• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMA NEGERI 20 MEDAN - Helvetia Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMA NEGERI 20 MEDAN - Helvetia Repository"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH:

V. HAJRAH MEYLIDARWATI FAANA NIM: 1802021063

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2023

(2)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.) pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia

Oleh:

V. HAJRAH MEYLIDARWATI FAANA NIM: 1802021063

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2023

(3)

Nama : V. Hajrah Meylidarwati Faana Nomor Induk Mahasiswa : 1802021063

Minat Studi : Promosi Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing:

Medan, 04 Maret 2023

Pembimbing I

(Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes)

Pembimbing II

(Ardat, S.Pdi., M.Pd)

Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

Dekan,

(Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes.)

(4)

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes Anggota : 1. Ardat, S.Pdi., M.Pd

2. Bd. Winda Agustina, S.Tr.Keb, M.K.M

(5)

a. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M.), di Fakultas Kesehatan masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

b. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukan tim penelaah/tim penguji.

c. Isi Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

d. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di pengurangan tinggi.

Medan, 04 Maret 2023 Yang membuat pernyataan,

V. Hajrah Meylidarwati Faana 1802021063

(6)

I. Data Pribadi

Nama : V. Hajrah Meylidarwati Faana

Tempat/Tanggal Lahir : Plantation, 27 Mei 1999

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl Pelita VI Gg Famili No. 18, Sidorame Barat II, Kec. Medan Perjuangan Kota Medan

Agama : Katholik

Anak Ke : Ke 2 (Dua) dari 3 (Tiga) Bersaudara

II. Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Mesozokho Faana

Pekerjaan Ayah : Wirausaha

Nama Ibu : Mawati Telaumbanua

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga III. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 2006 – 2007 : TK Masang Tapian Kandis Padang 2. Tahun 2007 – 2011 : SD Negeri No. 076104 Bawolahusa 3. Tahun 2011 – 2014 : SMP Swasta Gajah Mada Medan 4. Tahun 2014 – 2017 : SMA Gajah Mada Medan

5. Tahun 2018 – 2022 : Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia

(7)

V. HAJRAH MEYLIDARWATI FAANA 1802021063

Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat

Rokok adalah suatu bahan adiktif yang memiliki beribu-ribu racun yang dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia. Data BPS Sumatera Utara kota Medan sebesar 21% penduduk usia 15-25 tahun merokok. Berdasarkan survei awal kepada 11 siswa di SMA Negeri 20 Medan didapat bahwa 7 anak yang sering merokok, 3 anak yang masih coba coba untuk merokok, dan 1 anak yang sama sekali tidak pernah mencoba rokok. Tujuan penelitian untuk mengetahui apa saja faktor yang memengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 194 siswa dengan sampel sebanyak 131 siswa yang di ambil dengan teknik Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dengan statistik uji Chi-Square dan multivariat dengan statistik uji regresi logistik berganda

Hasil penelitian menunjukkan nilai p untuk variabel pengetahuan (p = 0,000), sikap (p = 0,000), peran teman sebaya (p = 0,000), dan dukungan keluarga (p = 0,000).

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pengetahuan, sikap, peran teman sebaya dan dukungan keluarga terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan. Disarankan kepada SMA Negeri 20 Medan agar jadi bahan masukkan dan informasi untuk pihak sekolah tentang perilaku merokok pada remaja, agar dapat memberikan bimbingan ataupun arahan kepada seluruh siwa terkait perilaku merokok.

Kata Kunci : Faktor Yang Memengaruhi, Perilaku Merokok, Remaja Pustaka : 18 Buku + 11 Jurnal (2011-2022)

i

(8)

V. HAJRAH MEYLIDARWATI FAANA 1802021063

Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat

Cigarettes are an addictive substance that has thousands of poisons that can attack all organs of the human body. BPS North Sumatra data for the city of Medan is that 21% of the population aged 15-25 years smokes. Based on an initial survey of 11 students at SMA Negeri 20 Medan, it was found that 7 children smoked frequently, 3 children who were still trying to smoke, and 1 child who had never tried smoking at all. The aim of the study was to find out what factors influence smoking behavior in adolescents at SMA Negeri 20 Medan.

This research is a quantitative study using a cross-sectional approach.

The population of this study was 194 students with a sample of 131 students taken using the Stratified Random Sampling technique. Data analysis using univariate analysis, bivariate with Chi-Square test statistics and multivariate with multiple logistic regression tests

The results showed that the p values for knowledge (p = 0.000), attitude (p

= 0.000), the role of peers (p = 0.000), and family support (p = 0.000).

The conclusion of this study shows that there is an influence of knowledge, attitudes, the role of peers and family support on smoking behavior in adolescents at SMA Negeri 20 Medan. It is suggested to SMA Negeri 20 Medan to provide input and information for the school regarding smoking behavior in adolescents, so that they can provide guidance or direction to all students regarding smoking behavior.

Keywords : Influencing Factors, Smoking Behavior, Adolescents Libraries : 18 Books + 11 Journals (2011-2022)

ii

(9)

Medan.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M) pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan Institut Kesehatan Helvetia Medan.

2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan Helvetia Medan.

3. Dr. H. Ismail Efendy, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan.

4. Dr. dr. Arifah Devi Fitriani, M.Kes., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik, SDM dan Kemahasiswaan Intitut Kesehatan Helvetia Medan.

5. Teguh Suharto, S.E., M.Kes., selaku Wakil Bidang Administrasi dan Keuangan Institut Kesehatan Helvetia Medan.

6. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes., selaku Dekan Institut Kesehatan Helvetia Medan.

7. Khairatunnisa, S.K.M., M.Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, saran, perbaikan serta motivasi dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.

8. Muflih, S.K.M., M.K.M, selaku Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.

9. Dian Maya Sari Siregar, S.K.M., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.

10. Ardat, S.Pdi., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan arahan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

11. Bd. Winda Agustina, S.Tr.Keb, M.K.M, selaku Dosen Penguji III dalam sidang skripsi ini.

12. Seluruh Dosen Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat yang telah mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

iii

(10)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmatnya atas segala kebaikan yang telah diberikan.

Medan, 04 Maret 2023 Penulis

V. Hajrah Meylidarwati Faana

iv

(11)

LEMBAR PANITIA PENGUJI DAFTAR RIWAWAT HIDUP

ABSTRAK...

...i ABSTRACT...

...ii KATA PENGANTAR...

...iii DAFTAR ISI ...

...v DAFTAR GAMBAR...

...vii DAFTARTABEL...

...viii DAFTAR LAMPIRAN...

...ix BAB I PENDAHULUAN ...

...1 1.1. Latar Belakang...

...1 1.2. Rumusan Masalah...

...7 1.3. Tujuan Penelitian...

