PENGARUH PENGETAHUAN PIMPINAN TENTANG ANGGARAN,
PENGALAMAN KERJA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DENGAN
GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
TESIS
Oleh
CHAIRINA
107017025/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PENGETAHUAN PIMPINAN TENTANG ANGGARAN,
PENGALAMAN KERJA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DENGAN
GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
CHAIRINA
107017025/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH PENGETAHUAN PIMPINAN TENTANG ANGGARAN, PENGALAMAN KERJA
DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Nama Mahasiswa : Chairina Nomor Pokok : 107017025/Akt Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,CPA)
Ketua Anggota
Drs.Zainul Bahri Torong, MSi,Ak)
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,CPA) (Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE)
Telah diuji pada
Tanggal : 30 Januari 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak
2. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak 3. Drs. Rasdianto, MA, Ak
PERNYATAAN
“PENGARUH PENGETAHUAN PIMPINAN TENTANG ANGGARAN,
PENGALAMAN KERJA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING”.
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, Januari 2013
Penulis
PENGARUH PENGETAHUAN PIMPINAN TENTANG ANGGARAN, PENGALAMAN KERJA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji, menganalisis dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh pengetahuan pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan terhadap pengawasan keuangan dengan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating di Universitas Islam Sumatera Utara baik secara simultan dan parsial. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebab akibat. Populasi penelitian ini adalah pimpinan di Universitas Islam Sumatera Utara berjumlah 74 (tujuh puluh empat) orang. Pengujian hipotesis diuji dengan menggunakan derajat signifikan 5%. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus sehingga seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Pengujian penelitian ini dilakukan dengan uji F dan uji t, pengujian terhadap variabel moderating dilakukan dengan uji interaksi atau MRA (Moderated Regression
Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pengetahuan
pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan. Secara parsial pengetahuan tentang anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan, sedangkan pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengawasan keuangan. Gaya kepemimpinan tidak memperkuat pengaruh pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan terhadap pengawasan keuangan.
Kata Kunci : Pengetahuan tentang Anggaran, Pengalaman Kerja, Latar Belakang Pendidikan, Pengawasan Keuangan dan
THE INFLUENCE OF A LEADER’S KNOWLEDGE IN BUDGET, WORK EXPERIENCE AND EDUCATIONAL BACKGROUND ON
FINANCIAL CONTROL WITH LEADERSHIP STYLE AS MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
This aim of the research was to verify, to analyze, and to give empirical evidence about the influence of a leader’s knowledge in budget, work experience, and educational background on financial control with leadership style as the moderating variable in the Islamic University of North Sumatra partially and simultaneously. The type of the research was causality. The population was 74 people. The hypothesis was tested by using significance level of 5%. The samples were taken by using census methode so the the whole population could be used as the samples. The tests used in the research were F-test and t-test, and the moderating variable was tested by interaction test or Moderated Regression Analysis (MRA). The results of the researc showed that, simultaneously, leader’s knowledge of budgets, work experience, and educational background had significant influence on financial contro., Partially, only leader’s knowledge in budget had significant influence on financial control, while work experience and educational background did not have any influence on financial control. Leadership style did not strengthen the influence of knowledge in budget, work experience, and educational background on financial control.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT serta Shalawat beriring salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW yang Insya Allah memberikan safaat kepada penulis dan seluruh umatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis ini yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN PIMPINAN TENTANG ANGGARAN, PENGALAMAN KERJA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING”. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.dr.Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi Program Magister Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan dosen
4. pembimbing satu yang telah banyak memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun tesis ini.
5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing dua yang telah banyak memberikan bimbingan dan mengarahkan penulis dalam menyusun tesis ini.
7. Ibu Dra.Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam menyusun tesis ini.
8. Ibunda Hj. Ratna Hayati dan Alm. Ayahanda Chairuddin, yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan yang tak ternilai, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
9. Suami dan anak-anakku yang telah memberi dukungan dan motivasi yang tidak pernah berhenti.
10.Teman-teman di Program Studi Magister Akuntansi yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan persahabatan dalam memberi sumbangan pikiran selama perkuliahan.
Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan Hidayah-Nya, dan apa yang penulis lakukan ini mendapatkan ridho-Nya serta berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amin.
Medan, Januari 2013 Penulis
RIWAYAT HIDUP
1. NAMA : CHAIRINA
2. TEMPAT/TANGGAL LAHIR : MEDAN, 15 OKTOBER 1968
3. AGAMA : ISLAM
4. ORANG TUA
a. AYAH : Alm. CHAIRUDDIN
b. IBU : Hj. RATNA HAYATI
5. ALAMAT : JL. BRIGJEN ZEIN HAMID
G. ALIM 5 TITI KUNING
MEDAN
6. PENDIDIKAN :
a. SD Negeri 060900 Medan tamat tahun 1981
b. SMP Negeri 2 Medan tamat tahun 1984
c. SMEA Negeri 1 Medan tamat tahun 1987
d. S1 Universitas Islam Sumatera Utara tamat tahun 2002
7. PENGALAMAN KERJA
a. Tahun 1989 – 1999 sebagai staf pengajar di lembaga kursus
b. Tahun 1994 – 2007 sebagai staf keuangan di Yayasan UISU
DAFTAR ISI
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 19
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN………. 33
5.1. Deskripsi Data Penelitian……….. 34
5.2. Analisis Data………. 36
6.2. Keterbatasan Penelitian………. 50
6.2. Saran ………. 50
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu………17
Tabel 4.1. Defenisi Operasional Variabel ……… 24
Tabel 5.1. Pengumpulan Data……… 33
Tabel 5.2. Jenis Kelamin……… 33
Tabel 5.3. Tingkat Pendidikan………. 34
Tabel 5.4. Latar Belakang Pendidikan……….…… 34
Tabel 5.5. Pengalaman Kerja……….. 35
Tabel 5.6. Deskripsi Statistik……… 35
Tabel 5.7. Uji Reliabilitas………. 37
Tabel 5.8. Uji Multikolinearitas……… 39
Tabel 5.9. Uji F ……… 41
Tabel 5.10. Uji t……… 42
Tabel 5.11. Koefisien Determinasi……… 43
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Konsep……… 19
Gambar 5.1. Grafik Histogram……… 38
Gambar 5.2. Grafik P-P Plot………. 39
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan dan Kuesioner………. 54
Lampiran 2 Jadwal Penelitian……… 59
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas……… 60
Lampiran 4 Data Responden……….. 62
PENGARUH PENGETAHUAN PIMPINAN TENTANG ANGGARAN, PENGALAMAN KERJA DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
TERHADAP PENGAWASAN KEUANGAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji, menganalisis dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh pengetahuan pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan terhadap pengawasan keuangan dengan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating di Universitas Islam Sumatera Utara baik secara simultan dan parsial. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebab akibat. Populasi penelitian ini adalah pimpinan di Universitas Islam Sumatera Utara berjumlah 74 (tujuh puluh empat) orang. Pengujian hipotesis diuji dengan menggunakan derajat signifikan 5%. Metode pengambilan sampel menggunakan metode sensus sehingga seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Pengujian penelitian ini dilakukan dengan uji F dan uji t, pengujian terhadap variabel moderating dilakukan dengan uji interaksi atau MRA (Moderated Regression
Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pengetahuan
pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan. Secara parsial pengetahuan tentang anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan, sedangkan pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengawasan keuangan. Gaya kepemimpinan tidak memperkuat pengaruh pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan terhadap pengawasan keuangan.
