DALAM MERUBAH PERILAKU ASUSILA
MENURUT H. MUHAMMAD ISMAIL YUSANTO
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Adnan Nur Hanafi
NIM : 109052000035
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
DALAM MERUBAH PERILAKU ASUSILA
MENURUT H. MUHAMl\1AD ISMAIL YUSANTO
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dim Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperolch GelRr Smjana Komunika::i Islam
(S.Kom.l)
Oleh:
Adnan Nur Hanafi
NIM: 109052000035
JURUSAN BIivlBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
...
Skripsi berjlldul P'::::MIKIRAN DAKWAH DALAM MERUBAH PERlLAKU
ASUSILA MENURUT H. MUHAMMAD ISMAIL YUSANTO telah diujikan dalam
siding munaqosyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari senin tanggal 12 Mei 2014 M bertepatan dengan 12 Rajab 1435 H. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh geiar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada program studi Bimbingan dan penyuluhan Islam.
Jakarta, 12 Mei 2011
Sidang Munaqasyab
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris セ@
Suparto, M.Ed, Ph. D Drs. SUg1harto, MA
NIP: 19710330 1991:)03 1 004 NIP: 196 0806 ! 99603 I 001
Anggota,
セM
セᆬMB
...
Drs. Jumroni, M.Si lahmud Jalal. MA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata 1 di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya /
merupakan jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ADNAN NUR HANAFI, 109052000035, Pemikiran Dakwah Dalam Merubah Perilaku Asusila menurut H. Muhammad Ismail Yusanto.
Seiring perkembangan zaman dan media massa, informasi dari berbagai belahan dunia dapat dengan mudah diakses baik itu informasi bersifat positif ataupun negatif, situssitus yang menyajikan halhal yang terkait masalah sex dapat mudah diakses oleh remajaremaja ataupun orang dewasa. Apa yang dilakukan tersebut berpengaruh pada perilaku seharihari, seperti yang banyak terjadi dalam masyarakat yang dikenal sebagai perilaku asusila yang menyimpang dari norma agama dan masyarakat. Perilaku asusila dapat merusak tatanan kehidupan yang bersih.
Dakwah merupakan kebutuhan manusia, tanpa adanya dakwah bagaikan berjalan tanpa petunjuk sehingga memungkinkan seseorang berjalan pada jalan yang salah. Fenomena perilaku asusila pada masyarakat harus mendapat perhatian yang serius, karena fenomena ini adalah salah satu penyakit masyarakat yang apabila dibiarkan terus menerus akan merusak tatanan kehidupan. Para pelaku tindakan asusila harus segera diajak dan disadarkan menuju kebaikan, dakwah adalah seruan menuju kehidupan sesuai aturan Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemikiran dakwah H. Muhammad Ismail Yusanto dalam merubah perilaku asusila. H. Muhammad Ismail Yusanto adalah aktifis dakwah dan politik bersama Hizbut Tahrir Indonesia dan saat ini beliau menjabat sebaga Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia. Materi dakwah beliau berhubungkait dengan problematika umat yang ada, beliau sangat peduli dengan keterpurukan umat saat ini baik itu segi sosial, ekonomi, politik, pendidikan dan budaya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif yang bersifat analisis, yaitu metode penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini, penelitian ini menggunakan teori pemikiran dakwah dan perilaku asusila, dengan membahas teori tersebut maka akan mengetahui pemikiran dakwah H. Muhammad Ismail Yusanto dalam merubah perilaku asusila.
Dari hasil penelitian ini diperoleh, bahwa pemikiran dakwah H. Muhammad Ismail Yusanto dalam merubah perilaku asusila adalah dengan 3 cara yaitu, pendidikan aqidah dan syariah, masyarakat sebagai pengawas dan Negara.
ADNAN NUR HANAFI, 109052000035, Proselytizing Thought of H.
Muhammad Ismail Yusanto in Changing Immoral Behavior.
Along with the times and the mass media, information from different parts of the world either positive or negative can be easily accessed.The websites which present things that isrelated to the sex problems can be easily accessed by adolescents or adults. It effects on daytoday behavior, as is the case in the community known as immoral and deviant behavior of the norms of religion and society.
Proselytizing is a human need. Without proselytizing, it seems like running without instructions so as to enable a person to walk on the wrong path. The phenomenon of immoral behavior in society should receive serious attention because this phenomenon is one of the social ills that will destroy the livelihood. The perpetrators of immoral acts should be encouraged and made aware to the goodness. Proselytizing is a call to a life which is appropriate with Islamic rules.
This study aims to find out how the proselytizing ideas of H. Muhammad Ismail Yusanto in immoral behavior change. H. Mohammed Ismail Yusanto is a proselytizing and political activist of Hizbut Tahrir Indonesia and currently he serves as a spokesman for Hizbut Tahrir Indonesia. His proselytizing material is related to the existing problems of the people.
He was very concerned with the downturn of people today in terms of social, economic, political, educational and cultural field.
In this study, the authors used a qualitative approach which is analysis, the method of research that produces descriptive data in the form of written or spoken words from the people and behaviors that is observed. This study uses the theory of proselytizing thought and immoral behavior.By discussing those theories, it would know the proselytizing thought of H. Muhammad Ismail Yusanto in changing the immoral behaviors.
From the results of this study, it showed that the proselytizing thought of H. Muhammad Ismail Yusanto in changing the immoral behaviors is conducted by three ways; education,aqidah and syariah, control society and role goverment.
مسب ها نمحرلا ميحرلا
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh…
Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karuniaNya yang
tak terhingga, karena dengan karuniaNya pula sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir perkuliahan di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah Muhammmad SAW, keluarga, sahabat
dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sebesarbesarnya kepada :
1. Rektor UIN Syarif Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr.
Komarudin Hidayat
2. Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Wadek I Dr. Suparto, M.Ed, Ph. D. Wadek
II Drs. Jumroni, M.Si dan Wadek III Dr. Wahidin Saputra, MA.
3. Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Dra. Rini
Laili Prihatini M.Si
4. Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Drs.
Sugiharto, MA
5. Fauzun Jamal, Lc. MA, selaku dosen pembimbing penulis.
Ucapan terima kasih tak terhingga kepada beliau yang telah
membimbing penulis memberikan arahan, masukan dan
memberi motivasi agar segera dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
khususnya yang mengajar di jurusan BPI yang telah ikhlas
memberikan ilmunya kepada penulis dan semoga ilmuilmu
yang telah diberikan dapat bermanfaat nantinya dan menjadi
amal shaleh yang tidak terputus pahalanya bagi dosendosen.
7. Segenap staf Akademik dan petugas Perpustakaan Fakultas dan
Perpustakaan Utama yang memberikan pelayanan terbaik
kepada mahasiswa.
8. H. Muhammad Ismail Yusanto, selaku nara sumber dalam
penelitian. Terima kasih atas kesediaan waktunya untuk
wawancara di tengahtengah kesibukan beliau.
9. Khusus Ayah dan Bunda, Bapak Sayan, Ibu Murtini dan Ibu
Sulastri. Berkat do’a, motivasi dan bimbingannya saya bisa
menjalani hidup dengan semangat dan optimis.
