The Influence Of Profitability and Cash Dividend To
Stock Return At PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Nama : Novilia Lestari NIM : 21207043
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ABSTRAK
Novilia Lestari, ” Pengaruh Profitabilitas dan Dividen Tunai terhadapReturn
Saham pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk” , dibawah bimbingan: Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, SE., MS., Ak.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROE) dan Dividen Tunai terhadap Return Saham pada PT.BNI (Persero) Tbk, periode 2003 -2010. Profitabilitas (ROE) yang tinggi dapat meningkatkan laba perusahaan, dan Dividen Tunai yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan investor dalam memasukkan dananya ke dalam perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Untuk mengetahui keterkaitan antara Profitabilitas (ROE) dan Dividen Tunai terhadap Return Saham, digunakan pengujian statistik sebagai berikut, analisis regresi linier berganda, koefisien korelasi pearson, koefisien determinasi,uji asumsi klasik dan uji hipotesis yang memakai aplikasiSPSS 19.0 for windows.
Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh sangat rendah antara Profitabilitas (ROE) dan Dividen Tunai terhadap Return Saham. Peningkatan Profitabilitas (ROE) dan Dividen Tunai akan diikuti dengan peningkatan Return Saham, begitupun sebaliknya, penurunan Profitabilitas (ROE) dan Dividen Tunai akan diikuti dengan penurunan Return Saham Kesimpulan dari analisis statistik tersebut adalah Profitabilitas (ROE) dan Dividen Tunai berpengaruh secara tidak signifikan terhadap Return Saham.
Return At PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk”, under supervision: Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, SE., MS., Ak.
This researchs objective to analize the influence of Profitability (ROE) and Cash Dividend to Stock Return in PT.BNI (Persero) Tbk, period 2003-2010. Profitability (ROE) that high can increase profit companies, and Cah Dividend that high can increase trust investor inside input fund in companies.
The method used is descriptive and verification method. To determine the relation between Profitability (ROE) and Cash Dividend to Stock Return, used the following statistical test, fold linear regression analysis, Pearson correlation coefficient, coefficient determination, assumption classic testing and hypothesis testing using SPSS 19.0 for Windows applications.
Result of statistical testing show the influence of very low relation between Profitability (ROE) and Cah Dividend to Stock Return. Increase the Profitability (ROE) and Cash Dividend will increase Stock Return, like that also opposite, decrease Profitability (ROE) and Cash Dividend to Stock Return will decrease Stock Return. A conclusion from the analysis of these statistics is Profitability (ROE) and Cash Dividend impact according to not significant to Stock Return.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang selalu memberikan limpahan rahmat setiap saat, karena atas ridho dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas dan Dividen Tunai Terhadap Return Saham pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk”.
Dalam penyelesaian skripsi ini diperlukan data dan informasi disamping petunjuk dan pengarahan, yang tentu saja dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari hambatan dan kesulitan. Namun penulis sangat bersyukur karena banyak orang yang membantu dan memberikan semangat atau dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii selama menyusun skripsi ini.
2. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
3. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi. 4. Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen.
5. Rahma Wahdiniwaty, SE., M.Si, selaku dosen wali yang sudah membantu penulis dalam proses perkuliahan dari awal semester.
6. Segenap pimpinan dan staf pojok Bursa Efek Indonesia (YPKP) yang telah memberikan waktu, tenaga dan bantuannya yang berharga untuk memberikan kesempatan kepada penulis dalam melakukan penelitian.
7. Segenap pimpinan dan staf PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, yang telah memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian.
8. Kakak ku tersayang yang selalu membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
9. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan do’a dan kasih sayang kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat terdekat, Meli, Riani, Meilisa, Ghina, Lusi yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.
viii 12. Teman-teman MN-1 angkatan 2007.
13. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan di atas karena keterbatasan penulis, terima kasih atas semuanya.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis. Semoga do’a, dorongan, perhatian dan semangat yang telah diberikan semua pihak kepada penulis mendapatkan balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT,amin.Terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2011 Penulis
1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian
Krisis yang pada mulanya berasal dari krisis moneter, telah berubah
dengan cepat menjadi krisis ekonomi, krisis sosial budaya, dan krisis politik,
sehingga menjadi krisis multidimensi. Salah satu pemicu utamanya adalah
terjadinya kelangkaan dana perbankan sebagai akibat dari adanya penarikan dana
oleh masyarakat yang sangat besar, ditambah dengan semakin melemahnya nilai
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Kepercayaan masyarakat terhadap rupiah
semakin berkurang, sehingga nilai tukar rupiah terus mengalami penurunan yang
sangat tajam.
Krisis yang terjadi di Amerika Serikat pada awal tahun 2008 ternyata
berdampak kepada negara-negara di Eropa dan Asia. Krisis tersebut pada awalnya
bermula dari pertumbuhansubprime mortgageyang sangat pesat ketika The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) menurunkan suku bunga sebesar 1%-1,75%, yaitu
sekitar tahun 2001-2004. Selain itu, modifikasi skim subprime mortgage yang mempermudah kepemilikan rumah membuat sektor properti mengalami booming
(buble economic). Hal ini membuat sekuritas yang terkait dengan bisnis ini melambung tinggi nilainya. Pada tahun 2007, The Fed mulai menaikkan suku
bunganya hingga level 5.25%. Hal ini ternyata mengakibatkan banyak nasabah
2
Dampak hal tersebut bagi perekonomian global adalah sekuritas yang
terkait dengan subprime mortgage nilainya anjlok, sehingga investor mulai menjual portofolionya untuk menutupi kerugian. Kebangkrutan lembaga
keuangan Amerika Serikat, Lehman Brothers membuat pasar saham bertambah panic. Muncul ekspektasi terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global,
membuat pergerakan harga minyak dan komoditi lainnya cenderung menurun
karena didorong ekspektasi pelemahan permintaan dunia.
