• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Atribut Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa-Mahasiswi Departemen Ilmu Admnistrasi Niaga/Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Atribut Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa-Mahasiswi Departemen Ilmu Admnistrasi Niaga/Bisnis"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK HALAL TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN KOSMETIK WARDAH PADA MAHASISWA-MAHASISWI

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

110907117 EVI RAHMADHANI

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Evi Rahmadhani

NIM : 110907117

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Pengaruh Atribut Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa-Mahasiswi Departemen Ilmu Admnistrasi Niaga/Bisnis

Medan, April 2015

Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

NIP. 195908161986111001 Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

ABSTRAK

Pengaruh Atribut Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa-Mahasiswi

Departemen Ilmu Admnistrasi Niaga/Bisnis

Nama : Evi Rahmadhani

Nim : 110907117

Program Studi : Ilmu Admnistrasi Niaga/Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya wanita. Untuk tampil menarik banyak cara yang ditempuh antara lain perawatan kecantikan, pengaturan makanan dan pola makan serta menggunakan kosmetik. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak kosmetik yang dipasarkan dengan berbagai merek maupun atribut produk. Melihat banyaknya wanita menyadari pentingnya kosmetik ini, maka konsumen harus pintar dan jeli dalam memilih produk kosmetik. Dengan atribut produk halal yang melekat pada kosmetik Wardah membangun perspektif dan keyakinan konsumen karena membuat konsumen merasa aman dalam memilih, mengkonsumsi dan menggunakan kosmetik Wardah. Selain itu juga meyakinkan konsumen bahwa kosmetik Wardah tidak menggunakan bahan kimia yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak halal. Karena hal ini jugalah yang membuat para wanita nyaman untuk menggunakan produk kosmetik Wardah ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atribut produk halal kosmetik Wardah terhadap keputusan pembelian di kalangan Mahasiswa-Mahasiswi Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU. Pemilihan responden simple

random sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana) yaitu

karakteristiknya atau ciri dari anggota adalah populasinya sama (homogen). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan

software SPSS.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai

t hitung untuk koefisien atribut produk halal adalah 21.529 dengan signifikasi sebesar 0,000. Sedangkan t tabel dalam penelitian ini dengan α = 0,05 adalah 1.990. Oleh karena t hitung > t tabel (21.529 >1.990) dan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. Maka kesimpulannya terdapat pengaruh signifikan antara variabel atribut produk halal (X) terhadap keputusan pembelian (Y). Sedangkan dari hasil analisis koefisien determinasi nilai R-Square sebesar 0,853 Artinya 85,3% dipengaruhi oleh faktor atribut produk halal. Sedangkan sisanya sebesar 14,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, misalnya seperti atribut produk lain yaitu kualitas, harga, merek, desain ataupun kemasan (catatan: angka 14,7% diperoleh dari 100%-85,3%).

(4)

ABSTRACT

The Influence of Halal Product Attributes to Purchasing Decisions of Wardah Cosmetic Products of University Students

Department of Administrative Science Commerce / Business

Name : Evi Rahmadhani

NIM : 110907117

Departement : Bussines Administration Faculty : Social and Politic Science

Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

All people want to look beauty and fun, especially women.and then many ways doing such as beauty treatments, diet and using cosmetics. Many cosmetics are marketed with various brand and product attributes. Many women realize the importance of this cosmetic, so consumers should be smart and careful choose cosmetic product. With the halal product attributes attached to cosmetic Wardah make perspectives consumer to trust because it makes consumers feel safe to choose, consume and use cosmetics Wardah. It also convince consumers that cosmetic Wardah not using chemicals made from materials that are not kosher. Because it is also make women comfortable to use Wardah cosmetic products.

This study aimed to determine wether there is an influence of halal product attributes cosmetic products Wardah on purchasing decisions of University Student of Business Administration / Business FISIP USU. Selection of respondents simple random sampling (simple random sampling) are characteristics or traits of the members population are the same (homogeneous). The data used in this research is primary data obtained through questionnaires and interviews, while secondary data obtained through the study of literature and documentation. The methods of data analysis is using simple linear regression. Data processing is done by using Microsoft Excel and SPSS software.

Based on the results of the study showed that the value of t > t table, then H0 is rejected and Ha accepted. Based on the above data it is known that the t value for the halal attribute products is 21 529 with the significance of 0.000. While t table in this study with α = 0.05 is 1.990. Therefore t > t table (21 529 > 1.990) and 0.000 probability value <0.05.

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirrabbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, serta tak lupa shalawat dan salam juga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Atas rahmat dan berkah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Atribut Produk Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa-Mahasiswi Departemen Ilmu Administrasi Niaga Bisnis”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) jurusan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas, Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tersayang, Ayahanda Ramli Siregar, SH dan Ibunda Siti Zahara, SPd, yang senantiasa memberikan doa tulus yang tiada henti, curahan kasih sayang serta dukungan yang menjadi kekuatan besar bagi penulis selama ini.

2. Keluarga besar, terutama Abang Riza Pahlevi, ST dan adik Leli Wardhani

(6)

berbeda, arahan yang tak sama, dan membuat penulis menjadi lebih kuat selama ini.

3. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak M. Arifin Nasution, M.SP, selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya.

6. Seluruh dosen pengajar dan staf di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara khususnya untuk Kak Siswati dan Bang Farid yang telah banyak membantu.

7. Bapak Drs. Posma Lumban Raja, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, memberikan banyak masukan, arahan, bimbingan, dan saran yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Suci Hendrina, selaku Business Development pada PT. Paragon Technology and Innovation Sumut yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan wawancara terkait dengan perusahaan. 9. Teman selama kuliah hingga melaksanakan Intership, Andres Firnando,

Melliza Besty, Nuramaliana, Hikmatun Khairiyah dan Jamalluddin

(7)

10. Teman-teman sekelas stambuk 2011 kelas A, terutama Leavany, Dhesi, Yohana, Liana, Denny, Derick, Fajar blek, Sally, Indah, Rini, Henny,

Yuda, Octa, Asih dan Monica serta lainnya yang selalu membantu dan membuat tertawa. Semoga kita semua sukses.

11. Seseorang yang terdekat, semoga kita bisa sama-sama meraih sukses dikemudian hari dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

12. Pihak diluar kampus yang telah membantu selama penulisan skripsi ini terutama Kak Minar, Dini Anggraini dan Ridha Ardilla.

