• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Kebijakan Sekolah dalam Meningkatkan Kedisplinan Siswa/i pada SMP Negeri 8 Kota Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Kebijakan Sekolah dalam Meningkatkan Kedisplinan Siswa/i pada SMP Negeri 8 Kota Binjai"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : TIA NURUL FATIMAH SIREGAR NIM : 092101090

JURUSAN : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PERANAN KEBIJAKAN SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN KEDISPLINAN SISWA/I PADA SMP NEGERI 8 KOTA BINJAI

TANGGAL : 18 Juni 2012 Dosen Pembimbing

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si) NIP : 19591229 198903 1 002 TANGGAL :18 Juni 2012 Ketua Program Studi

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si) NIP : 19591229 198903 1 002 TANGGAL : 18 Juni 2012 Dekan

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, guna memenuhi salah

satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan program studi pendidikan

Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Judul yang diangkat dalam Tugas Akhir ini adalah “ Peranan Kebijakan Sekolah dalam Meningkatkan Kedisplinan Siswa/i pada SMP Negeri 8 Kota Binjai ”, yang membahas tentang peranan sekolah dalam meningkatkan kedisplinan siswa/i.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis mempersembahkan kepada

Ayahanda H. Mirza Kristo Siregar dan Ibunda Hj. Roswani tercinta yang telah

membesarkan,mendoakan dan memberikan kasih sayang dan dukungan baik

secara moril dan materil.

Dan selanjutnya dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi

Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan

selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, arahan dan koreksi dalam proses penyelesaian tugas

akhir, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III

Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis selama perkuliahan serta

seluruh pegawai dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5. Buat Adinda Krisna Desi Wani Siregar, Iva Nova Siregar, dr. Marlina Sari

Dewi Siregar, dr. Suryawani Siregar, dan Mhd. Arif Siregar yang menjadi

semangat penulis untuk menjadi contoh kakak dan motivator yang baik. Buat

(4)

6. Buat sahabat dan teman terdekat penulis, Ayu dan Agus terima kasih karena

telah memberikan perhatian, semangat dan dukungan, serta nasehat yang

berguna bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Buat sahabat penulis selama di kampus, Imah, Nisa, Lebrita, Marini, Yulina,

Arta terimakasih atas bantuan dan dukungannya, juga buat teman-teman

penulis yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik yang ada di

Grup A, Grup B maupun di Grup C.

8. Dan buat semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas

Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungannya.

Akhir kata, dengan kemampuan yang masih terbatas, penulis menyadari

bahwa sepenuhnya Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk

menyempurnakan Tugas Akhir ini. Dan besar harapan penulis semoga Tugas

Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, 18 Juni 2012

Penulis,

(5)

Daftar Isi

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... iii

Daftar Tabel... iv

Daftar Gambar... v

Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4

Bab II Profil Organisasi A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Jenis Kegiatan ... 9

C. Struktur Organisasi ... 10

D. Job Description ... 11

E. Rencana Kegiatan ... 23

Bab III Pembahasan A. Kebijakan Sekolah 1. Definisi Kebijakan Sekolah ... 30

2. Syarat Kebijakan yang Baik ... 31

3. Karakteristik Kebijakan Srkolah ... 32

4. Macam-macam Kebijakan ... 33

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... 39

C. Analisis dan Evaluasi 1. Kebijakan ... 40

2. Kedisplinan ... 41

Bab IV Kesimpulan A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

(6)

DAFTAR TABEL

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam

Undang-undang No. 2/89 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas merumuskan

tujuannya pada Bab II, Pasal 4, yaitu: mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya. Maksud manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Disamping itu,

juga memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri, kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.

Sebenarnya tujuan yang terdapat dalam sistem pendidikan nasional kita sudah

lengkap untuk membentuk anak didik menjadi pribadi utuh yang dilandasi akhlak,

budi pekerti luhur dan disiplin.

Namun, pada kenyataannya, tujuan yang mulia tersebut tidak diimbangi pada

tataran pemerintah yang mendukung tujuan tersebut. Hal ini terbukti pada

kurikulum sekolah tahun 1984 yang secara eksplisit telah menghapuskan mata

pelajaran budi pekerti dari daftar mata pelajaran sekolah. Oleh karena itu,

aspek-aspek yang berkaitan dengan akhlak, budi pekerti dan disiplin menjadi kurang

disentuh bahkan ada kecendrungan tidak ada sama sekali.

Jika penghapusan mata pelajaran tersebut karena dianggap telah cukup

tercakup dalam mata pelajaran agama dan Pkn, tentu hal itu tidak demikian

adanya. Walaupun aspek tersebut merupakan bagian dari mata pelajaran agama

dan Pkn yang salah satu bahasannya adalah akhlak, budi pekerti dan kedisiplinan,

(9)

cukup banyak aspek yang dibahas dalam mata pelajaran tersebut, dengan alokasi

waktu yang amat minim yaitu dua jam dalam seminggu. Oleh karena itu, sentuhan

aspek kedisiplinan, akhlak dan budi pekerti menjadi amat kurang. Demikian pula,

sentuhan agama yang salah satu cabang kecilnya adalah aspek tersebut menjadi

amat tipis dan tandus. Padahal zaman terus berjalan, budaya terus berkembang,

teknologi berlari pesat dan arus informasi mancanegara tak terbatas.

Hasilnya, budaya luar yang negatif mudah terserap tanpa ada filter yang

cukup kuat. Gaya hidup modern yang tidak didasari aspek tersebut cepat ditiru.

