• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEEFEKTIFAN MODIFIKASI PERILAKU DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMIC UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DI KELAS PADA SISWA KELAS V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEEFEKTIFAN MODIFIKASI PERILAKU DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMIC UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT DI KELAS PADA SISWA KELAS V"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KEEFEKTIFAN MODIFIKASI PERILAKU DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMIC UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN MENGEMUKAKAN

PENDAPAT DI KELAS PADA SISWA KELAS V SDN TRITIH WETAN 01 CILACAP

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

JURNAL

Oleh:

FRISILAIRYANA AMBAR WATI NIM K3109034

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013

(2)

1

KEEFEKTIFAN MODIFIKASI PERILAKU DENGAN TEKNIK TOKEN ECONOMIC UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN

MENGEMUKAKAN PENDAPAT DI KELAS

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TRITIH WETAN 01 CILCAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Frisilairyana A dan Soetarno Program Bimbingan dan Konseling

Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

Frisilairyana Ambar Wati. THE EFFECTIVENESS BEHAVIOUR MODIFICATION WITH TOCEN ECONOMIC TECHNIQUE TO

IMPROVE THE BRAVERY OF EXPRESSING OPINION IN

CLASSROOM IN THE V GRADERS OF SDN TRITIH WETAN 01 CILACAP IN THE SCHOOL YEAR OF 2013/2014. Undergraduate. Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. December 2013.

The objective of research is to find out the effectiveness behaviour modification with tocen economic technique to improve the bravery of expressing opinion in classroom in the V graders of SDN Tritih Wetan 01 Cilacap in the academic year of 2013/2014.

The research was a Quasi Experimental Design with Non Equivalent Control Design consisting of the experimental group and the control group. The subject of research was the of V graders of SD N Tritih Wetan 01 Cilacap who are divided into experimental group and control group, each of which consist of 30 students. The data source derived from the subject of research comprising of V graders of SDN Tritih Wetan 01 Cilacap. Technique of collecting data used was questionnaire. The data analysis was conducted using Two Ways ANOVA by utilizing SPSS 17.

The result show that the value of Fo = 91.103 while Ft = 3.92 with a significance value of 0.000 < 0.05, which means there is a difference in the value of the bravery of expressing opinion in classroom before and after the treatment given in the experimental group and the control group; the value of Fo = 111.503 while Ft = 3.92 with a significance value of 0.000 < 0.05, which means there is a difference in the value of the bravery of expressing opinion in classroom between the experimental group and the control group; the value of Fo = 109.564 while Ft = 3.92 with a significance value of 0.000 < 0.05, which means there is an

(3)

2

interaction between the value in the value of the bravery of expressing opinion in classroom before and after the given treatment in the experimental group and the control group. Based on the above comparison of F value, the behaviour modification with tocen economic technique effectively improved the bravery of expressing opinion in a classroom.

The conclusion of research was that the behaviour modification with tocen economic technique effectively improved the bravery of expressing opinion in classroom in the V graders of SDN Tritih Wetan 01 Cilacap in the school year of 2013/2014.

Keywords : Behaviour modification, token economic, bravery of expressing opinion.

(4)

3 A. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Bab III Bagian Kelima Pasal 23 ayat 2 dijelaskan bahwa “setiap orang bebas untuk mempunyai, mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum dan keutuhan bangsa”. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua orang berhak mengemukakan pendapat dari yang muda, tua, besar, kecil, tak terkecuali siswa usia Sekolah Dasar. Siswa usia sekolah dasar adalah siswa yang berada pada rentangan masa anak sekolah (6-12 tahun). Masa anak sekolah merupakan masa perkembangan dasar yang sangat penting. Pada masa tersebut berkembang pesat kemampuan mengenal dan menguasai pembendaharaan kata serta mereaksi rangsangan yang menuntut kemampuan kognitif. Oleh karena itu, seluruh potensi yang dimiliki

siswa perlu didorong sehingga siswa dapat berkembang secara optimal.

“Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko fisik sebagai hasil proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan” (Kartini Kartono, 1990: 21). Selanjutnya Libert, Paulus dan Strauss (dalam Chasiyah dkk, 2009: 3) menjelaskan bahwa “perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada waktu tertentu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan”. Hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan merupakan proses menuju kematangan fungsi psikis dan fungsi fisik, serta faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak misalnya lingkungan tempat tinggal dan pola asuh orang tua. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak misalnya motivasi, keinginan, dan sifat anak.

(5)

4 Sifat pemalu membuat anak pasif di kelas dan menjadi sebab tidak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan ketidakberanian mengemukakan pendapat di kelas. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh James Le Fanu (terjemahan Irham Ali Saifuddin, 2002: 317) bahwa “anak tidak berani mengemukakan pendapat di kelas dapat disebabkan sifat atau rasa malu anak. Dijelaskan lebih lanjut salah satu cara untuk mengetahui anak tidak berani berbicara di kelas yaitu dengan bertukar informasi dan mencocokkan sifat-sifat anak di sekolah dengan di rumah”. Hal tersebut mengarahkan bahwa seorang guru harus bekerja sama dengan orang tua siswa dalam memahami siswa di sekolah, agar semua masalah dapat dipecahkan.

Permasalahan yang dialami siswa di sekolah seringkali tidak bisa dihindari, meskipun diberikan pembelajaran yang optimal karena permasalahan yang dihadapi siswa saling bermunculan. Tugas seorang guru yaitu sebagai fasilitator bagi para siswanya. Nurhadi (2002: 4)

menjelaskan bahwa “guru memfasilitasi siswa agar informasi yang baru menjadi bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strateginya sendiri”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa tugas guru adalah membantu para siswa agar menumbuhkan ide dan pendapat yang nantinya akan digunakan sendiri oleh siswa. Guru perlu memotivasi siswa untuk aktif di kelas, karena dalam pembelajaran di kelas membutuhkan partisipasi aktif dari para siswa untuk mengetahui keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh guru.

Indikator keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas, siswa berani mengemukakan pendapat di kelas, dan siswa mau menanggapi pendapat siswa lain. Siswa dengan karakteristik tersebut sangat diperlukan dalam proses pembelajaran di kelas sehingga pengajaran tidak sepenuhnya

(6)

5 dikendalikan oleh guru tetapi berpusat pada siswa (student active learning). Hal tersebut menunjukkan bahwa partisipasi aktif siswa di kelas dapat menjadikan patokan bahwa siswa berani mengemukakan pendapat di kelas. Siswa yang memiliki keberanian mengemukakan pendapat di kelas tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas dari guru seperti presentasi atau diskusi kelas.

Kenyataan yang ada, di SD N Tritih Wetan 01 Cilacap terdapat beberapa siswa yang mengalami hambatan dalam mengemukakan pendapat di kelas. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru kelas V SD N Tritih Wetan 01 Cilacap tanggal 2 Maret 2013, ada beberapa siswa yang mengalami hambatan dalam keberanian mengemukakan pendapat di kelas. Tiga faktor sebagai penyebab siswa tidak berani mengemukakan pendapat di kelas yaitu siswa tidak menguasai materi, cenderung kurang percaya diri dengan kemampuannya, takut salah dan ditertawakan oleh teman sehingga akibatnya siswa memilih diam. Beberapa faktor di

atas dapat mengakibatkan siswa tidak dapat belajar secara optimal. Berdasarkan hal tersebut diharapkan guru mampu memotivasi siswa untuk mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran, semakin banyak siswa yang bertanya atau berpendapat maka semakin banyak siswa yang berpikir dan mampu menerima pelajaran. Hal tersebut menunjukkan semakin besar juga partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas.

