PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN SUSU KEDELAI BUBUK
KAPASITAS PRODUKSI 5000 TON/TAHUN
KARYA AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Program Diploma IV (D-IV)
Program Studi Teknologi Kimia Industri FT-USU
DISUSUN OLEH:
NIM : 035201032
RIZKI YUNITA SIAGIAN
TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
PROGRAM D-IV TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN
SUSU KEDELAI BUBUK
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 5000 TON/TAHUN
KARYA AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Wisuda Sarjana Teknologi Kimia Industri
Oleh :
NIM : 035201032
RIZKI YUNITA SIAGIAN
Diperiksa/Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Prof.Dr.Ir.Setiaty Pandia
NIP: 130 937 214 NIP: 132 206 947
Dr.Halimatuddahlianna ST, MSc
Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III
Prof.Dr.Ir.Setiaty Pandia Dr.Ir. Fatimah, MT
NIP: 130 937 214 NIP : 132 095 903 NIP: 132 163 646 Ir.Renita Manurung, MT
Koordinator Karya Akhir
NIP: 132 126 842 Dr.Eng.Ir.Irvan, MT
TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
INTISARI
Pabrik pembuatan Susu Kedelai Bubuk ini direncanakan berkapasitas
produksi kedelai 5000 ton/tahun. Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi per harinya adalah sebesar 613 kg/jam.
Lokasi pabrik direncanakan di Galang, Lubuk Pakam, Sumatera Utara yang dekat dengan penghasil bahan baku kacang kedelai di Sumatera Utara, dengan luas areal pabrik 10.000 m2
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah 100 orang karyawan dengan bentuk badan usaha adalah Perseroan Terbatas (PT) dan struktur organisasi adalah sistem garis.
.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut: a. Total modal investasi : Rp 294.255.866.052,-
b. Biaya Produksi (per tahun) : Rp 377.410.628.716,- c. Hasil penjualan (per tahun) : Rp 470.832.000.000,-
d. Laba bersih : Rp 65.412.459.899,-
e. Profit Margin (PM) : 19,842 % f. Break Even Point (BEP) : 35,648 % g. Return on Investment (ROI) : 22,2 % h. Pay Out Time (POT) : 4,49 tahun i. Return on Network (RON) : 37 % j. Internal Rate of Return (IRR) : 28,842 %
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ... i
Intisari ... ii
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel ... vi
Daftar Gambar ... viii BAB I Pendahuluan ... I-1 1.1Latar Belakang ... I-1 1.2Perumusan Masalah ... I-2 1.3Tujuan Rancangan ... I-3 1.4Manfaat Rancangan ... I-3 BAB II Tinjauan Pustaka ... II-1 2.1 Komposisi Kimia Kacang Kedelai ... II-1 2.2 Komposisi Kimia Susu Kedelai ... II-2 2.3 Masalah yang Dihadapi dalam Penggunaan
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Beberapa Bahan
per 100 gr Kacang Kedelai II-1 ... II-1 Tabel 2 Standar Kandungan Susu Kedelai per 100 gr ... II-3 Tabel 3 Produksi Perkebunan Kacang Kedelai Sumatera Utara ... II-7 Tabel 3.1 Neraca Massa pada Tangki Pencuci (TP – 1) ... III-1 Tabel 3.2 Neraca Massa pada Vibrating Screen Filter (SF – 1) ... III-1 Tabel 3.3 Neraca Massa pada Tangki Perendam (T- 1) ... III-1 Tabel 3.4 Neraca Massa pada Tangki Pencuci (TP – 2) ... III-2 Tabel 3.5 Neraca Massa pada Vibrating Screen Filter (SF – 2) ... III-2 Tabel 3.6 Neraca Massa pada Tangki Perendam (T – 2)... III-2 Tabel 3.7 Neraca Massa pada Tangki Pencuci (TP – 3) ... III-3 Tabel 3.8 Neraca Massa pada Vibrating Screen Filter (SF – 3) ... III-3 Tabel 3.9 Neraca Massa pada Tangki Perebusan ( P ) ... III-3 Tabel 3.10 Neraca Massa pada Roller Mill ( RM ) ... III-4 Tabel 3.11 Neraca Massa pada Tangki Pencampuran (MT – 1) ... III-4 Tabel 3.12 Neraca Massa pada Filter Press ( FP ) ... III-4 Tabel 3.13 Neraca Massa pada Tangki Pencampuran (MT – 2) ... III-5 Tabel 3.14 Neraca Massa pada Tangki Pasteurisasi ( PT ) ... III-5 Tabel 3.15 Neraca Massa pada Evaporator ( EV ) ... III-5 Tabel 3.16 Neraca Massa pada Cooler ( C ) ... III-6 Tabel 3.17 Neraca Massa pada Spray Dryer ( SD ) ... III-6 Tabel 3.18 Neraca Massa pada Rotary Cooler ( RC ) ... III-6 Tabel 7.1 Kebutuhan Air Proses pada berbagai alat ... VII-2 Tabel 7.2 Kebutuhan Uap sebagai media
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah Pabrik Susu Kedelai Bubuk ... VIII-4 Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Beserta Tingkat Pendidikannya ... IX-5 Tabel 9.2 Jadwal Kerja Shift ... IX-7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1 Tangki penyimpanan beserta instrumennya ... VI-4 Gambar 6.2 Tangki berpengaduk beserta instrumennya ... VI-4 Gambar 6.3 Tangki Perebusan beserta instrumennya ... VI-4 Gambar 6.4 Evaporator beserta instrumennya. ... VI-4 Gambar 6.5 Pompa beserta instrumennya ... VI-4 Gambar 6.6 Cooler beserta instrumennya ... VI-4 Gambar 6.7 Spray Dryer beserta instrumennya ... VI-4 Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan dan kesabaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas
Akhir dengan judul “Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Susu Kedelai Bubuk
kapasitas 5000 ton/tahun.
Tugas Akhir ini ditulis untuk melengkapi salah satu syarat mengikuti ujian
sarjana di Departemen Teknik Kimia, Program Studi Teknologi Kimia Industri
Program Diploma IV (D-IV), Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Penulis berterima kasih kepada kedua Orang Tua Penulis atas doa, bimbingan
dan motivasi yang diberikan hingga saat ini. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan fasilitas dari berbagai pihak yaitu:
1. Ibu Prof.Dr.Ir.Setiaty Pandia, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan, arahan dan bimbingan selama menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
2. Ibu Dr.Halimatuddahlianna ST, MSc, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak memberikan masukan, arahan dan bimbingan selama
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr.Eng.Ir.Irvan, MT, selaku Koordinator Tugas Akhir Departemen
Teknik Kimia
4. Ibu Ir.Renita Manurung, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Kimia
5. Staf Pengajar Departemen Teknik Kimia atas ilmu yang diberikan kepada
penulis sehingga penulis dapat mengerjakan Tugas Akhir ini.
6. Para Pegawai Departemen Teknik Kimia atas bantuan dan kemudahan
administratif yang diberikan
7. Rekan penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini Sandra Maylini H.D
8. Teman-teman Stambuk 2002 & 2003 yang tidak dapat disebutkan satu
Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Semoga Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi
para pembaca.
Medan, September 2008
Penulis,
INTI SARI
Salah satu jenis garam Magnesium Sulfat adalah garam Epsom atau
Magnesium Sulfat heptahydrat (MgSO4.7H2
Direncanakan Pabrik Garam Epsom memproduksi sekitar 31.000 ton/tahun
dengan 320 hari kerja setahun dan didirikan di kabupaten Gresik, Jawa Timur dengan
luas areal 10.000 m
O) yang mengandung mineral-mineral
magnesium. Garam ini dikenal sebagai jenis garam yang sangat penting dan dapat
digunakan dalam industri-industri, seperti: industri tekstil dan dalam bidang
pertanian, yaitu pupuk. Selama ini pemerintah Indonesia masih mengandalkan impor
terhadap garam Epsom sedangkan penggunaannya sangat besar, sehingga perlu
dilakukan penekanan impor garam Epsom.
2
Hasil Analisa Ekonomi Pabrik Garam Epsom adalah sebagai berikut :
. Karyawan operasi yang dibutuhkan berjumlah 100 orang
dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang
Manager dengan struktur organisasi sistem garis dan staf.
• Modal Investasi = Rp.493.582.846.474,-
• Biaya Produksi = Rp.308.232.846.100,-
• Laba Bersih = Rp.
