)m/s

• Kecepatan aliran gas (Ca) = 150 m/s [lit 7, hal 671]

• Derajat reaksi tingkat (RR) = 0,5 [lit 1 hal 546]

4.2. Perrhitungan Jumlah Tingkat Turbin

(49)

Penurunan temperatur tiap tingkat turbin ini masih merupakan nilai yang diperoleh dari penentuan harga Um. setelah itu akan disubstitusikan kembali untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya.

2

2. Total penurunan temperatur gas (To )

Total penurunan temperatur ini merupakan selisih dari temperatur masuk

dan keluar turbin.

ATo = T3 – T4

= 1248 K –705,14 K

= 542,6 K

3. Jumlah tingkat turbin yang dibutuhkan (n)

Dari perhitungan penurunan temperatur tiap tingkat dan total penurunan

temperatur gas di atas, akan diperoleh jumlah tingkat turbin yang dibutuhkan.

n =

(50)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Maka,

3 = 2 2

m s pg

U To

c

3= 2

m U

180,95 1,148. . 2

2 m

U = 372,14 m/s

4.3. Kondisi Gas Dan Dimensi Sudu Tiap Tingkat.

Untuk merancang sudu turbin dibutuhkan kondisi gas baik dalam keadaan statis maupun stagnasi pada setiap tingkat. Baik pada saat gas masuk sudu diam. keluar sudu diam dan masuk sudu gerak, serta keluar sudu gerak dan masuk sudu

2 3

d g

(51)

Dalam rancangan ini akan dibahas analisis data kondisi gas meliputi perhitungan temperature dan tekanan juga massa jenis aliran untuk setiap tingkat turbin

A. TINGKAT SATU

1. Gas masuk sudu diam

Dari gambar 4.2 di atas yaitu pada titik 1.

o Kondisi pada keadaan stagnasi

T01 =1248 K

P01 = 11,8 bar

o Kondisi pada keadaan statik

(52)

-Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

2. Gas keluar sudu diam dan masuk sudu gerak

Pada gambar 4.2 yaitu pada titik 2.

o Kondisi pada keadaan stagnasi

1

η = Efisiensi statik (direncanakan 0,9)

RR= Derajat reaksi (0,5)

= 1248- (183,743.0,5)

= 1256,1285 K

o Kondisi pada keadaan statik

(53)

P2 = Po2

3. Gas keluar sudu gerak dan masuk sudu diam

Pada gambar 4.2 yaitu pada titik 3.

Kondisi pada keadaan stagnasi

2

= 1256,1285 -183,743.0,5

(54)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

o Kondisi pada keadaan statik

T3 = To3 -

Untuk tingkat selanjutnya dilakukan dengan cara yang lama dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4.1. Kondisi gas pada tiap tingkat sudu turbin

(55)

Po2 (bar)

Ukuran-ukuran (jari-jari sudu) sesuai gambar 4.2. dapat dihitung untuk

setiap jumlah aliran massa gas masing-masing baris. Menurut lit.[2] Hal.294, pendinginan sudu menggunakan 1.5 % - 2 % udara kompresi pada tiap tingkat sudu sehingga tiga tingkat turbin didinginkan dengan ( 4.5 - 6 )% udara kompresi Maka laju aliran massa pendingin (mp) adalah :

mp = (4.5 - 6 )%.ma

=(4.5-6)%x 714,419 kg/s

= 35,76 kg/s ≈36 kg/s

untuk setiap baris sudu didinginkan oleh :

mn =

6 36

= 6 kg/s udara

(56)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Um= 2 π.rm. n (Cohen et al 1987)

dimana: Um = Kecepatan keliling rata-rata sudu (m/s)

r = Jari- jari rata-rata sudu (m)

1. Kondisi masuk pada sudu diam (Kondisi -1)

Yang dimaksud dengan kondisi disini adalah laju aliran massa gas pada tingkat 1 serta perhitungan dimensi sudu pada tingkat tersebut.

(57)

A1= Luas anulus (m2) )

2. Kondisi keluar sudu diam, masuk sudu gerak (Kondisi — 2)

Yang dimaksud dengan kondisi disini adalah laju aliran massa gas pada tingkat 2 serta perhitungan dimensi sudu pada tingkat tersebut.