10.Untuk adeade tersayang Siti Sadewi, Fahmi AlKadri, Hasah,
Suyanto, Kusnah Rofi’ah, Rafi AlFatah dan Muhammad Faiz
Aulia. Kalian telah memberikan dorongan kuat agar saya pasti
bisa sukses dan memberikan contoh yang baik kepada kalian.
Khusus untuk Saputri Dwi Arini, yang selalu memberikan
motivasi dan mengingatkan diri penulis untuk senantiasa
Sepupu dan Keponakan. Kalian selalu mengingatkanku akan
pentingnya sebuah perubahan dalam hidup.
12.Temanteman BPI KOPLAK(Aziz, Hafiz, Akin, Sudin,
Samsul, Sholah, Ihsan, Ubay, Bang Jack Ahmad Ismail, Kohar,
Peppy, Mas Udy, Lili, Laili, Serli, Kokom, Jamiah, Ka Ratna,
Sari, Icha dan Ai. Yang selalu menjadi penyemangat bagi
penulis. Terima kasih atas canda dan tawa yang kalian berikan,
kebersamaan yang akan selalu penulis jadikan kenangan indah.
13.Temanteman UKM HIQMA, terima kasih atas pembelajaran
berorganisasi dan berseni Islami. Sangat berarti segala
kenangan masa lalu bersama UKM HIQMA.
14.Rekanrekan seperjuangan dalam dakwah, Ust Andi, Ust Ali,
Ust Hanif DAKWAH NEVER DIE dan semua rekanrekan
HTI chapter kampus Ciputat Raya. Perjuangan kita akan
menjadi saksi dihadapan Allah bahwa kita sangat mencintai
Allah dan Rasulullah.
15.Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
yang telah membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.
Mudahmudahan pihak yang telah membantu kelancaran dalam
menyelesaikan skripsi ini mendapat balasan yang lebih baik
dari Allah. Aamiin…
Terimakasih atas semua yang telah meluangkan waktunya dan sharing dan
Aamiin …
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempurna
dan terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, kritik dan ssaran yang bersifat
membangun sangatlah penulis harapkan.
Akhir kata penulis mengharapkan ridha Allah dan semoga penelitian ini
bermanfaat. Aamiin ….
Wassalaamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Jakarta, 21 April 2014
Adnan Nur Hanafi
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Metodologi Penelitian ... 7
E. Tinjauan Pustaka ... 9
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pemikiran ... 13
B. Dakwah ... 18
C. Perilaku Asusila ... 32
D. Perubahan Perilaku... 42
BAB III BIOGRAFI H. MUHAMMAD ISMAIL YUSANTO A. Riwayat Hidup dan Pendidikan H. Muhammad Ismail Yusanto 55 1. Riwayat Hidup Muhammad Ismail Yusanto ... 55
2. Riwayat Pendidikan H. Muhammad Ismail Yusanto ... 57
B. Aktivitas Dakwah H. Muhammad Ismail Yusanto ... 58
1. Dakwah Bi Allisan ... 58
2. Dakwah Bi Alqalam... 61
3. Dakwah BiAlhal ... 61
C. Karya Tulis H. Muhammad Ismail Yusanto ... 62
D. Pengalaman Organisasi H. Muhammad Ismail Yusanto... 63
BAB IV HASIL TEMUAN PEMIKIRAN DAKWAH DALAM
MERUBAH PERILAKU ASUSILA MENURUT H.
1. Pengertian Perilaku Asusila ... 65
2. Bentukbentuk Perilaku Asusila ... 66
3. Faktorfaktor Penyebab Perilaku Asusila... 71
4. Peran Dakwah Terhadap Gejala Perilaku Asusila ... 75
B. Konsep Pemikiran Dakwah Dalam Merubah Perilaku Asusila .. 75
1. Pendidikan Aqidah dan Syariah ... 75
2. Masyarakat Sebagai Pengawas ... 76
3. Negara ... 76
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 78
B. Saran ... 79
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan media masa sekarang ini justru bisa menjadi pengaruh
buruk bagi lingkungan, hal tersebut di karenakan madia masa baik itu di internet
(dunia maya), majalah, tabloid, koran ataupun televisi banyak yang menyajikan,
mempertontonkan atau menayangkan gambargambar atau tayangan yang memicu
kekerasan dan tindakan asusila. Dari media tersebut yang kemudian berpengaruh
terhadap pola perilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Berbagai berita perilaku
menyimpang dalam masyarakat sering kali menjadi sasaran para jurnalis .
Agama Islam yang memiliki nilainilai dan aturan hidup untuk umat Islam
khususnya dan umat manusia pada umumnya secara perlahan mulai terkikis dan
digantikan dengan nilainilai dan aturan hidup yang lain. Penyebaran gaya hidup
barat dengan segala macam bentuknya menjadikan masyarakat mulai terpengaruh
dengan perilaku barat, padahal perilaku mereka belum tentu sesuai dengan agama
Islam. Berbagai macam perilaku dan kebiasaan yang bertentangan dengan nilai
nilai luhur Islam yang kemudian membuat masyarakat Islam khususnya
kehilangan identitas sebagai umat terbaik.
Keleluasaan anakanak dan para remaja dalam mengakses informasi secara
mudah ditambah lagi dengan lingkungan pergaulan yang buruk, maka akan
mengakibatkan kecenderungan anakanak atau remaja tersebut membuka situs
internet dan melihat sesuatu yang tidak layak ditonton. Apabila kebiasaan
membuka dan menonton situssitus yang mengandung unsur pornogrfi dan
mental dan perilaku anakanak dan remaja di masa depan dalam pergaulan
masyarakat, biasanya hal tersebut dapat berwujud dalam tindakan kriminal dan
perilaku asusila. Perilaku asusila terjadi karena para pelaku tidak mendapatkan
pendidikan agama secara baik sehingga tidak memiliki keimanan yang kuat dan
tidak memahami aturanaturan hidup dalam Islam yang mendasar.
Dakwah akan senantiasa dibutuhkan sepanjang kehidupan umat manusia,
dakwah merupakan kegiatan yang akan mengarahkan pada kebahagiaan dunia dan
akhirat. Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang beriman kepada
Allah, dakwah bisa dilakukan secara individu maupun berjamaah bagi mereka
yang memahami dan mengamalkan ajaranajaran Islam lalu menyerukan kepada
individu ataupun kelompok masyarakat yang belum memahami dan mengamalkan
ajaran Islam.
Dakwah adalah suatu cara bagaimana menyampaikan apa itu Islam dan
ajaranajarannya, tujuan utama dakwah adalah objek dakwah tersebut dapat
menjalankan kehidupan dunia ini selaras dengan makna Islam dan ajaran
ajarannya. Islam adalah agama yang Allah SWT turunkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang mengatur hubungan manusia dengan KhaliqNya yang
tercakup dalam perkara aqidah dan ibadah, yang mengatur hubungan manusia
dengan dirinya sendiri tercakup dalam perkara akhlak, makanan, minuman dan
pakaian, juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya tercakup dalam
perkara muamalah dan uqubat.1
Muslim secara individu maupun kelompok apabila tidak sesuai dengan
makna Islam dan ajaranajarannya dengan kata lain mereka menyimpang dari
1
Islam, maka dalam kondisi seperti ini dakwah sangat dibutuhkan, dakwah adalah
sarana menjaga keimanan umat untuk tetap pada koridor Islam atau jalan yang
lurus. Jadi, dakwah tidak hanya dikhususkan kepada manusia yang belum
menganut Islam, tapi untuk umat Islam itu sendiri khususnya mereka umat Islam
yang perilakunya menyimpang dari aturan, kaidah dan norma dalam kehidupan
masyarakat. Perilaku yang bertentangan dengan nilainilai ajaran Islam.