Kata Kunci : Pengetahuan tentang Anggaran, Pengalaman Kerja, Latar Belakang Pendidikan, Pengawasan Keuangan dan
THE INFLUENCE OF A LEADER’S KNOWLEDGE IN BUDGET, WORK EXPERIENCE AND EDUCATIONAL BACKGROUND ON
FINANCIAL CONTROL WITH LEADERSHIP STYLE AS MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
This aim of the research was to verify, to analyze, and to give empirical evidence about the influence of a leader’s knowledge in budget, work experience, and educational background on financial control with leadership style as the moderating variable in the Islamic University of North Sumatra partially and simultaneously. The type of the research was causality. The population was 74 people. The hypothesis was tested by using significance level of 5%. The samples were taken by using census methode so the the whole population could be used as the samples. The tests used in the research were F-test and t-test, and the moderating variable was tested by interaction test or Moderated Regression Analysis (MRA). The results of the researc showed that, simultaneously, leader’s knowledge of budgets, work experience, and educational background had significant influence on financial contro., Partially, only leader’s knowledge in budget had significant influence on financial control, while work experience and educational background did not have any influence on financial control. Leadership style did not strengthen the influence of knowledge in budget, work experience, and educational background on financial control.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja
standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Untuk
menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan, serta untuk mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna
mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan.
Pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan,
dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen
dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik. Pengawasan pada dasarnya diarahkan
sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau
penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat
membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan
tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai
sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat
mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.
Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya
penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan
adanya pemborosan, dan mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran
perencanaan. Perencanaan disusun dan digambarkan dalam anggaran. Anggaran
merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah
disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter untuk
jangka waktu tertentu.
Pengetahuan tentang penyusunan anggaran sangat diperlukan sebagai alat
untuk melaksanakan tujuan-tujuan organisasi ke dalam dimensi kuantitatif dan waktu,
serta mengkomunikasikannya kepada manajer-manajer tingkat bawah sebagai
rencana kerja jangka panjang ataupun pendek (Yogi, 2008). Pengawasan anggaran
meliputi siklus anggaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun
pertanggungjawaban. Pengetahuan pimpinan tentang anggaran sangat diperlukan
untuk melakukan pengawasan terhadap anggaran untuk memastikan seluruh kegiatan
yang telah disusun tidak terjadi kebocoran atau penyimpangan alokasi
anggaran.
Selain pengetahuan pimpinan tentang anggaran yang mempengaruhi terhadap
pengawasan, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan juga mendukung
terhadap pengawasan keuangan. Pimpinan yang membidangi pekerjaan dibagian
keuangan setidaknya mempunyai pengalaman tentang keuangan. Pimpinan yang
berlatar belakang pendidikan akuntansi diharapkan mempunyai pengetahuan tentang
anggaran.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku dengan orang lain
mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan gaya kepemimpinan diharapkan para pimpinan dapat mengarahkan para
bawahannya untuk dapat membawa kepada tujuan yang telah disusun dalam
anggaran. Pengawasan berguna sebagai alat evaluasi terhadap perencanaan yang telah
disusun dan juga merupakan rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk menyakinkan
atau mengukur apakah pelaksanaan anggaran telah sesuai dengan apa yang telah
disusun.
Fenomena yang terjadi di Universitas Islam Sumatera Utara adalah
pengawasan yang dilakukan belum maksimal dilakukan oleh pimpinan baik
pengawasan intern dan ekstern, pengawasan preventif dan represif, pengawasan aktif
dan pasif, serta pengawasan kebenaran formil menurut hak dan pemeriksaan
kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran belum maksimal dilakukan.
Belum terlaksananya program yang telah disusun dalam Rencana Induk
Pengembangan sebagai dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat
kerangka program-program pembangunan dan juga Rencana Kerja Yayasan sebagai
dokumen perencanaan tahunan yang memuat kerangka program-program
pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Yayasan maupun yang
dilakukan oleh satuan unit kerja dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Rencana Program
Kerja Pendapatan dan Belanja (RPKAPB) disusun masih mengacu kepada realisasi
RPKAPB tahun sebelumnya dan belum sepenuhnya menerapkan anggaran berbasis
Terlambatnya pengesahan RPKAPB yang telah disusun sehingga membuat
kesulitan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan RPKAPB sebagai
pedoman dalam mengelola keuangan dalam satu periode. Peranan seorang pemimpin
penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan terutama berkaitan dalam penyusunan
anggaran dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran. Kurangnya peran para
pimpinan yang diharapkan dapat dengan tegas untuk mengatasi berbagai masalah
dalam bidang keuangan inilah menjadi bahan penelitian apakah gaya kepemimpinan
dapat mempengaruhi pengawasan keuangan.