13. Pihak-pihak yang membantu penulis selama ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu saran dan kritik yang bermanfaat akan sangat berguna untuk hal yang lebih baik. Penulis berharap agar skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2015

(8)

DAFTAR ISI

2.4 Hubungan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 30

4.1.1 Sejarah singkat Administrasi Niaga/ Bisnis FISIP USU ... 39

4.1.2 Visi dan Misi ... 40

4.1.2.1 Visi ... 40

4.1.2.2 Misi ... 40

(9)

4.2.1 Deskripsi Data Identitas Responden ... 49

4.2.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 52

4.2.2.1 Deskripsi Data Variabel Atribut Produk Halal (X) ... 52

4.2.2.2 Deskripsi Data Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 59

4.2.2.3 Hasil Validitas ... 66

4.2.2.4 Hasil Reliabilitas ... 69

4.3 Analisis Data ... 70

4.3.1 Analisis Uji Korelasi ... 70

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 71

4.3.2.1 Regresi Linear Sederhana ... 71

4.3.2.2 Uji F ... 73

4.3.2.3 Uji t ... 74

4.3.2.4 Koefisien Determinasi R² ... 76

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 50 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Penyebaran Kuisoner .... 51 Tabel 4.4 Distribusi Tentang Jawaban Responden Mengandung

Bahan-Bahan yang Teruji Kehalalannya ... 52 Tabel 4.5 Distribusi Tentang Jawaban Responden Memberikan

Jaminan Terbebas Dari Bahan-Bahan yang Haram ... 53 Tabel 4.6 Distribusi Tentang Jawaban Responden Diproses

Sesuai Syariat Islam dan Memenuhi Persyaratan Halal ... 54 Tabel 4.7 Distribusi Tentang Jawaban Responden Diproduksi

Pada Fasilitas Produksi yang Bebas Dari kontaminasi

Bahan Haram dan Najis ... 55 Tabel 4.8 Distribusi Tentang Jawaban Responden Percaya Pada

Produk Kosmetik Wardah ... 55 Tabel 4.9 Distribusi Tentang Jawaban Responden Merasa Aman

Menggunakan Produk Kosmetik Wardah ... 56 Tabel 4.10 Distribusi Tentang Jawaban Responden Karena Terdapat

Atribut Produk Halal Mempermudah Dalam Memberi

Informasi dan Keyakinan Akan Mutu Produk ... 57 Tabel 4.11 Distribusi Tentang Jawaban Responden Karena Terdapat

Atribut Produk Halal Produk Kosmetik Wardah

Menjamin Keamanan dan Kehalalan Produk ... 58 Tabel 4.12 Distribusi Tentang Jawaban Responden Selalu Ingin

Tampil Menarik Adalah Kebutuhan Yang Menjadi

Awal Masalah Saya Dalam Pemilihan Kosmetik ... 59 Tabel 4.13 Distribusi Tentang Jawaban Responden Memperoleh

Informasi Tentang Kosmetik Wardah Dari Teman,

(11)

Tabel 4.15 Distribusi Tentang Jawaban Responden Memenuhi

Kebutuhan Dengan Produk Kosmetik Wardah ... 62

Tabel 4.16 Distribusi Tentang Jawaban Responden Mencari Manfaat Dari Produk Kosmetik Wardah ... 62

Tabel 4.17 Distribusi Tentang Jawaban Responden Memutuskan Membeli Produk Kosmetik Wardah Karena Memiliki Atribut Produk Halal ... 63

Tabel 4.18 Distribusi Tentang Jawaban Responden Merasa Puas Menggunakan Produk Kosmetik Wardah ... 64

Tabel 4.19 Distribusi Tentang Jawaban Responden Membeli Kembali Produk Kosmetik Wardah Karena Memiliki Atribut Produk Halal ... 65

Tabel 4.20 Tabel Hasil Validitas Atribut Produk (X) ... 66

Tabel 4.21 Tabel Hasil Validitas Keputusan Pembelian (Y) ... 67

Tabel 4.22 Hasil Validitas Variabel Atribut Produk (X) ... 68

Tabel 4.23 Tabel Hasil Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 68

Tabel 4.24 Tabel Hasil Reliabel Atribut Produk (X) ... 69

Tabel 4.25 Tabel Hasil Reliabel Keputusan Pembelian (Y) ... 69

Tabel 4.26 Hasil Analisis Uji Korelasi ... 70

Tabel 4.27 Hasil Uji Regresi Sederhana ... 71

Tabel 4.28 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji – F) ... 73

Tabel 4.29 Hasil Uji Parsial (Uji-t) ... 74

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Hasil Wawancara

Lampiran 3 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 4 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 5 Bukti Hadir Di Seminar Proposal (Skripsi) Lampiran 7 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi

untuk Dosen Pembimbing

Lampiran 8 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Penguji Lampiran 9 Jadwal Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 10 Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian Lampiran 11 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal

(13)

ABSTRAK

Pengaruh Atribut Halal Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada Mahasiswa-Mahasiswi

Departemen Ilmu Admnistrasi Niaga/Bisnis

Nama : Evi Rahmadhani

Nim : 110907117

Program Studi : Ilmu Admnistrasi Niaga/Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya wanita. Untuk tampil menarik banyak cara yang ditempuh antara lain perawatan kecantikan, pengaturan makanan dan pola makan serta menggunakan kosmetik. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak kosmetik yang dipasarkan dengan berbagai merek maupun atribut produk. Melihat banyaknya wanita menyadari pentingnya kosmetik ini, maka konsumen harus pintar dan jeli dalam memilih produk kosmetik. Dengan atribut produk halal yang melekat pada kosmetik Wardah membangun perspektif dan keyakinan konsumen karena membuat konsumen merasa aman dalam memilih, mengkonsumsi dan menggunakan kosmetik Wardah. Selain itu juga meyakinkan konsumen bahwa kosmetik Wardah tidak menggunakan bahan kimia yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak halal. Karena hal ini jugalah yang membuat para wanita nyaman untuk menggunakan produk kosmetik Wardah ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atribut produk halal kosmetik Wardah terhadap keputusan pembelian di kalangan Mahasiswa-Mahasiswi Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU. Pemilihan responden simple

random sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana) yaitu

karakteristiknya atau ciri dari anggota adalah populasinya sama (homogen). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan regresi linear sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel dan

software SPSS.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai

t hitung untuk koefisien atribut produk halal adalah 21.529 dengan signifikasi sebesar 0,000. Sedangkan t tabel dalam penelitian ini dengan α = 0,05 adalah 1.990. Oleh karena t hitung > t tabel (21.529 >1.990) dan nilai probabilitas 0,000 < 0,05. Maka kesimpulannya terdapat pengaruh signifikan antara variabel atribut produk halal (X) terhadap keputusan pembelian (Y). Sedangkan dari hasil analisis koefisien determinasi nilai R-Square sebesar 0,853 Artinya 85,3% dipengaruhi oleh faktor atribut produk halal. Sedangkan sisanya sebesar 14,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, misalnya seperti atribut produk lain yaitu kualitas, harga, merek, desain ataupun kemasan (catatan: angka 14,7% diperoleh dari 100%-85,3%).