Seiring perkembangan zaman, problematika dakwah akan semakin
beragam. Dakwah pada masa kenabian berbeda dengan dakwah zaman sekarang
namun esensinya tetap sama yaitu menyeru pada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar. Dari zaman ke zaman dakwah harus selalu dilaksanakan sesuai
esensi dakwah itu sendiri, karena kemunkaran akan tetap ada selama kehidupan
manusia belum berkahir. Fenomena masyarakat yang melakukan tindakan asusila
adalah sebagian dari contoh kemunkaran.
Berdakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim, sampaikanlah
pesan dakwah sesuai pemahaman dan kemampuan yang dimiliki. Menurut Toto
Tasmara dalam bukunya komunikasi dakwah, bahwa kewajiban dakwah suatu
yang bersifat condition sine Quanon, tidak mungkin dihindarkan dari
kehidupannya, dakwah melekat erat bersamaan dengan pengakuan dirinya seorang
muslim sehingga orang yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim maka
secara otomatis pula menjadi seorang juru dakwah.2
Seorang juru dakwah harus memahami objek dakwah yang meliputi
pemikiran, persepsi, problem dan kesulitankesulitan objek dakwah. Seorang juru
dakwah juga harus bisa menganalisa permsalahan umat dan menyampaikan
2
bagaimana solusi permasalahan umat tersebut. Dalam menganalisa permasalahan
umat, seorang juru dakwah mencari sebab dan faktor permasalahan tersebut lalu
dicarikan solusi dalam perspektif Islam, karena Islam akan mampu menjawab
semua permasalahan umat sesuai perkembangan zaman.
Nilainilai luhur ajaran Islam tidak akan luntur seiring berjalannya waktu,
akan tetap menjadi aturan hidup yang mulia, adil dan sejahtera. Berbagai macam
bentuk perilaku asusila yang ada dalam masyarakat perlu dihadapi dengan bijak
yakni dengan dakwah, dakwah yang akan kembali mengajak pada kebaikan dan
mencegah dari yang munkar. Mengingatkan perbuatan buruk mereka dan
mengajak kepada perubahan yang baik sesuai tuntunan Islam.
H .Muhammad Ismail Yusanto adalah seorang aktivis dakwah yang sangat
peduli dengan masalah sosial masyarakat, dalam berbagai kesempatan
menyampaikan pesan dakwahnya beliau selalu membahas berbagai permasalahan
sosial, agama, pendidikan, ekonomi, budaya dan politik. Dalam pesan dakwahnya
selalu mengedepankan Islam adalah solusi untuk semua masalah yang ada, Islam
adalah agama yang memiliki aturan yang luas, tidak sebatas ritual ibadah tapi
aturan hidup dalam saegala aspek kehidupan.
Pesan dakwah yang disampaikan oleh H. Muahmmad Ismail Yusanto
senantiasa berlandaskan pada syariah Islam. Berbagai permasalahan umat yang
ada dianalisis melalui kacamata syariah Islam, dicari sebab masalah dan solusinya
bagaimana dalam pandangan Islam. Baik itu masalah sosial, ekonomi, pendidikan,
budaya dan politik.
Sosok H. Muhammad Ismail Yusanto sebagai aktivis dakwah sekaligus
Indonesia menarik untuk diteliti lebih lanjut. Peneliti tertarik untuk mengetahui
siapa sesungguhnya H. Muhammad Ismail Yusanto, bagaimana pemikiran
dakwah beliau tentang perilaku asusila dan hubungannya dengan dakwah.
Kemudian, bagaimana pemikiran dakwah beliau tentang bagaimana merubah
perilaku asusila di masyarakat dan peran Negara untuk mencegah timbulnya
perilaku asusila di masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
yaitu “PEMIKIRAN DAKWAH DALAM MERUBAH PERILAKU ASUSILA
MENURUT H. MUHAMMAD ISMAIL YUSANTO”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti membatasi
penelitian ini yaitu mengenai bagaimana pemikiran dakwah H.
Muhammad Ismail Yusanto dalam merubah perilaku asusila.
2. Perumusan Masalah
Adapun masalah yang perlu dirumuskan dalam penelitian ini diantaranya
yaitu:
1. Apa yang dimaksud perilaku asusila menurut H. Muhammad Ismail
Yusanto?
2. Apa bentukbentuk perilaku asusila menurut H. Muhammad Ismail
Yusanto?
3. Bagaimana peran dakwah terhadap gejala perilaku asusila menurut H.
4. Bagaimana cara merubah perilaku asusila menurut H. Muhammad Ismail
Yusanto?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian, yang menjadi tujuan penulis pada wacana pemikiran
dakwah H. Muhammad Ismail Yusanto dalam merubah perilaku asusila
adalah bagaimana pemikiran dakwah H. Muhammad Ismail Yusanto
dalam merubah perilaku asusila.
2. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak.
a. Manfaat akademis
Penelitan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan
dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam memperkaya wawasan keilmuan, khususnya dalam bidang dakwah
Islam.
b. Manfaat praktis
1) Untuk memenuhi syaratsyarat memperoleh gelar strata satu (S1) pada
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam.
2) Untuk menambah wawasan sekaligus masukan bagi pengkaji sebagai
masyarakat tentang perilaku asusila dan merubahnya melalui aktifitas
dakwah.
3) Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya studi mengenai perilaku
asusila dan pemikiran dakwah.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan metode pendekatan kualitatif,
yang bersifat deskriptif analisis, merupakan penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orangorang yang diamati.3
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi, Yaitu
penelitian yang mengumpulkan data dari berbagai sumber buku, media cetak,
informan (wawancara), dan observasi langsung. Kemudian melakukan analisis
yaitu perbandingan antara temuan dengan teori yang ada.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah H. Muhammad Ismail
Yusanto dan yang menjadi objek penelitian adalah pemikiran dakwah dalam
merubah perilaku asusila. Penelitian ini akan mengungkap dan menganalisis
bagaimana pemikiran dakwah H. Muhammad Ismail Yusanto dalam merubah
perilaku asusila.
3
3. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan empat bulan, yakni bulan Desember 2013 sampai
Maret 2014. Penelitian berlangsung di kantor pusat DPP Hizbut Tahrir
Indonesia, Crown Palace No 24, Jl. Prof. Soepomo, Tebet, Jakarta Selatan.
