• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Konstruksi Pemikiran Pendidikan Islam Nurcholish Madjid (Tinjauan Cabang Filsafat Pendidikan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Konstruksi Pemikiran Pendidikan Islam Nurcholish Madjid (Tinjauan Cabang Filsafat Pendidikan)."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Secara mentalitas, mayoritas umat Islam di Indonesia ini kehilangan idealisme. Mereka telah menukar idealisme dengan pragmatisme; suatu model kehidupan yang memburu manfaat jangka pendek meskipun dengan resiko kehilangan masa depannya, mencari kemudahan-kemudahan meskipun melanggar peraturan, dan mengutamakan produk-produk instan kendati hasilnya mengecewakan. Dikarenakan terlalu larut dalam kehidupan pragmatisme tersebut, justru kalau ada sikap idealis dipandang sebagai sikap yang menyimpang sehingga benar-benar telah terjadi persepsi yang salah (misperception)dan yang uniknya kesalahan persepsi ini dianggap suatu yang wajar.1

Fenomena baru ini ternyata juga melanda pendidikan Islam. Mayoritas pemikir pendidikan Islam tidak lagi melakukan perenungan secara serius, para manager pendidikan Islam tidak sungguh-sungguh dalam mengelola lembaganya, para guru dan dosen tidak lagi berusaha memperbaharui strategi pembelajaran, masyarakat Muslim cenderung memilih penampilan gedung daripada kualitas sebagai substansi pendidikan Islam, para siswa cenderung menempuh jalan pintas dan tidak lagi mau melakukan kegiatan belajar sebagai tugas utamanya, sedangkan para mahasiswa asyik tenggelam dalam

1

(2)

euforia politik dan membenci kegiatan akademik. Praktis, ketika pelaksanaan Ujian Nasional (UN) menjadi ajang persengkongkolan semua pihak.2 Begitu pula kasus-kasus yang melanda moral remaja, dapat dilihat pada kasus-kasus berikut: perilaku mabuk-mabukan anak remaja, kekerasan seksual yang dilakukan pelajar, ucapan dan perilaku tidak senonoh anak-anak pelajar, perilaku curang (nyontek saat ujian), kenakalan remaja, penampilan yang tidak mengindahkan tata nilai kesopanan, akhlak di ruang publik yang dihiraukan, terjadinya tawuran antar pelajar, pelajar yang banyak memakai narkoba, budaya hura-hura setelah lulusan ujian, dan budaya kebarat-baratan yang sudah menjamur di kalangan para pelajar di Indonesia.3 Maka suasana pendidikan Islam saat ini jauh dari idealisme dan kelayakan. Hal ini menjadi problem yang cukup krusial. Muhammad An-Naquib al-Attas menyatakan bahwa problem yang mendasar dalam masalah pendidikan adalah kekurangan pendidikan Islam yang layak dan memadai. Sebab pendidikan ini pasti akan mencegah terjadinya kebingungan umum yang menggiring pada penyimpangan-penyimpangan dan akses-akses dalam kepercayaan dan praktik.4

Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia memerlukan wawasan yang sangat luas. Karena pendidikan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia baik dalam pemikiran maupun dalam pengalamannya. Oleh karena itu, pembahasan pendidikan tidak cukup

2

Ibid. hlm. 136 3

“Kegagalan Pendidikan Biang Keladi Rusaknya Moral Bangsa” dalam Suara Merdeka, Senin, 30 Mei 2016, hlm. 7.

4

(3)

berdasarkan pengalaman saja, melainkan dibutuhkan suatu pemikiran yang luas dan mendalam.

Pengkajian filosofis terhadap pendidikan mutlak diperlukan karena kajian semacam ini akan melahirkan suatu realitas yang komperhensif. Cara kerja dan hasil-hasil filsafat dapat dipergunakan untuk membantu memecahkan masalah dalam hidup dan kehidupan, termasuk pendidikan yang merupakan salah satu kebutuhan penting dari kehidupan seorang manusia.

Berbicara tentang filsafat, ada salah satu anak bangsa yaitu Nurcholish Madjid (sering juga dipanggil dengan nama akrab Cak Nur) yang bergulat di bidang pemikiran Islam. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya sebatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih mendalam yang tidak terbatas oleh pengalaman indrawi maupun fakta-fakta faktual, namun membutuhkan filsafat untuk solusinya.5

Tempo, telah menjuluki Nurcholish Madjid sebagai “lokomotif” atau “Penarik Gerbong” pembaharuan Islam Indonesia, pada tahun 70-an. Sejak kurun itu, buah pemikirannya bertebaran di berbagai media massa cetak, tak sekali saja ia memicu kontroversi dan polemik wacana. Karya tulisnya yang sedemikian banyak bertebaran dan tersebar di berbagai media massa, kemudian disunting dan dikompilasi menjadi buku dengan tema-tema menarik perhatian. Dari sekian banyak buku Cak Nur, tak satu pun yang

5

(4)

merupakan karya utuh, ditulis secara khusus dan tuntas. Semuanya sekedar tulisan atau makalah. Kendati demikian, pada nyatanya sejak pertama kali kontroversi pemikirannya muncul, ratusan tulisan polemis bertebaran di berbagai media massa, muncul diskusi, seminar dan kelompok studi membicarakan pemikirannya.6

Nurcholish Madjid sebagai seorang cendikiawan, telah melontarkan ide, konsep dan pemikiran Islam dalam upaya menatap masa depan bangsa Indonesia. Terkait dengan pendidikan Islam menurut Nurcholish Madjid, pendidikan Islam berkisar kepada dua dimensi hidup, yakni penanaman rasa taqwa kepada Allah dan pengembangan rasa kemanusiaan kepada sesama. Wakaf Paramadina (termasuk di dalamnya Universitas Paramadina) dan sekolah Al-Madania yang sedang berkembang di Bogor adalah lembaga yang memiliki visi dan misi tidak lain dari turunan gagasan Nurcholish Madjid . Sumbangsih pemikiran Nurcholish Madjid ini semakin menarik untuk dikaji dan diperdalam sebagai upaya membangun pendidikan Islam yang lebih baik.

Merujuk dari uraian di atas, masalah yang muncul adalah bagaimanakah konstruksi pemikiran pendidikan Islam Nurcholish Madjid berdasarkan perspektif cabang filsafat pendidikan dan relevansinya dengan problematika pendidikan Islam kekinian. Apakah masih bisa dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan praktis pendidikan yang memberi hasil guna baik bagi keperluan menciptakan lapangan kerja baru maupun membina sikap

6

(5)

hidup kritis dan pola tingkah laku baru serta kecenderungan-kecenderungan baru.

Berangkat dari permasalahan tersebut, maka penulis memproyeksikannya ke dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Konstruksi Pemikiran Pendidikan Islam Nurcholish Madjid (Tinjauan Cabang

Filsafat Pendidikan)”

B. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dan agar tulisan ini lebih terarah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana konstruksi pemikiran pendidikan Islam Nurcholish Madjid berdasarkan perspektif cabang filsafat pendidikan?

2. Apa relevansi pemikiran pendidikan Islam Nurcholish Madjid dengan problem pendidikan Islam kekinian ?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan dan merekonstruksikan pemikiran Nurcholish

Madjid tentang pendidikan Islam berdasarkan perspektif cabang filsafat pendidikan.

2. Untuk mengetahui relevansi pemikiran pendidikan Islam Nurcholish Madjid dengan problem pendidikan Islam kekinian.

(6)

Pembahasan pada penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan dalam memahami kajian kependidikan Islam (Hakikat dan Tujuan, cara pelaksanaan dan manfaat Pendidikan Islam menurut Nurcholish Madjid beserta hasil analisis relevansi dengan problematika pendidikan Islam kekinian) serta dapat digunakan dalam menambah literatur bagi khazanah ilmiah dunia pendidikan Islam.

2. Secara Praktis

Referensi

Dokumen terkait

Pemikiran konsep pendidikan Islam multikultural menurut Abdurrahman Wahid dan Nurcholish Madjid, sangat relevan untuk pendidikan saat ini, mengingat Indonesia

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan mengenai teori analisis soal evaluasi yang tepat, terkhusus pada tingkat kesukaran dan daya pembeda

Pembahasan melingkupi berbagai pandangan filosofis menurut Islam dan Barat tentang hakikat manusia, ilmu pengetahuan, kebenaran, dan nilai serta berbagai aliran filsafat

Berbagai sudut pandang di atas, meskipun tidak dinafikan keberadaannya, tetapi dalam kajian ini tidak mampu mencakup tipologinya satu persatu. Dengan berpijak pada

Hasil penelitian ini diharapkan (1) Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan tentang pelaksanaan manajemen sumber daya

Indonesia, Jurnal Humanity, Vol V, No 1. In’am Esha, Muhammad. Teologi Pluralisme Dalam Pendidikan Islam, Mencermati Implikasi Pemikiran Nurcholish Madjid. Jurnal

Adapun manfaat penelitian ini adalah: pertama, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan Khazanah Keilmuan Islam serta diharapkan menjadi

Pemikiran Prof. Nurcholish Madjid, Jakarta: 2014. Gaus AF, Ahmad. Api Islam Nurcholish Madjid. Studi Agama, Perspektif Sosiologis dan Isu-Isu Kontemporer, Malang, UMM Press.