• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIBQUAL+TM DI PERPUSTAKAAN UMUM

GUNUNG BUNGSU SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyararatan dalam menyelesaikan studi Untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

LUSI ANGGRAINI 130723015

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Analisis Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat

Oleh : Lusi Anggraini

NIM : 130723015

Pembimbing I : Laila Hadri Nasution, S.Sos., M.P

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Himma Dewiyana, ST., M.Hum

Tanda Tangan :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat

Oleh : Lusi Anggraini

NIM : 130723015

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

Tanda Tangan :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu

tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media

publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis

dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan

mencantumkan tanda kutip.

Medan, April 2015

(5)

i ABSTRAK

Anggraini, Lusi. 2015. Analisis Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat. Medan: Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan dengan menggunakan metode LibQual+TM di perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah semua pengguna yang menjadi anggota PUGB sebanyak 253 orang. Penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 72 orang. Teknik sampling yang digunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan studi kepustakaan.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa kualitas layanan pada dimensi Affect of Service yang meliputi: 1) Assurance, bahwa sebagian besar (58,33 %) pustakawan memiliki pengetahuan dan wawasan tentang pelayanan, sebagian besar (52,78 %) pustakawan ramah, 2) Empathy, bahwa sebagian besar (52,78 %) pustakawan memahami kebutuhan informasi pengguna, sebagian besar (65,28 %) pustakawan peduli kepada pengguna, 3) Responsiveness, bahwa sebagian besar (58,33%) pustakawan tanggap terhadap keluhan pengguna, sebagian besar (62,50%) pustakawan bersedia membantu pengguna dalam mencari informasi, 4) Reliability, bahwa sebagian besar (62,50 %) pustakawan mampu melayani pengguna, hampir setengah (47,22 %) pustakawan tepat waktu dalam melayani pengguna. Dimensi Information Control yaitu hampir setengah (43,06 %) koleksi kurang memadai, hampir setengah (47,22 %) koleksi kurang up to date, hampir setengah (44,44 %) koleksi kurang sesuai dengan kebutuhan pengguna, sebagian besar (51,39 %) koleksi mudah ditemukan, setengah (50,00 %) pengguna kurang mampu menemukan koleksi, hampir setengah (37,50 %) pengguna kadang-kadang memiliki hambatan dalam menelusuri informasi, hampir setengah (41,67 %) jaringan wifi membantu pengguna dalam menelusuri informasi. Dimensi Library as Place yaitu hampir setengah (47,22 %) fasilitas perpustakaan kurang lengkap, sebagian besar (54,17 %) ruang baca nyaman, sebagian besar (59,72 %) menyatakan suasana perpustakaan membuat pengguna ingin berkunjung, sebagian besar (59,72 %) menyatakan perpustakaan bersih, sebagian besar (59,72 %) menyatakan perpustakaan terbuka untuk aktivitas diskusi belajar.

Berdasarkan analisis kualitas pelayanan dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan pada dimensi Affect of Service dan Library as place telah menunjukkan nilai yang baik dan sesuai dengan harapan pengguna perpustakaan. Disarankan agar dimensi Information control dapat ditingkatkan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang

telah memberikan banyak nikmat, rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kualitas Pelayanan dengan

Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat.” Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan

pendidikan pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,

dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos., M.P selaku Dosen Pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan masukan, saran dan

bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Ibu Himma Dewiyana, ST., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang

senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan masukan, saran dan

bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd selaku dosen penguji I, yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom selaku dosen penguji II, yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan

pegawai administrasi di Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

(7)

iii

8. Kepala KESBANGPOL Kabupaten Tanah Datar beserta jajaran yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kabupaten

Tanah Datar.

9. Bapak Pimpinan, Pustakawan, dan staf Perpustakaan Umum Gunung Bungsu

Kabupaten Tanah Datar yang telah memberikan izin dan membantu penulis

dalam mengumpulkan data penelitian.

10.Teristimewa untuk kedua orang tua penulis, nenek tersayang, kedua kakak,

kedua adik, keluarga beserta sahabat yang selalu memberikan dukungan moril

dan materil serta do’anya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

11.Teman-teman seperjuangan stambuk 2013 ekstensi yang saling memberikan

motivasi serta semangatnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, dukungan,

bantuan dan doa selama ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015

Penulis

Lusi Anggraini

(8)

iv

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

2.1.1 Perspektif Kualitas Pelayanan ... 7

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan ... 8

2.1.3 Dimensi Kualitas Pelayanan ... 9

2.1.4 Kualitas Pelayanan Perpustakaan ... 11

2.1.5 Kriteria Kualitas Pelayanan Perpustakaan ... 13

2.1.6 Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perpustaaan ... 16

2.2 Metode ServQual+™ ... 17

2.3 Metode LibQual+™ ... 19

2.3.1 Tujuan Metode LibQual+™ ... 20

2.3.2 Manfaat Metode LibQual+™ ... 21

2.3.3 Dimensi Pengukuran Metode LibQual+™ ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Pendekatan dan Metode yang digunakan ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 26

3.5 Data dan Sumber Data ... 27

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.7 Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 30

4.1 Deskripsi Kunjungan Responden ... 31

4.1.1 Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 31

4.1.2 Berdasarkana Durasi Waktu Kunjungan ... 32

(9)

v

4.2.1 Pengetahuan dan Wawasan Pustakawan ... 33

4.2.2 Keramahan Pustakawan ... 35

4.2.3 Pustakawan Memahami Kebutuhan Informasi Pengguna ... 36

4.2.4 Kepedulian Pustakawan... 37

4.2.5 Sikap Tanggap Pustakawan ... 38

4.2.6 Kesediaan Pustakawan ... 40

4.2.7 Kemampuan Pustakawan... 41

4.2.8 Ketepatan Waktu yang diberikan Pustakawan ... 42

4.2.9 Ketersediaan Koleksi yang Memadai ... 43

4.2.10 Ketersediaan Koleksi yang Up to Date ... 44

4.2.11 Ketersediaan Koleksi yang Sesuai dengan Kebutuhan Informasi Pengguna ... 46

4.2.12 Kemudahan Akses Menemukan Koleksi ... 47

4.2.13 Kemampuan Menemukan Informasi ... 48

4.2.14 Hambatan Ketika Mengakses Informasi ... 49

4.2.15 Ketersediaan Jaringan Wifi ... 50

4.2.16 Kelengkapan Fasilitas Pelayanan ... 52

4.2.17 Kenyamanan Ruang Baca ... 53

4.2.18 Suasana Perpustakaan ... 54

4.2.19 Kebersihan Ruangan Perpustakaan ... 55

4.2.20 Keterbukaan Perpustakaan Untuk Aktivitas Diskusi Belajar . 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 60

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Kualitas pelayanan... 13

Tabel 3.1 Jumlah Anggota di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu ... 25

Tabel 3.2 Penentuan Ukuran Sampel Berdasarkan Strata ... 26

Tabel 4.1 Pengetahuan dan Wawasan Pustakawan ... 34

Tabel 4.2 Keramahan Pustakawan ... 35

Tabel 4.3 Pustakawan Memahami Kebutuhan Informasi Pengguna ... 36

Tabel 4.4 Kepedulian Pustakawan ... 37

Tabel 4.5 Sikap Tanggap Pustakawan ... 39

Tabel 4.6 Kesediaan Pustakawan ... 40

Tabel 4.7 Kemampuan Pustakawan ... 41

Tabel 4.8 Ketepatan Waktu yang diberikan Pustakawan ... 42

Tabel 4.9 Ketersediaan Koleksi yang Memadai ... 43

Tabel 4.10 Ketersediaan Koleksi yang Up to Date ... 45

Tabel 4.11 Ketersediaan Koleksi yang Sesuai dengan Kebutuhan Informasi Pengguna ... 46

Tabel 4.12 Kemudahan Akses Menemukan Koleksi ... 47

Tabel 4.13 Kemampuan Menemukan Informasi ... 48

Tabel 4.14 Hambatan Ketika Mengakses Informasi ... 49

Tabel 4.15 Ketersediaan Jaringan Wifi ... 51

Tabel 4.16 Kelengkapan Fasilitas Pelayanan ... 52

Tabel 4.17 Kenyamanan Ruang Baca ... 53

Tabel 4.18 Suasana Perpustakaan ... 54

Tabel 4.19 Kebersihan Ruangan Perpustakaan ... 55

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

(12)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 63 Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden ... 66 Lampiran 3 Surat Penelitian dari Jurusan ... 67 Lampiran 4 Surat Balasan dari KESBANGPOL untuk izin penelitian di

(13)

i ABSTRAK

Anggraini, Lusi. 2015. Analisis Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat. Medan: Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan dengan menggunakan metode LibQual+TM di perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah semua pengguna yang menjadi anggota PUGB sebanyak 253 orang. Penentuan sampel dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh sampel sebanyak 72 orang. Teknik sampling yang digunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan studi kepustakaan.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa kualitas layanan pada dimensi Affect of Service yang meliputi: 1) Assurance, bahwa sebagian besar (58,33 %) pustakawan memiliki pengetahuan dan wawasan tentang pelayanan, sebagian besar (52,78 %) pustakawan ramah, 2) Empathy, bahwa sebagian besar (52,78 %) pustakawan memahami kebutuhan informasi pengguna, sebagian besar (65,28 %) pustakawan peduli kepada pengguna, 3) Responsiveness, bahwa sebagian besar (58,33%) pustakawan tanggap terhadap keluhan pengguna, sebagian besar (62,50%) pustakawan bersedia membantu pengguna dalam mencari informasi, 4) Reliability, bahwa sebagian besar (62,50 %) pustakawan mampu melayani pengguna, hampir setengah (47,22 %) pustakawan tepat waktu dalam melayani pengguna. Dimensi Information Control yaitu hampir setengah (43,06 %) koleksi kurang memadai, hampir setengah (47,22 %) koleksi kurang up to date, hampir setengah (44,44 %) koleksi kurang sesuai dengan kebutuhan pengguna, sebagian besar (51,39 %) koleksi mudah ditemukan, setengah (50,00 %) pengguna kurang mampu menemukan koleksi, hampir setengah (37,50 %) pengguna kadang-kadang memiliki hambatan dalam menelusuri informasi, hampir setengah (41,67 %) jaringan wifi membantu pengguna dalam menelusuri informasi. Dimensi Library as Place yaitu hampir setengah (47,22 %) fasilitas perpustakaan kurang lengkap, sebagian besar (54,17 %) ruang baca nyaman, sebagian besar (59,72 %) menyatakan suasana perpustakaan membuat pengguna ingin berkunjung, sebagian besar (59,72 %) menyatakan perpustakaan bersih, sebagian besar (59,72 %) menyatakan perpustakaan terbuka untuk aktivitas diskusi belajar.

Berdasarkan analisis kualitas pelayanan dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan pada dimensi Affect of Service dan Library as place telah menunjukkan nilai yang baik dan sesuai dengan harapan pengguna perpustakaan. Disarankan agar dimensi Information control dapat ditingkatkan.

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Perpustakaan umum merupakan salah satu pusat informasi yang bertujuan

untuk melayani masyarakat tanpa membedakan pekerjaan, kedudukan,

kebudayaan dan agama. Perpustakaan umum berupaya menghimpun, mengolah

dan menyimpan informasi-informasi yang ada agar dapat dimanfaatkan

masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat dapat untuk saling bertukar

pikiran, menambah wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan pola

kehidupan.

Perpustakaan umum mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan

informasi kepada masyarakat pengguna perpustakaan. Pemenuhan kebutuhan

pengguna senantiasa harus diupayakan peningkatannya karena tolok ukur

keberhasilan sebuah perpustakaan terletak pada pelayanan kepada pengguna.

Keberadaan perpustakaan umum diharapkan mampu meningkatkan rasa gemar

membaca bagi kalangan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan informasi dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.

Perpustakaan Umum Gunung Bungsu (selanjutnya disingkat dengan

PUGB) merupakan perpustakaan umum yang ada di Kabupaten Tanah Datar,

Provinsi Sumatera Barat. PUGB menyediakan berbagai sumber informasi dalam

bentuk cetak maupun non cetak. Jumlah koleksi yang tersedia di PUGB yaitu

11.778 judul dengan 29.008 eksemplar. Koleksi yang dimiliki oleh PUGB

(15)

2 Dalam upaya menyebarluaskan informasi kepada masyarakat pengguna

perlu adanya pelayanan. Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

oleh penyelenggara pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan

yang disediakan di PUGB yaitu layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan

pendidikan pemakai, layanan penelusuran informasi, layanan anak, dan layanan

perpustakaan keliling. Masyarakat yang dilayani terdiri dari pelajar, mahasiswa,

pegawai, dan umum. Dalam kegiatan pelayanan di PUGB, masyarakat pengguna

dilayani oleh tujuh orang petugas perpustakaan.

Masyarakat potensial yang berkunjung ke PUGB yaitu pelajar dan

mahasiswa. Pengunjung PUGB tahun 2014 secara keseluruhan berjumlah 5.240

orang. Pengunjung PUGB terdiri dari pelajar berjumlah 2.514 orang, mahasiswa

berjumlah 1.787 orang, pegawai berjumlah 434 orang, dan umum berjumlah 505

orang.

PUGB dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat perlu diukur

kualitasnya karena berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan diketahui

bahwa tingkat pemenuhan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan masih relatif

rendah. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya berbagai keluhan masyarakat

mengenai pelayanan yang diberikan perpustakaan. Masyarakat sering mengeluh

mengenai koleksi buku di PUGB yang dirasa tidak mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan, pelayanan petugas kurang cepat, suasana ruangan kurang nyaman

dan kurangnya informasi mengenai persyaratan yang harus dipersiapkan oleh

(16)

3 Selain itu berdasarkan statistik kunjungan masyarakat ke PUGB diketahui

bahwa jumlah pengunjung mengalami penurunan yaitu pada tahun 2011

berjumlah 8.031 orang, tahun 2012 berjumlah 5.455 orang, tahun 2013 berjumlah

5.338 orang, dan tahun 2014 berjumlaah 5.240 orang. Jumlah penurunan tingkat

kunjungan pengguna PUGB setiap tahunnya secara berurut yaitu terjadi

penurunan kunjungan sebanyak 2.576 orang dari tahun 2011 ke tahun 2012, 117

orang dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan 98 orang dari tahun 2013 ke tahun

2014. Terjadinya penurunan tingkat kunjungan masyarakat disebabkan karena

perpustakaan belum mampu memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Oleh

karena itu masalah di atas perlu mendapat perhatian dalam upaya memberikan

pelayanan yang baik terhadap masyarakat.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di PUGB yaitu

dengan menggunakan metode LibQual+™. Metode LibQual+TM dikembangkan

oleh para pakar bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang tergabung dalam

ARL (Association of Research Library) pada tahun 1999 di Amerika Serikat.

Menurut ARL, metode LibQual+™ yaitu metode pengukuran kualitas layanan

perpustakaan berdasarkan harapan dan persepsi pengguna terhadap dimensi

layanan. Metode LibQual+™ mempunyai tiga dimensi layanan yaitu Affect of

Service (kinerja petugas dalam pelayanan), Information Control (kontrol

informasi ), dan Library as Place (perpustakaan sebagai sebuah tempat).

Metode LibQual+™ dijadikan sebagai tolok ukur untuk mengukur kualitas

pelayanan karena dimensi dalam metode ini lebih lengkap dan lebih spesifik

(17)

4 pengukuran lainnya. Sehingga jika metode LibQual+™ ini digunakan untuk

mengukur kualitas pelayanan di PUGB maka akan dapat diketahui kualitas

pelayanan secara menyeluruh yaitu mengenai kinerja pustakawan, ketersediaan

informasi, dan suasana di gedung perpustakaan yang tentunya menjadi penunjang

dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna di perpustakaan. Oleh karena itu

peneliti perlu untuk meneliti dan melaksanakan, “Analisis Kualitas Pelayanan

dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung

Bungsu Sumatera Barat”.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana Kualitas

Pelayanan dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum

Gunung Bungsu Sumatera Barat?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan

dengan Menggunakan Metode LibQual+TM di Perpustakaan Umum Gunung

Bungsu Sumatera Barat”.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu:

1. Bagi Perpustakaan Umum Gunung Bungsu, dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dan acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan

(18)

5 2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai suatu hasil karya yang dapat dijadikan

bahan wacana dan bahan pustaka bagi pihak yang memiliki ketertarikan

dibidang yang sama.

3. Bagi peneliti, dapat menjadi pengembangan wawasan terutama dalam hal

kualitas pelayanan perpustakaan.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini yaitu mengukur Kualitas Pelayanan

dengan Menggunakan Metode LibQual+™ di Perpustakaan Umum Gunung

Bungsu Sumatera Barat yang meliputi: Affect of Service (kinerja petugas dalam

pelayanan), Information Control (kontrol informasi), Library as Place

(19)

6 BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan. Kualitas pelayanan dapat dinilai dari tingkat baik buruknya

suatu pelayanan yang diberikan. Terciptanya kualitas pelayanan tentunya akan

menciptakan kepuasan kepada penerima layanan.

Menurut Tjiptono (2007, 110) “konsep kualitas sendiri sering dianggap

sebagai ukuran relatif kesempurnaan atau kebaikan suatu produk/jasa, yang terdiri

atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian (conformance quality)”. Selain itu,

Jasfar (2005, 47) menyatakan bahwa “kualitas jasa adalah tanggapan konsumen

terhadap jasa yang dikonsumsi atau yang dirasakan.”

Sejalan dengan kedua pendapat di atas, Damayanti (2006, 27) menyatakan

bahwa:

“kualitas merupakan deskripsi dari seberapa baik produk atau jasa (layanan), terutama seberapa baik dalam hal menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan penggunanya serta terbebas dari hal yang menyebabkan ketidakpuasan pengguna.”

Selain itu, menurut American Society of Quality Control yang dikutip

Purnama (2006, 9) menyatakan bahwa “kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan

karakteristik dari suatu produk atau layanan menyangkut kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau yang bersifat laten.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan

(20)

7 pelayanan menyangkut kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Kualitas pelayanan dapat dinilai dari baik atau buruknya pelayanan yang

diberikan.

2.1.1 Perspektif Kualitas Pelayanan

Perspektif kualitas yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan

kualitas suatu produk. Menurut Garvin dikutip Nasution (2001, 18) ada lima

alternatif perspektif kualitas yang digunakan yaitu:

1. Transcendental approach (pendekatan yang sulit dipahami), menurut pendekatan ini kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit dioperasionalkan.

2. Product-based approach (pendekatan berbasis produk), pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur

3. User-based approach (pendekatan berbasis pengguna), pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang menggunakannya dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

4. Manufacturing-based approach (pendekatan berbasis manufaktur), perspektif ini bersifat supplay-based dan terutama memperhatikan praktik-prakatik perekayasaan dan manufakturing, serta mendefinisikan kualitas sama dengan persyaratannya (conformance to requirements) 5. Value-based approach (pendekatan berbasis nilai), pendekatan ini

memandang kualitas dari segi nilai dan harga.

Selain itu, menurut Russel yang dikutip Purnama (2006, 14) menyatakan

bahwa terdapat dua perspektif terhadap kualitas yaitu:

1. Producer’s perspective (perspektif produsen)

Menurut perspektif produsen, kualitas produk dikaitkan dengan standar produk dan biaya, artinya produk dinilai berkualitas jika memiliki kesesuaian terhadap spesifikasi dan memenuhi persyaratan biaya.

2. Consumer’s perspektif (perspektif konsumen)

(21)

8 Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa perspektif kualitas

yaitu pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan kualitas. Perspektif

kualitas dapat digunakan untuk mewujudkan kualitas pelayanan. Perspektif

kualitas mempunyai beberapa pendekatan yaitu pendekatan yang sulit dipahami,

pendekatan berbasis produk, pendekatan berbasis pengguna, pendekatan berbasis

manufaktur, dan pendekatan berbasis nilai.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan. Menurut

Murtiningsih (2006, 2), faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah

sebagai berikut:

1. Faktor Kesadaran

Faktor kesadaran berfokus pada individu yang melakukan suatu tugas atau pekerjaan, kesadaran pada kuallifikasi pekerjaan, resiko yang dihadapi, konsumen yang ditangani dan cakupan tugas penting akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Faktor Aturan

Aturan biasanya memuat hal-hal yang mengikat dan merupakan patokan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Aturan memuat cara kerja normative yang harus ditempuh suatu organisasi atau individu. Bahwa aturan yang dibuat untuk mengatur organisasi dan karena setiap aturan pada akhirnya menyangkut langsung ataupun tidak langsung kepada orang, maka masalah manusia dan sifat kemanusiaannya harus menjadi pertimbangan utama.

3. Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya berbeda dengan organisasi pada umumnya meskipun terdapat sedikit perbedaan dalam penerapannya karena sasaran pelayanan ditujukan kepada manusia yang mempunyai watak dan kehendak yang multi komplek. Oleh karena itu organisasi pelayanan ini lebih banyak ditekankan kepada pengaturan dan mekanisme kerjanya yang harus mampu menghasilkan pelayanan yang memadai.

4. Faktor Keterampilan dan Kemampuan

(22)

9 menggambarkan kondisi seseorang dari sisi tinjau baik skill maupun fisik dapat melakukan atau pekerjaan sesuai dasar ketentuan yang berlaku.

5. Faktor Sarana Pelayanan

Bahwa kualitas pelayanan yang tinggi harus didukung oleh sarana pelayanan yang lengkap. Sarana berfungsi untuk memudahkan pelayanan, memberikan kecepatan pelayanan yang lebih tinggi, menciptakan keakuratan dan kehandalan serta kejelasan informasi yang seharusnya dicatat yang hasil akhir bermuara pada efisiensi dan efektivitas pelayanan.

Selain itu, Moenir (2002, 88) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor

yang mendukung berjalannya suatu pelayanan yang baik, yaitu:

1. Faktor kesadaran para pejabat dan petugas yang berkecimpung dalam pelayanan umum

2. Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan

3. Faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan

4. Faktor keterampilan petugas

5. Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan

yaitu faktor kesadaran, faktor aturan, faktor organisasi, faktor keterampilan dan

kemampuan, dan faktor sarana pelayanan.

2.1.3 Dimensi Kualitas Pelayanan

Untuk memperoleh pelayanan yang baik maka perlu adanya pengukuran

terhadap kualitas pelayanan. Melalui pengukuran kualitas pelayanan maka akan

dapat diketahui kelemahan dari pelayanan tersebut. Untuk mengukur kualitas

layanan maka perlu diketahui dimensi dari mutu pelayanan. Menurut Garvin yang

dikutip Yuri dan Rahmat (2013, 21), ada sepuluh dimensi kualitas jasa, yaitu:

(23)

10 2. Credibility (kredibilitas), yaitu kepercayaan pihak penerima jasa

terhadap pemberi jasa

3. Security (keamanan), yaitu keamanan terhadap jasa yang ditawarkan 4. Knowing the costumer (pengetahuan petugas), yaitu pemahaman

pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan pemakai jasa

5. Tangibles (nyata), yaitu pemberian pelayanan kepada pelanggan harus dapat diukur atau dibuat standarnya

6. Reliability (reabilitas), yaitu konsistensi kerja pemberi jasa dan kemampuan pemberi jasa memenuhi janji para penerima jasa

7. Responsiveness (tanggapan), yaitu tanggapan pemberi jasa terhadap kebutuhan dan harapan penerima jasa

8. Competence (kompetensi) kemampuan atau keterampilan pemberi jasa memberikan jasanya kepada penerima jasa

9. Access (akses), yaitu kemudahan pemberi jasa dihubungi oleh penerima jasa

10.Courtesy (kesopanan), yaitu kesopanan, respek, perhatian, dan kesamaan pada hubungan personil.

Selain itu,Sviokla yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001, 146) menjelaskan

kualitas memiliki delapan dimensi pengukuran, yaitu :

1. Kinerja (Performance), kinerja disini merujuk pada karakter produk inti yang meliputi merek, atribut - atribut yang dapat diukur, aspek - aspek kinerja individu.

2. Keseragaman Produk (Features), Features suatu produk biasanya diukur secara subjektive oleh masing-masing individu yang menunjukkan adanya perbedaan kualitas suatu jasa. Dengan demikian, perkembangan kualitas suatu produk menuntut karakter fleksibilitas agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan pasar.

3. Kehandalan (Reliability), dimensi ini berkaitan dengan timbulnya kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak berfungsi pada suatu periode. Keadaan suatu produk yang menandakan tingkat kualitas sangat berarti bagi konsumen dalam memilih produk.

4. Kesesuaian (Conformance), dimensi lain yang berhubungan dengan kualitas suatu barang adalah kesesuaian produk dengan standart dalam industrinya. Kesesuaian suatu produk dalam industri jasa diukur dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian termasuk juga perhitungan kesalahan yang terjadi, keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi dan beberapa kesalahan lain.

5. Daya Tahan/Ketahanan (Durability), ukuran ketahanan suatu produk meliputi segi ekonomis maupun teknis. Secara teknis ketahanan suatu produk didefenisikan sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh oleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas.

(24)

11 kualitas tetapi juga waktu sebelum produk disimpan, penjadwalan pelayanan, proses komunikasi dengan staf, frekuensi pelayanan perbaikan akan kerusakan produk dan pelayanan lainnya.

7. Estetika (Aesthetics), estetika suatu produk dilihat melalui bagaimana suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana tampak luar suatu produk, rasa, maupun bau. Jadi estetika merupakan penilaian dan refleksi yang dirasakan oleh konsumen.

8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality), konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk dan jasa.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa dalam mengukur kualitas

pelayanan maka perlu diketahui dimensi dari mutu pelayanan. Dimensi pelayanan

tersebut antara lain yaitu komunikasi, kredibilitas, keamanan, pengetahuan

petugas, nyata, reabilitas, tanggapan, kompetensi, akses, kesopanan. Selain itu,

dimensi pengukuran kualitas yaitu kinerja, keseragaman produk, kehandalan,

kesesuaian, ketahanan, kemampuan pelayanan, estetika dan kualitas yang

dipersepsikan.

2.1.4 Kualitas Pelayanan Perpustakaan

Pelayanan yang diberikan perpustakaan tentunya pelayanan yang

berkualitas. Kualitas pelayanann dapat dirasakan pengguna jika kebutuhan

informasinya terpenuhi di perpustakaan. Menurut Kotler yang dikutip

Rahayuningsih (2015, 4), “kualitas layanan merupakan suatu bentuk penilaian

konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan

tingkat layanan yang diharapkan (expected service).”

Selain itu, Fatmawati (2013, 51) menyatakan bahwa:

(25)

12 Kualitas pelayanan perpustakaan dapat dirasakan pengguna jika pelayanan

yang diberikan pepustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

Dalam memenuhi kebutuhan pengguna, perpustakaan menyediakan berbagai jenis

pelayanan informasi. Sutarno (2006, 73) menyatakan bahwa:

Layanan yang ada di perpustakaan meliputi: sirkulasi (peminjaman/pengembalian), keanggotaan, referensi, bimbingan dan penyuluhan kepada pemakai, layanan pembaca, layanan unit perpustakaan keliling, layanan ekstensi, penelitian, layanan lain yang mungkin dilakukan, dan pendidikan pemakai.

Selain itu, Lasa Hs (2002, 101) menyatakan bahwa “jenis-jenis pelayanan

informasi antara lain pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, penelusuran

literatur, pelayanan informasi terseleksi, bimbingan pemakai, dan pelayanan audio

visual.” Sejalan dengan kedua pendapat di atas, berdasarkan Standar Nasional

Indonesia 7495:2009 dalam buku yang diterbitkan Perpustakaan Nasional RI

tahun 2011, ditetapkan bahwa jenis layanan yang disediakan perpustakaan umum

kabupaten/kota, meliputi:

1. Layanan pembaca; 2. Layanan sirkulasi; 3. Layanan rujukan;

4. Layanan perpustakaan keliling; 5. Layanan penelusuran informasi; 6. Layanan bimbingan pengguna.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kualitas layanan

perpustakaan dapat dirasakan jika pelayanan yang diberikan perpustakaan sesuai

dengan kebutuhan informasi pengguna. Untuk menilai kualitas pelayanan dapat

dilihat dari tanggapan pengguna terhadap semua jenis pelayanan yang diberikan

perpustakaan. Jika semua jenis pelayanan perpustakaan dapat dilaksanakan

(26)

13 2.1.5 Kriteria Kualitas Pelayanan Perpustakaan

Kualitas pelayanan perpustakaan harus diupayakan peningkatannya agar

dapat memberikan kepuasan pada pengguna. Kualitas pelayanan yang baik

tentunya mempunyai beberapa kriteria. Menurut Brophy yang dikutip Fatmawati

(2013, 35), kriteria kualitas perpustakaan dan contohnya yang bisa diaplikasikan

pada layanan perpustakaan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.1: Kriteria Kualitas Perpustakaan Kriteria Kualitas

Perpustakaan Penjelasan Contoh

Performance

Bentuk inti yang penting dalam memberikan layanan

Berbagai bentuk layanan perpustakaan

Reability Konsisten terhadap

layanan yang digunakan Tautan Web perpustakaan

Conformance

Layanan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan

Skema metadata Dublin Core

Durability

Keberlangsungan

layanan pada periode waktu tertentu

Dokumen jadi dalam waktu 2 hari

Currency Informasi yang up to

date Katalog online

Aesthetics Ketertarikan secara

visual

Kondisi fisik perpustakaan, website

Usability/Accesability Kegunaan/ kemudahan akses

Struktur website, jam buka layanan

(27)

14

Empathy fleksibilitas, dan

keramahan pustakawan

Melalui signposting di website perpustakaan

Speed Kecepatan dalam

layanan perpustakaan referensi, layanan email, in walk-in, maupun chat form

Perceived quality Pandangan pemustaka

terhadap layanan Kepuasan pemustaka

Selain itu, Surtiawan (2006) menyatakan bahwa terdapat beberapa hal

yang berkaitan dengan kualitas layanan perpustakaan yang diharapkan pemustaka,

diantaranya yaitu:

1. Pemakai pasti mengharapkan kenyamanan dalam menggunakan seluruh layanan perpustakaan

2. Pemakai mengharapkan koleksi yang tersedia memenuhi kebutuhannya 3. Pemakai mengharapkan sikap yang ramah, bersahabat dan responsif dari

petugas

4. Pemakai mengharapkan perpustakaan memiliki akses internet yang cepat.

Sejalan dengan kedua pendapat di atas, menurut Gunawan (2012, 21),

kriteria pelayanan yang efektif adalah layanan yang dapat memenuhi keinginan

pemakai dalam hal:

1. Penyediaan informasi yang sesuai dengan keinginan pemakai. 2. Waktu yang tepat, leluasa, memadai, dan tidak terlalu mengikat.

(28)

15 Selain pendapat di atas, Rahayuningsih (2007, 8) juga menyatakan

pendapatnya bahwa karakteristik layanan perpustakaan yang berkualitas dapat

dilihat dari segi :

1. Koleksi

a. Kuantitas, berkaitan dengan banyaknya jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.

b. Kualitas, berkaitan dengan mutu, kemutakhiran, kelengkapan koleksi. 2. Fasilitas

a.Kelengkapan, menyangkut lingkup layanan dan ketersediaan sarana pendukung serta layanan pelengkap lainnya.

b.Kenyamanan memperoleh layanan, berkaitan dengan lokasi, ruangan, petunjuk, ketersediaan informasi, kebersihan dan lain-lain.

3. Sumber Daya Manusia

a.Kesopanan dan keramahan petugas memberi layanan, terutama bagi petugas yang berinteraksi langsung dengan pengguna.

b.Tanggung jawab dalam melayani pengguna perpustakaan.

c.Empati, wajar dan adil dalam memecahkan masalah dan menangani keluhan pengguna.

d.Profesional. Profesionalisme petugas perpustakaan di bagian layanan pengguna tercermin dalam diri petugas yang berjiwa smart, yaitu siap mengutamakan pelayanan, menyenangkan dan menarik, antusias/bangga dengan profesi, ramah dan menghargai pengguna jasa, tabah di tengah kesulitan.

4. Layanan Perpustakaan

a. Ketepatan waktu layanan, berkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses.

b. Akurasi layanan, berkaitan dengan layanan yang meminimalkan kesalahan.

c. Kemudahan mendapatkan layanan, berkaitan dengan banyaknya petugas yang melayani, fasilitas pendukung seperti komputer.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk mewujudkan

pelayanan yang berkualitas perlu adanya kriteria kualitas pelayanan. Kriteria

peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan antara lain mengenai prestasi, fitur,

keandalan, kesesuaian, keberlangsungan, informasi yang mutakhir, pelayanan

yang baik, estetika, kemudahan akses, pengetahuan dan pengalaman yang baik

(29)

16 menjaga kualitas dan memelihara kualitas di berbagai macam layanan. Selain itu,

kriteria kualitas pelayanan dapat dilihat dari kinerja layanan, koleksi, penyediaan

informasi, sumber daya manusia yang baik, dan fasilitas yang lengkap.

2.1.6 Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perpustakaan

Kualitas pelayanan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna di

perpustakaan perlu diupayakan peningkatannya. Menurut Kurniawati dalam

artikelnya Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi (2007, 5), ada dua metode

untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan, yaitu:

1. Melalui peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia), yakni dengan diikutsertakannya petugas dalam berbagai pendidikan, kegiatan dan keterampilan.

2. Melalui peningkatan sarana dan prasarana, yaitu peningkatan semua barang atau perlengkapannya yang disediakan perpustakaan.

Selain itu, Dwijati (2006, 61) menyatakan bahwa ada beberapa upaya yang

dilakukan oleh pengelola perpustakaan untuk meningkatkan kualitas jasa layanan

di perpustakaan, antara lain:

1. Penambahan koleksi baru baik buku maupun jurnal dalam bentuk digital. 2. Meningkatkan kerjasama layanan antar perpustakaan.

3. Mengembangkan jasa layanan baru berupa paket informasi atau informasi terbaru menurut subjek tertentu.

4. Meningkatkan kualitas SDM dengan memberikan pelatihan teknologi informasi dalam menunjang layanan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa perlu adanya upaya

dalam meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan. Upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kuallitas pelayanan perpustakaan yaitu melalui

peningkatan SDM dengan memberikan pelatihan, peningkatan sarana dan

(30)

17 2.2 Metode ServQual+™

Kualitas pelayanan pada umumnya diukur menggunakan analisis

kesenjangan antara harapan pengguna dengan layanan yang diberikan. Dalam

mengukur kualitas pelayanan perpustakaan tentunya ada metode pengukuran yang

digunakan. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan menggunakan instrumen

survei yang dikenal dengan ServQual+™. Metode ServQual+™ dapat digunakan

untuk mengukur kualitas pelayanan pada berbagai jenis pelayanan.

Dalam mengukur kualitas pelayanan, metode ServQual+™ mempunyai

beberapa dimensi pengukuran. Pada metode ServQual+™ yang dikembangkan

oleh Parasuraman. yang dikutip oleh Tjiptono (2012, 198) mengemukakan bahwa

terdapat sepuluh dimensi yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur

kualitas layanan, diantaranya yaitu:

1. Reliabilitas, mencakup dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja (performance) dan sifat terpercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan layanannya secara benar sejak awal, memenuhi janjinya secara akurat dan andal, menyimpan data secara tepat, dan mengirimkan tagihan yang akurat.

2. Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para karyawan untuk membantu dan melayani pelanggan dengan segera 3. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang

dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan 4. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui

(approachability) dan kemudahan kontak. Hal ini, berarti lokasi fasilitas layanan mudah dijangkau, waktu mengantri atau menungu tidak terlalu lama, dan saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi (contohnya telepon, surat, fax, website dan seterusnya), dan jam operasi nyaman

5. Kesopanan (Courtesy), meliputi sikap santun, respek, atensi, dan keramahan para karyawan kontak (seperti resepsionis, operator telepon, bell person, teller bank, dan lain-lain

(31)

18 7. Kredibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas

mencakup nama perusahaaan, reputasi perusahaan, karekter pribadi karyawan kontak, dan interaksi dengan pelanggan

8. Keamanan (Sekurity) yaitu bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Termasuk didalamnya adalah keamanan secara fisik (physical safety), keamanan financial (financial security), privasi, dan kerahasiaan (confidentiality)

9. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan mengenal pelanggan reguler

10.Bukti fisik (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan bahan-bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis, kop surat, dan lain-lain)

Diantara sepuluh dimensi kualitas layanan di atas, menurut Parasuraman,

et al. yang dikutip Purnama (2006, 22) ada yang saling tumpang tindih, sehingga

mereka menyodorkan lima dimensi kualitas layanan yang lebih sederhana, yaitu:

1. Tangibles (bukti fisik), yaitu bukti fisik dan menjadi bukti awal yang bisa ditunjukkan oleh organisasi penyedia layanan yang ditujukan oleh tampilan gedung, fasilitas fisik pendukung, perlengkapan, dan penampilan pekerja

2. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan penyedia layanan memberikan layanan yang dijanjikan sengan segera, akurat, dan memuaskan

3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu para pekerja memiliki kemampuan dan bersedia membantu pelanggan dan memberi layananan dengan baik

4. Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan dan kecakapan para pekerja yang memberikan jaminan bahwa mereka bisa memberikan layanan dengan baik

5. Empathy (empati), yaitu para pekerja mampu menjalin komunikasi interpersonal dan memahami kebutuhan pelanggan.

Selain itu, menurut Cullen yang dikutip Damayanti (2006, 29) menyatakan

bahwa:

(32)

19 harapan (Expectation) pengguna (Skor SevQual = Skor Persepsi – Skor harapan).

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa metode ServQual+™

dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan pada berbagai unit kerja.

Salah satu unit kerja yang dapat diukur kualitasnya dengan menggunakan metode

ServQual+™ yaitu perpustakaan. Dimensi pengukuran yang ada pada

ServQual+™ yaitu bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan

empati.

2.3 Metode LibQual+™

Metode LibQual+™ merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

untuk mengukur kualitas pelayanan perpustakaan. Metode LibQual+™

dikembangkan pada tahun 1999 atas prakarsa para pakar bidang ilmu

perpustakaan dan informasi yang tergabung dalam ARL (Association of Research

Library) di Amerika Serikat bekerjasama dengan Texas A&M University.

Metode LibQual+™ adalah pengembangan dari ServQual+™ yang digunakan

untuk mengukur kualitas pelayanan perpustakaan.

Metode LibQual+™ dianggap paling mutakhir digunakan untuk

mengukur kualitas pelayanan perpustakaan karena dimensi pengukurn dalam

metode ini lebih spesifik membahas mengenai perpustakaan. Metode ini kini

digunakan oleh hampir seluruh perpustakaan di Amerika Serikat, Eropa, United

Kingdom, dan Australia.

Rahayuningsih (2015, 33) menyatakan bahwa:

(33)

20 dan bertindak atas pendapat pengguna perpustakaan terhadap kualitas layanan perpustakaan.”

Selain itu, menurut Fatmawati (2013, 195), “LibQual+™ merupakan

survey market total yang efektif untuk konteks penelitian perpustakaan untuk

menilai kualitas layanan perpustakaan.”

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa metode LibQual+™

merupakan salah satu panduan untuk menilai kualitas pelayanan yang ada di

perpustakaan.

2.3.1 Tujuan Metode LibQual+™

Metode LibQual+™ dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan

pengguna dan memfokuskan pada masalah pelayanan yang perlu ditangani.

Dengan demikian tentunya penggunaan metode LibQual+™ yang dilakukan

mempunyai tujuan tertentu yang dapat meningkatkan pelayanan perpustakaan

menjadi lebih baik lagi.

Menurut Saputro (2009, 30), tujuan LibQual+™ yaitu:

1. Mendorong sebuah budaya unggul dalam memberikan layanan perpustakaan.

2. Membantu pemustaka perpustakaan agar lebih memahami persepsi dari kualitas layanan perpustakaan.

3. Mengumpulkan dan menafsirkan masukan pemustaka perpustakaan secara sistematis dari waktu ke waktu.

4. Memberikan penilaian perpustakaan dengan informasi dari rekan lembaga lain sebagai pembanding.

5. Mengidentifikasi praktek-praktek terbaik dalam pelayanan perpustakaan.

6. Meningkatkan analitis staf perpustakaan dan kemampuan untuk bertindak terhadap data.

Selain itu, menurut Woodward yang dikutip Fatmawati (2013, 201), tujuan

(34)

21 1. Mendorong sebuah budaya unggul dalam memberikan layanan

perpustakaan (Foster a culture of excellence in providing library service)

2. Membantu pustakawan agar lebih memahami persepsi dari kualitas layanan perpustakaan (Help libraries better understand user perceptions of library service quality).

3. Mengumpulkan dan menginterpretasikan umpan balik pemustaka untuk menafsirkan berbagai masukan dari pemustaka secara sistematis dari waktu ke waktu (Collect and interpret library user feedback systematically over time)

4. Memberikan penilaian perpustakaan dengan informasi dari rekan lembaga lain sebagai pembanding (Provide libraries with comparable assessment information from peer institutions)

5. Mengidentifikasi praktek-praktek terbaik dalam pelayanan perpustakaan (Identify best practices in library service)

6. Meningkatkan kemampuan analisis staf perpustakaan untuk menafsirkan dan bertindak terhadap data (Enhance library staff member’s analytical skills for interpreting and acting on data).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan dari LibQual+™

yaitu untuk memberikan layanan yang unggul, meningkatkan kualitas layanan,

memahami persepsi dari kualitas layanan, menafsirkan masukan pemustaka,

memberikan penilaian, meningkatkan kemampuan petugas untuk bertindak dan

mengumpulkan umpan balik pemustaka dari pemustaka.

2.3.2 Manfaat Metode LibQual+™

Metode LibQual+™ dapat digunakan untuk menilai kualitas pelayanan

perpustakaan. Selain mempunyai tujuan, metode LibQual+™ juga mempunyai

manfaat. Menurut Association of Research Library (2010), manfaat dari

LibQual+™, yaitu:

(35)

22 dipenuhi. Dengan demikian perpustakaan tentunya dapat mengembangkan pelayanan yang lebih baik untuk memenuhi harapan penggun. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan data suatu perpustakaan dengan perpustakaan lain serta memeriksa kinerja petugas perpustakaan yang dapat dinilai tinggi oleh pengguna).

Selain itu, Fatmawati (2013, 191) menyatakan bahwa:

“metode LibQual+™ dapat memberikan kesempatan pemustaka untuk memberitahukan penilaian dimana layanan perpustakaan yang perlu perbaikan, sehingga perpustakaan dapat menanggapi dan mengelola harapan pemustaka.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa metode LibQual+™

bermanfaat untuk mengetahui pelayanan yang perlu perbaikan, mengembangkan

pelayanan, dan memeriksa kinerja petugas yang dinilai langsung oleh pengguna

sehingga perpustakaan dapat menanggapi dan mengelola harapan pemustaka

dengan baik.

2.3.3 Dimensi Pengukuran Metode LibQual+™

Metode LibQual+™ yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan

perpustakaan mempunyai dimensi kualitas. Saputro (2009, 30) mengemukakan

bahwa dimensi kualitas dalam LibQual+™ ada tiga, yaitu:

1. Affect of service, yaitu kemampuan, sikap dan mentalitas petugas perpustakaan dalam melayani pengguna, yang meliputi: a) Assurance, yaitu pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keramahan pustakawan/petugas perpustakaan dalam melayani pengguna. Dengan pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keramahan tersebut membuat pengguna menaruh rasa percaya kepada layanan perpustakaan. b) Empathy, rasa peduli dan memberi rasa penuh perhatian kepada setiap individu pengguna. c) Responsiveness, selalu siap/tanggap membantu pengguna yang kesulitan dan selalu membuka diri untuk membantu, dan d) Reliability, yaitu kemampuan memberikan janji dan harapan dalam pelayanan dan menepatinya secara tepat dan akurat.

(36)

23 dibutuhkan dalam mendapatkan informasi, ketiadaan hambatan dalam mengakses informasi pada saat dibutuhkan, peralatan (equipment), kenyamanan (convenience) dan self reliance (kepercayaan diri).

3. Library as place, yaitu perpustakaan sebagai sebuah tempat, ini diambil dari konsep tangibles dalam ServQual, yaitu kemampuan menampilkan sesuatu secara nyata berupa fasilitas fisik (physical fasilities), dan bagaimana perpustakaan dalam memanfaatkan ruang (utilitarian space), sebagai simbol dan tempat perlindungan (Refuge).

Selain itu, menurut Kyrillidou yang dikutip Rahayuningsih (2015, 34),

terdapat tiga dimensi dalam LibQual+™ yang dijadikan variabel pengukuran,

yaitu:

1. Affect of Service measures the interpersonal dimension of library service and includes spects of empathy, responsiveness, assurance and reliability (kinerja petugas dalam pelayanan dengan mengukur dimensi interpersonal layanan perpustakaan yang mencakup aspek empati, daya tanggap, jaminan dan keandalan)

2. Information Control measures service quality both from the perspective of content and access to information resources measuring the scope of the content offered by a library, convenience, ease of navigation, timeliness, equipmet availability, and self-reliance;and, ( Pengendalian informasi dengan mengukur kualitas layanan baik dari perspektif konten dan akses ke sumber daya informasi yang mengukur lingkup konten yang ditawarkan oleh perpustakaan, kenyamanan, kemudahan navigasi, ketepatan waktu, ketersediaan peralatan, dan kemandirian)

3. Library as Place measures how the physical environment is perceived both in pragmatic, utilitarian, and symbolic terms encompassing aspects of the library as a refuge (perpustakaan sebagai suatu tempat dengan mengukur lingkungan fisik yang dianggap baik dalam pragmatis, utilitarian, dan simbolik meliputi aspek perpustakaan sebagai tempat berlindung).

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa metode LibQual+™

dapat digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan perpustakaan. Metode

LibQual+™ mempunyai dimensi pengukuran khusus mengenai kualitas

perpustakaan. Dalam metode LibQual+™ ada tiga dimensi kualitas pelayanan

yaitu Affect of Service (kinerja petugas dalam pelayanan), Information Control

(37)

24 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan dan Metode yang digunakan

Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan maka penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif.