Dampak bagi Indonesia adalah adanya tekanan bagi ekspor nasional dan
investasi asing, serta adanya ketidakpastian terhadap harga komoditas yang akan
berpengaruh terhadap prospek inflasi.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dalam pembangunan nasional yang
dilaksanakan pada masa sebelum terjadinya krisis ekonomi mengandung banyak
kelemahan struktur dan sistem perekonomian yang menimbulkan penyimpangan
atau distorsi ekonomi.
Industri perbankan merupakan industri yang sangat dinamis dan
mengandung risiko yang tinggi. Oleh karena itu, untuk menjamin ketahanan
sistem perbankan, penyempurnaan ketentuan yang mengatur industri ini mutlak
harus terus-menerus dilakukan. Selain itu, sejalan dengan program pokok
pemantapan efektivitas pengawasan perbankan, Bank Indonesia secara bertahap
pengawasan yang mengedepankan faktor risiko sebagai pendekatan utama,
sehingga tindakan pengawasan dapat dilakukan secara tepat, efektif, dan efisien.
Interaksi melalui pasar keuangan terjadi karena bank sentral melakukan
pengendalian moneter melalui transaksi keuangan yang dilakukan dengan
perbankan sesuai dengan arah dan sasaran kebijakan moneter yang telah
ditetapkannya. Disisi lain, perbankan dan lembaga keuangan lainnya melakukan
transaksi keuangan untuk portofolio investasinya, baik untuk kepentingan sendiri
maupun untuk kepentingan nasabahnya. Intermediasi perbankan juga berpengaruh
terhadap perkembangan pasar modal, baik ditinjau dari sisi penanaman dana oleh
para investor maupun dari sisi sumber pembiayaan oleh perusahaan emiten.
Salah satu bank yang melakukan transaksi keuangan untuk portofolio
investasinya adalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, yang merupakan
sebuah bank pemerintah. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk beralih
menjadi bank pembangunan dan kemudian mendapat hak untuk bertindak sebagai
bank devisa. Sejalan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia beralih menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis
melalui Undang-Undang Darurat No. 2 tahun 1955. PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk, merupakan salah satu bank yang konsisten dalam membagikan
dividen tunai pada tahun 2003 sampai tahun 2010 kepada para investornya. Dalam
menanamkan dananya ke dalam perusahaan investor umumnya mencari
perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi, sehingga diharapkan dapat
4
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset,
dan modal saham tertentu. Return On Equity (ROE) merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur
kemampuan perusahaan khususnya bank dalam memperoleh laba bersih yang
dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan profitabilitas akan menyebabkan
naiknya harga saham suatu perusahaan khususnya bank, yang akan membuat para
pemegang saham dan para investor ingin membeli saham perusahaan tersebut.
Tabel 1.1
Laporan Keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perkembangan ROE dan dividen
tunai terhadap besarnya return saham yang terdapat pada PT. Bank Negara
Tahun Profitabilitas
2003 8.27 6.30 0.18
2004 42.76 23.71 0.28
2005 37.92 118.07 -0.23
2006 33.75 53.26 0.46
2007 52.14 72.50 0.05
2008 0.08 29.40 -0.65
2009 0.13 17.44 1.91
Indonesia Tbk mengalami fluktuasi, salah satu faktor penyebabnya adalah harga
saham yang selalu mengalami perubahan baik kenaikan maupun penurunan di
setiap tahunnya yang salah satu satunya diakibatkan oleh terjadinya krisis global
yang mempengaruhi sektor perekonomian khususnya pada sektor perbankan .
Krisis perbankan global dapat mempengaruhi sektor riil ekonomi dunia,
termasuk Indonesia. Sektor perbankan AS sedang mengalami keterpurukan,
kekurangan modal, dan (melihat banyaknya lembaga keuangan yang bangkrut)
enggan meminjamkan dolarnya, termasuk ke bank-bank internasional di Eropa
dan Asia. Akibatnya, perbankan internasional kekurangan dolar untuk memberi
pinjaman ke para pengusaha dunia, yang membutuhkan dolar untuk investasinya
(untuk impor mesin, bahan baku, dan sebagainya), termasuk di Indonesia.
Krisis finansial global dan lumpuhnya sistem perbankan global yang
terjadi akan berdampak sangat negatif terhadap Indonesia, karena pembiayaan
kegiatan investasi di Indonesia (baik oleh pengusaha dalam maupun luar negeri)
akan terus menciut, penyerapan tenaga kerja melambat dan akibatnya daya beli
masyarakat turun-yang akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
penelitian dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS DAN DIVIDEN
TUNAI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PT. BANK NEGARA
6
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan fenomena pada latar belakang penelitian, maka penulis
membuat identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kenaikan profitabilitas akan menyebabkan naiknya harga saham suatu
perusahaan.
2. Pembagian dividen tunai meningkatkan nilai pasar dari sahamnya.
3. Investor mengharapkan return saham yang tinggi dari suatu
perusahaan, karena dengan return yang tinggi akan meningkatkan
keuntungan para investor dalam menanamkan dananya ke dalam
perusahaan.
4. Investor mencari perusahaan yang memiliki profitabilitas sehingga
diharapkan dapat membagikan dividen yang tinggi pula, karena
tingginyareturnsaham perusahaan tersebut. 1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas,
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana profitabilitas pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk.
