Judul : Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik Pada Kehamilan di Medan tahun 2008
Nama : Fransisca Sihaloho Nim : 075102034
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2008
ABSTRAK
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi- fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran. Musik memberi nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak hanya berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir saja tetapi juga kecerdasan emosi.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2008. Partisipan adalah ibu- ibu yang melakukan terapi musik pada kehamilan jumlah partisipan sebanyak empat orang. Desain penelitian ini adalah penelitian Fenomenologi, pengambilan sampel dengan metode purporsive sampling, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner data demografi dan wawancara mendalam, direkam menggunakan tape recorder dan analisis data dengan menggunakan metode Colaizzi.
Hasil penelitian diperoleh mengenai terapi musik pada kehamilan pengertian terapi musik, manfaat terapi musik, jenis-jenis musik, cara dan waktu melakukan terapi musik. Partisipan merasakan manfaat yang baik dengan menggunakan terapi musik yaitu, perasaan rileks/tenang, senang, mengurangi stres, dan merasa lebih siap menghadapi persalinan. Terapi musik kebanyakan dilakukan pada saat ibu merasa santai sekitar 30 menit sampai satu jam sebelum tidur siang atau malam. Terapi musik juga dapat dilakukan pada saat perjalanan. Pengalaman lain yang diperoleh adalah berbicara pada anak selama masih dalam kandungan. Tidak ditemukan masalah pada saat melakukan terapi musik.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk pelayanan kesehatan, agar melakukan promosi kesehatan tentang terapi musik. Untuk pendidikan kesehatan sebagai informasi tentang pengalaman melakukan terapi musik dalam kehamilan guna persiapan peningkatan sumberdaya manusia indonesia yang berkualitas. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan desain quasi eksperimen atau eksperimen tentang terapi musik.
Kata Kunci : Pengalaman, Terapi musik, Kehamilan
PENGALAMAN IBU MELAKUKAN TERAPI MUSIK
PADA KEHAMILAN DI MEDAN TAHUN 2008
KARYA TULIS ILMIAH
FRANSISCA SIHALOHO
NIM : 075102034
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
PANDUAN WAWANCARA
PENGALAMAN IBU MELAKUKAN TERAPI MUSIK PADA KEHAMILAN
DI MEDAN TAHUN 2008
1. Menurut ibu apakah pengertian dari terapi musik pada kehamilan?
2. Bagaimana pendapat ibu tentang manfaat terapi musik pada kehamilan?
3. Menurut pengalaman bagaimana cara ibu melakukan terapi musik selama
kehamilan ?
4. Coba ibu ceritakan masalah-masalah yang ibu hadapi selama melakukan terapi
musik pada kehamilan ini.
KUESIONER DATA DEMOGRAFI
1. Petunjuk Pengisian
a. Jawablah pertanyaan sesuai dengan petunjuk
b. Untuk soal nomor 1 dan 2, 5, 6, isilah titik-titik sesuai dengan identitas
anda
c. Untuk soal nomor 3 dan 4 berilah tanda check list () pada kotak yang
telah disediakan dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus
dijawab.
d. Setiap pertanyaan hanya dijawab dengan satu jawaban yang sesuai
menurut anda.
Contoh menjawab :
Agama
[ ] Islam [] Katolik [ ] Protestan
1. Usia : …….. tahun
2. Suku : ……..……
3. Agama :
[ ] Islam [ ] Katolik [ ] Protestan [ ] Hindu [ ] Budha
4. Pendidikan Terakhir
[ ] SD [ ] SMP [ ] SMA [ ] D-III [ ] Sarjana
5. Jumlah anak :……
6. Usia kehamilan ini :... minggu
7. Pekerjaan : ...
FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN (Informed Consent)
Saya yang bernama Fransisca Sihaloho / 075102034 adalah mahasiswa
Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan proses belajar mengajar pada Program Studi Diploma IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengalaman ibu melakukan
Terapi Musik pada kehamilan di Medan Tahun 2008. Untuk keperluan tersebut
saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan
apa adanya. Jika ibu bersedia ibu dipersilahkan menandatangani persetujuan ini
sebagai bukti kesukarelaan ibu.
Identitas pribadi sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi
yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Ibu berhak untuk ikut
atau tidak ikut berpartisipasi tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk dikemudian
hari. Jika ada hal yang kurang dipahami ibu dapat bertanya langsung kepada
peneliti.
Atas perhatian dan kesediaan ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini
saya ucapkan terima kasih.
Nama Peneliti Tanda Tangan Hari/tanggal
(Fransisca Sihaloho) (………) ……….
Nama Partisipan Tanda Tangan Hari/tanggal
( ) (………) ………..
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
No Uraian Jumlah Satuan Biaya Satuan Jumlah biaya
1 Peneliti Utama 1 Orang @ Rp. 100.000 Rp. 100.000,-
2
Biaya Non Formal
Kertas HVS 80 gr 1 Rim @ Rp. 25.000 Rp. 25.000,-
Buku Teks 6 Buah @ Rp. 35.000 Rp. 210.000,-
Flash Disk 1 Buah @ Rp. 100.000 Rp. 100.000,-
Disket 2 Buah @ Rp. 5000 Rp. 10.000,-
Foto Copy Ls Rp. 150.000,-
Tape Recorder 1 Buah @ Rp. 250.000 Rp. 250.000,-
Penjilidan Proposal 5 Buah @ Rp. 3000 Rp 15.000,-
Penjilidan KTI 5 Buah @ Rp. 20.000 RP. 100.000,-
3 Administrasi Survey Ls Rp. 100.000,-
4 Transportasi Survey Ls Rp. 100.000,-
5 Akomodasi Survey Ls Rp. 200.000,-
6
Seminar Proposal dan
Sidang KTI
Ls
Ls
Rp. 50.000,-
Rp. 50.000,-
Total biaya Rp. 1.460.000,-
Terbilang : Satu Juta Empat Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah
Peneliti
(Fransisca Sihaloho)
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul
: Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik
pada Kehamilan di Medan Tahun 2008
Nama
: Fransisca Sihaloho
Nim
:
075102034
Program Studi
: D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Tahun 2007/2008
Pembimbing
(Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS)
Nip. 132 258 269
DAFTAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Fransisca Sihaloho
Nim : 075102034
Judul KTI : Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik pada Kehamilan di Medan
Tahun 2008
Pembimbing : Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS.
Hari/Tanggal M A T E R I Anjuran / Saran Paraf
Pembimbing
Senin,
10-09-2007
Pengajuan judul penelitian Ganti judul penelitian
Jum’at,
14-09-2007
Pengajuan judul penelitian Perbaiki judul penelitian
Senin,
17-09-2007
Pengajuan judul ACC judul, lanjutkan Bab 1
(satu)
Rabu,
26-09-2007
Bab 1 Perbaiki latar belakang dan
tujuan penelitian
Jum’at,
28-09-2007
Perbaikan bab 1 Perbaiki latar belakang dan
manfaat penelitian
Kamis,
Bab 2 dan bab 3 Perbaiki cara penulisan tinjauan
teoritis dan defenisi operasional
Jum’at,
09-11-2007
Bab 2 dan bab 3 Perbaiki cara pengambilan
sampel dan analisa data
Senin,
11-11-2007
Bab 2 dan bab 3, panduan
wawancara, daftar pustaka
ACC bab 2 dan bab 3,
perbaiki cara penulisan daftar
pustaka.
Rabu,
14-11-2007
Seluruh proposal penelitian ACC proposal, persiapkan
sidang proposal.
DAFTAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Fransisca Sihaloho
NIM : 075102034
Judul KTI : Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik pada Kehamilan di Medan
Tahun 2008
Pembimbing : Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS.
Hari/Tanggal M A T E R I Anjuran / Saran Paraf
Pembimbing
Selasa,
20-11-2007
Perbaikan Proposal Perbaiki sesuai saran penguji
dan pembimbing
Sabtu,
24-11-2007
Perbaikan proposal Perbaiki judul dan analisa
data
Senin,
03-12-2007
Perbaikan proposal Lakukan uji coba wawancara
Selasa,
08-01-2008
Uji coba wawancara Lajutkan dengan
Pengumpulan data
Sabtu,
26-04-2008
Hasil wawancara Kelompokkan kedalam
tema-tema khusus
Jumat,
09-05-2008
Bab 4 (hasil penelitian dan
pembahasan)
Buat tabel karakteristik
partisipan
Sabtu,
24-05-2008
Hasil penelitian dan
pembahasan
Perbaiki pembahasan
Senin,
09-06-2008
Konsul bab 4 dan bab 5 ACC bab 4 perbaiki
kesimpulan dan saran
Rabu,
Konsul KTI Chek ulang seluruh KTI dan
perbaiki penulisan
Rabu,
19-06-2008
Konsul seluruh KTI ACC, persiapkan sidang
tanggal 21 Juni 2008
CURICULUM VITAE I. Data Pribadi
Nama : Fransisca Sihaloho
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl Lahir : Samosir, 30 Desember 1980
Agama : Khatolik
Status : Belum menikah
Anak ke- : Enam dari tujuh bersaudara
Pekerjaan : Staff Pengajar AKBID Cipto Medan
Alamat : Jl. Perjuangan No 159 Pancing – Medan
II. Pendidikan
1. SD Negeri Nomor 173765 Pangururan tahun 1986-1992
2. SMP Negeri Parbaba tahun 1992-1995
3. SMU Swasta Khatolik St. Mikhael Pangururan tahun 1995-1998
4. AKBID Darmo Medan tahun 2003-2006
5. Program D – IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU Medan
2007-2008
III. Pengalaman kerja :
Staff Pengajar Akademi Kebidanan Cipto Medan tahun 2006 sampai saat ini
IV. Data Orang Tua
Nama Orang Tua : Ayah : A. Sihaloho
Ibu : T. Saragi
Pekerjaan : Ayah : Wiraswasta
Ibu : Wiraswasta
Alamat : Desa Lumban Suhi-Suhi Dolok
Kec. Pangururan - Samosir
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah dengan judul
“Pengalaman ibu Melakukan Terapi Musik pada Kehamilan di Medan Tahun
2008”. Karya tulis ilmiah ini disusun adalah untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan pada Program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Penerapan Ilmu dalam Mata
Kuliah Metodologi Penelitian. Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini penulis
banyak menghadapi kesulitan namun berkat bantuan dari berbagai pihak karya
tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
2. dr.Murniati Manik, MSc, SpKK, selaku Ketua Pelaksana Program Studi
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS selaku Dosen Pembimbing sekaligus
sebagai Koordinator matakuliah Metodologi Penelitian yang telah
menyediakan waktu memberikan arahan dan masukan yang berharga dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. dr. Arlinda S. Wahyuni, M. Kes dan Dina Indarsita, M. Kes, selaku penguji
yang telah banyak memberi saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
ii
5. Seluruh Dosen dan Staff Administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak pimpinan Gleni International Hospital yang telah memberi
kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Kedua orang tuaku tercinta A. Sihaloho dan T. Saragi, Abang, Kakak, dan
Adekku yang telah memberikan dukungan materil dan moril selama
mengikuti pendidikan program D-IV Bidan Pendidik
8. Seluruh rekan-rekan D-IV Bidan Pendidik Angkatan 2007.
9. Keempat partisipan yang telah banyak membantu terselesainya karya tulis
ilmiah ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu terima
kasih atas dukungan dan bantuannya selama penyusunan karya tulis ilmiah
ini.
Penulis juga menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna baik dari isi maupun bahasanya untuk itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah
dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, 19 Juni 2008
Penulis
Fransisca Sihaloho
iii
3.10. Tingkat Kepercayaan Data ... 25
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26
4.1. Hasil Penelitian ... 26
4.1.1. Karakteristik Partisipan ... 26
4.1.2. Hasil Wawancara ... 29
iv
4.2. Pembahasan ... 37
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
5.1. Kesimpulan ... 41
5.2. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Lembar persetujuan menjadi partisipan
2. Kuesioner data demografi
3. Panduan wawancara
4. Surat Izin penelitian dari Program Studi D-IV bidan pendidik
5. Curriculum Vitae
Judul : Pengalaman Ibu Melakukan Terapi Musik Pada Kehamilan di Medan tahun 2008
Nama : Fransisca Sihaloho Nim : 075102034
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2008
ABSTRAK
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi- fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran. Musik memberi nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak hanya berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir saja tetapi juga kecerdasan emosi.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2008. Partisipan adalah ibu- ibu yang melakukan terapi musik pada kehamilan jumlah partisipan sebanyak empat orang. Desain penelitian ini adalah penelitian Fenomenologi, pengambilan sampel dengan metode purporsive sampling, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner data demografi dan wawancara mendalam, direkam menggunakan tape recorder dan analisis data dengan menggunakan metode Colaizzi.
Hasil penelitian diperoleh mengenai terapi musik pada kehamilan pengertian terapi musik, manfaat terapi musik, jenis-jenis musik, cara dan waktu melakukan terapi musik. Partisipan merasakan manfaat yang baik dengan menggunakan terapi musik yaitu, perasaan rileks/tenang, senang, mengurangi stres, dan merasa lebih siap menghadapi persalinan. Terapi musik kebanyakan dilakukan pada saat ibu merasa santai sekitar 30 menit sampai satu jam sebelum tidur siang atau malam. Terapi musik juga dapat dilakukan pada saat perjalanan. Pengalaman lain yang diperoleh adalah berbicara pada anak selama masih dalam kandungan. Tidak ditemukan masalah pada saat melakukan terapi musik.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk pelayanan kesehatan, agar melakukan promosi kesehatan tentang terapi musik. Untuk pendidikan kesehatan sebagai informasi tentang pengalaman melakukan terapi musik dalam kehamilan guna persiapan peningkatan sumberdaya manusia indonesia yang berkualitas. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan desain quasi eksperimen atau eksperimen tentang terapi musik.
Kata Kunci : Pengalaman, Terapi musik, Kehamilan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pengalaman berasal dari kata dasar ”alami” yang mempunyai arti
mengalami, menemui, mengarungi, menghadapi, menyebrangi, menyelami,
menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati, dan merasakan (Endarmoko,
2006). Kirkham (1997), mengungkapkan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan, akan tetapi pengalaman bagi seseorang dapat berdampak bagi orang
lain, dengan membagikan pengalaman mereka saat mereka mengalami suatu hal
dan hal tersebut menyebabkan pengalaman mereka semakin mendalam.
Kehamilan membutuhkan persiapan secara fisik maupun secara psikologis,
oleh sebab itu perlu melakukan Ante natal care untuk mengikuti pertumbuhan dan
perkembangan janin, sehingga wanita dan keluarga perlu melakukan persiapan
dengan tugas-tugas kehamilan ( Bobak, 2005).
Faktor biologis dan fisiologis anak dapat dibentuk sejak anak masih di
dalam kandungan. Sejumlah musik klasik tertentu memberi pengaruh rasa aman
pada orang yang mendengarkan termasuk ibu pada saat hamil. Kondisi ini
mempengaruhi janin untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana yang relatif
tenang sehingga proses perkembangannya berlangsung optimal
(Kasdu Dini, 2004).
1
2
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi
seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan
fungsi- fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta
analisis intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2004). Musik memberi nuansa
yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan
menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak hanya berpengaruh terhadap
kecerdasan berfikir saja tetapi juga kecerdasan emosi. Pengaruh musik terhadap
pertumbuhan anak tidak hanya dimulai sejak anak lahir tetapi bahkan sejak masih
berada dalam kandungan ibu. Pada minggu ke-18 bayi dalam kandungan sudah
mulai mengenali suara yang berbicara kepadanya (Sari, 2004).
Untuk memacu perkembangan otak, perlu dilakukan berbagai cara atau
metode yang bijaksana antara lain dengan memberi rangsangan suara, termasuk
musik. Dari hasil penelitian ternyata bahwa janin yang diberi rangsangan suara/
musik dapat memacu kecerdasan bayi setelah lahir. Partisipasi aktif dari ibu-ibu
hamil dan ibu-ibu sesudah melahirkan melalui terapi musik diharapkan memacu
perkembangan anak-anak menjadi individu yang cerdas, kreatif dan
berkepribadian matang (Widodo, 2000).
Diperkirakan proses pembelajaran pada anak di dalam kandungan terjadi
melelui neurotransmitter lewat darah ibu (Hidayat, 2005). Menurut penelitian
terakhir Sidik mengatakan bahwa memang ada hubungan antara musik dan
pengobatan. Musik sering dipakai sebagai pengatur kegiatan manusia. Di dalam
tubuh kita juga ada musik mulai dari irama detak jantung, pernafasan, sampai
berbagai aktivitas otak, selain itu tubuh juga terpapar musik dari luar
(Sidik, 1999).
3
Terapi musik mulai berkembang di Amerika Serikat dan diseluruh dunia.
Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa musik selain memiliki aspek estetika,
juga aspek terapetik, sehingga musik banyak digunakan untuk membantu
panyembuhan, menenangkan, dan memperbaiki kondisi fisiologis pasien maupun
tenaga medis dalam dunia kedokteran disebut Complementary Medicine
( Halim, 2003).
Di Indonesia penelitian musik sudah mulai dikembangkan. Terapi musik
mulai dilakukan sebagai salah satu pengobatan di Rumah Sakit Anak Bangsa
Harapan Kita. Di Sumatera Utara khususnya di Medan Gleni International
Hospital Medan melakukan kelas prenatal tiga kali dalam satu minggu yaitu hari
Rabu, Sabtu dan Minggu dengan jumlah peserta dalam satu group sebanyak 14 -
16 orang, mayoritas kehamilan trimester III (kehamilan lebih dari 24 minggu).
Hasil riset menunjukkan bahwa pelatihan dengan musik memberi lebih dari
sekedar hubungan sebab akibat terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu
dari dari otak secara jangka panjang. Mendengarkan musik akan membantu
perkembangan positif dari otak manusia. Penelitian ini didukung pula oleh
orangtua, tanpa ragu lagi mengatakan bahwa tidak ada kata terlalu dini bagi
seorang anak untuk mulai mendengarkan musik (Fauzi, 2006).
Dari uraian diatas penulis ingin meneliti bagaimanakah pengalaman ibu
melakukan terapi musik pada kehamilan?
1.2.Tujuan Penelitian 1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengalaman ibu melakukan terapi musik pada
kehamilan.
4
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengalaman ibu tentang manfaat terapi musik
pada kehamilan.
2. Untuk mengetahui pengalaman ibu tentang cara melakukan terapi
musik selama kehamilan.
3. Untuk mengetahui pengalaman ibu tentang waktu melakukan terapi
musik pada kehamilan.
4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang ibu hadapi selama
melakukan terapi musik pada.
1.3.Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah pengalaman ibu melakukan terapi musik pada kehamilan?
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.4.1. Tempat Penelitian
Sebagai masukan atau informasi tentang pengalaman ibu melakukan
terapi musik.
1.4.2. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan atau referensi bagi mahasiswa khususnya yang
berkaitan dengan terapi musik pada kehamilan.
1.4.3. Penulis
Menambah wawasan dan kemampuan penulis dalam mengumpulkan
dan menganalisa data khususnya mengenai pengalaman ibu melakukan
terapi musik pada kehamilan.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terapi Musik 2.1.1. Defenisi
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi
seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan
pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar,
berbicara, serta analisis intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2004).
Terapi musik merupakan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi
nilai tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat
mempersatukan seni, ilmu pengetahuan dan emosi (Widodo, 2000).
Musik adalah segala sesuatu yang menyenangkan, mendatangkan
keceriaan, mempunyai irama (ritme), melody, timbre (tone colour) tertentu
untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi, 2006).
Musik memberi nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana
yang menenangkan dan menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak
hanya berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir saja tetapi juga kecerdasan
emosi (Sari, 2004).
6
6
2.1.2. Jenis- jenis Musik
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan tehnologi juga semakin
meningkatkan jenis-jenis musik seperti musik Rok, musik Contry, Musik
Jazz, musik Barok, musik Klasik (Mozart), dll. Sebagian dari musik ini dapat
digunakan untuk merangsang kecerdasan, walau demikian bukan berarti
musik lain tidak berpengaruh sama sekali (Satiadarma, 2004). Jenis musik
yang sudah diteliti dapat meningkatkan kecerdasan adalah:
1) Musik Klasik
Musik klasik disebut juga dengan dampak Mozart yaitu teori yang
menyatakan bahwa dengan memperdengarkan musik klasik kepada bayi
ketika masih dalam kandungan. Setelah lahir atau ketika mereka tumbuh
besar, bahkan ketika berada dibangku kuliah akan menjadikan anak-anak
tersebut menjadi cerdas. Secara umum beberapa musik klasik dianggap
memiliki dampak psikofisik yang menimbulkan kesan rileks, santai,
cenderung membuat detak nadi bersifat konstan, memberi dampak
menenangkan, dan menurunkan stress. Tetapi pemakaian musik jenis ini perlu
pertimbangan tentang waktu tampilan musik, taraf usia perkembangan, dan
latar belakang budaya, serta aktivitas motorik yang sesuai dan diassosiasikan
dengan kasih sayang dan estetika (Fauzi, 2006).
2) Musik Barok
Musik jenis ini dianggap sebagai sooting music atau musik yang
membelai, menimbulkan rasa tenang dan nyaman.
7
Musik barok ini juga membangkitkan suasana positif dalam bermain
musik jenis ini cenderung mendorong anak untuk berani bereksplorasi dalam
suasana yang menggembirakan.
Pada hakikatnya musik ini membangkitkan aktivitas kesenimanan dalam
diri anak ( the artist within). Dengan memperdengarkan musik ini kemampuan
kreatif anak juga dibangkitkan karena dapat mengembangkan daya imajinasi
seseorang, kondisi ini memungkinkan anak untuk berekspresi
(Satiadarma, 2004).
3) Musik Nature Sounds
Musik nature sounds atau Nature sounds music bukan merupakan bagian
dari musik klasik. Musik jenis ini justru merupakan temuan baru akibat
modernisasi tehnologi rekaman suara. Nature sounds music merupakan bentuk
integrative musik klasik dengan suara-suara alam. Komposisi musik ini
disertai dengan latar belakang suara ombak lautan atau gemerisik pepohonan,
dan suara alam lainya. Jenis musik nature sounds ini cenderung lebih
mendekatkan pendengar dengan suasana alam. Bagi anak suara alam ini tidak
sekadar membangkitkan assosiasi tertentu tetapi juga merupakan stimulus
tertentu sebagai sarana belajar. Iringan musik ini dalam situasi yang tenang
ketika sedang belajar sangat membantu memperkuat imajinasi dan
assosiasinya (Satiadarma, 2004).
8
2.1.3. Manfaat Musik
Musik adalah pengatur yang baik membentuk tubuh dan pikiran untuk
saling bekerjasama. Musik berguna untuk (1) memberi pengulangan yang
menguatkan pembelajaran (2) memberi ketukan yang berirama yang
membantu koordinasi (3) memberi pola yang membimbing guna
mengantisipasi apa yang akan terjadi berikutnya (4) memberi kata-kata yang
menyatukan bahasa dan kemampuan membaca (5) memberi melodi yang
menarik hati dan perhatian dengan kegembiraan (Sari, 2005).
Menurut Fauzi (2006), musik memberi pengaruh yang kuat untuk (1)
Membantu perkembangan otak bayi (2) Membantu perkembangan bahasa
(3) Menjadi jembatan belajar membaca (4) Memberi perangkat bagi mental
untuk memecahkan masalah (5) meningkatkan keterampilan kognitif dan
perilaku (6) Menumbuhkan rasa percaya diri.
Hasil observasi dan evaluasi terhadap bayi yang mendapat stimulus
musik menunjukkan ciri- ciri : cepat dan mahir berbicara, menirukan suara,
menyebutkan kata-kata pertama, tersenyum spontan, menoleh kearah suara
orangtuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan pola sosialnya berkembang
sangat baik. Hasil riset menunjukkan bahwa pelatihan dengan musik
menunjukkan bahwa musik lebih daripada sekedar hubungan sebab akibat
terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu dari otak secara jangka
panjang, tetapi alunan beberapa jenis musik mampu memberikan pengaruh
tertentu pada pergerakan gelombang otak anak (Fauzi, 2006).
9
2.1.4. Pengaruh musik dalam aspek kehidupan
1) Aspek bawaan
Aspek bawaan melibatkan faktor genetik serta berbagai faktor biologis
dan psikologis. Peran faktor genetik relatif tidak dapat diubah, tetapi faktor
biologis dan fisiologis anak dapat dibentuk sejak anak masih di dalam
kandungan. Sejumlah musik klasik tertentu memberi pengaruh rasa aman pada
orang yang mendengarkan termasuk ibu pada saat hamil.
Kondisi ini mempengaruhi janin untuk tumbuh dan berkembang dalam
suasana yang relatif tenang sehingga proses perkembanganya berlangsung
optimal (Kasdu Dini, 2004).
2) Aspek lingkungan
Lingkungan memiliki peran penting bagi anak-anak untuk belajar
memusatkan perhatian dan melakukan aktifitas mereka. Pendidikan musik
memberi kesempatan pada anak- anak untuk memusatkan perhatian. Anak
usia 18-24 bulan yang sering diberi perangsangan verbal ritmis (diajarkan
bermain dengan kata-kata berirama) lebih tinggi kemampuan verbalnya
dibanding dengan anak-anak yang kurang memperoleh perangsangan verbal
ritmis. Suasana musical ini juga memungkinkan anggota keluarga untuk
mengurangi beban stress yang dialami (Fauzi, 2006).
3) Aspek sosial
Kesenjangan budaya merupakan aspek sosial lain yang berpotensi
menghambat proses belajar musik. Perbedaan antara budaya lain kerap
menghambat seseorang untuk menyesuaikan diri ditengah suasana yang
berbeda.
10
Demikian juga halnya dalam proses belajar musik, anak seringkali
dibiasakan untuk ikut aktif dalam kegiatan musikal antar budaya, peluang
untuk mengenal ragam musik menjadi lebih luas ( Satiadarma, 2004).
2.1.5 Rangsangan terapi musik terhadap fungsi otak
Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi pada otak
(fungsi ingatan, belajar, bahasa, berbicara, analisis intelek dan fungsi
kecerdasan). Dengan menikmati musik, gudang ingatan anak semakin lama
semakin berkembang, sehingga daya ingat anak semakin baik
(Satiadarma, 2004).
Musik juga dapat berpengaruh untuk:
1) Merangsang otak secara fisik
Musik mampu mengaktifkan fungsi fisik otak yang telah mengalami
penurunan akibat adanya ganguan fisik. Ada yang beranggapan bahwa bukan
musik yang memperbaiki kondisi fisik otak, melainkan kondisi fisik otak yang
lebih memungkinkan seseorang untuk belajar musik. Bagian otak yang
berperan dalam fungsi pendengaran dan kemampuan verbal (planum
temporal) dan bagian otak yang berfungsi sebagai lintas transformasi sinyal
dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri ( corpus collosum) pada musisi
umumnya lebih besar karena musisi belajar musik relatif lebih lama daripada
orang lain (Rahmawati, 2001).
11
2) Merangsang fungsi kognitif
Fungsi kognitif (nalar) merupakan fungsi yang sangat penting dalam
aktifitas kerja otak. Fungsi kognitif memungkinkan seseorang untuk berfikir,
mengingat, menganalisa, belajar dan melakukan aktifitas mental yang lebih
tinggi. Secara umum musik mampu membantu seseorang untuk meningkatkan
konsentrasi, menenangkan pikiran, memberi ketenangan dan membantu
sesoarang untuk melakukan motivasi dengan kata lain musik dapat membantu
individu mengembangkan proses mental dan meningkatkan kesadaran
(Satiadarma, 2004).
3) Merangsang proses assosiatif
Proses assosiatif adalah salah satu proses berfikir untuk mengaitkan satu
hal dengan hal yang lainya. Musik merangsang kemampuan
tumbuhkembangnya kemampuan assosiatif anak. Lagu anak-anak yang
dirancang jangan menyisipkan kata-kata tertentu merupakan suatu sarana
untuk mengembangkan kemampuan assosiatif anak (Satiadarma, 2004).
4) Merangsang rekognisi (mengenali kembali)
Proses rekognisi merupakan salah satu proses penting dalam berpikir,
proses ini berlangsung cukup kompleks dan melibatkan ragam fungsi kerja
otak. Pada awalnya rangsang diterima oleh penginderaan dan di sampaikan ke
otak dengan menggunakan sinyal tertentu melintas pada jaringan saraf,
kemudian otak menganalisa sinyal yang dikirimkan oleh penginderaan,
mencari pendengaranya dengan koleksi data yang ada di gudang ingatan
(Satiadarma, 2004).
12
Jika seseorang mendengar alunan musik, saraf indra pendengaran
mengirim sinyal ke otak untuk mengenal alunan musik tersebut. Jika individu
pernah mendengar alunan serupa maka individu yang bersangkutan akan
merespon alunan serupa misalnya dengan hentakan kaki, bersiul mengikuti
lagu yang didengarnya (Satiadarma, 2004).
5) Memperluas gudang ingatan
Berbagai bentuk pengalaman memberikan konstribusi koleksi data dalam
gudang ingatan. Ragam musik juga memberikan kontribusi data di dalam
gudang ingatan, akan tetapi gudang ingatan memiliki keterbatasan jika jumlah
data yang masuk jauh lebih besar dari daya tampung dalam gudang ingatan.
Musik mampu mengubah individu untuk memanggil kembali data lainya
karena adanya proses assosiatif. Banyaknya ragam musik yang direkam dalam
ingatan seseorang memperkaya koleksi ingatan dengan ragam bentuk data
yang terorganisir sehingga individu lebih mampu mengklasifikasikan
kelompok ingatan dan mengaitkanya dengan musik (Satiadarma, 2004).
6) Merangsang perkembangan bahasa
Dalam bidang pendidikan diberbagai lembaga bahasa, musik serta lagu
sering digunakan untuk membantu para siswa agar lebih mampu belajar
bahasa. Lirik musik juga mengubah individu untuk memahami kata dan ragam
ungkapan dalam lirik lagu tersebut (Fauzi, 2006).
13
7) Merangsang berfikir ritmis
Tidak dapat dipungkiri bahwa musik mengandung irama atau ritmis.
Ketika anak-anak mulai belajar musik dengan bertepuk tangan, mereka
mengawali proses berpikir secara ritmis. Dalam proses ini anak mulai melatih
mengkoordinasi gerak dengan ritme musik (Fauzi, 2006).
2.1.6. Cara pelaksanaan terapi musik
Terapi musik dapat dilakukan di rumah, disaat santai dan dimana
saja, jaraknya sekitar setengah meter (50 cm) dari tape dapat juga
menggunakan walkman. Usahakan suara (volume) tidak terlalu keras atau
lemah, intinya volume tersebut dapat membuat ibu merasa nyaman dan
membuat ibu berkonsentrasi penuh. Jika mempunyai hearphone, sesekali
dapat menempelkanya ke perut ibu agar janin bisa mendengarkan lebih jelas,
ibu boleh berdendang mengikuti melodi atau lirik lagu yang di dengarnya
(Satiadarma, 2004) .
Waktu yang digunakan sekitar 30 menit yang dibagi menjadi
relaksasi dan stimulus. Stimulus sekitar 15 sampai 20 menit, relaksasi
sekitar 10 sampai 15 menit. Di rumah lama mendengar musik yang
dianjurkan pada ibu hamil adalah sekitar 30 menit setiap hari. Untuk
memperoleh manfaat dari mendengarkan musik, ibu hamil dianjurkan
mendengarkan dengan penuh perhatian dan kesadaran bahwa musik dapat
merasuk ke dalam pikiran ibu. Dengan demikian suara harmoni dan irama
musik dapat mendorong ibu untuk bergairah, kreatif dan menyenangkan
(Satiadarma, 2004).
14
1.2. Pengalaman 2.2.1. Defenisi
Pengalaman berasal dari kata dasar ”alami” yang mempunyai arti
mengalami, menemui, mengarungi, menghadapi, menyebrangi, menyelami,
menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati, dan merasakan
(Endarmoko, 2006).
Kirkham (1997), mengungkapkan bahwa pengalaman merupakan
sumber pengetahuan, akan tetapi pengalaman bagi seseorang dapat
berdampak bagi orang lain, dengan membagikan pengalaman mereka saat
mereka mengalami suatu hal dan hal tersebut menyebabkan pengalaman
mereka semakin mendalam.
Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan yang
didahului oleh proses penginderaan terhadap stimulus yang diterima oleh
panca indranya hal inidisebut juga dengan persepsi (Walgito, 2003).
James mengatakan bahwa persepsi adalah suatu pengalaman yang
terbentuk berupa data-data yang didapat melalui indra hasil pengolahan otak
dan ingatan. Persepsi juga merupakan proses mental yang terjadi pada diri
manusia yang akan menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar,
merasakan, memberi dan meraba kerja indra disekitar kita
(Widayatun, 1999).
15
Persepsi tidak sekedar pengenalan atau pemahaman tetapi juga
evaluasi bahkan persepsi juga bersifat inferensional (menarik kesimpulan).
Persepsi dapat dipahami dengan melihatnya sebagai suatu proses seseorang
mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan sensorinya dalam
usaha memberikan suatu makna kepada lingkunganya (Siagian, 2004).
2.2.2. Proses terjadinya persepsi
Menurut Widayatun pertama terjadinya persepsi adalah karena adanya
obyek/stimulus yang meragsang untuk ditangkap oleh panca indra (obyek
tersebut menjadi perhatian panca indra), kemudian stimulus/obyek perhatian
tadi dibawa ke otak. Dari otak terjadi adanya “kesan” atau jawaban
(response) adanya stimulus, berupa kesan atau response dikembalikkan ke
indra kembali berupa “tanggapan” atau persepsi atau hasil kerja indra berupa
pengalaman hasil pengolahan otak (Widayatun, 1999).
Proses terjadinya persepsi ini perlu fenomena, dan yang penting
fenomena dari persepsi ini adalah ”perhatian” atau “attention”. Pengertian
perhatian itu sendiri adalah suatu konsep yang diberikan pada proses
persepsi yang menseleksi input-input tertentu untuk diikutsertakan dalam
suatu pengalaman yang kita sadari/kenal dalam suatu waktu tertentu.
(Widayatun, 1999).
Proses persepsi dipengaruhi oleh perasaan, pengalaman, kemampuan
berfikir, kerangka acuan, motivasi, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri
induividu. Dengan demikian dapat digambarkan bahwa persepsi itu bersifat
subjektif atau individual (Walgito, 2003).
16
2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor internal, yaitu apa
yang ada dalam diri individu. Di samping itu masih ada faktor lain yang
dapat mempengaruhi proses persepsi, yaitu faktor internal terdiri dari faktor
stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan persepsi itu berlangsung. Faktor
internal dan eksternal ini saling berinteraksi dalam mengadakan persepsi.
Lingkungan atau situasi khususnya yang melatarbelakangi stimulus juga
berpengaruh dalam persepsi, lebih-lebih bila objek persepsi adalah manusia.
Objek dan lingkungan yang melatarbelakangi objek merupakan kebulatan
atau kesatuan yang sulit dipisahkan. Objek yang sama dengan situasi sosial
yang berbeda, dapat menghasilkan persepsi yang berbeda ( Walgito, 2003).
Agar stimulus dapat dipersepsi maka stimulus harus cukup kuat,
stimulus harus melampaui ambang stimulus, yaitu kekuatan stimulus yang
minimal tetapi dapat menimbulkan kesadaran sudah dapat dipersepsi oleh
individu yang mempersepsi (Walgito, 2003).
Siagian menguraikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah (1) Diri orang yang bersangkutan yaitu karakteristik
individual seperti sikap, kepentingan, minat, pengalaman, dan harapan (2)
sasaran persepsi berupa orang, benda, atau peristiwa yang sifat sasaranya
mempengaruhi persepsi orang yang melihatnya (3) Faktor situasi juga
mempengaruhi persepsi. Persepsi harus dilihat secara konstektual yang
berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul (Siagian, 2004).
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode pendekatan
fenomenologi yaitu suatu penelitian tentang pengalaman yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman tentang arti peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap orang-
orang dalam situasi-situasi tertentu serta menangkap pengertian tentang sesuatu
yang sedang diteliti. Fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang
menekankan pada fokus pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan
interpretasi-interpretasi dunia (Moleong, 2006). Fenomenologi adalah cabang
filosofi yang menekankan pada subjektivitas pengalaman manusia (Brockopp,
1999). Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengalaman ibu melakukan
terapi musik pada kehamilan.
3.2. Depenisi Operasional
3.2.1. Pengalaman adalah hal – hal yang dapat dingat dan diceritakan ibu
melalui kata-katanya sendiri tentang terapi musik pada kehamilan.
3.2.2. Musik adalah segala sesuatu yang menyenangkan, mendatangkan
keceriaan mempunyai irama (ritme), melody, tertentu untuk membantu
tubuh dan pikiran saling bekerja sama sehingga seseorang menjadi
rileks/santai.
18
18
3.2.3. Terapi musik adalah mendengarkan musik secara rutin untuk
membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih tenang.
3.2.4. Jenis musik yang dapat mempengaruhi kecerdasan adalah semua
musik yang mempunyai irama lembut, bersifat alami yang dapat
menenangkan seseorang.
3.2.5. Manfaat terapi musik adalah membantu perkembangan otak bayi,
Membantu perkembangan bahasa, Menjadi jembatan belajar membaca,
Memberi perangkat bagi mental untuk memecahkan masalah,
meningkatkan keterampilan berfikir dan perilaku, menumbuhkan rasa
percaya diri.
3.2.6. Tehnik melakukan terapi musik adalah mendengarkan musik di rumah
atau dimana saja dengan santai, menggunakan tape atau walkman,
volumenya tidak terlalu lemah atau keras, kira-kira 30 menit setiap
hari.
3.3. Defenisi Konseptual
3.3.1. Pengalaman berasal dari kata dasar ”alami” yang mempunyai arti
mengalami, menemui, mengarungi, menghadapi, menyebrangi,
menyelami, menanggung, mendapat, mengenyam, menikmati, dan
merasakan (Endarmoko, 2006).
3.3.2. Musik adalah adalah segala sesuatu yang menyenangkan,
mendatangkan keceriaan mempunyai irama (ritme), melody, timbre
(tone colour) tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling
bekerja sama (Fauzi, 2006).
19
3.3.3. Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi
seseorang, baik fisik maupun mental ( Satiadarma, 2004).
3.3.4. Jenis-jenis musik yang berpengaruh terhadap kecerdasan adalah musik
klasik, musik yang bernada atau berirama lembut dan musik yang
bernuansa alami/natural (Satiadarma, 2004).
3.3.5. Manfaat terapi musik adalah membantu perkembangan otak bayi,
Membantu perkembangan bahasa, Menjadi jembatan belajar membaca,
Memberi perangkat bagi mental untuk memecahkan masalah,
meningkatkan keterampilan kognitif dan perilaku, menumbuhkan rasa
percaya diri (Fauzi, 2006).
3.3.6. Tehnik melakukan terapi musik adalah mendengarkan musik di rumah
atau dimana saja dengan santai, menggunakan tape atau walkman,
volumenya tidak terlalu lemah atau keras, kira-kira 30 menit setiap hari
(Satiadarma, 2004).
3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III (usia
kehamilan ≥ 28 minggu) yang melakukan terapi musik selama
kehamilan dan memeriksakan kehamilannya dan di Gleni International
Hospital Medan dari Januari sampai Maret tahun 2008.
20
3.4.2. Sampel
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sampai saturasi data
tercapai, diharapkan dengan sampel tersebut dapat memenuhi data dan fokus
penelitian yang diinginkan. Tehnik pengambilan sampel yang dilaksanakan
dalam penelitian ini adalah purporsive sampling yaitu tehnik pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti. Ibu-ibu yang
memenuhi kriteria yang dijumpai oleh peneliti selama pengambilan data
berlangsung dilibatkan sebagai subjek penelitian. Kriteria untuk sampel yang
akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu.
2. Memeriksakan kehamilannya di Gleni International Hospital Medan.
3. Selama kehamilan ini melakukan terapi musik
4. Bersedia diwawancarai atau menjadi partisipan.
3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Gleni International Hospital Medan,
dengan pertimbangan peneliti berdomisili di kota Medan, pasien mendapat
promosi kesehatan tentang terapi musik, di tempat tersebut ada kelas prenatal dan
pasien atau klien merupakan golongan ekonomi menengah ke atas. Penelitian
akan dilaksanakan mulai Maret 2008.
21
3.6. Pertimbangan Etik
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mendapat izin dari ketua pelaksana
program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, kemudian mengajukan permohonan izin penelitian ke pimpinan Gleni
International Hospital Medan. Menjelaskan maksud dan tujuan serta dampak yang
mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika bersedia menjadi
partisipan maka partisipan menandatangani lembar persetujuan yang telah dibuat
(informed consent). Peneliti tidak akan memaksa jika partisipan tidak bersedia
untuk diwawancarai karena menjadi partisipan sifatnya sukarela, peneliti juga
menghormati hak partisipan jika mengundurkan diri dari penelitian. Selanjutnya
untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, pada lembar pengumpulan data
(kuesioner) hanya menggunakan kode. Seluruh informasi yang diperoleh tidak
akan dipergunakan kecuali untuk meningkatkan kualitas kesehatan dengan tetap
menjaga kerahasiaan identitas partisipan.
3.7. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Peneliti sebagai intrumen utama dalam penelitian
2. Kuesioner data demografi berisi pertanyaan mengenai data umum partisipan
pada lembar pengumpulan data (kuesioner) berupa usia, jumlah anak, Usia
kehamilan, suku, agama, pendidikan, dan pekerjaan.
3. Panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan kepada partisipan
yaitu pengertian terapi musik pada kehamilan, manfaat terapi musik pada
kehamilan, cara melakukan terapi musik pada kehamian dan
22
masalah yang dihadapi selama melakukan terapi musik pada masa
kehamilan.
3.8. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Setelah mendapatkan izin dari ketua Program studi D-IV Bidan Pendidik FK
USU dan pimpinan Gleni International Hospital Medan, peneliti
mengadakan pendekatan kepada calon partisipan untuk mendapatkan
persetujuan sebagai sampel penelitian.
2. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan
kuesioner data demografi dan panduan wawancara dengan menggunakan
depth interview yaitu wawancara mendalam terhadap partisipan.
3. Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri
dan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan penelitian.
4. Partisipan mengisi data demografi pada lembar kuesioner data demografi
sesuai dengan petunjuk, jika ada yang kurang jelas menurut partisipan
diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti.
5. Peneliti mulai melakukan wawancara dan merekam hasil wawancara.
6. Peneliti menulis dan membaca transkrip, jika ada hal-hal yang kurang jelas
dilakukan wawancara ulang.
7. Peneliti menganalisa data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
mengelompokkan data, kemudian data diuraikan dalam bentuk narasi dari
semua konsep, kelompok dan kategori konsep.
23
8. Peneliti membahas hasil penelitian sesuai dengan analisa data yang dilakukan.
9. Pengumpulan data dihentikan jika saturasi data tercapai, hal ini dapat
diketahui dengan menggunakan grand tour observation dan grand tour
question atau yang disebut dengan penjelajahan umum, yang akhirnya
peneliti memperoleh fokus penelitian, dan bila partisipan diwawancarai
kembali partisipan tersebut tetap memberikan jawaban yang sama.
3.9. Analisa Data
Analisa data dilakukan saat transkripsi data pertama dilakukan. Peneliti mulai
menginterpretasikan pengertian yang mungkin terhadap data dan kata yang akan
diseleksi pada awal penelitian. Metode Colaizzi adalah metode yang cocok
digunakan dengan pendekatan interpretatif (menafsirkan) pada penelitian
kualitatif (Talbot, 1995).
Proses analisanya secara rinci terdiri dari :
1. Peneliti membaca ulang transkrip wawancara kata per kata untuk dapat
merasakan setiap deskripsi.
2. Peneliti memisahkan pernyataan signifikan yang terkait langsung dengan
fenomena yang diteliti dari deskripsi yang diperoleh.
3. Peneliti merumuskan makna setelah menganalisis setiap pernyataan
signifikan. Peneliti kembali membaca ulang transkrip asli untuk memastikan
deskripsi asli telah dilukiskan dalam pernyataan signifikan.
4. Peneliti mengorganisasi makna yang telah di rumuskan kedalam kelompok
yang memungkinkan munculnya tema. Peneliti kembali merujuk ke
transkrip asli untuk validasi.
24
5. Peneliti mengintegrasikan tema-tema menjadi Exhausive description
(Deskripsi yang sudah baku yang tidak dapat diubah lagi). Peneliti juga
merujuk ke transkrip asli untuk validasi.
6. Peneliti membuat sebuah pernyataan ringkas dari Exhausive description
Sebagai tema terakhir.
7. Peneliti menunjukkan pernyataan ringkas dari Exhausive description kepada
partisipan untuk memvalidasi pernyataan tersebut.
Colaizzi (1976), menyarankan untuk memvalidasi informasi dengan
bertanya ”Aspek mana dari pengalaman anda yang belum tercakup?”
3.10. Tingkat Kepercayaan Data
Tingkat kepercayaan data dipertahankan dengan cara member checking
dan prolong engagement. Member checking merupakan suatu tehnik untuk
mempertahankan kepercayaan data dengan cara memverifikasi dan menguraikan
data yang telah diperoleh . Dengan cara ini peneliti mengklarifikasi kembali data
yang telah diperoleh kepada partisipan untuk mengetahui kesesuaianya.
Proses member checking dimulai pada saat peneliti bertemu dengan
partisipan, memberi fotocopy transkrip, kemudian mendiskusikan kembali proses
member checking yang telah dilakukan dengan pembimbing peneliti. Selain itu
peneliti melakukan prolong engagement untuk mempertahankan kepercayaan
data, peneliti mempelajari persepsi, membangun kepercayaan, dan mengetahui
ekspresi dari partisipan dalam waktu tigabulan.
25
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan tentang pengalaman ibu melakukan terapi musik selama
kehamilan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam
( Depth Interview).
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Karakteristik Partisipan
Para partisipan terdiri dari empat orang ibu hamil yang melakukan
terapi musik. Umur partisipan berkisar antara 24-38 tahun dan rata-rata umur
partisipan adalah 31 tahun. Usia kehamilan partisipan berkisar antara 32-36
minggu, dua orang dari partisipan merupakan kehamilan yang pertama, satu
orang merupakan kehamilan yang kedua dan satu orang lagi merupakan
kehamilan yang ketiga. Tiga dari empat responden berasal dari suku Batak dan
satu orang suku Jawa. Satu orang responden beragama Islam dan tiga orang
beragama Kristen. Pendidikan formal terakhir dari setiap partisipan adalah
jenjang perguruan tinggi, dua dari antara partisipan pendidikan terahirnya adalah
Diploma III dan dua orang lagi pendidikan terakhirnya adalah sarjana. Masing-
masing pekerjaan partisipan adalah Guru, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Bidan
dan ibu rumah tangga (IRT).
26
26
Berikut adalah karakteristik dari masing-masing partisipan
1) Partisipan A
Partisipan A adalah seorang wanita berusia 32 tahun, hamil anak yang
kedua, usia kehamilan 32 minggu, anak pertama berusia 5 tahun, beragama
Kristen, suku Batak, pendidikan formal terakhir sarjana, pekerjaan saat ini
Guru .
2) Partisipan B
Partisipan B adalah seorang wanita berusia 28 tahun, hamil anak yang
pertama, usia kehamilan 36 minggu, beragama Islam, suku Batak,
pendidikan formal terakhir Diploma III (D-3), pekerjaan saat ini ibu rumah
tangga.
3) Partisipan C
Partisipan C adalah seorang wanita berusia 24 tahun, hamil anak yang
pertama, usia kehamilan 34 minggu, beragama Kristen, suku Jawa,
pendidikan formal terakhir Diploma III (D-3), pekerjaan saat ini Bidan.
4) Partisipan D
Partisipan D adalah seorang wanita berusia 38 tahun, hamil anak yang
ketiga, usia kehamilan 36 minggu, anak pertama berusia 8 tahun, anak kedua
berusia 4 tahun, beragama Kristen, suku Batak, pendidikan formal terakhir
sarjana, pekerjaan saat ini PNS (Pegawai Negeri Sipil).
27
28
4.1.2. Hasil Wawancara 1) Pengertian terapi Musik
Terapi musik merupakan respon positif untuk menumbuhkan suasana yang
menenangkan, menyenangkan dan bersifat menghibur. Hal ini dinyatakan oleh
tiga partisipan berikut ini:
“Menurut saya terapi musik itu baguslah, bisa buat kita tenang, pikiran kacau
jadi rileks gitulah. Tapi memang dari sananya kakak sudah senang dengar
musik juga, tapi ini kan beda, anaknya juga ikut dengar jadi bukan hanya untuk
kesenangan ibunya lagi, tapi juga untuk si buah hati”
(Partisipan A)
“Bagi saya terapi musik itu ya, suatu hal yang menyenangkan, mungkin semua
orang suka musik kali ya, mendengar musik setiap hari, supaya nanti anaknya
pintar”
(Partisipan D )
2) Pengalaman Ibu tentang Manfaat Terapi Musik
Semua jenis musik, khususnya musik klasik menimbulkan kesan rileks,
santai, memberi dampak menenangkan dan menyenangkan. Keempat partisipan
menyatakan bahwa terapi musik selama kehamilan sangat bermanfaat bagi ibu,
hal tersebut dinyatakan oleh pernyataan partisipan berikut:
“ Kalau sudah melakukan terapi musik saya agak tenang juga, jadi merasa
santai kemudian saya tertidur”
(Partisipan A)
“Biasanya aku merasa santai, bayinya bergerak tapi gak terasa sakit”
( Partisipan B)
29
“Saya lebih tenang juga, karena lagunya Melankolis, lebih tenang dan
senanglah seperti itu kira-kira”
(Partisipan C)
“ Ya, Pikiran rileks gitu, ga emosian, apalagi kita ikuti alunan lagunya, pikiran
jadi plong”
(Patrisipan D)
Musik juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa stress. Pernyataan
tersebut di dukung oleh dua dari empat partisipan yang menggunakan terapi
musik pada saat ada masalah. Hal ini di ungkapkan dengan pernyataan berikut:
“Dari dulu saya kalau ada masalah saya menenangkan diri dengan mendengar
musik, daripada stress lebih baik dengar lagu, apalagi lagu-lagu rohani,
langsung hati terasa teduh.
(Partisipan A)
“Supaya santai, ga tegang, ngak stress gitulah, masalah bisa lupa sebentar, ga
papalah dari pada dipendam takut masalah sama bayinya”
(Partisipan D)
Terapi musik juga membuat ibu merasa siap menghadapi persalinan. Hal ini
didukung oleh partisipan berikut ini:
”Sekarang aku merasa lebih siaplah, tapi agak takut juga kalau
dibayang-bayangkan, namanya anak pertama. Cuma agak berkurang karena kita sudah
tau cara mengatasinya”
(Partisipan B)
”Saya merasa lebih siaplah menjelang persalinan, walaupun ini kehamilan
yang ketiga, tapi agak was-was juga, cuman klo sudah terapi musik agak
tenang, apalagi instruktornya juga mengajar kami tehnik relaksasi”
(Partisipan D)
30
Untuk memacu perkembangan otak pada, perlu dilakukan berbagai cara atau
metode yang bijaksana antara lain dengan memberi rangsangan suara. Hal
tersebut di dukung oleh partisipan berikut:
“ Saya dan papanya sering mengajak bayi kami bicara”
(Partisipan C)
“Saya selalu mengajak janin saya bicara, ayahnya juga sering mengajak calon bayi kami ngobrol sambil mengelus-elus perut saya”
( Partisipan A)
Setelah dilakukan wawncara lanjut hal tersebut juga berguna bagi ibu yaitu
menimbulkan rasa dekat dengan bayinya dan membuat ibu merasa tenang.
Hal tersebut didukung oleh pernyataan partisipan berikut:
”Saya merasa senang, sepertinya saya dekat sekali dengan bayi saya,
seolah-olah dia sudah bisa dengar saya”
(Partisipan A)
”Saya merasa senang, apalagi kalau papanya yang mengajak bayi kami
bicara, saya merasa seolah-olah bayi saya mendengarnya, biasanya dia
nendang-nendang gitu, lasak kali”
(Partisipan C)
3) Pengalaman Ibu tentang Waktu Melakukan Terapi Musik
Terapi musik dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja tetapi lebih baik
dimulai pada saat kehamilan 16 minggu atau pada saat ibu mulai merasakan
gerakan janinnya. Berikut pernyataan partisipan:
“Saya sudah mulai terapi musik sejak bayi saya mulai bergerak, pada saat itu
saya pikir bayi saya sudah bisa mendengar, kira-kira empat bulan inilah”
(Partisipan A)
31
“Sudah hampir lima bulan inilah saya terapi musik, inikan kehamilan saya
sudah sembilan bulan”
(Partisipan D)
Setelah dilakukan pertanyaan lanjut mengapa ibu melakukan terapi musik
pada usia kehamilan 16 minggu berikut pernyataan partisipan:
“Saya rasa itu waktu yang tepat, pada saat itu saya mulai merasakan anak
saya bergerak, jadi saya mulai saja mendengar musik. Untuk anak saya yang
pertama dan kedua juga saya terapi musik”
(Partisipan D)
Satu dari empat partisipan melakukan terapi musik pada usia kehamilan 20
minggu (5 bulan). Berikut pernyataannya:
“Saya melakukan terapi musik sejak usia kehamilan saya lima bulan”
(Partisipan C)
Salah seorang partisipan mulai melakukan terapi musik ketika ibu
mengetahui ibu hamil. Berikut pernyataannya:
“Pertama-tama aku pintar-pintaran aja, saya sering nonton TV, saya ingat
mendengar musik saat hamil katanya bisa buat anak nantinya pintar, begitu
aku hamil aku langsung deh mulai dengar musik”
(Partisipan B)
Saat yang tepat untuk mendengar musik (terapi Musik ) adalah saat ibu
merasa santai, pikiran konsentrasi. Partisipan juga melakukan hal yang sama
diungkapkan dalam pernyataan berikut ini:
“ Kapan saja ada waktu santai atau waktu luang saya mendengar musik”
(Partisipan D)
32
“Tiap hari harus mendengar musiklah, paling tidak setengah jam sehari pasti
saya dengar musik”
(Partisipan A)
“Tiap hari pasti ada, kata dokter paling tidak 30 menit per hari, kalau aku sih
mungkin lebih”
(Partisipan C)
Waktu yang digunakan untuk terapi musik kira-kira 30 menit sampai satu
jam pada saat santai setiap hari dilakukan di rumah atau dimana saja. Hal ini
dinyatakan oleh partisipanberikut:
“Seringnya dikamar pada saat mau tidur, kadang malam, kadang siang, tapi
kalau lagi santai juga sering kog, daripada menghayal”
(Partisipan B)
“Biasanya sebelum tidur siang atau sebelum tidur malam, kalau sudah gitu
biasanya saya langsung tertidur”
(Partisipan A)
“ Kalau di rumah saya terapi musik pada saat istirahat”
(Partisipan C)
“Kalau yang rutin sih sebelum tidur siang atau malam, itu haruslah
minimal 30 menit”
(Partisipan D)
4) Pengalaman Ibu tentang Cara Melakukan Terapi Musik
Cara melakukan terapi musik adalah dengan cara mendengar musik
langsung, atau memakai hearset, sesekali hearset dapat ditempelkan di perut
ibu. Keempat partisipan mempunyai kebiasaan yang sama. Hal ini di uraikan
dalam pernyataan partisipan berikut:
33
”Saya mendengar musik biasanya pakai tape yang kecil, (Walkman), Pakai
hearset di kuping sebelum tidur malam atau siang”
(Partisipan A)
“Pakai Walkman atau Diskman, aku bisa tidur-tiduran, atau duduk kemudian
aku dengar musiknya, suaranya biasa aja, kadang pake hearset, kadang
hearsetnya saya tempel di perut saya”
(Partisipan B)
“Pakai seperti tape mu ini nih (Walkman), tapi saya pakai hearsetnya, saya
tempel ke kuping dan perut saya, atau saya putar musik di rumah saya
dekatkan ke arah perut saya”
(Partisipan D)
5) Jenis-Jenis Musik Yang Biasa Didengar Ibu Selama Kehamilan Ibu hamil lebih senang mendengar musik yang iramanya lembut.
“Yang paling sering saya dengar musik yang dikasi dokter itu, tapi instrumen
aja, katanya musik Mozart atau musik Klasik”
(Partisipan B)
“Kebanyakan melankolis, kadang-kadang lagu girang juga, tapi waktunya
sedikit untuk itu”
(Partisipan C)
“Saya punya musik instumental, nadanya mendayu-dayu gitu, kata suami saya
itu musik klasik, nah itu yang paling sering saya dengar”
(Partisipan D)
34
Salah seorang partisipan mendengar musik yang beragam. Berikut ini
pernyataanya:
“Macam-macamlah, kadang lagu Pop, lagu Rohani, lagu Nina bobo, atau
lagu asal jadi ( Lagu yang syair dan nadanya di buat sendiri oleh ibu)
Pokoknya bisa membuat hati saya dan anak saya tenang”
(Partisipan A)
Selain itu jenis musik yang biasa ibu dengar adalah lagu Pop, Dangdut dan
yang iramanya lembut. Tiga orang partisipan mengungkapkanya dalam
pernyataan berikut:
“Tergantung selera, kalau saya lebih suka lagu-lagu yang lembut, Pop, tapi
kadang Dangdut juga, tergantung seleralah yang penting buat hati senang”
(Partisipan A)
“Instrumen sajalah, paling-paling lagu Pop, kalau Dangdut hampir tidak
pernah, yang musiknya seperti senandung gitu, iramanya lembut, teratur,
pokoknya buat hati senang”
(Partisipan D)
“Lagu Pop, jaranglah, kadang-kadang dangdut, tapi kalau lagu Rock tidak
pernahlah, soalnya aku tidak suka lagu-lagu Rock gitu enak dengar lagu
Tembang kenangan”
(Partisipan B)
Satu orang dari partisipan hanya mendengar lagu melankolis saja. Berikut
ini pernyataanya:
“saya tidak pernahlah dengar lagu dangdut atau pop selama kehamilan ini,
saya lebih banyak dengar lagu melankolis saja atau Mozart gitu”
(Partisipan C)
35
6) Harapan Ibu Setelah Melakukan Terapi Musik
Setiap orang mempunyai harapan yang berbeda, begitu juga ibu hamil
dalam melakukan terapi musik. Keempat responden menyatakan harapannya
agar anaknya pintar dan cerdas dengan ungkapan yang berbeda, berikut
pernyataan Partisipan:
“ Harapan saya anak saya nantinya pintar, punya nilai lebih dari teman–
temannya. kitakan senang kalau anak kita cerdas dan pintar”
(Partisipan A)
Nantinya kalau anak kita lahir, selamat, insya Allah kalau sudah besar
pintar, Cerdas, menyenangkan ibu dan ayahnya. Apalagi anak pertama,
mudah-mudahan menjadi contoh bagi adek-adeknya nanti”
(Partisipan B)
“Harapan saya mungkin dengan terapi musik ini, meningkatkan kecerdasan
anak, brain stormingnya, supaya anaknya aktif, kreatif nantinya karena
selama kehamilan pakai terapi musik untuk perkembangan otak bayinya”
(Partisipan C)
“Harapan saya apa ya, saya berharap anak saya juga dengar musik yang
saya dengarlah, sehingga otaknya juga berkembang’
(Partisipan D)
7) Masalah-Masalah yang Dihadapi Ibu Selama Melakukan Terapi Musik
Selama melakukan terapi musik hampir semua partisipan tidak mengalami
masalah yang berarti. Berikut ungkapan dari partisipan:
“Saya bersyukur karena selama hamil tidak ada masalah yang berarti, kalau
masalah-masalah kecil itu wajarlah dalam keluarga”
(Partisipan C)
36
“ Alhamdulillah, selama kehamilan tidak ada masalah, paling kalau saya
jalan-jalan ya tidak pake musiklah, kalau sudah pulang ke rumah pas mau
tidur baru dengar musik lagi”
(Partisipan B)
“ Gak ada masalah, paling kalau saya jalan-jalan jauh biasanya saya bawa
tapenya saya dengar di mobil supaya ga bosan, biar rileks”
(Partisipan D)
4.2. Pembahasan
Kehamilan membutuhkan persiapan secara fisik maupun secara psikologis,
oleh sebab itu perlu melakukan Ante natal care untuk mengikuti pertumbuhan dan
perkembangan janin, maka dari itulah wanita dan keluarga perlu melakukan
persiapan dengan tugas-tugas kehamilan ( Bobak, 2005).
Faktor biologis dan fisiologis anak dapat dibentuk sejak anak masih di
dalam kandungan. Sejumlah musik klasik tertentu memberi pengaruh rasa aman
pada orang yang mendengarkan termasuk ibu pada saat hamil. Kondisi ini
mempengaruhi janin untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana yang relatif
tenang sehingga proses perkembangannya berlangsung optimal
(Kasdu Dini, 2004).
4.2.1. Terapi Musik
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang
baik fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan
fungsi-fungsi otak seperti fungsi-fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis
intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2004).
37
Terapi musik merupakan suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi
nilai tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat
mempersatukan seni, ilmu pengetahuan dan emosi (Widodo, 2000).
Dari hasil wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini Terapi Musik
adalah hal yang menyenangkan, menenangkan, dan memberi perasaan rileks
dengan mendengar musik setiap hari agar nantinya anaknya pintar dan cerdas.
Musik adalah segala sesuatu yang menyenangkan, mendatangkan
keceriaan mempunyai irama (ritme), melody, timbre (tone colour) tertentu
untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi, 2006).
Dari hasil wawancara kepada empat partisipan dengan terapi musik pikiran
jadi rileks, merasa santai/tidak emosian (mengurangi stres), dan pikiran jadi
tenang. Musik merupakan suatu hal yang menyenangkan.
4.2.2. Jenis-Jenis Musik
Kemajuan tehnologi juga semakin meningkatkan jenis-jenis musik seperti
musik Rock, musik Contry, musik Jazz, musik Barok, musik Klasik (Mozart),
dll. Sebagian dari musik ini dapat digunakan untuk merangsang kecerdasan,
walau demikian bukan berarti musik lain tidak berpengaruh sama sekali
(Satiadarma, 2004).
Dari hasil penelitian semua partisipan lebih senang mendengar musik yang
iramanya lembut, melankolis seperti musik klasik/Mozart, namun sebagian ibu
juga mendengar jenis musik Pop, Dangdut, lagu Rohani atau lagu Tembang
kenangan yang penting membuat ibu merasa senang.