Perilaku negatif seperti tawuran menjadi budaya baru yang dianggap dapat

mengangkat jati diri mereka. Premanisme ada di mana-mana, emosi meluap-luap,

cepat marah dan tersinggung, ingin menang sendiri menjadi bagian hidup yang

akrab dalam pandangan sebagian dari diri masyarakat kita sendiri.

Sejak empat tahun terakhir, Indonesia tergolek lemah bahkan dapat dikatakan

sekarat akibat krisis panjang yang tak kunjung usai. Kondisi ini diperburuk oleh

krisi moral dan budi pekerti para pemimpin bangsa yang juga berimbas pada

generasi muda. Perilaku buruk sebagian siswa berseragam sekolah dapat

dikatakan ada di kota mana saja di Indonesia.

Tawuran pelajar tidak hanya di kota-kota besar, tetapi merambah juga sampai

ke pelosok-pelosok. Bahkan perilaku seks bebas dan lunturnya tradisi, budaya,

tata nilai kemasyarakatan, norma etika, kedisiplinan, dan budi pekerti luhur

merambah ke desa-desa.

Krisis yang terjadi ini salah satu indikator penyebab terbesarnya adalah

kegagalan dari dunia pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal.

(10)

rangka membentuk anak berbudi pekerti luhur dan berdisiplin tinggi. Aris

Muthohar dalam bukunya Tata Krama di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat

mengatakan tentang pentingnya ketiga lembaga tersebut menanamkan nilai-nilai

tata krama budi pekerti luhur. Jika ketiga lembaga ini saling mengisi, diharapkan

akan dapat membentuk anak yang berdisiplin tinggi dan berbudi pekerti luhur

demi menunjang masa depan yang cerah.

Era globalisasi merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan bahwa dunia

ini sudah semakin mengecil. Kita tidak akan lagi bisa menyembunyikan

kebobrokan atau keadaan yang buruk dari suatu negara. Hal itu kemungkinan

terjadi berkat kemajuan teknik informatika. Kejadian apa pun yang dialami oleh

sebuah negara, dalam waktu singkat akan diketahui oleh bangsa-bangsa lain di

dunia. Dalam waktu relatif singkat berita baik atau buruk di suatu negara telah

mengglobal. Globalisasi ini memungkinkan menjadi sebuah proses interaktif yang

mengembangkan suatu kebudayaan dunia yang sama sehingga akan memunculkan

suatu kebudayaan universal.

Fenomena-fenomena tersebut tentu tidak boleh dibiarkan. Akan menjadi

generasi seperti apa kelak anak-anak jika dibiarkan dalam kondisi tersebut. Jika

tidak dapat dicari jalan keluarnya, akan terbentuk generasi yang tidak memiliki

disiplin dan budi pekerti yang rusak. Jika generasi kini rusak, bagaimana dengan

(11)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dan mengingat begitu luasnya

cakupan mengenai kebijakan sekolah, maka penulis membatasi masalah yang

diteliti, yaitu : “Bagaimana Peranan Kebijakan Sekolah dalam Meningkatkan

Kedisplinan Siswa/i Pada SMP Negeri 8 Kota Binjai“.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peranan kebijakan sekolah dalam meningkatkan

kedisplinan siswa/i pada SMP Negeri 8 Binjai.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Perusahaan

Sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk dapat lebih meningkatkan

pengawasan dalam disiplin siswa/i pada masa yang akan datang.

b. Bagi Pihak Yang Berkepentingan

Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta

manfaat bagi peneliti lain yang berminat terhadap bahan kajian tersebut

(12)

c. Bagi Penulis

Untuk memperdalam pengetahuan di bidang Manajemen Sumber Daya

Manusia, khususnya disiplin kerja dan dapat membandingkan dengan teori

(13)

BAB II

PROFIL SEKOLAH

A. Sejarah Ringkas

SMP Negeri 8 Binjai terletak di Jl. Gunung Karang No. 76, Kelurahan Binjai

Estate, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara, Kode

Pos 20724, Telepon (061) 8825468.

Sekolah dibuka tahun 1993 dan mendapatkan SK pada tanggal 05 Oktober

1994 dengan SK dari Menteri PP dan K bagian urusan sekolah-sekolah dengan No

0260/O/1994.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang di laksanakan Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Pertama menyatakan bahwa SMP Negeri 8 Binjai

sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). Sekolah berstatus sekolah negeri dengan

akreditas A pada tanggal 18 Desember 2006 dengan SK Akreditasi No. DP

012217.

Visi Sekolah

Menjadi unggul dalam prestasi, terampil dalam perbuatan, berlandaskan IMTAQ

dan berwawasan IPTEK.

Indikator:

1. Terpenuhi pencapaian prestasi akademik dan non akademik secara optimal.

2. Terwujudnya kompetensi lulusan yang dapat melanjutkan ke sekolah terbaik

atau sekolah favorit baik di dalam maupun di kota-kota besar lainnya.

3. Terwujudnya buku KTSP dari kelas VII, VIII dan IX yang dikerjakan oleh

(14)

4. Terselenggaranya pelaksanaan MGMP secara sistematis, rutin dan

berkualitas.

5. Terpenuhinya rencana pembelajaran yang berkualitas dan berkuantitas.

6. Terwujudnya pengelolaan ruang kelas yang baik dan nyaman.

7. Terpenuhinya sistem penilaian yang komprehensif.

8. Mampu mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah secara konsisten.

9. Terwujudnya sarana prasarana yang memadai yaitu memiliki lab.Bahasa,

lab.Komputer, ruang keterampilan, ruang kesenian dan ruang multimedia.

