• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Jingle Iklan, Bintang Iklan, dan Pesan Iklan Terhadap Recall Audience ( Studi Kasus Pada Iklan Honda dengan Jingle “One Heart” Terhadap Mahasiswa FE USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Jingle Iklan, Bintang Iklan, dan Pesan Iklan Terhadap Recall Audience ( Studi Kasus Pada Iklan Honda dengan Jingle “One Heart” Terhadap Mahasiswa FE USU)"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH JINGLE IKLAN, BINTANG IKLAN,

DAN PESAN IKLAN TERHADAP RECALL AUDIENCE

( Studi Kasus Pada Iklan Honda dengan Jingle “One Heart”

Terhadap Mahasiswa FE USU)

OLEH

HANI ARITONANG

080502122

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Jingle Iklan, Bintang Iklan, dan Pesan Iklan Terhadap Recall Audience ( Studi Kasus Pada Iklan Honda dengan Jingle “One Heart” Terhadap Mahasiswa FE USU). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh penggunaan dari jingle iklan, bintang iklan, dan pesan iklan terhadap recall audience pada mahasiswa FE USU.

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Pengerjaan metode analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian yang didapatkan berdasarkan accidental sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara serempak variabel jingle iklan, bintang iklan, dan pesan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap recall audience, sedangkan secara parsial variabel jingle iklan dan pesan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap recall audience, dan variabel bintang iklan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap recall audience. Jingle iklan adalah variabel paling dominan dalam mempengaruhi recall audience.

(3)

ABSTRACT

Analysis of the effect of jingle, ad stars, and ad messages towards Recall Audience (case study on Honda advertisement with jingle of “one heart” for college students at FE USU). The research’s objective is to analyze the effect of jingle, ad stars, and ad messages towards Recall Audience (case study on Honda advertisement with jingle of “one heart” for college students at FE USU).

This research is a causal associative type that aims to determine the relationship between two variables or more. The methods of data analysis using software SPSS 16.0 for Windows. The data which is used in this research are primary data and secondary data. This study using 96 respondents as the sample, obtained by accidental sampling methods.

The results of this research based on the analysis of multiple linear regression shows that jingle, ad stars, and ad messages positively and significantly effects on the recall audience, while the partial test, jingle and ad messages positively and significantly effects on the recall audience, and ad stars positively and insignificantly effect on the recall audience. Jingle has the dominant effect on recall audience.

(4)

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Jingle Iklan, Bintang Iklan, dan

Pesan Iklan Terhadap Recall Audience ( Studi Kasus Pada Iklan Honda dengan Jingle “One Heart” Terhadap Mahasiswa FE USU).

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini dapat selesai dengan tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk, saran serta motivasi dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan

banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan

skripsi ini khususnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E., M.Ec. selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi

(5)

5. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, S.E., M.M. selaku Dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan, petunjuk,

nasehat dalam proses pembuatan skripsi sampai selesai.

6. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, S.E., M.B.A., selaku Dosen Penguji I yang

juga telah banyak memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi

ini.

7. Ibu Fivi Rahmatus Sofia, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji II yang juga

telah banyak memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Kepada seluruh responden mahasiswa Fakultas Ekonomi yang telah

membantu dalam meluangkan waktu untuk pengisian kuesioner.

9. Ibunda tercinta, yang selama ini bekerja membanting tulang untuk dapat

membiayai sekolah saya sampai menjadi Sarjana, dan selalu

mendengarkan keluh kesah saya.

10.Kakak saya tersayang Mira Rohayati beserta abang Ipar Zaidan Khomeini,

ponakan-ponakan saya yang lucu-lucu Zhafran Abidy Khomeini, Sulthan

Athan Khomeini, Zharifah Zahwa yang menjadi penyemangat hidup saya.

11.Armando Akselanor dan Mira Popiana, abang dan sahabat saya tersayang

yang banyak memberi motivasi, saran, dan menjadi penyemangat hidup

saya.

12.Anggi Wigumanty, Ayu Sofiana Eliadi, Erfika Angelia Nst, Marisa, teman

sekelompok semasa kuliah dari semester awal dan akhir, semoga

persahabatan kita terjalin sampai kita nantinya masing-masing

(6)

13.Seluruh mahasiswa manajemen stambuk 2008, terima kasih atas bantuan,

doa serta dukungannya selama ini.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca dan peneliti lainnya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya serta memberikan balasan kebaikan kepada seluruh pihak

yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini.

Medan, Februari 2012

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. . ...9

2.1 Uraian Teoritis ... 9

2.1.1 Komunikasi Pemasaran... .... 9

2.1.2 Manajemen Periklanan...12

2.1.3 Peran Musik Dalam Periklanan ...19

2.1.4 Bintang Iklan (Celebrity Endorser) dalam Periklanan ...25

2.1.5 Pesan Iklan dalam Periklanan...28

2.1.6 Pengingatan Iklan (Advertising Recall) ...31

2.2 Penelitian Terdahulu ...35

2.3 Kerangka Konseptual ...37

2.4 Hipotesis ...40

BAB III METODE PENELITIAN ...41

3.1 Jenis Penelitian ...41

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...41

3.3 Batasan Operasional ...41

3.4 Definisi Operasional ... 42

3.5 Skala Pengukuran Variabel ...44

3.6 Populasi dan Sampel...44

3.7 Jenis Data ...46

3.8 Metode Pengumpulan Data ...46

3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 47

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...53

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...53

4.2 Hasil Penelitian ...59

4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas...59

4.2.2 Analisis Deskriptif ...60

4.2.2.1 Analisis Deskriptif Responden ...60

4.2.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ...67

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ...78

4.2.3.1 Uji Normalitas ...78

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas ...81

4.2.3.3 Uji Multikolinearitas ...84

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda ...85

4.2.5 Uji Hipotesis ... 86

4.2.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 86

4.2.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 88

4.2.6 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 90

4.3 Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95

5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ...97

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia... ...3

Tabel 3.1 Defenisi Operasionalisasi Variabel... ... ...43

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... ...44

Tabel 4.1 Tabel Uji Validitas ... ...59

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas ... ...60

Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ...61

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...62

Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Jurusan ...63

Tabel 4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan yang Memiliki atau tidak Memiliki Varian Motor Honda .. ...64

Tabel 4.7 Deskripsi Responden Berdasarkan Varian Motor Honda...64

Tabel 4.8 Deskripsi Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Televisi dalam Sehari ...65

Tabel 4.9 Deskripsi Responden Berdasarkan Waktu Menonton Televisi ... 65

Tabel 4.10 Deskripsi Responden Berdasarkan Saluran Televisi yang Sering Ditonton ...66

Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Jingle Iklan ... 67

Tabel 4.12 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Bintang Iklan ... 71

Tabel 4.13 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pesan Iklan ... 74

Tabel 4.14 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Recall Audience ...76

Tabel 4.15 Uji Kolmogorv-Smirnov...81

Tabel 4.16 Uji Glejser ...83

Tabel 4.17 Uji Multikolinearitas ...84

Tabel 4.18 Analisis Regresi Linier Berganda ... 85

Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 88

Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 89

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 1.1 Belanja Iklan Produsen Motor (Januari-Maret 2011 ... 2

Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi ...12

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual...39

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ...79

Gambar 4.2 Grafik Uji Normalitas ...80

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 100

Lampiran 2 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 105

Lampiran 3 Output Uji Asumsi Klasik ... 109

Lampiran 4 Output Analisis Regresi Linier Berganda... 113

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Jingle Iklan, Bintang Iklan, dan Pesan Iklan Terhadap Recall Audience ( Studi Kasus Pada Iklan Honda dengan Jingle “One Heart” Terhadap Mahasiswa FE USU). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh penggunaan dari jingle iklan, bintang iklan, dan pesan iklan terhadap recall audience pada mahasiswa FE USU.

