SKRIPSI
PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP
PERUBAHAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
EX-DIVIDEND DATE DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)
OLEH
NANA LESTARY NASIR 110523009
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
THE EFFECT OF DIVIDEND ANNOUNCEMENT ON STOCK PRICE CHANGES BEFORE AND AFTER THE DIVIDEND DATE ON THE
JAKARTA STOCK EXCHANGES (BEJ)
ABSTRACT
This study aims to determine the difference in the stock price caused by the announcement of the dividend before and after the ex-dividend date on LQ45, this giving an overview to the investor in making an investment decision on LQ45 companies in the Jakarta Stock Exchange (JSX).
Data used for this study is secondary data that was obtained from companies which are includedto LQ45 group and listed on the Jakarta Stock Exchange during the period of January 2008 to December 2012. In this study analysis used is Paired Sample T-Test (two different test average) by using SPSS 17.
The study resultscan be concluded that stock prices in Indonesia increasing after the ex-dividend date, can beseen from stock price changes in stock price before and after the ex-dividend date is statistically caused by dividend announcement on each sample company, and from the results of the test sample stock portfolio that showing changed of the overall stock price LQ45 in 2008 to 2012 is statistically reflected in the value of the dividend distributed.
PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH EX-DIVIDEND DATE
DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan harga saham yang disebabkan oleh pengumuman dividen sebelum dan sesudah ex-dividend date pada saham LQ45, sehingga memberikan gambaran kepada investor dalam mengambil keputusan investasi pada perusahaan-perusahaan LQ45 di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Data yang digunakan pada penelitian ini data sekunder yang diambil perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode waktu Januari2008 sampai dengan Desember 2012. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji Paired Sample T-Test (uji bedadua rata-rata) dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa harga saham di Indonesia mengalami kenaikan sesudah ex-dividend date, dilihat dari adanya perubahan harga saham tiap saham emiten sampel secara keseluruhan ditemukan adanya perbedaan perubahan harga saham yang signifikan sebelum dan sesudah ex-devidend date secara statistik yang disebabkan oleh pengumuman dividen pada sampel penelitian tiap perusahaan, dan dari hasil uji portofolio saham sampel yang menunjukkan adanya perubahan harga saham keseluruhan pada saham LQ45 di tahun 2008 sampai 2012 secara statistic tercermin dalam besarnya nilai dividen yang dibagikan.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkah dan izin-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat berserta salam untuk Nabi Muhammad SAW yang telah member inspirasi kepada kita umatnya untuk selalu mencari ilmu dan mengamalkannya dengan baik.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangatlah sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Teristimewa untuk Suamiku tercinta Rahmat Yanis, Ayahanda tersayang Muhammad Nasir AG dan Ibunda terkasih Herlina, yang telah memberi dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen penasihat akademi dan Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Raina Linda Sari S.E, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.
6. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution S.E, M.Si selaku dosen pembaca penilai yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk penyelesaian skripsi ini. 7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
8. Seluruh Pegawai dan Staf Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam penyelesaian kelengkapan administrasi.
9. Rekan-rekan mahasiswa stambuk 2011 program ekstensi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat baik jika ada kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi pengembangan ilmu.
Medan, April 2014 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.2.3. Prosedur Pembagian Dividen ... 14
2.1.3. Saham ... 16
2.1.3.1.Harga Saham ... 18
2.1.4. KeuntunganSaham ... 21
2.1.5. IndeksHargaSaham ... 22
2.1.6. Indeks LQ45 ... 25
2.2. PenelitianTerdahulu ... 26
2.3. Kerangka Pemikiran ... 28
2.4. Hipotesis ... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31
3.1. Jenis Dan Sumber Data ... 31
3.2. Batasan Operasional ... 31
3.3. Defenisi Operasional ... 31
3.4. Variabel Penelitian ... 32
3.5. Populasi dan Sampel ... 32
3.5.1. Teknik Pengambilan Sampel ... 33
3.6. Jenis Data ... 33
3.7. Teknik Pengumpulan ... 34
3.8. Uji Normalitas ... 34
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 38
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 38
4.2. Analisis Data ... 40
4.2.1. Uji Normalitas ... 40
4.2.2. Pengujian Hipotesis ... 45
4.2.2.1. Pengujian Paired Sample T-Test Tiap Saham Emiten Sampel ... 45
4.2.2.2. Pengujian Paired Sample T-Test Portofolio Sampel ... 47
4.2.2.3. Hasil Hipotesis ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
5.1. Kesimpulan ... 51
5.2. Saran ... 52
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
4.1. Data Perusahaan LQ45 ... 38
4.2. Perusahaan LQ45 yang Melakukan Pembagian Dividen ... 40
4.3. Hasil Uji Normalitas ... 41
4.4. Data yangTidak Normal ... 42
4.5. RumusTransformasi ... 42
4.6. Hasil Uji Normalitas Data Telah Ditransformasi ... 44
4.7. Hasil Uji Uji Paired T-Test ... 46
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
THE EFFECT OF DIVIDEND ANNOUNCEMENT ON STOCK PRICE CHANGES BEFORE AND AFTER THE DIVIDEND DATE ON THE
JAKARTA STOCK EXCHANGES (BEJ)
ABSTRACT
This study aims to determine the difference in the stock price caused by the announcement of the dividend before and after the ex-dividend date on LQ45, this giving an overview to the investor in making an investment decision on LQ45 companies in the Jakarta Stock Exchange (JSX).
Data used for this study is secondary data that was obtained from companies which are includedto LQ45 group and listed on the Jakarta Stock Exchange during the period of January 2008 to December 2012. In this study analysis used is Paired Sample T-Test (two different test average) by using SPSS 17.
The study resultscan be concluded that stock prices in Indonesia increasing after the ex-dividend date, can beseen from stock price changes in stock price before and after the ex-dividend date is statistically caused by dividend announcement on each sample company, and from the results of the test sample stock portfolio that showing changed of the overall stock price LQ45 in 2008 to 2012 is statistically reflected in the value of the dividend distributed.
PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH EX-DIVIDEND DATE
DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan harga saham yang disebabkan oleh pengumuman dividen sebelum dan sesudah ex-dividend date pada saham LQ45, sehingga memberikan gambaran kepada investor dalam mengambil keputusan investasi pada perusahaan-perusahaan LQ45 di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Data yang digunakan pada penelitian ini data sekunder yang diambil perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode waktu Januari2008 sampai dengan Desember 2012. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji Paired Sample T-Test (uji bedadua rata-rata) dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa harga saham di Indonesia mengalami kenaikan sesudah ex-dividend date, dilihat dari adanya perubahan harga saham tiap saham emiten sampel secara keseluruhan ditemukan adanya perbedaan perubahan harga saham yang signifikan sebelum dan sesudah ex-devidend date secara statistik yang disebabkan oleh pengumuman dividen pada sampel penelitian tiap perusahaan, dan dari hasil uji portofolio saham sampel yang menunjukkan adanya perubahan harga saham keseluruhan pada saham LQ45 di tahun 2008 sampai 2012 secara statistic tercermin dalam besarnya nilai dividen yang dibagikan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan perekonomian suatu negara salah satunya dapat direfleksikan
oleh aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Hal ini didasarkan pada
fungsi pasar modal sebagai prasarana transaksi modal yang dapat mempengaruhi
pembangunan ekonomi suatu negara. Sebagai pasar yang sedang berkembang
(emerging market), pergerakan harga ekuitas di pasar modal Indonesia
berfluktuasi relatif tinggi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain informasi luar perusahaan (eksternal), serta informasi internal
perusahaan, termasuk didalamnya adalah pengumuman pembagian dividen.
Pengumuman pembagian dividen merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi investor untuk berinvestasi.
Investor sebagai penanam modal, menginvestasikan dananya bertujuan
untuk mendapatkan imbalan atau pendapatan dari dana yang diinvestasikan. Bagi
investor yang menginvestasikan dananya pada suatu saham perusahaan akan
memperoleh pendapatan yang berupa deviden atau capital gains.
Dividen adalah pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham
masih dimiliki, sedangkan capital gains adalah pendapatan yang diperoleh karena
harga jual saham lebih tinggi daripada harga belinya. Pendapatan ini baru
diperoleh jika saham dijual. Capital gains banyak dimanfaatkan oleh para
terjadi pada setiap hari perdagangan saham. Spekulator harus mempunyai
informasi mengenai faktor pemicu perubahan harga saham. Kemungkinan salah
satu faktor pemicu adalah besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan.
Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu
perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio antara
hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah para
pelaku pasar akan berpikiran negatif terhadap perusahaan.
Campbell and Beranek’s (1995) menyatakan bahwa pembagian dividen
tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktu
ex-dividend date. Elton and Gruber (1980) memberikan penjelasan awal mengenai
fenomena ex-dividend date yang cenderung didasarkan pada perbedaan tarif pajak
terhadap dividen dan capital gain income untuk marginal long-term investor.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa, terdapat suatu porsi yang signifikan terhadap
perdagangan pada ex-dividend date yang termotivasi karena pajak. Namun
demikian, penelitian ini tidak sepenuhnya dapat menjelaskan penyebab penurunan
harga saham pada ex-dividend date.
Jagannathan and Frank (1998) secara rinci menjelaskan bahwa suatu efek
dari kekuatan ex-dividend date di Hongkong tidak disebabkan oleh pembebanan
pajak yang berbeda pada dividen dan capital gains. Simultinitas kebijakan dividen
dan struktur modal dapat dicermati dari karakteristik perusahaan. Karakteristik
perusahaan berpengaruh terhadap simultinitas kebijakan dividen dan struktur
modal yang berbeda pula. Hasil penelitian yang mendukung simultinitas
kebijakan dividen dan struktur modal dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan,
dalam hal tingkat pertumbuhan (growth) dan diversitas kepemilikan
(blockholder).
Hasil penelitian tersebut memberikan petunjuk eksplisit bahwa pembagian
dividen akan berdampak terhadap pendanaan perusahaan, karena perusahaan
mengeluarkan dana kas besar untuk pemegang saham. Apabila pembayaran
dividen semakin besar, secara keseluruhan posisi modal akan menurun. Hal ini
terlihat dari munculnya hubungan yang berbanding terbalik antara dividen dengan
modal sendiri. Semakin besar dividen yang dibayar akan mengurangi besarnya
laba ditahan, sehingga posisi modal perusahaan akan turun. Hal ini membuat
investor berpikiran negatif sehingga harga saham perusahaan tersebut pada saat
ex-dividend date mengalami penurunan, sehingga terjadi abnormal return yang
negatif. Berdasarkan temuan-temuan dari penelitian di atas, penulis memandang
bahwa masih diperlukan adanya dukungan teori atas fenomena ex-dividend date
ini. Selain itu penelitian ini juga ingin melihat bagaimana fenomena ex-dividend
date pada kondisi pasar modal di Indonesia.
Dari uraian di atas maka penulis mencoba melakukan pembahasan dan
penyusunan skripsi dengan judul ”PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN
TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah ada perbedaan harga saham
sebelum dan sesudah ex-dividend date yang disebabkan oleh pengumuman
dividen di Bursa Efek Jakarta?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan harga saham yang disebabkan oleh pengumuman dividen sebelum dan
sesudah ex-dividend date.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menerapkan ilmu yang didapat selama mengikuti kuliah dan sebagai
prasyarat untuk menyelesaikan studi strata satu pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
b. Menambah wawasan bagi penulis mengenai perbedaan harga saham
yang disebabkan oleh pengumuman dividen pada saat sebelum dan
sesudah ex-dividend date.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang
ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
maupun perusahan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep
yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial
market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana jangka
panjang maupun jangka pendek, baik negotiable ataupun tidak.
Di dalam undang-undang, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan
yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek (Bab 1, pasal 1, angka 13, UURI No. 8, 1995 tentang
pasar modal).
Pasar modal memiliki peranan yang penting dalam perekonomian suatu
negara karena memiliki 4 fungsi yaitu (Martalena dan Maya, 2011):
1. Fungsi Saving, pasar modal dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang
ingin menghindari penurunan mata uang karena inflasi.
