• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Terhadap Minat Baca Mahasiswa (Studi Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Terhadap Minat Baca Mahasiswa (Studi Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP

MINAT BACA MAHASISWA

(Studi Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara

 

Disusun Oleh :

LENNI MARLINA SIMANJUNTAK

NIP: 120921019

 

 

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

(Studi Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)

Nama : Leni Marlina. S

Nim : 120921019

Departemen : Ilmu Administras Neagara

Fakultas : llmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca mahasiswa, dimana semakin tinggi kualitas yang diberikan maka minat baca juga semakin tinggi. Apabila kepuasan diterima oleh pengunjung perpustakaan, maka pengunjung akan semakin betah dan frekuensi untuk mengunjungi perpustakaan pun semakin tinggi. Pelayanan yang berkualitas tentunya akan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung sesuai dengan harapan mereka. Berdasarkan pra penelitian yang dilakuakn oleh penulis masih ada keluhan pengunjung atas sistem pelayanan Perpustakaan USU. Keluhan tersebut seperti minimnya komputer yang fungsional, pelayanan yang kurang cepat dalam menanggapi keluhan dan pertanyaan-pertanyaan pengunjung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dektriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dimana teknik

pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan linear sederhana

untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat baca mahasiswa.

(3)

memberikan pengaharapan, berkat dan penyertaaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul PENGARUH KUALITAS

PELAYANAN PUBLIK TERHADAP MINAT BACA MAHASISWA PADA

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebagai salah satu

persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana sosial jurusan Administrasi Negara.

Penyelesaian tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik dari dukungan

dan doa berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen

Administrasi Negara Fisip USU

3. Ibu Drs. Elita Dewi, M.Sp selaku Sekretaris Departemen Administrasi Negara

FISIP USU.

4. Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang telah sangat

banyak berkorban waktu, pikiran, dan tenaga untuk membingbing penulis

agar skripsi ini terselesaikan dengan baik. Semoga Bapak diberikan umur

(4)

kepada penulis selama menjadi Mahasiswa Administrasi Negara

6. Kak Mega dan kak Dian yang selalu membantu penyelesaian administrasi

sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

7. Mama dan Papa tercinta A.Simanjuntak dan N.Nainggolan, terima kasih atas

cinta dan kasih sayang yang telah dilimpahkan kepada penulis. Terima kasih

untuk doa dan dukungan yang tak pernah henti diberikan kepada penulis

selama ini. Tak ada kata yang dapat mengukur besarnya kasih mama dan papa

dihidup penulis. Tuhan memberkati mama dan papa.

8. Abangku Sahat Manogi Simanjuntak, Amd yang kukasihi, terima kasih atas

dukungannya selama ini. Buat kakakku Melva Simanjuntak, ST yang

kusayangi terima kasih untuk dukungan, masukan, waktu, dan pengertiannya

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan

buat adikku Mazmur Simanjuntak, terima kasih untuk dukungan dan kasih

sayangnya. Tuhan memberkati kalian

9. Sahabat-sahabat tercinta Cutie Kepompong (kak Helen, kak Fatimah,

Nying-nying) yang tersayang. Terima kasih atas perhatian, kasih sayang, semangat,

motivasi dan segalanya yang telah penulis terima selama awal perkuliahan

sampai penyelesaian Tugas Akhir ini. Semoga persahabatan kita tidak terhenti

sampai disini. Dan semoga penulis juga menemukan sahabat-sahabat seperti

(5)

Sitohang, terima kasih untuk mengizinkan penulis datang ke kost dan

mengajari penulis dengan penuh kesabaran. Serta teman seperguruan

mahasiswa bimbingan pak Kariono, semoga kita tetap solid.

11. Dan untuk semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu. Terima kasih

untuk doa, semangat, dukungan, bantuan baik saran, kritik yang kalian

berikan untuk penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan

baik. Tuhan memberkati kita semua.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni2014

Penulis

(6)

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………. 1

1.2.Rumusan Masalah……… 10

1.3.Tujuan Penelitian………. 10

1.4.Manfaat Penelitian………... 11

BAB II KERANGKA TEORI

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca………. 24

2.3. Kerangka Hubungan Variabel Bebas dan Terikat……… 30

2.4. Hipotesis………... 31

2.5. Defenisi Konsep ……….. 31

2.6. Defenisi operasional………. 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ………. 34

3.2. Lokasi Penelitian ………. 34

3.3. Populasi dan Sampel………. 35

3.3.1. Populasi……….. 35

(7)

3.5. Teknik Penentuan Skor………. 37

3.6. Teknik Analisa Data ……….... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………. 41

4.1.1. Sejarah Umum Perpustakaan……….. 41

4.1.2. Visi dan Misi perpustakaan ……… 44

4.1.3. Tujuan Perpustakaan……….. 46

4.1.4. Jaringan Usaha dan Kegiatan………. 48

4.1.5. Struktur Organisasi………. 48

4.1.6. Pengunjung dan Peminjam………. 50

4.2. Penyajian Data……… 54

4.2.1. Identitas Responden………. 54

4.2.2. Distribusi Jawaban Resonden variabel Kualitas Pelayanan Perpustakaan USU………. 56

4.2.3. Distribusi Jawaban Responden Variabel Minat Baca……….… 67

4.3. Analisis Data……….…… 73

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan……….…….. 79

5.2. Saran……….……… 80

 

(8)

(Studi Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)

Nama : Leni Marlina. S

Nim : 120921019

Departemen : Ilmu Administras Neagara

Fakultas : llmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca mahasiswa, dimana semakin tinggi kualitas yang diberikan maka minat baca juga semakin tinggi. Apabila kepuasan diterima oleh pengunjung perpustakaan, maka pengunjung akan semakin betah dan frekuensi untuk mengunjungi perpustakaan pun semakin tinggi. Pelayanan yang berkualitas tentunya akan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung sesuai dengan harapan mereka. Berdasarkan pra penelitian yang dilakuakn oleh penulis masih ada keluhan pengunjung atas sistem pelayanan Perpustakaan USU. Keluhan tersebut seperti minimnya komputer yang fungsional, pelayanan yang kurang cepat dalam menanggapi keluhan dan pertanyaan-pertanyaan pengunjung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dektriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dimana teknik

pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan linear sederhana

untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat baca mahasiswa.

(9)

1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan

akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan

pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.

Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah

kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka tentunya

peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu

bangsa.

Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam

mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dari uraian-uraian tersebut

menunjukkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk

mencapai negara yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar

(10)

Membaca adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali

dan dicari melalui kegiatan membaca.

Ada kalanya taraf kemajuan suatu bangsa dilihat dari sejauh mana membaca

menjadi kebiasaan masyarakatnya. Semakin tinggi minat baca masyarakat pada

umumnya akan berpengaruh pada semakin maju pola pikir masyarakat tersebut.