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Pengerjaan metode analisis data dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian yang didapatkan berdasarkan accidental sampling.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara serempak variabel jingle iklan, bintang iklan, dan pesan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap recall audience, sedangkan secara parsial variabel jingle iklan dan pesan iklan berpengaruh positif dan signifikan terhadap recall audience, dan variabel bintang iklan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap recall audience. Jingle iklan adalah variabel paling dominan dalam mempengaruhi recall audience.

(13)

ABSTRACT

Analysis of the effect of jingle, ad stars, and ad messages towards Recall Audience (case study on Honda advertisement with jingle of “one heart” for college students at FE USU). The research’s objective is to analyze the effect of jingle, ad stars, and ad messages towards Recall Audience (case study on Honda advertisement with jingle of “one heart” for college students at FE USU).

This research is a causal associative type that aims to determine the relationship between two variables or more. The methods of data analysis using software SPSS 16.0 for Windows. The data which is used in this research are primary data and secondary data. This study using 96 respondents as the sample, obtained by accidental sampling methods.

The results of this research based on the analysis of multiple linear regression shows that jingle, ad stars, and ad messages positively and significantly effects on the recall audience, while the partial test, jingle and ad messages positively and significantly effects on the recall audience, and ad stars positively and insignificantly effect on the recall audience. Jingle has the dominant effect on recall audience.

(14)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam masalah

penelitian yang sama tetapi dari dimensi yang berbeda.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Komunikasi Pemasaran

A. Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah semua elemen-elemen promosi dari

marketing mix yang melibatkan komunikasi antar organisasi dan target audience

pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran (Prisgunanto,

2006:8). Proses komunikasi pemasaran mesti diawali dengan pendefenisian yang

jelas dan tegas tentang audience sasaran. Misalnya pesan tertentu akan ditujukan

pada : pembeli potensial produk perusahaan, pemakai, pengambil keputusan

(decider), atau pembawa pengaruh (influencer). Bisa berupa kelompok, individu,

publik tertentu, atau publik secara umum. Menurut Kotler (2001:115) Audiens

sasaran sangat berpengaruhi terhadap keputusan yang akan diambil komunikator,

apa yang dikatakan, bagaimana mengatakannya, kapan mengatakannya, dimana

(15)

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam masalah

penelitian yang sama tetapi dari dimensi yang berbeda.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Komunikasi Pemasaran

A. Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran adalah semua elemen-elemen promosi dari

marketing mix yang melibatkan komunikasi antar organisasi dan target audience

pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran (Prisgunanto,

2006:8). Proses komunikasi pemasaran mesti diawali dengan pendefenisian yang

jelas dan tegas tentang audience sasaran. Misalnya pesan tertentu akan ditujukan

pada : pembeli potensial produk perusahaan, pemakai, pengambil keputusan

(decider), atau pembawa pengaruh (influencer). Bisa berupa kelompok, individu,

publik tertentu, atau publik secara umum. Menurut Kotler (2001:115) Audiens

sasaran sangat berpengaruhi terhadap keputusan yang akan diambil komunikator,

apa yang dikatakan, bagaimana mengatakannya, kapan mengatakannya, dimana

(16)

(2006:8), target audience (khalayak) disini diartikan sebagai orang-orang atau pihak

yang terlibat atau tertuju, baik dalam proses komunikasi antar organisasi atau

mereka yang berada di luar organisasi itu sendiri.

B. Sarana-sarana Komunikasi Pemasaran

Menurut Kotler (2001:205) sarana-sarana komunikasi pemasaran yaitu :

1. Penjualan Personal (Personal Selling)

Interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan

tujuan melakukan penjualan.

2. Periklanan (Advertising)

Semua bentuk persentasi non-personal dan promosi ide, barang, atau

jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.

3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau

pembelian produk dan jasa.

4. Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public Relation and

Publicity)

Yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan

melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

(17)

Yaitu penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal

lain untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari

pelanggan dan calon tertentu.

C. Unsur-unsur dalam Proses Komunikasi

Menurut Fajar (2008:135) unsur-unsur dalam proses komunikasi yaitu :

a. Pengirim, kelompok yang mengirimkan pesan ke kelompok

lainnya.

b. Penulisan dalam bentuk kata sandi (encoding), suatu proses

penyebaran dalam bentuk simbol (sandi).

c. Pesan, serangkaian daripada simbol-simbol yang disampaikan

yang disiarkan oleh pengirim (sender).

d. Media, suatu saluran dimana pesan dikirim atau mengalir dari

pengirim ke penerima. Media ada dua yaitu media fisik dan non

(18)

e. Pembaca sandi (decoding), suatu proses dimana penerima

mengartikan atau menerjemahkan simbol-simbol yang

disampaikan oleh pengirim.

f. Penerima (receiver), suatu kelompok yang menerima pesan yang

dikirimkan oleh kelompok lain.

g. Tanggapan (response), serangkaian dari pada reaksi-reaksi

dimana si penerima telah mengeksposnya ke dalam pesan-pesan.

h. Umpan balik (feedback), sebagian daripada respon si penerima

yang oleh si penerima dikomunikasikan kembali kepada si

pengirim.

i. Gangguan (noise), gangguan tidak tertuga selama proses

komunikasi.

Sehingga secara jelas dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Fajar (2008:135)

Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi

2.1.2. Manajemen Periklanan

(19)

A. Pengertian Iklan

Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang terdiri dari

periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, publisitas dan pemasaran

langsung yang disebut bauran promosi. Dari kelima variabel tersebut iklan

merupakan alat promosi yang paling umum dan paling banyak digunakan

khususnya untuk produk konsumsi (Kotler, 2001:205). Meskipun tidak secara

langsung berakibat terhadap pembelian, iklan merupakan sarana untuk membantu

pemasaran yang efektif untuk menjalin komunikasi antara perusahaan dengan

konsumen dalam usahanya untuk menghadapi pesaing.

Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu

produk yang ditujukan pada masyarakat melalui suatu media. Iklan merupakan

komponen dalam bauran promosi, dimana promosi sendiri adalah termasuk dalam

salah satu komponen bauran pemasaran. Pada dasarnya iklan dapat digunakan

untuk menambah kegunaan informasi pada suatu penawaran produk. Disamping itu

iklan juga sebagai sarana informasi, juga merupakan alat persuasif atau alat

membujuk agar masyarakat mau membeli maupun mencoba produk yang

diiklankan. Di lain pihak iklan dapat di pakai sebagai alat untuk menciptakan kesan

dan sebagai alat untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Pengertian iklan telah banyak di kemukakan oleh para ahli, masing-masing

melihat dari sudut pandang yang berbeda, namun pendapat tersebut mengandung

pengertian yang sama. Menurut Swastha (2000:245) Iklan adalah komunikasi non

(20)

perusahaan, lembaga non laba, serta individu – individu. Menurut Menurut Philip

Kotler (2001:237), iklan adalah suatu bentuk penyajian non-personal dan promosi

ide-ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu dan

dibayar. Menurut Wells, et al (2007:5), iklan adalah komunikasi persuasif yang

dibayar dan menggunakan media sebagai massa nonpersonal serta bentuk-bentuk

lain dari komunikasi interaktif untuk menjangkau audiens yang luas untuk

menghubungkan sponsor diidentifikasi dengan target audiens. Berdasarkan

pengertian tersebut maka iklan adalah bagian dari bauran promosi dimana

promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang digunakan oleh

perusahaan untuk menyampaikan sebuah pesan yang menawarkan suatu produk

yang ditujukan kepada masyarakat melalui media untuk membujuk orang untuk

membeli.

