HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN DENGAN SIKAP REMAJA
PUTRI TERHADAP PERKAWINAN DINI DI SMP BUDI UTOMO KECAMATANBANDAR HULUAN
KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
SKRIPSI
OLEH :
NIM 091000226 ROSITA SIRAIT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN DENGAN SIKAP REMAJA
PUTRI TERHADAP PERKAWINAN DINI DI SMP BUDI UTOMO KECAMATAN BANDAR HULUAN
KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH
NIM 091000226 ROSITA SIRAIT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN DENGAN SIKAP REMAJA
PUTRI TERHADAP PERKAWINAN DINI DI SMP BUDI UTOMO KECAMATAN BANDAR HULUAN
KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
SKRIPSI
OLEH
NIM 091000226 ROSITA SIRAIT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN DENGAN SIKAP REMAJA
PUTRI TERHADAP PERKAWINAN DINI DI SMP BUDI UTOMO KECAMATAN BANDAR HULUAN
KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh
NIM 091000226 ROSITA SIRAIT
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 3 Juli 2012 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji
Ketua Penguji Penguji I
dr. Ria Masniari Lubis, M.Si
NIP. 19531018 198203 2 001 NIP. 19581110 198403 1 002 Drs. Heru Santosa, MS, Ph.D
Penguji II Penguji III
Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes
NIP. 19581202 199103 1 001 NIP. 1976105 200912 2 003 Maya Fitria, SKM, M.Kes
Medan, Juli 2012
Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara
Dekan
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN DENGAN SIKAP REMAJA
PUTRI TERHADAP PERKAWINAN DINI DI SMP BUDI UTOMO KECAMATAN BANDAR HULUAN
KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
Perkawinan dini adalah perkawinan yang dilakukan oleh perempuan usia remaja yaitu usia 10-19 tahun. Perkawinan dini dapat menimbulkan masalah pada masa kehamilan, persalinan dan pada bayi yang dilahirkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan dengan sikap remaja putri terhadap perkawinan dini di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun tahun 2012. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Populasi adalah seluruh siswa putri SMP Budi Utomo yang berjumlah 149 orang. Sampel adalah seluruh siswa putri kelas VII dan VIII yang berjumlah 104 orang. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Squaredengan α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan siswa putri yang berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (4,8%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 99 orang (95,2%). Siswa putri yang memiliki sikap baik sebanyak 7 orang (6,7%) dan yang kurang baik sebanyak 97 orang (93,3%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai p=0,035.
Kesimpulan penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan dengan sikap remaja putri terhadap perkawinan dini. Disarankan agar pihak sekolah memberikan materi tentang dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan dalam pelajaran Biologi dan ada kerjasama antara pihak sekolah, orangtua siswa dengan puskesmas setempat dalam memberikan informasi tentang dampak perkawinan dini agar mereka menghindari perkawinan dini.
ABSTRACT
RELATED KNOWLEDGE OF THE IMPACT OF EARLY MARRIAGE IN PREGNANCY AND CHILDBIRTH WITH THE YOUNG GIRLS ATTITUDE
OF EARLY MARRIAGE IN SMP BUDI UTOMO BANDAR HULUAN DISTRICT
SIMALUNGUN REGENCY 2012
Early marriage is a marriage performed by the teen-age woman aged 10-19 years. Early marriage can cause problems during pregnancy, childbirth and at the baby born.
This study aims to determine the relationship of knowledge about the impact of early marriage in pregnancy and childbirth with the young girls attitude of early marriage in SMP Budi Utomo, Bandar Huluan District, Simalungun Regency in 2012. This type of research is the descriptive research with the cross sectional. The research population is the entire female students, amounting to 149 people. The sample were all female students with the seventh and eighth class, amounting 104 people. Statistical test used in this study is the Chi-Squarewith α=0.05.
The results showed female students who have good knowledgeable about 5 people (4.8%) and less knowledgeable as many as 99 people (95.2%). Female students who have good attitude as many as 7 people (6.7%) and poor attitude as many as 97 people (93.3%). The Chi-Square test results show the value of p=0.035.
Conclusion of this study showed relationship between the knowledge of the impact of early marriage in pregnancy and childbirth with the young girls attitude of early marriage. It is recommended to the school for giving informationabout the impact of early marriage on pregnancy and childbirth in Biologi, hope that the school, student’s parents cooperate with local health officials to conduct outreach for female students about the impact of early marriage on pregnancy and childbirth and avoid the early marriage.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rosita Sirait
Tempat/Tanggal Lahir : P. Siantar/2 Februari 1986
Agama : Protestan
Status : Menikah
Alamat Rumah : Jl. Sisingamangaraja Baru No. 43, P. Siantar
Riwayat Pendidikan :
1. Tahun 1992-1998 : SD Perguruan Kristen Kalam Kudus P.
Siantar
2. Tahun 1998-2001 : SMP Negeri 4 P. Siantar
3. Tahun 2001-2004 : SMU Negeri 2 P. Siantar
4. Tahun 2004-2007 : Akademi Kebidanan Henderson P. Siantar
5. Tahun 2009-2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan karuniaNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “
Hubungan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan Dan Persalinan Dengan Sikap Remaja Putri Terhadap Perkawinan Dini Di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Tahun 2012”.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril dan materiil. Untuk itu,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Heru Santosa, MS, Ph.D selaku Ketua Departemen Kependudukan
dan Biostatistik FKM USU.
3. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ketua
Penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Bapak Drs. Heru Santosa, MS, Ph.D selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen
Penguji I yang telah banyak memberikan waktu dan pikiran dalam
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
5. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M. Kes selaku Dosen Penguji II yang
telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Maya Fitria, SKM, M.Kes selaku Dosen Penguji III yang telah
memberikan saran dan masukan kepada penulis untuk kesempurnaan
penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu dan
bantuan selama penulis menjalani pendidikan.
8. Kepala Sekolah SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten
Simalungun dan seluruh staf yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam melakukan penelitian.
9. Kepada Ayahanda tercinta A. H. Sirait dan ibunda tercinta M. Marpaung yang
telah memberikan limpahan kasih sayang, motivasi, perhatian dan doa yang
tiada henti sehingga ananda dapat menyelesaikan pendidikan untuk masa
depan yang lebih baik.
10.Kepada Suami tercinta Petrus Wijaya Saragi, SE yang telah memberikan
dukungan, semangat, perhatian dan doanya setiap waktu.
11.Kepada kakak, abang dan adikku tercinta, Herlina Sirait, SE, Imelda Sirait,
Amf, Andi Sirait, SE, Hendra. H, Amt dan Rio Purba, SP.
12.Teman-teman di FKM USU Ekstensi 2009.