...7 1.3.1. Tujuan Umum...

...7 1.3.2. Tujuan Khusus...

...7 1.4. Manfaat Penelitian...

...8 1.4.1. Manfaat Teoritis...

...8 1.4.2. Manfaat Praktis...

...8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...

...9 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu...

...9

v

(12)

...11 2.2.3. Kandungan Rokok...

...12 2.2.4. Dampak Merokok...

...14 2.2.5. Bahaya Rokok Bagi Organ Tubuh...

...16 2.3. Konsep Perilaku...

...18 2.3.1. Defisini Perilaku...

...18 2.3.2. Jenis-jenis Perilaku...

...20 2.4. Teori Determinan Perilaku...

...20 2.5. Remaja...

...24 2.5.1. Pengertian Remaja...

...24 2.5.2. Pubertas Pada Remaja...

...25 2.5.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja...

...25 2.6. Kerangka Teori...

...27 2.7. Hipotesis...

...37 BAB III METODE PENELITIAN...

...29 3.1. Desain Penelitian...

...29 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...

...29 3.2.1. Lokasi Penelitian...

...29 3.2.2. Waktu Penelitian...

...29 3.3. Populasi dan Sampel...

...29

vi

(13)

...31 3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran...

...31 3.5.1. Definisi Operasional...

...31 3.5.2. Aspek Pengukuran...

...32 3.6. Metode Pengumpulan Data...

...33 3.6.1. Jenis Data...

...33 3.6.2. Teknik Pengumpulan Data...

...33 3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas...

...34 3.7. Metode Pengolahan Data...

...37 3.8. Analisis Data...

...38 3.8.1. Analisis Univariat...

...38 3.8.2. Analisis Bivariat...

...38 3.8.3. Analisis Multivariat...

...39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

40

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...

...40 4.1.1. Profil SMA Negeri 20 Medan...

...40 4.1.2. Visi dan Misi SMA Negeri 20 Medan...

...40 4.2. Hasil Penelitian...

...42 4.2.1. Karakteristik Responden...

...42 4.2.2. Analisis Univariat...

...44

vii

(14)

...59 4.3.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Merokok pada Remaja...

...59 4.3.2. Pengaruh Sikap terhadap Perilaku Merokok pada Remaja...

...61 4.3.3. Pengaruh Peran Teman Sebaya terhadap Perilaku Merokok pada Remaja...

...62 4.3.4. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Merokok pada Remaja...

...64 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...

66

5.1. Kesimpulan...

...66 5.2. Saran...

...66 DAFTAR PUSTAKA ...

...68 LAMPIRAN

viii

(15)

...27 3.1 Kerangka Konsep...

...31

ix

(16)

...32 3.2 Hasil Uji Validitas Pengetahuan...

...34 3.3 Hasil Uji Validitas Sikap...

...35 3.4 Hasil Uji Validitas Peran Teman Sebaya...

...35 3.5 Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga...

...36 3.6 Hasil Uji Reliabilitas...

...37 4.1 Fasilitas SMA Negeri 20 Medan...

...41 4.2 Daftar Siswa SMA Negeri 20 Medan...

...42 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas, Umur dan Pekerjaan Orangtua Pada Remaja di SMA Negeri 20 Medan...

...43 4.4 Distribusi Frekuesi Jawaban Responden Pengetahuan Tentang Rokok di SMA Negeri 20 Medan...

...44 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang rokok di SMA Negeri 20 Medan...

...46 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap tentang Perilaku Merokok di SMA Negeri 20 Medan...

...47 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap tentang Perilaku Merokok di SMA Negeri 20 Medan...

...48 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Peran Teman Sebaya di SMA Negeri 20 Medan...

...49 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Teman Sebaya di SMA Negeri 20 Medan...

...50 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan dukungan Keluarga di SMA Negeri 20 Medan...

...51

x

(17)

...53

4.13 Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Perilaku Merokok pada Remaja di SMA Negeri 20 Medan... ...54

4.14 Tabulasi Silang Sikap dengan Perilaku Merokok Pada Remaja di SMA Negeri 20 Medan... ...55

4.15 Tabulasi Silang Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Merokok Pada Remana di SMA Negeri 20 Medan... ...55

4.16 Tabulasi Silang Dukungan Keluarga terhadap Perilaku Merokok Pada Remaja di SMA Negeri 20 Medan... ...56

4.17 Hasil Analisis Bivariat yang Diikutsertakan dalam Analisis Regresi Logistik Berganda... ...57

4.18 Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Berganda Tahap Pertama... ...57

4.19 Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Berganda Tahap Kedua... ...58

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Kuesioner Penelitian... 70

Lampiran 2. Master Tabel Uji Validitas... 75

Lampiran 3. Master Tabel Penelitian... 77

Lampiran 4. Hasil Out Put Validitas & Reabilitas... 83

Lampiran 5. Hasil Out Put Penelitian... 93

Lampiran 6. Dokumentasi... 114 Lampiran 7. Lembar Permohonan Pengajuan Judul Skripsi...

Lampiran 8. Surat Survei Awal...

Lampiran 9. Surat Balasan Survei Awal...

Lampiran 10. Surat Uji Validitas...

Lampiran 11. Surat Balasan Uji Validitas...

xi

(18)

Lampiran 16. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi)...

xii

(19)

1.1. Latar Belakang

Dunia remaja adalah dunia yang membuat seorang remaja ingin tahu dan ingin mencoba-coba apa yang menarik bagi mereka. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga termasuk golongan dewasa atau tua. Ada pendapat bahwa masa yang paling indah adalah masa remaja, masa yang paling menyedihkan adalah masa remaja, masa yang paling ingin dikenang adalah masa remaja, dan masa yang paling ingin dilupakan adalah masa remaja (1).

Masa remaja merupakan masa di mana banyak terjadi perubahan yang cepat secara biologis dan psikologis, serta perubahan lingkungan, dalam menyesuaikan diri untuk mencapai keadaan sejahtera pada masa transisi ini.

Remaja akan mengalami berbagai tantangan untuk melewati tahapan perkembangan pada masa tersebut. Selama masa remaja, terdapat kebutuhan untuk mengatasi perubahan fisik yang cepat, perubahan psikologis yang dramatis, dan transisi dalam konteks sosial serta budaya.Dalam masa remaja, kelompok pertemanan merupakan hal yang sangat berpengaruh dan bermakna dalam kehidupan sosial seorang remaja, sebagai tempat untuk mempelajari keterampilan sosial dan berbagai peran. Peran teman dalam remaja pada masa ini memang sangat penting dan paling berpengaruh (2).

Rokok adalah suatu bahan adiktif yang memiliki beribu-ribu racun yang dapat menyerang seluruh organ tubuh manusia.Zat-zat yang terkandung di

1

(20)

dalamnya mengandung tar, nikotin, karbon monoksida, dan lain sebagainya.

Banyak orang yang sudah mengetahui banyak dampak apa yang akan timbul jika mengonsumsi rokok, apalagi mengonsumsinya secara berlebihan. Tetapi banyak juga yang tidak peduli akan bahaya itu, malah jumlah perokok sekarang semakin bertambah (3).

Perilaku merokok memang lebih sering ditemukan pada kaum pria dibandingkan wanita. Namun, ini tidak berarti bahwa tidak ada kaum wanita yang juga merokok. Sama halnya pada remaja, pada masa kini remaja perempuan juga merokok. Meskipun di Indonesia merokok merupakan masalah remaja yang sering ditemui di kehidupan sehari-hari, kesadaran dalam bahayanya perilaku merokok masih rendah (2).

Penyakit-penyakit akibat rokok pada akhirnya juga melemahkan potensi sumber daya manusia. Diketahui asap rokok memicu sedikitnya 25 macam penyakit, mulai dari penyakit pernapasan, kanker paru-paru, penyakit pembuluh darah, impotensi, stroke, hingga kanker kandung kemih. Dari semua itu kanker paru-paru yang tergawat di peringkat pertama (2).

Perilaku merokok umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahapan perkembangannya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intesintas merokok, dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin. Ini sebabnya kandungan zat yang terdapat dalam rokok 68% bersifat adiktif (3).

Data World Health Organization (WHO) tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia

(21)

setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok didunia akan mencapai 10 juta jiwa, dan 70% di antaranya berasal dari Negara berkembang. Saat ini 50%

kematian akibat rokok berada di negara berkembang. Bila kecenderungan ini terus berlanjut, sekitar 650 juta orang akan terbunuh oleh rokok, yang setengahnya berusia produktif dan akan kehilangan umur hidup sebesar 20 sampai 25 tahun (4).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 menyatakan bahwa terdapat peningkatanprevalensi merokok pada remaja usia 10 tahun dari 28,8% pada tahun 2013 menjadi 29,3% pada tahun 2018. Sekarang ini, kebiasaan merokok tidak hanya menjadi masalah pada orang dewasa namun juga semakin marak pada kalangan anak dan remaja. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya prevalensi merokok ada populasi usia 10 hingga 18 tahun yakni dari tahun 2013 sebesar 7,2% ke tahun sebesar 2018 9,1% (5).

Data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara menunjukkan bahwa persentase merokok pada penduduk Indonesia umur lebih dari 15 tahun pada tahun 2019 sebesar 27,46%, tahun 2020 sebesar 27,28%, dan tahun 2021 sebesar 27,24%. Sedangkan presentase penduduk usia 15-24 tahun keatas yang merokok di kota Medan pada tahun 2018 adalah sebesar 21%. Untuk total keseluruhan presentase penduduk Sumatera Utara usia 15-24 tahun yang merokok sebesar 22.4% (6).

(22)

Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang. Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko 8x menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko 11x untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok (7).

Menurut teori Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo, perilaku merokok dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposing (predisposing factor), faktor pendukung (enabling factor), dan faktor pendorong (reinforcing factor). Faktor predisposing adalah faktor yang mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan sebagainya. Faktor pendukung adalah faktor yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana. Sedangkan faktor pendorong adalah faktor yang meliputi dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, dukungan petugas, dukungan keluarga, peran teman sebaya dan sanksi sosial (8).

Hasil penelitian Febriyanti & Sulaiman tahun 2021 di Desa Kiara Payung RT 003/004 Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok (P=0,05) dengan perilaku merokok (10). Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh

(23)

Kalalingga, dkk tahun 2021 menunjukkan bahwa adanya pengaruh orang tua, teman sebayadan paparan iklan rokok dengan perilaku merokok pada remaja di Kelurahan Pakuan Baru (11). Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Musniati, dkk tahun 2021di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku merokok ibu (p=0,021), perilaku merokok ayah (p=0,023), perilaku merokok saudara (kakak) (p=0,032), peran keluarga (p=0,020), perilaku merokok teman sebaya (p=0,006), peran teman sebaya (p=0,000) dengan perilaku merokok pada remaja (11).

SMA Negeri 20 Medan merupakan salah satu SMA Negeri di kota Medan, yang terletak di daerah pesisir Belawan. Daerah pesisir merupakan daerah yanag rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahgunaan obat-obatan (drug abuse) (8). Rokok merupakan salah satu bentuk pintu masuk ke dalam dunia narkoba dan juga obat-obatan terlarang. Efek dari rokok yang berupa adiksi membuat remaja semakin ingin mencoba hal-hal yang baru. Rokok adalah pintu gerbang bagi narkoba. Lebih spesifik lagi, rokok itu sendir sebanarnya termasuk kedalam definisi narkoba. Maraknya kampanye anti narkoba di masyarakat, ternyata tidak banyak yang menyadari hai ini. Merokok kini tidak lagi merupakan masalah kesehatan saja, tetapi sudah memiliki kompleksitas tersendiri.

Berdasarkanhasil survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 20 Medan, terdapat beberapa reklame dijalan menuju sekolah SMA Negeri 20 Medan dan juga terdapat poster iklan rokok yang terlihat di warung sekitar lingkungan sekolah. Tindakan dari pihak sekolah untuk menekan angka merokok

(24)

pada siswa, dengan membuat tata tertib larangan merokok yang berisi apa bila membawa rokok dan kedapatan mengonsumsi rokok di area sekitaran sekolah akan diberikan sanksi dan pamanggilan kepada orangtua siswa tersebut. Peneliti memilih SMA Negeri 20 Medan sebagai tempat penelitian karena sekolah tersebut dekat dengan pesisir yang terletak di Belawan, ekonomi rendah dan pengetahuan tentang bahaya rokok untuk kesehatan yang sangat kurang/minim. Remaja yang tinggal dilingkungan pesisir tersebut bekerja dengan mencari kerang laut, menjadi nelayan dan berdagang. Sehingga dengan mudahnya remaja tersebut mendapatkan uang dan digunakan untuk membeli rokok. Mereka mengatakan dengan merokok mereka akan waras, dan mampu membeli rokok dengan uang sendiri akan dianggap gaul/keren oleh teman sebaya.

Hasil wawancara dengan 11 siswa yang diambil secara acak yaitu pada kelas X-IS2, XI-MS3, dan XII-MS1 didapat bahwa 7 anak yang sering merokok, 3 anak yang masih coba-coba untuk merokok, dan 1 anak yang sama sekali tidak pernah mencoba rokok. Ketika diwawancarai oleh peneliti secara langsung mereka mengatakan bahwa alasan mereka merokok yaitu coba-coba, stress, ajakan teman dan kelurga yang tidak melarang.

Pendorong terwujudnya perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan yaitu pengetahuan, sikap, peran teman sebaya dan dukungan keluarga yang sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku merokok pada remaja.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai faktor yang memengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

(25)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor apa sajakah yang memengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa saja faktor yang memengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

2. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

3. Untuk mengetahui pengaruh peran teman sebaya terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

4. Untuk mengetahui pengaruh dukungan keluarga terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

5. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap, teman sebaya dan dukungan keluarga terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

(26)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

1. Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan pemikiran dan informasi dalam bidang kesehatan tentang faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

2. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama dalam penelitian ini yaitu tentang perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi SMA Negeri 20 Medan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan dan memberikan informasi kepada instasi terkait mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan agar dapat memberikan bimbingan ataupun arahan kepada seluruh siswa terkait perilaku merokok.

2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Medan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan.

(27)

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Suriaty, dkk tahun 2019 dengan judul : Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja di SMP Negeri 7 Langgudu Kabupaten Bima. Sampel penelitian sebanyak 49 siswa. Analisis data menggunakan analisis statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor teman sebaya (p=0,008) dan sikap (p=0,004) berhubungan dengan perilaku merokok pada siswa (12).

Penelitian yang dilakukan oleh Iceu, dkk tahun 2019 dengan judul : Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Siswa SMAN 2 Garut. Populasi penelitian ini adalah 241 orang dengan jumlah sampel sebanyak 71 orang.Analisis data menggunakan statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap (p=0,003), fasilitas (p=0,001), sarana dan pra sarana (p=0,044), orang tua (p=0,043), iklan (p=0,013), teman sebaya (p=0,024) dengan perilaku merokok (13).

Penelitian yang dilakukan oleh Ranti tahun 2018 denganjudul : Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Siswa SMA Negeri 1 Muara Enim. Populasi penelitian adalah 257 siswa dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 102 siswa. Analisis data menggunakan statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah pengetahuan tentang bahaya rokok (p=0,036), sikap terhadap rokok (p=0,0001), dan pengetahuan tentang KTR (p=0,007) (14).

9

(28)

Penelitian yang dilakukan oleh Mellia, dkk tahun 2019 dengan judul : Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja Putra SMA X Kecamatan Payakumbuh. Populasi penelitian adalah 181 siswa dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 65 siswa. Analisis data menggunakan statistic uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0.038), pengaruh iklan rokok (p=0.049), kemudahan mendapatkan rokok (p=0.0001), pengaruh orang tua (p=0.039), dan pengaruh teman sebaya (p=0.033) dengan perilaku merokok (15).

Penelitian yang dilakukan oleh Hanifah, dkk tahun 2021 dengan judul : Hubungan Persepsi, Pengaruh Teman Sebaya dan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Merokok Remaja Laki-laki di Kabupaten Bogor. Sampel penelitian sebanyak 100 orang. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh teman sebaya sebanyak 56% dan dukungan keluarga sebanyak 52% (16).

2.2. Rokok

2.2.1. Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang 70 hingga 120 mm (bervariasi) dengan diameter sekitar 10 mm. Di dalamnya berisi daun-daun tembakau yang dicacah. Untuk menikmatinya salah satu ujung rokok dibakar dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain (17).

(29)

2.2.2. Jenis Rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini didasarkan atas bahan ada atau tidaknya filter bahan pembungkus rokok, dan bahan atau isi rokok, yaitu :

a. Rokok berdasarkan ada atau tidaknya filter :

1. Rokok filter adalah rokok yang memiliki penyaring. Fungsinya untuk menyaring nikotin, salah satu zat berbahaya yang terkandung dalam rokok.

Filter itu terbuat dari busa serabut sintesis.

2. Rokok tidak berfilter adalah rokok yang satu ini pada kedua ujungnya tidak terdapat busa serabut sintesis. Dengan demikian, semua zat berbahaya leluasa masuk ke tubuh penikmatnya.

b. Rokok berdasarkan bahan pembungkusnya :

1. Klobot adalah rokok yang bahan pembungkusnya jagung yang dikeringkan. Daun jagung itu itu diisi dengan irisan tembakau yang sudah kering serta bahan-bahan lain yang dapat menambah cita rasa rokok.

2. Kawung adalah rokok yang bahan pembungusnya daun aren yang sudah dikerigkan terlebih dahulu. Daun aren itu kemudian diisi dengan irisan tambakau yang sudah kering serta nahan-bahan lain seperti cengkeh ataupun kemenyan.

3. Sigaret adalah rokok pada umumnya, yakni rokok yang dibungkus dengan kertas.

4. Cerutu adalah rokok yang bahan pembungkusnya daun tembakau. Daun tembakau itu kemudian diisi pula dengan irisan tembakau.

(30)

c. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi :

1. Rokok putih adalah rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang berisi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

2. Rokok kretek adalah rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. Rokok kretek ini pada umumnya tidak menggunaan filter.

3. Rokok klembak adalah rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (17).

2.2.3. Kandungan Rokok

Berikut ini bahan-bahan yang terkandung dalam rokok antara lain :

1. Akrolein adalah zat berbentuk cair tidak berwarna. Pada dasarnya zai ini mengandung alkohol yang pasti sangat mengganggu kesehatan.

2. Karbon monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau ini dihasilkan dari pembakaran unsur zat karbon yang tidak sempurna.

Jika karbon monoksida ini masuk ke tubuh dan dibawa oleh hemoglobin ke dalam otot-otot tubuh, seseorang akan mengalami kekurangan oksigen.

3. Nikotin adalah cairan berminyak ini tidak berwarna. Zat ini bisa menghambat rasa lapar.

(31)

4. Amonia adalah gas tidak berwarna terdiri dari nitrogen dan hidrogen, serta memiliki bau yang sangat tajam dan merangsang.

Zat ini sangat cepat memasuki sel-sel tubuh. Suntikkan sedikit saja pada aliran darah akan membuat seseorang pingsan atau koma.

5. Asam forniat adalah cairan tidak berwarna, tajam baunya, bisa bergerak bebas dan dapat membuat lepuh.

6. Hidrogen sianida adalah gas tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak ada rasa. Sianida merupakan zat paling ringan dan mudah terbakar. Di dalamnya terkandung racun berbahaya, dan jika dimasukkan langsung ke tubuh, akan mengakibatkan kematian.

7. Nitro oksida adalah gas tidak berwarna, jika dihisap dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan dan dapat menimbulkan rasa sakit. Zat ini awalnya digunakan untuk membius pada saat operasi.

8. Formaldehida adalah gas tidak berwarna dan berbau tajam.

Formaldehida merupakan zat pengawet dan biasanya dijadikan pembasmi hama.

9. Fenol atau asam karbolat adalah zat yang terdiri dari campuran kristal yang dihasilkan dari distilasi zat-zat organik, misalnya kayu dan arang. Fenol bisa terikat di dalam protein dan menghalangi kerja enzim.

(32)

10. Asetol adalah zat yang dihasilkan dari pemanasan aldehida atau senyawa organik yang tidak berwarna dan bebas bergerak. Zat ini menguap dengan alkohol.

2.2.4. Dampak Merokok

Ada beberapa penyakit yang disebabkan oleh rokok menurut Aditama (2017), yaitu :

a. Dampak pada paru-paru

Menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjer mucus bertambah banyak (hiperplasia). Saluran napas kecil sebagai tempat terjadinya peradangan ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukkan secret. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perunahan anatomi saluran napas, akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan bahwa merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronchitis kronis, dan asma.

b. Dampak terhadap jantung

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah dan jantung. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner tetapi juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. Nikotin yang terkandung pada rokok, selain menyebabkan ketagihan, juga merangsang

(33)

pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja sistem syaraf, otak dan banyak bagian tubuh lainnya, nikotin mematikan trombosit yang mengakibatkan timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.

c. Tukak lambung dan tukak usus dua belas jari

Di dalam perut usus dua belas jari terjadi keseimbangan antar pengeluaran asam yang dapat mengganggu lambung denga daya perlindungan.

Tembakau meningkatkan sekresi lambung dan usus dua belas jari. Perokok menderita dua kali lebih tinggi dari yang bukan perokok.

d. Efek terhadap bayi

Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan prematur. Wanita hamil yang merokok mengakibatkan daya tahan bayinya menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang paru-paru bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok. Rokok yang di hisap oleh wanita hamil akan mengganggu oksigenasi di tubuh janin karena ikut masuknya karbonmonoksida ke peredatan darah janin dan adanya gangguan enzim-enzim pernapasan janin dalam kandungan.

Terdapat bukti bahwa anak yang orangtuanya merokok menunjukkan perkembangan mentalnya terbelakang. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari asap rokok menembus plasenta dan mengganggu kesehatan janin dalam kandungan.

(34)

e. Impotensi

Masalah disfungsi ereksi merupakan masalah yang dialami oleh banyak pria di dunia. Lebih dari 50% pria berusia 40-70 tahun mengalami disfungsi ereksi dan anagka ini naik mendekati 70% pada usia 70 tahun.

Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak dapat mengalir ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin penyempitan arteri yang menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek ini menignkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lebih dari tubuh.

f. Penyakit pada perokok pasif

Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru-paru dan jantung koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk kondisi pengisap penyakit asma, alergi, dan gangguana pasa wanita hamil (18).

2.2.5. Bahaya Rokok Bagi Organ Tubuh

Merokok berdampak tidak baik dan berbahaya bagi kesehatan organ tubuh manusia diantaranya :

1. Bahaya rokok bagi kesehatan paru-paru

Bahan berbahaya yang terkandung dalam rokok jika memasuki paru-paru akan merusak sel-sel dalam paru-paru. Hal inilah yang bisa menyebabkan penyakit kanker paru-parudalam tubuh, rokok ini juga dapat menyebabkan penyakit pneumonia, emfisema, dan bronchitis.

(35)

2. Bahaya rokok bagi kesehatan organ mulut dan tenggorokkan

Jika dilakuka terus-menerus akan menyebabkan bau mulut dan gigi bernoda. Itu masih tergolong penyakit ringan belum yang ganas seperti kanker pada lidah, tenggorokkan, bibir dan pita suara.

3. Bahaya rokok bagi kesehatan organ kulit

Merokok mengurangi jumlah oksigen dalam tubuh, akibatanya kandungan asupan kulit dalam oksigen akan berkurang. Jika hala in terjadi maka kulit akan mengalami keriput dam terjadilah penuaan dini. Itulah sebabanya mengapa orang yang merokok akan terlihat lebih tua jika dibandingkan dengan orang seusia mereka yang tidak merokok.

4. Bahaya rokok bagi kesehatan organ otak

Jika merokok berarti memasukan ribuan zat berbahaya ke dalam tubuh dan bila sampai di otak akan menyebabkan kerusakan otak bahkan sampai kematian. Merokok juga dapat mengakibatkan penyakit aneurisma otak.

Penyakit aneurisma otak adalah pelemahan dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah itu membengkak. Jika dibiarkan terus-menerusakan menggumpal dan mengalami pemecahan da dapat menyebabkan pendarahan pada otak.

5. Bahaya rokok bagi kesehatan organ reproduksi

Saat dengan membeli rokok hendaklah membaca kemasannya, di situ ditulis bahwa merokok dapat menyebabakan impotensi pada pria dan kanker serviks pada wanita. Hal ini bias terjadi karena rokok membuat kemampuan tubuh menurun dalam melawan serangan infeksi penyakit.

(36)

6. Bahaya rokok bagi kesehatan organ tulang

Orang yang merokok akan lebih berisiko dalam terkena penyakit osteoporosis daripada yang tidak merokok. Karena dalam rokok terdapat racun yang bias menghambat kerja sel konstruksi dan dapat merusak tulang. Selain itu rokok juga dapat mengurangi kekuatan tulang dengan caramengganggu keseimbangan hormon yang bertugas untuk melindungi kekuatan tulang seperti hormone estrogen.

2.3. Konsep Perilaku 2.3.1. Defisini Perilaku

Perilaku merupakan bagian dari aktivitas suatu organisme. Perilaku adalah apa yang dilakukan organisme atau apa yang diamati oleh organisme lain.

Perilaku juga merupakan bagian fungsi dari organisme yang terlibat dalam suatu tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi terhadap stimulus (rangsang dari luar). Perilaku terjadi melalui proses, sehingga teori ini sering disebut dengan teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon (Skinner, 1938) (19). Respon dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Respon respondent atau reflektif adalah respon yang dihasilkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Biasanya respon yang dihasilkan bersifat relatif tetap disebut juga eliciting stimuli. Perilaku emosional yang menetap.

2. Operan respon. Respon operant atau instumental respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain berupa penguatan.

(37)

Perangsang perilakunya disebut reinforcing stimuli yang berfungsi memperkuat respon.

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas atas perhatian, persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert behavior atau unobservable behavior.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata atau praktik (practive) (8).

Perilaku merokok merupakan perilaku yang membahayakan kesehatan tetapi masih banyak orang yang melakukan kebiasaan tersebut.

Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baikuntuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Namun masih banyak masyarakat yang belum dan kurang tahu akan pemahaman mengenai masalah yang dapat ditimbulkan oleh rokok itu sendiri, sehingga

(38)

perilaku merokok masih belum bisa dihilangkan terlebih bagi generasi muda saat ini (20).

2.3.2. Jenis-jenis Perilaku

Menurut Dahro (2012), jenis perilaku dibagi menjadi dua yaitu:

1. Perilaku yang refleksif

Perilaku yang refleksif merupakan perilaku secara spontan yang terjadi atas reaksi terhadap stimulus yang didapatkan makhluk hidup tersebut.

Sebagai contoh dari perilaku refleksif seperti mata yang berkedip bila terkena sinar terang dan menarik tangan bila terkena panas.

2. Perilaku non refleksif

Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh kesadaran atau otak. Perilaku ini merupakan perilaku yang dibentuk dan dapat dikendalaikan.

Stimulus diterima oleh reseptor, kemudia diteruskana kepada otak untuk direspon melalui reseptor. Oleh karena itu, perilaku ini dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai hasil proses belajar (21).

2.4. Teori Determinan Perilaku

Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Notoatmodjo, 2010) :

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik individu yang bersangkutan, yang bersifat bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni pengaruh dari lingkungan atau luar individu yang bersangkutan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,

(39)

politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang (19).

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo tahun 2012 mengatakan perilaku merokok dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu (8) :

1. Faktor Predisposisi (Predisposing factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan mesyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingka sosial ekonomi dan sebagainya. Faktor yang lebih bersifat dari dalam diri individu tersebut.

a) Pengetahuan

Pengetahuan sangat berpengaruh karena pengetahuan menentukan sikap remaja terhadap perilaku merokok orang-orang yanag ada disekitarnya.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Secara garis besar pengetahuan dibagi menjadi :

1. Tahu (Know) yang diartikan seseorang itu hanya menggunakan teori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (Comprehension) yang diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara besar tentang objek yang diketahaui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut yang benar.

(40)

3. Aplikasi (Aplication) yang diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

4. Analisis (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan meteri suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis) menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungksn bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk justifikasi terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara dan angket (kuesioner) yang menyatakan tentang materi yang ingin diukur oleh subjek penelitian responden. Pengetahuan merupakan dasar dari domain-domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang.

b) Sikap (Attitude)

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Notoatmodjo (2012), sikap terdiri dari beberapa tingkataan yaitu :

1. Menerima (Recceiving) diartikan bahwa orang (obyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

(41)

2. Merespon (Responding) adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (Valuing) mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggungjawab (Responsible) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah sikap yang paling tinggi.

c). Budaya (Culture)

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup da dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap.

d). Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

Tingkat pendidikan seseorang termasuk faktor predisposisi terhadap

(42)

perilaku karena tingkat pendidikan mempermudah untuk terjadinya perubahan perilaku.

2. Faktor Pendukung (Enabling Factor)

Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana. Kemudahan mendapat rokok bagi yang merokok maupun yang tidak merokok merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan seseorang merokok bagi yang merokok dan mengenal rokok bagi yang tidak merokok. Faktor pendukung sarana dan prasaran remaja yaitu uang saku dan tersedianya tempat membeli rokok.

3. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor)

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang- kadang, meskiput seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Seorang remaja tahu bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan, tetapi remaja tersebut tetab merokok. Hal ini berarti, bahwa untuk berperilaku sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat (8).

2.5. Remaja

2.5.1. Pengertian Remaja

Remaja (adolescence) adalah masa perkembangan transisi seorang invididu antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional (23). Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentan usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentan usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentan usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Di tengah perkembangan

(43)

fisiknya yang masih baru merekah emosional remaja pun masih dalam masa pencarian jati diri (24).

Masa remaja berlangsung melalui 3 tahapan yaitu masa remaja awal (10- 14 tahun), menengah (15-16 tahun), dan akhir (17-19 tahun). Masa remaja awal ditandai dengan peningkatan cepat pertumbuhan dan pematangan fisik. Masa remaja menengah ditandai dengan hamper lengkapnya pertumbuhan pubertas, timbulnya keterampilan berpikir yang baru, peningkatan pengenalan terhadap datangnya masa dewasa, dan keinginan untuk memapankan jarak emosional dan psokologis dengan orangtua. Masa remaja akhir ditandai dengan persiapan untuk internalisasi suatu system nilai pribadi (25).

2.5.2. Pubertas Pada Remaja

Transisi biologis remaja sering dikatakan sebagai masa pubertas yang merupakan tanda bahwa masa remaja telah dimulai. Menurut Santrock, John.W (2013) pubertas atau puberty adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal. Pubertas merupakan periode di mana seorang individu mulai mengalami kematangan pada organ reproduksi.

2.5.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Remaja setiap periodenya mengalami perubahan yaituberupa perubahan fisik, emosional, kognitif, dan sosial. Menurut Santrock (2010) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, dan meliputi berbagai perkembangan biologis, kognitif, emosional dan sosial yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.

(44)

2. Perkembangan Biologis

Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonaldi bawah pengaruh sistem saraf pusat, meskipun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama-sama. Perubahan fisik yang tidak tampak adalah perubahanfisiologis dan kematangan neurogonad yang disertai dengan kemampuan bereproduksi.

3. Perkembangan Kognitif

Perubahan kognitif yang terjadi pada remaja adalah remaja mulai berfokus pada pengabilan keputusan baik di rumah atau pun di sekolah. Remaja mulai menunjukkan cara berfikir logis, menggunakan istilah sendiri, memiliki pandangan seperti pemilihan teman bergaul, hobi yang diminati, dan cara berpenampilan. Gaya berfikir remaja tertuju pada rencana yang akan datang, mengevaluasi berbagai cara suatu tindakan, dan apa yang menjadi tujuan probadi remaja.

3. Perkambangan sosial

Perubahan sosial pada remaja bisa mengakibatkan remaja memiliki keyakinana dan bergaul dengan banyak teman akan tetapi bersifat sesuai keinginannya sendiri tanpa mendengarkan perkataan orang lain, serta adanya ketergantungan yang kuat dengan teman sebaya disertai semangat yang tinggi. Perkembangan sosial pada remaja sangat penting, hal ini remaja selain berhubungan dengan teman sebaya, remaja juga berhubungsn dengan keluarga, sekolah, dan masyarakat lainnya (23).

(45)

2.6. Kerangka Teori

Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, maka kerangka teori menurut Lawrence Green dapat dilihat pada gambar dibawa ini :

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Dikutip dari : Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012)(8).

