ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI
Oleh
PUGUH SANTOSO A34103058
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
guineensis Jacq.) Di PT Agrowiyana, Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Dibimbing oleh H. M. H. BINTORO DJOEFRIE.
Kegiatan magang dilakukan untuk mengetahui pengelolaan limbah cair in-dustri kelapa sawit yang dilaksanakan di Kebun PBSN PT Agrowiyana dan Pabrik Kelapa Sawit PT Agro Mitra Madani, Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Propinsi Jambi pada tanggal 12 Februari sampai 9 Juni 2007. Kegiatan magang bertujuan untuk mengetahui cara dan tek-nik pengolahan limbah pabrik kelapa sawit serta pengaruh aplikasi LCPKS ter-hadap kondisi kualitas air disekitar areal aplikasi, sifat fisik dan kimia tanah serta produksi tanaman kelapa sawit.
Kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti pekerjaan yang ada di PT Agrowiyana dan Pabrik Kelapa Sawit PT Agro Mitra Madani. Kegiatan di PT Agrowiyana berupa budidaya kelapa sawit yang dilakukan selama dua bulan. Ke-giatan budidaya kelapa sawit antara lain: kastrasi, pengendalian gulma, rawat parit, aplikasi janjang kosong, aplikasi lumpur (sludge) sekunder, pemangkasan dan pa-nen.
Kegiatan pengolahan limbah dilakukan di PT Agro Mitra Madani selama dua bulan. Pengelolaan mutu limbah di PT Agro Mitra Madani menggunakan sistem kolam yang terdiri atas tangki pengutipan (Fat pit), menara pendingin
(Cooling Tower), bak pemisah minyak (Deoiling Pond), Netralisasi, kolam pembibitan bakteri (Seeding Pond), kolam anaerobik (Anaerobic Pond), kolam aerobik(Aerobic Pond)dan kolam fakultatif (Facultatif Pond). Pengelolaan lim-bah cair kelapa sawit di PT Agro Mitra Madani dilakukan dengan pemanfaatan limbah cair sebagai pupuk organik. Limbah cair dialirkan ke areal perkebunan ke-lapa sawit dan ditampung pada kolam-kolam dalam areal kebun.
ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh
Puguh Santoso A34103058
PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI.
Nama : PUGUH SANTOSO
NRP : A34103058
Program Studi : Agronomi
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Prof.Dr. Ir. H.M.H. Bintoro Djoefrie, MAgr NIP. 130 422 690
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr NIP. 131 124 019
Penulis lahir di Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah pada tanggal 18 Februari 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Sadi dan Ibu Yatun.
Tahun 1991 penulis mulai memasuki janjang pendidikan di SD Negeri 1 Soco, kemudian pada tahun 1997 penulis melanjutkan studi di SLTP Negeri 1 Purwantoro, Wonogiri. Tahun 2000 penulis melanjutkan studi di SMU Negeri 1 Wonogiri dan lulus pada tahun 2003.
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Pengelolaan Limbah Cair Industri Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Agrowiyana, Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Sadi dan Ibu Yatun dan saudara penulis yang selalu menjadi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Ir. H. M. H Bintoro Djoefrie, MAgr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama pembuatan skripsi.
3. Ir. Henny Purnamawati, MSc selaku pembimbing akademik yang telah mem-berikan bimbingan selama penulis sebagai mahasiswa.
4. Staf dan jajaran menejemen PT Agrowiyana dan PT Agro Mitra Madani yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan magang. 5. Bapak Junaidi dan Ibu Ismi yang telah banyak membantu penulis selama
me-lakukan magang.
6. Martina Winarni, SP atas dukungan moral dan kebersamaan yang telah diberi-kan.
7. Teman-teman Agronomi angkatan 40 atas persahabatan yang telah dijalin. 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Bogor, Januari 2008
Halaman
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan ... 3
TINJAUAN PUSTAKA ... 4
Pengelolaan Limbah Pabrik Kelapa Sawit ... 4
METODOLOGI ... 7
Waktu dan Tempat ... 7
Metode Pelaksanaan ... 7
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ... 9
Letak Geografis ... 9
Keadaan Topografi, Tanah dan Iklim ... 9
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan ... 10
Keadaan Tanaman dan Produksi ... 11
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ... 12
PELAKSANAAN MAGANG ... 14
Aspek Teknis ... 14
Aspek Manajerial ... 27
PEMBAHASAN ... 29
Karakteristik dan Potensi Limbah ... 29
Pengendalian Limbah Cair ... 30
Aplikasi Limbah Cair PKS ... 37
KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
Kesimpulan ... 52
Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
Nomor Halaman
Teks
1. Kondisi Unsur Iklim Rata-rata Bulanan selama Periode Tahun
1994 - 2004 di Tungkal Ulu ... 10
2. Perkembangan Produksi dan Kebun Inti PT Agrowiyana Kabu-paten Tanjung Jabung Barat Jambi ... 11
3. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi TBS... 16
4. Premi Pemanen untuk 7 Jam Kerja Per Hari Tahun 2006 ... 16
5. Premi Pemanen untuk 5 Jam Kerja Per Hari Tahun 2006 ... 17
6. Kriteria Pinalti yang Diberikan ke Pemanen ... 17
7. Jenis, Potensi dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit ... 29
8. Limbah Cair dan Kandungan Komposisi Nutrisi ... 30
9. Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Minyak Sawit ... 31
10.Hasil Analisis Limbah Cair yang Diaplikasikan di Kebun PT Agrowiyana. ... 38
11.Estimasi Nilai Limbah Cair Berdasarkan Ekuivalen Kandungan Nutrisi Per 1 Ton LCPKS ... 39
12.Dasar Perhitungan Sistem Flat bed ... 37
13.Tekstur Tanah pada Lahan Kontrol (K), Aplikasi (LA) dan Kolam Datar (Flat bed) (R) ... 41
14.Berat Volume, Porositas dan Permeabilitas Tanah pada Lahan Kontrol (K), Aplikasi (LA) dan Kolam Datar (Flat bed) (R) ... 42
15.Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kontrol (K), Aplikasi (LA) dan Kolam Datar (Flat bed) (R) ... 43
16.Kandungan Logam Berat pada Lahan Kontrol (K), Aplikasi (LA) dan Kolam Datar (Flat bed) (R) ... 45
18.Hasil Analisis Air permukaan (Air Sungai Brasau) ... 47 19.Hasil Uji Korelasi Antara Curah Hujan dan Produksi di Lahan
Aplikasi ... 49 20.Hasil Uji Korelasi Antara Curah Hujan dan Produksi di Lahan
Kontrol ... 49
Lampiran
1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT Agrowiyana ... 62 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT Agro Mitra Madani ... 63 3. Curah Hujan di Kebun PBSN PT Agrowiyana
Periode 1997 – 2006 ... 65 4. Tata Guna Lahan Kebun PBSN dan Inti PIR Trans ... 66 5. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Agrowiyana Tahun 2006 ... 67 6. Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Kg) per Bulan Berdasarkan
Per-lakuan Tanpa Aplikasi LCPKS ... 68 7. Rata-rata Bobot Tandan Buah Segar Kelapa Sawit PT
Agro-wiyana per Bulan Berdasarkan Perlakuan Tanpa Aplikasi LCPKS . 68 8. Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Kg) per Bulan Berdasarkan
Per-lakuan Aplikasi LCPKS ... 69 9. Rata-rata Hasil Tandan Buah Segar Kelapa Sawit PT Agrowiyana
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (
Elaeis guineensis
Jacq.) merupakan salah satu komoditas
perke-bunan yang mempunyai peranan penting di Indonesia. Tanaman kelapa sawit
berpe-ran dalam pembangunan perkebunan nasional karena mampu menciptakan lapangan
kerja dan dapat meningkatkan devisa Negara. Minyak nabati merupakan produk
utama yang dihasilkan kelapa sawit. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan
kelapa sawit berupa minyak mentah (
Crude Palm Oil
: CPO) yang berwarna kuning
dan minyak inti sawit (
Palm Kernel Oil
: PKO) yang tidak berwarna (jernih).