Dalam membuat program periklanan, menurut Kotler (2005:277)

manajemen pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran,

kemudian membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan

yang disebut dengan 5 M, yaitu :

1. Apa tujuan periklanan (mission) ?

2. Berapa dana yang akan digunakan (money) ?

3. Apakah pesan yang ingin disampaikan (message) ?

4. Apakah media yang akan digunakan (media) ?

(21)

Dampak periklanan yang dapat dirasakan secara umum adalah :

1. Menarik calon konsumen menjadi konsumen loyal selama jangka waktu

tertentu.

2. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi

pembeli yang potensial pada masa mendatang.

B. Tujuan periklanan

Tujuan periklanan merupakan tugas komunikasi khusus dan tingkat

keberhasilan yang harus dicapai terhadap sasaran tertentu pada periode waktu

tertentu. Tujuan periklanan dapat digolongkan untuk menginformasikan atau

mengingatkan (Kotler, 2001:154-156) :

a. Periklanan Informatif (informative advertising)

Tujuan periklanan dalam kategori ini lebih menekankan pada tahap

penjajakan untuk suatu kategori produk. Tujuan periklanan ini yaitu berusaha

membangun permintaan primer (primary demand) dimana perusahaan melalui

iklannya berusaha untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai

manfaat dan kegunaan dari merek produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

Informasi yang mungkin disampaikan yakni:

1) Menjelaskan ke pasar tentang suatu produk baru.

2) Menjelaskan bagaimana fungsi suatu produk.

(22)

4) Menjelaskan jasa yang tersedia.

5) Mengurangi ketakutan konsumen.

6) Membangun citra perusahaan.

b. Periklanan Persuasif (persuasive advertising)

Tujuan periklanan ini terasa penting jika perusahaan dalam industri ini

mengalami atau dalam tahap persaingan dimana tujuan perusahaan yaitu

membangun permintaan selektif (selective demand) untuk suatu merek produk yang

ditawarkan. Iklan-iklan produk dalam tahap persaingan berusaha membangun

superioritas suatu merek atas merek lain melalui perbandingan spesifik dari

produknya dalam suatu kelas produk. Dalam menggunakan iklan persuasif dimana

di dalamnya termasuk iklan perbandingan tersebut, perusahaan harus yakin bahwa

ia harus bisa membuktikan pernyataan superioritas merek produk yang ditawarkan

serta pernyataan itu tidak dapat diserang balik oleh pihak produsen pesaingnya.

Iklan ini bertujuan untuk meyakinkan konsumen agar melakukan pembelian atau

pembelian ulang produk perusahaan. Iklan persuasif berisi antara lain :

1) Membangun preferensi merek.

2) Mendorong konsumen beralih ke merek produk perusahaan.

3) Mengubah persepsi pelanggan mengenai atribut produk.

4) Meyakinkan pelanggan untuk membeli sekarang.

c. Periklanan yang mengingatkan kembali (reminder advertising)

Periklanan untuk kategori ini sangat penting jika merek produk yang

ditawarkan perusahaan berada pada tahap kematangan, sehingga perusahaan

(23)

produk tersebut. Periklanan ini bertujuan untuk mengingatkan dan memulihkan

ingatan konsumen agar tetap setia terhadap produk perusahaan. Disamping itu,

perusahaan juga harus meyakinkan konsumen bahwa pilihan mereka tepat.

Periklanan ini berisi antara lain :

1) Mengingatkan konsumen bahwa produk dapat diperoleh pada waktu yang tidak

sama lagi.

2) Mengingatkan konsumen dimana tempat untuk mendapat produk tersebut.

3) Mengingatkan konsumen selama musim-musim sepi (off season).

4) Mempertahankan daya ingat konsumen terhadap suatu produk.

Melihat berbagai tujuan dari periklanan, perusahaan, pilihan untuk suatu

tujuan periklanan tidak dibuat sembarangan namun perusahaan harus

mempertimbangkan pada berbagai hal yang mencakup analisis menyeluruh

mengenai situasi pemasaran perusahaan.

C. Televisi sebagai media iklan

Apabila pesan iklan memerlukan persentasi secara audio visual dengan

menggunakan gerakan-gerakan, ucapan-ucapan yang mempengaruhi, televisi

merupakan media yang menjadi pertimbangan awal. Televisi merupakan media

yang efektif untuk menampilkan pesan-pesan yang dapat diterima konsumen

dalam waktu yang bersamaan dengan menggunakan perpaduan antara gambar dan

suara.

Menurut Hapsari (2010:107), kelebihan media televisi dijadikan media iklan

(24)

1. Dapat dinikmati oleh siapa saja.

2. Televisi gampang beradaptasi memungkinkan adanya kombinasi suara,

warna dan gerakan.

3. Waktu dan acaranya sudah tentu.

4. Jangkauannya luas.

5. Merupakan media yang bersifat mendorong.

6. Kesegaran pesan dan bersifat menghibur.

D. Daya tarik iklan

Tampilan iklan umumnya memainkan emosi pelanggan seperti rasa

takut, rasa sayang atau menyampaikan suatu kebutuhan, kenyamanan atau

keinginan untuk berhemat. Menurut Suyanto (2005:92-106) jenis-jenis daya tarik

iklan yaitu:

1. Daya Tarik Selebriti

Produk dapat menonjol dalam periklanan salah satunya menggunakan daya

tarik figure masyarakat. Figur masyarakat tersebut dapat berupa seorang tokoh,

bintang TV, aktor, aktris, ilmuwan, atlet dan sebagainya. Selebritis adalah pribadi

atau tokoh yang dikenal masyarakat untuk mendukung suatu produk. Menurut

urutan tingkat kepentingannya, pertimbangan pertama adalah kredibilitas

endorser, kecocokan endorser dengan khalayak, kecocokan endorser dengan

merek, daya tarik endorser, dan setelah itu pertimbangan lainnya.

(25)

Kita perlu mengevaluasi dan memilih pesan setelah mendapatkan

pesan-pesan yang dibuat/dibentuk secara kreatif. Daya tarik pesan-pesan untuk periklanan baik

berfokus pada usulan penjualan inti. Pesan merupakan informasi tentang produk

atau merek yang bersifat komersil.

3. Daya Tarik Humor

Pengiklan juga menggunakan humor untuk mencapai sasaran komunikasi

yang bervariasi untuk memicu perhatian, memandu konsumen secara menyeluruh

terhadap tuntutan produk, mempengaruhi sikap menyempurnakan kemampuan

recall dari tuntutan pengiklan, dan pada akhirnya menciptakan tindakan

konsumen untuk membeli produk.

4. Daya Tarik Musik

Musik merupakan komponen penting dalam periklanan. Jingle, musik latar,

lagu terkenal, dan aransemen klasik digunakan untuk menarik perhatian,

menyampaikan titik penjualan, menetapkan nada emosi suatu iklan dan

mempengaruhi perasaan.