2. Fungsi Kekayaan, masyarakat dapat mengembangkan nilai kekayaan
akan mengalami penyusutan nilai sebagaimana yang terjadi pada investasi
nyata, misalnya rumah atau perhiasan.
3. Fungsi Likuiditas, instrumen pasar modal pada umumnya mudah untuk
dicairkan sehingga memudahkan masyarakat memperoleh kembali
dananya dibandingkan rumah dan tanah.
4. Fungsi Pinjaman, pasar modal merupakan sumber pinjaman bagi
pemerintah maupun perusahaan untuk membiayai kegiatannya.
Menurut Sunariyah (2006), instrumen pasar modal dapat dirinci sebagai
berikut:
1. Saham
Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka
investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan
perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban
perusahaan. Saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu saham preferen dan
saham biasa. Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi
karateristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham
preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan
juga mendapatkan kepemilikan seperti pada saham biasa. Saham biasa
adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut
mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh karena itu,
pemegang saham biasa mempunyai hak suara (voting rights) untuk
pengambilan keputusan penting perusahaan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
2. Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah
tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat
mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan
diperolehnya secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par
(par value) pada saat jatuh tempo. Terdapat jenis obligasi lain seperti
obligasi yang dapat dilunasi oleh penerbit sebelum jatuh tempo (call
provision) dan yang dapat ditukarkan dengan sejumlah saham (obligasi
konversi).
3. Reksadana
Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana,
untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun
di pasar uang. Reksadana dapat dibedakan menjadi dua yaitu reksadana
tertutup (close-ended) dan reksadana terbuka (open-ended). Pada
reksadana tertutup, setelah dana yang terhimpun mencapai jumlah tertentu
maka reksadana tersebut akan ditutup. Dengan demikian, investor tidak
dapat menarik kembali dana yang telah diinvestasikan. Sedangkan pada
reksadana terbuka, investor dapat menginvestasikan dananya dan atau
menarik dananya setiap saat dari reksadana tersebut selama reksadana
4. Instrumen Derivatif.
Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan
dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif sangat
tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada
beberapa instrumen derivatif, di antaranya waran, bukti right (right issue),
opsi dan futures.
a. Waran adalah opsi yang diterbitkan oleh perusahaan untuk membeli
saham dalam jumlah dan harga yang telah ditentukan dalam jangka
waktu tertentu, biasanya dalam beberapa tahun.
b. Right issue adalah instrumen derivatif yang berasal dari saham. Right
issue memberikan hak bagi pemiliknya untuk membeli sejumlah
saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan harga tertentu.
Right issue umumnya dibatasi kepada pemegang saham lama.
Perusahaan mengeluarkan right issue dengan tujuan untuk tidak
mengubah proporsi kepemilikan pemegang saham dan mengurangi
biaya emisi akibat penerbitan saham baru.
c. Opsi merupakan hak untuk menjual atau membeli sejumlah saham
tertentu pada harga yang telah ditentukan. Opsi dapat berupa call
option atau put option. Call option memberikan hak kepada
pemiliknya untuk membeli saham yang telah ditentukan dalam jumlah
dan harga tertentu dan jangka waktu yang telah ditetapkan. Sebaliknya
harga dan jumlah tertentu pada jangka waktu yang telah ditetapkan,
sehingga penerbit dan pembeli opsi mempunyai harapan yang berbeda.
d. Futures pada dasarnya hampir mempunyai karateristik yang sama
dengan opsi. Perbedaannya adalah bahwa pada instrumen opsi,
pembeli diperbolehkan untuk tidak melaksanakan haknya (hanya
bersifat hak), sedangkan pada futures pembeli harus melaksanakan
kontrak perjanjian yang telah disepakati (bersifat kewajiban). Kontrak
futures adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran aset tertentu di
masa yang akan datang antara pembeli dan penjual.
Pasar modal berpengaruh dalam menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan dari suatu negara. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders
mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi
borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan
investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan.
Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi, sehingga
akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi ini
juga dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan.
Hanya bedanya dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang dan
Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan
oleh pihak borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat
langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.
Pasar modal sendiri terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder. Pasar
primer adalah pasar untuk surat-surat berharga yang baru diterbitkan. Pada pasar
ini dana berasal dari pembeli sekuritas kepada perusahaan yang menerbitkan
sekuritas tersebut (sektor investasi). Sedangkan dalam pasar sekunder terjadi jual
beli sekuritas yang sudah ada (sekuritas lama). Transaksi–transaksi pada pasar
sekunder tidak memberikan tambahan dana bagi investasi modal keuangan. Pasar
sekunder juga dikenal sebagai bursa efek.
2.1.2 Dividen
2.1.2.1 Pengertian Dividen
Dividen adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para pemegang
saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang tunai (kas), saham
perusahaan, ataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslah diumumkan oleh
dewan direksi sebelum dividen tersebut menjadi kewajiban perusahaan, (Tatang
Ary Gumanti, 2013:21). Terdapat beberapa tanggal penting yang menjadi perhatian dalam prosedur pembagian dividen.
a. Tanggal Pengumuman (declaration date) adalah tanggal pada saat direksi
mengumumkan dividen. Pada tanggal tersebut dividen menjadi kewajiban
perusahaan dan dicatat pada buku perusahaan. Tanggal pengumuman ini
b. Cum Dividend adalah tanggal dimana seluruh pemegang saham
perusahaan sampai batas tanggal tersebut berhak mendapatkan dividen.
c. Tanggal pencatatan (date of record) merupakan tanggal yang dipilih oleh
dewan direksi untuk mendaftar para pemegang saham yang berhak
menerima dividen. Karena waktu yang tersita untuk menyusun daftar para
pemegang saham, maka tanggal pencatatan biasanya dua atau tiga minggu
setelah tanggal pengumuman dividen, namun sebelum tanggal pembayaran
dividen.
d. Ex-Dividend yaitu tanggal dimana pemegang saham tidak lagi berhak
mendapatkan dividen.
e. Tanggal Pembayaran (date of payment) adalah tanggal dividen
benar-benar dibayarkan. Pembayaran biasanya berlangsung beberapa minggu
setelah tanggal pengumuman dividen.