Membaca merupakan bagian dari aktivitas belajar yang memperluas pengetahuan

pembaca. Bagi seorang pelajar, kegiatan membaca sudah menjadi keharusan

mengingat banyak perkembangan pengetahuan yang tidak disampaikan oleh dosen

kepada mahasiswa maupun guru kepada murid dalam proses belajar mengajar dikelas

sehingga perlu pengetahuan untuk memperdalam materi tersebut diluar jam pelajaran,

yaitu dengan banyak membaca. Namun semua itu perlu didukung dengan adanya

minat baca dari diri sendiri. Minat baca ini tumbuh dari kesadaran mahasiswa itu

sendiri terhadap kebutuhan akan pentingnya informasi untuk memperluas

pengetahuan. Pembinaan minat baca merupakan hal yang sangat penting dalam upaya

meningkatkan prestasi mahasiswa. Terlebih adanya system belajar mandiri,

menjadikan minat baca sebagai salah satu bentuk kemandirian siswa dalam belajar

(Suryaningsih,2003)

Kebiasaan membaca perlu dimulai dari usia dini sejak di rumah, di sekolah

dasar, sekolah menengah pertama dan atas hingga perguruan tinggi. Tanpa kebiasaan

membaca, maka akan sangat sulit untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

(11)

Iptek bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Minat baca, buku dan

Perpustakaan adalah tiga elemen pokok dalam suatu sistem pendidikan yang actual.

Presentase minat baca yang ideal adalah 80% dari total penduduk.Saat ini,

minat baca anak Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Berdasarkan studi lima

tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study

(PIRLS) pada tahun 2006, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya

menempatkan Indonesia pada peringkat 45 dari 50 negara yang dijadikan sampel

penelitian. Tabel berikut menunjukkan peringkat prestasi membaca pelajar antar

Negara peserta. (Rata-rata skor internasional=500 dan standar deviasi=100) 

Tabel I.1 Skor Prestasi Literasi Membaca

No Negara Skor No Negara Skor

1 Rusia 565 24 Selandia Baru 532

2 Hongkong 564 25 Slowakia 531

3 Kanada, Alberta 560 26 Skotlandia 527

4 Singapura 558 27 Perancis 522

5 Kanada, britis kolombia 558 28 Slovenia 522

6 Luksemburg 557 29 Polandia 519

7 Kanada, Ontario 555 30 Spanyol 513

8 Italia 551 31 Israel 512

9 Hungaria 551 32 Islandia 511

10 Swedia 549 33 Moldova 500

(12)

Sumber : Progressin International Reading Literacy Study (PIRLS)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata skor prestasi literasi membaca

siswa kelas IV Indonesia (405) berada dibawah rata-rata internasional (500).

Indonesia berada pada posisi 41 dari 45 negara peserta. Posisi Indonesia ini lebih baik

jika dibandingkan dengan Qatar, Kuwait, Maroko dan Afrika selatan namun tidak

lebih baik dari 40 negara yang berada diatas.

Hasil penelitian Tim Program of International Student Assesment (PIS) milik

Badan Penelitian dan Pengembangan kementrian pendidikan nasional menunjukkan

kegemaran membaca anak usia 15 tahun sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6 %

12 Belanda 547 35 Norwegia 498

13 Belgia (flemish) 547 36 Rumania 489

14 Bulgaria 547 37 Georgia 471

15 Denmark 546 38 Masedonia 442

16 Kanada, Nova Skotia 542 39 Trinidad dan Tobago 436

17 Latvia 538 40 Iran 421

18 Amerika Serikat 541 41 Indonesia 405

19 Inggris 540 42 Qatar 353

20 Austria 539 43 Kuwait 330

21 Uthunia 538 44 Maroko 323

22 Taiwan 537 45 Afrika Selatan 302

(13)
(14)

Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku,

dan Indonesia 0 buku.

Melihat rendahnya minat baca pelajar di Indonesia yang didorong oleh

rendahnya infrastruktur, sudah sewajibnya pemerintah mengkaji sebab dan akibat hal

ini. Infrastruktur yang baik tentunya akan membantu mendorong minat baca

seseorang. Perpustakaan merupakan infrastruktur yang wajib diperhatikan jika ingin

memacu minat baca, terutama dikalangan mahasiswa. Perpustakaan merupakan

tempat untuk memperoleh berbagai informasi yang diinginkan secara otodidak. Pada

dasarnya semua Perpustakaan merupakan suatu instansi yang memiliki proses kerja

sama, yaitu memberikan pelayanan informasi kepada pengguna.

Namun demikian dalam perkembangannya setiap jenis Perpustakaan memiliki

definisi dan kriteria tertentu yang membedakannya dengan Perpustakaan lain. Secara

harfiah, Perpustakaan sendiri masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat

menyimpan buku – buku atau bahan pustaka. Perpustakaan juga dapat diartikan

sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan

lainnya yang biasanya disimpan menurut tata sUSUnan tertentu yang digunakan

pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).

Perpustakaan umum merupakan unit/satuan kerja, badan atau lembaga

membidangi pengembangan pengetahuan masyarakat yang berada dalam jangkauannya.

Bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustaka untuk

(15)

(1987: 1) bahwa Perpustakaan perguruan tinggi adalah unit kerja yang merupakan

bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi

dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang

bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya.

Pada umumnya setiap perguruan tinggi memiliki Perpustakaan sebagai sarana

belajar termasuk diantaranya Universitas Sumatera Utara atau yang biasa disingkat

USU. Perpustakaan yang telah didirikan sejak tahun 1970 ini, mampu menampung

750 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Untuk memperluas daya tampung

koleksi dan pengguna Perpustakaan yang terus mengalami peningkatan yang sangat

signifikan, sejak tahun 2007 telah dimulai pembangunan Gedung Perpustakaan Unit

II seluas 6.323 M2 dari dana bantuan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan

anggaran tahun jamak (multi years), namun dari tahun 2009 s.d 2012 lanjutan

pembangunan tidak mendapat pendanaan. Dibandingkan dengan dua dekade

sebelumnya Perpustakaan mengalami perkembangan pesat khUSUsnya sejak dua

puluh tahun terakhir.

Seiring dengan perbaikan terus-menerus terhadap bangunan Perpustakaan

USU namun ada yang terlewatkan yakni kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan

dapat dinilai dengan salah satu cara yakni melihat tingkat pengunjung. Berikut ini

digambarkan perkembangan jumlah pengunjung sepanjang tahun 2011 yang tersaji

(16)
(17)

Tabel 1.2. Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan

No  Jenis Koleksi 

Jumlah

Judul  Eksemplar  Kepingan CD,  Disket, Kaset 

(1)  (2)  (3) (4) (5) 

1.   Buku  128.300 466.112 ‐

2.   Jurnal (Tercetak)  3.577 4.137 ‐

3.   Jurnal (Mikrofis)  515 61.440 ‐

4.   Jurnal Elektronik  

(CD‐ROM & Online) 

20.448   20.448 ‐

5.   Kaset audio/video  206 ‐ 206

6.   Disket Komputer  316 ‐ 316

7.   CD‐ROM, database  31 ‐ 31

8.   CD‐ROM, multimedia  177 ‐ 177

9.   CD‐ROM, fulltext  1.469 1.469 ‐

10.   Deposit USU  39.304 39.304 ‐

11.   Deposit ADB  4.937 5.264 ‐

12.   Deposit WB  1.331 1.461 ‐

13. American Corner 3.475 4.996 -

Jumlah 204.086 641.871 730

(18)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah koleksi Perpustakaan USU sangat

minim jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa USU keseluruhan. Hal ini sangat

disayangkan mengingat USU telah melakukan banyak pembenahan dari tahun ke

tahun. Kualitas layanan bisa menjadi salah satu faktor rendahnya atau tidak stabilnya

minat baca dikalangan mahasiswa. Meskipun demikian, tidak serta merta dapat

langsung menarik kesimpulan terhadap hal ini sehingga perlu dilakukan analisis lebih

dalam lagi terkait hal ini.