Inilah yang menjadi pertimbangan peneliti untuk meneliti Pengaruh
Pengetahuan Pimpinan tentang Anggaran, Pengalaman Kerja dan Latar Belakang
Pendidikan terhadap Pengawasan Keuangan dengan menambahkan Gaya
Kepemimpinan sebagai variabel moderating di Universitas Islam Sumatera Utara
(UISU).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka peneliti merumuskan masalah
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah pengetahuan pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja dan latar
belakang pendidikan berpengaruh terhadap pengawasan keuangan.
2. Apakah gaya kepemimpinan dapat memperkuat atau memperlemah hubungan
pengetahuan pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja dan latar belakang
pendidikan terhadap pengawasan keuangan.
1.3. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
1. Untuk menguji/memberi bukti empiris apakah pengetahuan pimpinan tentang
anggaran, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan akan mempengaruhi
terhadap pengawasan keuangan secara simultan dan parsial.
2. Untuk menguji/memberi bukti empiris apakah gaya kepemimpinan dapat
memperkuat atau memperlemah hubungan pengetahuan pimpinan tentang
anggaran, pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan terhadap pengawasan
keuangan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan
manfaat yang berarti yaitu :
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai media untuk mengembangkan
wawasan dan pengetahuan yang berkaitan tentang anggaran dan pengawasan.
2. Bagi Pimpinan Yayasan UISU penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan
dalam memberikan informasi sejauhmana gaya kepemimpinan dapat
mempengaruhi pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja, latar belakang
pendidikan terhadap pengawasan keuangan.
3. Bagi Akademisi dan peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian tentang pengaruh pengetahuan pimpinan tentang anggaran,
pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan terhadap pengawasan keuangan telah
banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya diantaranya yang dilakukan oleh Erlina
(2008) meneliti pengaruh pengetahuan tentang anggaran terhadap pengawasan
Utara. Hasil penelitian tersebut menunjukkan : (1) latar belakang pendidikan dan
jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan pengawasan anggaran, tetapi
pengetahuan tentang anggaran signifikan mempengaruhi pengawasan anggaran yang
dilakukan anggota dewan. (2) Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan
partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pengawasan anggaran akan
mempengaruhi pengawasan anggaran yang dilakukan oleh anggota dewan. (3) Latar
belakang pendidikan dan jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan
pengawasan anggaran, tetapi pengetahuan tentang anggaran signifikan mempengaruhi
kinerja anggota dewan. (4) Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan
partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pengawasan anggaran tidak
mempengaruhi kinerja anggota dewan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari peneliti Erlina perbedaan penelitian ini
dengan Erlina adalah dari variabel dan sampel yang digunakan, lokasi penelitian, dan
periode waktu penelitian. Variabel Independen yang digunakan oleh Erlina adalah
pengetahuan dewan tentang anggaran, jenjang pendidikan dan latar belakang
pendidikan, variabel dependennya adalah pengawasan keuangan daerah serta kinerja
dewan, variabel moderating adalah partisipasi masyarakat dengan sampelnya dewan
Komisi C di Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan variabel independennya
adalah pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja dan latar belakang
pendidikan dan variabel dependen adalah pengawasan keuangan serta gaya
kepemimpinan sebagai variabel moderating.
Peneliti tidak menggunakan jenjang pendidikan seperti yang digunakan oleh
Erlina (2008) tetapi mengganti dengan pengalaman kerja karena di tempat objek
atau S1, yang diharapkan dapat mempengaruhi pengawasan keuangan. Variabel
moderating pada penelitian Erlina (2008) adalah partisipasi masyarakat dalam
penelitian ini variabel moderatingnya adalah gaya kepemimpinan. Alasan
menggunakan gaya kepemimpinan untuk melihat apakah pengaruh gaya
kepemimpinan dapat memperkuat terhadap pengawasan keuangan .
Alasan untuk meneliti ulang dengan mengganti variabel independen dan
variabel moderating adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh
pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja, latar belakang pendidikan terhadap
pengawasan keuangan dengan gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengawasan Keuangan
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja
standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk
menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya telah
digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan
(Kadarman 2001)
Pengawasan merupakan rangkaian kegiatan pemantauan, pemeriksaan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan. Pengawasan dilakukan untuk menjamin
semua kebijakan program dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang
berlaku. Pengawasan dilakukan untuk mengetahui apakah perencanaan yang telah
disusun dapat berjalan secara efisien, efektif dan ekonomis. Pengawasan yang
dilakukan dapat berupa pengawasan secara langsung dan tidak langsung serta
preventif dan represif. Pengawasan langsung dilakukan secara pribadi dengan cara
mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri ditempat pekerjaan dan meminta
secara langsung dari pelaksana dengan cara inspeksi. Sedangkan pengawasan tidak
langsung dilakukan dengan cara mempelajari laporan yang diterima dari pelaksana.
Pengawasan preventif dilakukan melalui Pre-audit yaitu sebelum pekerjaan dimulai.
Pengawasan represif dilakukan melalui post-audit dengan pemeriksaan terhadap
Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruh tahap pada
penyusunan dan pelaporan PKAPB. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap bukan
hanya pada tahap evaluasi saja (Mardiasmo, 2001). Pengawasan yang dilakukan oleh
Pimpinan dimulai pada saat proses penyusunan, pengesahan, pelaksanaan, dan
pertanggunganjawaban APBD. Alamsyah (1997) menyebutkan bahwa tujuan adanya
pengawasan APBD adalah untuk : (1) menjaga agar anggaran yang disusun
benar-benar dijalankan, (2) menjaga agar pelaksanaan APBD sesuai dengan anggaran yang
digariskan, dan (3) menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan.
2.1.2. Pengetahuan Anggaran
Kapabilitas dan kemampuan pimpinan yang harus dimiliki antara lain
pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman dalam menyusun berbagai kegiatan.
