• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Promosi dengan Menggunakan Analitical Hierarcy Process(Studi Kasus: LPM Chic's Music Cabang Condet)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Promosi dengan Menggunakan Analitical Hierarcy Process(Studi Kasus: LPM Chic's Music Cabang Condet)"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

(STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC, CABANG CONDET)

Oleh

FERRO FEBRIANTO

H24066022

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

(STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC CABANG CONDET)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

FERRO FEBRIANTO

H24066022

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS

(STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC, CABANG CONDET)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

FERRO FEBRIANTO

H24066022

Menyetujui, Mei 2009

Ir. Mimin Aminah, MM

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, Msc

(4)

ABSTRAK

Ferro Febrianto. H24066022. Analisis Strategi Promosi Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process (Studi Kasus: LPM Chic’s Music Cabang Condet). Di bawah bimbingan Mimin Aminah.

Usaha waralaba (Franchise) memiliki prospek diberbagai bidang di Indonesia. Lembaga Pendidikan Music Chic’s (LPM Chic’s) merupakan salah satu jasa pendidikan musik lokal yang menggunakan sistem pengelolaan kemitraan atau franchising. Pada tahun 2008 Franchise LPM Chic’s membuka cabang baru yang merupakan cabang keenam di wilayah Jakarta Timur tepatnya di Jalan Raya Condet No.30A. Sebagai cabang yang baru beroperasi LPM Chic’s dihadapkan dengan keberadaan dari para pesaing bisnis dengan usaha sejenis. Untuk itu suatu kegiatan pemasaran perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Ada berbagai bentuk alternatif kegiatan promosi yang dapat digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya sehingga perusahaan perlu merumuskan strategi promosi yang tepat untuk digunakan perusahaan. Kegiatan penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet, (2) Menentukan faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet, (3) Mengusulkan alternatif strategi promosi sebagai masukkan yang diharapkan memberikan manfaat bagi Lembaga Musik LPM Chic’s Cabang Condet.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui hasil pengamatan lapangan dan hasil wawancara dengan pihak perusahaan dengan menggunakan bantuan kuisioner kepada empat orang responden yang terdiri dari komisaris, direktur utama, staff promosi dan perwakilan siswa. Data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran literatur baik dari media cetak maupun elektronik, laporan ilmiah, buku-buku, jurnal ilmiah dan dokumen perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah Proses Hierarki Analitik dengan menggunakan bantuan program Expert Choice 11.5 dan

Microsoft Excel 2007.

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Februari 1985 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Hendarto dan Ibu Trimulyati. Penulis mengawali pendidikannya pada tahun 1988 di TK Besuki DKI Jakarta dan lulus pada tahun 1991. Pada tahun yang sama penulis mengikuti pendidikan Sekolah Dasar di SDN Menteng 01 Pagi DKI Jakarta dan lulus pada tahun 1997. Kemudian melanjutkan pendidikan pada tingkat menengah di SMP Negeri I Cikini DKI Jakarta dan lulus pada tahun 2000. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan oleh penulis tahun 2003 pada SMU Negeri 4 Gambir DKI Jakarta. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Diploma III, Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan mendapatkan gelar diploma pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan dengan mengikuti Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan untuk mensyukuri segala nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah SWT. Atas izin-Nyalah penulis diberikan kesehatan lahir batin untuk menyelesaikan penelitian berjudulStrategi Pengembangan Promosi dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process (Studi Kasus: LPM Chic’s Music, Cabang Condet)”. Dalam penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ir. Mimin Aminah, MM. atas bimbingannya yang sangat berarti.

2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing., DEA dan Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor dan seluruh staf dosen beserta bagian tata usaha yang banyak membantu selama ini. 4. Papa, mama, kakak dan adikku tercinta yang tidak terbatas rasa kasih

sayangnya, semoga Allah SWT selalu memberi kesempatan untuk senantiasa membahagiakan mereka.

5. Febry Syahputra yang telah memberikan ijin dan membimbing peneliti untuk melakukan penelitian di LPM Chic’s Cabang Condet beserta seluruh staf dan karyawan.

6. Sahabat-sahabatku di Ekstensi Manajemen Angkatan Pertama (Louis, Puspa, Gilang, Ruby, Lani, Widi, Tanti, Erky, Yasri, Botak, Putri, Amoi). 7. Sahabat-sahabatku di kampus IPB yang telah memberikan semangat dan

masukkan (Fenny, Yoga, Wahyu, Lini, Defieta, Pujit, Phintor, Radit) 8. Semua pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan seluruhnya, atas semua

kontribusinya terhadap penelitian ini.

Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca.

Bogor, Mei 2009

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Musik ... 9

2.2. Pendidikan ... 9

2.3. Pendidikan Luar Sekolah ... 9

2.4. Strategi Pemasaran ... 11

2.5. Bauran Pemasaran ... 11

2.6. Pemasaran Jasa ... 12

2.7. Promosi Pemasaran ... 12

2.8. Waralaba atau Franchising ... 17

2.9. Metode Analytical Hierarcy Process ... 19

2.10.Penelitian Terdahulu ... 20

III.METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1. Kerangka Pemikiran ... 22

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3. Pengolahan dan Analisis Data ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 35

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 35

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 35

(8)

4.1.3. Struktur Organisasi ... 36

4.1.4. Sistem ... 36

4.2. Bauran Pemasaran Perusahaan... .... 37

4.2.1. Produk ... 37

4.2.2. Harga ... 39

4.2.3. Tempat ... 40

4.2.4. Orang ... 41

4.2.5. Proses ... 41

4.2.6. Pelayanan ... 42

4.2.7. Bukti Fisik ... 43

4.3. Kegiatan Promosi Perusahaan ... 44

4.3.1. Periklanan ... 44

4.3.2. Promosi Penjualan ... 46

4.3.3. Publisitas ... 47

4.3.3.1. Sponsorships ... 47

4.4 Analisis Kriteria dalam Hierarki Keputusan ... 49

4.4.1. Faktor-faktor penyusun Strategi LPM Chic’s Condet ... 50

4.4.2. Tujuan Promosi LPM Chic’s Condet ... 52

4.4.3. Aktor yang berpengaruh dalam Pemilihan Strategi LPM Chic’s Condet ... 53

4.4.4. Alternatif Strategi Promosi LPM Chic’s Condet ... 54

4.5. Analisa Pemilihan Strategi Promosi dengan Menggunakan Metode AHP ... 55

4.6. Analisa Perhitungan AHP Pada Hierarki Penyusunan Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet……… 57

4.6.1. Pengolahan Horisontal ... 58

4.6.2. Pengolahan data secara Vertikal ... 66

4.7. Implikasi Hasil Perhitungan AHP ... 71

KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

1. Kesimpulan... 75

2. Saran... . 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(9)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Jumlah perusahaan jasa-jasa menurut Klasifikasi Lapangan Usaha

dan tahun mulai beroperasi ... 2

2. Jumlah Waralaba di Indonesia menurut bidang usahanya ... 5

3. Skala banding secara berpasangan ... 29

4. Nilai Random Index (RI) ... 31

5. Perbandingan Biaya Pendidikan LPM Chic’s dengan Sekolah Musik Purwacaraka ... 39

6. Bobot dan prioritas (Unsur Faktor Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet) ... 59

7. Bobot dan prioritas (Unsur Aktor Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet) ... 61

8. Bobot dan prioritas (Unsur Tujuan Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet) ... 63

9. Laporan Data Siswa LPM Chic's Condet Periode April – Desember 2008 ... 64

10. Bobot dan prioritas (Unsur Alternatif Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet) ... 65

11. Susunan bobot dan prioritas Aktor yang berkepentingan dalam strategi promosi LPM Chic’s Condet ... 66

12. Susunan bobot dan prioritas Tujuan yang berkepentingan dalam strategi promosi LPM Chic’s Condet ... 67

(10)