Oleh karena itu, Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk

melaksanakan penelitian dengan judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

Minat Baca Mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi focus pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Kualitas Pelayanan Perpustakaan USU

2. Bagaimana Minat Baca Mahasiswa di Perpustakaan USU

3. Seberapa besar Pengaruh Kualitas Layanan Perpustakaan USU terhadap Minat

Baca Mahasiswa?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan Perpustakaan USU

(19)

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Minat Baca Mahasiswa terhadap

kulaitas layanan Perpustakaan USU.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya

ilmiah dalam menganalisa permasalahan di lapangan

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi bagi

peneliti lain yang mengkaji masalah kualitas pelayanan dan minat baca

3. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

sumbangsih pemikiran, pertimbangan dan masukan yang berguna bagi

kemajuan instansi itu sendiri.

4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

memperkarya ragam penelitian yang telah dibuat oleh para mahasiswa bagi

Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara serta dapat menjadi bahan refrensi bagi

(20)

2.1. Kualitas Pelayanan Publik

2.1.1. Defenisi Kualitas

Pengertian atau makna atas konsep kualitas telah diberikan oleh banyak pakar

dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan

definisi-definisi yang berbeda pula.Goesth dan Davis yang dikutip Tjiptono, mengemukakan

bahwa kualitas diartikan “sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang berhubungan

dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan.”(Tjiptono, 2004:51). Kemudian Triguno juga mengungkapkan hal yang

senada tentang kualitas, yang dimaksud dengan kualitas adalah “Suatu standar yang

harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai

kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk

yang berupa barang dan jasa.” (Triguno, 1997:76). Pengertian kualitas tersebut

menunjukan bahwa kualitas itu berkaitan erat dengan pencapaian standar yang

diharapkan.

Dari pengertian tersebut tampak bahwa, disamping kualitas itu menunjuk pada

pengertian pemenuhan standar atau persyaratan tertentu, kualitas juga mempunyai

pengertian sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan secara

terus menerus dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan sehingga dapat memuaskan

(21)

2.1.2. Defenisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)

keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu

sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sebagaimana telah

dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan

kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk

melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota

masyaraakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan

bersama (Rasyid, 1998). Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung

jawab untuk memberikan layanan baik dan profesional.

Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik merupakan salah satu

perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai

abdi negara. Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik dimaksudkan

untuk mensejahterakan masyarakat (warga negara) dari suatu negara kesejahteraan

(welfare state). Pelayanan umum oleh Lembaga Administrasi Negara (1998) diartikan

sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi

Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah

dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka upaya kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam kondisi masyarakat seperti digambarkan di atas, birokrasi publik harus

dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana,

transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta sekaligus dapat

(22)

masyarakat untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri (Effendi dalam

Widodo, 2001). Arah pembangunan kualitas manusia tadi adalah memberdayakan

kapasitas manusia dalam arti menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap

anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya untuk mengatur

dan menentukan masa depannya sendiri. Pelayanan publik yang profesional, artinya

pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari

pemberi layanan (aparatur pemerintah). Dengan ciri sebagai berikut :

1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan

sasaran;

2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan

secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.

3. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan arti adanya kejelasan dan

kepastian mengenai :

a. Prosedur/tata cara pelayanan.

b. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan

administratif.

c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan.

d. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya.

e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.

4. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan, satuan

(23)

waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib

diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh

masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

5. Efisiensi, mengandung arti :

a. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan langsung

dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan

keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang berkaitan

b. Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses

pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya

kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang

terkait.

6. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat

dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa yang

menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani.

8. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan, keinginan dan

aspirasi masyarakat yang dilayani yang senantiasa mengalami tumbuh kembang.

2.1.3. Kualitas Pelayanan Publik

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,

jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kata

kualitas sendiri mengandung banyak pengertian, beberapa contoh pengertian kualitas

menurut Fandy Tjiptono (1995) adalah :

(24)

2. Kecocokan untuk pemakaian.

3. Perbaikan berkelanjutan.

4. Bebas dari kerusakan/cacat.

5. Pemenuhan kebutuhan pelangggan sejak awal dan setiap saat.

6. Melakukan segala sesuatu secara benar

7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Pada prinsipnya pengertian-pengertian tersebut diatas dapat diterima. Yang

menjadi pertanyaan adalah ciri-ciri atau atribut-atribut apakah yang ikut menentukan

kualitas pelayanan publik tersebut. Ciri-ciri atau atribut-atribut tersebut yaitu antara

lain :

a. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses.

b. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan.

c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.

d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang

melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer.

e. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruang

tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi dan lain-lain.

f. Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber-AC,

kebersihan dan lain-lain.

Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang diberikan

oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah suatu

pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk. Zeithaml (1990)

(25)

diperhatikan dalam melihat tolok ukur kualitas pelayanan publik, yaitu sebagai

berikut :

1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi.

2. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan

pelayanan yang dijanjikan dengan tepat.

3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan yang

baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan.

5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan

konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.

6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan

masyarakat.

7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya dan

resiko.

8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan.

9. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara,

keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu

menyampaikan informasi baru kepada masyarakat.

10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui

(26)

Organisasi pelayanan publik mempunyai ciri public accuntability, dimana

setiap warga negara mempunyai hak untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang

mereka terima. Adalah sangat sulit untuk menilai kualitas suatu pelayanan tanpa

mempertimbangkan peran masyarakat sebagai penerima pelayanan dan aparat

pelaksana pelayanan itu. Evaluasi yang berasal dari pengguna pelayanan, merupakan

elemen pertama dalam analisis kualitas pelayanan publik. Elemen kedua dalam

analisis adalah kemudahan suatu pelayanan dikenali baik sebelum dalam proses atau

setelah pelayanan itu diberikan.

Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu berubah dan

berbeda. Apa yang dianggap sebagai suatu pelayanan yang berkualitas saat ini tidak

mustahil dianggap sebagai sesuatu yang tidak berkualitas pada saat yang lain.

2.1.4. Model Kualitas Pelayanan

Berdasarkan hasil sintesis terhadap berbagai riset yang telah dilakukan,

Grongoos yang dikutip dalam Tjiptono (2005:261) mengemukakan enam kriteria

kualitas pelayanan yang dipersepsikan baik, yakni sebagai berikut:

1. Professionalism and Skills. Pelanggan mendapati bahwa penyedia jasa,

karyawan, sistem operasional, dan sumber daya fisik memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah mereka secara

professional (outcomerelated criteria).

