• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN TEKNOLOGI

GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS

PERIKANAN (KPNDP) DKI JAKARTA DI MUARA ANGKE

IZZA MAHDIANA APRILIANI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Strategi Pengembangan

Manajemen Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan

(KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke adalah benar karya saya dengan arahan

dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Izza Mahdiana Apriliani

(4)

RINGKASAN

IZZA MAHDIANA APRILIANI. Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke. Dibimbing oleh SUGENG HARI WISUDO, BUDHI HASCARYO ISKANDAR dan YOPI NOVITA.

Kapal adalah salah satu faktor penting dalam unit penangkapan ikan dan menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan. Galangan kapal merupakan unsur penunjang untuk memenuhi kebutuhan kelaikan kapal pada saat melaut. Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal yaitu kegiatan perawatan kapal beserta mesinnya, yang bertujuan untuk menjaga agar kondisi kapal tetap baik. Galangan kapal di daerah Muara Angke sejumlah empat galangan namun harus mampu menangani kapal di sekitar wilayah Muara Angke. Keberadaan galangan kapal belum bisa mengakomodir kapal yang ada sehingga timbul antrian kapal dalam galangan.

Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke Jakarta adalah galangan kapal yang melayani perawatan untuk kapal ikan. Kajian Kurniawati (2011) menyebutkan galangan kapal ini sudah memiliki tingkat teknologi yang berada pada tingkat semi modern, namun antrian kapal yang masih cukup panjang belum bisa teratasi. Keberadaan persaingan global, galangan kapal KPNDP Muara Angke dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan perbaikan dan efisiensi dalam pengembangan teknologi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi struktur jaringan kerja, menentukan jalur kritis dan mengetahui efektifitas proses perbaikan kapal serta merumuskan strategi pengembangan manajemen teknologi galangan kapal KPNDP Muara Angke.

Penelitian ini dilaksanakan bulan November hingga Desember 2014 di galangan KPNDP. Data yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menganalisis jaringan kerja dengan metode jalur kritis dan untuk merumuskan strategi melalui metode balanced scorecard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbaikan kapal ringan dapat diselesaikan selama 5 hari dan memiliki efektivitas 98% dibandingkan waktu yang dialokasikan oleh galangan. Perbaikan berat dapat diselesaikan selama 10 hari, lamanya perbaikan ini dipengaruhi dengan kerusakan mesin yang membutuhkan proses perbaikan yang lama.

Penilaian kinerja dilihat berdasarkan 4 perspektif, yaitu perspektif finansial, pelanggan, bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Nilai tersebut digunakan untuk melihat sejauh mana kegiatan perbaikan kapal yang selama ini dilakukan pihak galangan dengan target yang diinginkan galangan. Analisis hasil penilaian kinerja didapatkan hasil sebesar 73 atau berada pada wilayah sedang. Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan agar kinerja galangan kapal KPNDP menjadi lebih baik. Berdasarkan penilaian kinerja tersebut menghasilkan 10 rumusan strategi yang dapat dilaksanakan oleh pihak galangan guna meningkatkan pengembangan manajemen teknologi pada galangan kapal.

(5)

SUMMARY

IZZA MAHDIANA APRILIANI. Development of Dock Technology Management Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta in Muara Angke. Supervised by SUGENG HARI WISUDO, BUDHI HASCARYO ISKANDAR and YOPI NOVITA.

Ship is one of the important factors in fishing units that determine the success of fishing operations. Shipyard is a supporting element to meet seaworthiness on the ship during operation. Activities undertaken in shipyards, namely the engine and ship maintenance activities, which aim to keep the condition of the vessel remains good. There are only four shipyards in Muara Angke which have to be able to cover vessels maintenance around the area. Shipyard in Muara Angke has not been able to accommodate vessels that cause queues of ships in shipyards.

Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta Shipyard in Muara Angke is a shipyard which serve maintenance specifically for fishing vessels. Kurniawati (2011) mentions the shipyard already has a level of semi-modern technology but the long queue still could not be resolved. Muara Angke KPNDP shipyards are faced with the determination of the strategy in the management of its business through global competition. Determination of the strategy will serve as base of improvement and efficiency in the development of technology. The purpose of this study was to identify the network diagram, to determine the critical path and to find out the effectiveness of ship repair process and formulate a development strategy of shipbuilding technology management KPNDP Muara Angke.

This research was conducted from November to December 2014 in KPNDP shipyard. The data was analyzed using critical path method and used to formulate a strategy through the balanced scorecard method. The results showed that minor repairs in the shipyard KPNDP takes 7 days while based on productivity index it can be completed in 5 days and has a 98% effectiveness than the time allotted by the shipyard. Major repairs can be completed in 10 days, the length of maintenance time is affected by damage to the machine that requires a long recovery process.

Performance assessment was seen by four perspectives, namely financial, customer, internal business, and learning and growth. This value is used to see how far the ship-repair activities that have been carried out by the shipyard to shipyard desired target. The result of analysis shows the performance assessment with score of 73 or in the moderate zone. Improvements need to be made so that the shipyard performance KPNDP could be improved. Based on the performance evaluation resulted in 10 formulation strategies that can be implemented by the shipyard in order to improve the development of technology management at the shipyard.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Teknologi Perikanan Laut

STRATEGI PENGEMBANGAN MANAJEMEN TEKNOLOGI

GALANGAN KAPAL KOPERASI PEGAWAI NEGERI DINAS

PERIKANAN (KPNDP) DKI JAKARTA DI MUARA ANGKE

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(8)
(9)

Judul Tesis : Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke

Nama : Izza Mahdiana Apriliani NIM : C451120111

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr Ir Sugeng H. Wisudo, MSi Ketua

Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar, MSi Anggota

Dr Yopi Novita, SPi MSi Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Teknologi Perikanan Laut

Prof Dr Ir Mulyono S. Baskoro, MSc

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah pengembangan manajemen teknologi, dengan judul Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi Galangan Kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta, Muara Angke.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Sugeng Hari Wisudo, MSi, Bapak Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar, MSi dan Ibu Dr Yopi Novita, SPi MSi selaku pembimbing, serta Bapak Dr Eko Sri Wiyono, SPi MSi yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Hadi dari galangan kapal KPNDP, seluruh pegawai tetap maupun tidak tetap di galangan kapal KPNDP, pemilik kapal dan staf Unit Pelaksana Teknis BTPI yang membantu pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, teman-teman TPL 2012 dan teman-teman PSP atas segala doa dan kasih sayangnya.

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian tesis, penulis telah

menerbitkan sebuah artikel ilmiah dengan judul “Analisis Jaringan Kerja dan

Efektivitas Waktu Kerja Perbaikan Kapal di Galangan KPNDP Muara Angke” pada Jurnal MARINE FISHERIES Volume 5 No. 1 edisi Mei 2014. Artikel ilmiah tersebut merupakan bagian dari program Strata-2 penulis.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

Kerangka Pemikiran 2

Hasil Penelitian Terkait 3

2 ANALISIS JARINGAN KERJA & EFEKTIVITAS PERBAIKAN KAPAL 4

Pendahuluan 4

Metode Penelitian 4

Hasil 6

Pembahasan 13

Kesimpulan 16

3 PERUMUSAN STRATEGI MELALUI BALANCED SCORECARD 16

Pendahuluan 16

Metode Penelitian 17

Hasil 20

Pembahasan 29

Kesimpulan 38

4 PEMBAHASAN UMUM 39

5 KESIMPULAN DAN SARAN 41

Kesimpulan 41

Saran 42

DAFTRA PUSTAKA 42

LAMPIRAN 44

RIWAYAT HIDUP 51

DAFTAR TABEL

1 Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal ringan 6 2 Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal berat 7 3 Jumlah ES, EF, LS, LF dan slack pada proses perbaikan kapal ringan 9 4 Jumlah ES, EF, LS, LF dan slack pada proses perbaikan kapal berat 10

(12)

6 Indeks produktivitas waktu kerja 12 7 Perspektif balanced scorecard pada sektor swasta dan sektor publik 18 8 Tanggapan pelanggan terhadap tampilan fisik galangan KPNDP 22 9 Analisis tingkat kepuasan kelompok tangibility 22 10 Tanggapan pelanggan terhadap pelayanan galangan KPNDP 22 11 Analisis tingkat kepuasan kelompok reliability 23 12 Tanggapan pelanggan terhadap ketanggapan galangan KPNDP dalam

memberikan pelayanan 23

13 Analisis tingkat kepuasan kelompok responsiveness 23 14 Tanggapan pelanggan terhadap jaminan mengenai kemampuan,

kesopanan, keahlian dan sifat dapat dipercaya dari galangan KPNDP 24

15 Analisis tingkat kepuasan kelompok assurance 24

16 Tanggapan pelanggan terhadapkemudahan dalam pelayanan dan

komunikasi bagi kebutuhan pelanggan 25

17 Analisis tingkat kepuasan kelompok emphaty 25

18 Kategori pengukuran kompetensi pegawai 26

19 Kategori pengukuran partisipasi pegawai 27

20 Kategori pengukuran peningkatan kualitas pegawai 27

21 Hasil pengukuran kinerja keseluruhan 28

22 Dashboard balanced scorecard 28

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram kerangka pemikiran pengembangan manajemen teknologi di

galangan kapal KPNDP Muara Angke 3

2 Diagram jaringan kerja perbaikan kapal ringan 8

3 Diagram jaringan kerja perbaikan kapal berat 8

4 Diagram waktu lintasan proyek dan jalur kritis perbaikan kapal ringan 10 5 Diagram waktu lintasan proyek dan jalur kritis perbaikan kapal berat 11 6 Produksi galangan kapal KPNDP tahun 2010-2013 21

7 Produksi galangan kapal KPNDP tahun 2013 21

8 Diagram layang-layang balanced scorecard 29

9 Diagram keterkaitan hubungan sebab-akibat perspektif finansial 31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tahapan kegiatan perbaikan kapal ringan 44

2 Tahapan kegiatan perbaikan kapal berat 45

3 Tanggapan responden terhadap perspektif pelanggan 47

4 Analisis nilai persepsi pelanggan 48

5 Analisis nilai harapan pelanggan 49

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kapal adalah salah satu faktor penting dalam unit penangkapan ikan dan menentukan keberhasilan operasi penangkapan ikan. Oleh karena itu, kondisi kapal yang baik sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan awak kapal dan muatannya selama pengoperasian.

Galangan kapal merupakan unsur penunjang untuk memenuhi kebutuhan kelaikan kapal pada saat melaut. Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal yaitu kegiatan perawatan kapal beserta mesinnya, yang bertujuan untuk menjaga agar kondisi kapal tetap baik. Galangan kapal memerlukan dukungan sumberdaya manusia dan teknologi yang memadai untuk mendukung aktivitasnya.

Perkembangan bisnis galangan kapal yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi dan pemasaran. Semakin banyak galangan kapal menangani kapal maka akan membantu keberhasilan aktivitas operasi penangkapan ikan (Supomo 2008). Galangan kapal di daerah Muara Angke sejumlah empat galangan namun keberadaannya harus mampu menangani kapal di sekitar wilayah Muara Angke. Kondisi saat ini, keberadaan galangan kapal belum bisa mengakomodir kapal yang ada sehingga timbul antrian kapal dalam galangan.

Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke Jakarta adalah galangan kapal yang melayani perawatan untuk kapal ikan. Galangan ini termasuk salah satu dari empat galangan kapal yang berada di komplek UPT Balai Teknologi Penangkapan Ikan (BTPI) Muara Angke Jakarta. Berdasarkan data produksi UPT BTPI, pada tahun 2006-2012 galangan kapal KPNDP Muara Angke memberikan pelayanan perawatan kapal terbanyak dibandingkan galangan lainnya. Kajian Kurniawati (2011) menyebutkan galangan kapal ini sudah memiliki tingkat teknologi yang berada pada tingkat semi modern, namun antrian kapal yang masih cukup panjang belum bisa teratasi. Konstribusi komponen teknologi terendah terdapat pada komponen

humanware, orgaware dan infoware. Teknologi yang digunakan galangan kapal

untuk perawatan kapal secara tidak langsung mempengaruhi kualitas pekerjaan dan performa kapal. Oleh karena itu, galangan diharapkan dapat meningkatkan teknologinya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan produktivitasnya. Teknologi yang dikembangkan adalah teknologi yang tepat guna, dapat diadopsi dengan baik dan memberikan dampak positif yang nyata.

Manajemen teknologi merupakan disiplin yang menjembatani bidang

engineering dan science dengan bidang manajemen yang ditujukan untuk

(14)

2

strategi pengembangan manajemen teknologi di galangan kapal KPNDP Muara Angke untuk mengembangkan galangan yang sudah berada pada level semi modern sehingga mempunyai kontribusi teknologi yang lebih besar. Adapun penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari kajian penelitian Kurniawati (2011) dan akan melengkapi penelitian mengenai galangan kapal.

Perumusan Masalah

Tuntutan kelaikan kapal dalam mendukung keberhasilan operasi penangkapan ikan menjadikan galangan kapal sebagai tujuan utama tempat perawatan kapal. Galangan kapal merupakan industri pendukung perikanan tangkap yang dapat memenuhi kebutuhan reparasi kapal. Galangan kapal KPNDP Muara Angke merupakan salah satu galangan kapal yang melayani perawatan kapal dengan produktivitas yang tinggi dari 2008-2012 dibandingkan dengan ketiga galangan yang berada disekitar UPT BTPI Muara Angke. Berdasarkan kajian Kurniawati (2011) galangan ini memiliki tingkat teknologi pada level semi modern. Kontribusi komponen teknologi terendah pada galangan kapal KPNDP Muara Angke ini terdapat pada komponen humanware, orgaware dan infoware. Perlunya peningkatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas galangan. Aspek peningkatan kualitas pelayanan yang tidak hanya berfokus pada fasilitas fisik saja (komponen technoware), tetapi harus mencakup komponen sumberdaya manusia, manajemen dan sistem informasi. Penelitian ini dilakukan untuk peningkatan manajemen teknologi di galangan kapal KPNDP Muara Angke yang memiliki potensi besar dalam mendukung pembangunan industri perikanan tangkap.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menganalisis jaringan kerja dan efektivitas perbaikan kapal

2. Merumuskan strategi pengembangan manajemen teknologi galangan kapal KPNDP Muara Angke.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Informasi bagi pihak galangan kapal KPNDP Muara Angke untuk

pengembangan teknologi dan kemajuan galangan kapal;

2. Informasi bagi akademisi dan peneliti mengenai peningkatan manajemen teknologi galangan kapal.

Kerangka Pemikiran

(15)

3

Gambar 1 Diagram kerangka pemikiran pengembangan manajemen teknologi di galangan kapal KPNDP Muara Angke

Hasil Penelitian Terkait

Penelitian yang telah dilakukan mengenai tingkat teknologi galangan kapal dapat menjadikan bahan pustaka untuk penelitian yang akan dilakukan. Penelitian

yang dilakukan oleh Kurniawati (2011) mengenai “Analisis Penilaian Tingkat Teknologi Galangan Kapal di Sekitar PPI Muara Angke” menunjukkan bahwa keberadaan galangan kapal di kawasan PPI Muara Angke sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan perawatan kapal. Penilaian tingkat teknologi galangan kapal KPNDP Muara Angke menunjukkan hasil bahwa kontribusi teknologi berada pada level wajar, sehingga dikategorikan sebagai galangan kapal semi modern. Teknologi yang diadopsi oleh sebuah galangan secara tidak langsung mempengaruhi kualitas pekerjaannya. Berdasarkan kajian Kurniawati (2011) perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menganalisis strategi yang tepat untuk mengembangkan galangan yang sudah berada pada level semi modern tersebut, sehingga mempunyai kontribusi teknologi yang lebih besar.

Galangan kapal

Merumuskan strategi

Galangan kapal mempengaruhi performa kapal, antara lain disebabkan oleh tuntutan kelaikan kapal untuk mendukung operasi penangkapan ikan dan berdasarkan kajian Kurniawati (2011) tingkat teknologi berada pada level semi modern, namun masalah antrian yang panjang belum bisa teratasi dengan baik serta kontribusi komponen teknologi terendah terdapat pada komponen humanware, orgaware dan infoware.

Strategi Pengembangan Manajemen Teknologi Analisis jaringan kerja

Diagram layang-layang

Balanced scorecard

Evaluasi

(16)

4

2

ANALISIS JARINGAN KERJA DAN EFEKTIVITAS

PERBAIKAN KAPAL

Pendahuluan

Galangan kapal merupakan unsur penunjang untuk memenuhi kebutuhan kelaikan kapal pada saat melaut. Kegiatan yang dilakukan di galangan kapal yaitu kegiatan perawatan kapal beserta mesinnya, yang bertujuan untuk menjaga agar kondisi kapal tetap baik. Galangan kapal memerlukan dukungan sumberdaya manusia dan teknologi yang memadai untuk mendukung aktivitasnya.

Proses perbaikan tiap kapal di galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta berbeda-beda tergantung dengan kerusakan yang dialami oleh kapal. Kegiatan perbaikan kapal seharusnya dilakukan segera mungkin karena dengan banyaknya kapal yang melakukan perbaikan akan menimbulkan antrian di galangan. Selain itu, terkait dengan biaya galangan kapal yang akan semakin mahal dan biaya pegawai juga akan bertambah. Cepat atau lamanya proses perbaikan kapal ini ditentukan oleh beberapa hal, antara lain ketersediaan bahan, kinerja pegawai dan kemampuan bengkel dalam memperbaiki kerusakan mesin. Faktor utama yang menjadikan antrian kapal di galangan yaitu lamanya proses perbaikan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki mekanisme dan waktu perbaikan kapal.

Analisis jaringan kerja memungkinkan suatu perencanaan yang efektif dari suatu rangkaian kegiatan. Jaringan kerja merupakan alat untuk mengkoordinasi kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya berdasarkan pertimbangan sumberdaya, proses yang berlangsung dan produk akhir yang dihasilkan serta pengurutan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan agar perencanaan dan pengawasan dapat dilakukan secara sistematis dan efisien. Jaringan kerja perbaikan kapal merupakan faktor penentu lamanya kapal berada di galangan kapal.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi struktur jaringan kerja perbaikan kapal di galangan KPNDP dan mengidentifikasi kegiatan mana yang menjadi jalur kritis atau waktu penyelesaian minimum maupun tercepat yang diharapkan dalam penyelesaian perbaikan kapal dengan menggunakan Critical

Path Method serta mengidentifikasi waktu kerja efektif dalam memperbaiki kapal.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan untuk memperbaiki jaringan kerja pada galangan kapal KPNDP dan dapat menyelesaikan perbaikan kapal dengan waktu lebih efektif sehingga meminimalisir antrian kapal.

Metode Penelitian

Perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke. Perusahaan ini bergerak dalam bidang perbaikan kapal khususnya kapal penangkap ikan.

(17)

5 dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan dari studi kasus ini adalah memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus yang kemudian hasilnya dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Kasus dalam penelitian ini adalah antrian kapal yang terjadi di galangan kapal KPNDP. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa urutan proses perbaikan kapal serta waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan setiap kegiatan proses perbaikan. Data tersebut diperoleh dengan melakukan observasi langsung di galangan kapal KNPDP DKI Jakarta, Muara Angke. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis jaringan kerja dengan metode jalur kritis (Critical Path Method) dan menghitung efektivitas waktu kerjanya. CPM telah dinyatakan menjadi alat yang berperan penting dalam mengelola proyek dengan cara yang efisien untuk memenuhi tujuan proyek (Shankar et al. 2010). Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode Algoritma (Mulyono 2004), yaitu sebagai berikut:

ES = EF-1……….………. (1)

EF = ES + t ………….……….. (2)

LF = LS-1……….……….……… (3)

LS = LF –t ………….……….. (4)

Dimana : ES : Earliest Start Time EF : Earliest Finish Time LF : Latest Finish Time LS : Latesh Start Time t : Waktu Menurut Pradhitya (2010) efektivitas lebih berorientasi dalam pencapaian jumlah output dari sistem produksi dengan membandingkan jumlah output aktual terhadap output yang direncanakan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan efektivitas sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Efektivitas waktu jaringan kerja diperoleh dari data luas area kerja (m2), indeks produktivitas waktu kerja (jam/orang/m2) dan jumlah pekerjanya (orang). Data tersebut yang kemudian diolah melalui formula sebagai berikut: …….. (5)

……… (6)

Secara keseluruhan lama waktu setiap kegiatan dapat digabungkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:

a. Jumlah pelaku adalah sama, yaitu 9 orang;

b. Kapal yang diperbaiki memiliki tipe alas yang sama, yaitu round bottom; c. Ukuran kapal berkisar antara 70-100 GT;

(18)

6

Hasil

Kegiatan perbaikan kapal yang dilakukan di galangan kapal KPNDP ini terbagi menjadi 3 jenis pemeliharaan, yaitu:

1) Pemeliharaan tahunan (perbaikan kapal ringan); 2) Dok besar (perbaikan kapal besar); dan

3) Pemeliharaan darurat.

Penelitian ini hanya mengkaji pada kegiatan perbaikan kapal ringan dan perbaikan kapal besar.

Tahapan dan Waktu Kerja Perbaikan Kapal

Berikut ini adalah aktivitas perbaikan kapal di galangan KPNDP berdasarkan jenis pemeliharaannya.

Tahapan kegiatan perbaikan ringan dimulai dari pembersihan kapal dari kotoran yang menempel pada bagian badan kapal yang terkena air laut, penambalan bagian badan kapal yang bocor, pelapisan fiber pada badan kapal untuk mengurangi pertumbuhan kotoran yang menempel pada bagian yang terendam air laut sampai dengan pengecatan kapal. Tabel 1 menunjukkan tahapan kegiatan dan kegiatan yang mendahului serta waktu yang dibutuhkan dalam proses perbaikan kapal ringan di galangan KPNDP. Kegiatan yang membutuhkan waktu paling lama pada perbaikan ringan ini adalah pemakalan dan dempul di bagian alas dan lambung kapal.

Tabel 1 Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal ringan

No. Nama Kegiatan Kode Kegiatan

Pendahulu

Lama Kegiatan

(Jam)

1 Pengukuran alas kapal A - 0,083

2 Penyetelan lori B - 0,167

3 Kapal naik dok C A,B 1,500

4 Sekrap bagian alas kapal D C 4

5 Perawatan jangkar E C 1

6 Sekrap bagian baling-baling F C 0,500

7 Cuci baling-baling G F 0,167

8 Sekrap bagian lambung H D 3

9 Cuci kasko kapal I H 1

10 Pemakalan dan dempul bagian alas kapal J I 16

11 Pemasangan fiber bagian alas kapal K J 4

12 Cat bagian alas kapal L K 9

13 Pemakalan dan dempul bagian lambung kapal M I 12

14 Pemasangan fiber bagian lambung kapal N M 3

15 Cat bagian lambung kapal O N 9

16 Pengecekan kapal P G,L,O 1

(19)

7 Tabel 2 Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal berat

No. Nama Kegiatan Kode Kegiatan

Pendahulu

Lama Kegiatan

(Jam)

1 Pengukuran alas kapal A - 0,083

2 Penyetelan lori B - 0,167

3 Kapal naik dok C A,B 1,500

4 Bongkar dan cabut kemudi dan mesin D C 1

5 Sekrap bagian baling-baling E C 0,250

6 Bongkar baling dan poros

baling-baling F E 0,500

7 Perbaikan kemudi dan mesin G D 54

9 Perbaikan baling dan poros

baling-baling H F 54

10 Sekrap bagian alas kapal I C 4

11 Perawatan jangkar J C 1

12 Cuci tempat jangkar K J 0,167

13 Sekrap bagian lambung kapal L I 3

14 Cuci kasko kapal M K,L 1

15 Pemakalan dan dempul bagian alas kapal N M 16

16 Pemasangan fiber bagian alas kapal O N 4

17 Cat bagian alas kapal P O 9

18 Pemakalan dan dempul bagian lambung kapal Q M 12

19 Pemasangan fiber bagian lambung kapal R Q 3

20 Cat bagian lambung kapal S R 9

21 Pemasangan kemudi, mesin, poros

baling-baling dan baling-baling-baling-baling T G,H 1

22 Pengecekan kapal U P,S,T 1

23 Kapal turun dok V U 1,500

Tabel 2 menunjukkan tahapan kegiatan dan kegiatan yang mendahului serta waktu yang dibutuhkan dalam proses perbaikan kapal berat di galangan KPNDP. Tahapan kegiatan perbaikan berat dimulai dari pembersihan kapal dari kotoran yang menempel pada bagian badan kapal yang terkena air laut dan pembongkaran mesin kapal. Selagi menunggu perbaikan mesin kapal yang dilakukan oleh pihak bengkel kemudian dilakuakn kerja paralel yaitu penambalan bagian badan kapal yang bocor, pelapisan fiber pada badan kapal untuk mengurangi pertumbuhan kotoran yang menempel pada bagian yang terendam air laut, pemasangan kembali mesin dan baling-baling sampai dengan pengecatan kapal.

Analisis Jaringan Kerja

(20)

8

Gambar 2 Diagram jaringan kerja perbaikan kapal ringan

Gambar 3 Diagram jaringan kerja perbaikan kapal berat Keterangan:

: kegiatan (aktivitas) yang berlangsung selama periode waktu : kegiatan semu (dummy)

(21)

9 Jalur Kritis

Diagram susunan kegiatan pada Gambar 1 dan 2 selanjutnya dianalisis untuk menentukan jalur kritis dan slack-nya dengan menggunakan Algoritma

Earliest Start Time (ES), Earliest Finish Time (EF), Latest Start Time (LS) dan

Latest Finish Time (LF). Sugiharto dan Triana (2007) menyebutkan bahwa ES

suatu kegiatan merupakan EF dari kegiatan pendahulunya (ES = EF-1) sedangkan EF suatu kegiatan merupakan ES pada kegiatan tersebut ditambah dengan jumlah waktu pengerjaan pada kegiatan tersebut (EF = ES + t).

Berdasarkan perhitungan dengan metode Algoritma, perhitungan waktu kerja perbaikan kapal ringan disajikan pada Tabel 3. Hasil perhitungan pada Tabel 3 diketahui bahwa terdapat slack pada kegiatan A, E, F, G, M, N dan O. Terjadinya slack diakibatkan oleh adanya perbedaan waktu antara ES dengan LS maupun EF dengan LF-nya, sehingga memungkinkan adanya sejumlah tenaga kerja yang menganggur. Kegiatan yang memiliki nilai slack 0 (nol) merupakan kegiatan yang berada pada jalur kritis. Jalur kritis ditunjukkan apabila suatu kegiatan tidak memiliki perbedaan waktu atau kelonggaran waktu (slack) pada sebuah rangkaian kegiatan (Stelth dan Roy, 2009).

Tabel 3 Jumlah ES, EF, LS, LF dan slack pada proses perbaikan kapal ringan

Kegiatan Kode t ES

A 1,3 0,083 0 0,084 0,083 0,167 0,083

B 2,3 0,167 0 0 0,167 0,167 0

C 3,4 1,5 0,167 0,167 1,667 1,667 0

D 4,5 4 1,667 1,667 5,667 5,667 0

E 4,6 1 1,667 25,5 2,667 38,5 35,833

F 4,7 0,5 1,667 26 2,167 38,5 36,333

G 7,14 0,167 2,167 26,5 2,334 38,667 36,333

H 5,8 3 5,667 5,667 8,667 8,667 0

I 8,9 1 8,667 8,667 9,667 9,667 0

J 9,10 16 9,667 9,667 25,667 25,667 0

K 10,11 4 25,667 25,667 29,667 29,667 0 L 11,14 9 29,667 29,667 38,667 38,667 0

M 9,12 12 9,667 14,667 21,667 26,667 5

N 12,13 3 21,667 26,667 24,667 29,667 5

O 13,14 9 24,667 29,667 33,667 38,667 5 P 14,15 1 38,667 38,667 39,667 39,667 0

Q 15,16 1,5 39,667 39,667 41,167 41,167 0 Keterangan :

ES : Earliest Start Time EF : Earliest Finish Time LF : Latest Finish Time LS : Latesh Start Time t : Waktu

(22)

10

Mengacu pada Tabel 3 selanjutnya dapat disusun kembali jaringan kerja beserta waktunya dengan menuliskan ES di atas dan EF di bawah pada masing-masing kegiatan. Apabila besarnya nilai ES sama dengan nilai EF-nya maka kegiatan tersebut termasuk kedalam jalur kritis. Proses perbaikan kapal ringan dan jalur kritisnya di galangan KPNDP dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Diagram waktu lintasan proyek dan jalur kritis perbaikan kapal ringan Keterangan:

: kegiatan (aktivitas) yang berlangsung selama periode waktu : kegiatan semu (dummy)

: jalur kritis

Jalur kritis dalam proses perbaikan kapal ringan terletak pada kegiatan B-C-D-H-I-J-K-L-P-Q. Jalur ini memiliki jumlah waktu penyelesaian terlama (terbesar) dan jumlah waktu tersebut merupakan jumlah waktu penyelesaian proyek tercepat. Oleh karena itu, kegiatan yang terdapat dalam jalur kritis ini harus diprioritaskan agar tidak terjadi keterlambatan.

Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan proses perbaikan kapal berat dengan menggunakan metode Algoritma. Perhitungan waktu pada perbaikan kapal berat menghasilkan slack pada beberapa kegiatan.

Tabel 4 Jumlah ES, EF, LS, LF dan slack pada proses perbaikan kapal berat

Kegiatan Kode t ES

A 1,3 0,083 0 0,084 0,083 0,167 0,083

B 2,3 0,167 0 0 0,167 0,167 0

C 3,4 1,5 0,167 0,167 1,667 1,667 0

D 4,5 1 1,667 1,667 2,667 2,667 0

E 4,6 0,25 1,667 1,917 1,917 2,167 0,25

F 6,7 0,5 1,917 2,167 2,417 2,667 0,25

G 5,10 54 2,667 2,667 56,667 56,667 0

H 7,10 54 2,417 2,667 56,417 56,667 0,25

I 4,9 4 1,667 24,667 5,667 28,667 23

(23)

11 K 8,10 0,167 2,667 56,5 2,834 56,667 53,883

L 9,11 3 5,667 28,667 8,667 31,667 23

M 11,12 1 8,667 31,667 9,667 32,667 23

N 12,13 16 9,667 32,667 25,667 48,667 23 O 13,14 4 25,667 44,667 29,667 48,667 19

P 14,17 9 29,667 48,667 38,667 57,667 19

Q 12,15 12 9,667 33,667 21,667 45,667 24

R 15,16 3 21,667 45,667 24,667 48,667 24 S 16,17 9 24,667 48,667 33,667 57,667 24

T 10,17 1 56,667 56,667 57,667 57,667 0

U 17,18 1 57,667 57,667 58,667 58,667 0

V 18,19 1,5 58,667 58,667 60,167 60,167 0

Gambar 5 Diagram waktu lintasan proyek dan jalur kritis perbaikan kapal berat Keterangan:

: kegiatan (aktivitas) yang berlangsung selama periode waktu : kegiatan semu (dummy)

: jalur kritis

Perbaikan kapal berat memiliki jalur kritis yang terletak pada kegiatan B-C-D-G-R-T-U-V (Gambar 5). Kegiatan yang berada pada jalur kritis seperti perbaikan mesin, kemudi dan baling-baling harus diprioritaskan agar tidak terjadi keterlambatan.

Perhitungan Waktu Kerja

Jam kerja bagi para pekerja di sektor swasta diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 77 sampai 85. Pasal 77 ayat 1 UU No. 13/2003 mewajibkan setiap pengusaha melaksanakan ketentuan jam kerja, yaitu 8 jam kerja dalam 1 hari untuk 5 hari kerja dengan waktu kerja sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 jam terus menerus yang dijelaskan pada UU 13/2003 pasal 79, sehingga waktu kerja efektif adalah 7

(24)

12 kerja efektifnya. Hasil perhitungan penyelesaian waktu kerja perbaikan kapal di galangan KPNDP dalam satuan hari disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Penyelesaian waktu kerja perbaikan kapal

Kegiatan Artinya, perbaikan kapal ringan di galangan KPNDP dapat diselesaikan dalam kurun waktu 41,167 jam. Penyelesaian proses perbaikan kapal di galangan KPNDP dengan perbaikan ringan membutuhkan waktu selama 7 hari. Jumlah EF maupun LF pada proses perbaikan kapal berat yaitu 60,167 jam, artinya bahwa perbaikan kapal berat di galangan KPNDP diselesaikan dalam 60,167 jam. Penyelesaian perbaikan kapal berat membutuhkan waktu selama 10 hari. Kedua kegiatan ini memiliki perbedaan waktu sampai dengan 19 jam. Mengingat adanya antrian kapal yang terjadi pada galangan kapal KPNDP, waktu penyelesaian perbaikan kapal seharusnya dipercepat guna meningkatkan efektivitas dan meminimalisir terjadinya antrian kapal. Selain itu, peningkatan kinerja pegawai juga dibutuhkan dalam proses perbaikan kapal.

Efektivitas Kerja

Efektivitas waktu jaringan kerja diperoleh dari data luas area kerja (m2), indeks produktivitas waktu kerja (jam/orang/m2) dan jumlah pekerjanya (orang). Indeks produktivitas waktu kerja adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan kegiatan dalam satuan waktu dan luas area kerjanya. Indeks produktivitas waktu kerja galangan kapal diperoleh dari observasi langsung pada kegiatan yang sama di kedua jenis perbaikan. Fungsi dari indeks produktivitas waktu kerja adalah untuk menghitung waktu efektif kerja perbaikan kapal, yang selanjutnya dapat diketahui efektivitas kerjanya. Waktu kerja efektif perbaikan kapal dihitung dengan formula (5), kemudian dianalisis kembali dengan metode Algoritma Earliest Start Time (ES), Earliest Finish Time (EF), Latest Start Time

(LS) dan Latest Finish Time (LF). Indeks produktivitas kerja tersebut merupakan ketetapan waktu kerja pada kegiatan yang ada di perbaikan kapal ringan maupun kapal berat. Indeks produktivitas waktu kerja perbaikan kapal disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Indeks produktivitas waktu kerja

Kegiatan Index produktivitas waktu kerja (jam/orang/m2)

Sekrap bagian alas kapal 0,28

Sekrap lambung kapal 0,28

Dempul dan pemakalan bagian alas kapal 0,75

(25)

13

Kegiatan Index produktivitas waktu kerja (jam/orang/m2)

Dempul dan pemakalan bagian lambung kapal 0,58 Pemasangan fiber lambung kapal 0,08

Cat bagian lambung kapal 0,03

Perhitungan waktu kerja efektif berdasarkan indeks produktivitas waktu kerja dengan metode Algoritma untuk perbaikan kapal ringan adalah 21,079 jam atau 5 hari dan memiliki efektivitasnya (diolah berdasarkan formula (6)) sebesar 71,43% jika dibandingkan dengan waktu kerja yang dialokasikan galangan. Waktu kerja efektif perbaikan kapal berat berdasarkan indeks produktivitas waktu kerja tidak mengalami perbedaan dengan waktu yang dialokasikan galangan yaitu 10 hari. Hal ini disebabkan proses perbaikan mesin yang tidak dapat dihitung indeks produktivitasnya karena memiliki ketidakpastian waktu yang tinggi.

Pembahasan

Galangan kapal KPNDP berada di wilayah komplek UPT. Balai Teknologi Penangkapan Ikan (BTPI) Muara Angke. Jumlah galangan kapal yang berada di lingkungan UPT. BTPI sebanyak empat galangan. Seluruh galangan tersebut hanya melayani kegiatan reparasi kapal. Galangan kapal KPNDP merupakan galangan yang lebih aktif melayani kegiatan perbaikan kapal dibandingkan dengan ketiga galangan lainnya. Berdasarkan data produksi galangan kapal KPNDP (UPT BTPI 2013) diketahui bahwa rata-rata setiap bulannya mampu melayani 28 kapal, dengan jumlah tertinggi kapal melakukan perbaikan kapal pada bulan Januari sampai dengan Maret. Galangan kapal KPNDP merupakan salah satu galangan di lingkungan UPT BTPI yang memiliki kapasitas terpasang paling besar sehingga mampu menaikan kapal dengan bobot mencapai 200 GT.

Kegiatan perbaikan kapal di galangan KPNDP yang dikaji dalam penelitian ini hanya pemeliharaan tahunan (perbaikan kapal ringan) dan dok besar (perbaikan kapal berat) saja. Kegiatan pemeliharaan tahunan (perbaikan kapal ringan) adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh pemilik kapal untuk memenuhi kebutuhan kelaikan kapal melalui perbaikan yang dilakukan secara berkala setiap tahunnya, pada umumnya dilakukan pada musim paceklik. Pemeliharaan dok besar atau biasa disebut perbaikan kapal berat adalah semua kegiatan dalam perbaikan ringan yang diikuti dengan perawatan mesin kapal dan penggantian kulit kapal bila diperlukan. Fokus dari perbaikan kapal berat adalah perbaikan mesin kapal yang lebih membutuhkan waktu lama dibandingkan dengan hanya perbaikan ringan saja. Dasar dari kedua pemeliharaan tersebut sama, yaitu perawatan badan kapal agar kapal selalu dalam keadaan baik, bersih dan rapi, baik bagian dalam maupun luar kapal, serta untuk menjamin keselamatan awak kapal selama pengoperasian. Perbedaan yang mendasari dari kedua jenis pemeliharaan tersebut terletak pada kegiatan yang membutuhkan proses rumit dan waktu yang lebih lama.

(26)

14

kapal, cuci kasko kapal, pemakalan dan pendempulan alas kapal, pemasangan

fiber alas kapal, cat alas kapal, pengecekan kapal dan kapal turun dok. Kegiatan

yang terdapat pada jalur kritis harus dilakukan tepat pada waktunya, karena apabila salah satu kegiatan terjadi keterlambatan maka akan mempengaruhi waktu kerja lainnya dan sehingga pekerjaan tidak selesai pada waktunya. Oleh karena itu, kegiatan yang terdapat dalam jalur kritis ini harus diprioritaskan agar tidak terjadi keterlambatan. Kegiatan di jalur kritis pada perbaikan kapal ringan di galangan KPNDP yang sering mengalami keterlambatan adalah pemasangan fiber dan pengecatan. Salah satu faktor yang menyebabkan keterlambatan yaitu kondisi cuaca yang tidak mendukung dikarenakan pekerjaan perbaikan kapal dilakukan di ruang terbuka sehingga perlu dilakukan penundaan pekerjaan. Galangan kapal KPNDP menentukan waktu lembur untuk melakukan pekerjaan yang tertunda, sehingga perbaikan kapal ringan diharapkan dapat diselesaikan pada waktu yang telah dialokasikan.

Jalur kritis pada perbaikan kapal berat terletak pada kegiatan penyetelan lori, kapal naik dok, bongkar dan cabut kemudi dan mesin, perbaikan kemudi dan mesin, pemasangan fiber bagian lambung kapal, pemasangan kemudi, mesin, poros baling-baling dan baling-baling serta pengecekan kapal dan kapal turun dok. Adanya slack yang cenderung besar pada perbaikan kapal berat dikarenakan perbaikan mesin yang membutuhkan waktu lama, sehingga kapal berdiam lebih lama di galangan. Pengelola galangan kapal menyerahkan sepenuhnya terhadap pihak bengkel untuk memperbaiki mesin dalam jangka waktu kurang lebih 7 hari, sehingga kapal berdiam lebih lama di galangan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya antrian kapal di galangan kapal KPNDP. Oleh karena itu, upaya yang harus dilakukan galangan KPNDP untuk mempercepat waktu perbaikan mesin yaitu dengan peningkatan kinerja sumberdaya dan memperbaiki hubungan kerjasama pengelola galangan kapal dengan pihak bengkel. Hubungan kerjasama dapat dilakukan berupa melakukan komunikasi untuk melihat sejauh mana perbaikan mesin yang dilakukan oleh pihak bengkel.

Faktor-faktor yang memengaruhi durasi kegiatan pada dasarnya dibagi menjadi 2 bagian (Kaming, 2000) yaitu:

1) Faktor teknis, yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan kegiatan, yaitu: besar kecilnya volume pekerjaan, kualitas dan pengalaman tenaga kerja, jenis peralatan, ketersediaan peralatan di lokasi, kualitas dan jenis bahan, ketersediaan bahan di lokasi, kualitas bangunan yang tercantum dalam spesifikasi, tingkat kerumitan pekerjaan, luas ruangan untuk mengerjakan, letak tempat pengerjaan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, penempatan tenaga kerja dalam satu kegiatan, ketergantungan antar kegiatan, adanya pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan.

2) Faktor non teknis, yang berhubungan dengan hal-hal di luar teknis pelaksanaan meliputi: kondisi cuaca, lokasi proyek, kondisi alam lokasi proyek, gaya kepemimpinan mandor/pengawas, hubungan antar pekerja dalam suatu kegiatan.

(27)

15 yang ada digunakan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlunya mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proses perbaikan kapal. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jaringan kerja perbaikan kapal, antara lain :

1) Situasi dan kondisi lapangan, dimaksudkan untuk mengetahui hambatan-hambatan dan kemudahan yang terdapat di lapangan;

2) Cuaca yang mempengaruhi kinerja perbaikan kapal, namun bisa diatasi dengan adanya waktu lembur untuk mengejar target penyelesaian perbaikan kapal yang sudah ditentukan;

3) Sumber daya yang dimiliki oleh pihak galangan seperti tenaga kerja, kemampuan dan keterampilan tenaga kerjanya. Karena berdasarkan Stelth dan Roy (2009) untuk memperbaiki jaringan kerja perlu didukung dengan sumberdaya manusia melaui pengadaan pelatihan teknis terhadap pegawai. Traymansah et al. (2012) juga menyebutkan bahwa tenaga kerja yang terampil dibutuhkan untuk mendukung peningkatan kinerja dan produktivitas suatu perusahaan;

4) Kapasitas alat-alat kerja yang mendukung dalam proses perbaikan kapal; Berdasarkan waktu penyelesaian kerja perbaikan kapal, perlu dilakukan analisis untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut sudah dilakukan secara efektif atau belum melalui perhitungan efektivitas waktu kerja. Perhitungan waktu kerja efektif untuk perbaikan kapal ringan adalah 5 hari dan memiliki efektivitasnya sebesar 71,43% jika dibandingkan dengan waktu kerja yang dialokasikan galangan yaitu 7 hari. Jika galangan KPNDP menerapkan waktu kerja efektif tersebut, maka penghematan waktu 2 hari dapat digunakan untuk menaikkan kapal yang sudah mengantri ke atas dok.

Biaya perbaikan kapal berkaitan dengan waktu penyelesaian. Waktu penyelesaian perbaikan kapal ringan dialokasikan galangan selama 7 hari tanpa menghitung hari Sabtu dan Minggu. Artinya waktu sebenarnya yang ditempuh galangan untuk menyelesaikan perbaikan kapal ringan adalah 9 hari.Berdasarkan hasil penelitian, waktu kerja efektif perbaikan kapal ringan hanya ditempuh selama 5 hari. Artinya galangan kapal dapat menghemat 2 hari waktu perbaikan kapal. Lama perbaikan kapal berkaitan dengan jumlah kapal yang mampu dinaiki dalam satu slipway-nya. Selama ini, galangan menerapkan waktu perbaikan kapal selama 9 hari, maka satu slipway mampu menaikkan 6 unit kapal dalam waktu 27 hari. Akan tetapi apabila galangan kapal menerapkan waktu kerja efektif yaitu 5 hari, maka satu slipway akan mampu menaikkan 10 unit kapal dalam waktu 25 hari. Menerapkan waktu kerja efektif perbaikan kapal ringan ini dapat meningkatkan satu hingga dua kapal per slipway. Hal ini berkaitan juga untuk dapat meningkatkan produksi galangan kapal KPNDP dalam memperbaiki kapal terutama untuk perbaikan kapal ringan. Penerimaan galangan juga akan bertambah seiring dengan peningkatan produksi.

(28)

16

memiliki nilai infoware (informasi) yang rendah. Menurut Nazaruddin (2008)

infoware adalah komponen informasi yang berkaitan dengan proses, prosedur,

teknik, metode, teori, spesifikasi, pengamatan dan keterkaitan. Galangan kapal menganggap bahwa komponen infoware tidak terlalu penting sehingga komunikasi antara pihak galangan dengan pihak bengkel tidak berjalan dengan baik.

Efektivitas adalah hasil produksi maksimal dari sistem pada periode tertentu yang dapat diharapkan perusahaan untuk menghasilkan produk dengan metode penjadwalan, cara pemeliharaan dan standar mutu tertentu (Render dan Heizer 2001). Efektivitas kerja perbaikan kapal dapat ditingkatkan lagi melalui pengawasan yang lebih baik serta memberikan motivasi kepada pegawai untuk bekerja lebih giat lagi dan tidak membuang waktu untuk kegiatan yang tidak efektif. Kebiasaan pegawai yang sering membuang waktu dalam pekerjaannya dibuktikan pada kajian Kurniawati (2011) bahwa komponen humanware

(kemampuan sumberdaya manusia) di galangan KPNDP memiliki nilai yang relatif rendah. Humanware adalah kemampuan manusia yang mencakup pengetahuan, ketrampilan, kebijakan, kreativitas dan pengalaman (Nazaruddin 2008).

Kesimpulan

Berdasarkan analisis jaringan kerja, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1) Perbaikan kapal ringan maupun perbaikan kapal berat memiliki persamaan jenis pekerjaan, yaitu: sekrap, pemakalan dan pendempulan serta pengecatan. Perbedaan kedua jenis kegiatan ini terlihat dari kegiatan yang membutuhkan proses dan lama waktu yaitu perbaikan mesin kapal yang terdapat pada perbaikan kapal berat;

2) Jalur kritis pada perbaikan kapal ringan pada kegiatan B-C-D-H-I-J-K-L-P-Q sedangkan jalur kritis untuk perbaikan kapal berat adalah kegiatan B-C-D-G-R-T-U-V;

3) Perbaikan kapal ringan seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu kerja efektif 5 hari, waktu ini memiliki efektivitas sebesar 71,43% dibandingkan dengan waktu yang dialokasikan pihak galangan yaitu 7 hari. Perbaikan kapal berat dapat diselesaikan berdasarkan waktu kerja efektif selama 10 hari.

3

PERUMUSAN STRATEGI MELALUI

BALANCED

SCORECARD

Pendahuluan

(29)

17 bahwa galangan kapal termasuk ke dalam sektor publik yang berfokus di pelayanan jasa.

Galangan kapal di wilayah Muara Angke sebanyak empat galangan, diharapkan keempat galangan tersebut mampu menangani kapal-kapal di sekitar wilayah Muara Angke. Akan tetapi keberadaan galangan kapal belum bisa mengakomodir kapal yang ada sehingga timbul antrian kapal dalam galangan. Potensi bisnis galangan kapal yang besar di wilayah Muara Angke belum dimanfaatkan dengan baik oleh pengelola perusahaan galangan kapal. Terbukti dengan keberadaan galangan kapal yang belum berkembang namun berbanding terbalik dengan jumlah kapal yang meningkat setiap tahunnya. Galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara angke merupakan salah satu dari keempat galangan yang berada di wilayah muara angke. Galangan ini memiliki tingkat produktivitas yang tinggi dan selalu meningkat setiap tahunnya berdasarkan data produksi UPT BTPI dari tahun 2009 sampai 2012. Penilaian teknologi galangan kapal ini berada pada level semi modern (Kurniawati 2011).

Berdasarkan Kurniawati (2011) perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait strategi pengembangan teknologi di galangan kapal KPNDP. Perumusan strategi perlu didahului dengan penilaian kinerja. Penilaian dilakukan dengan metode

balanced scorecard. Balanced scorecard memberikan suatu kerangka kerja bagi

pihak manajemen untuk menerjemahkan misi dan strategis organisasi (Kaplan dan Norton, 1996). Pengembangan balanced scorecard dimaksudkan untuk memberikan kepuasan bagi para pelanggan. Balanced scorecard dinilai cocok untuk organisasi sektor publik karena tidak hanya menekankan pada aspek kuantitatif-finansial, tetapi menekankan juga aspek kualitatif dan nonfinansial.

Keberadaan potensi bisnis galangan kapal KPNDP Muara Angke dihadapkan pada penentuan strategi dalam pengelolaan usahanya. Diperlukan suatu cara baru untuk mengkomunikasikan rencana-rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh seluruh sumberdaya di lingkungan galangan. Penentuan strategi akan dijadikan sebagai landasan perbaikan dan efisiensi dalam pengembangan teknologi. Oleh karena itu, perlu adanya pengukuran kinerja untuk merumuskan strategi pengembangan teknologi di galangan kapal KPNDP Muara Angke untuk mengembangkan galangan yang sudah berada pada level semi modern sehingga mempunyai kontribusi teknologi yang lebih besar.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan bulan November 2013. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah galangan kapal Koperasi Pegawai Negeri Dinas Perikanan (KPNDP) DKI Jakarta di Muara Angke. Perusahaan ini bergerak dalam bidang perbaikan kapal khususnya kapal penangkap ikan.

(30)

18

data dilakukan di galangan kapal KPNDP Muara Angke dan wawancara dengan pihak terkait, yaitu manajer galangan, pegawai tetap, pegawai tidak tetap, pemilik kapal dan pihak UPT BTPI. Data sekunder berupa kajian pustaka dan laporan tahunan perusahaan. Data yang diperoleh selama penelitian selanjutnya akan diolah dengan metode Balanced scorecard dan digambarkan melalui diagram layang-layang. Metode ini memberikan rancangan strategi pengembangan manajemen teknologi bagi galangan kapal KPNDP.

Terdapat perbedaan-perbedan perspektif balanced scorecard yang diterapkan pada organisasi bisnis yang berorientasi keuntungan (sektor swasta) dan yang diterapkan pada organisasi pemerintah (sektor publik) yang telah dijelaskan oleh Gaspersz (2002).

Pengembangan balanced scorecard baik pada sektor swasta maupun sektor publik pada dasarnya memberikan kepuasan bagi para pelanggannya. Perbedaannya dapat dilihat dari tujuan maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Galangan kapal KPNDP merupakan organisasi bisnis yang berorientasi keuntungan. Galangan kapal KPNDP belum menerapkan balanced scorecard

dalam merancang strategi pengembangan manajemen teknologi jangka panjang. Oleh karena itu penilaian dan evaluasi kinerja dilakukan berdasarkan kondisi yang sudah berjalan dengan membagi menjadi 4 perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan serta perspektif bisnis internal.

1) Perspektif Finansial

Pengukuran yang dilakukan pada perpektif ini adalah dari produksi kapal di galangan KPNDP per tahun. Produksi kapal berkaitan dengan penerimaan pihak galangan. Evaluasi produksi kapal dilihat dari 4 tahun yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Hasil evaluasi produksi kapal ini diharapkan memiliki peningkatan setiap tahunnya. Hal ini pastinya akan meningkatkan penerimaan pihak galangan. Selain itu, dilakukan pengukuran produksi pada tahun 2013 Tabel 7 Perspektif Balanced scorecard pada Sektor Swasta dan Sektor Publik

Perspektif Organisasi Bisnis (Sektor Swasta)

Organisasi Pemerintah (Sektor Publik) Finansial Bagaimana kita melihat/memandang

dan memberikan nilai kepada pemegang saham?

Bagaimana kita melihat/memandang dan memberikan nilai kepada

masyarakat dan/atau pembayar pajak? Pelanggan Bagaimana pelanggan melihat atau

memandang dan mengevaluasi kinerja kami?

Bagaimana orang-orang yang menggunakan jasa/pelayanan public memandang dan mengevaluasi kami? Bisnis Internal Apa yang harus diunggulkan dari

proses dan produk kami?

(31)

19 terhadap kapasitas galangan KPNDP dalam memperbaiki kapal berdasarkan jumlah slipway di galangan tersebut.

2) Perspektif Pelanggan

Elemen paling penting dalam suatu bisnis adalah kebutuhan pelanggannya. Gaspersz (2003) menyebutkan fokus perspektif pelanggan untuk organisasi bisnis adalah bagaimana pelanggan memandang kinerja suatu perusahaan. Pengukuran kinerja pada perspektif pelanggan dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden. Responden pada prespektif ini yaitu pemilik kapal atau pengurus kapal yang melakukan perbaikan kapal di galangan KPNDP.

Perspektif pelanggan dinilai berdasarkan 5 kelompok pertanyaan (Yuniarta 2009) yang meliputi :

(1) Tangibility yaitu tanggapan pelanggan terhadap tampilan fisik kantor

pelayanan galangan kapal KPNDP;

(2) Reability yaitu tanggapan pelanggan terhadap pelayanan dari galangan

kapal KPNDP;

(3) Responsiviness yaitu tanggapan pelanggan terhadap ketanggapan galangan

KPNDP dalam memberikanan pelayanan terhadap pelanggan;

(4) Assurance yaitu tanggapan pelanggan terhadap jaminan mengenai kemampuan, kesopanan, keahlian dan sifat dapat dipercaya dari pegawai galangan KPNDP;

(5) Emphaty yaitu tanggapan pelanggan terhadap kemudahan dalam meminta

pelayanan galangan KPNDP dan komunikasi bagi kebutuhan pelanggan. Hasil dari pengukuran kelima kelompok pertanyaan diatas, selanjutnya dilakukan tingkat kepuasan pelanggan dengan membandingkan tingkat persepsi dengan tingkat harapan yang diinginkan pelanggan dengan formula sebagai berikut :

– ………. (7)

Keterangan:

Skor persepsi : penilaian pelanggan terhadap pelayanan Skor harapan : harapan yang diinginkan pelanggan

Hasil perhitungan tingkat kualitas dikategorikan sebagai berikut: Hasil positif (+) : pelayanan telah melebihi harapan pelanggan;

Hasil negatif (-) : pelayanan berada dibawah tingkat harapan pelanggan; dan Hasil nol (0) : pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan.

3) Perspektif Bisnis Internal

Perspektif bisnis internal memiliki tujuan untuk melakukan peningkatan proses operasional. Gaspersz (2003) mendefinisikan perspektif bisnis internal yaitu kemampuan perusahaan dalam mengidentifikasi proses kritis untuk pencapaian peningkatan nilai bagi pelanggan (perspektif pelanggan) dan tujuan peningkatan nilai (perspektif finansial). Penilaian bisnis internal terdiri dari 3 komponen yaitu proses inovasi, proses operasional dan proses pelayanan. Proses inovasi dan operasi diukur melalui waktu penyelesaian perbaikan kapal dan efektivitas waktu kerja. Proses pelayanan diukur melalui pelayanan galangan KPNDP dengan pelanggan dimulai dari kapal naik dok sampai dengan kapal turun dok.

4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

(32)

20

perusahaan. Tujuan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan infrastruktur yang memungkinkan tujuan dalam ketiga perspektif (finansial, pelanggan dan bisnis internal) dapat tercapai. Perspektif ini bisa dikatakan sebagai perspektif pengendali dari ketiga perspektif lainnya.

Pengukuran kinerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan didasarkan kategori kompetensi pegawai, partisipasi pegawai dan peningkatan kualitas pegawai. Kompetensi dan partisipasi pegawai diukur melalui kinerja pegawai galangan KPNDP terhadap proses perbaikan kapal dan kesigapan pegawai dalam menangani perbaikan kapal. Peningkatan pegawai diukur melalui penghargaan pihak galangan yang diberikan kepada pegawainya. Pengukuran kinerja pada perspektif ini dilakukan dengan wawancara langsung terhadap pegawai tetap dan pegawai tidak tetap yang bekerja di galangan KPNDP.

Diagram Layang-layang

Analisis diagram layang-layang ini mengacu pada teknik RAPFISH (Rapid

Appraisal for Fisheries) yang menurut Fauzi dan Anna (2005) merupakan analisis

untuk mengevaluasi keberlanjutan perikanan berdasarkan perspektif yang dibahas sebelumnya dengan pengelompokan nilai indeks. Nilai indeks dari keempat perspektif diilustrasikan pada diagram layang-layang. Nilai indeks yang mendekati nilai target pada diagram layang-layang menunjukkan status keberlanjutan yang semakin baik, demikian juga sebaliknya jika semakin mendekati angka 0 menunjukkan status keberlanjutan yang semakin buruk.

Hasil

Galangan kapal KPNDP merupakan salah satu galangan yang berada di wilayah UPT BTPI dan memiliki produktivitas tertinggi pada tahun 2009 sampai dengan 2012 dibandingkan ketiga galangan lainnya. Berdasarkan Kurniawati (2011) perlu dilakukan analisis lebih lanjut terkait strategi pengembangan teknologi di galangan kapal KPNDP. Perumusan strategi perlu didahului dengan penilaian kinerja. Penilaian dilakukan dengan metode balanced scorecard yang membagi menjadi 4 perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

Perspektif Finansial

(33)

21

Gambar 7 menunjukkan produksi per bulan pada tahun 2013. Produksi galangan kapal KPNDP dalam menangani reparasi kapal pada tahun 2013 mengalam fluktuatif setiap bulannya. Produksi tertinggi sebanyak 38 unit kapal terdapat pada bulan Mei, sedangkan produksi terendah terdapat pada bulan Agustus sebanyak 24 unit kapal.

Perspektif Pelanggan

Pelanggan galangan kapal KPNDP adalah pemilik kapal penangkap ikan yang memiliki aktivitas di sekitar Muara Angke. Penilaian kinerja pada perspektif pelanggan diukur terhadap tanggapan pemilik kapal yang dikategorikan menjadi 5 kelompok, yaitu tangibility, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty.

(1) Tangibility

Kelompok tangibility adalah tanggapan tentang persepsi pelanggan terhadap tampilan fisik kantor pelayanan galangan kapal KPNDP. Tanggapan dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kelompok tangibility disajikan pada Tabel 8 dan 9.

Gambar 7 Produksi galangan kapal KPNDP tahun 2013 Sumber: UPT BTPI (2013) diolah

28

Gambar 6 Produksi galangan kapal KPNDP tahun 2010-2013 Sumber: UPT BTPI (2013) diolah

312

2009 2010 2011 2012 2013 2014

(34)

22

Tingkat kepuasan kelompok tangibility sebesar :

(2) Reliability

Kelompok reliability adalah tanggapan pelanggan terhadap pelayanan dari galangan kapal KPNDP. Tanggapan dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kelompok reability disajikan pada Tabel 10 dan 11.

Tabel 10 Tanggapan pelanggan terhadap pelayanan galangan KPNDP

No. Uraian Ket. Jawaban

2 Kecepatan pelayanan jika masih terjadi kerusakan

% : Presentase tanggapan responden

∑ : Jumlah responden

Tabel 9 Analisis tingkat kepuasan kelompok tangibility

No. Harapan Skor

Persepsi Harapan Kesenjangan 1 Kemudahan dalam menjangkau lokasi

galangan kapal serta keamanan lingkungan galangan

4,2 4,7 -0,5

2 Penampilan kantor galangan dan kebersihan

ruang tunggu 4 4,2 -0,2

3 Ketersediaan fasilitas kantor dan informasi

pelayanan di ruang tunggu 3 4,6 -1,6

Skor rata-rata 3,7 4,5 -0,95

Tabel 8 Tanggapan pelanggan terhadap tampilan fisik galangan KPNDP

No. Uraian Ket. Jawaban (Jumlah Responden)

1 2 3 4 5

2 Penampilan kantor galangan dan kebersihan ruang tunggu

% 0% 0% 0% 100% 0%

∑ 0 0 0 13 0

3 Ketersediaan fasilitas kantor dan informasi pelayanan di ruang tunggu

% 0% 23,1% 53,8% 23,1% 0%

∑ 0 3 7 3 0

Keterangan:

% : Presentase tanggapan responden

(35)

23

Tingkat kepuasan kelompok reliability sebesar :

(3) Responsiveness

Kelompok responsiveness adalah tanggapan pelanggan terhadap ketanggapan galangan KPNDP dalam memberikanan pelayanan terhadap pelanggan. Tanggapan dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kelompok

responsiveness disajikan pada Tabel 12 dan 13.

Tingkat kepuasan kelompok responsiveness sebesar :

(4) Assurance

Kelompok assurance tanggapan pelanggan terhadap jaminan mengenai kemampuan, kesopanan, keahlian dan sifat dapat dipercaya dari pegawai galangan KPNDP. Tanggapan dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kelompok

assurance disajikan pada Tabel 14 dan 15.

Tabel 13 Analisis tingkat kepuasan kelompok responsiveness

No. Harapan Skor

Persepsi Harapan Kesenjangan 1 Respon Galangan dalam menanggapi

pengajuan perawatan kapal 5 5 0

2 Respon Galangan dalam menanggapi

kesalahan dalam proses perbaikan kapal 4 4,8 -0,8

Skor rata-rata 4,5 4,9 -0,4

Tabel 12 Tanggapan pelanggan terhadap ketanggapan galangan KPNDP dalam memberikan pelayanan

No. Uraian Ket. Jawaban

1 2 3 4 5

1 Respon Galangan dalam menanggapi pengajuan perawatan kapal

% 0% 0% 0% 0% 100%

∑ 0 0 0 0 13

2 Respon Galangan dalam menanggapi kesalahan dalam proses perbaikan kapal

% 0% 0% 0% 100% 0%

∑ 0 0 0 13 0

Keterangan:

% : Presentase tanggapan responden

∑ : Jumlah responden

Tabel 11 Analisis tingkat kepuasan kelompok reliability

No. Harapan Skor

Persepsi Harapan Kesenjangan 1 Kecepatan penyelesaian perawatan kapal 4,8 5 -0,2 2 Kecepatan pelayanan jika masih terjadi

kerusakan 4 5 -1

3 Kecepatan dan ketanggapan pegawai dalam

memberikan pelayanan 3,8 5 -1,2

(36)

24

Tingkat kepuasan kelompok assurance sebesar :

(5) Emphaty

Kelompok emphaty adalah tanggapan pelanggan terhadap kemudahan dalam meminta pelayanan galangan KPNDP dan komunikasi bagi kebutuhan pelanggan. Tanggapan dan tingkat kepuasan pelanggan terhadap kelompok emphaty disajikan pada Tabel 16 dan 17.

Tabel 15 Analisis tingkat kepuasan kelompok assurance

No. Harapan Skor

Persepsi Harapan Kesenjangan 1 Keramahan pegawai dalam memberikan

pelayanan 4,1 4,4 -0,3

2 Pengetahuan dan keterampilan pegawai

dalam memberikan pelayanan 4,2 5 -0,8

3 Kesopanan, kedisiplinan dan kebersihan

pegawai dalam memberikan pelayanan 3,3 4,8 -1,5 4 Jaminan ketepatan waktu proses perbaikan 4,5 4,5 0 5 kepedulian pegawai dalam memberikan

pelayanan 4,2 4,2 0

6 kedisiplinan pegawai dalam melayani

pelanggan 3,3 5 -1,7

Skor rata-rata 3,9 4,7 -0,8

Tabel 14 Tanggapan pelanggan terhadap jaminan mengenai kemampuan, kesopanan, keahlian dan sifat dapat dipercaya dari pegawai galangan KPNDP

No. Uraian Ket. Jawaban

1 2 3 4 5

1 Keramahan pegawai dalam memberikan pelayanan

% 0% 0% 0% 92,3% 7,7%

∑ 0 0 0 12 1

2 Pengetahuan dan keterampilan pegawai dalam memberikan pelayanan

% 0% 0% 0% 76,9% 23,1%

∑ 0 0 0 10 3

3 Kesopanan, kedisiplinan dan kebersihan pegawai dalam memberikan pelayanan

% 0% 0% 76,9% 15,4% 7,7%

∑ 0 0 10 2 1

4 Jaminan ketepatan waktu proses perbaikan

% 0% 0% 0% 46,2% 53,8%

∑ 0 0 0 6 7

5 Kepedulian pegawai dalam memberikan pelayanan

% 0% 0% 0% 76,9% 23,1%

∑ 0 0 0 10 3

6 Kedisiplinan pegawai dalam melayani pelanggan

% 0% 0% 69,2% 30,8% 0%

∑ 0 0 9 4 0

Keterangan:

% : Presentase tanggapan responden

(37)

25

Tingkat kepuasan kelompok emphaty sebesar :

Perspektif Bisnis Internal

Penilaian bisnis internal terdiri dari 3 komponen yaitu proses inovasi, proses operasional dan proses pelayanan. Proses inovasi dan operasional diukur dengan waktu penyelesaian perbaikan kapal yang disesuaikan dengan efektivitas waktu kerja. Indikator yang digunakan pada tahap proses inovasi dan operasional adalah proses penyelesaian perbaikan kapal ringan maupun berat dan efektivitas waktu kerja. Hasil dari pengukuran ini terkait dengan jaringan kerja perbaikan kapal yang telah dianalisis. Galangan KPNDP dapat meningkatkan efektivitas perbaikan kapal dari alokasi waktunya.

Proses pelayanan merupakan jasa pelayanan galangan KPNDP kepada pemilik kapal. Proses pelayanan diukur melalui pelayanan galangan KPNDP dengan pelanggan dimulai dari kapal naik dok sampai dengan kapal turun dok.

Tabel 17 Analisis tingkat kepuasan kelompok emphaty

No. Harapan Skor

Persepsi Harapan Kesenjangan 1 Adanya prosedur yang cepat, sederhana,

mudah dan jelas untuk setiap jenis pelayanan 4,4 4,6 -0,2 2 Kemudahan komunikasi dan hubungan

secara langsung 5 5 0

3 Kemudahan mendpatkan informasi melalui

media 3,4 5 -1,6

4 Informasi yang diberikan oleh pegawai 4,8 4,8 0 5 Ketepatan waktu dalam memberikan

informasi 4 5 -1

Skor rata-rata 4,3 4,9 -0,6

Tabel 16 Tanggapan pelanggan terhadap kemudahan dalam pelayanan dan komunikasi bagi kebutuhan pelanggan

No. Uraian Ket. Jawaban

1 2 3 4 5

1 Adanya prosedur yang cepat, sederhana, mudah dan jelas untuk setiap jenis pelayanan

4 Informasi yang diberikan oleh pegawai

% 0% 0% 0% 15,4% 84,6%

∑ 0 0 0 2 11

5 Ketepatan waktu dalam memberikan informasi

% 0% 0% 0% 100% 0%

∑ 0 0 0 13 0

Keterangan:

% : Presentase tanggapan responden

(38)

26

Pengukuran kinerja ini berkaitan dengan perspektif pelanggan, yaitu apakah galangan KPNDP ini telah memenuhi harapan pelanggan dengan menggunakan tolak ukur kualitatif seperti yang dilakukan pada perspektif pelanggan.

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Penilaian kinerja pada perspektif ini didasarkan pada kategori kompetensi pegawai, partisipasi pegawai dan peningkatan kualitas pegawai. Kategori kompetensi pegawai diukur melalui kinerja pegawai galangan KPNDP dan kesigapannya dalam memperbaiki kapal. Kategori pengukuran kompetensi pegawai disajikan pada Tabel 18.

Kategori partisipasi pegawai diukur melalui partisipasi pegawai dalam bekerjasama, kesempatan menjadi bagian penting, kesibukan sepanjang waktu kerja dan kesempatannya dalam mengembangkan karir yang disajikan pada Tabel 19. Peningkatan kualitas pegawai diukur melalui penghargaan pihak galangan yang diberikan kepada pegawainya. Kategori pengukuran peningkatan kualitas pegawai disajikan pada Tabel 20.

Tabel 18 Kategori pengukuran kompetensi pegawai

No. Uraian Ket.

3 Seminar yang diadakan oleh UPT BTPI

5 Fasilitas yang tersedia % 0% 0% 3,1% 96,9% 0%

∑ 0 0 1 31 0

6 Target yang diberikan pihak galangan

% : Presentase tanggapan responden

(39)

27

Analisis Hasil Kinerja Keseluruhan

Analisis hasil kinerja keseluruhan mencakup ke empat perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Penilaian setiap perspektif diberikan skor dari 1 sampai 5. Skor ini diartikan sebagai berikut :

1 = buruk 4 = baik 2 = kurang 5 = sangat baik 3 = cukup

Hasil kinerja dari ke empat perspektif dapat di lihat pada Tabel 21. Tabel 20 Kategori pengukuran peningkatan kualitas pegawai

No. Uraian Ket.

% : Presentase tanggapan responden

∑ : Jumlah responden

Tabel 19 Kategori pengukuran partisipasi pegawai

No. Uraian Ket.

1 Kesempatan bekerjasama % 0% 0% 0% 100% 0%

∑ 0 0 0 32 0

% : Presentase tanggapan responden

Gambar

Gambar 1 Diagram kerangka pemikiran pengembangan manajemen teknologi
Tabel 1 Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal ringan
Tabel 2 Tahapan dan waktu kegiatan pada perbaikan kapal berat
Gambar 2 Diagram jaringan kerja perbaikan kapal ringan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa faktor seperti anemia, hipertensi, aterosklerosis, kalsifikasi sistem vaskular, sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik terutama pada stadium

kinerja perusahaan yang mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan, baik secara keuangan maupun nonkeuangan dengan menggunakan empat perspektif yaitu, perspektif

Dalam penelitian (Lennox 2002) yang berjudul “Going Concern Opinion in Failing Companies” menemukan bukti adanya pengaruh yang signifikan dalam variabel independen yaitu kualitas

Sesuai dengan analisa yang telah dilakukan pada masing masing alternatif penempatan jembatan, didapatkan hasil sebagai berikut: kondisi eksisting derajat kejenuhan

Tujuan perancangan media promosi ini adalah untuk memberitahukan dan mengajak masyarakat dewasa awal untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai macam penyakit yang dapat

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar sepak bola melalui permainan gawang tong dan untuk meningkatkan kualitas hasil

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi atas aset bersejarah pada balai kota Malang baik dari segi pengakuan, penilaian, pengungkapan

a Department of Electrical Engineering, Batam Polytechnics, Parkway st., Batam Center, Batam, 29461, Indonesia b Department of Mechanical Engineering, PATLITE Indonesia,