Editor
Kamaruddin
Abdullah
TEKNOLOGI
BERBASIS
SUMBER ENERGI
TERBARUKAN
UNTUK PERTANIAN
Editor
Kamaruddin Abdullah
Guru Besar Institut Pertanian Bogor Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian Departemen Teknik Pertanian FATETA-IPB'..- i:i i.: .1
',,.:.ffit'.',.
ttffi,,'
'+::--i;ii..:i:::.::::i:-Pusat Pengembangan Ilmu Teknik Untuk
Pertanian Tropika (CREATA)
Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat
Judul
TEKNOLOGI
BERBASIS SUMBERLINTUK
PERTANIANKamaruddin Abdullah 978-979-96105-4-6
ENERGI
TERBARUKAN
Editor
:ISBN
:Hak cipta dilindungi Undang-undang
Diterbitkan oleh Pusat Pengembangan
(CREATA, LPPM-IPB)
Dicetak oleh IPB PRESS
Ilmu Teknik untuk Pertanian Tropika
Hali Cipta dili ndungi Undang-undang, Dilarang nrerrperbanyali
sebasian atau seluruh isi buku ini dalanr bentuli apa pun, baik secara
elektronik naupun nrekanik, ternrasuk nrenrfotokopi. nrerekanr. atau
nrengeunakan system penf mpanan lainnya tanpa seijin penerbit
I
i
16
PENGERINGAN
DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI
IKAN
TERI
JENGKf
SURYA
(Stolephorus
HYBRIDA
sp)ERK,
BIOMASSA, DAN
ANGIN
Eko
Arif
Rahman, Dyah Wulandani, dan Kamaruddin Abdullah,ABSTRAK
RH padn kedua
troli
yang dipcsang berdannpingnn tidak berbeda nyata denganuji
t.Laju udnra pengering
selam percobaanberada dinatara
0.01-0.175 m/det.dnt
konsumsi biomassa untuk pemarxas udrtra 2-04 kg/iam dan untuk
tungku
pemanas air sebesar 2.5kg/jtun
Kata kunci: Ikan
teri,
kincir Savonius, tungku pemanas tambohan, pengering suryQI.
PENDAHULUAN
Produksi
ikan
laut yang bersifat musiman memerlukan cara-cara pengawetan,l':, dan pengolahan yang cepat dan cermat a-ear surplus
ikan
dapat diselamatkan padasaat
musim
puncaktiba-
Dengan teknologi pcngawetan, diharapkan daya simpan:.,
it*
menjadilebih
panjang, sehingga kebutuhan manusia akan ikan dapat dipenuhi,j,'tanpa mengenal musim. Kegiatan pengolahan hasil perikanan pada dasarnya dapat
:'
dinilai sebagai salah satu usaha pemanfaatan hasil perikanan yang memberikan nilai:.':::,]. , olnilar seDagal salan satu us:illit Pc[ll:{tr:rzrEul Ilasll P(jrrKauilrr yauB rrtcurucrrili
''
nmbah
sehingga
dapat
meningkatkan
pendapatannelayan serta
memperluas;j$
kesempatan kerja.t:it,
Berdasarkan data statistik Dinas PerikananDKI
Jakarta pada Tabell,
terlihatr.i-+'. r.i-+'.
'{
nilai ekspor (dalam $US) produk ikan kering relatif lebih kecil dibandingkan produk;ii:it*
segar danikan
beku. Kenyataannya produk ikan kering berpotensi besar untuk',ri
ekspor, meskipun teknologi pengeringan ikan masih rendah sehingga kualitas produkikan kering belum diterima oleh pasar interna,sional. Sampai saat
ini
pengolahan ikan5,di
Indonesia masih banyak yang dilakukan secara tradisional, seperti penggaraman,*i
pengasapan,pemindangan,
dan
fermentasi- Pengawetan
ikan
dengan
cara':litt
tJji
kinerja
pengering suryoEI|K
yang dibantukincir
Savonius dan tungku)jl fn*"tta
untuk pengeringan ikan teri jengki (Stolephorus sp) telah dilkakukan padarl'.:iiir.j" r:^: :---):-^: ^-.-^.- 1<< Q rI//*1 </< < lI//*) ^-)^ -,,L,, ,,)^-^
.:
kondisiiradiasi surya rata-rata
256.8
Wm2
-
545.5 Wm2, pada
suhu
udnra$,pengering rata-rata
42,1
"C
-
49.34"C (RH:
44-8%172.9%o)pada kondisi
udnra',:;gi.:r /c"6''
ffi,cerol,
dan mendung. Dengan beban ikun 26kg ikan
terijengki
(Stoleplrcrus
sp)!;'
brrgoro*
lama waktu pengeringan adulah I5-15.5jam.
Pada percobaan digunakan'=..1
pen-s-qzraman
terdiri
dari
dua
proses,
yaitu
proses penggaraman danpengeringan, yang akan menghasilkan produk akhir berupa ikan asin.
proses
Tabel
I
Sratistik nilai eksport hasil perikanandi
Indonesia.Irbun
F!',. $util;:ll(tr}ri N ila
l{5
Us)ir.i:::.:: jtsggai,iii::::ii;::
::::.::,FfAdt*Si ::Ee.fi {t:::t:..
i.::i::jiFi ga..'K6inbdlX'ii.r.:.
::lFipdut(alr:Ilanrir.:
,:!,:i :,:,:,:,:,Kdiin$:,:,:,:,:':,:,:i:,:
s99 51.559.rxi.51 11.i59:93fr.6f .1.7i r.36F,6; T?.716.034.e
:
:398 5'3.9ri5.587 05 36 !3i.05.t.5! 3.1?6.323..j' 2.1 '1ri1 ?5:J.24
?:17 5..{ SsC 31 1.31 rn5.s63 17I 1 1) 17\ tr." .1]l 43.5747W.22
i'rit9
72 4fA.73s.{ I t2iJ.0i 1.5i1..+i 6-{9'1 1Fi4 ;1t 2g 31i 73,1.,1i: $95 7t:.iir5-!t87.73 148.?38.22X.7t_ 3.276.+6*,8i 21.9i9.?43.6i
'!?:-r4 s7.31S t0a.31 .l7.154
{14.i{
18.t4u.0S2.25 I 7!t..{53.7G6.3i
Sumber : Dinas Perikanan
DKI
Jakarta, 1999.Penggunaan garam sebagai bahan engawet dapat mempercepat pengeringan, menambah
cila
rasa serta menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk pada ikan.Salah satu produk perikanan pantai yang penting adalah ikan
teri
(stolephorus rp.),karena terdapat
hampir
diseluruhpantai
Indonesiadari
Sabang sampai Merauke.Menurut data statistik Departemen Pertanian (1999), produksi ikan teri tiap tahunnya
mengalami kenaikan
dari
127 '79'7ton/btlan
padatahun
1990menjadi
183 591ton/bulan pada tahun 7997. Carapengawetan yang umum dilakukan terhadap ikan ini
adalah penggaraman secara tradisional.
