• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Di SMA Negeri 6 Pandeglang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Di SMA Negeri 6 Pandeglang"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

HERI SULISTIYO

10105111

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

HERI SULISTIYO

10105111

Pembimbing

Linda Salma A, S.Si., M.T NIP. 4127 70 06 004

Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA

DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

HERI SULISTIYO

10105111

Penguji I Penguji II

Irawan Afrianto, S.T. Linda Salma A, S.Si., M.T. NIP. 4127 70 06 009 NIP. 4127 70 06 004

Penguji III

(4)

DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

Oleh

Heri Sulistiyo 10105111

SMA Negeri 6 Pandeglang merupakan SMA negeri yang berada dibawah Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang. Seiring dengan banyaknya siswa kurang mampu dan siswa berprestasi, maka diadakan beasiswa oleh Dinas Pendidikan. Pembagian beasiswa dilakukan untuk membantu seseorang yang tidak mampu ataupun berprestasi selama menempuh studinya. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak menerima beasiswa maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan.

Dalam proses pembangunan sistem pendukung keputusan untuk menentukan penerima beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang mengggunakan metode Fuzzy Multiple Attribute Decission Making (FMADM) dengan metode

Simple Additive Weighting (SAW). Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi

alternative terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu yang berhak menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu siswa terbaik.

Berdasarkan hasil pengujian, sistem yang dibangun dapat membantu kerja tim penyeleksi beasiswa dalam melakukan penyeleksian beasiswa, dapat mempercepat proses penyeleksian beasiswa, dapat mengurangi kesalahan dalam menentukan penerima beasiswa, dan dapat mempermudah tim penyeleksi dalam menentukan penerima beasiswa.

(5)

ABSTRACT

THE SYSTEM OF DECISION SUPORT

FOR DETERMINE OF SCHOLARSHIP RECEIVER AT SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

by

Heri Sulistiyo 10105111

Accordance with regulations prescribed with SMA 6 Pndeglang for obtain the scholarship, so needed some criteria to determine who’s the one wich can get it. The scloharship is to do for helping some student which the parents is disable of pay the education, n for some student which achievers.. For helped determine who’s some one which reasonable,to get that scolarship, so we needed the system of decision suport. The system of decision suport is with using Fuzzy Multiple Attribute Method (FMADM) and Simple Additive Weighting Method (SAW).

In the development process The System Of Decision Suport to be based on criteria’s wich has determined with using Fuzzy Multiple Attribute Method (FMDAM) and Simple Additive Weighting Method (SAW). This method is choosed because can be selecting the best alternative from a some alternative, in this case. The alternative is who’s the student reasonable get the scholarship, be based on determined criteria’s. The research done with looking for wieght value every attribute, and then done a ranking process which will of optimal alternative determine ,that is to say the best student..

Be based on experiment, the system can be helping of selectors team work for doing a selecting a scholarship, and then can be more fast of scholarship selecting, and then which can subtract from a mistake in determine a scholarship recipients, and then can be a more easily selector team work for determine a scholarship recipients.

(6)

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR SIMBOL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.3.1 Maksud ... 3

1.3.2 Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Ruang Lingkup Objek Penelitian ... 8

2.1.1 Identitas SMA Negeri 6 Pandeglang ... 8

(7)

2.2.1 Beasiswa ... 13

2.2.2 Sistem Informasi ... 14

2.2.2.1 Definisi Sistem ... 14

2.2.2.2 Definisi Informasi ... 17

2.2.2.3 Definisi Sistem Informasi ... 18

2.2.3 SPK (Sistem Pendukung Keputusan) ... 19

2.2.4 Metode FMADM dan SAW ... 21

2.2.4.1 Himpunan Klasik (Crisp) ... 21

2.2.4.2 FMADM (Fuzzy Multiple Attribute Decision Making) ... 21

2.2.4.3 SAW (Simple Additive Weighting) ... 22

2.2.4.4 Langkah Penyelesaian ... 23

2.2.5 Basis Data ... 24

2.2.6 DBMS (Database Management System) ... 25

2.2.7 ERD (Enttity Relationship Diagram) ... 26

2.2.8 DFD (Data Flow Diagram) ... 29

2.2.9 Kamus Data ... 30

2.2.10 MySQL ... 31

2.2.11 Delphi ... 33

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 34

(8)

3.2.4.1 Kriteria Dan Bobot ... 39

3.2.4.2 Contoh Kasus Untuk Tiga Orang Siswa ... 40

3.2.4.3 Perhitungan Seleksi Beasiswa Kurang Mampu ... 41

3.3 Analisis Kebutuhan ... 51

3.3.1 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 51

3.3.1.1 Analisis User ... 51

3.3.1.2 Analisis Perangkat Keras ... 52

3.3.1.3 Analisis Perangkat Lunak ... 53

3.3.1.4 Analisis Pengkodean... 54

3.3.1.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 55

3.3.2 Analisis kebutuhan fungsional ... 55

3.3.2.1 Data Flow Diagram (DFD) ... 56

3.3.2.2 Spesifikasi Proses ... 64

3.3.2.3 Kamus Data ... 78

3.3.2.4 Skema Relasi ... 83

3.3.2.5 Struktur Tabel ... 83

3.4 Perancangan ... 86

3.4.1 Perancangan Arsitektur Menu ... 86

3.4.2 Perancangan Tampilan Program ... 88

3.4.2.1 Tampilan Login ... 88

3.4.2.2 Tampilan Menu Utama Untuk Admin ... 88

(9)

3.4.2.7 Tampilan Pengelolaan Data Beasiswa ... 92

3.4.2.8 Tampilan Pengelolaan Data Bobot ... 92

3.4.2.9 Tampilan Pengelolaan Data Tahun Ajaran ... 93

3.4.2.10 Tampilan Ganti Password ... 93

3.4.2.11 Tampilan Penyeleksian Beasiswa Untuk Proses Perangkingan ... 94

3.4.2.12 Tampilan Penyeleksian Beasiswa Untuk Seleksi Beasiswa ... 95

3.4.2.13 Tampilan Pengelolaan Bilangan Fuzzy Usia ... 96

3.4.2.14 Tampilan Pengelolaan Bilangan Fuzzy JPO ... 96

3.4.2.15 Tampilan Pengelolaan Bilangan Fuzzy JTO ... 97

3.4.2.16 Tampilan Pengelolaan Bilangan Fuzzy JSK ... 97

3.4.2.17 Tampilan Pengelolaan Bilangan Fuzzy NRP ... 98

3.4.2.18 Tampilan Laporan Pemohon Beasiswa... 98

3.4.2.19 Tampilan Laporan Penerima Beasiswa... 99

3.4.3 Perancangan Pesan ... 100

3.4.4 Jaringan Simantik ... 102

3.4.5 Perancangan Prosedural ... 103

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 111

(10)

4.2 Pengujian... 135

4.2.1 Rencana Pengujian ... 135

4.2.2 Kasus Dan Hasil Pengujian Alpha ... 137

4.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Alpha ... 152

4.2.4 Kasus Dan Hasil Pengujian Beta ... 152

4.2.5 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 154

BABV KESIMPULAN DAN SARAN... 155

5.1 Kesimpulan ... 155

5.2 Saran ... 156

(11)

Tabel 3.2 Bobot ... 40

Tabel 3.3 Data siswa yang mengajukan beasiswa ... 41

Tabel 3.4 Usia ... 42

Tabel 3.5 Jumlah penghasilan ortu ... 43

Tabel 3.6 Jumlah tanggungan orang tua ... 43

Tabel 3.7 Jumlah saudara kandung ... 44

Tabel 3.8 Nilai rata-rata raport ... 45

Tabel 3.9 Rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria ... 46

Tabel 3.10 Bobot untuk beasiswa kurang mampu ... 46

Tabel 3.11 Rangking ... 51

Tabel 3.12 Spesifikasi proses ... 64

Tabel 3.13 Kamus data proses login ... 78

Tabel 3.14 Kamus data proses pengolahan data user ... 79

Tabel 3.15 Kamus data proses pengolahan data tahun ajaran ... 79

Tabel 3.16 Kamus data proses pengolahan data pemohon ... 79

Tabel 3.17 Kamus data proses pengolahan data beasiswa ... 80

Tabel 3.18 Kamus data proses pengolahan bilangan fuzzy ... 81

Tabel 3.19 Kamus data proses pengolahan data bobot ... 81

Tabel 3.20 Kamus data proses penyeleksian beasiswa ... 82

(12)

