• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Promosi Melalui Twitter pada Perusahaan Pariwisata Bahari “Ibu Penyu”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Promosi Melalui Twitter pada Perusahaan Pariwisata Bahari “Ibu Penyu”"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

EFEKTIVITAS PROMOSI MELALUI

TWITTER

PADA

PERUSAHAAN PARIWISATA BAHARI “IBU PENYU”

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Efektivitas Promosi Melalui Twitter pada Perusahaan Pariwisata Bahai “Ibu Penyu” adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagaian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Yunizar Sri Wulandari

(3)

Perusahaan Pariwisata Bahari “Ibu Penyu”. Di bawah bimbingan ANNA FATCHIYA.

Promosi melalui twitter dilakukan Biro Perjalanan “Ibu Penyu” dalam

memasarkan jasanya. Selain itu, promosi juga dilakukan untuk memperkenalkan pariwisata bahari yang ada di Indonesia. Kehadiran twitter dianggap sebagai salah satu media untuk perusahaan pariwisata bahari dalam memperluas kegiatan bisnisnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik responden dan aktivitas promosi, menganalisis efektivitas promosi melalui twitter dan menganalisis hubungan antara karakteristik responden dan aktivitas promosi dengan efektivitas promosi melalui twitter perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui kuisioner online yang disebar ke followers @ibupenyu. Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi rank-spearman dan uji beda chi-square. Hasil penelitian ini adalah twitter efektif dalam promosi. Faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi adalah usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, dan kejelasan dalam penyampaian informasi.

Kata kunci: efektivitas, promosi, bahari, pariwisata ABSTRACT

YUNIZAR SRI WULANDARI. Promotion Effectiveness via Twitter on Nautical

Tourism Company “Ibu Penyu . Supervised by ANNA FATCHIYA

Promotion via twitter performed by Travel Agents "Ibu Penyu" to marketing their service. In addition, the promotion was also made to introduce marine tourism in Indonesia. Twitter presence is considered as one of the media for nautical tourism company in expanding economic activity. The purpose of this research are to analyze the characteristics of respondents and promotional activities, analyze the effectiveness of the promotion via twitter and analyze the correlation between the characteristics of the respondents and the effectiveness of promotional activities through the promotion of marine tourism company twitter "Ibu Penyu". The method used in data collection is via an online questionnaire that was distributed to the followers @ibupenyu. Data were analyzed using Spearman-rank correlation test and chi-square difference test. The results in this study are twitter effective of the promotion. Factors related to the effectiveness of the promotion is age, education level, income level, the frequency of feedback messages, rate the attractiveness of the message, and clarity in the delivery of information.

(4)

EFEKTIVITAS PROMOSI MELALUI

TWITTER

PADA

PERUSAHAAN PARIWISATA BAHARI “IBU PENYU”

YUNIZAR SRI WULANDARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Efektivitas Promosi Melalui Twitter pada Perusahaan Pariwisata Bahari “Ibu Penyu”

Nama Mahasiswa : Yunizar Sri Wulandari

NIM : I34110146

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, MSi Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, MSc Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Efektivitas Promosi Melalui Twitter pada Perusahaan Pariwisata Bahari “Ibu Penyu”

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Anna Fatchiya, MSi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penelitian, penulisan, hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan terimakasih kepada orang tua tercinta Ayah Braham dan Ibu Diyan Rahayuni yang selalu mendoakan, mendukung, dan senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis. Selain itu juga kepada pemilik usaha Kakak Vindhya B. Sabnani yang membantu penulis dalam pengumpulan data. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat tersayang: Iradhatie Wurinanda, Annisa Amalia Ikhsania, Desi Rosita, Gina Sutanti, Tiffany Diahnisa, Riski Bayuni, Claudya Alice L’Bareint, Nurul Fitriyani, dan Chintia Irwanti Putri, teman-teman sebimbingan: Hafid Kurniawan dan Elsa Yuliana, serta teman-teman SKPM 48. Semoga karya ilmiah berupa skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Mei 2015

(7)

DAFTAR TABEL xvii

DAFTAR GAMBAR xix

DAFTAR LAMPIRAN xix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Masalah Penelitian 3

Tujuan Penelitian 3

Kegunaan Penelitian 3

PENDEKATAN TEORITIS 5

Tinjauan Pustaka 5

Pariwisata Bahari 5

Karakteristik Followers 5

Promosi Pariwisata Bahari 7

Twitter sebagai Media Promosi 11

Efektivitas Twitter sebagai Media Promosi 14

Kerangka Pemikiran 18

Hipotesis Penelitian 19

Definisi Operasional 20

PENDEKATAN LAPANGAN 23

Metode Penelitian 23

Lokasi dan Waktu 23

Teknik Pemilihan Responden dan Informan 23

Teknik Pengumpulan Data 24

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 25

GAMBARAN UMUM 27

Sejarah dan Perkembangan Biro Perjalanan “Ibu Penyu” 27 Media Promosi Biro Perjalanan “Ibu Penyu” 28 KARAKTERISTIK FOLLOWERS AKUN TWITTER @IBUPENYU 31

Jenis Kelamin 31

Usia 32

Tingkat Pendidikan 32

Jenis Pekerjaan 32

Tingkat Pendapatan 33

KETERDEDAHAN MEDIA SOSIAL TWITTER PADA PERUSAHAAN PARIWISATA BAHARI “IBU PENYU”

35

Frekuensi Pesan 37

Frekuensi Feedback Pesan 38

Tingkat Daya Tarik Pesan 39

(8)

EFEKTIVITAS PROMOSI MELALUI TWITTER PADA

PERUSAHAAN PARIWISATA BAHARI “IBU PENYU 47

Attention 48

Interest 49

Desire 50

Action 51

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN EFEKTIVITAS PROMOSI MELALUI TWITTER PADA

PERUSAHAAN PARIWISATA BAHARI “IBU PENYU” 53

Hubungan Usia dengan Efektivitas Promosi 53

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Efektivitas Promosi 54 Hubungan Tingkat Pekerjaan dengan Efektivitas Promosi 55 HUBUNGAN ANTARA KETERDEDAHAN TWITTER DENGAN

EFEKTIVITAS PROMOSI MELALUI TWITTER PADA

PERUSAHAAN PARIWISATA BAHARI “IBU PENYU” 57

Hubungan Frekuensi Pesan dengan Efektivitas Promosi 57 Hubungan Frekuensi Feedback Pesan dengan Efektivitas Promosi 59 Hubungan Tingkat Daya Tarik Pesan dengan Efektivitas Promosi 60 Hubungan Kejelasan dalam Penyampaian Pesan dengan Efektivitas

Promosi

62

PENUTUP 65

Simpulan 65

Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 67

LAMPIRAN 71

(9)