10. Terselenggaranya administrasi keuangan secara akuntabel dan transparan.

Misi Sekolah

1. Mewujudkan prestasi yang unggul dalam bidang akademik.

2. Mewujudkan prestasi non akademik secara optimal.

3. Mewujudkan lulusan yang unggul dan dapat diterima di sekolah favorit.

4. Mewujudkan administrasi kurikulum yang lengkap dan berstandar nasional.

5. Mewujudkan organisasi guru per mata pelajaran yang disebut MGMP.

6. Mewujudkan pelaksanaan MGMP secara rutin.

7. Mewujudkan kreatifitas guru untuk menciptakan bahan ajar dan alat

pembelajaran sendiri.

8. Mewujudkan syarat mutlak SSN dalam setiap rombel sesuai dengan jumlah

maksimal.

9. Mewujudkan sistem penilaian yang akurat.

10. Mewujudkan komitmen dan kompetensi tenaga pendidik dankependidikan.

11. Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung PBM.

(15)

Tujuan Sekolah

1. Memiliki rata-rata pencapaian KKM 7,95 dan rata-rata pencapaian NUN

7,80.

2. Mewujudkan keunggulan dibidang akademik dan non akademik.

3. Menghasilkan persentase tingkat kelulusan dan tingkat yang melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi sebesar 100%.

4. Menghasilkan dokumen KTSP sebagai bahan ajar dan alat pembelajaran.

5. Memiliki ruang kelas belajar yang nyaman sehingga terwujudnya

pembelajaran yang PAKEM.

6. Memiliki tenaga edukatif dan administratif yang profesional dan berdedikasi

tinggi.

7. Menjadi sekolah yang berakreditas Amat Baik dan berstandar Nasional.

8. Dapat menjalin kerjasama yang saling mendukung dengan Donatur dan Mitra

(16)

B. Jenis Kegiatan

Kegiatan Ekstra Kurikuler

No. Nama Kegiatan Jabatan

1 Faridah, S.Pd Olimpiade Pembina/GMP

Matematika

2 Mariamah, S.Pd GMP. B.Inggris

3 Edy Jitro Sihombing, M.Pd GMP. IPA

4 Jonson Situngkir, S.Pd PMR Pembina

5 Ardiansyah Putra Anggota

6 Hermansyah Lubis Anggota

7 Hadi Suyono, S.Pd Pramuka Pembina

8 Romy Syahputra Anggota

9 Syafrina Anggota

10 Yatino Paskibraka Pembina

11 Pangeran Anggota

12 Guntur Anggota

13 Masriadi, S.Pd Kerohanian Pembina

14 Dina Br Karo, S.Pd.I Anggota

15 Muamar Firman, S.Pd Anggota

16 Titik Sandora Sitepu, S.Pd UKS Pembina

17 Mahrizal, S.Pd.I Anggota

18 Elvy Syahrani, S.Pd Sendratasik Pembina

19 Rosdiana, S.Pd Anggota

20 Joko Purwanto, S.Th Pendalaman Alkitab Pembina

(17)

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi SMP Negeri 8 Kota Binjai

KEPALA SEKOLAH

GUMASANG SIANIPAR, S.Pd NIP. 19650813 198803 1 005

KOMITE SEKOLAH

KEPALA TATA USAHA

TAUFIK NST, S.Pd NIP. 19600615 198202 1 005

WAKIL KEPALA SEKOLAH

MASRIADI, S.Pd NIP. 19680129 199412 1 001

PKS I

UR.KURIKULUM

TITIK SANDORA, S,Pd NIP. 19700305 199801 2 002

WAKIL PKS I

UR.KURIKULUM

FARIDAH, S.Si NIP. 19740301 200701 2 003

PKS II

UR.KESISWAAN

HADI SUYONO, S.Pd NIP. 19840502 200903 1 006

WAKIL PKS II

UR.KESISWAAN

ROSDIANA, S.Pd NIP. 19800113 200903 2 003

PKS III NIP. 19790408 200903 1 004

PKS IV

UR.HUMAS

ELVY SYAHRANI, S.Pd NIP. 19690531 199412 2 002

WAKIL PKS IV

UR.HUMAS

JONSON SITUNGKIR, S.Pd NIP. 19650413 200604 1 003

(18)

D. Job Description 1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah berfungsi sebagai EMASLIM, yaitu:

1. Kepala Sekolah selaku Edukator bertugas melaksanakan proses pengajaran secara efektif dan efisien.

2. Kepala Sekolah selaku Manajer mempunyai tugas: 1. Menyusun perencanaan

2. Mengorganisasikan kegiatan

3. Mengarahkan / mengendalikan kegiatan

4. Mengkoordinasikan kegiatan

5. Melaksanakan pengawasan

6. Menentukan kebijaksanaan

7. Mengadakan rapat mengambil keputusan

8. Mengatur proses belajar mengajar

9. Mengatur administrasi ketatausahaan, kesiswaan, ketenagaan, sarana

prasarana dan keuangan

3. Kepala Sekolah selaku Administrator bertugas menyelenggarakan

administrasi:

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan dan pengendalian

4. Pengkoordinasian

5. Pengawasan

(19)

7. Kurikulum

8. Kesiswaan

9. Ketatausahaan

10. Ketenagaan

11. Kantor

12. Keuangan

13. Perpustakaan

14. Laboratorium

15. Ruang keterampilan-kesenian

16. Bimbingan konseling

17. UKS

18. OSIS

19. Ruang serbaguna

20. Media pembelajaran

21. Gudang

22. 7K

23. Sarana / prasarana dan perlengkapan lainnya

4. Kepala Sekolah selaku Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi mengenal:

1. Proses belajar mengajar

2. Kegiatan bimbingan

3. Kegiatan ekstrakulikuler

4. Kegiatan kerja sama dengan masyarakat / instansi lain

(20)