5. Daya Tarik Emosional

Daya tarik emosional berhubungan dengan kebutuhan psikologi konsumen

untuk membeli suatu produk. Banyak konsumen termotivasi untuk membeli

produk karena emosi dan perasaan terhadap merek dapat menjadi lebih penting

daripada pengetahuan terhadap atribut dan pernak-pernik produk tersebut.

(26)

Musik merupakan salah satu unsur atau elemen yang penting dan paling

sering digunakan dalam pembuatan iklan. Menurut Suyanto (2005:125) musik

adalah gaya iklan yang menggunakan latar belakang musik atau jingle, lagu

terkenal, dan aransemen klasik, atau menunjukkan satu atau beberapa orang atau

tokoh kartun yang menyanyikan suatu lagu tentang produk tersebut. Gaya ini

digunakan untuk menarik perhatian, menyampaikan titik penjualan, menetapkan

nada emosi untuk suatu iklan dan mempengaruhi perasaan pendengarnya.

Sedangkan jingle adalah musik dalam iklan dengan menggunakan latar belakang

musik dengan susunan kata-kata, tune terkenal dan aransemen klasik yang disertai

dengan iringan musik dalam iklan. Banyak praktisi dan akademisi periklanan

memikirkan bentuk variasi musik yang berguna untuk komunikasi, mencakup

musik sebagai penarik perhatian, membuat konsumen berperasaan positif, membuat

konsumen lebih menerima pesan iklan, dan membuat komunikasi yang

mengandung arti terhadap produk yang diiklankan. Selain itu jingle juga bisa

menjadi sarana pengingat sebuah merek atau produk dimana pun jingle itu diputar

atau terdengar.

Penggunaan lagu terkenal dalam iklan dapat membantu menarik perhatian dan

mengembalikan ingatan, apalagi jika dinyanyikan oleh penyanyi yang sedang

terkenal dan menjadi pujaan publik, hal ini dapat menjadi nilai lebih terhadap iklan

tersebut. Penggabungan merek dan cuplikan sebuah musik popular dapat menjadi

sebuah daya tarik sendiri. Karena kita akan teringat merek itu kapan saja kita

mendengar musiknya. Banyak iklan saat ini dibuat lagu sehingga mudah tertanam

(27)

Musik adalah jembatan penghubung yang membantu sebuah iklan tertanam

dalam memori jangka panjang. Jingle dari iklan dapat membentuk kesadaran akan

merek dan musik yang menjadi latar belakang dapat membentuk perasaan tertentu.

Jingle dapat digunakan untuk mempertinggi brand awareness, memfasilitasi

asosiasi merek atau menimbulkan perasaan dan penilaian yang positif terhadap

merek. Bahkan jingle merupakan brand element yang paling baik untuk

mempertinggi brand awareness (Keller, 2003:210).

B. Alasan Penggunaan Jingle

Jingle adalah alat yang membuat orang terpesona oleh pesan penjualan

dan membentuk identitas, dengan menyusunnya kedalam nada yang menarik

perhatian, yang dapat didengungkan atau dinyanyikan. Sebagai strategi kreatif

dalam periklanan jingle merupakan salah satu alat yang cukup efektif, maka dari itu

banyak pengiklan yang membuat jingle iklan untuk produk atau mereknya karena

jingle menjadi daya tarik yang cukup kuat dalam menimbulkan tindakan yang

berhubungan dengan pembelian dari produk atau merek tersebut.

Berikut beberapa alasan utama pengiklan menggunakan iklan berbasis jingle

adalah karena mereka percaya bahwa musik dapat (Pelsmacker, et al, 2004:198) :

a. Menimbulkan perhatian atau kesadaran akan produk.

(28)

c. Menimbulkan ketenangan atau menimbulkan bunyi emosional yang

dapat meningkatkan evaluasi atas produk dan memfasilitasi penerimaan

pesan.

d. Mengirimkan pesan dari merek dengan cara yang unik.

e. Membangun personalitas merek.

f. Mengkomunikasikan nilai budaya.

C. Syarat-Syarat Jingle

Syarat-syarat jingle yang baik menurut Klepner dalam (Suhandang,

2005:139) harus memiliki ketentuan sebagai berikut :

1. Jingle harus dapat menampilkan nama produk dan slogan suatu produk

dengan menyenangkan dan dengan cara mudah diingat.

2. Musik yang digunakan harus simpel.

3. Melodi yang digunakan harus menyenangkan dan berbeda dengan

melodi lainnya.

4. Lirik yang digunakan harus simpel, langsung dan spesifik (khusus)

dimana terdapat penyebutan nama produk lebih dari satu kali.

5. Jingle harus menampilkan slogan produk dan apabila memungkinkan

harus dilakukan pengulangan dalam penyebutan.

D. Indikator Daya Tarik Jingle

Terdapat 6 indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi jingle

(Keller, 2003:175 ; Soehadi, 2005:31) yaitu :

(29)

Yaitu kemudahan jingle untuk diingat. Memorability jingle ini merupakan

faktor yang penting atas sebuah jingle. Konsumen sering tidak banyak

mempertimbangkan banyak informasi dalam membuat keputusan atas produk,

sehingga diperlukan sekali jingle yang mudah diingat dan dikenal. Dengan sifat

jingle yang menarik dan mudah diingat ini, maka memudahkan konsumen

menyanyikan jingle kembali setelah mereka mendengarnya dari iklan.

Memorability terbagi atas :

a. Easily recalled

Yaitu kemudahan jingle untuk diingat.

b. Easily recognition

Yaitu kemudahan jingle untuk dikenali.

2. Bermakna (Meaningfulness)

Yaitu jingle mempunyai arti karena sifat musikalnya, jingle dapat

mengkomunikasikan informasi tentang produk, tetapi jingle sering kali

menyampaikan arti dari sebuah merek dengan cara yang tidak langsung dan

ringkas.

Meaningfulness terbagi atas :

a. Descriptive

Yaitu jingle memaparkan informasi umum akan sifat dasar produk.

b. Persuasive

Yaitu jingle mencakup informasi cukup mengenai sifat dan manfaat

khusus atas suatu produk.

(30)

Yaitu jingle disukai. Sebuah jingle tidak harus selalu terkait dengan produk.

Dengan demikian unsur-unsur yang dipilih haruslah :

a. Fun and interesting

Yaitu jingle harus terdengar menarik dan menyenangkan.

b. Rich in visual and verbal imagery

Yaitu jingle yang dipilih adalah yang kaya secara visual dan verbal.

4. Sifat dapat diganti (Transferability)

Jingle mudah di transfer ke produk kategori.

Transferability terbagi atas :

a. Within and across product categories

Yaitu jingle dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru

dalam kategori yang sama atau berbeda.

b. Across geographical boundaries and culture

Yaitu jingle dapat digunakan untuk memperkenalkan produk

melintasi batas geografi dan budaya.

5. Penyesuaian (Adaptability)

Yaitu jingle yang tidak mudah usang.

Adaptability terbagi atas :

a. Flexible

Jingle dapat digunakan dari masa ke masa semakin fleksibel sebuah

(31)

b. Updatable

Yaitu jingle tidak ketinggalan zaman, karena adanya perubahan

zaman yang terus menerus atas nilai dan opini konsumen atau hanya

karena kebutuhan agar jingle up-to-date (terbaru) dan sesuai dengan

zaman sekarang maka jingle harus terus diperbaharui setiap waktu.