Pengetahuan erat kaitannya dengan pendidikan dan pengalaman. Pengalaman dan
pengetahuan yang tinggi akan sangat membantu seseorang dalam memecahkan
persoalan yang dihadapinya sesuai dengan kedudukan anggota DPRD sebagai wakil
rakyat (Truman, 1960). Pengertian anggaran (budget) ialah suatu rencana yang
disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam
unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan
datang. Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang
mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001). Penganggaran adalah
perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk keuangan dan ukuran
kuantitatif lainnya (Supriyono, 2002). Laba atau keuntungan yang ingin dicapai oleh
diimplementasikan, hasilnya akan dibandingkan dengan anggarannya sehingga dapat
diketahui penyimpangan yang timbul. Penyimpangan yang timbul tersebut dianalisis
lebih lanjut untuk kemudian digunakan sebagai umpan balik di kegiatan yang akan
datang. Pengetahuan pimpinan tentang anggaran dapat diartikan sebagai pengetahuan
pimpinan terhadap mekanisme penyusunan anggaran mulai dari tahap perencanaan
sampai pada tahap pertanggungjawaban serta pengetahuan pimpinan tentang
peraturan-peraturan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan. Penganggaran
merupakan perencanaan keuangan perusahaan yang dipakai sebagai dasar
pengendalian (pengawasan) keuangan perusahaan untuk periode yang akan datang
(Supriyono, 2002)
Anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan
rencana kegiatan jangka panjang yang telah ditetapkan dalam proses penyusunan
program. Dimana anggaran disusun oleh pimpinan untuk jangka waktu satu tahun,
yang nantinya akan menuju kepada kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumber
daya yang ditentukan.
Pengetahuan yang dibutuhkan dalam melakukan pengawasan salah satunya
adalah pengetahuan tentang anggaran, apabila pengetahuan tentang anggaran baik
maka diharapkan pimpinan dapat mendeteksi adanya pemborosan dan kebocoran
anggaran.
2.1.3. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja adalah proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan
tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan (Manulang, 1984). Pengalaman kerja adalah ukuran
tugas–tugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik
2.1.4. Latar Belakang Pendidikan
. Seseorang yang
mempunyai pengalaman kerja yang lebih banyak dibidang keuangan diharapkan
mempunyai lebih banyak pengetahuan tentang keuangan. Dari uraian tentang
pengalaman kerja diatas dapat disimpulkan, bahwa pengalaman kerja adalah tingkat
penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang
dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang
dimilikinya. Dalam penelitian ini pengalaman kerja yang dimaksud adalah
pengalaman kerja dibidang keuangan.
Latar belakang pendidikan adalah latar belakang pendidikan yang ditekuni
responden, variabel ini bersifat dummy. Dalam penelitian ini latar belakang yang
dimaksud adalah akuntansi atau tidak berlatarbelakang akuntansi.
2.1.5. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara atau teknik seseorang dalam
menjalankan suatu kepemimpinan, berusaha mempengaruhi perilaku orang-orang
yang dikelolanya. Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memberikan
wawasan sehingga orang lain ingin mencapainya. Pemimpin yang baik memberikan
pengalaman, ketrampilan, dan sikap pribadinya untuk membangkitkan semangat dan
tim kerja. Pemimpin yang efektif mampu memberikan pengarahan terhadap usaha
semua anggotanya dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan
para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka
(Trisnawati, 2005). Kepimpinan adalah kemampuan dalam mengatur, memberi
Selain itu pemimpin yang baik harus dapat menyelaraskan kebutuhan kelompok di
mana untuk mengembangkan nilai-nilai dan sesuatu yang menarik perhatian
organisasi.
Peranan pemimpin atau kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan ada
tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat
informasional, dan peranan pengambilan keputusan (Siagian, 2002). Yang dimaksud
dengan peranan yang bersifat interpersonal dalam organisasi adalah bahwa seorang
pemimpin dalam perusahaan atau organisasi merupakan simbol akan keberadaan
organisasi, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk memotivasi dan memberikan
arahan kepada bawahan, dan seorang pemimpin mempunyai peranan sebagai
penghubung. Peranan yang bersifat informasi mengandung arti bahwa seorang
pemimpin dalam organisasi mempunyai peran sebagai pemberi, penerima dan
penganalisa informasi. Sedangkan peran pemimpin dalam pengambilan keputusan
mempunyai arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang
akan diambil berupa strategi-strategi bisnis yang mampu untuk mengembangkan
inovasi, mengambil peluang atau kesempatan dan bernegosiasi dan menjalankan
usaha dengan konsisten.
Setiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Gaya kepemimpinan adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang
pada saat orang tersebut berusaha mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia
lihat (Thoha, 2007). Sedangkan menurut (Winardi, 2000), gaya kepemimpinan adalah
sebuah pendekatan yang digunakan untuk memahami suksesnya kepemimpinan,
dalam hubungannya di mana pusat perhatian ditujukan pada yang dilakukan oleh
2.1.5.1. Kepemimpinan
Teori kepemimpinan menurut Winardi (2000) adalah sebagai berikut :
1. Teori otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah, pemaksaan dan
tindakan yang agak arbiter dalam hubungan pimpinan dengan pihak bawahan.
2. Teori psikologis
Pendekatan ini kepada kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang
pemimpina adalah mengembangkan system motivasi terbaik.
3. Teori sosiologis
Pihak lain menganggap bahwa kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang
melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan
setiap konflik organisatoris antara pengikut.
4. Teori suportif
Pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha
sebaik-baiknya dan dapat memimpin dengan sebaik-sebaik-baiknya melalui tindakan membantu
mereka.
5. Teori “Laissez Faire”
Pemimpin memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dalam hal
menentukan aktivitas mereka.
6. Teori perilaku pribadi
Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas pribadi ataupun
pola-pola kelakuan para pemimpin. Pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun
7. Teori sifat
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain :
a. Intelegensi
b. Inisiatif
c. Energi atau rangsangan
d. Kedewasaan emosional
e. Persuasif
f. Skill communicative
g. Kepercayaan kepada diri sendiri
h. Perspektif
i. Kreativitas dan partisipasi social.
8. Teori situasi
Pada teori ini dianggap bahwa kepemimpinan terdiri dari tiga macam elemen
yakni : pemimpin, pengikut, situasi. Situasi dianggap elemen yang paling penting
karena memiliki banyak variable.
2.1.5.2. Tipe Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan menurut Hopwood (1976), ada beberapa tipe gaya
kepemimpinan yang dapat dijadikan indikator yang dapat mengukur gaya manajemen,
yaitu :
1. Gaya partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan pimpinan selalu
berada di tengah-tengah para bawahan sehingga ia terlihat dan berpartisipasi aktif
2. Gaya pengasuh, yaitu gaya kepemimpinan yang bersifat kebapakan. Pemimpin
dengan gaya seperti ini bertindak sebagai seorang bapak yang selalu melindungi
bawahannya dalam batas-batas yang wajar.
3. Gaya otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan ditangan
satu orang.
4. Gaya birokrasi, yaitu gaya kepemimpinan yang menempatkan peraturan
organisasi sebagai orientasi dalam pelaksanaan tugas.
5. Gaya yang berorientasi pada tugas, yaitu gaya kepemimpinan yang memandang
bahwa pelaksanaan tugas adalah yang paling utama dalam suatu organisai.
Pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan seperti ini akan berupaya untuk
bekerja sesuai target dan tepat waktu, meskipun dalam kondisi sulit.
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Erlina (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan
pimpinan tentang anggaran, jenjang pendidikan dan latar belakang pendidikan
terhadap pengawasan keuangan daerah, partisipasi masyarakat dan transparansi
kebijakan publik sebagai variabel moderating. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa latar belakang pendidikan dan jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan
dengan pengawasan keuangan, tetapi pengetahuan tentang anggaran signifikan
mempengaruhi pengawasan anggaran. Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran
dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran akan mempengaruhi
pengawasan keuangan. Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan partisipasi
masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pengawasan keuangan akan tidak
Winarna dan Murni (2007) meneliti tentang personal background, political
background dan pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap peran DPRD Medan
dalam pengawasan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan
dewan tentang anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap peran DPRD dalam
pengawasan keuangan. Personal background dan political background secara umum
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan
keuangan daerah.
Werimon (2007) meneliti tentang pengaruh partisipasi masyarakat dan
transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara pengetahuan dewan tentang
anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh terhadap pengawasan keuangan
daerah, sedangkan partisipasi masyarakat, kebijakan publik tidak berpengaruh positif
terhadap pengawasan keuangan.
Sopanah dan Wahyudi (2007) meneliti tentang pengaruh akuntabilitas publik,
partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara
pengetahuan anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Hasilnya menunjukkan
pengetahuan anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan.
Akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik tidak
berpengaruh terhadap pengawasan keuangan.
Selanjutnya Wardayani (2010) meneliti pengaruh pengetahuan dewan tentang
anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap kinerja
DPRD dalam pengawasan keuangan daerah dengan komitmen professional sebagai
variabel moderasi. Hasilnya menunjukkan secara simultan dan parsial meneliti
transparansi kebijakan publik berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan.
Komitmen professional tidak memperkuat hubungan pengetahuan tentang anggaran,
partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap kinerja DPRD
dalam pengawasan keuangan.
Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu
Peneliti Topik Variabel Hasil Penelitian
Erlina
Variabel Independen : - Pengetahuan Dewan tentang anggaran, jenjang pendidikan
dan latar belakang pendidikan
Variabel Dependen : - Pengawasan
Keuangan Daerah
Variabel Moderating : - Partisipasi
masyarakat dan transparansi kebijakan publik
- Menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan dan jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan Pengawasan anggaran, tetapi penge-tahuan tentang anggaran signifikan mempengaruhi pengawasan anggaran yang dilakukan anggota dewan. - Interaksi antara pengetahuan tentang
anggaran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran akan mempengaruhi pengawasan anggaran yang dilakukan oleh anggota dewan. - Latar belakang pendidikan dan
jenjang pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan pengawasan anggaran, tetapi pengetahuan tentang anggaran signifikan mempengaruhi kinerja anggota dewan.
- Interaksi antara pengetahuan tentang anggaran dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan anggaran dan pengawasan anggaran akan tidak mempengaruhi kinerja anggota
Pengetahuan Dewan tentang anggaran memiliki pengaruh signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. Personal background dan political background secara umum tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah. - Pengetahuan tentang
Anggaran Psrtisipasi Masyarakat, Trans-paransi Kebijakan Publik
Variabel Dependen - Pengawasan Keuangan
Daerah (APBD)
- Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD)
- Interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh negative signifikan terhadap pengawasan APBD.
- Pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan public tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD. - Pengetahuan dewan tentang anggaran
Tabel 2.1. Lanjutan
- Pengetahuan Dewan tentang anggaran,
- Pengetahuan Anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD baik menurut sampel dewan maupun masyarakat.
- Interaksi pengetahuan anggaran dengan akuntabilitas publik berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD baik menurut sampel dewan maupun sample masyarakat. Hubungan yang ditunjukkan adalah negatif artinya semakin tinggi akuntabilitas maka pengawasan yang dilakukan oleh dewan semakin menurun.
- Interaksi pengetahuan anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan APBD menurut dewan, sedang menurut masyarakat tidak signifikan.
- Interaksi pengetahuan anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak berpengaruh
- Pengetahuan Dewan tentang anggaran
Variabel Dependen
- Pengawasan keuangan daerah
Variabel Moderating
- Komitmen Profesional
- Secara simultan dan parsial pengetahuan dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat, dan transparansi kebijakan publik ber-pengaruh signifikan terhadap kinerja DPRD dalam pengawasan keuangan daerah
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti
mengidentifikasi tiga variable bebas yaitu Pengetahuan tentang Anggaran (X1),
Pengalaman Kerja (X2), Latar Belakang Pendidikan (X3), yang diperkirakan dapat
mempengaruhi baik secara simultan dan parsial terhadap Pengawasan Keuangan (Y)
dengan Gaya Kepemimpinan (Z) sebagai variabel moderating. Kerangka konsep yang
telah dijelaskan diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Hubungan Pengetahuan Anggaran, Pengalaman Kerja, Latar Belakang
Pendidikan terhadap Pengawasan Keuangan dan Gaya Kepemimpinan sebagai
variabel moderating yang diperkirakan dapat mempengaruhi baik simultan maupun
parsial terhadap Pengawasan Keuangan. Pengetahuan pimpinan tentang anggaran Pengetahuan
Tentang Anggaran (X1)
Pengawasan Keuangan
(Y)
Gaya Kepemimpinan
(Z) Pengalaman
Kerja (X2)
Latar Belakang Pendidikan
terhadap pengawasan keuangan adalah semakin tinggi pengetahuan pimpinan tentang
anggaran diduga akan semakin tinggi pengaruhnya terhadap pengawasan keuangan.