1. Media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak di dunia 2015 13 2. Karakteristik jenis media sosial dalam promosi 13 3. Jumlah dan persentase berdasarkan karakteristik followers 31 4. Jumlah dan persentase berdasarkan keterdedahan twitter 35 5. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator

frekuensi pesan melalui akun twitter @ibupenyu 37 6. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator

frekuensi feedback pesan melalui akun twitter @ibupenyu 38 7. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator

tingkat daya tarik pesan melalui akun twitter @ibupenyu 40 8. Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator

kejelasan dalam penyampaian informasi melalui akun twitter

@ibupenyu 43

9. Jumlah dan persentase responden dalam mencapai tahap AIDA 47 10. Jumlah dan persentase responden berdasarkan efektivitas promosi 48 11. Jumlah dan presentase penilaian responden berdasarkan indikator

pada tahap attention 48

12. Jumlah dan presentase penilaian responden berdasarkan indikator

pada tahap interest 49

13. Jumlah dan presentase penilaian responden berdasarkan indikator

pada tahap desire 50

14. Jumlah dan presentase penilaian responden berdasarkan indikator

pada tahap action 51

15. Nilai koefisiensi korelasi dan nilai signifikansi usia dengan

efektivitas promosi 53

16. Nilai koefisiensi korelasi dan nilai signifikansi tingkat pendidikn

dengan efektivitas promosi 54

17. Nilai koefisiensi korelasi dan nilai signifikansi tingkat pendapatan

dengan efektivitas promosi 55

18. Nilai koefisiensi Chi-Square dan nilai signifikansi antara jenis

kelamin dengan efektivitas promosi 56

19. Nilai koefisiensi Chi-Square dan nilai signifikansi antara jenis

pekerjaan dengan efektivitas promosi 56

20. Nilai koefisiensi korelasi Rank Spearman dan nilai signiifikansi

frekuensi pesan dengan efektivitas promosi 57 21. Nilai koefisiensi korelasi Rank Spearman dan nilai signiifikansi

frekuensi feedback pesan dengn efektivitas promosi 59 22. Nilai koefisiensi korelasi Rank Spearman dan nilai signiifikansi

tingkat daya tarik pesan dengan efektivitas promosi 60 23. Nilai koefisiensi korelasi Rank Spearman dan nilai signiifikansi

(10)

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka pemikiran 18

2. Rumus interval 22

3. Logo Biro Perjalanan “Ibu Penyu” 28

4. Tampilan akun twitter @ibupenyu 29

5. Re-tweet yang dilakukan admintwitter 39

6. Profil picture akun @ibupenyu 41

7. Penggunaan hashtag pada twitter @ibupenyu 42 8. Tweet yang disertai gambar atau foto dengan kualitas bagus 43

9. Bio twitter @ibupenyu 44

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peta lokasi Biro Perjalanan “Ibu Penyu” 72

2. Jadwal pelaksanaan penelitian 73

3. Daftar paket wisata “Ibu Penyu” 74

4. Daftar responden 77

5. Tampilan kuesioner online 80

6. Panduan pertanyaan wawancara informan 81

7. Hasil uji statistik Rank Spearman 82

8. Hasil uji beda Chi-square 84

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini, sektor pariwisata sedang gencar dikembangkan oleh Pemerintah Indonesia (Kemenkraf 2014). Hal ini dilakukan karena pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa terbesar bagi negara. Pakar ekonomi memerkirakan sektor pariwisata akan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting pada abad ke-21 dan apabila dikembangkan secara terpadu, peran pariwisata akan melebihi sektor migas (Yoeti 2008). Pentingnya pariwisata juga didukung dengan UU No. 10 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa keberadaan objek wisata pada suatu daerah akan menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya setempat.

Pengembangan sektor pariwisata yang dilakukan Pemerintah bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan ataupun memperluas pasar. Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) jumlah perjalanan wisatawan nusantara di Indonesia tahun 2009 adalah sebanyak 229.731.000 jiwa dan mengalami peningkatan yaitu sebanyak 250.036.000 jiwa pada tahun 2013. Tak hanya itu, sektor pariwisata di Indonesia pun semakin beragam seperti wisata agro, wisata tirta/bahari, wisata budaya, wisata religi, wisata pegunungan dan lain-lain. Sekian banyak pariwisata yang sedang berkembang di Indonesia, World Economic Forum (WEF) 2013 menyatakan bahwa Indonesia menonjol di kategori budaya dan warisan sejarah serta kekayaan dan keindahan alam Indonesia1

Pariwisata bahari merupakan salah satu sektor pariwisata yang sedang berkembang. Menurut hasil survey PES (Passenger Exit Survey) 2013 yang dilakukan Pusdatin Kemenpar, ada lima besar produk wisata sebagai penarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia yakni wisman yang melakukan wisata belanja dan kuliner (80%), wisata religi dan heritage (80%), wisata bahari (35%), wisata MICE (25%) dan wisata olah raga (5%) (Kemenparekraf 2014). Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia yang 75 persen wilayahnya berupa laut juga mendukung berkembangnya potensi pariwisata bahari di Indonesia. Pariwisata bahari merupakan kegiatan pariwisata yang berada di perairan khususnya laut dengan memanfaatkan potensi yang ada dalam menjalankan aktivitas berlibur dan aktivitas laut lainnya. Wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumber daya bawah laut dan diatas laut seperti diving, snorkling, selancar, jet ski, dan lain sebagainya yang didasarkan atas keunikan alam dan karakteristik ekosistem, seni dan budaya serta masyarakat daerah.

1 Dikutip dari Harian Tribunnews Jabar edisi 2 Februari 2014. Dapat diunduh di:

(12)

Berkembangnya sektor pariwisata bahari tidak selamanya diketahui oleh calon wisatawan. Sekian banyak pariwisata bahari, wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara hanya mengetahui pariwisata bahari yang sudah terkenal seperti Bali, Wakatobi, dan Lombok. Padahal jika ditelusuri lebih lanjut, potensi pariwisata bahari di Indonesia sangat banyak namun kegiatan promosi masih terbilang minim, ditambah lagi kurang adanya data serta informasi yang diperlukan dalam pengembangan wisata bahari (Sutanto et al 2013). Hal inilah yang menyebabkan wisata bahari di Indonesia yang berlimpah sangat jarang diketahui keberadaannya.

Upaya yang dilakukan untuk memperkenalkan pariwisata bahari ialah melalui komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran sangat dibutuhkan untuk menyampaikan pesan kepada publik, terutama wisatawan sasaran, mengenai keberadaan suatu objek wisata. Salah satu pemasaran yang digunakan adalah dengan melakukan kegiatan promosi. Tujuan dari kegiatan promosi itu sendiri adalah memengaruhi calon wisatawan untuk mau berkunjung serta menjaga agar wisatawan selalu ingat dan berkeinginan untuk melakukan kunjungan kembali (Sukmawati et al 2013). Bauran promosi merupakan salah satu komponen penting dalam pencapaian tujuan promosi. Menurut Kotler (2003) terdapat lima jenis teknik yang dimaksud dengan bauran promosi, yaitu iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relations and publicity) dan pemasaran langsung (direct selling).

Melihat kondisi seperti itu, sektor pariwisata bahari dilirik oleh sebagian perusahaan industri pariwisata sebagai obyek wisata yang dipasarkan kepada calon wisatawan. Perusahaan industri pariwisata ada dua macam yaitu agen perjalanan wisata dan biro perjalanan wisata (Yoeti 2010). Kehadiran perusahaan industri wisata menguntungkan bagi wisatawan karena perusahaan tersebut melayani semua kebutuhan, keinginan, dan harapan wisatawan bila berkunjung ke suatu obyek wisata. Persaingan ketat di dunia bisnis memaksa pelaku industri tersebut harus peka dan memahami perubahan yang terjadi pada lapangan penjualan. Pelaku industri wisata tersebut membutuhkan suatu sarana dan media dalam memasarkan produknya. Hal tersebut disebabkan karena pemasarkan produk industri pariwisata jauh lebih kompleks sifatnya dibandingkan dengan memasarkan produk perusahaan manufaktur yang umumnya memproduksi produk berwujud. Cara-cara konvensional seperti poster, pamflet, dan flyer dianggap tidak efektif karena harganya yang relatif mahal dan penyebaran informasi yang sifatnya lamban. Begitu juga dengan media masa mainstream (stasiun televisi, radio, surat kabar dan majalah tidak sekuat yang dibayangkan karena sifatnya hanya menginformasikan sekilas (Prisgunanto 2014)

(13)

website, instagram dan lain-lain. Penggunaan media sosial tersebut belakangan menjadi banyak diminati oleh masyarakat sebagai sarana untuk berkomunikasi. Tercatat hingga tahun 2013 pengguna twitter di Indonesia berdasarkan data dari PT Bakrie Telecom yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika mencapai 19,5 juta akun.