2.7. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh pengetahuanterhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

2. Ada pengaruh sikap terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

3. Ada pengaruh teman sebaya terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

1. Faktor Predisposing - Pengetahuan - Sikap

- Budaya - Pendidikan

Perilaku 2. Faktor Pendukung

- Sarana - Pra sarana

3. Faktor Pendorong

- Sikap dan perilaku petugas pelayanan kesehatan

(46)

4. Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

5. Ada pengaruh pengetahuan, sikap, teman sebaya dan dukungan keluarga terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 20 Medan.

(47)

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Studi cross-sectional dilaksanakan dengan cara pendekatan, wawancara, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada saat yang bersamaan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 20 Medan yang beralamat di Jalan Besar Bagan Deli Medan Kecamatan Medan Belawan Kota Medan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2022 sampai dengan bulan Desember 2022, mulai dari survei awal sampai sidang akhir.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki di SMA Negeri 20 Medan sebanyak 194 siswa.

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (26), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin, yaitu :

29

(48)

n= N 1+Ne2 Keterangan:

n = Jumlah sampel yang dicari N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan 5% (0,05)

Berdasarkan rumus diatas, perhitungan jumlah sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

n=

1+194194(0,05)2

n

¿1,485194

n=

130, 63 = 131 responden

Berdasarkan perhitungan, maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 131 responden yang diambil menggunakan teknik Stratified Random Sampling.

Kelas I = 65 65

194 x 131 = 44 Siswa

Kelas II = 63 63

194 x 131 = 42 Siswa

Kelas III = 66 66

194 x 131 = 45 Siswa

Untuk sampel individu tiap kelas diambil dengan teknik Simple Random Sampling.

(49)

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah alur penelitian yang melibatkan variable-variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi atau dengan kata lain dalam kerangka konsep akan terlihat faktor-faktor yang terdapat dalam variabel penelitin (26).

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep 3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran 3.5.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefinisikan variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi variabel pengetahuan (26).

1. Variabel Independen

a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswa tentang rokok.

b. Sikap adalah respon atau tanggapan yang masih tertutup dari siswa tentang rokok.

c. Peran teman sebaya adalah perilaku teman sebaya atau sekelompok yang memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja.

Faktor yang memengaruhi : 1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Peran teman sebaya 4. Dukungan keluarga

Perilaku merokok

(50)

d. Dukungan keluarga adalah Perilaku orang tua yang memiliki pengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja.

2. Variabel Dependen

a. Perilaku merokok adalah suatu aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok yang dilakukan secara menetap.

3.5.2. Aspek Pengukuran

Pengukuran pada tiap-tiap variabel penelitian akan disusun dan diukur berdasarkan teori yang sudah ditentukan peneliti lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen

No. Nama

Variabel

Jumlah Pertanyaan

Cara dan Alat Ukur

Skala Pengukuran

Value Skala Ukur

1 2 3 4 5 6 7

Variabel Bebas

1 Pengetahuan 15 pertanyaan Kuesioner Benar = 1 Salah = 0 Skor Maks = 15

b. Skor 8-15 c. Skor 0-7

a. Baik (1) b. Kurang

baik (0)

Ordinal

2 Sikap 10 pertanyaan Kuesioner SS = 1 S = 2 TS = 3 STS=4

Skor Maks = 40

a. Skor 26-40 b. Skor 10-25

a. Positif (1) b. Negatif

(0)

Ordinal

3 Peran teman sebaya

10 Pertanyaan Kuesioner Ya = 0 Tidak = 1 Skor Maks = 10

a. Skor 6-10 b. Skor 0-5

a. Baik (1) b. Kurang

Baik (0)

Ordinal

4 Dukungan keluarga

10 Pertanyaan Kuesioner Ya = 0 Tidak = 1 Skor Maks = 10

a. Skor 6-10 b. Skor 0-5

a. Baik (1) b. Kurang

Baik (0)

Ordinal

(51)

Tabel 3.1. Lanjutan No. Nama

Variabel

Jumlah Pertanyaan

Cara dan Alat Ukur

Skala Pengukuran

Value Skala Ukur

1 2 3 4 5 6 7

Variabel Terikat 1 Perilaku

merokok

1 Pertanyaan Kuesioner - a. Tidak

Merokok (1) b. Merokok (0)

1

3.6. Metode Pengumpulan Data 3.6.1. Jenis Data

1. Data Primer merupakan data yang diambil langsung dari responden melalui wawancara menggunakan kuesioner.

2. Data Sekundera dalah data yang didapat dari SMA Negeri 20 Medan.

3. Data Tersier diperoleh dari berbagai referensi yang valid dalam penelitian ini menggunakan jurnal, WHO 2017, Riskesdas 2022, dan BPS 2021.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer

Data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang berisi butur-butir pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari sekolah SMA Negeri 20 Medan.

3. Data Tersier

Data tersier diperoleh dari naskah yang telah dipublikasikan dan men- download data dari jurnal-jurnal yang berkaitan, WHO, Riskesdas, dan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

(52)

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Demikian pula koesioner sebagai alat ukur harus mengukur apa yang dikur. Untuk mengetahui apakah koesioner yang telah disusun tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total koesioner tersebut. Pengujian validitas instrument diperlukan untuk mendapatkan instrument sebagai alat ukur penelitian apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Pada uji validitas dengan skor total variable menggunakan rumus pearson moment correlation coefficient (r), dengan ketentuan :

a) Apabila rhitung>rtabel maka dinyatakan valid.

b) Apabila rhitung<rtabel maka dinyatakan tidak valid

Uji validitas ini dilakukan di SMA Negeri 19 Medan sebanyak 30 responden.

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Pengetahuan N

O Pertanyaan Sig.(2.tailed) Taraf Signifikan Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,000 0,05 Valid

2 Pertanyaan 2 0,000 0,05 Valid

3 Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid

4 Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid

5 Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid

6 Pertanyaan 6 0,000 0,05 Valid

7 Pertanyaan 7 0,000 0,05 Valid

8 Pertanyaan 8 0,000 0,05 Valid

9 Pertanyaan 9 0,000 0,05 Valid

10 Pertanyaan 10 0,000 0,05 Valid

11 Pertanyaan 11 0,000 0,05 Valid

(53)

12 Pertanyaan 12 0,005 0,05 Valid Tabel 3.2. Lanjutan

N

O Pertanyaan Sig.(2.tailed) Taraf Signifikan Keterangan

13 Pertanyaan 13 0,011 0,05 Valid

14 Pertanyaan 14 0,000 0,05 Valid

15 Pertanyaan 15 0,000 0,05 Valid

Berdasarkan tabel 3.1. dapat diketahui uji validitas dari 15 item pertanyaan kuesioner pengetahuan menunjukkan 15 item pertanyaan valid karena mempunyai nilai Sig.(2-tailed) < 0,05.

Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Sikap N

O

Pertanyaan Sig.(2.tailed) Taraf Signifikan Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,007 0,05 Valid

2 Pertanyaan 2 0,000 0,05 Valid

3 Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid

4 Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid

5 Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid

6 Pertanyaan 6 0,000 0,05 Valid

7 Pertanyaan 7 0,000 0,05 Valid

8 Pertanyaan 8 0,000 0,05 Valid

9 Pertanyaan 9 0,000 0,05 Valid

10 Pertanyaan 10 0,003 0,05 Valid

Berdasarkan tabel 3.2. dapat diketahui uji validitas dari 10 item pertanyaan kuesioner sikap menunjukkan 10 item pertanyaan valid karena mempunyai nilai Sig.(2-tailed) < 0,05.

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Peran Teman Sebaya N

O

Pertanyaan Sig.(2.tailed) Taraf Signifikan Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,007 0,05 Valid

2 Pertanyaan 2 0,005 0,05 Valid

3 Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid

4 Pertanyaan 4 0,001 0,05 Valid

5 Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid

6 Pertanyaan 6 0,001 0,05 Valid

7 Pertanyaan 7 0,000 0,05 Valid

8 Pertanyaan 8 0,000 0,05 Valid

9 Pertanyaan 9 0,010 0,05 Valid

(54)

10 Pertanyaan 10 0,000 0,05 Valid Berdasarkan tabel 3.3. dapat diketahui uji validitas dari 10 item pertanyaan kuesioner peran teman sebaya menunjukkan 10 item pertanyaan valid karena mempunyai nilai Sig.(2-tailed) < 0,05.

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Dukungan Keluarga N

O Pertanyaan Sig.(2.tailed) Taraf Signifikan Keterangan

1 Pertanyaan 1 0,001 0,05 Valid

2 Pertanyaan 2 0,000 0,05 Valid

3 Pertanyaan 3 0,000 0,05 Valid

4 Pertanyaan 4 0,000 0,05 Valid

5 Pertanyaan 5 0,000 0,05 Valid

6 Pertanyaan 6 0,000 0,05 Valid

7 Pertanyaan 7 0,000 0,05 Valid

8 Pertanyaan 8 0,000 0,05 Valid

9 Pertanyaan 9 0,000 0,05 Valid

10 Pertanyaan 10 0,000 0,05 Valid

Berdasarkan tabel 3.4. dapat diketahui uji validitas dari 10 item pertanyaan kuesioner dukungan keluarga menunjukkan 10 item pertanyaan valid karena mempunyai nilai Sig.(2-tailed) < 0,05.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuranitu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali ataulebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan rumus Croncbach’s Alpha. Apabila diperoleh rhitung > dan rtabel, maka koesioner tersebut dinyatakan reliable(26). Uji reliabliitas ini dilakukan di SMA Negeri 19 Medan sebanyak 30 responden.

(55)

Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Hasil

Pengetahuan 0, 929 Reliabilitas

Sikap 0, 839 Reliabilitas

Peran Teman Seabaya 0, 792 Reliabilitas

Dukunga Keluarga 0, 945 Reliabilitas

Berdasarkan tabel 3.5. uji reliabilitas di atas dilakukan pada 30 reaponden diperoleh koefisien Cronbach`s Alpha sebesar pengetahuan (0,929), sikap (0,839), peran teman sebaya (0,792), dukungan keluarga (0,945), oleh karena itu nilai Cronbach`s Alpha > r-tabel maka dapat di nyatakan reliabel.

3.7. Metode Pengolahan Data

Menurut Muhammad, data yang terkumpul dioleh dengan cara komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut : (26)

a. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari koesioner, angket maupun observasi.

b. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban koesioner atau lembar observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengelolahan data memberikan hasil yang valid.

c. Coding

(56)

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variable- variabel yang diteliti misalnya nama responden diubah menjadi nomor 1,2, 3,…,42.

d. Entering

Data entry yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan kedalam aplikasi komputer.

e. Data Processing

Semua data telah diinput kedalam aplikasi komputer akan dioleh dengan kebutuhan dari penelitian.

3.8. Analisis Data 3.8.1. Analisis Univariat

Analisis data secara univariat dilakukan untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variable independen dan variable dependen. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan pada tiap variable dari hasil penelitian.

3.8.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variable bebas (independent variable) dengan variable terikat (dependent variable). Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variable bebas dengan variable terikat digunakan analisis chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistic p-value (0,05). Apabila hasil perhitungan

(57)

menunjukkan nilai p < p-value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua variable secara statistik mempunya hubungan yang signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variable yang terikat dengan variable bebas digunakan analisis tabulasi silang.

3.8.3. Analisis Multivariat

Analisis data multivariat diakukan dengan uji regresi logistik, yang bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh variable-variabel bebas terhadap variable terikat, analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Besarnya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat dilihat dari dinilai Exp (β). Positif atau negatifnya pengaruh variable bebas terhadap variable terikat dari nilai β, jika bernilai positif berarti mempunyai pengaruh positif, begitu juga sebaiknya jika bernilai negatif berarti mempunyai pengaruh negatif (27).

Gambar

Gambar 2.1.  Kerangka Teori
Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Variabel Dependen
Tabel 3.1. Lanjutan No. Nama
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Pengetahuan N
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian adalah perilaku merokok oleh sebagian kecil responden (27%) dengan gambaran perilaku merokok dilakukan pada remaja yang berusia 10 – 15

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku remaja merokok adalah faktor orang tua 21.3%, faktor temas sebaya 33.3%, faktor kepribadian 28%, dan faktor

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 4 faktor dominan yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa SMA yaitu faktor media iklan (22,38%), faktor kurangnya pengarahan tentang

Berdasarkan hasil analisis, faktor- faktor yang mempengaruhi merokok elektrik pada Siswa SMA swasta di Denpasar adalah siswa yang tidak percaya merokok berbahaya terhadap

Berdasarkan hasil analisis, faktor- faktor yang mempengaruhi merokok elektrik pada Siswa SMA swasta di Denpasar adalah siswa yang tidak percaya merokok berbahaya terhadap

Dari faktor orang tua yang menyebabkan perilaku remaja merokok, berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa penyebab remaja merokok yang tertinggi pertama adalah

Tabel 1 Gambaran faktor-faktor yang berperan dalam perilaku merokok pada remaja seluruh responden Faktor-faktor Frekuensi Persentase Konteks/lingkungan remaja Keluarga family

Hasil penelitian menunjukkan variabel yang memengaruhi perilaku seksual remaja di SMA Yayasan Karya Jaya Pangururan Kabupaten Samosir yaitu keluarga p=0,025, pengetahuan p=0,000 ,