• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI PERILAKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODIFIKASI PERILAKU"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RUANG LINGKUP BAHASAN

Gambaran umum

Konsep dasar

Karakteristik

Teknik

Asesmen

(3)

Gambaran umum

Asumsi dasar

• Perilaku itu dipelajari

• Perilaku maladaptif merupakan hasil belajar yg keliru.

• Perilaku maladaptif dpt diubah melalui proses belajar.

• Tujuan utamanya menghilangkah tingkah laku yg salah suai dan menggantikannya dgn

(4)

• Pendekatan yg berkembang pesat dan sangat populer.

Mengapa?

Sederhana, praktis, logis, mudah dipahami dan diterapkan, dapat didemonstrasikan, menempatkan penghargaan khusus pada

(5)

KONSEP DASAR

MODIFIKASI

• Perubahan, merubah, memperbaiki, membuat sesuatu yg sudah ada menjadi berbeda / lebih baik.

PERILAKU

• Aktivitas, aksi, kinerja, respons, / reaksi

• Tindakan sederhana / simple action

• Dapat diobservasi / can be overt (observable)

• Dapat tersembunyi / can be covert (not directly observable)

• Perilaku tersembunyi harus disimpulkan dari respon-respon terbuka / covert behavior must be inferred from overt responses.

(6)

Merupakan semua aktivitas yg merupakan reaksi thd lingkungan, yg meliputi:

Reaksi motorik:

Bicara, berjalan, belajar

Reaksi fisiologis

Aktifitas

Reaksi Kognitif

Bayg an, imaginasi, pikiran

Reaksi afektif

(7)

karakteristik perilaku

• Sesuatu yg dilakukan dan dikatakan seseorang.

• Perilaku memiliki satu / lebih dimensi yg dpt diukur yaitu frekuensi, durasi & intensitas.

• Perilaku dpt diamati, digambarkan, dicatat/direkam, diukur o/ orang lain / pelaku itu sendiri.

• Perilaku mempunyai dampak/pengaruh pd lingkungan.

(8)

Apa yg bukan perilaku ?

What is Not Behavior?

• Deskripsi penafsiran dari sifat-sifat kepribadian /

interpretive descriptions of a personality trait.

• Label-label diagnostik / diagnostic labels.

• Hasil (akibat) perilaku / outcome of behavior.

(9)

Pengertian

MODIFIKASI PERILAKU

• Berbagai upaya u/ mengubah perilaku

• Aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis u/ mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif

• Penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku u/ memperbaiki perilaku melalui penguatan positif,

penguatan negatif, dan hukuman.

(10)

Pandangan behaviorist: • Klasik

Modifikasi perilaku sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada manusia u/ menghasilkan perubahan

frekuensi perilaku tertentu / mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Jika teknik kondisioning diterapkan secara ketat, dgn stimulus, respon dan akibat konsekuensi diharapkan terbentuk perilaku lahiriah yg diharapkan.

Operant

Modifikasi perilaku akan terbentuk ketika penguat / pengukuh diberikan berupa reward / punishment.

Behavior Analist

(11)

PENDAPAT LAIN

• Eysenck : Modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia dgn cara yg menguntungkan berdasarkan teori yg modern dalam prinsip psikologi belajar.

• Wolpe : Penerapan prinsip-prinsip belajar yg telah teruji secara eksperimental u/ mengubah perilaku yg tidak adaptif, dgn

melemahkan / menghilangkannya dan perilaku adaptif ditimbulkan / dikukuhkan

(12)

Prinsip Dasar dlm Modifikasi Perilaku

Respondent / classical conditioning

Operant / instrumental conditioning

Modeling

Cognitive processes

Permatasari (2009)

(13)

Respondent/classical conditioning

• Ivan P Pavlov

• Responden/Klasikal kondisioning  TL dipelajari dgn

memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yg bersifat refleks bawaan

• Percobaan anjing : makanan, lampu, air liur

• No stimulus, no respon

• Istilah : respondent dan operant behavior, generalisasi, diskriminasi, extinction, pemulihan spontan (spontaneous recovery),

(14)

bedanya

Respondent Behavior

Respon yg diperoleh / dibangkitkan oleh karena adanya stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning classic, S – R yg dikemukakan oleh Pavlov. / lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson no stimulus, no respon .

Contoh : menyempitnya mata kalau ada sinar yg tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain sebagainya.