Kebutuhan CPO dari tahun ke tahun terus meningkat, baik untuk keperluan
minyak industri maupun minyak untuk keperluan pangan. Pada tahun 2005, produksi
minyak kelapa sawit mentah mencapai 13.6 juta ton dan diperkirakan pada tahun
2006 produksi meningkat menjadi 14.7 juta ton. Produksi minyak dari tanaman
ke-lapa sawit dapat mencapai 6 ton/ha/tahun. Produksi tersebut jika dibandingkan
de-ngan produksi tanaman penghasil minyak lain termasuk tinggi (Sastrosaryono, 2003).
Pada tahun 2005, areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai
5 453 817 ha dengan produksi CPO sebesar 11 861 615 ton. Saat itu perkebunan
kelapa sawit di Indonesia memberikan sumbangan terhadap devisa Negara sebesar
US $ 3 756.557 juta dengan volume ekspor mencapai 10 375 792 ton (Ditjen BP
Per-kebunan, 2007).
Seiring dengan peningkatan luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia,
lim-bah hasil pengolahan kelapa sawit juga meningkat. Dalam proses pengolahan tandan
buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit akan dihasilkasn sisa produksi berupa
limbah padat dan cair. Setiap ton tandan buah segar (TBS) yang diolah di pabrik akan
menghasilkan 220 kg tandan kosong sawit (TKS), 670 kg limbah cair, 120 kg serat
mesocarp, 70 kg cangkang, dan 30 kg kernel (Buana,
et al
., 2003).
Pabrik kelapa sawit yang cukup efisien menghasilkan 0.6 – 0.8 m
3limbah cair
dari sebuah pabrik kelapa sawit (PKS) berkapasitas 30 ton TBS/jam. Pada
Oleh :
PAULA SARA A 14104595
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Pengembangan Restoran Canary di Hotel Mirah Bogor (Di bawah Bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI).
Jasa perhotelan merupakan salah satu pendukung sektor pariwisata yang menyediakan sarana akomodasi dalam bentuk penginapan, makanan dan minuman, serta fasilitas lain yang memenuhi syarat kenyamanan dan bersifat komersial. Hotel Mirah merupakan hotel bintang tiga yang memiliki pangsa pasar lebih besar ke arah bisnis hotel, karena mayoritas tamu adalah tamu grup yang melakukan kegiatan meeting.
Belum terpisahnya pendapatan tamu individu dengan pendapatan tamu grup merupakan kendala bagi pihak manajemen dalam mengembangkan Restoran Canary, karena pendapatan individu akan menjadi pedoman apakah Restoran Canary di masa yang akan datang dapat berdiri sendiri, walaupun tidak ada pengunjung dari tamu grup.
Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah, mengkaji strategi bauran pemasaran yang digunakan Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary. Selain itu, sebagai implikasi kebijakan untuk pengembangan Restoran Canary oleh manajemen hotel.
Penelitian dilaksanakan di Hotel Mirah Bogor yang berlokasi di Jalan Pangrango No.9A Bogor Tengah yang juga merupakan lokasi dari Restoran Canary. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer perusahaan. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan bulanan dan laporan operasional hotel setiap bulannya, serta data dari literatur-literatur yang relevan, skripsi dan majalah serta internet.
Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif untuk analisis keuangan, dengan menggunakan parameter Margin Contribution, Break Event Point, Margin of Safety, Shut Down Point, dan Degree of Operating Leverage. Metode kualitatif untuk perumusan strategi dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, matriks SWOT, matriks IE, dan pengambilan keputusan dengan analisis QSPM.
Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah menunjukkan bahwa pendapatan dari tamu individu bagus. Hal ini dapat diketahui bahwa selisih pendapatan dengan biaya dari tamu individu positif, sehingga kegiatan untuk memisahkan tamu individu dengan tamu grup dapat terus dilanjutkan. Strategi yang digunakan Restoran Canary meningkatkan pendapatan tamu individu dan mempertahankan pendapatan tamu grup dengan memanfaatkan fasilitas produksi lama, dalam hal ini fasilitas untuk tamu grup dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha yang berorientasi pada tamu individu.
manajemen strategi Restoran Canary. Strategi S-O adalah meningkatkan variasi menu dan mempertahankan cita rasa masakan yang dapat mempertahankan pelanggan. Hasil analisis QSPM Strategi ini menempati urutan ketiga yaitu dengan nilai TAS 4.932. Sedangkan peningkatan variasi menu dan menyajikan berbagai menu sesuai permintaan dan gaya hidup konsumen menempati urutan keenam yaitu dengan nilai TAS 3.724. Variasi menu dan citarasa menjadi kekuatan dari Restoran Canary, sehingga yang dapat dilakukan oleh Restoran Canary dapat menambah menu masakan sunda atau tradisional lainnya. Sedangkan Promosi perlu ditingkatkan selain untuk masyarkat umum dengan menggunakan media massa atau pemasangan spanduk.
Strategi S-T adalah meningkatkan karyawan yang terlatih dan berpengalaman, serta mempertahankan manajemen yang solid dalam menghadapi ancaman persaingan usaha restoran yang relatif tinggi. Strategi ini menempati urutan ketujuh yaitu dengan nilai TAS 3.515. karyawan yang terlatih dan berpengalaman merupakan kekuatan dalam menciptakan produk yang berkualitas dan manajemen yang solid merupakan kekuatan yang harus terus dilaksanakan dan dipertahankan.
Hasil analisis QSPM Strategi W-O adalah Meningkatkan Promosi Restoran Canary terutama pada tamu hotel, dengan nilai TAS 5.534. Kegiatan promosi termasuk ke dalam biaya variabel. Hasil analisis keuangan jangka pendek menunjukkan DOL dari tamu Grup lebih besar yaitu 1.15 persen, sehingga laba yang diperoleh dari tamu grup dapat digunakan untuk melakukan promosi yang berorientasi pada tamu individu.
Strategi berikutnya yaitu mengoptimalkan perkembangan Restoran Canary untuk membangkitkan bisnis restoran di Hotel Mirah. Hasil analisis QSPM strategi ini pada urutan kelima dengan nilai TAS 3.804. Pengembangan restoran dapat dilakukan dengan melihat titik impas yang kecil, karena pengembalian laba yang lebih cepat yaitu pada tamu grup sebesar Rp. 59.163.725,-,. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan dan menambah perlengkapan sarana untuk tamu individu, selain memanfaatkan fasilitas dari tamu grup.
MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR
NAMA : PAULA SARA
NRP : A 14104595
PROGRAM STUDI : EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Dr.Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi. NIP. 131 918 659
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian,
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN MANAJEMEN STRATEGIS
PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR”
BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU
LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR
AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI
INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK
MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU
DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG
DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Mei 2008
Penulis dilahirkan di Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 15 Oktober
1982. Penulis adalah puteri pertama dari tiga bersaudara keluarga (Ayah) Sunarjo
dan (Ibu) Mahatmi Susani. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN
Singopuran I Kartasura dan menyelesaikannya pada tahun 1995. Kemudian
Penulis melanjutkan ke jenjang SLTP di SMPN 2 Surakarta dan lulus Tahun
1998. Jenjang SMU Penulis tempuh di SMUN 7 Surakarta dan lulus tahun 2001.
Tahun 2001 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor
melalui jalur USMI pada Program Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan
Departemen Konservasi Hutan, Fakultas Kehutanan Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor. Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Ekstensi pada
Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
menganugrahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan tugas akhir
skripsi ini sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Institut Pertanian Bogor.