13.Sahabat-sahabat seperjuangan peminatan Kesehatan Reproduksi (Sri Natalina,
Pestauli, Riska Anggraini, Susilawaty, Mova Rita, Aini, Yunita, Ira Agustina,
Sulistriawaty)
14.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
skripsi ini sehingga masih diperlukan penyempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari
keterbatasan, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Medan, Juli 2012
Penulis,
Rosita. Sirait
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Pengesahan
Abstrak... ii
Abstrack... iii
Daftar Riwayat Hidup... iv
Kata Pengantar... v
Daftar Isi... vii
Daftar Tabel... ix
BAB I. Pendahuluan... 1
1.1Latar Belakang... 1
1.2Perumusan Masalah... 6
1.3Tujuan Penelitian... 6
1.3.1 Tujuan Umum... 6
1.3.2 Tujuan Khusus... 6
1.4Manfaat Penelitian... 7
BAB II. Tinjauan Pustaka... 8
2.1 Remaja... 8
2.1.1 Defenisi Remaja... 8
2.1.2 Ciri-Ciri Masa Remaja... 9
2.1.3 Masa Transisi Remaja... 9
2.1.4 Tahap Perkembangan Remaja... 11
2.1.5 Organ Reproduksi Remaja Perempuan... 11
2.1.6 Perkembangan Fisik Remaja Perempuan... 13
2.2 Perkawinan Dini... 14
2.2.1 Batasan Usia Perkawinan... 14
2.2.2 Alasan Untuk Melakukan Perkawinan... 15
2.2.3 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perkawinan Usia Dini... 15
2.2.4 Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan Dan Persalinan... 17
2.2.5 Konsekuensi Kehamilan Masa Remaja... 20
2.3 Sikap Terhadap Perkawinan Dini... 21
2.4 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Sikap... 22
2.5 Kerangka Konsep... 28
2.6 Hipotesis Penelitian... 28
BAB III. Metode Penelitian... 29
3.1 Jenis Penelitian... 29
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian... 29
3.2.2 Waktu Penelitian... 29
3.3 Populasi Dan Sampel... 29
3.3.1 Populasi... 29
3.3.2 Sampel... 29
3.4 Metode Pengumpulan Data... 30
3.4.1 Data Primer... 30
3.4.2 Data Sekunder... 30
3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 30
3.5.1 Uji Validitas…... 30
3.5.2 Uji Reliabilitas………... 31
3.6 Definisi Operasional... 33
3.7 Aspek Pengukuran... 34
3.7.1 Pengetahuan... 34
3.7.2 Sikap... 35
3.8Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 36
3.8.1 Teknik Pengolahan Data... 36
3.7.2 Analisis Data... 36
BAB IV. Hasil Penelitian... 37
4.1 Gambaran Umum SMP Budi Utomo... 37
4.2 Mata Pelajaran SMP Budi Utomo... 37
4.3 Karakteristik Responden... 38
4.4 Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan Dan Persalinan... 39
4.5 Sikap Terhadap Perkawinan Dini... 42
4.6 Hubungan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada KehamilanDan Persalinan Dengan Sikap Remaja Putri Terhadap Perkawinan Dini... 45
BAB V. Pembahasan... 46
5.1 Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan Dan Persalinan Di SMP Budi Utomo Tahun 2012... 46
5.2 Sikap Terhadap Perkawinan Dini Di SMP Budi Utomo Tahun 2012. 47 5.3 Hubungan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada KehamilanDan Persalinan Dengan Sikap Remaja Putri Terhadap Perkawinan Dini Di SMP Budi Utomo Tahun 2012... 48
BAB VI. Kesimpulan Dan Saran... 50
6.1 Kesimpulan... 50
6.2 Saran... 50
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Pengetahuan Dan Sikap... 31
Tabel 4.1 Jumlah Siswa Di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Tahun 2012... 38
Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Suku, Agama DanPendidikan Orang Tua Di SMP Budi Utomo
Tahun 2012... 38
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan Dan Persalinan
Tahun 2012... 39
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan Dan Persalinan
Tahun 2012...40
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Remaja
Putri Terhadap Perkawinan Dini Tahun 2012...42
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Sikap Terhadap
Perkawinan DiniTahun 2012...43
Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan Dan Persalinan Dengan Sikap Remaja Putri
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PERSALINAN DENGAN SIKAP REMAJA
PUTRI TERHADAP PERKAWINAN DINI DI SMP BUDI UTOMO KECAMATAN BANDAR HULUAN
KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
Perkawinan dini adalah perkawinan yang dilakukan oleh perempuan usia remaja yaitu usia 10-19 tahun. Perkawinan dini dapat menimbulkan masalah pada masa kehamilan, persalinan dan pada bayi yang dilahirkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan dengan sikap remaja putri terhadap perkawinan dini di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun tahun 2012. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.Populasi adalah seluruh siswa putri SMP Budi Utomo yang berjumlah 149 orang. Sampel adalah seluruh siswa putri kelas VII dan VIII yang berjumlah 104 orang. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Squaredengan α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan siswa putri yang berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (4,8%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 99 orang (95,2%). Siswa putri yang memiliki sikap baik sebanyak 7 orang (6,7%) dan yang kurang baik sebanyak 97 orang (93,3%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan nilai p=0,035.
Kesimpulan penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan dengan sikap remaja putri terhadap perkawinan dini. Disarankan agar pihak sekolah memberikan materi tentang dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan dalam pelajaran Biologi dan ada kerjasama antara pihak sekolah, orangtua siswa dengan puskesmas setempat dalam memberikan informasi tentang dampak perkawinan dini agar mereka menghindari perkawinan dini.
ABSTRACT
RELATED KNOWLEDGE OF THE IMPACT OF EARLY MARRIAGE IN PREGNANCY AND CHILDBIRTH WITH THE YOUNG GIRLS ATTITUDE
OF EARLY MARRIAGE IN SMP BUDI UTOMO BANDAR HULUAN DISTRICT
SIMALUNGUN REGENCY 2012
Early marriage is a marriage performed by the teen-age woman aged 10-19 years. Early marriage can cause problems during pregnancy, childbirth and at the baby born.
This study aims to determine the relationship of knowledge about the impact of early marriage in pregnancy and childbirth with the young girls attitude of early marriage in SMP Budi Utomo, Bandar Huluan District, Simalungun Regency in 2012. This type of research is the descriptive research with the cross sectional. The research population is the entire female students, amounting to 149 people. The sample were all female students with the seventh and eighth class, amounting 104 people. Statistical test used in this study is the Chi-Squarewith α=0.05.
The results showed female students who have good knowledgeable about 5 people (4.8%) and less knowledgeable as many as 99 people (95.2%). Female students who have good attitude as many as 7 people (6.7%) and poor attitude as many as 97 people (93.3%). The Chi-Square test results show the value of p=0.035.
Conclusion of this study showed relationship between the knowledge of the impact of early marriage in pregnancy and childbirth with the young girls attitude of early marriage. It is recommended to the school for giving informationabout the impact of early marriage on pregnancy and childbirth in Biologi, hope that the school, student’s parents cooperate with local health officials to conduct outreach for female students about the impact of early marriage on pregnancy and childbirth and avoid the early marriage.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkawinan adalah suatu peristiwa dimana sepasang calon suami istri
dipertemukan secara formal di hadapan penghulu/kepala agama tertentu, para saksi
dan sejumlah hadirin untuk kemudian disahkan secara resmi sebagai suami istri
dengan upacara dan ritual tertentu (Kartono, 2006). Perkawinan dini adalah
perkawinan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan usia remaja. Remaja adalah
usia 10-19 tahun dimana masa remaja merupakan masa peralihan yang sesungguhnya
yaitu dari kanak-kanak menjadi dewasa (Steve, 2007).