(58)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

3. Kondisi keluar sudu gerak, masuk sudu diam (Kondisi -3)

(59)
(60)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Tinggi rata-rata sudu diam adalah nilai rata-rata dari tinggi sudu pada kondisi

1 dan 2.

hN=1/2 (h1+h2) (Cohen et al 1987)

= ½ (0,193 + 0,14)

= 0,1665 m

5. Tinggi rata-rata sudu gerak (hR)

Tinggi rata-rata sudu gerak adalah nilai rata-rata dari tinggi sudu pada kondisi 2 dan 3.

hR=½ (h2+h3) (Cohen et al 1987)

= ½ (0,14 +0,086 )

= 0,113 m

6. Tebal (lebar) sudu gerak (w)

Tebal sudu gerak pada tingkat 1 adalah :

wR =

3 hR

(Arismunandar, 2002)

=

3 113 , 0

= 0,037 m

7. Lebar celah aksial (c)

Lebar celah aksial merupakan celah yang dirancang antara sudu gerak dengan penutup agar sudu dapat berputar bebas.

c = 0,25. wR

= 0.25 x 0,037

= 0,00925 m

Dengan cara yang sama dapat dihitung dimensi sudu untuk tingkat berikutnya dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut.

(61)

TINGKAT 1 2 3

mg1 (kg/s) 695,182 629.3226 639,326

A1 (m2) 1,44 2,2656 4,439

h1 (m) 0,193 0,304 0,596

rr1 (m) 0,7275 1,336 1,482

rt1 (m) 1,64 1,336 6 1,482

2

g

m (kg/s) 701,18 624,326 634,326

A2 (m2) 1,044 1.69 3,123

h2 (m) 0,14 0,227 0.419

rr2 (m) 1,114 1.0705 0.974

rt2 (m) 1,254 1.2975 1,393

3

g

m (kg/s) 707,18 639.326 639.326

A3 (m2) 0,642 2.2656 4.439

h3 (m) 0,086 0,304 0.596

rr3 (m) 1,141 1,032 0.896

rr3 (m) 1,227 1,336 1.482

hN (m) 0,1665 0.4995 0.3615

hR (m) 0,113 0.2655 0,5075

WR (m) 0,037 0.0885 0,1691

(62)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Dari perhitungan diatas , dapat digambarakan ukuran turbin yang dirancang, dengan skala 1:30 yaitu

Gambar 4.3 Dimensi sudu tingkat 1

(63)

Gambar 4.5 Dimensi sudu tingkat 3

4.4. Diagram Kecepatan Dan Sudut Gas Tiap Tingkat Turbin

Untuk dapat menggambarkan kecepatan gas dengan menggunakan diagram segitiga kecepatan perlu untuk menghitung sudut-sudut saat gas melalui sudu-sudu.

Gambar 4.6 Diagram kecepatan pada sudu turbin.

A. TINGKAT SATU

Dari gambar 4.4 dimana sudut gas tingkat-1, yaitu pada dasar. tengah dan puncak sudu dapat dihitung :

(64)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Sudut-sudut gas yang terjadi pada tengah sudu antara lain :

Sudut masuk relatif gas (β2m )

Menurut [lit 2, hal 249], sudut masuk absolut gas pada sudu diam dan sudut keluar gas pada sudu gerak adalah sama dengan sudut relatif gas (β2m1m3m) yaitu 31,8 .Sudut keluar relatif gas pada sudu diam sama

dengan sudut keluar relatif gas pada sudu gerak ( α =2m β3m)yaitu 72.13°

(65)

m

 Kecepatan absolut gas masuk sudu diam

3

 Kecepatan relatif gas masuk sudu gerak (V2m)

m

 Kecepatan absolut gas keluar sudu gerak (C3m,)

Kecepatan absolut gas keluar sudu gerak sama dengan kecepatan relatif gas masuk sudu gerak maka C3m, C1m, = 172.34 m/s

 Kecepatan relative gas keluar sudu gerak (V3m)

(66)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

2. Sudut Gas pada Dasar Sudu

Sudut-sudut gas yang terjadi pada tengah sudu antara lain :

(67)

o Sudut keluar relative gas pada sudu diam (β2r)

o Kecepatan absolut gas masuk sudu gerak (C2r)

r

o Kecepatan absolut gas keluar sudu gerak (C3r)

r

o Kecepatan whirl gas masuk sudu gerak (Cw2r)

Cw2r= Ca.tgα2r

=150.tg 74,404º

=537,384 m/s

o Kecepatan relatif gas masuk sudu &, gerak(V2r)

(68)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

o Kecepatan whirl gas keluar sudu gerak (Cw3r)

Cw3r= Ca.tgα3r

= 150 x tg35.42º

= 106.67 m/s

Diagram kecepatan dan sudut gas pada puncak sudu serta perhitungan untuk tingkat selanjutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti diatas dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3. Diagram kecepatan dan sudut gas tiap tingkat

TINGKAT I Dasar Sudu Tengah Sudu Puncak Sudu

(69)

C3

V2

V3

557,926

184,065

184,065

557,926

176,508

176,508

488,76

172,34

172,34

458,87

(70)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

(71)

U

4.5. Jumlah Sudu Tiap Tingkat Turbin.

Untuk menentukan jumlah sudu gerak dan sudu diam tiap tingkat turbin,

maka dapat dilakukan perhitungan pada tengah-tengah sudu dengan mempergunakan tinggi rata-rata sudu. Perbandingan tinggi sudu dengan chord

sudu (aspek ratio. h/c) menurut [ lit 2. hal 271] dapat direncanakan antara 3 dan 4.

Jumlah sudu gerak, Tingkat-1 dapat ditentukan sebagai berikut :  Panjang chord sudu (c)

c = 3

(72)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Perbandingan pitch sudu dengan chord sudu (s/c) untuk harga β2m 31,8" dan

m

Menurut [lit 2. hal 271] digunakan komponen bilangan prima untuk sudu gerak dan komponen bilangan genap untuk sudu diam. Maka direncanakan :

jumlah sudu gerak tingkat satu adalah 133 buah, sehingga pitch sudu (s) menjadi 0,05593 ; chord sudu (c) adalah 0,0884 dan tinggi sudu gerak (hR)= 0,2652

dengan aspect ratio (h/c) adalah 3

(73)

Tabel 4.4. Spesifikasi sudu gerak tiap tingkat turbin

Tabel 4.5. Spesifikasi sudu diam tiap tingkat turbin

(74)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

4.6. Sudut-Sudut Sudu Tiap tingkat Turbin

Profil sudu direncanakan dari tipe NACA seri C-7. Sudut-sudut sudu tingkat satu pada dasar sudu dapat dihitung sebagai berikut. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh :

Sudut relatif masuk gas (β2r)

r

2

β = 35,42 º

Sudut relatif keluar gas ,

r

3

β = 74,40 º

Menurut [lit 2 hal 268] untuk sudu tipe reaksi, maka sudut jatuh gas (i)berada pada interval -15º dan 15º dan harga yang disarankan untuk dasar sudu adalah -5 dan untuk tengah sudu 5º serta untuk puncak sudu adalah 10º .

Sudut masuk sudu

β2r2r + i

= 35,3º + (-5º)

= 30,3º

Sudut keluar sudu (β3r)

(75)

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara sudut masuk gas sudut keluar gas (Sumber: Gas Turbine Theory, Cohen. H)

Sudut chamber sudu (θr)

r

θ =β2r3r

= 30,42º + 74,347º

= 104,767 º

 Sudut relatif rata-rata sudu (βmr)

tgβmr= 0,5 (tgβ3r-tgβ2r)

= 0,5 (tg 74,40 –tg 35,42)

= 1,4352

βmr= 55,1325º

Sudut pemasangan sudu (ζ r)

ζ r= β2r -2

r

θ

= 30,42

-2 67 , 104

= -21,395º

Panjang chord sudu arah aksial (cxr )

(76)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

= 0,0884. cos(– 21,395º )

= 0.082308 m

Gambar 4.8 Geometri sudu turbin

Dengan cara yang sama. maka harga sudut-sudut sudu untuk tiap tingkat lainnya dapat dihitung dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 Berta tabel 4.8. berikut.

Tabel 4.6. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Dasar Sudu

(77)

Tabel 4.7. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Tengah Sudu

Tabel 4.8. Sudut-sudut sudu gerak turbin pada Puncak Sudu

(78)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

4.7. Berat Sudu Gerak Tiap Tingkat Turbin

Dengan bantuan profil sudu ( NACA seriC – 7 ), maka tebal rata-rata sudu dapat dihitung dengan mempergunakan panjang chord pada tengah sudu.