4. Teknik Pengumpulan Data
a) Observasi yaitu suatu pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti, yakni dengan cara mengumpulkan data, dimana peneliti
mengadakan pengamatan langsung atau berhadapan dengan subyek yang
diteliti. Peneliti mengadakan observasi dengan mengikuti kegiatan dakwah
yang dilakukan oleh H. Muhammad Ismail Yusanto untuk mengetahui
aktifitas dakwah beliau.
b) Wawancara yaitu percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewe) yang mana memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut. Tujuan wawancara adalah memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara mengajukan pertanyaan secara
langsung kepada responden, dan jawabanjawaban responden dicatat dan
direkam dengan alat perekam. Penulis melakukan wawancara dengan H.
Muhammad Ismail Yusanto juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia dan anak
beliau Muhammad Alaudin Azzam.
c) Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan
langsung kepada subjek penelitian. Dalam hal ini penulis mengumpulkan
data tulisan H. Muhammad Ismail Yusanto melalui media cetak dan
online.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan kedalam bentuk yang
lebih mudah dan diinterpretasikan.4 Dalam penelitian ini penulis melakukan
pengumpulan data yang berhubungan dengan pemikiran dakwah dalam
merubah perilaku asusila menurut H. Muhammad Ismail Yusanto. Kemudian
menganalisisnya, dengan membuat perbandingan antara data temuan dengan
teori yang telah ada sebelumnya. Dan terakhir disajikan dalam bentuk laporan
hasil penelitian.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti juga mengadakan tinjauan pustaka.Tinjauan
pustaka dilakukan di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Hal ini dilakukan
untuk memastikan apakah ada judul atau tema yang sama dengan skripsi ini.
Setelah dilakukan penelitian, terdapat tulisan sebagai berikut:
Arif Riyadi, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2009 dengan judul “Pemikiran
Mulyadhi Kartanegara tentang Dakwah dalam Merespon Modernitas” .
Dalam penelitian tersebut mengungkapkan tiga model dakwah menurut
Mulyadhi Kartanegara yaitu:
4
a) Menunjukkan keagungan dan kebesaran Islam dengan berbagai cara yang
menarik, ilmiah dan diterima oleh objek dakwah itu dengan baik dan akan
mendatangkan daya tarik kepada Islam.
b) Menjaga kelestarian, menjaga pondasi keimanan, keislaman dari serangan
serangan luardalam hal ini para ilmuwan barat modernyang tidak sesuai
dengan ajaranajaran Islam.
c) Menghadapi tantangantantangan para ilmuwan barat modern yang berusaha
menjauhkan manusia dari agama dengan caracara rasional, filosofis dan
ilmiah.
Ambo Illang Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2012 dengan judul “Pemikiran dan
Aktivitas Dakwah Ustadz Muhammad Nur Maulana”. Dalam penelitian
tersebut mengungkapkan pemikiran dakwah menurut Ustadz M. Nur Mualana
adalah usaha untuk mengajak umat Islam agar mendekatkan diri kepada Allah
SWT dengan menjalankan segala bentuk perintahNya dan menjauhi segala
bentuk laranganNya. Dengan kata lain konsep amar ma’ruf nahi munkar.
Sedangkan aktivitas ustadz M. Nur Maulana adalah berbentuk tabligh atau
penyampaian dakwah dengan bentuk ceramah. Beliau ceramah diberbagai
tempat dan yang paling popular adalah dalam program televise acara “Islam
Itu Indah”.
Lukmanul Hakim Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2010 dengan judul “Pemikiran dan
Aktivitas Dakwah KH. Dasuki Adnan”. Dalam penelitian tersebut
pada pengalaman hidup beliau dimana kemandirian ekonomi umat dan
perbaikan moral generasi bangsa adalah hal utama. Tujuan dakwah menurut
beliau adalah memberdayakan masyarakat. Aktivitas dakwah beliau berupa
ceramah dan memberikan pelatihanpelatihan melalui media dakwah.
Penelitian seputar pemikiran dan aktivitas dakwah memamng sudah
banyak yang meneliti. Tapi penelitian tersebut selalu mengangkat tokoh dan
tema yang berbedabeda, dan dengan pertimbangan yang mendalam peneliti
telah bertemu langsung dengan H. Muhammad Ismail Yusanto dan
menyampaikan tentang bagaiaman pemikiran beliau tentang perilaku asusila
lalu bagaimana cara merubah perilaku asusila. Tema seperti ini belum ada
yang meniliti terhadap beliau, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti
lebih dalam pemikiran dakwah beliau tentang merubah perilaku asusila.
F. Sistematika Penulisan
Dalam hal sistematika penulisan ini penulis menggunakan Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan
CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universtas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman penulisan skripsi ini.
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini secara sistematika penulis
membagi ke dalam lima bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS yang terdiri dari Pengertian Pemikiran,
Dakwah, Perilaku Asusila dan Perubahan Perilaku.
BAB III : BIOGRAFI H. MUHAMMAD ISMAIL YUSANTO yang terdiri
dari Riwayat Hidup dan Pendidikan H. Muhammad Ismail
Yusanto, Aktivitas Dakwah H. Muhammad Ismail Yusanto,
Karya Tulis H. Muhammad Ismail Yusanto dan Pengalaman
Organisasi H. Muhammad Ismail Yusanto.
BAB IV : HASIL TEMUAN PEMIKIRAN DAKWAH DALAM
MERUBAH PERILAKU ASUSILA MENURUT H.
MUHAMMAD ISMAIL YUSANTO yang terdiri dari Pengertian,
Bentuk, Faktor penyebab, Peran dakwah terhadap gejala perilaku
asusila dan Pemikiran Dakwah Dalam Merubah Perilaku Asusila
terdiri dari Pendidikan aqidah dan syariah, Masyarakat sebagai
pengawas dan Negara.
13
TINJAUAN TEORITIS
A . Pemikiran
1. Pengertian Pemikiran
Akal adalah karunia Allah yang hanya diberikan kepada manusia, manusia
adalah makhluk Allah yang sempurna karena manusia memiliki sesuatu yang
tidak dimiliki makhluk lain yaitu akal. Fungsi akal adalah untuk berpikir tentang
kehidupan ini, aktifitas berpikir akan berlangsung selama manusia berada dalam
kesadaran. Pemikiran manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya, seperti
lingkungan keluarga, pergaulan dan sekolah.
Islam sangat memperhatikan umatnya agar berpikir dengan jernih, maksud
jernih disini adalah sesuai nilainilai kebenaran Islam. Banyak ayat alQur’an
yang menyinggung dengan pertanyaan apakah mereka tidak berpikir dan
pernyataan bagi orangorang yang berpikir. AlQur’an sebagai kitab umat Islam
selain sebagai pedoman hidup juga sebagai referensi paling utama untuk dijadikan
dasar sumber pemikiran.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “pemikiran” berasal dari
kata “pikir” yang memiliki arti akal budi, ingatan, anganangan, pendapat
berarti abstraksi seseorang terhadap sesuatu, atau lebih jauh lagi pemikiran
diartikan sebagai konsepsi, pandangan, nalar akal seseorang atas suatu hal.1
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pemikiran” diartikan
sebagai proses, cara, perbuatan memikir atau hasil pikir.2
Kata pikir sebenarnya berasal dari Bahasa Arab, dalam Kamus
Kontemporer Arab Indonesia terdapat beberapa asal kata dari pemikiran
diantaranya fakkaro berarti berpikir atau memikirkan, fikr jama afkar, tafkir,
tafakur yang berarti pemikiran, pikiran, pendapat, ide, dan opini. Fikr, dzihn juga
memiliki arti yang berkaitan yakni pikiran dan otak. Hablu afkar rangkaian
pemikiran dan fikroh memiliki arti ide, pikiran dan konsepsi.3
Apabila ditinjau dari segi terminologi, kata “pemikiran” memiliki
beberapa pengertian, seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli:
Menurut Jalaludin Rahmat, berpikir mempunyai makna memahami realitas
dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan menghasilkan
sesuatu yang baru. Dengan kata lain berpikir merupakan suatu proses penarikan
kesimpulan.4
Walgito mengungkapkan bahwa tujuan dari berpikir adalah memecahkan
masalah yang dihadapi, pendapat berbeda diungkapkan oleh Utsman Najati,
Beliau mengungkapkan bahwa fungsi berpikir adalah pemilah antara kebenaran
1
WJS.Purwodarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h. 57.
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 873.
3
Atabik Ali. Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab Indonesia, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika Ponpes Krapyak, 1998), Cet. Ke8, h. 1403.
4
dan kebatilan, antara kebajikan dan kejahatan, untuk menyikapi realitas,
memperoleh ilmu pengetahuan dan mengangkat manusia pada tingkat
perkembangan dan kesempurnaan, sehingga apabila seseorang sampai pada
keadaan yang demikian ini, maka pemikiran akan besar nilainya dalam
kehidupan.5
Muhammad Imarah mendefinisikan pemikiran sebagai pendayagunaan
pikiran terhadap sesuatu dan sejumlah aktivitas otak berupa berpikir,
berkehendak, dan berperasaan yang bentuk paling tingginya adalah kegiatan
menganalisis, menyusun dan mengkoordinasi.6
Alex Lanur dalam tulisannya Dasatdasar Logika dan Pemikiran Kritis,
mengungkapkan bahwa berpikir erat kaitannya dengan logika, sebab dalam
berpikir seseorang dibatasi oleh hukumhukum logika. Logika membantu berpikir
secara logis. Pemikiran yang logis paling tidak mensyaratkan beberapa hal, yaitu
adanya pengertianpengertian (katakata) yang disusun sedemikian rupa sehingga
menjadi keputusankeputusan (kalimatkalimat). Keputusankeputusan tersebut
lalu disusun sehingga menjadi penyimpulanpenyimpulan (pembuktian
pembuktian).7
Pemikiran adalah pengetahuan manusia yang bermula dari pengalaman
pengalaman konkret, pengalaman sensitiverasional: fakta, objekobjek, kejadian
kejadian atau peristiwa yang dilihat atau dialami. Tetapi akal tidak puas hanya
mengetahui fakta saja. Akal ingin mengetahui mengapa sesuatu itu demikian
5
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009), Cet. Ke4, h. 234.
6
Muhammad Imarah, Karakteristik Metode Islam, (IIT dan Media Dakwah,1994), h. 34 7
adanya. Maka manusia bertanya terus dan mencari bagaimana hakhal yang
diketahui itu saling berhubungan satu dan lainnya, hubungan apa yang terdapat
antara gejalagejala yang dialami.8
Dari beberapa definisi pemikiran tersebut, dapat disederhanakan bahwa
pemikiran adalah suatu proses pendayagunaan akal atau pikiran sebagai respon
terhadap sesuatu, kemudian menghasilkan buah pemikiran atau konsep yang
tersusun sistematis yang dijadikan landasan untuk melakukan suatu tindakan.
Pemikiran dakwah adalah pengetahuan manusia tentang unsurunsur
dakwah kemudian membuat konsep dan rancangan untuk melaksanakan dakwah
berdasarkan pengalamanpengalaman dan kejadiankejadian yang diamati dan
dialami. Dari pengalamanpengalaman dan kejadiankejadian tersebut kemudian
direnungkan dan dianalisis untuk dijadikan pedoman dalam berdakwah.
Pemikiran dakwah menghasilkan suatu konsep yang dapat diaplikasikan
secara nyata guna menanggapi dan mencari solusi problematika dakwah yang
dihadapi, sehingga dapat memudahkan untuk mencapai keefektifan dakwah.
Pemikiran dakwah sangat penting untuk individu muslim umumnya dan para juru
dakwah pada khususnya.
Sumber pemikiran dakwah yakni pedoman umat Islam itu sendiri, yakni
alQur’an dan alHadits. AlQur’an adalah kitab suci umat Islam yang paling
sempurna diantara kitab lain yang Allah SWT turunkan. AlQur’an sebagai
penyempurna dari kitabkitab Allah yang lain, AlQur’an diturunkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW secara berangsurangsur melalui perantara malaikat
8
Jibril. AlQur’an menjadi sumber hukum, ilmu pengetahuan dan ajaran Islam,
oleh karena itu alQur’an menjadi pedoman hidup umat Islam maka tematema
dakwah pun disandarkan pada alQur’an.AlQur’an sebagai sumber pemikiran
dakwah berarti menyampaikan pesanpesan dakwah berdasarkan alQur’an.
AlQur’an adalah kitab suci umat Islam yang menjadi sumber ajaran yang
bersifat sempurna. Karenanya pemikiran manusia harus sesuai dengan pokok
pokok ajaran Islam yang utama dan tertuang dalam alQur’an. AlQur’an menjadi
sumber bagi pemikiran dakwah. Menurut Sayyid Quthub, alQur’an adalah kitab
dakwah yang diturunkan untuk membimbing manusia ke jalan Allah dan menjadi
sistem hidup bagi selururh manusia.
Sedangkan alhadits adalah sumber hukum kedua bagi umat Islam, al
hadits berfungsi menjelaskan isi kandungankandungan alQur’an agar
memudahkan umatnya dalam memahami makna alQur’an.
Umat Islam telah mengambil kesepakatan bersama untuk mengamalkan
sunah. Bahkan, hal itu mereka anggap sejalan dengan memenuhi panggilan Allah
SWT, RasulNya yang terpercaya. Kaum muslimin menerima sunah seperti
mereka menerima alQur’an, karena berdasarkan kesaksian dari Allah, sunah
merupakan salah satu sumber syariat.9
9
B . Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologis (bahasa), dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a,
yad’u, da’wan, du’a yang diartikan sebagai mengajak, menyeru, memanggil,
seruan, permohonan dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama
dengan istilahistilah tabligh, amar ma’ruf dan nahi munkar, mau’idzhoh
hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, ta’lim dan khotbah.10
Sedangkan secara terminologis (istilah), kata dakwah memiliki beberapa
definisi atau pengertian yang berbeda. Dakwah bermakna upaya lewat perkataan
dan perbuatan untuk mengajak serta mengubah manusia untuk berpihak kepada
da’i atau seputar upaya lewat ucapan dan perbuatan untuk Islam, menerapkan
manhajnya, meyakini aqidahnya, dan melaksanakan syariatnya.11
Dakwah adalah sebuah usaha melalui perkataan dan perbuatan untuk
mengajak orang lain kepada da’i, atau kepada perkataan dan perbuatan yang
diinginkan da’i. Secara istilah, dakwah bisa dipahami sebagai sebuah usaha
mengajak orang lain melalui perkataan dan perbuatan agar mereka mau memeluk
Islam, mengamalkan aqidah dan syariatnya.12
Sedangkan para ahli memiliki definisi lain. Berikut adalah beberapa
definisi dakwah menurut para ahli dengan sudut pandangnya masingmasing:
10
M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet. Ke2, h. 17.