Skripsi ini berjudul “Analisis Kinerja Keuangan dan Manajemen Strategis
Pengembangan Restoran Canary Di Hotel Mirah Bogor”. Skripsi ini memberikan
gambaran kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen
keuangan Hotel Mirah, alternatif strategi utama yang dapat diterapkan Hotel
Mirah untuk pengembangan Restoran Canary, dan implikasi kebijakan untuk
pengembangan Restoran Canary oleh manajemen hotel.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak demi perbaikan dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Bogor, Mei 2008
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat
diselesaikan atas dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Papa Sunarjo, Mama Mahatmi Susani, adik-adikku Walesa Danto dan Sosa
Jodipati yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan moral dan
materiil kepada Penulis.
2. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan nasehat, arahan, motivasi, dan dukungan moril
kepada Penulis sampai selesainya skripsi ini.
3. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc sebagai dosen penguji utama yang telah
meluangkan waktunya serta memberikan saran-saran perbaikan yang
diperlukan untuk penyelesaian skripsi ini.
4. Dra. Yusalina, MS sebagai dosen penguji Komisi Pendidikan, yang telah
meluangkan waktunya serta memberikan saran-saran perbaikan yang
diperlukan untuk penyelesaian skripsi ini.
5. Ir. Joko Purnomo, MS sebagai dosen evaluator kolokium, terimakasih atas
masukan perbaikan proposal penelitian.
6. Bp. Herry Hermansyah selaku General Manager Hotel Mirah dan semua
Departemen Head serta seluruh karyawan Hotel Mirah telah memberikan ijin
penelitian dan kesediaannya untuk diskusi dan memberikan data-data.
7. Hendry Tiyas Tutik Dwi Rochani, selaku pembahas dalam seminar,
pelayanan selama ini.
9. Rekan-rekan Ekstensi Manajemen Agribisnis Angkatan XI, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidahyah-Nya serta
membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan
MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR
NAMA : PAULA SARA
NRP : A 14104595
PROGRAM STUDI : EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Menyetujui,
Dosen Pembimbing,
Dr.Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi. NIP. 131 918 659
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian,
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019
“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN MANAJEMEN STRATEGIS
PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR”
BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU
LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR
AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI
INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK
MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU
DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG
DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Mei 2008
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... x DAFTAR TABEL ... xiii DAFTAR GAMBAR ... xiv DAFTAR LAMPIRAN ... xv
I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan Penelitian ... 7 1.4 Manfaat Penelitian ... 7 1.5 Ruang Lingkup ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9 2.1 Jasa ... 9 2.2 Hotel ... 11 2.2.1 Fasilitas dan Produk Hotel ... 19 2.2.2 Konsep Pemasaran dan Jasa Hotel ... 21 2.2.3. Analisis Lingkungan ... 27 2.2.3.1 Analisis Lingkungan Internal ... 28 2.2.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 30 2.2.3.3 Lingkungan Industri ... 33 2.3 Restoran ... 35 2.4 Analisis Kinerja Keuangan ... 39 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 42
III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 45 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 45 3.1.1 Manajemen Keuangan ... 45 3.1.1.1 Margin Contribution... 45 3.1.1.2 Break Event Point ... 46 3.1.1.3 Margin of Safety ... 46 3.1.1.4 Shut Down Point ... 46 3.1.1.5 Degree of Operating Leverage ... 46 3.1.2. Manajemen Strategis ... 47 3.1.2.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 48 3.1.2.2 Analisis Matriks IE ... 48 3.1.2.3 Analisis Matriks SWOT ... 49 3.1.2.4 QSPM ... 50 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 51
4.3.1 Analisis Keuangan ... 56 4.3.1.1 Margin Contribution Restoran Canary ... 56 4.3.1.2 Break Event Point Restoran Canary ... 57 4.3.1.3 Margin of Safety Restoran Canary ... 58 4.3.1.4 Shut Down Point Restoran Canary ... 58 4.3.1.5 Degree of Operating Leverage Restoran Canary ... 59 4.3.2 Analisis Manajemen Strategis Restoran Canary ... 59 4.3.2.1 Matriks IFE dan EFE ... 59 4.3.2.2 Matriks IE ... 62 4.3.2.3 Analisis SWOT ... 63 4.3.2.4 QSPM ... 65
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 68 5.1 Sejarah dan Perkembangan Hotel Mirah ... 68 5.2 Struktur Organisasi ... 69 5.3 Departemen F&B... 70 5.4 Restoran Canary ... 71 5.4.1 Produk Restoran Canary ... 72 5.4.2 FasilitasRestoran Canary ... 73 5.4.3 Keuangan Restoran Canary ... 75
VI. ANALISIS KEUANGAN RESTORAN CANARY ... 77 6.1 Analisis Keuangan ... 77 6.1.1 Margin Contribution ... 77 6.1.2 Break Event Point Point ... 78 6.1.3 Margin of Safety ... 79 6.1.4 Shut Down Point ... 79 6.1.5 Degree of Operating Leverage ... 80 6.2 Implikasi Hasil Analisis Keuangan Restoran Canary ... 80
VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN
RESTORAN CANARY ... 85 7.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 85
7.1.1 Analisis Matriks IFE ... 86 7.1.2 Analsis Matriks EFE ... 88 7.2 Matriks IE ... 89 7.3 Matriks SWOT ... 92 7.3.1 Strategi S-O ... 92 7.3.2 Strategi S-T ... 93 7.3.3 Strategi W-O ... 93 7.3.4 Strategi W-T ... 94 7.4 Matriks QSPM... 94
VIII.IMPLIKASI KEBIJAKAN UNTUK PENGEMBANGAN
8.3 Strategi W-O ... 100 8.3 Strategi W-T ... 101
IX. KESIMPULAN DAN SARAN ... 103 9.1 Kesimpulan ... 103 9.2 Saran ... 105
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Tabel Ketersediaan Kamar, Tingkat Penjualan dan
Tingkat Hunian Kamar Hotel Mirah Tahun 2001-2007 ... 2
2. Total Pendapatan Hotel Mirah Pertahun Tahun 2001-2006 ... 3
3. Pendapatan Departemen Food & Baverage Juli-November Tahun 2007 ... 5
4. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ... 60
5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 61
6. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ... 67
7. Hasil Perbandingan Rata-rata Analisis Keuangan Jangka
Tamu Individu dan Tamu Grup ... 82
8. Faktor- Faktor Internal Restoran Canary ... 85
9. Faktor- Faktor Eksternal Restoran Canary ... 86
10.Matriks IFE Restoran Canary Hotel Mirah ... 87
11.Matriks EFE Restoran Canary Hotel Mirah ... 88
12.Tujuh Alternatif Strategi Restoran Canary ... 95
No Teks Halaman
1. Kekuatan yang Mempengaruhi Lingkungan Industri ... 35
2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 54
3. Matriks Internal-Eksternal ... 63
4. Matriks SWOT ... 64
5. Matriks Internal-Eksternal ... 90
No Halaman
1. Istilah Baku ... 111
2. Kuisioner Penelitian ... 113
3. Struktur Organisasi Departemen F&B ... 118
4. Struktur Organisasi Hotel Mirah ... 119
5. Analisis Matriks IFE dan EFE ... 120
6. Analisis QSPM Restoran Canary... 121
7. Matriks SWOT Restoran Canary ... 123
8. Data Pendapatan Tamu Individu dan Tamu Grup Restoran Canary
Tahun 2007... 124
9. Analisa Keuangan Pendapatan Tamu Individu dan Tamu Grup
Restoran Canary ... 125
1.1 Latar Belakang
Bogor sebagai kota penyangga Ibukota Jakarta memiliki potensi di bidang
pariwisata. Sejalan dengan berkembangnya industri pariwisata tersebut, maka
diperlukan sarana penunjang seperti sarana akomodasi. Jasa perhotelan
merupakan salah satu pendukung sektor pariwisata yang menyediakan sarana
akomodasi dalam bentuk penginapan, makanan dan minuman, serta fasilitas lain
yang memenuhi syarat kenyamanan dan bersifat komersial. Semakin
meningkatnya industri pariwisata juga menuntut para pengusaha industri
perhotelan untuk lebih meningkatkan kualitas dalam persaingan antar hotel.
