TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIPARA DALAM MENJALANI
MASA NIFAS DI KLINIK FITRI ASIH PASAR II PATUMBAK
KEC. PATUMBAK KAB.DELI SERDANG
TAHUN 2013
RIZCA ANNUR HADYA
125102O77
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, juni 2013
Rizca Annur Hadya
Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dalam Menjalani Masa Nifas di Klinik Fitri Asih Pasar II
Patumbak Kec. Deli Serdang Kab. Deli Serdang Tahun 2013
ABSTRAK
Latar Belakang: Kecemasan adalah ketegangan atau rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui. Kecemasan merupakan salah satu karakteristik dari depresi post partum yang spesifik. Gejala depresi sering timbul seiring dengan gajala kecemasan.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
Metodologi: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang melahirkan di Klinik Fitri Asih dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang responden. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan februari- mei 2013 di Klinik Fitri Asih Patumbak.
Hasil: Dari penelitian yang telah dilakukan bahwa berdasarkan umur mayoritas ibu primipara mengalami kecemasan sedang sebanyak 16 orang (69%) yaitu ibu yang berumur 17-19 tahun, berdasarkan pendidikan mayoritas ibu yang berpendidikan SD sebanyak 5 orang (100%), dan berdasarkan pekerjaan mayoritas adalah ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (74%).
Kesimpulan: banyak faktor yang mendukung untuk terjadinya kecemasan pada ibu yang akan menjalani masa nifas dan beberapa diantaranya adalah pendidikan dan pekerjaan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Tingkat Kecemasan Ibu Primipara Dalam Menjalani Masa Nifas di Klinik Fitri Asih
Pasar II Patumbak Kec. Patumbak Kab. Deli Serdang Tahun 2013.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan moril
maupun materil dari berbagai pihak untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang , S.Kep, Ns, MKep selaku Ketua Program Studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu dr. Rina Amelia, MARS selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, bimbingan serta nasihat selama menjalani penyusunan karya tulis
ilmiah ini.
5. Teristimewa dan tercinta kedua orang tua, Ayah (Ilyas Ahmady) dan Ibu
(Rosidah), abang (M. Ainul Hafiz), serta Adik-adik peneleti (Fiqih Novami, M.
Yakhfi Adzi, dan Adinda Marwah Ahmady) yang tidak henti-hentinya mendoakan,
memberikan dukungan, mendidik, membesarkan penulis dengan cinta dan kasih
6. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa, dukungan, cinta dan kasih
sayang, serta dorongan baik berupa moril maupun materil.
7. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu memberikan dukungan dan
bantuan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan tanggapan demi kesempurnaan karya
tulis ilmiah ini, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diterima dan dilanjutkan serta memberi
manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan semua pihak yang membaca.
Medan, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian………. 3
D. Manfaat Penelitian………... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Nifas……….. 5
1. Pengertian ……….. 5
2. Tahapan Masa Nifas………... 5
3. Perubahan-Perubahan Pada Masa Nifas………. 6
4. Tujuan Asuhan Nifas……….. 9
5. Tujuan Kunjungan Nifas………. 10
6. Perawatan Masa Nifas………. 12
7. Peran dan Tanggung Jawab Bidan……….. 12
8. Post Partum Blues……… 13
4. Macam-Macam Kecemasan ……… 16
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan……… 16
B. Defenisi Operasional……… 19
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian……… 21
B. Populasi dan Sampel……….. 21
C. Lokasi dan Waktu Penelitian………. 23
D. Etika Penelitian……….. 23
E. Alat Pengumpulan Data………... 24
F. Validitas dan Reliabilitas……… 25
G. Analisa Data………..……… 25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 27
1. Data Demografi Responden……… 27
2. Tingkat Kecemasan Responden………. 28
3. Tabulasi Silang……… 29
B. Pembahasan……… 31
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan……… 35
B. Saran……….. 35
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1 Skema Kerangka
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden ibu primipara yang
menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih Pasar II Patumbak Kec.Patumbak
Kab.Deli Serdang tahun 2013………...27
Tabel 2 Distribusi pertanyaan kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
di klinik Fitri Asih Pasar II Patumbak Kec.Patumbak
Kab. Deli Serdang tahun 2013……….28
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan kecemasan ibu primipara dalam menjalani
masa nifas di klinik Fitri Asih Pasar II Patumbak Kec.Patumbak
Kab.Deli Serdang tahun 2013………...29
Tabel 4 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
berdasarkan umur di klinik Fitri Asih Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang
tahun 2013……….30
Tabel 5 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
berdasarkan pendidikan di klinik Fitri Asih Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang
tahun 2013……….30
Tabel 6 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
berdasarkan pekerjaan di klinik Fitri Asih Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 2 : Lembar Kuesioner
Lampiran 3 : Lembar Content Validity
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Balasan
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, juni 2013
Rizca Annur Hadya
Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dalam Menjalani Masa Nifas di Klinik Fitri Asih Pasar II
Patumbak Kec. Deli Serdang Kab. Deli Serdang Tahun 2013
ABSTRAK
Latar Belakang: Kecemasan adalah ketegangan atau rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui. Kecemasan merupakan salah satu karakteristik dari depresi post partum yang spesifik. Gejala depresi sering timbul seiring dengan gajala kecemasan.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
Metodologi: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang melahirkan di Klinik Fitri Asih dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang responden. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan februari- mei 2013 di Klinik Fitri Asih Patumbak.
Hasil: Dari penelitian yang telah dilakukan bahwa berdasarkan umur mayoritas ibu primipara mengalami kecemasan sedang sebanyak 16 orang (69%) yaitu ibu yang berumur 17-19 tahun, berdasarkan pendidikan mayoritas ibu yang berpendidikan SD sebanyak 5 orang (100%), dan berdasarkan pekerjaan mayoritas adalah ibu rumah tangga sebanyak 20 orang (74%).
Kesimpulan: banyak faktor yang mendukung untuk terjadinya kecemasan pada ibu yang akan menjalani masa nifas dan beberapa diantaranya adalah pendidikan dan pekerjaan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa kembalinya seluruh organ reproduksi kebentuk seperti
sebelum hamil, yang dimulai setelah plasenta lahir sampai dengan enam minggu (empat-
puluh dua hari). Periode ini meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarganya
secara fisiologis, emosional dan sosial.
Kondisi ini sering luput dari perhatian ibu dan keluarga, karena perhatian utama lebih
tertuju pada ibu dan bayi dimasa kehamilan dan persalinan. Padahal justru sebaliknya,
karena resiko kesakitan dan kematian ibu dan bayi lebih sering terjadi pada masa pasca
persalinan (Sarwono,2008). Berdasarkan hasil penelitian, diperkirakan 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama (Ambarwati dan Wulandari, 2012).
Setiap ibu atau wanita, pasti mempunyai reaksi emosi yang berbeda dalam
menghadapi masa hamil, persalinan, dan nifas. Setiap reaksi yang muncul tergantung
kepada : kepribadian ibu masing-masing, pengalaman masa lalu, krisis hidup yang
pernah dialami ibu, pendidikan, pengetahuan dan lain-lain (Suryati, 2008).
Saat menghadapi persalinan anak pertama adalah suatu pengalaman baru yang
merupakan masa-masa sulit bagi seorang wanita. Kecemasan yang terjadi pada setiap
wanita yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus
menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita
waktu, emosi dan energi, sementara itu wanita tetap dibebani untuk mengurus kebutuhan
rumah tangga. Pada saat cemas individu akan sulit untuk menyesuaikan dirinya sendiri,
Beberapa contoh perubahan yang akan di alami selama masa tersebut, yaitu
perubahan perasaan. Dengan adanya perubahan perasaan, itu berarti menandakan
adanya respon alami terhadap rasa lelah selama menjalani masa kehamilannya.
Perubahan yang lainnya antara lain perubahan emosional dimana kehadiran seorang
bayi dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan ibu dalam hubungannya dengan
suami, orang tua, maupun anggota keluarga lainnya. Disamping itu, perubahan fisik
juga akan terasa sangat mengganggu bagi ibu. Misalnya, kenaikan berat badan,
perubahan ukuran pada payudara, dan lain-lain (Maryunani: 2009).
Kecemasan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya gejala Baby
Blues dan Post Natal Depresion. Baby blues termasuk depresi ringan yang terjadi pada
ibu-ibu setelah melahirkan, dimana ibu ini merasa sedih yang hebat tanpa sebab yang
jelas. Sedangkan Post natal depresion merupakan suatu masa terganggunya psikologis
ibu setelah melahirkan, yang berkaitan dengan alam perasaan sedih yang berlebihan.
Dari sebuah hasil penelitian, ditemukan kasus ibu yang mendapat Baby blues dan Post
natal depression didapati bahwa “satu dari dua ibu yang melahirkan (50%) pernah
mengalami Baby blues, dan sekitar 10% akan berlanjut menjadi Post natal depression”.
Sedangkan hasil penelitian yang lainnya mengatakan bahwa “ 10-22% ibu-ibu yang baru
pertama kali melahirkan menderita Post partum Psychosis”(Suryati, 2008).
Kecemasan adalah ketegangan atau rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul
karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui. Kecemasan merupakan salah satu karakteristik dari
depresi post partum yang spesifik. Gejala depresi sering timbul seiring dengan gajala
Beberapa dampak negatif dari ibu yang terkena kecemasan pasca persalinan,
yaitu: minat dan ketertarikan ibu pada bayi berkurang dan tidak menunjukkan respon
yang positif terhadap kehadiran bayi yang dilahirkannya. Dalam hal ini, ibu tidak
mampu merawat bayinya secara optimal karena ibu merasa tidak berdaya dan kurang
percaya diri, sehingga ibu lari dari tanggung jawabnya sendiri (Suryati, 2008).
Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kecemasan
yang dialami oleh ibu primipara dalam menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih pasar II
Patumbak. Klinik Fitri Asih merupakan klinik yang berada di daerah Kecamatan
Patumbak tepatnya Pasar II. Selain letaknya yang cukup strategis mudah di jangkau oleh
masyarakat, klinik ini juga melayani persalina gratis karena menerima pasien yang
menggunakan JAMPERSAL seperti yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Sehingga
banyak pasien yang memilih untuk bersalin di Klinik tersebut. Selain itu juga, pelayanan
yang diberikan aman dan berkualitas.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dengan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengetahui
Bagaimanakah tingkat kecemasan yang di alami ibu primipara dalam menghadapi masa
nifas di klinik Fitri Asih pasar II Patumbak?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan
yang di alami ibu primipara yang sedang menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa
nifas berdasarkan umur ibu.
b. Untuk mengetahui tingat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa
nifas berdasarkan tingkat pendidikan.
c. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa
nifas berdasarkan pekerjaan ibu.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti, khususnya dalam bidang
metodologi penelitian yang akan digunakan peneliti sebagai bahan ajaran.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pegangan bagi tenaga
kesehatan dalam merawat ibu yang sedang menjalani masa nifas, khususnya ibu
primipara. Agar jika terjadi kecemasan pada ibu primipara dapat segera ditangani
ataupun dicegah agar tidak sampai terjadi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi terbaru
bagi para pembaca, ataupun penjadi sumber kepustakaan yang bisa dijadikan sebagai
referensi data penunjang.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur dari peneltian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masa Nifas
1. Pengertian masa nifas
Masa nifas ( puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil) yang berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Selama masa pemulihan
tersebut berlangsung, ibu akan mengalami perubahan, baik secara fisik maupun
psikologis (Sulistyawati , 2009).
Pada masa ini akan terjadi involusi uterus, yaitu uterus akan kembali ke
bentuk seperti sebelum hamil secara bertahap. Involusi uterus paling cepat terjadi
setelah melahirkan dan lengkap pada minggu keenam post partum. Involusi
uterus terjadi terutama akibat kontraksi dan berkurangnya ukuran sel miometrium
individual. Namun setelah kehamlian cukup bulan, uterus tetap sedikit lebih besar
disbanding sebelum hamil karena penambahan beberapa jaringan ikat dan sedikit
peningkatan vaskulasi yang menetap. Regenerasi endometrium selesai pada
minggu ketiga postpartum, kecuali tempat perlengketan plasenta, yang
memerlukan waktu 5- 6 minggu (Benson dan Pernoll, 2009).
2. Tahapan masa nifas
Tahapan masa nifas terbagi 3, yaitu:
1. Puerperium dini
Yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2. Puerperium intermedial
3. Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila selama hamil
atau bersalin memiliki komplikasi (Damaiyanti dan Dian: 2011).
3. Perubahan–Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Nifas
• Perubahan Fisiologi Masa Nifas Pada Sistem Reproduks i
Pada masa nifas ini akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu :
a. Vagina dan perineum
Segera setelah melahirkan, vagina tetap terbuka lebar, mungkin mengalami
beberapa derajat edema dan memar, dan celah pada introitus. Setelah satu
hingga dua hari pertama pasca partum, tonus otot vagina kembali, celah
vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema. Sekarang vagina
berdinding lunak, lebih besar dari biasanya, dan umumnya longgar.
Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae vagina sekitar minggu
ketiga pasca partum (Varney: 2008).
b. Uterus
1) Proses involusi
Involusi atau pengurutan uterus merupakan suatu proses
kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil. Proses involusi
merupakan salah satu peristiwa penting dalam masa nifas,
disamping proses laktasi (pengeluaran ASI). Uterus ibu yang baru
melahirkan masih membesar, jika diraba dari luar tinggi fundus
uteri kira-kira satu jari dibawah pusat, sedangkan beratnya lebih
kurang satu kilogram. Hal ini disebabkan oleh banyaknya darah
membesar. Sampai hari kedua, uterus masih mebesar dan setelah
itu berangsur-angsur menjadi kecil kalau diukur tinggi fundus uteri
waktu nifas (sesudah buang air kecil). Pada hari ketiga, kira-kira 2
atau 3 jari dibawah pusat. Hari kelima, pada pertengahan antara
pusat dan simpisis. Dan setelah hari kesepuluh, biasanya uterus
tersebut dari luar tidak teraba lagi. Semuanya ini disebabkan
karena pemberian darah didalam dinding rahim, sehingga otot-oto
menjadi kecil.
2) Kontraksi
Kontraksi uterus terus meningkat secara bermakna setelah bayi
keluar, yang diperkirakan terjadi sebagai respon terhadap
penurunan volume intra uteri yang sangat besar.
3) Afterpains
Merupakan keram atau mules yang akan dialami ibu dalam minggu
pertama sesudah bayi lahir yang mirip sekali dengan kram waktu
periode menstruasi.
4) Tempat plasenta
Dengan involusi uteri ini, maka lapisan luar dari desidua yang
mengelilingi tempat plasenta akan menjadi nekrotik (layu/ mati).
5) Lokia
Adalah darah dan cairan yang keluar dari vagina selama masa
nifas. Lokia memiliki bau amis atau bau anyir meskipun tidak
c. Serviks
Involusi serviks dan segmen bawah uterus/ eksterna setelah persalinan
berbeda dan tidak kembali pada keadaan sebelum hamil. Muara serviks
eksterna/ katalis servikalis tidak akan berbentuk lingkaran seperti sebelum
melahirkan (pada multipara), tetapi terlihat memanjang seperti calah atau garis
horizontal agak lebar, sering disebut mulut ikan atau porous servix
d. Organ otot panggul
Struktur dan penopang otot uterus vagina dapat mengalami cedera
selama waktu melahirkan. Hal ini dapat menyebabkan relaksasi panggul, yang
berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan
sturktur panggul yang menopang uterus dinding vagina, rectum, uretra dan
kandung kemih (Maryunani: 2008).
• Perubahan Psikologis Dalam Masa Nifas
Periode masa nifas merupakan suatu waktu yang sangat rentan untuk
terjadinya stress, terutama pada ibu primipara sehingga dapat membuat
perubahan psikologis yang berat. Periode adaptasi psikologi masa nifas,
dideskripsikan oleh Reva Rubin ada 3, yaitu:
a. Taking in Period
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan ibu terfokus pada dirinya
sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan
yang dialami antara rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur,
kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istihat yang
b. Taking Hold Period
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa
khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan
bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang
perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian
penyuluhan/ pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya.
c. Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab sebagai peran
barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan
perawtan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih
mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan bayinya (Damaiyanti dan Dian:
2011).
4. Tujuan Asuhan Nifas
Asuhan nifas bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi
Dengan di berikannya asuhan, ibu akan mendapatkan fasilitas dan dukungan
dalam upayanya untuk menyesuaikan peran barunya sebagai ibu (pada kasus
ibu dengan kehmilan anak pertama) dan pendampingan keluarga dalam
membuat bentuk dan pola baru dengan kelahiran anak berikutnya.
2. Pencegahan, diagnosa dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu
Dengan diberikannya asuhan pada ibu nifas, kemungkinan munculnya
permasalahan dan komplikasi akan lebih cepat terdeteksi sehingga
3. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu
Meskipun ibu dan keluarga mengetahui ada permasalahan kesehatan pada ibu
nifas yang melakukan rujukan, namun tidak semua keputusan yang diambil
tepat, misalnya mereka lebih memlilih untuk tidak datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan karena pertimbangan tertentu.
4. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu serta memungkinkan ibu untuk
mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dalam budaya khusus
5. Imunisasi ibu terhadap tetanus
Dengan pemberian asuhan yang maksimal pada ibu nifas, kejadian tetanus
dapat dihindari, meskipun untuk saat ini angka kejadian tetanus sudah banyak
mengalami penurunan.
6. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak,
serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak
(Sulistyawati : 2009).
5. Tujuan Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
Kunjungan I
6- 8 jam setelah persalinan :
Tujuannya :
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan
berlanjut
3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
Kunjungan II
6 hari setelah persalinan :
Tujuannya
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat
4) Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda
penyakit.
5) Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
Kunjungan III
2 minggu setelah persalinan
Tujuannya :
Sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
Kunjungan IV
6 minggu setelah persalinan
Tujuannya :
1) Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami
Tujuan kunjungan masa nifas antara lain yaitu :
a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya
c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya
6. Perawatan Masa Puerperium
Perawatan pueperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan “
mobilisasi dini ”( early mobilization). Perawatan mobilisasi mempunya
keuntungan :
a. Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi pueperium
b. Memperlancar involusi alat kandungan
c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
d. Menigkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme (Rahmawaty, 2010).
7. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post
partum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis
selama masa nifas
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
4. Membuat kebijakan perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan
ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai
cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
7. Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan kebidanan secara professional (Yulianti, 2008).
8. Post Partum Blues
Post partum blues atau disebut juga dengan Baby Blues merupakan sindroma
ibu baru dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering
tampak dalam minggu pertama setelah persalinanan ditandai dengan gejala-gejala
sebagai berikut:
1. Reaksi depresi/ sedih
2. Sering menangis
3. Mudah tersinggung
4. Cemas
5. Labilitas perasaan, dan lain-lain.
9. Depresi Berat
Depresi berat dikenal sebagai sindroma depresif non psikotik pada kehamilan,
namun umumnya terjadi pada beberapa minggu sampai bulan setelah kelahiran.
1. Perubahan pada mood
2. Gangguan pola tidur dan pola makan
3. Perubahan mental dan libido
4. Dapat pula muncul fobia, ketakutan akan menyakiti diri sendiri atau
bayinya (Suherni, Hesty, Anita: 2009).
B. Kecemasan
1. Defenisi
Menurut Marlindawani, dkk (2008) kecemasan adalah perasaan
was-was, kuatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan
sebagai ancaman.
Menurut Stuar (dalam Riyadi dan Purwanto: 2009) kecemasan atau
ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan ini tidak memiliki
obyek yang spesifik.
Menurut Suliswati (2005, hal. 108-109) kecemasan merupakan
pengalaman subyektif dari individu dan tidak dapat di observasi secara
langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa obyek yang spesifik.
Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi
dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak
menentu dan tidak berdaya. Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari
kehidupan individu dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman cemas
2. Etiologi Cemas
Beberapa aspek yang mempengaruhi kecemasan dapat berupa
pengetahuan yang dimiliki subjek tentang situasi yang dirasakan, apakah
mengancam atau tidak mengancam, serta pengetahuan tentang kemampuan
dirinya untuk mengendalikan dirinya dalam menghadapi situasi tertentu
(Safaria dan Saputra : 2009).
3. Tingkat Kecemasan
Kecemasan menurut Stuart (dalam Riyadi dan Purwanto : 2009) dibagi
menjadi 4, yaitu:
a. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat
ini menyebabkan orang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya.
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal
penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami
tidak perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu lebih banyak
jika diberi arahan.
c. Kecemasan Berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Individu
cenderung untuk berfokus pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak
dapat berfikirtentang yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
d. Kecemasan Panik
Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah; ketakutan dan teror.
Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan
disorganisasi kepribadian dan terjadi peningkatan aktivitas motorik,
menurunyya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan bahkan kematian.
4. Macam-macam Kecemasan
1. Kecemasan karena berdosa atau bersalah. Misalnya seseorang
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya.
2. Kecemasan karena akibat melihat dan mengetahui bahaya yang
mengancam dirinya.
3. Kecemasan dalam bentuk yang kurang jelas, apa yang ditakuti tidak
seimbang, bahkan benda yang ditakuti tidak berbahaya (Sundari :
2005).
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kecemasan dipengaruhi oleh
faktor intrinsik dan ekstrinsik, antara lain yaitu:
1. Usia
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih
sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita.
2. Tingkat pendidikan
Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti masing-masing.
Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam
mengidentifikasi stresor dalam diri sendiri maupun dari luar
dirinya. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan
pemahaman terhadap stimulus (Jatman, 2000).
3. Tingkat sosial ekonomi / pekerjaan
Status sosial ekonomi juga berkaitan dengan pola gangguan
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Konsep Penelitian
Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta
variable-variabel yang akan diukur atau diteliti. Penelitian ini bersifat dekskriptif
yaitu menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat. Dalam bidang
kesehatan, penelitian dekskriptif ini digunakan untuk menggambarkan atau memotret
masalah kesehatan serta yang terkait dengan kesehatan sekelompok penduduk atau
orang yang tinggal dalam komunitas tertentu (Notoatmodjo, 2010)
Adapun kerangka konsep yang peneliti susun berdasarkan rumusan masalah
dan tujuan penelitian yang berjudul “Tingkat kecemasan ibu primipara dalam
menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih Pasar II Patumbak Tahun 2013” yaitu
sebagai berikut:
3.1. Skema kerangka konsep Tingkat kecemasan
ibu primipara dalam menjalani masa nifas
1. Berdasarkan usia ibu 2. Berdasarkan tingkat
pendidikan ibu
B. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variable yang dimaksud,
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo:2010).
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu
penelitian.
Tabel 3.1. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi
Operasional
Alat Ukur Cara
Ukur
Hasil Ukur Skala
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif dengan
pendekatan Cross Sectional untuk mendekskripsikan tingkat kecemasan yang dialami
ibu primipara dalam menghadapi masa nifas. Pengumpulan data dalam penelitian ini
hanya dilakukan sekali saja, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010, hal.37-38).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010, hal.80). Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang baru pertama kali
melahirkan dari bulan Februari sampai Mei 2013. Berdasarkan data survei awal,
peneliti memperoleh data jumlah ibu primipara yang sudah pernah bersalin di
Klinik tersebut selama tahun 2012 sebanyak 66 orang.
2. Sampel
Sampel dari penelitian adalah objek yang diteliti yang dianggap telah mewakili
keseluruhan dari populasi (Notoatmodjo, 2010, hal.115). Jumlah sampel yang
akan diteliti adalah seluruh jumlah ibu yang baru pertama kali melahirkan di
Menurut Notoatmodjo (2005) untuk besarnya sampel menggunakan
rumus sebagai berikut :
n = N
1 + N (d2)
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
d = tingkat penyimpangan (0,05)
dari rumus di atas dapat dihitung jumlah sampel yang akan dijadikan responden
pada penelitian ini, yaitu :
N= 66
d = 0,05
n = 66
1+ 66 (0.05)2
n = 40 orang.
Dari rumus di atas diketahui bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 40 orang. Adapun tekhnik pengambilan sampel adalah purposive
sampling yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria tertentu yang
dibuat peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui
Adapun kriteria yang dimaksudkan oleh peneliti, yaitu dilihat dari kriteria
inklusi dan kriteria ekslusi .
a. Kriteria Inklusi :
1. Ibu yang baru peratama kali melahirkan
2. Ibu yang selesai bersalin masih berada di klinik
b. Kriteria Eksklusi :
1. Pasien dengan riwayat abortus
2. Pasien memiliki penyakit kronis.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yaitu di Klinik Fitri Asih yang terletak di Pasar II Patumbak.
Dari survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti, klinik Fitri Asih merupakan
klinik yang cukup banyak telah melayani pasien bersalin. Terbukti dalam jumlah
pasien melahirkan setiap bulannya berjumlah 22 orang. Peneliti memilih Klinik ini
untuk tempat penelitian karena peneliti mendapati sampel yang memiliki kriteria
sesuai dengan tujuan dari penelitian, yaitu untuk mengetahui tingkat kecemasan yang
dialami ibu primipara dalam menjalani masa nifas. Peneliti juga berharap tujuan dari
penelitian ini dapat tercapai. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan
february- Mei 2013.
D. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin dari pemilik Klinik
Fitri Asih Pasar II Patumbak. Setelah mendapatkan izin dari pemilik klinik, peneliti
memilih responden yang akan dijadikan sampel yang sesuai dengan kriteria yang
menjelaskan apa maksud dan tujuan dari peneliti. Lalu, peneliti menanyakan kepada
responden, untuk bersedia atau tidak menjadi responden penelitian. Jika responden
bersedia, maka peneliti memberikan pertanyaan sesuai dengan kuesioner yang telah
disediakan peneliti. Namun, jika responden tidak bersedia peneliti tidak akan
memaksa dan responden berhak untuk mengundurkan diri.
Kerahasiaan data-data mengenai responden akan dijaga, yaitu dengan cara
tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi dengan menulis
inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian saja.
E. Alat Pengumpulan Data
Untuk kuesioner tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
disusun dengan berpedoman pada Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A), yang
telah dimodifikasi oleh penulis, bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan
ibu primipara dalam menjalani masa nifas. Kuesioner tingkat kecemasan terdiri dari
16 pertanyaan, dengan kriteria penilaian adalah:
1. Pertanyaan dengan jawaban “tidak pernah” bernilai 0 (nol)
2. Pertanyaan dengan jawaban “kadang” mempunyai nilai 1 (satu)
3. Pertanyaan dengan jawaban “sering” diberi nilai 2 (dua)
4. Pertanyaan dengan jawaban “terus menerus” diberi nilai 3 (tiga)
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang
diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebelum mengumpulkan data, instrumen harus
dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas dengan uji validitas dan
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing serta di content validity oleh Mahnum
Lailan Nasution, S.Kep,Ns,M.Kep. Nilai hasil dari content validity kuesiner yang
digunakan adalah 0.85.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas dilakukan kepada
11 orang responden di Klinik Tanjung Kec.Delitua yang memiliki kriteria sama
dengan responden yang diteliti. Nilai hasil dari reliability adalah 0.72.
G. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan data yang telah terkumpul melalui beberapa
tahap antara lain editing yaitu mengecek kelengkapan identitas dan data responden
serta memastikan semua jawaban yang telah diisi. Peneliti meminta responden agar
menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan agar tidak perlu lagi pengambilan data
ulang.
Data yang diperoleh diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan tabulasi dan anlisa data. Pengkodean dalam karakteristik responden yaitu
umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan sehari-hari, sedangkan pengkodean pada
tingkat kecemasan yaitu kecemasan ringan diberi kode 1, kecemasan sedang diberi
kode 2, kecemasan berat diberi kode 3. Processing yaitu setelah data diberi kode
dilakukan pengolahan data dengan tehnik komputerisasi yaitu program SPSS versi
17.0. Kemudian tekhnik analisa yang digunakan adalah analisa univariate (statistika
deskriptif), dimana data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan februari - mei 2013 terhadap 40 orang
responden dari 66 orang populasi ibu primipara yang menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih
A. HASIL PENELITIAN
1. Data Demografi Responden
Hasil penelitian berdasarkan data demografi responden, yaitu terdiri dari umur,
pendidikan, pekerjaan dan tingkat kecemasan ibu primipara yang menjalani masa nifas di
klinik Fitri Asih Pasar II Patumbak Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang tahun 2013.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden ibu primipara yang
menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih Pasar II Patumbak Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang tahun 2013
Berdasarkan Tabel 5.1, diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 17-19
tahun dengan jumlah 23 orang (57.5%), mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak
2. Tingkat Kecemasan Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.2
Distribusi pertanyaan kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih Pasar II Patumbak Kec.Patumbak Kab. Deli Serdang
tahun 2013
Pertanyaan Kecemasan Nilai Angka / Skor
0 1 2 3
F % F % F % F %
Ibu merasa cemas setelah bersalin - - 5 12.5 35 87.5 - -
Ibu merasa tegang setelah bersalin 3 7.5 35 87.5 2 5 - -
Ibu merasa takut jika ditinggal sendirian setelah bersalin.
- - 12 30 28 70 - -
Ibu mengalami kesulitan saat memulai tidur setelah bersalin.
- - 26 65 14 35 - -
Ibu sering terbangun dimalam hari setelah bersalin.
9 22.5 31 77.5 - - - -
Ibu sering mengalami mimpi buruk saat tidur setelah bersalin.
11 27.5 28 70 1 2.5 - -
Daya ingat ibu menurun setelah bersalin.
15 37.5 24 60 1 2.5 - -
Ibu sulit berkonsentrasi setelah bersalin.
6 15 34 85 - - - -
Ibu merasa enggan menggendong bayinya.
13 32.5 26 65 1 2.5 - -
Ibu merasakan nyeri pada seluruh anggota tubuh setelah bersalin.
1 2.5 15 37.5 24 60 - -
Wajah ibu terlihat pucat setelah bersalin.
- - 22 55 18 45 - -
Ibu sering merasa jantung berdebar-debar setelah bersalin.
1 0.5 11 27.5 24 60 4 10
Ibu mengatakan sering buang air kecil setelah bersalin.
1 2.5 12 30 22 55 5 12.5
Ibu sering menarik nafas dalam. - - 22 55 18 45 - -
Ibu merasakan sulit untuk menelan.
1 2.5 34 85 5 12.5 - -
Ibu merasa kedinginan pada seluruh tubuh setelah bersalin.
Berdasarkan Tabel 5.2, dari berbagai soal yang telah ditanyakan mayoritas responden
yang menjawab “tidak pernah” adalah pada soal (daya ingat ibu merurun setelah bersalin)
sebanyak 15 orang (37.5%), mayoritas menjawab “kadang” adalah pada soal (ibu merasa
tegang setelah bersalin) sebanyak 35 orang (87.5%), mayoritas menjawab “sering” pada soal
(ibu merasa cemas setelah bersalin) sebanyak 35 orang (87.5%). Dari jawaban responden
terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ibu yang setelah bersalin
akan mengalami kecemasan.
Tabel 5.3
Distribusi responden berdasarkan kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih Pasar II Patumbak Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang
tahun 2013
Kecemasan Frekuensi (f) Persentase (%)
Ringan 13 32.5
Sedang 27 67.5
Berat - -
Berdasarkan Tabel 5.3, dapat diketahui tingkat kecemasan ibu primipara yang paling
banyak adalah kecemasan sedang dengan jumlah 27 orang (67.5%), sedangkan responden
yang memiliki kecemasan ringan sebanyak 13 orang (32.5%).
3. Tabulasi Silang
a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
berdasarkan umur di klinik Fitri Asih Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang
17-19 tahun mengalami kecemasan sedang dengan jumlah 16 orang (69%), responden yang
berumur 20-22 tahun mayoritas mengalami kecemasan sedang dengan jumlah 7 orang (64%),
dan responden yang berumur 23-25 tahun mayoritas mengalami kecemasan sedang dengan
jumlah 4 orang (66%).
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas berdasarkan pendidikan, dapat dilihat dari tabulasi silang sebagai berikut:
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
Berdasarkan Tabel 5.5, diperoleh mayoritas responden yang memiliki kecemasan
sedang adalah responden yang berpendidikan SMP sebanyak 12 orang (71%), dan responden
yang memiliki kecemasan sedang paling rendah adalah responden yang berpendidikan
perguruan tinggi dengan jumlah sebanyak 1 orang (34%).
c. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
berdasarkan pekerjaan, dapat dilihat dari tabulasi silang berikut:
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas
berdasarkan pekerjaan di klinik Fitri Asih Kec.Patumbak Kab.Deli Serdang
Berdasarkan Tabel 5.6, didapat bahwa mayoritas responden yang memiliki
kecemasan sedang adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga
(IRT) sebanyak 20 orang (50%) dan responden yang mengalami kecemasan sedang paling
sedikit adalah responden yang bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 2 orang (40%).
B. PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan tentang karakteristik responden
berdasarkan data yang telah disajikan sebelumnya.
1. Tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas berdasarkan umur.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat oleh peneliti dari 40 responden, diketahui
jumlah 16 orang (69%), responden yang berumur 20-22 tahun mayoritas mengalami
kecemasan sedang dengan jumlah hanya 7 orang (64%), dan responden yang berumur 23-25
tahun mayoritas mengalami kecemasan sedang dengan jumlah hanya 4 orang (60%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Sukarno (2005) karena dari penelitiannya ditemukan
tidak ada hubungan antara umur dengan kecemasan pasien. Kecemasan dapat terjadi pada
semua umur. Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kecemasan dipengaruhi oleh faktor
intrinsik yaitu umur. Semakin tinggi umur maka akan mempengaruhi seseorang untuk
merasa cemas, sebagian kecemasan terjadi pada umur 21-45 tahun. Berdasarkan hasil
penelitian Lutfa dan Maliya (2008) mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
umur pasien dengan tingkat kecemasan. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil yang
diperoleh dari pnelitian ini, bahwa tidak ada pengaruh umur dengan kecemasan sesorang.
Kecemasan yang dialami oleh responden tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kurangnya
pengetahuan tentang masa nifas ditambah lagi ini merupakan persalinan pertama dan belum
pernah mendapatkan pengalaman sebelumnya tentang hamil, melahirkan dan nifas. Selain
itu, umur para responden masih sangat muda untuk hamil dan melahirkan. Hal ini tentunya
merupakan faktor resiko karena mayoritas responden berumur 17-19 tahun. Padahal usia
reproduksi sehat adalah 20-35 tahun. Oleh sebab itu, para responden kebanyakan mengatakan
bahwa secara umum mereka mengaku cemas dalam menjalani masa nifas ini.
2. Tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas berdasarkan pendidikan
Dari hasil penelitian yang diperoleh, bahwa yang responden yang telah mengikuti
pendidikan perguruan tinggi yang mengalami kecemasan sedang hanya berjumlah 1 orang
(34%) dari 3 orang responden. Sedangkan responden yang berpendidikan SD seluruhnya
mengalami kecemasan sedang dengan jumlah 5 orang (100%), responden yang berpendidikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmi (2009) tentang kecemasan ibu yang akan
bersalin, mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu yang akaan melahirkan maka
tingkat kecemasan semakin rendah. Bila ditinjau dari faktor ekstrinsik, kecemasan seseorang
dapat dipengaruhi berdasarkan tingkat pendidikannya (Kaplan dan Sadock, 1997). Banyak
faktor yang mendukung terjadinya kecemasan pada ibu yang berpendidikan rendah.
Beberapa diantaranya yaitu: ketidaksiapan baik mental maupun emosional. Dengan kesiapan
mental yang dimiliki oleh seseorang, akan memacu untuk mengelola masalah yang muncul
dalam dirinya dengan pemikiran yang rasional. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmojo
(2010) bahwa pendidikan seseorang berperan dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungan. Karena hasil pendidikan membentuk pola berpikir,
pola persepsi, dan pola pengambilan keputusan seseorang. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ibu yang berpendidikan tinggi tingkat kecemasannya relatif rendah.
3. Tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas berdasarkan tingkat
sosial ekonomi atau pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, mayoritas responden sebagai ibu rumah tangga
mengalami kecemasan sedang sebanyak 20 orang (74%) dan yang mengalami kecemasan
ringan sebanyak 7 orang (26%), responden yang bekerja sebagai karyawan yang mengalami
kecemasan sedang sebanyak 5 orang (63%) dan yang mengalami kecemasan ringan sebanyak
3 orang (37%), responden yang bekerja sebagai PNS yang mengalami kecemasan sedang
sebanyak 2 orang (40%) dan yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 3 orang (60%).
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Aprilia dan Puspitasari (2007), mengatakan bahwa
tidak ada pengaruh yang signifikan antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan.
Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian ini didapati bahwa pekerjaan sangat
bergabung dengan lingkungan sekitar di tempat ia bekerja. Seperti yang dikatakan oleh
Mubarak, dkk (2007), lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan
pengetahuan sangatlah berpengaruh terhadap pola pikir yang akan mempengaruhi kondisi
psikis dari seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, ibu yang tidak bekerja tidak
akan mendapatkan uang sebagai pemasukan keuangan dalam hal pemenuhan kebutuhan
bidang ekonomi dalam kehidupan. Sehingga, hal ini akan mendukung terjadinya kecemasan
ibu karena ibu pasti akan merasa takut atau cemas bahwa ibu dan suami tidak akan mampu
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data hasil dari penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas mayoritas berada
pada tingkat kecemasan sedang dengan jumlah sebanyak 27 orang (67.5%).
2. Tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas berdasarkan umur,
mayoritas ibu yang berumur 17-19 tahun mengalami kecemasan sedang sebanyak
16 orang (69%).
3. Tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas berdasarkan
pendidikan, mayoritas ibu yang berpendidikan SD berada pada tingkat kecemasan
sedang dengan jumlah 5 orang (100%).
4. Tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas berdasarkan
pekerjaan, mayoritas ibu yang hanya sebagai ibu rumah tangga (IRT) berada pada
tingkat kecemasan sedang yang berjumlah 20 orang (74%).
B. SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini yaitu:
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, terutama dalam memberikan
pelayanan bagi para ibu yang baru pertama kali melahirkan untuk mencegah
terjadinya kecemasan setelah bersalin atau pada saat menjalani masa nifas.
klinik yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi agar para calon ibu tidak
terlalu muda untuk melahirkan.
2. Bagi Institusi Pendidikan D-IV Bidan Pendidik
Peneliti berharap, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi perpustakaan dan
dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi tahun ajaran selanjutnya di
program studi D-IV Bidan Pendidik USU.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang terkait dengan tingkat kecemasan ibu primipara dalam
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Nur Isyana, dan Nunik Puspita Sari. (2007). Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan pada Wanita Perimenopause. Di akses pada tanggal 20 Maret 2013 dari
The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 4, No. 1, Juli 2007.
Arindra, ditha. (2012). Kecemasan Menghadapi Persalinan Anak Pertama Pada Ibu Dewasa
Awal. Gunadarma.
Damaiyanti, dan Dian Prima, R. (2011). Rahasia Kehamilan, Jakarta : Shira Media.
Dewi, Yusmiati. (2007). Manajemen Stres, Cemas : Pengantar Dari A Sampai Z, Jakarta: Edsa Mahkota
Benson, Ralpch C, Martin L. Pernoll. (2009). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.
Hawari, Dadang. (2006). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Kaplan J.B., dan Sadock T.C. (1997). Sinopsis Pskiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Pskiatri
Klinis, Edisi Ke Tujuh, Jakarta: Binarupa Aksara.
Lutfa, Umi, dan Arina Maliya. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan
Pasien Dalam Tindakan Kemoterapi di Rumah Sakit DR.Moewardi Surakarta. Diakses
pada tanggal 2 februari 2013 dari Berita Ilmu Keperawatan,ISSN 1979-2697, Vol 1 No.4, Desember 2008,187-192.
Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas. Jakarta: Cv. Trans Info Media.
Mubarak, W.I, Nurul, C.,Khoirul, R, dan Supradi. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Prawihardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Riyadi, Sujono, Teguh purwanto. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Safari, Triantoro, Nofrans Eka Saputra. (2009). Manajemen Emosi.Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfa beta.
Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawaty. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitrimaya.
Sulistyawati, Ari. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sundari, Siti. (2005). Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Suryati, (2008). Studi Literatur Tentang The Baby Blues and Post Natal Depresion. Jurnal Kesehatan Masyarakat II.
Varney, Helen, Carolyn L.Gegor, Jan.M.Kriebs. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Tingkat Kecemasan Ibu Primipara Dalam Menjalani Masa Nifas di Klinik Fitri Asih
Pasar II Patumbak Kec. Patumbak Kab. Deli Serdang Tahun 2013
Oleh :
Rizca Annur Hadya
Saya adalah mahasiswa D-IV Bidan Pendidik USU. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di D-IV Bidan Pendidik USU. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Tingkat kecemasan ibu primipara dalam menjalani masa nifas di klinik Fitri Asih Pasar II Patumbak Kec. Patumbak Kab. Deli Serdang. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya juga memohon kesediaan para responden memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur apa adanya. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas responden. Informasi yang responden berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
Jika responden bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan menandatangani kolom dibawah ini sebagai bukti kesukarelaan responden.
Terima kasih atas partisipasi responden dalam penelitian ini.
KUESIONER
TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIPARA DALAM MENJALANI MASA NIFAS DI KLINIK FITRI ASIH PASAR II PATUMBAK
KEC.PATUMBAK KAB.DELI SERDANG TAHUN 2012
Berilah tanda ceklis ( √ ) pada salah satu kotak sesuai dengan jawaban responden
Nama Ibu :
1. Ibu merasa cemas setelah bersalin.
2. Ibu merasa tegang setelah bersalin.
3. Ibu merasa takut jika ditinggal sendirian setelah bersalin.
4. Ibu mengalami kesulitan saat memulai tidur setelah bersalin.
5. Ibu sering terbangun dimalam hari setelah bersalin.
6. Ibu sering mengalami mimpi buruk saat tidur setelah bersalin.
7. Daya ingat ibu menurun setelah bersalin.
8. Ibu sulit berkonsentrasi setelah bersalin.
9. Ibu merasa enggan menggendong bayinya.
10. Ibu merasakan nyeri pada seluruh anggota tubuh setelah bersalin.
11. Wajah ibu terlihat pucat setelah bersalin.
13. Ibu mengatakan sering buang air kecil setelah bersalin.
14. Ibu sering menarik nafas dalam.
15. Ibu merasakan sulit untuk menelan.
16. Ibu merasa kedinginan pada seluruh tubuh setelah bersalin.
Kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
1. Pertanyaan dengan jawaban ‘tidak pernah’ bernilai 0 (nol)
2. Pertanyaan dengan jawaban ‘kadang’ mempunyai nilai 1 (satu)
3. Pertanyaan dengan jawaban ‘sering’ mempunyai nilai 2 (dua)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Rizca Annur Hadya
Tempat/ Tanggal Lahir : Mayang/ 14 Juni 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 2 (kedua) dari 5 bersaudara
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Lk.IV Kel. Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara
II. Data Orang Tua
Nama ayah : Ilyas Ahmad
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Rosidah
Pekerjaan : PNS
Alamat : Lk.IV Kel. Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara
III. Data Pendidikan
1997-2003 : SD N 010186 Lima Puluh
2003-2006 : MTs N Lima Puluh
2006-2009 : SMA N 1 Lima Puluh
2009-2012 : Akademi Kebidanan Deli Husada Delitua