109.267.415.300,-• Profit Margin = 33,61 %
• Break Even Point (BEP) = 31,00 %
• Return on Investment (ROI) = 22,13 %
• Pay Out Time (POT) = 4,5 Tahun
• Return on Network (RON) = 62,03 %
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………. i
INTISARI……… iii
DAFTAR ISI………... iv
DAFTAR TABEL……… ix
DAFTAR GAMBAR……….. xi
BAB I PENDAHULUAN... I-1
1.1 Latar Belakang... I-1
1.2 Perumusan Masalah... I-2
1.3 Tujuan Perancangan Pabrik... I-2
1.4 Dasar Rancangan Pabrik... I-2
1.4.1 Kapasitas Pabrik... I-2
1.4.2 Lokasi Pabrik... I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... II-1
2.1 Landasan Teori... II-1
2.2 Sifat-sifat Reaktan dan Produk... . II-2
2.2.1 Sifat-sifat Reaktan... II-2
2.2.2 Sifat-sifat Produk... II-3
2.3 Deskripsi Proses... II-4
2.4 Diagram Pembuatan Garam Epsom... II-5
BAB III NERACA MASSA... III-1
3.1 Neraca Massa di Tangki Pencampur (T-03)... III-1
3.2 Neraca Massa di Reaktor (R)... III-1
3.3 Neraca Massa di Filter Press (FP)... III-2
3.4 Neraca Massa di Tangki Penetral (T-05)... III-2
3.5 Neraca Massa di Evaporator (EV)... III-3
3.6 Neraca Massa di Crystallizer (CR)... III-3
BAB IV NERACA PANAS... IV-1
4.1 Neraca Panas di Reaktor (R)... IV-1
4.2 Neraca Panas di Filter Press (FP)... IV-1
4.3 Neraca Panas di Tangki Penetral (T-05)... IV-1
4.4 Neraca Panas di Evaporator (EV)... IV-2
4.5 Neraca Panas di Crystalizerr (CR)... IV-2
BAB V SPESIFIKASI ALAT... V-1
5.1 Gudang Bahan Baku (GB)... V-1
5.2 Gudang Produk (GP)... V-1
5.3 Tangki Asam Sulfat 98% (T-01)... V-2
5.4 Tangki H2
5.5 Tangki Pencampur (T-03)... V-3 O (T-02)... V-2
5.6 Bin (T-04)... V-3
5.7 Tangki Penetral (T-05)... V-3
5.8 Bucket Elevator (BE)... V-4 5.9 Reaktor (R)... V-5
5.10 Filter Press (FP)... V-5
5.11 Evaporator (EV)... V-6
5.12 Crystalizerr (CR)... V-6
5.13 Pompa Tangki Asam Sulfat 98% (P-01)... V-7
5.14 Pompa Tangki H2
5.15 Pompa Tangki Pencampur (P-03)... V-8 O (P-02)... V-7
5.16 Pompa Reaktor (P-04)... V-9
5.17 Pompa Filter Press (P-05)... V-9
5.18 Pompa Evaporator (P-06)... V-10
5.19 Pompa Tangki Penetral (P-07)... V-10
5.20 Bak Pengendap (BP)... V-11
5.21 Sentrifuse (S)... V-11
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA... VI-1
6.1 Instrumentasi... VI-1
6.1.1 Tujuan Pengendalian... VI-3
6.1.2 Jenis-jenis Pengendalian dan Alat Pengendali... VI-3
6.1.3 Variabel-variabel Proses dalam Sistem Pengendalian... VI-10
6.1.4 Syarat Perancangan Pengendalian... VI-11
6.2 Keselamatan Kerja Pabrik... VI-14
BAB VII UTILITAS... VII-1
7.1 Kebutuhan Air... VII-1
7.1.1 Pengendapan... VII-5
7.1.2 Klarifikasi... VII-5
7.1.3 Filtrasi... VII-6
7.1.4 Demineralisasi... VII-6
7.1.5 Deaerator... VII-10
7.2 Kebutuhan Bahan Kimia Utilitas... VII-10
7.3 Kebutuhan Listrik... VII-11
7.4 Kebutuhan Bahan Bakar... VII-11
7.5 Unit Pengolahan Limbah... VII-12
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK... VIII-1
8.1 Lokasi Pabrik... VIII-1
8.1.1 Faktor Utama... VIII-1
8.1.2 Faktor Khusus... VIII-2
8.2 Tata Letak Pabrik... VIII-3
8.3 Perincian Luas Tanah... VIII-5
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN………… IX-1
9.1 Organisasi Perusahaan……….. IX-1
9.1.1 Bentuk Organisasi Garis………. IX-2
9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsional……… IX-2
9.1.4 Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf………. IX-3
9.2 Manajemen Perusahaan………. IX-3
9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha……….... IX-4
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab………... IX-5
9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)……….... IX-5
9.4.2 Dewan Komisaris……….... IX-6
9.4.3 Manager………... IX-6
9.4.4 Kepala Bagian Produksi...………. IX-7
9.4.5 Kepala Bagian Teknik……… IX-7
9.4.6 Kepala Bagian SDM / Umum……… IX-7
9.4.7 Kepala Bagian Finansial Marketing………... IX-7
9.4.8 Kepala Seksi Utilitas... IX-7
9.4.9 Kepala Seksi Proses... IX-8
9.4.10 Kepala Seksi Laboratorium... IX-8
9.4.11 Kepala Seksi Maintenance dan Listrik... IX-8 9.4.12 Kepala Seksi Instrumentasi... IX-8
9.4.13 Kepala Seksi Personalia... IX-8
9.4.14 Kepala Seksi General Affair... IX-8
9.4.15 Kepala Seksi Keamanan... IX-9
9.4.16 Kepala Seksi Marketing... IX-9
9.4.17 Kepala Seksi Pembelian ... IX-9
9.4.18 Kepala Seksi Keuangan ... IX-9
9.5 Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... IX-9
9.5.1 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja... IX-10
9.5.2 Pengaturan Jam Kerja... IX-11
9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja... IX-12
BAB X ANALISA EKONOMI………. X-1
10.1 Modal Investasi………. X-1
10.1.1 Modal Investasi Tetap (FCI)……… X-1
10.1.2 Modal Kerja (WC)……….. X-2
10.2 Biaya Produksi Total (BPT)……….. X-3
10.2.2 Biaya Variabel (VC)………... X-4
10.3 Total Penjualan……….………. X-5
10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha………... X-5
10.5 Analisa Aspek Ekonomi……….... X-5
10.5.1 Profit Margin (PM)………. X-5
10.5.2 Break Even Point (BEP)………. X-5
10.5.3 Return On Investment (ROI)………. X-6
10.5.4 Pay Out Time (POT)………... X-6
10.5.5 Return On Network (RON)……… X-7
10.5.6 Internal Rate Of Return (IRR)……… X-7
BAB XI KESIMPULAN……… XI-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA………. LA-1
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS………. LB-1
LAMPIRAN C SPESIFIKASI ALAT……… LC-1
LAMPIRAN D SPESIFIKASI PERALATAN UTILITAS……….. LD-1
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-jenis Magnesium Sulfat berdasarkan kandungan Hydrat ……. II-1
Tabel 3.1 Neraca Massa di Tangki Pencampur (T-03)………... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa di Reaktor (R)………... III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa di Filter Press (FP)………... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa di Tangki Penetral (T-05)………... III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa di Evaporator (EV)……….……... III-3
Tabel 3.6 Neraca Massa di Crystalizerr (CR)……….………... III-3
Tabel 3.7 Neraca Massa di Sentrifuse (S)………... III-4
Tabel 4.1 Neraca Panas di Reaktor (R)………... IV-1
Tabel 4.2 Neraca Panas di Filter Press (FP)………... IV-1
Tabel 4.3 Neraca Panas di Tangki Penetral (T-05)………... IV-1
Tabel 4.4 Neraca Panas di Evaporator (EV)……….……... IV-2
Tabel 4.5 Neraca Panas di Crystalizerr (CR)……….………... IV-2
Tabel 6.1 Jenis Variabel dan pengukuran dan controller yang digunakan... VI-9 Tabel 6.2 Jenis Variabel dan pengukuran dan controller
yang digunakan lanjutan ... VI-10
Tabel 6.3 Daftar Penggunaan Instrumentasi pada Pra – Rancangan
Pabrik Pembuatan Magnesium Sulfat ... VI-11
Tabel 7.1 Kebutuhan Air Proses….……….……... VII-1
Tabel 7.2 Kebutuhan steam pada berbagai alat... VII-2
Tabel 7.3 Kebutuhan Air Pendingin... VII-2
Tabel 7.4 Pemakaian air untuk berbagai kebutuhan... VII-4
Tabel 7.5 Karakteristik Air sungai Gresik ... VII-4