(14)

ABSTRACT

The Influence of Halal Product Attributes to Purchasing Decisions of Wardah Cosmetic Products of University Students

Department of Administrative Science Commerce / Business

Name : Evi Rahmadhani

NIM : 110907117

Departement : Bussines Administration Faculty : Social and Politic Science

Advisor : Drs. Posma Lumban Raja, M.Si

All people want to look beauty and fun, especially women.and then many ways doing such as beauty treatments, diet and using cosmetics. Many cosmetics are marketed with various brand and product attributes. Many women realize the importance of this cosmetic, so consumers should be smart and careful choose cosmetic product. With the halal product attributes attached to cosmetic Wardah make perspectives consumer to trust because it makes consumers feel safe to choose, consume and use cosmetics Wardah. It also convince consumers that cosmetic Wardah not using chemicals made from materials that are not kosher. Because it is also make women comfortable to use Wardah cosmetic products.

This study aimed to determine wether there is an influence of halal product attributes cosmetic products Wardah on purchasing decisions of University Student of Business Administration / Business FISIP USU. Selection of respondents simple random sampling (simple random sampling) are characteristics or traits of the members population are the same (homogeneous). The data used in this research is primary data obtained through questionnaires and interviews, while secondary data obtained through the study of literature and documentation. The methods of data analysis is using simple linear regression. Data processing is done by using Microsoft Excel and SPSS software.

Based on the results of the study showed that the value of t > t table, then H0 is rejected and Ha accepted. Based on the above data it is known that the t value for the halal attribute products is 21 529 with the significance of 0.000. While t table in this study with α = 0.05 is 1.990. Therefore t > t table (21 529 > 1.990) and 0.000 probability value <0.05.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya wanita. Untuk tampil menarik banyak cara yang ditempuh antara lain perawatan kecantikan, pengaturan makanan dan pola makan serta menggunakan kosmetik. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak kosmetik yang dipasarkan dengan berbagai merek maupun atribut produk.

Atribut produk memainkan peran penting dalam perspektif konsumen dan pemasar. Hal ini telah lama diakui penting bagi produsen, untuk menciptakan atribut produk yang mempunyai ciri khas. Karena nantinya akan mengatur brand dalam kompetisi. Konsumen juga memilih atribut produk sebagai dasar untuk memilih suatu produk.

Melihat banyaknya wanita menyadari pentingnya kosmetik ini, maka konsumen harus pintar dan jeli dalam memilih produk kosmetik. Karena jika salah memilih, bukan kecantikan yang didapat, malah efek-efek yang justru membuat wajah menjadi rusak. Pada saat mengoleskan sebuah produk ke wajah, tangan, kaki dan tubuh, maka sebagian dari produk tersebut akan masuk dan meresap ke dalam kulit dan bisa jadi masuk ke dalam aliran darah.

(16)

dalam kosmetik yang aman dan tidak menggunakan bahan yang berbahaya. Dengan menggunakanbukan saja akan tampil cantik namun juga berinvestasi dalam upaya menjaga kesehatan.

Pelaksana LPPOM MUI menyatakan bahwa kosmetik halal merupakan kosmetik yang dalam proses pembuatannya memenuhi persyaratan halal. Artinya, bahan yang digunakan haruslah berbahan halal dan suci, serta diproduksi pada fasilitas produksi yang bebas dari kontaminasi bahan haram dan najis. Bahan baku yang berasal dari tanaman boleh digunakan, sepanjang dalam proses pembuatannya tidak mengunakan bahan aditif atau bahan penolong yang berbahan haram dan najis.

Hal inilah yang membuat Wardah tumbuh dan memfokuskan produk mereka berbahan baku yang aman dan halal, yang diciptakan untuk kenyamanan dan ketenangan wanita yang menggunakannya. Wardah mulai popular di kalangan masyarakat sejak dua-tiga tahun terakhir dengan membuat pesan baru untuk pasar yaitu bahwa untuk peduli dengan kosmetik halal itu tidak harus berjilbab, tidak harus orang muslim saja, tetapi semua orang sudah semestinya peduli karena yang halal sudah pasti aman (www.wardahbeauty.com).

(17)

Untuk memperoleh sertifikat halal, maka LPPOM MUI memberikan ketentuan bagi perusahaan, dan setelah itu maka harus melakukan prosedur sertifikat halal mulai dari tata cara pemeriksaan (audit) mulai dari manajemen, bahan-bahan baku, dan lain-lain. Setelah semua proses dilalui dan dinyatakan kehalalannya, maka serifikat halal dapat dikeluarkan. Proses selanjutnya adalah pencantuman label halal di kemasan produk yang dinyatakan halal. Informasi kehalalan produk kosmetik Wardah dapat ditemukan di Jurnal Halal LPPOM yang terbit secara berkala dengan nomor sertifikat 00150010680899 (www.produk.halal.or.id). Kaum wanita Indonesia dapat menggunakan informasi ini sebagai dasar dalam penggunaan produk kosmetik dan juga berbagai produk lainnya sehingga mereka tidak perlu ragu lagi akan status kehalalan dan keamanan suatu produk.

Menurut Kotler (2001:224), proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap yaitu :

1. Pengenalan Masalah

(18)

dapat melakukan penelitian pada konsumen untuk mengidentifikasi rangsangan yang paling sering membangkitkan minat mereka terhadap suatu produk.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi informasi yag lebih banyak. Dalam tahap ini, pencarian informasi yang dilakukan oleh konsumen dapat dibagi ke dalam dua level, yaitu situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan dengan penguatan informasi.

Pada level ini orang akan mencari serangkaian informasi tentang sebuah produk. Pada level kedua, konsumen mungkin akan masuk kedalam tahap pencarian informasi secara aktif. Mereka akan mencari informasi melalui bahan bacaan, pengalaman orang lain, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang dapat menjadi perhatian pemasar dalam tahap ini adalah bagaimana caranya agar pemasar dapat mengidentifikasi sumber-sumber utama atas informasi yang didapat konsumen dan bagaimana pengaruh sumber tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen selanjutnya.

Menurut Kotler (2001:225), sumber utama yang menjadi tempat konsumen untuk mendapatkan informasi dapat digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu :

I. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

(19)

IV. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian informasi tentang sebuah produk melalui sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Tiap-tiap informasi komersial menjalankan perannya sebagai pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi atau evaluasi. Melalui sebuah aktivitas pengumpulan informasi, konsumen dapat mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur yang dimiliki oleh setiap merek sebelum memutuskan untuk membeli merek yang mana.

3. Evaluasi alternatif

(20)

4. Keputusan Pembelian

Dalam melakukan evaluasi alternatif, konsumen akan mengembangkan sebuah keyakinan atas merek dan tentang posisi tiap merek berdasarkan masing-masing atribut yang berujung pada pembentukan citra merek. Selain itu, pada tahap evaluasi alternatif konsumen juga membentuk sebuah preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pribadi dan konsumen juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling di sukai dan berujung pada keputusan pembelian.