2. Attitudes and Behavior. Pelanggan merasa bahwa karyawan jasa (customer

contact personel) menaruh perhatian besar pada mereka dan berusaha

(27)

3. Accessibility and Flexibility. Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi,

jam operasi, karyawan dan sistem operasionalnya, dirancang dan dioperasikan

sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengakses jasa tersebut dengan

mudah. Selain itu, juga dirancang dengan maksud agar dapat menyesuaikan

permintaan dan keinginan pelanggan secara luwes.

4. Reliability and Trustworthiness. Pelanggan memahami bahwa apapun yang

terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa beserta

karyawan dan sistemnya dalam menentukan janji dan melakukan segala sesatu

dengan mengutamakan kepentingan pelanggan.

5. Recovery. Pelanggan menyadari bahwa bila terjadi kesalahan atau sesuatu

yang tidak diharapkan dan tidak diprediksi, maka penyedia jasa akan segera

mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari solusi yang

tepat.

6. Reputation and Credibility. Pelanggan meyakini bahwa operasi dari penyedia

jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai/imbalan yang sepadan dengan

biaya yang dikeluarkan.

Kualitas layanan pada prinsipnya adalah untuk menjaga janji pelanggan agar

pihak yang dilayani merasa puas dang diungkapkan.Kualitas memiliki hubungan

yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan, yaitu kualitas memberikan suatu

dorongan kepada pelanggan untuk menjalani ikatan hubungan yang kuat dengan

organisasi pemberi layanan.Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan

(28)

serta kebutuhan mereka.Dengan demikian, organisasi pemberi layanan dapat

meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat

menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada organisasi pemberi layanan

yang memberikan kualitas memuaskan.

2.1.5. Mengukur kualitas pelayanan

Mengukur kualitas sebuah jasa merupakan sesuatu yang cukup sulit, karena

sifat jasa itu sendiri yang abstrak. Salah satu faktor yang memengaruhi kualitas

layanan adalah kesesuaian antara layanan yang diharapkan pelanggan (expected

service) dengan persepsi terhadap layanan (perceived service) tersebut. Apabila jasa

yang diterima sesuai dengan jasa yang diharapkan maka kualitas jasa tersebut

dianggap baik, demikian sebaliknya. Dengan demikian kualitas jasa sangat tergantung

dari kemampuan penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara

konsisten. Kualitas pelayanan perlu diukur setidaknya karena tiga alasan,yaitu:

1. Hasil pengukuran dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara

sebelum dan sesudah terjadinya perubahan.

2. Pengukuran diperlukan untuk menemukan letak permasalahan yang terkait

dengan kualitas.

3. Hasil pengukuran diperlukan untuk menetapkan standar pelayanan kualitas

Metode Servqual (Service Quality) merupakan metode yang digunakan untuk

mengetahui ktriteria-kriteria kualitas yang harus ditingkatkan kualitas pelayanannya

berdasarkan gap yang terjadi antara persepsi dan harapan pelanggan. Di samping itu,

(29)

Parasuraman, dan Berry (1990) dalam metode servqual terdiri atas lima dimensi

kualitas pelayanan, yaitu:

Gambar 2.1 Perceived Service Quality

1. Tangibles (bukti fisik), berkenaan dengan fasilitas fisik, perlengkapan, dan

tampilan dari personalia serta kehadiran para pengguna.

2. Reliability (keandalan), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat serta sesuai dengan

pelayanan yang dijanjikan.

3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan dan memberikan bantuan dengan cepat dan tepat.

4. Assurance (jaminan), menggambarkan pengetahuan dan keramahan yang

harus dimiliki karyawan serta kemampuan menumbuhkan kepercayaan

(30)

5. Empathy (empati), menggambarkan perusahaan memahami masalah

bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian

personal kepada pelanggannya.

2.2. Minat baca

2.2.1. Defenisi Minat Baca

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2001:744), kata minat

memiliki arti kecenderungan hatiyang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Jadi

harus ada sesuatu yang ditimbulkan, baik dari dalam dirinya maupun dari luar untuk

menyukai sesuatu. Hal ini menjadi sebuah landasan penting untuk mencapai

keberhasilan sesuatu karena dengan adanya minat, seseorang menjadi termotivasi

tertarik untuk melakukan sesuatu.

Minat baca merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang

mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh

kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Minat baca bersifat pribadi dan

merupakan produk belajar (Sudarman, 1997 : 44).

Ada beberapa jenis minat baca bisa melalui :

a. Minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan

inisiatif pribadi, tanpa pengaruh dari pihak lain atau pihak luar.

b. Minat baca terpola yaitu kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat

sebaga hasil atau akibat Pengaruh langsung dan disengaja melakukan

serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan belajar

(31)

Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari

masyarakat (Sugono, 1995 : 5). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap

kemampuan membaca. Umumnya kemampuan membaca dimaksud, ditujukan

oleh pemahaman seseorang pada bacaan yang dibacanya dan tingkat

kecepatan yang dimiliki.

Menurut ibrahim (Bafadal, 2001) indikator pelajar yang memiliki minat baca tinggi

adalah:

- Frekuensi mengunjungi Perpustakaan

- Frekuensi mencari berbagai koleksi pustaka,

- Update terhadap perkembangan buku

- Frekuensi meminjam buku-buku Perpustakaan,

- Mencari koleksi pustaka meskipun tidak diberikan Tugas

- Memanfaatkan waktu luang untuk membaca koleksi pustaka

2.2.2. Manfaat Membaca

Membaca merupakan proses mental secara aktif, dengan membaca kita akan

dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang belum pernah diketahui. Karena

membaca memerlukan proses sehingga memacu keaktifan siswa dalam proses belajar

mengajar. Adapun manfaat membaca adalah sebagai berikut :

1. Membaca dapat meningkatkan kosakata, semakin banyak bacaan yang dibaca

maka siswa akan bertambah kosakatanya dari kata yang belum pernah

diketahui dengan membaca maka apa yang belum pernah diketahui menjadi

(32)

2. Membaca akan meningkatkan konsentrasi dan 24ocus, untuk dapat 24ocus

terhadap bacaan atau buku yang sedang dibaca untuk waktu yang cukup lama,

diperlukan konsentrasi untuk membaca karena akan melatih saraf otak agar

lebih baik dalam berkonsentrasi.

3. Membaca dapat membangun kepercayaan diri, semakin banyak membaca

maka akan semakin banyak pengetahuan yang akan di dapat.

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

1. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis dan

jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi

anak untuk belajar, khUSUsnya belajar membaca. Beberapa ahli mengemukakan

bahwa keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan

secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. Guru hendaknya cepat

menemukan tanda-tanda yang disebutkan di atas.

Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa

memperlambat kemajuan belajar membaca anak. Analisis bunyi, misalnya, mungkin

sukar bagi anak yang mempunyai masalah pada alat pendengaran. Pengajar harus

waspada terhadap beberapa kebiasaan anak, seperti anak sering menggosok-gosok

matanya, dan mengerjap-ngerjapkan matanya ketika membaca. Jika menemukan

siswa seperti di atas, pengajar harus menyarankan kepada orang tuanya untuk

membawa si anak ke dokter spesialis mata. Dengan kata lain, guru harus sensitif

(33)

(dalam Rahim, 2005:16) bahwa semakin pengajar guru mengetahuinya, makin cepat

pula masalah anak dapat diselesaikan. Sebaiknya, anak-anak diperiksa matanya

terlebih dahulu sebelum mulai membaca permulaan.

Lamb dan Arnold (dalam Rahim, 2005:17) mengatakan bahwa walaupun

tidak mempunyai gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak mengalami

kesukaran belajar membaca. Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya

kemampuan mereka dalam membedakan simbol-simbol cetakan, seperti huruf-huruf,

angka-angka, dan kata-kata, misalnya anak belum bisa membedakan b, p, dan d.

perbedan pendengaran (auditory discrimination) adalah kemampuan mendengarkan

kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan

kesiapan membaca anak.

2. Faktor Intelektual

Istilah intelegensi didefinisikan oleh Heinz (dalam Rahim, 2005:17) sebagai

suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi

yang diberikan dan Page dkk. (dalam Rahim, 2005:17) mengatakan bahwa yang

meresponsnya tepat. Penelitian Ehanskydkk. (dalam Rahim, 2005:17) menunjukkan

bahwa secara umum ada hubungan positif (tetapi rendah) antara kecerdasan yang

diindikasikan oleh intelligence quotient (IQ) dengan rata-rata peningkatan remedial

membaca. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rubin(dalam Rahim,

2005:17) bahwa banyak hasil penelitian memperlihatkan tidak semua siswa yang

mempunyai kemampuan inteligensi tinggi menjadi pembaca yang baik.

Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya memengaruhi berhasil atau

(34)

dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi kemampuan membaca permulaan

anak.

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca

siswa. Faktor lingkungan itu mencakup (a) latar belakang dan pengalaman siswa di

rumah, dan (b) sosial ekonomi keluarga siswa.

a. Latar Belakang dan Pengalaman Anak di Rumah

Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa

anak. Kondisi di rumah memengaruhi pribadi dan penyesuaian diri anak dalam

masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat membantu anak, dan dapat juga

menghalangi anak belajar anak belajar membaca. Anak yang tinggal di dalam rumah

tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan cinta kasih, yang orang tuanya

memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan mereka dengan rasa harga diri yang

tinggi, tidak akan menemukan kendala yang berarti dalam membaca.

Rubin (dalam Rahim, 2005:18) mengemukakan bahwa orang tua yang hangat,

demokratis, bisa mengarahkan anak-anak mereka pada kegiatan yang berorientasi

pendidikan, suka menantang anak untuk berpikir, dan suka mendorong anak untuk

mandiri merupakan orang tua yang memiliki sikap yang dibutuhkan anak sebagai

persiapan yang baik untuk belajar di sekolah. Di samping itu, komposisi orang

dewasa dalam lingkungan rumah juga berpengaruh pada kemampuan membaca anak.

Anak yang dibesarkan oleh kedua orang tuanya, orang tua tunggal, seorang pembantu

rumah tangga, atau orang tua angkat akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku

(35)

seorang ayah saja. Kematian salah seorang anggota keluarga umumnya menyebabkan

tekanan pada anak-anak. Perceraian juga merupakan pengalaman yang traumatis bagi

anak-anak. Guru hendaknya memahami tentang lingkungan keluarga anak dan peka

pada perubahan yang tiba-tiba terjadi pada anak.

Rumah juga berpengaruh pada sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang

tua yang gemar membaca, memiliki koleksi buku, menghargai membaca, dan senang

membacakan cerita kepada anak-anak mereka umumnya menghasilkan anak yang

senang membaca. Orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap

kegiatansekolah di mana anak-anak mereka belajar, dapat memacu sikap positif anak

terhadap belajar khUSUsnya belajar membaca. Kualitas dan luasnya pengalaman

anak di rumah juga penting bagi kemajuan belajar membaca. Membaca seharusnya

merupakan suatu kegiatan yang bermakna. Pengalaman masa lalu anak-anak

memungkinkan anak-anak untuk lebih memahami apa yang mereka baca.

b. Sosial Ekonomi

Adanya kecenderungan orang tua kelas menengah ke atas merasa bahwa

anak-anak mereka siap lebih awal dalam membaca permulaan. Namun, usaha orang

tua hendaknya tidak berhenti hanya sampai pada membaca permulaan saja. Orang tua

harus melanjutkan kegiatan membaca anak secara terus-menerus. Anak lebih

membutuhkan perhatian daripada uang. Oleh sebab itu, orang tua, dan lingkungan

tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa

penelitian memperlihatkan bahwa status social ekonomi siswa memengaruhi

kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosioekonomi siswa semakin tinggi

(36)

orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak mereka

berbicara akan mendukung perkembangan bahasa dan inteligensi anak. Begitu pula

dengan dengan kemampuan membaca anak. Menurut Crawley & Mountain (dalam

Rahim, 2005:19) mengemukakan bahwa anak-anak yang berasal dari rumah yang

memberikan banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan

bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi.

4. Faktor Psikologis

Faktor lain yang juga mempengaruhi kemajuan membaca anak adalah faktor

psikologis. Faktor ini mencakup (a) motivasi, (b) minat, dan (c) kematangan sosial,

emosi, dan penyesuaian diri.

a. Motivasi

Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Eanes (dalam Rahim,

2005:19) mengemukakan bahwa kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah

untuk mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemonstrasikan kepada siswa

praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman anak sehingga anak

memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan.

Tindakan membaca bersumber dari kognitif. Ahli psikolog pendidikan seperti

Bloom dan Piaget menjelaskan bahwa pemahaman, interpretasi, dan asimilasi

merupakan dimensi hierarkis kognitif. Namun, semua aspek kognisi tersebut

bersumber dari aspek afektif seperti minat, rasa percaya diri, pengontrolan perasaan

negatif, serta penundaan dan kemauan untuk mengambil risiko. Crawley dan

Mountain (dalam Rahim, 2005:20) mengemukakan bahwa motivasi ialah sesuatu

(37)

seseorang belajar atau melakukan suatu kegiatan. Motivasi belajar

mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa. Menurut Frymier (dalam

Rahim, 2005:20), ada lima ciri siswa yang mempunyai motivasi yang

bisa diamati guru, yakni sebagai berikut:

a. Persepsinya terhadap waktu: siswa menggunakan waktu secara realitas

dan efisien; mereka sadar tentang masa sekarang, masa lalu, dan masa

yang akan datang.

b. Keterbukaannya padapengalaman: siswa termotivasi mencari dan terbuka

pada pengalaman baru.

c. Konsepsinya tentang diri sendiri: siswa mempunyai konsepsi diri yang

lebih jelas dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi dan

seolah-olah dirinya orang penting dan berharga.

d. Nilai-nilai: siswa cenderung menilai hal-hal yang abstrak dan teoretis.

e. Toleransi dan ambiguitas: siswa lebih tertarik pada hal-hal yang kurang

jelas yang belum diketahui, tetapi berharga untuk mereka.

b. Minat

Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk

membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya

dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas

kesadarannya sendiri.