Tabel 7.6 Kebutuhan Bahan Kimia Untuk Kebutuhan ... VII-10
Tabel 7.7 Perincian Kebutuhan Listrik... VII-11
Tabel 7.8 Spesifikasi Komposisi Limbah cair Proses... VII-13
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah...……….……... VIII-5
Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Beserta Tingkat Pendidikannya..……..…….. IX-10
Tabel 9.2 Jadwal Kerja Shift………. IX-12
Tabel LA.2 Neraca Massa di Reaktor (R)... LA-8
Tabel LA.3 Neraca Massa Pada Filter Press (FP)... LA-10
Tabel LA.4 Neraca Massa pada Tanki Penetral (T-05)... LA-12
Tabel LA.5 Neraca Massa di Evaporator (EV)... LA-13
Tabel LA.2 Neraca Massa di Crystallizer (CR)... LA-15
Tabel LA.1 Neraca Massa Pada Sentrifusi (S)... LA-16
Tabel LB.1 Panas Bahan Masuk Pada Reaktor (R) Pada 30 O
Tabel LB.2 Perhitungan ∆H
C... LB-3
r2
Tabel LB.3 Perhitungan ∆H
Reaksi 1... LB-3
r2
Tabel LB.4 Perhitungan ∆H
Reaksi 2... LB-4
r2
Tabel LB.6 Panas Bahan Keluar Pada Reaktor (R) Pada T = 90
Reaksi 3... LB-4
O
Tabel LB.7 Panas Bahan Keluar Pada Evaporator (EV) Pada T = 100,69
C... LB-5
O
Tabel LB.8 Panas Bahan Recycle Pada T = 20
C LB-7
O
Tabel LB.9 Panas Bahan Keluar Pada Crystallizer (CR) Pada T = 20
C... LB-8
O
Tabel LC.1 Komposisi Umpan Masuk Reaktor ... LC-15
C.... LB-8
Tabel LC.2 Komposisi Umpan Masuk Filter Press ... LC-21
Tabel LE.1 Harga Indeks Marshall dan Swift..……..….……….…….. LE-2
Tabel LE.2 Estimasi Harga Peralatan Proses...……..….……….…….. LE-5
Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Utilitas..……..….……….…….. LE-6
Tabel LE.4 Perincian Harga Bangunan dan Sarana lainnya……….…….. LE-9
Tabel LE.5 Rincian Biaya Sarana Transportasi……..….……….…….. LE-10
Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai Pabrik Garam Epsom..……….…….. LE-14
Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas………...……..….……….…….. LE-16
Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja…………...……..….……….…….. LE-17
Tabel LE.9 Aturan Depresiasi UU RI No.17 Tahun 2000..……….…….. LE-18
Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi UU RI No.17 Tahun 2000….…….. LE-19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Blok Pembuatan Garam Epsom ………... II-5
Gambar 6.1 Diagraam Balok Sistem Pengendalian Feedback... VI-4 Gambar 6.2 Sebuah Loop Pengendalian ... VI-5
Gambar 6.3 Suatu Proses Terkendali ... VI-5
Gambar 6.4 Instrumentasi pada Tanki... VI-12
Gambar 6.5 Instrumentasi pada Pompa... VI-12
Gambar 6.6 Instrumentasi pada Reaktor ... VI-13
Gambar 6.7 Instrumentasi pada Filter Press... VI-13
Gambar 6.8 Instrumentasi pada Crystallisator... VI-14
Gambar 6.9 Tingkat Kerusakan Pada Suatu Pabrik... VI-15
Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Magnesium Sulfat... IX-13
Gambar LD.1 Grafik Kompressi Uap Refrigerasi Pada Diagram P vs H…….. LD-48
INTISARI
Pabrik pembuatan Susu Kedelai Bubuk ini direncanakan berkapasitas produksi kedelai 5000 ton/tahun. Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi per harinya adalah sebesar 613 kg/jam.
Lokasi pabrik direncanakan di Galang, Lubuk Pakam, Sumatera Utara yang dekat dengan penghasil bahan baku kacang kedelai di Sumatera Utara, dengan luas areal pabrik 10.000 m2
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengoperasian pabrik ini berjumlah 100 orang karyawan dengan bentuk badan usaha adalah Perseroan Terbatas (PT) dan struktur organisasi adalah sistem garis.
.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik ini adalah sebagai berikut: a. Total modal investasi : Rp 294.255.866.052,-
b. Biaya Produksi (per tahun) : Rp 377.410.628.716,- c. Hasil penjualan (per tahun) : Rp 470.832.000.000,-
d. Laba bersih : Rp 65.412.459.899,-
e. Profit Margin (PM) : 19,842 %
f. Break Even Point (BEP) : 35,648 % g. Return on Investment (ROI) : 22,2 %
h. Pay Out Time (POT) : 4,49 tahun
i. Return on Network (RON) : 37 %
j. Internal Rate of Return (IRR) : 28,842 %
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedelai dengan kandungan gizi dan manfaat farmakologisnya, telah
banyak digunakan untuk mencegah berbagai jenis penyakit seperti stroke,
osteoporosis, diabetes melitus, jantung koroner, serta mengatasi fattyliver. Selain itu kedelai juga diketahui bisa mencegah anemia, menekan kasus gigi berlubang
dan pundak kaku, mencegah epilepsi, mengatasi dispepsia, dan memperlancar
ASI. Selanjutnya membantu pengobatan saluran pernapasan, mengobati gangguan
sistem pencernaan seperti diare, tukak lambung, radang lambung, mengobati
sistem tulang dan sendi seperti rematik. Manfaat lainnya, mengobati gangguan
kulit seperti jerawat, peremajaan kulit, mengobati gangguan ginjal dan hati seperti
hepatitis, radang ginjal mengobati gangguan jantung, autisme, dan masih banyak
lag
Diperkirakan sekitar 40 % dari total produksi digunakan sebagai bahan
makanan manusia khususnya di Asia Timur dan Tenggara, 55 % sebagai pakan
ternak dan hanya 5 % yang digunakan sebagai bahan baku industri, khususnya di
negara-negara maju. (Koswara, 1992)
Susu kedelai sebenarnya, sudah dibuat di negeri Cina sejak abad II
sebelum Masehi. Dari sana, kemudian berkembang ke Jepang, dan setelah PD II
masuk ke Asia Tenggara. Di Indonesia, perkembangannya memang masih
ketinggalan dengan Singapura, Malaysia, dan Filipina. Di Malaysia dan Filipina
susu kedelai dengan nama dagang “Vitabean” yang telah diperkaya dengan
vitamin dan mineral, telah dikembangkan sejak 1952. Di Filipina juga dikenal
susu kedelai yang populer dengan nama “Philsoy”. Sementara di tanah air baru
beberapa tahun terakhir dikenal susu kedelai dalam kemasan kotak karton yang
diproduksi oleh beberapa industri minuman. (Koswara, 1992)
Sebagian masyarakat yang sejak kecil tidak terbiasa meminum susu atau
jika mengkonsumsi susu dapat mengakibatkan laktose intolerance. (Koswara, 1992)
Namun demikian, ada beberapa faktor yang menyebabkan produk olahan
kedelai kurang disukai, antara lain bau langu, rasa pahit dan rasa seperti kapur.
Kedelai juga mengandung sejenis oligosakarida yang tidak bisa dicerna oleh
tubuh dan menyebabkan flatulensi (perut kembung). Selain itu kedelai juga
mengandung zat anti nutrisi (antitripsin, fitat, saponin, hemaglutin) yang
membatasi kapasitas protein untuk diserap oleh tubuh. Untunglah
senyawa-senyawa tersebut mudah diatasi dengan proses perendaman, perebusan atau
senyawa tersebut dikonsumsi manusia. (Koswara, 1992)
Produk hasil olahan susu kedelai sesuai selera, disamping dalam bentuk
cair, susu kedelai dapat juga dibuat dalam bentuk bubuk (powder), yang pada
umumnya dilakukan dengan pengeringan semprot (spray drying). (Koswara,
1992)
1.2 Perumusan Masalah
Sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan minuman
kesehatan terutama susu kedelai maka dirancanglah Pabrik Pembuatan Susu
Kedelai Bubuk dengan Kapasitas 5000 ton/tahun.