Bahan sudu direncanakan dari Titanium Alloy (ASTM B-265 58T) dengan kerapatan 4650 kg/m;

Gambar 4.9 Profil sudu turbin NACA seri C — 7

Dengan merujuk pada gambar 4.6, diasumsikan ketebalan sudu rata-rata (tm)=

Ym dan besar harga Ym dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini

Tabel 4.9. Dimensi dari sudu gerak turbin

Y/C C (m) Y (m)

0

1,5

2

2,72

3,18

3,54

4,05

0,884

0,884

0,884

0,884

0,884

0,884

0,884

0

0,1326

0,l768

0,240448

0,281112

0,312936

(79)

4,43

4,86

5

4,86

4,42

3,73 3

2,78

1,65

1,09

0

0,884

0,884

0,884

0,884

0,884

0,884

0,884

0,884

0,884

0,884

0,391612

0,429624

0,442

0,429624

0,390728

0,329732

0,245752

0,14586

0,096356

0

Berat sudu gerak tingkat satu turbin dapat dihitung sebagai berikut  Volume sudu (V)

V = hR. C. Ym

= 0,2652. 0,0884 . 0,259012

=6,072 x 10-3 m3

Berat sudu (WR)

WR = V.ρ.z.g

= 6,072 .10-3 .4650 . 133 . 9,806

= 36.824,9489 N

(80)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Tabel 4.10. Berat sudu gerak tiap tingkat turbin.

Tingkat 1 2 3

Ym (m)

V (m3)

WR (N)

0,25902

6,072 x 10- 3

36.824,9489

0,485208

3,9918 x 10-2

129.232.89

0,930861

0,281923

475.639,8231

Total berat sudu gerak turbin (WR)adalah :

(WR)total = Σ(WR)tingkatken

=36.824,9489 + 129.232,89 + 475.639,8231

=641. 697,662N

(81)

BAB V

PERHITUNGAN UKURAN-UKURAN UTAMA

5.1 Perencanaan Poros Turbin

Pada perencanaan ini poros mempunyai fungsi sebagai penghubung yang

memindahkan daya dan putaran turbin. Beban yang akan dialami oleh poros adalah:

a. Beban Puntir

b. Beban Lentur

Menurut [lit 14 hal 8] untuk poros putaran sedang dengan beban yang berat digunakan baja paduan dengan pengerasan kulit. Untuk itu dipilih bahan poros adalah baja khrom nikel molibden JIS G 4103 dengan kode SNCM 25 dengan komposisi sebagai berikut:

C = (0,12– 0.18)% Ni = (4,00– 4,50)%

Si = (0,15 – 0.3 5) % Cr = (0,70 – 1,00)%

Mn = (0,30 – 0,60)% Fe = (93,37– 94,73)%

Langkah-langkah perencanaan diameter poros turbin adalah sebagai berikut:

5.1.1 Perhitungan Poros

Daya yang ditransmisikan (Pd)

Pd = Fc . Pt ... (Lit.14 hal.7)

Dimana: Pt = Daya turbin (432,207 MW)

Fc = Faktor koreksi (1,1 – 1.2)

= 1,2 (diambil )

maka: Pd = 1,2 x 432,207 MW

(82)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

Momen torsi yang ditransmisikan (T)

T= 9,74. 10 5

Sf 1 = Faktor keamanan untuk batas kelelahan puntir

Untuk bahan S-C, Sf1 = 6 ... [Lit.9 Hal.8]

S f 2 = Faktor keamanan untuk pengaruh konsentrasi tegangan,

seperti adanya alur pasak pada poros dan kekasaran permukaan.

= 1,3 – 3,0 [diambil 1,5]

Diameter poros dihitung dari persamaan :

(83)

Cb = Faktor koreksi terhadap beban lentur, harganya antara

Dari standar poros yang ada maka dipilih diameter poros yang direncanakan adalah d. = 500 mm. [Lit. 14 Hal.9]

5.1.2 Pemeriksaan kekuatan poros

Ukuran poros yang diperoleh harus diuji kekuatannya. Pengujian dilakukan dengan memeriksa tegangan geser (akibat momen puntir yang bekerja pada poros). Apabila tegangan geser ini melampaui tegangan geser izin yang dapat ditahan oleh bahan, maka poros akan mengalami kegagalan. Untuk analisa

keamanannya dapat dilakukan perhitungan berikut ini.