5. Kematangan Sosio, Emosi dan Penyesuaian Diri

Menurut Rahim (2005:21) ada tiga aspek kematangan emosi dan sosial, yaitu

(38)

tertentu. Anak-anak yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan

ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu, atau menarik diri, atau mendongkol akan

mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca. Sebaliknya, anak-anak yang lebih

mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks

yang dibacanya. Pemusatan perhatian pada bahan bacaan memungkinkan kemajuan

kemampuan anak-anak dalam memahami bacaan akan meningkat.

2.3. Kerangka hubungan variable bebas dan trikat

Variabel X (pelayanan public)

- Tangibles (bukti fisik)

- Reliability (keandalan)

- Responsiveness (daya tanggap)

- Assurance (jaminan)

- Empathy (empati)

Variabel Y (Minat Baca Mahasiswa)

- Frekuensi mengunjungi

Perpustakaan

- Frekuensi mencari berbagai

koleksi pustaka,

- Update terhadap perkembangan

buku

- Frekuensi meminjam buku-buku

Perpustakaan,

- Mencari koleksi pustaka

meskipun tidak diberikan Tugas

- Memanfaatkan waktu luang untuk

(39)

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono.2005). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

Semakin kuat (baik) kualitas pelayanan yang diberikan pustakawan

universitas sumatera utara maka minat baca mahasiswa universitas sumatera utara

akan semakin baik.

b. Hipotesis Nol (Ho)

Semakin lemah (buruk) kualitas pelayanan yang diberikan pustakawan

universitas sumatera utara maka minat baca mahasiswa universitas sumatera utara

akan semakin buruk.

2.5. Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun dan Efendi ( 1995:32-34) dalam suharso,Marlina

Deliana (2009:31/2013:31) menyatakan konsep adalah istilah dan definisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan

kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep,

peneliti diharapkan dapat melakukan penyederhanaan dalam pemikiran dengan

menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan

(40)

Untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas dan juga untuk

menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka peneliti

menggunakan konsep-konsep antara lain :

Pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan

pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Minat baca merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang

mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh

kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya.

2.6. Defenisi Operasional

Menurut Singarimbun (1985:23) definisi operasional merupakan petunjuk

tentang bagaimana suatu variable diukur. Adapun yang menjadi definisi operasional

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas atau independent variable (X), yaitu kualitas pelayanan.

Kualitas pelayanan pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan

dan keinginan pelanggan/pengunjung serta ketetapan penyampaiannya

untuk mengimbangi harapan pelanggan. Adapun yang menjadi indikator

dalam pemberian kualitas pelayanan menurut Berry (1991:216) adalah

sebagai berikut:

a. Tangibles (bukti fisik), berkenaan dengan fasilitas fisik, perlengkapan,

(41)

b. Reliability (keandalan), menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat serta sesuai

dengan pelayanan yang dijanjikan.

c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan dan memberikan bantuan dengan cepat dan

tepat.

d. Assurance (jaminan), menggambarkan pengetahuan dan keramahan

yang harus dimiliki karyawan serta kemampuan menumbuhkan

kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan

e. Empathy (empati), menggambarkan perusahaan memahami masalah

bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian

personal kepada pelanggannya.

2. Diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Minat

baca (Y) menurut Ibrahim (Bafadal, 2001) dengan indikator sebagai

berikut :

- Frekuensi mengunjungi Perpustakaan

- Frekuensi mencari berbagai koleksi pustaka,

- Update terhadap perkembangan buku

- Frekuensi meminjam buku-buku Perpustakaan,

- Mencari koleksi pustaka meskipun tidak diberikan Tugas oleh pengajar di

suatu lembaga pendidikan.

(42)

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode

dektriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Metode deksriptif adalah metode

yang sifatnya memberikan gambaran secara sistematis, actual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Moh.

Nasir (1988: 63) metode deskriptif didefenisikan sebagai “suatu metode dalam

meneliti status kelompok manusia suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan penelitian deskriptif

menurut Moh. Nasir adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

sistematik, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki. Sedangkan pendekatan kuantitatif diterapkan dengan

menggunakan rumus statistik untuk membantu dalam menganalisa data dan fakta

yang diperoleh (Arikuntoro, 1993 :15).

3.2. Lokasi Penelitian

(43)

3.3Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara tahun 2013. Berdasarkan data yang diperoleh tahun

2013 jumlah pengunjung Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adala 916.765

pengunjung.

3.3.2. Sampel

Dalam penelitian ini, untuk menentukan besaran jumlah sampel yang

representative akan menggunakan teknik penarikan sampel yaitu dengan

menggunakan rumus Solvin

N

n =

1+Ne2

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian Karen kesalahan pengambilan sampel yang

masih dapat ditolerir (1%, 5%, 10%).

916.765

n =

(44)

916.765

=

1 + 9167,65

= 99,98

= 100 orang

Maka Penulis menggenapkan sampel sebanyak 100 mahasiswa yang

berkunjung di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dengan teknik accidental

sampling, yaitu objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai

untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel penelitian.

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan dan data yang

diperlukan,peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1.Teknik Pengumpulan Data Primer

Yaitu ,teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi

penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti .pengumpulan data primer dilakukan

dengan cara:

1. Kuesioner (Quitionary)

Yaitu,teknik pengumpula data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan

daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternative jawaban yang

(45)

2. Observasi(Observation)

Yaitu,kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat gejala-gejala

yang ditemukan dilapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu,pengumpulan data dan informasi yang diperlukan/diproleh melalui

catatan-catatan tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu,pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,karya

ilmiah,pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang

diteliti.

2. Studi Dokumentasi (Documentary)

Yaitu,teknik yang digunakan dengan menelaah catatan tertulis,dokumen arsip

yang menyangkut yang diteliti yang berhubungan dengan instansi terkait.

3.5 Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran angket dari berisikan beberapa pertanyaan,maka ditentukan skor

dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif.teknik pengukuran

(46)

menilai jawaban kuesioner (Singarimbun,Nasri 1995:107).adapun skor dari setiap

pertanyaan dari variabel X yang ditentukan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skala Likert

Pernyataan Skor

Sangat Puas (SP) 1

Puas (P) 2

Kurang Puas (KP) 3

Tidak Puas (TS) 4

Dan adapun skor dari setiap pertanyaan dari variabel Y yang ditentukan adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.2. Skala Likert

Pernyataan Skor

Sangat Jarang (SJ) 1

Jarang (J) 2

Sering (S) 3

Sangat Sering (SS) 4

Kemudian untuk uji skorsing pada data dan informasi dengan cara

memberikan skor pada data dan informasi yang dianalisis kemudian dihitung

(47)

digunkan untuk pengambilan kesimpulan yang dapat memberikan arahan terhadap

saran atau rekomendasi sebagai upaya pemecahan masalahnya.