6. Sarana dan prasarana

7. Kegiatan OSIS

8. Kegiatan 7K

9. Perpustakaan

10. Laboratorium

11. Kantin / warung sekolah

12. Koperasi sekolah

13. Kehadiran guru, pegawai, dan siswa

5. Kepala Sekolah selaku Leader 6. Kepala Sekolah selaku Inovator 7. Kepala Sekolah selaku Motivator

2. Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan dan program pelaksanaan

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan

4. Ketenagakerjaan

5. Pengkoordinasian

6. Pengawasan

7. Penilaian

8. Identifikasi dan pengumpulan data

9. Pengembangan keunggulan

(21)

3. Komite Sekolah

Tugasnya adalah:

1. Penggalian Sumber Daya Sekolah

1. Bersama-sama pihak sekolah menganalisis sumber daya sekolah, pada

lingkup kewilayaan, sosok masyarakat, instansi di wilayah setempat.

2. Mengklasifikasi hasil analisis masyarakat sekolah menyangkut: SDM,

Dana, dan bentuk lain yang dianggap sebagai sumber potensi yang kuat.

3. Mendatar dan memetakan potensi sumber yang diduga kuat dapat

membantu sekolah.

4. Melaksanakan penarikan dana dan menyerahkan kepada pengelola dana

masyarakat.

5. Melaksanakan penarikan SDM kependidikan yang dianggap strategis dan

dibayar oleh masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di

sekolah.

6. Melaksanakan pemikiran, ide dan gagasan masyarakat untuk dijadikan

bahan pertimbangan kebijakan komite untuk kepentingan sekolah.

2. Pengelolaan Dana Masyarakat

1. Atas persetujuan ketua komite menyerahkan dana masyarakat kepada

bendahara untuk dibukukan.

2. Mendistribusikan perolehan dana masyarakat sesuai dengan kebutuhan

yang dianjurkan oleh pihak sekolah.

3. Bersama-sama bendahara membukakan penerimaan dan pengeluaran dana

(22)

4. Atas persetujuan ketua komite memberikan laporan keadaan keuangan

kepada stakeholders.

3. Pengendalian Kualitas Pelayanan Pendidikan

1. Bersama-sama sekolah menyusun standar pelayanan pendidikan, seperti

jumlah guru, fasilitas / sarana prasarana, kurikulum, ekstrakurikuler.

2. Bersama-sama sekolah menyusun target pencapaian hasil belajar siswa,

harian, semester, akhir tahun, dan UN.

3. Bersama-sama sekolah menerapkan salah satu unggulan prestasi unggulan

sekolah baik yang bersifat akademis maupun non akademis.

4. Bersama-sama sekolah meningkatkan tenaga ahli yang dapat membantu

kualitas pendidikan.

5. Mengundang pengawas sekolah untuk melakukan dialog dan tindak lanjut

hasil pengawasan profesional yang dapat dijadikan bahan pertimbangan

komite.

6. Bersama-sama komite sekolah lain melakukan kolaborasi sistem

pengendalian kualitas pelayanan baik sekolah sejenis, setingkat maupun

tidak sejenis dan tidak setingkat, misal: SD dengan SMP, SMP dengan

SMU atau SMK dalam satu wilayah atau luar wilayah.

4. Jaringan Kerjasama

1. Bersama-sama sekolah menyusun program kerjasama dengan pihak luar,

masyarakat sekolah (instansi non diknas, dunia usaha dan industri)

2. Bersama-sama sekolah melaksanakan kerjasama dengan pihak luar

(23)

4. Tata Usaha

Tugasnya adalah:

1. Bertanggung jawab ketatausahaan

2. Menyimpan barang pembantu, diantaranya inventarisasi barang, buku

persediaan, laporan keuangan SKPD / Neraca

3. Menyediakan buku klepper

4. Menyediakan buku mutasi (siswa masuk dan keluar)

5. Menyiapkan laporan bulanan

6. Meyiapkan laporan individu sekolah (profil sekolah)

7. Menyiapkan agenda surat (surat masuk dan keluar)

8. Menyiapkan buku ekspedisi

9. Memberikan layanan administrasi sekolah

10. Menyiapkan buku induk registrasi pegawai

11. Melakukan belanja langsung dan belanja tidak langsung

12. Mengelola dana BOS

13. Kelengkapan administrasi sekolah

14. Menyediakan buku induk siswa

15. Menyusun daftar hadir dan rekapitulasi kehadirat guru

16. Menyusun daftar hadir dan rekapitulasi kehadiran pegawai

17. Mendata daftar peserta UN

18. Menjalankan program aplikasi sekolah

19. Menyedikan keperluan kegiatan ujian (Semester dan UN)

(24)

5. PKS I UR.Kurikulum

Tugasnya adalah:

1. Menyusun dan menjabarkan Kalender Pendidikan

2. Menyusun Pembagian Tugas Guru dan Jadwal Pelajaran

3. Mengatur Penyusunan Program Pengajaran (Program Semester, Program

Satuan Pelajaran dan Persiapan Mengajar, Penjabaran dan Penyesuaian

Kurikulum)

4. Mengatur Pelaksanaan program penilaian Kriteria Kenaikan Kelas, Kriteria

Kelulusan dan Laporan Kemajuan Belajar Siswa serta pembagian Raport dan

STTB

5. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

6. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

7. Mengatur Pengembangan MGMP dan Koordinator mata pelajaran

8. Mengatur mutasi siswa

9. Melaksanakan supervisi administrasi dan akademis

10. Menyusun laporan

6. PKS II UR.Kesiswaan

Tugasnya adalah:

1. Mengatur pelaksanaan bimbingan Konseling

2. Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 7K (Keamanan, Kebersihan,

Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesehatan dan Kerindangan

3. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS meliputi: Kepramukaan,

Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Usaha

(25)

4. Mengatur pelaksanaan kurikuler dan ekstra kurikuler

5. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan sekolah

6. Menyelenggarakan cerdas cermat, Olah Raga Prestasi

7. Menyeleksi calon untuk diusulkan mendapat beasiswa

7. PKS III UR.Prasarana

Tugasnya adalah:

1. Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang proses belajar

mengajar

2. Merencanakan program pengadaannya

3. Mengatur pemanfaatan Sarana Prasarana

4. Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian

5. Mengatur pembakuannya

6. Menyusun Laporan

8. PKS IV UR.Humas

Tugasnya adalah:

1. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite dan peran komite

2. Menyelenggarakan bakti sosial dan karyawisata

3. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah

4. Menyusun laporan

9. Wali Kelas

Tugasnya adalah:

(26)

2. Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi: Denah tempat duduk siswa,

Papan absensi siswa, Daftar pelajaran kelas, Daftar piket kelas, Buku absensi

siswa, Buku kegiatan pembelajaran/buku kelas, Tata tertib siswa

3. Pengisian daftar kumpulan nilai

4. Pembuatan catatan khusus tentang siswa

5. Pencatatan mutasi siswa

6. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar

7. Pembagian buku laporan hasil belajar

10. Guru B dan K

Tugasnya adalah:

1. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling

2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang

dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar

3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi

dalam kegiatan belajar

4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh

gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai

5. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan

6. Menyusun statistik hasil penilaian B & K

7. Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar

8. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut Bimbingan dan

Konseling

(27)

11. Ketua MGMP

Tugasnya adalah:

1. Kegiatan Rutin

1. Diskusi permasalahan pembelajaran

2. Penyusunan silabus, program semester, dan rencana program pembelajaran

3. Analisis kurikulum

4. Penyusunan instrument evaluasi pembelajaran

5. Pembahasan materi dan pemantapan menghadapai ujian sekolah

2. Kegiatan Pengembangan

1. Penelitian

2. Penulisan karya ilmiah

3. Seminar, lokarya, paparan hasil penelitian dan diskusi

4. Pendidikan dan pelatihan berjenjang

5. Penerbitan jurnal MGMP

6. Penyusunan website MGMP

7. Forum MGMP

8. Kerjasama antar guru untuk memecahkan masalah pembelajaran

9. Komunitas belajar profesional

10. Kemitraan

12. Guru Mata Pelajaran

Tugasnya adalah:

1. Membuat perangkat pembelajaran

(28)

3. Melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan

umum, ujian akhir

4. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian

5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

6. Mengisi daftar nilai siswa

7. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan) kepada

guru lain dalam proses kegiatan belajar mengajar

8. Membuat alat pelajaran / alat peraga

9. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni

10. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum

11. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

12. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi tanggung

jawabnya

13. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar

14. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran

15. Mengatur keberhasilan ruang kelas dan praktikum

16. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kegiatan perangkatnya

13. Piket Harian

Tugasnya adalah:

1. Meningkatkan pelaksanaan 9K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,

kekeluargaan, kerindangan, kesehatan, keteladanan dan keterbukaan)

2. Mengadakan pendataan dan mengisi buku piket

(29)

4. Pada jam ke-2 harus berusaha menghubungi orang tua siswa yang tidak

masuk tanpa keterangan melalui telepon atau mengunjungi ke rumah bagi

yang tidak memiliki telepon

5. Mencatat: guru dan siswa yang terlambat, guru dan siswa yang pulang belum

waktunya, kelas yang pulang sebelum waktunya, kejadian-kejadian penting

dan berusaha untuk menyelesaikan

6. Mengawasi siswa sewaktu berada diluar kelas karena istirahat dan keliling

kelas sambil mengingatkan siswa untuk beristirahat bagi siswa yang masih

berada di dalam kelas

7. Petugas piket harus hadir paling sedikit 5 menit sebelum bel masuk

8. Melaporkan kasus-kasus yang bersifat khusus kepada wali kelas atau guru

pembimbing

9. Mengawasi berlakunya tata tertib sekolah

14. OSIS

Tugasnya adalah:

1. Program Mingguan

Latihan kegiatan ekstra kurikuler, diantaranya: PRAMUKA, PMR,

Paskibraka, Kerohanian, UKS, Sendratasik, Pendalaman Alkitab.

2. Program Bulanan

Upacara mingguan setiap awal bulan dilaksanakan oleh Tim Paskibra OSIS.

3. Program Tahunan

1. Pemilihan MPK dan Pemilu ketua OSIS setelah berakhir kepengurusan

(30)

2. Pelatihan kepemimpinan terhadap pengurus OSIS yang baru sebelum

menjalankan kepengurusan organisasi yang baru.

3. Pelaksanaan MOS yang bertujuan memperkenalkan lingkungan sekolah

terhadap siswa baru SMP Negeri 8 Binjai.

4. Perlombaan antar kelas yang bertujuan menyemarakkan hari kemerdekaan

(17 Agustus 1945).