11
Taufik alWa’iy, Dakwah ke Jalan Allah, (Jakarta: Robbani Press, 2012), Cet. Ke1, h. 12.
12
M. Natsir
Dakwah adalah usahausaha menyerukan dan menyampaikan kepada
perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan
dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan yang meliputi al-amar bi al-ma’ruf an
-nahyu al-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan
akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan bernegara.13
Prof. Dr. M Quraish Shihab
Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah
situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi
maupun masyarakat.14
Dr. Moh. Ali Azis
Dakwah adalah aktifitas dan upaya mengubah manusia, baik individu
maupun kolektif dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik.
Dalam Islam, dakwah adalah tindakan mengkomunikasikan pesanpesan Islam.
Dakwah adalah istilah teknis yang pada dasarnya dipahami sebagai upaya untuk
menghimbau orang lain kearah Islam.15
13
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH,2009), Cet. Ke1, h. 3. 14
Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an:Fungsi dan Peran Wahyu dalam kehidupan, (Bandung: Mizan, 1998), Cet. Ke17, h. 194.
15
Drs. K.H Didin Hafidhudin, M.Sc.
Dakwah merupakan proses yang berkesinambungan yang ditangani para
pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke
jalan Allah dan secara bertahap menuju kehidupan yang Islami.16
Ustadz Fathi Yakan
Ustadz Fathi Yakan, seperti yang dikutip Dr. Sayyid Muhammad Nuh.
Dakwah adalah penghancuran dan pembinaan. Penghancuran terhadap jahiliyah
dengan segala macam dan bentuknya, baik jahiliyah pola pikir, moral maupun
jahiliyah pandangan dan hukum. Setelah itu, pembinaan masyarakat Islam dengan
landasan pijak keislaman, baik wujud kandungannya, dalam bentuk dan isinya,
dalam perundangundangan dan cara hidup, maupun dalam segi persepsi
keyakinan terhadap Islam, manusia dan kehidupan.17
Dari beberapa definisi dakwah tersebut yang dikemukakan oleh para ahli
dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu kegiatan mengajak dan menyeru
pada satu tujuan yakni mensesuaikan kehidupan dengan aturan Islam.
Pada zaman kenabian Islam dapat diterima oleh manusia dengan adanya
aktifitas dakwah, dakwah inilah yang berperan besar menyebarluaskan Islam.
Dengan mengajarkan nilainilai keislaman maka manusia yang belum mengenal
Islam akan mengenal, karena kesempurnaan Islam mereka dengan sepenuh hati
menerima Islam sebagai agamanya. Tugas seorang Nabi dan Rasul adalah
mendakwahkan Islam ke seluruh dunia, dan telah terbukti keberhasilan Rasul
16
Didin Hafidhudin, Dakwah Aktual, (Jakarta: GIP, 1999), Cet. Ke1, h. 77. 17
Muhammad SAW mendakwahkan Islam ke seluruh dunia yang dilanjutkan oleh
para khalifah dan sekarang oleh para Alim Ulama.
Dakwah akan tetap dibutuhkan oleh Islam, dakwah dan Islam adalah satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Lahir dan berkembangnya Islam dengan
dakwah untuk menjaga dan mengembangkan Islam juga dengan dakwah. Aktifitas
dakwah adalah aktifitas yang mulia di sisi Allah, karena dakwah merupakan
kewajiban bagi individu muslim. Dimanapun melihat kemksiatan, kemunkaran
dan ketidak sesuaian dengan ajaran Islam disitulah wajibnya mengingatkan dan
meluruskan agar sesuai dengan aturan hidup dalam Islam.
Islam adalah agama fitrah (suci) yang berarti keselamatan dan perdamaian
dimana manusia sebagai makhluk Allah mengabdikan dan menyerahkan jiwa
raganya kepada Allah Khalikul alam. Oleh karena itu Islam didakwahkan dan
dikembangkan di muka bumi oleh para Nabi dan Rasul Allah untuk dianut oleh
segenap hamba Illahi secara universal dan menyeluruh.18
Islam disebut juga agama dakwah, maksudnya adalah agama yang di
dalamnya ada usaha menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orangorang yang
belum mempercayainya dan itu dianggap sebagai tugas suci oleh penganutnya.19
Banyak dalil alQur’an dan asSunah yang menunjukkan anjuran dan kewajiban
dakwah diantaranya sebagai berikut:
18
Firdaus A.N, PanjiPanji Dakwah, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1991), Cet. Ke1, h. 61.
19
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung”(QS. Ali Imron:104)
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan
hatinya, dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”
(QS. AlAnfaal: 24)
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang menyerah diri?"(QS. Fushilat: 33)
بْلقبف ْعطتْسي ْمل ْ إف اسلبف ْعطتْسي ْمل ْ إف يب ْرِيغيْلف اًركْم ْمكْم ىأر ْ م
فعْضأ كل و
ا يإْلا
“Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan
tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan
ini adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
Dari hadits diatas menjelaskan bahwa apabila menjumpai suatu
kemunkaran maka hendaklah merubah dengan kemampuan yang ada, perilaku
asusila merupakan salah satu kemunkaran maka wajib bagi kita untuk
mengingatkan dan mengajak mereka yang melakukan tindakan asusila agar
Sebagai perintah Allah, sudah tentu jika dilaksanakan akan menyebabkan
lahirnya berbagai kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, jika
ditinggalkan dan diabaikan akan menyebabkan timbulnya keburukan dan
kehinaan, di dunia dan di akhirat.
Dr. Sayyid Muhammad Nuh dalam bukunya “Taujihat Nabawiyah ala
Thoriq” sebagaimana dikutip Dr. H. Atabik Luthfi, M.A. memberi komentar
tentang ayat 103 Ali Imron diatas. Bahwa pengertian amar ma’ruf adalah
mengajak dan memberikan dorongan kepada orang untuk melaksanakan kebaikan
dalam seluruh dimensi dan bentuknya. Sedangkan nahi munkar adalah
memperingatkan, menjauhkan dan menghalangi orang dari melakukan
kemunkaran serta membersihkan kehidupan dari segala bentuk kemunkaran,
sehingga akan lahirlah kemuliaan dan kedamaian hidup.20
Menurut Syaikh Abdul Aziz bin Baz, sebagaimana dikutip Jum’ah Amin
Abdul Aziz, para ulama telah menjelaskanbahwa dakwah itu hukumnya fardhu
kifayah jika dilakukan di Negaranegara yang ada para da’i telah menegakkannya.
Karena setiap Negara membutuhkan dakwah secara kontinu, maka dalam kondisi
seperti ini dakwah menjadi fardhu kifayah, yaitu apabila telah dilakukan oleh
sekelompok orang, beban kewajiban menjadi gugur dan pada saat itu bagi yang
lain dakwah menjadi sunnah muakadah dan merupakan amal sholeh. Dakwah
menjadi fardhu ‘ain apabila di suatu tempat tidak ada orang yang melakukannya.21
Dari penjelasanpenjelasan yang telah dipaparkan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dakwah dan Islam harus sejalan seimbang, dalam kehidupan
20
Atabik Luthfi, Tafsir Da’awi, (Jakarta: AlI’tishom, 2011), Cet. Ke1, h. 11. 21Jum’ah Amin Abdul Aziz
manusia khususnya umat Islam jangan sampai jauh dari ajaran Islam. Begitu juga
dengan dakwah harus bisa menyelesaikan problematika umat yang ada,
kebodohan, kemerosotan akhlak, kesenjangan social, kemiskinan dan masalah
sosial yang lain. Oleh karena itu penulis memberikan kesimpulan bahwa yang
dimaksud dakwah adalah usaha dan ajakan kepada manusia agar sesuai dengan
ajaran Islam dan menjadikan Islam sebagai aturan hidup. Sedangkan tujuan
dakwah adalah untukmelanjutkan dan menjaga kehidupan Islam.
2. Unsurunsur Dakwah
a. Da’i
Da’i secara etimologis berasal dari bahasa Arab, bentuk isim fa’il (kata
menunjukkan pelaku) dari asal kata da’a yad’u da’wah da’i artinya orang yang
melakukan dakwah, secara terminologis da’i adalah setiap Muslim yang berakal
mukallaf (aqil baligh) dengan kewajiban dakwah. Jadi, Da’i merupakan orang
yang menyampaikan pesan dakwah kepada orang lain (mad’u).22
Da’i merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah. Sebagai
pelaku dan penggerak kegiatan dakwah, da’i menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan dan kegagalan dakwah. Da’i identik dengan dakwah itu sendiri.Da’i
adalah sebutan bagi orang yang berdakwah, artinya orang yang mengajak untuk
kebaikan menuju jalan keislaman.23
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan (bi al-lisan),
tulisan (bi al-qalam) maupun perbuatan (bi al-hal) baik secara individu, kelompok
22
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. Ke1, h.261.
23
atau berbentuk organisasi atau lembaga. Seorang da’i mempunyai peran penting
dalam proses pelaksanaan dakwah. Kepandaian atau kepiawaian seorang da’i akan
menjadi daya tarik tersendiri bagi para objek dakwah. Setiap da’i memiliki
kekhasan masingmasing, tergantung kepada wacana keilmuan, latar belakang
pendidikan, dan pengalaman hidupnya.24
Da’i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang Allah
SWT, alam semestadan kehidupan. Serta apa yang dihadirkan dakwah untuk
memberikan solusi terhadap problem yang dihadapi manusia, juga metode yang
dihadirkannya untuk menjadikan pemikiran dan perilaku manusia tidak salah dan
melenceng.25
Sebagaimana ditegaskan dalam alQur’an surat AliImron ayat 110:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik”.(QS. Ali Imron:110)
b. Mad’u
Mad’u adalah isim maf’ul dari da’a, yang artinya orang yang diajak, atau
dikenakan perbuatan dakwah. Mad’u adalah obyek dan sekaligus subyek dalam
24
Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo, 2005), Cet. Ke1, h. 101102.
25
dakwah yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, lakilaki
maupun perempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru lahir maupun
orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad’u dalam dakwah Islam. Dakwah
tidak hanya ditujukan kepada orang Islam, tetapi orangorang di luar Islam, baik
mereka atheis, penganut aliran kepercayaan, pemeluk agamaagama lain, semua
adalah mad’u.26
Mad’u adalah objek dakwah, yaitu sasaran dari kegiatan dakwah, baik
sebagai individu maupun kelompok. Mad’u juga dapat diartikan sebagai orang
yang menerima pesan yang disampaikan da’i. Keberhasilan dakwah tidak hanya
ditentukan seorang da’i tapi juga ditentukan mad’u, karena keberhasilan dakwah
ditentukan oleh kesatuan faktorfaktor atau unsurunsur dakwah yang saling
membantu, memengaruhi dan berhubungan satu dengan yang lain.27
c. Maudhu’ (Pesan Dakwah)
Menurut Hafi Anshari, sebagaimana dikutip Enjang AS, maudhu’ atau
pesan dakwah adalah pesanpesan, materi atau segala sesuatu yang harus
disampaiakan oleh da’i kepada mad’u yaitu keseluruhan Islam yang ada di dalam
kitabullah dan sunah Rasul. Atau disebut juga al-haq (kebenaran hakiki) yaitu Al
Islam yang bersumber dari alQur’an. Pendapat tersebut senada dengan pendapat
Endang Saepudin Anshari; materi dakwah adalah AlIslam (AlQur’an dan As
Sunah) tentang berbagai soal perikehidupan dan penghidupan manusia.
Selanjutnya Muhaemin menjelaskan secara umum pokok isi AlQur’an:
26
Cahyadi Takariawan, Prinsip-Prinsip Dakwah, (Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2005), Cet. Ke4, h. 25.
27
1) Akidah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan keyakinan,
meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus diimani atau diyakini
menurut ajaran alQur’an.
2) Ibadah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan ritual
dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT.
3) Muamalah: Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai aturan dalam
tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam berbagai aspeknya.
4) Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata prilaku
manusia sebagai hamba Allah, anggota masyarakat, dan bagian dari alam
sekitarnya.
5) Sejarah: peristiwaperistiwa perjalanan hidup yang sudah dialami umat
manusia yang diterangkan AlQur’an untuk senantiasa diambil hikmah dan
pelajarannya.
6) Prinsipprinsip pengetahuan dan teknologi; yaitu petunjukpetunjuk
singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan
analisa dan mempelajari isi alam dan perubahanperubahannya.
7) Lainlain berupa anjurananjuran, janjijanji, ataupun ancaman.28
Apapun materi dakwah yang hendak disampaikan pada dasarnya
bersumber dari alQur’an dan Hadits. Materi dakwah yang akan disampaikan
tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Materi yang diperlukan
untuk satu kelompok masyarakat belum tentu cocok untuk kelompok masyarakat
yang lain. Oleh sebab itu pemilihan materi harus tepat, apakah itu untuk pemuda,
mahasiswa, petani, pekerja kasar, pegawai tinggi, juga apakah pendengar itu
heterogen, artinya berbagai tingkat dan mutu pengetahuannya ataukah
sejenisnya.29
d. Metode Dakwah
Dari segi bahasa “metode” berasal dari dua perkataan yaitu meta (melalui),
hodos (jalan, cara). Dengan demikian, dapat diartikan bahwa metode adalah cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.30 Dapat diambil
pengertian bahwa metode dakwah adalah caracara tertentu yang dilakukan oleh
seorang da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan ia berdakwah.
Sedangkan metode dakwah menurut Drs. Abdul Kadir Munsyi, adalah cara
untuk menyampaikan sesuatu atau cara yang digunakan untuk berdakwah. Metode
ini penting untuk mengantarkan kepada tujuan yang ingin dicapai. Menurut Drs.
Salahudin Sanusi, metode berasal dari kata methodus yang artinya “jalan ke
metode yang telah mendapatkan pengertian yang diterima oleh umum yaitu cara
cara, prosedur atau rentetan gerak usaha tertentu untuk mencapai suatu tujuan”.
Metode dakwah adalah caracara penyampaian ajaran Islam kepada Individu,
kelompok ataupun masyarakat supaya ajaran itu dengan cepat dimiliki, diyakini
serta dijalankan.31
Adapun tujuan diadakannya metode dakwah adalah untuk memberikan
kemudahan dan keserasian, baik bagi pembawa dakwah itu sendiri maupun bagi
penerimanya. Pengalaman mengatakan, bahwa metode yang kurang tepat sering
29
M. Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 1982), Cet. Ke1, h. 99. 30
Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, (Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2006), Cet. Ke1, h. 23.
31
kali mengakibatkan gagalnya aktivitas dakwah. Sebaliknya, apabila diramu
dengan metode yang tepat, dengan gaya penyampaian yang baik, maka respon
yang didapat pun cukup memuaskan.32
Metode dakwah adalah caracara tertentu yang dilakukan oleh da’i kepada
mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. Adapun
bentukbentuk metode dakwah yaitu:
1) Al-Hikmah, yaitu kemampuan da’i dalam memilih dan menyelaraskan
teknik dakwah dengan kondisi objek mad’u.
2) Al-Mauidzatul Hasanah, yaitu suatu ungkapan yang mengandung unsure
bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisahkisah, berita gembira,
peringatan, pesanpesan positif yang dapat dijadikan pedoman dalam
kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia akhirat.
3) Al-Mujadalah bi al-lati Hiya Ahsan, yaitu bertukar pendapat yang
dilakukan oleh dua belah pihak secara sinergis.33
Dalam kegiatan dakwah, metode dakwah harus disesuaikan dengan
kondisi mad’u baik dari segi pendidikan, ekonomi, dan adat istiadat agar tercapai
keberhasilan dakwah.
e. Media Dakwah
Kata media, berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan bentuk
jamak dari medium secara etimologi yang berarti alat perantara.34 Wilbur
32
Fathul Bahri AnNabiry, Meniti Jalan Dakwah; Bekal Perjuangan Para Da’i, (Jakarta: AMZAH,2008), Cet. Ke1, h. 238.
33
Schramm, sebagaimana dikutip oleh Samsul Munir Amin mendefinisikan media
sebagai teknologi informasi yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih
spesifik, yang dimaksud dengan media adalah alatalat fisik yang menjelaskan isi
pesan atau pengajaran, seperti buku, film, video kaset, slide dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan media dakwah adalah peralatan yang
dipegunakan untuk menyampaiakan materi dakwah kepada penerima dakwah.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, seperti televise, video, kaset rekaman,
majalah dan surat kabar.35
f. Tujuan Dakwah
Ali Abdul Halim Mahmud dalam bukunya Jalan Dakwah Muslimah
menyebutkan 9 tujuan dakwah yaitu:
1) Membantu manusia dalam beribadah kepada Allah sesuai dengan
syariatnya.
2) Membantu manusia menghidupkan sunah taaruf (perkenalan) di antara
mereka.
3) Ikut berperan mengubah kondisi buruk yang dialami kaum muslimin
dewasa ini, menuju kondisi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Islam,
sehingga kaum Muslimin dapat mendekatkan diri kepada Allah menuju
kemaslahatan hidup dunia dan akhirat.
4) Melakukan berbagai aktivitas dalam menarbiyah (mendidik) pribadi
Muslim dengan tarbiyah yang benar dan integral, yakni tarbiyah yang
mencakup segisegi kepribadian, ruhani, akal, akhlak, jasmani dan social.
34
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: AlIkhlas, 1986), h. 17. 35
5) Turut berperan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan penyiapan
keluarga Muslim dan penarbiyahan seluruh anggota keluarga sesuai
dengan manhaj dan system Islam agar tumbuh dan berkembang dalam
udara yang islami.
6) Turut berperan dalam menyiapkan masyarakat Muslim yang memiliki
komitmen terhadap nilai dan akhlak islami, yaitu masyarakat yang
menjunjung manhaj dan system islam dalam semua aspek kehidupannya,
serta masyarakat yang meninggalkan semua sifat yang dibenci Islam dan
manusia.
7) Ikut berperan membentuk dakwah Islam dalam segala bentuk yang
bermanhaj, sebab unsur terpenting dari dakwah adalah isi manhaj yang
dipakai, bukan sekedar bentuknya.
8) Mengadakan perlawanan terhadap musuh umat Islam yang menduduki
wilayah Islam, menguasai sosial budaya dan politik ekonomi.
9) Melakukan gerakan untuk mengembalikan wihdah (kesatuan) kaum
Muslimin di seluruh dunia ; kesatuan yang diwujudkan dengan cara paling
rasional. Kesatuan itu harus dimulai dengan kesatuan pemikiran, tsaqafah,
kemudian dilanjutkan dengan kesatuan tujuan.36
3. Strategi Dakwah
Strategi berasal dari bahasa Yunani; strategia yang berarti kepemimpinan
atas pasukan atau seni memimpin pasukan. Kata strategia bersumber dari kata
strategos yang berkembang dari kata dari kata statos (tentara) dan kata agein
36
(memimpin). Istilah strategi dipakai dalam konteks militer sejak zaman kejayaan
YunaniRomawi sampai awal masa industrialisasi. Kemudian istilah strategi
meluas ke berbagai aspek kegiatan masyarakat, termasuk dalam bidang
komunikasi dan dakwah. Jadi, strategi dakwah adalah keseluruhan keputusan
kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan.
Merumuskan strategi dakwah, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang
dan waktu) yang dihadapi di masa depan, guna mencapai efektifitas atau
mencapai tujuan dakwah.37
Sebelum melakukan kegiatan dakwah, seorang da’i perlu merumuskan
strategi yang tepat untuk keefektifan dakwah. Seorang da’i harus tau kapan waktu
yang tepat menyampaikan pesan inti dakwahnya, karena saat yang tepat itulah
mad’u dalam kondisi yang siap menerima wejangan dari inti pesan dakwah yang
disampaikan oleh da’i.
C. Perilaku Asusila
1. Pengertian Perilaku
Perilaku identik dengan tingkah laku, akhlak, budi pekerti, dari keempat
pengertian di atas pada dasarnya mempunyai makna sama yaitu perbuatan yang
terlihat dalam kenyataan. Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang
dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika,
lingkungan, kekuasaan, persuasi, dan genetika.
37
Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat
diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku
dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain melainkan
merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak
boleh disalah artikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan
dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara
khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang
diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial
2. Pengertian Perilaku Asusila
”A” artinya “tidak”sedangkan susila menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Modern artinya sopan, beradab, baik budi. Asusila berarti tidak baik
tingkah lakunya.38
Didalam Al Qur’an p