Latar belakang siswa di dalam keluarga dan masyarakat juga mempengaruhi keberanian mengemukakan pendapat di kelas. Kebiasaan orang tua yang memanjakan anak dapat mengakibatkan anak kurang berani untuk mengambil keputusan. Berkaitan dengan hal tersebut hendaknya orangtua mendidik dengan cara memberi kesempatan kepada anak untuk berpendapat, mendengarkan masukan dari anak, dan memberi kebebasan anak untuk mengemukakan pikirannya. Apabila anak mampu mengemukakan pendapat dengan baik maka anak tidak akan mengalami hambatan

(7)

6 dalam mencapai keberhasilan yang diharapkan. Di sekolah, anak yang berani mengemukakan pendapat di kelas akan selalu optimis dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami, berani mengemukakan ide atau gagasannya di kelas, dan berani memberikan masukan saat siswa lain mengemukakan pendapat. Keberanian mengemukakan pendapat memang bukan hal yang mudah, tidak semua siswa mempunyai keberanian untuk mengemukakan ide atau gagasannya di kelas. Oleh karena itu, keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat perlu ditingkatkan agar menjadi kebiasaan positif dalam proses belajar mengajar.

Keberanian mengemukakan pendapat di kelas memiliki banyak manfaat yaitu memudahkan siswa mempelajari materi yang diberikan oleh guru, memotivasi dalam belajar, dan mencapai keberhasilan pendidikan. Sebaliknya siswa yang mengalami hambatan dalam

keberanian mengemukakan pendapat cenderung pasif di kelas, tidak antusias mengikuti pembelajaran di kelas, dan tidak memiliki motivasi dalam belajar. Dampak lain dari ketidakberanian mengemukakan pendapat di kelas yaitu komunikasi guru dengan siswa tidak lancar yang akan berakibat pada interaksi yang kurang sehat diantara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa lain.

Penelitian tentang rendahnya keberanian mengemukakan pendapat juga dilakukan oleh R. Sugiyanto (2009) dengan subjek penelitian mahasiswa program studi Pendidikan Geografi FIS UNNES semester 2 tahun 2003/2004 yang mengambil kuliah Geografi Tanah. Mahasiswa kurang berani mengemukakan pendapat karena rendahnya atmosfer akademik, di antaranya masih kurang terampilnya dosen dalam bertanya dan kurangnya penerapan metode diskusi serta tanya jawab dalam proses pembelajaran. Penelitian tersebut dapat dimaknai bahwa antara mahasiswa dengan siswa SD

tidak berbeda dalam

ketidakberaniannya mengemukakan pendapat dikelas. Untuk itu perlu

(8)

7 juga hasil penelitian tersebut ditafsirkan bahwa untuk siswa SD tidak jauh berbeda dalam mengemukakan pendapatnya dikelas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan siswa dalam keberanian mengemukakan pendapat di kelas yaitu melalui modifikasi perilaku. Soetarlinah Soekadji (1983: 1) menjelaskan bahwa “modifikasi perilaku adalah semua tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah perilaku”. Hal tersebut menunjukkan bahwa modifikasi perilaku merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengubah perilaku yang kurang sesuai atau tidak diinginkan menjadi perilaku yang sesuai atau diinginkan. Salah satu teknik dalam modifikasi perilaku yang diharapkan dapat meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat di kelas pada siswa adalah token economic.

Purwaka Hadi (2005: 176) menyatakan bahwa, “token economic merupakan prosedur kombinasi untuk meningkatkan, mengajar, mengurangi, dan memelihara berbagai perilaku”. Mengacu pada

uraian tersebut, maka teknik token economic merupakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan, mengajarkan, mengurangi dan memelihara perilaku. Teknik token

economic dapat meningkatkan

keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat saat proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan teknik token economic akan menimbulkan pengukuh positif yang besar bagi siswa terutama yang mengalami hambatan dalam mengemukakan pendapat, karena dalam token economic apabila siswa menunjukkan perilaku yang diinginkan maka akan diberi hadiah (reward) yaitu kepingan yang memiliki nilai dan dapat ditukar sesuai dengan barang yang disukai subjek. Semakin tinggi nilai barang yang ingin di capai maka siswa semakin terdorong untuk bekerja keras mendapatkan kepingan nilai dari token economic. Melalui kegiatan tersebut diharapkan siswa akan semakin senang untuk mengemukakan pendapat di kelas, sehingga membuat iklim pembelajaran menjadi kondusif.