Pengalaman kerja dalam hal ini adalah pengalaman kerja dibidang keuangan
apabila responden memiliki pengalaman kerja lebih lama dalam bidang keuangan
akan diduga semakin tinggi pengaruhnya terhadap pengawasan keuangan. Latar
belakang pendidikan yang akan mempengaruhi pengawasan keuangan adalah yang
mempunyai latar belakang pendidikan akuntansi, apabila responden mempunyai latar
belakang pendidikan akuntansi akan diduga semakin tinggi pengaruhnya terhadap
pengawasan keuangan. Pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja, dan latar
belakang pendidikan sebagai variabel independen akan mempengaruhi terhadap
pengawasan keuangan sebagai variabel dependen.
Gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating yang diduga dapat
memperkuat hubungan antara pengetahuan tentang anggaran, pengalaman kerja, latar
belakang pendidikan terhadap pengawasan keuangan.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan kerangka konseptual atas, maka hipotesis penelitian
adalah :
1. Pengetahuan pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja, dan latar belakang
pendidikan berpengaruh terhadap pengawasan keuangan.
2. Gaya kepemimpinan memperkuat hubungan antara pengetahuan
pimpinan tentang anggaran, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian sebab akibat (causal
research) yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang
menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel (Erlina, 2011).
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel
independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi) (Sugiyono,
2008)
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Islam Sumatera Utara, Jalan Karya Bakti
Medan.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Pengurus, Pimpinan Universitas, dan
Pimpinan Fakultas di lingkungan Yayasan UISU yang berjumlah 74 orang sumber
data diperoleh dari Sekretariat Yayasan UISU dengan rincian sebagai berikut :
1. Pengurus : 13 orang
2. Rektor : 1 orang
3. Pembantu Rektor : 4 orang
4. Dekan : 9 orang
5. Pembantu Dekan : 24 orang
6. BP Yayasan UISU P. Siantar : 3 orang
7. Ketua dan Pemb. Ketua STAI : 4 orang
9. Kepala dan PK SMK UISU : 4 orang
10.Kepala dan PK SMP UISU
Jumlah………. 74 orang : 4 orang
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode sensus, dimana
seluruh populasi dijadikan sampel yang berjumlah 74 orang.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Sumber data merupakan faktor penting untuk mempertimbangkan penentuan
metode pengumpulan data. Jenis data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini
adalah data primer. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan kuesioner, seperti yang dikemukakan (Sugiyono, 2008) menyebutkan
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Dalam penelitian ini yang diberikan kuesioner sebanyak 74 orang.
Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua
tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran, kemudian menunggu
pengisian kuesioner tersebut paling lambat 7 (tujuh) hari. Tahap kedua adalah
pengambilan kuesioner yang telah diisi untuk dilakukan pengolahan data.
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan menggunakan skala
Likert yang diadopsi dari beberapa peneliti sebelumnya. Kuesioner variabel
pengetahuan tentang anggaran dan pengawasan diadopsi dan dimodifikasi dari
Sopanah (2004), variabel gaya kepemimpinan diadopsi dan dimodifikasi dari
Sudarmadi (2007).
Pengalaman kerja adalah lamanya seorang responden memegang jabatan di
latar belakang pendidikan adalah akuntansi maka diberi nilai 1 jika tidak diberi
nilai 0.
4.5. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel a. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengawasan keuangan,
merupakan rangkaian kegiatan pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan
yang berlaku. Variabel Pengawasan mempunyai skala interval.
b. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan yaitu pengetahuan tentang anggaran,
pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan.
1. Pengetahuan tentang anggaran adalah pengetahuan para pimpinan tentang
anggaran terhadap mekanisme penyusunan anggaran mulai dari tahap perencanaan
sampai dengan tahap pertanggungjawaban dan juga pengetahuan tentang
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Variabel ini
berskala interval.
2. Pengalaman kerja adalah berapa lama pengalaman bekerja para pimpinan
dibidang keuangan, dan variable ini berskala nominal.
3. Latar belakang pendidikan adalah latar belakang pendidikan para pimpinan, jika
latar belakang pendidikan akuntansi diberi nilai 1 jika latar belakang pendidikan
bukan akuntansi diberi nilai 0, sehingga variabel ini bersifat dummy
c. Variabel Moderating
Variabel moderating yang digunakan adalah gaya kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang-orang yang
dipimpinnya untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Variabel ini berskala
interval.
Alat pengukuran dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, dan skala
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert dan
dummy. Skala likert yaitu mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau
ketidaksetujuannya terhadap pertanyaan yang diajukan dengan skor 5 (SS=Sangat
Setuju), 4 (S=Setuju), 3 (TT=Tidak Tahu), 2 (TS=Tidak Setuju) dan 1 (STS=Sangat
Tidak Setuju). Pengetahuan tentang anggaran dan gaya kepemimpinan menggunakan
skala likert.
Defenisi operasional dan pengukuran variable dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Defenisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala
Dependen Pengawasan Keuangan (Y)
Pengawasan merupakan rangkaian kegiatan pemantau-an, pemeriksaan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebi-jakan. Pengawasan dilakukan untuk menjamin semua kebijakan program dan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
- Keterlibatan dalam memantau pelaksanaan penyusunan RPKAPB - Pengawasan terhadap pelaksanaan
PKAPB
- Evaluasi yang dilakukan terhadap faktor-faktor timbulnya revisi PKAPB. - Permintaan keterangan terhadap
laporan pertanggungjawaban. - Tindak lanjut jika terjadi kejanggalan
dalam laporan pertanggungjawaban. an pimpinan terhadap mekanisme penyusunan anggaran mulai dari tahap perencanaan sampai pada
Latar belakang pendidikan pimpinan
- Pengetahuan terhadap penyusunan RPKAPB .