No. Halaman

1. Grafik pertumbuhan franchise Asing dan Lokal di Indonesia ... 4

2. Kerangka pemikiran penelitian ... 24

3. Kerangka pemikiran hierarki proses ... 27

4. Skema perhitungan metode AHP ... 34

5. Struktur organisasi LPM Chic’s Cabang Condet ... 36

6. Hierarki Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet ... 56

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Struktur organisasi Chic’s Pusat ... 80

2. Brosur LPM Chic’s Cabang Condet ... 81

3. Kuesioner AHP ... 83

4. Estimasi pemasukkan dan pengeluaran tahun pertama ... 90

5. Program Training LPM Chic’s ... 92

6. Jadwal kegiatan promosi bulan februari 2009 ... 93

(12)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu tugas negara terpenting karena pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia yang istimewa (Faure dalam Tambunan, 2004). Pendidikan merupakan hak pribadi manusia yang berakar dalam aneka kebutuhan pokok manusia sebab manusia tidak bisa mengembangkan hidupnya tanpa pendidikan minimum dan bermutu. Manusia memerlukan pendidikan untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan merupakan suatu investasi SDM (human capital investment) yang memungkinkan setiap warga negara untuk berperan serta serta memberikan andil dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Setiap warga negara harus mampu mengembangkan dirinya agar menjadi produktif sehingga dapat lebih bernilai (Suryadi, 2003), dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah salah satu kebutuhan penting manusia untuk berkembang didalam masyarakat suatu negara.

Tempat untuk mendapatkan pendidikan umumnya didapatkan dari sekolah atau pendidikan formal, meskipun demikian jasa pendidikan luar sekolah masih diminati orang untuk mendapatkan pendalaman materi atau mengembangkan ketrampilan dan bakat tertentu. Sekolah merupakan institusi yang menyediakan pengajaran bagi siswa untuk mendapatkan pengetahuan secara berjenjang, namun ketersediaan materi pendidikan yang diberikan sekolah terkadang masih kurang cukup. Hal ini menyebabkan orang masih mencari kebutuhan pengetahuan diluar sekolah, beberapa contohnya adalah bimbingan belajar dan jasa pendidikan lainnya seperti lembaga pendidikan musik.

(13)

sesuatu yang tidak dapat dilihat secara kasat mata namun dapat dirasakan manfaatnya. Kekuatan utama bisnis ini adalah kehadiran manusia sebagai modal utama, keterlibatan manusia dalam proses penyampaian manfaat dari produsen ke konsumen menjadi faktor penentu dalam keberhasilan suatu bisnis jasa. Teori ini didukung oleh Ruskin, 2005 pada bukunya yang berjudul “marketing your service

business” ia mengemukakan suatu konsep hubungan yang menyatakan bahwa manusia merupakan suatu aset yang sangat berharga dalam sektor jasa dengan kata lain jasa adalah bisnis manusia.

Bisnis jasa di Indonesia telah berkembang sejak lama sebelum kemerdekaan RI dan terus mengalami pertumbuhan hingga saat ini. Saat ini Indonesia memiliki lebih dari dua juta perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa (Tabel 1). Data mengenai Perusahaan Jasa-jasa Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha dan Tahun Mulai Beroperasi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah perusahaan jasa-jasa menurut klasifikasi lapangan usaha dan tahun mulai beroperasi

Klasifikasi lapangan Usaha < 1997 1997-1999 2000-2005 2006

Real estate 130.728 70.928 314.811 18.403

Jasa persewaan mesin dan peralatannya, barang-barang keperluan pribadi dan rumah tangga

36.521 24.626 118.040 8.496

Jasa komputer, penelitian dan pengembangan, serta jasa perusahaan lainnya

14.744 8.203 50.541 6.974

Jasa pendidikan 231.253 24.536 81.546 4.037

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 72.566 20.826 69.476 4.987

Jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga 11.563 6.282 67.567 10.216

Jasa kebersihan, kegiatan organisasi dan kegiatan lainnya

335.835 123.263 509.046 46.606

Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 5.939 2.746 11.787 878

Total 839.149 281.410 1.222.814 100.597

(14)

Tabel 1 menunjukkan peningkatan jumlah perusahaan jasa dari tahun ke tahun. Terlihat pada sebelum tahun 1997 perusahaan yang mulai beroperasi sebanyak 839.149 usaha, kemudian tumbuh baru lagi antara tahun 1997 sampai dengan tahun 1999 sebanyak 281.410 walaupun di masa itu Indonesia mengalami krisis moneter. Keadaan ini terus meningkat hingga setelah tahun 1999 terdapat penambahan sebanyak 1.222.814 usaha. Pada tahun 2006 sendiri perusahaan jasa yang mulai beroperasi mencapai 100.597 usaha, hal ini menunjukkan bahwa bisnis jasa di Indonesia masih terus diminati para pelaku usaha di Indonesia.

Salah satu bentuk pengelolaan jasa yang sedang marak saat ini adalah sistem kemitraan atau franchising. Franchising atau waralaba pertama kali dikembangkan di Amerika oleh Isaac Singer pada tahun 1850, ia adalah orang yang berhasil mengembangkan mesin jahit yang kemudian mulai mendistribusikan mesin jahit tersebut dengan merk singer dengan sistem kemitraan. Kemudian, sistem yang dikembangkan ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton, pendiri Coca Cola. Walaupun Franchise dipopulerkan di negara Amerika Serikat, namun asal mula kata Franchise berawal dari Eropa, yaitu Perancis dan Inggris. Kata Franchise sendiri bermakna "kebebasan" (Freedom) (Wikipedia, 2008)

Konsep franchise sendiri di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1970an, dengan berdirinya Kentucky Fried Chicken (KFC), Swensen, dan Shakey Pizza’s yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven Pada tahun 1990, seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, politik yang stabil dan keamanan yang terjamin, para investor dari luar negeri mulai melirik Indonesia dan franchise asing mulai mengisi pasar Indonesia. Trend ini diikuti oleh para

(15)

Gambar 1. Grafik pertumbuhan Franchise Asing dan Lokal di Indonesia

(Sukandar, 2007)

Ketika franchise asing mengalami penurunan di Indonesia justru franchise

lokal mulai menunjukkan peningkatan mengalahkan franchise asing yang merupakan pelopor bisnis franchise di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1, dimana antara tahun 2004 - 2006 jumlah franchise lokal meningkat tajam mengalahkan jumlah franchise asing.

(16)

Tabel 2. Jumlah Waralaba di Indonesia menurut bidang usahanya

Bidang usaha Jumlah

Restoran/kafe/food outlet 111

Pendidikan/kursus 52 Spa & health center 9

Refill tinta 5

Salon 5

Travel 3

Rental VCD/DVD 3

Sumber: SSA Franchise Consulting dalam Bisnis.com, 2006

Lembaga Pendidikan Music Chic’s (LPM Chic’s) merupakan salah satu jasa pendidikan musik lokal yang menggunakan sistem pengelolaan kemitraan atau franchising. Awal berdirinya LPM chic's dimulai pada tanggal 1 Januari 1997 dimana LPM Chic’s dikukuhkan sebagai Lembaga Pendidikan Musik oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya LPM Chic’s merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat-alat musik namun dengan semakin terbukanya peluang perusahaan ini mulai mengembangkan usahanya dengan membuka lembaga pendidikan musik. Beberapa program LPM Chic’s yang ditawarkan adalah berbagai jenis kursus atau pendidikan musik seperti keyboard, gitar elektrik, gitar bass, gitar klasik, drum, vokal, biola, kelas spesialisasi dan kelompok cinta music (untuk anak berusia tiga sampai lima tahun). Saat ini LPM Chic’s Music memiliki lima cabang yang tersebar di daerah Jabotabek juga Sumatera.