6. Dilindungi (Protectability)

Yaitu jingle dapat diproteksi.

Protectability terbagi atas :

a. Legally

Yaitu jingle dapat dilindungi menurut hukum.

b. Competitive

Yaitu jingle dapat dilindungi dari para pesaing. Apabila jingle terlalu

mudah untuk ditiru maka keunikan dari jingle akan hilang.

Maka menurut peneliti yang dimaksud dengan daya tarik jingle dalam

sebuah iklan ialah meliputi cara untuk menarik perhatian, menjadikan konsumen

berada di dalam keadaan yang positif, membuat khalayak lebih menerima pesan

iklan dan mengkomunikasikan arti produk yang diiklankan, dan memiliki tujuan

agar dapat membentuk kesadaran akan sebuah merek dan musik yang menjadi latar

belakang dalam iklan dapat membentuk kesadaran tertentu dari khalayak.

Dikaitkan dengan masalah penelitian, daya tarik jingle iklan Honda “one

heart” diharapkan bisa menarik perhatian, menyalurkan pesan-pesan penjualan,

menentukan tekanan emosional untuk iklan dan bisa mempengaruhi suasana hati

(32)

2.1.4. Bintang Iklan (Celebrity Endorser) dalam Periklanan A. Pengertian Bintang Iklan

Kotler menyatakan (2001:583) para pemasar telah menggunakan

tokoh-tokoh terkenal sejak dulu untuk mendukung produk mereka. Selanjutnya tokoh-tokoh

yang dipilih dengan cermat setidaknya dapat menarik perhatian pada merek produk

yang diiklankannya. Dengan demikian maka sangat penting untuk memilih selebriti

yang tepat bagi produk yang akan dijual, tokoh tersebut harus dikenal luas,

mempunyai pengaruh yang sangat positif dan sangat sesuai dengan produk.

Menurut Suyanto (2005:92) Produk dapat menonjol dalam periklanan salah satunya

menggunakan daya tarik figure masyarakat. Maka selebritis atau bintang iklan

adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal masyarakat karena

prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda di dalam produk yang didukung,

bintang iklan merupakan juru bicara produk.

Dalam Khatri (Journal of Social Sciences-Volume 13, Number 3, 2010)

Dukungan selebritis dapat meningkatkan proses mengingat dan penilaian

mengkonsumsi produk. Dengan menggunakan selebriti sebagai endorser dipercaya

dapat mempengaruhi minat beli konsumen dan kemudian mendongkrak penjualan

produk. Karena selain meningkatkan perhatian (attention) dan daya ingat (recall),

selebritis juga sekaligus mewakili kepribadian dari merek yang mereka bawakan

(33)

B. Peran selebriti

Berikut ini adalah beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang

bisa digunakan perusahaan dalam sebuaha iklan (Schiffman dan Kanuk dalam

Noviandra, 2006: 65-74) :

a. Kesaksian (Testimonial)

Jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut maka

pihak dia bisa memberikan kesaksian tentang kualitas maupun benefit

dari produk atau merek yang diiklankan tersebut.

b. Dukungan (Endorsement)

Ada kalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana

dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut.

c. Aktor (Actor)

Selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek

tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu

program tayangan tertentu.

d. Juru Bicara (Spokesperson)

Selebriti yang mempromosikan produk, merek atau suatu perusahaan

dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran

spokesperson. Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek

atau produk yang mereka wakili.

(34)

Dyson dan Turco, et al (2003:51) mengemukakan suatu konsep yang

dapat digunakan sebagai kriteria dalam menyeleksi selebritis yang akan

digunakan sebagai endorser adalah FRED (Familiarity, Relevance, Esteem,

Differentiation) yaitu :

a. Dikenal (Familiarity)

Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorser,

artinya khalayak sasaran harus mengenal pada sosok sang artis dan

melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan, dan bisa dipercaya.

b. Kesesuaian (Relevance)

Artinya terdapat hubungan yang berarti (kecocokan) antara image merek

yang diiklankan dan selebriti, serta antara selebriti dengan target market.

Pengiklan seringkali mencocokan image produk, karakteristik target market

dan personalitas dari celebrity endorser (Belch, 2004: 175).

c. Penghargaan (Esteem)

Artinya terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen

terhadap selebriti.

d. Pembedaan (Differentiation)

Artinya konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang unik, berbeda dan

eksklusif atas produk yang dimilikinya. Ini merupakan sebuah kontribusi

(35)

2.1.5. Pesan Iklan dalam Periklanan

Anggaran yang sangat besar tidak menjamin keberhasilan dalam suatu

kegiatan periklanan. Pemasangan iklan dapat sukses hanya jika iklan tersebut

memperoleh perhatian dan dapat berkomunikasi dengan baik. Pesan iklan yang

bagus sangat penting khususnya dalam lingkungan pemasangan iklan yang sangat

mahal. Pesan iklan yang ideal menurut Kotler (2001:269), pesan iklan harus

menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest),

membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action). Pesan

iklan adalah ide atau berita yang dikomunikasikan atau yang disampaikan kepada

audience melalui media iklan. Dalam penyusunan pesan iklan yang harus

diperhatikan adalah (Kotler, 2002:633), isi pesan, struktur pesan, format pesan dan

sumber pesan, yaitu :

1. Isi Pesan

Dalam menentukan isi pesan yang perlu diperhatikan adalah daya tarik,

tema, gagasan atau usulan penjualan yang unik. Ada tiga jenis daya tarik, pertama

daya tarik rasional membangkitkan minat pribadi, artinya bahwa daya tarik

rasional menyatakan bahwa produk itu akan menghasilkan manfaat tertentu.

Kedua adalah daya tarik emosional, yang berupaya membangkitkan emosi positif

atau negatif yang akan memotivasi pembelian antara lain daya tarik rasa takut,

rasa bersalah, dan rasa malu yang mendorong orang untuk berbauat hal yang

(36)

mereka lakukan. Ketiga, daya tarik moral, diarahkan pada perasaan pendengar

tentang apa yang benar dan pantas. Daya tarik ini sering digunakan untuk

tujuan-tujuan sosial.

2. Struktur Pesan

Efektivitas pesan tergantung pada struktur dan isinya. Dalam hal ini

komunikator harus memutuskan tiga hal. Pertama adalah apakah harus menarik

suatu konklusi yang pasti atau membiarkannya terserah pada audiens. Kedua,

apakah harus menyajikan suatu argumen bersisi satu atau bersisi dua. Yang ketiga

adalah apakah harus menyajikan suatu argumen yang paling kuat pada awal-mula

atau terakhir kalinya.

3. Format Pesan

Komunikator harus menggunakan suatu format yang kuat untuk pesan.

Agar menarik perhatian, pengiklan menggunakan beraneka ragam sarana seperti :

menampilkan sesuatu yang baru dan kontras, headline dan gambar yang

menawan, format yang khas, posisi dan ukuran pesan, dan warna serta bentuk

gerakan.

4. Sumber Pesan

Pesan yang disampaikan sumber yang menarik atau terkenal akan

memperoleh perhatian dan daya ingat yang lebih tinggi. Itulah sebabnya

pemasang iklan sering menggunakan selebriti sebagai juru bicara. Selebriti

(37)

yang terpenting adalah kredibilitas juru bicara tersebut. Ada tiga faktor yang

melandasi kredibilitas sumber, yaitu keahlian, kelayakan dipercayai dan

kemampuan disukai.