Situasi persaingan yang cukup tinggi pada industri perhotelan, yang
didukung tingginya taraf hidup masyarakat, pertumbuhan pusat perbelanjaan dan
perkantoran yang semakin meningkat, membuat pusat perbelanjaan dan
perkantoran yang semakin meningkat pula. Hal ini membuat prospek cerah dalam
usaha perhotelan. Oleh karena itu, penting bagi hotel untuk mempunyai
keunggulan kompetitif dalam bersaing meraih laba dan menguasai pangsa pasar
yang ada. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi Hotel Mirah untuk membuka
pasar bagi tamu personal atau Free Individual Tourist (FIT) baik untuk menginap
atau hanya sekedar mencicipi masakan di Restoran Canary yang berada di dalam
Hotel Mirah.
Berbagai strategi diterapkan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan
image hotel yang sudah ada sebagai hotel bisnis, tetapi juga bisa dijadikan tempat
meeting membuat pendapatan restoran hanya tergantung dari tamu grup. Oleh
karena itu, manajemen mulai merencanakan untuk mendongkrak pendapatan hotel
dari pendapatan restoran yang meskipun berada dibawah manajemen yang sama.
Pengembangan hotel yang lebih difokuskan ke restoran ini Hotel Mirah
baru memiliki fasilitas 88 kamar yang available dan memiliki tingkat hunian
(occupancy) rata-rata selalu diatas 70 persen setiap harinya. Pengembangan Hotel
Mirah dirasa sudah maksimal kecuali adanya penambahan jumlah kamar yang
rencananya akan dilaksanakan di akhir tahun 2008 dengan jumlah kamar menjadi
sekitar 120 kamar. Tabel 1 menunjukkan rata- rata ketersediaan kamar, tingkat
penjualan dan tingkat hunian kamar Hotel Mirah tahun 2001 hingga 2007
Tabel 1.Tabel Ketersediaan Kamar, Tingkat Penjualan dan Tingkat Hunian Kamar Hotel Mirah Tahun 2001-2007.
Tahun Ketersediaan Kamar Kamar Terjual Persentase (%)
2001 2281.25 1476.08 64.68
2002 2281.25 1494.00 65.48
2003 2281.25 1477.08 64.73
2004 2281.25 1495.25 65.54
2005 1857.92 1265.00 70.63
2006 1814.17 1054.33 55.99
2007 2380.60 1553.80 65.78
Sumber : Hotel Mirah, Tahun 2001-2007
Hotel yang sedang berkembang pesat di Kota Bogor ini, dalam kegiatan
sehari-harinya memerlukan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan
dengan baik dan benar. Laporan keuangan ini mencakup semua operasional hotel
baik biaya (cost), pendapatan (revenue), dan volume penjualan sehingga bisa
diketahui total pendapatan seluruh departemen, gross operating income, gross
Tabel 2 dapat dilihat Total pendapatan Hotel Mirah pertahun tahun 2001 hingga
[image:30.612.130.508.156.297.2]2006.
Tabel 2. Total Pendapatan Hotel Mirah Pertahun Tahun 2001-2006
Tahun Pendapatan Hotel Mirah (Rp)
2001 1.600.435.024,-
2002 1.880.867.546,-
2003 2.216.450.780,-
2004 2.627.975.500,-
2005 4.851.944.456,-
2006 7.337.308.794,-
Sumber : Hotel Mirah, 2007
Tersedianya data yang mendukung tentang informasi keuangan, maka
dapat diimbangi dengan manajemen strategis yang ideal yang disusun dengan
mempertimbangkan kondisi internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan
perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada
dalam lingkungan eksternal yang selalu berubah dan semakin kompetitif.
Dalam rangka mengatasi situasi persaingan yang semakin kompetitif,
maka dapat memanfaatkan peluang untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada
dan didasarkan pada keuntungan maksimal, maka Hotel Mirah harus dapat
mengelola sumberdaya yang tersedia termasuk sumber keuangan dengan baik,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu yang nantinya
menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk memberikan keunggulan dalam
persaingan industri.
1.2 Perumusan Masalah
Persaingan bisnis hotel yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut
Jika dilihat secara mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak pada
bagaimana sebuah perusahaan dapat mengimplimentasikan proses penciptaan
produk dan atau jasanya secara lebih murah, lebih baik, lebih cepat (cheaper,
better, and faster) dibandingkan dengan pesaing bisnisnya
Harga usaha jasa perhotelan yang kompetititf tidak identik dengan harga
murah. Justru harga yang kompetitif dipadu dengan layanan prima sesuai standar
hotel, menjadi daya jual utama bagi tamu hotel. Dengan demikian bagi usaha
perhotelan, harga jual semua layanan produknya yang mahal justru menimbulkan
kesan eksklusif dan mewah bagi para pelanggannya. Salah satu usaha Hotel Mirah
adalah penambahan jumlah kamar untuk memenuhi permintaan tamu, selain itu
juga manajemen berusaha memaksimalkan restoran, misalnya membangun pool
side dining room.
Mengembangkan restoran di Kota Bogor adalah tidak mudah, hal ini
dikarenakan banyak tempat makan yang menyediakan berbagai variasi menu
seperti menu khas Indonesia, Jappanesse food, Chinesse food, dan lain-lain.
Maka untuk menyiasati hal tersebut Restoran Canary menawarkan berbagai
makanan khas Indonesia, Eropa, dan China dengan harga yang lebih terjangkau
dibanding hotel lain.
Perencanaan restoran tersebut diperlukan perhitungan yang cukup matang.
Hal ini mengingat Restoran Canary adalah Restoran yang berada satu atap di
bawah manajemen Hotel Mirah, sehingga diperlukan analisis yang tepat baik dari
keuangan dan strateginya. Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai berhasil
atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh
dijual, harga jual produk, dan biaya. Oleh karena itu, dalam perencanaan laba
jangka pendek hubungan antara biaya, volume, dan laba memegang peranan yang
sangat penting, sehingga dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan
kebijakan untuk masa yang akan datang, manajemen memerlukan informasi untuk
menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat terhadap laba yang akan
datang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 Pendapatan Departemen Makanan dan
[image:32.612.136.512.285.427.2]Minuman (Departemen F & B) bulan Juli hingga November tahun 2007.
