• Tidak ada hasil yang ditemukan

. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Turangie Estate, Pt Pp London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan ". Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Turangie Estate, Pt Pp London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat Sumatera Utara"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT

(

Elaeis guineensis

Jacq

.

) DI TURANGIE ESTATE, PT PP

LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk, LANGKAT,

SUMATERA UTARA

AHMAD HIDAYAT

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Turangie Estate, PT London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

AHMAD HIDAYAT. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Turangie Estate, PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat sumatera Utara. Dibimbing oleh HERDHATA AGUSTA.

Kegiatan magang ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang budidaya tanaman kelapa sawit dan secara khusus mempelajari manajemen panen kelapa sawit dalam lingkup perkebunan. Data yang diperoleh merupakan data primer dan data skunder. Pengamatan diuji menggunakan metode kuantitatif yang terdiri dari penjumlahan, rata-rata dan persentase, sedangkan uji statistik menggunakan t-student. Kapasitas panen,mutu panen, produktivitas, seks rasio dan tenaga panen merupakan aspek penting dalam kegiatan panen. Hasil analisis yang diperoleh adalah nilai seks rasio pada tipe lahan datar dan lahan miring berbeda nyata yang membuktikan tipe lahan berpengaruh terhadap nilai seks rasio. Tingkat kapasitas panen antar tiap kemandoran di Divisi Pondok Kloneng tidak berbeda nyata, hal ini membuktikan bahwa tenaga panen sudah terdistribusi dengan baik. Mutu panen Divisi Pondok Kloneng sudah tergolong baik dibuktikan dengan sedikitnya pelanggaran yang terjadi. Produktivitas kelapa sawit di Divisi Pondok Kloneng belum sesuai standar yang ditetapkan Ditjenbun dikarenakan kondisi tanaman yang tidak dalam masa puncak panen.

Kata kunci : Kelapa sawit, Manajemen panen, Aspek Panen ABSTRACT

AHMAD HIDAYAT. THE MANAGEMENT OF PALM OIL HARVEST (Elaeis guineensis Jacq.) in Turanggie Estate, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, Langkat Nort Sumatra. Guided by HERDHATA AGUSTA

This apprentice was intended to increase the knowledge of students about the cultivation of palm oil plants; moreover, this was also intended to study the management of palm oil harvest in a plantation scope. The data obtained were primary and secondary data. The observation was examined by using quantitative method consisting of calculation, average and percentage, while the statistic test used t-student. The capacity of crop, the quality of crop, productivity, ratio sex, and the workers were the important aspects in cultivation activity. The result of analysis obtained was that the value of ratio sex in flat and sloping fields varied significantly. This proved that the field type influenced the value of ratio sex. The level of havest capacity among the leaders in Pondok Kloneng Division did not show any significant difference. This indicated that the harvest workers were distributed properly. The quality of cultivation in Pondok Kloneng Division has been quite good. This was showed by few numbers of fouls. The productivity of palm oil in Pondok Kloneng Division has not reached the standard issued by Ditjenbun because the plant condition was not in the peak of harvest time.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT

(

Elaeis guineensis

Jacq

.

) DI TURANGIE ESTATE, PT LONDON

SUMATERA INDONESIA Tbk, LANGKAT, SUMATERA

UTARA

AHMAD HIDAYAT

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan serta hidayahNya sehingga penulisan laporan akhir magang ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Laporan akhir ini merupakan cakupan beberapa kegiatan yang penulis lakukan selama menjalani magang di divisi Pondok Kloneng dimana magang ini sendiri bertujuan untuk mengambil beberapa data yang nantinya dijadikan bahan untuk menyusun skripsi.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Bapak Mualip, Ibu Winarni dan adik Ade Rahma yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materi serta do’a sehingga penulis dapat menjalankan kegiatan magang ini. Bapak Dr Ir Herdhata Agusta selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan dukungan, bimbingan serta arahannya selama pelaksanaan magang dan penyusunan skripsi bapak Prof Dr Ir Anas D. Susila, Ms selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalankan studi. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Bapak Ir Edy Syahputra selaku Estate Manager di Turangie Estate, Bapak Ir Budi Yansari selaku Asisten Kepala, Ibu Rita Kaban selaku Estate Administration Assistant, dan Bapak Ir Ismail A Kaharu selaku Asisten divisi Pondok Kloneng sekaligus pembimbing penulis selama jalannya kegiatan magang atas ijin, kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan magang hingga akhir jadwal yang ditentukan.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Abdus Samad, Bapak Irwansyah , Bapak Apriono, paklek Budi, paklek Saimun, Ibu Asnilawati, Ibu Suryanita, Ibu Nur Asni, bang Dedi Juniar, bang Rendra Rio, bang Eco Suharyadi, dan kak Pratiwi Rahayu yang telah menjadi keluarga baru dan memberikan arahan, bimbingan dan pelajaran kepada penulis selama melaksanakan kegiatan magang di Turangie Estate. Teman-teman DR D37 plus, teman-teman AGH 47, Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan (IMMAM), khususnya teman-teman geng nero dan saudari Devi Qisthina Linati yang telah memberikan dukungan dan masukannya untuk penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun ke arah yang lebih baik. Semoga laporan akhir magang ini dapat bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

TINJAUAN PUSTAKA 2

Asal-usul Tanaman Kelapa Sawit 2

Morfologi Tanaman Kelapa Sawit 2

Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit 3

Pemanenan Kelapa Sawit 3

METODE MAGANG 4

Tempat dan Waktu 4

Metode Pelaksanaan 4

Pengamatan dan Pengumpulan Data 4

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG 6

Letak Geografis 6

Luas Areal dan Tata Guna Lahan 6

Keadaan Iklim dan Tanah 6

Keadaan Tanaman 6

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 7

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 8

Aspek Teknis 8

Aspek Manajerial 15

HASIL DAN PEMBAHASAN 17

Kapasitas Panen 17

Mutu Panen 18

Tahun Tanam dan Produktivitas Tanaman 19

Seks Rasio 20

Tenaga Panen 21

KESIMPULAN DAN SARAN 22

Kesimpulan 22

Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 23

DAFTAR SINGKATAN 24

LAMPIRAN 25

(11)

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

1 Hama ulat pada daun

2 Ciri-ciri serangan hama tikus 3 Kegiatan pemupukan di lapangan 4 Kendaraan pengangkut hasil panen

1 Jurnal harian sebagai karyawan di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara

2 Jurnal harian sebagai pendamping mandor di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara

3 Jurnal harian sebagai pendamping asisten di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara

4 Jurnal harian sebagai pendamping asisten di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara (lanjutan)

5 Luas areal dan tata guna lahan Divisi Pondok Kloneng 6 Data curah hujan Turangie Estate tahun 2004-2013 7 Struktur Organisasi Turangie Estate

8 Rotasi panen Divisi Pondok Kloneng 9 Kriteria premi Divisi Pondok Kloneng 10 Kondisi Blok Divisi Pondok Kloneng

25

1 Jumlah tenaga kerja Divisi Pondok Kloneng 2 Dosis pupuk Divisi Pondok Kloneng

3 Tingkat kematangan dan kriteria panen di Turangie Estate 4 Kriteria denda panen Divisi Pondok Kloneng

5 Rata-rata kapasitas panen tiap mandoran Divisi Pondok Kloneng 6 Kesalahan pekerja dalam pelaksanaan panen

7 Produktivitas Divisi Pondok Kloneng sepuluh tahun terakhir 8 Produktivitas tanaman berdasarkan tahun tanam

9 Perbandingan nilai seks rasio pada lahan miring dan datar

10 Perbandingan seks rasio tanaman dengan tahun tanam 1993 dan 1996 11 Tenaga panen dan luas areal panen

(12)
(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati dan merupakan tanaman primadona di dunia tanaman perkebunan. Produksi kelapa sawit di Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit dunia. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan minyak inti sawit Palm Kernel Oil (PKO). Perkebunan kelapa sawit di Indonesia tahun mencapai 10.1 juta ha dan merupakan penghasil areal yang terluas di dunia. Demikian pula produksi minyak sawit Indonesia tahun 2013 mencapai 27.74 juta ton (Ditjenbun, 2013). Minyak nabati kelapa sawit banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan margarin), industri sabun (bahan penghasil busa), industri baja (bahan pelumas), industri tekstil, industri kosmetik, dan sebagai biodiesel (Sastrosayono 2006).

Pemanenan buah sawit yang tidak tepat umur mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Selain kegiatan pemanenan, proses pasca panen juga sangat berpengaruh pada kualitas minyak sawit yang dihasilkan. Kualitas minyak sawit ditentukan oleh tinggi rendahnya kandungan asam lemak bebas (ALB). Penentuan saat panen mempengaruhi kandungan ALB minyak sawit yang dihasilkan. Saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam mesokarp meningkat cepat. Setelah kadar minyak maksimal, buah akan lepas (brondol) dari tandannya. Asam lemak bebas (ALB) dalam buah akan terus meningkat sehingga dalam transportasinya pun harus cepat agar kandungan ALB tidak terlalu tinggi (Sastrosayono 2006).

Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik (Fauzi et al. 2008). Rangkaian ketiga kegiatan tersebut harus dilakukan secara terpadu karena sangat terkait satu sama lainnya. Proses pemanenan harus memperhatikan kriteria matang buah kelapa sawit tersebut karena buah yang terlalu matang dan kurang matang kualitas minyak nabatinya akan berkurang. Keberhasilan dalam manajemen perkebunan kelapa sawit kelapa sawit dapat dicapai melalui pengelolaan kebun yang baik mulai dari pembukaan lahan hingga pemanenan dan pasca panen. Baik dan buruknya pemeliharaan kelapa sawit akan tercermin dari manajemen pemanenan dan produksi (Lubis 2008).

Tujuan Penelitian

(14)

2

di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk serta dapat berlatih menganalisis dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan pemanenan tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Asal-usul Tanaman Kelapa Sawit

Taksonomi kelapa sawit (Elais guineensis Jacq.) menurut Lubis (1992) sebagai berikut :

Divisi : Tracheophyta Sub-divisi : Pteropsida Kelas : Angiospermae Sub-kelas : Monocotyledoneae Ordo : Cocoideae

Famili : Palmae Genus : Elaeis

Species : Elaeis guineensis Jacq.

Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini justru lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1848 berasal dari Mauritius dan Amsterdam sebanyak empat tanaman yang kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara (Lubis 1992)..

Pada tahun 1911 berdirilah perkebunan kelapa sawit pertama yang berlokasi di daerah pantai timur Sumatera Utara dan Aceh yang luasnya mencapai 5.123 ha. Perkembangan tanaman kelapa sawit begitu pesat di Indonesia, bahkan kini telah menjadi primadona komoditi perkebunan.

Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit termasuk golongan berumah satu, jantan dan betina terpisah masing-masing, namun masih dalam satu pohon . Bunga tumbuh disetiap ketiak pelepah, potensinya dapat tumbuh jadi bunga betina atau jantan sangat tergantung dari faktor genetis, lingkungan, kesuburan tanah dan umur tanaman. Buah kelapa sawit juga berukuran sekitar 2-5 cm, berbentuk oval. Buah terdiri dari exocarp (kulit buah), mesokarp yakni bagian yang mengandung minyak, endocarp atau batok kelapa sawit, dan endosperm atau buah kelapa sawitnya yang disebut kernel (Hakim 2007).

Akar tanaman kelapa sawit merupakan akar serabut dimana terdiri atas akar primer, sekunder, dan tersier. Akar primer tumbuh 45° vertikal dari batang dan mampu tumbuh sedalam 1,5 m, akar sekunder tumbuh horizontal dari akar primer dan mampu tumbuh hingga 6 meter, sedangkan akar tersier tumbuh dari akar sekunder dan berada dekat dengan permukaan tanah (Hadi 2004).

(15)

3

pelepah daun. Dalam setahun dapat terbentuk 20-30 pelepah daun dan akan berkurang selaras dengan bertambahnya usia tanaman (Lubis 1992).

Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada suhu 270C dengan suhu maksimum 330C dan suhu minimum 220C. Curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 1 250 – 3 000 mm yang merata sepanjang tahun, curah hujan optimal sekitar 1 750 – 2 500 mm. Lama penyinaran matahari yang optimal adalah 6 jam per hari dan kelembaban nisbi untuk kelapa sawit pada kisaran 50 – 90% (optimal 80%). Elevasi untuk pengembangan kelapa sawit adalah kurang dari 400 m dari permukaan laut. Tanaman kelapa sawit dapat diusahakan pada tanah yang memliki tekstur agak kasar sampai halus yaitu antara pasir berlempung sampai lempung berliat (Buana dan Siahaan 2003). Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah namun akan tumbuh optimum pada kondisi tanah dengan sifat fisik memiliki solum setebal 80 cm; tekstur ringan dengan pasir 20-60% , debu 10-40%, dan liat 20-50%; pH 5-5,5; dan kandungan unsur hara yang tinggi (Lubis, 1992).

Pemanenan Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah setelah berumur 2.5 tahun dan masak dalam waktu 5.5 bulan setelah penyerbukan. Buah kelapa sawit baru dapat dipanen pada tanaman yang telah berumur 31 bulan atau sedikitnya 60% buah telah matang. Cara visual lainnya yaitu apabila dari lima pohon terdapat satu tandan buah matang panen (Kiswanto2008),

Kegiatan pemanenan merupakan kegiatan utama di perkebunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak sawit dan inti kelapa sawit. Aspek yang paling menentukan untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi adalah rotasi panen. Rotasi panen sangat berhubungan erat dengan kualitas buah dan mempengaruhi mekanisme kerja pemanenan. Rotasi panen harus dijaga tetap normal, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat, dengan memantau daftar rotasi panen yang terdapat di kantor afdeling, selain melalui informasi umur tanaman, kerapatan buah, jumlah tenaga potong buah, serta persentase kapasitas borong (Pahan 2007).

(16)

4

areal setempat dan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu hanca tetap, hanca giring murni, dan hanca giring tetap per mandoran (Pahan 2007).

Selain itu dalam proses pemanenan harus diperhatikan tingkat kematangan dari buah kelapa sawit tersebut. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas CPO. Pada tandan buah segar yang terlalu matang prose enzimatik akan meningkat yang memicu peningkatan kadar ALB, dengan kata lain mengakibatkan kualitas CPO akan turun (Hakim 2007). Sedangkan pada buah yang belum mencapai masa tepat matangnya kandungan minyak yang ada dalam mesokarp masih 73 % dari potensi yang dapat dicapainya, dengan kata lain 27 % lagi akan terbuang bila dilakukan pemanenan yang terlalu cepat (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008)

Kualitas buah dan kualitas panen merupakan bagian dari kriteria keberhasilan kegiatan pemanenan di perkebunan kelapa sawit. Pahan (2007), hasil panen dikatakan baik jika komposisi buah masak mencapai sekitar 98% dan buah mentah serta busuk maksimum hanya 2%. Kualitas buah dan kualitas panenmenyangkut kualitas pekerjaan panen, pengawasan, dan pemeriksaan hasil panen. Kualitas pekerjaan panensangat terkait dengan tugas tenaga panen, yaitu memanen semua tandan buah segar (TBS) masak dan mengutip bersih seluruh brondolan untuk diletakkan di TPH, serta menyusun pelepah yang telah dipotong pada gawangan mati. Kualitas pengawasan dan pemeriksaan ditentukan oleh personil yang bertugas mengawasi mulai dari asisten afdeling, mandor satu, mandor panen,petugas sortasi dan kerani buah.

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dari Februari sampai Juni 2014 bertempat di kebun Turangie Esate, PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang ini merupakan suatu kegiatan kerja langsung di lapangan sehingga kegiatan mahasiswa merupakan bagian internal dari kebun Turangie Estate PT PP London Sumatera Indonesia Tbk. Kegiatan mencakup mempelajari pengawasan Peace Work (PW) pada setiap pekerjaan, mempelajari sistem kerja mandor, mempelajari beberapa pekerjaan kerani divisi dan asisten divisi, dapat dilihat pada Lampiran 1, 2, 3 dan 4.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Secara garis besar metode pelaksanaan magang di lapangan adalah pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan melalui kerja, pengamatan langsung di lapangan, diskusi dan wawancara dengan staf serta karyawan kebun.

(17)

5

lokasi, letak geografis kebun, keadaan iklim, luas kebun, luas areal, tata guna lahan, kondisi pertanaman dan produksi, norma kerja di lapangan serta organisasi dan manajemen kebun.

Hasil kegiatan magang berupa data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung dilakukan analisis secara deskriptif dan kuantitatif menggunakan norma kerja yang berlaku. Faktor yang mempengaruhi terhadap produksi yang diamati meliputi :

Kapasitas Panen. Pengamatan terhadap kapasitas panen antara dua kemandoran yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyebaran tenaga panen. Pengamatan dilakukan terhadap masing-masing lima orang pemanen dari kedua kemandoran pada pemanenan tanaman dengan tahun tanam 1996, pengamatan dilakukan selama empat hari panen pada setiap pemanen dengan menghitung hasil panen dari tiap pemanen dalam satu hari dan kemudian diambil rata-rata dari data panen selama empat hari tersebut . Setelah didapatkan rata-rata hasil panen per hari dari tiap pemanen di dua kemandoran maka dibandingkan data rata-rata panen per hari tersebut antara dua kemandoran. Data diambil dari laporan kerani buah setiap pagi.

Mutu panen. Pengamatan terhadap mutu panen dilakukan untuk mengetahui tingkat pelanggaran dalam proses pemanenan. Pengamatan dilakukan terhadap dua orang pemanen yang berasal dari satu kemandoran selama empat minggu. Pengamatan dilakukan dengan bantuan polisi buah yang bertugas mencatat setiap pelanggaran pemanen. Parameter pelanggaran yang diamati adalah berondolan yang tertinggal, buah mentah, long stalk atau tangkai panjang, dan salah potong dan susun pelepah.

Tahun tanam dan produktivitas. Pengamatan tahun tanam dan produktivitas dilakukan dengan membandingkan rata-rata produktivitas setiap tahun tanam dengan standar yang telah ditentukan DITJENBUN. Pengamatan dilakukan dengan membandingkan data produktivitas pada tahun 2013 setiap tahun tanam dengan standar yang ditentukan DITJENBUN.

seks rasio. Pengamatan seks rasio dilakukan dengan menghitung perbandingan jumlah bunga betina dengan jumlah seluruh bunga dalam satu pohon pada areal datar dan areal miring. Tanaman contoh diambil sebanyak 40 tanaman pada setiap tipe areal dengan cara sampling acak mengkondisikan tipe areal. Pengamatan dilakukan pada tanaman dengan tahun tanam 1996 yaitu sebanyak lima blok dengan satu kali pengamatan pada tiap bloknya. Selain membandingkan tipe areal pengamatan ini juga dilakukan dengan membandingkan nilai seks rasio antara tanaman dengan tahun tanam 1996 dengan tanaman dengan tahun tanam 1993. Pada pengamatan ini tanaman dengan tahun tanam 1993 dilakukan pengamatan terhadap dua blok.

(18)

6 Turangie Estate terletak pada ketinggian ± 150 mdpl secara administratif terletak di Desa Turangie, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Lokasi kebun berjarak kurang lebih ± 75 km dari pusat kota Medan sebagai Ibukota provinsi Sumatera Utara,. Areal Kebun Turangie Divisi Pondok Kloneng tempat dilakukannya kegiatan magang berada pada koordinat 03°25’0” LU sampai 03°30’0” LU dan 98°11’0” BT 98°16’0” BT .

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas total area divisi Pondok Kloneng adalah 764,85 ha yang terdiri dari tanaman menghasilkan (TM) seluas 692,51 ha, tanaman belum menghasilkan (TBM) tidak ada, dan luas areal yang tidak ditanami 72,34 ha. Luas areal dan tata guna lahan di Turangie Estate dapat dilihat pada (Lampiran 5).

Berdasarkan data pada lampiran 1 areal TM terdiri atas 90% dari total areal yang ada di divisi Pondok Kloneng dengan rincian tanaman tahun 1993 seluas 6,3 %, tanaman tahun 1994 seluas 29,6%, tanaman tahun 1995 seluas 18,4%, dan tanaman tahun 1996 seluas 45,7% dari total areal yang ditanami seluas 692,51 ha. Total areal yang tidak ditanami seperti perumahan, jalan, dan konservasi terdiri atas 10 % dari total areal kebun.

Keadaan Iklim dan Tanah

Berdasarkan curah hujan dan hari hujan selama tahun 2004-2013 Divisi Pondok Kloneng memiliki curah hujan rata-rata 4071 mm tahun-1 dengan hari hujan 192 hari tahun-1. Jumlah rata-rata bulan basah sebanyak 12 bulan tahun-1 dan tidak ada bulan kering. Berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson, Divisi Pondok Kloneng termasuk tipe iklim A, yaitu tipe daerah sangat basah. Topografi areal perkebunan Divisi Pondok Kloneng adalah datar hingga berbukit dengan rincian 401,18 ha lahan datar dan 291,33 ha lahan berbukit. Jenis tanah Divisi Pondok Kloneng pada umumnya adalah tanah Red Brown Podsolic, Yellow Brown Podsolic dan Yellow Red Podsolic dengan tekstur Sandy day, Sandy Day Loam dan Sandy Loam. (lampiran 6 ).

Keadaan Tanaman

(19)

7

tanaman dengan tahun tanam 1993 sebanyak dua blok dengan luas 43.75 ha, tanaman dengan tahun tanam 1994 sebanyak delapan blok dengan luas 204.77 ha, dan tanaman dengan tahu tanam 1995 sebanyak empat blok dengan luas 127.62 ha. Sedangkan tanaman pada tahun tanam 1996 memiliki areal terluas dengan jumlah 316.43 ha.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Kebun Turangie dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di unit kebun. Manajer membawahi seorang asisten kepala, lima asisten divisi, dan seorang asisten administrasi. Seorang asisten administrasi memimpin kegiatan administratif di kantor besar.

Pengelolaan kebun dilakukan oleh manajer dibantu oleh asisten kepala, asisten divisi dan asisten administrasi. Manajer mengelola kebun mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dalam pelaksanaan manajemen teknis, manajemen tenaga kerja, serta manajemen keuangan kebun.

Asisten kepala mempunyai tugas untuk menggantikan tugas manajer jika tidak berada di lokasi, serta memimpin sebuah divisi, bagian traksi, klinik, gudang, dan keamanan. Asisten kepala langsung bertanggung jawab kepada manajer. Asisten kepala bertugas untuk memimpin, mengarahkan dan menegur para asisten dalam melaksanakan kegiatan di lapangan.

Asisten divisi mempunyai tugas untuk membuat program kerja divisi, mengkoordinasikan pekerjaan mandor-mandor tanaman dalam menjalankan peraturan perusahaan, mengevalusi hasil kerja mandor satu, krani divisi, mandor perawatan, mandor panen, krani buah serta membantu manajer dalam pengawasan dan pelaksanaan teknis di lapangan. Dalam kegiatan lapangan asisten dibantu oleh seorang mandor satu. Pelaksanaan administrasi asisten dibantu oleh krani divisi yang dibawahinya. Struktur organisasi kebun Turangie Estate dapat dilihat pada (Lampiran 7).

(20)

8

Tabel 1. Jumlah tenaga kerja Divisi Pondok Kloneng

Uraian Total (Orang)

Sumber : Kantor Divisi Pondok Kloneng (2014)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Pelaksanaan kegiatan magang di kebun Turangie Estate divisi Pondok Kloneng terbagi atas dua kelompok kerja, yaitu pengamatan kegiatan aspek teknis dan aspek manajerial. Kegiatan pengamatan aspek teknis meliputi setiap kegiatan teknis di lapangan, dan kegiatan pengamatan manajerial meliputi setiap kegiatan manajerial baik di lapangan maupun administrasi di kantor divisi

Aspek Teknis

Pekerjaan di lapangan dilaksanakan mulai pukul 06.30 WIB hingga pukul 14.00 WIB setiap hari dan diawasi oleh mandor-mandor setiap kegiatan, yaitu mandor pemeliharaan dan mandor panen. Dalam setiap kegiatan diberikan waktu untuk istirahat atau yang biasa disebut dengan wolon selama setengah jam, wolon dimulai pukul 09.30 WIB dan berakhir pada pukul 10.00 WIB.

Pengendalian Gulma di Piringan

Pengendalian gulma piringan merupakan kegiatan pemeliharaan dari gangguan gulma yang dapat mengganggu proses produksi. Urutan kegiatan pengendalian dimulai dengan :

- Para pekerja menukar pakaian dengan Alat Pelindung Diri (APD) di

kantor divisi

- Pekerja diberi makanan tambahan di kantor divisi

- Pencampuran pestisida dengan air dan pestisida lain menjadi suatu

larutan

- Memasukkan larutan knapsack sprayer

- Knapsack sprayer digendong atau dipikul

- Pekerja berjalan mengaplikasikan pestisida ke areal

- Pekerja bekerja berdasarkan barisan atau areal yang telah ditentukan

mandor

- Pekerja kembali dan membersihkan diri

(21)

9

pestisida dengan merk dagang Lindomine berbahan aktif dimetil amina dengan konsentrasi 865 cc/liter. Pada aplikasi di lapangan digunakan pestisida Elang dengan dosis 25 cc/liter air dan Lindomine dengan dosis 5 cc/liter air.

Nozzle dikatakan normal apabila output yang dihasilkan berkisar 160-190 cc/menit,apabila sudah melebihi angka tersebut maka diperlukan penggantian nozzle. Kalibrasi dilaksanakan setiap hari sabtu. Satu knapsack sprayer dengan kapasitas lima liter cukup untuk aplikasi 75 pohon. Kendala yang dihadapi saat aplikasi pengendalian gulma di piringan seperti hujan yang menyebabkan pestisida tidak bereaksi secara maksimal, nozzle yang sudah tidak sesuai dengan standart yang dapat menyebabkan penggunaan pestisida yang berlebihan. Total pestisida yang terpakai sekitar 150 cc untuk satu hektarnya dengan rincian 125 cc Elang dan 25 cc Lindomine, sehingga terdapat 60 cc glyphosat dan 21,6 cc dimetil amina dalam aplikasi tiap hektarnya.

Penunasan

Penunasan adalah kegiatan membersihkan pelepah yang dianggap tidak diperlukan dan dapat menghambat kegiatan panen. Tujuan dari kegiatan penunasan ini untuk memudahkan proses pemanenan dan optimalisasi pertumbuhan buah. Periode penunasan diakukan 2.5 kali setahun, artinya 2 kali penunasan total keseluruhan area dan satu kali setengah dari total keseluruhan area yang di anggap masih perlu dilakukan penunasan.

Kriteria pelepah yang dipotong pada saat penunasan seperti pelepah sengkleh dan pelepah yang di luar songgo satu pada tanaman menghasilkan dewasa sedangkan songgo dua pada tanaman menghasilkan muda. Sekitar 46 pelepah yang tersisa pada tanaman menghasilkan dewasa dan 56 pelepah yang tersisa untuk tanaman menghasilkan muda.

Sistematika proses penunasan dilakukan dengan memotong pelepah ke arah yang berlawanan dengan arah spiral pohon. Khusus untuk daerah terasan pelepah yang sudah dipotong disusun di bibir teras dengan posisi terbalik, hal ini bertujuan untuk konservasi tanah yaitu mencegah longsor. Pada daerah datar pelepah disusun di areal gawangan mati. Sebelum disusun pelepah terlebih dahulu dipotong menjadi 3 bagian dengan 2 bagian tidak berduri dan satu bagian berduri. Setelah itu pekerja harus melakukan timbang air atau melihat apakah pelepah yang di potong sudah seimbang atau belum, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya pertumbuhan batang yang tidak normal seperti tumbuh condong.

(22)

10

Deteksi Hama Ulat dan Tikus

Deteksi hama pada suatu areal dilakukan untuk mengetahui hama apa saja yang menyerang tanaman sawit pada areal tersebut, sehingga dapat diketahui bagaimana cara mengendalikan hama tersebut. Deteksi hama dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun. Deteksi hama ulat dilakukan terhadap tanaman yang sudah ditetapkan sebagai tanaman contoh untuk diambil satu pelepah dari tanaman tersebut dan dilihat hama apa yang terdapat pada pelepah tersebut. Kegiatan ini dilakukan oleh tiga orang pekerja yaitu seorang mandor dan dua orang merupakan pekerja di bawah kemandoran P&D. Mandor bertugas mengamati dan mencatat hama yang terdapat pada pelepah, satu orang bertugas mengambil pelepah dan satu orang bertugas menyusun pelepah yang telah diturunkan pada gawangan mati. Hasil dari deteksi hama akan menjadi rekomendasi untuk pengendalian agar pengendalian tepat sasaran.

Deteksi hama tikus dilakukan dengan mengamati tanda-tanda adanya serangan hama tikus pada pohon yang sudah ditetapkan sebagai pohon sample. Tanda tanda serangan tikus seperti bekas gigitan pada buah atau berondolan. Selain memakan buah atau berondolan tikus juga menyerang bunga jantan dan betina. Pengendalian dapat dilakukan dengan pemberian musuh alaminya yaitu burung hantu atau dengan pemberian Klerat RM-B. Pada masa sembilan bulan setelah pemberian klerat biasanya populasi tikus kan kembali pada populasi awal sebelum dilakukan pengendalian. Pengendalian yang dilakukan di Divisi Pondok Kloneng hanya sebatas pemberian musuh alami dikarenakan serangan tikus masih dalam kategori wajar.

Gambar 1 Hama ulat pada daun

(23)

11

Pemupukan

Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi kualitas panen dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu membantu pertumbuhan tanaman. Aplikasi pemupukan dilakukan sebanyak satu kali dalam setahun. Dosis pemupukan yang dianjurkan merupakan hasil dari analisis daun dan analisis produksi. Penaburan pupuk urea, MOP dan Dolomite dilakukan di dalam piringan, sedangkan pupuk RPH dilakukan di luar piringan.

Untuk menjamin ketepatan dosis pemupukan di lapangan, pemupukan perlu dilakukan dengan sistem untilan. Sistem untilan merupakan metode aplikasi pupuk dengan membuat kemasan pupuk yang berukuran 50 kg menjadi kemasan pupuk yang yang diisi sesuai dengan kebutuhan dan kemudahan operasional pemupukan di lapangan. Berat pupuk untuk tiap untilnya beragam tergantung jenis pupuk yang akan diaplikasikan esok hari untuk memudahkan operasional pemupukan di lapangan, biasanya antara 10-12,5 kg per untilan.

Tabel 2 Dosis pupuk Divisi Pondok Kloneng

Jenis Pupuk Dosis

(gr pohon-1)

Urea 700

RPH 600

MOP 560

Dolomite 700

Sumber : Kantor Divisi Pondok Kloneng

Pada aplikasi pemupukan di lapangan untuk memupuk areal seluas dua ha dibutuhkan satu orang tenaga kerja. Dalam pengaplikasiannya pemupukan dilakukan dengan membagi pekerja dalam beberapa kelompok yang disebut geng. Dalam satu geng terdiri dari empat orang penabur dua orang pelangsir pupuk, hal ini dimaksudkan untuk memperlancar jalannya proses pemupukan karena satu orang pelangsir hanya akan melayani dua orang penabur. Dalam dua geng yang bekerja ada satu orang yang bertugas untuk mengumpulkan karung bekas untilan.

(24)

12

Panen

Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke TPH serta ke pabrik. Kegiatan pemanenan panen yang perlu diperhatikan adalah sistem panen, kriteria panen, rotasi dan sesi panen, kerapatan buah masak, tenaga panen, basic dan premi panen, dan denda panen. Sasaran utama pekerjaan panen yaitu mencapai produksi per hektar yang tinggi, biaya per kg yang rendah, dan mutu produksi yang baik berupa asam lemak bebas yang rendah.

Sistem Panen

Sistem panen yang diterapkan pada Divisi Pondok Kloneng adalah hanca giring tetap yang berarti hanca tiap pemanen tetap setiap rotasinya pada kondisi normal dan dapat berubah sesuai instruksi asisten dan mandor sesuai dengan kondisi buah yang akan dipanen. Pada sistem hanca giring tetap hanca setiap pemanen setiap sesi panen ditentukan sesuai dengan kerapatan buah. Kelebihan dari sistem hanca giring tetap adalah menghindari kecemburuan di antara karyawan karena hanca dapat ditukar dari rotasi yang satu ke rotasi berikutnya.

Kriteria Panen

Derajat kematangan buah dapat ditentukan berdasarkan warna buah dan buah yang membrondol. Tingkat kematangan dan kriteria panen di Turangie Estate dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat kematangan dan kriteria panen di Turangie Estate Jumlah Brondolan Kategori Buah

Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi panen bergantung pada kerapatan panen, kapasitas pemanenan, dan keadaan pabrik. Rotasi panen juga dipengaruhi oleh iklim yang menimbulkan adanya panen puncak dan panen kecil. Rotasi panen merupakan faktor paling menentukan terhadap kualitas buah.

Rotasi yang berlaku di divisi Pondok Kloneng adalah 6/7 yang berarti setiap sesi panen akan dipanen setiap 7 hari dan hari panen selama 6 hari. Luasan setiap sesi panen ditentukan berdasarkan perhitungan potensi produksi masing-masing blok dari hasil sensus produksi semester (Pahan 2007). Tabel rotasi panen Divisi Pondok Kloneng dapat dilihat pada (Lampiran 8).

Kerapatan Buah Masak (KBM)

(25)

13

pada pohon yang telah ditetapkan sebagai pohon sample, jumlah pohon sample biasanya 100 pohon pada tiap bloknya, namun ada beberapa blok yang lebih dari 100 buah. KBM dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Setelah KBM didapat maka tonase dapat dihitung dengan rumus:

KBM = Kerapatan Buah Masak BJR = Berat Janjangan Rata-rata

Contoh perhitungan nilai KBM dan Tonase:

Jika dari penghitungan kerapatan buah masak terhadap 100 tanaman contoh pada blok 96111001 dengan luas 21,67 hektar dan rata-rata jumlah pohon dalam satu hektar adalah 120 pohon didapatkan 20 janjang buah yang dapat dipanen esok hari dan BJR seberat 24 kg maka akan didapatkan KBM dan tonase sebesar:

= 20%

= 12481,9 kg

Tenaga Pemanen

Tenaga pemanen harus dipersiapkan dengan baik sehingga kualitas buah dan kualitas hanca tetap terjaga. Selain itu akan memudahkan penilaian kerja, baik kualitas maupun kuantitasnya. Untuk menghitung jumlah pekerja digunakan rumus

Contoh perhitungan tenaga panen:

Jika dari hasil penghitungan KBM pada blok 96111001 didapatkan tonase sebesar 12482 kg. Basic yang diterapkan adalah sebesar 75 janjang dan BJR sebesar 24 kg. Maka tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sebanyak:

= 6,9 = 7 orang

Basic dan Panen

(26)

14

1996 basic yang ditetapkan sebesar 75 buah. Pada hari jum’at basic panen akan lebih sedikit bila dibandingkan pada hari biasa. Jika pada hari biasa basic yang ditetapkan sebesar 50 buah maka akan diturunkan menjadi 35 buah, dan basic yang pada hari biasa sebesar 75 buah maka akan diturunkan menjadi 50 buah.

Premi yang didapatkan oleh pemanen adalah buah yang merupakan kelebihan dari basic yang ditentukan dan brondolan yang didapatkan. Besarnya premi tergantung group, level dan topografi. Penentuan group berdasarkan basic, penentuan level premi berdasarkan jumlah kelebihan buah dari basic yang di dapatkan, dan topografi terbagi atas datar dan bukit. Tabel golongan premi dapat dilihat pada (lampiran 9)

Contoh kasus:

Jika seorang pemanen mendapatkan hasil sebanyak 120 janjang dan brondolan sebanyak 100 kg pada basic 75 dan memanen pada lahan datar maka premi yang didapatkan adalah:

Kelebihan buah yang didapatkan : 120 - 75= 45 buah, (maka termasuk group IIIB level 3)

Premi brondolan : 100 x Rp 195,- = Rp 19,500,- Premi janjangan : 45 x RP 373,- = Rp 16,785,- Total Premi : 19,500 + 16,785 = Rp 36,285,-

Denda Panen

Denda akan diberikan kepada pemanen apabila melakukan beberapa hal, seperti : memanen buah mentah, meninggalkan berondolan di bawah pohon, meninggalkan buah yang matang dipohon, meninggalkan buah yang sudah di turunkan dari pohon, menyisakan tangkai buah yang terlalu panjang (>2.5 cm), dan salah memotong pelepah (sengkleh) atau menyusun pelepah tidak pada tempat yang ditentukan.

Tabel 4. Kriteria denda panen Divisi Pondok Kloneng

Keterangan Penalty

Unripe (mentah): kurang dari 5 brondolan per

janjang. 2000,-/ janjang Long Stalk : tangkai panjang lebih dari 2.5 cm 2000,-/ janjang

Berondolan tertinggal tidak dikutip. 20,-/biji Tidak memotong buah masak atau meninggalkan

buah masak yang telah dipotong di hanca 2000,-/ janjang Salah memotong pelepah (sengkleh) atau menyusun

pelepah tidak pada tempat yang ditentukan 2000,-/ pelepah Sumber: kantor besar turangie estate

Pengangkutan Buah ke Pabrik

(27)

15

salah satu kegiatan yang penting dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Semakin cepat buah sampai di pabrik dan diolah maka hasil sawit akan semakin baik. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pengangkutan buah kelapa sawit, seperti: kondisi jalan, jenis alat transportasi dan kondisi banyaknya buah. Perawatan jalan sangatlah menentukan cepat atau lambatnya pengangkutan hasil panen ke pabrik.

Kerusakan pada jalan akan sangat menghambat jalannya pengangkutan hasil panen, bahkan pada kondisi terparah tidak jarang harus mendapat bantuan dari alat berat. Jenis angkutan tidak kalah penting dengan perawatan jalan, kapasitas dan jenis alat transportasi harus disesuaikan dengan kondisi perkebunan. Pada divisi pondok kloneng digunakan truck jenis dump truck yang memiliki kapasitas sekitar delapan ton.

Kondisi jumlah buah pada hari itu juga akan menentukan lama waktu dalam satu kali untuk memenuhkan muatan. Jika pada hari itu kondisi buah sedang banyak maka tidak butuh waktu yang terlalu lama untuk mendapatkan satu trip pengangkutan, tetapi butuh waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pengangkutan seluruh hasil panen pada hari tersebut, dan begitu juga keadaan sebaliknya. Dalam kondisi buah seperti sekarang ini pengangkutan buah bisa diselesaikan dalam empat trip. Waktu yang dibutuhkan dalam satu trip pengangkutan buah adalah sekitar dua jam, waktu ini dihitung mulai dari truck kosong sampai buah diantar ke pabrik.

Dalam satu kelompok pengangkutan terdiri dari satu orang supir, dua orang pengangkut buah, dan satu orang kerani buah. Supir bertugas untuk mengendarai truck yang digunakan untuk mengangkut hasil panen dan mengatur saf buah di dalam bak. Pengangkut buah atau yang biasa disebut kernet bertugas untuk mengangkat buah dari TPH ke bak truck, dan kerani buah bertugas untuk mencatat berapa buah yang di angkut pada hari itu dan mencatatnya pada surat pengantar buah sawit (SPBS)

Aspek Manajerial

Dalam satu divisi dikepalai oleh seorang asisten divisi yang dibantu oleh beberapa karyawan non staf. Manajemen tingkat karyawan non staf adalah karyawan yang bertugas membantu jalannya kegiatan, baik kebun maupun pada administrasi kantor. Karyawan yang termasuk tenaga kerja tingkat non staf terdiri atas mandor satu, kerani divisi, kerani absent,kerani buah,mandor panen,mandor perawatan dan mandor pest and disease (P&D)

Kegiatan yang diikuti pada aspek manajerial yaitu mempelajari kegiatan mandor satu, kerani divisi, kerani absent,kerani buah,mandor panen,mandor perawatan,mandor P&D,mandor harian dan asisten divisi.

(28)

16

Mandor Satu

Mandor satu bertugas membantu asisten divisi dalam mengawasi kegiatan sehari-hari di lapangan. Setiap divisi mempunyai seorang mandor satu yang membawahi beberapa mandor seperti mandor perawatan, dan mandor panen. Kegiatan yang dilakukan mandor satu adalah mengawasi kegiatan yang dilakukan mandor dan karyawan agar rencana yang telah ditetapkan berjalan dengan baik. Selain itu, mandor satu juga dapat menegur dan membenarkan pekerjaan yang tidak sesuai rencana.

Kerani Divisi

Kerani divisi bertugas melakukan kegiatan administratif seperti laporan produksi, laporan penggunaan tenaga kerja, laporan penggunaan bahan, laporan hanca dan laporan-laporan lainnya serta setiap hari melaporkan pasca panen ke kantor besar. Kerani divisi dalam melakukan tugasnya berkoordinasi dengan mandor dan krani panen. Kerani divisi juga membantu asisten untuk membagikan gaji dan jatah beras pada karyawan.

Mandor Panen

Mandor panen bertugas untuk mengabsensi pemanen, memberikan instruksi pekerjaan, mengatur hanca pemanen, menghitung KBM, mengawasi pekerjaan, memberikan petunjuk teknis, memastikan pemanen menerapkan standar keamanan dan keselamatan kerja, mencatat dan melaporkan hasil pekerjaan dalam buku kerja mandor (BKM), menentukan jumlah pemanen, jumlah janjangan dan tonase. Pekerjaan mandor panen spesifik ke arah pemanenan, Seorang mandor panen harus dapat meningkatkan hasil kerja pemanen agar dapat mencapai target yang diinginkan.

Mandor Perawatan

Mandor perawatan bertugas untuk mengontrol setiap pekerjaan yang berkaitan dengan pemeliharaan lahan secara manual. Contoh tugas mandor perawatan seperti mengawasi kegiatan pembabatan gulma,pemeliharaan piringan, pembersihan jalanan panen, dan pendongkelan anak kayu atau biasa disebut weeding. Hal ini ditujukan untuk mempermudah proses pemanenan seperti pengangkutan buah, pengutipan brondolan dan mengurangi persaingan penyerapan unsur hara oleh gulma di piringan.

Tenaga kerja yang dipakai oleh mandor perawatan sesuai kebutuhan, apabila pekerjaan harus diselesaikan dalam waktu yang singkat karena sesuatu hal yang mendesak, maka jumlah pekerja akan ditambah. Jika pekerjaan yang dilakukan hanya pemeliharaan rutin maka tenaga yang dipakai berkisar 4-6 orang

Mandor P&D

(29)

17

Mandor Harian

Mandor harian adalah mandor yang bertugas mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai harian atau biasa disebut PW. Hampir sama dengan tugas mandor lainnya tugas mandor diawali dengan pembagian hanca setiap pekerja dan pemeriksaan peralatan dan APD pekerja, kemudian dilanjutkan dengan pengawasan pekerja.

Asisten Divisi

Asisten divisi bertugas merencanakan setiap program kerja dan anggaran biaya yang akan dilaksanakan dilaksanakan di divisi tersebut dibantu oleh kerani divisi dan para mandor. Selain itu asisten juga bertugas mengawasi jalannya setiap pekerjaan baik yang menyangkut administrasi ataupun pekerjaan lapangan. Setiap pekerjaan yang menyangkut administrasi maka asisten dibantu oleh kerani divisi, dan untuk pengawasan pekerjaan di lapangan maka asisten dibantu oleh mandor satu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kapasitas Panen

Pemanenan merupakan kegiatan yang menentukan pencapaian produktivitas suatu unit kebun, keberhasilan pemanenan akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman. Sebaliknya kegagalan pemanenan akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Pengelolaan tanaman yang sudah baku dan potensi produksi tanaman yang tinggi, tidak ada artinya jika pemanenan tidak dilaksanakan secara optimal.

Kapasitas pemanen setiap harinya tergantung pada produksi ha-1 yang dipengaruhi oleh umur tanaman, topografi areal, kerapatan pohon, insentif yang disediakan dan musim yang dikenal sebagai musim panen puncak dan musim panen rendah (Lubis 2008). Nilai kapasitas panen dari setiap pemanen antar tiap-tiap kemandoran akan menunjukkan apakah tenaga pemanen sudah terdistribusi dengan baik atau belum. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap masing-masing lima orang pemanen dari kedua kemandoran pada pemanenan tanaman dengan tahun tanam 1996, pengamatan dilakukan selama empat hari panen pada setiap pemanennya. Maka diperoleh rata-rata kapasitas panen seperti pada tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Kapasitas Panen Tiap Mandoran Divisi Pondok Kloneng. Pemanen Rata-rata Out put per hari Mandoran A (kg) Rata-rata Out put per hari Mandoran B (kg)

1 1440 1688

2 1992 1920

3 1840 1760

4 1848 1992

5 1920 1896

Rata-rata 1808tn 1851.2tn

(30)

18

Pada tanaman tahun tanam 1996 diterapkan basic sebesar 75 janjang, maka dengan berat janjang rata-rata (BJR) 24 kg maka hasil yang diperoleh menurut basic ± 1800 kg. Dari kedua kemandoran didapatkan rata-rata kapasitas panen di atas basic yang telah ditentukan namun hanya sedikit lebih banyak dari basic yang telah ditentukan. Out put pemanen yang hanya sedikit di atas basic bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor di atas.

Berdasarkan hasil uji-t terhadap kapasitas panen antar dua kemandoran menunjukkan hasil tidak berbeda nyata, hal ini membuktikan bahwa tenaga panen di divisi Pondok kloneng sudah terdistribusi secara baik. Asisten divisi Pondok Kloneng menerapkan pembagian tenaga panen untuk setiap kemandoran berdasarkan kemampuan dan pengalaman sehingga pemanen pemula atau belum terlatih akan didampingi oleh pemanen terlatih untuk diajarkan cara panen dan penentuan kriteria panen. Dengan meratanya pendistribusian pemanen pada tiap kemandoran maka hasil panen dari satu divisi akan menjadi lebih baik.

Mutu Panen

Mutu panen yang tinggi merupakan tujuan dari setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk mencapai target dan mutu produksi yang memenuhi standar. Pada divisi pondok kloneng pemeriksaan mutu panen dilakukan setiap hari baik dilakukan oleh mandor panen, kerani buah, polisi buah dan asisten kebun. Pada dasarnya pemeriksaan mutu panen secara detail terhadap setiap pemanen adalah tugas dari polisi buah. Polisi buah bertugas mencatat setiap pelanggaran yang dilakukan oleh para pemanen, seperti pemanen memotong buah mentah, dan tangkai tandan yang terlalu panjang.

Tabel 6. Kesalahan pekerja dalam pelaksanaan panen

Minggu

Brondolan

tertinggal Buah mentah Long stalk Salah potong atau susun pelepah Jumlah

aPengamatan dilakukan selama empat minggu terhadap dua orang pemanen

(31)

19

Hasil pengamatan mutu panen menunjukkan masih ada buah mentah yang ikut dipotong. Buah mentah yang tertinggal terdapat pada minggu pertama, kedua, dan keempat yaitu sebanyak enam tandan dengan rata-rata sebesar 1.5 tandan setiap minggunya dari dua orang pemanen. Dengan demikian maka rata-rata denda yang harus dibayar sebanyak tiga ribu rupiah setiap minggunya. Hal ini menunjukkan bahwa mutu panen dari pemanen di divisi Pondok Kloneng sudah terbilang bagus.

Penyebab masih terdapatnya buah mentah yang dipanen dapat dipengaruhi oleh faktor, seperti pohon yang sudah terlalu tinggi sehingga menyulitkan pemanen untuk menentukan tingkat kematangan buah. Faktor lain dapat disebabkan pemanen salah memperhitungkan jumlah brondolan yang sudah rontok, pemanen mengira bahwa .

Tahun Tanam dan Produktivitas Tanaman

Produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya bahan tanaman kelapa sawit, kultur teknis, serangan hama dan penyakit, kesesuaian lingkungan, dan kesesuaian lahan (PPKS, 2007).

Divisi Pondok Kloneng mengalami kenaikan dan penurunan pada tiap tahunnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Produktivitas tertinggi didapatkan pada tahun 2011 yaitu senilai 28,03 ton/ha dalam kurun waktu satu tahun, sedangkan produktivitas terendah didapatkan pada tahun 2013 yaitu senilai 22,53 ton/ha dalam kurun waktu satu tahun. Berikut adalah data produktivitas sepuluh tahun terakhir Divisi Pondok Kloneng.

Tabel 7. Produktivitas Divisi Pondok Kloneng Sepuluh Tahun Terakhir Tahun Produksi (ton) Luas Lahan (ha) Produktivitas (ton/ha)

2004 19.554 703,80 27,78

Pada saat produktivitas mencapai puncak dalam kurun waktu sepuluh tahun pada saat itu terjadi pengurangan areal tanaman dari 703,80 ha menjadi 692,51 ha. Hal ini memungkinkan sebagai penyebab naiknya produktivitas divisi pondok kloneng karena ada lahan yang produktivitasnya rendah berkurang. Pada saat produktivitas menurun lagi di tahun 2013 mungkin dikarenakan kondisi buah yang sedang terek atau tidak pada masa puncak panen.

(32)

20

mencapai puncak produksi dan kembali turun. Tanaman kelapa sawit akan mengalami kenaikan produktivitas mulai umur pertama panen sampai dengan umur 12 tahun dan akan kembali turun setelah melewati usia 12 tahun (PPKS 2007).

Tabel 8. Produktivitas Tanaman Berdasarkan Tahun Tanam

Sumber: Kantor Besar Turangie Estate

aData diperoleh dari hasil rata-rata data tahun 2013 bStandar produktivitas berdasarkan ketetapan Ditjenbun

Pada data tabel di atas dapat kita lihat produktivitas tertinggi diperoleh tanaman dengan tahun tanam 1996 sebesar dua ton per hektar dan produktivitas terendah diperoleh tanaman dengan tahun tanam 1994. menurut literatur seharusnya produktivitas tanaman dengan tahun tanam 1995 dan 1994 harus lebih tinggi dari tanaman dengan tahun tanam 1993. Hal ini bisa disebabkan oleh banyaknya tanaman produktif yang mati atau tumbang pada lahan tanaman dengan tahun tanam 1995 dan 1994.

Seks Rasio

Seks rasio merupakan perbandingan jumlah bunga betina dengan jumlah bunga total. Seks rasio yang rendah akan menurunkan efisiensi produksi. Nilai seks rasio sangat dipengaruhi oleh tingkat stress tanaman, jumlah hara yang diberikan dan ketersediaan air. Semakin tua umur tanaman maka nilai seks rasionya akan semakin rendah. Dari pengamatan pada tanaman dengan tahun tanam 1996 atau berumur sekitar 18 tahun dengan membandingkan nilai seks rasio pada lahan datar dengan lahan miring dengan tanaman contoh 40 tanaman contoh pada tiap tipe lahan didapatkan data sebagai berikut

Tabel 9. Perbandingan nilai seks rasio pada lahan miring dan datar

Blok Lahan miring Datar

Dari hasil uji-t nilai seks rasio pada lahan miring dengan lahan datar menunjukkan sifat berbeda sangat nyata. Hasil ini membuktikan bahwa tipe lahan berpengaruh terhadap nilai seks rasio tanaman. Ada beberapa hal yang TahunTanam Luas Lahan

(33)

21

mungkin dapat menyebabkan nilai seks rasio pada lahan miring lebih tinggi bila dibandingkan dengan lahan datar seperti tanaman pada lahan lahan miring lebih dekat dengan sumber air dengan kata lain tanaman lebih mudah mendapatkan air. Faktor lain misalnya pada saat aplikasi pemupukan pupuk yang diaplikasikan pada lahan datar tercuci oleh hujan dan terbawa ke lahan lahan miring, sehingga hara yang didapatkan tanaman pada lahan lahan miring lebih banyak dari tanaman pada lahan datar.

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa potensi hasil panen pada lahan lahan miring cukup tinggi, hal ini harus dibarengi dengan sarana prasarana yang mendukung untuk mempermudah pengangkutan hasil panen, seperti perbaikan jalan panen dan jembatan untuk mengangkut hasil panen ke TPH. Hal ini disebabkan pengangkutan buah pada lahan lahan miring lebih membutuhkan tenaga yang besar bila dibandingkan dengan lahan datar. Data di atas bisa saja tidak seratus persen benar dikarenakan mungkin terdapat kekhilafan dalam pengamatan yang disebabkan kondisi tanaman yang sudah cukup tinggi.

Selain topografi ada faktor lain yang mempengaruhi nilai seks rasio yaitu umur tanaman. Semakin tua umur tanaman maka nilai seks rasio akan semakin rendah dikarenakan akan berkurangnya jumlah bunga betina namun berat bunga betina atau janjangan bertambah. Dari pengamatan yang dilakukan dengan mengamati 40 tanaman contoh pada tiap-tiap tipe lahan di setiap tahun tanam.

Tabel 10.Perbandingan seks rasio tanaman tahun tanam 1993 dan 1996

Tahun tanam Miring Datar tinggi bila dibandingkan dengan tanaman dengan tahun tanam 1993.

Tenaga Panen

(34)

22

ideal dalam satu divisi kebun dapat dilakukan dengan menghitung perbandingan antara luas areal divisi dengan perkalian jumlah round (rotasi panen) dan norma panen perusahaan.

Kebutuhan tenaga panen divisi pondok kloneng = 692.51 ha : (6 round x 3 ha HK-1)

= 38.4 = 38 orang

Hasil perhitungan jumlah tenaga panen menunjukkan bahwa jumlah tenaga panen yang ideal untuk divisi pondok kloneng adalah sebanyak 38 orang, sedangkan jumlah tenaga panen dimiliki divisi pondok kloneng adalah sebanyak 36 orang yang terbagi atas dua kemandoran.

Tabel 11. Tenaga panen dan luas areal Panen.

Sumber: Kantor Besar Turangie Estate.

Dari pembagian tenaga panen yang terdapat pada tabel dapat kita lihat bahwa mandoran A memiliki jumlah tenaga panen sebanyak 16 orang dan mandoran B sebanyak 20 orang. Jumlah ini berbeda dari jumlah tenaga pemanen yang ideal menurut luasan areal seluas 692.51 ha. Berdasarkan luas areal tersebut seharusnya mandoran A setidaknya mendapatkan tambahan 2 orang tenaga panen lagi untuk memaksimalkan hasil panen di arealnya. Namun dengan kondisi buah yang sedang tidak pada masa puncak panen saat ini jumlah pemanen yang dimiliki Divisi Pondok Kloneng sebanyak 36 orang sudah cukup untuk melakukan proses pemanenan secara optimal.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Manajemen panen yang dilakukan di Divisi Pondok Kloneng dilaksanakan berdasarkan standar perusahaan. Dalam pelaksanaan di lapangan sudah cukup baik. Rata-rata kapasitas panen setiap pemanen pada tanaman dengan tahun tanam 1996 divisi pondok kloneng sudah mencapai rata-rata kapasitas panen yang ditentukan perusahaan yaitu 1800 kilogram per orang per harinya. Kapasitas panen antar tiap mandoran juga menunjukkan bahwa pendistribusian tenaga panen sudah tersebar secara merata yang dibuktikan dengan selisih kapasitas panen yang sedikit. Semakin bertambah umur tanaman kelapa sawit maka nilai seks rasio akan semakin kecil. Selain faktor umur kondisi areal tanaman juga memiliki pengaruh terhadap nilai seks rasio. Areal tanaman yang miring atau berada lebih di bawah dari lahan datar memiliki nilai seks rasio yang lebih tinggi

Mandoran Luas Areal (ha) Jumlah Pemanen (orang) Standar

A 327.38 16 18

B 365.13 20 20

(35)

23

daripada tanaman yang berada pada areal yang datar. Hal ini membuktikan bahwa potensi produksi pada areal miring lebih tinggi dari areal datar.

Saran

Potensi produksi yang dimiliki areal tanaman dengan topografi lembah cukup tinggi yang dibuktikan dengan tingginya nilai seks rasio yang dimiliki. Besarnya potensi produksi ini harus diimbangi dengan sarana dan prasarana panen yang memadai pada lahan yang bertopografi lembah, seperti penyediaan jembatan panen dan alat panen yang memadai agar proses panen pada daerah lembah dapat terlaksana dengan baik dengan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Buana dan Siahaan, 2003. Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit. Pertemuan Teknis Kelapa Sawit. 56-77 hal

[Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Data Statistik Luas dan Produktivitas Kelapa Sawit [internet]. [diunduh 2015 januari 15]. Tersedia dari: http:// ditjenbun.deptan.go.id.

Fauzi Y, Widyastuti YE, Satyawibawa I, dan Hartono R. 2008. Kelapa Sawit: Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran Edisi Revisi. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Hadi, M. M. 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Yogyakarta: Penerbit Adicita.

Hakim M. 2007. Dalam Lembaga Pupuk Indonesia (Ed). Kelapa Sawit. (ID): Jakarta. Lembaga Pupuk Indonesia.

Kiswanto,2008. Teknologi Budi Daya Kelapa Sawit. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.Bogor.

Lubis, A.U. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia Edisi 2. Sumatera Selatan (ID) : Pusat Penelitian Perkebunan Marihat

Lubis A U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di lndonesia Pusat Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala. Pematang Siantar-Sumatera Utara. 435 hal.

Mangoensoekarjo dan Semangun. 2008. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta (ID) : UGM Press. 605 hal.

Pahan I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit (Manajemen Agribisnis Hulu hingga Hilir). Jakarta (ID): Penebar Swadaya. 412 hal.

[PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

(36)

24

DAFTAR SINGKATAN

ALB : Asam Lemak Bebas APD : Alat Pelindung Diri BJR : Berat Janjangan Rata-rata BKM : Buku Kerja Mandor CPO : Crude Palm Oil DRP : Daily Rate Payment ITK : Indeks Tenaga Kerja KBM : Kerapatan Buah Masak KHL : Karyawan Harian Lepas LSU : Leaf Sampling Unit MOP : Muriate of Potash MRP : Monthly Rate Payment P&D : Pest and Disease PKO : Palm Karnel Oil

PKWT : Pekerja Kontrak Waktu Tertentu PW : Peace Work

SPBS : Surat Pengantar Buah Sawit TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TBS : Tandan Buah Segar

(37)

Lampiran 1 Jurnal harian sebagai karyawan di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara

Uraian Kegiataan Lokasi Prestasi Kerja

Penulis Pekerja Standar

Verifikasi perizinan magang Kantor besar turangie Estate - - -

Pengenalan kebun Divisi pondok kloneng - - -

Mengamati penghitungan KBM 93111001 - - -

Meminta data struktur organisasi Kantor divisi PK - - -

Mempelajari sistem kerja mandor panen 94111001 - - -

Mempelajari mengolah data kerani buah Kantor divisi PK - - -

Mempelajari mengolah data panen Kantor divisi PK - - -

Mempelajari proses kerja mandor Up Keep 95111001 - - -

Mempelajari proses kerja forecasting 96111020,96111002 - - -

Mempelajari kriteria buah 96111011 - - -

Melakukan pengawasan kegiatan forecasting 95111001,93111002 - - -

Merapikan laporan minggu pertama magang Kantor divisi PK - - -

Mempelajari dasar-dasar kegiatan spraying 95111001 - - -

Mempelajari aplikasi spraying 94111002 - - -

Survey lahan untuk pengambilan sample seks rasio Lokasi tahun tanam 1996 3 block - -

Mempelajari pengendalian merahan secara kimia 94111001 - - -

Mempelajari proses pemanenan 96111011 - - -

Ikut mengawasi proses pemanenan 94111011 - - -

Izin tidak masuk (membayar uang kuliah) Bank - - -

Ikut mengawasi proses pemanenan 95111002 5 orang 16 orang 16 orang Ikut mengawasi proses pemanenan 95111001 5 orang 16 orang 16 orang Ikut mengawasi proses pemanenan 96111012 5 orang 16 orang 16 orang

Mempelajari penguntilan pupuk Gudang penyimpanan - - -

Mengikuti kegiatan pengangkutan buah Lahan sampai pabrik - - -

(38)

Lampiran 2 Jurnal harian sebagai pendamping mandor di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara

Uraian Kegiataan Lokasi

Prestasi Kerja karyawan

diawasi (orang) diawasi (ha) Luas areal

Lama kegiatan

(jam)

Mengambil data seks rasio Lahan tahun tanam 1996 - - 4

Mengambil data seks rasio Lahan tahun tanam 1996 - - 4

Mengambil data seks rasio Lahan tahun tanam 1996 - - 4

Mengambil data seks rasio Lahan tahun tanam 1996 - - 4

Mengambil data seks rasio Lahan tahun tanam 1996 - - 4

Mempelajari aplikasi pemupukan (MOP) 94111004,94111011,94111012 - -

Membantu pengawasan proses pemupukan (MOP) 95111001,96111030 16 50 4 Membantu pengawasan proses pemupukan (MOP) 95111002,95111003,95111004 16 52 4 Membantu pengawasan proses pemupukan (MOP) 94111001,94111002,94111003 16 49

Membantu pengawasan proses pemupukan (MOP) 94111006,96111011,96111012

Mempelajari pengolahan data premi Kantor divisi PK - - -

Mempelajari identifikasi hama ulat 96111002,96111003,96111004 2 25 6

Mempelajari administrasi divisi Kantor divisi PK - - 5

Mempelajari administrasi divisi Kantor divisi PK 5

Mempelajari administrasi divisi Kantor divisi PK 5

Mengawasi kegiatan pemeliharaan main road Pasar utama 6 - 6

Mempelajari identifikasi hama tikus 96111030,95111002 2 25 6

Mengambil data penunasan 94111002 5 19 5

Libur hari raya Nyepi - - - -

Mempelajari pengawasan kegiatan pembuatan water gate 96111013 5 - 6

Mempelajari pembuatan sarang burung hantu 93111001 3 - 2

Membantu kegiatan administrasi divisi Kantor divisi - - 5

Membantu kegiatan administrasi divisi Kantor divisi - - 5

Membantu kegiatan administrasi divisi Kantor divisi - - 5

Membantu kegiatan administrasi divisi Kantor divisi - - 5

Libur Pemilu - - - -

(39)

Lampiran 3 Jurnal harian sebagai pendamping asisten di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara.

Uraian Kegiataan Lokasi

Prestasi Kerja

karyawan diawasi (orang)

Luas areal diawasi (ha)

Lama kegiatan

(jam)

Orientasi sebagai pendamping assisten Kantor Divisi PK - - -

Mengawasi pemanenan Block seksi panen 2 115.6 7

Mengawasi pemanenan Block seksi panen 2 111.39 5

Mengawasi pemanenan Block seksi panen 2 103.38 7

Mengawasi pemanenan Block seksi panen 2 121 6

Mengawasi kegiatan pengendalian gulma 94111001 1 5 5

Mengawasi pembuatan tulang ikan 94111006 1 - 7

Libur Paskah - - - -

Mengambil data sekunder Kantor Besar turangie estate - - 5

Membantu administrasi di divisi Kantor divisi PK - - 5

Membantu administrasi di divisi Kantor divisi PK - - 5

Membantu administrasi di divisi Kantor divisi PK - - 5

Membantu administrasi di divisi Kantor divisi PK - - 5

Membantu administrasi di divisi Kantor divisi PK - - 5

Membantu administrasi di divisi Kantor divisi PK - - 5

Mengawasi kegiatan kutip brondolan 93111001.93111002 1 43.75 6

Mengawasi kejadian buah mentah 95111001.95111002 1 64.4 5

Belajar administrasi kantor divisi 3 Kantor Divisi 3 - - 6

Libur Hari Buruh Nasional - - - -

Mengawasi pemanenan 96111012,96111013 1 55.86 5

Merekap data sekunder Kantor Besar Turangie Estate - - 7

Belajar administrasi panen Kanntor divisi pk - - 7

Mengawasi pemanenan 95111001,95111002,96111030 1 64.4 5

Mengawasi pemanenan 95111001,96111001.96111002 1 52.48 5

Supervisi magang Kantor divisi PK - - -

Mempelajari keselamatan kerja Block seksi panen - - 5

(40)

Lampiran 4 Jurnal harian sebagai pendamping asisten di PT PP London Sumatera Indonesia Tbk, Langkat, Sumatera Utara.(lanjutan) Uraian kegiatan Lokasi Jumlah mandor yang Prestasi kerja penulis

diawasi (orang) diawasi (Ha) Luas yang Lama kegiatan (Jam)

Mempelajari tugas administrasi asisten Kantor divisi PK - - -

Mengawasi proses pemanenan Block seksi panen 2 103.38 6

Mengawasi proses pemanenan Block seksi panen 2 121.96 6

Mengawasi proses pemanenan Block seksi panen 2 114.29 6

Libur waisak - - - -

Mengawasi proses pemanenan Block seksi panen 2 115.66 6

Mengawasi proses pemanenan Block seksi panen 2 111.39 6

Mengawasi proses pemanenan Block seksi panen 2 103.38 6

Mengawasi proses pemanenan Block seksi panen 2 121.96 6

Mengawasi pengendalian gulma piringan 95111001 1 25 5

Mengawasi pengendalian gulma piringan 95111002 1 25 5

Mengawasi pengendalian gulma piringan 96111012 1 25 5

Mengerjakan laporan magang Kantor divisi PK - - 7

Mengerjakan laporan magang Kantor divisi PK - - 7

Libur isra’ mi’raj - - - -

Mengerjakan laporan magang Kantor divisi PK - - 7

Libur Isa Al Masih - - - -

Membantu administrasi kebun Kantor divisi PK - - 7

Membantu administrasi kebun Kantor divisi PK - - 7

Membantu administrasi kebun Kantor divisi PK - - 7

Membantu administrasi kebun Kantor divisi PK - - 7

Membantu administrasi kebun Kantor divisi PK - - 7

Membantu administrasi kebun Kantor divisi PK - - 7

Perizinan dan penilaian kondite Kantor divisi PK - - 7

Acara perpisahan Kantor divisi PK - - 7

Pamit ke seluruh staf dan karyawan kebun Kantor Besar turangie Estate - - -

(41)

Lampiran 5 Luas areal dan tata guna lahan Divisi Pondok Kloneng.

Uraian Tahun Tanam Luas (ha)

Areal Ditanami

1. Tanaman Menghasilkan (TM)

- TM-XVIII 1993 43,75

- TM-XVII 1994 204,77

- TM-XVI 1995 127,56

- TM-XV 1996 316,43

Jumlah TM 692,51

2. Tanaman Belum Menghasilkan - -

Jumlah TBM -

Total Tanaman Kelapa Sawit 692.51

Areal Tidak Ditanami 1. Lahan Cadangan

- Paya 26,27

- Lahan HCV 0,66

2. Infra Struktur

- Kantor, Klinik 2,05

- Perumahan 10,96

- Jalan 32,40

Total Areal Tidak Ditanami 72,34

Total Areal Divisi Pondok Kloneng 764,85

Gambar

Gambar 1 Hama ulat pada daun
Gambar 3.  Kegiatan pemupukan dilapangan
Gambar 4. Kendaraan pengangkut hasil panen
Tabel 7.  Produktivitas Divisi Pondok Kloneng Sepuluh Tahun Terakhir
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap jumlah serangga yang datang ke bunga jantan pada tanaman kelapa sawit dengan umur tanam yang

Bulan pertama penulis bekerja sebagai karyawan harian lepas (KHL). Bulan kedua penulis melakukan kegiatan penelitian sebagai pendamping mandor, baik mandor panen,

Dari hasil analisis yang dilakukan, nilai akp estimasi dengan realisasi tidak berbeda nyata, hasil korelasi terhadap kualitas pemanen yang dinilai berdasarkan umur

Pengamatan vegetasi gulma dilakukan dengan analisis vegetasi pada 4 blok dengan tahun tanam yang berbeda untuk mendapatkan nisbah jumlah dominansi (NJD) dan

Analisis dilakukan terhadap hasil pengamatan pada komponen-komponen dari aspek panen seperti: rotasi panen, kerapatan panen, taksasi produksi harian, kebutuhan

Pengamatan vegetasi gulma dilakukan dengan analisis vegetasi pada 4 blok dengan tahun tanam yang berbeda untuk mendapatkan nisbah jumlah dominansi (NJD) dan

Dari hasil analisis yang dilakukan, nilai akp estimasi dengan realisasi tidak berbeda nyata, hasil korelasi terhadap kualitas pemanen yang dinilai berdasarkan umur

Manajemen pemanenan 50.000-67.000, sedangkan pemanen non karyawan harus memanen ≥130-160% dari jumlah yang sudah di tetapkan pemanen brhak menerima premi sejumlah 30.000-50.000 rupiah