Operant Behavior

(15)

Operant conditioning

• BF Skinner

• Operant conditioning Perilaku tidak diasosiakan dgn

stimulus yg dikondisikan, tetapi diasosiasikan dgn respon (respon dianggap sebagai pemberi reinforcment)

(16)
(17)
(18)

Operant Conditioning

• Faktor penyebab, perilaku, dan konsekuensi yg menegaskan situasi-situasi perilaku /antecedent, behavior, and consequence define

behavioral situations

• Perangkat sebelumnya yg menjelaskan alasan terhadap perilaku / antecedents set the occasion for the behavior

(segala hal yg mencetuskan perilaku. Misal, situasi, tempat, /

aktivitas tertentu.

• Perilaku adalah apa yg dilakukan organisme / behavior is what organisms do

• Konsekuensi mempengaruhi peristiwa yg akan datang dari sebuah perilaku / consequence influence the future occurrence of the behavior

Catatan :

(19)

Modeling

• Modeling adalah belajar melalui observasi tehadap orang lain / modeling is learning through observation of others

• Juga disebut belajar sosial, observasional,

vicarious (dialami orang lain), imitatif. / also called social, observational, vicarious, and imitative learning

• Modeling dipengaRuhi oleh observasi dari

(20)

Modeling

• Modeling dapat berupa / modeling can:

• Perilaku inisiatif / initiate behavior

• Mengajarkan tugas baru /teach new task

• Mempengaruhi kecepatan respon / influence response rate

(21)

Proses-proses kognitif

• Kognisi adalah pikiran / cognition is thought

• Pikiran dapat dianggap sbg suatu antecedent tersembunyi / thought can be considered a covert antecedent

• Ketepatan diri terlihat pada terjadinya korelasi positif dgn kemungkinan sukses / self-efficacy appears to be

(22)

Karakteristik

MODIFIKASI PERILAKU

• Fokus pada perilaku / focuses on behavior

• Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan /

emphasizes influences of learning and the environment

• Mengikuti pendekatan ilmiah / takes a scientific approach

• Menggunakan metode-metode aktif dan pragmatik u/ mengubah perilaku / uses pragmatic and active

(23)

Focus on behavior

• Menghindari label-label interpretatif dan sistem

diagnostik / avoid interpretive labels and diagnostic systems

• Fokus pada perilaku yg berkekurangan / yg

berlebihan / focus on behavioral deficits or behavioral excess

Behavioral exceses adalah perilaku target yg negatif (tidak layak) yg ingin dikurangi frekuensi, durasi, / intensitasnya, contohnya: perilaku merokok. • Behavioral deficit adalah aladah target perilaku yg positif (lanyak) yg ingin

(24)

Prilaku yg berlebihan

• stimulasi diri (menatap jari jemari, mengepak-ngepak tangan)

• self-abuse (memukul menggigit, mencakar diri sendiri)

• tantrum (menjerit, mengamuk)

• agresif (menendang, memukul,mencubit, menggigit

orang lain)

• Dll

(25)

Perilaku yg berkekurangan

 bicara (tak bicara, sedikit bicara, membeo)

 sosial (mengganggap orang sbg benda)

sensasi (disangka tuli-buta)

 bermain (putar-putar roda mobil-mobilan)

 emosi (hanya bengong ketika dikelitiki, tertawa

tidak pada tempatnya)

 dll

(26)

TEKNIK-TEKNIK MODIFIKASI PERILAKU

• asertivitas • aversi • extinction • satiation • modeling

• time out

• Token economy

• Desentizization / SD

• Exhaustion - kelelahan

• Imcopatible method

• Change of environment

• Flooding

• Hukuman

• reinforcement

Istilah lain yg sering ditemukan :

• Shaping, chaining, promting, fading, ABA, Discrete trial Training – DDT, thought stoping, respon cost, over

(27)

ASERTIVITAS

• Suatu kemampuan u/ mengkomunikasikan apa yg diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dgn tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak-hak lain.

• Dituntut jujur thd dirinya & jujur pula dlm

mengekspresikan perasaan, pendapat & kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud u/

(28)

Asertive training

Latihan mempertahankan diri akibat

perlakuan orang lain yg menimbulkan

(29)

AVERSI

Pemberian hukuman positif

Diikuti sikap tegas

Biasanya diikuti prompting

Misal : anak marah

coret-coret tembok

diminta u/ menghapus.