E. Rencana Kegiatan I. Standar Isi

1. Kerangka Dasar Kurikulum

1. Muatan Kurikulum

Meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dan kompetensi kenaikan

kelas dan lulusan

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

1. Tetap memperhatikan akan perkembangan, kebutuhan dan

kepentingan siswa dan lingkungannya atau relevansinya dengan

kebutuhan kehidupan

2. Meningkatkan kegiatan workshop yang berhubungan dengan

penyusunan dan pengembangan kurikulum

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikukum

Memberikan layanan pendidikan yang bermutu guna meningkatkan

kompetensi peserta didik

2. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum

1. Struktur Kurikulum

(31)

2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mendokumentasikan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk

kesepuluh mata pelajaran

3. Beban Belajar

Tatap muka

1. Jam tatap muka = 40 menit/ mata pelajaran

2. Jumlah jam pelajaran = -30 jam pelajaran/ minggu

3. Minggu efektif = - 34 minggu/ tahun pelajaran

4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Pengembangan KTSP

Mengacu pada kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi

2. Pengembangan Silabus

Meningkatkan kegiatan dan peran MGMP

3. Pengembangan RPP

Meningkatkan kegiatan dan peran MGMP

4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Menentukan faktor sebagai dasar penetapan KKM

5. Kalender Pendidikan

1. Alokasi waktu dan penetapan kalender pendidikan

(32)

II. Standar Proses

1. Perencanaan Proses Pembelajaran

1. Perencanaan pengembangan atau penyusunan silabus

Meningkatkan akan pemahaman guru dalam penyusunan dan

pengembangan silabus

2. Perencanaa pengembangan atau penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

Meningkatkan akan pemahaman guru dalam penyusunan dan

pengembangan RPP

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran

1. 32 s/d 40 siswa / rombel

2. Beban kerja 12 s/d 24 jam pel/ minggu

3. Kelas konstektual

3. Pengawasan Proses Pembelajaran

Pelaporan

Mendokumentasikan hasil penilaian pembelajaran

III. Standar Kompetensi Lulusan

1. Kompetensi Lulusan

1. Kecerdasan

Berfikir logis, kreatif dan inovatif

2. Pengetahuan

Pembiasaan

(33)

Pembentukan karakter

4. Akhlak Mulia

Menghargai keberagaman

5. Ketrampilan Untuk Hidup

Berpengalaman

6. Pendidikan Lanjut

Menguasai dan mengembangkan pengetahuan

IV. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Guru

1. Kualifikasi akademik

Minimal S1 / A4

2. Kompetensi pedagogik sebagai agen pembelajaran

Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

pembelajaran

3. Kompetensi kepribadian sebagai agen pembelajaran

Memiliki integritas kepribadian yang terpuji

4. Kompetensi sosial sebagai agen pembelajaran

Menjalin kerjasama dalam meningkatkan pembelajaran

5. Kompetensi profesional sebagai agen pembelajaran

Peningkatan kompetensi tenaga pendidik

2. Kepala Sekolah

1. Kepemimpinan

Peningkatan kemampuan manajerial dalam pengelolaan sekolah

(34)

Melakukan supervisi dan monitoring yang terjadwal

V. Standar Sarana dan Prasarana

1. Lahan

Kenyamanan

Menciptakan suasana ramah lingkungan dalam mendukung kegiatan

pembelajaran

2. Kelengkapan Prasarana dan Sarana

Kelengkapan prasarana

Menambah dan melengkapi prasarana dan sarana untuk kegiatan belajar

dan pembelajaran

VI. Standar Pengelolaan

1. Rencana Kerja Sekolah

1. Visi Sekolah

Memiliki visi sekolah yang bersifat filosofis dan mudah dipahami serta

mensosialisasikannya kepada semua pihak yang terkait

2. Misi Sekolah

Memiliki misi sekolah yang memuat strategi dan tolak ukur dalan

pencapaian visi sekolah

3. Tujuan Sekolah

Menetapkan RPS dan RKAS sebagai pedoman dalam pengelolaan

sekolah

4. Rencana Kerja Sekolah

Menyusun program kerja sekolah sebagai penjabaran dari RPS dan

(35)

2. Pelaksanaan Rencana Kerja Sekolah

1. Struktur organisasi sekolah

Memiliki struktur organisasi sekolah dan menetapkan wewenang dan

tanggungjawab sesuai dengan TUPOKSI

2. Bidang sarana dan prasarana

Melengkapi fasilitas dan media pembelajaran

3. Sistem Informasi Manajemen Sekolah

Pengelolaan informasi manajemen sekolah

Melengkapi dan mendokumentasikan administrasi

VII. Standar Pembiayaan

1. Biaya Investasi

1. Penyusunan RAPBS

Melibatkan segenap unsur yang terkait dalam penyusunan RAPBS

2. Sarana dan Prasarana

Memiliki Buku Neraca per Desember setiap tahunnya

2. Biaya Operasional

Gaji Pendidik

Dibayarkan melalui Bank Pembangunan Daerah

3. Biaya Personal

Sumbangan pendidikan

Pemberian transport bagi siswa miskin

4. Transparansi dan Akuntabilitas

(36)

1. Mengalokasikan dana yang ada secara transparan dan akuntabel dan dapat

dipertanggungjawabkan

2. Menyampaikan SPJ Belanja Langsung dan Tidak Langsung selambatnya

tanggal 10 pada bulan berikutnya

VIII. Standar Penilaian

1. Penilaian oleh pendidik

Pengolahan hasil penilaian

Mampu menginformasikan kompetensi terkini para peserta didik

2. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

(37)

BAB III PEMBAHASAN

A. Kebijakan Sekolah

1. Definisi Kebijakan Sekolah

Kebijakan (policy) seringkali disamakan dengan istilah seperti politik,

program, keputusan, undang-undang, aturan, ketentuan-ketentuan, kesepakatan,

konvensi, dan rencana strategis. Sebenarnya dengan adanya definisi yang sama

dikalangan pembuatan kebijakan, ahli kebijakan, dan masyarakat yang

mengetahui tentang hal tersebut tidak akan menjadi sebuah masalah yang kaku.

