• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kinerja keuangan dan manajemen strategis pengembangan restoran canary di hotel mirah Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kinerja keuangan dan manajemen strategis pengembangan restoran canary di hotel mirah Bogor"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : PAULA SARA

A 14104595

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Pengembangan Restoran Canary di Hotel Mirah Bogor (Di bawah Bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI).

Jasa perhotelan merupakan salah satu pendukung sektor pariwisata yang menyediakan sarana akomodasi dalam bentuk penginapan, makanan dan minuman, serta fasilitas lain yang memenuhi syarat kenyamanan dan bersifat komersial. Hotel Mirah merupakan hotel bintang tiga yang memiliki pangsa pasar lebih besar ke arah bisnis hotel, karena mayoritas tamu adalah tamu grup yang melakukan kegiatan meeting.

Belum terpisahnya pendapatan tamu individu dengan pendapatan tamu grup merupakan kendala bagi pihak manajemen dalam mengembangkan Restoran Canary, karena pendapatan individu akan menjadi pedoman apakah Restoran Canary di masa yang akan datang dapat berdiri sendiri, walaupun tidak ada pengunjung dari tamu grup.

Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah, mengkaji strategi bauran pemasaran yang digunakan Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary. Selain itu, sebagai implikasi kebijakan untuk pengembangan Restoran Canary oleh manajemen hotel.

Penelitian dilaksanakan di Hotel Mirah Bogor yang berlokasi di Jalan Pangrango No.9A Bogor Tengah yang juga merupakan lokasi dari Restoran Canary. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer perusahaan. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan bulanan dan laporan operasional hotel setiap bulannya, serta data dari literatur-literatur yang relevan, skripsi dan majalah serta internet.

Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif untuk analisis keuangan, dengan menggunakan parameter Margin Contribution, Break Event Point, Margin of Safety, Shut Down Point, dan Degree of Operating Leverage. Metode kualitatif untuk perumusan strategi dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, matriks SWOT, matriks IE, dan pengambilan keputusan dengan analisis QSPM.

Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah menunjukkan bahwa pendapatan dari tamu individu bagus. Hal ini dapat diketahui bahwa selisih pendapatan dengan biaya dari tamu individu positif, sehingga kegiatan untuk memisahkan tamu individu dengan tamu grup dapat terus dilanjutkan. Strategi yang digunakan Restoran Canary meningkatkan pendapatan tamu individu dan mempertahankan pendapatan tamu grup dengan memanfaatkan fasilitas produksi lama, dalam hal ini fasilitas untuk tamu grup dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha yang berorientasi pada tamu individu.

(3)

manajemen strategi Restoran Canary. Strategi S-O adalah meningkatkan variasi menu dan mempertahankan cita rasa masakan yang dapat mempertahankan pelanggan. Hasil analisis QSPM Strategi ini menempati urutan ketiga yaitu dengan nilai TAS 4.932. Sedangkan peningkatan variasi menu dan menyajikan berbagai menu sesuai permintaan dan gaya hidup konsumen menempati urutan keenam yaitu dengan nilai TAS 3.724. Variasi menu dan citarasa menjadi kekuatan dari Restoran Canary, sehingga yang dapat dilakukan oleh Restoran Canary dapat menambah menu masakan sunda atau tradisional lainnya. Sedangkan Promosi perlu ditingkatkan selain untuk masyarkat umum dengan menggunakan media massa atau pemasangan spanduk.

Strategi S-T adalah meningkatkan karyawan yang terlatih dan berpengalaman, serta mempertahankan manajemen yang solid dalam menghadapi ancaman persaingan usaha restoran yang relatif tinggi. Strategi ini menempati urutan ketujuh yaitu dengan nilai TAS 3.515. karyawan yang terlatih dan berpengalaman merupakan kekuatan dalam menciptakan produk yang berkualitas dan manajemen yang solid merupakan kekuatan yang harus terus dilaksanakan dan dipertahankan.

Hasil analisis QSPM Strategi W-O adalah Meningkatkan Promosi Restoran Canary terutama pada tamu hotel, dengan nilai TAS 5.534. Kegiatan promosi termasuk ke dalam biaya variabel. Hasil analisis keuangan jangka pendek menunjukkan DOL dari tamu Grup lebih besar yaitu 1.15 persen, sehingga laba yang diperoleh dari tamu grup dapat digunakan untuk melakukan promosi yang berorientasi pada tamu individu.

Strategi berikutnya yaitu mengoptimalkan perkembangan Restoran Canary untuk membangkitkan bisnis restoran di Hotel Mirah. Hasil analisis QSPM strategi ini pada urutan kelima dengan nilai TAS 3.804. Pengembangan restoran dapat dilakukan dengan melihat titik impas yang kecil, karena pengembalian laba yang lebih cepat yaitu pada tamu grup sebesar Rp. 59.163.725,-,. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan dan menambah perlengkapan sarana untuk tamu individu, selain memanfaatkan fasilitas dari tamu grup.

(4)

MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR

NAMA : PAULA SARA

NRP : A 14104595

PROGRAM STUDI : EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr.Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi. NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian,

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019

(5)

“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI

INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK

MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Mei 2008

(6)

Penulis dilahirkan di Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 15 Oktober

1982. Penulis adalah puteri pertama dari tiga bersaudara keluarga (Ayah) Sunarjo

dan (Ibu) Mahatmi Susani. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN

Singopuran I Kartasura dan menyelesaikannya pada tahun 1995. Kemudian

Penulis melanjutkan ke jenjang SLTP di SMPN 2 Surakarta dan lulus Tahun

1998. Jenjang SMU Penulis tempuh di SMUN 7 Surakarta dan lulus tahun 2001.

Tahun 2001 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor

melalui jalur USMI pada Program Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan

Departemen Konservasi Hutan, Fakultas Kehutanan Fakultas Kehutanan, Institut

Pertanian Bogor. Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Ekstensi pada

Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut

(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

menganugrahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan tugas akhir

skripsi ini sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kinerja Keuangan dan Manajemen Strategis

Pengembangan Restoran Canary Di Hotel Mirah Bogor”. Skripsi ini memberikan

gambaran kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen

keuangan Hotel Mirah, alternatif strategi utama yang dapat diterapkan Hotel

Mirah untuk pengembangan Restoran Canary, dan implikasi kebijakan untuk

pengembangan Restoran Canary oleh manajemen hotel.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

semua pihak demi perbaikan dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Bogor, Mei 2008

(8)

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat

diselesaikan atas dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Papa Sunarjo, Mama Mahatmi Susani, adik-adikku Walesa Danto dan Sosa

Jodipati yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan moral dan

materiil kepada Penulis.

2. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan nasehat, arahan, motivasi, dan dukungan moril

kepada Penulis sampai selesainya skripsi ini.

3. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc sebagai dosen penguji utama yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan saran-saran perbaikan yang

diperlukan untuk penyelesaian skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MS sebagai dosen penguji Komisi Pendidikan, yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan saran-saran perbaikan yang

diperlukan untuk penyelesaian skripsi ini.

5. Ir. Joko Purnomo, MS sebagai dosen evaluator kolokium, terimakasih atas

masukan perbaikan proposal penelitian.

6. Bp. Herry Hermansyah selaku General Manager Hotel Mirah dan semua

Departemen Head serta seluruh karyawan Hotel Mirah telah memberikan ijin

penelitian dan kesediaannya untuk diskusi dan memberikan data-data.

7. Hendry Tiyas Tutik Dwi Rochani, selaku pembahas dalam seminar,

(9)

pelayanan selama ini.

9. Rekan-rekan Ekstensi Manajemen Agribisnis Angkatan XI, yang tidak bisa

penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidahyah-Nya serta

membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan

(10)

MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR

NAMA : PAULA SARA

NRP : A 14104595

PROGRAM STUDI : EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr.Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi. NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian,

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019

(11)

Oleh : PAULA SARA

A 14104595

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

(12)

Pengembangan Restoran Canary di Hotel Mirah Bogor (Di bawah Bimbingan EKA INTAN KUMALA PUTRI).

Jasa perhotelan merupakan salah satu pendukung sektor pariwisata yang menyediakan sarana akomodasi dalam bentuk penginapan, makanan dan minuman, serta fasilitas lain yang memenuhi syarat kenyamanan dan bersifat komersial. Hotel Mirah merupakan hotel bintang tiga yang memiliki pangsa pasar lebih besar ke arah bisnis hotel, karena mayoritas tamu adalah tamu grup yang melakukan kegiatan meeting.

Belum terpisahnya pendapatan tamu individu dengan pendapatan tamu grup merupakan kendala bagi pihak manajemen dalam mengembangkan Restoran Canary, karena pendapatan individu akan menjadi pedoman apakah Restoran Canary di masa yang akan datang dapat berdiri sendiri, walaupun tidak ada pengunjung dari tamu grup.

Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah, mengkaji strategi bauran pemasaran yang digunakan Hotel Mirah untuk pengembangan Restoran Canary. Selain itu, sebagai implikasi kebijakan untuk pengembangan Restoran Canary oleh manajemen hotel.

Penelitian dilaksanakan di Hotel Mirah Bogor yang berlokasi di Jalan Pangrango No.9A Bogor Tengah yang juga merupakan lokasi dari Restoran Canary. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer perusahaan. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan bulanan dan laporan operasional hotel setiap bulannya, serta data dari literatur-literatur yang relevan, skripsi dan majalah serta internet.

Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif untuk analisis keuangan, dengan menggunakan parameter Margin Contribution, Break Event Point, Margin of Safety, Shut Down Point, dan Degree of Operating Leverage. Metode kualitatif untuk perumusan strategi dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, matriks SWOT, matriks IE, dan pengambilan keputusan dengan analisis QSPM.

Hasil analisis keuangan menunjukkan bahwa kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen keuangan Hotel Mirah menunjukkan bahwa pendapatan dari tamu individu bagus. Hal ini dapat diketahui bahwa selisih pendapatan dengan biaya dari tamu individu positif, sehingga kegiatan untuk memisahkan tamu individu dengan tamu grup dapat terus dilanjutkan. Strategi yang digunakan Restoran Canary meningkatkan pendapatan tamu individu dan mempertahankan pendapatan tamu grup dengan memanfaatkan fasilitas produksi lama, dalam hal ini fasilitas untuk tamu grup dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan usaha yang berorientasi pada tamu individu.

(13)

manajemen strategi Restoran Canary. Strategi S-O adalah meningkatkan variasi menu dan mempertahankan cita rasa masakan yang dapat mempertahankan pelanggan. Hasil analisis QSPM Strategi ini menempati urutan ketiga yaitu dengan nilai TAS 4.932. Sedangkan peningkatan variasi menu dan menyajikan berbagai menu sesuai permintaan dan gaya hidup konsumen menempati urutan keenam yaitu dengan nilai TAS 3.724. Variasi menu dan citarasa menjadi kekuatan dari Restoran Canary, sehingga yang dapat dilakukan oleh Restoran Canary dapat menambah menu masakan sunda atau tradisional lainnya. Sedangkan Promosi perlu ditingkatkan selain untuk masyarkat umum dengan menggunakan media massa atau pemasangan spanduk.

Strategi S-T adalah meningkatkan karyawan yang terlatih dan berpengalaman, serta mempertahankan manajemen yang solid dalam menghadapi ancaman persaingan usaha restoran yang relatif tinggi. Strategi ini menempati urutan ketujuh yaitu dengan nilai TAS 3.515. karyawan yang terlatih dan berpengalaman merupakan kekuatan dalam menciptakan produk yang berkualitas dan manajemen yang solid merupakan kekuatan yang harus terus dilaksanakan dan dipertahankan.

Hasil analisis QSPM Strategi W-O adalah Meningkatkan Promosi Restoran Canary terutama pada tamu hotel, dengan nilai TAS 5.534. Kegiatan promosi termasuk ke dalam biaya variabel. Hasil analisis keuangan jangka pendek menunjukkan DOL dari tamu Grup lebih besar yaitu 1.15 persen, sehingga laba yang diperoleh dari tamu grup dapat digunakan untuk melakukan promosi yang berorientasi pada tamu individu.

Strategi berikutnya yaitu mengoptimalkan perkembangan Restoran Canary untuk membangkitkan bisnis restoran di Hotel Mirah. Hasil analisis QSPM strategi ini pada urutan kelima dengan nilai TAS 3.804. Pengembangan restoran dapat dilakukan dengan melihat titik impas yang kecil, karena pengembalian laba yang lebih cepat yaitu pada tamu grup sebesar Rp. 59.163.725,-,. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan dan menambah perlengkapan sarana untuk tamu individu, selain memanfaatkan fasilitas dari tamu grup.

(14)

MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR

NAMA : PAULA SARA

NRP : A 14104595

PROGRAM STUDI : EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr.Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi. NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian,

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019

(15)

“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI

INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK

MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Mei 2008

(16)

Penulis dilahirkan di Sukoharjo, Jawa Tengah pada tanggal 15 Oktober

1982. Penulis adalah puteri pertama dari tiga bersaudara keluarga (Ayah) Sunarjo

dan (Ibu) Mahatmi Susani. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN

Singopuran I Kartasura dan menyelesaikannya pada tahun 1995. Kemudian

Penulis melanjutkan ke jenjang SLTP di SMPN 2 Surakarta dan lulus Tahun

1998. Jenjang SMU Penulis tempuh di SMUN 7 Surakarta dan lulus tahun 2001.

Tahun 2001 penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor

melalui jalur USMI pada Program Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan

Departemen Konservasi Hutan, Fakultas Kehutanan Fakultas Kehutanan, Institut

Pertanian Bogor. Tahun 2004 penulis melanjutkan pendidikan di Ekstensi pada

Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut

(17)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

menganugrahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam menyelesaikan tugas akhir

skripsi ini sebagai salah satu syarat penyelesaian studi di Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kinerja Keuangan dan Manajemen Strategis

Pengembangan Restoran Canary Di Hotel Mirah Bogor”. Skripsi ini memberikan

gambaran kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan manajemen

keuangan Hotel Mirah, alternatif strategi utama yang dapat diterapkan Hotel

Mirah untuk pengembangan Restoran Canary, dan implikasi kebijakan untuk

pengembangan Restoran Canary oleh manajemen hotel.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

semua pihak demi perbaikan dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Bogor, Mei 2008

(18)

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dapat

diselesaikan atas dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Papa Sunarjo, Mama Mahatmi Susani, adik-adikku Walesa Danto dan Sosa

Jodipati yang telah memberikan kasih sayang serta dukungan moral dan

materiil kepada Penulis.

2. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MSi sebagai dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak memberikan nasehat, arahan, motivasi, dan dukungan moril

kepada Penulis sampai selesainya skripsi ini.

3. Dr. Ir. Heny K Daryanto, MEc sebagai dosen penguji utama yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan saran-saran perbaikan yang

diperlukan untuk penyelesaian skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MS sebagai dosen penguji Komisi Pendidikan, yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan saran-saran perbaikan yang

diperlukan untuk penyelesaian skripsi ini.

5. Ir. Joko Purnomo, MS sebagai dosen evaluator kolokium, terimakasih atas

masukan perbaikan proposal penelitian.

6. Bp. Herry Hermansyah selaku General Manager Hotel Mirah dan semua

Departemen Head serta seluruh karyawan Hotel Mirah telah memberikan ijin

penelitian dan kesediaannya untuk diskusi dan memberikan data-data.

7. Hendry Tiyas Tutik Dwi Rochani, selaku pembahas dalam seminar,

(19)

pelayanan selama ini.

9. Rekan-rekan Ekstensi Manajemen Agribisnis Angkatan XI, yang tidak bisa

penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidahyah-Nya serta

membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan

(20)

MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR

NAMA : PAULA SARA

NRP : A 14104595

PROGRAM STUDI : EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr.Ir.Eka Intan Kumala Putri, MSi. NIP. 131 918 659

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian,

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr. NIP. 131 124 019

(21)

“ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN RESTORAN CANARY DI HOTEL MIRAH BOGOR” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI

INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK

MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Mei 2008

(22)

DAFTAR ISI 2.2.3. Analisis Lingkungan ... 27 2.2.3.1 Analisis Lingkungan Internal ... 28 2.2.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 30 2.2.3.3 Lingkungan Industri ... 33 2.3 Restoran ... 35 2.4 Analisis Kinerja Keuangan ... 39 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 42

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 45 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 45 3.1.1 Manajemen Keuangan ... 45 3.1.1.1 Margin Contribution... 45 3.1.1.2 Break Event Point ... 46 3.1.1.3 Margin of Safety ... 46 3.1.1.4 Shut Down Point ... 46 3.1.1.5 Degree of Operating Leverage ... 46 3.1.2. Manajemen Strategis ... 47 3.1.2.1 Analisis Matriks IFE dan EFE ... 48 3.1.2.2 Analisis Matriks IE ... 48 3.1.2.3 Analisis Matriks SWOT ... 49 3.1.2.4 QSPM ... 50 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 51

(23)

4.3.1 Analisis Keuangan ... 56 4.3.1.1 Margin Contribution Restoran Canary ... 56 4.3.1.2 Break Event Point Restoran Canary ... 57 4.3.1.3 Margin of Safety Restoran Canary ... 58 4.3.1.4 Shut Down Point Restoran Canary ... 58 4.3.1.5 Degree of Operating Leverage Restoran Canary ... 59 4.3.2 Analisis Manajemen Strategis Restoran Canary ... 59 4.3.2.1 Matriks IFE dan EFE ... 59 4.3.2.2 Matriks IE ... 62 4.3.2.3 Analisis SWOT ... 63 4.3.2.4 QSPM ... 65

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 68 5.1 Sejarah dan Perkembangan Hotel Mirah ... 68 5.2 Struktur Organisasi ... 69 5.3 Departemen F&B... 70 5.4 Restoran Canary ... 71 5.4.1 Produk Restoran Canary ... 72 5.4.2 FasilitasRestoran Canary ... 73 5.4.3 Keuangan Restoran Canary ... 75

VI. ANALISIS KEUANGAN RESTORAN CANARY ... 77 6.1 Analisis Keuangan ... 77 6.2 Implikasi Hasil Analisis Keuangan Restoran Canary ... 80

VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN

RESTORAN CANARY ... 85

VIII.IMPLIKASI KEBIJAKAN UNTUK PENGEMBANGAN

(24)

8.3 Strategi W-O ... 100 8.3 Strategi W-T ... 101

IX. KESIMPULAN DAN SARAN ... 103 9.1 Kesimpulan ... 103 9.2 Saran ... 105

(25)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Tabel Ketersediaan Kamar, Tingkat Penjualan dan

Tingkat Hunian Kamar Hotel Mirah Tahun 2001-2007 ... 2 2. Total Pendapatan Hotel Mirah Pertahun Tahun 2001-2006 ... 3 3. Pendapatan Departemen Food & Baverage Juli-November Tahun 2007 ... 5 4. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan ... 60 5. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ... 61 6. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ... 67 7. Hasil Perbandingan Rata-rata Analisis Keuangan Jangka

Tamu Individu dan Tamu Grup ... 82 8. Faktor- Faktor Internal Restoran Canary ... 85 9. Faktor- Faktor Eksternal Restoran Canary ... 86 10.Matriks IFE Restoran Canary Hotel Mirah ... 87 11.Matriks EFE Restoran Canary Hotel Mirah ... 88 12.Tujuh Alternatif Strategi Restoran Canary ... 95

(26)

No Teks Halaman 1. Kekuatan yang Mempengaruhi Lingkungan Industri ... 35 2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 54 3. Matriks Internal-Eksternal ... 63 4. Matriks SWOT ... 64 5. Matriks Internal-Eksternal ... 90

(27)

No Halaman

1. Istilah Baku ... 111 2. Kuisioner Penelitian ... 113 3. Struktur Organisasi Departemen F&B ... 118 4. Struktur Organisasi Hotel Mirah ... 119 5. Analisis Matriks IFE dan EFE ... 120 6. Analisis QSPM Restoran Canary... 121 7. Matriks SWOTRestoran Canary ... 123 8. Data Pendapatan Tamu Individu dan Tamu Grup Restoran Canary

Tahun 2007... 124 9. Analisa Keuangan Pendapatan Tamu Individu dan Tamu Grup

(28)

1.1 Latar Belakang

Bogor sebagai kota penyangga Ibukota Jakarta memiliki potensi di bidang

pariwisata. Sejalan dengan berkembangnya industri pariwisata tersebut, maka

diperlukan sarana penunjang seperti sarana akomodasi. Jasa perhotelan

merupakan salah satu pendukung sektor pariwisata yang menyediakan sarana

akomodasi dalam bentuk penginapan, makanan dan minuman, serta fasilitas lain

yang memenuhi syarat kenyamanan dan bersifat komersial. Semakin

meningkatnya industri pariwisata juga menuntut para pengusaha industri

perhotelan untuk lebih meningkatkan kualitas dalam persaingan antar hotel.

Situasi persaingan yang cukup tinggi pada industri perhotelan, yang

didukung tingginya taraf hidup masyarakat, pertumbuhan pusat perbelanjaan dan

perkantoran yang semakin meningkat, membuat pusat perbelanjaan dan

perkantoran yang semakin meningkat pula. Hal ini membuat prospek cerah dalam

usaha perhotelan. Oleh karena itu, penting bagi hotel untuk mempunyai

keunggulan kompetitif dalam bersaing meraih laba dan menguasai pangsa pasar

yang ada. Hal ini tidak menutup kemungkinan bagi Hotel Mirah untuk membuka

pasar bagi tamu personal atau Free Individual Tourist (FIT) baik untuk menginap atau hanya sekedar mencicipi masakan di Restoran Canary yang berada di dalam

Hotel Mirah.

Berbagai strategi diterapkan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan

(29)

meeting membuat pendapatan restoran hanya tergantung dari tamu grup. Oleh karena itu, manajemen mulai merencanakan untuk mendongkrak pendapatan hotel

dari pendapatan restoran yang meskipun berada dibawah manajemen yang sama.

Pengembangan hotel yang lebih difokuskan ke restoran ini Hotel Mirah

baru memiliki fasilitas 88 kamar yang available dan memiliki tingkat hunian (occupancy) rata-rata selalu diatas 70 persen setiap harinya. Pengembangan Hotel Mirah dirasa sudah maksimal kecuali adanya penambahan jumlah kamar yang

rencananya akan dilaksanakan di akhir tahun 2008 dengan jumlah kamar menjadi

sekitar 120 kamar. Tabel 1 menunjukkan rata- rata ketersediaan kamar, tingkat

penjualan dan tingkat hunian kamar Hotel Mirah tahun 2001 hingga 2007

Tabel 1.Tabel Ketersediaan Kamar, Tingkat Penjualan dan Tingkat Hunian Kamar Hotel Mirah Tahun 2001-2007.

Tahun Ketersediaan Kamar Kamar Terjual Persentase (%)

2001 2281.25 1476.08 64.68

2002 2281.25 1494.00 65.48

2003 2281.25 1477.08 64.73

2004 2281.25 1495.25 65.54

2005 1857.92 1265.00 70.63

2006 1814.17 1054.33 55.99

2007 2380.60 1553.80 65.78

Sumber : Hotel Mirah, Tahun 2001-2007

Hotel yang sedang berkembang pesat di Kota Bogor ini, dalam kegiatan

sehari-harinya memerlukan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan

dengan baik dan benar. Laporan keuangan ini mencakup semua operasional hotel

(30)

Tabel 2 dapat dilihat Total pendapatan Hotel Mirah pertahun tahun 2001 hingga

2006.

Tabel 2. Total Pendapatan Hotel Mirah Pertahun Tahun 2001-2006

Tahun Pendapatan Hotel Mirah (Rp)

2001 1.600.435.024,-

2002 1.880.867.546,-

2003 2.216.450.780,-

2004 2.627.975.500,-

2005 4.851.944.456,-

2006 7.337.308.794,-

Sumber : Hotel Mirah, 2007

Tersedianya data yang mendukung tentang informasi keuangan, maka

dapat diimbangi dengan manajemen strategis yang ideal yang disusun dengan

mempertimbangkan kondisi internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

perusahaan untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada

dalam lingkungan eksternal yang selalu berubah dan semakin kompetitif.

Dalam rangka mengatasi situasi persaingan yang semakin kompetitif,

maka dapat memanfaatkan peluang untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada

dan didasarkan pada keuntungan maksimal, maka Hotel Mirah harus dapat

mengelola sumberdaya yang tersedia termasuk sumber keuangan dengan baik,

sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu yang nantinya

menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk memberikan keunggulan dalam

persaingan industri.

1.2 Perumusan Masalah

Persaingan bisnis hotel yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut

(31)

Jika dilihat secara mendalam, ternyata esensi dari persaingan terletak pada

bagaimana sebuah perusahaan dapat mengimplimentasikan proses penciptaan

produk dan atau jasanya secara lebih murah, lebih baik, lebih cepat (cheaper, better, and faster) dibandingkan dengan pesaing bisnisnya

Harga usaha jasa perhotelan yang kompetititf tidak identik dengan harga

murah. Justru harga yang kompetitif dipadu dengan layanan prima sesuai standar

hotel, menjadi daya jual utama bagi tamu hotel. Dengan demikian bagi usaha

perhotelan, harga jual semua layanan produknya yang mahal justru menimbulkan

kesan eksklusif dan mewah bagi para pelanggannya. Salah satu usaha Hotel Mirah

adalah penambahan jumlah kamar untuk memenuhi permintaan tamu, selain itu

juga manajemen berusaha memaksimalkan restoran, misalnya membangun pool side dining room.

Mengembangkan restoran di Kota Bogor adalah tidak mudah, hal ini

dikarenakan banyak tempat makan yang menyediakan berbagai variasi menu

seperti menu khas Indonesia, Jappanesse food, Chinesse food, dan lain-lain. Maka untuk menyiasati hal tersebut Restoran Canary menawarkan berbagai

makanan khas Indonesia, Eropa, dan China dengan harga yang lebih terjangkau

dibanding hotel lain.

Perencanaan restoran tersebut diperlukan perhitungan yang cukup matang.

Hal ini mengingat Restoran Canary adalah Restoran yang berada satu atap di

bawah manajemen Hotel Mirah, sehingga diperlukan analisis yang tepat baik dari

keuangan dan strateginya. Ukuran yang seringkali dipakai untuk menilai berhasil

atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh

(32)

dijual, harga jual produk, dan biaya. Oleh karena itu, dalam perencanaan laba

jangka pendek hubungan antara biaya, volume, dan laba memegang peranan yang

sangat penting, sehingga dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan

kebijakan untuk masa yang akan datang, manajemen memerlukan informasi untuk

menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat terhadap laba yang akan

datang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 Pendapatan Departemen Makanan dan

Minuman (Departemen F & B) bulan Juli hingga November tahun 2007.

Tabel 3. Pendapatan Departemen F & B Bulan Juli hingga November tahun 2007

Bulan

Sumber : Laporan F&B Tahun 2007 (Data Sebelum Pajak)

Keseluruhan pendapatan Departemen F & B Hotel Mirah dari tahun ke

tahun mengalami peningkatan, namun Hotel Mirah yang cenderung tergolong

lebih banyak didominasi oleh tamu grup yang melakukan meeting (conference hotel). Hal ini menyebabkan pendapatan individu belum terlihat dalam membantu peningkatan pendapatan Departemen F&B secara signifikan. Data pendapatan

yang diperoleh dari Hotel Mirah masih secara keseluruhan, namun Juli tahun

2007 pendapatan tamu individu (ala carte) baru dapat diketahui, meskipun demikian laporan pendapatan tersebut belum benar-benar terpisah dalam laporan

keuangan di Departemen Akunting. Belum terpisahnya data pendapatan tamu

(33)

manajemen dalam mengembangkan Restoran Canary, karena pendapatan individu

yang nantinya akan menjadi pedoman apakah Restoran Canary di masa yang akan

datang dapat berdiri sendiri, walaupun tidak ada pengunjung tamu grup. Tabel 3

juga menunjukkan perbandingan persentase pendapatan yang rata-rata hampir 85

persen didominasi oleh pendapatan tamu grup, sehingga pendapatan terbesar

diperoleh dari pendapatan tamu grup.

Usaha mengembangkan Restoran Canary, juga perlu mengetahui

perubahan internal dan eksternal restoran tersebut. Oleh karena itu Hotel Mirah

memerlukan strategi efektif untuk mencapai tujuannya. Hal ini diwujudkan

dengan adanya proyek pembangunan Restoran Canary. Diharapkan setelah adanya

penambahan kapasitas Restoran Canary dapat membantu pendapatan yang

diperoleh Departemen Sales dan Marketing, sehingga dapat lebih dikenal

masyarakat luar.

Jangka panjang dengan adanya rekomendasi strategi pemasaran ini

diharapkan akan adanya peningkatan kinerja dari Hotel Mirah, baik secara

kuantitas pemasaran produk dan jasa , maupun secara kualitasnya. Kedepannya,

secara makro diharapkan ada peningkatan permintaan, terhadap kamar maupun

pengunjung restoran. Dimana selama ini Restoran Canary Hotel Mirah masih

sangat kurang dalam menjual produknya sendiri, yang nantinya akan dapat

memberikan dampak yang signifikan dalam hal peningkatan laba Hotel Mirah.

Berdasarkan uraian, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Bagaimana kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan

(34)

2. Bagaimana strategi alternatif utama yang dapat diterapkan Hotel Mirah untuk

pengembangan Restoran Canary ?

3. Bagaimanan implikasi kebijakan yang dapat dilakukan oleh Hotel Mirah untuk

pengembangan Restoran Canary ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kinerja keuangan Restoran Canary yang terintegrasi dengan

manajemen keuangan Hotel Mirah.

2. Mengkaji strategi alternatif utama yang dapat diterapkan Hotel Mirah untuk

pengembangan Restoran Canary.

3. Sebagai implikasi kebijakan untuk pengembangan Restoran Canary oleh

manajemen hotel.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan tidak hanya sebagai hasil tulisan semata tetapi

dapat dijadikan sumbang saran bagi manajemen Hotel Mirah dalam pengambilan

keputusan untuk kemajuan perusahaan. Sedangkan bagi penulis penelitian ini

berguna untuk menambah wawasan, memperdalam dan meningkatkan ilmu serta

kreativitas dalam berpikir dan memecahkan masalah yang timbul sesuai dengan

topik yang diambil, dan bagi pihak lain sebagai bahan rujukan untuk penelitian

selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini ditekankan pada pengkajian informasi keuangan perusahaan

untuk menentukan laba jangka pendek (biaya, volume, dan laba), dalam rangka

(35)

seberapa jauh tingkat kemandirian dari Restoran Canary untuk tidak

menggantungkan penjualan hanya dari paket meeting saja, dengan demikian dapat

meningkatkan target pendapatan yang diharapkan Hotel Mirah. Keterbatasan data,

(36)

2.1 Jasa

Jasa merupakan sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara

bersamaan tidak berwujud (intangible), tetapi hasilnya dapat dilihat dan dirasakan setelah terjadi (sebagai kenyataan). Produksinya dapat dikaitkan atau tidak

dikaitkan dengan suatu produk fisik. Bila ditinjau dari sudut pandang perusahaan,

salah satu cara yang efektif dalam melakukan diferensiasi adalah melalui jasa atau

pelayananan yang diberikan. Hal ini membawa pengaruh yang cukup mendasar

dalam bisnis utama suatu perusahaan. Strategi pemasaran, definisi jasa harus

diamati dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa

barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat tergantung

pada penilaian pelanggan terhadap kinerja (penampilan) yang ditawarkan oleh

pihak produsen.

Dalam bisnis perhotelan, kualitas jasa yang ada mencerminkan bagaimana

pengelolaan dari sudut internal perusahaan, baik dari pihak manajemen hotel

maupun kualitas karyawannya dalam melayani pelanggan secara baik berdasarkan

kecepatan, ketanggapan dalam menghadapi dan mengatasi keluhan, keramahan,

kebersihan, dan lain sebagainya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan yang

berkualitas sangat diperlukan dukungan dan komunikasi yang baik dari pihak

perusahaan, karyawan dan konsumen hotel dalam mewujudkan kepuasan

konsumen (Yoeti, 2003).

Menurut Payne (1993), jasa merupakan suatu kegiatan yang memiliki

(37)

kepemilikannya dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan kondisi

mungkin saja terjadi dan produksi jasa bisa saja berhubungan atau bisa pula tidak

berkaitan dengan produk fisik.

Menurut Tjiptono (2004), karakteristik jasa meliputi :

1. Intangible (tidak berwujud)

Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum

dibeli konsumen.

2. Insparability (tidak dapat dipisahkan)

Pada umumnya jasa diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan bersamaan.

3. Variability (Bervariasi)

Jasa senantiasa mengalami perubahan tergantung dari siapa penyedia jasa dan

kondisi dimana jasa tersebut diberikan.

4. Perishability (Tidak Tahan Lama).

Daya tahan suatu jasa tergantung pada suatu situasi yang diciptakan oleh

berbagai faktor.

5. Lack of Ownership

Pelanggan tidak dapat memiliki jasa (Jasa Disewakan). Sebuah perusahaan

jasa dapat memenangkan persaingan dengan menyampaikan secara konsisten

jasa yang bermutu lebih tinggi dibandingkan para pesaing dan yang lebih

tinggi dari harapan pelanggan.

(38)

Production may or may not be tied to a physical product.”. Sedangkan menurut Kotler (2000), ada lima penentu mutu jasa, yaitu :

1. Kendala (reability). Yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat.

2. Daya tanggap (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa secara cepat.

3. Kepastian (assurance), yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan, serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

4. Empati (emphaty), yaitu kesediaan untuk peduli, memberi perhatian secara individual kepada pelanggan.

5. Berwujud (tangible), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan, petugas dan materi komunikasi.

2. 2 Hotel

Hotel menurut American Hotel and Motel Association 1980 dalam Sihite (2000), adalah suatu tempat, dimana disediakan penginapan, makan, dan minum,

serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang

tinggal untuk sementara waktu. Sedangkan menurut Tarmoezi dan Manurung

(2002), menyatakan bahwa hotel adalah sebuah gedung yang digunakan untuk

tempat penginapan dengan tujuan komersial dan menyediakan jasa pelayanan

secara professional bagi para tamu termasuk penyediaan makanan, minuman, dan

fasilitas lainnya

Yoeti (2003), hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya

dengan menyediakan pelayanan makanan dan minuman serta fasilitas kamar

(39)

membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima

tanpa adanya perjanjian khusus. Menurut Manurung dan Tarmoezi (2002), hotel

dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori, diantaranya sebagai berikut:

a. Besarnya hotel (hotel size)

b. Pemakai jasa hotel (hotel target market) c. Mutu pelayanan (level of service) d. Cara kepemilikan (ownership)

Hotel dapat dikategorikan berdasarkan besarnya hotel yang bersangkutan,

yakni besarnya jumlah kamar yang dimilki. Pengklasifikasian hotel berdasarkan

kategori ini dibagi atas empat Menurut Manurung dan Tarmoezi (2002) :

a. Hotel yang memiliki jumlah kamar tidak lebih dari 150 kamar.

b. Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 15 hingga 299 kamar.

c. Hotel yang memiliki jumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar.

d. Hotel yang memiliki jumlah kamar lebih dari 600 kamar.

Berdasarkan kategori pemakai jasanya, hotel dapat diklasifikasikan menjad

Manurung dan Tarmoezi (2002) :

1. Suite Hotel, merupakan usaha perhotelan yang sangat cepat perkembangannya. Jenis hotel ini mempunyai kamar dengan ciri tersendiri

karena kamar tidurnya terpisah dari ruang tamu. Jenis hotel ini terhindar

dari keramaian umum dan hanya menampung lebih sedikit tamu dibanding

hotel lainnya. Oleh karena itu tarifnya sangat kompetitif.

2. Conference Center, merupakan hotel yang dirancang untuk menangani grup yang mengadakan pertemuan. Pada umumnya hotel ini menyediakan

(40)

yang mendukung keberhasilan penyelenggaraan pertemuan dengan

menyediakan paralatan audiovisual dan sound system beserta teknisinya,

meja dan kursi yang menyenangkan, dan lain sebagainya. Jenis hotel ini ini

biasanya berlokasi di luar kota dan meyedaiakan fasilitas untuk

bersenang-senang, seperti lapangan golf, kolam renang didalam dan diluar gedung, dan

lain-lain. Sistem pembayaran di hotel ini biasanya dengan menghitung biaya

per kepala/orang untuk penggunaan seluruh fasilitas yang dimilki hotel

tersebut.

3. Commercial Hotel, adalah hotel yang diperuntukkan khusus bagi para usahawan. Jenis hotel ini biasanya berlokasi di pusat kota atau daerah bisnis.

Walaupun jenis hotel ini diperuntukkan bagi para usahawan, banyak juga

group pelancong atau pelancong pribadi yang tertarik menginap di hotel ini. Jenis hotel ini paling banyak ditemukan. Jenis hotel ini memberikan

pelayanan kepada tamu dengan menyediakan surat kabar secara cuma-cuma,

kopi untuk sarapan pagi, telepon lokal gratis, dan pesawat televisi di kamar

tamu. Selain itu juga tersedia mobil sewaan untuk jemputan dari bandara ke

hotel, coffe shops, dinning rooms, dan cocktail lounges. Pada umumnya jenis hotel ini menyediakan beberapa ruang pertemuan, laundry–valet service, retail store, gift shops, swimming pool, health club, sauna, dan jogging area. 4. Residential Hotel, hotel ini mirip dengan suite hotel karena jenis hotel ini

memiliki kamar tidur, ruang tamu, dan dapur kecil. Jenis hotel ini biasanya

disewa untuk waktu lama. Sistem penyewaan hotel ini terdiri dari dua

(41)

atau menyewa gedung berikut pelayanan, seperti yang ditawarkan oleh hotel

bisnis lainnya

5. Time Share Hotel, atau disebut juga kondominium, merupakan usaha perhotelan berupa suatu gedung yang dimiliki oleh perseorangan atau

perusahaan yang membentuk suatu asosiasi dan menyewa jasa perusahaan

manajemen untuk mengoperasikan gedung tersebut menjadi hotel. Tamu

tidak mengetahui kalau gedung itu merupakan kondominium karena gedung

itu dioperasikan sebagai hotel, jenis hotel ini biasanya memiliki kamar tidur,

ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Jenis hotel ini khususnya populer di

daerah pesisir.

6. Airport Hotel, merupakan hotel yang digemari oleh para tamu karena dekat dengan pusat perbelanjaan seperti bandara. Airport Hotel memiliki kelebihan dari hotel lainnya karena jenis hotel ini terdiri atas berbagai tipe dalam

ukuran besar dan pelayanannya. Hotel ini menjadi pilihan penginapan para

tamu usahawan, dan daerah atau negara tujuan ataupun yang mengalami

penundaan penerbangan, serta para awak pesawat terbang. Hotel ini juga

mengoperasikan limusin atau mobil mewah angkutan lain yang nyaman

untuk mengantar para tamu dari lapangan terbang ke hotel.

7. Resort Hotel, berbeda dengan hotel lainnya, jenis hotel ini menjadi pilihan orang yang akan berlibur. Para tamu di hotel ini biasanya menginap lebih

lama daripada tamu di hotel lainnya. Hotel ini memiliki ciri khusus yaitu

pemandangan indah dan kegiatan yang menyenangkan seperti menari, golf,

(42)

8. Bed and Breakfast Hotel, yang sering disebut juga B&B Hotel, jenis hotel ini bervariasi bentuknya, mulai dari bentuk rumah yang terdiri dari beberapa

kamar yang dilengkapi dengan fasilitas penginapan sampai bentuk gedung

kecil yang memiliki 20 sampai 30 kamar tidur. Hotel ini menyuguhkan

sarapan kepada tamu mulai dari sarapan yang disebut simple continental breakfast hingga full course meal dengan pelayanan yang intim.

9. Casino Hotel, merupakan hotel yang dilengkapi dengan fasilitas judi. Meskipun begitu, hotel ini memiliki kamar mewah, makanan, minuman dan

pelayanan yang mewah guna mendukung pengoperasian perjudian di hotel

itu. Casino hotel memikat para tamu dengan mempromosikan fasilitas

pemainan judi dan hiburan yang mereka miliki. Kegiatan judi dan hiburan di

hotel ini berlangsung 24 jam.

Perwani dalam Susanti (2004) mengklasifikasikan hotel berdasarkan kelas bintang dan jumlah kamar serta persyaratan lainnya adalah sebagai berikut :

1. Hotel Bintang Satu (*)

Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar.

Kamar mandi di dalam.

Luas kamar standar, minimum 20 m2.

2. Hotel Bintang Dua (**)

Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar.

Kamar suite, minimum 1 kamar

Kamar mandi di dalam

(43)

3. Hotel Bintang Tiga (***)

Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar.

Jumlah kamar suite, minimum 2 kamar

Kamar mandi di dalam.

Luas kamar standar, minimum 24 m2

Luas kamar suite, minimum 48 m2.

4. Hotel Bintang Empat (****)

Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar

Jumlah kamar suite, minimum 3 kamar.

Kamar mandi di dalam.

Luas kamar standar, minimum 24 m2.

Luas kamar suite, minimum 48 m2.

5. Hotel Bintang Lima (*****)

Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar.

Jumlah kamar suite, minimum 4 kamar.

Kamar mandi di dalam.

Luas kamar standar, minimum 26 m2.

Luas kamar suite, minimum 52 m2.

Cara lain mengklasifikasikan hotel adalah berdasarkan sistem

kepemilikan. Berdasarkan sistem ini, hotel dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Hotel berantai, terdiri atas beberapa bentuk sesuai dengan tempat hotel

tersebut bergabung, diantaranya :

(44)

bekerja sama dengan pemilik modal besar untuk mendirikan sebuah hotel,

yang kemudian mengontrak manajemen hotel professional dan afiliasi hotel berantai untuk mengoperasikannya selama waktu yang disepakati

bersama.

Parent Company Hotel, yaitu hotel yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan multiuni. Hotel yang bersangkutan menggunakan nama yang

sama dengan hotel atau perusahaan induknya, dan pimpinannya

bertanggung jawab kepada pimpinan kantor pusat. Kantor pusat

menentukan standar dan prosedur pengoperasian untuk seluruh hotel yang

berantai.

Franchise and Referral Group. Diantara hotel-hotel terbaik yang ada sekarang ini adalah hotel-hotel yang termasuk dalam group referral dan franchise. Hotel-hotel yang termasuk dalam group ini dapat ditemukan di hampir berbagai kota besar dan bahkan di daerah pesisir.

2. Hotel Independent, adalah hotel yang tidak memiliki kerja sama kepemilikan ataupun manajemen dengan hotel lain. Hotel ini tidak memiliki hubungan

dengan hotel lain dalam hal kebijakan, prosedur, ataupun obligasi finansial.

Akan tetapi, banyak pemilik hotel independen yang menjadikan hotelnya

perseroan guna mengurangi resiko dan tanggungjawab pribadi.

Mutu pelayanan merupakan suatu alat ukur atas hotel yang memberikan jasa

kepada tamu. Selain tipe atau ukuran besarnya gedung yang dimiliki, harga

kamar biasanya juga termasuk dalam mutu pelayanan yang disuguhkan oleh

hotel. Berdasarkan mutu pelayanan, usaha perhotelan dapat diklasifikasikan

(45)

a. Economy / limited service, (hotel kelas ekonomi) yang merupakan industri perhotelan yang sedang berkembang. Hotel ini memberikan layanan yang

mengutamakan kebersihan, kenikmatan kamar, dan ruang pertemuan yang

relatif murah yang menjadi kebutuhan dasar para tamu. Jenis hotel ini

banyak dikunjungi oleh pelancong yang membutuhkan penginapan dengan

harga murah, keluarga bersama anak-anaknya, rombongan yang melakukan

perjalanan dengan bus dan masyarakat yang sedang berlibur. Hotel jenis ini

dilengkapi dengan fasilitas pesawat televisi sederhana, kolam renang,

makanan, minuman yang terbatas, ruang pertemuan kecil, dan lain-lain.

b. Mid Range Service, hotel yang menawarkan service kelas menengah. Diperuntukkan bagi sebagian besar pelancong umum. Mutu service yang

disuguhkan jenis hotel ini sederhana, tetapi menyenangkan. Dengan ukuran

hotel yang sedang, hotel jenis ini menyediakan restaurant, coffee shop, dan lounge yang bisa memikat para pengunjung dan tamu hotel. Biasanya tamu yang menginap di hotel ini adalah usahawan, pelancong perseorangan, dan

keluarga. Hotel ini kadang-kadang memberikan diskon bagi tamu yang

sudah sering menginap, tamu rombongan, dan tamu keluarga.

c. World Class Service, yaitu hotel yang menawarkan pelayanan kelas dunia, terutama untuk memikat para usahawan eksekutif kelas tinggi, artis kelas

tinggi, politisi kelas tinggi, dan orang kaya raya. Jenis hotel ini menyediakan

restaurant dan lounge kelas tinggi, dekorasi yang sangat indah, ruang pertemuan mewah, dan ruang makan pribadi, juga menyediakan handuk

mandi, sabun, shampoo, shower, radio jam yang mewah, hiasan, dekorasi,

(46)

kamar mandi diganti dua kali sehari. Bahan bacaan seperti majalah dan surat

kabar disediakan di kamar tamu setiap hari. Lobby hotel yang menyuguhkan

pelayanan kelas dunia ditata dengan rapi dengan dekorasi yang indah.

Beberapa outlet untuk makanan dan minuman disediakan untuk memikat

selera tamu dan pengunjung hotel. Juga tersedia berbagai toko atau stand

seperti newstand, gift shop, clothing shop, jewelery, dan stand lainnya.

2. 2.1 Fasilitas dan Produk Hotel

Produk dan fasilitas yang terdapat dalam suatu hotel menurut Agusnawar

(2004), diantaranya : kamar tamu (guest room), makanan dan minuman (food and beverage), dan jasa-jasa lainnya (other services).

1. Kamar Tamu (GuestRoom)

Kamar tamu merupakan produk utama hotel karena pendapatan yang

dihasilkan kamar merupakan sumbangan besar penghasilan terhadap

operasional sebuah hotel. Rosemary Hurst dalam agusnawar (2004), menjelaskan bahwa kamar tamu adalah rumah sementara dan tempat

perlindungan bagi pengunjung dari berbagai macam kebangsaan dan begitu

juga harus memberikan kebebasan pribadi, ketentraman, kehangatan,

keamanan, dan fasilitas untuk istirahat serta harus mampunyai lingkungan

yang bersih dengan keadaan sekitarnya yang menyenangkan. Sebuah hotel

selalu menawarkan jenis kamar yang berbeda kepada tamu. Perbedaan jenis

ini dapat berupa ukuran kamar, view kamar, fasilitas, dan pelayanan yang

(47)

2. Makanan dan Minuman (Food & Beverages) Food Services (pelayanan makanan)

Adalah bagian yang mengkhususkan pekerjaannya pada pelayanan

makanan, sedangkan pelayanan minuman hanya sebagai pelengkap.

Adapun yang tergolong dalam pelayanan makanan adalah seperti

restaurant, catering / banquette,dan room service. Beverages Services (pelayanan minuman)

Bagian yang mengkhususkan tugasnya pada pelayanan minuman

beralkohol dan tidak beralkohol (soft drink). Sedangkan makanan dalam bentuk snack disajikan sebagai pelengkap. Adapun yang tergolong dalam pelayanan minuman adalah seperti Bar, Snack Bar, Lounge, Discotique, dan lainnya.

3. Other Services (jasa lainnya)

Menurut Himpunan Peraturan Usaha Akomodasi Bidang Usaha Hotel dalam Agusnawar (2004), jasa lainnya adalah semua jenis sarana dan kemudahan

yang disediakan oleh hotel untuk melayani tamu hotel yang dapat berupa jasa

pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan profesi, kebutuhan olahraga,

kebutuhan rekreasi dan hiburan umum.

Other services adalah kelompok produk hotel selain Rooms dan Food and Beverages, yang secara terpisah disajikan kepada tamu untuk memperoleh income tersendiri (Agusnawar, 2004). Adapun produk yang tergolong dalam

(48)

2.2.2 Konsep Pemasaran dan Jasa Hotel

Pemasaran menurut Tanuwidjaya (2004), adalah penyediaan barang atau

jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, pemasaran

melibatkan pencarian apa yang diinginkan konsumen, menyesuaikan produk

perusahaan agar sesuai dengan persyaratan konsumen, dan proses pembuatan

keuntungan bagi perusahaan.

Menurut Kotler dalam Purnawarman (2001), Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar

sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti,

yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan,

pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar, pemasaran dan pemasar.

1. Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan

Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan

manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan dasar.

Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada dan

terukir dalam hayati kondisi manusia. Keinginan adalah hasrat akan pemuas

tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan

institusi sosial. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang

didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi

permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan

bahwa pemasar tidak menciptakan kebutuhan, kebutuhan sudah ada sebelumnya.

(49)

yang cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang

dituju.

2. Produk

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan

atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada

kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. Oleh karena itu dalam

membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang diberikan

produk tersebut.

3. Nilai, Biaya dan Kepuasan

Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang kemampuan total suatu produk

untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap produk memiliki kemampuan berbeda

untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan memilih produk mana

yang akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai setiap produk sebenarnya

tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal,

dalam ini termasuk harga.

4. Pertukaran, Transaksi, dan Hubungan

Kebutuhan dan keinginan manusia serta produk bagi manusia tidak cukup

untuk menjelaskan pemasaran. Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk

memenuhi kebutuhan serta keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah

salah satu cara mendapatkan suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan

menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan

kejadian sesaat. Masing-masing pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila

mereka berunding dan mengarah pada suatu persetujuan. Jika persetujuan

(50)

antara dua pihak. Untuk kelancaran dari transaksi, maka hubungan yang baik dan

saling percaya antara pelanggan, distributor, penyalur, dan pemasok akan

membangun suatu ikatan ekonomi, teknis dan sosial yang kuat dengan mitranya.

Sehingga transaksi tidak perlu dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal

yang rutin. Hal ini dapat dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu

produk, pelayanan, dan harga yang wajar secara kesinambungan.

5. Pasar

Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau

keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi

kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukkan pada sejumlah

pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.

6. Pemasaran dan Pemasar

Pemasaran adalah keinginan manusia dalam hubungannya dengan pasar,

pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi yang

mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasar

adalah orang yang mencari sumberdaya dari orang lain dan mau menawarkan

sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih aktif mencari pertukaran

daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah

calon pembeli.

Tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian

rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal

(51)

Proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih

pasar sasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha

pemasaran. Menurut William J. Stanton dalam Khotijah (2004), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Pada umumnya, paling sedikit ada lima alasan, mengapa suatu hotel itu

memerlukan kegiatan pemasaran yakni :

1. Sales Decline

Kecenderungan tingkat penjualan hotel terus turun, terutama dua atau tiga

tahun terakhir. Kalau ini yang terjadi, tindakan yang perlu dilakukan adalah

pengembangan produk (product development). 2. Slow Growth

Keadaan slow growth, pertumbuhan hotel itu lamban sekali. Bila ini yang terjadi, hotel itu harus mencari peluang (opportunities) untuk memperluas pasarnya memasuki pasar baru (new market).

3. Changing Buying Pattern

Keadaan ini terjadi kalau pola belanja pelangga mengalami perubahan,

(52)

4. Increasing Competition

Banyak pesaing karena banyak pendatang baru sehingga bermunculan

hotel-hotel baru. Kalau ini yang terjadi, maka suatu hotel harus merumuskan

marketing strategy yang cocok dan sesuai dengan produk, fasilitas dan pelayanan yang dimiliki, serta perlu dicarikan terobosan-terobosan baru dengan melakukan

sophisticated marketing technic untuk menghadapi tantangan dari pesaing yang tiba-tiba muncul.

5 Increasing Marketing Expenditures

Keadaan ini dapat terjadi kalau biaya-biaya pemasaran yang dikeluarkan

tidak lagi terkontrol, seperti biaya untuk marketing research, advertising, sales promotions atau brochures printing. Kalau ini yang terjadi, maka manajemen harus segera menyusun kembali strategic marketing planning secara keseluruhan.

Pengertian pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,

pemberian harga, promosi, pendistribusian ide, barang dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi (Kotler,

1997). Menurut Kartajaya (2002) bahwa pemasaran adalah sebuah disiplin bisnis

strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya. Kemudian karena pemasaran sebagai suatu konsep yang adaptif di masa depan akan berlandaskan filosofi sebagai

berikut : Ultimate Philosospy of Marketing (Kartajaya, 2002). a. Visi

Pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategi yang bisa

(53)

stakeholder utama setiap perusahaan yaitu pelanggan, karyawan, dan pemilik perusahaan.

b. Misi

Pemasaran akan menjadi jiwa bukan sekedar “salah satu anggota tubuh”

suatu perusahaan. Oleh karena itu, setiap orang dalam perusahaan akan menjadi

pemasaran.

c. Nilai

Nilai utama yang dianut oleh perusahaan yang pertama adalah merek,

karena merek lebih berharga daripada produk bagi pelanggan. Kedua, apapun

bisnis yang dijalankan, pemilik perusahaan harus menganggapnya sebagai bisnis

jasa. Ketiga, setiap orang didalam perusahaan harus merasa terlibat dalam proses

pemuasan pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung, bukan hanya

sebagai pelaksana dari suatu proses tertentu.

Pemasaran mempunyai peran yang sangat penting dalam dunia bisnis

untuk memperoleh laba yang tinggi dari pasar yang kompetititf. Tujuan

pemasaran adalah menjalin hubungan yang saling menguntungkan antara pihak

yang terkait. Perusahaan berusaha memperoleh laba dengan berusaha

menghasilkan produk yang sedapat mungkin dekat dengan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Hal ini pemasar tidak lagi melihat konsumen sebagai objek

pemasaran akan tetapi sebagai mitra yang dapat mendukung kebehasilan program

pemasaran. Kegiatan pemasaran bukan hanya sekedar menyalurkan barang dari

produsen kepada konsumen, melainkan mencakup semua tahapan produksi

sampai purna penjualan. Semua tahapan merupakan suatu kesatuan yang saling

(54)

Menurut Yoeti (2003), kegiatan pemasaran hotel ini mencakup :

1. Usaha menarik calon tamu hotel untuk dating dan menginap pada suatu hotel.

2. Usaha membujuk calon tamu hotel untuk menggunakan produk, fasilitas dan

pelayanan yang disediakan hotel.

3. Usaha mempromosikan tentang produk, fasilitas dan pelayanan yang

ditawarkan suatu hotel.

Ukuran keberhasilan suatu hotel banyak tergantung pada kemampuan

hotel untuk memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan harapan (expectation) tamu-tamu hotel (hotel guest) pada saat yang tepat dengan harga yang bersaing, situasi dan kondisi yang tepat pula.

Menurut Yoeti (2003), pengertian pemasaran hotel dapat diartikan sebagai

suatu usaha dalam rangka menarik calon tamu hotel untuk datang dan menginap

pada suatu hotel serta menggunakan suatu produk, fasilitas dan pelayanan yang

tersedia. Pemasaran jasa hotel lebih sukar dilakukan karena sifat atau karakter dari

produk jasa itu sendiri, selain tidak nyata (intangible product), produk hotel itu memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dijumpai pada produk nyata (tangible product). Selain itu, dalam bidang jasa terkandung bermacam-macam kegiatan yang harus dilakukan dalam berbagai situasi dan kondisi. Walaupun demikian,

jasa-jasa (services) perlu dijual dan perlu ditawarkan karena jasa juga merupakan kebutuhan (needs), seperti halnya dengan kebutuhan produk yang termasuk tangible product.

2.2.3 Analisis Lingkungan

Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat mengenali dan

(55)

yang belum terpenuhi dalam lingkungan (Kotler, 2000). Lingkungan perusahaan

dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan yang terdiri dari variabel kekuatan dan

kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan, serta lingkungan eksternal yang

meliputi variabel peluang dan ancaman diluar kontrol manajemen perusahaan.

2.2.3.1 Analisis Lingkungan Internal

Faktor-faktor strategis internal yaitu kekuatan dan kelemahan akan

menentukan apakah perusahaan mampu mengambil keuntungan dari

peluang-peluang yang ada sambil menghindari ancaman-ancaman. Analisis faktor internal

berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan,

kemudian bagaimana perusahaan dapat menghindari ancaman yang berasal dari

eksternal perusahaan dengan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan kelemahan

perusahaan dapat meminimalkan dengan melihat peluang yang terdapat pada

faktor eksternal perusahaan.

Menurut David (2004) salah satu pendekatan sederhana yang dapat

dilakukan manajemen dalam melakukan analisis internal adalah dengan

melakukan analisis fungsional. Pada pendekatan ini analisis sering diarahkan

pemasaran, kondisi keuangan dan akuntansi, produksi-operasi, sumberdaya

manusia, serta sistem informasi manajemen.

a. Pemasaran

Pemasaran merupakan proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan,

serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk atau jasa.

Terdapat tujuh dasar fungsi pemasaran, yaitu :

Analisis pelanggan

(56)

Merencanakan produk atau jasa

Menetapkan harga

Distribusi

Riset pemasaran

Analisis peluang

b. Keuangan dan Akuntansi

Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu,

faktor-faktor yang perlu diperhitungkan adalah : modal kerja, rasio-rasio keuangan,

hubungan baik dengan penanam modal dan pemegang saham, biaya masuk

industri dan hambatan masuk.

c. Kegiatan Produksi-Operasi

Kegiatan produksi-operasi perusahaan dapat dilihat dari keteguhan dalam

prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Oleh karenanya, faktor-faktor

yang perlu diperhatikan adalah : biaya, sistem pengendalian, efektivitas dan

efisiensi, lokasi, tata letak, dan utilitas fasilitas, pendekatan inovatif dan proaktif

dan kemungkinannya terjadi terobosan dalam proses produksi.

d. Sumberdaya Manusia

Manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi perusahaan. Berbagai

faktor yang perlu diperhatikan adalah : langkah-langkah yang jelas mengenai

manajemen SDM, keterampilan, dan motivasi kerja, produktivitas, serta sistem

imbalan.

e. Sistem Informasi Manajemen

Berbagai segi dari sistem informasi manajemem antara lain yaitu :

Gambar

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .............................................  68
Tabel 1.Tabel Ketersediaan Kamar, Tingkat Penjualan dan Tingkat Hunian    Kamar Hotel Mirah Tahun 2001-2007
Tabel 2. Total Pendapatan Hotel Mirah Pertahun Tahun 2001-2006
Tabel 3. Pendapatan Departemen F & B Bulan Juli hingga November tahun 2007
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rasio Lancar (Current Ratio), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Pada kelompok neonatus dengan kelainan kongenital sistem urogenital dan kelompok neonatus tanpa kelainan kongenital sistem urogenital menunjukkan hasil pemeriksaan antenatal

Penelitian ini dilatar belakangioleh pentingnya kinerja pegawai yang kurang optimal pada kepemimpinan pelayanan, kecerdasan emosional, dan etos kerja yang ada pada

kebijakan akreditasi fasyankes primer kepada stakeholder terkait secara berjenjang ( Level Pusat, Provinsi, Kab/Kota, Tingkat Puskesmas) bagi 6 Provinsi tahap

Terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa (baik kognitif maupun afektif) pada materi pokok Hidrolisis Garam kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta

Untuk mendapatkan mutu yang baik dengan cara memilah-milah antara produk mentimun yang baik dengan yang rusak dan sekaligus melakukan proses pengkelasan (grading)

Berdasarkan penelitian secara langsung dilapangan dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pengolahan data yang telah dibangun dapat membantu kelancaran pengolahan pendataan