- Pengetahuan terhadap pelaksanaan PKAPB
- Pengetahuan untuk mendeteksi terjadinya kebocoran dalam pelaksanaan PKAPB
- Pengetahuan untuk mendeteksi terjadinya pemborosan atau kegagalan dalam pelaksanaan PKAPB
- Pengetahuan tentang penyusunan pertanggungjawaban
Lamanya bekerja di bidang keuangan
Jika latar belakang pendidikan Akuntansi beri nilai 1 sedangkan yang bukan akuntansi diberi nilai 0
Interval
Nominal
Tabel. 4.1 Lanjutan
Gaya
Kepemimpinan (Z)
Gaya kepemimpinan adalah cara atau teknik seseorang dalam menjalan-kan suatu kepemimpinan, berusaha mempengaruhi perilaku orang-orang yang dikelolanya.
- Gaya partisipatif - Gaya pengasuh - Gaya otoriter - Gaya birokrasi
- Gaya yang berorientasi pada tugas
.
Interval
4.6. Uji Kualitas Data
Ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu validitas dan reliabilitas.
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi
melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk
mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan
instrument.
Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data digunakan antara lain :
4.6.1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang
telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur. Umar (2008) menyatakan uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada
pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak
relevan. Validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang
mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian
berbeda (Ikhsan dan Ghozali, 2006). Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan
program SPSS, dan untuk uji validitas dengan menggunakan korelasi Bivariate
Pearson dan Corrected Item- Total Correlation. Priyatno (2008) mengemukakan
kriteria pengujiannya dengan taraf signifikan 5% atau 0,05 yaitu jika r hitung ≥ r
(dinyatakan valid), jika r hitung < r tabel maka instrument pertanyaan-pertanyaan
kuesioner tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
4.6.2. Uji Reliabilitas
Pegujian reliabilitas dilakukan setelah pengujian validitas instrumen
penelitian. Uji reliabiltias digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Umar (2008) mengatakan pengujian reliabilitas
berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat
digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Dalam
melakukan uji reliabilitas digunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan
program SPSS. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Menurut Ghozali (2005) menyatakan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60.
4.7. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi berganda,
perlu pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,
dan uji heteroskedastisitas.
4.7.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk
mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi
normal, mendekati normal atau tidak dapat dilihat dengan menggunakan analisis
grafik yaitu grafik histogram dan pp_plot.
Penelitian ini akan melakukan uji normalitas data dengan menggunakan
grafik histogram dan pp_plot dimana data dikatakan normal bila gambar
distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.
4.7.2. Uji Multikoloniearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji, apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), (Ghozali, 2005). Uji
multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen
yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model.
Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan
terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu model independen dengan variabel
independen yang lain. Pada penelitian ini untuk mendeteksi terhadap
multikolinearitas dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi.
Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikoloniearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance
Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance <0,10
atau sama dengan nilai VIF >10.
4.7.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan metode Grafik pp-Plot, dengan
metode ini dapat dideteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.
Jika terjadi pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas, bila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.8. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif.
Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga
hipotesis dalam dikembangkan dan dievaluasi. Analisis data yaitu proses yang
berkaitan dengan pengujian data dengan menggunakan teknik statistik tertentu,
dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk
menarik kesimpulan, Stainback (2008).
Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda. Secara
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan
nilai variabel independen yang diketahui, Gujarati (2003). Pengolahan data dilakukan
dengan SPSS. Persamaan regresi linear untuk menguji hipotesis adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menguji hipotesis 1
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y = Pengawasan Keuangan
a = Konstanta
X1 = Pengetahuan tentang anggaran
X2 = Pengalaman kerja
X3 = Latar belakang pendidikan
b1, b2, b3 = Koefisien regresi
e = error
2. Untuk menguji hipotesis 2
Untuk menguji hipotesis 2 dilakukan dengan Moderated Regression Analysis
(MRA) dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi
(perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai
berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X1Z + b5X2Z + b6X3Z + e
Keterangan :
a = Konstanta
X1 = Pengetahuan tentang anggaran
X2 = Pengalaman kerja
X3 = Latar belakang pendidikan
Z = Gaya Kepemimpinan
b1 b2, b3, b4, b5, b6 = Koefisien regresi
e = error
4.9. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari
variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Jika terdapat
deviasi antara sampel yang ditentukan dengan jumlah populasi maka tidak menutup
kemungkinan untuk terjadinya kesalahan dalam mengambil keputusan antara menolak
maupun menerima suatu hipotesis.
4.9.1. Pengujian Hipotesis I
4.9.1.1. Uji F
Ghozali (2005) menyebutkan uji pengaruh simultan digunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan
mempengaruhi variable dependen. Untuk menguji hipotesis yang menggunakan uji F
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ho : b1=b2=b3=0
Artinya secara bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
Artinya secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen, dengan kriteria
Ho diterima, apabila F-hitung < F-tabel pada α 5%
Ha diterima, apabila F-hitung > F-tabel pada α 5%
Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F atau Analysis of Varian (ANOVA)
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat tingkat signifikan atau
membandingkan F hitung dengan F tabel. Pengujian dengan melihat hasil signifikan
pada tabel ANOVA < 5%, maka Ho ditolak (berpengaruh), sebaliknya apabila tingkat
signifikan pada tabel ANOVA > 5%, maka Ho diterima (tidak berpengaruh).
Pengujian dengan membanding F hitung dengan F tabel dilakukan dengan
ketentuan yaitu apabila F hitung>F tabel maka Ho ditolak (berpengaruh), sebaliknya
apabila F hitung<F tabel maka Ho diterima (tidak berpengaruh).
4.9.1.2. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen
Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima, apabila t-hitung < t-tabel pada α = 5%
4.9.2. Koefisien Determinasi (R²)
Pengujian koefisien determinan digunakan untuk mengukur proporsi atau
persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik
turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar antara 0 sampai dengan 1.
