• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

14

PENDAHULUAN

Dalam perubahan bisnis dan usaha yang semakin pesat dewasa ini, pengetahuan tentang manajemen keuangan tidak hanya penting bagi manajer keuangan perusahaan, maupun pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan keuangan perusahaan, tetapi juga penting bagi pihak-pihak lain seperti manajer produksi, manajer personalia atau manajer sumber daya manusia, dan manajer pemasaran yang secara tidak langsung berkaitan dengan masalah keuangan dalam melakukan kegiatan dan tugasnya. Hal ini, karena beberapa tugas dan kegiatan yang dilakukan di bidang produksi, sumber daya manusia, dan pemasaran akan berdampak pada bidang keuangan (Riyanto, 2001). Sebagai contoh, manajer perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa telekomunikasi seperti manajer pemasaran dan manajer keuangan harus bekerja sama dalam

menentukan biaya pemasaran yang optimal. Biaya pemasaran merupakan salah satu beban yang dapat mengurangi tingkat keuntungan, karena salah satu tujuan perusahaan yang ingin dicapai adalah mendapatkan keuntungan yang optimal (Sugiono, 2009). Keputusan yang diambil oleh manajer pemasaran tersebut akan berpengaruh pada keuangan perusahaan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang manajemen keuangan perlu dimiliki oleh para manajer lainnya. Selain itu, pemahaman tentang manajemen keuangan juga akan mempermudah dalam memahami informasi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Seperti memahami tentang laporan keuangan beserta catatan-catatan atas laporan keuangan, istilah-istilah keuangan, dan lain-lain (Djarwanto, 2004).

PT. Indosat, Tbk merupakan salah satu pemain terbesar dalam

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani

Abstract

This research aims to identify and analyze the company’s financial ratios seen from liquidity ratio (quick ratio, cash ratio, and inventory to net working capital), the solvency ratio (long-term debt to equity ratio), and activity ratio (receivable turnover, days of receivable, inventory turnover, days of inventory, working capital turnover, fixed asset turnover, and total assets turnover) as well as identify and analyze the financial performance of the company based on financial ratios at

PT. Indosat, Tbk listed on Indonesia Stock Exchange period of 2009-2013. The

results showed that only 3 out of 11 financial ratios (inventory turnover, days of inventory, and days of receivable) which showed positive results, meaning that the company has a good performance seen from the three analysis. While the rest showed that the company's performance poor. Such as the quick ratio with an average of 57.33%, cash ratio of 21.96%, inventory to net working capital of -1.53%, long-term debt to equity ratio of 128.74%, receivable turnover of 11.27 times, working capital turnover of 2.99 times, fixed assets turnover of 0.49 times, and total assets turnover of 0.39 times.

(2)

15 menyediakan jasa telekomunikasi di

Indonesia. Bagi suatu perusahaan, menarik para pelanggan saja terkadang tidak cukup. Perusahaan juga perlu menarik minat para investor agar berinvestasi supaya perusahaan bisa berkembang lebih baik lagi. Laporan keuangan bisa menjadi salah satu hal penting bagi pihak investor memutuskan untuk berinvestasi. Karena dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan. Bagi manajemen laporan keuangan dapat menjadi tolok ukur apakah perusahaan memiliki kinerja yang baik khususnya kinerja keuangan dan dasar pengambilan keputusan. (Harahap, 2007)

Untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan, maka diperlukan suatu analisis yang tepat, yaitu analisis laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan yang dicatat, diolah, dan disusun sesuai dengan standar keuangan tertentu yang berlaku agar dapat menunjukkan kondisi dan posisi keuangan pada tanggal atau periode tertentu. Informasi tentang kinerja keuangan perusahaan tersebut, akan dijadikan pertimbangan oleh para pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Misalnya, laporan keuangan digunakan oleh manajemen untuk mengetahui tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan sehingga kinerja perusahaan bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang. Secara umum, laporan keuangan disusun dalam bentuk: neraca (balance sheet), laporan laba/rugi (income statement), dan laporan arus kas (statement of cash flows). (Prastowo, 2014)

Untuk memperoleh informasi tentang kinerja perusahaan dari laporan keuangan perusahaan diperlukan analisis laporan keuangan, yang memperlihatkan hubungan antara data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Hasil analisis laporan keuangan tersebut akan memperlihatkan kinerja perusahaan yang menghasilkan rasio, yang menunjukkan hasil secara lebih baik dari pada hanya dengan membaca laporan keuangan secara utuh tanpa dilakukan analisis terlebih dahulu. (Adisetiawan, 2011)

Ada berbagai macam jenis analisis yang sesuai dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti misalnya analisis rasio likuiditas merupakan rasio yang diberi perhatian penuh oleh kreditor karena rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek, termasuk kewajiban kepada kreditor. Bagi pemilik dan manajemen, hasil analisis laporan keuangan akan memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan, sehingga perusahaan bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan kekuatan perusahaan dan mencari solusi untuk mengatasi kelemahan perusahaan tersebut. (Martono dan Harjito, 2010) Terdapat berbagai macam rasio keuangan yang dapat dihitung dari laporan keuangan. Secara umum menurut Sudana (2011) dapat dikelompokkan menjadi: rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio aktivitas (activity ratio), rasio solvabilitas (leverage ratio), rasio profitabilitas (profitability ratio), dan rasio nilai pasar (market value ratio). Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur efektivitas dan

(3)

16 efisiensi perusahaan dalam

mengelola aktiva perusahaan. Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Sedangkan rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, dan rasio nilai pasar terkait dengan penilaian kinerja saham perusahaan yang telah go public. (Abdullah, 2004)

Selain melakukan analisis dengan cara membandingkan data dari laporan keuangan yang satu dengan yang lainnya, perusahaan juga melakukan analisis dengan pendekatan lain. Misalnya analisis dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan, dari waktu ke waktu. Selain itu, bisa juga melakukan analisis dengan membandingkan data laporan keuangan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lain yang sejenis pada tahun atau periode yang sama. Dengan adanya perbandingan data keuangan tersebut, akan terlihat kinerja suatu perusahaan. Tanpa adanya perbandingan, maka kinerja perusahaan akan lebih sulit untuk diketahui. Penulis ingin mengetahui apakah kinerja keuangan perusahaan, ditinjau dari analisis laporan keuangan pada PT. Indosat, Tbk sudah cukup baik.

Aset lancar merupakan salah satu modal utama perusahaan. Tanpa aset lancar, perusahaan tidak dapat beroperasi dengan baik. Khususnya menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan aset lancar, seperti membayar tagihan bulanan, keperluan dana darurat, sampai membayar utang jangka pendek. Kewajiban lancar atau utang lancar juga merupakan salah satu modal utama perusahaan. Perusahaan memerlukan modal tambahan yang

mendukung kegiatan operasional perusahaan. Berikut merupakan gambaran perubahan aset lancar dan kewajiban lancar pada PT. Indosat, Tbk periode 2009-2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan berdasarkan rasio keuangan perusahaan yaitu rasio likuiditas (quick ratio, cash ratio, dan inventory to net working capital), rasio solvabilitas (long-term debt to equity ratio), dan rasio aktivitas (receivable turnover dan days of receivable, inventory turnover, days of inventory, working capital turnover, fixed assets turnover, dan total assets turnover) pada PT. Indosat, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Kerangka Pemikiran

Manajer keuangan dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam suatu perusahaan perlu mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan agar dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, kondisi keuangan perusahaan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan, yaitu berupa neraca dan laporan laba-rugi. Hal ini seperti yang dinyatakan IAI (2002) bahwa tujuan dari penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Namun, melihat laporan keuangan saja tidak menunjukkan kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Maka dari itu diperlukan suatu analisis dari laporan keuangan, yang membandingkan pos-pos dalam satu laporan keuangan maupun antara laporan keuangan yang satu dengan yang lainnya. Hasil

(4)

17 analisa tersebut akan menunjukkan

kondisi keuangan perusahaan secara lebih mendetail bila dibandingkan hanya dengan melihat laporan keuangan secara utuh.

METODE

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif menurut Sugiyono (2006) adalah data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan. Data kuantitatif penulis kumpulkan dalam bentuk angka-angka yang dapat diukur atau dihitung. Data kuantitatif ini berupa laporan keuangan pada PT. Indosat, Tbk, yaitu neraca dan laporan laba-rugi periode 2009-2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data berasal dari PT. Indosat, Tbk tahun 2009-2013 dalam situs Bursa Efek Indonesia.

HASIL

Berdasarkan perhitungan, quick ratio pada PT. Indosat, Tbk periode 2009-2013 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, quick ratio sebesar 55,77%. Artinya pada tahun 2009 perusahaan hanya mampu membayar sebesar Rp. 56,- dari Rp. 100,- utang jangka pendek perusahaan dengan menggunakan aset lancar dikurangi dengan persediaan. Jumlah rasio ini menurun sebesar 34,45% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, quick ratio menurun sebesar 3,11% menjadi 50,67%. Tahun 2011, terjadi sedikit peningkatan sebesar 3,75% menjadi 54,41%. Berikutnya pada tahun 2012, quick ratio masih mengalami peningkatan sebesar 20,54% menjadi 74,95%. Dan pada tahun 2013, quick ratio kembali mengalami penurunan sebesar 22,09% dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 52,86%. Untuk

rata-rata quick ratio pada tahun 2009-2013 adalah sebesar 57,33% dengan perubahan rata-rata berkurang sebesar 7,07%, yang berarti dalam lima tahun, rata-rata perusahaan hanya mampu membayar sebesar Rp. 57,- dari total Rp. 100,- utang jangka pendek perusahaan dengan menggunakan aset lancar dikurangi dengan persediaan.

Berdasarkan hasil

perhitungan, cash ratio pada PT. Indosat, Tbk pada tahun 2009-2013 juga berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, cash ratio menjadi sebesar 21,70%, turun dari tahun sebelumnya sebesar 32,05%. Cash ratio 21,70% berarti perusahaan hanya mampu membayar Rp. 22,- utang jangka pendek perusahaan dari total Rp. 100,- utang jangka pendek perusahaan dengan menggunakan kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan. Tahun 2010, cash ratio masih mengalami penurunan yaitu sebesar 4,33% menjadi 17,37%. Tahun berikutnya, yaitu pada tahun 2011, cash ratio mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 1,24% menjadi 18,61%. Pada tahun 2012, cash ratio naik menjadi 35,56% dengan peningkatan sebesar 16,95%. Dan pada tahun 2013, cash ratio kembali mengalami penurunan sebesar 19,01% menjadi 16,55%. Rata-rata cash ratio pada tahun 2009-2013 adalah sebesar 21,96%, dengan rata-rata perubahan berkurang sebesar 7,44%, yang berarti dalam lima tahun, rata-rata perusahaan hanya mampu membayar Rp. 22,- utang jangka pendek perusahaan dari total Rp. 100,- utang jangka pendek perusahaan dengan menggunakan kas dan setara kas yang dimiliki oleh perusahaan.

Hasil perhitungan, inventory to net working capital cenderung meningkat dari tahun ke tahun, meskipun peningkatannya sangat

(5)

18 kecil. Pada tahun 2009, inventory to

net working capital meningkat sebesar 21,94% dari tahun sebelumnya menjadi -1,89%. Tanda negatif ini disebabkan karena untuk menghitung modal kerja bersih rumus yang digunakan adalah aset lancar dikurangi dengan hutang lancar. Hal ini juga berarti bahwa perusahaan tidak mampu membiayai persediaan dengan menggunakan modal kerja bersih. Tahun 2010, inventory to net working capital meningkat tipis sebesar 0,06% menjadi -1,83%. Tahun 2011, inventory to net working capital juga mengalami peningkatan tipis sebesar 0,42% menjadi -1,41%. Namun pada tahun 2012, inventory to net working capital mengalami penurunan sebesar 0,53% menjadi -1,94%. Dan pada tahun 2013, inventory to net working capital kembali mengalami peningkatan, yaitu sebesar 1,37% menjadi -0,57%. Rata-rata inventory to net working capital tahun 2009-2013 adalah sebesar -1,53% dengan perubahan rata-rata sebesar 4,65%. Sama seperti penjelasan sebelumnya, rata-rata sebesar -1,53 berarti perusahaan tidak mampu membiayai persediaan dengan menggunakan modal kerja bersih.

Berdasarkan hasil

perhitungan, long-term debt to equity ratio pada PT. Indosat, Tbk periode 2009-2013 mengalami penurunan pada tiga tahun pertama dan meningkat pada dua tahun berikutnya. Long-term debt to equity ratio pada tahun 2009 adalah sebesar 129,51%, turun tipis dari tahun sebelumnya sebesar 2,25%. Rasio sebesar 129,51% ini berarti perusahaan tidak mampu melunasi utang jangka panjang dengan menggunakan modal perusahaan atau perusahaan hanya mampu membayar Rp.100,- dari Rp. 130,- utang jangka panjang yang dimiliki oleh

perusahaan dengan menggunakan modal perusahaan. Tahun 2010, long-term debt to equity ratio turun sebesar 5,39% menjadi 124,12%. Tahun 2011, long-term debt to equity ratio masih mengalami penurunan yaitu sebesar 10,36% menjadi 113,76%. Selanjutnya pada tahun 2012 long-term debt to equity ratio menjadi 127,945 atau naik dari tahun sebelumnya sebesar 14,18%. Dan pada tahun 2013, long-term debt to equity ratio kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar 20,44% menjadi 148,38%. Sedangkan rata-rata long-term debt to equity ratio tahun 2009-2013 adalah sebesar 128,74% dengan perubahan rata-rata sebesar 3,32%. Hal ini berarti dalam lima tahun, rata-rata perusahaan hanya mampu melunasi Rp.100,- dari Rp. 129,- utang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan dengan menggunakan modal perusahaan.

Berdasarkan hasil

perhitungan, receivable turnover pada PT. Indosat, Tbk periode 2009-2013 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, receivable turnover turun sebanyak 3,51 kali dari tahun sebelumnya menjadi 9,09 kali. Perputaran sebanyak 9,09 kali untuk receivable turnover dinilai tidak baik mengingat indeks standar untuk rasio ini adalah sebanyak 15 kali. Artinya modal kerja perusahaan yang tertanam dalam piutang masih cukup banyak. Tahun 2010, receivable turnover meningkat sebesar 3,19 kali menjadi 12,27 kali. Receivable turnover masih mengalami peningkatan di tahun berikutnya yaitu sebanyak 1,65 kali menjadikan receivable turnover pada tahun 2011 sebanyak 13,92 kali. Pada tahun 2012, terjadi penurunan receivable turnover sebesar 3,19 kali menjadi 10,73 kali. Dan pada tahun 2013, receivable turnover menjadi sebanyak 10,35 kali atau turun

(6)

19 sebanyak 0,38 kali dari tahun

sebelumnya. Rata-rata receivable turnover pada tahun 2009-2013 adalah sebanyak 11,27 kali dengan perubahan rata-rata sebanyak -0,45 kali. Dilihat dari rata-rata perputaran sebanyak 11,27 kali, perusahaan masih belum mampu mengelola penerimaan piutang dengan baik karena masih banyak modal kerja yang tertanam dalam piutang.

Berdasarkan hasil

perhitungan, days of receivable pada PT Indosat, Tbk periode 2009-2013 juga berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, days of receivable bertambah 11 hari dari tahun sebelumnya dan menjadi 40 hari. Kinerja perusahaan dalam hal penagihan piutang sudah baik, karena indeks standar paling lama dalam hari rata-rata penagihan piutang adalah 60 hari. Pada tahun 2010, days of receivable menjadi 29 hari atau berkurang sekitar 10 hari. Days of receivable pada tahun 2011 juga turun sekitar 3 hari dan menjadi sekitar 26 hari. Tahun 2012, terjadi pertambahan days of receivable sekitar 8 hari sehingga menjadi 34 hari. Dan pada tahun 2013, days of receivable bertambah hanya 1 hari dari tahun sebelumnya, dan menjadi sekitar 35 hari. Sedangkan rata-rata days of receivable pada tahun 2009-2013 adalah selama 33 hari, dengan perubahan rata-rata selama 1 hari. Dengan begitu hari perusahaan telah berhasil selama 5 tahun dalam hal hari rata-rata penagihan piutang yang kurang dari 60 hari setiap tahunnya.

Berdasarkan hasil

perhitungan, inventory turnover pada PT. Indosat, Tbk periode 2009-2013 terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, inventory turnover meningkat sebanyak 86,74 kali dari tahun sebelumnya menjadi 163,84 kali. Hal ini berarti pengelolaan persedian

pada perusahaan ini baik, karena telah melampaui indeks standar rata-rata yaitu sebanyak 20 kali. Tahun 2010, inventory turnover mengalami peningkatan sebanyak 23,12 kali menjadi 186,96 kali. Inventory turnover pada tahun 2011 adalah sebanyak 271,14 atau naik sebanyak 84,14 kali. Berikutnya pada tahun 2012, inventory turnover meningkat satu setengah kali lipat atau 155,43 kali menjadi sebanyak 426,57 kali. Dan pada tahun kelima yakni tahun 2013, inventory turnover menjadi 662,57 kali atau naik sebanyak 236 kali dari tahun sebelumnya. Untuk rata-rata inventory turnover pada tahun 2009-2013 adalah sebanyak 342,22 kali, dengan perubahan rata-rata sebanyak 117,09 kali. Sehingga dalam lima tahun terakhir ini perusahaan sudah baik dalam mengelola persediaannya.

Berbeda dengan hasil perhitungan inventory turnover yang terus mengalami penambahan dari tahun ke tahun, berdasarkan hasil perhitungan, days of inventory pada PT. Indosat, Tbk periode 2009-2013 berkurang dari tahun ke tahun. Namun, pengurangan inilah yang membuat days of inventory ini menjadi lebih baik. Pada tahun 2009, days of inventory berkurang sekitar 2 hari dari tahun sebelumnya menjadi hanya 2 hari. Hasil rasio 2 hari menunjukkan bahwa dana perusahaan hanya tersimpan dalam persediaan selama dua hari. Pada tahun 2010, tidak ada perubahan yang berarti dan menjadikan days of inventory masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu sekitar 2 hari. Tahun 2011, days of inventory menjadi sekitar satu hari atau berkurang 1 hari dari tahun sebelumnya. Days of inventory pada dua tahun berikutnya, tahun 2012 dan 2013 juga tidak mengalami perubahan yang berarti yang

(7)

20 menjadikan jumlahnya sama dengan

tahun sebelumnya yaitu sekitar 1 hari. Rata-rata days of inventory tahun 2009-2013 adalah 1 hari, dengan rata-rata perubahan berkurang selama 1 hari. Hal ini dapat dikatakan sangat baik mengingat indeks standar untuk days of inventory atau hari rata-rata dana tersimpan dalam bentuk persediaan paling lama adalah selama 19 hari.

Berdasarkan hasil

perhitungan, working capital turnover pada PT. Indosat Tbk, periode 2009-2013 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, working capital turnover naik sebanyak 0,64 kali dari tahun sebelumnya menjadi 2,58 kali. Perusahaan bisa dikatakan kurang efektif dan efisien dalam pengelolaan modal kerja, karena indeks standar untuk rasio ini adalah 6 kali. Tahun 2010, working capital turnover mengalami kenaikan yang sama yaitu sebesar 0,64 kali menjadi 3,21 kali. Berikutnya pada tahun 2011, working capital turnover menjadi 3,13 kali yang mengalami penurunan sebanyak 0,09 kali. Working capital turnover juga mengalami penurunan pada tahun 2012 sebanyak 0,43 kali, sehingga menjadi 2,70 kali. Dan pada tahun 2013, working capital turnover kembali mengalami sedikit peningkatan yaitu sebesar 0,63 kali menjadi 3,33 kali. Raa-rata rasio working capital turnover adalah sebanyak 2,99 kali dengan perubahan rata-rata sebanyak 0,28 kali, yang berarti dalam lima tahun terakhir (2009-2013) perusahaan masih belum dapat mengelola modal kerja secara efektif dan efisien.

Berdasarkan hasil

perhitungan, fixed assets turnover pada PT. Indosat, Tbk periode 2009-2013 cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun peningkatan tersebut kurang

dapat diperhitungkan mengingat perubahannya bahkan tidak sampai setengah kali. fixed assets turnover pada tahun 2009-2013 berturut-turut sebanyak 0,41 kali, 0,45 kali, 0,48 kali, 0,53 kali, dan 0,57 kali. Rata-rata fixed assets turnover selama periode 2009-2013 adalah sebanyak 0,49 kali dengan rata-rata perubahan sebanyak 0,02 kali. Standar perputaran rasio fixed assets turnover adalah sebanyak 5 kali, artinya perusahaan kurang efektif dan efisien dalam pengelolaan aset tetap.

Berdasarkan hasil

perhitungan, total assets turnover pada PT. Indosat, Tbk periode 2009-2013 cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. sama halnya dengan fixed assets turnover, peningkatan pada total assets turnover tersebut dapat diperhitungkan mengingat perubahannya tidak sampai satu kali. Total assets turnover pada tahun 2009-2013 berturut-turut sebanyak 0,33 kali, 0,37 kali, 0,39 kali, 0,42 kali, dan 0,44 kali. Rata-rata total assets turnover selama periode 2009-2013 adalah 0,39 kali dengan rata-rata perubahan sebanyak 0,02 kali. Sedangkan standar rasio untuk total assets turnover adalah 2 kali, hal ini berarti perusahaan kurang efektif dan efisien dalam pengelolaan seluruh aset yang dimiliki oleh perusahaan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Tingkat rasio keuangan rata-rata pada PT. Indosat, Tbk selama periode 2009-2013 adalah:

a. Rasio Likuiditas

- Quick ratio dengan rata-rata rasio sebesar 57,33%

- Cash ratio dengan rata-rata rasio sebesar 21,96%

(8)

21 - Inventory to net working

capital dengan rata-rata rasio sebesar -1,53%

b. Rasio Solvabilitas

- Long-term debt to equity ratio dengan rata-rata rasio sebesar 128,74%

c. Rasio Aktivitas

- Receivable turnover dengan rata-rata perputaran sebanyak 11,27 kali

- Days of receivable dengan hari rata-rata selama 33 hari - Inventory turnover dengan

rata-rata perputaran sebanyak 342,22 kali

- Days of inventory dengan hari rata-rata selama 1 hari - Working capital turnover

dengan rata-rata perputaran sebanyak 2,99 kali

- Fixed assets turnover dengan rata-rata perputaran sebanyak 0,49 kali

- Total assets turnover dengan rata-rata perputaran sebanyak 0,39 kali

2. Kinerja keuangan pada PT. Indosat, Tbk selama periode 2009-2013 berdasarkan analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

a. Analisis rasio likuiditas

- Berdasarkan analisis quick ratio, kinerja keuangan pada PT. Indosat, Tbk selama periode 2009-2013 tidak baik.

- Berdasarkan analisis cash ratio, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 tidak baik. - Berdasarkan analisis

inventory to net working capital, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 juga tidak baik.

b. Analisis rasio solvabilitas

- Berdasarkan analisis long-term debt to equity ratio, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 tidak baik. c. Analisis rasio aktivitas

- Berdasarkan analisis receivable turnover, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 tidak baik.

- Berdasarkan analisis days of receivable, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 baik. - Berdasarkan analisis

inventory turnover, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 baik.

- Berdasarkan analisis days of inventory, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 juga baik.

- Berdasarkan analisis working capital turnover, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 tidak baik. - Berdasarkan analisis fixed

assets turnover, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 tidak baik.

- Berdasarkan analisis total assets turnover, kinerja keuangan pada PT. Indosat selama periode 2009-2013 juga tidak baik.

3. Kinerja keuangan secara keseluruhan pada PT. Indosat, Tbk selama periode 2009-2013 dapat dikatakan tidak baik, mengingat dilihat dari hasil analisis dari hampir semua rasio keuangan (8 dari 11 rasio keuangan) tidak memenuhi standar rasio keuangan.

(9)

22

DAFTAR PUSTAKA

Adisetiawan, R., 2011, Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham, Jurnal Eksis FE-Univ. Batanghari, 2(2): 1-12 Sugiono, Arief., 2009. Manajemen

Keuangan Untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: Grasindo. Riyanto, Bambang., 2001.

Dasar-Dasar Pembelanjaan

Perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Djarwanto, Ps., 2004. Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE

Prastowo, Dwi., 2014. Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan Aplikasi). Cetakan Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Siswanto, H.B., 2006. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Harahap, Sofyan Safri. 2007.

Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sudana, I Made., 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan (Teori & Praktik). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, Irham., 2013. Pengantar Manajemen Keuangan (Teori dan Soal Jawab). Bandung: Alfabeta

Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Abdullah, M. Faisal.,. 2004.

Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang.

Martono dan D. Agus Harjito, 2010,

Manajemen Keuangan.

Yogyakarta: Ekonisia.

Munawir. 1995. Analisa Laporan

Keuangan. Yogyakarta:

Liberty

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sutrisno. 2008. Manajemen

Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi). Yogyakarta: Ekonisia.

Referensi

Dokumen terkait

Saya sangat tertarik untuk meneliti tentang komitmen organisasi karyawan, oleh sebab itu, topik penelitian saya berjudul “Komitmen Organisasi ditinjau dari Kepuasan

“K egiatan mahasiswa baru diawali dengan pengenalan kultur akademik Fakultas Teknik UNY sehingga diharapkan para mahasiswa baru dapat me mahami cara belajar pada level

Memberikan panduan yang dapat membantu masyarakat Indonesia untuk memiliki dan membaca mengenai jajan pasar Kabupaten Tolitoli mulai dari bahan-bahan yang

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh rasio keuangan terutama current ratio, debt to equity ratio, return on asset, total asset turnover

25 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1999), h.. Berdasarkan dari semua pendapat dan definisi tersebut di atas, dapat

Agus Salim Razak, S.H.. Nurhayati

konflik yang terjadi antar individu yang berada dalam suatu kelompok atau antar individu pada kelompok yang berbeda.. Konflik

Pelangan keju kambing PE sebagian besar adalah Warga Negara Asing (WNA) atau tourist yang sedang berlibur di wilayah Magelang dan sekitarnya. Salah satu cara yang