Pemasar harus dapat mengevaluasi pesan-pesan alternatif sebuah iklan

agar iklan tersebut mudah diingat. Menurut Kotler (2001:581) pesan dibagi dalam

tiga tingkatan yaitu :

1. Diinginkannya (Desirability)

Maksudnya adalah bahwa pesan tersebut harus dapat mengatakan sesuatu

yang diinginkan atau menarik produk tersebut. Menunjukkan manfaat-manfaat

produk yang membuat produk lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen.

2. Keekslusifannya (Exclusiveness)

Pesan tersebut harus mengatakan sesuatu yang ekslusif atau yang

membedakan, yang tidak terdapat pada semua merek di dalam kategori produk

tersebut.

3. Kepercayaannya (Believability)

Pesan tersebut harus dapat dipercaya atau dibuktikan. Konsumen percaya

bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam

(38)

2.1.6. Pengingatan Iklan (Advertising Recall)

Advertising recall berfungsi untuk membuktikan sejauh mana keuntungan

asosiasi merek berasal dari iklan dan bukan dari sumber lain. Dalam advertising

recall rangsangan (stimulus) adalah sebuah merek dan responnya adalah iklan.

Pengingatan iklan yang merupakan alat uji umum untuk mengukur recall

audience tidak dapat diperbandingkan atau saling menggantikan untuk tujuan

apapun juga. Menurut wells, et al (2007:116), recall audience adalah kemampuan

daya ingat seorang audiens dalam mengingat kata demi kata dari iklan yang

dipasang sehingga audiens mampu mengingat penanyangan iklan produk yang

diiklankan sebelumnya dan mengutarakan kembali apapun yang bisa diingat.

Ingatan berhubungan dengan memori (Wells, et al, 2007:116), yang

artinya adalah bahwa jejak di ingatan lebih dalam dengan respon kemampuan

daya pengenal untuk iklan. ketika Anda mengingat poin salinan, yang merupakan

informasi yang diberikan tentang produk dalam rangka untuk mengingat

informasi yang disajikan dalam iklan, konsumen harus berpikir tentang hal itu

baik sebagai informasi yang sedang disajikan atau sesudahnya. berpikir tentang

hal itu adalah bentuk pemrosesan informasi yang membantu untuk menahan

(39)

A. Tipe Pengingatan Merek (Brand Recall Types)

Menurut Wells, et al (2007: 216), ada dua jenis metode untuk

mengukur recall yaitu :

a. Ingat Tanpa Bantuan (Unaided Recall)

Tanpa diberi bantuan atau petunjuk, konsumen ditanya untuk mengingat

iklan apa yang telah mereka lihat sebelumnya.

b. Dibantu Mengingat (Aided recall)

Konsumen diberi petunjuk atau bantuan, biasanya dalam bentuk

pertanyaan tentang iklan dalam kategori produk spesifik. Alternatif

lainnya, konsumen diberi sebuah daftar berisi merek dagang dari

pengiklan yang muncul dalam majalah dan akan diminta untuk

memberikan tanda “X” pada iklan yang pernah mereka lihat.

B. Riset Periklanan dan Evaluasi (Advertising Research)

Berikut ini merupakan hal-hal yang dapat dipelajari melalui sebuah

riset periklanan menurut Advertising Age’s Editorial (Bolen, 1994:493) :

1. Semakin banyak iklan cetak semakin banyak orang yang akan me-recall

iklan tersebut.

(40)

warna hitam putih.

3. Semakin pendek headline (isi berita) sebuah iklan semakin besar recall

terhadap sebuah iklan cetak.

4. Short copy sebuah majalah semakin mudah iklan yang ada di-recall oleh

pembacanya.

5. Jumlah kata yang diucapkan dalam sebuah iklan televisi tidak

berhubungan dengan recall iklan tersebut.

6. Recall dari sebuah iklan televisi berhubungan positif dengan sikap positif

dari pemirsa terhadap iklan yang bersangkutan.

7. Iklan tidak perlu kepercayaan tapi perlu dikenang (diingat).

Ada dua macam cara yang dapat digunakan untuk menguji sebuah iklan

(Bolen,1994:494) dalam Purnama (2003) :

1. Pretest, dengan membuat lingkungan buatan (artificial environment)

untuk menguji kesuksesan sebuah iklan sebelum disaksikan oleh pemirsa

sesungguhnya.

2. Postest, evaluasi dilakukan setelah iklan disaksikan pemirsa.

C. Pengukuran Efektifitas Periklanan

Pada umumnya perusahaan dalam melakukan pengujian terhadap iklan

menggunakan cara posttest atau setelah iklan itu disaksikan oleh konsumen.

Pengujian itu dapat berupa :

(41)

Menguji daya ingat dilakukan dengan melihat sejauh mana responden

mampu mengingat kata demi kata dari iklan yang dipasang. Peneliti meminta

orang-orang yang telah melihat di media untuk mengingat kembali penayangan

iklan produk yang diiklankan. Mereka diminta untuk mengutarakan kembali

apapun yang bisa diingat. Angka ingatan menunjukkan kekuatan iklan bisa

diperhatikan dan diingat. Kalau ternyata responden tidak dapat mengingat, berarti

iklan tersebut kurang efektif. Namun kesimpulan ini tidak terlalu benar, sebab

daya ingat seseorang jelas dipengaruhi oleh preferensi dari apa yang mereka

sukai. Keuntungan pengujian ini selain memberi masukan atau umpan balik

kepada responden, lambat laun juga menghasilkan semacam norma yang

membantu menghitung apakah sebuah iklan memiliki nilai yang cukup, dalam arti

berhasil diingat oleh khalayak sasaran. Keuntungan lainnya adalah membantu

menunjukkan keandalan yang dianggap bisa mengukur sesuatu yang memiliki

korelasi dengan efektifitas penjualan. Keandalan baru akan terbukti bila nilai atau

angka yang diperoleh selalu atau relatif sama. Angka keandalan tersebut menjadi

pegangan para produsen untuk menentukan tingkat produksi dan penjualannya.

Produsen tidak boleh hanya melihat segi keandalan saja, namun juga harus

memperhatikan sisi lain yaitu keabsahan. Terlepas dari semua itu, uji daya ingat

termasuk pengujian populer dan diandalkan dibanding dengan jenis pengujian

yang lain, sebab dari pengujian ini bisa diukur efektivitas penyampaian pesan atas

suatu produk. Dalam pengujian ini terdapat tiga tingkatan ukuran yang digunakan

(42)

a. Proved commercial registration : kemampuan sebuah iklan untuk

menarik perhatian dan untuk menempatkan nama pengiklan (merek

produk dari perusahaan pengiklan) di benak konsumen.

b. Idea communication : kemampuan konsumen untuk mengingat kembali

ide pokok (main idea) dari sebuah iklan.

d. Favorable attitude : kemampuan sebuah iklan untuk menumbuhkan

sikap konsumen.