Pada tahapan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh dua faktor utama yang terdapat diantara niat pembelian dan keputusan pembelian yaitu : a) Menurut Kotler (2001:227), sikap orang lain yaitu sejauh mana sikap

orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal. Pertama, intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai calon konsumen. Kedua, motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya.

Keadaan preferensi sebaliknya juga berlaku, preferensi pembeli terhadap merek tertentu akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama.

(21)

adanya kebutuhan yang lebih mendesak pada saat yang tidak terduga sebelumnya.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa.

Sebaliknya, jika kinerja produk lebih tinggi dibandingkan harapan konsumen maka pembeli akan merasa puas. Perasaan-perasaan itulah yang akan memutuskan apakah konsumen akan membeli kembali merek yang telah dibelinya dan memutuskan untuk menjadi pelanggan merek tersebut atau mereferensikan merek tersebut kepada orang lain.

Pentingnya kepuasan pasca pembelian menunjukkan bahwa para penjual harus menyebutkan akan seperti apa kinerja produk yang sebenarnya.

(22)

Menurut Kotler (2001:200), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor budaya

2. Faktor Sosial terdiri dari : a. Kelompok acuan b. Keluarga

c. Peran dan status 3. Pribadi terdiri dari :

a. Usia dan siklus hidup keluarga b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi c. Gaya hidup

d. Kepribadian 4. Psikologis terdiri dari :

a. Motivasi b. Persepsi c. Pembelajaran

d. Keyakinan dan Sikap

(23)

rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Dengan atribut produk halal yang melekat pada kosmetik Wardah membangun perspektif dan keyakinan konsumen karena membuat konsumen merasa aman dalam memilih, mengkonsumsi dan menggunakan kosmetik Wardah. Selain itu juga meyakinkan konsumen bahwa kosmetik Wardah tidak menggunakan bahan kimia yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak halal. Karena hal ini jugalah yang membuat para wanita nyaman untuk menggunakan produk kosmetik Wardah ini.

Penelitian pertama dilakukan oleh Erna Ferrinadewi (2005), merupakan alumni Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Surabaya dan Mahasiswa S3 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan judul disertasi yang berjudul Atribut Produk yang Dipertimbangkan dalam Pembelian Kosmetik dan Pengaruhnya pada Kepuasan Konsumen di Surabaya. Dari hasil penelitian ini menunjukkan kepuasan konsumen terjadi ketika harapan telah terpenuhi. Harapan konsumen tidak bersifat statis karena konsumen adalah makhluk sosial yang berinteraksi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan internal dan eksternal. Atribut produk adalah manifestasi harapan konsumen. Sehingga penilaian konsumen akan tingkat pentingnya atribut produk dapat berubah.

(24)

Product (Survei pada Konsumen Sariayu Martha Tilaar yang Tergabung dalam Followers Official Account Twitter @Sariayu_MT). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut produk terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal tersebut berarti atribut produk kosmetik Sariayu Solusi yang terdiri dari merek, harga, kualitas, desain, kemasan, dan label telah memberikan nilai dan pengaruh terhadap keputusan pembelian.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Kenshi Poneva Yulindo (2014), merupakan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang dengan judul skripsi “Pengaruh Atribut-atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang”. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembahasan mengenai pengaruh atribut-atribut produk terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang, dapat disimpulkan bahwa hanya kualitas produk dan desain produk yang mempunya pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang. Hal tersebut dikarenakan, kosmetik Sariayu memiliki kualitas yang terpercaya dan desain yang menarik konsumen pada saat membeli. Sedangkan merek produk, label produk, dan kemasan produk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada Green Product Cosmetics Sariayu Martha Tilaar di Kota Padang.

(25)

Semarang”. Dari hasil penelitian diketahui bahwa atribut produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah di Kota Semarang dan variabel label halal dapat dijadikan variabel moderating untuk menambah pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian produk kosmetik Wardah di Kota Semarang.

Penelitian kelima yang dilakukan oleh Wahyu Budi Utami (2013), merupakan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul skripsi Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Membeli Pada Pembeli Produk Kosmetik Wardah di Outlet Wardah. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa keberadaan label halal pada produk kosmetik Wardah memberikan nilai positif yang memiliki peluang besar dalam mempengaruhi keputusan membeli konsumen dan tingkat kesadaran akan kehalalan produk kosmetik Wardah ditunjukkan dengan adanya pengaruh label halal dengan keputusan membeli yang signifikan.

Manfaat penelitian terdahulu diatas bagi penulis yaitu untuk menghindari permasalahan yang telah dipecahkan secara berulang, memperkuat keinginan penulis untuk mengembangkan hasil penelitian yang serupa, memberikan dokumentasi data sebagai tambahan informasi penulis dalam melakukan penelitian, serta memperkecil luang lingkup penelitian karena penelitian ini dilakukan di lingkup kampus penulis.

(26)

Kosmetik Wardah pada Mahasiswa/Mahasiswi Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan atribut halal terhadap keputusan pembelian produk Wardah di kalangan Mahasiswa-Mahasiswi Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan atribut produk halal kosmetik Wardah terhadap keputusan pembelian di kalangan Mahasiswa-Mahasiswi Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

2. Secara teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat menarik peneliti lain untuk meneruskan penelitian ini di bidang Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

(27)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Atribut Produk

Menurut Kotler dan Keller (2009) dalam Kusmayasari (2014:3), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Menurut Tjiptono (2008:95), produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Selain itu, produk dapat pula didefenisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan produsen melalui hasil produknya.

Salah satu cara pemasar membedakan produknya dengan pesaing adalah dengan menyediakan atribut produk yang unik. Oleh karena itu, penting bagi pemasar untuk mengetahui sejauh manakah atribut produknya mampu menghantarkan kebutuhan psikologi yang diharapkan konsumen dalam hal ini perasaan puas. Menurut Gitosudarmo dalam Eka (2008:28), Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli.

(28)

dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Menurut Simamora (2001) dalam Kusmayasari, dkk (2014:3), menyatakan bahwa elemen-elemen dalam atribut produk meliputi : harga, kualitas, kelengkapan fungsi (fitur), desain, layanan puna jual dan lain-lain. Disimpulkan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur dari sebuah produk yang dipandang penting oleh konsumen dan mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian.

Menurut Kotler (2001:347), mengelompokkan atribut produk kepada tiga unsur penting yaitu :

1. Kualitas Produk

Kualitas adalah salah satu alat penting bagi pemasar untuk menetapkan posisi. Kualitas mempunyai dua dimensi, yaitu tingkat dan konsistensi. Ketika mengembangkan suatu produk, pemasar mula-mula harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk di pasar sasaran. Disini kualitas produk berarti kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi-fungsinya. Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam konsisten yang tinggi tersebut, kualitas produk berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dan kekonsistenan dalam memberikan tingkatan kualitas yang dijanjikan.