1.3 Tujuan Rancangan
Di dalam ilmu keteknikan, Teknologi Kimia Industri Membidangi
Perancangan (design) konstruksi, operasi peralatan, serta proses pengolahan bahan mentah atau bahan baku menjadi produk yang berdaya guna untuk bahan baku
bagi proses berikutnya maupun untuk kebutuhan masyarakat. Tujuan rancangan
Pembuatan Susu Kedelai Bubuk adalah juga mengaplikasan Ilmu Teknologi
Kimia Industri yang meliputi neraca massa, neraca energi, operasi teknik kimia,
utilitas, dan bagian ilmu Teknologi Kimia Industri lainnya yang penyajiannya
disajikan pada pra Rancangan Pabrik Pembuatan Susu Kedelai Bubuk dengan
1.4 Manfaat Rancangan
Adapun manfaat yang diperoleh dari Pra rancangan Pabrik Susu Kedelai
Bubuk dengan kapasitas 5000 ton/tahun adalah :
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat
2. Menciptakan lapangan kerja
3. Menambah pendapatan anggaran daerah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komposisi Kimia Kacang Kedelai
Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan
yang menjadi bahan dasar banyak makanan seperti
kedelai. Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua
Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). G. max merupakan tanaman asli daer
selatan, sementara G. soja merupakan tanaman asli
Kedelai merupakan sumber utam
Penghasil kedelai utama dunia adal
baru dibudidayakan masyarakat di luar
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber giz
Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena
kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli
tanaman
Tiongkok.
sifat
kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih
cocok bagi Indonesia. Tabel 1 menunjukkan komposisi beberapa bahan dalam 100
gr kacang kedelai
Tabel 1. Komposisi beberapa bahan per 100 gr Kacang Kedelai
Kandungan Kedelai
Air (gr)
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Abu (gr)
67,5
12,95
6,8
11,05
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Natrium (mg)
Besi (mg)
Thiamine, B1 (mg)
Riboflavine, B2 (mg)
Niacine (mg)
Asam Lemak Jenuh (gr)
Asam Lemak Tak Jenuh (gr)
Kolesterol (mg)
197
194
15
3,55
0,435
0,175
1,65
0,786
1,284
0
Sumber :
2.2 Komposisi Kimia Susu Kedelai
Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama karena
kandungan proteinnya. Selain itu susu kedelai juga mengandung lemak,
karbohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks
(kecuali B12), dan air
Susu kedelai akhir-akhir ini telah banyak dikenal sebagai susu alternatif
pengganti susu sapi. Susu kedelai mempunyai kandungan protein yang cukup
tinggi dengan harga relatif lebih murah jika dibanding dengan sumber protein
lainnya. Untuk meningkatkan kandungan gizinya, susu kedelai dapat diperkaya
dengan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. Komposisi susu kedelai
hampir sama dengan susu sapi maupun air susu ibu (ASI).
(www.pikiran-rakyat.com/cetak/0504/06/cakrawala/penelitian01.htm, 2007) .
Sebagai minuman, susu kedelai dapat menyegarkan dan menyehatkan
tubuh, karena pada umumnya minuman hanya bersifat menyegarkan tetapi tidak
menyehatkan. Susu kedelai juga dikenal sebagai minuman kesehatan, karena tidak
mengandung kolesterol melainkan kandungan phytokimia, yaitu suatu senyawa
dalam bahan pangan yang memunyai khasiat menyehatkan.
memunyai enzim laktase dalam tubuhnya. Orang tanpa ensim laktase tidak dapat mencerna makanan yang berlemak.
Standar kandungan susu kedelai per 100 gr kacang kedelai dapat kita lihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Standar kandungan susu kedelai per 100 gr
Kandungan Susu Kedelai
Kalori (%)
Air (%)
Protein (%)
Lemak (%)
Karbohidrat (%)
Abu (%)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Natrium (mg)
Besi (mg)
Thiamine, B1 (mg)
Riboflavine, B2 (mg)
Niacine (mg)
Asam Lemak Jenuh (%)
Asam Lemak Tak Jenuh (%)
Kolesterol (mg)
44
90,8
3,6
2,0
2,9
0,5
15
49
2
1,2
0,03
0,02
0,50
40-48
52-60
0
(Sumber : Hartoyo, 2005)
2.3 Masalah yang dihadapi dalam Penggunaan Kedelai Sebagai Bahan
Pangan
Masalah utama dalam pengolahan kedelai adalah terdapatnya senyawa anti
gizi dan senyawa penyebab off-flavor (menimbulkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki). Kelompok anti gizi dalam kedelai terdiri dari antitripsin yang sangat
berpengaruh pada mutu protein kedelai. Makin kecil aktivitas antitripsin di
dalamnya makin tinggi mutu protein kedelai tersebut. Agar bebas antitripsin,
Rasa langu kedelai (beany flavor) merupakan rasa khas kedelai mentah, yang umumnya tidak disenangi oleh berbagai golongan masyarakat. Timbulnya
rasa langu disebabkan oleh kerja enzim lipoksigenase yang terdapat dalam biji
kedelai. enzim tersebut bereaksi dengan lemak sewaktu dinding sel pecah oleh
penggilingan, terutama jika penggilingan dilakukan secara basah dengan suhu
dingin. Hasil reaksi tersebut menghasilkan paling sedikit delapan senyawa volatil
(mudah menguap), dimana senyawa yang paling banyak menghasilkan rasa langu
adalah etil-fenil-keton.
Enzim lipoksigenase mudah rusak oleh panas. Oleh karena itu, untuk
menghilangkan bau dan rasa langu dapat dilakukan dengan cara (Koswara, 1992) :
a. Menggunakan air panas (suhu 80-1000
b. Merendam kedelai dalam air panas (suhu 80
C) pada saat penggilingan kedelai.
0
2.4 Susu Kedelai Bubuk
Disamping dalam bentuk cair, susu kedelai dapat juga dibuat dalam bentuk
bubuk (powder), yang ada pada umumnya dilakukan dengan pengering semprot
(spray drying).
Bentuk cair lebih banyak dibuat dan diperdagangkan. Susu kedelai dapat
disajikan dalam bentuk murni, artinya tanpa penambahan gula dan cita rasa baru.
Dapat juga ditambah gula atau flavor seperti moka, pandan, panili, coklat,
strawberi, dan lain-lain. Jumlah gula yang ditambahkan biasanya sekitar 5 - 7%
dari berat susu. Untuk meningkatkan selera anak-anak, kandungan gula dapat
ditingkatkan menjadi 5 - 15%. Tetapi kadar gula yang dianjurkan adalah 7%.
Kadar gula 11% atau lebih menyebabkan cepat kenyang.
C) selama 10-15 menit, sebelum
kedelai digiling.
Persyaratan mutu untuk susu yang terpenting ialah kadar protein minimal
3%, kadar lemak 3%, kandungan total padatan 10%, dan kandungan bakteri
maksimum 300 koloni/gram, serta tidak mengandung bakteri koli
2.5 Deskripsi Proses Pembuatan Susu Kedelai Bubuk
Pembuatan Susu Kedelai bubuk dilakukan dengan beberapa tahap, adapun
tahapan tersebut adalah :
1. Tahap Pencucian I Kacang Kedelai
Kacang Kedelai yang sudah disortir ditempatkan dalam Gudang Bahan (G-1)
dengan kondisi ruangan tertutup. Dengan menggunakan Bucket Elevator
(C-101) kacang kedelai di angkut dari gudang ke tangki pencuci I (M-(C-101) untuk
dicuci sampai bersih (alur 1) dengan air proses (alur 2), dari tangki pencuci
keluar (alur 3) menuju ke vibrating screen filter (S-101) pada vibrating screen
terjadi pemisahan berupa kacang kedelai (alur 5) untuk dilanjutkan ke proses
perendaman dan air pencuci (alur 4) masuk ke pembuangan limbah (IPAL).
2. Tahap Perendaman NaOH 10 %
Kacang kedelai masuk kedalam tangki perendaman (TT-201) (alur 5) dengan
larutan NaOH 10 % (alur 6), agar proses dapat berjalan kontinyu digunakan 4
tangki selama 2 jam setiap tangki dengan total lama perendaman 8 jam.
3. Tahap Pencucian II Kacang Kedelai
Dengan menggunakan bucket elevator (C-202) kacang kedelai di cuci (alur 7)
dengan air proses didalam tangki pencuci II (M-202) (alur 8), setelah bersih
menuju ke vibrating screen filter (S-202) (alur 9) terjadi pemisahan antara
kacang kedelai untuk dilanjutkan ke proses perendaman (alur 11) dan air
cucian masuk ke pembuangan limbah (IPAL) (alur 10).
4. Tahap Perendaman NaHCO3
Kacang kedelai masuk kedalam tangki perendaman (TT-202) (alur 11) dengan
larutan NaHCO
30 %
3
5. Tahap Pencucian III kacang kedelai
30 % (alur 12) selama 2 jam. Agar proses berjalan kontinyu
dapat digunakan 2 tangki selama 1 jam disetiap tangki, setelah direndam
kemudian dengan bucket elevator (C-303) proses berlanjut ke tangki pencuci
(M-303) (alur 13).
Kacang kedelai masuk kedalam tangki pencuci III (M-303) (alur 13) untuk di
cuci sampai bersih sesudah direndam (alur 14). Selanjutnya ke vibrating
dengan kacang kedelai bersih (alur 17) ke untuk dilanjutkan ke proses
berikutnya.
6. Tahap Perebusan, Penghancuran dan Penyaringan
Kacang kedelai masuk ke dalam tangki perebusan (TT-401) (alur 17) selama
10 menit dengan menggunakan steam (alur 19) bercampur dengan kacang
kedelai dan kondensat keluar (alur 20). Selanjutnya ke proses penghancuran di
roller mill (RM-401) (alur 21) menjadi bubur kedelai (alur 22) kemudian air
ditambahkan (alur 23) dengan perbandingan 1:10 didalam mix tank (M-401). Untuk memisahkan filtrat (alur 26) dengan ampas (alur 25) dilakukan proses
penyaringan dalam filter press (P-401) yang dipompakan (J-402) dari mix tank (alur 24) memisahkan ampas (alur 25) kedalam bak penampung (TT-402)
dengan filtrat (alur 26) masuk ke mix tank (M-402) untuk menambahkan
santan 15 % (alur 27) dihomogenkan selama 5 menit yang bertujuan agar hasil
yang diperoleh memiliki struktur yang lebih padat.
7. Pasteurisasi
Proses pasteurisasi dilakukan dengan memompakan (J-402) susu kedelai
mentah (alur 28) kedalam tangki pasteurisasi, proses dilakukan selama 5 menit
menggunakan steam (alur 29) dengan kondensat keluar (alur 30). Untuk
melanjutkan ke proses berikutnya susu kedelai dipompakan (J-404) ke
evaporator (FE-401) (alur 31) dengan menggunakan steam (alur 33)
bersamaan mengeluarkan uap air (alur 32) susu kedelai diproses dengan hasil
didapat susu kedelai pasta (alur 35). Proses selanjutnya ke cooler (TE-501) untuk menormalkan suhu susu kedelai pasta, dengan menggunakan air
pendingin (alur 36) dan air pendingin bekas keluar (alur 37).
8. Pengeringan dengan Spray Dryer
Susu kedelai pasta (alur 38) dipompakan (J-501) kedalam spray dryer
(SR-501) dengan udara panas masuk pada temperatur 1800C. Padatan kemudian
masuk kedalam cyclon, uap keluar dari cyclon (alur 39) lalu dialirkan dan dengan cepat langsung masuk (alur 40) ke rotary cooler (TE-501) untuk
menormalkan suhu susu yang berbentuk bubuk, selanjutnya masuk ke tangki
produk (TK-501) (alur 43) untuk dapat di kemas dan dilakukan penyimpanan
2.6 Penentuan Kapasitas Kacang kedelai
Sejak tahun 1997 Sumatera Utara memproduksi kacang kedelai tidak
kurang dari 39.303 ton/tahun, khusus Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi
yang besar untuk mengembangkan industri pembuatan susu kedelai bubuk, karena
ketersedian bahan baku yang relatif banyak. Produksi kacang kedelai di Sumatera
[image:31.595.197.387.251.378.2]Utara dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini :
Tabel 3 Produksi Perkebunan Kacang Kedelai Sumatea Utara
Tahun Sumut (ton/tahun)
2002
2003
2004
2005
2006
10.719
10.466
12.333
15.793
7.043
(Sumber : Badan Pusat Statistik 2006)
Untuk memproduksi susu kedelai bubuk berkapasitas 5.000 ton/tahun
dibutuhkan 613 kg/jam kacang kedelai. Diperkirakan pada waktu yang akan
datang produksi kacang kedelai akan terus mengalami peningkatan, disebabkan
potensi pengembangan kedelai, Sumatera utara memiliki potensi lahan untuk
tanaman pangan dan hortikultura sebanyak 7.168.068 hektar. Meliputi lahan
sawah sebanyak 485.499 hektar dan lahan kering sebanyak 6.682.569 hektar.
Sebelumnya diberitakan, untuk peningkatan produksi kedelai di daerah ini, tahun
2007 Sumatera Utara mendapat bantuan benih kedelai gratis sebanyak 123,555
ton dengan nilai Rp 806.899.230. (Medan Bisnis, 2008)
BAB III
NERACA MASSA
Pra rancangan Pabrik Pembuatan Susu Bubuk Kedelai direncanakan
beroperasi pada kapasitas bahan Tangkiu Kacang Kedelai 5000 ton/tahun (613 kg/jam) dengan waktu operasi 340 hari/tahun.
Tabel 3.1 sampai dengan 3.18 di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan neraca massa untuk setiap unit tersebut.
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Tangki Pencuci (M-201)
Alur/ Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F1 F2 F3
Kacang kedelai 613 - 613
Air - 613 613
Sub Total 613 613 1226
Total 1226 1226
Tabel 3.2 Neraca Massa pada Vibrating Screen Filter (S-101)
Alur/ Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F3 F4 F5
Kedelai 613 - 613
Air 613 560 53
Sub Total 1226 560 666
Total 1226 1226
Tabel 3.3 Neraca Massa pada Tangki Perendam (TT-201)
Alur/ Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F5 F6 F7
Kedelai 613 - 613
Air 53 1798 1851
NaOH - 200 200
Sub Total 666 1998 2664
Tabel 3.4 Neraca Massa pada Tangki Pencuci (M-201)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F7 F8 F9
Kedelai 613 - 613
Air 1851 2664 4515
NaOH 200 - 200
Sub Total 2664 2664 5328
Total 5328 5328
Tabel 3.5 Neraca Massa pada Vibrating Screen Filter (S – 202)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F9 F10 F11
Kedelai 613 - 613
Air 4515 4454 61
NaOH 200 200 -
Sub Total 5328 4654 674
Total 5328 5328
Tabel 3.6 Neraca Massa pada Tangki Perendam (TT – 202)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F11 F12 F13
Kedelai 613 - 613
Air 61 1415 1476
NaHCO3 - 607 607
Sub Total 674 2022 2696
Tabel 3.7 Neraca Massa pada Tangki Pencuci (M – 303)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F13 F14 F15
Kedelai 613 - 613
Air 1476 2696 4172
NaHCO3 607 - 607
Sub Total 2696 2696 5392
Total 5392 5392
Tabel 3.8 Neraca Massa pada Vibrating Screen Filter (S – 303)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F15 F16 F17
Kedelai 613 - 613
Air 4172 4104 68
NaHCO3 607 607 -
Sub Total 5392 4711 681
Total 5392 5392
Tabel 3.9 Neraca Massa pada Tangki Perebusan (TT – 401)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F17 F18 F19
Kedelai 613 - 613
Air 68 681 749
Sub Total 681 681 1362
Tabel 3.10 Neraca Massa pada Roller Mill (RM-401)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F19 F20
Kedelai 613 -
Air 749 -
Pasta Kedelai - 1362
Sub Total 1362 1362
Total 1362 1362
Tabel 3.11 Neraca Massa pada Tangki Pencampuran (M-401)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F20 F21 F22
Pasta Kedelai 1362 - -
Air - 10896 -
Bubur Susu Kedelai - - 12258
Sub Total 1362 10896 12258
Total 12258 12258
Tabel 3.12 Neraca Massa pada Filter Press (P - 401)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F22 F23 F24
Bubur Susu Kedelai 12258 - -
Ampas - 1214 1
Susu Kedelai - 12 11031
Sub Total 12258 1226 11032
Tabel 3.13 Neraca Massa pada Tangki Pencampuran (M – 402)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F24 F32 F33
Susu Kedelai 11031 - -
Santan - 552 -
Air - 1103
Ampas 1 - -
Susu Kedelai Homogen - - 12687
Sub Total 11032 1655 12687
Total 12687 12687
Tabel 3.14 Neraca Massa pada Tangki Pasteurisasi (TT-402 )
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F33 F36
Susu Kedelai Homogen 12687 -
Susu Kedelai Homogen - 12687
Sub Total 12687 12687
Total 12687 12687
Tabel 3.15 Neraca Massa pada Evaporator (FE-401)
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F36 F37 F39
Susu Kedelai Homogen 12687 - -
Uap Air - 6919 -
Susu Pasta Kedelai - - 5768
Sub Total 12687 6919 5768
Tabel 3.16 Neraca Massa pada Cooler (TE-501 )
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F39 F40
Susu Pasta Kedelai 5768 -
Susu Pasta Kedelai - 5768
Sub Total 5768 5768
[image:37.595.106.453.93.243.2]Total 5768 5768
Tabel 3.17 Neraca Massa pada Spray Dryer (SR-501 )
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F40 F41 F42
Susu Pasta Kedelai 5768 - -
Uap Air - 5191 -
Susu Bubuk Kedelai - - 577
Sub Total 5768 5191 577
Total 5768 5768
Tabel 3.18 Neraca Massa pada Rotary Cooler (TE-502 )
Alur/
Komponen
Masuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F42 F43
Susu Bubuk Kedelai 577 -
Susu Bubuk Kedelai - 577
Sub Total 577 577
[image:37.595.105.491.297.481.2]BAB IV
NERACA PANAS
Pra rancangan Pabrik Pembuatan Susu Bubuk Kedelai direncanakan
beroperasi pada Basis Perhitungan 1 jam operasi dengan Satuan Operasi dalam kJ/jam dan Temperatur Referensi 25 o
Tabel 4.1 sampai dengan 4.9 di bawah ini menunjukkan hasil perhitungan neraca panas untuk setiap unit.