(30)

Aversion therapy

• Digunakan u/ menghilangkan kebiasaan buruk., dgn meningkatkan kepekaan klien agar

mengganti respond pada stimulus yg

disenanginya dgn kebalikan stimulus tersebut, dibarengi dgn stimulus yg merugikan dirinya. Misal:

(31)

Jenis-jenis prosedur hukuman positif dalam aversif :

Overcorrection

Positive Practice

Restitution – ganti rugi

Contingent Excersice

Guided Compliance – kepatuan terbimbing

(32)

EXTINCTION

Pemadaman

• Adalah hilangnya respons.

• Tingkah laku yg telah mengalami penguatan, pada beberapa saat/periode waktu tidak lagi diperkuat, dan oleh karena itu, tingkah laku tersebut berhenti u/ muncul.

Extinction terjadi saat:

- Sebuah tingkah laku sebelumnya telah diperkuat.

(33)

Extinction Burst

(ledakan ekstensi)

• Adalah peningkatan frekuensi, durasi, /

intensitas dari tklk yg tidak diperkuat selama proses extinction.

• Dampak yg mungkin terjadi :

• segera meningkatkan frekuensi, durasi, / intensitas tklk.

• Tingkah laku baru mungkin terjadi.

• Respon yg emosional / tingkah laku agresif mungkin terjadi.

(34)

Spontaneous Recovery

 Munculnya kembali tingkah laku ttt setelah beberapa waktu tidak muncul.

(35)

SATIATION

kejenuhan

• Teknik menghilangkan perilaku yg tidak

dikehendaki dgn menghilangkan alasannya.

• Alasan tersebut ada pada diri anak.

• Misalnya : memberikan perhatian sebelum anak menuntut perhatian / segera mengalihkan

kegiatan ke kegiatan lain sebelum bosan.

(36)

Modeling

A procedure that presents a sample of a given behavior to an individual to induce that individual to engage in similar behavior

(Sebuah prosedur yg menghadirkan contoh perilaku yg diberikan kepada individu u/ mendorong individu u/ terlibat dalam perilaku yg serupa)

• Belajar imitasi

• Belajar observasi

• Belajar sosial

(37)

Modeling

AGAR EFEKTIF

• Gunakan model teman sebaya yg kompeten dalam hal yg akan dimodelkan

• Lebih dari 1 model akan lebih baik

• Kompleksitas perilaku yg dimodelkan harus sesuai sesuai dgn kemampuan klien

• Sertakan aturan-aturan lain

• Berikan kesempatan klien melihat perilaku model pada saat menerima reinforcement

• Buat model yg didesain dgn benar

• Bila perilaku agak kompleks, desain model-model dgn kekompleksannya bertahap

(38)

• Penguatan dalam modeling

Reinforcement by the model

(39)

Tipe-tipe Modeling

Sensory modeling

Verbal modeling

(40)

Efek-efek Modeling

• Efek modeling: respon yg dihasilkan benar-benar baru.

• Efek hambatan dan tanpa hambatan: peniruan mungkin dilakukan dgn rasa nyaman / sebaliknya.

(41)

Karakteristik Modeling

• Kesamaan model, kesamaan karakteristik model dgn pengamat.

• Status model, bisa berupa posisi (jabatan) dari model / peran model.

• Standar model

Jika model yg diamati cukup terhormat, maka

(42)

Faktor yg Mempengaruhi Belajar

Modeling

a.

Faktor spesies

b.

Kompleksitas respon

(43)

Systematic Desentisization

• suatu cara menghapus tingkah laku yg

diperbuat secara negatif dgn menyertakan pemunculan tingkah laku yg berlawanan dgn tingkah laku yg hendak dihapuskan secara sistematik.

• Salah satu caranya adalah dgn melatih anak maladaptif u/ santai dan mengasosiasikan

keadaan santai dgn pengalaman-pengalaman pembangkit kecemasan yg dibayg kan /

dievaluasi.

(44)

Time out

menyisihkan anak dr lingk /

kelompoknya.