1.2. Perumusan Masalah

(17)

Cipta Musik Indonesia di Jalan Utan Kayu Raya 17, Jakarta Timur dan Faasto School Music Jalan Balai Pustaka Timur Bl B-3/39 Rawamangun, Jakarta Timur. Lembaga Pendidikan ini bersaing dalam mendapatkan pangsa pasar yang umumnya diisi dengan siswa dibangku sekolah mulai dari SD sampai dengan SMA. Lingkungan persaingan ini menyulitkan LPM Chic’s cabang Jakarta Timur sebagai pendatang baru untuk mendapatkan pangsa pasarnya. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pangsa pasar dan menghadapi persaingan ini diperlukan strategi yang tepat.

LPM Chic’s cabang Condet ini didirikan oleh salah satu pemegang lisensi

franchiser yang telah diberikan secara khusus oleh LPM chic’s pusat sebagai pemilik lisensi. Sebagai perusahaan yang berdiri menggunakan sistem kemitraan

franchising, LPM Chic’s cabang Condet ini telah dibekali oleh produk dan sistem yang sudah terlebih dahulu dikembangkan oleh LPM Chic’s pusat sebagai pemilik lisensi, dalam arti lain produk dan sistem telah benar-benar siap dan tinggal menunggu untuk dipasarkan. Agar produk tersebut laku dijual kemasyarakat atau konsumen, maka masyarakat ataupun konsumen perlu mengetahui akan kehadiran produk tersebut, berikut manfaat, harga, dimana dapat diperoleh dan kelebihan produk dibandingkan produk pesaing. Untuk itu suatu kegiatan pemasaran perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

(18)

produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka tidak akan pernah membeli atau menggunakannya.

Ada berbagai bentuk alternatif kegiatan promosi yang dapat digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya sehingga perusahaan perlu merumuskan strategi promosi apa yang tepat untuk digunakan perusahaan. Berbagai aspek yang berkaitan dengan kegiatan promosi sebaiknya menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk membantu perusahaan dalam memutuskan kegiatan promosi yang akan dijalankan. Hal ini penting untuk dilakukan agar kegiatan promosi yang akan dijalankan sesuai dengan keadaan perusahaan dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Pelaksanaan strategi promosi yang tepat diharapkan dapat membantu keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya dan memberi keunggulan perusahaan dalam persaingan.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini adalah:

1. Bagaimana bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan LPM Chic’s Cabang Condet ?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi promosi Lembaga Pendidikan Musik LPM Chic’s Cabang Condet ?

3. Alternatif strategi promosi apakah yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan keadaan perusahaan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah:

1. Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet.

2. Menentukan faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet.

(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat membantu memberikan masukan dan pertimbangan bagi strategi promosi yang akan dikembangkan. Manfaat lainnya adalah dapat memberikan gambaran bagi perusahaan dalam membuat rencana dan strategi yang baik dan terarah untuk mengembangkan strategi pemasaran pada Lembaga Musik LPM Chic’s dimasa yang akan datang secara efektif dan efisien.

2. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi yang sangat berharga untuk disinkronkan dengan pengetahuan teoritis yang diperoleh di bangku kuliah.

3. Bagi pihak lain, merupakan informasi untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Musik

Menurut Wikipedia (2008) musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam :

1. Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya

2. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

2.2. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi (Wikipedia, 2008).

2.3. Pendidikan Luar Sekolah (Informal)

Menurut Komunikasi Pembaruan Nasional Pendidikan, pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

(21)

1. Pendidikan Massa (Mass education)

Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat luas dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar mereka memiliki kecakapan dalam hal menulis, membaca dan berhitung serta berpengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf hidup dan kehidupannya sebagai warga negara. Istilah Mass education

menunjukan pada aktifitas pendidikan di masyarakat yang sasarannya kepada individu-individu yang mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu individu yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan melalui jalur sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan belum sempat terbebas dari kebuta-hurufan. Mass education ini dapat dikatakan semacam program pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja tidak bertujuan supaya orang-orang didiknya sekedar baca-tulis, tetapi juga supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan hidupnya sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah pemuda-pemuda dan orang dewasa dan pelaksanaannya dalam bentuk kursus-kursus. 2. Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education)

Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk membelajarkan orang dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang pendidikan luar sekolah, Sudjana (1996) menerangkan bahwa pendidikan orang dewasa adalah pendidikan yang diperuntukkan bagi orang-orang dewasa dalam lingkungan masyarakatnya, agar mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh cara-cara baru serta merubah sikap dan perilakunya.

3. Pendidikan Perluasan (Extension Education)

(22)

2.4. Strategi Pemasaran

Menurut Kotler (2007) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk-produk yang bernilai. Pemasaran memperhatikan hubungan timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan konsumen, serta aktivitas pesaing. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.

Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total (total quality management).

2.5. Bauran Pemasaran

(23)

perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif ( Kotler, 2007)

Payne, 2000 dalam bukunya yang berjudul “The Essence of Service Marketing” menyebutkan ada tujuh elemen bauran pemasaran untuk jasa. Ketujuh elemen tersebut yaitu produk (product), tempat (place), harga (price), orang (people), proses (process), pelayanan (service) dan bukti fisik (physical evidence).

2.6. Pemasaran Jasa

Menurut Lupiyoadi (2001) pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran produk karena secara kasat mata tidak dapat dilihat dan menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler, 2000 bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu tidak nampak (intangibility), tidak dapat disimpan (Perishability), bervariasi (Heteroginity), tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi (inseparability), sangat tergantung pada kinerja karyawan (people based) dan hubungan dengan konsumen secara langsung (contact customer).

Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya keterlibatan secara langsung karyawan dalam proses penyampaian (delivery process), sehingga karyawan menjadi ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan terhadap karyawan dapat dieliminasi dan hubungan langsung kekonsumen yang sangat besar biayanya dapat dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini menggunakan ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan pelayanan sendiri (self service) berbagai keperluan yang berkaitan dengan keuangannya.

2.7. Promosi Pemasaran

(24)

Jasa menyatakan promosi pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya sekedar memberikan informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan perusahaan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli jasa perusahaan dibanding pesaing. Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk atau jasa yang dijual, tempat dan saatnya.

Alat untuk melaksanakan pemberian infomasi ini disebut dengan nama bauran promosi, dalam buku Kotler (2007) ia terdiri dari lima jenis, yaitu:

1. Periklanan (Advertising) merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis. 2. Penjualan Perorangan (Personal selling) merupakan kegiatan perusahaan untuk

melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam penjualan perorangan adalah: penjualan kerumah-rumah (door to door selling, penawaran melalui surat (mail order), penjualan melalui telepon, dan penjualan langsung (direct selling).

3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkarlnya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. 4. Penjualan Langsung (Direct Marketing) merupakan kegiatan pemasaran yang

(25)

5. Publisitas (Pubilicity) merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk mensosialisasikan atau memasyarakatkan .

Pencapaian strategi yang efektif harus dilakukan dengan mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi bauran promosi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Jenis Pasar Produk

Alokasi promosi berbeda-beda antara pasar konsumen dan bisnis. Pemasar konsumen mengeluarkan uang secara berturut-turut untuk promosi penjualan, iklan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat. Pemasar bisnis mengeluarkan uang secara berturut-turut untuk penjualan pribadi, promosi penjualan, iklan dan hubungan masyarakat. Sejumlah penelitian mengeaskan peran iklan dalam pasar bisnis. Iklan yang dikombinasikan dengan penjualan pribadi dapat meningkatkan penjualan pada pasar bisnis, iklan pada perusahaan dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan memudahkan tenaga penjual dalam mengadopsi produk dan menjualnya. Pada umumnya penjualan pribadi lebih banyak digunakan untuk barang yang rumit, mahal dan beresiko dan dipasar dengan penjual yang lebih besar dengan jumlah yang lebih sedikit. Tenaga penjual pada pasar konsumen memiliki empat sumbangan penting yaitu posisi persediaan yang meningkat, pembangunan antusiasme, penjualan misioner dan manajemen pelanggan utama. (Kotler, 2007).