Tabel 4.1 Implementasi form ... 116

Tabel 4.2 Rencana pengujian sistem penyeleksian beasiswa ... 136

Tabel 4.3 Pengujian verifikasi id user dan password ... 137

Tabel 4.4 Pengujian pengelolaan data user ... 138

Tabel 4.5 Pengujian ganti password ... 140

Tabel 4.6 Pengujian pengelolaan data tahun ajaran ... 141

Tabel 4.7 Pengujian konfirmasi tahun ajaran ... 143

Tabel 4.8 Pengujian pengelolaan data pemohon ... 144

Tabel 4.9 Pengujian pengelolaan data beasiswa ... 146

Tabel 4.10 Pengujian pengelolaan bilangan fuzzy ... 148

Tabel 4.11 Pengujian pengelolaan data bobot ... 149

Tabel 4.12 Pengujian penyeleksian beasiswa... 151

Tabel 4.13 Hasil kuesioner ... 153

(13)

Gambar 2.1 Struktur organisasi ... 11

Gambar 3.1 Flowmap prosedur pengajuan beasiswa ... 36

Gambar 3.2 Penentuan penerima beasiswa berdasarkan ketentuan sekolah ... 38

Gambar 3.3 Bilangan fuzzy untuk bobot ... 40

Gambar 3.4 Bilangan fuzzy untuk usia ... 41

Gambar 3.5 Bilangan fuzzy untuk jumlah penghasilah ortu ... 42

Gambar 3.6 Bilangan fuzzy untuk jumlah tanggungan ortu ... 43

Gambar 3.7 Bilangan fuzzy untuk jumlah saudara kandung. ... 44

Gambar 3.8 Bilangan Fuzzy Untuk Nilai Rata-rata Raport ... 45

Gambar 3.9 Entity relationship diagram (ERD). ... 55

Gambar 3.10 Diagram konteks. ... 56

Gambar 3.11 DFD level 1. ... 57

Gambar 3.12 DFD level 2 proses 2.0 user. ... 58

Gambar 3.13 DFD level 2 proses 3.0 konfirmasi ... 58

Gambar 3.14 DFD level 2 proses 4.0 data master ... 59

Gambar 3.15 DFD level 3 proses 5.0 penyeleksian beasiswa. ... 60

Gambar 3.16 DFD level 3 proses 2.1 pengelolaan data user ... 61

Gambar 3.17 DFD level 3 proses 3.1 pengelolaan data tahun ajaran. ... 61

Gambar 3.18 DFD level 3 proses 4.1 pengelolaan data pemohon... 62

(14)

Gambar 3.25 Tampilan login ... 88

Gambar 3.26 Tampilan menu utama untuk admin ... 88

Gambar 3.27 Tampilan menu utama untuk penyeleksi ... 89

Gambar 3.28 Tampilan pengelolaan data user ... 90

Gambar 3.29 Tampilan konfirmasi tahun ajaran ... 90

Gambar 3.30 Tampilan pengelolaan data pemohon ... 91

Gambar 3.31 Tampilan pengelolaan data beasiswa ... 92

Gambar 3.32 Tampilan pengelolaan data bobot ... 92

Gambar 3.33 Tampilan pengelolaan data tahun ajaran ... 93

Gambar 3.34 Tampilan ganti password ... 93

Gambar 3.35 Tampilan penyeleksian beasiswa untuk proses perangkingan .. 94

Gambar 3.36 Tampilan penyeleksian beasiswa untuk seleksi beasiswa... 95

Gambar 3.37 Tampilan pengelolaan bilangan fuzzy usia ... 96

Gambar 3.38 Tampilan pengelolaan bilangan fuzzy JPO ... 96

Gambar 3.39 Tampilan pengelolaan bilangan fuzzy JTO ... 97

Gambar 3.40 Tampilan pengelolaan bilangan fuzzy JSK ... 97

Gambar 3.41 Tampilan pengelolaan bilangan fuzzy NRP ... 98

Gambar 3.42 Tampilan laporan pemohon beasiswa ... 98

Gambar 3.43 Tampilan laporan penerima beasiswa ... 99

Gambar 3.44 Tampilan perancangan pesan ... 101

Gambar 3.45 Jaringan semantik admin ... 102

(15)

Gambar 3.50 Perancangan prosedural flowchart hapus data ... 107

Gambar 3.51 Perancangan prosedural flowchart cari data ... 108

Gambar 3.52 Perancangan prosedural flowchart fuzzy ... 109

Gambar 3.53 Perancangan prosedural flowchart penyeleksian beasiswa ... 110

Gambar 4.1 Login ... 118

Gambar 4.2 Menu utama admin ... 118

Gambar 4.3 Menu utama penyeleksi ... 119

Gambar 4.4 Pengelolaan data user ... 119

Gambar 4.5 Ganti password ... 120

Gambar 4.6 Konfirmasi tahun ajaran ... 120

Gambar 4.7 Pengelolaan data pemohon ... 121

Gambar 4.8 Pengelolaan data beasiswa ... 121

Gambar 4.9 Pengelolaan data tahun ajaran ... 122

Gambar 4.10 Pengelolaan bilangan fuzzy untuk usia ... 122

Gambar 4.11 Pengelolaan bilangan fuzzy untuk JPO ... 123

Gambar 4.12 Pengelolaan bilangan fuzzy untuk JTO ... 123

Gambar 4.13 Pengelolaan bilangan fuzzy untuk JSK ... 124

Gambar 4.14 Pengelolaan bilangan fuzzy untuk NRP ... 124

Gambar 4.15 Pengelolaan data bobot ... 125

(16)

Gambar 4.22 Pesan di form pengelolaan data user ... 128

Gambar 4.23 Pesan di form ganti password ... 129

Gambar 4.24 Pesan di form pengelolaan tahun ajaran ... 130

Gambar 4.25 Pesan di form konfirmasi tahun ajaran... 130

Gambar 4.26 Pesan jika akan menghapus data ... 131

Gambar 4.27 Pesan jika akan mengubah data ... 131

Gambar 4.28 Pesan jika pengisian data masih kosong ... 131

Gambar 4.29 Pesan di form pengelolaan data pemohon ... 133

Gambar 4.30 Pesan di form pengelolaan data beasiswa ... 133

Gambar 4.31 Pesan di form pengelolaan data bobot ... 134

Gambar 4.32 Pesan di form penyeleksian beasiswa ... 134

(17)

Simbol Nama Simbol Keterangan

Dokumen Menunjukan dokumen input atau output

untuk proses manual atau komputer

Keputusan Digunakan untuk suatu penyeleksian kondisi di dalam program

Proses manual Kegiatan proses yang dilakukan dengan manual

Alir Data Menunjukan aliran data yang terjadi

Database Tempat penyimpanan data dalam

(18)

Objek atau Entitas

Menunjukan himpunan entitas (individu yang mewakili sesuatu yang nyata dan didapat dari sesuatu yang lain)

Hubungan atau Relasi

Menunjukan himpunan relasi

Link Menunjukan penghubung relasi dengan

himpunan entitas dan himpunan entitas dengan atribut.