Istilah dividen biasanya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan
kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik per
lembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan kepada
para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan banyaknya
jumlah lembar saham yang dimilikinya.
Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar
dividen kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan
formal oleh dewan direksi. Jumlah saldo yang besar tidak harus berarti bahwa
perusahaan mampu mambayar dividen. Dana kas perlu pula tersedia dengan
direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahkan walaupun
terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen.
2.1.2.2 Kebijakan Dividen
Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah
memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan
dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi
dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba
yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan
yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk
mengembangkan perusahaan. Sedang apabila perusahaan tidak membagikan
labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan
dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan
perusahaan.
Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang
saham. Ada dua jenis dividen, yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan
secara tetap dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa yang dibayarkan
kepada pemegang saham apabila mendapatkan laba. Harga saham dipengaruhi
oleh tingkat pertumbuhan dividen. Besarnya dividen yang dibayarkan akan
meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham.
Namun semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham
akan memperkecil sisa dana yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan
dana intern yang dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan. Semakin
rendah laba ditahan akibatnya akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba yang pada akhirnya juga memperkecil pertumbuhan dividen.
Dari keterangan diatas ternyata kebijakan dividen tersebut menimbulkan
dua akibat yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas
manajer keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang optimal.
Rasio Pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba
yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba yang ditahan
semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama
dalam kebijakan dividen.
Menurut Gitman (2000) dalam Siaputra dan Atmadja (2006), kebijakan
dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan
dividen. Kebijakan perusahaan dalam membayar dividen berbeda-beda. Berbeda
dengan preferred stocks, pemegang saham biasa (common stock) umumnya
menerima pembayaran yang didasarkan pada salah satu dari 3 jenis kebijakan
dividen, yaitu:
1. Constant-Payout-Ratio Dividend Policy
Adalah kebijakan dividen yang didasarkan dengan persentase tertentu dari
pendapatan.
Adalah kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen
dengan rupiah yang tetap dalam setiap periode. Seringkali kebijakan
dividen teratur digunakan dengan memakai target rasio pembayaran
dividen.
3. Low-Regular-an-Extra Dividend Policy
Adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah
yang teratur, ditambah dengan dividen ekstra jika ada jaminan
pendapatan.
2.1.2.3 Prosedur Pembagian Dividen
Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang
saham. Pembagian dividen dapat dilakukan secara kuartalan ataupun tahunan,
tergantung kebijaksanaan yang ditetapkan oleh masing-masing perusahaan.
Adapun prosedur pembagian dividen yang aktual menurut Weston and Brigham
(1998) dalam Sularso (2003) adalah:
1. Tanggal Pengumuman (Declaration Date)
Adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana
pembagian dividen. Misalnya pada tanggal 14 November 2001 direksi PT.
ABC mengadakan pertemuan dan mengumumkan pembagian dividen
kuartalan tetap sebesar Rp 40 per saham untuk dibayarkan kepada
pemegang saham yang tercatat pada tanggal 8 Desember 2001 dengan
pembayaran dilakukan pada tanggal 2 Januari 2002.
Adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham
agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan. Setelah
berakhirnya jam kerja pada tanggal pencatatan pemegang saham (8
Desember 2001), perusahaan menutup buku transfer sahamnya dan
menyusun daftar pemegang saham mulai tanggal itu. Apabila PT. ABC
memberitahukan penjualan dan transfer beberapa saham sebelum pukul 5
sore pada tanggal 8 Desember, maka pemilik saham yang baru akan
menerima dividen. Jika pemberitahuan yang diterima pada atau sesudah
tanggal 9 Desember, pemilik saham lama menerima cek dividen.
3. Tanggal Ex-Dividend (Ex-dividend Date)
Adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari
sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum
tanggal pencatatan saham. Untuk mencegah timbulnya konflik, industri
pasar modal telah menetapkan suatu konvensi yang mengumumkan bahwa
hak atas dividen tetap menyertai saham hingga empat hari kegiatan bisnis
sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Pada hari keempat sebelum
tanggal tersebut, hak atas dividen tidak lagi menyertai saham. Dalam hal
ini tanggal ex-dividend adalah 4 hari sebelum tanggal 8 Desember, yaitu
tanggal 4 Desember 2001.
4. Tanggal Pembayaran Dividen (Dividend Payment)
Adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek
dividen. Dalam hal ini perusahaan akan mengirimkan ceknya kepada
Prosedur pembagian dividen tersebut mengakibatkan adanya perbedaan
respon investor dalam bertransaksi di pasar modal. Hal ini dapat diindikasikan
dengan bervariasinya harga saham dari declaration date sampai setelah
ex-dividend date.
2.1.3 Saham
Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu
perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering
disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan.
Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preffered stock) (Jogiyanto, 2002). Perbedaan kedua jenis saham
ini antara lain adalah sebagai berikut:
a. Saham Biasa (common stocks)
Pemegang saham ini adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada
manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan,
pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu:
1. Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal
ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol
siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat
melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan
direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang
2. Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan
bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi
sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang
ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan
sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam
bentuk dividen.
3. Hak Preemtive
Hak preemtive (preemtive right) merupakan hak untuk mendapatkan
persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar
saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase
kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi
prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham
baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.
b. Saham Preferen (preffered stocks)
Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham
preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham
biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim
pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen
dahulu jika terjadi likuidasi. Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai
berikut:
1. Preferen terhadap dividen
a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen
terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.
b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen
tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum
pemegang saham biasa menerima dividennya.
2. Preferen pada waktu likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan
dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi
likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham
preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat
kumulatif.
2.1.3.1 Harga Saham
Pengertian harga saham adalah harga suatu saham pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal. Perubahan harga saham tidak selalu positif namun
dapat juga negatif tergantung banyaknya permintaan dan banyaknya penawaran
harga saham. Sehingga terbentuk pergerakan harga saham yang naik turun tidak
tidak adanya permintaan dan penawaran dengan kata lain, tidak likuid karena
volumenya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali, sehingga harga saham
stagnan dari waktu ke waktu.
Pergerakan harga saham yang acak (tidak beraturan) dapat dianalisa
dengan pendekatan fundamental, misalnya dengan mengetahui laporan keuangan
suatu perusahaan terbuka, jika laporannya positif maka kemungkinan harga
sahamnya akan bergerak positif. Analisa kedua adalah pendekatan teknikal yang
dilakukan menggunakan chart (grafik) pergerakan harga saham. Dengan bantuan
beberapa indikator kemudian dianalisa awal sebuah tren yang terbentuk dalam hal
ini tentunya diharapkan awal uptrend (tren naik) sehingga trader atau investor
melakukan pembelian (trading) atau investasi, dan ketika
menjadi downtrend (tren turun) maka dilakukanlah penjualan.
Menurut Ang (1997) nilai dari suatu saham berdasarkan fungsinya dapat
dibagi atas tiga jenis yaitu:
1. Per Value (Nilai Nominal)
Adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang
berfungsi untuk pencatatan akuntansi dan tidak dipergunakan untuk
mengukur sesuatu.
2. Base Price (Harga Dasar)
Merupakan harga yang dipergunakan di dalam perhitungan harga indeks
saham yang akan berubah sesuai dengan aksi emiten.
Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika
pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya
(closing price). Dengan demikian harga pasar inilah yang akan
menyatakan naik-turunnya saham.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga saham menurut Husnan
(2003), yaitu:
1. Harapan investor terhadap tingkat keuntungan dividen untuk masa yang
akan datang. Jika pendapatan atau dividen suatu saham stabil maka harga
saham cenderung stabil. Sebaliknya, jika pendapatan atau dividen suatu
saham berfluktuasi maka harga saham tersebut cenderung berfluktuasi
pula.
2. Tingkat Pendapatan Perusahaan
Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari Earning Per Share
(EPS) terkait erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS
makin tinggi maka makin tinggi pula perubahan harga pasarnya.
3. Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian saat ini dan sekarang salah satunya dipengaruhi
oleh kondisi masa lalu dan saat ini. Apabila kondisi perekonomian stabil
dan mantap maka investor optimis terhadap kondisi perekonomian yang
2.1.4 Keuntungan Saham
Dalam berinvestasi keuntungan dan risiko saling berdampingan, investor
harus mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat keuntungan yang
tinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan keuntungan
tertentu pada tingkat risiko terendah. Oleh karena itu dalam pengambilan
keputusan investasi, investor harus memilih perusahaan dengan kinerja yang baik
sehingga dapat menjamin adanya pengembalian atau keuntungan dan mengikuti
perkembangan perusahaan tersebut.
Keuntungan (return) investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu
yield dan capital gain (loss). Yield mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang
diperoleh secara periodik dari suatu investasi, misalnya berupa dividen atau
bunga. Jika melakukan investasi pada sebuah obligasi, maka besarnya yield
ditunjukkan dari bunga obligasi yang dibayarkan, dan bila investasi pada saham
maka yield ditunjukkan oleh besarnya deviden yang diperoleh. Capital gain (loss)
merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga, yang bisa
memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor, atau perubahan harga sekuritas.
Keuntungan (return) dibedakan menjadi keuntungan yang telah terjadi
(realized return) dan keuntungan yang diharapkan (expected return) akan
diperoleh investor dimasa mendatang. Keuntungan realisasi (realized return)
dihitung berdasarkan data historis. Keuntungan realisasi penting karena digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Ini berguna sebagai dasar
ekspektasi (expected return) adalah keuntungan yang diharapkan akan diperoleh
oleh investor dimasa mendatang (Tatang Ary Gumanti, 2011).
2.1.5 Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan
harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan
indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif
atau lesu (Martalena dan Maya, 2011).
Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga
saham saat ini apakah sedang naik, stabil atau turun. Pergerakan indeks menjadi
indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan
menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga
saham begerak dalam hitungan detik dan menit maka nilai indeks pun bergerak
turun-naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.
Salah satu indikator pergerakan harga saham adalah indeks harga saham.
Saat ini, BEI mempunyai beberapa macam indeks saham (www.idx.co.id) yaitu:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menggunakan semua
perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan Indeks.
2. Indeks Sektoral. Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang
termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor
yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar,
Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan,
3. Indeks LQ45. Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat
yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi
pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan
penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
4. Jakarta Islmic Index (JII). Indeks yang menggunakan 30 saham yang
dipilih dari saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar
Efek Syariah yang diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan
mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
5. Indeks Kompas100. Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan
Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan
kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.
Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
6. Indeks BISNIS-27. Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan
harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi
nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan
Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau
likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
7. Indeks PEFINDO25. Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan
lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang
diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk
memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk
saham-saham emiten kecil dan menengah Small Medium Enterprises
dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset,
tingkat pengembalian modal Return on Equity (ROE) dan opini
akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor
likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
8. Indeks SRI-KEHATI. Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa
Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia
(KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible
Investment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi
kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang
memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan,
serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata
kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham
Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan
kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float.
9. Indeks Papan Utama. Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat
yang masuk dalam Papan Utama. Indeks Papan Pengembangan.
Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam
Papan Pengembangan.
10.Indeks Individual. Indeks harga saham masing-masing Perusahaan
2.1.6 Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas (LiQuid) tinggi,
yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas
likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga mempertimbangkan
kapitalisasi pasar.
Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas
transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan
pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas, maka sejak review bulan
Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan
sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu emiten untuk dapat masuk
dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volum, dan frekuensi
transaksi.
3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.
4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar
tersebut diatas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek
pertumbuhan perusahaan tersebut.
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja
emiten-emiten yang masuk dalam penghitungan indeks LQ 45. Setiap tiga bulan
Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Februari dan Agustus.
2.2 Penelitian Terdahulu
Di dalam skripsi Galih Anindhita yang berjudul Analisis Reaksi Pasar
Atas Pengumuman Deviden Sebelum Dan Sesudah Ex-Devidend Date, Campbell
dan Beranek (1995) menyatakan bahwa pembagian dividen tunai akan
mengakibatkan penurunan harga saham pada saat ex-dividend date. Lebih lanjut,
Michaely dan Villa (1995) juga menyimpulkan bahwa harga saham jatuh pada
waktu ex-dividend date, heterogenitas dan volum penjualan saham juga
mengalami penurunan yang cukup drastis pula.
Dalam penjelasannya Tatang Ary Gumanti, (2011) menyatakan bahwa
pada saat ex-dividend date investor pada umumnya memprediksikan bahwa
pembagian dividen akan berdampak pada harga saham. Prediksi ini didasarkan
pada pemikiran logis, bahwa investor telah kehilangan hak atas keuntungan
(return) dari dividen. Investor yang berkeinginan mendapat keuntungan,
cenderung akan memilih untuk tidak berada dalam posisi beli (longposition).
Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan sebanding
dengan nilai dari return yang telah hilang. Adanya pemikiran tersebut akan
mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan sampai
mendekati nilai saat dividen diumumkan.
Lebih lanjut, di dalam jurnal Lani Siaputra dan Adwin Surja Admadja
Sebelum Dan Sesudah ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Miller dan
Modigliani mengatakan bahwa harga saham (common stock) suatu perusahaan
akan turun sebesar dividen yang dibagikan di sekitar ex-divedend date.
Sedangkan, Boyd dan Jagannathan (1994) mengungkapkan tentang adanya
hubungan nonlinier antara persentase perbedaan harga saham dengan dividend
yield yang terjadi sebagai akibat adanya biaya-biaya transaksi (transaction costs)
yang mempengaruhi penetapan harga saham. Di dalam jurnal yang sama, hal yang
berbeda diungkapkan oleh Bhardwaj dan Brooks (1999) yang menyatakan, bahwa
dalam jangka pendek terdapat perbedaan antara dividend income dan penurunan
harga saham pada waktu ex-dividend date. Melihat hasil tersebut paling tidak
telah memberikan suatu gambaran tentang adanya pengaruh berbeda-beda yang
ditimbulkan oleh kebijakan dividen pada waktu ex-dividend date.
Penelitian oleh R. Andi Sularso yang mengkaji masalah pengaruh
pengumuman dividen terhadap perbedaan return sebelum dan sesudah
ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2002-2005. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa harga saham bereaksi negatif terhadap informasi
pengumuman dividen naik pada saat ex-dividend date, dan bereaksi positif
terhadap informasi pengumuman dividen turun pada saat ex-dividend date.
Lani Siaputra dan Adwin Surja Admadja melakukan penelitian tentang
pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga saham sebelum dan
sesudah ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2001 – 2004. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata harga saham sebelum ex-dividend
berbeda signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi pergerakan harga
saham yang signifikan selama antara dua periode observasi tersebut akibat
pengumuman pembagian dividen. Lebih lanjut, besarnya perubahan harga saham
tersebut secara statistik tidak berbeda dengan nilai dividen per lembar saham yang
dibagikan.
Ahim Abdurahim (2004) juga melakukan penelitian yang diarahkan untuk
menguji respon pasar atas pengumuman deviden pada tahun 1996-1997. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada abnormal return yang signifikan pada
hari pengumuman baik untuk perusahaan bertumbuh maupun perusahaan tidak
bertumbuh. Nilai rata-rata abnormal return baik secara total maupun setelah
dibagi menjadi bertumbuh atau tidak adalah negatif.
2.3 Kerangka Pemikiran
Pembagian dividen merupakan satu hal yang dinantikan oleh pemegang
saham. Adapun prosedur pembagian dividen yang aktual menurut Sularso (2003)
adalah pada tanggal pengumuman, tanggal pencataan pemegang saham, tanggal
ex-dividend dan tanggal pembayaran dividen. Tanggal ex-dividend (ex-dividend
date) adalah tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari
sahamnya, biasanya dengan jangka waktu empat hari kerja sebelum tanggal
pencatatan saham. Pada hari keempat sebelum tanggal tersebut, hak atas dividen
tidak lagi menyertai saham.
date secara otomatis akan berpikir bahwa pembagian dividen akan memberikan
dampak pada harga saham. Pemikiran ini disebabkan karena investor telah
kehilangan hak atas keuntungan dari dividen dan melihat prospek ke depan
perusahaan yang membagi dividen. Pada pemikiran pertama, investor yang
berkeinginan mendapat keuntungan dari capital gain, lebih memilih untuk tidak
membeli saham tersebut. Dengan demikian harga saham tersebut kan mengalami
penurunan sebanding dengan nilai keuntungan yang telah hilang. Sedangkan pada
pemikiran kedua, investor melihat bahwa apabila perusahaan mengeluarkan
sejumlah uang untuk membayar dividen kepada pemegang saham, maka akan
mempengaruhi cash flow perusahaan yang nantinya dapat mengganggu operasi
perusahaan. Apabila dana yang dikeluarkan bisa mengganggu jalannya operasi,
otomatis dapat juga menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
Adanya dua pemikiran tersebut secara logika akan mendorong harga atau
nilai saham di pasar mengalami penurunan. Penelitian ini melihat apakah terdapat
perbedaan harga saham sebelum dan sesudah ex-dividend date. Berdasarkan
uraian sebelumnya, maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritik
Pengumuman
Deviden HargaSaham
Sebelum Ex-devidend
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis dan empiris maka peneliti mengajukan
hipotesis kerja (hipotesis alternatif) sebagai berikut:
H1 : Terdapat perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-dividend date
yang disebabkan oleh pengumuman dividendi Bursa Efek Jakarta.
H2 : Tidak terdapat perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-
dividend date yang disebabkan oleh pengumuman dividendi Bursa
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang
menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel.
3.2 Batasan Operasional
Dalam penelitian ini batasan masalah hanya pada perusahaan-perusahaan
LQ-45 yang melakukan pengumuman deviden tunai pada tahun 2008-2012.
3.3 Defenisi Operasional
1. Deviden (dividend) adalah pembagian aktiva perusahaan kepada para
pemegang saham perusahaan. Dividen dapat dibayar dalam bentuk uang
tunai (kas), saham perusahaan, ataupun aktiva lainnya.
2. Ex-Dividend yaitu tanggal dimana pemegang saham tidak lagi berhak
mendapat dividen.
3. Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu
perseroan terbatas.
4. Harga Saham adalah harga suatu saham pada saat tertentu, yang
yang bersangkutan di pasar modal. Dalam hal ini harga saham dilihat pada
saat 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah ex-devidend date.
5. LQ-45 merupakan saham dari 45 (empat puluh lima) perusahaan yang
paling mudah liquid (mudah diperjual-belikan) dan terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ).
6. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah
sebua
salah satu bursa tempat dimana orang memperjual-belikan efek di
Indonesia.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel
perubahan harga saham yang diukur dengan cara membandingkan harga saham
harian (closing price) selama 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah ex-devidend
date dari seluruh emiten yang masuk dalam sampel penelitian. variabel berikutnya
adalah nilai nominal deviden kas per lembar saham yang dibagikan oleh seluruh
sampel emiten.
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang sahamnya
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sedangkan yang termasuk dalam sampel
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode waktu Januari 2008
sampai dengan Desember 2012.
3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan metode purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan
tujuan penelitian yang ditetapkan (Danang Sunyoto, 2011). Sampel ini ditentukan
berdasarkan syarat yang ditentukan sebagai berikut :
1. Terdaftar di BEJ sebagai emiten dari tahun 2008 sampai tahun 2012.
2. Emiten terus menerus membagikan cash dividend final selama periode
tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
3. Data tanggal pengumuman dividen emiten selama periode tahun 2008
sampai 2012 terpublikasi di bursa sehingga ex-dividend date bisa
diketahui.
4. Kelengkapan data harga saham emiten selama periode tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012.
5. Tidak sedang dalam proses delisting.
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber seperti: buku, literatur,
media internet, serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
Arsip/Studi Dokumentasi. Yaitu mengumpulkan data dan informasi melalui
berbagai literatur yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada
di dalam penelitian skripsi ini, dapat diperoleh dari sumber-sumber tercetak,
dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya, misalnya buku,
laporan perusahaan, jurnal, internet, dan lain-lain.
3.8 Uji Normalitas
Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ini perlu karena untuk
melakukan uji t, mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Uji normalitas ini menggunakan uji one-sample kolmagorov-smirnov,
dengan melihat nilai kolmogorov-smirnov Z dan Asym. Sig. (2 tailed), jika asumsi
ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil.
3.9 Teknik Analisa Data
Analisis merupakan tahap selanjutnya yang harus diselesaikan dalam
penelitian setelah dilakukan pengumpulan data, maka selanjutnya yang dilakukan
penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji Paired Sample T-Test (uji beda
dua rata-rata) dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, selanjutnya dilakukan
analisis dengan tahapan seperti tersebut di bawah ini:
1) Tahap-tahap analisis data
a. Mengumpulkan data Index Constituents LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dari tahun 2008-2012.
b. Uji normalitas data.
2) Rancangan uji statistik
a. Uji Beda Dua Rata-Rata Tiap Saham Emiten Sampel
Uji hipotesis perbedaan dua rata-rata (Paired sample T-Test) tiap
emiten yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
rata-rata dari variabel dependen (harga saham) tiap emiten perusahan
sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman
dividen dengan demikian akan terlihat perbedaan tiap emiten
perusahaan pertahunnya.
b. Uji Beda Dua Rata-Rata Portofolio Saham Sampel
Uji perbedaan dua rata-rata (Paired sample T-Test) portofolio saham
yang digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata dari
seluruh perusahaan (portofolio) tiap tahunnya sebelum dan sesudah
ex-dividen date dengan adanya pengumuman dividen. Uji ini menjelaskan
tentang perbedaan gambaran perubahaan LQ45 pada sebelum dan
\ Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
No Elemen
Observasi 1 ( )
Observasi 2 ( )
Di ( – ) 1
2
* * * * *
* * * * *
N
Di
Keterangan:
t = hipotesa dua rata-rata
= jumlah rata-rata
n = jumlah perusahaan yang mengumumkan dividen
= standart error dua mean yang berhubungan
c. Uji Paired Sample T-Test
Uji t merupakan alat statistik yang digunakan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh antara variabel (dividen) dengan variabel terikat
(harga saham) dengan diuji secara individu. Dasar pengambilan
keputusannya :
Jika p-value > 0,05, maka Ho ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
termasuk dalam kelompok LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama
periode waktu Januari 2008 sampai dengan Desember 2012.
TABEL 4.1
Data Perusahaan LQ-45
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.
2 ADRO Adaro Energy Tbk.
3 AKRA AKR Corporindo Tbk.
4 ANTM ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk.
5 ASII Astra International Tbk
6 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
7 BBCA Bank Central Asia Tbk
8 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
11 BDMN Bank Danamon Tbk
12 BHIT Bhakti Investama Tbk
13 BKSL Sentul City Tbk
14 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
15 BMTR Global Mediacom Tbk
16 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
17 BUMI Bumi Resources Tbk
18 BWPT BW Plantation Tbk
19 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
20 EXCL XL Axiata Tbk
21 GGRM Gudang Garam Tbk
22 GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk
24 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
25 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk
26 INCO Vale Indonesia Tbk
27 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
28 INDY Indika Energy Tbk
29 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
30 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
31 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
32 KLBF Kalbe Farma Tbk
33 LPKR Lippo Karawaci Tbk
34 LSIP PP London Sumatera Tbk
35 MAIN Malindo Feedmill Tbk
36 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
37 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
38 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
39 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk
40 SMCB Holcim Indonesia Tbk
41 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk.
42 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
43 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
44 UNTR United Tractors Tbk
45 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan metode purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan sesuai dengan
tujuan penelitian yang ditetapkan (Danang Sunyoto, 2011). Berdasarkan kriteria
pengambilan sampel penelitian yaitu perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEJ yang
melakukan pembagian dividen tunai selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2008
hingga 2012, diperoleh data pengamatan sebanyak 8 perusahaan, yaitu sebagai
TABEL 4.2
Perusahaan LQ45 Yang Melakukan Pembagian Deviden
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk.
2 ADRO Adaro Energy Tbk.
3 AKRA AKR Corporindo Tbk.
4 ASII Astra International Tbk.
5 BBCA Bank Central Asia Tbk.
6 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
7 UNTR United Tractors Tbk.
8 UNVR Unilever Indonesia Tbk.
4.2 Analisis Data 4.2.1 Uji Normalitas
Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ini perlu karena untuk
melakukan uji t, mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil, dengan ketentuan:
Ho : Data berdistribusi normal.
Ha : Data tidak terdistribusi normal.
Jika nilai sig. α > 0,05, maka Ho diterima.
Jika nilai sig. α< 0,05, maka Ho ditolak.
Dengan menggunakan tingkat kepercaayaan 5%, diperoleh hasil distribusi
TABEL 4.3 Hasil Uji Normalitas
Hari
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 15 data hari pengamatan
TABEL 4.4
Data Yang Tidak Normal
Hari
Terlihat bahwa data pada tabel tersebut memiliki nilai signifikan yang
lebih kecil dari 0,05 yang menunjukkan data tersebut tidak berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas tersebut maka data yang tidak berdistribusi normal akan
dilakukan transformasi data, agar data tersebut berdistribusi normal, transformasi
berarti mengubah semua data, tidak terkecuali untuk menjaga perbedaan antar
data relatif tetap.
Tabel 4.5 Rumus Transformasi
Bentuk Histogram Jenis
Transformasi
Moderate Positive SQRT (x)
Substansial Positive Ln (x)
Severe Positive 1/x Severe Positive jika data mengandung nilai 0 1/(x+1)
Moderate Negative SQRT (k-x)
Subtansial Negative Ln (k-x)
Severe Negative SQRT (k-x)
K = Konstanta yang berasal dari setiap skor dikurangkan sehingga skor terkecil adalah 1.
Bentuk transformasi data untuk data penelitian ini ditentukan dengan
melihat histogram dari data yang tidak berdistribusi normal.
Gambar 4.1
Histogram Data Yang Tidak Berdistribusi Normal
Dari grafik histogram diatas menunjukkan bahwa histogram berbentuk
Moderate Negative Skewness, maka jenis transformasi yang dipakai adalah
dengan mengubah data ke dalam bentuk :
Keterangan :
K = Konstanta yang berasal dari setiap skor dikurangkan sehingga skor
terkecil adalah 1.
Maka hasil dari uji normalitas pada data yang telah ditransformasi terlihat
pada tabel berikut :
TABEL 4.6
Hasil Uji Normalitas Data Telah Ditransformasi
13 1.233 0.095
14 1.307 0.066
15 1.290 0.072
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa data yang telah ditransformasikan
telah berdistribusi normal, maka dengan demikian data tersebut telah dapat
digunakan untuk dianalisis.
4.2.2 Pengujian Hipotesis
4.2.2.1 Pengujian Paired Sample T-Test Tiap Saham Emiten Sampel
Uji beda dua rata-rata berpasangan (Paired Sample T-Test) pertama yang
dilakukan untuk membandingkan closing price masing-masing saham sebelum ex-dividend
date dan sesudah ex-dividend date.Dengan tingkat α 5%, nilai t kritis 2,145 dengan degree
of freedom (df) adalah 14. Uji t dilakukan dua sisi (two tailed).Pedoman pengambilan
keputusan untuk uji hipotesis ini adalah:
• Jika t output > +t tabel atau t output < -t tabel, maka Ho ditolak yang berarti
kedua rata-rata harga tiap saham sebelum dan sesudah ex-dividend date adalah
berbeda secara signifikan.
• Jika -t tabel < t output < +t tabel, maka Ho diterima yang berarti kedua rata-rata
harga tiap saham sebelum dan sesudah ex-dividend date adalah tidak berbeda
TABEL 4.7
Hasil Uji Paired Sampel T-Test
SAHAM
2008 2009 2010 2011 2012
T H0 T H0 T H0 t H0 T H0
AALI -3.559 ditolak 7.066 Ditolak -1.805 diterima 0.913 diterima 4.100 ditolak
ADRO 7.189 ditolak -3.511 Ditolak 2.560 ditolak 4.259 ditolak -5.198 ditolak
AKRA -1.738 diterima -0.958 Diterima 3.546 ditolak -0.217 diterima -5.198 ditolak
ASII 0.804 diterima -9.790 Ditolak -3.456 ditolak 10.639 ditolak -2.566 ditolak
BBCA -1.738 diterima -2.725 Ditolak 4.873 ditolak -1.406 diterima 4.860 ditolak
ITMG -9.568 ditolak 3.533 Ditolak -9.459 ditolak 1.345 diterima 1.382 diterima
UNTR -0.568 diterima -8.373 Ditolak 3.546 ditolak 11.800 ditolak -4.079 ditolak
UNVR -2.403 ditolak -6.167 Ditolak -13.209 ditolak -9.980 ditolak -0.543 diterima
Dari hasil uji Paired Sampel T-Test menunjukkan bahwa pada saham:
1. AALI , di tahun 2008, 2009, dan 2012 mengalami perubahan harga saham yang
signifikan sebelum dan sesudah ex-dividend date. Namun, pada tahun 2010 dan
2011 perusahaan ini tidak mengalami perubahan harga saham yang signifikan
sebelum dan sesudah ex-dividend date. Ini dikarenakan -t tabel < t output < +t tabel.
2. ADRO, dari tahun 2008 sampai dengan 2012 mengalami perubahan harga saham
yang signifikan sebelum dan sesudah ex-dividend date.
3. AKRA, tahun 2008, 2009 dan 2011 tidak mengalami perubahan harga saham yang
signifikan sebelum dan sesudah ex-dividend date. Sedangkan pada tahun 2010 dan
2012 mengalami perubahan harga saham yang signifikan sebelum dan sesudah
ex-dividend date.
4. ASII, hanya di tahun 2008 tidak mengalami perubahan harga saham sebelum dan