Hal
ini
terbukti dengan adanya peningkatan volume ekspor ikan teri asin yang cenderung naik tiap tahunnya seperti terlihat padaTaLnl2.
Tabel
2
Volume dannilai
ekspor ikan teri nasi di Indonesia periode tahun 1995-1998Tahun Volunre Nilai {US$l Volum€Psruhahan {16t
Nilai
t !55
i
i24 278 11 :608&0:i0.78 107.FO
1 99e 4 93E 3rJ[ 2:l 3x7
igr'
{31 .6 r i17.:B;
1997 3 3E7 2?6 't5 35:i 3.39
i7.3i {.l€.9J
r9s9 ./
816 725 16
li5
639Sumber: Departemen Pertanian (1999)
Metode pengeringan
ikan
dapat digolongkan dengancara
tradisional danmekanis.Cara tradisional
yang
biasadilakukan oleh
masyarakat maupun industrikecil yaitu
dengan penjemuranikan
langsungdi
bawahterik
matah zu:i. Biayaproduksi
dengan
cara
ini
relatif
murah
namun
memiliki
banyak
kelemahan.268
Disaniping
tidak
nrcncntunya ketersediaan panas nrataharijug:r
cara pengeringan u-adisional scring tcrkena gangguan cuaca scpcrti angin. hulan mendadak- tennakan binaLang, terkontaminasioleh
debudan kotoran. Untuk
rnemperbaiki kelcmahantersebut,
dipcrlukan sistcm
pcngeringan
kombinasi
yeng
dapat
mcmadukan penggunaan energi surya, angin, dan biomassa yang dapat bcroperasi secara kontinyudan tidak tergantung pada cuaca. Jenis energi
ini
termasuk sumber energi terbarukanyang tersedia
di
alam dengan jumlah yang tak terbatas.Penelitian
ini
bertujuanuntuk
mendapatkankinerja
suatu sistem pengeringsurya
ERK
(Kamaruddin, 1993 dan Kamaruddindkk,
1994) seperti dikemukakan diatas yang dapat beroperasi secara kontinyu, dan dapat bcroperasidi
daerah/pulau terpencil yang belum terjangkau jaringanlistrik
PLN. Sebagai bahan percobaan akandigunakan ikan teri
jengki
(Stolephorus sp.)II.
PERCOBAAN
2.1. Mesin Pengering Surya
Hibrida
Sistem pengering
surya
Efek
Rumah Kaca(ERK)
yang
digunakan dalampenelitian menggunakan lembaran nrika sebagai
dinding
transparan. (Kamaruddin,1993). Gambar sekematisnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Tipe alat
pengeringyang
digunakan termasukke
dalamtipe
pengering rakbertingkat. Beberapa inovasi yang dirancang yaitu penggunean
kincir
savonius pada bagian atas bangun;rn tcmbus cahaya, yang berfungsi sebagiri penggetau'rak dan jugaseba-eai penggerak kipas. Pemanas tambahan menggunakan sistem sisrkulasi air dan
udara pembakaran yang disalurkan
melalui pipa
penukar panas (heat exchanger)dalam
ruang yang
dipanaskanoleh tungku
biomassa.Dimensi alat
pengeringbcrukuran panjang
lantai 3.6
m,
lebar
3.6
m
dan
tinggi
2.3
n't dengan rangkabangunan terbuat
dari
besisiku 4
x
4
cm dnn5 x 5
cnt.
Bangunan pen_terin_qini
mempunyai
2
unit rak
bertingkat
(roli)
yang
diletakkan berdampingan ditengahruan_q-
Troli
tersebut terbuatd:ri
besisiku
5 x 5
cm
berukurantinggi
146 cm,panjan-9 100 cnr dan
lebzr
100cm,
I
unit
troli
berisi
14 buahrak
dengan nampan berbingkai kayu berukuran panjang 87 cm dan lcbar 48 crn. Nampan kayu dilengkapi denganjaring
ikan
scba-sai alasikan
yang dikeringkan. Pemilihan jarin-e kasaini
dimaksudkan a-qar sirkulasi
ud:ra
bisa maksimaldi
atas dandi
barvah produk dzurtidak
merusakkulit
ikan
selama pengeringan. Rak yang di-eunakan berjumlah 28,dimana
jarzrk antar
rak
adalah
15
cnl
agar
mempermudah pemasukan danpen-{eluar-an ikan. Untuk percobaan
ini
hanya digunakan 26 rak. Masing-masing kakipenggetar
diberi
banlalan unruk sentuhan kam sehing-ua dapat menimbulkan getarantroli
secara keselumhan.Kincir
savoniusyang
diletakkan pada bagian tengah bangunan dibuat darisetengah irisern drum minyak pada arilh
vertikal
dan poros sebagai transmisi daya.Rancangan sistem penggetaran alat pengering
terdiri
dari
dua bagianyaitu
kincirsavonius
dan
rak
pengering.Energi angin yang
ditangkapoleh
kincir
savonius [image:7.595.85.521.0.819.2]ditransmisikan melalui poros untuk menggetarkan rak pengering seperti terlihat pada
Gambar
l.
Kincir
savonius
terdiri
atasrotor
yang
merupakanbagian utama
kincirsavonius yang berfungsi sebagai penangkap angrn.
Angin
dari berbagai arah dapatditangkap oleh
rotor
karena adanya celzLtr antar potongandrum.
Drum
atau rotordapat dipasang lebih dari satu secara seri unfuk meningkatkan efisiensi penangkapan
angin- Poros berfungsi sebagai penyalur (transmisi) daya dari
rotorke
rak pengering.At'i.'{n ail
l..rind '_ ti,--. in
' {.!:
::::::
dir'cr,iirl: \lt- " '
Gbr.
I
Prinsipkincir
Savonius (Turner, 2002)Penyangga berfungsi sebagai dudukan pada poros
kincir
Savonius agar kokohdari terpaan angin kcncang serta dapat mcn:rhan beban propeller dan peralatan ukur.