Menurut Sugiyono (2013, 11), penelitian deskriptif adalah “penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan variabel satu dengan variabel

lain.” Penelitian deskriptif kuantitatif dituntut menggunakan angka mulai dari

pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dan hasilnya.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu yang

berlokasi di Jalan Hamka No.58 Parak Juar Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar,

Provinsi Sumatera Barat.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek/subyek yang diperlukan dalam

penelitian. Menurut Sugiyono (2013, 90) “populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.” Dalam penelitian ini sebagai populasinya adalah masyarakat

pengguna yang berkunjung ke perpustakaan.Jumlah populasi dalam penelitian ini

diambil dari jumlah masyarakat pengguna tahun 2014 yaitu 253 orang yang terdiri

(38)

25 Tabel 3.1: Jumlah Anggota di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu

No Kategori Masyarakat Pengguna Populasi

1. Pelajar 76

2. Mahasiswa 92

3. Pegawai 63

4. Umum 22

Jumlah 253

Sumber: Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Sumatera Barat (2014)

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan sumber data dalam

penelitian. Sampel diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.

Menurut Slovin yang dikutip Umar (2008, 78), untuk mengetahui banyaknya

sampel yang akan diteliti maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

n = N

1+Ne2

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = taraf kesalahan (sebesar 10%)

Sesuai dengan rumus di atas, maka sampel penelitian ini adalah:

n = 253

1+253(0,1)2

(39)

26 n =

253

3,53

n = 71,67 dibulatkan menjadi 72

maka jumlah sampel adalah 72 orang

Berdasarkan rumus Slovin dapat diketahui jumlah sampel penelitian yaitu

sebanyak 72 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini diambil

secara Proportionate Stratified Random Sampling (pengambilan sampel berstrata

secara proposional). Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota

yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Penentuan ukuran sampel

berdasarkan strata adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2: Penentuan Ukuran Sampel Berdasarkan Strata

No Masyarakat Pengguna Sub Populasi Sampel

1 Pelajar 76

253 � 72 = 21,62 22

2 Mahasiswa 92

253 � 72 = 26,18 26

3. Pegawai 63

253 � 72 = 17,92 18

4. Umum 22

253 � 72 = 6,26 6

Jumlah 72

3.4 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini yang diukur yaitu mengenai kualitas pelayanan di

PUGB. Kualitas pelayanan adalah ukuran pelayanan yang dinilai oleh masyarakat

pengguna PUGB yang dianalisis berdasarkan metode LibQual+™ yang terdiri

(40)

27 1. Affect of service (kinerja petugas dalam pelayanan), yaitu kemampuan, sikap

dan mentalitas petugas perpustakaan dalam melayani pengguna, yang

meliputi:

a. Assurance, yaitu pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keramahan

pustakawan.

b. Empathy, yaitu kepedulian dan rasa perhatian

c. Responsiveness, yaitu sikap tanggap pustakawan

d. Reliability, yaitu keandalan memberikan pelayanan

2. Information control (kontrol informasi) yaitu menyangkut tentang

ketersediaan koleksi yang memadai, kekuatan koleksi yang dimiliki,

kemudahan akses untuk menemukan koleksi, ketiadaan hambatan dalam

mengakses informasi pada saat dibutuhkan.

3. Library as place (perpustakaan sebagai sebuah tempat), yaitu kemampuan

menampilkan sesuatu secara nyata berupa fasilitas fisik perpustakaan dan

pemanfaatan ruangan

3.5Data dan sumber data

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui penyebaran

kuesioner.

2. Data Sekunder adalah data yang mendukung data primer yang bersumber dari

jurnal, buku, dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang

(41)

28 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui:

1. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar

pertanyaan untuk diisi oleh responden penelitian.

2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui berbagai literatur dan

dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3.7Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah dengan

menggunakan statistik deskriptif. Analisis data yang dilakukan yaitu data yang

telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dengan menyusun data tersebut ke

dalam bentuk tabel dan mencarai persentase jawaban responden. Menurut Hadi

(2001, 421), untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden

dapat digunakan rumus persentase sebagai berikut:

P = f

n x 100 % Keterangan:

P= Persentase

f= Jumlah jawaban responden

n= Sampel

Setelah persentase jawaban responden diperoleh maka data dapat

diinterpretasikan. Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapatkan dari

tabulasi data, peneliti menggunakan metode penafsiran yang dikemukan oleh

Arikunto (2000, 57) sebagai acuan interpretasi. Interpretasi yang dikemukakan

(42)

29 0,00% = tidak ada

0,01% - 24,99% = sebagian kecil

25,00% -49,99% = hampir setengahnya

50,00% = setengahnya

51% -74,99% = sebagian besar

75% -99,99% = pada umumnya

(43)

30 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan dikemukakan hasil penelitian sekaligus

pembahasan tentang temuan selama melakukan penelitian. Hasil penelitian yang

akan dikemukakan menyangkut deskripsi kunjungan responden dan penilaian dari

hasil pengukuran kualitas pelayanan di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu

(PUGB) Sumatera Barat. Hasil penelitian didapatkan melalui penyebaran

kuesioner kepada 72 orang masyarakat pengguna yang berkunjung ke PUGB yang

terdiri dari pelajar, mahasiswa, pegawai, dan umum. Penelitian ini dilakukan

untuk menganalisis kualitas pelayanan PUGB yang diukur dengan menggunakan

metode LibQual+TM terdiri dari tiga dimensi pengukuran yaitu:

1. Affect of Service (kinerja petugas dalam pelayanan), yaitu kemampuan,

sikap dan mentalitas pustakawan dalam melayani pengguna

perpustakaan. Pembahasan dimensi affect of service ini dapat dilihat

pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.8.

2. Information Control (kontrol informasi), yaitu mencakup tentang

kemampuan perpustakaan memberikan informasi kepada pengguna

perpustakaan. Pembahasan dimensi Information Control ini dapat

dilihat pada Tabel 4.9 sampai dengan Tabel 4.15.

3. Library as Place (perpustakaan sebagai sebuah tempat), yaitu

perpustakaan sebagai sebuah tempat (fasilitas). Pembahasan dimensi

Library as Place ini dapat dilihat pada Tabel 4.16 sampai dengan

(44)

31 4.1 Deskripsi Kunjungan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pengguna perpustakaan yang

berkunjung ke PUGB. Deskripsi kunjungan responden dalam penelitian ini

dikelompokkan berdasarkan frekuensi kunjungan dan durasi waktu kunjungan

responden.

4.1.1 Berdasarkan Frekuensi Kunjungan

Pada penelitian ini pengelompokan frekuensi kunjungan responden dapat

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu setiap hari/sering, seminggu

sekali/kadang-kadang, sebulan sekali/jarang. Frekuensi kunjungan responden dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1: Frekuensi Kunjungan

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui mengenai frekuensi kunjungan

pengguna ke perpustakaan yaitu sebanyak 4 responden (5,56 %) berkunjung ke

perpustakaan setiap hari atau harian, kemudian 44 responden (61,11 %)

(45)

32 berkunjung ke perpustakaan seminggu sekali atau mingguan, dan 24 responden

(33,33 %) berkunjung ke perpustakaan sebulan sekali atau bulanan.

Dari persentase jawaban yang diperoleh maka dapat diinterpretasikan

bahwa sebagian besar (61,11 %) pengguna datang ke perpustakaan seminggu

sekali atau kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa dalam hal memenuhi

kebutuhan informasi pengguna di perpustakaan masih rendah. Untuk itu pihak

perpustakaan perlu lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan memberikan

langkah-langkah yang lebih dalam hal peningkatan kunjungan pengguna ke

perpustakaan.

4.1.2 Berdasarkan Durasi Waktu Kunjungan

Pada penelitian ini pengelompokan durasi waktu kunjungan responden

dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu < 30 menit, =30 menit, dan >30 menit.

Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data, frekuensi durasi waktu

kunjungan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2: Durasi Waktu Kunjungan

(46)

33 Berdasarkan Gambar 4.2 dapat diketahui durasi waktu kunjungan

pengguna ke perpustakaan yaitu sebanyak 14 responden (19,44 %) berkunjung ke

perpustakaan dalam durasi waktu <30 menit, kemudian 17 responden (23,61 %)

berkunjung ke perpustakaan dalam durasi waktu =30 menit, dan 41 responden

(56,94 %) berkunjung ke perpustakaan dalam durasi waktu >30 menit.

Dari persentase jawaban yang diperoleh maka dapat diinterpretasikan

bahwa sebagian besar (56,94 %) pengguna berkunjung ke perpustakaan dalam

durasi waktu >30 menit. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna memanfaatkan

perpustakaan sebagai sarana dalam mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan

ilmu pengetahuan di perpustakaan. Dengan demikian pengguna menjadikan

perpustakaan sebagai wahana untuk menambah ilmu pengetahuan sehingga

pengguna senantiasa belajar dan berkunjung ke perpustakaan dalam waktu yang

lama untuk memenuhi kebutuhan informasinya.

4.2 Penilaian Hasil Pengukuran Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Metode LibQual+™di PUGB

Penilaian kualitas pelayanan di PUGB dapat diukur dengan menggunakan

metode LibQual+™ yang meliputi: Affect of Service (kinerja petugas dalam

pelayanan), Information Control (kontrol informasi), dan Library as Place

(perpustakaan sebagai sebuah tempat).

4.2.1 Pengetahuan dan wawasan Pustakawan

Untuk mengetahui pengetahuan dan wawasan pustakawan dalam

memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan dapat dilihat pada Tabel

(47)

34 Tabel 4.1: Pengetahuan dan Wawasan Pustakawan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

1. Menurut Saudara, apakah pustakawan memiliki pengetahuan dan wawasan yang baik dalam

memberikan pelayanan?

a. Sangat memiliki 22 30,56 %

b. Memiliki 42 58, 33 %

c. Kurang memiliki 7 9,72 %

d. Tidak memiliki 1 1,39 %

Jumlah 72 100,00 %

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jawaban responden

mengenai pengetahuan dan wawasan pustakawan dalam melayani pengguna yaitu

sebanyak 22 responden (30,56 %) menyatakan bahwa pustakawan sangat

memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang pelayanan perpustakaan,

kemudian 42 responden (58,33 %) mengemukakan bahwa pustakawan memiliki

pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai pelayanan perpustakaan,

selanjutnya 7 responden (9,72 %) menyatakan bahwa pustakawan kurang

memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai pelayanan perpustakaan, dan 1

responden (1,39 %) mengemukakan bahwa pustakawan tidak memiliki

pengetahuan dan wawasan mengenai pelayanan perpustakaan.

Dari persentase jawaban yang diperoleh maka dapat diinterpretasikan

bahwa sebagian besar (58,33 %) pustakawan memiliki pengetahuan dan wawasan

yang luas tentang pelayanan perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa

pustakawan mempunyai kemampuan dalam bidang pelayanan perpustakaan.

(48)

35 pengguna di perpustakaan sehingga pengguna dapat dilayani sesuai dengan

harapannya.

4.2.2 Keramahan Pustakawan

Untuk mengetahui keramahan pustakawan dalam memberikan pelayanan

kepada pengguna perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2: Keramahan Pustakawan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

2. Bagaimana pendapat Saudara tentang keramahan pustakawan dalam

memberikan pelayanan?

a. Sangat ramah 31 43,06 %

b. Ramah 38 52,78 %

c. Kurang ramah 3 4,17%

d. Tidak ramah 0 0,00%

Jumlah 72 100,00 %

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jawaban responden

mengenai keramahan pustakawan dalam melayani pengguna yaitu sebanyak 31

responden (43,06 %) menyatakan bahwa pustakawan sangat ramah dalam

memberikan pelayanan kepada pengguna, kemudian 38 responden (52,78 %)

mengemukakan bahwa pustakawan ramah dalam memberikan pelayanan kepada

pengguna, selanjutnya 3 responden (4,17 %) menyatakan bahwa pustakawan

kurang ramah dalam melayani pengguna, dan tidak ada responden (0,00 %) yang

mengemukakan bahwa pustakawan tidak ramah dalam memberikan pelayann

(49)

36 Dari persentase jawaban yang diperoleh maka dapat diinterpretasikan

bahwa sebagian besar (52,78 %) pustakawan ramah dalam memberikan pelayanan

kepada pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa pustakawan sudah bersikap ramah

dalam berinteraksi langsung dengan pengguna. Dengan adanya keramahan dari

pustakawan tersebut maka akan menarik minat pengguna perpustakaan untuk

sering datang ke perpustakaan dan menggunakan pelayanan yang diberikan

perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

4.2.3Pustakawan Memahami Kebutuhan Informasi Pengguna

Untuk mengetahui sikap pustakawan dalam memahami kebutuhan

informasi pengguna perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3: Pustakawan Memahami Kebutuhan Informasi Pengguna

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

3. Menurut Saudara, apakah pustakawan memahami kebutuhan informasi Saudara di perpustakaan?

a. Sangat Memahami 12 16,67 %

b. Memahami 38 52,78 %

c. Kurang memahami 21 29,17 %

d. Tidak memahami 1 1,39 %

Jumlah 72 100,00 %

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jawaban responden

mengenai sikap pustakawan dalam memahami kebutuhan informasi penggun yaitu

sebanyak 12 responden (16,67 %) menyatakan bahwa pustakawan sangat

memahami kebutuhan informasi pengguna, kemudian 38 responden (52,78 %)

(50)

37 selanjutnya 21 responden (29,17 %) menyatakan bahwa pustakawan kurang

memahami kebutuhan informasi pengguna, dan 1 responden (1,39 %)

mengemukakan bahwa pustakawan tidak memahami kebutuhan informasi

pengguna.

Dari persentase jawaban yang diperoleh maka dapat diinterpretasikan

bahwa sebagian besar (52,78 %) pustakawan memahami kebutuhan informasi

pengguna di perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa pustakawan mempunyai

perhatian lebih dalam memahami pengguna yang membutuhkan informasi di

perpustakaan. Dengan dipahaminya kebutuhan informasi pengguna tersebut maka

pustakawan akan dapat membantu pengguna dalam menelusuri informasi yang

sesuai dengan kebutuhan pengguna.

4.2.4 Kepedulian Pustakawan

Untuk mengetahui kepedulian pustakawan dalam memberikan pelayanan

kepada pengguna perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4: Kepedulian Pustakawan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Jawaban Responden

f %

4. Menurut Saudara, apakah pustakawan peduli kepada pengguna yang

membutuhkan pelayanan?

a. Sangat peduli 17 23,61 %

b. Peduli 47 65,28 %

c. Kurang peduli 8 11,11 %

d. Tidak peduli 0 0,00 %

Gambar

Tabel 3.1: Jumlah Anggota di Perpustakaan Umum Gunung Bungsu
Tabel 3.2: Penentuan Ukuran Sampel Berdasarkan Strata
Gambar 4.1: Frekuensi Kunjungan
Gambar 4.2: Durasi Waktu Kunjungan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan sebagai bahan masukan kepada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sebagai objek penelitian adalah untuk meningkatkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Sumatera

Sumatera Barat memiliki banyak gunung api, salah satunya adalah gunung Talang.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik air panas pada beberapa

Hasil penelitian berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menunjukkan bahwa pelayanan sirkulasi di Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumatera Utara, dengan

Penelitian oleh Franciska Rahayuningsih dengan judul “Analisis Kepuasan Pemustaka Terhadap Kualitas Jasa Layanan Menggunakan Metode Libqual” Penelitian ini bertujuan untuk

a) Kualitas pelayanan pada objek wisata ngalau indah Kota Payakumbuh Diketahui kualitas Provinsi Sumatera Barat cukup baik, sehingga pihak pengelola bersama karyawan sedikit demi

Pd, selaku Ketua Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan waktu

Dimensi kualitas layanan perpustakaan tersebut adalah: (1) Sikap Petugas dalam Melayani (Affect of Service) yang dijabarkan dalam 8 indikator, yaitu: berpenampilan