Tabel 3. Pendapatan Departemen F & B Bulan Juli hingga November tahun 2007
Bulan Pendapatan Tamu individu (Rp) Pendapatan Tamu Grup (Rp) Total Pendapatan (Rp) Pendapatan Tamu individu (%) Pendapatan Tamu Grup (%)
Jul 38,295,264 264,637,190 302,932,454 12.64 87.36
Agt 22,155,244 295,297,191 317,452,435 6.98 93.02
Sept 22,735,678 201,018,182 223,753,860 10.16 89.84
Okt 22,899,150 130,466,433 153,365,583 14.93 85.07
Nov 18,652,000 389,067,190 407,719,190 4.57 95.43
Sumber : Laporan F&B Tahun 2007 (Data Sebelum Pajak)
Keseluruhan pendapatan Departemen F & B Hotel Mirah dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, namun Hotel Mirah yang cenderung tergolong
lebih banyak didominasi oleh tamu grup yang melakukan meeting (conference
hotel). Hal ini menyebabkan pendapatan individu belum terlihat dalam membantu
peningkatan pendapatan Departemen F&B secara signifikan. Data pendapatan
yang diperoleh dari Hotel Mirah masih secara keseluruhan, namun Juli tahun
2007 pendapatan tamu individu (ala carte) baru dapat diketahui, meskipun
demikian laporan pendapatan tersebut belum benar-benar terpisah dalam laporan
keuangan di Departemen Akunting. Belum terpisahnya data pendapatan tamu
manajemen dalam mengembangkan Restoran Canary, karena pendapatan individu
yang nantinya akan menjadi pedoman apakah Restoran Canary di masa yang akan
datang dapat berdiri sendiri, walaupun tidak ada pengunjung tamu grup. Tabel 3
juga menunjukkan perbandingan persentase pendapatan yang rata-rata hampir 85
persen didominasi oleh pendapatan tamu grup, sehingga pendapatan terbesar
diperoleh dari pendapatan tamu grup.
Usaha mengembangkan Restoran Canary, juga perlu mengetahui
perubahan internal dan eksternal restoran tersebut. Oleh karena itu Hotel Mirah
memerlukan strategi efektif untuk mencapai tujuannya. Hal ini diwujudkan
dengan adanya proyek pembangunan Restoran Canary. Diharapkan setelah adanya
penambahan kapasitas Restoran Canary dapat membantu pendapatan yang
diperoleh Departemen Sales dan Marketing, sehingga dapat lebih dikenal
masyarakat luar.
Jangka panjang dengan adanya rekomendasi strategi pemasaran ini
diharapkan akan adanya peningkatan kinerja dari Hotel Mirah, baik secara
kuantitas pemasaran produk dan jasa , maupun secara kualitasnya. Kedepannya,
secara makro diharapkan ada peningkatan permintaan, terhadap kamar maupun
pengunjung restoran. Dimana selama ini Restoran Canary Hotel Mirah masih
sangat kurang dalam menjual produknya sendiri, yang nantinya akan dapat
memberikan dampak yang signifikan dalam hal peningkatan laba Hotel Mirah.
Berdasarkan uraian, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan
2. Bagaimana strategi alternatif utama yang dapat diterapkan Hotel Mirah untuk
pengembangan Restoran Canary ?
3. Bagaimanan implikasi kebijakan yang dapat dilakukan oleh Hotel Mirah untuk
pengembangan Restoran Canary ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan
manajemen keuangan Hotel Mirah.
2. Mengkaji strategi alternatif utama yang dapat diterapkan Hotel Mirah untuk
pengembangan Restoran Canary.
3. Sebagai implikasi kebijakan untuk pengembangan Restoran Canary oleh
manajemen hotel.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya sebagai hasil tulisan semata tetapi
dapat dijadikan sumbang saran bagi manajemen Hotel Mirah dalam pengambilan
keputusan untuk kemajuan perusahaan. Sedangkan bagi penulis penelitian ini
berguna untuk menambah wawasan, memperdalam dan meningkatkan ilmu serta
kreativitas dalam berpikir dan memecahkan masalah yang timbul sesuai dengan
topik yang diambil, dan bagi pihak lain sebagai bahan rujukan untuk penelitian
selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan.
1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini ditekankan pada pengkajian informasi keuangan perusahaan
untuk menentukan laba jangka pendek (biaya, volume, dan laba), dalam rangka
seberapa jauh tingkat kemandirian dari Restoran Canary untuk tidak
menggantungkan penjualan hanya dari paket meeting saja, dengan demikian dapat
meningkatkan target pendapatan yang diharapkan Hotel Mirah. Keterbatasan data,
2.1 Jasa
Jasa merupakan sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan tidak berwujud (intangible), tetapi hasilnya dapat dilihat dan dirasakan
setelah terjadi (sebagai kenyataan). Produksinya dapat dikaitkan atau tidak
dikaitkan dengan suatu produk fisik. Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan,
salah satu cara yang efektif dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau
pelayananan yang diberikan. Hal ini membawa pengaruh yang cukup mendasar
dalam bisnis utama suatu perusahaan. Strategi pemasaran, definisi jasa harus
diamati dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa
barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat tergantung
pada penilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan oleh
pihak produsen.
Dalam bisnis perhotelan, kualitas jasa yang ada mencerminkan bagaimana
pengelolaan dari sudut internal perusahaan, baik dari pihak manajemen hotel
maupun kualitas karyawannya dalam melayani pelanggan secara baik berdasarkan
kecepatan, ketanggapan dalam menghadapi dan mengatasi keluhan, keramahan,
kebersihan, dan lain sebagainya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan yang
berkualitas sangat diperlukan dukungan dan komunikasi yang baik dari pihak
perusahaan, karyawan dan konsumen hotel dalam mewujudkan kepuasan
konsumen (Yoeti, 2003).
Menurut Payne (1993), jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki
beberapa unsur ketidak berwujudan (intangibility) yang berhubungan dengannya,
kepemilikannya dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan kondisi
mungkin saja terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan atau bisa pula tidak
berkaitan dengan produk fisik.
Menurut Tjiptono (2004), karakteristik jasa meliputi :
1. Intangible (tidak berwujud)
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum
dibeli konsumen.
2. Insparability (tidak dapat dipisahkan)
Pada umumnya jasa diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan bersamaan.
3. Variability (Bervariasi)
Jasa senantiasa mengalami perubahan tergantung dari siapa penyedia jasa dan
kondisi dimana jasa tersebut diberikan.
4. Perishability (Tidak Tahan Lama).
Daya tahan suatu jasa tergantung pada suatu situasi yang diciptakan oleh
berbagai faktor.
5. Lack of Ownership
Pelanggan tidak dapat memiliki jasa (Jasa Disewakan). Sebuah perusahaan
jasa dapat memenangkan persaingan dengan menyampaikan secara konsisten
jasa yang bermutu lebih tinggi dibandingkan para pesaing dan yang lebih
tinggi dari harapan pelanggan.
Adapun definisi jasa menurut Kotler (1997), adalah sebagai yaitu ” A
service is any act or performance that one party can offer to another that is
Production may or may not be tied to a physical product.”. Sedangkan menurut
Kotler (2000), ada lima penentu mutu jasa, yaitu :
1. Kendala (reability). Yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang
dijanjikan secara terpercaya dan akurat.
2. Daya tanggap (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan
dan memberikan jasa secara cepat.
3. Kepastian (assurance), yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan, serta
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
4. Empati (emphaty), yaitu kesediaan untuk peduli, memberi perhatian secara
individual kepada pelanggan.
5. Berwujud (tangible), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, petugas
dan materi komunikasi.
2. 2 Hotel
Hotel menurut American Hotel and Motel Association 1980 dalam Sihite
(2000), adalah suatu tempat, dimana disediakan penginapan, makan, dan minum,
serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang
tinggal untuk sementara waktu. Sedangkan menurut Tarmoezi dan Manurung
(2002), menyatakan bahwa hotel adalah sebuah gedung yang digunakan untuk
tempat penginapan dengan tujuan komersial dan menyediakan jasa pelayanan
secara professional bagi para tamu termasuk penyediaan makanan, minuman, dan
fasilitas lainnya
Yoeti (2003), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya
dengan menyediakan pelayanan makanan dan minuman serta fasilitas kamar
membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
tanpa adanya perjanjian khusus. Menurut Manurung dan Tarmoezi (2002), hotel
dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori, diantaranya sebagai berikut:
a. Besarnya hotel (hotel size)
b. Pemakai jasa hotel (hotel target market)
c. Mutu pelayanan (level of service)
d. Cara kepemilikan (ownership)
Hotel dapat dikategorikan berdasarkan besarnya hotel yang bersangkutan,
yakni besarnya jumlah kamar yang dimilki. Pengklasifikasian hotel berdasarkan
kategori ini dibagi atas empat Menurut Manurung dan Tarmoezi (2002) :
a. Hotel yang memiliki jumlah kamar tidak lebih dari 150 kamar.
b. Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 15 hingga 299 kamar.
c. Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar.
d. Hotel yang memiliki jumlah kamar lebih dari 600 kamar.
Berdasarkan kategori pemakai jasanya, hotel dapat diklasifikasikan menjad
Manurung dan Tarmoezi (2002) :
1. Suite Hotel, merupakan usaha perhotelan yang sangat cepat
perkembangannya. Jenis hotel ini mempunyai kamar dengan ciri tersendiri
karena kamar tidurnya terpisah dari ruang tamu. Jenis hotel ini terhindar
dari keramaian umum dan hanya menampung lebih sedikit tamu dibanding
hotel lainnya. Oleh karena itu tarifnya sangat kompetitif.
2. Conference Center, merupakan hotel yang dirancang untuk menangani grup
yang mengadakan pertemuan. Pada umumnya hotel ini menyediakan
yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan pertemuan dengan
menyediakan paralatan audiovisual dan sound system beserta teknisinya,
meja dan kursi yang menyenangkan, dan lain sebagainya. Jenis hotel ini ini
biasanya berlokasi di luar kota dan meyedaiakan fasilitas untuk
bersenang-senang, seperti lapangan golf, kolam renang didalam dan diluar gedung, dan
lain-lain. Sistem pembayaran di hotel ini biasanya dengan menghitung biaya
per kepala/orang untuk penggunaan seluruh fasilitas yang dimilki hotel
tersebut.
3. Commercial Hotel, adalah hotel yang diperuntukkan khusus bagi para
usahawan. Jenis hotel ini biasanya berlokasi di pusat kota atau daerah bisnis.
Walaupun jenis hotel ini diperuntukkan bagi para usahawan, banyak juga
group pelancong atau pelancong pribadi yang tertarik menginap di hotel ini.
Jenis hotel ini paling banyak ditemukan. Jenis hotel ini memberikan
pelayanan kepada tamu dengan menyediakan surat kabar secara cuma-cuma,
kopi untuk sarapan pagi, telepon lokal gratis, dan pesawat televisi di kamar
tamu. Selain itu juga tersedia mobil sewaan untuk jemputan dari bandara ke
hotel, coffe shops, dinning rooms, dan cocktail lounges. Pada umumnya jenis
hotel ini menyediakan beberapa ruang pertemuan, laundry–valet service,
retail store, gift shops, swimming pool, health club, sauna, dan jogging area.
4. Residential Hotel, hotel ini mirip dengan suite hotel karena jenis hotel ini
memiliki kamar tidur, ruang tamu, dan dapur kecil. Jenis hotel ini biasanya
disewa untuk waktu lama. Sistem penyewaan hotel ini terdiri dari dua
atau menyewa gedung berikut pelayanan, seperti yang ditawarkan oleh hotel
bisnis lainnya
5. Time Share Hotel, atau disebut juga kondominium, merupakan usaha
perhotelan berupa suatu gedung yang dimiliki oleh perseorangan atau
perusahaan yang membentuk suatu asosiasi dan menyewa jasa perusahaan
manajemen untuk mengoperasikan gedung tersebut menjadi hotel. Tamu
tidak mengetahui kalau gedung itu merupakan kondominium karena gedung
itu dioperasikan sebagai hotel, jenis hotel ini biasanya memiliki kamar tidur,
ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Jenis hotel ini khususnya populer di
daerah pesisir.
6. Airport Hotel, merupakan hotel yang digemari oleh para tamu karena dekat
dengan pusat perbelanjaan seperti bandara. Airport Hotel memiliki kelebihan
dari hotel lainnya karena jenis hotel ini terdiri atas berbagai tipe dalam
ukuran besar dan pelayanannya. Hotel ini menjadi pilihan penginapan para
tamu usahawan, dan daerah atau negara tujuan ataupun yang mengalami
penundaan penerbangan, serta para awak pesawat terbang. Hotel ini juga
mengoperasikan limusin atau mobil mewah angkutan lain yang nyaman
untuk mengantar para tamu dari lapangan terbang ke hotel.
7. Resort Hotel, berbeda dengan hotel lainnya, jenis hotel ini menjadi pilihan
orang yang akan berlibur. Para tamu di hotel ini biasanya menginap lebih
lama daripada tamu di hotel lainnya. Hotel ini memiliki ciri khusus yaitu
pemandangan indah dan kegiatan yang menyenangkan seperti menari, golf,
8. Bed and Breakfast Hotel, yang sering disebut juga B&B Hotel, jenis hotel ini
bervariasi bentuknya, mulai dari bentuk rumah yang terdiri dari beberapa
kamar yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan sampai bentuk gedung
kecil yang memiliki 20 sampai 30 kamar tidur. Hotel ini menyuguhkan
sarapan kepada tamu mulai dari sarapan yang disebut simple continental
breakfast hingga full course meal dengan pelayanan yang intim.
9. Casino Hotel, merupakan hotel yang dilengkapi dengan fasilitas judi.
Meskipun begitu, hotel ini memiliki kamar mewah, makanan, minuman dan
pelayanan yang mewah guna mendukung pengoperasian perjudian di hotel
itu. Casino hotel memikat para tamu dengan mempromosikan fasilitas
pemainan judi dan hiburan yang mereka miliki. Kegiatan judi dan hiburan di
hotel ini berlangsung 24 jam.
Perwani dalam Susanti (2004) mengklasifikasikan hotel berdasarkan kelas
bintang dan jumlah kamar serta persyaratan lainnya adalah sebagai berikut :
1. Hotel Bintang Satu (*)
Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar.
Kamar mandi di dalam.
Luas kamar standar, minimum 20 m2.
2. Hotel Bintang Dua (**)
Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar.
Kamar suite, minimum 1 kamar
Kamar mandi di dalam
3. Hotel Bintang Tiga (***)
Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar.
Jumlah kamar suite, minimum 2 kamar
Kamar mandi di dalam.
Luas kamar standar, minimum 24 m2
Luas kamar suite, minimum 48 m2.
4. Hotel Bintang Empat (****)
Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar
Jumlah kamar suite, minimum 3 kamar.
Kamar mandi di dalam.
Luas kamar standar, minimum 24 m2.
Luas kamar suite, minimum 48 m2.
5. Hotel Bintang Lima (*****)
Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar.
Jumlah kamar suite, minimum 4 kamar.
Kamar mandi di dalam.
Luas kamar standar, minimum 26 m2.
Luas kamar suite, minimum 52 m2.
