UNIVERITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
“ANALISIS PERMINTAAN KREDIT PADA USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN MEDAN JOHOR”
OLEH
TAUPAN ACHMAD FELNA 090523027
PROGRAM STUDI PEMBAGUANAN DEPARTEMEN PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
This research entitle the " Analysis of credit request of at micro effort and minimize in Subdistrict of Field Johor". this Research Target is to know what micro entrepreneur background and minimize to borrow the credit of at bank and to know the loan role channelled by bank to micro operating income and minimize the. Data used by is primary data, that is data obtained from entrepreneur owning micro effort and minimize exist in Subdistrict of Field Johor, through/ passing direct interview and observation by using questionnaire.
In analysing the level of variable influence - free variable to variable trussed to be used by model ekonometrika by meregresikan is variable-existing variable by using doubled linear regression analysis. From result regresi, capital variable by xself have an effect on positive and signifikan statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize the, variable of credit capital have an effect on positive and signifikan statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize the, variable sum up the worker have an effect on the negativity statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize.
Result of test of coefficient determinasi ( R2) indicate that the variable mount the farmer prosperity copy as variable dependen able to be explained by variable - independent variable that is capital by xself, credit capital, sum up the worker of equal to 0,496% while the rest of equal to 99,504 % explained by other;dissimilar variable is which do not involve into capital estimate the. Examination as a whole use the test F of where F count/calculate ( 8,545) > F of[is tables of ( 3,35), its meaning is capital variable by xself, credit capital, wide sum up the worker at a time have an effect on by signifikan to micro entrepreneur earnings and minimize the.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Medan Johor”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi pengusaha mikro dan kecil untuk meminjam kredit pada bank dan untuk mengetahui peranan pinjaman yang disalurkan oleh bank terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengusaha yang memiliki usaha mikro dan kecil yang ada di Kecamatan Medan Johor, melalui observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner).
Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel–variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel – variabel yang ada dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Dari hasil regresi, variabel modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil, variabel modal kredit berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil, variabel jumlah pekerja berpengaruh negatif secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil.
Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel tingkat kesejahteraan petani kopi sebagai variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel – variabel independen yaitu modal sendiri, modal kredit, jumlah pekerja sebesar 0,496% sedangkan sisanya sebesar 99,504 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan ke dalam modal estimasi. Pengujian secara keseluruhan menggunakan uji F dimana F hitung (8,545) > F tabel (3,35), artinya variabel modal sendiri, modal kredit, luas jumlah pekerja secara serentak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengusaha mikro dan kecil.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat – Nya lah Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari skripsi ini adalah “ANALISIS PERMINTAAN KREDIT PADA
USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN MEDAN JOHOR” yang disusun
sebagai salah satu syarat untuk dapat meraih gelar sarjana ekonomi di Departemen Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc, Sc, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si
sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara.
4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada Penulis.
5. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, S.E, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai Skripsi
Penulis.
6. Segenap Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara khususnya
7. Orangtua Penulis, Taupan Achmad Felna, yang sudah memberikan dukungan dan
kasih sayang kepada Penulis. Juga saudara Penulis yang telah membantu Penulis.
8. Seluruh responden, yaitu pedagang usaha mikro dan kecil yang ada di Kecamatan
Medan Johor, yang bersedia memberikan informasi kepada Penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih dan berharap bahwa skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkan.
Medan, 8 Agustus 2012
DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan dan Manfaat ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1. Kredit ... 7
2.1.1. Pengertian Kredit ... 7
2.1.2. Unsur-Unsur Kredit ... 9
2.1.3. Tujuan dan Fungsi Kredit ... 11
2.1.5. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 17
2.1.6. Pengawasan Kredit ... 20
2.1.7. Jaminan Kredit ... 22
2.1.8. Prosedur Dalam Pemberian Kredit ... 22
2.1.9. Resiko Kredit ... 23
2.2. Pengertian dan Ciri-Ciri Usaha Mikro ... 26
2.3. Klarifikasi Usaha Mikro ... 27
2.4. Kelemahan dan Keunggulan Usaha Mikro ... 28
2.5. Beberapa Masalah yang Dihadapi Pengusaha Mikro ... 30
2.6. Pengertian dan Ciri-Ciri Usaha Kecil ... 33
2.7. Penelitian Terdahulu... 35
2.8. Kerangka Konseptual ... 36
2.9. Hipotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
3.2. Responden Penelitian ... 39
3.3. Jenis Data ... 39
3.3.1. Data Primer ... 39
3.3.2. Data Sekunder ... 40
3.4. Pengolahan Data ... 40
3.5. Teknik Analisa Data ... 40
3.5.1. Analisis Regresi Linear Berganda... 41
3.6. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 42
3.6.2. Uji t-statistik ... 42
3.6.3. Uji F-statistik ... 43
3.7. Definisi Operasional ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1. Sejarah dan Letak Geografis Kota Medan ... 45
4.2. Kondisi Ekonomi dan Sosial Kecamatan Medan Johor ... 47
4.3. Deskrispi Responden ... 48
4.3.1. Usia Pengusaha Mikro dan Kecil dan Lama Usaha 49 4.4. Faktor Permintaan Kredit ... 52
4.5. Pemanfaatan Kredit ... 54
4.5.1. Hubungan Antara Pemanfaatan Kredit dan Penggunaan Kredit Selain Untuk Usaha... 54
4.5.2. Hubungan Antara Pemanfaatan Kredit dan Perubahan Pendapatan ... 56
4.6. Analisis Data ... 59
4.6.1. Analisis Regresi X1 dan X2 dan X3 terhadap Y ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
4.2 Usia Pengusaha ... 49
4.3 Lama Usaha ... 50
4.4 Hubungan Usia dan Lama Usaha ... 43
4.5 Alasan Pengusaha Mikro dan Kecil Dalam Pengambilan Kredit... 52
4.6 Pemanfaatan Kredit ... 54
4.7 Penggunaan Kredit Selain Usaha ... 55
4.8 Pemanfaatan Kredit ... 56
4.9 Perubahan Pendapatan ... 57
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Kuisioner Penelitian ... 70
2 Data Responden ... 74
2 Crosstab Analisis ... 76
ABSTRACT
This research entitle the " Analysis of credit request of at micro effort and minimize in Subdistrict of Field Johor". this Research Target is to know what micro entrepreneur background and minimize to borrow the credit of at bank and to know the loan role channelled by bank to micro operating income and minimize the. Data used by is primary data, that is data obtained from entrepreneur owning micro effort and minimize exist in Subdistrict of Field Johor, through/ passing direct interview and observation by using questionnaire.
In analysing the level of variable influence - free variable to variable trussed to be used by model ekonometrika by meregresikan is variable-existing variable by using doubled linear regression analysis. From result regresi, capital variable by xself have an effect on positive and signifikan statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize the, variable of credit capital have an effect on positive and signifikan statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize the, variable sum up the worker have an effect on the negativity statistically to earnings variable (micro kesejahteraan) entrepreneur and minimize.
Result of test of coefficient determinasi ( R2) indicate that the variable mount the farmer prosperity copy as variable dependen able to be explained by variable - independent variable that is capital by xself, credit capital, sum up the worker of equal to 0,496% while the rest of equal to 99,504 % explained by other;dissimilar variable is which do not involve into capital estimate the. Examination as a whole use the test F of where F count/calculate ( 8,545) > F of[is tables of ( 3,35), its meaning is capital variable by xself, credit capital, wide sum up the worker at a time have an effect on by signifikan to micro entrepreneur earnings and minimize the.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Medan Johor”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi pengusaha mikro dan kecil untuk meminjam kredit pada bank dan untuk mengetahui peranan pinjaman yang disalurkan oleh bank terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengusaha yang memiliki usaha mikro dan kecil yang ada di Kecamatan Medan Johor, melalui observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner).
Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel–variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel – variabel yang ada dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Dari hasil regresi, variabel modal sendiri berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil, variabel modal kredit berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil, variabel jumlah pekerja berpengaruh negatif secara statistik terhadap variabel pendapatan (kesejahteraan) pengusaha mikro dan kecil.
Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel tingkat kesejahteraan petani kopi sebagai variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel – variabel independen yaitu modal sendiri, modal kredit, jumlah pekerja sebesar 0,496% sedangkan sisanya sebesar 99,504 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan ke dalam modal estimasi. Pengujian secara keseluruhan menggunakan uji F dimana F hitung (8,545) > F tabel (3,35), artinya variabel modal sendiri, modal kredit, luas jumlah pekerja secara serentak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pengusaha mikro dan kecil.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perekonomian merupakan sektor yang sangat penting dan menjadi salah satu fokus
pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan untuk mencapai kesejahteraan. Mengingat
sangat pentingnya sektor perekonomian ini sehingga dalam menentukan dan memutuskan
setiap kebijakan harus mempertimbangkan segala aspek yang mungkin dapat mempengaruhi
perekonomian baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Perekonomian suatu
negara disamping memerlukan program yang terencana dan terarah untuk mencapai sasaran,
faktor lainnya adalah dibutuhkan modal atau dana pembangunan yang cukup besar.
Program pembangunan tersebut disusun oleh lembaga–lembaga perekonomian yang
telah ditentukan. Lembaga–lembaga perekonomian ini saling bekerja sama mengelola dan
menggerakkan semua potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal.
Lembaga keuangan khususnya perbankan mempunyai peran yang strategis dalam
menggerakkan perekonomian suatu negara.
Penulis lain mendefenisikan bank adalah suatu badan yang usaha utamanya
menciptakan kredit. Prof. G.M. verry Stuart dalam bukunya Bank Politik mengatakan, “bank
adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat –
alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun
dengan jalan mengedarkan alat–alat penukar baru berupa uang giral.”
A.Abdurrachman dalam (Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan)
menjelaskan bahwa, “ bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan
terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda–benda berharga,
membiayai perusahaan–perusahaan, dan lain–lain ”.
Defenisi bank menurut UU No.10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang pokok–pokok
perbankan adalah, “ segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Sedangkan
bank menurut undang–undang tersebut ialah, “ badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak”.
Bank merupakan lembaga yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta jasa lainnya
(Kashmir, 2004:11). Jadi, bank sebagai intermediasi memobilisasi dana dari masyarakat
yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat
yang kekurangan dana melalui kredit.
Kredit merupakan sumber pendapatan yang terbesar bagi bank, dibandingkan sumber
pendapatan lainnya. Kredit dalam neraca bank merupakan penggunaan dana, namun bagi
perusahaan yang medapat bantuan dari bank, merupakan sumber dana. Bahkan dikatakan
kredit sebagai sumber dana pembangunan karena kredit merupakan sumber dana dari
berbagai lapisan pengusaha dan berbagai lapisan masyarakat, yang secara makro merupakan
unsur dalam pembangunan sebuah negara.
Sebagaimana yang telah di tetapkan Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang
Indonesia sasaran utamanya adalah tercapainya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia
untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatanya sendiri menuju masyarakat adil dan makmur
Dalam hal ini Pemerintah telah mengambil kebijaksaan usaha untuk mengembangkan
dan meningkatkan dan meningkatkan kesempatan berusaha bagi usaha mikro dalam bentuk
pembinaan dan permodalan yang disalurkan melalui bank.
Adapun hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pengusaha mikro dalam meningkatkan
kemampuan usaha meliputi berbagai macam aspek dimana salah satu dengan yang lainnya
berkaitan, antara lain yaitu:
a. Kurangnya permodalan baik jumlah maupun sumber
b. Kurangnya kemampuan managerial dan keterampilan beroperasi, serta tidak adanya
bentuk formil dari perusahaan
c. Lemahnya organisasi dan terbatasnya pemasaran
Selain hambatan di atas, persaingan yang terjadi sesama mereka yang kurang sehat dan
adanya desakan ekonomi yang kuat sehingga mengakibatkan ruang lingkup gerak mereka
menjadi terbatas. Hal tersebut tidak diarahkan kearah yang pasti terhadap perkembangan
kehidupan mereka dimasa–masa yang akan datang.
Kecamatan Medan Johor merupanakan salah satu kecamatan yang ada di kota Medan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Medan Johor ini memiliki
penduduk sekitar 115.182 orang pada tahun 2008 dan 116.220 orang pada tahun 2009.
Jumlah penduduk terbanyak berada di Kelurahan Kwala Bekala yakni sebanyak 30.843 orang
pada tahun 2008 dan31.121 orang pada tahun 2009. Dan jumlah penduduk terkecil di
Kelurahan Kedai Durian yakni sebanyak 4.832 orang pada tahun 2008 dan 4.877 orang pada
tahun 2009.
Perkembangan jumlah penduduk yang setiap tahun meningkat, ini membuat mulai
banyak usaha-usaha yang ada mulai bermunculan. Usaha-usaha tersebut baik usaha dalam
umumnya tersebar diseluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Johor. Usaha-usaha
mikro dan kecil ini seperti: perbengkelan, salon kecantikan, penjahit, doorsmer mobil dan
sepeda motor, minimarket, rumah makan, dan lain-lain.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2008 terdapat 16
industri kecil dan 47 industri rumah tangga. Namun, pada tahun 2009 terdapat 48 industri
kecil dan 247 industri rumah tangga. Ini menunjukkan bahwa setiap tahun usaha mikro dan
kecil bertambah setiap tahunnya. Di Kecamatan Medan Johor memiliki sejumlah pasar dan
pertokoan yang sudah mulai ramai untuk mendukung kegiatan perekonomian, diantaranya
terdapat 5 pasar, 38 pertokoan, dan 9 minimarket. Usaha-usaha mikro dan kecil ini umumnya
banyak di pasar, seperti: pasar johor yang ada di Kelurahan Gedung Johor dan Pasar Kwala
Bekala yang ada di Kelurahan Kwala Bekala. Tetapi, hampir di setiap pertokoan dan kios
yang ada di Kelurahan Gedung Johor memiliki usaha mikro dan kecil. Usaha ini seperti:
rumah makan, salon, perbengkelan, penjahit, dan lain-lain. Pada umumnya usaha yang
banyak adalah usaha rumah makan.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana
pengaruh kredit bagi usaha kredit mikro dan kecil dalam meningkatkan kesejahteraan dan
pendapatannya, sehingga penulis mengangkat judul” ANALISIS PERMINTAAN KREDIT
PADA USAHA MIKRO DAN KECIL DI KECAMATAN MEDAN JOHOR”.
1.2Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada pendahuluan maka penelitian
mengungkapkan beberapa permasalahan yang diangkat antara lain:
1. Apa yang melatarbelakangi pengusaha kredit mikro dan kecil meminjam di bank?
2. Bagaimana peranan pinjaman kredit yang disalurkan bank terhadap pendapatan usaha
1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian.
Adapun tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi pengusaha mikro dan kecil untuk
meminjam kredit pada bank.
2. Untuk mengetahui peranan pinjaman yang disalurkan oleh bank terhadap pendapatan
usaha mikro dan kecil.
Sedangkan Manfaat penelitian ini antara lain adalah:
1. Bagi pengusaha mikro dan kecil menjadi pertimbangan bila kelak ingin mengambil
kredit di bank
2. Bagi bank menjadi masukan yang membantu dalam berhubungan dengan para
pengusaha mikro dan kecil dikemudian hari.
3. Merupakan tambahan ilmu bagi penulis dan merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Program
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kredit
2.1.1. Pengertian Kredit
Menurut asal katanya, kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah
kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka
memperoleh kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.
Kredit adalah pemberian yang kontra prestasinya akan terjadi pada waktu yang akan
datang. Kredit adalah penyediaan yang ditulis antara lain disamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan pinjaman antara pihak bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam
berkewajiban hutang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang ditetapkan
(Hadi Widjaja, 1990:4).
Pengertian kredit secara yuridis dapat dilihat pada Undang–Undang No.10 Tahun
1998 Pasal I Ayat 11 tentang perbankan, bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga.
Menurut Undang–Undang No.10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 12 tentang perbankan,
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
a. Unsur waktu, yaitu ada petunjuk jarak saat pemberian dan pelunasan kredit.
b. Unsur resiko, yaitu akibat yang mungkin timbul karena adanya jarak waktu pemberian
dan pelunasan.
c. Unsur penyerahan, yaitu menyerahkan nilai ekonomi kepada pihak lain.
d. Unsur kepercayaan, yaitu menyerahkan kepada pihak lain untuk mengelola uang.
e. Unsur persetujuan, yaitu ada kesepakatan antara pihak pemberi dan penerima kredit,
misalnya dari kelompok kepada anggota.
Ciri–ciri pinjaman atau kredit yang baik adalah :
a. Angsuran pinjaman/kredit lebih kecil dari keuntungan usaha.
b. Tingkat suku bunga yang serendah–rendah.
c. Periode pembayaran yang sependek–pendeknya, sesuai dengan perputaran produksi
usahanya dengan peraturan pihak pemberi pinjaman/kredit.
d. Jangka waktu pinjaman selama–lamanya sesuai dengan peraturan yang ada.
e. Pinjaman digunakan sesuai dengan tujuan yang disepakat atau dengan kata lain tidak
disalahgunakan.
f. Jumlah pinjaman sesuai dengan kebutuhan usaha
2.1.2. Unsur-Unsur Kredit
Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung
beberapa arti, sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur–unsur
Adapun unsur–unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah
sebagai berikut :
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik
berupa uang, barang atau jasa akan benar–benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, karena sebelum dana dikucurkan, sudah
dilakukan penelitian dan penyidikan yang mendalamtentang nasabah. Penelitian dan
penyidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar
kredit yang disalurkan.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
mentandatangani hak dan kewajibannya masing–masing. Kesepakatan penyaluran kredit
dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak nasabah dan
nasabah.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati, atau dengan kata lain bahwa
4. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang
diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko
kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah
seperti bencana alam. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko sengaja maupun
resiko yang tidak disengaja.
5. Balas Jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan keuntungan dalam
jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita
kenal dengan bunga.
2.1.3. Tujuan dan Fungsi Kredit
1. Tujuan Kredit
Tujuan pemberian kredit antara lain :
1. Mencari keuntungan
Mencari keuntungan yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
tersebut.
2. Membantu usaha nasabah
Membantu usaha nasabah yaitu membantu usaha nasabah yang memerlukan dana baik
3. Membantu pemerintah
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit adalah
penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.
2. Fungsi Kredit
Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain:
1. Meningkatkan daya guna uang
a) Para pemilik uang dapat langsung meminjamkan kepada para pengusaha yang
memerlukan untuk meningkatkan usaha atau produksinya.
b) Para pemilik uang dapat menyimpan uangnya pada lembaga keuangan. Uang
tersebut dipinjamkan kepada perusahaan untuk meningkatkan usahanya.
2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Kredit perbankan yang ditarik secara tunai dan non tunai dapat pula meningkatkan
peredaran uang.
3. Meningkatkan daya guna barang dan peredaran uang
Kredit oleh para pengusaha dapat mengubah bahan baku menjadi barang jadi sehingga
daya guna barang meningkat.
4. Alat stabilitas perekonomian
Arus kredit diarahkan pada sektor–sektor produktif. Tujuannya untuk meningkatkan
produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pemberian kredit akan meningkatkan kegairahan berusaha apalagi bagi pedagang yang
usaha nya pas–pasan.
6. Meningkatkan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik terutama dalam hal
pendapatan. (Thomas Suyatno, 1991:17)
2.1.4. Jenis-Jenis Kredit
Beragamnya jenis usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis
kreditnya. Dalam praktiknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu
pula dengan pemberian fasilitas kredit oleh bank kepada masyarakat.
Secara umum jenis–jenis kredit dapat dilihat sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi kegunaan
Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit, yaitu:
a. Kredit investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode
yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan uatam
b. Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Contohnya, untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk
diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dari segi tujuan
adalah:
a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit
ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
b. Kredit konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam
kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan.
c. Kredit perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan
dan baiasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari
hasil penjualan barang dagangan tersebut.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit dari pertama
a. Kredit jangka pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kredit nya berkisar anatara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit jenis
ini dapat diberikan untuk modal kerja.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun
atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti
perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut
dapat berbentuk barang berwujud dan tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang
b. Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini
diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur
selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
5. Dilihat dari segi sektor usaha
Jenis kredit jika dilihat dari segi sektor usaha sebagai berikut:
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat.
b. Kredit peternakan, kredit ini diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek seperti
peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti peternakan sapi atau
kambing.
c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri baik industri kecil, menengah,
dan besar.
d. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun saran dan
prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang
sedang belajar.
e. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang, biasanya dalam jangka
panjang seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.
f. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter ataun
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
perumahan.
h. Dan sektor–sektor usaha lainnya.
2.1.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Ada beberapa jenis prinsip–prinsip pemberian kredit yang sering dilakukan yaitu
dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini memiliki persamaaan
yaitu apa–apa yang terkandung dalam 5c dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan di dalam
prinsip 7P disamping lebih terinci juga jangkauan analisis nya lebih luas dari 5C.
Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C kredit dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Character
Character adalah sifat atau watak seorang dalam hal ini calon debitur.
2. Capacity (Capability)
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membiayai kredit yang dihubungkan
dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba.
3. Capital
Capital adalah untuk mengetahui sumber–sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah
4. Collateral
Merupakan jaminan yang akan diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Fungsi jaminan
adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di
masa yang akan datang sesuai sektor masing–masing. Dalam kondisi perekonomian yang
kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih
dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut
di masa yang akan datang.
Sedangkan penilaian dengan 7P kredit adalah sebagai berikut:
1. Personality, yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari–
hari maupun masa lalunya.
2. Party, yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan–
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya.
3. Perpose, yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis
kredit yang diinginkan nasabah.
4. Prospect, yaitu untuk menilai suatu usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau tudak.
5. Payment, yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil
6. Profitability, profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari
bank.
7. Protection, tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang diberikan oleh bank namun
melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau
jaminan asuransi.
Sedangkan penilaian kredit dengan studi kelayakan meliputi:
1. Aspek hukum, yaitu aspek utnuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen–dokumen
atau surat–surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akte notaris, ijin usaha atau
sertifikat tanah.
2. Aspek pasar dan pemasaran, yaitu aspek untuk menilai prospek uasaha nasabah sekarang
dan di masa yang akan datang.
3. Aspek keuangan, yaitu aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai
dan mengelola usahanya.
4. Aspek operasi/teknis, yaitu aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha dan
kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang
dimilikinya.
5. Aspek manajemen, yaitu aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki
6. Aspek ekonomi/sosial, yaitu aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang
ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah lebih
banyak benefit atau cost atau sebaliknya.
7. Aspek AMDAL, yaitu aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan timbul dengan
adanya suatu usaha, kemudian cara–cara pencegahan terhadap dampak tersebut.
2.1.6. Pengawasan Kredit
Pengawasan kredit adalah usaha untuk megetahui dan menyusun strategi perbaikan
secara dini indikasi–indikasi penyimpangan (deviation) dari keepakatan bank dan debitur
dalam proses kegiatan perkreditan yang kemudian mungkin menjadi penyebab kredit
bermasalah dan mendatangkan kerugian bagi bank dan debitur.
1. Prinsip–prinsip pengawasan kredit
a. Upaya pencegahan dan penjagaan dini (early warning)
b. Dilakukan terhadap risk asset bank dari indikasi (signal) penyimpangan yang dapat
merugikan bank dan debitur, seperti pengendalian intern dalam perkreditan sejak
aplikasi kredit sampai pelunasan atau penyelesaiannya.
c. Bulit in control
Disebut juga pengawasan melekat, yang menunjukkan pengawasan sehari – hari oleh
pejabat terkait dalam perkreditan atas setiap tahap proses kegiatan perkreditan sesuai
2. Indikasi dini deviasi kredit (early warning system)
Bagian ini dimulai dengan peringatan dini, dimana bank hanya dapat melihat dan
mengetahui adanya indikasi dini itu bilamana pengawasan kredit berjalan menurut
sistemnya. Indikasi dini itu berupa suatu penyimpangan dari kesepakatan bank dan
debitur atau melanggar peraturan baik minor maupun mayor, kemudian akan menjadi
sebab timbulnya masalah, yang menyebabkan nasabah kesulitan likuiditas dan cash flow,
akhirnya terjadi ketidakmampuan debitur untuk tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Indikasi dimaksud dapat dideteksi melalui beberapa sumber, antara lain sejumlah kondisi,
seperti: kondisi keuangan nasabah, kondisi manajemen perusahaan, transaksi perbankan
yang menurun, makroekonomi dan kebijaksanaan.
2.1.7. Jaminan Kredit
Menurut Khasmir: 2008 adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh
calon debitur adalah sebagai berikut:
1. Dengan jaminan
a. Jaminan benda berwujud (misalnya: tanah, bangunan, dan lain – lain)
b. Jaminan benda tidak berwujud (misalnya: sertifikat saham, sertifikat tanah, dan lain–
lain)
c. Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit
tersebut macet maka yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.
Kredit tanpa jaminan maksud nya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan
jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan kepada perusahaan yang terkenal dan
professional sehingga kemungkinan kredit macet sangat kecil.
2.1.8. Prosedur Dalam Pemberian Kredit
Secara umum prosedur pemberian kredit menurut Khasmir adalah sebagai berikut:
1. Pengajuan berkas–berkas
2. Penyelidikan berkas pinjaman
3. Wawancara I
4. On the spot
5. Wawancara II
6. Keputusan kredit
7. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya
8. Realisasi kredit
9. Penyaluran/penarikan dana
2.1.9. Resiko Kredit
Setiap transaksi yang dilakukan bank, baik transaksi on balance sheet (termasuk
transaksi perkreditan), maupun transaksi off balance sheet mempunyai kendala atau resiko
yang akan mempengaruhi kinerja bank (bank performance), termasuk transaksi – transaksi
Resiko secara umum adalah kemungkinan kerugian atau kegagalan dalam bisnis
perbankan. Resiko kredit merupakan salah satu yang dihadapi bank, disamping resiko
likuiditas, resiko manajerial maupun resiko kekhilafan manusia. Resiko kredit umumnya
mengambil bagian terbesar dalam bisnis bank komersial karena pinjaman dan investasi
portefel biasanya merupakan bagian terbesar dalam aktiva mereka. Bahkan sekali pun tidak
tepat benar, jumlah dan perputaran pinjaman dan investasi potefel sering kali dipakai
indikator bagi mutu manajemen bisnis perbankan.
Resiko kredit didefenisikan sebagai berikut:
a. Resiko yang timbul karena ketidakpastian pelunasan pinjaman oleh nasabah debitur.
Kegagalan memenuhi perjanjian pelunasan, sebagian atau seluruhnya, termasuk
dalam jenis resiko ini.
b. Resiko yang disebabkan oleh investasi yang tidak memberikan pendapatan atau
investasi yang justru mengurangi aktiva modal.
Banyak jenis resiko yang dihadapi oleh manajemen bank dalam bisnis perbankan.
Secara garis besarnya dapat dibedakan kedalam resiko kredit yang disebabkan oleh:
1. Faktor–faktor yang relevan dengan kreditur dan debitur
Dari pihak bank mungkin tidak bersikap hati–hati, sehingga kurang memperhatikan
prinsip – prinsip pemberian kredit, atau resiko mungkin pula datang dari nasabah debitur,
2. Faktor–faktor yang bersifat eksogein
Perekonomian makro yang sedang dilanda oleh resesi atau depresi yang menyebabkan
margin laba negatif dan pengangguran masal, pergolakan politik dan sosial seperti
pemogokan dan kerusuhan, merupakan beberapa resiko kredit yang disebabkan oleh faktor
– faktor eksogein. Sebagian tidak dapat dikendalikan karena berada di luar sistem.
Ada beberapa strategi yang dapat ditempuh oleh perbankan dalam mengurangi resiko
kredit, antara lain:
a. Diversifikasi pinjaman atau portepel
Dengan memperbanyak jenis pinjaman dan potepel, resiko kredit akan berkurang karena
setiap pinjaman dapat saling mengkompensasi kemungkinan munculnya resiko. Dengan
memperbanyak diversifikasi pinjaman bisnis perbankan bertujuan untuk memperluas
alternatif pilihan bukan menguranginya.
b. Penetapan standart kredit yang tinggi
Dengan meningkatkan standart kredit yang harus dipenuhi oleh calon nasabah debitur,
resiko kegagaglan dalam pemberian kredit dapat dikurangi, sekalipun mungkin banyak
pelamar kredit yang mengundurkan diri atau mengurungkan niatnya untuk mengambil
kredit.
c. Asuransi pinjaman kepada perusahaan asuransi
Sekalipun asuransi itu akan menambah biaya kredit, namun keamanannya pada umumnya
lebih terjamin. Dengan mengutamakan kepentingan nasabah dan kepentingan bisnis
2.2. Pengertian dan Ciri-Ciri Usaha Mikro
1. Usaha Mikro
Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan
No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau
perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada
bank paling banyak Rp 50.000.000,00.
2. Ciri-ciri Usaha mikro
Ciri–ciri usaha mikro adalah sebagai berikut:
1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak terlalu tetap, sewaktu–waktu dapat berganti.
2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu–waktu dapat pindah tempat.
3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak
memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
4. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata–rata sangat rendah, umumnya tingkat SD
dan belum memiliki kewirausahaan yang memadai.
5. Umumnya tidak atau belum mengenal perbankan tetapi lebih mengenal rentenir.
6. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
Contoh Usaha Mikro yaitu:
2. Industri makanan dan minuman, dan industri pandai besi pembuat alat–alat.
3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar.
4. Peternak ayam, itik dan perikanan.
5. Usaha jasa – jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek, dan penjahit.
2.3.Klarifikasi Usaha Mikro
Usaha mikro mempunyai peran yang sangat vital dalam pembangunan ekonomi. Hal
ini disebabkan intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan jumlah investasi yang
relatif lebih kecil, maka usaha mikro dapat lebih fleksibel dan beradaptasi terhadap
perubahan pasar. Usaha mikro tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal dan karenanya
dapat tanggap menangkap peluang untuk substitusi impor dan meningkatkan supply
(persediaan) domestik.
Pengembangan usaha mikro dapat memberikan kontribusi pada diversifikasi ekonomi
dan percepatan perubahan struktur sebagai pra-kondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang
yang stabil dan berkesinambungan. Disamaping itu dalam kaitan dengan investasi modal di
usaha mikro jauh lebih tinggi dari pada yang terjadi di perusahaan besar. Berdasarkan hal
tersebut maka pengembangan usaha mikro merupakan elemen kunci dalam setiap strategi
penciptaan lapangan kerja dalam negeri. Usaha mikro sebagai pemasok (input) komponen
suatu produk dan jasa mempengaruhi daya saing perusahaan besar, sehingga pengembangan
usaha mikro sebagai elemen terpadu dalam strategi daya saing Nasional dan terkait dengan
kebijakan kegiatan promosi investasi.
Usaha mikro telah menjadi fokus pemberdayaan baik dari aspek manajemen usaha,
pertimbangan,dimana usaha mikro merupakan terbesar dari kegiatan perekonomian
masyarakat.
2.4.Kelemahan dan Keunggulan Usaha Mikro
Apabila dirangkum secara umum ciri–ciri usaha mikro juga mencirikan kelemahan
yang perlu diatasi oleh semua pihak adalah:
1. Banyak berlokasi di pedesaan dan kota–kota kecil
2. Status usaha milik pribadi atau keluarga
3. Sumber tenaga kerja dari lingkungan keluarga atau lingkungan sosial budaya setempat
4. Pola kerja sering paruh waktu atau usaha sampingan
5. Memiliki kemampuan terbatas dalam menerapkan teknologi atau teknologo
sederhana/tradisional
6. Pada umumnya manajemen usaha sederhana, tidak ada perencanaan usaha
7. Administrasi keuangan sederhana, atau tidak ada pemisahan antara keuanagn keluarga
dan usaha/bisnis
8. Izin usaha sering tidak dimiliki dan persyaratan legal lainnya tidak dimiliki
9. Pelaku adalah rakyat dengan status sosial ekonomi rendah, khususnya dalam bidang
pendidikan
10. Interaksi usaha/bisnis sangat terbatas antara sektor hulu dan hilir
11. Jaringan usaha baik dengan pelaku ekonomi lain, pemerintah, asosiasi bisnis, lembaga
12. Orientasi usaha lebih bersifat subsistem.
Sedangkan keunggulan usaha mikro dalam menghadapi guncangan kriris ekonomi,
dimana terbukti menjadi penyelamat ekonomi nasional, yaitu:
1. Penyedia lapangan kerja
2. Penyedia barang–barang murah untuk konsumsi rakyat
3. Efesiensi dan fleksibilitas menjadi kekuatan yang mampu bertahan hidup
4. Usaha kecil sebagai pencetak wirausahawan baru
Dilihat dari kepentingan perbankan usaha mikro adalah segmen pasar yang cukup
potensial untuk dilayani dalam meningkatkan intermediasinya, karena usaha mikro
mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimilki uasaha non-mikro anatar
lain:
1. Perputaran usaha (turn over) umumnya cepat. Kemampuannya menyerap dana yang
relatif mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan bisnis/usahanya tetap berjalan
bahkan mampu berkembang karena biaya manajemennya yang relatif rendah.
2. Pada umunya para pelaku usaha mikro tekun, sederhana, serta dapat menerima
bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan tepat. Batasan UMK di Indonesia
berdasarkan pada dua unsur utama, yaitu jumlah aset yang dimiliki, tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, hasil penjualan pertahun dan jumlah tenaga kerja
2.5.Beberapa Masalah yang Dihadapi Pengusaha Mikro
1. Permodalan
Masalah permodalan adalah merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi
pengusaha mikro. Pada umunya pengusaha mikro terbentur pada masalah modal yang akan
digunakan dalam mengembangkan usaha, meskipun banyak pengusaha yang mempunyai
kemampuan untuk mengolah usahanya tetapi tidak mempunyai modal yang cukup sehingga
pengusaha ini dapat mengembangkan usahanya lebih maju. Jelaslah modal merupakan faktor
yang utama untuk menentukan arah perkembangan usaha yang dijalankan.
Seperti diketahui modal sangat penting dalam perkembangan usaha karena modal
mempunyai 2 fungsi, yaitu:
a) Menopang kegiatan produksi dan penjualan dengan jalan menjembatani antara saat
pengeluaran untuk pembelian bahan serta jasa yang diperlukan dengan penjualan.
b) Menutup pengeluaran yang bersifat tetap dan pengeluaran yang tidak ada
hubungannya secara langsung dengan produksi dan penjualan. Jadi jelaslah modal
sangat diperlukan dalam pengembangan perusahaan, dan tanpa modal
perusahaan/usaha yang dijalankan tidak dapat beroperasi dengan baik.
2. Manajemen
Masalah manjemen adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh pengusaha
mikro umumnya sedikit sekali pengetahuan tentang organisasi dan manajemen.
Faktor yang perlu sekali diperhatikan dalam manajemen ini tergantung kemampuan
semua kegiatan yang memuaskan, dimana pimpinan yang seperti ini akan selalu dapat
memecahkan persoalan – persoalan yang dihadapi manajemen. Sebaliknya ketidakmampuan
manajemen banyak menimbulkan kesulitan – kesulitan perusahaan terutama dalam kesulitan
perusahaan. Selain itu kegagalan dalam manajemen dapat juga disebabkan karena kegagalan
dalam kelemahan organisasi, dimana organisasi adalah alat bagi manager untuk memimpin,
mngendalikan, dan mengemudikan perusahaan.
“Organisasi adalah wadah jaringan tata kerja sama kelompok orang – orang secara
teratur dan kontinue guna mencapai tujuan – tujuan bersama yang tertentu.”
Dalam defenisi di atas jelaslah bahwa tata kerja sama yang baik antara sekelompok
orang atau pekerja - pekerja adalah sangat penting untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
Jika diperhatikan para pengusaha mikro, umunya para pengusaha ini masih
mempunyai kelemahan dalam manajemen disertai dengan rendahnya pengetahuan dalam
bidang manajemen, yang disebabkan tingkat pendidikan yang dimiliki sangat rendah.
3. Keterampilan
Keterampilan adalah merupakan suatu keahlian yang dimiliki oleh para pengusaha
dalam menghasilkan barang yang menyangkut pekerjaan sejak dari bahan baku sampai
menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan, dimana dalam hal ini diperlukan adanya
suatu perencanaan yang baik sehingga proses produksi tersebut dapat ditempuh dalam waktu
yang tepat dalam menghasilkan barang dalam tingkat mutu yang baik.
Jika dilihat pada kondisi pengusaha mikro dapatlah dikatakan pada umumnya
menghasilkan barang, disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan pendidikan yang
dimiliki.
4. Pemasaran
Berbicara mengenai pemasaran maka pemasaran tidak terlepas dari masalah kualitas
atau mutu dari produk yang dipasarkan, banyaknya barang saingan, dan penetapan harga
yang wajar, sehingga dapat dijangkau oleh pembeli dari semua lapisan.
Melihat faktor–faktor di atas secara umum dapat dikatakan pengusaha mikro
umumnya lebih lemah dalam bidang pemasaran terutama dalam hal:
a. Rendahnya mutu barang yang dihasilkan
b. Lemahnya pengetahuan dari pengusaha mikro tentang penilaian pasar
c. Lemahnya pengetahuan tentang sistem pemasaran yang baik
2.6. Pengertian dan Ciri-Ciri Usaha Kecil
1. Usaha Kecil
Sedangkan Pengertian Kecil Menurut Undang–Undang No.9 Tahun 1995, usaha kecil
adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000,00, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan paling banyak Rp 1 Milyar per tahun serta dapat menerima kredit dari Bank di atas
Rp 50.000.000,00 sampai Rp 500.000.000,00.
2. Ciri-ciri Usaha Kecil
a. SDM- nya sudah lebih maju, rata–rata berpendidikan SMA dan sudah ada
pengalaman usaha nya.
b. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan /manajemen keuangan walau masih
sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga,
dan sudah membuat neraca usaha.
c. Pada umumnya sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya, termasuk
NPWP.
d. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, namun belum dapat membuat
perencanaan bisnis, studi kelayakan dan proposal kredit kepada bank, sehingga masih
sangat memerlukan jasa konsultasi/pendampingan.
e. Tenaga kerja yang dipekerjakan 5 sampai 9 orang
Penggolongan usaha kredit di Indonesia berdasarkan bentuk usaha kecil tersebut
yaitu:
1. Usaha perorangan
Merupakan usaha dengan pemilikan tunggal dari jenis usaha yang dikerjakan, yang
bertanggung jawab kepada pihak ketiga/pihak lain.
2. Usaha persekutuan
Penggolongan usaha kecil yang berbentuk persekutuan merupakan kerja sama dari
pihak–pihak yang bertanggung jawab secara pribadi terhadap kerja perusahaan dalam
Pada hakekatnya penggolongan usaha kecil adalah:
a) Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan, dan sebagainya
b) Perusahaan berskala kecil, seperti: mini market, koperasi dan sebagainya
3. Usaha informal, seperti: pedagang kaki lima yang menjual barang-barang kebutuhan
pokok.
2.7.Penelitian Terdahulu
Di dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Bank BRI Unit Terminal Sidikalang
dalam pengembangan Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Dairi” menyimpulkan bahwa
yang mempengaruhi kesejahteraan pengusaha mikro dan kecil adalah “modal dan kurangnya
kemampuan managerial dan keterampilan”. Didalam penelitian tersebut, teknik analisis yang
digunakan adalahb analisis regresi linier sederhana, dengan tingkat signifikasi, α = 5%.
Dalam penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu dengan penulis. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah:
a. Sama-sama meneliti tentang penyediaan modal kredit terhadap kesejahteraan pengusaha
mikro dan kecil.
b. Sama-sama menggunakan metode regresi linier berganda.
Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah:
a. Terletak pada judul penelitiannya, dimana peneliti terdahulu meneliti tentang peranan
tentang Analisis permintaan kredit pada Usaha Mikro dan kecil. Disini penulis tidak
melakukan riset pada bank.
2.8.Kerangka Konseptual
Kesejahteraan pengusaha mikro dan kecil ditentukan dengan adanya kepemilikan modal.
Modal dapat diperoleh oleh para pengusaha mikro dan kecil dengan berbagai macam cara,
misalnya dengan modal yang dimilkinya sendiri walaupun jumlahnya tidak besar dan modal
yang berasal dari pinjaman kredit. Selain itu perlu juga diketahui tentang berapa modal yang
ideal agar dapat dikatakan memberikan peningkatan kesejahteraan pengusaha mikro dan kecil
tersebut.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Modal Sendiri
(X1)
Modal Kredit
(X2) Kebutuhan Modal Ideal
Bagi Pengusaha Mikro dan Kecil
Pendapatan Usaha Mikro dan kecil
(Y)
Jumlah Pekerja
2.9.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek
penelitian, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan atau diuji secara empiris. Dengan kata
lain hipotesa adalah kesimpulan yang belum final, dalam arti sebagai dugaan pemecahan
masalah yang mungkin benar dan yang mungkin juga salah. Hipotesa adalah kesimpulan
sementara mengenai suatu permasalahan dimana kebenarannya masih harus dibuktikan lebih
lanjut (Teguh, 1999). Berdasarkan permasalahan maka dapat ditetapkan beberapa hipotesa
antara lain:
1. Jumlah kredit yang disalurkan oleh bank mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam
mengumpulkan data dan data empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis
dari penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini,
metode penelitiannnya adalah sebagai berikut :
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Johor, Kota Madya Medan.
3.2 . Responden Penelitian
Responden penelitian adalah pengusaha mikro dan kecil yang belum dan yang sudah
menerima kredit dari bank sebanyak 40 orang.
3.3. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah:
3.3.1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama yang
menjadi objek penelitian. Data Primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dan
3.3.2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan
melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan publikasi secara resmi, buku-buku,
majalah-majalah serta laporan lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.4. Pengolahan Data
Penulis melakukan pengolahan data dengan metode statistik menggunakan program
SPSS 16.0.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Kuisioner
Para pengusaha mikro dan kecil yang menjadi responden atau sampel dalam
penelitian ini, diajukan lembaran kuisioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah apa yang menyebabkan pengusaha mikro dan kecil mau utnuk meminjam
kredit di bank atau tidak.
2. Wawancara
Pada perolehan ini dilakukan wawancara kepada pengusaha mikro dan kecil untuk
menggali informasi yang lebih mendalam mengenai alasan pengusaha mikro dan kecil
memilih dan meminjam kredit perbankan di bank.
3. Observasi
Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan
diteliti, dalam hal ini pengusaha mikro dan kecil.
Teknik studi kepustakaan ini adalah mengumpulkan data dan informasi melalui
telahaan berbagai literatur yang relevan atau berhubungan dengan permasalahan yang ada di
dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, koran, brosur, internet
dan lain-lain.
3.5.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui
pengaruh/hubungan variabel bebas dengan variabel terikat.
Formulasi yang digunakan adalah:
Yi = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + μ
Dimana:
Y = Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil
X1 = Modal sendiri
X2 = Modal kredit
α = Konstanta
β123 = Koefisien atau parameter yang hendak dihitung
3.6 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)
3.6.1 Koefisien Determinan (R-squere)
Koefisien determinasi dilakukan untuk menilai seberapa besar variable – variable
independen secara bersama mampu member penjelasan mengenai variable dependen.
Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1< (0<R2<1), dimana nilai
koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin dekat hubungan
antara variable – variable independen dengan variable dependennya.
3.6.2 Uji t-statistik
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing –
masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependent variable. Dengan
menganggap variable independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai
berikut:
a. H0 : b1 = 0, masing – masing variable bebas tidak mempengaruhi variable tidak
bebasnya.
b. H0 : b1 ≠ 0, masing – masing variable bebas mempengaruhi variable tidak bebasnya.
Hasil pengujian akan menghasilkan dua kesimpulan menurut hipotesis di atas, yaitu:
a. H0 diterima jika - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel , hal ini berarti variable bebas tidak
b. H0 diterima jika ttabel ˃ thitung ˃ ttabel , hal ini berarti variable bebas mempengaruhi
variable tak bebasnya secara signifikan.
Nilai thitung=
Sbi = simpangan baku dari variable independen ke -i
3.6.3 Uji F- statistik
Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
koefisien regresi secara bersama – sama terhadap dependen variable. Untuk pengujian ini
digunakan hipotesa sebagai berikut:
a. H0 : b1 : b2 : b3 = ……….bk = 0 (tidak ada pengaruh)
b. H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3………..bk = 0 (ada pengaruh)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Jika Fhitung ˃
Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti variable independen bersama – sama
mempengaruhi variable dependen.
Nilai Fhitung dapat diperoleh dengan rumus:
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variable dependen
n = jumlah sampel
Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut:
a. H0 diterima jika Fhitung < Fα
b. H0 ditolak jika Fhitung ˃ Fα
3.7 Definisi Operasional
1. Pendapatan petani kopi (Y) adalah jumlah uang yang diterima oleh pengusaha usaha
mikro dan kecil perminggu dari usaha yang dijalankannya.
2. Modal sendiri (X1) adalah biaya pribadi yang digunakan pengusaha mikro dan kecil
dalam pembiayaan pengembangan usaha dalam rupiah.
3. Modal kredit (X2) adalah pinjaman dalam bentuk kredit usaha mikro dan kecil yang
diberikan kepada pengusaha mikro dan kecil di kecamatan Medan Johor dan dilunasi oleh
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Sejarah dan Letak geografis Kota Medan dan Kecamatan Medan Petisah
Kota Medan merupakan salah satu dari 25 Daerah Tingkat II (Dati II) yang terletak di
Propinsi Sumatera Utara dan sekaligus merupakan ibukota dari Propinsi Sumatera Utara.
Kota Medan terletak pada 2º.27’-2º.47’ LU dan 98º.35’-98º44’ BT yang berbatasan dengan
(sebelah timur, barat, utara dan selatan) Kabupaten Deli Serdang.
Luas Kota Medan mencapai 265,10 km² atau sekitar 0,37% dari luas Propinsi
Sumatera Utara dan berada pada 2,5-3,75 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan
0-2 (datar) seluas 0-245,0-21 km² atau 90-2,57% dan kemiringan 0-2-15% seluas 19,69 km² atau 7,4%
dari seluruh wilayah. Kedalaman 20-60 cm seluas 140-40 km² atau 52,98% dari luas seluruh
wilayah yang tidak bererosi. Kota Medan memiliki iklim tropis dengan temperature rata-rata
tahunan adalah 26º celcius.
Secara administratif, Kota Medan dibagi dalam 21 wilayah kecamatan dan 151
kelurahan. Potensi lahan yang dimiliki Kota Medan sebagian besar telah dimanfaatkan untuk
kegiatan industri dan pertanian.
Kecamatan Medan Johor adalah salah satu dari 21 kecamatan di Kota Medan,
Sumatera Utara, Indonesia. Pada tahun 2009, jumlah penduduk di kecamatan ini adalah
116.220 orang penduduk. Dengan luas wilayah 16,96 km². Letaknya di atas permukaan laut
adalah 20 meter. Dan kecamatan Medan Johor ini berbatasan dengan
Sebelah utara : Kecamatan Medan Polonia
Sebelah barat : Kecamatan Medan Selayang
Sebelah timur : Kecamatan Medan Amplas
Kecamatan Medan Johor dibagi dalam 6 kelurahan, yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1:
Luas Wilayah dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Petisah Tahun 2007
No Kelurahan Luas (km²) Persentase Terhadap Luas Kecamatan
1 Kwala Bekala 5.50 32.43
2 Gedung Johor 3.15 18.57
3 Kedai Durian 0.98 5.78
4 Suka Maju 1.52 8.96
5 Titi Kuning 1.81 10.67
6 Pangkalan Masyhur 4.00 23.58
Medan Johor 16.96 100.00
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Medan
Pada tahun 2009 jumlah penduduk Medan Johor adalah sebesar 116.220 jiwa dengan
luas wilayah 16.96 km² dan dengan kepadatan penduduk per km² adalah sebesar 6.853, atau
Tabel 2:
Jumlah penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan penduduk per km² dirinci menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2009
No Kelurahan Jumlah
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Medan
4.2 Kondisi Ekonomi dan Sosial Kecamatan Medan Johor
Kecamatan Medan Johor memiliki sejumlah pasar dan pertokoan yang sudah ramai
untuk medukung perekonomian yang ada di kecamatan ini, dinataranya terdapat 5 pasar, 38
pertokoan dan 9 mini market. Ketersediaan BBM din kecamatan ini sudah cukup memadai.
Terdapat 7 SPBU dan 76 agen minyak tanah. Untuk fasilitas bengkel kendaraan bermotor,
sudah banyak bengkel yang ada di kecamatan ini yaitu sebanyak 97 bengkel sepeda motor
dan 42 bengkel mobil.
Disamping itu, di kecamatan Medan Johor ini terdapat juga beberapa sekaolah negeri
swasta, 23 SD Negeri dan 22 SD swasta, 1 SLTP Negeri dan 18 SLTP swasta, 1 SMA Negeri
serta 12 SLTA swasta.
Untuk fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Medan Johor dapat dikatakan belum
merata di tiap kelurahannya. Tercatat bahwa Kelurahan Titi Kuning tidak tercatat satupun
puskesmas sedangkan di Kelurahan Kedai Durian serta Kwala Bekala tidak ada rumah sakit.
Sarana ibadah dan lapangan olahraga di Kecamatan Medan Johor hampir di setiap
kelurahan ada untuk tiap-tiap agama.
4.3 Deskripsi Responden
Dengan kuisioner yang telah disebarkan oleh penulis, maka jawaban dari responden
dapat memberikan informasi terhadap kondisi usaha mikro dan kecil yang ada di Kecamatan
4.3.1. Usia Pengusaha Mikro dan Kecil dan Lama Usaha
Tabel 4.2 Usia Pengusaha
Usia Jumlah Persen
20 – 30 4 13.34%
31 – 40 12 40%
41 – 50 8 26.67%
51 – 60 4 13.34%
>60 2 6.67%
Total 30 100%
Sumber : Data Primer
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada umumnya pengusaha usaha mikro dan kecil di
Kecamatan Medan Johor memiliki usia 51–60 tahun (13,34%). Selanjutnya diikuti umur >60
tahun (6,67%). Kemudian pada usia 41–50 tahun (26,67%), dan pada usia 31–40 tahun
(40%), dan 20 – 30 tahun (13,34%). Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa para pengusaha
Tabel 4.3 Lama usaha
Lama usaha Jumlah Persen
0 – 6 tahun 17 56.67%
7 – 12 tahun 7 23.34%
13 – 18 tahun 3 10%
19 – 24 tahun 1 3.34%
25 – 30 tahun 2 6.67%
Total 30 100%
Sumber: Data Primer
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa lama berdirinya usaha mikro dan kecil, maka
responden terbanyak mepunyai jangka waktu 25 – 30 tahun (6,67%), diikuti jangka waktu 7
– 12 tahun (23,34%) dan 13 – 18 tahun (10%). Jangka waktu 19 – 24 tahun (3,34%), dan 0 –
6 tahun (56,67%). Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lama nya usaha mikro dan kecil
Tabel 4.4
Hubungan Usia dengan Lama Usaha
Lama Usaha
Sumber : Data Primer
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pengusaha mikro dan kecil yang paling banyak berada
pada umur 31 – 40 tahun dengan lama usaha 0 – 6 tahun, kemudian pada umur 41-50 tahun
dengan lama usaha 7–12 tahun, dan umur 20–30 tahun dengan lama usaha 13 – 18 tahun,
kemudian umur 51 – 60 tahun dengan lama usaha 7 – 12 tahun, dan yang terakhir umur >60
4.4. Faktor permintaan kredit
Permintaan kredit dari pengusaha mikro dan kecil pada zaman sekarang meningkat.
Para pengusaha mikro dan kecil pada umumnya banyak meminjam kredit dengan berbagai
alasan seperti: untuk pengembangan usaha, untuk keperluan rumah tangga dan untuk bayar
uang sekolah anak. Ini dapat terlihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.5
Alasan pengusaha mikro dan kecil dalam pengambilan kredit
No Alasan pengusaha dalam pengambilan kredit (%)
1 Untuk pengembangan usaha 56.67
2 Untuk keperluan rumah tangga 26.67
3 Untuk bayar uang sekolah anak 16.67
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi para pengusaha mikro dan kecil untuk
meminjam kredit di bank. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Untuk Pengembangan Usaha
Para pengusaha mikro dan kecil umumnya membutuhkan modal yang cukup untuk
mengembangkan usaha nya. Adapun cara yang harus dilakukan oleh para pengusaha
mikro dan kecil tersebut ialah dengan meminjam kredit di bank. Dengan meminjam
kredit di bank maka pengusaha tersebut dapat mengembangkan usaha nya menjadi
lebih besar dan dengan usaha yang menjadi lebih besar maka akan banyak tenaga
kerja yang terserap. Ini terlihat pada tabel di atas yang lebih banyak meminjam kredit
2. Untuk Keperluan Rumah Tangga
Selain untuk pengembangan usaha biasa nya para pengusaha mikro dan kecil
meminjam kredit di bank untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga nya. Misal nya
untuk merenovasi rumah, membeli mobil dan lain-lain. Ini juga terlihat pada tabel
diatas dengan jumlah 26.67% orang meminjam untuk keperluan rumah tangga.
3. Untuk bayar uang sekolah anak
Sebagian kecil orang yang meminjam kredit untuk keperluan uang sekolah anak.
Jumlah nya tidak terlalu besar yaitu 16.67% saja.
4.5. Pemanfaatan Kredit
4.5.1. Hubungan antara Pemanfaatan Kredit dan Penggunaan Kredit Selain
Untuk Usaha
Tabel 4.6 Pemanfaatan Kredit
Pemanfaatan kredit (%) Jumlah Persen
100 17 56.67%
80 – 99 8 26.67%
60 – 74 5 16.67%
Total 30 100%
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas, dapat dilihat pada umumnya pemanfaatan kredit digunakan