Untuk menentukan jawaban responden termasuk ke dalam golongan jawaban yang

baik , atau tidak baik terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara

sebagai berikut :

Skor tertinggi skor terendah

Banyaknya bilangan

Maka diperoleh : (4-1)/4= 0,75 sehingga demikian interval adalah 0,75. Kategori

jawaban responden dapat diklasifikasikan dengan urutan sebagai berikut :

- Skor untuk kategori sangat baik : 3,26 – 4,00

- Skor untuk kategori baik : 2,51 – 3,25

- Skor untuk kategori tidak baik :1,76 – 2, 50

- Skor untuk kategori sangat tidak baik : 1,00 – 1,75

3.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan sebuah program atau system pengolahan data

yang dirancang dengan tujuan untuk mempermudah membacadan memaparkan data

hasil penelitian.Teknik analisa data yang digunakan untuk penelitian kuantitatif sudah

jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dalam proposal.Menurut

Sugiyono (2012:426) karena data yang digunakan adalah kuantitatif, maka teknik

analisa data yang digunakan adalah metode statistik yang sudah tersedia.Adapun

metode statistik yang digunakan adalah dengan menggunakan alat bantu software

(48)

berfungsi agar data yang diolah dari hasil penelitian dengan jumlah angka yang

sangat besar dan sulit dipaparkan menjadi suatu data yang mudah dipahami oleh

peneliti.Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analyze descriptive statistics dengan penerapan metode

(49)

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Umum Perpustakaan

Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970. Kemudian Perpustakaan ini

menjadi Perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah

Perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2

Nopember 1987 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bila ditelUSUr kembali

sejarah USU, Perpustakaan pertama didirikan di lingkungan USU adalah

Perpustakaan Fakultas Kedokteran (1952) dan kemudian disUSUl oleh Perpustakaan

Fakultas Hukum (1954). Ketika itu USU masih merupakan sebuah Yayasan yang

kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan Tinggi

Negeri ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20 Nopember 1957.

Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat dengan luas

sekitar 6.090 m2 yang terletak di tengah-tengah kampus. Setelah USU berubah status

mejadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN), Perpustakaan

USU mulai mendekatkan pelayanannya kepada pengguna dengan membuka

Perpustakaan Universitas Cabang pada sejumlah Fakultas.

Pembukaan Perpustakaan Universitas Cabang ini didasarkan kepada Pasal 31

ayat 2 Anggaran Dasar USU dan Pasal 77 ayat 3 Anggaran Rumah Tangga USU.

(50)

1. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum yang mulai beroperasi

pada akhir tahun 2006.

2. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas MIPA yang mulai beroperasi

pada awal tahun 2007,.

3. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran Gigi dimulai

beroperasi awal tahun 2008.

4. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran mulai beroperasi

bulan Agustus 2008,.

5. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kesehatan Masyarakat mulai

beroperasi pada bulan Desember 2008;.

6. Perpustakaan Cabang Fakultas Keperawatan mulai beroperasi pada awal

tahun 2011.

7. Perpustakaan Cabang Fakultas Farmasi mulai beroperasi pada Januari

2012.

8. Perpustakaan Cabang Fakultas Ilmu Budaya mulai beroperasi Juni 2012,

9. Perpustakaan Cabang Fakultas Psikologi.

10. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Pertanian mulai beroperasi

Nopember 2012.

Gedung Perpustakaan dikelilingi areal taman dan parkir seluas sekitar 3Ha.

Gedung Perpustakaan Universitas hanya dapat menampung sekitar 750 orang

pembaca dalam waktu yang bersamaan. Pada masa kuliah (Agustus s.d. Desember

dan Februari s.d. Juni) Perpustakaan biasanya sangat ramai sehingga ada kalanya

(51)

Universitas Cabang Fakultas dapat menampung sekitar 198 pembaca. Selain itu, pada

jam tertentu mahasiswa harus antri di Layanan Sirkulasi dan Layanan Digital. Untuk

memperluas daya tampung koleksi dan pengguna Perpustakaan yang terus mengalami

peningkatan yang sangat signifikan, sejak tahun 2007 telah dimulai pembangunan

Gedung Perpustakaan Unit II seluas 6.323 M2 dari dana bantuan Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara dengan anggaran tahun jamak (multi years), namun dari tahun 2009

s.d 2012 lanjutan pembangunan gedung tidak mendapat pendanaan. Gedung ini

direncanakan memiliki arsitektur yang sama dengan Gedung Perpustakaan Unit I,

yang kemudian direncanakan akan dihubungkan dengan jembatan penghubung antar

lantai atau sekurang- kurangnya untuk Lantai Dasar dan Lantai-2.

Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya Perpustakaan mengalami

perkembangan pesat khUSUsnya sejak dua puluh tahun terakhir. Sejak tahun 1991,

Perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek

pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas

akademika USU. Perpustakaan benar-benar berorientasi pada kepentingan mahasiswa

sebagai pelanggan utama USU. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan

pelanggan dijadikan sebagai filosofi penyelengaraan pelayanan.

Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma

Perguruan Tinggi memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan

USU sebagai pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas,

pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan

(52)

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi

dan rujukan bagi dunia usaha/industri.

Perpustakaan saat ini melayani lebih dari 24.000 mahasiswa dan 1.650 dosen.

Perpustakaan menyimpan lebih dari 120.000 judul atau 460.000 eksemplar bahan

pustaka tercetak, dengan pertambahan setiap tahun sekitar 15.000 eksemplar. Selain

itu, Perpustakaan juga memiliki koleksi elektronik yang terdiri dari jurnal dan

bahan-bahan “oleh dan tentang” USU. Jumlah e-journal yang dilanggan lebih dari 5.000

judul dalam berbagai disiplin ilmu, yang diperlukan terutama oleh para peneliti dan

mahasiswa pascasarjana. Kedua jenis koleksi tersebut dapat diakses melalui jaringan

kampus USU net.

Koleksi tercetak dikelompokkan dengan sistem Dewey (DDC) dan diindeks

dengan menggunakan daftar tajuk subjek Library of Congress (LCSH). Sistem

housekeeping Perpustakaan seluruhnya terautomasi termasuk katalog, pelayanan

sirkulasi, dan pengadaan bahan-bahan pustaka baru. Katalog Perpustakaan dapat

diakses secara online (OPAC) baik di dalam Perpustakaan maupun melalui jaringan

kampus dan Internet. Informasi tentang Perpustakaan dan berbagai sumber daya

elektronik yang dimiliki oleh Perpustakaan.

4.1.2. Visi dan Misi Perpustakaan

Cita-cita Perpustakaan USU dituangkan dalam Visi sebagai berikut: “Menjadi

suatu Perpustakaan pendidikan tinggi terkemuka dalam pelayanan terhadap sivitas

(53)

Untuk mencapai cita-cita tersebut di atas, Misi yang diemban oleh

Perpustakaan adalah: “Menyediakan akses terhadap informasi dan layanan informasi

secara tepat waktu, tepat guna dan efektif untuk mendukung fungsi Tridharma USU

melalui pengadaan dan penyediaan bahan pustaka serta membantu mahasiswa dan

dosen, sehingga menjadi terampil dalam menemukan informasi yang relevan dengan

kebutuhan mereka”.

Bedasarkan Visi dan Misi tersebut Tujuan Perpustakaan ditetapkan sebagai berikut:

(1) Mendukung fungsi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian

pada masyarakat USU dengan mengidentifikasi, memilih, mengadakan,

mengatalog, memproses dan menjadikan bahan Perpustakaan tersedia dengan

memperhatikan faktor relevansi, kemutakhiran, keseimbangan dan terpelihara.

(2) Mengupayakan agar pelayanan Perpustakaan disediakan secara efektif dan

efisien dengan memanfaatkan perkembangan di bidang teknologi informasi

dan komunikasi.

(3) Menyediakan fasilitas yang memudahkan kegiatan pengadaan, pengolahan,

penelUSUran koleksi dan pelayanan Perpustakaan dengan sistem otomasi

menggunakan perangkat lunak (software) yang terintegrasi.

(4) Merencanakan, mempromosikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi

kegiatan Perpustakaan dalam kerangka proses penyelenggaraan pendidikan

dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di lingkungan

(54)

(5) Mengupayakan manajemen dan struktur organisasi yang tepat untuk mencapai

tujuan dan sasaran Perpustakaan.

(6) Menciptakan suatu lingkungan, peluang dan kondisi yang tepat untuk

memungkinkan staf Perpustakaan dapat mencapai dan memelihara kinerja

yang baik dengan mengacu kepada standar mutu yang ditetapkan.

(7) Menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepat untuk memenuhi kebutuhan

koleksi, pengguna dan staf yang berbeda.

(8) Menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah yang efektif baik di dalam

maupun ke luar Perpustakaan.

(9) Mengoptimalkan resource sharing dan jaringan tingkat lokal, regional,

nasional dan internasional.

4.1.3. Tujuan Perpustakaan

1. Mendukung fungsi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian

pada masyarakat USU dengan mengidentifikasi, memilih, mengadakan,

mengatalog, memroses dan menjadikan bahan pustaka tersedia dengan

mengidentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog, memproses dan

menjadikan bahan pustaka tersedia dengan memperhatikan factor relavansi,

kemutakhiran, keseimbangan dan pemeliharaan koleksi.

2. Menyediakan fasilitas yang memudahkan penggunaan koleksi dan pelayanan

Perpustakaan.

3. Mengupayakan perencanaan keuangan yang efektif untuk pengembangan

(55)

4. Merencanakan, mempromosikan, mengimplementasikan dan meng-evaluasi

kegiatan Perpustakaan dalam kerangka proses penyelenggaraan pendidikan

dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di lingkungan

USU.

5. Mengupayakan agar pelayanan Perpustakaan disediakan secara efektif dan

efisien dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi.

6. Mengupayakan manajemen dan struktur organisassi yang tepat untuk

mencapai tujuan dan sasaran Perpustakaan.

7. Menciptakan suatu lingkungan, peluang dan kondisi yang tepat untuk

memungkinkan staf dapat mencapai dan memelihara kinerja yang baik dan

meningkatkan karir.

8. Menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepat untuk memenuhi kebutuhan

koleksi, pengguna dan staf yang berbeda.

9. Menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah yang efektif baik di dalam

maupun ke luar Perpustakaan.

10. Mengoptimalkan resource sharing dan jaringan tingkat lokal, regional,

nasional dan internasional.

(56)

4.1.4. Jaringan Usaha Dan kegiatan

Perpustakaan adalah institusi/lembaga yang menyediakan koleksi bahan

Perpustakaan tertulis, tercetak dan terekam sebagai pusat informasi yang diatur

menurut sistem dan aturan yang baku dan di dayagunakan untuk keperluan

pendidikan, penelitian dan rekreasi intelektual bagi masyarakat. Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa

non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa

lainnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berorientasi pada bidang

penyediaan bahan untuk memudahkan mahasiswa dan dosen dalam memenuhi

kebutuhannya dalam proses belajar mengajar. Dengan di berikannya fasilitas

informasi pengetahuan para pengguna akan lebih dapat mengembangkan informasi

yang di dapat, atau memecahkan masalahnya di bidang pendidikan.

4.1.5. Struktur Organisasi

Saat ini seluruh kegiatan Perpustakaan dilayani oleh 126 orang staf yang

terdiri dari 4 orang tenaga Dosen (Kepala Perpustakaan, Wakil Kepala Perpustakaan

dan Staf Ahli), 25 orang tenaga Fungsional Pustakawan dan 38 orang PNS dan 59

orang adalah tenaga honorer.

Sehubungan dengan perubahan status USU dari PTN menjadi PT-BHMN (PP No. 56

Tahun 2003) tanggal 11 Nopember 2003, organisasi dan tata kerja Perpustakaan

(57)

(AD/ART) USU. Struktur organisasi yang baru telah ditetapkan dengan SK Majelis

Wali Amanat No.1/SK/MWA/I/2005 pada tanggal 8 Januari 2005.

Sesuai dengan struktur organisasi dan tatakerja yang baru, Perpustakaan dipimpin

oleh Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi yang dibantu oleh Wakil Kepala, 3

orang Kepala Sub Bidang, 12 orang Ketua Tim dan 1 orang Kepala Sub Bagian Tata

Usaha. Kepala Perpustakaan juga dibantu oleh dua orang staf ahli masing-masing

untuk bidang pengembangan sistem dan perencanaan, dan pengelola American

Corner. Adapun struktur organisasi Perpustakaan yang baru adalah seperti berikut:

(58)

Gambar

Tabel 3.1. Skala Likert
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Perpustakaan per 12 September 2013
Gambar 4-1..
Gambar 4.4. Jumlah Peminjam dan Pinjaman Mahasiswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

memilih juduk tugas akhir ini “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PENGUNJUNG PADA RUANG BACA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan sebagai bahan masukan kepada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sebagai objek penelitian adalah untuk meningkatkan

Anggika Rahmi Batu Bara : Minat Baca Anak di Kalangan Masyarakat Ekonomi Menengah Kebawah di Perpustakaan Tanah Merah dan Rumah Cahaya di Sumatera Utara, 2006... Anggika Rahmi

Syahriani : Pemanfaatan Pelayaan Internet Untuk Mahasiswa di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, 2003... Syahriani : Pemanfaatan Pelayaan Internet Untuk Mahasiswa di

Sri Trisna Wahyuni : Kegiatan Kerja Pelayanan Sirkulasi Di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Medan, 2005... Sri Trisna Wahyuni : Kegiatan Kerja Pelayanan Sirkulasi Di

Pengaruh Fasilitas dan Suasana Perpustakan daerah Sumatera Utara Terhadap Minat Berkunjung Mahasiswa Di.. Kota

Penelitian tentang pengaruh Kegiatan Storytelling Terhadap Minat Kunjung Anak di Perpustakaan dan Sanggar Cinta Baca Sumatera Selatan pada variabel Y yaitu minat

Berdasarkan Uji penelitia dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen yaitu fasilitas perpustakaan dan pelayanan perpustakaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap