• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Mengenai Obesitas dan Kejadian Obesitas pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 dan Angkatan 2010 di Medan tahun 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Mengenai Obesitas dan Kejadian Obesitas pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 dan Angkatan 2010 di Medan tahun 2010."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANGKATAN 2007 DAN ANGKATAN 2010 DI MEDAN TAHUN

2010

Oleh :

Huriah Menggala Putra

070100096

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANGKATAN 2007 DAN ANGKATAN 2010 DI MEDAN TAHUN

2010

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

Huriah Menggala Putra

070100096

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBARAN PENGESAHAN

Judul penelitian: Gambaran Pengetahuan Mengenai Obesitas dan Kejadian Obesitas pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 dan Angkatan 2010 di Medan tahun 2010

Nama : Huriah Menggala Putra NIM : 070100096

Pembimbing Penguji

Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi. dr. Lambok Siahaan, MKT

dr. Juliandi Harahap, MA

Medan, 15 Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Pendahuluan. Prevalensi obesitas di seluruh dunia selalu meningkat dari tahun

ke tahun. WHO memprediksikan bahwa pada tahun 2015, 2,3 milyar orang

dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta yang mengalami obesitas.

Obesitas juga berhubungan dengan berbagai resiko kesehatan seperti diabetes,

hipertensi, dislipidemia, penyakit jantung, obstructive sleep apnea, asma,

non-alcoholic fatty liver disease, osteoarthritis, dan polycystic ovary syndrome.

Metode. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

pengetahuan mengenai obesitas dan kejadian obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 dan angkatan 2010.

Hasil. Total sampel untuk penelitian ini adalah sebanyak 164 orang yang dibagi

merata ke kedua kelompok responden yaitu angkatan 2007 dan angkatan 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 84,1% responden angkatan 2007 memiliki

pengetahuan baik sedangkan 78% responden angkatan 2010 hanya memiliki

pengetahuan sedang. Dari responden angkatan 2007, didapatkan 12,2%

mengalami obesitas dan 23,2% responden angkatan 2010 juga mengalami hal

yang sama.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif,

pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study

dengan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling.

Diskusi. Dari hasil penelitian ini, disarankan agar pendidikan mengenai obesitas

diberikan mulai dari jenjang SMA. Disamping itu, para pelajar maupun

mahasiswa sendiri juga perlu secara aktif meningkatkan pengetahuan mengenai

obesitas melalui buku, media cetak, dan media elektronik.

(5)

ABSTRACT

Introduction. The prevalence of obesity throughout the world is rising from year

to year. WHO predicted that on 2015, 2,3 billions adults will be overweight and

700 millions will be obesed. Obesity also correlates with several health risk such

as diabetes, hypertension, dyslipidemia, heard disease, obstructive sleep apnea,

asthma, non-alcoholic fatty liver disease, osteoarthritis, and polycystic ovary

syndrome.

Methods. The goal of this study was to investigate the knowledge about obesity

and incident of obesity among students of Medicine Faculty in North Sumatra

University year 2007 and year 2010. This study was a descriptive study with a

cross sectional approach and simple random sampling was chosen as the

sampling technique.

Results. The sample was 164 people in total which was divided equally into both

groups, year 2007 and year 2010. The result of this study was that 84,1% of year

2007 had a good knowledge while 78% of year 2010 only had average knowledge.

From year 2007 respondens, 12,2% was obese and 23,2% of year 2010

respondens either.

Discussion. From the result of this study, it is advised that the education about

obesity are given from the high school. Beside that, both high school students and

university students need to actively increase their knowledge about obesity from

books, newspaper, or electronic media.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan

sebagai sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul Gambaran Pengetahuan Mengenai

Obesitas dan Kejadian Obesitas pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 dan Angkatan 2010 di Medan Tahun 2010. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah

banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin

menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nenni Dwi A. Lubis, SP, MSi. selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis

ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak dr. Lambok S, MKT dan Bapak dr. Juliandi Harahap, MA atas saran

dan kritiknya pada ujian proposal yang telah membuat karya tulis ilmiah ini

menjadi lebih bagus.

4. Ibu dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp.GK yang telah bersedia melakukan

uji content validity pada kuesioner penelitian ini.

5. Seluruh teman-teman stambuk 2007 dan stambuk 2010 atas dukungan dan

(7)

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah

ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 18 November 2010

Penulis,

Huriah Menggala Putra

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2.Rumusan Masalah... 2

1.3.Tujuan Penelitian... 2

1.4.Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Pengetahuan... 4

2.1.1. Pengertian Pengetahuan... 4

2.1.2. Tingkat Pengetahuan... 4

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan... 5

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan... 6

2.2. Status Gizi... 6

2.3. Obesitas... 9

2.4. Komplikasi Obesitas... 11

2.4.1. Diabetes Mellitus Tipe 2... 12

2.4.2. Hipertensi... 14

2.4.3. Dislipidemia... 15

2.4.4. Penyakit Kardiovaskular... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 17

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 17

3.2. Definisi Operasional... 17

3.3. Aspek Pengukuran... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN... 19

4.1. Jenis Penelitian... 19

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 19

4.4. Metode Pengumpulan Data... 20

(9)

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 22

5.1. Hasil penelitian... 22

5.1.1.Deskripsi lokasi penelitian... 22

5.1.2.Karakteristik individu... 22

5.1.2.1.Jenis kelamin... 23

5.1.2.2.Kategori IMT... 23

5.1.2.3.Pengetahuan... 24

5.1.3.Hubungan antara jenis kelamin, tingkat pengetahuan, dan kategori IMT... 27

5.1.3.1. Hubungan antara jenis kelamin dengan kategori IMT... 27

5.1.3.2. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kategori IMT... 28

5.2. Pembahasan... 29

5.2.1. Perbedaan jawaban antar responden... 29

5.2.2. Tingkat pengetahuan... 30

5.2.3. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kategori IMT... 30

5.2.4. Hubungan jenis kelamin dengan kategori IMT... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 32

6.1. Kesimpulan... 32

6.2. Saran... 32

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada

Orang Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO... 7

Tabel 2.2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik... 8

Tabel 2.3. Penyebaran Deposit Lemak... 11

Tabel 2.4. Karakteristik Pasien Obesitas “Resiko Tinggi”... 12

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 23

Tabel 5.2. Kategori IMT responden berdasarkan angkatan... 24

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner angkatan 2007... 25

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner angkatan 2010... 26

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden... 27

Tabel 5.6. Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan kategori IMT... 28

(11)

ABSTRACT

Introduction. The prevalence of obesity throughout the world is rising from year

to year. WHO predicted that on 2015, 2,3 billions adults will be overweight and

700 millions will be obesed. Obesity also correlates with several health risk such

as diabetes, hypertension, dyslipidemia, heard disease, obstructive sleep apnea,

asthma, non-alcoholic fatty liver disease, osteoarthritis, and polycystic ovary

syndrome.

Methods. The goal of this study was to investigate the knowledge about obesity

and incident of obesity among students of Medicine Faculty in North Sumatra

University year 2007 and year 2010. This study was a descriptive study with a

cross sectional approach and simple random sampling was chosen as the

sampling technique.

Results. The sample was 164 people in total which was divided equally into both

groups, year 2007 and year 2010. The result of this study was that 84,1% of year

2007 had a good knowledge while 78% of year 2010 only had average knowledge.

From year 2007 respondens, 12,2% was obese and 23,2% of year 2010

respondens either.

Discussion. From the result of this study, it is advised that the education about

obesity are given from the high school. Beside that, both high school students and

university students need to actively increase their knowledge about obesity from

books, newspaper, or electronic media.

(12)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Prevalensi obesitas di seluruh dunia selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut penelitian Malnick dan Kobler (2006), dibandingkan antara tahun

1976-1980 dengan tahun 1999-2000 terdapat peningkatan prevalensi overweight dari

46% menjadi 64,5%. Demikian halnya dengan prevalensi obesitas yang

meningkat dua kali lipat menjadi 30,5%. World Health Organization (WHO)

pada tahun 2003 mencatat bahwa sekitar satu milyar penduduk dunia mengalami

overweight dan sedikitnya 300 juta menderita obesitas secara klinis. WHO juga

memprediksikan bahwa pada tahun 2015, 2,3 milyar orang dewasa akan

mengalami overweight dan 700 juta yang mengalami obesitas.

Prevalensi obesitas dan overweight di Indonesia sendiri juga masih tinggi.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, prevalensi

obesitas pada penduduk berusia ≥15 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 10,3% (laki-laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi

overweight pada anak-anak usia 6-14 tahun adalah 9,5% pada laki-laki dan 6,4%

pada perempuan (Depkes, 2009).

Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu menyebabkan

perubahan dalam gaya hidup terutama pola makan. Pola makan tradisional yang

tinggi karbohidrat, tinggi serat, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru

yang rendah karbohidrat, rendah serat, dan tinggi lemak. Perubahan pola makan

ini dipercepat oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi.

Perbaikan tingkat ekonomi juga menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik

masyarakat tertentu. Perubahan pola makan dan aktivitas fisik ini berakibat

kepada semakin banyaknya penduduk yang mengalami masalah overweight dan

(13)

Pengetahuan gizi yang baik diharapkan dapat mempengaruhi pilihan

konsumsi makanan sehingga dapat mencapai status gizi yang baik. Studi yang

dilakukan oleh Klohe-Lehman (2006) menemukan bahwa pengetahuan mengenai

gizi berhubungan dengan turunnya berat badan. Almatsier (2006) menyatakan

bahwa penyeimbangan masukan energi dapat dilakukan dengan pembatasan

konsumsi karbohidrat dan lemak.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran

tingkat pengetahuan mengenai obesitas dan kejadian obesitas pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007 dan angkatan 2010 di Medan tahun

2010?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran

pengetahuan mengenai obesitas dan kejadian obesitas pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007 dan angkatan 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

2.

Mengetahui perbandingan tingkat pengetahuan mengenai obesitas

mahasiswa FK USU angkatan 2007 dan angkatan 2010.

Mengetahui perbandingan gambaran obesitas pada mahasiswa FK USU

angkatan 2007 dan angkatan 2010.

(14)

1.4. Manfaat Penelitian

1.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

Bagi pemerintah

2.

Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah

satu acuan data untuk program-program pemerintah serta

penelitian-penelitian berikutnya.

Bagi masyarakat

3.

Meningkatkan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai obesitas dan

resikonya dan pentingnya pengetahuan tersebut untuk mencapai status gizi

yang baik.

Bagi peneliti

Sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku seseorang ( Notoatmodjo, 2007).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Bloom (1956), ada enam tingkat pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif, yakni:

1. Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3. Menerapkan (application)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

(16)

4. Analisa (analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam

komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih

ada kaitannya satu sama lainnya.

5. Sintesa (synthesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain, sintesa adalah kemampuan untuk menyusun

formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian ini didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.

Pengalaman yang sudah diperloeh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

2. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara

umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai

pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat

pendidikannya lebih rendah.

3. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan

(17)

4. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.

5. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.

Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu

untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

6. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi

pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.1.4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

disesuaikan dengan tingkat domain di atas (Notoatmodjo, 2007).

2.2. Status Gizi

Menurut Gibson (1990), status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan

hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan

utilisasinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan

menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi

kurang. Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan labiratorium ataupun

secara antropometri. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang

paling mudah dan murah.

Untuk mengukur berat lemak di tubuh amatlah sulit dan tidak praktis.

Berat lemak dapat diukur dengan beberapa metode (skin-fold thickness,

bioelectrical impedance, dan underwater weighting). Sesuai dengan persentase

berat lemak, seorang pria dapat dinyatakan obesitas apabila berat lemaknya 25%

atau lebih sedangkan pada wanita apabila berat lemaknya 35% atau lebih

(18)

dengan peningkatan berat badan. Misalnya pada individu yang kurus namun

sangat berotot, dapat tergolongkan overweight tanpa ada peningkatan sel adiposit

(Flier, 2005). Pengukuran berat lemak dapat menggunakan body mass index

(BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk menentukan berat badan lebih dan

obesitas pada orang dewasa. IMT dapat ditentukan dengan membagi berat badan

dalam kilogram (kg) dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (m2

Tabel 2.1. menunjukkan klasifikasi WHO untuk nilai IMT pada orang

dewasa secara internasional. Nilai normalnya yaitu antara 18,5 sampai 24,9

kg/m

).

2

. Berat badan dinyatakan kurang apabila lebih rendah dari 18,5 kg/m2 dan

berat badan lebih apabila di atas 25 kg/m2. Pra-obes apabila di antara 25 sampai

29,9 kg/m2, obes tingkat I apabila antara 30 sampai 34,9 kg/m2, obes tingkat II

apabila di antara 35 sampai dengan 39,9 kg/m2, dan obes tingkat III apabila di atas

40 kg/m2.

Tabel 2.1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO

Klasifikasi IMT (kg/m2)

Berat Badan Kurang < 18,5

Kisaran Normal 18,5 – 24,9

Sumber: WHO technical series, 2000 dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam UI halaman 1921

Hasil meta-analisis pada beberapa kelompok etnik yang berbeda, dengan

konsentrasi lemak tubuh, usia, dan gender yang sama menunjukkan etnik Amerika

berkulit hitam memiliki IMT lebih tinggi 1,3 kg/m2 dan etnik Polinesia memiliki

IMT lebih tinggi 4,5 kg/m2 dibandingkan dengan etnik Kaukasia. Sebaliknya,

(19)

3,2, dan 2,9 kg/m2 lebih rendah daripada etnik Kaukasia. Oleh karena itu,

Wilayah Asia Pasifik melalui IOTF mengusulkan kriteria dan klasifikasi obesitas

tersendiri (Tabel 2.2). Pada klasifikasi menurut kriteria Asia Pasifik, kisaran

normal adalah apabila IMT antara 18,5 sampai 22,9 kg/m2 berbeda dengan

menurut WHO yaitu 18,5 sampai 24,9 kg/m2. Berat badan berlebih apabila di atas

23 kg/m2, beresiko apabila antara 23 sampai 24,9 kg/m2, obes I apabila antara 25

sampai 29,9 kg/m2, dan obes II apabila lebih dari 30 kg/m2. Selain berdasarkan

IMT, terdapat juga kriteria berdasarkan lingkar pinggang. Untuk pria, lingkar

pinggang di atas 90 cm dan lingkar pinggang di atas 80 cm untuk wanita memiliki

resiko yang lebih besar dibandingkan dengan pria dengan lingkar pinggang kecil

dari 90 cm dan wanita dengan lingkar pinggang kecil daripada 80 cm dengan nilai

IMT yang sama.

Tabel 2.2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik

Klasifikasi IMT

Kisaran Normal 18,5 – 22,9 Sedang meningkat

Berat Badan

Lebih ≥ 23,0

Beresiko 23,0 – 24,9 Meningkat Moderat

Obes I 25,0 – 29,9 Moderat Berat

Obes II ≥ 30,0 Berat Sangat Berat

Sumber: WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pasific Perspective: Redefining

Obesity and its Treatment (2000) dikutip dari Ilmu Penyakit Dalam UI halaman

(20)

2.3. Obesitas

Pada dunia dimana sumber makanan tidak menentu, kemampuan untuk

menyimpan energi berlebih sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup. Sel

lemak, terletak pada jaringan adiposa yang tersebar luas, telah beradaptasi untuk

menyimpan energi berlebihan seefektif mungkin dan dapat dilepaskan kembali

ketika diperlukan. Namun, makanan yang berlimpah serta gaya hidup yang

kurang gerak dan sumbangan dari pengaruh genetik telah meningkatkan

penyimpanan energi di adiposa dan menghasilkan masalah kesehatan (Flier,

2005).

Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat

akumulasi jaringan lemak berlebih sehingga dapat mengganggu kesehatan.

Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang

(Sugondo, 2007).

Obesitas adalah hasil dari faktor genetik, perilaku, lingkungan, fisiologis,

sosial, dan budaya yang berakibat pada ketidakseimbangan energi dan

penyimpanan lemak berlebihan. Peran dari masing-masing faktor ini telah

dipelajari secara ekstensif, dan walaupun genetik memiliki peran penting dalam

pengaturan berat badan, WHO Consultation on Obesity menyimpulkan bahwa

faktor perilaku dan lingkungan (misalnya gaya hidup yang menetap

dikombinasikan dengan masukan energi berlebihan) bertanggung jawab terhadap

peningkatan kejadian obesitas secara dramatis dalam 20 tahun ini (Racette, 2003).

Prevalensi obesitas di seluruh dunia selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut penelitian Malnick dan Kobler pada tahun 2006, dibandingkan antara

tahun 1976-1980 dengan tahun 1999-2000 terdapat peningkatan prevalensi

overweight dari 46% menjadi 64,5%. Demikian halnya dengan prevalensi

obesitas yang meningkat dua kali lipat menjadi 30,5%. WHO (2003) mencatat

bahwa sekitar satu milyar penduduk dunia mengalami overweight dan sedikitnya

300 juta menderita obesitas secara klinis. WHO juga memprediksikan bahwa pada

tahun 2015, 2,3 milyar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta

(21)

Prevalensi obesitas dan overweight di Indonesia sendiri juga masih tinggi.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, prevalensi

obesitas pada penduduk berusia ≥15 tahun berdasarkan IMT adalah 10,3% (laki -laki 13,9%, perempuan 23,8%). Sedangkan prevalensi overweight pada

anak-anak usia 6-14 tahun adalah 9,5% pada laki-laki dan 6,4% pada perempuan.

Prevalensi obesitas berhubungan urbanisasi dan mudahnya mendapatkan

makanan serta banyaknya jumlah makanan yang tersedia. Urbanisasi dan

perubahan status ekonomi yang terjadi di negara-negara yang sedang berkembang

berdampak pada peningkatan prevalensi obesitas pada populasi di negara-negara

ini, termasuk di Indonesia (Sugondo, 2007). Peningkatan pendapatan pada

kelompok masyarakat tertentu menyebabkan perubahan dalam gaya hidup

terutama pola makan.

Pola makan tradisional yang tinggi karbohidrat, tinggi serat, dan rendah

lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat, dan

tinggi lemak. Perubahan pola makan ini dipercepat oleh kemajuan teknologi

informasi dan globalisasi ekonomi. Perbaikan tingkat ekonomi juga

menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik masyarakat tertentu. Perubahan pola

makan dan aktivitas fisik ini berakibat kepada semakin banyaknya penduduk yang

mengalami masalah overweight dan obesitas (Almatsier, 2006).

Lemak tidak terdistribusi secara merata di seluruh tubuh (Tabel 2.3).

Deposit terbesar dari adiposa terletak di subkutan (80% dari seluruh lemak tubuh).

Terdapat perbedaan deposit lemak subkutan pada orang yang obes dan yang tidak

obes berdasarkan gendernya. Wanita yang tidak obes memiliki lebih banyak

lemak subkutan di daerah gluteofemoral daripada daerah subkutan lainnya

sedangkan pada pria non-obes, lemak subkutan tersebar secara merata. Perbedaan

distribusi lemak juga terlihat pada pria dan wanita yang obesitas. Pada pria obes,

lemak biasanya terakumulasi di subkutan di daerah abdominal. Obesitas tipe ini

disebut central obesity, android obesity, atau ‘apple-shaped’ obesity. Sedangkan

pada wanita yang obesitas, lemak subkutan terakumulasi pada bagian bawah dari

dinding abdomen dan area gluteofemoral. Tipe obesitas ini disebut gynecoid,

(22)

Tabel 2.3. Penyebaran deposit lemak

Deposit

Subkutan

Sekitar 80% dari lemak tubuh. Secara

fungsional dibagi menjadi abdominal

dan gluteofemoral.

Viseral Dibagi secara anatomis menjadi lemak omentum dan mesenterik.

Lainnya Retroperitoneal, perirenal, orbita.

Sumber: P. Arner dalam Journal of Endocrinology edisi 155 (1997) halaman 191

2.4. Komplikasi Obesitas

Obesitas dihubungkan dengan sejumlah komplikasi medis. Terdapat bukti

bahwa obesitas bukan hanya berhubungan dengan diabetes, hipertensi,

dislipidemia, penyakit jantung, obstructive sleep apnea, asma, non-alcoholic fatty

liver disease, osteoarthritis, dan polycystic ovary syndrome tetapi penurunan berat

badan juga akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi-komplikasi tersebut.

Tidak semua pasien obesitas akan mengalami komplikasi. Faktor-faktor

yang mempengaruhi resiko terjadinya komplikasi adalah aktifitas fisik, distribusi

lemak, resistensi insulin, dan riwayat keluarga yang menderita penyakit yang

berhubungan dengan obesitas (Tabel 2.4). Umur kejadian obesitas juga harus

diperhitungkan dimana resiko terjadi penyakit yang berhubungan dengan obesitas

lebih tinggi pada obesitas yang early-onset dibandingkan dengan obesitas yang

(23)

Tabel 2.4.Karakteristik pasien obesitas ‘resiko tinggi’

Obesitas abdominal (central obesity)

• Aktifitas fisik yang rendah

• Trigliserida tinggi dan HDL rendah

• Kadar insulin puasa tinggi

• Kadar glukosa darah puasa tinggi

• Riwayat keluarga: o Diabetes

o Hipertensi

o Dislipidemia

o Penyakit jantung koroner

Sumber: S.D.H. Malnick dan H. Knobler dalam QJ Med edisi 99 (2006) halaman 574

2.4.1. Diabetes Mellitus Tipe 2

Diabetes mellitus mencakup sekelompok penyakit yang ditandai dengan

peningkatan kadar gula darah dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan

harapan hidup dengan komplikasi antara lain penyakit jantung, stroke, peripheral

neuropathy, penyakit ginjal, dan kebutaan. Berdasarkan jenisnya, diabetes terbagi

menjadi dua yaitu diabetes mellitus tipe 1 (DM-1) dan diabetes mellitus tipe 2

(DM-2). DM-1 terjadi pada anak-anak dan disebabkan karena proses autoimun

yang menyebabkan kerusakan pada sel β-Langerhans pada pankreas yang mengakibatkan defisiensi insulin absolut. DM-2 ditandai dengan adanya

resistensi insulin dan/atau produksi insulin yang abnormal. Penderita DM-2 tidak

tergantung dengan insulin eksogen namun dapat membutuhkannya untuk

mengendalikan kadar gula darah bila tidak dapat dicapai hanya dengan diet atau

terapi farmakologis (Thȇvenod, 2008).

Terdapat keterkaitan yang kuat antara obesitas dengan diabetes mellitus

tipe 2 pada kedua jenis kelamin dan seluruh kelompok etnis. Berdasarkan data

dari Nurses’ Health Study, terdapat peningkatan resiko hingga 40 kali lipat pada

(24)

wanita dengan IMT <22 kg/m2. Hasil yang serupa juga terdapat pada pria dari

Health Professionals Follow-up Study yaitu peningkatan resiko 60,9 kali lebih

besar untuk pria dengan IMT ≥35kg/m 2 dibandingkan dengan IMT <23 kg/m2

Berdasarkan Tataranni (2002), patofisiologi berkembangnya obesitas

menjadi DM2 yaitu glucotoxicity, lipotoxicity, dan adipokines. Secara fisiologis,

glukosa darah dijaga pada kadar tertentu oleh pankreas dengan sekresi insulin.

Sebagai respon terhadap resistensi insulin, sedikit peningkatan pada kadar gula

darah puasa menjadi satu tanda peningkatan sekresi insulin sebagai kompensasi.

Selama resistensi insulin dan hiperglisemia ringan tetap bertahan, pankreas terus

dipaksa untuk menghasilkan insulin secara berlebih. Keadaan ini disebut sebagai

allostatic load. Peningkatan allostatic load dapat berakibat pada kegagalan

endokrin pankreas melalui pengerusakan langsung terhadap sel beta karena

hiperglisemia, yang disebut juga sebagai glucotoxicity. (Malnick, 2006).

Terdapat bukti kuat mengenai mekanisme obesitas menyebabkan resistensi

insulin bahwa peningkatan suplai asam lemak ke jaringan periferal baik akut

maupun kronik berperan penting dalam menyebabkan gangguan uptake dan

penyimpanan glukosa di dalam otot. Sebuah teori menjelaskan bahwa jaringan

adiposa memainkan peran penting dalam mengatur (buffering) aliran free fatty

acid (FFA) pada periode postprandial dan proses buffering ini menjadi terganggu

secara progresif pada obesitas yang akhirnya menyebabkan paparan pada jaringan

ekstra-adiposa terhadap aliran lipid berlebih. Namun, percobaan eksperimental

tentang bagaimana jaringan adiposa kehilangan kemampuan buffer-nya pada

obesitas masih sangat kurang. Penjelasan biokimiawi terhadap peran FFA dalam

meregulasi sintesis glikogen juga masih tidak jelas (Thȇvenod, 2008).

Jaringan adiposa dikenal juga sebagai organ endokrin. Peneliti telah

menemukan bahwa banyak hormon yang disekresikan oleh jaringan adiposa

(TNF-α, IL-6, komplemen C3, migration inhibitor factor [MIF], adiponectin) berhubungan dengan resistensi insulin dan tidak berkaitan dengan derajat obesitas.

Beberapa penelitian prospektif juga telah menunjukkan hubungan antara

(25)

bekerja dengan menstimulasi c-Jun aminoterminal kinase (JNK) dan NF-kB,

mengakibatkan upregulation dari mediator-mediator peradangan yang dapat

berujung kepada resistensi insulin. Peningkatan sekresi MCP-1 kemudian

memicu perekrutan makrofag dan sel yang terinfiltrasi dapat mensekresikan

berbagai jenis kemokin dan sitokin yang akan menambah respon peradangan dan

mempengaruhi ekspresi gen di adiposit, yang mengakibatkan resistensi insulin

sistemik (Thȇvenod, 2008).

2.4.2. Hipertensi

Hipertensi memiliki hubungan yang kuat dengan obesitas. The Swedish

Obesity Study menunjukkan bahwa hipertensi terdapat pada 44-51% penderita

obesitas. Penambahan berat badan juga berhubungan peningkatan resiko

terjadinya hipertensi. Wanita dengan penambahan berat badan 5 sampai 9,9 kg

memiliki resiko 1,7 kali lebih besar dan wanita dengan penambahan >25 kg

memiliki resiko 5,2 kali lebih besar. Temuan yang serupa juga ditemukan pada

pria (Malnick, 2006). Selain itu, pada subjek Kaukasia dan Afrika, wanita lebih

rentan terhadap hipertensi akibat obesitas daripada pria (Kolanowski, 1999).

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa obesitas tipe abdominal

memilki keterkaitan yang lebih besar dengan hipertensi dibandingkan obesitas

secara keseluruhan (Bethesda, 2004). Selain hipertensi, obesitas tipe abdominal

juga terlibat dalam patogenesis dari coronary artery disease, sleep apnea, stroke,

dan gagal jantung kongestif (Narkiewicz, 2006).

Bukan hanya obesitas berkaitan dengan hipertensi tapi penurunan berat

badan juga berhubungan dengan penurunan tekanan darah. Dalam follow-up yang

dilakukan selama 4 tahun terhadap 181 pasien overweight yang hipertensi,

penurunan berat badan 10% berhubungan dengan penurunan tekanan darah

sebesar 4,3/3,8 mm/Hg. Sebuah meta-analisis terhadap 25 RCT yang melibatkan

5000 subjek menemukan bahwa tekanan darah baik sistol maupun diastol

menurun sekitar 1 mmHg untuk tiap kilogram penurunan berat badan (Malnick,

(26)

2.4.3. Dislipidemia

Obesitas berhubungan dengan profil lemak yang kurang baik. Kelainan

profil lemak yang berhubungan dengan obesitas termasuk peningkatan konsentrasi

kolesterol di serum, kolesterol LDL, kolesterol VLDL, trigliserida, dan

apolipoprotein B dan penurunan kolesterol HDL. Pada meta-analisis yang luas,

penurunan berat badan sebanyak 1 kg menurunkan total kolesterol serum

sebanyak 0,05 mmil/L dan kolesterol LDL sebanyak 0,02 mmol/L serta

peningkatan kolesterol HDL sebanyak 0,009 mmol/L (Malnick, 2006).

Obesitas sentral atau android adalah penyebab utama resistensi insulin dan

hiperinsulinemia kompensatori, yang kemudian bertanggung jawab untuk

kebanyakan, bila tidak semua, abnormalitas lipoprotein. Terdapat tiga komponen

dislipidemia yang terjadi pada obesitas yaitu peningkatan triglyceride-rich

lipoproteins (TRLs) puasa dan setelah makan, penurunan HDL, dan peningkatan

sdLDL. Mekanisme terjadinya dislipidemia belum dipahami sepenuhnya dan

melibatkan kombinasi dari resistensi insulin dan hiperinsulinemia yang

menstimulasi sintesis trigliserida hepatik (Ruotolo, Horward, dan Robbins, 2003).

2.4.4. Penyakit Kardiovaskular

Di Indonesia saat ini penyakit kardiovaskular masih merupakan penyebab

kematian utama. Menurut survei kesehatan rumah tangga, prevalensi penyakit

jantung dan pembuluh darah menduduki urutan ketiga pada tahun 1980 dengan

prevalensi sebesar 9,9%, meningkat menjadi 9,7% di urutan kedua pada tahun

1986, dan menduduki peringkat pertama pada tahun 1990 dengan prevalensi

sebesar 16,5% (Sugondo, 2007).

Peningkatan resiko penyakit kardiovaskular pada obesitas terlihat jelas

pada berdasarkan data dari Framingham Heart Study dan Nurses Health Study.

Terdapat peningkatan relative risk untuk penyakit jantung koroner dari 1,19 untuk

IMT 21 sampai 22,9 kg/m2 hiingga 3,56 untuk IMT >29 kg/m2. Asia-Pasific

Cohort Study, yang melibatkan 4.300.000 orang dewasa yang di-follow up selama

7 tahun, menemukan peningkatan kejadian penyakit jantung iskemik sebanyak 9%

(27)

Peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular dapat terjadi secara tidak

langsung akibat faktor resiko yang berhubungan dengan metabolic syndrome

seperti dislipidemia, hipertensi, dan intoleransi glukosa. Metabolic syndrome

dihubungkan dengan obesitas tipe abdominal atau central obesity. Pada obesitas

tipe abdominal, terjadi peningkatan dari berbagai mediator peradangan.

Peningkatan ini memiliki efek yang merugikan bagi sistem kardiovaskular dengan

menghasilkan kondisi yang pro-inflammatory (pro-inflammatory state) dan

kondisi yang protrombotic (protrombotic state) serta mengakibatkan kerusakan

(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah:

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

a. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Yang dinilai

dalam penelitian adalah pengetahuan subjek tentang status gizi, obesitas,

dan komplikasi obesitas.

b. Kejadian obesitas adalah jumlah responden yang diklasifikasikan sebagai

obesitas menurut kriteria Asia-Pasifik yang diukur dengan menggunakan

IMT. IMT dapat ditentukan dengan membagi berat badan dalam kilogram

(kg) dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (m2). Menurut kriteria

Asia-Pasifik, berat badan normal adalah apabila IMT antara 18,5 – 22,9

kg/m2. Berat badan kurang apabila kurang dari 18,5 kg/m2 dan berat

badan lebih apabila ≥ 23,0 kg/m 2. Obesitas adalah apabila nilai IMT diatas 25 kg/m2 (sesuai dengan tabel 2.2. pada halaman 8).

Pengetahuan mengenai obesitas meliput i: 1. Status gizi.

2. Obesitas.

3. Komplikasi obesitas.

Kejadian obesitas diukur dengan

(29)

3.3. Aspek Pengukuran

Pengukuran tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU tentang obesitas

diketahui berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan kepada responden.

Instrumen yang digunakan berupa angket dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20

pertanyaan. Bila responden menjawab dengan benar maka diberi nilai 2, jika

responden menjawab dengan salah diberi nilai 1, sedangkan apabila responden

menjawab tidak tahu diberi nilai 0.

Menurut Arikunto (2007), pembagian skor penilaian dibagi sama rata

sesuai dengan jumlah kategori yang ada. Oleh sebab itu, kriteria penilaian tingkat

pengetahuan untuk subjek adalah:

1. Baik bila nilai jawaban 27 sampai 40.

2. Sedang bila nilai jawaban 13 sampai 26.

(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Penelitian deskriptif ini dilakukan terhadap sekumpulan objek biasanya cukup

banyak, dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU mengenai obesitas serta

gambaran obesitas pada mahasiswa tersebut. Pendekatan yang digunakan pada

desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana pengambilan data

dilakukan hanya sekali saja pada setiap responden.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September

2010. Pengambilan data dilaksanakan di Fakultas Kedokteran USU, Medan.

Tempat ini dipilih karena sampel yang merupakan mahasiswa Fakultas

Kedokteran USU yang telah mendapatkan pendidikan formal mengenai obesitas.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa

angkatan 2007 Fakultas Kedokteran USU yang berjumlah 450 orang dan

mahasiswa angkatan 2010 Fakultas Kedokteran USU yang diasumsikan sama

(31)

4.3.2. Sampel Penelitian

Untuk menghitung besarnya sampel pada populasi kecil atau lebih kecil

dari 10.000, dapat menggunakan formula seperti berikut:

n = N

1 + N (d)2

Keterangan:

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Perhitungan besar sampel dari populasi mahasiswa angkatan 2007 Fakultas

Kedokteran USU :

n = 450

1 + 450 (0,1)2

n = 82 orang

Perhitungan besar sampel dari populasi mahasiswa angkatan 2010 Fakultas

Kedokteran USU:

n = 465

1 + 465 (0,1)2

n = 82 orang

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 90%. Berdasarkan

perhitungan menggunakan rumus, maka jumlah sampel yang diperoleh yaitu

sebesar 82 orang untuk mahasiswa FK USU 2007 dan 82 orang untuk mahasiswa

FK USU 2010.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random

sampling. Alat atau instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian

ini berupa kuesioner berbentuk angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan subjek mengenai status gizi, obesitas, dan

(32)

badan dan berat badan untuk menentukan kejadian obesitas yang dihitung

berdasarkan IMT.

4.4.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung diperoleh pada saat penelitian.

Data primer diambil dengan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan untuk

menilai tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU. Kuesioner ini dibagikan secara

langsung oleh peneliti kepada subjek penelitian. Kuesioner yang digunakan telah

melalui tahap uji content validity oleh expert bidang yang bersangkutan, yaitu

oleh dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp.GK dari Departemen Gizi.

Kejadian obesitas pada responden dinilai berdasarkan IMT yang dihitung

dengan menggunakan data berat badan dan tinggi badan. Berat badan responden

diukur dengan menggunakan timbangan pijak SECA yang memiliki tingkat

ketelitian sebesar 0,1 kg untuk mengukur berat badan dan untuk mengukur tinggi

badan dengan menggunakan alat ukur microtoise yang mempunyai kapasitas

panjang mencapai 200 cm dan memiliki tingkat ketelitian 0,001 cm.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak fakultas yang

berhubungan dengan jumlah populasi.

4.5. Metode Analisa Data

Data untuk menilai pengetahuan yang diperoleh dari responden yaitu skor

hasil jawaban untuk kuesioner kemudian dikategorikan berdasarkan kategori yang

sudah ditentukan sebelumnya. Data berupa berat badan dan tinggi badan dihitung

menjadi nilai IMT. Kedua data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel

distribusi frekuensi. Kedua data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel

distribusi frekuensi dan dibuat tabulasi silang. Program yang digunakan untuk

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini diadakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

yang berlokasi di jalan dr. Mansyur No.5 Medan dimana fakultas ini merupakan

salah satu fakultas kebanggaan di Universitas Sumatera Utara. Fakultas

Kedokteran USU dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh Yayasan Universitas

Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan

Baru dengan batas wilayah:

a. Batas Utara : Jalan dr. Mansyur, Padang Bulan

b. Batas Selatan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU

c. Batas Timur : Jalan Universitas, Padang Bulan

d. Batas Barat : Fakultas Psikologi USU

Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas

sekitar 100 Ha yang berada di tengahnya. Fakultas ini memiliki berbagai ruang

kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar,

perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi,

dan mushola. Fakultas ini menerima mahasiswa baru sebanyak 400 lebih orang

setiap tahunnya yang dapat masuk melalui jalur UMB, PMP, SNMPTN,

Kemitraan, Mandiri, dan Internasional dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan

oleh pihak Universitas.

5.1.2. Karakteristik Individu

Responden yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara stambuk 2007 dan 2010 yang

(34)

orang. Karakteristik responden yang diamati adalah jenis kelamin dan kategori

IMT.

5.1.2.1. Jenis Kelamin

Dari total 164 responden, yang berjenis kelamin pria adalah sebanyak 67

orang (40,9%) sedangkan yang berjenis kelamin wanita berjumlah 97 orang

(59,1%). Untuk responden angkatan 2007, yang berjenis kelamin pria adalah

sebanyak 33 orang (40,2%) dan yang berjenis kelamin wanita berjumlah 49 orang

(59,8%). Nilai ini tidak jauh berbeda dengan responden angkatan 2010 yaitu

sebanyak 34 orang pria (41,5%) dan 48 orang wanita (58,5%). Tabel mengenai

distribusi frekuensi untuk jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin

Angkatan

Total

2007 2010

n % n % n %

Pria 33 40,2 34 41,5 67 40,9

Wanita 49 59,8 48 58,5 97 59,1

5.1.2.2. Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)

Pada tabel 5.2. dapat dilihat bahwa baik angkatan 2007 maupun angkatan

2010, lebih banyak responden yang memiliki nilai IMT normal yaitu 49 orang

(59,8%) pada angkatan 2007 dan 39 orang (47,6%) pada angkatan 2010. Namun,

responden dengan kategori obesitas pada angkatan 2010 hampir dua kali lipat

jumlahnya dibandingkan dengan responden angkatan 2007 yaitu masing-masing

19 orang (23,2%) dan 10 orang (12,2%). Pada kedua kelompok responden, juga

terdapat nilai IMT yang underweight yaitu sebanyak 10 orang (12,2%) pada

(35)

Tabel 5.2. Kategori IMT responden berdasarkan angkatan

Kategori IMT

Responden

Total

2007 2010

n % n % n %

Underweight 10 12,2 15 18,3 25 15,2

Normal 49 59,8 39 47,6 88 53,7

Overweight 13 15,9 9 11 22 13,4

Obesitas 10 12,2 19 23,2 29 17,7

5.1.2.3. Pengetahuan

Pada tabel 5.3. dan 5.4., dapat dilihat distribusi frekuensi dari jawaban

kuesioner untuk responden angkatan 2007 dan angkatan 2010 untuk menilai

tingkat pengetahuan tentang obesitas. Pada responden angkatan 2007, pertanyaan

yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pada pertanyaan nomor 7

sebesar 97,6% mengenai pengaruh lingkungan terhadap obesitas. Pertanyaan

yang paling banyak dijawab salah adalah nomor 20 sebanyak 65,9% yaitu

mengenai kenaikan kilomikron dalam profil lemak pada penderita obesitas dan

yang paling banyak dijawab tidak tahu oleh responden adalah nomor 12 sebanyak

36,6% mengenai obesitas tipe gynecoid dan android serta resikonya.

Pada angkatan 2010, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar

adalah pada pertanyaan nomor 7 sebesar 90,2% mengenai pengaruh lingkungan

terhadap obesitas. Pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah nomor 1

sebanyak 59,8% yaitu mengenai hubungan jumlah lemak dengan kenaikan berat

badan dan yang paling banyak dijawab tidak tahu oleh responden adalah nomor

(36)

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner angkatan 2007

No. Pernyataan

Jawaban responden

Benar Salah Tidak tahu

n % n % n %

1. Berat badan dengan jumlah lemak 38 46,3 42 51,2 2 2,4

2. Perhitungan IMT 60 73,2 22 26,8 0 0

3. Klasifikasi IMT 41 50 34 41,5 7 8,5

4. Lingkar pinggang dengan resiko 58 70,7 20 24,4 4 4,9

5. Perbandingan lemak dari jenis kelamin 77 93,9 3 3,7 2 2,4

6. Faktor genetik obesitas 68 82,9 13 15,9 1 1,2

7. Faktor lingkungan dan perilaku obesitas 80 97,6 1 1,2 1 1,2

8. Pola makan penyebab obesitas 60 73,2 18 22 4 4,9

9. Prevalensi obesitas dengan urbanisasi 56 68,3 13 15,9 13 15,9

10. Tipe obesitas pada pria 44 53,7 23 28 15 18,3

11. Lokasi deposit lemak 71 86,6 7 8,5 4 4,9

12. Tipe obesitas dan resiko 17 20,7 35 42,7 30 36,6

13. Obesitas early-onset dan resiko 55 67,1 10 12,2 17 20,7

14. Penurunan berat badan dan resiko 66 80,5 9 11 7 8,5

15. Aktivitas fisik dan resiko 69 84,1 10 12,2 3 3,7

16. Komplikasi obesitas 71 86,6 7 8,5 4 4,9

17. Resiko terjadinya komplikasi obesitas 58 70,7 16 19,5 8 9,8

18. Adipocytokines pada obesitas 49 59,8 8 9,8 25 30,5

19. Berat badan dan hipertensi 41 50 26 31,7 15 18,3

(37)

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner angkatan 2010

No. Pernyataan

Jawaban responden

Benar Salah Tidak tahu

n % n % n %

1. Berat badan dengan jumlah lemak 26 31,7 49 59,8 7 8,5

2. Perhitungan IMT 31 37,8 30 36,6 21 25,6

3. Klasifikasi IMT 13 15,9 24 29,3 45 54,9

4. Lingkar pinggang dengan resiko 34 41,5 16 19,5 32 39

5. Perbandingan lemak dari jenis kelamin 62 75,6 15 18,3 5 6,1

6. Faktor genetik obesitas 60 73,2 19 23,2 3 3,7

7. Faktor lingkungan dan perilaku obesitas 74 90,2 1 1,2 7 8,5

8. Pola makan penyebab obesitas 48 58,5 22 26,8 12 14,6

9. Prevalensi obesitas dengan urbanisasi 26 31,7 16 19,5 40 48,8

10. Tipe obesitas pada pria 6 7,3 10 12,2 66 80,5

11. Lokasi deposit lemak 51 62,2 5 6,1 26 31,7

12. Tipe obesitas dan resiko 3 3,7 14 17,1 65 79,3

13. Obesitas early-onset dan resiko 16 19,5 7 8,5 59 72

14. Penurunan berat badan dan resiko 62 75,6 15 18,3 5 6,1

15. Aktivitas fisik dan resiko 61 74,4 9 11 12 14,6

16. Komplikasi obesitas 22 26,8 3 3,7 57 69,5

17. Resiko terjadinya komplikasi obesitas 36 43,9 19 23,2 27 32,9

18. Adipocytokines pada obesitas 20 24,4 8 9,8 54 65,9

19. Berat badan dan hipertensi 38 46,3 21 25,6 23 28

(38)

Berdasarkan hasil tersebut, maka tingkat pengetahuan responden mengenai

obesitas dapat dikategorikan sebagai berikut.

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden

Pengetahuan

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden angkatan

2007 memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu sejumlah 69 orang (84,1%)

sedangkan responden angkatan 2010 lebih banyak yang memiliki tingkat

pengetahuan sedang yaitu sebanyak 64 orang (78,0%). Selain itu, terdapat 6

orang (7,3%) responden dari angkatan 2010 yang memiliki pengetahuan kurang

sedangkan tidak ada satupun responden angkatan 2007 yang memiliki

pengetahuan kurang.

5.1.3. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin, Tingkat Pengetahuan dan

Kategori IMT

5.1.3.1. Jenis Kelamin dan Kategori IMT

Pada tabel 5.6. dapat dilihat perbandingan antara pria dan wanita untuk

kategori IMT antara kedua angkatan. Tidak terdapat perbedaan yang besar untuk

kategori IMT normal antara pria dan wanita pada kedua angkatan yaitu 60,6% dan

59,2% untuk angkatan 2007 dan 44,1% dan 50,0% untuk angkatan 2010. Salah

satu perbedaan yang mencolok adalah pada kategori IMT underweight baik pada

angkatan 2007 maupun pada angkatan 2010 dimana terdapat 16,3% wanita

underweight dibandingkan dengan 6,1% pria underweight pada angkatan 2007.

Demikian juga halnya pada angkatan 2010 dimana terdapat 25,0% wanita

(39)

kelompok obesitas terdapat lebih banyak pria yang obesitas dibandingkan dengan

pria pada kedua angkatan. Pada angkatan 2007, terdapat 18,2% pria yang obesitas

dibandingkan dengan 8,2% wanita yang obesitas. Namun perbedaan pada

angkatan 2010 tidak sebesar angkatan 2007 dimana pria yang obesitas sebesar

26,5% dibandingkan dengan wanita yang obesitas sebesar 20,8%.

Tabel 5.6. Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan kategori IMT

Angkatan/Tingkat

pengetahuan

Kategori IMT

Total

Underweight Normal Overweight Obesitas

n % n % n % n % n %

2007 Pria 2 6,1 20 60,6 5 15,2 6 18,2 33 100,0 Wanita 8 16,3 29 59,2 8 16,3 4 8,2 49 100,0

2010 Pria 3 8,8 15 44,1 7 20,6 9 26,5 34 100,0 Wanita 12 25,0 24 50,0 2 4,2 10 20,8 48 100,0

5.1.3.2. Tingkat Pengetahuan dan Kategori IMT

Pada tabel 5.7., dapat dilihat bahwa kebanyakan responden baik angkatan

2007 maupun angkatan 2010 memiliki nilai IMT yang normal meskipun lebih

banyak yang memiliki pengetahuan baik di angkatan 2007 dibandingkan dengan

angkatan 2010 yang hanya berpengetahuan sedang. Selain itu, sebanyak 29

responden angkatan 2007 yang berpengetahuan baik dari total 69 responden dan 4

responden yang berpengetahuan sedang dari total 13 responden memiliki masalah

gizi. Demikian halnya juga dengan angkatan 2010 dimana 9 responden

berpengetahuan baik dari total 12 responden dan 31 responden berpengetahuan

sedang dari total 64 responden memiliki masalah gizi baik yang underweight,

(40)

Tabel 5.7. Tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan kategori IMT Underweight Normal Overweight Obesitas

n % n % n % n % n %

5.2.1. Perbedaan Jawaban Antar Responden

Pada tabel 5.3. dan 5.4., dapat dilihat distribusi frekuensi dari jawaban

kuesioner untuk responden angkatan 2007 dan angkatan 2010. Terdapat

perbedaan antara jawaban yang paling banyak dijawab dengan salah dan tidak

tahu pada angkatan 2007 dan angkatan 2010. Pada angkatan 2007 dan angkatan

2010, pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar yaitu mengenai

pengaruh lingkungan terhadap obesitas. Hal ini mungkin disebabkan karena

pengetahuan tentang obesitas disebabkan oleh lingkungan merupakan

pengetahuan dasar dan lazim apabila diketahui semua orang.

Pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah oleh angkatan 2007

yaitu mengenai kenaikan kilomikron dalam profil lemak. Profil lemak yang

berubah pada obesitas adalah peningkatan konsentrasi kolesterol di serum,

kolesterol LDL, VLDL, trigliserida, dan apolipoprotein B dan penurunan

kolesterol HDL. Tidak ada terjadi perubahan pada nilai kilomikron. Pada

angkatan 2010, banyak responden yang salah menjawab mengenai hubungan

jumlah lemak dengan kenaikan berat badan. Peningkatan jumlah lemak biasanya,

tapi tidak selalu sebanding dengan peningkatan berat badan. Misalnya pada

individu yang kurus namun sangat berotot, dapat tergolongkan overweight tanpa

(41)

Pertanyaan yang paling banyak dijawab tidak tahu oleh responden

angkatan 2007 yaitu mengenai obesitas tipe gynecoid dan android serta resikonya.

Sedangkan responden angkatan 2010 lebih banyak menjawab tidak tahu mengenai

obesitas tipe central dan peripheral. Pada pria obes, lemak biasanya terakumulasi

di subkutan di daerah abdominal. Obesitas tipe ini disebut central obesity,

android obesity, atau ‘apple-shaped’ obesity. Sedangkan pada wanita yang

obesitas, lemak subkutan terakumulasi pada bagian bawah dari dinding abdomen

dan area gluteofemoral. Tipe obesitas ini disebut gynecoid, peripheral, atau

‘pear-shaped’ obesity (Arner, 1997). Tipe obesitas yang paling beresiko

menimbulkan komplikasi adalah obesitas tipe central, atau tipe android.

5.2.2. Tingkat Pengetahuan

Pada tabel 5.5., dapat dilihat bahwa sebagian besar responden angkatan

2007 memiliki pengetahuan baik sedangkan sebagian besar responden angkatan

2010 hanya memiliki pengetahuan sedang. Perbedaan ini mungkin disebabkan

karena pendidikan yang telah dijalani oleh mahasiswa angkatan 2007 selama tiga

tahun di fakultas kedokteran yang telah memberikan pengetahuan yang lebih baik

mengenai obesitas dibandingkan mahasiswa angkatan 2010 yang baru saja

memulai masa pendidikan di fakultas kedokteran. Hal ini sesuai dengan

Notoatmodjo (2007) yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan termasuk salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Secara umum, seseorang yang

berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan lebih luas dibandingkan

dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

5.2.3. Tingkat Pengetahuan dan Kategori IMT

Angka kejadian obesitas yang didapat baik pada angkatan 2007 maupun

angkatan 2010 lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi obesitas nasional

pada tahun 2007 yakni berturut-turut 12,2%, 23,2%, dan 10,3%. Penelitian Boo

pada tahun 2010 mengenai prevalensi mahasiswa kedokteran di Malaysia yang

mengalami overweight dan obesitas didapatkan hasil sebesar 30%. Dibandingkan

(42)

responden angkatan 2007 lebih rendah yaitu 28,1%, akan tetapi nilai overweight

dan obesitas angkatan 2010 lebih tinggi yaitu 34,3%.

Perbedaan nilai obesitas antara angkatan 2007 dengan angkatan 2010 yang

besar mungkin disebabkan karena pengetahuan angkatan 2010 yang lebih rendah

dibandingkan dengan pengetahuan angkatan 2007. Hasil ini sesuai dengan

penelitian Nayga (2000) yang menemukan bahwa semakin tinggi pengetahuan

seseorang tentang obesitas, semakin kecil peluang orang tersebut untuk menjadi

obesitas.

5.2.4. Jenis Kelamin dan Kategori IMT

Pada tabel 5.7., dapat dilihat perbandingan dari kategori IMT antar jenis

kelamin. Hasil yang mencolok adalah pada kategori underweight dimana hanya

7,5% pria yang underweight dibandingkan dengan 20,6% wanita yang

underweight. Nilai yang besar ini diduga karena gangguan makan (eating

disorder) pada kelompok responden wanita. Hudson (2007) menemukan bahwa

1,5% wanita dewasa menderita eating disorder dan hanya 0,5% pria yang

menderita eating disorder.

Dari hasil penelitian pada kedua kelompok responden, angka kejadian

obesitas pria lebih besar dibandingkan dengan wanita yaitu 22,4% dengan 14,4%.

Hal ini mungkin disebabkan karena wanita memiliki persepsi untuk tubuh yang

lebih langsing. Ini mengakibatkan wanita lebih berusaha untuk mencapai berat

badan ideal. Hal ini didukung oleh penelitian Rinderknetch pada tahun 2002 yang

mendapatkan bahwa 41% pria dan 61% wanita menginginkan tubuh yang lebih

langsing. Meskipun demikian, hasil ini berbeda dengan hasil dari penelitian oleh

Flegal (2010) yang menemukan bahwa lebih banyak wanita yang menderita

(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian “Gambaran tingkat pengetahuan mengenai obesitas dan

kejadian obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007 dan

angkatan 2010 di Medan tahun 2010” menunjukkan hasil bahwa tingkat

pengetahuan mahasiswa angkatan 2007 tentang obesitas lebih baik daripada

mahasiswa angkatan 2010. Mahasiswa angkatan 2007 memiliki tingkat

pengetahuan baik sebanyak 84,1% dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak

15,9%. Sedangkan mahasiswa angkatan 2010 memiliki tingkat pengetahuan baik

hanya sebesar 14,6% dengan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 78% dan 7,3%

sisanya memiliki tingkat pengetahuan kurang.

Tingkat obesitas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara

cukup tinggi yaitu sebesar 17,7% dan 13,4% mengalami overweight. Dari data

tersebut, angkatan 2010 lebih banyak yang menderita obesitas yaitu sebesar

23,2% dibandingkan 12,2% pada angkatan 2007.

6.2. Saran

Hendaknya penyuluhan mengenai obesitas juga diberikan di tingkat SMA

melihat tingkat pengetahuan angkatan 2010 yang kurang baik. Di samping itu,

para pelajar maupun mahasiswa sendiri juga perlu secara aktif meningkatkan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2006. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, S., 2007. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Edisi IV. Jakarta: Rineka Cipta.

Arner, P., 1997. Obesity and the Adipocyte: Regional Adipocity in Man. Journal of Endocrinology volume 155: 191-192.

Bethesda, 2004. Obesity and Hypertension: Two Epidemics or One?. The American Physiological Society. Available from:

http://www.the-aps.org/press/journal/04/9.htm. [

Bloom, B.S., 1956. Bloom’s Taxonomy of Learning Domains.

Accessed on 7 Maret 2010].

Available from: http://www.nwlink.com/~Donclark/hrd/bloom.html. [Accessed on 18 April 2010].

Boo, N.Y., 2010. The Prevalence of Obesity among Clinical Students in a

Malaysian Medical School. Singapore Medical Journal volume 51: 126-132.

Depkes, 2009. Obesitas dan Kurang Aktivitas Fisik Menyumbang 30% Kanker. Available from: http://www.depkes.go.id. [Accessed on 4 Maret 2010].

Flegal, K.M. et al., 2010. Prevalence and trends in obesity among US adults,

1999-2008.

Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20071471. [Accesed on 11 November 2010].

Flier, J.S., 2005. Obesity. In: Kasper, D.L., ed. Harrison’s Principle of Internal

Medicine 16th Edition. New York: McGraw-Hill, 422-429

Gibson, 2005. Principles of Nutritional Assessment 2nd Edition. New York : Oxford University.

Grundy, S.M., 2004. Obesity, Metabolic Syndrome, and Cardiovascular Disease. The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism volume 89 no. 6: 2595-2600.

Hudson, J.I. et al., 2007. Study Tracks Prevalence of Eating Disorders . Available from:

http://www.nimh.nih.gov/science-news/2007/study-tracks-prevalence-of-eating-disorders.shtml. [Accessed on 15 November 2010].

Klohe-Lehman, D. et al., 2006. Nutrition Knowledge is Associated with Greater

Weight Loss in Obese and Overweight Low-Income Mothers. Journal of the

(45)

Kolanowski, J., 1999. Obesity and Hypertension: fom Pathophysiology to

Treatment. International Journal of Obesity volume 23: 42-46.

Malnick, S.D.H., dan H. Knobler, 2006. The Medical Complications of Obesity. Q J Med.

Mathew, B., L. Francis, A. Kayalar, dan J.Cone, 2008. Obesity: Effects on

Cardiovascular Disease and its Diagnosis. The Journal of the American

Board of Family Medicine volume 21 no. 6: 562-568.

Narkiewicz, K., 2006. Obesity and Hypertension: The Issue is More Complex

than We Thought. Nephrology Dialysis Transplantation volume 21 no. 2:

264-267.

Nayga, R.M., 2001. Effect of Schooling on Obesity: Is Health Knowledge a

Moderating Factor?. Taylor and Francis Journals volume 2: 129-137

Notoatmodjo, S., 2007. Konsep Perilaku & Perilaku Kesehatan. In: Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 139-142

Racette, S.B., S.B. Deusinger, R.H. Deusinger, 2003. Obesity: Overview of

Prevalence, Etiology, and Treatment. Physica Therapy volume 83 no. 3:

276-288.

Rinderknecht, K., dan C. Smith, 2002. Body-Image Perceptions among Urban

Native American Youth . Available from:

http://www.nature.com/oby/journal/v10/n5/full/oby200245a.html. [Accessed on 15 November 2010].

Ruotolo, G., B.V. Horward, dan D.C. Robbins, 2003. Dyslipidemia of Obesity. Endotext.com. Available from:

http://www.endotext.org/obesity/obesity10/obesity10.htm. [Accessed on 15 Maret 2010].

Sastroasmoro, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-3. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Sugondo, S., 2007.Obesitas. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UI. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 1919-1925

Tataranni, P.A., 2002. Pathophysiology of Obesity-Induced Insulin Resistance and

Type 2 Diabetes Mellitus. European Review for Medical and

Pharmacological Sciences volume 6: 27-32.

Thȇvenod, F., 2008. Pathophysiology of Diabetes Mellitus Type 2: Roles of Obesity, Insulin Resistance and β-Cell Dysfunction. Front Diabetes volume

(46)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat,

Nama Saya Huriah Menggala Putra, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di

Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang

berjudul “Gambaran tingkat pengetahuan mengenai obesitas dan kejadian obesitas

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2007 dan angkatan 2010 di

Medan tahun 2010”.

Prevalensi obesitas di seluruh dunia selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Menurut penelitian Malnick dan Kobler (2006), dibandingkan antara tahun

1976-1980 dengan tahun 1999-2000 terdapat peningkatan prevalensi overweight dari

46% menjadi 64,5%. Demikian halnya dengan prevalensi obesitas yang

meningkat dua kali lipat menjadi 30,5%. World Health Organization (WHO)

pada tahun 2003 mencatat bahwa sekitar satu milyar penduduk dunia mengalami

overweight dan sedikitnya 300 juta menderita obesitas secara klinis. WHO juga

memprediksikan bahwa pada tahun 2015, 2,3 milyar orang dewasa akan

mengalami overweight dan 700 juta yang mengalami obesitas. Pengetahuan gizi

yang baik diharapkan dapat mempengaruhi pilihan konsumsi makanan sehingga

dapat mencapai status gizi yang baik. Studi yang dilakukan oleh Klohe-Lehman

(2006) menemukan bahwa pengetahuan mengenai gizi berhubungan dengan

turunnya berat badan. Almatsier (2006) menyatakan bahwa penyeimbangan

masukan energi dapat dilakukan dengan pembatasan konsumsi karbohidrat dan

lemak.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan

(47)

pengetahuan tentang obesitas dan manfaat pengetahuan tersebut.

Saya akan memberikan kuesioner yang akan Saudara isi untuk menilai tingkat

pengetahuan Anda kemudian saya akan mengukur tinggi badan dan berat badan

Saudara untuk mengukur BMI Saudara yang akan digunakan untuk menilai

apakah Saudara mengalami obesitas atau tidak.

Partisipasi Saudara bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada

dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan

penelitian. Untuk penelitian ini, Saudara tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila

Saudara membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya:

Nama : Huriah Menggala Putra

Alamat : Jl. S.Parman Gg. Pasir No. 22, Medan

No.HP : 08992968758

Terima kasih saya ucapkan kepada Saudara yang telah ikut berpartisipasi pada

penelitian ini. Keikutsertaan Saudara dalam penelitian ini akan menyumbangkan

sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan

Saudara bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2010

Peneliti

(48)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Gambaran tingkat

pengetahuan mengenai obesitas dan kejadian obesitas pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran USU angkatan 2007 dan angkatan 2010 di Medan tahun 2010” dan

saya telah memahaminya, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa

paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2010

Gambar

Tabel 2.1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas pada Orang Dewasa Berdasarkan IMT Menurut WHO
Tabel 2.2. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Perut Menurut Kriteria Asia Pasifik
Tabel 2.4.Karakteristik pasien obesitas ‘resiko tinggi’
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Angkatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Senin tanggal Lima Belas Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Enam Belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini, Pokja Rehab Gedung Sarana Pendidikan

NIM NAMA MAHASISWA J/K NO.. NIM NAMA MAHASISWA

[r]

[r]

Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dilaksanakan secara elektronik (on line) melalui aplikasi SPSE sesuai Jadwal pada LPSE.. Peserta dan aanwijezer lapangan berkumpul

Dengan tingkat signifikansi &gt; 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, maka H2 yang menyatakan bahwa

Di awal semester, mahasiswa mengisi KRS dan di akhir semester, mahasiswa mengisi kuesioner kinerja dosen untuk tiap-tiap dosen per mata kuliah, LPPM mengirimkan rekap

Dalam hal ini perlu dilakukan upaya untuk manyakinkan masyarakat tentang partisipasi dalam pembangunan yang sangat memerlukan adanya komunikasi antara pemerintah dengan