Cam shaft berfungsi sebagai penyalur transmisi daya
dari
poroske rak
pengeringdengan gesekan/benhrran (Gambar
2).
Lanlai atau ubin dalam ruang pengering dicathiuim
agar dapat menycrap panas.Total
luas lantai dalam bangunan pengering ini berukuran 3.59x
3. 59 m dan sebagian tertutup oleh plat kolektor yang terbuat daridua buah lembaran seng yang dicat
hitam-
Bahan lantai pengering berupa sernenyang dicat hiurm.
Penyerap dan Pengurnpul Panas (Kolektor Suryct)Kolektor terbuat dari seng
yang
memiliki
nilai
konduktifitas
panasyang
tinggi
dengan ketebalan 0.03 crn'Kolektor
ini
berdimensi den,qan panjan-e 3.5 m dan lebar 1.0 m dengan luasan 35m--Jurllah kolektor yang digunakan sebanyak dua buah. Kolektor
ini
berfungsi sebagaipenyer^p
dan
pengumpulradiasi surya
yang
diteruskanoleh plastik
transparani selanjutrrva dialirkan ke dalam ruang pengering oleh kipas'
2,2. Tungku Biomassa dan Penukar Panas (heat exchanger)
Tupgku biomassa yang digunakan berjumlah dua buah. Untuk pemanas udara
tungku terbuat dari drum bekas bekas minyak tanah berdiameter 35 cm dan tinggi 65
cm. Bagian sisi drum dilubangi dan disambung dengan seng berbentuk silinder yang
mengarah
ke
dalam bangunan pengering. Bagiansisi
bawahtungku diberi
pintu udara dengan panjang8
cm
dan
lebar 15 untuk
penyalaanbiomassa'
Tungku biomassa kedua terbuatdari
sernen. Panas yang dihasilkan tungkuini
digunakan untuk nremanaskanair
di
dalamdrum.
Air
yang telah dipanasi mempunyai suhulsekitar
45-55
0C
tersebutdialirkan
melalui pipa
air
1"
yang berfungsi
sebagaipenukzr panas dalam bangunan pengering
ERK-Bahan
bakar
yang digunakan berupa arangkayu
,
limbah
pertanian atauserbuk
gergaji, yang
nilai
kalornya cukup
tinggi juga
harganya terjangkau oleh masyarakat luas dan tersedia setempat- Penukar panas (lrcat exchanger) untuk udarapanas hasil pembakaran berbentuk pipa zig-zag mempunyai diameter 22 cm, panjang
efektip 6-9 m. Bahan penukar panas terbuat dari plat seng dengan tebal 0-03 cm.
2.3. Kipas
Aksial
Kipas aksial
dengan Putaranmaksimum
1500rpm
dan
daYa 100
Watttengah diantara dua
unit rak.
Kipas
keduasavonius
yang
berputarbila kincir
tersebutberdaya 0.19
kW.
trtak
dari kipasini
beradai,Oitetat<tan
di
depan denganposisi
dir:di atas rak pengering paling atas.
Pipa
Air
Pipa
air
panasyang
berukurandiameter
1"
mempunyaipanjang 1.80
mdipasang dengan bentuk
berliku-liku
di dalam bangunan pengering dan diletakkan diiantai bangunan. Pipa air
ini
berfungsi sebagai penukar pana-s pada malanl hari yanglirkan air
panas dantangki
air
yang
dipanaskan dcngzrn tungkubiomassa-Tungku biomassa
ini
dibuat dari batubat4 campuran pasir dan semen.III.
BAHAN
DAN
INSTRUMENTASI
Bahan percobaan yang digunakan berupa
ikan
terijengki
yang telah melalui penggaraman dengan kadar garam 25Vo\ang
dicampur selama24
jam. Ikanmerupakan bagian
dari
poroskincir
yang diberi dan tanpa garain keniudian direbus sebelunr dikcringkan.
lnstrunrcntasff
yang
digurlakantcrdiri
zrtas Anemometer KanontaxMorlcl
6011,
Di-gital
H;;;=
Trnhnmetor Fr'I- tn<D D.*.-- ^-^- ^.,
Tachomerer
DT-205B, pyanometer
moderMs-40r, Hybrid
Recorder
yrk"g^;::a::
HR-2500 E, rernrokopelcc
(copper-ConsLmran), dyramomerer scpedalz
v,
5.5il-.
;
merk Flenh:rnl l\,,frrlti-pta-.li-it^t D-r orll n .: r h.
merk Elephanl Multimeter di-eital Frf-830 B, timbangan
Digital
ModelEK-120;a,-:,+:
ketelitian
0'l
g,
Dryrngoven
SS-204D
Ikeda Scientific, Eko-Eppleylyrono*.1ojf,,:,;
dengan bacaan setiap
I mv
setara denganr000n
wau/m2.
--"*'-'
,,,.. 13.1. Prosedur percobaan
Urutan pelaksanaan percobaan atlalah sebagai berikut
l)
Perlakuan pra pengeringan ikan yaitu pencucian, penggaraman dan perebusan- Perlakuan pada percobaan pertarna ikan teri mengaramipenggaraman dan perebusan sedan-rkan perlakuan pada percobaa'
kedua ikan teri di pres raru mengarami penggararnan tanpa perebusan.
2)
Mempersiapkan peralatan dan instrumentasi yang diperlukan yaitualat
pen gerin g, p)'ranometer, hybrid recorder, termokopel, an emometer,
timbangan digiral dan peralatan pelengkap lainnya.
3)
Pengujian sistem pengering meliputi :a. Pemasangan sensor suhu pada lokasi tertentu (Gambar 2).
b- Penimbangan berat ik;ur yang diretakkan daram wadah sampcr pada
tiap rak dan penjemuran lzrngsung dengan selang waktu tertentu.
c. Pemasang;*r dan pengisian bahan bakar biomassa ke dalam tungku.
d- Pengambilan sampel ikan untuk dihitung kadar air awar aengan
menggunakan pengeringan oven serama 24 jarrtpada suhu r05 oc. e- Pengukuran pi*ameter suhu, radiasi, berat samper, laju udara
pengering dan laju pembakaran biomassa.
f- Penimbangan massa ikan secara berkara untuk mcnenr,ukan
perubahan kadar air
g. Pengeringan dihentikan
jika
penurunan berat ikan sangat kecil atausudah cukup kering dan tidak terjadi penurunan sanra
sekari-3.2. Paranreter yang
Diukur:
Paranleter yang diukur meliputi : iradiasi surya, kecepatan an_{in, suhu dan RH
udara
(lingkungandan
tli
dalanr bangunan). kecepatan udara,pcrubahan nrassa
sampel, penrakaian biomassa, fi'ekuensi rian amplitudo rak. Data iratliasi surya diukur
denga'n Pyranometer buatan
yang telah dik:rlibrasi
dengan pyranometcr slandar.Py'anometcr diletakkan disarnping
alat
pcngcrin-gy:]ng
tidak
tcrhalang sinarrnatahafi- Pengukuran
dilakukan saat
alat mulai
dioperasikan sampai mataharilitcrbenam dan data keluarannya bcrupa tc-qansan (mV) yang
tcrlihat
parla rnultirnekri:TESIET.
Li tt?
-
Lit3ko:is3:l
KelaroJiq :
u)tr : Sutr t,,l,r :.lsah
tb+ : iu{Iu lttld ke:rru
t:s : .-uiu itntj: selr€ll
tph : Siltre Pl3l. tl(3r11
llE t : i{ittu t-a rdzta l:lE 2 : Sr-dl Hi Ft:3i.lir
Ff; Ks; ger.lrgeti{
Gbr.
2
Titik
pengukuran suhu bola kering dan bola basah.Pengukuran suhu dan
RH
udara keduanya menggunakan termokopel, tetapi padaRH
udara, parameter yangdiukur
adalah suhubola
basah danbola
kering.*?ip"nguturan suhu dan RH udara
ini
dilakukan pada 12titik
yaitu rak atas (1) dan raki;ji
tawafr
(1), rak
atas(2)
danrak
bawah(2), Heat Erclmnger
bagian tengah, Hertt i!j'Excttang"r bagiiur bawah, pelat kolektor surya, pipa air, lantai/ubin suhu lingkungan liliUotu basah, dan suhu lingkungan bola kering.lrtak
masing masingtitik
pengukurandilukiskan
padl
gambarberikut.
Pengukuran kecepatan udaradilakukan
dengani.jAnemometer Kanomax pada enam
titik
pcn-gukuranyaitu
pada dua lubanginleg
2 jiubang outlet,troli I
(atas, ten-9ilh, bawah),troli II
(at.as, ten-tah, bawah), kecepatan diruang pengering, dan kecepatan udara lingkungan.
Pengukulan massa sampcl yang
berjumlali lima
buah dilakukan pada keduai
dan sampel penjemuran. S:unpel diletakkan pada wadali den-ean berat antala 12sampai
21.4
g.
Dilakukan
dengan
meng-{unakantimbangan
digital
padaang/interval
u,aktu
tertentudan dihentikan
setelah perubahan beratnya sudahgat kecil atau konstan.
Pengukuran
daya
kincir
menggunakan
Anemometer
Kanomaxgukur
kecepatan an-qindi
lingkun-e:ur,dan
Dinamomcter sepeda yangnya
rnengikuti putaran poroskincir
hingga diperolehnilai
daya padatersebut.
untuk
arah
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1.
Iradiasi
SuryaIradiasi surya
diukur
dengan
menggunakan pyranometer,dan
keluaranpyranometer
ini
berupa
tegangan
(Volt)
yang dikonversi menjadi
WatUm2. zi3, [image:11.595.145.420.450.596.2]Berdasarkan
hasil
pengukuran,diperoleh
datairadiasi
surya sepertiterlihat
padaGambar
3
dan
Gambar4.
Besarnyanilai
iradiasi
surya
harian
rata-rata padapercobaan
pertama
hari
ke-l
di
dapat
sebesar256.8
WatVm2
dengan lama,;:penyinaran selama
8
jam
sedangkan padahari
ke-2
didapatnilai
sebesar 545. 5 :1WatVm2 dengan Iama penyinaran selama
4.5
jarn. Kondisi cuaca yang berawan danmendung membuat
nilai
rata-rata iradiasi surya rata-rata padahari
ke-l
lebih kecil,dari hari ke-2. Pada percobaan kedua iradiasi rata.l:ata hari
ke-l
464.2Watt/m2 dan ,,,:iharike-Z
sebesar 514.2Watt/m2 dengan lama penyinaran masing masing 7 jamdan
'-3 jam.
tradilsi Ssrya tlarian
s0
ii mO
3 lcq
; 5oo
5.o
o
'j
acn
* 1S0
o
s2l l:!6 tclt ,:q Pt!2 U2l 1ft36 l+68
Wo{tu ifia)
+iJi2+l'--l*-t'ill-a
1F
r" tr
-.
Gbr.
3
Kurva iradiasi surya harian pada percobaan pertama,ridiasi Sbryi irarinr)
o)
.J
oor
sco
+-t"o
L
ooL
r.o
L
*ol-r.oL
trof
":f
l:}t 9:$ 1r4 frtt 13:El 1l:|l '.t7i 16:lt :€ it
lvrfitu Iw'S)
r.::li-! --&--a ri.i
+ *..: q
I
'+ *
Gbr.
4
Kurva iradia-si surya harian pada percobaan kedua274
4.2. Suhu
Udara
PengeringProfilsuhuudarapcngcringselamapengcrintanpadapcrcobaanpertamahau.i
kc-l
dapatdilihat
pada Gbr. 5,6
sedangkanprofil
suhu pada hnri ke-2 dapat dilihatpada Gamb ar 7 d.anGambar 8. Pengukuran suhu dilakukan pada beberapa
titik
lokasiyaitu
troli I
(atas dan bawah),roli
II
(atas dan bawali)'troli I
(atas dan bawah) bolabasah,
troli
II
(atas dan bawah) bolabasah, heat exchungerud?dadan hertt exchangerair
panas,pelat kolektor
surya,lantai, dan
suhu lingkunganbola
kering'
Kurvatersebut memperlihatkan bahwa
profil
suhu udara di ruang pengering mengikuti polayang
sesuai dengan besarkecilnya iradiasi
surya
sesaatpada
masing-masingp"r-u"un.
Selainitu
fluktuasi suhu udara ini juga dipengaruhi oleh kecepatan aliranudara
di
dalam ruang pengering, dimana keduanyaniemiliki
hubun-gan berbanding terbalik.Suhu RakterlradaP Sr*ur
!,0
{o
9*o
€ao
d
10
!
gt:
-a-#
_-El-dFf;[s
3i-'ftf'". a--+ EFi* +..5trfl;t
8:?,t 3:36 lO:43 'iZ:S) 1!:12 t42$ Id:'G 16:4t 1f,:a? lgl? 2':ls 2f:36
tfloktu{!Y6.)
Gbr.5KurvaProfilsuhuudararakpadapercobaanpertamaharike-l
Suhu l{eie*lor tahad4 $Jtu Lil$ung,on
.,iJ n,
nl
"o']
ol
{Si
J{-
T)-8:
\
:.,:-.zf.'* .11.,,
'J
*3 t-.r
;ETt.i
+.-{?1 93G 1,):48 t2:(4 t3:'12 .|-{rJ 15:3$ 16:41! !0:00 13:12 ?0:?'M:!',6
WRHuMffl
74 6t ri t' 4'.)
:'
53t
a(t 2Q {.t 4Sr-*ru Rnk tafiadn;: Suhtr Lirrgkul'garr
.!1..-.
-'9-.-.
_-::-fr
--A,a==8
i;;f,f:;:':'ts'-
E -'B'-i43r
I
--,"--
-.'
__a_-.._,..t -a--'-")----'.'-7'.12 8:1J 9:38 1F:{8 12.!O ig:12
ffiktu
gflls]---a-T irclifilri ---{}-T:ei.: ir:3il
-.t-Tr*i I itsir,a-.i
--Tr.rilit*2sl +T..iz I i:;.s:.::.
Gbr-
7
Kurva Profil suhu rak pada percobaan pertama hari ke-2Suhs fiohlaor reriladrp Sdru LingCnnrgon
t-)
e2r 9:36 71t:*t t2:il
gi$ktu flYrJi
I :-r2*;-'yer.Jl- T :iat"i rF Y Kdr*:r sn}r- : :{= rt--ai+f- = F;+
:i-32 21
1.€
a l
Gbr.
8
Kurvaprofil
suhu kolektor pada percobiran perLlma hari ke-2 [image:13.595.96.515.14.473.2]Percobaan kedua mcnghasilkan
nilai
rata-rata sulru seperti tcrlihat dilihat padaGambar'
9
dan 10.
Rata-ratasuhu udiua
pengcring
tertinggi
dihasilkan
padapercobaan pertanta
hari
ke-2 dengan kisaran antara 34.3-48.28 ('C, setlan_skan padahari
ke-l
ntenghasilkarl r2rLil-rata suhu lebih rendah dengan kisaran antara 31.2-38.74nC
hrl
ini
tcrjadikiu'cna kondisi cuaca pada saat percobaan pertanra har-i
ke-l
tidakcerah mclainkan mendun-e
dan
berawan. Percobaan kedua menghasilkan kisaransuhu rata-rata yang
relatif
lebih tin-rgi yaitu sebesar 3-5.88-
48.34 0C padahari ke-ldirn pada
hari ke-2
sebcsar 34.1-50.71 ')C Perbcdaan kisaran suhu pengering padapcrcobaan
ini
dipengaruhi oleh intensitas radiasi suryrrlobal
serta kelcmbabanrata-rata udara pengcring. Suhu udzra pengering yang dihasilkan pada satu kali percobaan
j .:l i ,ttl :.i i.l ..: ,rJ j ii .l j t:
j
.J ':l:4 l :] ':€ ]l$ i;t .lg :J :t1 -G .€ : :€ :9=
I
.*Keadaan
umum suhu
udarapercobaan disajikan pada Tabel 3.
,$
::i]l.l.
:Sl'r eFj
i'::i:r,
::*
::t*;'
:#Sl@!: i:i#:
rr.€ai::
tcrscbut scluruhnya mcmcnuhi kisiu-an syarat suhu yang dihutuhkarr
untuk
prosespcngcr
ngan
ikirn antara 35-4-5 "C. Scl*n-,u suhu udara pengcringllasih
bcrada pada,kisa'an lerscbuI niaka tidak akan terjadi pen-ueringan yan-s tcrlalu cepat. yan_e dapat :nrenlakibatkan csse lrurdening pada produk hasil pengeringan.
*
ts.-9
ls
d$
xi
tf t
9lrhu Rlk dao Sohq Kofckbar
-*-...
ri-ir ..E--trr- I
I:{ tJ: 1(-:g .zt'J l!:11 tt::l tlst :i:44 :r:Ji
Iti*r (?.ltEt
+i hr +- Fi< ):z :.:: + : Fl 9{ i..' -+r tf t {- I :!: E\: +: *.t ir + I E jr.rrt
Gbr.
9
Kurvaprofil
suhu rak dan suhu kolektor padapercobaan kedua hari ke-1.
lin-ekungan
dan
suhu udara
pengering padaTabel
3
Keadaan umum suhu udara pada percobaanScbar:m
suhu dalam
ruang dan
pada
masin-q-nlasingrak
kecendr-ungansera-sarran. Peningkatan suhu padahLLri
ke-l
pcrcobaau sore dan malam hzri didapatf
laju
pembakaran sebesar2.04-2.5
kg/jani. Artinya
setiap
jam
pembakariindibutuhkan rninimal 2 k-r: arang untuk bahan bakar. Penggunaan biomassa pada sore
dan tnalam dibutuhkan
untuk
menin-ekatkankembali
suhuuda'a
di
dalam ntangpengering den-san men,eaktifkan lrcat e-rchuttger untuk udar4 dan untuk pemanas air mulai
aktif
sekitarpukul
18:00 sore makadari
itu
digunakan ar-ang kayu sebanyak kuranglebih
18kg
untuk tungku pemanas udara selama 5jam
dan
1.5jam
untukpemanas air-, sehing_ea pernbakaran efektif hzrrya berlangsung selama 6.5 jam.
Sebaran suhu
ruang
pada percobaan siangdan
malam tcrdapat perbedaandimana sebaran
suhu
ruan-q
pada
pengeringan
di
malam
hari
mempunyai kecendrunganlebih
sera-sam dibandingkan pada sianghari.
Hal
ini
dimungkinkan karena pada sianghari
panas padairadiasi
surya sangat dipengaruhioleh
sudutFercohaan
suhu
-c
Linakunsan
Ruang Fengerin
Kisaran
Kisaran
29,.5-'3.*.fi
34..?,"57.7
datangnya sinar dan kondisi cuaca sctiap waktu bisa bcrubah. Starrdar deviasi untuk
keragantan suhu
t'oli
I
atas. tengurh. bawah pada percobaan pcrtantahari
ke-ldiperoleh
nilai berturut-nrut 3.2,3.0,3.0,
dan untuktroli
II
tliperoleh
nilai3.3,3.2,3.1. Sedangkan padahzu-i ke-2 diperoleh
nilai
bertumt-turut untuktroli I
atas, barvah,tengah adalah
7.5,5.5,5.6,
dan untuktroli
II
sebesar 6.2,5.6, 5.5.4.3. Kelembaban Udara
Kelembaban
udara dijaga
dengan menggunakanjendela
oullet
dan inlet(buka-tutup) serta adanya kipas yang terpasang pada poros savonius dzrn satu buah
kipas
listrik
tarnbahan yang dapat mempengaruhilaju
aliran
udara optimum padaruang pengering. Berdasarkan pengukuran yang dilerkukan pada percobaan perlama
siang dan malam
hari
ke-1, diperoleh karakteristik kelembaban udara dalam ruang [image:15.595.85.518.24.794.2]pengering
maupun
lingkunganyang
relatif
agak
tinggi,
seperri disajikan
padaGambar
l0
di bawah ini.RH nung d.r* RH lingkungan
I
.!
1A
1m :3t €0 .4q ?0
7:17 l2{r5 -l!:24 15JJ
l\tr.ktu {WtBi
'E- _ d-\ +{
a
{}sf,ffi,
rg's;ffih* ^,nfi
gJ6fErd st.$'-v -.. .d
E-EIB
&ff*
D'rIU E€Gbr.
l0
Perubahan RH pada percobaan pertamah:ri
ke-l
Perubah:ur
RH
ruang
pengering terhadapRH
lingk-ungan pada percobaanpcrlama
hari
ke-2 bisa dilihat
pada Ganrbar
11,
adanya perbcdaannilai
RHdisebabkan
kondisi
cuaca yang berbeda padahari
ke-l
danke-2
adapun rata-ratasuhu dan
nilai
RH yan-e bisa dicapai pada harike-l
sckitar 38.5 0C dcngan RH 67.8V"
,
padaharike-2 sekitar4'/.zoc
dengan RH 49.0 7o. Padapercobaan kedua ratarataRH ruang pengerin-v lebih rendah dengan
nilai
pada hari ke-1 scbesar 42.9 Vo unnkrirk alas (1) dan 46.7 % untuk rak atas (2) dan untuk hzui ke-2 scbcsar 43.1 % unLuk
rirk atas
(l)
dan 51.7 Vo untuk rak atas (2).Profil
RH untuk percobaan kedua dapatdilihat pada Gambzr
l2
dan 13.IIH tulrt0 ditrr fill Lin0kung;rrt
&:
--. bv
ai.
_-a1
A.. 1-.
El'-rr "^'^{-''
-r.fr-j\ L- ..-.j,--.^<j*-*>:'
{Elll-1-:i:l !,i'r.$l
I:I2 8:2$ 9:i6 1CJS l2:i'$ 13;i2
Wottu {l(16}
--{--,k!trJi,!:l-{-Ri$:i}:l::-+-is?irb;i\r3l]i 't '=':.i1 !ii;::3)-+-R:'itiii'3'Yrh)
Gbr. I
I
Perubahan RH pada percobaan pertama hari ke-2t(
RH
rir l{:
$
{.
Flt Ruang dat Rtl LinSunrSn
,l
,
,.'r' ilt "+- -{t --'::-.E t-.-6::'
=r3( t .,*:i-.---N-
x
'--E
\
E:IJ 93i t0'{1t 1l:N 1::li t{:24 ::'5'35 13:'(: :8:fi
Yi.rLtu lrflgt
-4-::a$-;'r::l:i {- S2l Jt' :1 :: { ::\' '-!1S ::i
Gbr.
12
Perubahirn RH pada percobaan kedua hari ke-1RH Rrr;srg rilrr FIH Lrngkrrniliirr
.s
z ':0ar
e('h
8(l<
7fL
*L
sc
l-
"tl-3c
l-2cL
"f
l)J-8:X 3:3€ rg:d$ liiQ 13:t2 1l:?t
$J3$u l?1fi9
--+- t:..Ihr...$ri -&- P;* ;!r! i j: +- R;it zza i7!
'L.
---{t- \ 't.
*.--.
'*'-{-.--.:
l-{<' '\ .''4" . ..--a ''N--','Gbr.
13
Perubahan RH pada percobaan kedua hari ke-2Debit
udara masukyang kurang optimal
menyebabkan kelembaban udara(RFI) masih cukup
tinggi.
Diharapkan terjadi keseimbangnnlaju aliran
udara ataudebit
antarainlet
(lubang pemasukanudara)
danoutlet
(lubang keluaran udara).Sistem
ini
baru tercapaijika
kondisi alat sempurna tertutup. Namun dikarenakan alatmasih terdapat kebocoran-kebocoran
kecil,
ataupun adanya udara masuk saat rakdibuka atau ditutup
menyebabkankenaikan
kelembabanudara
dalam
ruangpengering.
Nilai
simpangan yang diperoleh padahari
ke-l
melalui standar deviasiuntuk
troli
I
berturut-turut atas, baweh sebesarrc.8%, ll.07o, d:rr
untuk troli
II sebesar8.0%
dan 9.3Vo. Pada hari ke-2nilai
simpangan yang diperoleh pada troli Iberturut-turut atas, bawah adalah 15.77c, 11.6Vo, dan
untuk
troli
II
adalah 1l.4%o,13.3Vo.Ini berarti kera,eaman RH pada
troli II
lebih seragarnallu
penyimpangan RHyan_s terjadi lebih kecil dibandingkan dengan
troli
I.4.4.
Laju Aliran
UdaraPada percobaan
ini
laju
aliran udara dalanr ruang penuering bervariasi antara0.01-0.175 m/det.
Dari
datii yangtcrcaht
kclihaLurnya nrasih diperlukan perbaikanmengenai nretoda untuk memperkccil vzriasi laju udala pada tiap rak. 4.5.
Kadar
Air
BahanKatlar
air
arvalsebesar
77-78
Vo bb.l8-20
E, b6.lkan
tcritcri hanya 0.9 kg.
280
ikan
sctelah nralalui proses pcrcbusan pada pengeringan iniKadar
air
tersebut akan diturunkan sampai mencapaisekiur
:'.'Tcrdapat pcrbcdaan pcnurunan
kada:'air
sclama dilakukan pengeringan pada cobaan pcl'talratli
sctiaprak.
Penurunan kadar ait" awal sampai kadarair
akhira proses pengeringan pa<la pcrcobaan pcrLima disajikan pada Tabel 4'
Tabel
4
Pcnurunan kadzr air setanra proscs pengeringan percobaan pertamaFak
ke'
Kadar air {1{, bli} Lanra
Fengeringan
{irml
aaral
rfthir
Trcli iatasi 337 ig 2?.!r', 4F I L, .-'F
Trpli (bai't,ah) 11,{2.63 /_t. i.J 't5_c
Trcli iatssJ 'J51.22 22.1::3
,IF F I J -._;
Trgli ittal"tahi '{ l: i'l d:f} ?!i.t}ti 17 il
Penie,-ttuiir:n 331.;1 ?2.?2 I tr.C
Kadar
air
bahanpada
troli
I
(atas)
yang
posisinya beradapaling
atas-.,
m.ngulu-i
penurunanyang paling
besar kemudianberturut
turut diikuti
troli
II
Oawatr),rak
penjemuran,troli
II
(atas), dantroli
II
(bawah)- Penurunan kadar airjilung
tidak
sama walaupun mendekati disebabkan adanya kondisirak
yang paling'i*i.l::,.- r, ,^1, -.^- - ^)^ A: L,^,',^l'nrro I'lolo- lrn-rlici
,it'uru, ,r1"nghalangi datangnya sinar untuk
rak
yang adadi
bawahnya' Dalam kondisiini tentu rak yang paling atas menerima porsi sinar matahari yang paling besar' Pada percobaan kedua dengan perlakuan pada
teri
tanpa perebusan hanya penggalamansuju.
Tujuan
percobaankedua dengan beban
scdikit
ini
dimaksudkan untukmengetahui sejauh mana keseragaman dalam hal suhu dan RH udara serta laju udara pengeringan terhadap keragaman da1 lama pengeringan. Banyaknya
ikan teri
yang digunakan pada percobaan kedua hanya 3 kg teri basah dan setelah kering menjadi + 900g
teri
kering"
Penuruniur kadaLrair
pada percobaan kedua dengan perlakuandipres tJan tidak pres disajikan pada Tabel 5.
Tabcl
5
Penurunan kadar-air selama proses pengeringan percobaan keduaRak ke- Perlakuan
Kadar
air {9t
bt<} LamaPengeringan
tiaml
A.r.t{al
Akhir
Trr>l zrlas Dir,fec 1_6t 16 2 i.s5 R.f-t
Trc, atas Tantla difltes 190.f
i
--t- f,71._t-4 t
lii
0Per €itJiat'l Dit'res
r.l7
[9
22.G7 'ic.5Fellie-1lJiail Tanca,Jlpres t 85.81 2:3.i 4
|1.0
Lebih cepatnya pengeringan pada percobaan kedua disebabkan dengan jumlah
[image:18.595.52.408.136.267.2]4.6.
Lajp
Pengeringan lJahanGrafik laju
pengeringan yang didasarkan ataswaktu
nienriliki
benrukbcrkebalikan
dibanding
Eafik
laju
pcngcringanyang
didasarkan atas kadar. aPerbedaan tersebut seperti terlihat pada Gzunb as 14 dan Gambar 15 dibawah ini.
240
-
2e0€. reo
a
.E 12t
st
*
f
803ro
o
tt
l?8 :6U 2$A 2dQ 28t) 32U 3Eil(.ad* $r {9i tl<i
rz:lfr.<r;i:] I ::J(:::lz,-;ej lt :;kiiib:r:a:j 3 g11:;:1:3ngg1tr.*
r 1;i. I r.l'..as.! rf,
I
I
,,fi
ry .I
ntTl
ttr'
I
T.a)
''lt
lril
Gbr.
14
Kurva Laju Pengeringan produk pada percobaan pertarna1Al
.f.
.*
5 .<: S0
/\-C |e
F"o
,
PJB
e
.a
zoo
c
lt
F'l
i-'x,'C
:,8't'5g 75 1ql 1,4, {Sr} tls 2t$ ?E
Kidsr Air i-ab bb)
| ::t. a:;:. idi ::cs; Et r\::? i-iR5 i:!T€;r Fr:-:-. .{ genjerau;r., i<t pestj: .1 i:er,jer;r:-.::. rtiti:,r il:€;.i
Gbr.
15
Kurva Laju Pengeringan pr<x1uk pada percobaan kc<lua [image:19.595.90.527.21.786.2]Laju pengcr-irrsan unrui: kcdua percobaarr disajikan patla Tabel 6 dan Tabcl 7
Tabcl
6
L;gu pengeringan rata-raLa pada pcrcobaan pcrlrmaRah ke- Lrlu Pengettngin ratr-rata ('4 bk/iamt
Hrri ke-l Hari h:e-2
R.:lt I {lr:as 2S.,S3 n.10
Rdi: I ira$;ahi 28.43 L:{ -Yai
RJk ltlat.isr 2A A4 7.:i5
Rak ll ill,:irYai ) 2e 52 7.88
FenleillLlralt 28.93 at .1,
Tabel
T
[-aju pengeringan rata-rata pada percobaan keduapada
ikan
teri
sebelumdikeringkan membuat
waktu
pengeringanlebih
cepar.fl,1, y*"* ovuvrurrr ur^vr rrrs^arr rrrvllluudl wrlt\Lu lntllEgf ff l8i{l lel}ln Cepat
r-
dibandingkan tanpa pengepresan. Halini
menjadi kelebihan perlakuan pres pada teri,:i,':tlL,,:ir--- - -a--- ---r- r-^'b.- Pvrr4uar PrvJ lrdud t(,Il.
,,;,,iji '.:r,r sedangkan kekurangannya eve----D^r- ikzrr Leri menjadi r o6l:a agak rusak luJ(A pada permukaan tubuhnya, l/4ua pUlrrfulddll LUUU, ,1.-l
,*'-
d*
banyak kandungangizi
pada ikan teriikut
keluar melalui cairan saat di pres.tlji
A.Z. Pemanas Tambahanrlil*r;:
:fn:i
.::r.1iii,
,.";f .'rji{E:
anas yang dihasilkan oleh pipa air
di
dalam ruang pengering pada malarn hariberkiszr 35-41
'C.
Pada malatnhali
dimana suhurelatif
lebih
dingin, panas rungku yang memiulaskan seng akan cenderun-e menyebar ke lin-ekungan. Pacla pemanas airmasalah yang
timbul
adalah sirkulasi air yaitu debit air yang titJak kontinyu menurutwaktu sehingga panas yane dihasilkan akan flukruatif_
4.8.
Kincir
Savonius ,Kincfu' savonius yan-g terbuat
dari drurn nrinyak
van-e dibelah mcnjadi duaii:'ber
'ii._vvrrurrSrrngsi
untuk urrtuA ntenangkap IircrrdrrSf'dl-, all_glIl an-qin sehin-qga sclllllgga Put:rran yallg OmasllKan dllefusKan keputaran yang dihasilkan direruskan ke--poros kincfu'tcrsebut.
Kincirini
seharusnya digerzrkkan oleh engin yang berhembgs :,tetapi pada
kenyataan
:urgin
yang
ada
di
daer:rrr
lokasi
pengujian
tidak
i;ii
memungkinkanuntuk
mentuta.rkankincir
suvorziusini.
Seba-eai pengganti angin',i];; digunakan motor
lisrrik
AC yang mempunyai daya sebesar 0.25 HP atau setara 0.19Rak,ke- Lnju Pengeri$gan rntr-rlta {% bk{tim}
Hari ke-'l Hari lie-2
Rak atas idinresi t 4.'.!7 *87
F:a( i?:as iiiask CiFrest {1) it 8..q{
F'enieinut.3 t] ii;,i ;,-ies ) 13a3 6.5..?
Fenjenuran ilirlnk
[image:20.595.86.403.86.289.2]kW
{encirn
fJlrtil'an setresar 1400rpln. Hal
ini
diperlukanagil'putil'atl
poros yangte{irdi haus
menggetarkan 2 unit rak pcrrgcrin-q. Terjadinya sctaran zrtlta.ra poros danrak pen-eering melah-li gesckan yan-u terjadi antat'a nok pada poros dengan nok pada
rak. Puralan ntotor
listrik
akan direduksi karena perbedaan diameterpuli
pada kincir dengan diameterpuli
padamotor
sehingga putaran poros yang dihasilkan sekitar38-40 rpm.
Putarankincir
yang hampir samatidak
banyak mengalami perubahandisebabkan putaran motor
listrik
yang selalukonslan-Kecepatan
awal
angin minimal yang
diperlukanuntuk
memutarkan kincir savoniusini
adalah 1.14 m/det. dantertinggi
1.72 m/det. Perhirungan daya irnginteoritis yang dihasilkan
kincir
diperoleh kisaran antara 0.48-1.66 Watt. Daya rata-rataterukur pada poros savonitts
ini
sebesar 0-00303Watt-l.
V.
KESIMPULAN
Iradiasi surya
rata-rata pada
percobaan pert:rmahari ke-1
sebesar 256.8Watt/m2
dan
padahari
ke-2
sebesar 545.5 WatVm2.Alat
pengeringERK
ini mampu mengeringkan produk sebanyak+
26kg
ikan teri bergeram 25% daiunjangka
waktu
selamal5-15.5 jam.
percobaan kedua produk yang dikeringkansebanyak
+
3kg
dalam jangkawaktu
l0-11.5 jarn dengan iradiasi suryarala-rata pada
heri
ke-l
sebesar 464.18 WatVm2 danpada
hari ke-2 scbesar 514.5
Watt/m2-Suhu rata-rata pada percobaan pertama adalah 47.05 oC,
d-
pada percobaankedua
sebesar 49.34 oC.S"b".*
suhu pada pengeringan malamhari
dengantungku
biomassa lebih seragam daripada pengeringan siang hari dengan iradiasisurya.
Dari
hasiluji
t diperoleh bahwa keragaman suhu antaratroli I
dan troli IItidak
berbeda
nyata.Rata-r'ata RH ruang pengering pada kondisi mcndung dicapai
tloli
I
(aras) 72'9c/,.,, Lroli
I
(bawah) 69.7 Vo,troli
II
(atas) 65.6 Vo, LroliII
(bawah) 62.97 Vo.Pt'Jtkondisi cerah rata-rata RH pada
troli
I,
rak atas 51.71Vo, danrak
barvah 53'42%,
troli
II,
padarak
atrs, 45.98
Vo,rak
barvah, 44.18 7o.RII
pacla keduapercobaan
sudah seragam.Hasil
uji
t
menunjukkantidak
terdapat pcrbedaanyang nyata
dirri
nilai rata-ratzr RH baik padatroli I,
rak atas dan rak ba'"r'ah' dantroli
II
antara rak atas dan rak bawalhKccepatan aliran uciar;r minimal untuk memutarkan
kincir
savonius adalalr 1.14n/detik
dan daya pada poroskincir
sebesar 0.482 Watt. Kecepatan aliran udaradi
dalamruang
pengeringberkisir
0.01-0.1':5 nt/detlk. Pengaturan aliran iniclengan sistem buka tutup pada jendela
inlet
dan outlet dengan kcccpatanrata-rata
udara masuk 0.02-0.07m/detik.
Dari
hasil
uji
t
diperoleh kest:ragamankecepatan
aliran
udara pada kedua unit troli. 2.
.)-4.
rTingkat kescragantttt suhu y:rne
tcrjadi
padailua
urrit ti-oli 1':rng a.da danjuua
di"setiap
troli
sudah lrcratrr, dan untuk RH tingkat kcseras,tnan su<ja' urcrata dan,,mcmenuhi kisaran syarat suhu dan RH yang diinginkan.
Laju pctnbakaran biom:rssa pada
tunrku
pcnranas udara scbcsar 2.04 kg/jam tlanuntuk tungku pemanas air sebesar 2.5
kg/jam.
:
DAF-TARI,USTAKA
l, C.
W.,
1980. Drf ing farm crops, Michigzui, USA, Edward Brothers, lnc.son, S.M and R.L. Perry.1976. Agricultural hocess Engineering. 3rd edition,
The
AVI
publishing Co.lnc., Westport Connecticut.ddin
A.,
HadiK.
Purwadari4 Thahir, R., and Tuty Priyanto, 1981.Comparative testing of conventionalsundrying
and:rtificial
flat
bed tlryerof
rough rice
in
West Java. Proc. Regional Seminar on AppropriateMechnization for Rural Development
with
Special Refernce to Small Farrningin the
ASEAN Countries,
Bogor, pp144-154.uddin
A.
1993. System Optimizationin
Solar Drying. Paper No_30-1.koceedings of the 5th International Energy Conference, Energex'93.seoul,
Korea.Vol.ilI.
pp.86- 1 02in A.,
Armansyah H.T. Tamrin, F. Wenur aurdW.
Dyah. 1994. Heat ancjMass Transfer
within
a Fiber-glass Housesolar
Dryer. Proceedingsof
::
International Conference on Fluid and Thermal Energy Conversion,F|EC'94.