2. Fitur Produk

(29)

pesaingnya. Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara terus-menerus. 3. Gaya dan Desain Produk

Menurut Kotler (2001:348), cara lain untuk menambah nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang khas. Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya semata-mata penampilan produk tertentu. Gaya mengedepankan tampilan luar dan membuat orang bosan. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapatkan perhatian dan mempunyai nilai seni, tetapi tidak selalu membuat produk tertentu berkinerja lebih baik.

Berbeda dengan gaya, desain bukan sekedar tampilan luar saja tetapi desain masuk dan melekat pada produk tersebut. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Gaya dan desain yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong biaya produksi, dan memberikan keunggulan bersaing di pasar sasaran.

Ferrinadewi (2005:130), atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud (tangible) maupun sesuatu yang tidak berujud (intangible). Atribut yang berwujud dapat berupa merek, kualitas produk, desain produk, label produk, kemasan dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berwujud seperti kesan atau

image konsumen terhadap nama merek yang diberikan kepada produk tersebut.

(30)

1) Merek

Menurut Kotler (2001:349), merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu.

2) Harga

Menurut Tjiptono (2012:315), harga bisa diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan/atau aspek lain (non-moneter) yag mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan sebuah produk. 3) Kualitas

Kualitas produk menurut Kotler (2001:347), kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kualitas yang sangat baik akan membangun kepercayaan konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan konsumen. 4) Desain

Menurut Kotler (2001:348), desain bukan sekedar tampilan setipis kulit ari, desain masuk ke jantung produk. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya.

5) Kemasan

Menurut Tjiptono (2008:106), kemasan produk adalah proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk.

6) Label

(31)

merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicentelkan pada produk.

2.2 Label

Label merupakan salah satu bagian atribut produk yang berwujud. Menurut Kotler (2001:362), label dapat bervariasi mulai dari tanda pengenal produk yang sederhana hingga grafik rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label juga menjelaskan beberapa hal mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, isinya, bagaimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana menggunakannya dengan aman.

Untuk memperoleh sertifikat halal, maka LPPOM MUI memberikan ketentuan bagi perusahaan, dan setelah itu maka harus melakukan prosedur sertifikat halal mulai dari tata cara pemeriksaan (audit) mulai dari manajemen, bahan-bahan baku, dan lain-lain. Setelah semua proses dilalui dan dinyatakan kehalalannya, maka serifikat halal dapat dikeluarkan. Proses selanjutnya adalah pencantuman label halal di kemasan produk yang dinyatakan halal.

Maka untuk mendapatkan sertifikat halal dari LPPOM MUI, produk kosmetik Wardah harus mengikuti seluruh ketentuan yang diharuskan mulai dari pemeriksaan bahan baku, proses dan fasilitas produksi sampai bahan jadi. Berikut ini adalah arti dari masing-masing indikator menurut Swastha (1988:196) :

1. Bahan baku

(32)

2. Proses dan fasilitas Produksi

Proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

3. Bahan jadi

barang lain.

Menurut LPPOM MUI (lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia), yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai syari’at islam LPPOM MUI juga menyatakan bahwa kosmetik halal merupakan kosmetik yang dalam proses pembuatannya memenuhi persyaratan halal. Artinya, bahan yang digunakan haruslah berbahan halal dan suci, serta diproduksi pada fasilitas produksi yang bebas dari kontaminasi bahan haram dan najis. Bahan baku yang berasal dari tanaman boleh digunakan, sepanjang dalam proses pembuatannya tidak mengunakan bahan aditif atau bahan penolong yang berbahan haram dan najis.

Syarat kehalalan produk tersebut meliputi :

a. Tidak mengandung babi dan bahan bahan yang berasal dari babi

b. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan yang berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran.

(33)

d. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat.

2.3 Keputusan Pembelian

Suatu keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada, maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan. Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2011:357), mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atu lebih pilihan alternatif. Menurut Kotler (2001:199), keputusan pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir-individu dan rumah tangga yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen menurut Kotler (2001:200), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut :

1. Faktor budaya

(34)

Masing-masing sub-budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis.

Pada dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Tingkatan sosial tersebut dapat berbentuk sebuah sistem kasta yang mencerminkan sebuah kelas sosial yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hirarkis dan para anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya. 2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial diantaranya sebagai berikut :

a) Kelompok acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang.

(35)

dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.

b) Keluarga

Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga orientasi. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agama, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

c) Peran dan status

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka, akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur di sebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor,begitu pula dalam perilaku pembeliannya.

(36)

3. Pribadi

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

a) Usia dan siklus hidup keluarga

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga.

b) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi

Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Contohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan di klub khusus, dan membeli mobil mewah. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.

c) Gaya hidup

Gaya hidup dapat di artikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yangterungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan.

(37)

d) Kepribadian

Setiap orang memiliki berbagai macam karateristik kepribadian yang bebeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cocok dengan kepribadiannya.

4. Psikologis

Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya sebagai berikut:

a) Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu-waktu tertentu. Beberapa dari kebutuhan tersebut ada yang muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan rasa ketidaknyamanan.

Sedangkan beberapa kebutuhan yang lainnya dapatbersifat psikogenesis; yaitu kebutuhan yang berasal dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok.

(38)

warna dan nama merek tersebut yang memacu arah pemikiran dan emosi tertentu.

b) Persepsi

Menurut Kotler (2001:218), seseorang yang termotivasi siap untuk segera melakukan tindakan. Bagaimana tindakan seseorang yang termotivasi akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi dapat diartikan sebagai sebuah proses yang digunakan individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan sebuah gambaran.

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Setiap persepsi konsumen terhadap sebuah produk atau merek yang sama dalam benak setiap konsumen berbeda-beda, karena adanya tiga proses persepsi yaitu :

a. Perhatian selektif

Perhatian selektif dapat diartikan sebagai proses penyaringan atas berbagai informasi yang didapat oleh konsumen. Dalam hal ini para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian konsumen dan memberikan sebuah rangsangan nama yang akan diperhatikan orang.