2.2. Penelitian terdahulu

Purnama (2003) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Iklan

Televisi Menggunakan Background Musik Terhadap Recall Audience” (Studi

Kasus Pada Iklan Mcdonald’s Terhadap Mahasiswa-Mahasiswi Fakultas

Ekonomi, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh iklan televisi menggunakan background musik terhadap

recall audience. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel

recall audience sebagai variabel terikat, variabel jingle iklan, bintang iklan, dan

tema iklan sebagai variabel bebas. Metode analisis yang digunakan adalah analisis

regresi berganda. Kontribusi seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat

sebesar 86,3%. Dari hasil perhitungan regresi diketahui bahwa keseluruhan

variabel secara bersama-sama berpengaruh terhadap recall audience, tetapi secara

(43)

Mahjudie (2007) melakukan penelitian dengan judul “Efek Penggunaan

Celebrity Endorser dan Jingle dalam Iklan Televisi Olay Total White Cream

Versi “Audy dan Nindi” Terhadap Brand Awareness”. Penggunaan celebrity

endorser dan jingle merupakan strategi periklanan untuk menimbulkan brand

awareness khalayak. Menggunakan metode survei dengan kuesioner, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui efek penggunaan celebrity endorser dan jingle

dalam iklan Olay Total White Cream versi “Audy dan Nindi” terhadap brand

awareness serta pengaruh komponen celebrity endorser dan komponen jingle

terhadap brand awareness. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan

celebrity endorser dan jingle memiliki efek terhadap brand awareness, komponen

familiarity, relevance dan esteem dari celebrity endorser serta komponen

memorability, likability dan adaptability dari jingle juga memiliki efek terhadap

brand awareness.

Elyasa (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh

Kemenarikan Pesan Iklan dan Kredibilitas Celebrity Endorser terhadap Brand

Awareness untuk Meningkatkan Brand Attitude Pasta Gigi Merek Pepsodent”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemenarikan pesan iklan

dan kredibilitas celebrity endorser terhadap brand awareness untuk meningkatkan

brand attitude. Penelitian ini merupakan penelitian yang berjenis deskriptif, yaitu

penelitian yang menggambarkan obyek-obyek yang berhubungan untuk

pengambilan keputusan yang bersifat umum. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa S1 Ekonomi Universitas Diponegoro yang mengetahui iklan pasta gigi

(44)

gigi Pepsodent yang diambil secara accidental sampling. Pengumpulan datanya

dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Variabel independen yang paling

berpengaruh terhadap variabel dependen adalah variabel kemenarikan pesan iklan,

diikuti oleh variabel brand awareness dan terakhir adalah variabel kredibilitas

celebrity endorser. Menurut konsumen variabel kemenarikan pesan iklan dan

kredibilitas celebrity endorser dapat mempengaruhi brand awareness untuk dapat

meningkatkan brand attitude pasta gigi Pepsodent.

2.3. Kerangka Konseptual

Agar audiens dapat mengingat iklan dengan efektif, para pemasar

membuat periklanan semenarik mungkin dengan menggunakan berbagai unsur

atau elemen yang penting untuk meningkatkan daya ingat terhadap produk dalam

periklanan. Musik merupakan salah satu unsur atau elemen yang penting dan

paling sering digunakan dalam pembuatan iklan, oleh karena itu tidak

mengherankan jika musik kemudian menjadi komponen utama dalam pemasaran.

Menurut Keller (2003:210) musik adalah jembatan penghubung yang membantu

sebuah iklan tertanam dalam memori jangka panjang, jingle dapat membentuk

kesadaran akan merek, dapat membentuk perasaan tertentu, jingle merupakan

brand element yang paling baik untuk mempertinggi brand awareness sehingga

recall dari merek tersebut mudah dicapai. Menurut Suyanto (2005:125) musik

adalah gaya iklan yang menggunakan latar belakang musik atau jingle, lagu

terkenal, dan aransemen klasik, atau menunjukkan satu atau beberapa orang atau

(45)

jembatan penghubung yang membantu sebuah iklan tertanam dalam memori

jangka panjang. Terdapat 6 indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi

jingle (Keller, 2003:175 ; Soehadi, 2005:31) : Memorability, Meaningfullnes,

Likability, Transferability, Adaptability, Protectability.

Selain unsur tersebut selebritis dalam penyampaian pesan iklan juga

mempengaruhi pengingatan terhadap iklan yang ditayangkan. Dalam Khatri

(Journal of Social Sciences-Volume 13, Number 3, 2010) Dukungan selebritis

dapat meningkatkan proses mengingat (recall) dan penilaian mengkonsumsi

produk. Dengan menggunakan selebriti sebagai endorser dipercaya dapat

mempengaruhi minat beli konsumen dan kemudian mendongkrak penjualan

produk. Karena selain meningkatkan perhatian (attention) dan daya ingat (recall),

selebritis juga sekaligus mewakili kepribadian dari merek yang mereka bawakan

dan dengan itu diharapkan dapat mendekati target konsumen dengan baik. Dyson,

et al (2003:51) mengemukakan suatu konsep yang dapat digunakan sebagai

kriteria dalam menyeleksi selebritis yang akan digunakan sebagai endorser adalah

FRED (Familiarity, Relevance, Esteem, Differentiation).

Pemasar harus dapat mengevaluasi pesan-pesan alternatif sebuah iklan

agar iklan tersebut mudah diingat. Pesan iklan yang ideal menurut Kotler

(2001:269), pesan iklan harus menarik perhatian (attention), mempertahankan

ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan

tindakan (action). Pesan iklan adalah ide atau berita yang dikomunikasikan atau

yang disampaikan kepada audience melalui media iklan. Dalam penelitian

(46)

awareness dan recall yang kuat terhadap produk. Menurut Kotler (2001:581)

pesan dibagi dalam tiga tingkatan yaitu bagaimana pesan tersebut memunculkan

keinginan, ekslusif atau yang membedakan dari pesan iklan lainnya, dan dapat

dipercaya.

Menurut wells, et al (2007:116), recall audience adalah kemampuan daya

ingat seorang audiens dalam mengingat kata demi kata dari iklan yang dipasang

sehingga audiens mampu mengingat penanyangan iklan produk yang diiklankan

sebelumnya dan mengutarakan kembali apapun yang bisa diingat. Pada umumnya

perusahaan dalam melakukan pengujian untuk daya ingat terhadap iklan

menggunakan cara posttest atau setelah iklan itu disaksikan oleh konsumen.

Dalam pengujian ini terdapat tiga tingkatan ukuran yang digunakan (Bolen,

1994:494) dalam Purnama (2003) yaitu kemampuan untuk menarik perhatian,

kemampuan konsumen untuk mengingat kembali ide pokok sebuah iklan,

kemampuan sebuah iklan untuk menumbuhkan sikap konsumen.

Berdasarkan pemikiran diatas, kerangka konseptual di dalam penelitian ini

dapat dibuat secara skematis sebagai berikut :

Sumber : wells, et al (2007) (diolah oleh peneliti)

Jingle iklan (X )

Recall audience (Y) Bintang Iklan

(X )

Pesan Iklan

(47)

Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara tentang hubungan

antar variabel-variabel dalam penelitian, dan merupakan pernyataan paling spesifik

(Kuncoro, 2009:59). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual

maka peneliti menetapkan hipotesis didalam penelitian ini yaitu : “jingle iklan,

bintang iklan, dan pesan iklan berpengaruh terhadap recall audience pada iklan

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian asosiatif

kausal. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk

menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau

bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:35). Oleh

karena itu penelitian ini akan menganalisis pengaruh penggunaan jingle iklan,

(49)

audience sebagai variabel dependen pada iklan Honda dengan jingle ”One Heart”

pada mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi USU.