(9)

8 Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan mengkaji mengenai modifikasi perilaku dengan teknik token economic untuk meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat di kelas pada siswa kelas V SD N Tritih Wetan 01 Cilacap.

B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Tritih Wetan 01 Cilacap dan dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 60 orang.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan quasi eksperimental design.

Jenis data yang diungkap dalam penelitian ini adalah keberanian mengemukakan pendapat di kelas. Data dalam penelitian ini berupa data pretest dan data postest. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang sudah

disediakan alternatif jawabannya oleh peneliti sehingga memudahkan subjek dalam menjawab.

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunkan Two Ways Anova.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan modifikasi perilaku dengan teknik token economic untuk meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat di kelas pada siswa kelas V SD Negeri Tritih Wetan 01 Cilacap Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi Eksperimental

Design. Berdasarkan rancangan

tersebut maka dibentuk satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu sebagai kelompok kontrol.

Penghitungan hasil hipotesis yang telah dilakukan diperoleh tiga hasil analisis hipotesis. Hasil analisis pertama yaitu ada perbedaan kelompok nilai keberanian mengemukakan pendapat di kelas sebelum diberi perlakuan (pretest)

(10)

9 dengan setelah diberi perlakuan (postest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan penghitungan statistik diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 91,108 > 3,92 dengan signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara keberanian mengemukakan pendapat di kelas sebelum diberi perlakuan (pretest) dengan setelah diberi perlakuan (postest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil analisis kedua yaitu ada

perbedaan keberanian

mengemukakan pendapat di kelas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut dikarenakan kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan modifikasi perilaku dengan teknik token economic sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan apapun. Berdasarkan penghitungan statistik diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 111,503 > 3,92 dengan signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan

antara keberanian mengemukakan pendapat di kelas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Hasil analisis ketiga yaitu ada interaksi kelompok nilai keberanian mengemukakan pendapat di kelas sebelum diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (postest) dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Interaksi terjadi karena adanya perlakuan modifikasi perilaku dengan teknik token economic, jika dengan adannya perlakuan modifikasi perilaku dengan teknik token economic dapat meningkatkan keberanian mengemukan pendapat di kelas kelompok eksperimen, maka terjadi interaksi. Berdasarkan penghitungan statistik diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 109,564 > 3,92 dengan signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada interaksi keberanian mengemukakan pendapat di kelas sebelum diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (postest) dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(11)

10 Merujuk masing-masing analisis pengujian hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan keberanian

mengemukakan pendapat di kelas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Perbedaan keberanian mengemukakan pendapat di kelas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol terjadi karena pengaruh modifikasi perilaku dengan teknik token economic. Perlakuan modifikasi perilaku dengan teknik token economic pada kelompok eksperimen dapat meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat di kelas karena pemberian penguatan atau reinforcement berupa token dapat memberikan dorongan kepada siswa agar mengulangi kembali perilaku berani mengemukakan pendapat di kelas karena mendapatkan respon positif dari guru yaitu dengan pemberian hadiah (reward).

Hasil penelitian eksperimen tersebut relevan dengan teori yang di kemukakan oleh Esyenk (dalam Purwaka Hadi, 2005: 7) bahwa modifikasi perilaku adalah usaha

mengubah perilaku dan emosi seseorang dengan cara yang menguntungkan berdasarkan teori belajar. Perilaku kurang berani mengemukakan pendapat di kelas dalam hal ini diubah menjadi perilaku berani mengemukakan pendapat di kelas dengan cara yang menguntungkan. Cara yang menguntungkan tersebut dilakukan dengan teknik token economic. Selanjutnya Walker, dkk (dalam Purwaka Hadi, 2005: 174) menjelaskan bahwa token economic adalah teknik pengukuhan perilaku dengan menggunakan hadiah secara simbolik yang ditujukan kepada seseorang sesuai dengan kesepakatan. Pelaksanaan token

economic dalam hal ini

menggunakan hadiah (reward) yang telah disepakati sebelumnya sebagai pengukuh positif agar siswa berani mengemukakan pendapat di kelas. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa modifikasi perilaku dengan teknik token economic dapat meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat di kelas.

(12)

11 Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian tentang modifikasi perilaku dengan teknik token economic dalam pengajaran remidial dilakukan oleh Ajeng Anggi Ristia (2011) dengan subjek siswa kelas IVB SD Negeri Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011 menyimpulkan bahwa modifikasi perilaku melalui teknik tabungan kepingan (token economic) dalam pengajaran remidial memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa berkesulitan belajar. Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa dengan pemberian respon positif dari guru dalam pengajaran remidial yaitu dengan pemberian token maka siswa akan mengulangi perilaku yang dikehendaki guru. Sama halnya dengan keberanian mengemukakan pendapat, setiap siswa memunculkan perilaku berani mengemukakan pendapat maka segera token diberikan sehingga siswa akan mengulangi kembali perilaku perilaku berani mengemukakan pendapat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modifikasi

perilaku dengan teknik token

economic efektif untuk

meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat di kelas pada siswa kelas V SD Negeri Tritih Wetan 01 Cilacap Tahun Pelajaran 2013/2014. Bukti bahwa siswa berani mengemukakan pendapat di kelas yaitu siswa berebut maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal matematika, pada saat pelajaran bahasa indonesia siswa mau dengan sukarela menjadi pemimpin kelompok, siswa mau maju ke depan kelas untuk menceritakan gambar yang telah dibuat saat pelajaran menggambar, siswa berbicara dengan keras saat menjawab pertanyaan guru, saat sesi tanya jawab di setiap akhir pelajaran siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari pelaksanaan treatment modifikasi perilaku dengan teknik token economic dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi : “modifikasi perilaku

(13)

12 dengan teknik token economic efektif untuk meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat di kelas pada siswa kelas V SD Negeri Tritih Wetan 01 Cilacap Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hipotesis tersebut di dukung oleh beberapa hasil analisis sub hipotesis sebagai berikut :

1. Hasil analisis sub hipotesis I diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 91,108 > 3,92 dengan signifikansi sebesar = 0,000 (0,000 < 0,05) maka ada perbedaan yang signifikan antara kelompok nilai keberanian mengemukakan pendapat di kelas sebelum diberi perlakuan (pretest) dengan setelah diberi perlakuan (postest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Hasil analisis sub hipotesis II diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 111,503 > 3,92 dengan signifikansi sebesar = 0,000 (0,000 < 0,05) maka ada perbedaan yang signifikan keberanian mengemukakan pendapat di kelas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

3. Hasil analisis sub hipotesis III diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 109,564 > 3,92 dengan signifikansi sebesar = 0,000 (0,000 < 0,05) maka ada interaksi antara kelompok nilai keberanian mengemukakan pendapat di kelas sebelum diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (postest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil penelitian memberikan konsekuensi kepada kepala sekolah untuk memberikan dukungan kepada guru kelas dalam pelaksanaan modifikasi perilaku dengan teknik token economic untuk meningkatkan keberanian mengemukakan pendapat di kelas.

Hasil penelitian memberikan konsekuensi kepada guru kelas atau guru mata pelajaran untuk menerapkan modifikasi perilaku dengan teknik token economic pada semua mata pelajaran untuk mengatasi masalah siswa yang berhubungan dengan ketidakberanian mengemukakan pendapat di kelas.

Hasil penelitian memberikan konsekuensi kepada siswa untuk

(14)

13 berani mengemukakan pendapat di kelas agar dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada Kepala Sekolah

Kepala sekolah disarankan agar menyediakan fasilitas bagi guru kelas yang kaitannya dengan pelaksanaan modifikasi perilaku dengan teknik token economic seperti buku pelajaran, buku tulis, pensil, pulpen, penggaris dll sebagai reward bagi siswa yang telah berani mengemukakan pendapat di kelas agar siswa lain ikut termotivasi untuk berani mengemukakan pendapat di kelas. 2. Kepada Guru Kelas/Guru Mata

Pelajaran

Disarankan kepada guru kelas atau guru mata pelajaran agar semakin lama token digantikan

dengan menggunakan

reinforcement non materiil

sehingga siswa berani mengemukakan pendapat di kelas secara teratur tanpa mengharapkan imbalan materiil dari guru.

3. Kepada Siswa

Siswa disarankan untuk membiasakan diri untuk berani mengemukakan pendapat di kelas tanpa mengharapkan hadiah (reward) dari guru seperti sukarela untuk menjadi pemimpin dalam diskusi kelompok, mau maju ke depan kelas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, berbicara dengan suara keras saat menjawab pertanyaan dari guru, dan bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami.

(15)

14

DAFTAR PUSTAKA

Ajeng Anggi Ristia. (2011). Pengaruh Modifikasi Perilaku Melalui Teknik Tabungan Kepingan (Token Economic) Dalam Pengajaran Remidial Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Berkesulitan Belajar Kelas IVB SD Negeri Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Tidak Diperdagangkan. Surakarta: Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan.

Chasiyah, Chadidjah HA, & Edy Legowo. (2009). Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: Yuma Pustaka.

Kartini Kartono. (1990). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.

Le Fanu, James. (2008). Deteksi Dini Masalah Psikologi Anak. Terj. Irham Ali Saifuddin. Jogjakarta: Think Jogjakarta.

Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontektual. Makalah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Purwaka Hadi. (2005). Modifikasi Perilaku. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

R. Sugiyanto. (2009). Penerapan Metode Bertanya Dalam Kegiatan Praktek Lapangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Mahasiswa. Jurnal. Volume 06 No. 2. Diperoleh 27 April 2013, dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG/article/view/94

Soetarlinah Soekadji. (1983). Modifikasi Perilaku: Penerapan Sehari-hari Dan Penerapan Profesional. Yogyakarta: Liberty.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis laporan keuangan tersebut akan memperlihatkan kinerja perusahaan yang menghasilkan rasio, yang menunjukkan hasil secara lebih baik dari pada hanya dengan

Perbaikan yang dilakukan berkaitan dengan di- kuranginya indikator dan beberapa deskripsi kegiatan pembelajaran agar alokasi waktu saat proses pembelajaran dapat sesuai

Penyebab kesulitan belajar siswa yang paling dominan adalah faktor dari masyarakat sebesar 76,51 % yang mempunyai pengaruh sangat tinggi dalam kesulitan belajar siswa.. Untuk

Berdasarkan hasil dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa (1) faktor penentu anak untuk bekerja dan bersekolah adalah jenis kelamin anak, usia anak, lokasi

BAB IV memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan inti dari skripsi ini yaitu mengenai Konstruksi Hukum Persekusi Sebagai Tindak Pidana Dalam

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman sejarah kebangkitan nasional Indonesia dan sikap nasionalisme siswa

Program Projek Akhir Arsitektur yang berjudul “Pusat Seni Fotografi

Mengacu pada uraian analisis situasi, persoalan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan program pengabdian masyarakat di SMK 17 Agustus 1945