Angka kejadian pernikahan dinidi Indonesia tahun 2002 usia 15 tahun
berkisar 11%, sedangkan yang menikah di saat usia 18 tahun sekitar 35%.Praktek
pernikahan usia dini paling banyak terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Di Asia
Tenggara didapatkan data bahwa sekitar 10 juta anak usia di bawah 18 tahun telah
menikah, sedangkan di Afrika diperkirakan 42% dari populasi anak, menikah
sebelum mereka berusia 18 tahun. Di Amerika Latin dan Karibia, 29% wanita muda
menikah saat mereka berusia 18 tahun. Kasus pernikahan usia dini tertinggi tercatat
di Nigeria (79%), Kongo (74%), Afganistan (54%), dan Bangladesh (51%) (Eddy,
2009).
Di Indonesia terutama di daerah-daerah pedesaan masih banyak perkawinan
di bawah usia. Kebiasaan ini berasal dari adat yang berlaku sejak dahulu dan masih
terbawa sampai sekarang. Ukuran perkawinan di masyarakat seperti ini adalah
kematangan fisik belaka (haid, bentuk tubuh yang yang sudah menunjukkan
dengan pengantin misalnya masa panen, utang piutang antarorang tua, dan
sebagainya (Rifka, 2011).
Anak perempuan merupakan pihak yang paling rentan menjadi korban dalam
kasus pernikahan dini yang juga mengalami sejumlah dampak buruk. Plan Indonesia
yang merupakan suatu organisasi pengembangan masyarakat yang fokus pada
perlindungan dan pemberdayaan anak, menyampaikan hasil temuannya mengenai
pernikahan dini. Plan Indonesia mencatat 33,5% anak usia 13-18 tahun pernah
menikah dan rata-rata usia mereka 15-16 tahun. Penelitian ini dilakukan selama
Januari-April 2011 di 8 kabupaten yaitu Indramayu (Jawa Barat), Rembang (Jawa
Tengah), Tabanan (Bali), Dompu (NTB), serta Timor Tengah Selatan, Sikka dan
Lembata (NTT). Data dari Bappenas tahun 2008 bahwa 34,5% dari 2.049.000
perkawinan di Indonesia tahun 2008 adalah perkawinan anak. Berdasarkan data
Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) tahun 2005, lebih dari 20% masyarakat
Indonesia menikahkan anak-anaknya dalam usia dini. Rata-rata anak yang
dinikahkan adalah usia 10-18 tahun dan didominasi oleh perempuan. Perbandingan
jumlah angkanya bisa mencapai tiga kali lipat dari jumlah anak laki-laki yang
dinikahkan dini. Data statistik tahun 2005, jumlah perempuan yang menikah usia dini
mencapai 1600 orang sedangkan laki-laki sekitar 500 orang. Persentasi ini
membuktikan masih sangat banyak masyarakat yang tidak mengetahui dampak dan
sebab akibat pernikahan dini tersebut (Downix, 2010).
Berdasarkan data BkkbN di Malang tahun 2007 lalu, usia perkawinan dini
(interval usia 16-18 tahun) diketahui lebih dari 5000 pasangan. Interval usia tersebut
berdasarkan daftar nikah Departemen Agama Kabupaten untuk usia istri. Hal
pedesaan dan perkotaan perempuan melakukan perkawinan di bawah umur tercatat
masing-masing 47,79% dan 21,75%. Perempuan Indonesia yang melakukan
perkawinan pertamanya usia 17 tahun yaitu sebanyak 21,5%. Persentase terbesar
kawin muda terdapat di propinsi Jawa Timur (40,3%). Dan diperkirakan 15 juta
remaja perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya (Sarwono, 2011).
Perkawinan dini berdampak buruk pada kesehatan reproduksi anak
perempuan. Anak perempuan yang berusia 10-14 tahun memiliki kemungkinan
meninggal lima kali lebih besar selama kehamilan dan melahirkan dibandingkan
anak perempuan berusia 20-25 tahun. Sementara itu, anak yang menikah usia 15-19
tahun memiliki kemungkinan meninggal dua kali lebih besar. Wanita yang hamil
pada usia kurang dari 20 tahun memiliki risiko yang tinggi terhadap kehamilan,
proses persalinan, dan keadaan bayinya (Indiarti, 2007).
Secara mental, wanita usia kurang dari 20 tahun dinilai belum siap, sehingga
dapat menyebabkan kurangnya kesadaran diri untuk memeriksakan kehamilannya
dan berakibat timbulnya masalah kehamilan dan persalinan, risiko kanker leher
rahim, bayi BBLR, kematian bayi dan abortus 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari
wanita yang berusia lebih dari 25 tahun (Bobak, 2004).
Data SDKI 2002-2003 menyatakan angka kematian perinatal pada ibu yang
melahirkan berusia <20 tahun menempati posisi kedua (30/1000 kelahiran hidup)
setelah kelompok ibu yang melahirkan usia >40 tahun (54/1000 kelahiran hidup).
Berdasarkan data SDKI tahun 2007, kematian bayi yang dilahirkan oleh ibu usia <20
tahun adalah sebanyak 56/1000 kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kematian bayi yang dilahirkan oleh ibu usia 20-29 tahun yaitu
Remaja perlu mendapat perhatian khusus untuk menurunkan risiko kelahiran
prematur dan BBLR yang dapat meningkatkan risiko kematian bayi dan abortus
karena semakin muda usia kehamilan remaja maka semakin tinggi insiden kematian
bayi dan BBLR. Menurut Rachmawaty dari laporan Save The Children tahun 2004,
satu dari sepuluh persalinan dialami oleh ibu yang masih anak-anak berusia 11-12
tahun yang menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan sehingga membunuh
70.000 remaja putri tiap tahun. Kalaupun selamat maka akan menderita injuri
permanen. Estimasi bayi yang dilahirkanpun 1 juta meninggal dalam tahun pertama
kehidupannya. Risiko kematian lebih tinggi 50% daripada bayi yang dilahirkan dari
ibu yang berusia >20 tahun (Rachmawaty, 2011).
Usia yang ideal untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun. Lebih
atau kurang dari usia itu adalah berisiko. Kesiapan untuk hamil dan melahirkan
ditentukan oleh kesiapan fisik, kesiapan mental/emosi/psikologis serta kesiapan
sosial ekonomi. Usia 20 tahun secara fisik dianggap sudah siap. BkkbN memberikan
batasan menikah yang ideal adalah pada usia 20 tahun karena hubungan seksual yang
dilakukan pada usia di bawah 20 tahun berisiko terjadinya kanker leher rahim serta
penyakit menular seksual (BkkbN, 2011).
Rendahnya pendidikan dan pengetahuan orangtua, anak dan masyarakat
menyebabkan adanya kecenderungan untuk mengawinkan anaknya yang masih di
bawah umur. Para orangtua ada yang ingin mempercepat pernikahan anaknya untuk
melepaskan beban ekonomi, dimana rata-rata satu keluarga memiliki banyak anak
(keluarga besar). Sehingga tak heran jika masih ada para orangtua sudah saling
Data BPS Simalungun tahun 2010 menyebutkan bahwa di Kabupaten
Simalungun, jumlah penduduk yang melakukan perkawinan pertamanya usia kurang
dari atau sama dengan 18 tahun adalah sebanyak 17,53%. Sementara data yang
didapatkan dari Kecamatan Bandar Huluan tahun 2010, jumlah penduduk yang
menikah dini (di bawah usia 20 tahun) di kecamatan tersebut sebanyak 36,32%.
Survei awal telah dilakukan di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan
Kabupaten Simalungun tahun 2012 yang jumlah siswanyasebanyak 301
orang.Jumlah siswa perempuan kelas VII dan VIII adalah sebanyak 104 orang. Dari
8 orang siswa perempuan yang diwawancarai, ternyata seluruhnyamenyatakan tidak
mengetahui dampak perkawinan usia dini pada kehamilan dan persalinan, namun
75% mengatakan bahwa menikah usia dini itu adalah hal yang wajar. Berdasarkan
hal tersebut, penelitian ini mencoba untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
pengetahuan tentang dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan dengan
sikap remaja putri terhadap perkawinan dini di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar
Hulan Kabupaten Simalungun tahun 2012.
1.2. Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah dikemukakan maka dirumuskan masalah yaitu
“Tingginya persentase remaja putri yang menganggap perkawinan dini adalah hal
yang wajar diduga terkait dengan rendahnya pengetahuan remaja putri tentang
dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan di SMP Budi Utomo
1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang dampak perkawinan dini
pada kehamilan dan persalinan dengan sikap remaja putri terhadap perkawinan dini
di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Tahun
2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dampak
perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan di SMP Budi Utomo
Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Tahun 2012.
2. Mengetahui sikap remaja putri terhadap perkawinan dinidi SMP Budi
Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Tahun 2012.
3. Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang dampak perkawinan
dini pada kehamilan dan persalinan dengan sikap remaja putri terhadap
perkawinan dini di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan
Kabupaten Simalungun Tahun 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi sekolah khususnya siswa perempuan di SMP
Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun agar
mengetahui dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan dan
menghindari perkawinan usia dini.
2. Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
2.1.1 Defenisi Remaja
Remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Defenisi remaja (adolescence)
menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia 10-19 tahun
sedangkan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk
usia antara 15-24 tahun. Sementara itu, menurut The Health Resources andServices
Administrations Guildelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun
dan terbagi menjadi 3 tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah
(15-17 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun).
Menurut Gunarsa (2001) dalam Kusmiran (2011), defenisi remaja
dapatditinjau dari 3 sudut pandang, yaitu:
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
sampai 20-21 tahun
2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan penampilan fisik dan fungsi
fisiologis terutama yang terkaitdengan kelenjar seksual
3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami
perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan moral, diantara masa
kanak-kanak menuju masa dewasa.
Remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak ke masa dewasa atau usia
belasan tahun, atau seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah
diatur, mudah terangsang perasaan. Batasan usianya adalah 10-19 tahun dan belum
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan
kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara
masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggungjawab
(Kusmiran, 2011).
2.1.2 Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode
sebelumnya dan sesudahnya. Gunarsa (2001) menyatakan ciri-ciri tertentu yaitu :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
d. Masa remaja sebagai periode bermasalah
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
g. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
2.1.3 Masa Transisi Remaja
Menurut Gunarsa (2001) dalam Kusmiran (2011), pada usia remaja terdapat
masa transisi yang akan dialami antara lain:
1. Transisi fisik yang berkaitan dengan bentuk tubuh.
Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi belum
sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini menyebabkan
kebingungan peran, didukung pula dengan sikap masyarakat yang kurang
2. Transisi dalam kehidupan emosi
Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan
peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan ketidakstabilan
emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung, melamun dan sedih,
tetapi di sisi lain akan gembira, tertawa, ataupun marah-marah.
3. Transisi dalam kehidupan sosial
Lingkungan sosial anak semakin bergeser keluar dari keluarga, dimana
lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting. Pergeseran
ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk mandiri
(melepaskan ikatan dengan keluarga)
4. Transisi dalam nilai-nilai moral
Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan menuju nilai-nilai
yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-nilai yang
diterima pada waktu anak-anak dan mulai mencari nilai sendiri.
5. Transisi dalam pemahaman
Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai
mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
2.1.4 Tahap Perkembangan Remaja
Menurut Gunarsa (2001), berdasarkan tahap perkembangannya masa remaja
dibagi menjadi 3 tahap yaitu :
a. Masa remaja awal (12-15 tahun) dengan ciri khas antara lain :
1. Lebih dekat dengan teman sebaya
3. Lebih banyak memperhatikan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak
b. Masa remaja tengah (15-18 tahun) dengan ciri khas antara lain :
1. Mencari identitas diri
2. Timbulnya keinginan untuk kencan
3. Mempunyai rasa cinta yang dalam
4. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
5. Berkhayal tentang aktifitas seks
c. Masa remaja akhir
1. Pengungkapan identitas diri
2. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
3. Mempunyai citra jasmani dirinya
4. Dapat mewujudkan rasa cinta
5. Mampu berpikir abstrak.
2.1.5 Organ Reproduksi Remaja Perempuan
A.Organ reproduksi bagian luar :
1. Bibir kemaluan luar (Labia Mayora)
2. Bibir kemaluan dalam (Labia Minora)
3. Klentit (Clitoris) yang sangat peka karena banyak syaraf, ini merupakan
bagian yang paling sensitif dalam menerima rangsangan seksual
4. Lubang kemaluan (lubang vagina) terletak antara lubang kencing dan anus
(dubur)
5. Bukit kemaluan (Mons Veneris) yang ditumbuhi oleh rambut kemaluan
pada saat perempuan memasuki usia pubertas.
1. Vagina (liang kemaluan atau liang senggama), bersifat elastis dan dapat
membesar serta memanjang sesuai kebutuhan fungsinya sebagai organ
baik saat berhubungan seks, saluran keluarnya darah haid dan jalan
keluarnya bayi saat melahirkan
2. Mulut rahim (Cervix), saat berhubungan seks, sperma yang dikeluarkan
penis laki-laki di dalam vagina akan masuk ke dalam mulut rahim hingga
bertemu sel telur perempuan
3. Rahim (Uterus) adalah tempat tumbuhnya janinhingga dilahirkan. Rahim
dapat membesar dan mengecil sesuai kebutuhan (hamil dan setelah
melahirkan)
4. Dua buah saluran telur (Tuba Fallopi) yang terletak di sebelah kanan dan
kiri rahim. Sel telur yang sudah matang atau sudah dibuahi akan disalurkan
ke dalam rahim melalui saluran ini
5. Dua buah indung telur (Ovarium) kanan dan kiri. Ketika seorang perempuan lahir, ia sudah memiliki ovarium yang mempunyai sekitar
setengah juta ova (cikal bakal telur). Tiap ova memiliki kemungkinan
berkembang menjadi telur matang. Dari sekian banyak ova, hanya sekitar
400 saja yamg berhasil berkembang menjadi telur matang semasa usia
produktif perempuan (BkkbN, 2007).
2.1.6 Perkembangan Fisik Remaja Perempuan
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik berlangsung pesat. Dalam
perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan dua ciri yaitu ciri-ciri seks primer
dan ciri-ciri seks sekunder.
Jika remaja perempuan sudah mengalami menarche, menstruasi adalah
peristiwa keluarnya cairan darah dari alat kelamin perempuan berupa
luruhnya lapisan dinding dalam rahim yang banyak mengandung darah.
b. Ciri-ciri seks sekunder
1. Pinggul lebar, bulat, membesar, puting susu membesar dan menonjol, serta
berkembangnya kelenjar susu, payudara lebih membesar dan bulat.
2. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat, lubang pori-pori
bertambah besar, kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif.
3. Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan
menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu,
lngan dan tungkai.
4. Suara menjadi semakin merdu dan lebih penuh (Gunarsa, 2001).
2.2 Perkawinan Dini
Perkawinan adalah suatu peristiwa dimana sepasang calon suami istri
dipertemukan secara formal di hadapan penghulu/kepala agama tertentu, para saksi
dan sejumlah hadirin, untuk kemudian disahkan secara resmi sebagai suami istri
dengan upacara dan ritual tertentu (Kartono, 2006).
Dalam Wikipedia, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian
hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan
suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan pribadi yang
biasanya intim dan seksual (Wikipedia, 2011). Perkawinan dini adalah perkawinan
yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan usia remaja. Remaja adalah usia 10-19
tahun dimana masa remaja merupakan masa peralihan yang sesungguhnya yaitu dari
2.2.1 Batasan Usia Perkawinan
Batasan usia perkawinan berbeda-beda. Menurut Undang-Undang
Perkawinan nomor 1 tahun 1974, salah satu syarat untuk menikah adalah bila pihak
pria sudah mencapai usia 19 tahun dan wanita sudah mencapai usia 16 tahun.
Undang-Undang Perkawinan bahkan membolehkan adanya dispensasi menikah pada
anak di bawah usia tersebut. Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak nomor 23
tahun 2002, orangtua diwajibkan melindungi anak dari perkawinan dini.
Undang-Undang Perlindungan Anak memberikan batasan usia anak adalah usia <18 tahun.
Namun menurut BkkbN, batasan usia perkawinan adalah usia 20 tahun karena
hubungan seksual yang dilakukan pada usia di bawah 20 tahun beresiko terjadinya
kanker leher rahim serta penyakit menular seksual (Rifka, 2011).
Usia perkawinan yang ideal bagi perempuan adalah 20-25 tahun, sementara
laki-laki 25-28 tahun karena di usia itu organ reproduksi perempuan secara fisiologis
sudah berkembang secara baik dan kuat serta siap untuk melahirkan keturunan. Usia
terbaik bagi wanita untuk hamil dan melahirkan adalah pada usia 20-30 tahun
(Endjun, 2002).
2.2.2 Alasan Untuk Melakukan Perkawinan
Menurut Kartono (2006), alasan dan motivasi orang untuk melakukan
perkawinan ada bermacam-macam. Umpama saja alasan-alasan sebagai berikut:
1. Distimulir oleh dorongan-dorongan romantik
2. Hasratuntuk mendapatkan kemewahan hidup
3. Ambisi besar untuk mencapai status sosial tinggi
4. Keinginan untuk mendapatkan asuransi hidup di masa tua
6. Hasrat untuk melepaskan diri dari belenggu keluarga atau orang tua
7. Dorongan cinta terhadap anak
8. Keinginan untuk mengabadikan nama leluhur
9. Malu kalau sampai disebut sebagai “gadis tua”
10. Motif-motif tradisional dan berbagai macam alasan lainnya.
2.2.3 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perkawinan Usia Dini
1. Faktor Budaya
Ada anggapan di masyarakat bahwa lebih baik kawin di usia muda
daripada menjadi perawan tua. Sebagian lain masyarakat, terutama yang
memahami agama secara sempit, menikahkan anak perempuannya adalah saat
anak perempuannya mendapat menstruasi pertama karena khawatir si anak akan
terlibat perbuatan zina.
2. Faktor Ekonomi
Pernikahan dini dilakukan untuk mengurangi pembiayaan hidup orang tua
pada anak, karena setelah menikah pada umumnya anak perempuan biaya
hidupnya akan ditanggung oleh suami/keluarga suami. Bahkan ada juga
pernikahan dini dilakukan untuk memperlancar bisnis orang tua atau sekedar
membayar hutang.
3. Faktor Teknologi
Teknologi telah berkembang pesat sehingga membawa pengaruh yang
cukup besar dalam kehidupan remaja. Pemakaian telepon genggam yang tidak
bijaksana adalah salah satu pengaruh yang mudah terlihat. Teknologi telepon
genggam saat ini dilengkapi dengan berbagai perangkat seperti kamera foto dan
baik oleh remaja. Rasa ingin tau membuat mereka memanfaatkan telepon
genggam berkamera untuk menyimpan foto porno dan merekam adegan yang
belum seharusnya mereka lakukan. Hal tersebut membuat remaja terjerumus
dalam pergaulan bebas yang membawa dampak pada terjadinya kehamilan yang
tak diinginkan dan pernikahan usia dini.
4. Faktor Pengetahuan
Akses internet yang semakin mudah dan murah membuat remaja dapat
memperoleh berbagai macam informasi, dari yang bernilai positif (misalnya
perkembangan ilmu pengetahuan) maupun yang bernilai negatif (misal yang
berbau pornogrfi). Informasi yang negatif membuat remaja merasa bahwa
pergaulan bebas adalah suatu hal yang lumrah dilakukan bahkan ada yang
menilai itu sebagai tanda modernitas karena mengikuti yang terjadi di negara
modern luar negeri.
5. Faktor Sosial
Masih banyak pula ditemui di daerah pedesaan adanya kesan bahwa
wanita yang tidak segera menikah akan dipandang sebagai wanita yang tidak
laku dan merupakan aib bagi keluarganya. Keterbatasan pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi yang dimiliki oleh orang tua atau remaja akan berakibat
pada maraknya kasus pernikahan usia dini (Rifka, 2011).
2.2.4 Dampak Perkawinan Dini pada Kehamilan dan Persalinan
Kehamilan pada masa remaja mempunyai risiko medis yang cukup tinggi,
karena pada masa remaja ini, alat reproduksi belum cukup matang untuk melakukan
fungsinya. Rahim baru siap malakukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karena pada
seorang wanita mulai mengalami kematangan sejak umur 14 tahun yang ditandai
dengan dimulainya menstruasi. Pematangan rahim dapat pula dilihat dari perubahan
ukuran rahim secara anatomis. Pada seorang wanita, ukuran rahim berubah sejalan
dengan umur dan perkembangan hormonal (Kusmiran, 2011).
Pada seorang anak yang berusia kurang 8 tahun, ukuran rahimnya kurang
lebih hanya setengah dari panjang vaginanya. Setelah umur 8 tahun, ukuran rahim
kurang lebih sama dengan vaginanya. Hal ini berlanjut sampai usianya kurang lebih
14 tahun (masa menstruasi) hingga besar rahimnya lebih besar sedikit dari ukuran
vaginanya. Ukuran ini menetap sampai terjadi kehamilan. Pada usia 14-18 tahun,
perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya
sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat ruptur (robek). Di samping otot rahim,
penyangga rahim juga belum cukup kuat untuk menyangga kehamilan sehingga
resiko yang lain dapat juga terjadi yaitu prolapsus uteri (turunnya rahim ke liang
vagina) pada saat persalinan.
Pada usia 14-19 tahun, sistem hormonal belum stabil. Hal ini dapat dilihat
dari siklus menstruasi yang belum teratur. Ketidakteraturan tersebut dapat
berdampak jika terjadi kehamilan. Kehamilan menjadi tidak stabil, mudah terjadi
pendarahan, dan terjadilah abortus atau kematian janin. Usia kehamilan terlalu dini
dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduksi aktif. Hal ini dapat
meningkatkan resiko kanker leher rahim di kemudian hari (Kusmiran, 2011).
Dampak perkawinan dini terhadap kehamilan dan persalinan dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Perkawinan dalam usia muda merupakan salah satu faktor keganasan mulut
memungkinkan terkena kanker serviks di usia tuanya dari pada wanita yang menunda
kehamilannya hingga usia 25 tahun atau lebih tua (Manuaba, 1998). Insidensi kanker serviks lebih tinggi terjadi pada wanita yang kawin daripada yang tidak kawin
terutama pada gadis yang koitus pertama (coitarche) dialami pada usia amat muda
yaitu <16 tahun (Prawirohardjo, 2002).
b. Remaja berisiko paling besar untuk menghadapi masalah dalam masa
hamil dan melahirkan anak termasuk insiden bayi berat lahir rendah. Studi di New
York menunjukkan berat bayi lahir berkurang 200-400 gram pada ibu yang
melahirkan usia <15 tahun dibanding 19-30 tahun. Hal ini merupakan risiko tinggi
dalam proses kehamilan dan persalinan (Aritonang, 2010).
Bayi dengan berat lahir rendah biasanya juga disebabkan karena kurangnya
perhatian terhadap pemberian suplemen gizi selama hamil, khususnya yang
mengandung zat besi, kalsium dan vitamin A. Setelah bayi lahir, sering juga terjadi
kekurangan atau salah gizi pada bayinya. Karena pada usia dini, biasanya secara
ekonomi belum mencapai kemandirian apalagi mapan (Indiarti, 2007).
c. Kematian bayi dan abortus. Kejadian ini dua sampai tiga kali lebih tinggi
pada kelompok usia dini daripada wanita berusia lebih dari 25 tahun karena remaja
cenderung memulai perawatan prenatal lebih lambat daripada wanita dewasa.
Remaja juga memiliki resiko lebih besarmengalami kondisi yang berhubungan
dengan masalah kehamilan misal hipertensi kehamilan (Bobak, 2004).
d. Keracunan Kehamilan (Gestosis). Kombinasi keadaan alat reproduksi yang
belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan
dalam bentuk eklamsi dan pre eklamsi. Pre eklamsi dan Eklamsi memerlukan
e. Kemungkinan risiko medik lainnya yaitu Fistula Vesikovaginal
(merembesnya air seni ke vagina), Fistula Retrovaginal (keluarnya gas dan feses dari
vagina) (Mardiya, 2011).
f. Mudah terkena penyakit infeksi. Keadaan gizi yang buruk mengakibatkan
tubuh mudah terkena infeksi.
g. Persalinan lama dan sulit. Persalinan lama dan sulit adalah persalinan yang
disertai komplikasi ibu maupun janin. Penyebabnya yaitu kelainan letak janin,
kelainan panggul, kelainan kekuatan his, mengejan yang salah.
h. Anemia Kehamilan. Anemia dalam kehamilan adalah suatu keadaan kadar
Hemoglobin darah kurang dari 11 gr/dl. Di Indonesia, kira-kira 70 % wanita hamil
menderita anemia. Penyebab anemia saat hamil muda disebabkan karena kurangnya
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda(Endjun, 2002).
i. Cacat Bawaan. Cacat bawaan merupakan kelainan pertumbuhan sruktur
organ janin sejak saat pertumbuhan (Manuaba, 1998).
Manuaba (2009), menambahkan kehamilan usia terlalu muda dapat
menimbulkan pertumbuhan janin dalam kandungan kurang sempurna, persalinan
sering diakhiri dengan tindakan operasi, pulihnya alat reproduksi setelah persalinan
berjalan lambat, pengeluaran ASI yang tidak cukup.
2.2.5 Konsekuensi Kehamilan Masa Remaja
Kehamilan pada usia remaja mengandung risiko kesehatan bagi ibu dan
bayinya. Ibu usia remaja juga cenderung belum siap secara mental. Bayi yang
dilahirkan cenderung memiliki berat tubuh rendah, faktor utama yang menyebabkan
kematian bayi maupun masalah neurologis penyakit masa kanak-kanak (Santrock,
Para ibu remaja sering kali putus sekolah. Meskipun banyak ibu remaja
kemudian melanjutkan pendidikannya lagi di kemudian hari, umumnya mereka tidak
lagi mencapai taraf kehidupan ekonomi yang setara dengan perempuan yang
menunda melahirkan anak hingga usia dua puluhan.
Sebuah studi menemukan bahwa anak-anak yang berasal dari perempuan
yang melahirkan pertama kali ketika remaja, memiliki skor tes yang rendah dan
memperlihatkan perilaku yang lebih bermasalah dibandingkan ibu-ibu yang memiliki
anak pertama ketika dewasa (Santrock, 2007).
2.3 Sikap Terhadap Perkawinan Dini
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap merupakan kecenderungan dan kesediaan
untuk bertindak dan disertai dengan perasaan-perasaan yang dimiliki oleh individu
tersebut. Dengan dasar pengetahuan dan pengalaman masa lalu maka timbul sikap
dalam diri manusia dengan persaan-perasaan tertentu, dalam menanggapi suatu
obyek yang menggerakkan untuk bertindak. Sikap adalah cara mengkomunikasikan
suasana hati dalam diri sendiri kepada orang lain. Bila merasa optimis dan
memperkirakan akan berhasil, hal ini menimbulkan sikap positif. Bila merasa
pesimis dan menduga-duga hal-hal yang buruk, hal ini bisa menimbulkan sikap
negatif (Notoatmodjo, 2003).
Sikap dapat dibedakan atas :
Sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui,
menyetujui serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu
berada.
2. Sikap negatif
Sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak
menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.
Fungsi sikap :
1. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri
2. Sebagai alat pengukur tingkah laku
3. Sebagai alat pengatur pengalaman
4. Sebagai pernyataan kepribadian
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung.
Secaran langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden
terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (Notoatmodjo,
2003).
2.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Sikap
Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap antara lain adalah:
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan hal ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan
merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.
Pengetahuan juga dapat didefenisikan sebagai kumpulan informasi yang
dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri, baik terhadap diri
sendiri maupun lingkungan.Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003).
Asosiasi Psikologi Amerika berpendapat bahwa dalam atau tidaknya
pengetahuan seseorang dapat digolongkan dalam 6 tingkatan, yaitu :
1. Tahu, didefenisikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari rangsangan yang telah
diterimanya.
2. Memahami, didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan
materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi, didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi yang sebenarnya.
4. Analisa, didefenisikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain.
5. Sintesis, didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
6. Evaluasi, didefenisikan sebagai kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian itu berdasarkan pada kriteria
yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dalam
kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden (Notoadmodjo, 2005).
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha mengembangkan kepribadian dan kemampuan
di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar. Makin tinggi pendidikan seseorang maka
makin mudah seseorang tersebut menerima informasi. Seseorang dengan
pendidikan tinggi cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang
lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, tetapi
juga dapat diperoleh dari pendidikan nonformal.
b. Media Massa/Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal
perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi,
berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan
lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan sesorang.Media massa membawa pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru
mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
c. Sosial Budaya/Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang apakah baik atau buruk
akan dapat menambah pengetahuan seseorang walaupun tidak
melakukannya.Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial dan ekonomi
juga mempengaruhi pengetahuan seseorang.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
e. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
f. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan tang diperolehnya semakin membaik
(Notoatmojo, 2005).
2.Media Massa
Pengaruh informasi global yang semakin mudah diakses
justrumemancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiasaan
tidak baik seperti merokok, minum-minuman beralkohol, penyalahgunaan
obat terlarang dan lain-lain. Kebiasaan tersebut akan mempercepat usia awal
seksual aktif serta mengantarkan mereka pada kebiasaan berperilaku seksual
yang berisiko tinggi.
3. Lembaga pendidikan dan agama
Lembaga pendidikan dan agama sebagai suatu sistem memiliki
pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan hal baik
dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan diperoleh dari pendidikan dan pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya
4.Pengaruh orang lain
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen
sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap
penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak,
banyak mempengaruhi sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang lain, yang
biasanya dianggap penting adalah orang tua, orang yang status sosialnya
tinggi, teman sebaya, teman dekat, teman kerja, guru, istri, suami dan
lain-lain.
5. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam
budaya yang memiliki norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat
mungkin kita akan memiliki sikap yang mendukung terhadap masalah
kebebasan pergaulan heteroseksual. Apalagi kita hidup dalam budaya sosial
yang sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, maka sangat mungkin
kita akan memiliki sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang
mengutamakan kepentingan perorangan (Azwar, 2009).
2.5 Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.5 Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan tentang Dampak Perkawinan Dini pada Kehamilan dan Persalinan dengan Sikap Remaja Putriterhadap Perkawinan Dini di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Tahun 2012.
Pengetahuan tentang Dampak Perkawinan Dini pada Kehamilan dan Persalinan
2.6 Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara pengetahuan tentang dampak perkawinan dini pada
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran dan pengamatan
dalam waktu yang bersamaan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan
Kabupaten Simalungun.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juni 2012.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh siswa perempuan SMP Budi
Utomo kelas VII, VIII dan kelas IX Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten
Simalungun tahun 2012 sebanyak 149 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa perempuan kelas VII dan VIII
SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun tahun 2012
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari responden melalui teknik wawancara
yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari sekolah berupa jumlah kelas, berapa jumlah
siswa seluruhnya dan berapa jumlah seluruh siswa perempuan di SMP Budi Utomo.
3.5 Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner
Pada penelitian ini sebagai alat ukur kuesioner digunakan terlebih dahulu,
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Responden yang diambil untuk uji coba
adalah 30 orang responden. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner adalah sangat
penting dalam penelitian karena kesimpulan penelitian hanya akan dapat dipercaya
apabila data yang dikumpulkan menggunakan alat pengukur yang mempunyai
validitas dan reliabilitas yang tinggi.
3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi
antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel (pertanyaan)
dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor
totalnya. Dengan kata lain, bila r hitung lebih besar dari r tabel maka variabel valid.
Sebaliknya, bila r hitung lebih kecil dari r tabel artinya variabel tidak valid. Uji
validitas menggunakan rumus Pearson Product Moment, setelah itu diuji dengan
3.5.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu.
Pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.
Untuk mengetahui reliabilitas caranya dengan membandingkan nilai r hasil dengan
nilai r tabel. Dalam uji reliabilitas, sebagai nilai r hasil adalah nilai Cronbach Alpha.
Ketentuannya adalah apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari r tabel maka
pertanyaan tersebut reliabel.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pernyataan Pengetahuan & Sikap
No Pernyataan
Corrected Item Total
Correlation
Keterangan
1 Pengetahuan 1 a 0,693 Valid
2 Pengetahuan 1 b 0,656 Valid
3 Pengetahuan 1 c 0,693 Valid
4 Pengetahuan 1 d 0,854 Valid
5 Pengetahuan 1 e 0,811 Valid
6 Pengetahuan 2 a 0,724 Valid
7 Pengetahuan 2 b 0,546 Valid
8 Pengetahuan 2 c 0,772 Valid
9 Pengetahuan 2 d 0,580 Valid
10 Pengetahuan 2 e 0,561 Valid
11 Pengetahuan 3 a 0,640 Valid
12 Pengetahuan 3 b 0,785 Valid
13 Pengetahuan 3 c 0,455 Valid
15 Pengetahuan 3 e 0,605 Valid
16 Pengetahuan 4 a 0,368 Valid
17 Pengetahuan 4 b 0,724 Valid
18 Pengetahuan 5 a 0,724 Valid
19 Pengetahuan 5 b 0,656 Valid
20 Pengetahuan 5 c 0,785 Valid
Nilai Alpha 0,946 Reliabel
No Pernyataan
Corrected Item Total
Correlation
Keterangan
1 Sikap 1 0,698 Valid
2 Sikap 2 0,753 Valid
3 Sikap 3 0,708 Valid
4 Sikap 4 0,574 Valid
5 Sikap 5 0,806 Valid
6 Sikap 6 0,865 Valid
7 Sikap 7 0,434 Valid
8 Sikap 8 0,719 Valid
9 Sikap 9 0,826 Valid
10 Sikap 10 0,817 Valid
Nilai Alpha 0,925 Reliabel
3.6 Defenisi Operasional
1.Pengetahuan tentang dampak perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan
pada kehamilan dan persalinan. Adapun dampak perkawinan dini pada kehamilan
dan persalinan yaitu :
a. Ca Cerviks (kanker rahim) adalah kanker yang terjadi karena terinfeksi Human
Papilloma Virus yang menyerang mulut rahim.
b. Bayi Berat Lahir Rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari normal tanpa memandang masa gestasi.
c. Abortus adalah berhentinya kehamilan sebelum usia 20 minggu yang
menyebabkan kematan janin. Kematian bayi adalah kematian bayi usia 0-12
bulan.
d. Keracunan Kehamilan adalah kumpulan gejala seperti tekanan darah tinggi,
adanya protein dalam urin dan bengkak pada tubuh yang timbul saat hamil,
bersalin dan nifas.
e. Fistula Vesikovaginal adalah merembesnya air seni ke vagina. Fistula
Retrovaginal adalah keluarnya gas dan feses dari vagina.
f. Mudah terkena penyakit infeksi adalah rendahnya daya tahan tubuh sehingga
tubuh mudah terkena penyakit infeksi.
g. Persalinan lama adalah persalinan yang telah berlangsung 12 jam atau lebih
sementara bayi belum lahir.
h. Anemia kehamilan adalah keadaan kadar hemoglobin darah kurang dari 11
gr/dl pada masa kehamilan.
i. Cacat bawaan adalah kelainan pertumbuhan stuktur organ janin sejak saat
2.Sikap terhadap perkawinan dini adalah reaksi atau respon yang diberikan oleh
responden terhadap perkawinan yang dilakukan oleh perempuan di bawah usia 19
tahun.
3.7 Aspek Pengukuran 3.7.1 Pengetahuan
Pengetahuan diukur melalui 5 bagian pernyataan dengan jumlah item
jawaban pada setiap pernyataan berbeda. Pernyataan nomor 1-3 masing-masing
memiliki 5 item. Pernyataan nomor 4 memiliki 2 item dan pernyataan nomor5
memiliki 3 item. Responden diharapkan menjawab setiap pernyataan dengan cara
memberi tanda ”check list” (Notoatmodjo, 2010). Masing-masing item jawaban
bernilai 1. Jika menjawab dengan benar maka diberi nilai 1 sehingga skor jawaban
tertinggi bernilai 20. Bila salah atau tidak menjawab maka diberi nilai 0. Berdasarkan
interpretasi skor jawaban responden, pengetahuan dikategorikan sebagai berikut
(Arikunto, 2006) :
1. Baik, jika skor total jawaban >75% atau dalam interval 16– 20
2. Cukup, jika skor total jawaban 40%-75% atau dalam interval 9– 15
3. Kurang, jika skor total jawaban <40% atau dalam interval 0 – 8
3.7.2 Sikap
Variabel sikap terdiri dari 10 pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif.
Pernyataan negatif terdiri atas 5 soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 5 dan 6. Pernyataan
positif terdiri dari 5 soal yaitu soal nomor 4, 7, 8, 9 dan 10. Skala yang digunakan
Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) (Riduan dan Kuncoro,
2007).
Untuk pernyataan positif:
1.Sangat Setuju (SS) = 5
2. Setuju (S) = 4
3. Normal (N) = 3
4. Tidak Setuju (TS) = 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Untuk pernyataan negatif :
1. Sangat Setuju (SS) = 1
2. Setuju (S) = 2
3. Normal (N) = 3
4. Tidak Setuju (TS) = 4
5. Sangat Tidak Setuju (STS) = 5
Berdasarkan interpretasi skor jawaban responden, sikap dikategorikan
sebagai berikut :
1. Baik, jika skor total >50% yaitu bila responden mendapat nilai 31-50
2. Kurang baik, jika skor total ≤50% yaitu bila responden mendapat nilai 10-30
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.8.1 Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh kemudian diolah secara manual dan komputerisasi.
Pelaksanaannya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Editing, yaitu
jawaban menurut macamnya dengan kode tertentu. Tabulasi, yaitu data yang telah
terkumpul ditabulasi dalam bentuk tabel.
3.8.2 Analisis Data
a. Analisis Univariat
Data terkumpul diolah dan dianalisis secara univariat untuk
mendapat gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi dari
variabel yang diteliti baik untuk variabel bebas maupun terikat.
b. Analisis Bivariat
Dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum SMP Budi Utomo
SMP Budi Utomo terletak di Jalan Pekan Bahgunung Kecamatan Bandar
Huluan Kabupaten Simalungun. SMP Budi Utomo berdiri pada tahun 1987 dengan
luas 1,3 Ha. Adapun batas wilayah SMP Budi Utomo adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Rumah Penduduk
- Sebelah Barat : Perkebunan Kelapa Sawit
- Sebelah Timur : Rumah Penduduk
- Sebelah Selatan : Rumah Penduduk
Jumlah ruang kelas terdiri dari 9 buah yaitu kelas VII, VIII dan kelas IX
masing-masing 3 kelas. Jumlah siswanya terdiri dari 301 orang. Kelas VII sebanyak
102 orang, kelas VIII sebanyak 103 orang dan kelas IX sebanyak 96 orang. Jumlah
siswa laki-laki sebanyak 152 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 149
orang. Tenaga pengajar terdiri dari 13 orang. SMP Budi Utomo juga memiliki 1 buah
ruang kepala sekolah, 1 buah ruang guru, 1 buah mushola, 1 buah perpustakaan dan
WC.
4.2 Mata pelajaran di SMP Budi Utomo
Mata pelajaran di SMP Budi Utomo adalah Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, IPA Terpadu (Biologi dan Fisika), IPS Terpadu (Sejarah,
Geografi, Ekonomi), Agama, KTK (Kerajinan Tangan dan Kesenian), Olah Raga,
PKn (Pendidikan Kewarganegaraan), TIK (Teknik Informatika Komputer), Muatan
Berdasarkan keterangan dari pihak sekolah, materi tentang kesehatan
reproduksi mengenai kehamilan dan persalinan telah diajarkan dalam pelajaran
Biologi.
Tabel 4.1 Jumlah Siswa di SMP Budi Utomo Tahun 2012 Kelas
4.3 Karakteristik Responden
Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Suku, Agama, Pendidikan Orang Tua di SMP Budi Utomo Tahun 2012
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden paling banyak berdasarkan
umur adalah yang berumur 14 tahun yaitu sebanyak 49 orang responden (47,1%).
Berdasarkan suku, paling banyak suku jawa sebanyak 98 orang responden (94,2%).
Berdasarkan agama yang paling banyak adalah yang beragama Islam yaitu sebanyak
Karakteristik Frekuensi Persentase
Umur 12 tahun 6 5,8 Pendidikan orang tua Tidak Tamat
99 orang responden (95,2%), Dan berdasarkan pendidikan orang tua yang paling
banyak adalah yang berpendidikan SD yaitu sebanyak 72 orang responden (69,2%).
4.4 Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan dan Persalinan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan dan Persalinan Tahun 2012
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Baik 5 4,8
Kurang 99 95,2
Total 104 100,0
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kurang yaitu sebanyak 99 orang responden (95,2%). Dapat disimpulkan
bahwa dari 104 orang responden, ada 99 orang (95,2%) tidak mengetahui dampak
perkawinan dini pada kehamilan dan persalinan.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini Pada Kehamilan dan Persalinan Tahun 2012
Pernyataan
Ya Tidak Total
N % N % N %
1.Masalah yang mungkin terjadi bila ibu mengalami kehamilan pada usia yang sangat muda
a. Anemia kehamilan (kurang darah) 46 44,2 58 55,8 104 100,0 b. Tubuh ibu mudah terkena penyakit infeksi 32 30,8 72 69,2 104 100,0 c.Tekanan darah tinggi, ada protein dalam urin dan
kaki bengkak
28 26,9 76 73,1 104 100,0
d.Rahim dapat robek karena belum kuat menyangga kehamilan
30 28,9 74 71,1 104 100,0
e.Tubuh ibu semakin sehat 35 33,6 69 66,4 104 100,0
2.Masalah yang mungkin terjadi pada saat persalinan bila usia ibu masih sangat muda
a.Perdarahan 34 32,7 70 67,3 104 100,0
b.Pulihnya alat reproduksi berjalan lambat setelah persalinan