(39)

ukuran rangsangan normal seperti, orang cenderung akan memperhatikan iklan yang menawarkan potongan dan bonus sebesarRp. 100.000 ketimbang iklan komputer yang hanya memberikan bonus atau potongan yang bernilaiRp.50.000.

b. Distorsi Selektif

Distorsi selektif merupakan proses pembentukan persepsi yang dimana pemasar tidak dapat berbuat banyak terhadap distorsi tersebut. Hal ini karena distorsi selektif merupakan kecenderungan orang untuk mengubah informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan informasi yang didapat dengan cara yang akan mendukung prakonsepsi konsumen.

c. Ingatan Selektif

Orang akan banyak melupakan banyak hal yang mereka pelajari namun, cenderung akan senantiasa mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung akan mengingat hal-hal baik yang yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing.

c) Pembelajaran

(40)

suatu produk dengan mengaitkan pada pendorongnya yang kuat, menggunakan isyarat yang memberikan motivasi, dan memberikan penguatan positif karena pada dasarnya konsumen akan melakukan generalisasi terhadap suatu merek.

d) Keyakinan dan Sikap

Menurut (Kotler 2001:220), melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Keyakinan dapat diartikan sebagai gambaran pemikiran seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek akan mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Selain keyakinan, sikap merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap suatu objek atau gagasan tertentu.

2.4 Hubungan Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

(41)

Menurut Sumarwan (2011:367), konsumen akan memiliki seperangkat atribut produk yang akan digunakan sebagai dasar dalam mengevaluasi alternatif. Konsumen akan memilih atribut yang akan memberikan manfaat yang diharapkannya. Konsumen juga mengembangkan keyakinan merek, dimana posisi setiap merek membentuk citra merek dari produk tersebut. Menurut Kotler (2001:227), bahwa konsumen sampai pada sikap (keputusan, preferensi) atas bermacam-macam merek melalui evaluasi atribut tersebut.

Dengan kata lain, konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Menurut Tjiptono (2008:103), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Adanya atribut yang melekat pada suatu produk dapat digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian atribut produk dengan kebutuhan dan keinginan.

Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda pada umumnya dalam hal memandang atribut-atribut produk yang dianggap penting. Mereka memberikan perhatian paling besar pada atribut yang memberikan manfaat sesuai dengan keinginannya. Produk dapat digolongkan konsumen berdasarkan atribut-atribut yang dimiliki yang sangat menonjol di pasaran.

(42)

1. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. 2. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan dan keinginan

masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut produk yang paling penting.

3. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut.

4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut.

5. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda dengan atribut yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa bila terdapat beberapa barang atau jasa yang akan dikonsumsi, pertimbangan pertama yang dilakukan adalah membandingkan nilai-nilai atribut pada masing-masing barang atau jasa tersebut.

Menurut Akpoyomare, dkk (2012) dalam Kusmayasari, dkk (2014:4), setiap konsumen memiliki kemampuan yang berbedabeda dalam mengidentifikasi atribut dari suatu produk, hal ini disebabkan karena konsumen memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai produk.

(43)
(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Menurut Juliandi pada bukunya “Metodologi Penelitian Kuantitatif” (2013:14), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki ketertaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya.

Penelitian asosiatif memerlukan hipotesis, atau dugaan terhadap hubungan yang ada. Hipotesis disusun karena adanya teori yang telah dilakukan. Penelitian kuantitatif umumnya menyelidiki permukaan saja, dengan demikian memerlukan waktu relatif lebih singkat dibanding dengan penelitian kualitatif (Juliandi, 2013:12).

3.2 Lokasi Penelitian

(45)

3.3 Populasi dan sampel

a) Populasi

Menurut Juliandi (2013:126), populasi penelitian merupakan seluruh elemen/unsur yang akan diamati atau diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa-mahasiswi Administrasi Niaga/Bisnis mulai dari stambuk tahun 2011 s/d 2013 berjumlah 468 orang (Data Direktori Mahasiswa USU, 2015).

b) Sampel

Menurut Juliandi (2013:59), sampel ialah merupakan wakil-wakil dari populasi. Populasi dalam penelitian ini terlalu luas sehingga penelitian tidak dapat mempelajari semua populasi yang ada. Dalam menentukan jumlah sampel dari suatu populasi dapat menggunakan Rumusan Slovin (Umar, 2002). Dalam penelitian ini taraf kasalahan pengambilan sampel sebesar 10%.

Dari populasi yang ada dengan taraf kesalahan 10% pengambilan sampel,

(46)

Menurut Juliandi (2013:52), bentuk pengambilan sampel secara umum dibagi 2 yaitu :

a. Probalitity sampling adalah tehnik pengambilan sampel dimana seluruh anggota/elemen populasi memiliki peluang (probability) yang sama untuk dijadikan sebagai sampel. Dengan kata lain tidak ada diskriminasi dalam pengambilan sampel, siapa saja dari anggota populasi dapat dipilih untuk sampel penelitian.

b. Nonprobability sampling adalah kebalikanya, yakni pengambilan sampel dimana tidak semua anggota/elemen populasi berpeluang sama untuk dijadikan sampel.

Dalam penelitian ini pengambilan teknik sample yang digunakan adalah

sample probabilility dengan sampling simple random sampling (pengambilan

sampel secara acak sederhana) digunakan apabila karakteristiknya atau ciri dari anggota adalah populasinya sama (homogen).

3.4 Hipotesis Penelitian :

Menurut Juliandi (2013:25), hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari pertanyaan yang ada pada perumusan masalah penelitian. Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang ada adalah jawaban yang berasal dari teori.

Berdasarkan dari hasil uraian teori dan kerangka berfikir diatas, maka peneliti merumuskan hipotesis penelitian adalah :

(47)

b. H0 : Pengaruh Atribut Produk Halal terhadap Keputusan Pembelian

Kosmetik Wardah adalah signifikan.

c. Ha : Pengaruh Atribut Produk Halal terhadap Keputusan Pembelian

Kosmetik Wardah adalah tidak signifikan.

3.5 Definisi Konsep

1. Menurut Tjiptono (2008:103), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

2. Menurut Kotler (2001:199), keputusan pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir-individu dan rumah tangga yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.

Skema 1 : Kerangka konseptual penelitian Pengaruh Atribut Produk Halal Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah pada Mahasiswa/Mahasiswi Departemen Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

3.6 Defenisi Operasional

Menurut Juliandi (2013:118), defenisi operasional bukanlah defenisi/ pengertian teoritis seperti di bab teori, tetapi operasionalisasi dari variabel, berupa pengukuran (measurement) atau pengujian (test) suatu variabel.

1. Variabel bebas (Independent Variabel) adalah merupkan variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dengan kata lain variabel bebas adalah

(48)

sesuatu yang menjadi sebab terjadinya perubahan nilai pada variabel terikat (Juliandi, 2013:23). Variabel bebas penelitian ini adalah Atribut Produk halal (X). Indikator Atribut Produk halal yang terdapat dikosmetik Wardah :

a. Bahan baku b. Proses produksi c. Barang jadi

2. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi, terikat, tergantung oleh variabel lain yakni bebas. Variabel terikat ini umumnya menjadi perhatian utama oleh peneliti (Juliandi, 2013:23). Variabel terikat penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y). Indikator Keputusan Pembelian :

a. Pengenalan Masalah b. Pencarian Informasi c. Evaluasi Alternatif d. Keputusan pembelian e. Perilaku Pasca pembelian

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Juliandi (2013:69), adalah merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrument pengumpulan data di bedakan menjadi :

(49)

data tersebut sebelumnya tidak ada. Contoh data primer adalah data yang dikumpulkan melalui instrumen :

a) Wawancara/interview

Adalah dialog langsung antara peneliti dengan responden penelitian. b) Angket/kuisioner

Adalah pertanyaan/pernyataan yang disusun peneliti untuk mengetahui pendapat/persepsi responden penelitian tentang suatu variabel yang diteliti.

Dalam penelitian ini skala instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang/ kelompok orang tentang fenomena instrumen (Juliandi 2013:72).

Jawaban setiap item instrumen memiliki penentuan skor dari setiap instrumennya yakni :

1. Sangat setuju (SS) : skor 5 2. Setuju (S) : skor 4 3. Kurang Setuju (KS) : skor 3 3. Tidak setuju (TS) : skor 2 4. Sangat tidak setuju (STS) : skor 1

Suatu angket dapat dikatakan sah (valid) dan reliabiltas (terpercaya) dengan uji instrumen sebagai berikut :

a. Uji Validitas

(50)

ukur variabel penelitian. Jika instrumen benar atau valid maka hasil pengukuran pun kemungkinan akan benar.

Teknik statistik yang dapat digunakan adalah korelasi sebagai berikut :

r =

( )( )

b. Uji Realibilitas

Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya (Juliandi, 2013 : 83).

Untuk menguji reliabilitas, peneliti dapat menggunakan half, yaitu mengkorelasikan skor genap dengan skor ganjil kemudian memasukkan nilai korelasi (r) yang diperoleh ke dalam rumus Spearman Brown :

(51)

Jika nilai koefisian reabilitas (Spearmen Brown) > 0.6 maka instrumen memiliki reabilitas yang baik/reliable/terpercaya. Dan sebaliknya, jika nilai koefisien rebilitas (Spearman Brown) < 0.6 maka instrumen tidak terpercaya. Kedua uji ini dibantu dengan menggunakan software statistik (SPSS).

3.7.2 Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitiannya.

a. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, yaitu menyelidiki rekaman-rekaman data yang telah berlalu. Ada dua bentuk pengumpulan dokumentasi :

- Dokumen tertulis (printed) : buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian, jurnal, dan laporan.

- Dokumen elektronis (nonprinted) : situs internet, foto, microfilm, disket, CD, kaset, atau peralatan audio visual lainnya (Juliandi, 2013:71).

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Distribusi Frekuensi

(52)

3.8.2 Analisis Korelasi

Menurut Juliandi (2013:159), analisis korelasi bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan variabel penelitian. Korelasi sederhana digunakan apabila terdapat satu buah variabel independen dan satu buah variabel dependen.

3.8.3 Analisis Regresi sederhana

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah singkat Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU

Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara pertama kali dibuka pada tahun akademik 2009-2010.Dasar berdirinya departemen ini adalah Surat Keputusan Rektor Universitas Sumatera Utara tentang pembentukan departemen S-1 Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis di Universitas Sumatera Utara. Dengan surat keputusan tersebut dibukalah Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita Sumatera Utara.

Tenaga pengajar yang digunakan Departemen Administrasi Niaga/Bisnis adalah bersumber dari tenaga pengajar internal Departemen Ilmu Administrasi beserta dengan Departemen lain dalam lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan tenaga pengajar dari berbagai fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara (Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra, Fakultas MIPA), serta tenaga pengajar yang berada di luar lingkungan Universitas Sumatera Utara.

(54)

4.1.2 Visi dan Misi

4.1.2.1 Visi

Adapun Visi yang ingin di capai Departemen Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU adalah “Menjadi Program Studi Unggulan dalam Penguasaan, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis di Pulau

Sumatera”

4.1.2.2 Misi

Sedangkan Misi Departemen Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU antara lain :

a. Menyelenggarakan pendidikan Departemen S-1 Administrasi Niaga/Bisnis dengan orientasi dan komitmen terhadap kompetensi yang akan menghasilkan Sarjana dalam bidang Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis berkualitas tinggi b. Meningkatkan penelitian di bidang Administrasi Niaga / Bisnis untuk

memperkuat dan memperkaya keunggulan internal dan membantu perkembangan Ilmu Administrasi pada umumnya.

c. Meningkatkan pengabdian terhadap masyarakat dengan cara menyiapkan tenaga kerja profesional dan membangun program.

4.1.3 Materi Kuliah

(55)

juga telah memuat materi-materi yang juga disusun dan dikembangkan berdasarkan spesifikaasi tersebut.

4.1.4 Prospek Karir Lulusan

Lulusan yang dihasilkan Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis telah memiliki cakupan dunia kerja yang sangat luas. Hal ini tentunya didorong oleh perkembangan Ilmu Administrasi secara umum dan juga dinamika perkembangan pasar kerja baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Dengan demikian, di masa yang akan datang lulusan Program Studi Ilmu Administraasi Niaga/Bisnis akan dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan serta berkarir di berbagai bidang sesuai motto yakni as a thinker, as a leader and

as a ploneer yang professional, bermoral serta berwawasan nasional dan

internasional.

Mahasiswa-Mahasiswi Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis diharuskan kritis dan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam memilih dan memilah informasi yang baik dan benar, sehingga dapat menambah khazanah berpikir dan mampu berkiprah dalam mengembangkan bidang ilmu yang ditekuni. Saat ini kehidupan semakin kompleks, mereka harus tanggap dengan yang terjadi di sekitar mereka, mampu memecahkan masalah secara kritis dan membuat keputusan untuk terus kreatif. Mereka juga perlu memperhatikan permasalahan di bidang organisasi bisnis karena mereka dianggap menjadi agen perubahan di lingkungan bisnis.

(56)

suatu produk dan atribut yang melekat dalam produk tersebut untuk memenuhi kepuasan konsumen, termasuk produk kosmetik yang mereka gunakan sehari-hari. Wardah merupakan salah satu kosmetik yang memiliki atribut produk halal. Atribut produk halal inilah yang dijadikan dasar seorang konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Berikut ini informasi mengenai produk kosmetik Wardah :

Wardah diproduksi oleh PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011. Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt.

Pada tahun 1995, PTI kedatangan santri-santri dari pesantren Hidayatullah yang meminta PTI memproduksi kosmetika yang bernafaskan Islami, Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen, maka lahirlah produk Wardah, dengan positioning Kosmetika Suci dan Aman. Suci karena produknya telah memiliki sertifikat halal dari lembaga LPPOM MUI dan aman karena memakai bahan baku bermutu tinggi dan tentunya telah memiliki nomor registrasi yang dikeluarkan oleh DepKes.