3. Daftar Simbol Data Flow Diagram (DFD)

Simbol Nama Simbol Keterangan

Entitas Menunjukan bagian luar dari sistem yang mempunyai hubungan dengan sistem

Proses Menunjukan proses data / informasi yang terjadi didalam sistem

File Media penyimpanan data yang ada pada

sistem

(19)

Garis alir

(flow line)

Arah aliran program

Proses Proses perhitungan/proses pengolahan data

Input/output data Proses input/output data,

parameter, informasi

Decision Perbandingan pernyataan,

penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya

Database Tempat penyimpanan data

dalam komputer

Pesan

(Message)

(20)

Lampiran B Hasil Kuesioner ... B-1

(21)

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengolahan data beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang pada umumnya

masih menggunakan sistem yang masih manual, yaitu belum adanya

komputerisasi dalam menentukan penerima beasiswa sehingga banyak masalah

yang terjadi pada sistem ini. Permasalahanya yang suka muncul yaitu kurang

tepatnya penyaluran beasiswa terhadap siswa, misalnya siswa yang sebenarnya

tidak layak mendapatkan beasiswa namun mendapatkan beasiswa, sebaliknya

siswa yang berhak mendapatkan beasiswa baik itu beasiswa berprestasi maupun

beasiswa kurang mampu tetapi tidak mendapatkan beasiswa. Masalah seperti itu

muncul karena kurang telitinya para penyeleksi beasiswa dalam melakukan

seleksi penerima beasiswa, dikarenakan pihak penyeleksi beasiswa itu sendiri para

guru yang ada di SMA Negeri 6 Pandeglang yang pekerjaan sehari-harinya

mengajar para siswa, sehingga kurangnya waktu yang ada untuk melakukan

penyeleksian penerima beasiswa, sehingga suka terjadi kesalahan dalam

menentukan penerima beasiswa dengan tepat disebabkan kurang telitinya seleksi

yang dilakukan.

Untuk mangajukan permohonan beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang

siswa harus mengisi formulir yang berisikan data dari siswa, seperti nilai rata-rata

(22)

melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan. Data-data tersebut

yang akan dijadikan pertimbangan untuk menentukan penerima beasiswa.

Dari permasalahan diatas dapat diambil alternatif solusi yaitu dengan cara

membangun sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Fuzzy

Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dengan metode Simple Additive

Weighting (SAW) untuk menentukan penerima beasiswa di SMA Negeri 6

Pandeglang yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di

penyaluran penerima beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang.

Dalam metode Simple Additive Weighting (SAW) dikelompokan dalam

kriteria-kriteria seperti nilai rata-rata raport siswa, penghasilan orang tua, jumlah

saudara kandung, jumlah tanggungan orang tua, dan lain-lain, kemudian

diterjemahkan dari bilangan fuzzy kedalam bentuk bilangan crisp sehingga

nilainya akan bisa dilakukan proses perhitungan untuk mencari alternatif terbaik.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana cara membangun sistem pendukung keputusan dengan

menggunakan metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM)

dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menentukan penerima

(23)

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan

Tugas Akhir ini adalah untuk mengaplikasikan sistem pendukung keputusan

dengan menggunakan metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making

(FMADM) dengan metode Simple AdditiveWeighting (SAW) untuk menentukan

penerima beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang.

1.3.2 Tujuan

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk memudahkan Sekolah dalam penyeleksian calon penerima

beasiswa.

2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat terhadap siapa yang akan

menerima beasiswa.

3. Menerapkan metode Fuzzy Multiple AttributeDecision Making (FMADM)

dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menentukan

penerima beasiswa.

1.4 Batasan Masalah

Pada dasarnya permasalahan dalam beasiswa ini cukup luas, tetapi agar

sesuai yang telah di rencanakan sebelumnya diperlukan batasan-batasan agar

(24)

1. Pengambilan data untuk penelitian ini diperoleh dari SMA Negeri 6

Pandeglang.

2. Metode pengambilan data diperoleh dengan menggunakan formulir beasiswa

dan dilihat dari nilai siswa.

3. Beasiswa yang diolah yaitu beasiswa berprestasi dan beasiswa kurang mampu.

4. Model yang digunakan untuk pengambilan keputusan yaitu metode Fuzzy

Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dengan metode Simple

AdditiveWeighting (SAW).

5. Perangkat lunak yang digunakan untuk membangun aplikasi ini adalah

Delphi 7.

6. Database yang digunakan adalah MySQL.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut :

1. Tahap pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Studi Literatur.

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper dan

(25)

b. Observasi.

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan peninjauan

langsung terhadap permasalahan yang diambil.

c. Interview.

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara

langsung yang ada kaitannya dengan topik yang diambil.

2. Tahap pembuatan perangkat lunak.

Teknik analisis data dalam pembuatan perangkat lunak menggunakan

paradigma perangkat lunak secara waterfall seperti pada Gambar 1.1 yang

meliputi beberapa proses diantaranya:

Gambar 1.1Skema waterfall

a. System / Information Engineering

Merupakan bagian dari sistem yang terbesar dalam pengerjaan suatu

(26)

elemen yang diperlukan sistem dan mengalokasikannya kedalam

pembentukan perangkat lunak.

b. Analisis

Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan

proyek pembuatan perangkat lunak.

c. Design

Tahap penerjemahan dari data yang dianalisis kedalam bentuk yang mudah

dimengerti oleh user.

d. Coding

Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang

keadalam bahasa pemrograman tertentu.

e. Pengujian

Merupakan tahap pengujian terhadap perangkat lunak yang dibangun.

f. Maintenance

Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat

mengalami perubahan–perubahan atau penambahan sesuai dengan

permintaan user.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal penelitian ini disusun untuk memberikan

gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas

(27)

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan

tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tentang tinjauan terhadap objek yang di teliti dan berisi

tentang teori-teori tentang sistem pendukung keputusan, metode yang

digunakan serta teiri-teori yang berkaitan dengan topik penelitian.

BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Menganalisis masalah-masalah apa yang terjadi serta menganalisis

masalah baik secara fungsional maupun secara nonfungsional serta

membangun suatu rancangan seperti rancangan antarmuka, perancangan

struktur menu dan perancangan prosedural.

BAB IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Tahap ini merupakan tahap penting bagi proses pencapaian tujuan, tahap

ini merupakan langkah-langkah implementasi dan memaparkan tentang

program yang telah dibuat dan hasil dari program diuji kelayakannya

baik secara fungsional ataupun diuji kepada user dengan melakukan

kuisioner.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil penulisan

(28)

2.1 Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek penelitian yang sedang diteliti adalah Sekolah Menengah Atas,

yaitu bertempat di SMA Negeri 6 Pandeglang.

2.1.1 Identitas SMA Negeri 6 Pandeglang

Penjelasan tentang identitas SMA Negeri 6 Pandeglang

1. Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Pandeglang

2. Nomor Identitas sekolah (NIS) : 300060

3. Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 30.1.02.01.007

4. Alamat Sekolah : Jalan Pendidikan No. 2 Ciekek Karaton

Pandeglang

Kecamatan : Maja Sari

Kota : Pandeglang

Propinsi : Banten

Kode Pos : 42211

Telepon & Faksimili : (0253) 201131

6. Luas Tanah Sekolah : 6.850 m2

7. Luas Bangunan Sekolah : 2.032 m2

8. Status Tanah : ü Hak Pakai 6.850 m2

(29)

2.1.2 Visi dan Misi

Visi SMS Negeri 6 Pandeglang yaitu unggul dalam prestasi serta teladan

dalam iman dan taqwa.

Misi SMA Negeri 6 Pandeglang:

a. Disiplin dalam budaya kerja.

b. Pembelajaran yang efektif dan efisien.

c. Mengembangkan kreatifitas siswa.

d. Mengembangkan teknologi informasi.

e. Meningkatkan budaya baca.

f. Lingkingan yang bersih, elok, ramah, kuat, aman, hidup (BERKAH)

2.1.3 Sejarah SMA Negeri 6 Pandeglang

SMA Negeri 6 Pandeglang merupakan alih pungsi dari Sekolah

Pendidikan Guru (SPG) Negeri Pandeglang. SPG Negeri pandeglang semula

bernama SGA Negeri Pandeglang, didirikan sejak tanggal 1 Agustus 1941 dengan

SK Mendikbud Nomor : 13/SK/B/III.1961 tanggal 24 Juni 1961 yang berkiprah

mencetak guru TK/SD sampai dengan akhir tahun pelajaran 1990/1991. Semula

lokasi bangunan di Jalan Alun-alun Barat Pandeglang menggunakan lokasi SGB

Negeri Pandeglang dengan kontruksi bangunan semi permanen yang dibangun

oleh Yayasan Pembangunan Daerah Pandeglang (YPD Pandeglang). Bangunan

tersebut sejak tahun 1961 sampai pertengahan tahun 1970 digunakan oleh

(30)

yang diakibatkan terbatasnya biaya pemeliharaan. Akhirnya gedung tersebut tidak

dapat dipakai lagi.

Pada tahun Pelajaran 1970, SPG Negeri Pandeglang mengungsi ke SMP 1

Pandeglang dengan menggunakan waktu belajar sore hari. Pada saat itu SPG YPP

Pandeglang yang pernah dibuka satu tahun pelajaran dinyatakan facing out

(bubar), maka bangunannya sebanyak satu ruangan kelas dengan ukuran 7x8

meter diserahkan ke SPG Negeri Pandeglang. Pada tahun pelajaran 1970/1971

BP3 SPG Negeri pandeglang membangun dua buah ruangan kelas dengan ukuran

masing-masing 7x8 meter dan pagar kawat dengan kondisi beton di Ciekek

Karaton, serta sebuah lapangan basket yang belum terurus membangunnya. Pada

tahun pelajaran 1977 berdirilah SPG PGRI Pandeglang sambil terus membangun,

sehingga siswa SPG Negeri pandeglang bias belajar pagi hari dan sore harinya

digunakan oleh siswa SPG PGRI Pandeglang dengan menggunakan gedung yang

sama secara bergantian. Selama SPG PGRI Pandeglang berada pada lokasi yang

sama, membangun 10 lokal ruangan belajar. Lalu lokal tersebut akhirnya dibeli

oleh BP3 SPG Negeri Pandeglang sekitar bulan Januari 1989. Sedangkan SPG

PGRI Pandeglang merelokasi bangunannya ke Cidangiang.

Sejak tahun pelajaran 1989/1990 diusulkan oleh Kanwil Depdikbud

Propinsi Jawa Barat Dengan SK Nomor : 872/102/01989 agar SPG Nereri

Pandeglang dialihfungsikan menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3

pandeglang. Akhirnya turunlah SK Mendikbud Nomor : 0426/0/1991 tanggal 15

Juni 1991 tentang alih fungsi SPG Negeri Pandeglang menjadi SMA Nereri 3

(31)

Umum (SMU) Negeri 3 Pandeglang dengan SK Mendikbud Nomor : 035/0/1997

pada tanggal 7 Maret 1997.

Seiring dengan otonomi daerah, berdasarkan SK Bupati Nomor 34 tahun

2003 Tentang Perubahan Nama Sekolah Menengah bersetatus Negeri

dilingkungan Dinas Pendidikan kabupaten pendidikan maka SMU negeri 3

Pandeglang menjadi SMA Negeri 6 Pandeglang.

2.1.4 Struktur Organisasi SMA Negeri 6 Pandeglang

Ketua : Drs. M ubin Munawar

Bendahara : H. A. Syafawi, S.Pd

Sekretaris : Drs. Oman Abdurahman

KOMITE

Iva Sarifah, S.Pd NIP : 195808101981012006

KEPALA SEKOLAH

Hj. Sri Mahmudah, S.Pd NIP : 195810091982032009

KAUR TU

Abd. Yusri + Katib

Urusan Tata laksana

Muhibin + D. Suhandi

Plks. Tekn. Administrasi

Hj. Sri Mahmudah

Plks. Tekn. Kepegawaian

Nurhani + M. M. Ulfah, S.Sos

Plks. Tekn. Keuangan

E. Yunita + Erna W.

Plks. Tekn. Kesiswaan

Hj. Dedeh S, S.Mn

Plks. Tekn. Sarana dan Prasarana

Tati S. + Rahmat K. + Neti M.

Plks. Tekn. Perpustakaan

Dra. Yuliestianty S. NIP : 196012051987032003

WAKASEK HUMAS Dra. Hj. Lili Sulastri

NIP : 195912221986032003 WAKASEK SARANA Drs. E. Kustiawan

NIP : 196308231998021001 WAKASEK KESISWAAN Drs. Edi Sumiarsa

NIP : 196709251993031003 WAKASEK KURIKULUM

[image:31.595.112.510.322.730.2]
(32)

Badan-badan yang terdapat di SMA Negeri 6 Pandeglang :

1. Komite yaitu badan tertinggi yang ada di SMA Negeri 6 Pandeglang. 2. KepalaSekolah di dalam menjalankan tugasnya memiliki garis komando

atau wewenang langsung kepada semua bawahannya.

3. Kaur TU merupakan badan dimana urusan administrasi sekolahan dikelola.

4. UrusanTata Laksana merupakan badan dimana urusan tata laksana yang ada di sekolah dikelola.

5. Plks. Tekn. Administrasi yaitu badan yang bertugas untuk mengelola administrasi siswa.

6. Plks. Tekn. Kepegawaian yaitu badan yang bertugas untuk mengelola data kepegawaian di sekolah.

7. Plks. Tekn. Keuangan yaitu badan yang bertugas untuk mengelola keuangan di skolah.

8. Plks. Tekn. Kesiswaan bertugas untuk mengasuh anak didik secara langsung, berbagai masalah yang dihadapi, dan membantu di dalam

meningkatkan prestasi ekstra-kurikuler sekolah.

9. Plks. Tekn. Sarana dan Prasarana yaitu suatu badan yang bertugas langsung untuk memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan di dalam

kegiatan proses belajar-mengajar dan berusaha mengembangkan sarana

dan prasarana yang ada agar pendidikan dapat lebih maju.

(33)

11.Wakasek Kurikulum melakukan tugasnya untuk mengelola materi kurikulum yang ada. Materi-materi tambahan mana yang hendaknya

diberikan untuk menunjang keberhasilan anak didik di dalam

pendidikannya.

12.Wakasek Kesiswaan melakukan tugasnya untuk mengasuh anak didik, berbagai masalah yang dihadapi, dan membantu di dalam meningkatkan

prestasi ekstra-kurikuler sekolah.

13.Wakasek Sarana melakukan tugasnya untuk memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan di dalam kegiatan proses belajar-mengajar dan berusaha

mengembangkan sarana dan prasarana yang ada agar pendidikan dapat

lebih maju.

14.Wakasek Humas melakukan tugasnya mengkoordinir semua hubungan antara SMA Negeri 6 Pandeglang terhadap pihak luar sekolah.

15.Jabatan Fungsional yaitu jabatan-jabatan yang terdapat di skolah seperti Wali Kelas, Guru Konseling dan Organisani Siswa Intra Sekolah ( OSIS ).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Beasiswa

Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan

kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan

pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah,

(34)

ikatan dinas) setelah selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda,

tergantung pada lembaga yang memberikan beasiswa tersebut.

2.2.2 Sistem Informasi 2.2.2.1Definisi Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam pendefinisian sistem, yaitu

yang menekankan pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau

elemen-elemen. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai berikut :

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

1. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem dapat diartikan suatu cara berpikir yang menguraikan

suatu sistem sebagai kerangka atau jaringan guna memperhatikan faktor-faktor

yang berbeda di dalam dan di luar sistem sebagai suatu kumpulan yang terpadu.

Pendekatan sistem merupakan suatu persepsi tentang struktur yang

mengkoordinasikan bagian-bagian dan operasi-operasi dalam suatu organisasi

(35)

2. Ciri-ciri Utama Suatu Sistem

1. Mengarah pada suatu tujuan tertentu, yaitu setiap elemen sistem melakukan

kegiatan masing-masing sesuai dengan fungsinya, tetapi mengarah kepada

tujuan sistem yang sama dan secara keseluruhan

2. Bersifat terbuka, artinya sistem berinteraksi dengan lingkungannya

3. Mempunyai mekanisme kontrol, yaitu suatu sistem mempunyai kemampuan

untuk mengatur dirinya sendiri kesuatu posisi yang lebih baik dengan

menjalankan kedinamisan dan mempersatukan keharmonisan dalam sistem

itu sendiri

4. Merupakan status keseluruhan, yaitu sistem merupakan suatu keseluruhan

yang bulat dan utuh, dimana tujuan masing-masing bagian yang membentuk

sistem tersebut saling menunjang untuk mencapai tujuan sistem secara

keseluruhan

5. Adanya proses transformasi, yaitu didalam sistem selalu ada proses

transformasi, yang mengubah input menjadi output, atau mengubah suatu

masukan menjadi suatu keluaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan

6. Adanya keterkaitan atau hubungan timbal-balik, yaitu adanya hubungan

timbal-balik antara elemen-elemen sistem yang satu dengan yang lainnya

ataupun dengan lingkungannya, sehingga apabila terjadi perubahan elemen

(36)

3. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu antara lain

sebagai berikut :

1. Komponen-komponen sistem (Components)

Merupakan salah satu karakteristik sistem yang berupa sub-sistem atau gagasan

sistem

2. Batas sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya

atau dengan lingkungan lainnya

3. Lingkungan luar sistem (Environment)

Segala sesuatu yang berada diluar batas dari sistem yang mempengaruhi

operasi baik itu menguntungkan operasi sistem yang merupakan energi dari

sistem yang harus dipelihara atau ditahan sehingga tidak menggangu atau

merusak sistem

4. Penghubung sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu sub-sistem dengan sub-sistem

lainnya

5. Masukan sistem (Input)

Masukan sistem adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem yang di proses

untuk mendapat satu kesatuan atau informasi

6. Keluaran sistem (Output)

Keluaran dari sistem adalah data yang diolah serta diklasifikasikan menjadi

(37)

7. Pengolah sistem (Process)

Suatu sistem yang mempunyai bagian pengolahan data yang akan merubah

masukan menjadi keluaran yang berguna

8. Sasaran sistem (Goal)

Merupakan maksud tertentu atau tujuan atas sasaran, dimana yang menentukan

masukan serta keluaran sistem yang dibutuhkan pada sasaran atau tujuan yang

maksud

2.2.2.2Definisi Informasi

Berikut ini akan dikemukakan definisi dari informasi :

“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berarti

bagi yang menerimanya”.

1. Kualitas Informasi

Sumber dari informasi adalah data, kualitas dari suatu informasi

tergantung dari empat hal antara lain :

1. Akurat

Akurat berarti suatu informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

menyesatkan

2. Tepat

Tepat berarti suatu informasi harus diterima oleh pemakai informasi tepat pada

(38)

3. Lengkap

Lengkap berarti suatu informasi diberikan dengan selengkap-lengkapnya agar

dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakai informasi

4. Relevan

Relevan berarti suatu informasi tersebut mempunyai manfaat yang sesuai

dengan pemakainya

2. Nilai Informasi

Nilai dari informasi (Value of Information) ditentukan dari dua hal yaitu

manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan

tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem

informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sebagian informasi

tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai tetapi dapat ditaksir dari

nilai keefektifannya.

2.2.2.3Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen

didalam mengambil keputusan. Berikut ini akan dikemukakan definisi dari sistem

informasi :

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

(39)

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang doperlukan”.

Dalam sebuah sistem informasi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan

antara lain :

1. Input

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan data yang akan di proses

2. Process

Suatu kegiatan yang dibutuhkan untuk memproses suatu data yang akan

menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai tambah

3. Output

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan laporan dari proses yang

diatas

2.2.3 SPK ( Sistem Pendukung Keputusan )

Ada berbagai macam pendapat tentang pengertian sistem pendukung

keputusan. Little (1970) mendefiniskan sistem pendukung keputusan sebagai

sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan

pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya.

Sedangkan menurut Keen (1980) , sistem pendukung keputusan adalah

sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari

pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.

(40)

lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan

(knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing)

yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

Hick (1993) menyebutkan sistem pendukung keputusan sebagai

sekumpulan tools komputer yang terintegrasi yang mengijinkan seorang decision

maker untuk berinteraksi langsung dengan komputer untuk menciptakan informasi

yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan keputusan tak

terstruktur yang tidak terantisipasi.

Dari beberapa definisi di atas dapat kita ambil beberapa ciri/karakteristik

umum dari sebuah sistem pendukung keputusan yang membantu kita dalam

membuat sebuah definisi mengenai sistem pendukung keputusan (SPK) yang ideal

yaitu :

a. SPK adalah sebuah sistem berbasis komputer dengan antarmuka antara

mesin/komputer dan pengguna.

b. SPK ditujukan untuk membantu pembuat keputusan dalam menyelesaikan

suatu masalah dalam berbagai level manajemen dan bukan untuk

mengganti posisi manusia sebagai pembuat keputusan.

c. SPK mampu memberi alternatif solusi bagi masalah semi/tidak terstruktur

baik bagi perseorangan atau kelompok dan dalam berbagai macam proses

dan gaya pengambilan keputusan.

d. SPK menggunakan data, basis data dan analisa model-model keputusan.

(41)

f. SPK menyediakan akses terhadap berbagai macam format dan tipe sumber

data (data source).

2.2.4 Metode FMADM dan SAW 2.2.4.1 Himpunan Klasik (Crisp)

Pada himpunan klasik (crisp), keberadaan suatu elemen pada suatu

himpunan (A), hanya akan mempunyai dua kemungkinan keanggotaan, yaitu

elemen tersebut menjadi anggota A atau tidak menjadi anggota A. Suatu nilai

yang menunjukan seberapa besar tingkat keanggotaan suatu elemen (x) dalam

suatu himpunan (A), sering dikenal dengan nama nilai keanggotaan atau derajat

keanggotaan, dinotasikan dengan µA (x). Pada himpunan klasik, hanya ada nilai

keanggotaan, yaitu µA (x) = 1 untuk x menjadi anggota A, dan µA (x) = 0 untuk x

bukan anggota A.

2.2.4.2 FMADM ( Fuzzy Multiple Attribute Decission Making )

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode

yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan

kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap

atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi

alternatif yang sudahdiberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari

nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan

(42)

ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga

beberapa faktordalam proses perankingan alternatif bisa ditentukansecara bebas.

Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis

sehinggamengabaikan subyektifitas dari pengambilkeputusan.

Ada beberapa metode yang dapat digunakanuntuk menyelesaikan masalah

FMADM. antara lain:

a. Simple Additive Weighting Method (SAW)

b. Weighted Product (WP)

c. ELECTRE

d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

e. Analytic Hierarchy Process (AHP)

2.2.4.3SAW ( Simple Additive Weighting )

Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot.

Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating

kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan

proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat

diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

x

ij

Max x

ij

Jika j adalah atribut keuntungan (benefit)

i

rij

=

(1)

Min x

ij Jika j adalah atribut biaya (cost)

i

(43)

Keterangan :

rij = nilai rating kinerja ternormalisasi

xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria

Max xij = nilai terbesar dari setiap kriteria

i

Min xij = nilai terkecil dari setiap kriteria

i

benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik

cost = jika nilai terkecil adalah terbaik

dimana

r

ij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj;

i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan

sebagai:

n

V

i

=

w

j

r

ij (2)

j=1

Keterangan :

Vi = rangking untuk setiap alternatif

wj = nilai bobot dari setiap kriteria

rij = nilai rating kinerja ternormalisasi

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

2.2.4.4 Langkah Penyelesaian

Dalam penelitian ini menggunakan metode FMADM dengan metode

SAW. Adapun langkah-langkahnya adalah:

(44)

3. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating

kinerja ternormalisasi (

r

ij) dari alternatif Ai pada atribut Cj berdasarkan

persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut

keuntungan/benefit=MAKSIMUM atau atribut biaya/cost=MINIMUM).

Apabila berupa artibut keuntungan maka nilai crisp (Xij) dari setiap kolom

atribut dibagi dengan nilai crisp MAX (MAX Xij) dari tiap kolom,

sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp MIN (MIN Xij) dari tiap kolom

atribut dibagi dengan nilai crisp (Xij) setiap kolom.

4. Melakukan proses perankingan untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara

mengalikan nilai bobor (

w

i) dengan nilai rating kinerja ternormalisasi (

r

ij).

2.2.5 Basis Data

Basis data (database) terdiri dari dua kata yaitu basis dan data. Basis dapat

diartikan sebagai markas atau gudang tempat berkumpul. Sedangkan data adalah

representasi fakta dunia nyata yang mewakili objek seperti manusia, barang,

hewan, peristiwa konsep dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka,

huruf, simbol teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang

seperti berikut ini:

1. Himpunan data atau arsip yang saling berhubungan yang diorganisasikan

sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan

(45)

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama

sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudancy) yang tidak perlu, untuk

memenuhi berbagai kebutuhan.

3. Kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan yang disimpan dalam

media penyimpanan elektronik.

2.2.6 DBMS ( Database Management System )

Sistem manajemen database atau database management system (DBMS)

adalah merupakan suatu sistem software yang memungkinkan seorang user dapat

mendefinisikan, membuat, dan memelihara serta menyediakan akses terkontrol

terhadap data. Database sendiri adalah sekumpulan data yang berhubungan

dengan secara logika dan memiliki beberapa arti yang saling berpautan.

DBMS yang utuh biasanya terdiri dari :

1. Hardware

Hardware merupakan sistem komputer aktual yang digunakan untuk

menyimpan dan mengakses database. Dalam sebuah organisasi berskala

besar, hardware terdiri dari jaringan dengan sebuah server pusat dan

beberapa program client yang berjalan di komputer desktop.

2. Software beserta utility software adalah DBMS yang aktual. DBMS

memungkinkan para user untuk berkomunikasi dengan database. Dengan

(46)

3. Prosedur

Bagian integral dari setiap sistem adalah sekumpulan prosedur yang

mengontrol jalannya sistem, yaitu praktik-praktik nyata yang harus diikuti

user untuk mendapatkan, memasukkan, menjaga, dan mengambil data

4. Data

Data adalah jantung dari DBMS. Ada dua jenis data. Pertama, adalah

kumpulan informasi yang diperlukan oleh suatu organisasi. Jenis data

kedua adalah metadata, yaitu informasi mengenai database.

5. User (Pengguna)

Ada sejumlah user yang dapat mengakses atau mengambil data sesuai

dengan kebutuhan penggunaan aplikasi-aplikasi dan interface yang

disediakan oleh DBMS, antara lain adalah

a. Database administrator adalah orang atau group yang

bertanggungjawab mengimplementasikan sistem database di dalam

suatu organisasi

b. Enduser adalah orang yang berada di depan workstation dan

berinteraksi secara langsung dengan sistem.

c. Programmer aplikasi, orang yang berinteraksi dengan database

melalui cara yang berbeda.

2.2.7 ERD ( Enttity Relationship Diagram )

Setelah semua memory esensial ditransformasikan menjadi object data

(47)

Enttity Relationship (E-R) Diagram dibuat untuk memperlihatkan relasi itu.

Enttity Relationship Diagram adalah ilustrasi grafis objek-objek (atau entities) dan

atribut, serta relasi antara keduanya. Diagram E-R diperkenalkan oleh Peter Chen

dan sifatnya independen terhadap teknologi database yang digunakan.

Salah satu metode pembuatan diagram E-R, yaitu dengan menggambarkan

objek-objek sebagai segiempat, relasi sebagai belah ketupat kecil, dan atribut

sebagai lingkaran. Notasi yang lain adalah notasi.

E-R Diagram merupakan suatu bahasa pemodelan yang dimana posisinya

dapat dianalogikan dengan stroy board dalam industri film, blu print arsitektur

suatu bangunan, miniatur, dan lain-lain. Dalam praktiknya, membangun suatu

sistem terlebih dahulu dilakukannya suatu perencaan. Pemodelan merupakan

suatu sub bagian dari perencanaan secara keseluruhan sebagai salah satu upaya

feedback evaluasi perampungan suatu perencanaan. E-R Diagram sebagai suatu

pemodelan setidaknya memiliki beberapa karakteristik dan manfaat sebagai

berikut:

a. Memudahkan untuk dilakukannya analisis dan perubahan sistem sejak dini,

bersifat murah dan cepat

b. Memberikan gambaran umum akan sistem yang akan di buat sehingga

memudahkan developer.

c. Menghasilkan dokumentasi yang baik untuk client sebagai bahan diskusi

dengan bentuk E-R Diagram itu sendiri, dan

(48)

Struktur dari E-R Diagram secara umum ialah terdiri dari:

a. Entitas merupakan objek utama yang informasi akan disimpan, biasanya

berupa kata benda. Contoh: mahasiswa, dosen, nasabah, mata kuliah,

ruangan, dan lain-lain. Objek dapat berupa benda nyata maupun abstrak.

b. Atribut merupakan deskripsi dari objek yang bersangkutan

c. Relationship merupakan suatu hubungan yang terjalin antara dua entitas

yang ada.

Kardinalitas Relasi ERD yang mempersentasikan suatu basisdata

relasional senantiasa memiliki relasi-relasi dari sejumlah entitas yang dapat

ditentukan banyaknya. Banyaknya suatu relasi yang dimiliki oleh suatu relasi

entitas disebut derajat relasi. Derjat relasi maksimum disebut dengan kardinalitas

sedangkan derajad minimum disebut dengan modalitas. Kardinalitas yang terjadi

diantara dua himpunan entitas (misal A dan B) dapat berupa :

a. One to One (1-1), relasi yang terjadi jika sebuah entry dalam sebuah object

data sore dihubungkan dengan hanya sebuah entry dalam object data store

yang lain.

b. One to Many (1-M), relasi yang terjadi jika sebuah entry dalam sebuah

object data store dihubungkan dengan satu atau lebih entry dalam object

data store yang lain.

c. Many to Many (M-M), relasi yang terjadi jika satu atau lebih entry dalam

sebuah object data store dihubungkan dengan satu atau lebih entry dalam

(49)

Dalam semua definisi relasi di atas, “1” menyatakan hanya satu, dan “M”

menyatakan satu atau lebih. Jika suatu saat dibutuhkan pernyataan relasi paling

sedikit sebuah dan juga lebih dari satu, maka relasi itu dapat dinyatakan dengan

“M*” (* = minimum of one).

2.2.8 DFD ( Data Flow Diagram )

Data Flow Diagram (DFD) adalah teknik grafis yang menggambarkan

aliran informasi dan perubahan yang digunakan sebagai perpindahan data dari

masukan ke keluaran. Elemen dasar dari data flow diagram adalah :

a. Entitas Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada diluar sistem, tetapi ia memberikan data kedalam

sistem atau memberikan data dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak

notasi. External Entity tidak termasuk bagian dari sistem. Bila sistem

informasi dirancang untuk satu bagian maka bagian lain yang masih

terkait menjadi external entity.

b. Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan

dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data

ditunjukan dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang

mengalir. Arus data ini mengalir diantara proses, data store dan

menunjukan arus data dari data yang berupa masukan untuk sistem atau

(50)

1. Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat

mengolah data atau aliran data masuk menjadi aliran data keluar.

Proses berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data keluaran

sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu

atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa data

keluaran. Proses sering juga disebut bubble.

2. Simpanan Data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data yang ada dalam

sistem. Data store dapat disimbolkan dengan dua garis sejajar atau dua

garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil

data dari atau memberikan data ke simpanan data (database).

3. Kamus Data

Kamus data berfungsi untuk membantu pelaku sistem untuk

mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen

data yang digunakan dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan

penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang

masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.

2.2.9 Kamus Data

Kamus data merupakan sebuah daftar yang terorganisasi dari elemen data

(51)

dan analisis sistem akan memiliki pemahaman yang umum mengenai input,

output, komponen penyimpanan serta kalkulasi intermediate.

Pendefinisian data tersebut dilakukan dengan menggunakan notasi yang

umum digunakan dalam menganalisis sistem yaitu dengan menggunakan sejumlah

simbol. Kamus data biasanya dipelihara secara otomatis oleh sistem manajemen

database. Cara mendefinisikan kamus data yaitu :

1. Menggambarkan arti aliran data atau penyimpanan yang ditunjukan dalam

DFD

2. Menggabungkan komponen dari kumpulan data yang mengalir yaitu

kumpulan komponen yang mungkin bisa dipecah lagi menjadi data

elementer

3. Menggambarkan data yang tersimpan

4. Menentukan nilai dibagian elementer dari informasi yang relevan di DFD

dan data store-nya.

2.2.10 MySQL

SQL ( Structured Query Language ) adalah bahasa standar yang

digunakan untuk mengakses server database. Semenjak tahun 70-an bahasa ini

telah dikembangkan oleh IBM, yang kemudian diikuti dengan adanya Oracle,

Informix dan Sybase. Dengan menggunakan SQL, proses akses database menjadi

lebih user-friendly dibandingkan dengan misalnya dBase ataupun Clipper yang

(52)

Selain MySQL, ada beberapa jenis pemograman yang berorientas

database yang dapat digunakan untuk aplikasi di web seperti Oracle. Oracle

merupakan sebuah perusahaan besar di dunia yang cakupan bisnis salah satunya

adalah penjualan software dan pembuatan software database yang diperuntukkan

bagi perusahaan-perusahaan besar di dunia.

MySQL adalah sebuah server database SQL multiuser dan

multi-threaded. SQL sendiri adalah salah satu bahasa database yang paling populer di

dunia. Implementasi program server database ini adalah program daemon

'mysqld' dan beberapa program lain serta beberapa pustaka. Sebagaimana

database sistem yang lain, dalam SQL juga dikenal hierarki server dengan

database-database. Tiap-tiap database memiliki tabel-tabel. Tiap-tiap tabel

memiliki field-field. Umumnya informasi tersimpan dalam tabel – tabel yang

secara logik merupakan struktur 2 dimensi terdiri atas baris dan kolom.

Field-field tersebut dapat berupa data seperti int , realm char, date, time dan lainnya.

SQL tidak memiliki fasilitas pemrograman yang lengkap, tidak ada looping

ataupun percabangan. Sehingga untuk menutupi kelemahan ini perlu digabung

dengan bahasa pemrograman semisal Pascal. Dalam training ini kita

menggunakan MySQL sebgai SQL server karena berbagai kelebihannya. Antara

lain :

1. Source MySQL dapat diperoleh dengan mudah dan gratis

2. Sintaksnya lebih mudah dipahami dan tidak rumit

(53)

2.2.11 Delphi

Delphi adalah suatu program berbasis bahasa Pascal yang berjalan dalam

lingkungan Windows. Delphi telah memanfaatkan suatu teknik pemrograman

yang disebut RAD yang telah membuat pemrograman menjadi lebih mudah.

Delphi adalah suatu bahasa pemrograman yang telah memanfaatkan metode

pemrograman Object Oriented Programming (OOP). Secara ringkas, object

adalah suatu komponen yang mempunyai bentuk fisik dan biasanya dapat dilihat

(visual). Object biasanya dipakai untuk melakukan tugas tertentu dan mempunyai

batasan-batasan tertentu. Sedangkan bahasa pemrograman secara singkat dapat

disebut sebagai sekumpulan teks yang mempunyai arti tertentu dan disusun

dengan aturan tertentu serta untuk menjalankan tugas tertentu.

Khusus untuk pemrograman database, Delphi menyediakan object yang

sangat kuat, canggih, dan lengkap, sehingga memudahkan pemrogram dalam

merancang, membuat dan menyelesaikan aplikasi database yang diinginkan.

Selain itu, Delphi juga dapat menangani data dalam berbagai format database,

misalnya format MS-Access, SyBase, Oracle, FoxPro, Informix, DB2, MySQL

dan lain-lain. Format database yang dianggap asli dari Delphi adalah Paradox dan

(54)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh

kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan

hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan

sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Hal-hal yang dianalisis pada tahap analisis sistem adalah analisis masalah,

analisis fungsional, analisis prosedur sistem yang sedang berjalan, analisis aliran

informasi, analisis pengkodean, analisis basis data, dan analisis kebutuhan

non-fungsional.

3.2 Analisis Masalah

Dari tahap analisis masalah dapat diketahui dengan jelas masalah-masalah

apa saja yang sering muncul dalam penyeleksian beasiswa. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan, didapatkan permasalahan sebagai berikut:

1. Pengolahan data beasiswa di SMA Negeri 6 Pandeglang masih

menggunakan sistem manual, yaitu belum adanya komputerisasi dalam

menentukan penerima beasiswa.

2. Seleksi yang dilakukan kurang teliti sehingga mengakibatkan kurang

(55)

3. Prosesnya masih manual sehingga masih memungkinkan terjadi kesalahan.

4. Penyeleksi beasiswa merupakan para guru sehingga kurangnya waktu

yang ada untuk melakukan penyeleksian penerima beasiswa.

5. Penyimpanan hasil seleksi beasiswa masih menggunakan Microsoft Office

Excel.

3.2.1 Analisis Prosedur Pada Sistem Yang Berjalan

Analisis prosedur pada sistem yang berjalan bertujuan untuk mengetahui

lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut, sehingga kelebihan dan

kekurangan sistem dapat diketahui.

3.2.2 Prosedur Pengajuan Beasiswa

Prosedur pengajuan beasiswa dilakukan oleh siswa yang akan mengajukan

permohonan beasiswa, dan prosedur yang berjalan yaitu:

1. Tim penyeleksi beasiswa memberikan formulir beasiswa kepada wali

kelas, kemudian siswa yang akan mengajukan beasiswa meminta formulir

beasiswa kepada wali kelas.

2. Setelah siswa mendapat formulir beasiswa, siswa mengisi formulir dengan

lengkap dan ditandatangani oleh orang tua, serta melampirkan foto copy

nilai raport terakhir dan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan

untuk pengajuan beasiswa kurang mampu. Kemudian dikumpulkan di wali

(56)

3. Wali kelas memeriksa kelengkapan formulir tersebut, jika formulir yang

diisi dan syarat-syaratnya lengkap, maka formulir dikembalikan kepada

siswa untuk dilengkapi kembali.

4. Setelah formulir terkumpul semua di wali kelas dan sudah dilengkapi,

kemudian formulir beasiswa dikembalikan kepada tim penyeleksi

beasiswa.

Pengisian Formolir Beasiswa

Siswa Wali Kelas

Tim Penyeleksi Beasiswa

Formulir Pengajuan Beasiswa Formulir Pengajuan Beasiswa Formulir diisi oleh siswa dan ditandatan gani oleh orang tua Pemeriksaan Kelengkapan formulir Lengkap? Formulir Pengajuan Beasiswa Sudah lengkap Formulir Pengajuan Beasiswa Sudah lengkap Formulir Pengajuan Beasiswa tidak lengkap Formulir Pengajuan Beasiswa Telah diisi

dan syarat kelengkapannya

Tidak

Ya Formulir Pengajuan Beasiswa Telah diisi

dan syarat kelengkapannya

Formulir Pengajuan

Beasiswa Foto Copy nilai raport

[image:56.595.152.476.279.722.2]
(57)

3.2.3 Penentuan Penerima Beasiswa Berdasarkan Ketentuan Sekolah

Prosedur penentuan penerima beasiswa berdasarkan ketentuan sekolah

yaitu sebagai berikut:

1. Wali kelas memilah formulir yang telah dikumpulkan oleh siswa

berdasarkan jenis beasiswa (beasiswa berprestasi dan beasiswa kurang

mampu).

2. Setelah formulir dipilih oleh wali kelas, formulir diserahkan kepada tim

penyeleksi beasiswa.

3. Setelah tim penyeleksi beasiswa menerima formulir pengajuan beasiswa,

tim penyeleksi beasiswa memproses berdasarkan jenis beasiswa (beasiswa

berprestasi dan beasiswa kurang mampu).

4. Untuk beasiswa berprestasi, yang pertama kali dilihat yaitu nilai dari para

siswa, nilai tertinggi yang akan mendapatkan beasiswa berprestasi. Jika

ada nilai yang sama maka penyeleksi melihat kemampuan dari orang tua

siswa, siswa yang penghasilan orangtuanya lebih rendah maka siswa

tersebut yang paling diutamakan sebagai penerima beasiswa.

5. Untuk beasiswa kurang mampu, yang paling di utamakan yaitu

penghasilan orang tua siswa, siswa yang mendapatkan beasiswa yaitu jika

orang tua siswa tidak mampu untuk membiayai sekolahnya. Syarat lain

untuk mendapatkan beasiswa kurang mampu yaitu harus menyertakan

surat keterangan tidak mampu dari kelurahan. Jika yang mendaftar

(58)

siswa tersebut yang paling diutamakan untuk mendapatkan beasiswa

kurang mampu.

6. Setelah diputuskan siapa saja yang berhak mendapatkan beasiswa

berprestasi atau beasiswa kurang mampu, penyeleksi beasiswa

mengarsipkan data penerima beasiswa dan memberikan pengumuman

kepada siswa.

Proses Penyeleksian Beasiswa

Tim Penyeleksi Beasiswa

Wali Kelas Siswa

Formulir Beasiswa Telah diisi Seleksi Penerima beasiswa Memilah? Beasiswa Prestasi Beasiswa Kurang mampu Beasiswa

Prestasi Kurang MampuBeasiswa

Melihat Nilai Siswa yang Mengajukan beasiswa Seleksi? Pengumuman Peraih Beasiswa Pengumuman Peraih Beasiswa Peraih Beasiswa Kurang Mampu Peraih Beasiswa berprestasi Melihat penghasilan orang tua Seleksi? Nilai tertinggi

Nilai tinggi yang sama yang ada di batas terbawah penerima beasiswa Siswa yang tidak mendapatkan beasiswa Seleksi dengan melihat penghasilan orang tua siswa Seleksi? ya tidak Penghasilan orang tua terendah Pengkasilan

orang tua rendah yang sama yang ada di batas

terbawah penerima beasiswa Seleksi dengan melihat tanggungan orang tua siswa Seleksi? ya tidak

(59)

3.2.4 Analisis Metode FMADM Dengan Metode SAW

Dalam penyeleksian beasiswa dengan menggunakan metode Fuzzy

Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dengan metode Simple Additive

Weighting (SAW) diperlukan kriteria-kriteria dan bobot untuk melakukan

perhitungannya sehingga akan didapat alternatif terbaik.

3.2.4.1 Kriteria dan Bobot

Dalam metode FMADM dengan metode SAW terdapat kriteria yang

dibutuhkan untuk menentukan siapa yang akan terseleksi sebagai penerima

beasiswa. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria

Kriteria Keterangan

C1 Usia

C2 Jumlah penghasilan ortu

C3 Jumlah tanggungan ortu

C4 Jumlah saudara kandung

C5 Nilai rata-rata raport

Dari masing-masing kriteria tersebut akan ditentukan bobot-bobotnya. Pada

bobot terdiri dari enam bilangan fuzzy, yaitu sangat rendah (SR), rendah (R),

sedang (S), tengah (T1), tinggi (T2), dan sangat tinggi (ST) seperti terlihat pada

(60)

Gambar 3.3 Bilangan fuzzy untuk bobot.

Dari gambar diatas, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke

bilangan crisp. Untuk lebih jelas data bobot dibentuk dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2 Bobot

Bilangan Fuzzy Nilai

Sangat Rendah ( SR ) 0

Rendah ( R ) 0.2

Sedang ( S ) 0.4

Tengah ( T1 ) 0.6

Tinggi ( T2 ) 0.8

Sangat Tinggi ( ST ) 1

3.2.4.2 Contoh Kasus Untuk Tiga Orang Siswa

Dari banyaknya siswa yang mengajukan permohonan beasiswa diambil

tiga orang siswa sebagai contoh untuk penerapan metode Fuzzy Multiple Attribute

Decision Making (FMADM) dengan metode Simple Additive Weighting (SAW)

dalam penentuan penerima beasiswa. Data-data dari tiap siswa tersebut di

(61)

Tabel 3.3 Data siswa yang mengajukan beasiswa

No Nama Usia Siswa

Jumlah Penghasilan

Ortu

Jumlah Tanggungan

Ortu

Jumlah Saudara Kandung

Nilai Rata-rata Raport

1 Siswa 1 15 450.000 2 2 73

2 Siswa 2 17 1.000.000 5 5 85

3 Siswa 3 18 400.000 3 3 68

3.2.4.3 Perhitungan Seleksi Beasiswa Kurang Mampu

Berdasarkan langkah-langkah penyeleksian untuk menentukan penerima

beasiswa dengan menggunakan metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making

(FMADM) dengan metode Simple Additive Weighting (SAW), maka yang harus

dilakukan yaitu:

1. Memberikan nilai setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah

ditentukan.

a. Usia

Pada variabel usia terdiri dari empat bilangan fuzzy, yaitu sangat muda

(SM), muda (M), sedang (S), dan tua (T) seperti terlihat pada Gambar 3.5.

(62)

Dari gambar diatas, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke

bilangan crisp. Untuk lebih jelas data usia dibentuk dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.4 Usia

Usia (C1) Bilangan fuzzy Nilai

Usia <= 15 Tahun Sangat Muda (SM) 0.25

Usia = 16 Tahun Muda (M) 0.5

Usia = 17 Tahun Sedang (S) 0.75

Usia >= 18 Tahun Tua (T) 1

b. Jumlah Penghasilan Ortu

Pada variabel jumlah penghasilan ortu terdiri dari empat bilangan

fuzzy, yaitu rendah (R), cukup (C), tinggi (T), dan sangat tinggi (ST) seperti

terlihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Bilangan fuzzy untuk jumlah penghasilah ortu.

Dari gambar diatas, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke

bilangan crisp. Untuk lebih jelas data jumlah penghasilan

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Flowmap prosedur pengajuan beasiswa
Tabel 3.12 Spesifikasi proses
Tabel 3.19 Kamus data proses pengelolaan data bobot
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mielenkiintoista on, että van Beekin ja kumppaneiden (2011) tutkimuksen mukaan työn imussa olevat työholistit tekivät enemmän työtä kuin ei työn imussa

Stasiun 4 memiliki nilai indeks dominasi yang lebih tinggi (0,44) dibandingkan dengan stasiun lainnya. Berdasarkan analisis PCA dapat disimpulkan bahwa terdapat

Ayam broiler adalah sebutan untuk ayam ras pedaging, merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama

Agar modul yang dikembangkan ini memiliki kahasan berbasis inkuiri, penulis mengembangkan lembar kegiatan mahasiswa yang diintegrasikan pada materi pelajaran yang disajikan

kota, antarkota, !aupun antarnegara&#34; Akan tetapi, banyak  keadian seperti ke'elakaan kera di kereta api salah satu 'ontohnya tabrakan antar kereta api atau tabrakan

Tabel ini menghitung beban biaya tahunan total dari jaringan, seperti yang dimodelkan, dengan menambah capex tahunan (Tabel 7c) ke dalam pengeluaran operasional untuk setiap

of care atau standar kehati-hatian. Apabila direksi telah bersikap dan.. bertindak melanggar standard of care, maka direksi tersebut dianggap telah melanggar duty

1) Sebagian besar ISPA adalah disebabkan virus dan tidak berespon pada terapi antibiotik. Suatu kenyataan yang sering tidak diperhatikan, akibatnya penderita mendapatkan