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara, yang beralamat di Jl. Prof.T.M.Hanafiah, SH Kampus USU Medan. Waktu

penelitian mulai bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Januari 2012.

3.3. Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (Independent Variable) (X) yaitu Jingle Iklan (X1),

Bintang Iklan (X2), dan Pesan Iklan (X3).

b. Variabel terikat (Dependent Variable) (Y) yaitu Recall Audience.

3.4. Defenisi Operasional

Defenisi operasionalisasi variabel digunakan untuk memahami

variabel-variabel dan memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian,

terdiri dari :

a. Variabel bebas (independent) terdiri dari :

(50)

Jingle adalah musik dalam iklan dengan menggunakan latar belakang

musik dengan susunan kata-kata, tune terkenal dan aransemen klasik

yang disertai dengan iringan musik dalam iklan, menunjukkan satu atau

beberapa orang atau tokoh kartun yang menyanyikan suatu lagu tentang

produk tersebut.

2. Bintang Iklan

Bintang iklan adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal

masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda di

dalam produk yang didukung, bintang iklan merupakan juru bicara

produk.

3. Pesan Iklan

Pesan iklan adalah ide atau berita yang dikomunikasikan atau yang

disampaikan kepada audiens melalui media iklan.

b. Variabel terikat (dependent) adalah :

1. Recall Audience

Recall audience adalah kemampuan daya ingat seorang audiens dalam

mengingat kata demi kata dari iklan yang dipasang sehingga audiens

mampu mengingat penanyangan iklan produk yang diiklankan

(51)

Berdasarkan defenisi operasional yang dikemukakan, maka peneliti merumuskan

mekanisme penganalisaan variabel pada Tabel 3.1

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Operasional Variabel Indikator Skala Pengukuran

Jingle Iklan (X1)

Musik dalam iklan dengan susunan kata-kata, tune terkenal dan aransemen klasik yang disertai dengan iringan musik dalam iklan, menunjukkan satu atau beberapa orang tokoh yang menyanyikan suatu lagu tentang demi kata dari iklan yang dipasang sehingga audiens mampu mengingat penanyangan iklan produk yang diiklankan sebelumnya dan mengutarakan kembali apapun yang bisa diingat.

(52)

Sumber : Suyanto (2005), (Bolen, 1994), Kotler (2001), Keller (2003), Dyson, et al (2003), wells, et al (2007) (diolah oleh peneliti)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

Skala Likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Pengujian variabel-variabel yang

diteliti, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2005:86).

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2005:86) (diolah)

3.6. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:133),

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi

USU.

(53)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008:132). Metode pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling dimana peneliti memilih

sampel berdasarkan penelitian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel

yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2009:139). Sampel diambil

dengan teknik accidental sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel

dimana responden yang dipilih peneliti kebetulan ditemui oleh peneliti

Karena kriteria responden sesuai dengan karakteristik yang ditentukan

yaitu : pernah melihat iklan Honda dengan jingle “One Heart”, maka jumlahnya

tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus

sebagai berikut (Supramono dan Haryanto, 2003:62) :

n =

Keterangan :

n = jumlah sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α

bila α = 0,05 z = 1,67

bila α = 0,01 z = 1,96

p = estimator proporsi populasi

q = 1-p

(54)

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum

diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang

mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :

n =

n =

=

96,04 = 96 orang

3.7. Jenis Data Dan Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian

melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang

telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti dari pihak perusahaan,

jurnal, buku-buku pendukung, penelusuran internet dan sebagainya.

3.8. Metode Pengumpulan Data

(55)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui

daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden.

b. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari jurnal ilmiah,

buku-buku pendukung, penelusuran internet dan sebagainya yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

3.9. Uji Validitas Dan Realibilitas

1. Uji Validitas

Suatu skala pengukuran disebut valid bila melakukan apa yang seharusnya

dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak

valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur apa yang

seharusnya dilakukan (Kuncoro, 2009:172). Pengujian validitas instrumen dengan

menggunakan program SPSS 16.0, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid

2. Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid

Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Sumatera Utara sejumlah 30 responden diluar sampel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan tingkat kepercayaan alat ukur.

(56)

pengukuran diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel

(Situmorang, 2007:72). Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji

validitas akan ditentukan reliabilitasnya sebagai berikut :

1. Jika ralpha > rtabel maka pertanyaan reliabel

2. Jika ralpha < rtabel maka pertanyaan tidak reliabel

3.10. Teknik Analisis Data

A. Analisis Deskriptif

Yaitu salah satu model analisis dengan cara data yang disusun

dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang

masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh

dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.

B. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang

efisien dan tidak bias maka dilakukan uji asumsi klasik. Beberapa kriteria

persyaratan asumsi klasik yang harus di penuhi.

(57)

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mendekati distribusi normal, yaitu data dengan bentuk lonceng, data tidak

melenceng ke kiri dan kanan, dan titik-titik mengikuti data di sepanjang garis

diagonal. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi

normal maka dilakukan uji kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat

signifikan 5%, maka jika nilai Asymp. Sign (2-tailed) diatas nilai signifikan 5%

(0,05) artinya variabel residual berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas merupakan varians variabel independent yang konstan

untuk setiap nilai tertentu variabel independent (homokedastisita). Alat untuk

menguji heteroskedastisitas dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis grafik dan uji

glejser. Melalui analisis grafik, suatu model regresi dianggap tidak terjadi

heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu

pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol

pada sumbu Y, sedangkan kriteria glejser adalah :

a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak mengalami gangguan

heteroskedastisitas.

b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas artinya variabel independent yang satu dengan variabel

(58)

sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui tidak adanya gejala

multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance

inflation Factor) dengan menggunakan program SPSS 16.0. Tolerance mengukur

variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent

lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai tolerance > 0,1 atau nilai VIF

< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Dan model yang baik apabila tidak

terjadi multikolinearitas.

C. Metode Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hubungan variabel bebas

(jingle iklan, bintang iklan, pesan iklan) dan variabel terikat (recall audience),

maka agar lebih akurat, penulis menggunakan bantuan aplikasi software SPSS

16.0. Model regresi linier berganda dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1.x1 + b2.x2 +b3.x3 + e

Keterangan :

Y : Recall Audience

a : Konstanta

Gambar

Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi
Gambar 2.3
Tabel 3.2
Tabel 4.1  Tabel Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

To provide a general overview of the microbial communities in environmentally conserved estuaries, the top 5 cm of sediment was sampled from the sandy estuary of the Shirakawa

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Maluku, Tahun 2016 V-1..

[r]

Brosur geotektile Non woven yang dilampirkan tidak lengkap dan tidak dibubuhi stempel dan tanda tangan pemberi dukungan sebagaimana yang disyaratkan dalam Dok. Tidak

Analisis Sifat Hujan Bulan April 2012 pada umumnya adalah Atas Normal (AN), untuk sifat Normal (N) terjadi di sebagian besar Indramayu timur, Cirebon utara, Subang,

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik aliran serta membandingkan pengaruh profil penganggu tipe A, B, C, D, atau E pada jarak S/D = 1,75 –

menggunakan Optical Power Meter (OPM) dengan variasi panjang kupasan 0,5 , 1 , 1,5 , 2, dan 2.5 cm dan mengetahui pengaruh pelukaian fiber terhadap rugi daya...

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang isi pesan iklan Ades versi “Langkah