(57)

Ketika krisis ekonomi 1998, banyak perusahaan sejenis yang tutup. Daya beli masyarakat anjlok sementara harga bahan baku naik sampai empat kali lipat. PTI mengambil reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain tidak berproduksi. Setelah melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru mengembangkan pasar. Pada tahun 1999-2003, PTI mengalami perkembangan kedua. Penjualan merk Wardah pada masa tersebut melonjak pesat. Pabrik lain di Kawasan Industri Jatake Tangerang didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2001.

PTI mulai memodernisasi perusahaan pada tahun 2002-2003. Perusahaan ini mulai masuk ke pasar umum yang memerlukan perubahan dari segi internal. Selain itu, juga melalui program promosi dan membina tim promosi. Dengan membaiknya kondisi politik dan keamanan di negeri ini PTI memiliki kesempatan yang lebih baik untuk berkembang. Diantara ketiga merek dagang utama yang saat ini dipegang oleh PTI yaitu Puteri, Wardah, merek Zahra, merek dagang Wardah-lah saat ini yang paling gencar dikembangkan. Alasan yang mendasari tindakan ini adalah trend yang sedang melanda di masyarakat yang menginginkan kosmetika yang halal bagi kesehatan.

(58)

Produk kosmetik Wardah tersedia dalam berbagai rangkaian, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. BASIC SERIES

a) Facial Wash

Sabun muka lembut untuk semua jenis kulit. Soap free formula. tidak membuat kulit menjadi kering.

b) Cleanser

- Normal to dry skin

Susu pembersih dengan pH balance untuk kulit normal kering. Dengan ekstrak bunga Camomile dan Aloe vera. Diperkaya vitamin E sebagai antioksidan.

- Normal to oily skin

Susu pembersih dengan pH balance untuk kulit normal berminyak.

Ekstrak witch hazel-nya membantu meringkas pori dan

mengencangkan kulit, diperkaya pelembab dan vitamin E. c) Hydrating Toner

Toner lembut non-alkohol. Tidak membuat kulit menjadi kering dan

iritasi. Gunakan varian yang sesuai dengan kulit Anda :

- Normal To Dry Skin

Toner pH balance dengan ekstrak Aloe vera yang melembabkan dan

menyejukkan kulit.

- Normal To Oily Skin

(59)

d) Sunscreen Gel SPF 30

Tabir surya berbentuk gel dengan SPF 30. Mengandung pelembab, filter UV-A dan UV-B yang melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari. Sangat dianjurkan kepada Anda terlebih untuk beraktivitas di luar ruangan.

e) Moisturizer cream

Pelembab untuk semua jenis kulit. Mengandung microcollagen, olive oil, dan vitamin E (antioksidan). Untuk kulit lembab dan senantiasa halus. f) Moisturizer Gel

Pelembab berbentuk gel. Mengandung ekstrak chamomile, Pro Vitamin B-5 dan vitamin E. Ringan dan cocok untuk kulit berminyak sekalipun. g) Intensive night cream

Krim malam dengan kandungan squalene, microcollagen (Aminopeptida),

olive oil plus dan Vitamin E. Sangat dianjurkan untuk memelihara

kekenyalan kulit. h) Peeling cream

Krim berisi scrub lembut dengan 3 aksi: mengangkat sel kulit mati, membantu mempercepat regenerasi sel dan sekaligus melembabkan. Dianjurkan dipakai seminggu sekali.

i) Facial scrub

Scrub lembut dengan pH balance, mengangkat kotoran hingga ke pori-pori. j) Facial mask

(60)

2. LIGHTENING SERIES

Ekstrak licorice menghambat produksi Melanin dan AHA (ALpha Hidroxy

Acid) membantu regenerasi sel juga mengandung vitamin E dan minyak zaitun

untuk melembabkan dan melembutkan kulit. a) Lightening gentle wash

Sabun pembersih dengan pH balance. Mengandung ekstrak Licorice dan Vitamin B3 yang membantu mencerahkan kulit.

b) Lightening facial scrub

Scrub pembersih dengan pH balance. Mengangkat sel kulit mati dan

kotoran penyumbat pori. Mengandung ekstrak Licorice untuk kulit yang lebih cerah, bersih dan segar.

c) Lightening milk cleanser Lotion

Pembersih yang mengandung AHA, ekstrak Licorice dan vitamin B3. Membersihkan dan membuat kulit tampak lebih cerah. Tidak lengket dan berminyak.

d) Lightening face toner

Toner dengan pH balance. Mengandung ekstrak Licorice yang membantu mencerahkan kulit kusam. Alcohol free, tidak membuat kulit menjadi kering. e) Lightening face mask

Masker untuk semua jenis kulit dengan kaolin, ekstak Licorice, Seaweed,

dan vitamin E untuk kulit tampak lebih kencang, halus dan lembab. f) Lightening Body Lotion

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik Mahasiswa-Mahasiswi Berdasarkan Usia
Tabel 4.3  Karakteristik Mahasiswa-Mahasiswi Berdasarkan Penyebaran
Tabel 4.4 Distribusi Tentang Jawaban Responden Mengandung Bahan-Bahan yang Teruji Kehalalannya
Tabel 4.5 Distribusi Tentang Jawaban Responden Memberikan Jaminan Terbebas Dari Bahan-Bahan yang Haram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karyawan yang percaya bahwa kebutuhan mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan mereka cenderung untuk menyarankan cara- cara baru dalam melakukan sesuatu dan membantu

Dengan mendeskripsikan kegiatan usaha yang dilakukan pedagang maka akan mengetahui kesungguhan PKL dalam mengelola usaha yang meliputi tanggungan keluarga, pengalaman

Konsep ini diharapkan dapat menjawab keprihatinan atas survei tingkat literasi masyarakat dunia pada tahun 2012, yang terlihat masih ada beberapa negara yang

Kualitas produk adalah suatu hal yang sangat diperhatikan dan senantiasa dijaga oleh perusahaan Marto Putro Rotan dikenal sebagai perusahaan dengan kualitas

Naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga pada bulan September 2014 dibandingkan Agustus 2014 juga menunjukkan terjadinya Inflasi perdesaan pada bulan September 2014, indeks ini

Zat-zat gizi ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada waktu anabolic dan pada waktu makanan sehari-hari pada saat hamil, maka memerlukan asupan nutrisi yang adekuat, nutrisi

Kesimpulan dari penelitian diketahui bahwa (1) Manajemen Sumber Daya Tenaga Pendidik di MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung Pendidik dilakukan melalui tahapan

Jual beli yang diangkat sebagai obyek dalam penelitian ini adalah jual beli singkong dengan sistem Penangguhan Masa Panen di Desa Tegalharjo Kecamatan Trangkil