Cara lain mengklasifikasikan hotel adalah berdasarkan sistem
kepemilikan. Berdasarkan sistem ini, hotel dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Hotel berantai, terdiri atas beberapa bentuk sesuai dengan tempat hotel
tersebut bergabung, diantaranya :
Management Contract, pengoperasian hotel yang dimiliki oleh
bekerja sama dengan pemilik modal besar untuk mendirikan sebuah hotel,
yang kemudian mengontrak manajemen hotel professional dan afiliasi
hotel berantai untuk mengoperasikannya selama waktu yang disepakati
bersama.
Parent Company Hotel, yaitu hotel yang dimiliki dan dioperasikan oleh
perusahaan multiuni. Hotel yang bersangkutan menggunakan nama yang
sama dengan hotel atau perusahaan induknya, dan pimpinannya
bertanggung jawab kepada pimpinan kantor pusat. Kantor pusat
menentukan standar dan prosedur pengoperasian untuk seluruh hotel yang
berantai.
Franchise and Referral Group. Diantara hotel-hotel terbaik yang ada
sekarang ini adalah hotel-hotel yang termasuk dalam group referral dan
franchise. Hotel-hotel yang termasuk dalam group ini dapat ditemukan di
hampir berbagai kota besar dan bahkan di daerah pesisir.
2. Hotel Independent, adalah hotel yang tidak memiliki kerja sama kepemilikan
ataupun manajemen dengan hotel lain. Hotel ini tidak memiliki hubungan
dengan hotel lain dalam hal kebijakan, prosedur, ataupun obligasi finansial.
Akan tetapi, banyak pemilik hotel independen yang menjadikan hotelnya
perseroan guna mengurangi resiko dan tanggungjawab pribadi.
Mutu pelayanan merupakan suatu alat ukur atas hotel yang memberikan jasa
kepada tamu. Selain tipe atau ukuran besarnya gedung yang dimiliki, harga
kamar biasanya juga termasuk dalam mutu pelayanan yang disuguhkan oleh
hotel. Berdasarkan mutu pelayanan, usaha perhotelan dapat diklasifikasikan
a. Economy / limited service, (hotel kelas ekonomi) yang merupakan industri
perhotelan yang sedang berkembang. Hotel ini memberikan layanan yang
mengutamakan kebersihan, kenikmatan kamar, dan ruang pertemuan yang
relatif murah yang menjadi kebutuhan dasar para tamu. Jenis hotel ini
banyak dikunjungi oleh pelancong yang membutuhkan penginapan dengan
harga murah, keluarga bersama anak-anaknya, rombongan yang melakukan
perjalanan dengan bus dan masyarakat yang sedang berlibur. Hotel jenis ini
dilengkapi dengan fasilitas pesawat televisi sederhana, kolam renang,
makanan, minuman yang terbatas, ruang pertemuan kecil, dan lain-lain.
b. Mid Range Service, hotel yang menawarkan service kelas menengah.
Diperuntukkan bagi sebagian besar pelancong umum. Mutu service yang
disuguhkan jenis hotel ini sederhana, tetapi menyenangkan. Dengan ukuran
hotel yang sedang, hotel jenis ini menyediakan restaurant, coffee shop, dan
lounge yang bisa memikat para pengunjung dan tamu hotel. Biasanya tamu
yang menginap di hotel ini adalah usahawan, pelancong perseorangan, dan
keluarga. Hotel ini kadang-kadang memberikan diskon bagi tamu yang
sudah sering menginap, tamu rombongan, dan tamu keluarga.
c. World Class Service, yaitu hotel yang menawarkan pelayanan kelas dunia,
terutama untuk memikat para usahawan eksekutif kelas tinggi, artis kelas
tinggi, politisi kelas tinggi, dan orang kaya raya. Jenis hotel ini menyediakan
restaurant dan lounge kelas tinggi, dekorasi yang sangat indah, ruang
pertemuan mewah, dan ruang makan pribadi, juga menyediakan handuk
mandi, sabun, shampoo, shower, radio jam yang mewah, hiasan, dekorasi,
kamar mandi diganti dua kali sehari. Bahan bacaan seperti majalah dan surat
kabar disediakan di kamar tamu setiap hari. Lobby hotel yang menyuguhkan
pelayanan kelas dunia ditata dengan rapi dengan dekorasi yang indah.
Beberapa outlet untuk makanan dan minuman disediakan untuk memikat
selera tamu dan pengunjung hotel. Juga tersedia berbagai toko atau stand
seperti newstand, gift shop, clothing shop, jewelery, dan stand lainnya.
2. 2.1 Fasilitas dan Produk Hotel
Produk dan fasilitas yang terdapat dalam suatu hotel menurut Agusnawar
(2004), diantaranya : kamar tamu (guest room), makanan dan minuman (food and
beverage), dan jasa-jasa lainnya (other services).
1. Kamar Tamu (GuestRoom)
Kamar tamu merupakan produk utama hotel karena pendapatan yang
dihasilkan kamar merupakan sumbangan besar penghasilan terhadap
operasional sebuah hotel. Rosemary Hurst dalam agusnawar (2004),
menjelaskan bahwa kamar tamu adalah rumah sementara dan tempat
perlindungan bagi pengunjung dari berbagai macam kebangsaan dan begitu
juga harus memberikan kebebasan pribadi, ketentraman, kehangatan,
keamanan, dan fasilitas untuk istirahat serta harus mampunyai lingkungan
yang bersih dengan keadaan sekitarnya yang menyenangkan. Sebuah hotel
selalu menawarkan jenis kamar yang berbeda kepada tamu. Perbedaan jenis
ini dapat berupa ukuran kamar, view kamar, fasilitas, dan pelayanan yang
2. Makanan dan Minuman (Food & Beverages)
Food Services (pelayanan makanan)
Adalah bagian yang mengkhususkan pekerjaannya pada pelayanan
makanan, sedangkan pelayanan minuman hanya sebagai pelengkap.
Adapun yang tergolong dalam pelayanan makanan adalah seperti
restaurant, catering / banquette,dan room service.
Beverages Services (pelayanan minuman)
Bagian yang mengkhususkan tugasnya pada pelayanan minuman
beralkohol dan tidak beralkohol (soft drink). Sedangkan makanan dalam
bentuk snack disajikan sebagai pelengkap. Adapun yang tergolong dalam
pelayanan minuman adalah seperti Bar, Snack Bar, Lounge, Discotique,
dan lainnya.
3. Other Services (jasa lainnya)
Menurut Himpunan Peraturan Usaha Akomodasi Bidang Usaha Hotel dalam
Agusnawar (2004), jasa lainnya adalah semua jenis sarana dan kemudahan
yang disediakan oleh hotel untuk melayani tamu hotel yang dapat berupa jasa
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan profesi, kebutuhan olahraga,
kebutuhan rekreasi dan hiburan umum.
Other services adalah kelompok produk hotel selain Rooms dan Food and
Beverages, yang secara terpisah disajikan kepada tamu untuk memperoleh
income tersendiri (Agusnawar, 2004). Adapun produk yang tergolong dalam
jasa lainnya adalah seperti Business Centre, Drug Store, Laundry and Dry
2.2.2 Konsep Pemasaran dan Jasa Hotel
Pemasaran menurut Tanuwidjaya (2004), adalah penyediaan barang atau
jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, pemasaran
melibatkan pencarian apa yang diinginkan konsumen, menyesuaikan produk
perusahaan agar sesuai dengan persyaratan konsumen, dan proses pembuatan
keuntungan bagi perusahaan.
Menurut Kotler dalam Purnawarman (2001), Pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti,
yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan,
pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar, pemasaran dan pemasar.
1. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan
manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar.
Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan
terukir dalam hayati kondisi manusia. Keinginan adalah hasrat akan pemuas
tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan
institusi sosial. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang
didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi
permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan
bahwa pemasar tidak menciptakan kebutuhan, kebutuhan sudah ada sebelumnya.
yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang
dituju.
2. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan
atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada
kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam
membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan
produk tersebut.
3. Nilai, Biaya dan Kepuasan
Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk
untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda
untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana
yang akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya
tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal,
dalam ini termasuk harga.
4. Pertukaran, Transaksi, dan Hubungan
Kebutuhan dan keinginan manusia serta produk bagi manusia tidak cukup
untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk
memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah
salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan
menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan
kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila
mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan
antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan
saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur, dan pemasok akan
membangun suatu ikatan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya.
Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal
yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu
produk, pelayanan, dan harga yang wajar secara kesinambungan.
5. Pasar
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau
keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukkan pada sejumlah
pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.
6. Pemasaran dan Pemasar
Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar,
pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang
mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar
adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan
sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran
daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah
calon pembeli.
Tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian
rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal
Proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih
pasar sasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha
pemasaran. Menurut William J. Stanton dalam Khotijah (2004), pemasaran adalah
suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Pada umumnya, paling sedikit ada lima alasan, mengapa suatu hotel itu
memerlukan kegiatan pemasaran yakni :
1. Sales Decline
Kecenderungan tingkat penjualan hotel terus turun, terutama dua atau tiga
tahun terakhir. Kalau ini yang terjadi, tindakan yang perlu dilakukan adalah
pengembangan produk (product development).
2. Slow Growth
Keadaan slow growth, pertumbuhan hotel itu lamban sekali. Bila ini yang
terjadi, hotel itu harus mencari peluang (opportunities) untuk memperluas
pasarnya memasuki pasar baru (new market).
3. Changing Buying Pattern
Keadaan ini terjadi kalau pola belanja pelangga mengalami perubahan,
terutama terhadap needs, wants and expectation para pelanggan atau tamu-tamu
hotel. Oleh karena itu, segera perlu diadakan riset pemasaran (marketing
research) untuk mengetahui keinginan pelanggan (knowing what customers
4. Increasing Competition
Banyak pesaing karena banyak pendatang baru sehingga bermunculan
hotel-hotel baru. Kalau ini yang terjadi, maka suatu hotel harus merumuskan
marketing strategy yang cocok dan sesuai dengan produk, fasilitas dan pelayanan
yang dimiliki, serta perlu dicarikan terobosan-terobosan baru dengan melakukan
sophisticated marketing technic untuk menghadapi tantangan dari pesaing yang
tiba-tiba muncul.
5 Increasing Marketing Expenditures
Keadaan ini dapat terjadi kalau biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan
tidak lagi terkontrol, seperti biaya untuk marketing research, advertising, sales
promotions atau brochures printing. Kalau ini yang terjadi, maka manajemen
harus segera menyusun kembali strategic marketing planning secara keseluruhan.
Pengertian pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,
pemberian harga, promosi, pendistribusian ide, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi (Kotler,
1997). Menurut Kartajaya (2002) bahwa pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis
strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values
dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya. Kemudian karena pemasaran sebagai
suatu konsep yang adaptif di masa depan akan berlandaskan filosofi sebagai
berikut : Ultimate Philosospy of Marketing (Kartajaya, 2002).
a. Visi
Pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategi yang bisa
stakeholder utama setiap perusahaan yaitu pelanggan, karyawan, dan pemilik
perusahaan.
b. Misi
Pemasaran akan menjadi jiwa bukan sekedar “salah satu anggota tubuh”
suatu perusahaan. Oleh karena itu, setiap orang dalam perusahaan akan menjadi
pemasaran.
c. Nilai
Nilai utama yang dianut oleh perusahaan yang pertama adalah merek,
karena merek lebih berharga daripada produk bagi pelanggan. Kedua, apapun
bisnis yang dijalankan, pemilik perusahaan harus menganggapnya sebagai bisnis
jasa. Ketiga, setiap orang didalam perusahaan harus merasa terlibat dalam proses
pemuasan pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung, bukan hanya
sebagai pelaksana dari suatu proses tertentu.
Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia bisnis
untuk memperoleh laba yang tinggi dari pasar yang kompetititf. Tujuan
pemasaran adalah menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara pihak
yang terkait. Perusahaan berusaha memperoleh laba dengan berusaha
menghasilkan produk yang sedapat mungkin dekat dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Hal ini pemasar tidak lagi melihat konsumen sebagai objek
pemasaran akan tetapi sebagai mitra yang dapat mendukung kebehasilan program
pemasaran. Kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar menyalurkan barang dari
produsen kepada konsumen, melainkan mencakup semua tahapan produksi
sampai purna penjualan. Semua tahapan merupakan suatu kesatuan yang saling
Menurut Yoeti (2003), kegiatan pemasaran hotel ini mencakup :
1. Usaha menarik calon tamu hotel untuk dating dan menginap pada suatu hotel.
2. Usaha membujuk calon tamu hotel untuk menggunakan produk, fasilitas dan
pelayanan yang disediakan hotel.
3. Usaha mempromosikan tentang produk, fasilitas dan pelayanan yang
ditawarkan suatu hotel.
Ukuran keberhasilan suatu hotel banyak tergantung pada kemampuan
hotel untuk memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan harapan
(expectation) tamu-tamu hotel (hotel guest) pada saat yang tepat dengan harga
yang bersaing, situasi dan kondisi yang tepat pula.
Menurut Yoeti (2003), pengertian pemasaran hotel dapat diartikan sebagai
suatu usaha dalam rangka menarik calon tamu hotel untuk datang dan menginap
pada suatu hotel serta menggunakan suatu produk, fasilitas dan pelayanan yang
tersedia. Pemasaran jasa hotel lebih sukar dilakukan karena sifat atau karakter dari
produk jasa itu sendiri, selain tidak nyata (intangible product), produk hotel itu
memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dijumpai pada produk nyata (tangible
product). Selain itu, dalam bidang jasa terkandung bermacam-macam kegiatan
yang harus dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi. Walaupun demikian,
jasa-jasa (services) perlu dijual dan perlu ditawarkan karena jasa juga merupakan
kebutuhan (needs), seperti halnya dengan kebutuhan produk yang termasuk
tangible product.
2.2.3 Analisis Lingkungan
Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat mengenali dan
yang belum terpenuhi dalam lingkungan (Kotler, 2000). Lingkungan perusahaan
dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan yang terdiri dari variabel kekuatan dan
kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan, serta lingkungan eksternal yang
meliputi variabel peluang dan ancaman diluar kontrol manajemen perusahaan.
2.2.3.1 Analisis Lingkungan Internal
Faktor-faktor strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan akan
menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari
peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman. Analisis faktor internal
berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan,
kemudian bagaimana perusahaan dapat menghindari ancaman yang berasal dari
eksternal perusahaan dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan kelemahan
perusahaan dapat meminimalkan dengan melihat peluang yang terdapat pada
faktor eksternal perusahaan.
Menurut David (2004) salah satu pendekatan sederhana yang dapat
dilakukan manajemen dalam melakukan analisis internal adalah dengan
melakukan analisis fungsional. Pada pendekatan ini analisis sering diarahkan
pemasaran, kondisi keuangan dan akuntansi, produksi-operasi, sumberdaya
manusia, serta sistem informasi manajemen.
a. Pemasaran
Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi