• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Isi Terhadap Pesan Dakwah Dalam Film Mama Cake

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Isi Terhadap Pesan Dakwah Dalam Film Mama Cake"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM FILM MAMA CAKE

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

LIA DAHLIA NIM: 109051000097

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

i Lia Dahlia

NIM: 109051000097

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM FILM MAMA CAKE

Dakwah selama ini di identikan dengan ceramah melalui media lisan. Namun di era moderen seperti sekarang ini dakawah haruslah di kemas dengan menarik. Film merupakan media komunikasi massa yang efektif dan banyak diminati oleh masyarakat. Selain sebagai hiburan film juga bisa di jadikan sebagai media untuk berdakwah. Film Mama Cake adalah salah satu film yang di dalamnya terkandung banyak pesan dakwah dan moral, film ini bercerita tentang proses hijrahnya ketiga orang sahabat dari yang tidak baik menjadi lebih baik, setelah mereka mengalami perjalanan sehari semalam untuk membeli brownies Mama Cake permintaan terakhir dari seorang nenek yang sedang sakit keras.

Berdasarkan konteks di atas maka pertanyaannya adalah pesan dakwah apa saja yang terdapat dalam film Mama Cake? Kemudian pesan dakwah apa yang paling dominan?

Pesan dakwah yang terdapat dalam film Mama Cake adalah pesan Akidah, Syariah, dan Akhlak. Kemudian pesan dakwah yang paling dominan adalah pesan Syariah dengan prosentase 35,47% berdasarkan kesepakatan ketiga juri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi atau disebut juga dengan Content Analysis yang bersifat kuantitatif, yaitu dengan cara mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan, yang akhirnya akan melahirkangeneralisasi.

Pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari al-Quran dan al-Hadist yang berupa Akidah, Syariah, dan Akhlak yang disampaikan untuk mengajak manusia baik individu ataupun kelompok melalui media lisan maupun tulisan agar mengikuti ajaran Islam dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat.

Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis isi terhadap pesan dakwah yang terdapat dalam film Mama Cake. Setelah dihitung dan dianalisis, maka hasil penelitian menunjukan bahwa pesan dakwah yang terdapat dalam film Mama Cake adalah pesan akidah dengan jumlah prosentase 34,72%, pesan syariah 35,47 %, dan pesan akhlak 29,81% berdasarkan kesepakatan juri. Maka pesan dakwah yang paling dominan yang terdapat dalam film Mama Cake adalah pesan syariah dengan jumlah prosentase tertinggi yaitu 35,47% berdasarkan kesepakatan ketiga juri.

(6)

ii

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, serta berkat ridho dan hidayah-Nya pula skripsi yang berjudul Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Film Mama Cakeakhirnya dapat penulis selesaikan, sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) program studi S1 pada jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus disempurnakan. Untuk itu kritik dan saran selalu penulis harapkan demi kebaikan dan kemajuan kita bersama dalam menulis karya ilmiah.

(7)

iii

Jurusan dan Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan sejumlah berkas-berkas perkuliahan.

3. Dr. Hj. Roudhonah, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi, dengan kesabaran dan ketelitian beliau dalam membimbing skripsi saya serta banyak memberikan masukan dan ilmunya demi perbaikan dalam penyusunan skripsi ini sampai akhirnya penulisan skripsi ini selesai. 4. Dra. Rini Laili Prihatini M.Si, selaku dosen penasehat akademik yang

sejak awalpenulis kuliah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam serta sebelum penyusunan skripsi ini telah banyak memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi dengan baik sesuaiharapan.

5. Seluruh Dosen, serta para staf Tata Usaha dan Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan berbagai hal, terutama ilmu dan pengalaman.

6. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta yang telah memberikan fasilitas kepustakaan sebagai bahan referensi dalam pembuatan skripsi ini.

(8)

iv

menyelesaikan skripsi ini agar bisa ikut wisuda November tahun 2013. 9. Bapak Anggy Umbara, selaku Penulis dan Sutradara film “Mama Cake”

yang telah memberikan waktunya untuk memberikan data dan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Tiga orang juri, yaitu Muhammad Kurtubi S.Ag, Mohamad Dian Anwar M.Si, dan Lukmanul Hakim S.H.I, yang telah membantu mengisi koding set sehingga penulisan sekripsi ini dapat selesai.

11. Teman-teman KPI Angkatan 2009 mulai dari KPI kelas A, B, C, D, E, F, dan G. Khususnya KPI kelas A, C, D, dan G yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya, terimakasih telah memberikan inspirasi, motivasi, pembelajaran, dan warna-warni persahabatan serta kenangan indah selama penulis kuliah.

12. Teman-teman KKN PRIMA 2012, Fauzan, Yusuf, Kholik, Ame, Fauji, Gege, Hendri, Mala, Citra, Ruri, Ika, Dimas, Anisa, Ela, Lia “it’s me ”,

Rifki, Putri dan Ami yang telah mau bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama selama sebulan lebih 3 hari di Kampung Koceak Desa Keranggan. Terimakasih atas persahabatan dan kenangan indah selama KKN.

(9)

v

Abe, Bang Maman, Bang Gaston, Ica, Rohman, Tutun, Hani, Iga penulis mengucapkan terimakasih atas kebaikan hati teman-teman semua dan yang telah memberikan semangat, ispirasi, pembelajaran, dan pengalaman berharga bagi penulis.

Serta teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, namun tak mengurangi Respect penulis kepada mereka semua. Terimakasih atas bantuan, semangat, dan motivasi untuk penulis sampai penulisan skripsi ini selesai. Besar harapan penulis adanya saran dan kritik dari pembaca sehingga menjadi pijakan keberhasilan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Oktober 2013

(10)

vi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 4

D. Metodologi Penelitian ... 5

E. Teknik Penulisan ... 13

F. Tinjauan Pustaka ... 13

G. Sistematika Penulisan... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis Isi... 16

B. Tinjauan Tentang Dakwah ... 18

1. Pengertian Dakwah... 18

(11)

vii

4. Unsur-unsur Dakwah... 21

5. Wasilah (Media) Dakwah... 30

6. Thariqah (Metode) Dakwah ... 31

7. Atshar (Efek) Dakwah... 33

C. TinjauanTentang Film ... 33

1. Pengertian Film ... 33

2. Unsur-unsur Film ... 35

3. Karakteristik film ... 36

4. Jenis-jenis Film... 39

5. Fungsi Film... 40

6. Pengaruh Film ... 41

D. Film Sebagai Media Dakwah ... 42

BAB III GAMBARAN UMUM FILM MAMA CAKE A. Latar Belakang Membuat Film Mama Cake ... 44

B. Profil Tentang Anggy Umbara ... 44

C. Visi dan Misi Film Mama Cake ... 46

D. Sinopsis Film Mama Cake ... 46

E. Karakter Pemain Film Mama Cake ... 48

[image:11.595.100.517.77.657.2]
(12)

viii

A. Pesan Dakwah Dalam Film Mama Cake... 52 B. Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam Film

Mama Cake... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 83 B. Saran-saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(13)

ix

[image:13.595.100.513.143.619.2]
(14)

1

A. Latar Belakang Masalah

Film adalah salah satu media komunikasi massa, yang unik dibandingkan dengan media lainnya karena film berbeda dengan cerita buku, dalam cerita buku hanya bisa membaca tulisan-tulisan yang terdapat didalamnya serta memainkan imajinasi akan cerita tersebut tanpa ada latar audio visual serta alat-alat seperti kamera dan latar belakang tempat. Lain halnya dengan film yang mempunyai ciri khas sendiri, yang membedakan film dengan yang lainnya adalah asas sinematografi. Asas sinematografi berisikan tentang bagaimana tata letak kamera sebagai alat pengambil gambar, bagaimana tata letak properti dalam film, tata artistik, dan sebagai pengatur pembuat film.1

Di era moderen sekarang ini, dakwah dapat dikemas dengan berbagai sarana, agar dakwah menjadi lebih efektif dan tidak ketinggalan zaman. Salah satunya adalah dengan cara berdakwah melalui film. Film merupakan salah satu bentuk alternatif yang banyak diminati oleh masyarakat, karena dapat mengamatai secara seksama apa yang mungkin ditawarkan sebuah film melalui peristiwa yang ada dibalik ceritanya. Selain itu film juga merupakan ekspresi atau pertanyaan dari sebuah kebudayaan, ia juga mencerminkan dan menyatakan segi-segi yang kadang kurang terlihat jelas dalam masyarakat.2

1

Suardi,Film dan Seni(Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1995), h.20.

2

[image:14.595.102.518.230.603.2]
(15)

Perkembangan perfilman di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Saat ini perfilman di Indonesia sudah mampu menunjukan keberhasilannya untuk menampilkan film yang lebih dekat dengan budaya bangsa Indonesia. Kerja keras yang sudah dilakukan oleh sineas film, agar bisa menampilkan film yang lebih berkualitas, kini sudah bisa dinikmati oleh penontonnya dilayar lebar.3

Akan tetapi perfilman Indonesia saat ini tidak selalu mengalami kesuksesan. Hal ini dikarenakan cukup banyaknya film berunsur pornografi atau kekerasan yang beredar di masyarakat. Sedikit sekali adanya film yang memiliki kualitas yang baik dan memiliki nilai-nilai positif yang bisa didapatkan, karena film adalah media massa komunikasi yang tepat, bukan saja untuk hiburan, tetapi juga cerminan bagi para penonton yang menyaksikan, dan sebagai media pembelajaran yang lengkap.4

Film Mama Cake adalah satu bentuk film drama komedi religius yang diangkat dari kisah hidup sang sutradara, mengenai perjalanan sehari semalam atas tiga orang sahabat, Raka (Ananda Omesh), Willy (Boy William) dan Rio (Arie Dagienkz) dalam membeli satu bungkus brownies Mama Cake, permintaan terakhir dari neneknya Raka yang sedang sakit keras.

Mengambil tempat berada di dua kota yaitu Jakarta dan Bandung, dimana dalam dua kota besar tersebutlah berlangsung invasi besar-besaran

3

Uwes Fatoni,Menyambut Booming Film AAC,artikel di akses pada tanggal 06 Juli 2013 dar i http://kanguwes.wordpress.com/2008/03/10/menyambut-booming-film-aac/, pada pukul 18.30 wib

4

(16)
[image:16.595.100.516.212.593.2]

mengenai arus budaya serta pemikiran Barat yang sudah jauh mengikis bangsa Indonesia atas nilai-nilai agama dengan budaya ketimuran yang dahulu melekat erat disana.5

Gambaran peran ketiga tokoh utama dalam film mama cake yaitu,

1. Raka (Ananda Omesh), adalah tokoh central di film ini. Seorang mahasiswa yang belum juga menyelesaikan kuliahnya di umurnya yang hampir mendekati 25 tahun. Merupakan anak orang kaya, yang tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas.

2. Willy (Boy William), seorang playboy bergaya executive muda yang bekerja di sebuah advertising agency. Gayanya yang sok tau, sok gaya, jaim dan habit playboynya membuat dia jauh terlepas dari karakter dia terdahulu yang lebih baik dari yang sekarang.

3. Rio (Arie Dagienkz) , seorang seniman yang cenderung mendramatisir semua hal yang dilaluinya. Ia kering inspirasi, dan merasa sudah tidak hidup dengan keadaan

Perbedaan karakter, pemikiran dengan gaya hidup yang begitu jelas dari ketiga sahabat tersebut, mendatangkan konflik serta mengangkat isu-isu tajam tentang agama serta sosial. Sampai akhirnya mereka dihadapkan atas persimpangan dimana persahabatan, cinta, takdir serta tujuan hidup menjadi opsi yang nyata dalam hidup mereka.6

Sepanjang perjalanan menuju kota Bandung, Banyak nilai-nilai Islam yang di sampaikan, hal ini dapat dilihat dalam percakapan ketiga tokoh dalam

5

Wawancara pribadi dengan Anggy Umbara pada tanggal 19 Juli 2013

6

(17)

film Mama Cake yang membahas tentang isu kiamat 2012, Penciptaan Nabi Adam, Teori Evolusi Darwin, Hakekat sholat, dsb.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, peneliti sangat tertarik untuk meneliti isi pesan dakwah dalam film Mama Cake karya Anggy Umbara. Karena, film tersebut banyak mengandung pelajaran dan nilai-nilai Islam baik secara Akidah, Akhlak, maupun Syariah. Maka, dalam penyususnan skripsi ini penulis mengangkat judul Analisis Isi Terhadap Pesan Dakwah Dalam Film Mama Cake”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Dalam penelitian ini penulis melakukan pembatasan masalah yang penulis teliti, yaitu pesan dakwah yang terdapat pada film Mama Cake.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Pesan dakwah apa saja yang terdapat pada film Mama Cake? b. Pesan dakwah apa yang paling dominan dalam film Mama Cake?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

(18)

b. Untuk mengetahui pesan dakwah apa yang paling dominan dalam film Mama Cake.

2. Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi di Fakultas Dakwah khususnya Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan baru bagi para teoritis, praktisi dan pemikir dakwah dalam mengemas nilai-nilai Islam menjadi sebuah kajian yang menarik. Kemudian memberikan inspirasi dan motivasi kepada pelaksana dakwah untuk lebih memanfaatkan media sebagai saluran dakwah khususnya film.

D. Metododologi Penelitian

1. Metode Penelitian

(19)

merupakan isi yang tersurat (tampak), yang berarti isi tersebut harus di-coding seperti apa adanya yang tersurat, bukan seperti yang dirasakan oleh peneliti.7Dalam penelitian ini penulis hanya mendeskripsikan pesan (Message) yang terkandung dalam cerita film Mama Cake, tanpa menghubungkan maksud komunikator (film Mama Cake) terhadap komunikasi / receiver yang menjadi sasarannya, dan tidak dikaitkan dengan respons masyarakat. Penelitian ini hanya untuk mengungkapkan pesan yang disampaikan dalam film tersebut.

Untuk menghindari kekeliruan dan subjektivitas dalam pengumpulan data, maka dalam penelitian ini ditunjuk tiga orang Juri dari masing-masing orang yang berbeda, yang sudah menonton film Mama Cake kemudian meminta mereka untuk mengisi unit analisis berupa koding set tersebut sesuai dengan kategori yang ditentukan dalam unit analisis yaitu kategori pesan Akidah, Syariah dan Akhlak.

Agar penelitian ini relevan dengan masalah yang dirumuskan dan sistematik. Maka peneliti mewawancara tiga orang juri, yaitu:

a. Dian Mohamad Anwar M.Si adalah seorang dosen sekaligus seorang Da’i di berbagai Majlis Ta’lim.

b. Muhammad Kurtubi S.Ag adalah seorang guru di PKBM Negri 26 Bintaro yang merupakan alumni UIN Syahid Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam.

c. Lukmanul Hakim S.H.I adalah seorang penulis dan Marketing di MIZAN Amanah, selain itu beliau juga merupakan ketua di

7

(20)

FLP Ciputat dan alumni dari Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syahid Jakarta.

Peneliti memilih ketiga juri tersebut, karena mereka dinilai memahami materi-materi ajaran Islam selain itu mereka juga mempunyai latar belakang pendidikan agama Islam.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah film berjudul Mama Cake karya Anggy Umbara. Dan objek penelitian ini adalah isi pesan dan kandungan dalam film Mama Cake.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi yang penulis lakukan, yaitu melalui: a. Kategorisasi Pesan

(21)
[image:21.595.101.517.119.591.2]

Tabel 1

Kategorisasi Pesan Dakwah

N

NO Kategorisasi Sub Kategori Skala

1 Pesan Akidah a. Iman Kepada Allah b. Iman Kepada Malaikat c. Iman Kepada Kitab d. Iman Kepada Rasul e. Iman Kepada Hari Akhir f. Iman Kepada Qadha & Qadhar

Ordinal

2 Pesan syariah a. Ibadah b. Syariah

Ordinal

3 Pesan Akhlak a. Akhlak Kepada Allah b. Akhlak Kepada Manusia c. Akhlak Kepada Lingkungan

Nominal

1. Akidah

Yang dimaksud dengan akidah adalah hal-hal yang membahas tentang keyakinan, kepecayaan, keimanan yang termasuk dalam rukun-rukun iman, seperti meyakini Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat Allah, Iman kepada Rasul Allah, Iman kepada Kitab Allah, Iman kepada Hari akhir, dan Iman kepada Qadha dan Qadhar.8

2. Syariah

8

(22)

Yang dimaksud dengan syariah yaitu hal-hal yang memuat tentang berbagai aturan dan ketentuan yang berasal dari Allah SWT dan Rasulullah SAW dalam hal ibadah dan muamalah. Ibadah meliputi shalat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan Muamalah berekenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia seperti perkawinan, kewarisan, pidana, peradilan dan politik.9

3. Akhlak

Yang dimaksud dengan akhlak adalah hal-hal yang membahas tentang eika, moral, budi pekerti manusia dengan Allah SWT., manusia dengan sesama makhluk, dan manusia dengan lingkungan hidup.10

Untuk menghitung prosentase hasil penelitian kecenderungan pesan dari ketiga tabel kategori di atas dihitung dengan rumus Holsty11:

Rumus: P = F x 100% N

Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = JumlahPopulasi

9

M. Abdul Mujib,Kamus Istilah Fiqih,(Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994), h. 343

10

Asmaran AS,Pengantar Studi Akhlak,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992), h.2

11

(23)

b. Wawancara (interview), yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden kemudian jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder).12Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara langsung dengan Anggy Umbara (Sutradara dan Penulis skenario film Mama Cake). Peneliti melakukan wawancara dengan Anggy Umbara karena beliau merupakan penulis skenario sekaligus sutradara yang tau persis bagaimana isi pesan yang ingin disampaikan kepada penonton melalui film perdananya yaitu film Mama Cake.

c. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukan kepada subyek penelitian, yang didapatkan melalui buku, artikel, dan internet seperti sinopsis film dan foto-foto yang di dapat dari rumah produksi film Mama Cake.

d. Observasi, merupakan sebuah kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan dan riset.13 Dan disini penulis melakukan observasi dengan cara membaca skenario dan menonton film Mama Cake. Sebelum membuat kategorisasi peneliti menonton dan membaca sekenario film Mama Cake terlebih dahulu di rumah. Kemudian setelah menonton dan membaca skenario film Mama Cake berualng kali peneliti membuat kategorisasi pesan dakwah yang terdapat dalam film Mama Cake. Setelah itu dibuat koding set yang natinya akan di tujukan kepada tiga juri yang sudah ditentukan

12

Irawan Soehartno, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Lainnya,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), cet. Ke-1, h. 68

13

(24)

untuk mengisi kategorisasi pesan dakwah yang sudah dibuat oleh peneliti.

4. Pengolahan Data

a. Penjurian / Koder

Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isi pesan dakwah dalam film Mama Cake, penulis mengadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari oang yang dianggap kredibel. Diantarnya juri (I) Dian Mohamad Anwar M.Si. (Dosen), juri (II) Muhammad Kurtubi S.Ag. (Guru), dan juri (III) Lukmanul Hakim S.H.I. (Swasta), kemudian hasil dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabilitas kategori antar juri, peneliti menguraikannya dengan rumus Holsty,14 yaitu:

Koefisiensi Reabilitas

=

Keterangan :

2M = Nomor keputusan yang sama antar juri N1+ N2 = Jumlah item yang dibuat oleh tim juri M = Kesepakatan antar juri

N = Jumlah yang diteliti

Setelah itu diperoleh rata-rata nilai keputusan antar juri (komposit reliabilitas)dengan menggunakan rumus:

14

(25)

Komposit Reliabilitas

=

( )

( )( )

Keterangan:

N = Jumlah juri X = Rata-rata (x)

5. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul, yang sudah diperoleh dari juri akan diamati, dihitung dan diberi nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reliabilitas tiap juri. Antara juri 1 dan 2, juri 1 dan 3, juri 2 dan 3. Koder yang terdiri dari Juri (I) Dian Mohamad Anwar M.Si (Dosen), juri (II) Muhammad Kurtubi S.Ag. (Guru), Juri (III) Lukmanul Hakim S.H.I. (Swasta). Dan menampilkan skenario film yang mengandung muatan dakwah berdasarkan kategorisasi secara sistematik. Dalam hal ini, dibuat kategorisasi pesan Akidah, Akhlak dan Syariah untuk mengamati isi skenario film Mama Cake. Adapaun kategorisasi tersebut diambil dalam bukunya M. Munir dan Wahyu Illahi, yang berjudul Manajemen Dakwah,yang mengkategorisasikan pesan dakwah mejadi empat macam, yaitu Akidah, Syariah, Ibadah dan Akhlak.15 Tetapi penulis hanya mengambil tiga kategorisasi saja, yaitu pesan Akidah, Syariah, dan Akhlak.

15

(26)

E. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan oleh penulis berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cetakana ke-2, tahun 2007.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Dakwah maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ternyata penulis belum menemukan skripsi mahasiswa/i yang meneliti tentang judul ini. Hanya saja ada beberapa skripsi mahasiswa/i yang hampir serupa, diantaranya:

1. Skripsi yang berjudul Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Film Perempuan Berkalung Sorban, yang disusun oleh Siti Muti’ah NIM 105051001951 tahun 2010. Dalam skripsinya ia mengambil pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam film Perempuan Berkalung Sorban, Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang wanita yang mempunyai pemikiran yang cukup radikal dikalangan dunia pesantren, mulai dari pertanyaan tentang hak-hak wanita yang seperti di kebiri oleh para lelaki atau suami sampai menuju pergaulan di dunia modern.

(27)

teladan bagi seluruh umat manusia, dia memberikan citra bahwa Islam bukan teroris, Islam cinta damai, dan Islam ituRahmatan lil’alamin.

Dari beberapa skripsi di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa/i yang meneliti tentang film Mama Cake. Oleh karena itu penulis mengangkat tema Analisis Isi Pesan Dakwah dalm film Mama Cake.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Di mana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, teknik penulisan, sistematika penulisan dan tinjauan pustaka.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini memuat tentang pengertian analisis isi, pengertian dakwah dan tujuan dakwah, pesan dakwah, unsur-unsur dakwah, metode dan media dakwah, pengertian film, unsur-unsur dan jenis film, film sebagai media dakwah.

BAB III : GAMBARAN UMUM FILM MAMA CAKE

[image:27.595.97.516.212.602.2]
(28)

sutradara, para crew dan pemeran film serta karakter tokoh dalam film Mama Cake.

BAB IV : ANALISIS ISI PESAN DAKWAH FILM MAMA CAKE

Bab ini berisi mengenai analisis hasil temuan tentang Pesan Dakwah dalam Film Mama Cake dan pesan yang paling dominan dalam film Mama Cake.

BAB V : PENUTUP

(29)

16

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Analisis Isi

Analisis isi (Content Analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan secara mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.1 Analisis isi juga dapat dikatakan sebagai suatu teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik dan relevan secara sosiologis, uraian analisisnya boleh saja menggunakan tata cara pengukuran kuantitatif atau kualitatif bahkan keduanya sekaligus.2

Menurut Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan dipilih.3 Kemudian menurut Berelson (1952) mendefinisikan analisis isi sebagai suatu teknik penelitian yang obyektif, sistematik, dan menggambarkan secara kuantitatif isi-isi pernyataan suatu komunikasi. Sedangkan definisi Kerlinger (1986) agak khas, yaitu: analisis komunikasi secara sistematis, objektif, dan secara kuantitatif untuk mengukur variabel.4

1

Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004), Modul 1-9, edisi ke-2,h.7.9

2

Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 1993), Modul 1-9, edisi ke-2, h 2.13

3

Rachmat Kriyantono,Teknik Praktis Riset Komunikasi,(Jakarta: Perdana Media Group, 2007), cet. Ke-2, h.228

4

(30)

Dari beberapa definisi di atas maka muncullah prinsip analisis isi5:

1. Prinsip sistematik

Ada perlakuan produser yanag sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.

2. Prinsip objektif

Hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya. Kategori pesan yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risenya beda. 3. Prinsip Kuantitatif

Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang di definisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif.

4. Prinsip isi yang nyata

Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukan adanya sesuatu yang teresembunyi, hal itu sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak.

Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita, radio, televisi, iklan maupun semua

5

(31)

bahan-bahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunakan analisis isi sebagai teknik metodologi penelitian.6

B. Tinjauan Tentang Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu daa-yad’u-da’watan, artinya mengajak, menyeru, memanggil.7 Warson Munawwir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to call), mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose),mendorong (to urge)dan memohon (to pray).8

Pengertian dakwah secara terminologi menurut beberapa ahli dakwah diantaranya adalah:

a. H.M Arifin mengatakan dakwah adalah kegiatan menyeru, baik dalam bentuk lisan dan tulisan, maupun tingkah laku dan lain sebagainya yang dilakukan secara individual atau kelompok. Supaya timbul dalam dirinya suatu pengetahuan kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama, sebagai pesan yang disampaikan kepada mereka tanpa unsur paksaan.9

b. Menurut Prof. Toha Yahya Oemar, M.A dakwah yaitu mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

6

Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha,Metode Penelitian Komunikasi,h.7.9

7

Firdaus Al. Hisyam dan Rudy Haryono,Kamus Lengkap 3 Bahasa Arab–Indonesia–

Inggris,(Surabaya: Gitamedia Press, 2006), h. 247

8

SamsulMunir Amin,Ilmu Dakwah,(Jakarta: Amzah, 2009), h.1

9

(32)

dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.10

c. Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban yang menjadi tanggung jawab seorang Muslim dalam amar ma’ruf nahi mungkar.11

Maka dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa kegiatan dakwah merupakan kegiatan menyeru atau mengajak orang lain baik secara individu ataupun kelompok, agar menjalankan syariat Islam dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pedoman Al-Qur’an dan Hadist. Dengan tujuan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

2. Pesan Dakwah

Pesan dalam ajaran islam adalah perintah, nasehat, permintaan, amanah yang harus disamapaikan kepada orang lain. Sedangkan pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Quran dan al-Hadist baik secara tertulis maupun dalam bentuk-bentuk pesan risalah.12

Maka, pesan dakwah mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang yang bermakana yang bersumber dari al-Quran dan al-Hadist yang berupa Akidah, Syariah, dan Akhlak yang disampaikan untuk mengajak manusia baik individu ataupun kelompok melalui media lisan maupun tulisan agar mengikuti ajaran Islam dan

10

Toha Yahya Oemar,Ilmu Dakwah,(Jakarta: PT. Widjaya, 1992), h. 1

11

Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah,(Jakarta: Rajawali Press, 2011), ed. Ke-1, h.1-2

12

(33)

mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat.

3. Tujuan Dakwah

Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. Pada dasarnya tujuan dakwah dapat dibedakan dalam dua macam tujuan, yaitu tujuan umum dakwah(Mayor Objective),dan tujuan khusus dakwah(Minor Objective).

a. Tujuan Umum Dakwah(Mayor Objective)

Tujuan umum dakwah(Mayor Objective)merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas dakwah. Ini berarti tujuan dakwah uang masih bersifat umum dan utama, dimana seluruh gerak langkahnya proses dakwah harus ditunjukan dan diarahkan kepadanya. Tujuan utama dakwah adalah nilai-nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah.

(34)

b. Tujuan Khusus Dakwah(Minor Objective)

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara apa, bagaimana dan sebagainya secara terperinci. Sehingga tidak terjadi overlapping antara juru dakwah yang satu dengan yang lainnya hanya karena masih umumnya tujuan yang hendak dicapai.13

4. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), thariqah (metode dakwah), dan atsar (efek dakwah).

a. Da’i (Pelaku Dakwah)

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan,

tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat organisasi/lembaga.

Secara umum kata da’i ini sering disebut dengan sebuatn

mubaligh (orang yang meyampaikan ajaran Islam), namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya sebagai orang yang

13

(35)

h.51-menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti penceramah agama,khatib(orang yang berkhotbah), dan sebagainya.

Nasaruddin Lathief mendefinisikan bahwa da’i adalah muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas ulama. Ahli dakwah adalah Wa’ad, mubaligh mustama’in (juru penerang) yang menyeru, mengajak,

memberi pengajaran, dan pelajaran agama islam.14

b. Mad’u (Penerima Dakwah)

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama Islam, sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan.

Muhammad Abduh membagiMad’umenjadi tiga golongan, yaitu: 1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat

berpikir secara kritis, dan cepat menangkap persoalaan.

2) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi.

14

(36)

3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan, mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.

c. Maddah (Materi) Dakwah

Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u.15 Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri.

Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu:

1) Masalah Akidah (Keimanan)

Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah Islamiyah. Aspek akidah ini yang akan membentuk moral (akhlak) manusia, yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah Islam adalah masalah akidah atau keimanan. Yang menjadi materi pada masalah akidah yaitu:16

a) Keterbukaan melalui persaksian (syahadat). Dengan demikian seorang Muslim selalu jelas identitasnya dan bersedia mengakui identitas keagamaan orang lain.

b) Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwa Allah adalah Tuhan seluruh Alam, bukan Tuhan kelompok atau bangsa tertentu. Seperti yang dapat kita lihat dalam QS. Al-Hujarat ayat : 13

15

M. Munir Wahyu Illahihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 24

16

(37)

















































Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi maha Mengenal.”(QS. Al-Hujarat:13) c) Kejelasan dan kesederhanaan. Seluruh ajaran akidah baik soal

ketuhanan, kerasulan, ataupun alam gaib sangat mudah dipahami. d) Ketuhanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amal perbuatan.

Dalam ibadah-ibadah pokok yang merupakan manifestasi dari iman dipadukan dengan segi-segi pengembangan diri dan kepribadian seorang dengan kemaslahatan masyarakat yang menuju kepada kesejahteraan. Akidah memiliki keterlibatan dengan soal-soal kemasyarakatan.

Secara garis besar akidah dapat dikelompokan sebagai berikut: a. Iman kepada Allah

b. Iman kepada Malaikat Allah c. Iman kepada Kitab-kitab Allah d. Iman kepada Rasul-rasul Allah e. Iman kepada Hari akhir

(38)

2) Masalah Syariah

Hukum atau syariah sering disebut sebagai cermin peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-hukumnya. Pelaksanaan syariah merupakan sumber yang melahirkan peradaban Islam, yang melestarikan dan melindunginya dalam sejarah. Syariah membahas tentang halal, haram, mubah, dan makruh inilah yang akan selalu menjadi kekuatan peradaban di kalangan kaum muslim.

Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat Islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia, dan sekaligus merupakan hal yang patut dibanggakan. Kelebihan dari materi syariah Islam adalah, bahwa ia tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Syariah ini bersifat universal, yang menjelaskan hak-hak umat Muslim dan nonmuslim, bahkan hak seluruh umat manusia. Dengan adanya materi syariah ini, maka tatanan sistem dunia akan teratur dan sempurna.

Secara garis besar syariah dikelompokan sebagai berikut: a. Masalah Ibadah

1. Thaharah (Bersuci) 2. Sholat

(39)

b. Masalah Muamalah

Islam merupakan agama yang menekankan urusan

mu’amalah lebih besar porsinya dari pada urusan ibadah. Islam lebih banyak memerhatikan aspek kehidupan sosial dari pada aspek kehidupan ritual. Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi ini jadi masjid, tempat mengabdi kepada Allah. Ibadah dalam Mu’amalah disini, diartikan sebagai ibadah yang mencakup hubungan dengan Allah dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.

Sehingga muamalah jauh lebih luas dari pada ibadah. Hal ini beralasan diantaranya:17

a. Bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka kifarat-nya (tebusannya) ialah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan muamalah. Sebaliknya, bila orang tidak baik dalam urusan muamalah, maka urusan ibadah tidak dapat menutupi.

b. Adanya sebuah realita bahwa jika urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan muamalah yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan (bukan ditinggalkan). c. Dalam Al-Quran atau kitab-kitab hadist, proporsi terbesar

sumber hukum itu berkenaan dengan rumusan muamalah. d. Ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran

lebih besar dari pada ibadah yang bersifat perorangan. Oleh

17

(40)

karena itu sholat jamaah lebih tinggi nilainya dari pada shalat munfarid (sendirian) dua puluh tujuh derajat sebagaimana riwayat Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majjah, dan Ubai bin Ka’ab, Rasullullah SAW bersabda: Shalat seorang laki-laki dengan seorang lain lagi lebih suci dari pada shalatnya sendirian, shalatnya dengan dua orang lain lebih suci shalatnya lagi dengan seorang lain makin banyak kawan shalat makin dicintai oleh Allah SWT. Shalat berjamaah, shalat Jumat, zakat karena banyak melibatkan segi sosial mendapatkan perhatian besar dari ajaran Islam.

e. Melakukan amal baik dalam bidang kemasyarakatan mendapatkan ganjaran lebih besar dari pada ibadah sunnah sebagaimana yang tertera dalam hadist-hadist berikut:

1. Maukah kamu aku beritahukan derajat apa yang lebih utama dari pada shalat, puasa, dan shadaqah (sahabat menjawab, tentu) yaitu mendamaikan kedua belah pihak yang bertengkar.

2. Mencari ilmu satu saat adalah lebih baik dari pada sembahyang satu malam, dan mencari ilmu satu hari adalah lebih baik dari pada puasa tiga bulan.

(41)

bermanfaat bagi manusia, dan amal yang paling utama ialah memasukan rasa bahagia pada hati orang-orang yang beriman menutup rasa lapar, membebaskan dari kesulitan, atau membayarkan hutang.

4. Orang-orang yang bekerja untuk menyantuni janda dan orang-orang miskin, adalah seperti pejuang di jalan Allah, (Atau aku kata beliau berkata) dan seperti orang yang terus menerus shalat malam dan terus-menerus puasa.

Dari hadist-hadist di atas dapat disimpulkan bahwa ibadah sosial seperti menyantuni kaum dhuafa, mendamaikan pihak yang bertengkar, berpikir dan mencari ilmu, meringankan penderitaan orang lain adalah lebih besar ganjarannya dari pada ibadah-ibadah sunah. 5. Masalah Akhlak

(42)

Materi akhlak ini diorientasikan untuk dapat menentukan baik dan buruk, akal dan kalbu berupaya untuk menemukan standar umum melalui kebiasaan masyarakat. Karena ibadah dalam Islam sangat erat kaitannya dengan akhlak.

Dalam materi akhlak ini sangat luas sekali pembahasannya, tidak hanya bersifat lahiriyah saja tetapi juga sangat melibatkan pikiran. Akhlak dunia (agama) mencakup pada berbagai aspek, dimulai dari akhlak kepada Allah hingga akhlak kepada sesama, akhlak meliputi:

a. Akhlak kepada Allah, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah.

b. Akhlak terhadap sesama manusia.

c. Akhlak terhadap lingkungan, lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda yang tidak bernyawa lainnya.18

5. Wasilah (Media) Dakwah

Wasillah (Media) dakwah merupakan unsur tambahan dalam kegiatan dakwah.19 Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan berbagai macam wasilah. Hamzah Ya’qub

18

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), cet. Ke-2, h.119

19

(43)

membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak.20

a) Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, contohnya: ceramah, pidato, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.

b) Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan seperti buku, majalah, surat kabar, spanduk, dan sebagainya.

c) Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya.

d) Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran, penglihatan atau kedua-duanya, seperti televisi, film, slide, Internet, dan sebagainya.

e) Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan olehmad’u.

6. Thariqah (Metode) Dakwah

Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia.21 Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam.

Prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah tertera dalam QS. An-Nahl ayat :125

20

M. Munir Illaihi,Manajemen Dakwah,h.32

21

(44)

















































Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. An-Nahl:125)

Secara garis besar dari ayat tersebut ada tiga pokok metode thariqah dakwah, yaitu:

a) Bi al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memerhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan. b) Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan

nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan dapat menyentuh hati mereka.

(45)

7. Atsar (Efek) Dakwah

Atsar atau efek merupakan unsur terakhir sebagai perwujudan dari kerjasama seluruh unsur lain.22Atsar (efek) sering disebut juga feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i. Kebanyakan dari mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya.

Tanpa menganalisis atsar dakwah, maka kemungkinan strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan pnyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya. Demikian juga strategi dakwah yang dianggap baik dapat ditingkatkan.

C. Tinjauan Tentang Film

1. Pengertian Film

[image:45.595.101.516.163.592.2]

Film adalah gambar hidup, sering juga di sebut dengan movie. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga bisnis. Film merupakan teknologi hiburan massa yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi dan berbagai pesan dalam skala luas disamping pers, radio, dan televisi.23

22

Anwar Arifin,Dakwah Kontemporer,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), cet. Ke-1, h. 177

23

(46)

Secara harfiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema +tho = phytos(cahaya) +graphie = Graph(tulisan = gambar = citra), jadi film adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.24

Film merupakan media komunikasi massa, media komunikasi massa adalah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana yaitu Film. Film dibuat dengan tujuan tetentu kemudian hasilnya ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat dengan peralatan teknis.

Definisi film menurut Effendy dalam buku komunikasi massa karya Elvinaro Ardianto memaparkan bahwa film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa yang dipandang dan didengar, yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran menurut proses kimiawi, porses elektronik, atau proses lainnya yang dapat dipertunjukan dan ditayangkan dengan sistem secara mekanik dan elektronik.25

MenurutOxford Advance English Dictionary Of Current English karyaHonbry,film di definisikan sebagai “ a story, ect recorded as a set of moving pictures to be shown on television or at the cinema”. Artinya: film diartikan sebagai sebuah cerita yang direkam sedemikian rupa dalam

24

Apriyanto,Film dan Asalanya,(Jakarta: Gramedia,2006), h.45

25

(47)

bentuk kumpulan gambar-gambar bergerak yang akan ditayangkan dilayar lebar dengan kombinasi dari drama dengan paduan tingkah laku dan emosi, sehingga benar-benar dapat dinikmati oleh penontonnya.26

Jadi, menurut definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa film adalah cerita atau gambaran kehidupan nyata sehari-hari yang digambarakan melalui media elektronik baik audio maupun visual, untuk disampaikan dan disajikan kepada khalayak agar dapat dinikmati pesannya yang terkandung dalam sebuah film.

2. Unsur- Unsur Film

Ada beberapa unsur untu kmenjadi sebuah film, diantaranya yaitu: a. Title(judul)

b. Crident title,meliputi; produser, karyawan, aktor, dll. c. Tema Film

d. Intriks, yaitu usaha pemeran film untuk mencapai tujuan e. Klimaks, yaitu benturan antar kepentingan

f. Plot(alur cerita)

g. Suspenatau keterangan, masalah yang masih terkatung-katung h. Million Setting, (latar belakng terjadinya peristiwa, masa/waktu,

bagian kota, perlengkapan, aksesoris, dan fassion yang disesuaikan) i. Sinopsis,yaitu ringkasan atau gambaran sebuah film

j. Trailer,yaitu bagian film yang menarik

k. Charakter, yaitu karakteristik pelaku-pelakunya. Adapun struktur sebuah film adalah sebagai berikut:

26

(48)

a. Pembagian cerita(Scene) b. Pembagian adegan(Squence) c. Jenis pengambilan gambar(shoot) d. Pemilihan adegan pembuka(Opening) e. Alur cerita dancontuinity

f. Intrigue meliputi penghianatan, rahasia bocor, tipu muslihat,dll. g. Anti klimaks (penyelesaian masalah)

h. Ending (pemilihan adegan penutup)27

3. Karakteristik Film

Di bawah ini ada beberapa faktor yang dapat menunjukan karakteristik film, yaitu28:

a. Layar yang Luas/Lebar

Film dan televisi sama-sama media audio visual yang menggunakan layar, namun kelebihan dari mdia film adalah layarnya yang berukuran luas dan suara audio yang seolah-olah penonton melihat kejadian nyata dan tidak berjarak.

b. Pengambilan Gambar

Dalam hal ini, pengambilan gambar pada film haruslah dari jarak jauh dan panoramic shoot, yakni pengambilan pemandangan secara menyeluruh, pengambilan gambar secara menyeluruh digunakan untuk mendapatkan hasil yang artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi lebih menarik pada saat menyaksikan film dengan suasana bencana alam, maka film tersebut

27

Aep Kusnawan et.al, Komunikasi Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press, 2004), h. 101

28

(49)

diambil secara pnoramic shot, sehingga penonton larut dalam suasana bencana alam yang ada di film tersebut akibat dari efek film tersebut.

c. Film memiliki keterbatasan waktu

Pengarang novel misalnya, bisa menentukan sendiri kapan mengakhiri novelnya. Tetapi film memiliki panjang tertentu, antara 80 sampai 120 menit, atau bahkan bila kita menentukan waktu 3 jam sekalipun maka batasan waktu telah kita tetapkan.

d. Film menggunakan unsur gambar sebagai sarana utama untuk menyampaikan informasi

Sebagaimana yang kita ketahui, dalam sejarahnya film adalah kesinambungan dari fotografi. Pada mulanya film masih bisu, baru kemudian unsur suara melengkapi unsur gambar. Gambar dan suaranya, keduanya secara bersama-sama menceritakan cerita pada penonton. Keduanya mengandung apa yang dinamakan ekspresi. Kita melihat gambar dan mendengar suara, film bisu dapat bercerita tanpa unsur suara memberikan kepada kita satu pengertian, karena gambar cukup untuk mengisahkan suatu cerita. Bertutur menggunakan media film adalah pertama-tama bertutur visual. Dengan demikian, apabila kita ingin menuturkan cerita melalui film, maka kita harus berpikir visual. Artinya, berpikir bagaimana suatu informasi akan disampaikan dalam bentuk gambar.

[image:49.595.98.515.234.595.2]
(50)

1. Gambar sudah tidak sanggup menjelaskan 2. Gambar tidak efektif dan efisien

3. Suara digunakan untuk menunjang mood, suasana atau perasaan. 4. Suara dipergunakan sebagai relitas.

e. Konsentrasi Penuh

Berbeda dengan radio yang mana pada saat kita sedang mendengarkan radio, kita bisa dengan leluasanya bergerak dan melakukan aktivitas dengan bebas, akan tetapi berbeda halnya pada saat kita menyaksikan film pasti kita harus fokus pada film tersebut dan terbebas dari suara kebisingan diluar, karena biasanya pada saat menonton film ruangnya adalah ruang kedap suara.

f. Identifikasi Psikologi

[image:50.595.98.517.166.587.2]
(51)

dicontoh dalam film tersebut, gejala ini dalam ilmu jiwa sosial disebut identifikasi psikologi.29

4. Jenis–Jenis Film

Film – film yang telah beredar memiliki beberapa jenis. Jenis-jenis film tersebut dapat diklasisfikasikan menjadi:

a. Film Drama, adalah suatu kejadian peristiwa hidup yang hebat, mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sifat drama: romantis, tragedi, dan komedi.

b. Film Realisme, adalah film yang mengandung revelansi dengan kehidupan keseharian.

c. Film Sejarah, melukiskan kehidupan tokoh tersohor dan peristiwanya.

d. Film Perang, menggambarkan peperangan atau situasi di dalammya atau setelahnya.

e. Film Futuristik, menggambarkan masa depan secara khayali. f. Film Anak, mengupas kehidupan anak-anak.

g. Film Kartun, adalah cerita bergambar yang mulanya lahir dari media cetak, kemudian diolah sebagai cerita bergambar, bukan saja sebagai story board melainkan gambar yang sanggup bergerak dengan tekhnikanimationatausingle stroke operation.

h. FilmAdventure, adalah film pertarungan yang tergolong film klasik. i. FilmCrime Story,pada umumnya mengandung sifat-sifat heroik. j. FilmSex, menampilkan erotisme.

29

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya,Komunikasi massa Suatu Pengantar

(52)

k. Film Misteri/horor, mengupas terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa wonder, heran, takjub, dan takut.30

l. Film Berita (newsreel), adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news value).31

5. Fungsi Film

Pada dasarnya fungsi film adalah sebagai salah satu nilai yang dapat memuaskan kebutuhan kita sebagai manusia. Khususnya sebagai pemenuhan kebutuhan psikologi dan spiritual dalam kehidupan.

Seperti halnya televisi, film adalah alat media yang berfungsi sebagai media siaran. Film juga memiliki tujuan bagi khalayak yang menonton film, yaitu untuk memperoleh hiburan, akan tetapi dalam hal ini film memiliki fungsi informatif maupun edukatif bahkan persuasif.32 Bahawa selain sebagai media hiburan dan komuditas ekonomi, film dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka membangun bangsa yang memiliki karakter karena biasanya karakter bangsa tercermin dari film yang dibuat.33

Fungsi edukasi dalam film dapat tercapai apabila isi dalam film tersebut memiliki pesan dan alur cerita yang berbobot serta dapat menjadi media pembelajaran bagi yang menyaksikannya, karena fungsi film itu sendiri bukanlah sebagai media hiburan dan komuditas ekonomi

30

Aep kusnawan et.al., Komunikasi dan Penyiarn Islam, Mengembangkan Tabligh Melalui Mimbar, Media Cetak, Radio, Televisi, Film dan media Digital, (Bandung: Penerbit Alumni, 1998), h.195-196

31

Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Penerbit Alumni, 1981), h.195-196

32

Wiryanti, Teori Komunikasi Massa,(Jakrta: PT. Grasindo, 2000), h.87

33

(53)

semata, tetapi film sebagai media komunikasi massa yang bisa menghibur dan menjadi nilai tambah apabila film yang di angkat dan disuguhkan kepenonton disajikan secara berimbang dan mendidik.34

6. Pengaruh Film

Film sangat berpengaruh bagi jiwa manusia. Penonton tidak hanya terpengaruh sewaktu dan selama mereka menonton, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama. Yang mudah terpengaruh oleh film adalah anak-anak dan remaja. Kita sering menyaksikan mereka dalam tingkah laku dan cara berpakaian, tidak jarang mereka mengikuti penampilan artis-artis dalam film, seperti cara mereka tertawa, bersiul, merokok, duduk, berjalan, menegur, dan lain sebagainya. Celana sempit dengan kemeja kotak-kotak disertai ikat pinggang yang lebar ala koboy, topi laken ala detektif, itu semua adalah pengaruh dari film. Pada suatu waktu bermunculan pemuda putra dengan rambutnya yang berjambul ala Tonny Curtis, lain waktu ada yang berpakaian jaket merah ala James Dean, dan tampak dimana-mana “007-nya James Bond”. Begitu pula remaja Putrinya ada yang berdandan dan berpakaian ala Korea.

Pengaruh film tidak hanya menimbulkan efek yang positif, celakanya film juga sering menimbulkan akibat yang lebih parah atau menimbulkan efek yang negatif, khususnya pada remaja yang sedang mencari jati diri.

Film saat ini, sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia, terbukti dengan sering terjadinya pembunuhan. Perampokan,

34

(54)

pemerkosaan, pelecehan seksual dan lain sebagainya yang dilakukan layaknya seperti aktor dalam sebuah film. Banyak diantara mereka yang mengaku sendiri, bahwa mereka melakukan dengan meniru dari film yang mereka tonton. Jadi, pengaruh film itu tergantung dari filmnya sendiri, jika film yang ceritanya bagus dan mendidik sudah tentu berpengaruh baik kepada masyarakat, begitu pula sebaliknya.35

D. Film Sebagai Media Dakwah

Dakwah selama ini diidentikan dengan ceramah melalui media lisan. Namun seiring dengan era globalisasi, dimana tren informasi dan komunikasi semakin berkembang, media film seharusnya dapat mengambil peranan yang cukup signifikan dalam penyebaran pesan-pesan keagamaan.36

Film sebagai salah satu produk kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap arus komunikasi yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Bila dilihat lebih jauh, film bukan hanya sekedar tontonan atau hiburan belaka, melainkan sebagai suatu media komunikasi yang efektif. Melalui film kita dapat mengekspresikan seni dan kreatifitas serta mengkomunikasikan nilai-nilai atau kebudayaan dari berbagai kondisi masyarakat.

Dalam penyampaian pesan melaluli film, terjadi proses yang berdampak signifikan bagi para penontonnya. Ketika menonton sebuah film, terjadi identifikasi psikologis dari diri penonton terhadap apa yang

35

Apriyanto,Film dan Asalanya,(Jakarta: Gramedia,2006), h.57

36

(55)

disaksikannya. Penonton memahami dan merasakan seperti apa yang dialami salah satu pemeran. Pesan-pesan yang terdapat dalam sejumlah adegan film akan membekas dalam jiwa penonton. Sehingga pada akhirnya pesan-pesan itu membentuk karakter penonton.37

Alex Sobur menyatakan, bahwa film merupakan bayangan yang diangkat dari kenyataan hidup yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, itulah sebabnya selalu ada kecenderungan untuk mencari relevansi antara film dengan realitas kehidupan. Apakah film itu merupakan film drama, yaitu film yang mengungkapkan tentang kejadian atau peristiwa hidup yang hebat. Atau film yang sifatnya realisme, yaitu film yang mengandung relevansi dengan kehidupan keseharian.38

Karena film mempunyai kelebihan bermain pada sisi emosional, ia mempunyai pengaruh yang lebih tajam untuk memainkan emosi pemirsa. Berbeda dengan buku yang memerlukan daya fikir aktif, penonton film cukup bersifat positif. Hal ini dikarenakan sajian film adalah sajian siap untuk dinikmati.

Selanjutnya film sebagai media komunikasi dapat berfungsi sebagai media dakwah yang bertujuan mengajak kepada kebenaran. Dengan berbagai kelebihannya, film menjadikan pesan-pesan yang ingin disampaikannya dapat menyentuh penonton tanpa harus menggurui. Maka tidak heran bila penonton tanpa disadari berprilaku serupa dengan peran dalam suatu film yang pernah ditontonnya. Hal ini senada dengan ajaran Allah SWT bahwa untuk

37

Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya,Komunikasi massa Suatu Pengantar

(Bandung: Simbioasa Rekatama Media,2004), h.136

38

(56)

mengkomunikasikan dengan pesan, hendaknya dilakukan secara qawlan syadidan, yaitu pesan dikomunikasikan dengan benar, menyentuh, dan mebekas dalam hati. Dengan karakternya yang dapat berfungsi sebagai qawlan syadidan inilah, film diharapkan dapat mengiring pemirsanya kepada ajaran Islam yang akan menyelamatkan.39

39

(57)
[image:57.595.99.518.213.730.2]

44

GAMBARAN UMUM FILM MAMA CAKE

A. Latar belakang pembuatan film Mama Cake

Berawal dari kegelisahan tentang apa yang terjadi di negara ini, di dunia ini dan isu akhir zaman seperti kiamat 2012 yang menjadi pemberitaan hangat pada waktu itu. Awal mulanya sekedar menuangkan ide yang di tulis pada tahun 2003, kemudian tulisan itu tersimpan selama kurang lebih enam tahun, lalu tanpa sengaja saya menemukan kembali tulisan itu kemudian saya buat filmnya pada September tahun 2012.

Kalo ditanya kenapa judulnya Mama Cake, karena saya suka sekali dengan kue brownies, pada saat itu ada brownies dari Bandung yang enak banget. Nah, setelah saya menikah ternyata brownies buatan istri saya rasanya jauh lebih enak yaitu Brownis Mama Cake. Akhirnya saya terinspirasi untuk memberikan judul Mama Cake pada film perdana saya.1

B. Profil Tentang Anggy Umbara

1

(58)

ANGGY UMBARA, Sutradara muda kelahiran 21 Oktober 1980 yang merupakan anak bungsu dari pasangan Sutradara ; Alm. Danu Umbara dan Guru Musik ; Nanny Sukandar.

Ia memulai karirnya sebagai penulis skenario semenjak duduk di bangku SMA dan menjadi seorang editor pada umur 20 tahun. Sambil meneruskan hobbynya menulis, ia mulai duduk di kursi penyutradaraan. Setahun kemudian dengan debutnya pada sebuah music video band Metal bernama Purgatory, yang akhirnyaia pun menjadi bagian personil di dalam band itu hingga saat ini.

Di awal tahun 2004, Anggy Umbara meneruskan keseriusannya menjadi sutradara dalam industry periklanan dan Music Video. Ratusan iklan dan puluhan music video dari berbagai artist seperti ; Dewa 19, Agnes Monica, D'masiv, Bunga Citra Lestari, Indah Dewi Pertiwi, Letto, Afgan, Nidji, Samsons, Sherina, Peterpan, Geisha, Ridho Rhoma, Iwan Fals, ST 12 sampai ke Music Video presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pun telah ia sutradarai.2

Kini di saat menginjak umurnya yang ke-30, Anggy Umbara memulai kancahnya dalam dunia perfilman. Film perdananya yang berjudul Mama Cake telah di luncurkan pada September tahun 2012. Skenario akan drama comedi satir'quarter life crisis'yang ia tulis sendiri pada 6 tahun yang lalu itu menceritakan tentang ; perjalanan tiga sahabat dalam mencari cinta, persahabatan, takdir dan tujuan yang sebenarnya melalui proses pembelian

2

(59)

sebungkus brownies Mama Cake untuk seorang nenek yang sedang sakit keras.

Setelah film ini sukses diproduksi, beberapa project film selanjutnya pun langsung masuk ketahap persiapan. Di antaranya adalah, Coboy Junior The Move dan sebuah Trilogy dari cerita Epic wali 9 atau yang sering dikenal dengan Walisongo, yang akan diproduksi oleh Falcon Pictures Indonesia.3

C. Visi dan Misi film Mama Cake

Visi dan misinya yaitu ingin menghasilkan sebuah karya film yang berbeda diantara film-film lainnya, dengan kemasan cerita yang unik. Sehingga penonton tidak hanya mendapat hiburan semata, tetapi mereka mendapatkan informasi dan pencerahan dari setiap peristiwa yang terdapat dalam film Mama Cake.4

D. Sinopsis Film Mama Cake

Film Mama Cake bercerita tentang perjalanan spiritual tiga orang sahabat bernama Raka (Ananda Omesh), Willy (Boy William) dan Rio (Arie Dagienkz), berjuang untuk memenuhi permintaan terakhir dari nenek Raka yaitu berupa brownies asal Bandung merk Mama Cake. Atas dasar setia kawan dan jalinan persahabatan yang telah mereka bina sejak kecil, ketiganya pun berangkat dari Jakarta menuju Bandung untuk membeli brownies tersebut.

3

https://id-id.facebook.com/notes/mama-cake-the-movie/biography-sutradara/189672111153844. Di akses tgl 19 Juni 2013

4

(60)

Di awal perjalanan, ketiganya sempat berdiskusi santai terhadap pandangan mereka tentang berbagai hal, mulai dari yang sifatnya sederhana hingga yang serius. Raka, Willy dan Rio berdiskusi mulai dari film favorit, makanan favorit, cinta hingga keprinsip kehidupan mereka masing- masing. Meskipun ketiganya memiliki sifat dan pola pikir yang berbeda, mereka sangatlah rukun dan tidak mudah berselisih.

Permasalahan mulai muncul ketika Rio dan Willy mulai melupakan tujuan awal pergi ke Bandung. Rio sangat terobsesi dengan kebebasan dan cinta terhadap alam, sedangkan Willy terobsesi untuk mendapatkan pacar baru meskipun dirinya sudah memiliki kekasih. Raka yang kesal dengan ulah duasahabatnya itu, akhirnya memutuskan untuk melakukan tugasnya seorang diri demi mewujudkan rasa cintanya terhadap sang nenek.5

Sekilas jika kita melihat judul dari film ini, mungkin orang akan menilai kalau film tersebut hanyalah sekedar drama komedi biasa. Namun pada kenyataannya, film yang digarap oleh sutradara baru bernama Anggy Umbara, penuh dengan pesan moral serta nilai-nilai Islam yang dekat dengan lingkungan kita sehari-hari. Hal itu digambarkan lewat pola hidup Raka, Willy dan Rio, yang tanpa mereka sadari telah menjalani pola pemikiran Barat serta mengikis budaya Indonesia, dari nilai-nilai agama dan budaya ketimuran.

Dari sisi pemain, tiga tokoh utama di film ini yaitu Ananda Omesh, Boy William dan Arie Dagienkz, terlihat sangat kompak sehingga berhasil membuat kisah dari film ini menjadi lebih hidup. Hal itu dibuktikan lewat

5

(61)

beberapa adegan one shoot yang mereka jalani dengan sangat baik, terlebih lagi karakter Raka yang diperankan oleh Ananda Omesh. Peran mereka disini sangatlah mumpuni dan tidak tertutup oleh aura para bintang film senior yang ikut terlibat di film Mama Cake seperti Didi Petet dan Nani Wijaya.6

Meskipun tergolong film drama komedi, isi dari cerita Mama Cake tergolong sangat serius dan bahkan condong kearah religius. Di sini penonton akan kembali diingatkan mengenai budaya Timur khas Indonesia dan kewajiban kita sebagai umat beragama tanpa berkesan menggurui melalui simbol-simbol yang disisipkan oleh sang sutradara. Dua hal tersebut tanpa disadari sering ditinggalkan seiring berkembangnya pola pemikiran manusia modern saat ini.

Secara keseluruhan, film Mama Cake sangatlah layak untuk ditonton karena mampu menggambarkan realita kehidupan masyarakat kita pada saat ini. Setelah menonton film ini, penonton nantinya akan dapat memperkaya diri dari segi visual dan pesan moral yang terdapat di dalamnya

[image:61.595.100.514.226.730.2]

E. Karakt

Gambar

GAMBARAN UMUM FILM MAMA CAKE
Tabel 1 Kategorisasi Pesan Dakwah.........................................................
gambar, bagaimana tata letak properti dalam film, tata artistik, dan sebagai
Gambaran peran ketiga tokoh utama dalam film mama cake yaitu,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi

dari komunikasi massa dimana film merupakan media komunikasi yang.. bersifat

Dan selanjutnya peneliti menggunakan Teori Holsti (1969) untuk mencari koefisien reliabilitas, kategori antar juri dan untuk mengukur rata-rata serta perbandingan

TVOne merupakan stasiun TV swasta yang memiliki konsistensi dalam program keagamaan, yang salah satunya acara “ Damai Indonesiaku” acara ini terlihat sangat berbeda karena

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui analisis isi dari. film Negeri 5 Menara untuk mengetahui tingkat frekuensi kemunculan pesan

Denga n selesainya penelitian yang berjudul “PESAN DAKWAH DALAM FILM (Analisis isi Dalam Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo)” ini,.. maka selesai juga studi Program

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat kandungan pesan dakwah dalam film Munafik 2 yaitu pesan dakwah kategori Aqidah berupa Iman kepada Allah SWT, pesan dakwah

Kesimpulan dari definisi yang telah penulis jelaskan diatas, bahwa yang dimaksud dengan judul “KARAKTERISTIK PESAN DAKWAH DALAM FILM ANIMASI OMAR DAN HANA DALAM