Hal ini berarti bila R² = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen, R² semakin besar mendekati 1 menunjukkan
semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila
R² semakin kecil mendekati 0 maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.
4.9.3. Pengujian Hipotesis II
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan dapat dijadikan sebagai variabel moderating atau tidak, untuk itu perlu dilakukan uji
terhadap model penelitian dengan menggunakan analisis regresi. Pengujian ini
menggunakan uji interaksi atau sering disebut MRA (Moderated Regression Analysis)
Gaya Kepemimpinan dianggap sebagai variabel moderating jika interaksi variabel
tersebut dengan variabel independen mempunyai koefisien interval yang signifikan
dengan nilai < α 5%, jika tidak signifikan maka variabel tersebut dianggap bukan
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Data Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di Universitas Islam Sumatera Utara. Populasi
dalam penelitian ini adalah Pengurus, Rektorat, Dekanat, Pimpinan STAI, Kepala
dan Pembantu Kepala SMA, SMK, SMP yang berjumlah 74 orang. Dari 74
kuesioner yang dibagikan yang kembali berjumlah 46 eksemplar. Adapun 28
eksemplar tidak kembali karena alasan sedang di luar kota. Seluruh kuesioner yang
kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Tabel 5.1. Pengumpulan Data
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang dikirim berjumlah 74
Kuesioner yang tidak kembali 28
Kuesioner yang kembali 46
Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian 46
5.1.2. Karateristik Penelitian
Berdasarkan penelitian menurut jenis kelamin (Tabel 5.2) menunjukkan
bahwa pimpinan yang paling banyak berjenis kelamin laki-laki berjumlah 32 orang
(69,6%) dan berjenis kelamin perempuan berjumlah 14 orang (30,4%)
Tabel. 5.2. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Laki-laki 32 69,6
Perempuan 14 30,4
Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 5.3. menunjukkan bahwa
ada 25 orang atau 54,35% mempunyai tingkatan pendidikan S2 dan 21 orang atau
45,65% tingkat pendidikan S2.
Tabel. 5.3. Tingkat Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persen
S2 25 54,35
S1 21 45,65
Total 46 100
Latar belakang pendidikan responden dapat dilihat pada tabel 5.4.
menunjukkan bahwa responden yang berlatarbelakang pendidikan akuntansi ada 7
orang atau 15,22% dan sisanya sejumlah 39 orang atau 84,70% mempunyai latar
belakang pendidikan yang berbeda-beda dengan skor 0 akuntansi ada 39 orang atau
84,78%.
Tabel. 5.4. Latar Belakang Pendidikan
Latar Belakang Pendidikan Frekuensi Persen
Akuntansi 7 15,22
Bukan Akuntansi 39 84,78
Total 46 100
Pengalaman kerja dibidang keuangan dapat dilihat pada tabel 5.5, dari 46
responden yang tidak berpengalaman kerja dibidang keuangan sebanyak 22 orang
atau 47,83%, yang berpengalaman kerja dibidang keuangan antara 1 – 5 tahun
sebanyak 16 orang atau 34,78%, 6 – 10 tahun sebanyak 4 orang atau 8,70%, 11 – 15
Tabel. 5.5. Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja Frekuensi Persen
0 22 47,83
1 – 5 16 34,78
6 – 10 4 8,70 11 – 15 3 6,52 >16 1 2,17 Total 46 100
5.1.3. Analisis Statistik
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan yaitu sebanyak 46 responden, maka
diperoleh deskriptif statistik data penelitian sebagai berikut :
Tabel. 5.6. Deskripsi Statistik
Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel (Pengetahuan
Anggaran, Pengalaman Kerja, Latar Belakang Pendidikan dan Gaya Kepemimpinan),
peneliti menggunakan tabel statistik deskriptif yang tertera pada tabel 5.6. diatas.
Dari tabel tersebut, berdasarkan jawaban dari 46 responden maka hasil menunjukkan
bahwa nilai mean untuk Pengawasan sebesar 51,96, pengetahuan tentang anggaran
sebesar 22,28. Gaya Kepemimpinan untuk gaya partisipatif sebesar 15,37, gaya
pengasuh sebesar 16,89, gaya otoriter sebesar 12,46, gaya birokrasi sebesar 16,22,
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LTRPEND 46 0 1 .13 .341
PKERJA 46 0 22 3.15 4.521
ANGGARAN 46 13 30 22.28 3.752
PARTISIP 46 4 20 15.37 2.792
PENGASUH 46 4 20 16.89 2.635
OTORITER 46 7 18 12.46 2.041
BIROKRASI 46 14 19 16.22 1.428
TUGAS 46 12 20 15.87 1.600
PENGAWASAN 46 40 69 51.96 5.746
gaya orientasi pada tugas sebesar 15,87. Dari lima gaya kepemimpinan diatas gaya
kepemimpinan yang mempunyai nilai mean yang tertinggi adalah gaya pengasuh
sebesar 16,89.
5.2. Analisis Data
5.2.1. Uji Kualitas Data
Daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden, diuji melalui pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan pada 46 orang pimpinan yang berada di
lingkungan Universitas Islam Sumatera Utara.
5.2.1.1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan program SPSS,
nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika taraf
signifikan 5% atau 0,05 yaitu jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen pertanyaan
-pertanyaan kuesioner berkorelasi terhadap skor total (dinyatakan valid), jika r hitung
< r tabel maka instrumen pertanyaan-pertanyaan kuesioner tidak berkorelasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Angka kritik pada penelitian
ini adalah N-2= 46-2=44 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji
validitas dalam penelitian ini adalah 0,246. Dengan demikian, nilai corrected
item-total correlation bernilai positif dan di atas r tabel 0,246 yang artinya semua
instrumen pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel independen
Pengetahuan Anggaran, variabel dependen Pengawasan Keuangan dan variabel
moderating Gaya Kepemimpinan dapat dilihat pada lampiran 3.
Dari hasil validasi melalui program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
dari 23 instrumen pertanyaan pada variabel dependen Pengawasan, 16 instrumen