[image:38.595.107.530.283.439.2]C.
Tabel 4.1 Neraca Panas pada Tangki Perebusan (TT –401)
Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
F17 F18 F19
Kedelai 7083,215 - 92081,79
Air 1410,32 14123,94 186096,54
Steam - 108,43 108,43
Panas yang dilepas (Q) - 255560,86 -
[image:38.595.108.532.483.640.2]Total 278286,76 278286,76
Tabel 4.2 Neraca Panas pada Tangki Pencampuran (M-401)
Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
F20 F21 F22
Pasta Kedelai 204592,83 - -
Air - 227889,84 -
Bubur Susu Kedelai - - 436544,67
Panas yang dilepas (Q) - - -
Tabel 4.3 Neraca Panas pada Filter Press(P-401)
Komponen / Alur PanasMasuk (kg/jam) Keluar (kg/jam)
F22 F23 F24
Bubur Susu Kedelai 436544,67 - -
Ampas - 25249,986 20,799
Susu Kedelai - 427,356 392847,003
Panas yang dilepas (Q) - - -
Sub Total 436544,67 25676,986 392867,802
Total 436544,67 436544,67
Tabel 4.4 Neraca Panas pada Tangki Pencampuran(M-402)
Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
F24 F32 F33
Susu Kedelai 229433,769 - -
Ampas 20,799 - -
Santan - 29508,65 -
Susu Kedelai Homogen - - 258942,419
Panas yang diserap(Q) - - -
Total 258942,419 258942,419
Tabel 4.5 Neraca Panas pada Tangki Pasteurisasi (TT-402 )
Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
F33 F34 F35 F36
Susu Kedelai Homogen 258942,419 - - 2224855,75
Steam - 834,074 834,074 -
Panas yang diserap susu (Q) 1965913,331 - - -
Tabel 4.6 Neraca Panas pada Evaporator(FE-401)
Komponen / Alur
Panas Masuk
(kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
F36 F37 F39
Susu Kedelai Homogen 2224855,75 - -
Susu Pasta Kedelai - - 1730797,992
Uap Air - 16627048,9 -
Steam 6844,714 6844,714 -
Panas yang dilepas (Q) 16132991,14 - -
[image:40.595.105.529.95.299.2]Total 18364691,61 18364691,61
Tabel 4.7 Neraca Panas pada Cooler(TE-501 )
Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
F39 F40
Susu Pasta Kedelai 1730797,992 561947,4
Air pendingin 491599,433 491599,433
Panas yang diserap(Q) – 1168850,592 -
Total 1053546,833 1053546,833
Tabel 4.8 Neraca Panas pada Spray Dryer(SR-501 )
Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
F40 F41 F42
Susu Pasta Kedelai 561947,4 - -
Uap Air - 11823073,51 -
Susu Bubuk Kedelai - - 123671,295
Udara Panas 159952,757 159952,757 -
Panas yang dilepas (Q) 11384797,41 - -
[image:40.595.108.519.498.683.2]Tabel 4.9 Neraca Panas pada Rotary Cooler( TE-501)
Komponen / Alur Panas Masuk (kJ/jam) Panas Keluar (kJ/jam)
F42 F44
Susu Bubuk Kedelai 123671,295 10853,145
Air Pendingin 3116,523 3116,523
Panas yang diserap (Q) – 112818,15 -
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
5.1 Gudang Bahan Baku (G-1)
Fungsi : Sebagai tempat untuk menyimpan bahan baku berupa
Kacang kedelai yang akan digunakan untuk proses.
Bentuk : Prisma tegak segi empat
Bahan konstruksi : Dinding beton dan atap seng
Jumlah : 1 unit
Kondisi fisik :
Lebar = 6,85 m
Panjang = 6,85 m
Tinggi = 3,425 m
5.2 Bucket Elevator (BE – 1)
Fungsi : Mengangkut bahan baku kacang kedelai untuk dimasukkan ke dalam
tangki pencuci (TP – 1).
Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator Bahan : Malleable – iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
Temperatur (T) : 30 oC
Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi)
Spesifikasinya adalah sebagai berikut:
Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in
Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m
Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s
Kecepatan Putaran = 43 rpm
5.3 Tangki NaOH (TB – 1)
Fungsi : Untuk membuat larutan NaOH 10 %.
Jenis : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal. Bahan : Stainless Steel, SA-316 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume : 51,881 m
s ft / 00177 ,
0 3
3
Diameter tangki : 3,599 m
Tinggi tangki : 4,498 m
Tinggi head : 0,899 m
Tebal plat : 0,231 in
Daya pengaduk : 2,175 Hp
5.4 Pompa NaOH (Po – 1)
Fungsi : Memompa NaOH ke dalam Tangki Perendam (T-1)
Jenis : centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Laju alir volumetric, Q =
Diameter pompa, D i,opt = 1,142 in
Ukuran pipa nominal = 1 in
Schedule pipa = 80
Diameter dalam (ID) = 0,957 in = 0,080 ft
Diameter Luar (OD) = 1,32 in = 0,110 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,005 ft2
Kerja pompa, W = 25,744 ft. lbf/lbm
Daya pompa = 0,1 Hp
5.5 Tangki NaHCO3 (TB – 2)
Fungsi : Untuk membuat larutan NaHCO3 30 %.
Jenis : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal. Bahan : Stainless Steel, SA-316 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume : 43,307 m3
Diameter tangki : 3,389 m
Tinggi tangki : 4,236 m
Tinggi head : 0,847 m
Tebal plat : 0,227 in
Daya pengaduk : 2,205 Hp
5.6 Pompa NaHCO3
s ft / 00147 ,
0 3
(Po – 2)
Fungsi : Memompa NaOH ke dalam Tangki Perendam (T-2)
Jenis : centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Laju alir volumetric, Q =
Diameter pompa, D i,opt = 1,063 in
Ukuran pipa nominal = 1 in
Schedule pipa = 80
Diameter dalam (ID) = 0,957 in = 0,080 ft
Diameter Luar (OD) = 1,32 in = 0,110 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,005 ft2
Kerja pompa, W = 11,151 ft. lbf/lbm
Daya pompa = 0,05 Hp
5.7 Tangki Santan (TB – 3)
Fungsi : Untuk menyimpan santan guna kebutuhan proses.
Jenis : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal. Bahan : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume : 47,327 m
s ft / 016 ,
0 3
3
Diameter tangki : 3,491 m
Tinggi tangki : 4,364 m
Tinggi head : 0,873 m
Tebal plat : 0,218 in
Daya pengaduk : 1,914 Hp
5.8 Pompa Santan (Po – 4)
Fungsi : Memompa santan ke dalam Tangki Pencampur (MT-2)
Jenis : centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 unit
Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Laju alir volumetric, Q =
Diameter pompa, D i,opt = 1,024 in
Ukuran pipa nominal = 1,25 in
Schedule pipa = 80
Diameter dalam (ID) = 1,278 in = 0,1065 ft
Diameter Luar (OD) = 1,66 in = 0,1383 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,0089 ft2
Kerja pompa, W = 10,270 ft. lbf/lbm
Daya pompa = 0,05 Hp
5.9 Tangki Pencuci I (TP – 1)
Fungsi : Untuk mencuci kacang kedelai dari Bucket elevator. Bentuk : Silinder vertikal dengan dasar datar dan tutup ellipsoidal. Bahan : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume : 1,667 m3
Diameter tangki : 1,144 m
Tinggi tangki : 1,430 m
Tinggi head : 0,286 m
Tebal plat : 0,169 in
Daya pengaduk : 0,007 Hp
5.10 Vibrating Screen (SF-1)
Fungsi : Mengayak atau memisahkan kacang kedelai dengan air untuk
dimasukkan ke dalam tangki perendam - I.
Jenis : Vibrating Screen Bahan : Stainless Steel Kondisi Operasi :
Temperatur (T) : 30 oC
Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi)
Kapasitas : 1,471 ton/jam
Luas Screen : 3,055 ft2
Kecepatan Getaran : 3600 vibrasi/menit
Daya : 4 Hp
Effisiensi : 99,24 %
5.11 Tangki Perendaman I (T – 1)
Fungsi : Untuk merendam kacang kedelai dari Vibrating
Screen dengan NaOH.
Bentuk : Silinder vertikal dengan dasar datar tanpa tutup.
Bahan Konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Volume tangki : 7,064 m3
Diameter tangki : 1,852 m
Tinggi tangki : 2,315 m
Tebal plat : 0,199 in
5.12 Bucket Elevator (BE – 2)
Fungsi : Mengangkut bahan baku kacang kedelai untuk dimasukkan ke dalam
tangki pencuci (TP – 2).
Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator Bahan : Malleable – iron
Jumlah : 1 unit
Kondisi Operasi :
Temperatur (T) : 30 oC
Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi)
Spesifikasinya adalah sebagai berikut:
Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in
Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m
Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s
Kecepatan Putaran = 43 rpm
Daya = 1,668 Hp
5.13 Tangki Pencuci II (TP – 2)
Fungsi : Untuk mencuci kacang kedelai dari tangki perendam I.
Bentuk : Silinder vertikal dengan dasar datar dan tutup ellipsoidal
Bahan Konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume tangki : 7,247 m3
Diameter tangki : 1,868 m
Tinggi tangki : 2,335 m
Tinggi head : 0,467 m
Tebal plat : 0,201 in
5.14 Vibrating Screen II (SF – 2)
Fungsi : Mengayak atau memisahkan kacang kedelai dengan air untuk
dimasukkan ke dalam tangki perendam II.
Jenis : Vibrating Screen Bahan : Stainless Steel Kondisi Operasi :
Temperatur (T) : 30 oC
Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi)
Kapasitas : 6,393 ton/jam
Luas Screen : 13,279 ft2
Kecepatan Getaran : 3600 vibrasi/menit
Daya : 4 Hp
Effisiensi : 99,02 %
5.15 Tangki Perendaman II (T – 2)
Fungsi : Untuk merendam kacang kedelai dari Vibrating
Screen dengan NaHCO3.
Bentuk : Silinder vertikal dengan dasar datar tanpa tutup.
Bahan Konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 2 unit (continue setiap 2 jam)
Volume tangki : 4,753 m3
Diameter tangki : 1,623 m
Tinggi tangki : 2,029 m
Tebal plat : 0,188 in
5.16 Bucket Elevator (BE – 3)
Fungsi : Mengangkut bahan baku kacang kedelai untuk dimasukkan ke dalam
tangki pencuci (TP – 3).
Jenis : Spaced – Bucket Centrifugal – Discharge Elevator Bahan : Malleable – iron
Kondisi Operasi :
Temperatur (T) : 30 oC
Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi)
Spesifikasinya adalah sebagai berikut:
Ukuran Bucket = (6 x 4 x 4 ¼ ) in
Jarak antar Bucket = 12 in = 0,305 m
Kecepatan Bucket = 225 ft/menit = 68,6 m/menit = 1,143 m/s
Kecepatan Putaran = 43 rpm
Daya = 1,681 Hp
5.17 Tangki Pencuci III (TP – 3)
Fungsi : Untuk mencuci kacang kedelai dari tangki perendam II.
Bentuk : Silinder vertikal dengan dasar datar dan tutup ellipsoidal
Bahan Konstruksi : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume tangki : 7,333 m3
Diameter tangki : 1,875 m
Tinggi tangki : 2,344 m
Tinggi head : 0,469 m
Tebal plat : 0,201 in
Daya pengaduk : 0,083 Hp
5.18 Vibrating Screen III (SF-3)
Fungsi : Mengayak atau memisahkan kacang kedelai dengan air untuk
dimasukkan ke dalam tangki perebusan.
Jenis : Vibrating Screen Bahan : Stainless Steel Kondisi Operasi :
Temperatur (T) : 30 oC
Tekanan (P) : 1 atm (14,696 psi)
Kapasitas : 6,470 ton/jam
Kecepatan Getaran : 3600 vibrasi/menit
Daya : 4 Hp
Effisiensi : 98,76 %
5.19 Tangki Perebusan (P )
Fungsi : Untuk merebus kacang kedelai yang sudah dicuci.
Jenis : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal. Bahan : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume tangki : 1,852 m3
Diameter tangki : 1,185 m
Tinggi tangki : 1,482 m
Tebal plat : 0,170 in
Daya pengaduk : 0,008 Hp
5.20 Roller Mill (RM)
Fungsi : untuk menghaluskan kacang kedelai dari tangki perebusan.
Jenis : Double Toothed-Roll Crusher
Bahan konstruksi : Commercial steel
Jumlah : 1 buah
Diameter : 1,5 ft
Face ukuran roll : 1,5 ft Kecepatan putaran : 150 rpm
Daya motor : 8 Hp
5.21 Tangki Pencampuran (MT – 1)
Fungsi : Untuk mencampur pasta kedelai dengan air.
Jenis : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal. Bahan : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume tangki : 14,766 m3
Tinggi tangki : 3,203 m
Tinggi head : 0,640 m
Tebal plat : 0,288 in
Daya pengaduk : 0,2 Hp
5.22 Pompa Tangki Pencampuran (Po – 3)
Fungsi : Memompakan umpan ke Filter Press.
Jenis : centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Stainless steel
Jumlah : 1 unit
Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Laju alir volumetric, Q = 0,0121ft3/s
Diameter pompa, D i,opt = 2,559 in
Ukuran pipa nominal = 3 in
Schedule pipa = 80
Diameter dalam (ID) = 2,9 in = 0,242 ft
Diameter Luar (OD) = 3,5 in = 0,292 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,046 ft2
Kerja pompa, W = 11,168 ft. lbf/lbm
Daya pompa = 0,2 Hp
Daya motor = 0,3 Hp
5.23 Filter Press (FP)
Fungsi : Memisahkan susu kedelai dengan ampas.
Jenis : Plate and Frame Filter Press
Temperatur : 50 oC
Bahan Konstruksi : Carbon Steel
Jumlah : 1 unit
Volume filtrat : 6,842 ft3
Tekanan filtrasi : 50 psi
Luas frame : 25,611 m2
5.24 Bak Penampung (BC)
Fungsi : Menampung cake dari unit filter press
Bentuk : Persegi panjang
Bahan konstruksi : Beton
Jumlah : 1 unit
Volume bak : 61,229 m3
Tinggi bak : 3,008 m
Panjang bak : 4,512 m
Lebar bak : 4,512 m
5.25 Tangki Pencampuran (MT – 2)
Fungsi : Untuk mencampur susu kedelai dengan santan.