2. Pelanggan

(26)

a.Push Strategi, yaitu aktivitas promosi produsen kepada perantara (biasanya penjualan perorangan dan trade promotion), dengan tujuan agar para perantara itu memesan, kemudian menjual, serta mempromosikan produk yang dihasilkan produsen.

b. Pull Strategy, yaitu aktivitas promosi produsen kepada konsumen akhir (biasanya dengan iklan dan consumer promotion), dengan tujuan agar mereka mencarinya pada para perantara, yang pada gilirannya melalui perantara memesan produk yang dicari konsumen kepada produsen.

3. Luas Cakupan Geografis

Karakteristik dari kriteria pemilihan alat promosi adalah besarnya cakupan geografis dari target audiens. Jika target audiensnya skala nasional, maka lebih efektif bila menggunakan alat komunikasi massal, seperti periklanan dan promosi penjualan. Begitu, pun halnya dengan beberapa kegiatan bisnis spesial membutuhkan perhatian untuk menjelaskan, desain, demonstrasi, pemasangan dan membutuhkan pelayanan servis kompleks. Dalam keadaan ini penjualan perorangan memberikan pengaruh yang lebih baik. Alat-alat dari komunikasi pemasaran memungkinkan sebuah organisasi untuk berkomunikasi melalui skala nasional ataupun internasional melalui periklanan dan teknologi seperti satelit, atau kepada satu orang atau suatu komunitas tertentu dengan bantuan pernjualan perorangan dan bantuan rekomendasi dari mulut ke mulut (Fill, 2002).

4. Tahap Kesiapan Membeli

(27)

penjualan pribadi, promosi penjualan dan sisanya oleh iklan yang mengingatkan (Fill, 2002)

5. Tahap siklus hidup produk

Alat-alat promosi juga memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda sesuai dengan tahap siklus hidup produk yang berbeda. Pada tahap pengenalan, iklan dan pemberitaan memiliki tingkat efektivitas biaya tertinggi, disusul penjualan pribadi untuk memperoleh jangkauan distribusi dan promosi penjualan untuk mendorong konsumen mencobanya. Pada tahap pertumbuhan, permintaan mempunyai momentumnya sendiri melalui cerita dari mulut kemulut. Pada tahap ini sebaiknya mulai menggunakan penjualan perorangan (personal selling). Pada tahap kematangan secara berturut-turut promosi penjualan, iklan dan penjualan pribadi semuanya makin berperan penting, untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Pada tahap penurunan, promosi penjualan tetap berperan kuat, iklan dan pemberitaan berkurang dan wiraniaga hanya memberikan sedikit perhatian pada produk tersebut, untuk memperlambat penurunan penjualan produk (Kotler, 2005) 6. Anggaran

Jika perusahaan memiliki dana promosi yang besar, maka peluangnya untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar. Sebaliknya dana yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat memilih penjualan perorangan (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) atau iklan bersama dalam wilayah lokal atau regional (Tjiptono, 2002).

7. Pesaing

Perusahaan dapat mempertimbangkan strategi promosi yang akan dijalankan berdasarkan aktivitas promosi yang dijalankan pesaing atau menyesuaikan dengan tingkat persaingan yang ada dalam industri tersebut (Kotler, 2005) 8. Bauran Pemasaran

(28)

positif dengan kualitas yang juga tinggi, maka penggunaan iklan lebih tepat untuk mengkomunikasikan kualitas dari produk-produk yang harganya mahal. Jika pendistribusian dilakukan secara langsung, maka karakteristiknya mensyaratkan penggunaan penjualan perorangan, sedangkan bila secara tidak langsung, maka dibutuhkan iklan karena terbatasnya jumlah armada penjual yang dipakai (Tjiptono, 2002).

2.8. Waralaba atau Franchising

Definisi waralaba menurut waralaba.com (2008) suatu pola kemitraan usaha antara perusahaan yang memiliki merek dagang dikenal dan sistem manajemen, keuangan dan pemasaran yang telah mantap, disebut pewaralaba, dengan perusahaan/individu yang memanfaatkan atau menggunakan merek dan sistem milik pewaralaba, disebut terwaralaba. Pewaralaba wajib memberikan bantuan teknis, manajemen dan pemasaran kepada terwaralaba dan sebagai imbal baliknya, terwaralaba membayar sejumlah biaya (fees) kepada pewaralaba. Hubungan kemitraan usaha antara kedua pihak dikukuhkan dalam suatu perjanjian lisensi/waralaba.

Pengertian dari franchise ini juga dirumuskan pada Peraturan Menteri Perdagangan (no. 12/2006). Waralaba (franchise) adalah perikatan antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dimana Penerima Waralaba diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki Pemberi Waralaba dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh Pemberi Waralaba dengan sejumlah kewajiban menyediakan dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan oleh Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba.

Menurut International Franchise Association dalam waralaba.com (2008), secara umum terdapat beberapa bentuk format bisnis waralaba, yaitu Unit franchising, Area development franchising, Subfranchising, Conversion or

affiliation franchising dan Nontraditional franchising. Secara rinci kelima jenis

(29)

1.Unit Waralaba (Unit Franchising)

Bentuk waralaba ini adalah yang paling umum, dalam unit franchise, pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan sejumlah satu (single) bisnis waralabanya dalam lokasi atau daerah yang telah ditentukan. Ada dua pihak yang berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba.

2.Area Developer (Area Development Franchising)

Area development franchising, pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba (disebut area developer) suatu daerah tertentu yang harus dikembangkan. Terwaralaba tersebut memiliki hak dan kewajiban untuk membuka dan mengoperasikan sendiri sejumlah unit waralaba tertentu sesuai dengan jadwal rencana pengembangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya, jika target jadwal rencana pengembangan waralaba yang bersangkutan tidak tercapai, pewaralaba akan memutuskan kontrak perjanjian pengembangan waralaba pada daerah tersebut. Walau begitu, unit waralaba yang telah berdiri tetap dapat dioperasikan oleh terwaralaba. Ada dua pihak yang berkepentingan dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba.

3.Unit Waralaba (Subfranchising)

Subfranchising, kadang disebut juga master franchising, sifatnya mirip dengan area development franchising, hanya saja bentuk waralaba ini melibatkan 3 pihak. Perbedaannya adalah, pada bentuk waralaba ini

franchisee memiliki pilihan antara membuka sendiri unit waralabanya atau menjual kembali unit waralaba (sub franchising) kepada pihak lain (ke-3), selama tujuan pengembangan waralaba dalam suatu daerah dapat tercapai. Bentuk kesepakatan ini umum digunakan oleh sistem waralaba internasional (terutama pewaralaba Amerika Serikat), biasanya disebut dengan “master franchising”, dan franchisee sebagai sub franchisor disebut sebagai “master franchisee”.

4.Afiliasi (Affiliation or Conversion Franchising)

(30)

telah berjalan ingin berafiliasi dengan suatu jaringan waralaba yang telah terkenal. Tujuannya adalah agar bisnis tersebut dapat memanfaatkan keuntungan dari merek terkenal dan juga sistem operasi dari jejaring waralaba yang bersangkutan. Dalam affiliation franchising ini, terwaralaba biasanya diperbolehkan untuk tetap menggunakan merek lama yang telah mereka miliki diikuti dengan merek terkenal dari sang pewaralaba. Bentuk waralaba ini banyak diterapkan di industri perhotelan.

5.Non-traditional Franchising

Pada bentuk waraba ini, pewaralaba menjual waralabanya untuk ditempatkan pada tempat-tempat tertentu yang khusus. Misalkan, suatu unit waralaba yang dijual didalam lokasi bisnis (misal: ritel) milik orang lain. Dalam hal ini pewaralaba membuat dua perjanjian, yaitu perjanjian dengan terwaralaba dan perjanjian dengan pemilik bisnis.

2.9. Metode Analytical Hierarcy Process

Analytical Hierarcy Process dikembangkan oleh Thomas Saaty pada tahun 1970an. AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model matematik. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.

Ketika dilakukannya pengambilan keputusan dalam perencanaan strategi sangatlah penting untuk mengevaluasi setiap kemungkinan alternatif dengan baik. Dalam beberapa situasi pengambilan keputusan strategi promosi seringkali dihadapkan dengan situasi dimana banyaknya faktor menjadi suatu kendala. Hal ini membuat keputusan tersebut sulit untuk diambil dan meningkatkan kebutuhan dilakukannya pendekatan tertentu, yang memungkinkan para pengambil keputusan untuk memecahkan proses evaluasi tersebut dalam beberapa tingkatan faktor-faktor yang berbeda tetapi masih saling terkait.

(31)

keputusan yang relevan dan kemudian dilakukan proses pembobotan untuk memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria obyektif. Prosedur ini mengenalkan dan menyatukan pengetahuan juga keahlian para partisipan dalam pengambilan keputusan, dengan memanfaatkan penilaian subjektif. Tiga prinsip dasar dalam metode AHP ini, adalah peng-dekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaian komparatif dari setiap unsur dan pensintesisan dari masing-masing prioritas.

Saaty (1993) mengemukakan beberapa keuntungan penggunaan metode AHP :

1. Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan. 2. Mensintesis satu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda.

3. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan alternatif terbaik.

4. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap alternatif.

5. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

6. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem. 7. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem

kompleks.

2.10. Penelitian Terdahulu

Fitriana (2005) melakukan penelitian mengenai analisis strategi promosi wisata arum jeram. Berdasarkan hasil penelitiannya, karakteristik kunjungan menunjukkan bahwa, ingin mencoba tantangan merupakan alasan mencoba wisata arum jeram, sebagian besar pengguna jasa memperoleh informasi dari teman dan baru pertama kali mencoba wisata arum jeram. Faktor yang menjadi prioritas penyusunan strategi promosi berturut-turut adalah anggaran, sumbe daya manusia, karakteristik jasa, karakteristik pasar dan pesaing. Alternatif strategi promosi yang tepat untuk dijalankan adalah meningkatkan frekuensi kegiatan promosi yang dijalankan saat ini.

(32)

analisis strategi promisi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV), yang menganalisis faktor penyusun strategi promisi Trans TV. Hasil dari penclitian tersebut mengidentifikasikan enam faktor yaitu anggaran promosi, pesaing, sumber daya manusia karakteristik produk dan Segmentasi, Target, dan Positioning perusahaan.

Kurniaty (2007) melakukan penelitian mengenai analisis strategi promosi dengan menggunakan metode AHP pada perusahaan jasa Event Organizer CI Production. Dari penelitian yang dilaksanakan, perusahaan CI Production perlu meningkatkan kegiatan publisitas dan humas sebagai alternatif strategi pilihan pertama dengan bobot 0,300. Alternatif selanjutnya adalah peningkatan kerjasama dengan media partner (0,292), meningkatkan kegiatan pemasaran langsung (0,235), meningkatkan kegiatan promosi terdahulu (0,093) dan meningkatkan kegiatan periklanan sebagai alternatif strategi terakhir dengan bobot 0,080.

Zakiyah (2008) mengambil penenlitian mengenai analisis strategi promosi jasa telekomunikasi Esia pada PT. Bakrie Telecom Tbk dengan menggunakan metode AHP. Hasil dari penelitian terindentifikasi enam faktor yaitu anggaran promosi, sumber daya manusia, karakteristik produk, karakteristik pasar,

Segmentation Targetng dan Positioning dan tingkat persaingan. Dari pengolahan AHP didapatkan bahwa STP terindentifikasi sebagai faktor prioritas utama yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi Esia dengan bobot 0,445. Alternatif strategi promosi bagi Esia yaitu meningkatkan intensitas promosi above the line,

(33)

III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Lembaga Pendidikan Music Chic’s merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pendidikan musik. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1997 dan masih berkembang hingga sekarang, melalui cabang-cabangnya perusahaan ini mulai melakukan ekspansi untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar.

LPM Chic’s Music Cabang Condet merupakan salah satu cabang yang baru berdiri, perusahaan ini mulai beroperasi pada bulan April tahun 2008. Sebagai perusahaan yang baru berdiri perusahaan menghadapi banyak tantangan, salah satunya adalah keberadaan persaingan pasar antar perusahaan yang serupa untuk mendapatkan pangsa pasar. Untuk itu perusahaan dituntut untuk melakukan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mengkomunikasikan perusahaan dan jasa yang diberikan kepada konsumen. Promosi merupakan salah satu strategi yang dapat dikembangkan dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran.

(34)
(35)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penyusunan Struktur Hierarki

Pembobotan dan penghitungan pendapat

Alternatif Prioritas Strategi Promosi

Rekomendasi kebijakan strategi

Strategi pengembangan promosi LPM Chic’s

Visi dan Misi

Pengidentifikasian atribut-atribut dengan metode AHP

Faktor-faktor

(36)

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada LPM Chic’s Cabang Condet yang beralamat di Jalan Raya Condet No.30A Kramat Jati, Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Februari 2009.

3.3. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan lapangan dan hasil wawancara dengan pihak perusahaan yang memiliki kontribusi terhadap perumusan strategi promosi perusahaan. Wawancara dilakukan dengan empat orang responden dengan menggunakan kuesioner yang cara pengisiannya dipandu oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran literatur baik dari media cetak maupun elektronik, studi pustaka, internet dan dokumen perusahaan.

Pemilihan responden dalam AHP dilakukan berdasarkan teknik

purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden, baik individu atau lembaga yang dianggap mengerti permasalahan yang terjadi dan mempunyai kemampuan dalam pembuatan kebijakan atau memberi masukan dalam proses penentuan strategi. Responden yang dipilih adalah Komisaris sebagai pemilik perusahaan, Direktur Utama, Staff Promosi dan Event dan satu orang perwakilan siswa.

Metode analisis data yang akan digunakan yaitu Proses Hierarki Analitik dengan menggunakan bantuan Expert Choice versi 11.5 dan

Microsoft Excel 2007. Expert Choice merupakan Sofware komputer untuk menentukan pilihan-pilihan dalam pengambilan keputusan dengan multikriteria yang berdasarkan metodologi pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Saaty. Pendekatan AHP untuk pemilihan alternatif dengan menangkap secara rasional persepsi orang, karena AHP mampu mengkonversi faktor-faktor intangible (yang tidak terukur) kedalam aturan yang biasa sehingga dapat dibandingkan.

(37)

a.Decomposition. Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan dekomposisi yaitu memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur, jika ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat, pemecahan dan dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingakatan persoalan tadi.

b. Comparative Judgement. Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian lebih baik jika disajikan dalam bentuk matriks (pairwise comparison).

c.Synthesis of Priority. Dari setiap matriks pairwise comparison yang kemudian dicari eigen vector untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis diantara local priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda dengan bentuk hirarki. Pengurutan unsur-unsur menurut kepentingan relatif melalui sintesis dinamakan priority setting.

d. Logical Consistency. Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokan sesuai dengan keseragaman dan relevansi, kedua adalah tingkat hubungan antara obyek didasarkan pada kriteria tertentu.

(38)

Gambar 3. Kerangka pemikiran hierarki proses

3.3.1. Proses Hierarki Analitik (PHA)

Metode analisis data yang digunakan PHA, yaitu suatu pendekatan yang digunakan berdasarkan masukan yang bertujuan untuk menentukan perencanaan strategi promosi yang dilaksanakan untuk mendapatkan strategi yang tepat dan optimal bagi kemajuan perusahaan. Dalam AHP, penetapan prioritas kebijakan dilakukan dengan menangkap secara rasional persepsi orang, kemudian mengkonversi faktor-faktor yang intangible (yang tidak terukur) kedalam ukuran yang biasa, sehingga dapat dibandingkan.

Tahapan atau langkah-langkah dalam analisis data menurut Saaty (1993) adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi Sistem

(39)

masalah serta mendapatkan solusi yang diinginkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan menggunakan AHP dalam kerangka penentuan perencanaan. Pemecahan masalah dan solusi yang diinginkan adalah mendapatkan skenario optimal dari pengembangan strategi promosi, maka untuk menyusun suatu analisis tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Penyusunan Hirarki

Dalam penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan dengan mengelompokan elemen-elemen sistem atau alternatif keputusan kedalam suatu abstraksi sistem hirarki keputusan.

3. Komparasi Berpasangan

(40)

Tabel 3. Skala banding secara berpasangan

Kepentingan Definisi Penjelasan

1 Kedua elemen sama

pentingnya

Dua elemen mempunyai pengaruh

yang sama besar terhadap tujuan 3 Elemen yang satu sedikit

lebih

penting daripada elemen yang

lainnya

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen

kuat menyokong satu elemen dibanding elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih

penting

daripada elemen yang lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam kenyataan

9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen

yang lainnya

Bukti yang mendukung elemen yang

satu terhadap elemen lain memiliki

tingkat penegasan tertinggi menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dan pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada dua komponen diantara dua pilihan

Kebalikan Jika untuk aktifitas i mendapat

satu angka bila dibandingkan

dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai

kebalikannya

bila dibanding dengan i Sumber: Saaty, 1993

4. Matrik Pendapat Individu

(41)

Dalam hal ini C1, C2, …..,Cn adalah set elemen pada setiap tingkat keputusan dalam hirarki, kuantifikasi pendapat dari hasil komparasi berpasangan membentuk matrik n x n. Nilai aij merupakan nilai matrik pendapat hasil komparasi yang mencerminkan nilai kepentingan Ci terhadap Cj.

5. Pengolahan Horisontal

Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas elemen keputusan pada hirarki keputusan dengan empat tahapan, yaitu :

a. Perkalian baris (z) dengan menggunakan rumus :

………..(1)

Dimana: zi = vector eigen m = jumlah responden

n = jumlah elemen yang dibandingkan

b. Perhitungan vektor prioritas atau vector Ciri :

………..(2)

Dimana eVPi = elemen vector prioritas ke-i

c. Perhitungan nilai Eigen maksimum (λmax) dengan rumus :

VA = aij x VP dengan VA = (v aij)

VB = dengan VB = (Vbi) dimana VB adalah nilai Eigen

1 n

(42)

n i=1 VA = Vektor antara

d. Perhitungan Indeks Konsistensi (CI)

Konsistensi logis menunjukan intensitas relasi antara pendapat yang didasarkan pada suatu criteria tertentu dan saling membenarkan secara logis. Tingkat konsistensi menunjukan suatu pendapat mempunyai nilai yang sesuai dengan pengelompokan elemen pada hirarki. Tingkat konsistensi juga menunjukan tingkat akurasi suatu pendapat terhadap elemen-elemen pada suatu tingkat hirarki. Untuk mengetahui konsistensi (CI) digunakan formulasi sebagai berikut :

λ max - n

CI = --- ………..(4)

n-1

Dimana: λ max = Eigen value

n = jumlah yang dibandingkan

Untuk mengetahui konsistensi secara menyeluruh dari berbagai pertimbangan dapat diukur dari nilai Ratio Konsistensi (CR). Nilai ratio konsistensi adalah perbandingan antara indeks konsistensi (CI) dengan indeks acak (RI), di mana nilai RI telah ditentukan seperti terlihat pada Tabel :

Tabel 4. Nilai random index (ri)

n RI n RI n RI n RI n RI

1 0,00 2 0,00 3 0,52 4 0,89 5 1,11

6 1,25 7 1,35 8 1,40 9 1,45 10 1,49 Sumber : Saaty, 1993

e. Revisi Pendapat

(43)

n

λ max = S (aij – wi/wj) ………(5) j=1

Beberapa ahli berpendapat jika jumlah revisi terlalu besar, sebaiknya responden tersebut dihilangkan, Jadi penggunaan revisi ini sangat terbatas mengingat akan terjadinya penyimpangan dari jawaban yang sebenarnya.

f. Matriks Pendapat Gabungan

Matriks pendapat gabungan merupakan matrik baru yang elemen-elemennya (gij) berasal dari rata-rata geometrik elemen matrik pendapatan individu yang nilai ratio konsistensinya (CR) memenuhi syarat. Tujuan dari penyusunan matrik pendapat gabungan ini adalah untuk membentuk suatu matrik yang mewakili matrik-matrik pendapat individu yang ada. Matrik ini selanjutnya digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi serta vector prioritas dari elemen-elemen hierarki yang mewakili semua responden. Matrik pendapat gabungan ini menggunakan formulasi berikut :

………..(6)

Dimana m adalah jumlah responden aij adalah matrik individu

g. Pengolahan Vertikal

Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan terhadap sasaran utama. Jika Cvij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-i pada tingkat ke-j terhadap sasaran utama, maka :

s

CVij =∑ CHij (t,i-1) x VW t(i-1) t-1

……..……….(7)

(44)

j=1,2,3,…..,r t=1,2,3,…..,s Keterangan :

CHij (t,i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-1

terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-1), yang

diperoleh dari pengolahan Horizontal. VW t(i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke (i=1)

terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil pengolahan Vertikal.

P = Jumlah tingkat hirarki keputusan

(45)

Tidak

Ya

Gambar 4. Skema Perhitungan Metode AHP (Saaty, 1993)

Identifikasi sistem

Penyusunan Hierarki

Penilaian Matrik pendapat individu

Vektor Eigen Matriks Pendapat

Vektor Prioritas Matriks Pendapat

Rasio Konsistensi (CR) Memenuhi syarat

Pengolahan vertikal

Vektor Prioritas

(46)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Awal berdirinya LPM chic's dimulai pada tanggal 1 Januari 1997

dimana Chic’s dikukuhkan sebagai Lembaga Pendidikan Musik oleh

departemen pendidikan dan kebudayaan  dengan nomor SK :

914/TERDAF/PLSM/III/1998. Sebelumnya LPM Chic’s merupakan salah

satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat-alat musik namun

dengan semakin terbukanya peluang perusahaan ini mulai mengembangkan

usahanya dengan membuka lembaga pendidikan musik. Saat ini Chic’s Music

memiliki enam cabang yang tersebar di daerah Jabotabek dan Sumatera, di

daerah Jabotabek sendiri ada empat cabang yaitu Cabang Bekasi, BSD

Tanggerang, Jakarta selatan dan Jakarta Timur.

LPM Chic’s Cabang Condet, Jakarta Timur ini merupakan cabang

keenam dari lembaga pendidikan musik Chic’s yang dibuka dengan sistem

kemitraan (franchising). Proses negoisasi sampai dengan tahap lisensi dengan

pihak Chic’s pusat sebagai pemegang lisensi dilakukan dari bulan Januari

hingga bulan Maret 2008, hingga akhirnya resmi dibuka dan beroperasi bulan

April 2008. LPM Chic’s Jakarta Timur ini dibangun di atas tanah seluas

kurang lebih 130 m2, di dalam bangunan yang memiliki dua lantai ini

disediakan berbagai fasilitas seperti ruang kelas, ruang showroom dengan

fasilitas studio musik lengkap dan ruang tunggu atau pendaftaran yang berada

lantai pertama.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh LPM Chic’c Condet ini kurang lebih

sama dengan yang telah ditetapkan oleh LPM Chic’s pusat sebagai pemilik

lisensi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pembukaan

kelas pengajaran musik mulai dari kelas biola, keyboard, gitar elektrik, gitar

bass, gitar klasik, drum, vokal, kelas spesialisasi dan kelompok cinta music

(untuk anak berusia tiga sampai lima tahun). Selain melakukan kegiatan

pengajaran musik LPM Chic’s Condet juga melakukan kegiatan penjualan alat

(47)

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari LPM chic’s saat ini berkomitmen untuk menciptakan musisi yang handal di bidangnya dengan mengutamakan program pendidikan yang jelas, instruktur yang mahir dan berdedikasi tinggi terhadap pengembangan murid-muridnya.

4.1.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi LPM Chic’s Condet, Jakarta Timur terdiri dari Komisaris sebagai pemilik perusahaan, Direktur Utama selaku pimpinan perusahaan, Staff Administrasi dan Keuangan, Staff Promosi dan Event dan Staff Urusan Rumah Tangga. Struktur Organisasi LPM Chic’s secara lengkap untuk Chic’s Pusat dan struktur organisasi dari pusat ke cabang dapat dilihat pada lampiran 1.

Gambar 5. Struktur Organisasi LPM Chic’s Jakarta Timur

4.1.4. Sistem Kemitraan (Franchising)

LPM Chic’s Cabang Condet termasuk kedalam jenis Unit Waralaba (Unit Franchising), dimana pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan satu unit bisnis waralabanya dalam lokasi atau daerah tertentu. Perjanjian penggunaan merek dan seluruh sistem yang diberikan kepada LPM Cabang Condet ini memiliki batas waktu sesuai dengan perjanjian yang diberikan oleh LPM Chic’s Pusat. Adapun kelengkapan atau hak yang diberikan oleh LPM Chic’s antara lain, penggunaan nama atau merk (brand), sistem pendidikan dan sistem administrasi, kurikulum pendidikan serta silabus, desain ruang kelas, kegiatan promosi bersama dan penggunaan tool kit promosi (logo, banner, brosur, poster, banner).

Urusan Rumah Komisaris/Pemilik

Direktur

Promo and Event

(48)

4.2. Bauran Pemasaran Perusahaan

4.2.1. Produk

Produk adalah konsep keseluruhan atas objek atau proses yang memberikan berbagai nilai bagi para pelanggan, sedangkan istilah barang atau jasa merupakan subkategori yang menjelaskan dua jenis kategori produk. Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli jasa untuk memenuhi kebutuhan yang mereka cari, dalam penggunaannya orang melekatkan nilai pada jasa-jasa yang mereka di terima dengan mengacu kepada kemampuan suatu jasa memenuhi kebutuhan mereka. Itu sebabnya mengapa nilai yang diberikan oleh konsumen sangat penting kaitannya untuk keberhasilan suatu jasa. Penambahan produk yang diharapkan mencerminkan cara menciptakan diferensiasi produk sehingga dapat menambah nilai dari perspektif pelanggan (Payne, 2000).

Produk yang ditawarkan LPM Chic’s merupakan produk Jasa yang sifatnya intangible tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan manfaatnya. Pada dasarnya LPM Chic’s merupakan perusahaan yang memiliki produk utama berupa pendidikan musik, pendidikan sendiri sifatnya tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan manfaatnya. Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan ini perusahaan menyertakan produk tambahan yaitu modul pelatihan yang melengkapi pelayanan jasa. Modul ini termasuk jasa tambahan atau barang pendukung. Karena penggunaan produk tambahan tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap penyampaian jasa, maka produk jasa pendidikan yang ditawarkan perusahaan dapat dikatakan sebagai Jasa utama yang disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Meskipun demikian kategori ini masih sulit digeneralisasikan secara baik hal ini disebabkan bauran barang dan jasa berbeda-beda (Kotler, 2007).

(49)

dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Beberapa keunggulan dari produk Chic’s ini, antara lain:

a. Kurikulum. Penerapan kurikulum yang diterapkan oleh LPM Chic’s

disusun secara khusus oleh LPM Chic’s sendiri sehingga tidak sama

dengan kurikulum sekolah musik lainnya. Materi pada kurikulum ini

dibuat oleh dewan pengembangan kurikulum yang terdiri dari para

musisi senior LPM Chic’s, materi dalam kurikulum LPM chic’s ini

senantiasa di revisi untuk mengikuti perkembangan dunia musik. Karena

LPM Chic’s Musik berbentuk sekolah informal maka tidak ada standar

baku atau nasional dalam pengadaan kurikulum yang diberikan, namun

kegiatan pendidikan ini telah diakui oleh departemen pendidikan dengan

SK : 914/TERDAF/PLSM/III/1998.

b. Showroom. Ini merupakan salah satu keunggulan yang diberikan kepada

para pemegang lisensi LPM Chic’s, dimana para pemilik cabang chic’s

berhak menjadi distributor alat musik dan membuka toko musik pada

tempat mereka beroperasi.

c. Fasilitas. Pengadaan fasilitas pada LPM Chic’s ini benar-benar

diperuntukkan untuk memuaskan keperluan para siswa yang belajar pada

sekolah musik ini. Penyediaan studio latihan bagi para siswa secara gratis

diberikan sehingga siswa tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa

alat-alat musik, selain itu khusus bagi para siswa diberikan potongan

harga untuk setiap pembelian alat musik dari LPM Chic’s.

d. Kegiatan (Event) Musik. Pengadaan kegiatan musik secara berkala untuk

menunjang pengembangan kreativitas siswa seperti master class,

workshop, konser siswa, produk klinik, guitar wars dan drums day.

e. Akustik. Hal ini merupakan suatu ajang berkumpul dan bertukar pikiran

untuk mengadakan suatu kegiatan atau event bersama. Akustik

merupakan organisasi siswa LPM Chic’s, melalui organisasi ini para

siswa dilatih terbiasa membuat acara-acara hiburan layaknya sebuah

event organizer.

4.2.2. Harga

(50)

membandingkan manfaat yang mereka pahami melalui jasa yang diperoleh dengan harga yang mereka pahami. Untuk itu keputusan-keputusan penetapan harga sangat nyata dalam menentukan nilai bagi pelanggan dan memiliki peranan yang penting dalam pembentukan citra bagi jasa tersebut (Lovelock dan Wright, 2005).

Saat ini LPM Chic’s memiliki harga yang cukup bersaing. LPM Chic’s mencoba menetapkan harga dengan menyesuaikan pada kondisi pasar sehingga mampu bersaing dengan para kompetitornya. Penentuan harga ini dilakukan perusahaan dengan melakukan survey sebelumnya dengan para pesaingnya dan daya beli masyarakat. Dibawah ini dapat dilihat perbandingan harga LPM Chic’s dengan Sekolah Musik Purwacaraka (Tabel 5)

Tabel 5. Perbandingan Biaya Pendidikan LPM Chic’s dengan Sekolah Musik Purwacaraka

Jenis Biaya Purwacaraka

(Rp.)

LPM Chic's Condet (Rp.)

Pendaftaran 300000 200000

Gitar klasik 250000 275000

Gitar Elektrik 250000 275000

Biola 265000 275000

Drum 300000 275000

Piano Pop 250000 275000

Piano Klasik 250000 275000

Vokal 250000 275000

Sumber: LPM Chic’s dan Purwacaraka Cabang Buaran, 2009

(51)

tidak jauh dari harga yang ditetapkan kompetitornya dan masih terbilang terjangkau biayanya bila dilihat dari fasilitas yang ditawarkannya.

4.2.3. Tempat

Penentuan lokasi dimana perusahaan berdiri merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung keberhasilan pemasaran suatu produk. Lokasi yang strategis dapat memudahkan konsumen untuk menemukan dan berkunjung ke perusahaan dengan mudah. Sebelum mendirikan cabang baru disuatu lokasi tertentu survei pendahuluan biasanya dilakukan oleh LPM Chic’s untuk membantu proses pembukaan cabang baru. Beberapa kriteria yang harus terlebih dahulu terpenuhi diantaranya adalah lokasi yang dekat dengan keramaian, akses yang tidak terlalu sulit, tidak berada didaerah yang rawan dan memiliki pasar potensial.

Lokasi LPM Chic’s yang berada di Jalan Raya Condet ini dipilih karena merupakan jalan raya yang menghubungkan kawasan Jakarta Timur dan Jakarta selatan. Dimana pada lokasi ini selalu dilewati oleh lalu lalang kendaraan sehingga tempat ini dirasakan cukup srategis. Selain itu, daerah ini juga merupakan daerah niaga yang cukup aktif karena didaerah ini banyak didirikan toko-toko sehingga ramai dikunjungi masyarakat. Lokasi LPM Chic’s cabang Condet juga tidak jauh dari pemukiman penduduk dan beberapa meter dari lokasi perusahaan berdiri dapat ditemukan beberapa sekolah-sekolah formal, seperti Global Islamic School, SMP-SMA Adiluhur dan SMA PB. Keunggulan lain yang dimiliki lokasi ini adalah lokasi perusahaan tidak sulit untuk dijangkau, karena Jalan Raya Condet ini termasuk jalan utama yang cukup besar sehingga mudah untuk diakses menggunakan kendaraan.

4.2.4. Orang

(52)

yang dimiliki oleh calon pengajar. Begitu juga dengan para staff perusahaan yang akan bekerja akan melalui proses seleksi, setelah diterima akan diberikan pelatihan awal selama satu sampai dua minggu tergantung dari posisi yang akan ditempatinya. Untuk menjaga kualitas para pengajar dan staff, LPM chic’s mengadakan pelatihan rutin setiap empat bulan sekali. Selain itu dengan dihadirkannya musisi ternama seperti ossa sungkar (voodoo) dan medi (suckerhead) juga menjadi salah satu strategi chics untuk menunjukkan kualitas dari pendidikan yang diberikan. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan LPM Chic’s dimuat pada Lampiran 5.

4.2.5. Proses

Proses-proses di mana jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan merupakan faktor utama di dalam bauran pemasaran jasa, karena para pelanggan akan seringkali mempersepsikan sistem penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri, dengan demikian keputusan mengenai manajemen operasi sangat penting untuk menunjang keberhasilan pemasaran jasa.

LPM Chic’s memiliki standar prosedur untuk beroperasi mulai dari kegiatan belajar mengajar, proses perekrutan dan pelatihan, sampai dengan kegiatan promosi. Masing-masing kegiatan yang dilaksanakan telah dirancang oleh Chic’s Pusat sebagai prosedur dasar mereka, seperti dalam perekrutan karyawan dan pengajar dilakukan proses seleksi melalui LPM Chic’s pusat terlebih dahulu sebelum diperbolehkan bekerja di cabang tertentu. Dari sini masing-masing pengajar atau karyawan yang berhasil masuk diberikan pengarahan dan pelatihan mengenai bagaimana caranya melaksanakan kegiatan perusahaan.

(53)

kalender panduan yang berisi kegiatan promosi selama setahun, sehingga kegiatan promosi yang dilakukan para cabangnya dapat lebih terarah dan teratur dengan baik.

Seluruh kegiatan selalu dilakukan penjadwalan seperti halnya kegiatan pelatihan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan penjadwalan mulai dari kegiatan pengajaran rutin antar murid dan pengajar sampai dengan kegiatan bersama seperti master class, sehingga kegiatan pengajaran dapat berjalan dengan baik dan teratur. Berbagai alur proses ini dibakukan sedemikian rupa untuk mendukung kegiatan administrasi, promosi maupun kegiatan pengajaran yang teratur dan sesuai prosedur perusahaan. Contoh Penjadwalan untuk kegiatan promosi pada bulan Februari dan jadwal kegiatan pelatihan per tahun dimuat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

4.2.6. Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelanggan merupakan tolak ukur kualitas dari sebuah pelayanan. Tjiptono, 2005 menyimpulkan bahwa citra kualitas layanan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen. Karena kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan pelanggan, sehingga perusahaan dituntut untuk memaksimalkan pelayanannya agar tercapainya pelayanan yang berkualitas.

(54)

belajar ini diharapkan perusahaan dapat tetap menjaga kualitas dari pelayanan mereka terhadap kebutuhan pendidikan.

Selain itu, para staff administrasi juga diperhatikan dengan baik dengan memberikan pelatihan khusus mengenai tata cara untuk melayani para pelanggan dan kegiatan penjadwalan kegiatan belajar mengajar. Dari kegiatan ini diharapkan tercapainya ketepatan waktu pemberian jasa dan pemuasan kebutuhan yang sesuai dengan janji perusahaan.

4.2.7 Bukti Fisik

Berbeda dengan produk fisik jasa memiliki karakteristik yang unik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum digunakan atau dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari bukti mutu jasa tersebut. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai mutu suatu jasa dari tempat, orang-orang, peralatan, bahan komunikasi, simbol dan harga yang mereka lihat. Oleh sebab itu untuk menunjukkan mutu layanan jasa suatu perusahaan diperlukan bukti fisik dan presentasi sesuai dengan jasa pelayanan yang akan ditawarkan.

Gambar

Tabel 1. Jumlah perusahaan jasa-jasa menurut klasifikasi lapangan usaha dan tahun mulai beroperasi
Gambar 1. Grafik pertumbuhan Franchise Asing dan Lokal di Indonesia (Sukandar, 2007)
Tabel 2. Jumlah Waralaba di Indonesia menurut bidang usahanya
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat dari hasil analisa pada bangunan preseden maka angka intelligibility yang didapat adalah 0.59 sedangkan pada bangunan perancangan alternatif 2 mendapati angka

bahwa untuk mewujudkan kepastian hukum dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal dengan diterbitkannya Keputusan

pengetahuan dari pakar atau sekelompok ahli, yang nantinya pengetahuan tersebut untuk akan digunakan untuk membangun sistem berbasis pengetahuan.  Akuisisi pengetahuan pasti

Lalu terjadi e-wom yang baik pada konsumen Voyej, dan brand love terhadap e-wom berpengaruh signifikan kearah positif dengan besar pengaruh 40,2%.. Kata kunci : brand love,

Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 telah memberikan hak pilih bagi penggugat, apakah ia akan menggabungkan gugatan perceraiannya dengan

Proses yang dapat dilak ukan untuk mengurangi logam tersebut adalah adsorpsi dengan menggunakan biomaterial sebagai adsorben, salah satunya adalah daun jambu

dibutuhkan dalam proses pelaksanaan konseling itu sendiri. Dengan adanya kesepahaman ini, diharapkan proses penyelesaian permasalahan konseli cepat di selesaikan. Untuk

tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran hari ini dan menjelaskan pembelajaran hari ini adalah mengamati video dan mencari informasi menggunakan media cetak tahap 1 Guru