Kehadiran twitter sebagai media promosi pariwisata bahari menjadi salah satu media promosi bagi perusahaan industri wisata untuk memperluas kegiatan promosinya. Twitter memiliki beberapa kelebihan antara lain jumlah kata yang hanya mencakup 140 kata. Hal ini menuntut kreatifitas seseorang untuk merangkai kata dalam akun twitternya. Adanya trending topic dan hashtag juga menambah kelebihan twitter dibandingkan dengan media sosial lain. Seperti halnya dengan biro perjalanan “Ibu Penyu”. Biro perjalanan ini khusus menyediakan berbagai macam paket wisata bahari yang dipromosikan dengan menggunakan media sosial twitter sebagai media promosinya. Tak hanya mempromosikan produknya saja, “Ibu Penyu” aktif mempromosikan pariwisata bahari yang ada di Indonesia kepada follower yang ada di akun twitter tersebut. Berdasarkan uraian di atas, efektivitas promosi melalui twitter pada perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu” dirasa relevan untuk diteliti lebih lanjut.

Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik followers dan keterdedahan media sosial twitter pada perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”?

2. Bagaimana efektivitas promosi melalui twitter pada perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”?

3. Bagaimana hubungan antara karakteristik followers dan keterdedahan media sosial twitter dengan efektivitas promosi melalui twitter perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”?

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi karakteristik followers dan keterdedahan media sosial

twitter pada perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”

2. Menganalisis efektivitas promosi melalui twitter pada perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”

3. Menganalisis hubungan antara karakteristik followers dan keterdedahan media sosial dengan efektivitas promosi melalui twitter perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini akan bermanfaat bagi beberapa pihak, yakni:

(14)

2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengenal pariwisata bahari di Indonesia. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebuah penilaian masyarakat mengenai pengaruh promosi melalui media sosial twitter dalam pemasaran pariwisata bahari pada biro perjalanan “Ibu Penyu

3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan oleh perusahaan industri wisata “Ibu Penyu” dalam rangka

(15)

TINJAUAN PUSTAKA

Pariwisata Bahari

Berdasarkan UUD No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, pariwisata memiliki pengertian yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sejatinya, pariwisata merupakan proses perjalanan. Namun Yoeti (2010) mengemukakan bahwa suatu perjalanan dapat disebut sebagai pariwisata apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain. Perjalanan itu dilakukan di luar kediaman tempat orang itu biasanya tinggal dan melewati perbatasan.

2. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam, atau paling sedikit sudah menempuh perjalanan sejauh 100 mil dari perbatasan tempat orang itu tinggal atau berdiam.

3. Tujuan perjalanan itu semata-mata untuk bersenang-senang tanpa mencari nafkah atau menjabat suatu pekerjaan tetap di negara yang dikunjungi. 4. Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara asalnya

bukan diperoleh karena hasil usaha selama perjalanan wisata yang dilakukannya.

Pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, menggunakan waktu luang untuk menikmati aktivitas diluar rutinitas sehari-hari. Biasanya, wisatawan cenderung memilih wisata yang menyajikan keindahan alam atau memiliki potensi alam yang unik. Terdapat berbagai macam jenis pariwisata berdasarkan dari objek wisata yang dijadikan sebagai daya tarik untuk datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, salah satunya adalah wisata bahari. Wisata bahari adalah segala aktivitas wisata yang menjadikan sumber daya alam laut beserta segala potensinya sebagai suatu daya tarik yang unik untuk dinikmati. Lebih lengkapnya, pariwisata bahari adalah segala bentuk aktivitas wisata yang menjadikan sumber daya alam laut beserta potensinya sebagai suatu daya tarik wisata dalam batasan dimulai dari jalan setapak pedestrian sampai 100 meter setelah reef. Adapun aktivitas yang biasa dilakukan pada wisata bahari terbagi menjadi dua yaitu aktivitas langsung dan aktivitas tidak langsung. Aktivitas langsung di antaranya berperahu, berenang, snorkeling

(menyelam dipermukaan), diving (menyelam), memancing, dan lain.lain. Aktivitas tidak langsung seperti olahraga pantai, piknik, menikmati atmosfer laut, dan lain-lain (Riswandi 2013).

Karakteristik Followers

(16)

sudah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat saat ini. Riset yang dilakukan dapat menggambarkan karakteristik pengguna internet dan saat ini penggunaan internet tidak terlepas dari penggunaan media sosial. Karakteristik pengguna internet dapat menjadi acuan dalam menggambarkan karakteristik pengguna media sosial. Seperti dilansir pada website Kementrian Komunikasi dan Informatika yang menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat 5 pengguna

twitter terbesar di dunia. Posisi Indonesia hanya kalah dari USA, Brazil, Jepang dan Inggris.

Secara spesifik, Anggraeni (2012) mengatakan bahwa efektivitas promosi dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan dan motivasi. Karakteristik individu tersebut dapat memengaruhi strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Berikut merupakan penjelasan karakteristik individu berdasarkan demografi (Sumarwan 2011)

1. Usia. Biasanya individu dibedakan menurut usia anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Media sosial ditujukan untuk semua usia, namun biasanya media sosial digunakan oleh individu berusia muda. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut sedang gencar mencari teman baru, informasi baru maupun pergaulan baru. Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat Helianthusonfri (2014) yang menyatakan bahwa kebanyakan pengguna twitter atau followers adalah kalangan muda yang usianya berkisar antara 18 sampai 34 tahun.

2. Jenis kelamin. Banyak sekali produk yang menggunakan pendekatan jenis kelamin ini dalam pemasarannya. Ada satu merk produk ditujukan hanya kepada wanita atau hanya kepada pria, masing-masing memiliki strategi promosi yang berbeda (Morissan 2010). Menurut Diamond (2015) populasi pengguna twitter adalah pria dan wanita dengan jumlah yang hampir seimbang.

3. Pendidikan. Individu dapat pula dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang dicapai. Pendidikan yang berhasil diselesaikan biasanya menentukan pendapatan dan kelas sosial mereka. Selain itu pendidikan juga menetukan tingkat intelektualitas seseorang. Tingkat intelektualitas ini akan menentukan pilihan barang, barang, jenis hiburan, dan program radio atau televisi yang diikutinya (Morissan 2010). Diamond (2015) berpendapat bahwa inidivu pengguna twitter kemungkinan besar pernah mengecap setidaknya bangku perguruan tinggi. Hal tersebut juga didukung oleh pendapat Pitoyo yang dikutip oleh (Kapriani 2014) pengguna Twitter

pendidikannya cenderung lebih tinggi daripada pengguna Facebook. Pengguna Twitter yang mendapatkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi sebanyak 21% sementara pengguna Facebook jumlahnya 20%. 4. Pekerjaan. Individu yang memiliki jenis pekerjaan tertentu umumnya

(17)

5. Pendapatan. Melihat karakteristik individu pengguna twitter adalah individu yang berpendidikan tinggi, hal serupa juga dapat terjadi pada tingkat pendapatan. Seseorang yang berpendidikan tinggi diasumsika juga memiliki pendapatan yang tinggi.

Promosi Pariwisata Bahari

Kotler dan Keller (2009) mengemukakan bahwa promosi merupakan bagian dari strategi pemasaran yang sering dikenal dengan istilah four P’s yaitu produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion). Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, memengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono 2008). Pendapat lainnya dikemukakan oleh Kotler (2003) promosi adalah bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awarness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhdap produk atau jasa.

Pariwisata bahari membutuhkan promosi sebagai upaya memperkenalkan potensi bahari kepada calon wisatawan. Melalui aktivitas promosi tersebutlah, calon wisatawan diharapkan dapat berkunjung dan menikmati potensi bahari. Adapun tujuan promosi menurut Sukmawati et al (2013) adalah memengaruhi calon wisatawan agar berkunjung serta menjaga agar wisatawan selalu ingat dan berkeinginan untuk melakukan kunjungan kembali. Yonathan (2013) menyebutkan promosi yang efektif akan mampu mempengaruhi persepsi wisatawan terhadap nilai produk yang ditawarkan oleh pihak penyedia jasa pariwisata sekaligus lebih efisien dalam penggunaan anggaran promosi. Promosi bagi instansi yang bergerak di bidang pariwisata bertujuan untuk memperkenalkan, menginformasikan, membujuk, dan mempengaruhi calon wisatawan untuk mau berkunjung serta menjaga agar wisatawan selalu ingat dan berkeinginan untuk melakukan kunjungan kembali. Selain itu Muskitta et al

(2014) juga mengatakan bahwa tujuan promosi pariwisata adalah untuk menghimbau, merayu atau membujuk calon wisatawan agar melakukan perjalanan wisata. Oleh karena itu, pesan atau informasi mengenai daya tarik suatu wisata tersebut harus dikemas semenarik mungkin agar wisatawan pada akhirnya dapat menggunakan jasa tersebut atau dengan kata lain calon wisata dapat mengunjungi objek wisata tersebut.

(18)

1. Periklanan (advertising)

Iklan menurut Kusumastuti (2009) merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik secara luas. Iklan juga dapat digunakan untuk membangun image jangka panjang dan juga mempercepat quick sales. Selain itu, iklan juga bersifat baku dan dapat ditayangkan berulang-ulang serta dapat memperoleh efek dramatisasi dari iklan yang telah ditayangkan tersebut. Menurut Morissan (2010) media iklan dikategorikan menjadi tiga yaitu media penyiaran, media cetak, dan media internet.

Penelitian mengenai efektifitas iklan dalam mempromosikan pariwisata telah dilakukan oleh Zaman (2014). Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan data bahwa Dinas Pariwisata Kabupaten Berau telah menggunakan media penyiaran, media cetak dan media internet dalam mempromosikan pariwisata bahari yang ada Kabupaten Berau. Dilihat dari ketiga media tersebut, media elektronik dinilai paling efektif karena bersifat langsung dan kuat. Media elektronik dinilai membuat pariwisata bahari di Kabupaten Berau semakin terangkat dan mengalami peningkatan. Media cetak pun turut membantu kegiatan promosi pariwisata bahari di Kabupaten Berau melalui iklan di surat kabar, maupun baliho yang dipasang di sepanjang jalan. Tak hanya itu, media internet juga mempunyai peran penting, karena calon wisatawan dapat mengetahui informasi mengenai potensi wisata bahari di Kabupaten Berau melalui website yang sengaja dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Berau.

2. Penjualan tatap muka (personal selling)

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Menurut Kusumastuti (2009) personal selling, merupakan alat promosi yang paling efektif pada siklus terakhir dari proses pembelian. Hal ini terjadi karena

personal selling dapat membuat hubungan interaktif secara dekat, sehingga dapat mengenal konsumen secara lebih dalam dan lebih baik, sehingga dapat memberikan respon yang tepat.

Penelitian yang dilakukan Putra dan Tinambunan (2013) menunjukan bahwa teknik personal selling yang efektif dalam sebuah promosi pariwisata yang ditampilkan haruslah dengan pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik tersebut bisa tercapai apabila promosi dan informasi yang disampaikan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satu yang harus dilakukan untuk mancapai pelayanan yang baik tersebut adalah dengan menempatkan seorang

travel consultan yang ahli dibidangnya dalam kegiatan promosi yang dilakukan, karena teknik promosi menggunakan teknik personal selling

bersifat promosi langsung.

(19)

3. Promosi penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkna jumlah barang yang dibeli pelanggan. Menurut Stanton (1996) promosi penjualan direncanakan untuk menambah dan mengkoordinasikan kegiatan penjualan personal dan periklanan. Promosi penjualan meliputi antara lain kegiatan pembuatan pameran di toko, menyelenggarakan pameran dagang, membagikan contoh, premi atau kupon-kupon “cents-off” (untuk pembulatan harga ke bawah).

Promosi penjualan mempunyai manfaat yaitu sebagai sarana untuk menarik perhatian dan memberikan informasi yang akhirnya mengarahkan konsumen kepada produk. Hal tersebut memberikan kontribusi nilai tambah kepada konsumen dan juga dapat secara aktif mengajak konsumen membeli produk yang ditawarkan (Kusumastuti 2009). Media sosial juga dapat dikatakan promosi penjualan karena diarahkan langsung kepada konsumennya.

4. Hubungan masyarakat dan publisitas (public relations and publicity)

Public relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Menurut Stanton (1996)

public relation merupakan usaha terencana oleh suatu organisasi untuk memengaruhi sikap atau pendapat golongan terhadap badan usaha tersebut. Namun menurut Kusumastuti (2009) alat promosi ini dapat menarik perhatian khalayak ramai jika memiliki kredibilitas yang tinggi dan tidak memasukan unsur penjualan, jadi hanya sebagai pemberi informasi.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zaman (2014) menunjukan bahwa peran hubungan masyarakat (humas) mampu mengangkat pariwisata bahari di Kabupaten Berau. Promosi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Berau yaitu dengan mengadakan pemilihan duta wisata yang bertugas ke luar daerah Berau untuk mempromosikan potensi seni budaya dan pariwisata bahari Berau. Tak hanya itu, duta wisata tersebut harus mempunyai pengetahuan luas tentang seluk beluk Berau agar mampu menjadi humas sebagai pembicara di media televisi dan media cetak.

5. Pemasaran langsung (direct marketing)

Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Pada direct marketing, promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan baik melalui telepon, pos, atau dengan datang langsung ke tempat pemasar.

Berbeda dengan promosi lainnya, dalam melakukan promosi pariwisata produk yang akan ditawarkan ke calon wisatawan adalah obyek dan daya tarik wisata. Menurut Yoeti (1985) daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah

(20)

Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Wibowo (2008), membagi pengusahaan obyek dan daya tarik wisata menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran wisata;

2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran wisata;

3. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus.

Pariwisata bahari jika dilihat dari uraian di atas termasuk ke dalam pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus. Berbeda dengan jenis pariwisata tradisional, calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu sesuai dengan minat khusus dan spesifik (Pitana 2009). Adanya minat khusus ini mengakibatkan hanya sebagian orang yang memiliki ketertarikan untuk berwisata bahari sehingga diperlukan kegiatan promosi yang lebih kuat dan menarik untuk mempromosikan pariwisata bahari. Dewasa ini, perkembangan promosi maupun pemasaran pariwisata bahari berkembang secara luas. Berbagai potensi wisata bahari mulai dilirik oleh pelaku usaha dengan mendirikan sebuah industri pariwisata. Perusahaan industri pariwisata ada dua macam yaitu agen perjalanan wisata dan biro perjalanan wisata (Yoeti 2010). Industri pariwisata merupakan perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan wisatawan secara langsung. Pelaku usaha dapat memperkenalkan potensi wisata bahari secara langsung kepada calon wisatawan dengan menawarkan paket wisata yang dikemas menarik. Pelaku usaha tersebut juga dapat menggunakan berbagai media promosi yang digunakan sebagai media untuk menginformasikan potensi wisata bahari kepada calon wisatawan.

Morissan (2010) berpendapat bahwa media (medium) adalah kategori umum dari sistem pengiriman pesan yang mencakup beberapa media yaitu media penyiaran (televisi dan radio), media cetak (brosur dan surat kabar), surat, iklan luar ruang, (outdoor advertising), dan media pendukung lainnya. Pendapat lain dikemukakan oleh Kusumastuti (2009) yang membagi media menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Media massa, yang terdiri dari media massa elektronik dan media cetak. 2. Media kelompok, yang biasa digunakan pada kegiatan-kegiatan yang

melibatkan kelompok tertentu. Bentuk media ini diantara adalah video presentasi.

3. Media personal, seperti katalog, profit korporat, dan folder.

(21)

digunakan dalam media ruang publik adalah poster dan atau stiker, billboard, baliho, poster, spanduk, umbul-umbul, balon raksasa, dan lain-lain. Kedua, media

word of mouth. Pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth) adalah bentuk promosi yang dilakukan oleh konsumen melalui perbincangan dengan konsumen lain, dan tidak ada satupun dari mereka adalah pemasar. Bentuk komunikasi pemasaran ini dapat terjadi karena kesan mendalam konsumen terhadap produk atau perusahaan tertentu sehingga konsumen tersebut ingin menyampaikan informasi yang dia ketahui tentang produk atau perusahaan tersebut kepada kerabat dekatnya. Komunikasi pemasaran melalui WOM tidak memerlukan biaya yang begitu besar, namun dapat memberikan dampak yang besar bagi perusahaan. Pemasaran WOM ini merupakan bauran komunikasi pemasaran yang paling efektif karena memungkinkan komunikasi pribadi dan mendapat umpan-balik. Interaksi langsung yang terjalin dari mulut ke mulut dianggap mampu meyakinkan seseorang sehingga media pemasaran ini dianggap efektif.

Berdasarkan jenis media yang dikemukakan Morissan (2010), media yang efektif dalam mempromosikan pariwisata bahari adalah media penyiaran, media cetak dan media internet. Media penyiaran khususnya televisi ini sengaja menampilkan potensi pariwisata bahari melalui televisi sebagai medianya agar khalayak dapat merasakan langsung keindahan objek wisata yang ditayangan. Melalui tayangan seperti ini, calon wisatawan dapat memiliki keinginan untuk dapat berkunjung ke objek wisata tersebut. Tak hanya media penyiaran, promosi pariwisata bahari dilakukan dengan memakai media cetak sebagai perantara dalam memberikan informasi kepada calon wisatawan. Surat kabar dan majalah pun kini sudah banyak yang menampilkan informasi potensi pariwisata dalam rubrik khusus yang bernama traveling atau jalan-jalan. Media ini mengajak, membujuk atau merayu calon wisatawan dengan gaya penulisan yang persuasif ditambah dengan gambar atau foto sebagai pendukungnya.

Perkembangan zaman membuat teknologi berkembang pesat. Hadirnya internet memudahkan kegiatan promosi pariwisata bahari. Penggunaan internet sebagai media promosi dianggap efektif karena murah dan mudah, belum lagi sifatnya yang langsung dan kuat mengingat kehadiran internet sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari. Kementrian Komuikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Angka 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Media internet sebagai media promosi yang digunakan pun cukup beragam yaitu

website, twitter, facebook. Promosi pariwisata pun sudah mulai banyak yang menggunakan media internet untuk mempromosikan objek wisata tersebut. Melalui internet, calon wisatawan menjadi lebih tahu mengenai informasi pariwisata sehingga para pemasar pariwisata gencar memakai media internet sebagai media promosi. Tidak dapat dipungkiri lagi, kehadiran media sangat membantu para pemasar atau pelaku usaha wisata dalam melakukan kegiatan promosi pariwisata bahari.

Twitter sebagai Media Promosi

(22)

yang penting dalam mempromosikan pariwisata bahari. Kegiatan promosi melalui media akan menjadi mudah sehingga calon wisatawan akan dengan cepat mengetahui obyek wisata yang dipromosikan Sekarang muncul media baru sebagai alat untuk mempromosikan pariwisata bahari yaitu media internet. Media internet ini dinilai cara yang efektif karena mudah dan murah serta kegunaannya sudah melekat di kalangan orang-orang zaman sekarang ini. Media internet ini juga membantu biro perjalanan dalam mempromosikan pariwisata serta memasarkan produknya. Internet digunakan oleh biro perjalanan untuk menjangkau lebih luas dan melayani dengan lebih baik calon wisatawan sebagai konsumennya. Tersedianya internet bagi para konsumen mungkin akan mendorong para biro perjalanan untuk menawarkan nilai tambah lainnya bagi para konsumen. Nilai tambah ini dapat berupa pengetahuan yang lebih mendalam mengenai tujuan wisata, biro perjalanan didorong untuk menjadi konsultan perjalanan. Selain itu, Muthahhari (2012) menjabarkan kegunaan dari media internet bagi media promosi sebuah biro perjalanan:

1. Meningkatkan minat untuk travel di kalangan masyarakat dunia.

Semakin tersedianya informasi mengenai daerah tujuan wisata akan meningkatkan minat masyarakat dunia untuk travel. Kesenjangan informasi yang menyebabkan ketidak-tahuan akan semakin berkurang, sehingga orang akan lebih mempunyai minat untuk travel ke daerah-daerah tujuan wisata yang sebelumnya tidak dipertimbangkan.

2. Memperluas komunikasi untuk melayani konsumen.

Semakin luasnya pemakaian internet memungkinkan komunikasi yang semakin luas antara biro perjalanan dan konsumen lebih dari jam buka kantor. Meningkatnya pilihan bagi konsumen, meningkatnya target pasar biro perjalanan, serta meningkatnya komunikasi antara biro perjalanan, dan konsumen, maka dunia usaha perjalanan akan berlangsung dengan semakin lancar. Begitu juga dengan pelaksanaan dunia usaha perjalanan akan semakin mudah karena luasnya komunikasi yang digunakan.

Salah satu media yang termasuk media internet adalah media sosial. Media sosial memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan media terdahulu yaitu media berbagi aktifitas, media berbagi pengetahuan, media untuk memperluas jejaring dan komunitas dan media penyebaran informasi (Sulianta 2014). Aktivitas online dapat dilakukan melalui media sosial dengan mengirimkan pesan-pesan dan feedback dengan menggunakan kemampuan daya tarik pesan untuk memicu khalayak untuk dapat memperhatikan pesan yang disampaikan. Media sosial juga mampu menyebarkan informasi dengan cepat dan daya jangkau yang luar biasa dibandingkan media manapun (Sulianta 2014). Kotler dan Keller (2009) lebih lanjut menerangkan bahwa media sosial merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi teks, gambar, audio, dan video informasi dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya. Media sosial yang digunakan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya adalah twitter, facebook, instagram.

(23)

Tabel 1 Media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak di dunia 2015 Nomer Peringkat Nama Media Sosial Jumlah Pengguna

1 Facebook 900.000.000

Setiap media sosial memiliki karakteristik tersendiri untuk melakukan kegiatan promosi produk kepada konsumen. Berikut Tabel 2 merupakan perbandingan karakteristik media sosial dalam pemanfaatan sebagai media promosi produk.

Tabel 2 Karakteristik jenis media sosial dalam promosi No. Jenis Media

Sosial Karaktersitik Media Sosial

1. Facebook

- Dilengkapi dengan fasilitas berbagi pesan teks, foto, audio, dan video

- Menyediakan wadah untuk berkomunikasi langsung melalui wall, chat rooms, message dan membentuk group tertentu dengan member yang diundang ke dalam group

- Untuk berkomunikasi secara interaktif antar pengguna harus saling menerima permintaan friend request terlebih dahulu - Penyebaran informasi cenderung cepat

2. Twitter

- Terhubung dengan berbagai akun yang terdaftar dalam Twitter - Dilengkapi dengan fasilitas berbagi foto dan video yang dapat

dilihat oleh khalayak luas

- Memiliki jumlah karakter sebanyak 140 untuk setiap tweet - Agar dapat berinteraksi dengan baik sebaiknya salingfollow satu

sama lain

- Penyebaran informasi cenderung cepat

3. Instagram

- Media sosial dengan fasilitas upload foto dan video

- Menguntungkan konsumen karena dapat melihat secara langsung produk yang ditawarkan

- Memuat informasi secara lengkap melalui caption yang diberikan pelaku usaha

- Fasilitas Hashtag (tanda pagar) untuk memudahkan konsumen mencari tahu produk yang diinginkan

Sumber: Wurinanda (2015)

(24)

yang menyediakan layanan jejaring sosial dan microblogging (blogging ringkas). Para pengguna memakai twitter untuk berkirim pesan dan membaca pesan yang tidak lebih dari 140 karakter. Istilah yang digunakan untuk mengirimkan pesan disebut tweet. Tercatat hingga tahun 2013 pengguna twitter di Indonesia berdasarkan data dari PT Bakrie Telecom yang dirilis oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika mencapai 19,5 juta akun. Banyaknya pengguna

twitter menjadi bukti bahwa media sosial ini menjadi ladang bisnis online yang menjanjikan. Menurut Siregar (2012) terdapat empat faktor yang menyebabkan

twitter mampu menyedot perhatian para pengguna internet, diantaranya:

1. Keringkasan dan keterbatasan karakter pesan yang dipublikasikan pada twitter

(140 karakter), sehingga pesan mudah dilihat dan disebar.

2. Informasi bebas, sehingga informasi apapun yang terlintas bebas mengalir dan sifatnya spontan, apa adanya, bahkan personal. Dalam banyak kasus, pengguna twitter lebih jujur dan kejujuran penting untuk nilai akurasi bisnis.

3. Komunitas terbuka, dimana hampir tidak ada pembatas untuk mengamati bahkan bersosialisasi dengan semua orang yang tergabung pada twitter.

4. Jejaring sosial yang membangun gudang data. Hal ini karena berbagai informasi yang disebarkan lama-lama akan membentuk suatu pola yang juga menjadi informasi berbasis kekuatan massa yang menjelaskan minat dan tren.

Efektivitas Promosi Melalui Twitter

Promosi adalah bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awarness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhdap produk atau jasa (Kotler 2003). Efektivitas komunikasi adalah salah satu elemen yang menjadi indikator komunikasi (Wahyuni 2014). Komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim berkaitan erat dan identik atau sama dengan rangsangan yang diterima dan dipahami oleh penerima. Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh produsen atau pemasar didalam menciptakan dan mengembangkan komunikasi efektif terhadap konsumen, yaitu memilih media dalam komunikasi pesan. Pemasar dapat memilih dua jenis dari saluran komunikasi yaitu komunikasi personal dan komunikasi non personal. Komunikasi personal adalah komunikasi yang melibatkan tatap muka. Komunikasi nonpersonal adalah komunikasi yang melibatkan media seperti media cetak (poster, baliho, dan pamflet), media siaran (televisi dan radio), dan media internet (website, facebook, dan twitter).

(25)

rincinya informasi yang disampaikan, tepat atau tidaknya komunikasi merupakan cara komunikasi yang dinilai tepat dalam penyampaian informasi dan keterbukaan dalam pelayanan merupakan cara dalam melayani calon wisatawan selaku konsumen. Kejelasan dalam penyampaian informasi dianggap penting dalam melakukan kegiatan promosi oleh karena itu Kusumastuti (2009) menyatakan bahwa dalam mengembangkan komunikasi pemasaran secara efektif terdapat delapan langkah, yang salah satunya yaitu merancang pesan. Perancangan pesan menjadi salah satu aspek pada promosi melalui media sosial yang dapat menentukan efektivitas media sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya. Calon wisatawan memutuskan untuk berkunjung apabila pesan yang disampaikan pelaku usaha bersifat persuasi.

Pesan persuasif efektif apabila pesan mampu merebut perhatian khalayak. Beberapa hal yang diperlukan dalam membuat sebuah pesan yang persuasif, antara lain komposisi pesan, organisasi pesan, urutan pesan, daya tarik pesan, gaya pesan, pilihan kata, dan struktur pesan (Kusumastuti 2009):

1. Komposisi pesan meliputi kesatuan (pesan yang disampaikan mempunyai ide pokok), pertautan pesan (gabungan antara bahasan satu dengan bahasan lainnya), titik berat (penekanan pada isi pesan), komprehensif (pesan menyentuh subtopik) dan relevansi pesan.

2. Organisasi pesan, merupakan pembagian pesan yang disusun secara anatomis yakni pengantar, pernyataan, argumen dan kesimpulan.

3. Urutan pesan, yaitu pesan yang disesuaikan dengan cara berpikir manusia terutama disesuaikan dengan proses penerimaan pesan. Proses tersebut meliputi perhatian, pengertian, dan penerimaan.

4. Daya tarik pesan, yaitu pesan dirancang sedemikian rupa untuk menarik perhatian khalayak supaya membaca ataupun memperhatikan pesan yang disampaikan.

5. Gaya pesan merupakan strategi dalam menyampaikan pesan yang efektif menyampaikan pesan yang terdiri dari bahasa, pembendaharaan kata, dapat diuji secara empiris, dan memiliki minat insani.

6. Pilihan kata. Salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas pesan adalah kemampuan memilih dan menggunakan kata dengan baik, seperti berikut ini: pesan yang terkandung jelas, menggunakan kata-kata yang tepat sesuai dengan keadaan khalayak, menggunakan kata-kata yang menarik minat insani (human interest).

7. Struktur pesan yaitu pesan yang disampaikan dari satu sisi atau dua isi khalayak.

(26)

keterdedahan dapat diukur berdasarkan waktu yang digunakan dalam menggunakan media, jenis-jenis media yang diikuti, dan hubungan yang terdapat antara individu yang mengonsumsi informasi baik dengan isi media maupun dengan media. Hal tersebut juga selaras dengan pendapat dari Amalia (2012) terdapat hubungan nyata antara dimensi rancangan pesan, ragam media yang digunakan, serta frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas komunikasi pemasaran. Ragam media yang digunakan adalah bentuk komunikasi pemasaran yang digunakan untuk mempromosikan produk/perusahaan tersebut, dan frekuensi penyampaian pesan adalah jumlah berapa kali suatu pesan komunikasi pemasaran tersebut diperlihatkan.

Riset yang berkembang menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas internet yang dalam hal ini melalui media sosial dapat dilihat keterdedahan media sosial yang dapat dilihat dari frekuensi kunjungan pelanggan terhadap suatu akun media sosial produk, frekuensi pesan dan feedback, tingkat daya tarik pesan, lama kunjungan, serta jalan yang ditempuh untuk mencapai situs-situs media sosial tertentu (Shimp 2003). Frekuensi menjadi tolak ukur keterdedahan followers

terhadap media sosial khususnya twitter. Hal tersebut juga diperkuat pernyataan Ridhoanova (2009) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa frekuensi, durasi, dan kelengkapan isi pesan dapat menjadi alat ukur untuk keterdedahan.

Perancangan pesan menjadi salah satu aspek pada promosi melalui media sosial yang dapat menentukan efektivitas media. Hasil akhir dari aktivitas promosi adalah untuk mendapatkan seseorang untuk membeli suatu produk maupun jasa. Untuk menjangkau tujuan promosi dapat menggunakan konsep AIDA (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action). Adapun secara rinci aspek-aspek AIDA menurut (Muskitta et al 2014) adalah sebagai berikut

1. Perhatian (Attention)

Cara untuk menarik perhatian calon wisatawan dengan cara merancang berbagai media – media yang komunikatif sehingga dapat menginformasikan berbagai macam keunikan dan daya tarik objek wisata bahari. Misalnya, dengan cara membuat headline yang menarik dan kreatif untuk menarik perhatian calon wisatawan. Penggunaan layout yang menarik juga dapat menarik perhatian calon wisatawan untuk mencari informasi di media promosi tersebut.

2. Ketertarikan (Interest)

Penggunaan perangkat kreatif tidak secara langsung dapat menarik perhatian orang kecuali iklan itu sendiri yang berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. Rasa tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan memasukan foto atau gambar keindahan objek wisata bahari dalam media promosi. Penggunaan foto atau gambar mengenai keindahan atau panorama pariwisata bahari membuat calon wisatawan tertarik untuk mencari tahu lebih jauh mengenai pariwisata bahari tersebut. Kalimat-kalimat yang mengandung informasi membujuk juga dapat membuat calon wisatawan tertarik mencari tahu tentang pariwisata bahari.

3. Keinginan (Desire)

(27)

Penggunaan foto atau gambar yang memperjelas keunikan pariwisata itu sendiri juga dapat meningkatkan keinginan calon wisatawan untuk mengunjungi pariwisata tersebut.

4. Tindakan (Action)

(28)

Kerangka Pemikiran

Pariwisata bahari merupakan salah satu jenis wisata minat khusus di mana calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu sesuai dengan minat khusus dan spesifik. Adanya minat khusus ini mengakibatkan hanya sebagian orang yang memiliki ketertarikan untuk berwisata bahari sehingga diperlukan kegiatan promosi yang lebih kuat dan menarik dalam mempromosikan pariwisata bahari. Hal inilah yang membuat pelaku usaha di bidang pariwisata bahari menggunakan berbagai media dalam mempromosikan daya tarik wisata bahari, salah satunya adalah menggunakan media sosial twitter. Promosi dikatakan efektif dilihat dari keterdedahan media sosial twitter melalui aktivitas promosi yang dilakukan “Ibu Penyu”. Keterdedahan tersebut meliputi frekuensi pesan, frekuensi

feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, kejelasan dalam penyampaian informasi. Aktivitas promosi yang dilakukan bertujuan untuk memberi informasi dan memperkenalkan produk berupa wisata bahari kepada calon wisatawan yang selanjutnya akan berhubungan dengan efektivitas promosi yang dilihat melalui konsep AIDA (Attention, Interest, Desire, dan Action). Sementara itu, hubungan

followers terhadap keefektivitasan promosi dilihat dari karakteristik followers

yang terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Karakteristik followers tersebut selanjutnya juga dapat berhubungan dengan efektivitas promosi yang dilakukan melalui media sosial twitter dalam memengaruhi followers untuk membeli produk wisata bahari.

Keterangan:

 Tingkat pendapatan Efektivitas Promosi

Konsep AIDA:

 Frekuensi feedback pesan  Tingkat daya tarik pesan  Kejelasan dalam penyampaian

(29)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka analisis di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan jenis kelamin dengan efektivitas promosi melalui twitter pada perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”

2. Terdapat perbedaan jenis pekerjaan dengan efektivitas promosi melalui twitter pada perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”

3. Terdapat hubungan positif antara karakteristik followers (usia, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan) dengan efektivitas promosi melalui

twitter pada perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”

4. Terdapat hubungan positif antara keterdedahan media sosial twitter dengan efektivitas promosi melalui twitter pada perusahaan pariwisata bahari “Ibu Penyu”

Definisi Operasional dan Pengukuran

Penelitian ini terdiri atas beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator diberi batasan terlebih dahulu sehingga dapat ditemukan skala pengukurannya. Definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik followers merupakan faktor-faktor yang terdapat pada diri seorang followers dan memengaruhi diri followers tersebut. Karakteristik

followers dapat diukur melalui beberapa variabel. Variabel tersebut meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan.

a. Usia adalah lama hidup followers yang dihitung sejak tanggal kelahiran hingga saat penelitian dilakukan yang dinyatakan dalam tahun. Pengukuran usia dinyatakan dalam tahun dan diukur menggunakan skala ordinal. Usia dikategorikan sebagai berikut:

1. Muda (19-23 tahun) 2. Sedang (24-29 tahun) 3. Dewasa (>29 tahun)

b. Jenis kelamin merupakan sifat fisik followers yang tercatat dalam kartu identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin diukur menggunakan skala nominal dan dibedakan menjadi:

1. Laki laki (diberi kode 1 2. Perempuan (diberi kode 2)

c. Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh followers sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung. Tingkat pendidikan tersebut diukur dengan menggunakan skala ordinal dan dikategorikan sebagai berikut:

1. Pendidikan rendah (SMA/SMK/MAN/Sederajat 2. Pendidikan sedang (Diploma)

(30)

d. Jenis pekerjaan adalah kegiatan utama yang sehari-hari dilakukan followers

untuk memperoleh pendapatan. Jenis pekerjaan diukur menggunakan skala nominal. Jenis pekerjaan dibedakan menjadi:

1. TNI/POLRI

e. Tingkat pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh followers setiap satu bulan. Tingkat pendapatan termasuk data ordinal dan dikategorikan sebagai berikut:

1. Pendapatan rendah (< Rp 3.000.000)

2. Pendapatan sedang (Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000) 3. Pendapatan tinggi (> Rp 5.000.000)

2. Keterdedahan twitter adalah perhatian yang dilakukan oleh followers terhadap aktivitas promosi yang dilakukan pihak pemberi pesan (Ibu Penyu) melalui

twitter. Keterdedahan media sosial twitter terdiri dari frekuensi pesan, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, kejelasan dalam penyampaian informasi. Indikator pada variabel ini meliputi:

a. Frekuensi pesan yaitu banyak dan rutinnya tweet yang dikirimkan admin

melalui media sosial twitter. Frekuensi pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan enam pertanyaan. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori:

1. Frekuensi pesan rendah : 6 – 9 2. Frekuensi pesan sedang : 10 – 13 3. Frekuensi pesan tinggi : 14 –18

b. Frekuensi feedback pesan yaitu banyak dan rutinnya admin membalas

mention dan merespon postingan yang dikirimkan followers “Ibu Penyu”.

Frekuensi feedback pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan tiga pertanyaan. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori:

1. Frekuensi feedback pesan rendah : skor 3 – 4 2. Frekuensi feedback pesan sedang : skor 5 – 6 3. Frekuensi feedback pesan tinggi : skor 7 – 9

c. Tingkat daya tarik pesan merupakan desain pesan yang dikemas admin

untuk menyampaikan informasi promosi produk kepada followers dilihat dari komposisi warna, username, gambar atau foto, dan desain sehingga mendapat respon positif terhadap promosi penjualan yang disampaikan. Tingkat daya tarik pesan diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada sembilan pertanyaan. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori:

(31)

3. Menarik : skor 21 – 27

d. Kejelasan dalam penyampaian informasi merupakan jelas dan lengkapnya informasi yang diberikan admin melalui media sosial twitter. Kejelasan informasi diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada enam pertanyaan. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori:

1. Tidak jelas : skor 6 – 9 2. Kurang jelas : skor 10 – 13 3. Jelas : skor 14 – 18

3. Efektivitas promosi menyatakan keberhasilan dan kinerja dari segi tercapai tidaknya tujuan pada sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas promosi memengaruhi sikap followers dalam merespon pesan-pesan yang disampaikan melalui media sosial twitter. Pengukuran pada variabel ini menggunakan beberapa indikator:

a. Attention merupakan bentuk perhatian dan kesadaran akan keberadaan suatu produk. Attention dapat dilihat melalui frekuensi followers

mengakses media sosial twitter sehingga menyadari aktivitas promosi produk pariwisata bahari biro perjalanan “Ibu Penyu” di twitter. Attention diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada empat pertanyaan. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori:

1. Rendah : skor 4 -6 2. Sedang : skor 7 – 9 3. Tinggi : skor 10 – 12

b. Interest merupakan ketertarikan yang muncul dalam diri followers

akan suatu produk karena telah sadar dan terdedah dengan promosi yang disampaikan melalui twitter. Interest dapat dilihat dari tingkat rasa keingintahuan followers yang timbul setelah melihat aktivitas promosi dari twitter “IbuPenyu”. Interest diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada enam pertanyaan. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori:

1. Rendah : skor 13 – 18 2. Sedang : skor 19 – 24 3. Tinggi : skor 25 – 30

c. Desire adalah keinginan yang timbul karena adanya proses pertukaran yang menarik bagi followers. Desire dapat dilihat dari keinginan membeli yang tumbuh setelah melihat twitter “Ibu Penyu”. Desire

diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada empat pertanyaan. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori:

(32)

d. Action merupakan tindakan untuk membeli dengan melakukan suatu keputusan pembelian. Action dapat dilihat dari tindakan yang ditandai dengan aksi nyata konsumen membeli produk setelah melihat aktivitas promosi melalui twitter “Ibu Penyu”. Action diukur dengan skala ordinal. Pengukuran indikator dilakukan dengan memberikan penilaian pada empat pertanyaan. Hasil akumulasi jawaban kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori:

1. Rendah : skor 42 - 45 2. Sedang : skor 46 - 49 3. Tinggi : skor 50 - 54

Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 3, maka rentang skala penilaian yang yang didapat adalah selisih skor maksimum dikurangi skor minimum pada masing-masing kelas:

rs = � � � − � � � ∑ � �

(33)

PENDEKATAN LAPANG

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survai dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam dengan informan dan responden melalui pesan singkat (SMS) ataupun surat elektronik (email). Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survai dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer. Sumber data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber pertama yaitu Biro Perjalanan “Ibu Penyu”. Pengumpulan data primer juga diperoleh dari hasil kuesioner berupa jawaban-jawaban dari para responden. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, jurnal penelitian, skripsi dan internet.

Lokasi dan Waktu

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah perusahaan biro perjalanan yang khusus mengelola pariwisata bahari, yaitu Biro Perjalanan “Ibu Penyu” yang berlokasi di Jalan Rawa Kopi No. 17, Pondok Labu, Jakarta Barat (Lampiran 1). Pemilihan Biro Perjalanan “Ibu Penyu” tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan beberapa pertimbangan, yang meliputi: 1) Biro Perjalanan “Ibu Penyu” merupakan biro perjalanan yang khusus di bidang pariwisata bahari, 2) Biro Perjalanan “Ibu Penyu” menggunakan twitter sebagai alat promosi utama dalam strategi dan pengembangan usahanya, 3) penggunaan

twitter“Ibu Penyu” sangat aktif dan sudah memiliki banyak followers.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai dengan April 2015. Penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.

Teknik Pemilihan Responden dan Informan

(34)

penelitian ini adalah non-probability sampling dengan prosedur accidental sampling, yaitu teknik dimana peneliti memilih sampel secara spontanitas atau siapa saja yang dianggap dapat mewakili populasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (Unaradjan 2013). Kuesioner sengaja dibentuk dalam bentuk online

agar memudahkan dalam penyebaran kuesioner, mengingat responden pada penelitian ini adalah followers akun twitter “Ibu Penyu”. Informan dari penelitian ini adalah pihak Biro Perjalanan “Ibu Penyu” itu sendiri yakni pemilik usaha tersebut.

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif sebagai fokus utama dan data kualitatif sebagai data pendukung. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen kuisioner yang diisi oleh responden. Sementara data-data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak Biro Perjalanan “Ibu Penyu” serta wawancara singkat dengan enam responden melalui pesan singkat (SMS). Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa data primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada responden, wawancara singkat dengan enam responden melalui pesan singkat (SMS) hasil wawancara dengan pihak Biro Perjalanan “Ibu Penyu”, serta dokumen perusahaan tersebut.

2. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai literatur yang relevan dengan penelitian ini, yaitu buku, dan

website Biro Pusat Statistik (BPS) dan website Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Penelitian survai dilaksanakan dalam periode waktu dua minggu, yaitu dari 3 Februari 2015 sampai dengan 17 Februari 2015. Pada periode tersebut, kuesioner online dikirim kepada followers akun twitter @ibupenyu secara acak dengan mencantumkan link kuesioner dalam tweet yang dikirim. Pihak informan juga turut membantu dalam menyebarkan kuesioner online tersebut dengan cara mem-posting link tersebut melalui akun twitter @ibupenyu. Tidak hanya itu, kuesioner online juga dikirimkan melalui e-mail kepada konsumen yang pernah menggunakan jasa Biro Perjalanan “Ibu Penyu”. Data konsumen didapatkan dari pemilik usaha “Ibu Penyu”. Pembuatan kuesioner online menggunakan aplikasi

google drive. Kuesioner tersebut pada akhirnya berbentuk alamat url atau link yang dapat diakses oleh responden “Ibu Penyu” yang bersedia mengisi kuesioner tersebut. Adapun kuesioner online dapat dilihat pada Lampiran 5.

(35)

mengambil hasil analisis antar variabel yang konsisten. Seluruh hasil penelitian akan dituliskan dalam skripsi.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan setelah kuisioner terkumpul. Seluruh data di

entry ke dalam komputer dengan menggunakan program Microsoft Excell 2010 dan Statistical Program for Social Sciences) (SPSS 20.0) for windows. Sebelum kuesioner disebar, terlebih dahulu kuesioner diuji menggunakan uji reliabelitas. Setelah diuji, terlihat bahwa kuesioner tersebut reliabel karena pada cronbach’s

alpha didapatkan nilai sebesar 0.960.

(36)

Gambar

Tabel 2   Karakteristik jenis media sosial dalam promosi
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Gambar 2 Rumus interval
Gambar 3 Logo biro perjalanan “Ibu Penyu”
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemukjizatan al-Qur`an adalah sesuatu yang terkandung dalam al- Qur`an itu sendiri yaitu susunan prosanya yang asing dan

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur Bengkulu. Pasal

Apabila Universitas Andalas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat tidak sesuai dengan Standar

Keduanya menjadi hamba Allah selalu dekat dengan-Nya dan mendapatkan kedekatan dari-Nya karena semangat pengurbanannya dengan simbol-simbol pengurbanan yang

[r]

[r]

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK Sebagai sivitas akademik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Katolik Musi Charitas, saya yang

97 the students have difficulties to speak in English class caused both by some psychological factors like fear of making mistakes, lack of confidence and some