2. Bagaimana dividen tunai pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk.
4. Seberapa besar pengaruh profitabilitas dan dividen tunai terhadap
return saham pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk secara parsial dan simultan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah agar penulis dapat memperoleh
pemahaman mengenai profitabilitas dan dividen tunai dalam kaitannya
dengan return saham dengan mengumpulkan data dan informasi yang kemudian dianalisa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui profitabilitas pada PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
2. Untuk mengetahui dividen tunai pada PT. Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
3. Untuk mengetahui return saham pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan dividen tunai terhadap
8
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dan
masukkan bagi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengenai
pengaruh profitabilitas dan dividen tunai terhadap return saham, sehingga untuk perkembangan selanjutnya menjadi semakin baik.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman teoritis lebih
mendalam mengenai profitabilitas dan dividen tunai terhadapreturnsaham serta mengetahui bagaimana aplikasinya di kehidupan nyata, sehingga
dapat menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berencana melaksanakan penelitian pada
pojok Bursa Efek Indonesia yang berada di kampus YPKP Bandung.
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada Februari
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Profitabilitas
2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas
MenurutSutrisno (2009:16),
“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.”
MenurutIrham Fahmi (2006-56),
“Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menjaga stabilitas finansialnya untuk selalu berada dalam kondisi yang stabil dan
profit”.
MenurutMahmud M. Hanafi (2001:30),
“Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham
tertentu.”
Analisis Profitabilitas
MenurutS. Munawir (2004:33),
“Analisis Profitabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk
Analisis ini mengukur kinerja secara keseluruhan, yaitu perusahaan dan efisiensi
dalam pengelolaan aktiva, kewajiban dan kekayaan. Ada tiga rasio yang sering
dibicarakan, yaitu Return On Equity (ROE), Return On Total Asset (ROA), dan
Return On Investment (ROI).
Perbedaan antara Return On Equity (ROE), Return On Total Asset (ROA),
dan Return On Investment (ROI) adalah sebagai berikut :
Return On Total Asset (ROA) adalah dimana rasio ini merupakan
perbandingan antara pendapatan bersih (net income) dengan rata-rata
aktiva (average asset), dimana persentase rasio ini dinyatakan oleh rumus
sebagai berikut :
Return On Total Asset : Laba sebelum pajak x 100%
Total Aktiva
Return On Investment (ROI) merupakan rasio perbandingan antara
pendapatan bersih (earning before interest & tax) dengan total aktiva (total
asset).
Return On Total Asset (ROA), dan Return On Investment (ROI)
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
digunakan, namun disini perbedaan antara Return On Investment (ROI)
dan Return On Total Asset (ROA) adalah dimana Return On Total Asset
(ROA) dipergunakan untuk menghitung kemampuan dari rata-rata asset
perusahaan dalam mencapai keuntungan, sementara Return On
12
asset perusahaan dalam pencapaian keuntungan serta untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam dalam tingkat kemampuan investasi.
Return On Equity (ROE) merupakan pengukuran kemampuan suatu
perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk
menghasilkan laba. Return On Equity (ROE) juga merupakan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham,
dimana persentase rasio ini dinyatakan oleh rumus sebagai berikut :
Return On Equity (ROE) = Laba Setelah Pajak x 100% Modal Sendiri
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dibedakan antara Return On Total
Asset (ROA), dan Return On Investment (ROI) merupakan kemampuan
menghasilkan laba dengan mempergunakan asset dari perusahaan sementara
Return On Equity (ROE) merupakan modal dimiliki oleh pemegang saham atau
pemilik saham.
Investor yang potensial akan menganalisis dan dengan cermat kelancaran
sebuah perusahaan dan kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan (profit)
karena mereka mengharapkan dividen dan harga pasar dari sahamnya.
2.1.1.2 Alasan memilih Return On Equity (ROE)
Alasan memilih Return On Equity (ROE), karena rasio ini digunakan
untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan khususnya bank dalam mengelola
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Pemilik bank lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan bank
memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Alasannya adalah
rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di
pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Kenaikan dalam
rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dan bank yang bersangkutan.
Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank.
2.1.2 Dividen
2.1.2.1 Pengertian Dividen
MenurutTangkilisan dan Hessel (2003:227)menyatakan bahwa:
“Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para
pemegang saham (pemilik modal sendiri,equity)”.
MenurutAgus Sartono (2001:281)juga menyatakan bahwa:
“Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham.”
Menurut John J.Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey (2008:221)
“Dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham.”
Dividen merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan
14
mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat
dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk saham preferen.
Dividen tunai (cash dividend) merupakan dividen yang dibayar oleh emiten kepada para pemegang saham secara tunai untuk setiap lembarnya
(dividend per share). Sedangkan dividen saham (stock dividend) merupakan dividen yang dibayar atau dibagi dalam bentuk saham, yang diperhitungkan untuk
setiap lembarnya.
Perusahaan pada umumnya akan berusaha untuk membagikan dividen
secara teratur kepada pemegang saham. Kenaikan/penurunan nilai nominal
dividen dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Menurut dividen signalling
theory, Kebijakan dividen memberikan gambaran kinerja keuangan dan prospek
perusahaan dimasa yang akan datang.
Kenaikan pembagian dividen yang disertai dengan kenaikan profitabilitas
perusahaan memberikan sinyal positif bagi pemegang saham karena
memberikan gambaran yang baik mengenai prospek perusahaan dimasa
yang akan datang serta memberikan gambaran akan kemampuan
perusahaan untuk dapat memberikan dividen dengan tingkat yang sama
dimasa yang akan datang
Kenaikan pembagian dividen yang tidak disertai dengan kenaikan
profitabilitas perusahaan memberikan sinyal negatif bagi pemegang
saham. Perusahaan dianggap tidak mampu melakukan reinvestasi untuk
Penurunan dividen yang disertai dengan kenaikan profitabilitas perusahaan
memberikan sinyal positif bagi investor. Perusahaan diperkirakan masih
akan terus bertumbuh dan value pemegang saham diperkirakan masih terus
berkembang dimasa yang akan datang.
Penurunan dividen yang disertai dengan penurunan profitabilitas
perusahaan memberikan sinyal negatif bagi investor karena perusahaan
diperkirakan memiliki kinerja yang buruk dan tidak memilki prospek lagi
di masa yang akan datang.
Kenaikan pembagian dividen yang disertai dengan kenaikan profitabilitas
perusahaan memberikan sinyal positif bagi pemegang saham karena memberikan
gambaran yang baik mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang serta
memberikan gambaran akan kemampuan perusahaan untuk dapat memberikan
dividen dengan tingkat yang sama dimasa yang akan datang
2.1.2.2 Faktor –faktor yang mempengaruhi dividen
Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan
mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana intern
dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka panjang akan
menurunkan nilai perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan dividen akan semakin
berkurang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan
dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham menurut Sutrisno
16
1. Posisi Solvabilitas Perusahaan
Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang
menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan
laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki struktur
modalnya.
2. Posisi Likuiditas Perusahaan
Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu
bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas
yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan.
3. Kebutuhan untuk melunasi hutang
Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditur berupa hutang
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera
dibayar pada saat jatuh tempo dan untuk membayar hutang-hutang tersebut harus
disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar, semakin besar dana
yang harus disediakan, sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu, dengan jatuh temponya
hutang, berarti dana hutang harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa
dengan mencari hutang baru atau dengan me-roll over hutang, dan juga bisa
dengan sumber dana intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya
4. Rencana perluasan
Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya
pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan
oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat
perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk
membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dan dalam rangka ekspansi tersebut
bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari
pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh dari internal resources berupa
memperbesar laba ditahan. Dengan demikian, semakin pesat perluasan yang
dilakukan perusahaan semakin kecil dividen payout rationya.
5. Kesempatan investasi
Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi
besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi
semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan untuk
memperoleh kesempatan investasi.
6. Stabilitas pendapatan
Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan
kepada pemegang saham lebih besar dibanding perusahaan yang pendapatannya
tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas
yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak
18
7. Pengawasan terhadap rencana perluasan
Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap
perusahaan. Jika perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri,
kemungkinan akan masuk investor baru dan tentunya akan mengurangi kekuasaan
pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan.
2.1.3 Return Saham
2.1.3.1 Pengertian Return Saham
Menurut Abdul Halim (2003:30)
“Return adalah imbalan yang diperoleh dari investasi”.
MenurutJogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua yaitu return
realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return ).
Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan
data historis. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan
sebagai dasar penentuan return dan risiko dimasa mendatang.
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa mendatang dan
masih bersifat tidak pasti.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (1996 : 300), return saham
disebut juga sebagai pendapatan saham dan merupakan perubahan nilai harga
saham periode t dengan t-ı. Dan berarti bahwa semakin tinggi perubahan harga
2.1.3.2 Jenis – jenis return saham
Dalam manajemen investasi perlu dibedakan antara Return yang
diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan datang (Return ekspektasi),
dan return yang telah terjadi (Return realisasi).
Pernyataan mengenai kedua return yaitu (Return ekspektasi), dan return yang
telah terjadi (Return realisasi) dinyatakan oleh Jogiyanto Hartono (2008 :195)
yaitu:
“Return realisasi (realized return)merupakan return yang telah terjadi.
Return ini dihitung dengan menggunakan data historis. Return realisasi penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi
juga berguna dalam penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko yang
akan datang.”
“Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh para investor di masa yang akan datang.”
Dari teori definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis return terdiri dari:
1. Realisasi
Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dan penghitungannya
menggunakan data histori perusahaan yang berguna untuk mengukur kinerja
perusahaan. Return realisasi atau disebut juga return historis berguna juga
untuk menentukan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa yang
20
2. Ekspektasi
Return ini digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini lebih
penting dibandingkan return historis (realisasi)karena return ini yang
diharapkan oleh semua investor di masa yang akan datang.
Rt= ( P t- P t-ı)
P t-ı
Keterangan :
Rt = Return saham pada periode ke –t
Pt = Harga saham periode pengamatan
P t-ı= Harga saham sebelum periode pengamatan
2.1.4 Keterkaitan antar Variabel Penelitian
2.1.4.1 Hubungan Profitabilitas (ROE) denganReturnSaham
“ROE yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk berkembang lebih
baik. Jika perusahaan memiliki profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan reward berupaPrice Earning Ratioyang tinggi. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi plowback ratio, maka semakin tinggi pertumbuhan, meskipun tidak selalu plowback ratio yang mengakibatkan Price
Earning Ratio yang tinggi. Plowback ratio yang tinggi hanya akan meningkatkan
lebih besar dari market capitalization rate. Tetapi jika Return On Equitynya justru
lebih rendah, maka akan menurunkan Price Earning Ratio dan return saham juga
kan rendah.”Agus Sartono (2001:87)
2.1.4.2 Hubungan Dividen Tunai denganReturnSaham
“Secara rata-rata pemegang saham menuntut penyesuaian hasil
pengembalian (return) yang lebih tinggi terhadap risiko bagi perusahaan yang
membayar dividen yang lebih besar.”J. Fred Weston&Thomas E. Copeland
(1997:161).
2.1.4.3 Hubungan Profitabilitas (ROE) dan Dividen Tunai dengan Return
Saham
Rasio profitabilitas (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen.
Apabila terjadi kenaikan dalam rasio ini, berarti terjadi kenaikan laba bersih dari
perusahaan yang bersangkutan. Dan, kenaikan tersebut akan menyebabkan
kenaikan harga saham suatu perusahaan, sehingga akan meningkatkan return
saham yang akan dibagikan kepada para investornya. Veithzal Rivai,Andria
Permata,dan Ferry N. Idroes (2007:721).
2.1.5 Jurnal / Penelitian Terdahulu
1) Penelitian Sunarto (Tahun 2001)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas dan
22
yang digunakan adalah kelompok perusahaan manufaktur dengan kategori
perusahaan yang sahamnya selalu aktif diperdagangkan di BEJ selama periode
pengamatan (31 Desember 1998 sampai dengan 2000). Jumlah sampel yang
diperoleh berdasarkan kategori tersebut berjumlah 92 saham perusahaan. Data
sekunder diperoleh dari JSX Statistic dari beberapa publikasi (1998-2000). Teknik
regresi berganda (multiple regression) digunakan untuk teknik analisis ini dengan
uji hipotesis t-test dan F-test pada level of significance 5% (α=0.05). Dari hasil uji
hipotesis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (ROA dan ROE) dan leverage
(DTA) signifikan mempengaruhi return saham di BEJ untuk periode 1998/2000
dan1999/2000. Keterbatasan hasil penelitian ini terletak pada jumlah sampel yang
digunakan dimana sampel hanya terbatas pada sektor manufaktur dengan periode
pengamatan tahunan (berdasar laporan akhir tahun perusahaan).
2 ) Penelitian Riki Martusa (Tahun 2007)
Penelitian ini mengangkat isu mengenai pengaruh dividend yield dan price
earning ratio terhadap return saham dengan investment opportunity set sebagai variabel moderating. Penelitian ini merupakan pengujian empiris untuk mencari
apakah dividend yield dan price earning ratio berpengaruh terhadap return saham
dengan investment opportunity set sebagai variabel moderating bagi
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Beberapa bukti empiris
menunjukkan bahwa dividend an laba ditahan telah merefleksikan penggunaan
dividend yield dan price earning ratio oleh para pelaku di pasar modal (Extel 1994
didasarkan pada model penilaian yang digunakan oleh Ohlson (1995) dengan
menghubungkan harga pasar per lembar saham (P) dengan nilai buku per lembar
saham (BV), laba ditahan per lembar saham (RE), dan dividen per lembar saham
(DV).
3) Penelitian I.G.K.A ULUPUI (Tahun 2005)
Penelitian ini berjudul Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage,Aktivitas, dan
Profitabilitas Terhadap Return Saham. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
temuan empiris tentang variabel akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan
rasio keuangan pada tingkat individual terhadap return saham perusahaan-perusahaan yang masuk kategori industri makanan dan minuman yang terdaftar di
BEJ sejak tahun 1999-2005.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Pengaruh Rasio (current ratio), rasio leverage (DER), rasio aktivitas(Total Asset Turn Over),
24
3 PengaruhDividen Yield
danPrice Earning Ratio
TerhadapReturnSaham
Kenaikan pembagian dividen yang disertai dengan kenaikan profitabilitas
perusahaan memberikan sinyal positif bagi pemegang saham karena memberikan
gambaran yang baik mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang serta
memberikan gambaran akan kemampuan perusahaan untuk dapat memberikan
dividen dengan tingkat yang sama dimasa yang akan datang.
Jika adanya reaksi harga saham yang diakibatkan dari suatu pengumuman,
maka bisa diartikan bahwa pengumuman tersebut mengandung informasi.
Pengumuman pembayaran dividen dikatakan mengandung informasi apabila
memberikan return yang signifikan kepada pasar. Tetapi sebaliknya, apabila
pengumuman pembayaran dividen tidak memberikan abnormal return yang tidak
menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas
dividen dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga
menguragi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam
perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan
pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian laba
untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana
perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang
berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan
dengan kebijakan dividen.
Investor mencari perusahaan yang memiliki profitabilitas, sehingga
diharapkan dapat membagikan dividen yang tinggi pula, karena tingginya return
saham perusahaan tersebut yang dibagikan kepada para investornya.Peningkatan
atau penurunan dividen akan berpengaruh terhadap return saham, karena
peningkatan atau penurunan pembayaran dividen sering ditafsirkan sebagai
keyakinan manajemen akan prospek perusahaan. Apabila perusahaan
meningkatkan pembayaran dividen, hal ini mungkin ditafsirkan sebagai harapan
26
Gambar 2.1.
Skema Kerangka Pemikiran
Berdasarkan skema kerangka pemikiran di atas, menunjukkan bahwa
profitabilitas dan dividen tunai merupakan hal penting dan faktor yang
mempengaruhi return saham. Jika tingkat profitabilitas tinggi, maka dividen tunai
yang akan dibagikan akan tinggi dan akan mengakibatkan return saham
meningkat.
Untuk dapat menguraikan lebih jelas, penulis akan menyajikan dalam
paradigma penelitian : Investor
Investasi
Analisis Fundamental
Laporan Keuangan
Profitabilitas (ROE)
Saham
Dividen Tunai
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penulis mencoba merumuskan
kesimpulan sementara yang masih perlu diuji kebenarannya sebagai berikut :
“Profitabilitas dan Dividen Tunai berpengaruh positif secara parsial dan
simultan terhadapReturnSaham pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk”.
J.Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey
Permata,dan Ferry N. Idroes (2007:721).
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti
(2006:304) Agus Sartono
28 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai
dengan pendapatSugiyono (2004:13), pengertian objek penelitian yaitu :
“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable
tentang suatu hal (variabel tertentu)”.
Menurut Husein Umar (2005:303) dalam bukunya menerangkan bahwa:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek
penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini profitabilitas, dividen tunai dan
returnsaham.
3.2 Metode Penelitian
MenurutSugiyono (2008:5),metode penelitian adalah:
“Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,
dan mengantisipasi masalah.”
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa metode penelitian
merupakan cara yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data untuk
memberikan solusi terhadap suatu kondisi yang bermasalah.
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan
verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan
yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan
yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Pengertian metode deskriptif menurutSugiyono (2005:21) adalah sebagai
berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas.”
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah
yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan
dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang
telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
Sedangkan menurut Mashuri (2008:45) pengertian metode verifikatif
adalah sebagai berikut:
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan
30
dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa
dengan kehidupan.”
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X
dan X terhadap Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian
suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Dengan menggunakan metode penelitian dan analisis statistik, maka akan
diketahui hubungan antar variabel yang diteliti sehingga menghasilkan
kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Data
yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah dan sesuai
dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut dikumpulkan, dianalisis dan
diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data
tersebut akan ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Pengertian desain penelitian
menurutErwan Agus Purwanto (2007:25)adalah :
”Desain penelitian (research desighn) adalah rencana tentang bagaimana suatu penelitian akan dilakukan”.
Sedangkan menurut M. Iqbal Hasan (2002:31) pengertian desain
“Desain penelitian adalah keseluruhan proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan
semua proses penelitian yang akan dilakukan mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaan penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih
luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi.
2. Menetapkan judul dari fenomena yang didapat, sehingga dapat diketahui
apa yang akan diteliti kemudian menentukan identifikasi masalah dalam
penelitian.
3. Menetapkan masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini
pengaruh profitabilitas (variabel X ) dan dividen tunai (variabel X ),
yang menjadi variabel bebas. Dan return saham (variabel Y), yang menjadi variabel terkait.
4. Menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian
mengenai Pengaruh profitabilitas dan dividen tunai terhadap return
saham.
5. Melakukan pembahasan terhadap masalah melalui data dan informasi
yang diperoleh dari pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) kemudian data
tersebut diolah dan dianalisis.
6. Melaporkan hasil dari penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi
32
7. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penyelesaian dan
jawaban atas identifikasi masalah dan penelitian.
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
X = Profitabilitas
X = Dividen Tunai
Y = ReturnSaham
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69)
sebagai berikut:
“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh
peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuranconstructyang lebih baik.” (X)
Variabel Independen
(X )
Variabel Independen
(Y)
Variabel itu sendiri menurut Sugiyono (2008:59) adalah: “Suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”
Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (X).
Variabel independen adalah variabel yang tidak terikat oleh faktor-faktor
lain, tetapi mempunyai pengaruh terhadap variabel lain. Seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2008:59): “Variabel independen adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen.”
Variabel independen pada penelitian ini adalah profitabilitas dan dividen
tunai
2. Variabel Dependen (Y).
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
MenurutSugiyono (2008:59), variabel dependen adalah: “Variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
34
Tabel 3 .1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Variable laba. Return On Equity (ROE) juga merupakan
“Dividen tunai (cash dividend) merupakan
P0 = Perkembangan harga saham tahun dasar. P1 = Perkembangan harga saham tahun berikutnya.
Rasio
ROE= Laba setelah pajak x 100
Modal sendiri
Dividen = Laba bersih –saldo
laba ditahan
Return saham = P1-P0
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
Adapun Teknik Penarikan Sampel terbagi menjadi dua bagian, yaitu
populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah
sebagai berikut:
3.2.3.1 Populasi
MenurutUmi Narimawati (2008:161), pengertian populasi adalah sebagai
berikut :
“Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu
sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti, sebagai unit analisis
penelitian.”
Dari pengertian populasi diatas dapat disimpulakan bahwa populasi adalah
unit yang menjadi target penelitian yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi yang
digunakan adalah laporan keuangan tahunan mulai saat PT. Bank Negara
Indonesia (Tbk) masuk ke bursa saham sejak tahun 1990 sampai dengan 2010
yakni selama 20 tahun .
3.2.3.2 Sampel
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis),
maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek
dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
Sedangkan menurut Umi Narimawati (2008), pengertian sampel adalah
36
“Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit
pengamatan dalam penelitian”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah
bagian dari populasi.
3.2.3.3 TeknikSampling
Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang
banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat. Pengertian tekniksamplingmenurutSugiyono (200:81) yaitu :
“Teknik samplingadalah merupakan teknik pengambilan sampel.”
Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik
sampling yang dapat digunakan. Teknik yang akan digunakan oleh penulis sesuai dengan judul adalahnonprobability sampling. Adapun pengertiannonprobability samplingmenurutSugiyono (2009:84)yaitu :
“Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.”
Jenis nonprobability sampling yang akan digunakan oleh penulis adalah
sampling purposive. Pengertian sampling purposivemenurut Sugiyono (2009:85) yaitu:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sampel yang akan diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah rasio
tahun 2003 sampai dengan tahun 2010 atau selama 7 tahun yang mempunyai
kriteria terhadap sampel yang akan diteliti yaitu berdasarkan :
1. Data yang diambil merupakan data keuangan terbaru.
2. Data yang diambil adalah 7 tahun dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2010,
untuk melihat fenomena yang terjadi.
3. Data tersebut dianggap relevan, karena sudah dianggap mewakili informasi
dari data yang lain.
3.2.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.4.1 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu
dalam bentuk angka-angka yang menunjukkan nilai dari besaran atau variabel
yang mewakilinya.
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian dibagi dalam dua jenis, yaitu
sebagai berikut:
1) Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti
baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara
langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan. Data primer umumnya berupa data kualitatif dan digunakan untuk
membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Data primer
38
2) Data Sekunder
Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari
pihak kedua yang mengolah data keperluan orang lain. Data sekunder dapat
diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain
yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari
perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam penelitian ini
adalah sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis merupakan
data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data
primer yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung diperusahaan yang menjadi
objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh
dengan cara dokumentasi. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan
mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dari
dokumen-dokumen yang dimiliki oleh instansi terkait, umumnya tentang laporan keuangan
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, pada tahun 2003-2010. Dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung ke pojok Bursa Efek Indonesia (BEI)
2. Penelitian Kepustakaan(Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang
bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data
tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang
berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis juga menggunakan media
internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data
penelitian yang dilakukan.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisis terhadap data
yang telah diraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Deskriptif dengan Pendekatan Kualitatif
MenurutSugiyono (2010:14)analisis kualitatif adalah sebagai berikut:
40
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari
variabel X (profitabilitas) dan X (dividen tunai), peneliti menggunakan metode
kualitatif dengan mewawancarai narasumber dari divisi yang terkait.
2. Analisis Verifikatif dengan Pendekatan Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka (numeric). Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada laporan keuangan mengenai harga
saham yang terdapat pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Dari hasil
analisis tersebut akan didapat analisis pengaruh profitabilitas dan dividen tunai
terhadap return saham.
3. Analisis Statistik
a. Analisis Statistik Linier Berganda
MenurutSugiyono (2004:149), analisis linier regresi digunakan untuk
melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai
variabel independen dinaikkan / diturunkan.
Penjelasan garis regresi menurutAndi Supangat ( 2007: 325)yaitu :
“Garis regresi (regression line / line of the best fit / estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu
berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk
mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya).”
Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk
membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh profitabilitas dan dividen
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana
keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel
independen sebagai indikator. Analisis digunakan dengan melibatkan dua
atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel
independen (X dan X ) . Persamaan regresinya sebagai berikut :
(Sumber : Sugiyono ; 2010)
Dimana:
Y = variabel terikat (returnsaham) a = bilangan berkonstanta
b , b = koefisien arah garis
X = variabel bebas (profitabilitas) X = variabel bebas (dividen tunai)
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X dan X metode
kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a,b , dan b dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
b = (∑X ²)(∑XY) – (∑XX )(∑XY)
b = (∑Xı²)(∑XY) – (∑XX )(∑XY)
a = Y - b X - b X
Y= a + b X + b X
(∑X²)(∑X ²)-(∑X X )²
42
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka
perlu dilakukan pengajuan asumsi klasik.
a. Uji Asumsi Klasik
Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
menggunakan Multiple Linier Regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Beberapa asumsi itu diantaranya :
1) Uji Normalitas Data Residual
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
distribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang
sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal
atu mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.
Menurut Singgih Santoso (2002;393), dasar pengambilan keputusan bisa
dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :
Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah
normal.
Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara
normal.
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal
Probability Plotsdalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.(Singgih Santoso, 2002:322)
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data
yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang
digunakan untuk menguji kenormalan adalah Kolmogorov-Smirnov.
Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut
berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan
bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
2) Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel
bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat diantara sesama variabel
independen maka konsekuensinya adalah:
1) Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
2) Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan
untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dengan menggunakan
Variance Inflation Factors(VIF).
2 i R 1
1 VIF
44
Dimana Rі² adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan
meregresikan salah satu variabel Xі terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai
VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas
(Gujarati, 2003 : 362).
3) Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran
koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang
atau melebihi dari semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien
regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus
dihilangkan dari model regresi.
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-Glejser yaitu
dengan meregresikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari
residual. Jika nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas
terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulanya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen)
(Gujarati, 2003:405).
Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga
bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah
terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu
4) Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur
berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang
diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat
besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu
dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):
t t 1
Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:
a) Jika D-W< dLatau D-W > 4-dL, maka pada data tersebut terdapat autokorelasi
b) Jika dU< D-W < 4-dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat autokorelasi
c) Tidak ada kesimpulan jika dL D-W≤dUatau 4-dU D-W≤4-dL
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
46
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y,
Variabel X2dan Y, X1dan X2sebagai berikut:
a) Koefisien korelasi antara Profitabilitas (X1) dengan ReturnSaham (Y), dengan
perhitungan sebagai berikut:
rX Y = ∑XY
b) Koefisien korelasi antara Dividen Tunai (X2) denganReturnSaham (Y) dengan
perhitungan sebagai berikut:
rX Y = ∑X Y
Koefisien korelasi antara Profitabilitas (X1) dengan Dividen Tunai (X2) dengan
perhitungan sebagai berikut:
rX X = ∑XX
Setelah koefisien korelasi antar-variabel diketahui, selanjutnya dapat
diperoleh nilai korelasi parsial . Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan
menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
∑X ² .∑Y²
∑X ² . ∑Y²
a) Koefisien korelas
lasi simultan antar X1dan X2terhadap Y dapat
nakan rumus sebagai berikut:
Y + r²X Y – 2rX Y .rX Y.rX X
lasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2diangga
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
rX Y . rX X
lasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1dian
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
- rX Y . rX X
sien korelasi adalah -1 r 1 :
erarti terdapat hubungan negatif.
berarti terdapat hubungan positif.
48
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel
kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y
turun atau sebaliknya).
b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara
variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2002:216)
c. Koefisien Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang
dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Dimana :
KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X
R² = Kuadrat koefisien korelasi
Tujuan koefisien determinasi berbeda dengan koefisien korelasi berganda.
Pada metode koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar
pengaruh profitabilitas dan dividen tunai terhadapreturnsaham tapi bukan taraf hubungan seperti pada koefisien berganda (lebih memberikan gambaran fisik atau
keadaan sebenarnya dari kaitan profitabilitas dan dividen tunai terhadapreturn
saham).
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis yang di uji dalam penelitian ini adalah
mengenai ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang
diteliti, dimana hipotesis nol (H0) merupakan hipotesis tentang tidak adanya
pengaruh, yang pada umumnya dirumuskan untuk ditolak, sedangkan hipotesis
tandingan (H1) merupakan hipotesis penelitian.
Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat ada tidaknya korelasi dan
pengaruh variabel independen, yaitu profitabilitas (X1), dividen tunai (X2), secara
signifikan terhadap return saham (Y). Hipotesis yang diuji dapat dirumuskan
50
1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)
Untuk menguji secara simultan ada tidaknya hubungan variabel independen
(X) terhadap variabel dependen (Y), maka pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji statistik F dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel independen yaitu
profitabilitas, dan dividen tunai terhadap variabel dependen yaitu return
saham.
Tabel 3.3
Rumusan Hipotesis Secara Simultan
Hipotesis Keterangan
H0:β1,2,3< 0 Profitabilitas, dividen tunai, secara simultan tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap return saham.
H1:β1,2,3> 0 Profitabilitas, dividen tunai, secara simultan berpengaruh positif secara signifikan terhadap return saham.
b. Menentukan nilai signifikansiαyaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (dk = k ;
n–k– l), untuk mengetahui daerah Ftabelsebagai batas daerah penerimaan dan
penolakkan.
c. Menghitung nilai Nilai F yang didapat dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
F = /
Nilai F hitung dibandingkan dengan nilai F tabel berdasarkan tingkat
signifikan (α) = 5% dan derajat kebebasan pembilang = k, dan derajat kebebasan penyebut =n –k– 1. Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :
Apabila Fhitungpositif (+), maka :
a. Fhitung> Ftabel, denganα= 5 %, maka H0ditolak artinya signifikan.
b. Fhitung< Ftabel, denganα = 5 %, maka H0diterima artinya tidak signifikan.
Apabila Fhitungnegatif (-), maka :
a. Fhitung> Ftabelmaka H0diterima artinya tidak signifikan.
b. Fhitung< Ftabelmaka H0ditolak artinya signifikan.
2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
signifikan secara parsial dari masing-masing variabel independen (X) dengan
variabel dependen (Y). Selanjutnya pengujian dengan menggunakan uji statistik t
dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis parsial antara variabel independen terhadap variabel
52
Tabel 3.4
Rumusan Hipotesis Secara Parsial
Hipotesis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return Saham H0:β1< 0 Profitabilitas tidak berpengaruh positif secara signifikan
terhadap Return Saham.
H1:β1> 0 Profitabilitas berpengaruh positif secara signifikan terhadap Return Saham.
Hipotesis Pengaruh Dividen Tunai Terhadap Return Saham H0:β2< 0 Dividen Tunai tidak berpengaruh positif secara signifikan
terhadap Return Saham.
H1:β2> 0 Dividen Tunai berpengaruh positif secara signifikan terhadap Return Saham.
Adapun nilai thitung, dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
t1=rx1y
t2=rx2y
Kriteria dari pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut :
Apabila thitungpositif (+) maka :
a. thitung> ttabel maka H0ditolak, artinya signifikan.
b. thitung< ttabel maka H0diterima, artinya tidak signifikan.
Apabila thitungnegatif (-) maka :
a. thitung> ttabel maka H0diterima, artinya tidak signifikan.
b. thitung< ttabel maka H0ditolak, artinya signifikan. n–k-1
(1 -r2x1y)
3. Menggambar Da
Penarikan Kesimp
Penggambaran da
dan kesimpulannya ak
1) Hasil Fhitung diba
Dae a. Tolak H0jika
b. Tolak H0jika
c. Tolak H0jika
2) Hasil thitung diban
Da
Daerah Penerimaan dan Penolakan H
mpulan
daerah penerimaan atau penolakan hipotesis be
akan dijelaskan berikut ini,
bandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
Gambar 3.2
aerah Penerimaan dan Penolakan H0Secara Simulta
ika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisie
ika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisie
ika nilai Fhitung< 0,05
andingkan dengan ttabel dengan kriteria :
Gambar 3.3
Daerah Penerimaan dan Penolakan H0Secara Parsia
54
a. Jika thitung> t tabelmaka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
b. Jika -t hitung≤ttabel≤ thitungmaka H0ada di daerah penerimaan, berarti Ha
ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya.
c. t hitung dicari dengan rumus perhitungan t hitung
d. t tabel dicari di dalam tabel distribusi t studentdengan ketentuan sebagai berikut,α = 0,05 dan db = (n – k – 1)
4. Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya.
Jika t hitung jatuh didaerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima)
dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisien regresi signifikan (tidak signifikan).
Kesimpulannya, profitabilitas dan dividen tunai berpengaruh (tidak
berpengaruh) terhadapreturn saham. Tingkat signifikannya 5% (α= 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka
kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai penarikan
kebenaran 95% dan hal ini menunjukkan adanya (tidak adanya pengaruh yang