Jenis : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup ellipsoidal. Bahan : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume tangki : 15,301 m
s ft / 124 ,
0 3
3
Diameter tangki : 2,396 m
Tinggi tangki : 2,995 m
Tinggi head : 0,592 m
Tebal plat : 0,229 in
Daya pengaduk : 0,321Hp
5.26 Pompa Tangki Pencampur-II (Po – 5)
Fungsi : Memompa cairan ke tangki Pasteurisasi.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Laju alir volumetric, Q =
Diameter pompa, D i,opt = 2,559 in
Ukuran pipa nominal = 2 in
Diameter dalam (ID) = 1,939 in = 0,1616 ft
Diameter Luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,0205 ft2
Kerja pompa, W = 25,171 ft. lbf/lbm
Daya pompa = 0,313 Hp
5.27 Tangki Pasteurisasi (PT)
Fungsi : Untuk mensterilkan susu kedelai.
Jenis : Jacked Vessel
Bahan : Carbon Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Jenis Pengaduk : Paddle Volume tangki : 7,628 m
s ft / 124 ,
0 3
3
Diameter tangki : 1,135 m
Tinggi silinder : 10 m
Tinggi tutup : 0,284 m
Tebal shell : ¼ in
Daya pengaduk : 2,418 Hp
5.28 Pompa Tangki Pasteurisasi (Po – 6)
Fungsi : Memompa cairan ke evaporator.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Laju alir volumetric, Q =
Diameter pompa, D i,opt = 2,559 in
Ukuran pipa nominal = 2 in
Schedule pipa = 80
Diameter dalam (ID) = 1,939 in = 0,1616 ft
Diameter Luar (OD) = 2,375 in = 0,1979 ft
Kerja pompa, W = 12,307 ft. lbf/lbm
Daya pompa = 0,313 Hp
5.29 Evaporator (EV)
Fungsi : Menguapkan air dalam kandungan susu kedelai.
Jenis : Tangki flat six blade open turbin dengan tutup dan alas ellipsoidal Bahan : Carbon steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Kapasitas tangki : 15,258 m3
Diameter tangki : 2,349 m
Tinggi tangki : 4,171 m
Tinggi tutup : 0,581 m
Diameter pengaduk : 2,568 ft
Daya pengaduk : 0,075 Hp
Panjang koil : 518,771 m
Jumlah lilitan : 118 lilitan
5.30 Cooler (C)
Fungsi : Menurunkan suhu susu pasta kedelai dari 102 oC menjadi
50 o
s ft / 0015 ,
0 3
C.
Jenis : 1-2 shell and tube
Jumlah : 1 unit
5.31 Pompa Cooler (Po – 7)
Fungsi : Memompa cairan ke spray dryer.
Jenis : Centrifugal pump
Bahan Konstruksi : Commercial Steel
Jumlah : 1 unit
Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Laju alir volumetric, Q =
Diameter pompa, D i,opt = 1,887 in
Schedule pipa = 80
Diameter dalam (ID) = 2,9 in = 0,242 ft
Diameter Luar (OD) = 3,5 in = 0,292 ft
Luas Penampang dalam (At) = 0,046 ft2
Kerja pompa, W = 10,204 ft. lbf/lbm
Daya pompa = 0,096 Hp
5.32 Spray Dryer (SD)
Fungsi : Menguapkan air dari pasta kedelai dengan menggunakan
udara panas.
Jenis : Spray dryer
Jumlah : 1 Unit
Diameter : 2,846 m
Tinggi : 18,672 ft = 5,691 m
Kecepatan putar motor : 3600 rpm
Daya motor : 5 hp
5.33 Cyclon
Fungsi : Memisahkan uap air dari padatan susu kedelai.
Bahan konstruksi : Carbon steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Diameter cyclon : 13 cm Tinggi cyclone : 1,5 ft Dθ = Dc/2 = 6,5 cm
Bc = Dc/4 = 3,25 cm
Hc = Dc/2 = 6,5 cm
Lc = 2 Dc = 26 cm
Sc = Dc/8 = 1,625 cm
Zc = 2 Dc = 26 cm
5.34 Rotary Cooler (RC)
Fungsi : Untuk menurunkan suhu produk dari 80 oC menjadi 30 o
1. Diameter Rotary Cooler = 4,184 ft
C.
Jenis : Rotary Cooler Bahan : Commercial Steel
Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
2. Panjang Dryer = 3,376 ft
3. Waktu Tinggal = 6,975 menit
4. Putaran Rotary Cooler = 31,845 rpm
5. Power = 13,129 Hp
5.35 Tangki Produk (TK)
Fungsi : untuk menyimpan produk susu bubuk kedelai.
Jenis : Silinder vertikal dengan dasar dan tutup datar.
Bahan : Stainless Steel, SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Volume tangki : 181,544 m3
Diameter tangki : 5,465 m
Tinggi tangki : 6,831 m
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Instrumentasi merupakan sistem dan susunan yang dipakai di dalam suatu
proses kontrol untuk mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesai dengan
yang diharapkan. Di dalam suatu pabrik kimia, pemakaian instrumen merupakan
suatu hal yang penting karena dengan adanya rangkaian instrumen tersebut maka
operasi semua peralatan yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor dan dikontrol
dengan cermat, mudah dan efisien. Dengan demikian, kondisi operasi selalu berada
dalam kondisi yang diharapkan (Ulrich, 1984).
Secara garis besar, alat –alat kontrol dapat diklasifikasikan atas :
1. Penunjuk (Indicator) 2. Pengirim (Transmitter) 3. Pencatat (Recorder) 4. Pengatur (Controller)
5. Katup pengatur (Control valves)
Indicator adalah suatu alat yang (biasanya terletak pada tempat dimana pengukuran untuk proses tersebut dilakukan) memberikan harga dari besaran (variabel) yang
diukur. Besaran ini merupakan besaran sesaat.
Transmitter adalah alat yang mengukur harga dari suatu besaran seperti suhu, tinggi permukaan dan mengirimkan sinyal yang diperolehnya keperalatan lain misal
recorder, indicator atau alarm.
Recorder (biasanya terletak jauh dari tempat dimana besaran proses diukur), bekerja untuk mencatat harga – harga yang diproleh dari pengukuran secara continue atau secara periodik. Biasanya hasil pencatatan recorder ini terlukis dalam bentuk kurva diatas kertas.
Controller adalah suatu alat yang membandingkan harga besaran yang diukur dengan harga sebenarnya yang diinginkan bagi besaran itu dan memberikan sinyal untuk
pengkoreksian kesalahan, jika terjadi perbedaan antara harga besaran yang diukur
Sinyal koreksi yang dihasilkan oleh controller berfungsi untuk mengoperasikan Control valve untuk memperbaiki atau meniadakan kesalahan tersebut. Biasanya controller ditempatkan jauh dari tempat pengukuran. Controller juga dapat berfungsi (dilengkapi) untuk dapat mencatat atau mengukur.
Peralatan instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga mekanis atau tenaga
listrik dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis
(menggunakan komputer). Penggunaan instrumen pada suatu peralatan proses
tergantung pada pertimbangan ekonomis dan sistem peralatan sendiri. Pada
pemakaian alat-alat instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual) atau disatukan
di dalam suatu ruang kontrol pusat (control room) yang dihubungkan dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis).
Variabel-variabel proses yang biasanya dikontrol / diukur oleh instrumen
adalah (Stephoulus, 1984) :
1. Variabel utama, seperti temperatur, tekanan, laju alir dan level cairan.
2. Variabel tambahan, seperti densitas, viskositas, konduktivitas, pH, humiditas,
titik embun, komposisi kimia, kandungan kelembaban, dan variabel
lainnya.
Faktor–faktor yang perlu diperhatikan dalam instrumen–instrumen adalah
(Peters et.al., 2004) :
1. Range yang diperlukan untuk pengukuran. 2. Level instrumentasi.
3. Ketelitian yang dibutuhkan.
4. Bahan konstruksinya.
5. Pengaruh pemasangan instrumentasi pada kondisi proses.
Instrumentasi yang umum digunakan dalam pabrik adalah (Considine, 1985) :
1. Untuk variabel temperatur.
• Temperature Controller (TC) adalah instrumentasi yang digunakan untuk mengamati temperatur dari suatu alat. Dengan menggunakan
Temperature Controller, para engineer juga dapat melakukan
pengendalian terhadap peralatan sehingga temperatur peralatan tetap
ka