Penyisihan dpt dilakukan melalui

observasi kontingen, penyisihan

(45)

Token economy

suatu cara menghapus perilaku

maladaptif dgn cara memberikan

pemerkuat-2 tertentu yg berupa benda /

penguat simbolik lain yg bernilai

(46)

Respon cost

yaitu dgn cara memberikan denda dgn

mengurangi / memperkecil

(47)

SELF CONTROL

dilakukan u/ meningkatkan perhatian pada

anak tugas-tugas tertentu.

dilakukan melalui prosedur

self assessment

,

mencatat diri sendiri, menentukan tindakan

diri sendiri, dan menyusun dorongan diri

(48)

PUNISHMENT

• POSITIVE PUNISHMENT – PAINFUL STIMULUS

• NEGATIF PUNISHMENT – MENGHILANGKAN

(49)

Reinforcement

Reinforcement positif

Reinforcement negatif

Ideosinkratik

(50)

TERAPI TINGKAH LAKU PENGKONDISIAN KLASIK TUJUAN MENDORONG MUNCULNYA PERILAKU yg TEPAT

MELALUI BELAJAR TEKNIK FLOODING TRITMEN PENGKONDISIAN OPERAN MODELING DESENSITISASI SISTEMATIK AVERSI IN-VIVO IMAGINAL TEKNIK EKSTINGSI TOKEN EKONOMI PENG-HUKUMAN TEKNIK OBSERVASI LAKUKAN SENDIRI BERTAHAP LAKUKAN

(51)

TEKNIK-TEKNIK DALAM

PENDEKATAN BEHAVIORAISME

Yates (1970) mengemukakan beberapa istilah:

Reciprocal inhibition: suatu prosedur u/

memperkuat hubungan respond baru dgn stimulus yg menimbulkan tingkah laku maladaptive.

Extinction: prosedur u/ memperlemah hubungan respond dgn stimulus. (penghapusan)

Systematic desensitization: prosedur eksperimental yg dilaksanakan dgn reciprocal inhibitation dan

extinction.

(52)

TEKNIK-TEKNIK DALAM

PENDEKATAN BEHAVIORAISME

Hersher (1970) mengembangkan beberapa teknik dalam reciprocal inhibition (hambatan timbal balik).

1. Desensitization

Mengurangkan ketegangan pasien dgn jalan mengajarkan pasien u/ santai

2. Assertive Training

Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yg

menimbulkan kecemasan, dgn cara mempertahankan hak dan harga dirinya.

3. Sexual training

(53)
(54)

4. Aversion therapy

Digunakan u/ menghilangkan kebiasaan buruk., dgn

meningkatkan kepekaan klien agar mengganti respond pada stimulus yg disenanginya dgn kebalikan stimulus tersebut,

dibarengi dgn stimulus yg merugikan dirinya, mislanya muntah. Homo sex – lihat photo pria telanjang – lantai aliri listrik –

gemetaran.

5. Cover desensitization

Digunakan u/ merawat tingkah laku yg menyenangkan klien tetapi menyimpang, missal homo, alcoholic. Diminta membayg kan

(55)

6. Thought Stopping

Efektif digunakan u/ klien yg sangat cemas. Caranya, missal klien ditutup matanya sambil membayg kan dan mengatakan sesuatu yg mengganggu dirinya, missal berkata “saya jahat” – pada saat itu klien memberi tanda, dan terapi kemudian berteriak / berkata keras dan nyaring berkata “berhenti”. Jadi pikiran yg tadi

digantikan dgn teriakan terapi, berulang-ulang sampai dirinya sendiri yg bisa menghentikan.

Guthri:

(56)

ASESMEN

Behavioral assessment & Behavioral analysis

Behavior assessment

(murni deskriptif)

Functional assessment

mengenai

penyebab

(57)

Behavioral Assessment:

• identifikasi perilaku yg akan diubah (target behaviors)

• Pengambilan data (anamnesis) – wawancara, kuis

• Pengukuran data dasar (baseline measure), / fase penilaian perilaku (assessment) – obsrvasi, angket self report, self monitoring of target

behavior, role play.

(58)

Functional assessment

mengenai penyebab perilaku bermasalah

Functional Analysis:

mengidentifikasi penyebab perilaku

bermasalah

Social positive reinforcement (R - C)

Internal sensory positive reinforcement

External sensory positive reinforcement

Social negative reinforcement

(59)

PENERAPAN

Prinsip dasar

• Perilaku yg akan dimodifikasi harus

diidentifikasikan dalam bentuk perilaku yg teramati (behavior objective) dan terukur.

• Ukuran perilaku ini dijadikan indikator u/

menentukan tolok ukur tercapai tidaknya tujuan intervensi

(60)

PENERAPAN

Prinsip dasar -lanjutan

• Metode yg digunakan harus dapat dijelaskan secara logis dan dapat dipahami orang lain

• sedapat mungkin teknik yg digunakan dapat diterapkan dalam lingkungan kehidupan sehari-hari

• teknik dan prosedur yg digunakan selalu

berdasarkan kepada prinsip psikologi belajar secara umum serta prinsip respondent

(61)

Prosedur pelaksanaan

Menetapkan target behavior

Asesmen

melalui pendkatan ABC

menetapkan teknik intervensi yg dipilih

melakukan intervensi

merekam kegiatan pelaksanaan

intervensi

Mencatat hasilnya

(62)

Teknik pelaksanaan

(63)

Learning and the Environment

• Perubahan-perubahan perilaku sebagai hasil belajar / behavior changes as a result of learning

• Pengubahan situasi yg mendahului dan

konsekuensi dapat mengarahkan pada perubahan perilaku / changing antecedents and consequences can lead to behavior change

• Pendekatan belajar dapat dibatasi oleh pengaruh-pengaruh psikologis dan budaya / learning

(64)

Scientific Orientation

Menggunakan teknik-teknik terapy yg secara

empirik tervalidasi / use empirically validated

therapy techniques

(65)

Pragmatic and Active Methods

to Change behavior

• therapy techniques selected based on effectiveness

• some methods based on operant conditioning, respondent conditioning, and modeling research and theory

• cognitive methods are based on our understanding of how our thoughts lead to actions

(66)

Early Theory and Research

• John Locke (tabula rasa)

• Pavlov (respondent conditioning)

• Thorndike

• John Watson (father of behaviorism)

• Watson and Rayner (Little Albert)

(67)

KEMUNCULAN DAN PERTUMBUHAN MODIFIKASI PERILAKU Emergence and Growth of behavior Modification

• 1950s: modifikasi perilaku memperoleh

penerimaan / behavior modification gains acceptance

• 1960s: penerbitan Journal of Applied behavior Analysis / the establishment of the Journal of Applied behavior Analysis

(68)

Aplikasi-aplikasi efektif dari modifikasi perilaku Effective Applications of behavior Modification

• Pengasuhan dan hubungan orang tua – anak / parenting and parent/child relationships

 Perilaku perlawanan - pertentangan /oppositional behavior

 Ngompol / bed-wetting

• Pendidikan / education

 Program pembelajaran / programmed instruction

 PSI

 Tutor sebaya / peer tutoring

(69)

Effective Applications of behavior Modification (continued)

• Kesehatan dan olahraga / health and sports • Resiko-resiko kesehatan / health risks

• pemenuhan pada tretmen-tretmen / compliance with treatments • Peningkatan tampilan atletik / enhanced athletic performance

• Setting pekerjaan / employment settings

• Peningkatan produktivitas / increase productivity • Reduksi kehilangan / reduce losses

(70)

Effective Applications of behavior Modification

(continued)

• Managemen diri / self-management

(71)

Jadwal Pemberian Reinforcment

Reinforcment

Countinous reinforcment

Intermitted reinforcment

Interval

Ratio

Fixed

Variabel

Fixed

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

sehingga penelitan tahun pertama yang berjudul “ Pengembangan Model Modifikasi Perilaku Terintegrasi Program Pembelajaran untuk Anak dengan Masalah Perilaku di SLB E ”

analisis data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut. Analisis proses terapi behavior dengan teknik modifikasi perilaku pada siswa yang suka minum

Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan alternatif dan modifikasi pada sistem bukaan baru yang lebih ideal, melalui teknik pecah

Judul penelitian modifikasi perilaku untuk mengatasi phobia terhadap kegelapan pada anak usia dini relevan dengan penelitian yang telah dilakukan Ahmad Mutohar

Fakultas Psikologi UMS – M 6 Memahami aplikasi modifikasi perilaku dalam asesmen, tritmen, manajemen, rehabilitasi dan prevensi penyakit fisik (behavioral medicine), tritmen

Beberapa modifikasi yang telah dilakukan dalam pengembangan piroksikam adalah perubahan bentuk menjadi dispersi padat dan kristal dengan tujuan meningkatkan

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengaplikasikan teknik- teknik behavioristik dalam pengubahan perilaku baik dalam level individu maupun kelompok..

Dalam modifikasi perilaku analisis terhadap perilaku yang akan diubah harus dilakukan menjadi perilaku yang tunggal (rinci), sehingga berbeda dengan perilaku yang