 Tegangan geser yang timbul pada poros selama beroperasi (τs)

s

Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa tegangan geser yang timbul pada poros selama beropersi (τs)= 6,87 kg/mm2 jauh lebih kecil dari tegangan

geser izin poros (τ a) = 12,22 kg/mm 2

(84)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

5.2 Gaya-Gaya Pada Sudu Tiap Tingkat Turbin

Adapun gaya-gaya yang dialami oleh sudu turbin adalah terdiri dari gaya tangensial dan gaya aksial. Untuk perencanaan ini gaya-gaya tersebut dihitung pada tengah-tengah sudu pada tinggi rata-rata sudu.

Gambar 5.1 berikut adalah gaya-gaya yang terjadi pada sudu

Gambar 5.1 Gaya-gaya pada sudu turbin

Gaya-gaya yang timbul pada sudu-sudu tingkat 1 sesuai gambar 5.1 diatas dapat dihitung sebagai berikut:

Gaya tangensial sudu

Ft = (P2– P3) . Cxr hR . Z ……….(Lit.2 Hal. 281)

Dimana:

P2= Tekanan masuk sudu gerak (N/m

2

)

(85)

hR = Tinggi rata-rata sudu gerak (m)

Z = Jumlah sudu tiap tingkat turbin (buah)

Maka:

Ft = (16,011-15,87). 105.0,0823. 0,113.133

= 0,174.105 N  Gaya aksial sudu (Fa)

Fa = (P2 – P3) . 2π. rm hR

Fa = (16,011-15,87) .105.2. 3,14. 1,184. 0,113

Fa =0,118.105 N

Untuk tingkat selanjutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut :

Tabel 5.1 Gaya-gaya pada sudu gerak turbin

(86)

Fazar Muhammadin : Perencanaan Turbin Gas Sebagai Penggerak Generator Listrik Dengan Daya Terpasang

5.3 Tegangan yang timbul pada sudu turbin

Akibat adanya gaya sentrifugal dan tekanan gas yang terjadi pada sudu-sudu turbin menimbulkan terjadinya tegangan pada sudu-sudu-sudu-sudu tersebut. Tegangan -tegangan yang timbul tersebut yaitu:

a. Tegangan tarik sentrifugal

b. Tegangan lentur

Gambar 5.2 Tegangan yang terjadi pada sudu turbin

Gambar

Gambar 3.1 Siklus turbin gas rancangan
Gambar 3.2 Diagram T-s (aktual) Siklus Brayton
Tabel 3.2 Komposisi Bahan Bakar
Gambar 3.4 Grafik faktor kelebihan udara
+7

Referensi

Dokumen terkait

tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set.. sudu jalan yang diputar

Selanjutnya menentukan tingkat turbin dan merancang bagian-bagian utama turbin pertingkat yang terdiri dari jenis sudu pengarah (stator) dan sudu gerak (rotor). Dari hasil

Dengan pertimbangan diatas dan kemudahan untuk mendapatkan bahan bakar maka sangat tepat jika instalasi turbin gas dipilih sebagai penggerak generator untuk menghasilkan daya

Turbin uap Zoelly/Rateau bekerja dengan prinsip impuls aksi dengan sistem tekanan bertingkat. Tekanan uap turun secara bertahap di dalam baris sudu tetap saja, sedangkan di

Prinsip kerja yang digunakan turbin angin sebagai pembangkit energi listrik adalah dengan mengubah energi kinetik dari angin menjadi energi mekanik pada poros generator

Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas dan kemudahan untuk mendapatkan bahan bakar maka sangat tepat jika instalasi turbin gas dipilih sebagai penggerak generator untuk

Turbin air adalah alat yang dapat menghasilkan energi mekanik berupa putaran poros dengan mengandalkan kecepatan aliran ait dari sungai dan memanfaatkan energi kinetik

Energi listrik dibangkitkan oLeh Permukaan konversi daya yang mengubah uap menjadi energi mekanik pada poros turbin dan kemudian mengubah energi mekanik menjadi energi kinetik dalam