Beberapa pengertian kebijakan, antara lain:

Menurut Nurkolis, 2004, kebijakan adalah suatu ucapan atau tulisan yang

memberikan petunjuk umum tentang penetapan ruang lingkup yang memberi

batas dan arah umum kepada para manajer untuk bergerak. Kebijakan juga berarti

suatu keputusan yang luas untuk menjadi patokan dasar bagi pelaksanaan

manajemen. Keputusan yang dimaksud telah dipikirkan secara matang dan

hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan yang

berulang dan rutin yang terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan.

Menurut Slamet P.H., 2005, kebijakan adalah apa yang dikatakan

(diputuskan) dan dilakukan oleh pemerintah dan sekolah dalam bidang

pendidikan. Dengan demikian, kebijakan berisi keputusan dan tindakan yang

mengalokasikan nilai-nilai. Menurutnya, kebijakan meliputi lima tipe, yaitu

kebijakan regulator, kebijakan distributor, kebijakan redistributif, kebijakan

(38)

Menurut Neong Muhadjir, 2003:90, membedakan antara kebijakan substantif

dan kebijakan implementatif. Kebijakan implementatif adalah penjabaran

sekaligus operasionalisasi dari kebijakan substantif.

Menurut Sugiyono, 2003,tiga pengertian kebijakan yaitu:

1. Sebagai pernyataan lisan atau tertulis pimpinan tentang organisasi yang

dipimpinnya

2. Sebagai ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman, pegangan atau

petunjuk bagi setiap kegiatan, sehingga tercapai kelancaran dan keterpaduan

dalam mencapai tujuan organisasi

3. Sebagai peta jalan untuk bertindak dalam mencapai tujuan organisasi

Kebijakan adalah seperangkat rencana yang harus dilakukan dalam situasi

tertentu yang telah disepakati secara resmi oleh sekelompok orang, organisasi

bisnis, pemerintah atau partai politik.

2. Syarat Kebijakan yang Baik

Menurut Sugiyono (2003) syarat-syarat kebijakan yang baik sebagai berikut:

1. Kebijakan yang dibuat harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat;

2. Kebijakan yang dibuat harus berpedoman pada kebijakan yang lebih tinggi

dan memperhatikan kebijakan yang sederajat yang lain;

3. Kebijakan yang dibuat harus berorientasi ke masa depan;

4. Kebijakan yang dibuat harus adil;

5. Kebijakan yang dibuat harus berlaku untuk waktu tertentu;

6. Kebijakan yang dibuat harus merupakan perbaikan atas kebijakan yang telah

(39)

7. Kebijakan yang dibuat harus mudah dipahami, diimplementasikan, dimonitor

dan dievaluasi;

8. Kebijakan yang dibuat harus berdasarkan informasi yang benar dan up to

date;

9. Sebelum kebijakan dijadikan keputusan formal, maka bila mungkin

diujicobakan terlebih dahulu.

3. Karakteristik Kebijakan Sekolah

Kebijakan sekolah memiliki karakteristik, antara lain:

1. Memiliki tujuan

Kebijakan harus memiliki tujuan yang jelas dan terarah untuk memberikan

kontribusi pada pendidikan.

2. Memenuhi aspek legal-formal

Kebijakan harus memenuhi syarat konstitusional sesuai dengan hirarki

konstitusi yang berlaku di sebuah wilayah hingga dapat dinyatakan sah dan

resmi berlaku.

3. Memiliki konsep operasional

Kebijakan sebagai sebuah panduan yang bersifat umum, tentunya harus

mempunyai manfaat operasional agar dapat diimplementasikan dan menjadi

sebuah keharusan untuk memperjelas pencapaian tujuan yang dicapai serta

sebagai fungsi pendukung pengambilan keputusan.

4. Dibuat oleh yang berwenang

Kebijakan harus dibuat oleh para ahli di bidangnya yang memiliki

kewenangan untuk itu, sehingga tak sampai menimbulkan kerusakan pada

(40)

5. Dapat dievaluasi

Kebijakan memiliki karakter yang memungkinkan adanya evaluasi secara

mudah dan efektif.

6. Memiliki sistematika

Kebijakan merupakan sebuah sistem yang harus memiliki sistematika yang

jelas menyangkut seluruh aspek yang ingin diatur olehnya. Sistematika pun

dituntut memiliki efektifitas, efisiensi dan sustainabilitas yang tinggi agar

kebijakan itu tidak bersifat pragmatis, diskriminatif dan rapuh strukturnya

akibat serangkaian faktor yang hilang atau saling berbenturan satu sama

lainnya.

4. Macam-macam Kebijakan

Kebijakan di Indonesia telah dilaksanakan dengan adanya beberapa kebijakan

dari pemerintah pusat dalam bidang pendidikan. Beberapa macam kebijakan,

antara lain:

1. Kebijakan dalam UUD 1945

2. Kebijakan Mengenai UU Guru

3. Kebijakan Mengenai Sisdiknas

4. Kebijakan Mengenai Standar Pelayanan

(41)

B. KEDISIPLINAN 1. Definisi Disiplin

Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada

kegiatan belajar dan mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah dalam

bahasa Inggris “disciple” yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah

pengawasan seorang pemimpin. Dalam kegiatan belajar tersebut, bawahan dilatih

untuk patuh dan taat pada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemimpin. (Tulus

Tu’u, 2004:31).

Pengertian disiplin dalam kamus psikologi (2003), yaitu satu cabang ilmu

pengetahuan, kontrol terhadap bawahan, hukuman, kontrol penguasaan diri,

dengan tujuan menahan yang tidak diinginkan atau untuk mengecek kebiasaan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1995:237), disiplin merupakan tata

tertib, ketaatan atau kepatuhan pada peraturan. Dalam bahasa Indonesia istilah

disiplin kerap kali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban.

Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan

atau tata tertib karena disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya.

Menurut Soejono Soekanto (Putri Astried, 2006: 18), disiplin merupakan

keadaan yang tertib, maksudnya dimana perilaku seseorang mengikuti pola-pola

tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Menurut MacMilan Dictionary (Tulus Tu’u, 2004:30) menjelaskan pengertian

disiplin ke dalam beberapa kata kunci yaitu tertib, taat, mengendalikan tingkah

laku, penguasaan diri, dan kendali. Disamping itu, disiplin dapat diartikan sebagai

(42)

kemampuan mental atau karakter moral. Latihan membentuk sebuah perilaku oleh

pihak-pihak yang memiliki kewenangan dalam mengintervensi pembentukan

perilaku seseorang.

Menurut Rachman (Tulus Tu’u, 2004: 32), disiplin sebagai upaya

mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam

mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib

berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dalam hatinya.

Sementara itu, menurut Hasibuan (Nita, 2010) mengungkapkan bahwa

disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan

norma-norma sosial yang berlaku.

Dari pengertian-pengertian disiplin yang telah dipaparkan di atas, yaitu

disiplin adalah upaya sadar individu untuk melaksanakan dan menaati peraturan,

tata tertib serta norma yang berlaku dalam masyarakat dan dilaksanakan dengan

penuh rasa tanggung jawab.

2. Perlunya Disiplin

Perilaku negatif sebagian peserta didik pada akhir-akhir ini telah melampaui

batas kewajaran karena telah menjurus pada tindak melawan hukum, melanggar

tata tertib, melanggar molar agama, dan telah membawa akbat yang sangat

merugikan masyarakat.

Menurut Mulyasa (2003:109) penyimpangan perilaku disebabkan oleh

berbagai faktor, seperti latar belakang keluarga dan masyarakat, kondisi-kondisi

khusus, iklim pembelajaran yang kurang kondusif, dan sikap guru yang kasar atau

(43)

Menurut Mulyasa (2004:13), sedikitnya terdapat 7 (tujuh) jurus yang perlu

diperhatikan dalam menyukseskan implementasi kurikulum KBK. Salah satu

jurus tersebut adalah mendisiplinkan peserta didik. Peserta didik perlu

didisiplinkan dengan tujuan untuk membantu menemukan diri, mengatasi dan

mencegah timbulnya problem-problem disiplin, serta berusaha menciptakan

situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati

segala peraturan yang ditetapkan. Disiplin diperlukan oleh siapapun dan

dimanapun. Hal itu disebabkan dimanapun seseorang berada, di sana selalu ada

peraturan atau tata tertib. Disiplin mendorong siswa belajar secara kongkrit dalam

praktik hidup di sekolah maupun di rumah.

Menurut Rachman Maman (2004:35) pentingnya disiplin bagi para siswa

sebagai berikut:

1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang;

2. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

lingkungan;

3. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap

lingkungannya;

4. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu

lainnya;

5. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah;

6. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar;

7. Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan

bermanfaat baginya dan lingkungannya;

(44)

Disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri

keunggulan. Tu’u (2004:37) mengemukakan disiplin itu penting karena alasan

sebagai berikut:

1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam

belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah

pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang

kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif disiplin memberi

dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.

3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan

norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak

dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak

ketika belajar. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan

merupakan persyaratan kesuksesan seseorang.

3. Unsur-unsur Disiplin

Hurlock (1978), mengungkapkan beberapa unsur penting dalam disiplin,

yaitu:

1. Peraturan

Peraturan dianggap efektif apabila setiap pelanggaran atas peraturan itu

mendapat konsekuensi yang setimpal. Jika konsekuensi itu tidak ada, maka

peraturan tersebut akan kehilangan maknanya. Peraturan yang efektif dapat

membantu seorang anak merasa terlindungi sehingga anak tidak melakukan

(45)

2. Hukuman

Hukuman mempunyai 3 fungsi, yaitu untuk menghalangi pengulangan

tindakan yang tidak diinginkan, mendidik, dan memberi motivasi untuk

menghindari perilaku yang tidak diterima oleh masyarakat.

3. Penghargaan

Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi juga dapat berupa kata-kata

pujian, senyuman atau tepukan di punggung dan belaian. Penghargaan

mempunyai tiga peranan penting, yakni penghargaan mempunyai nilai mendidik,

sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui, dan tidak adanya

penghargaan melemahkan perilaku.

4. Konsistensi

Konsistensi adalah tingkat keseragaman menuju kesamaan. Siswa yang telah

berdisiplin secara konsisten mempunyai motivasi yang lebih kuat dan komitmen

untuk berperilaku sesuai dengan standar soaial yang berlaku dibanding dengan

siswa yang berdisiplin secara konsisten.

4. Jenis-jenis Disiplin

Terdapat dua jenis disiplin, yaitu:

1. Disiplin yang positif yang diterapkan melalui pendidikan dan bimbingan,

yang dalam hal ini disiplin lebih menekankan pada perkembangan diri

individu dimulai dari diri sendiri dan mengarah kepada perilaku

pengendalian diri individu itu sendiri.

2. Disiplin yang negatif yaitu disiplin yang diterapkan melalui hukuman

(46)

5. Pembentukan Disiplin

Menurut Tulus Tu’u (2004: 48-49), terdapat empat hal yang dapat

mempengaruhi dan membentuk disiplin, yaitu:

1. Kesadaran diri sebagai pemahaman bahwa disiplin dianggap penting bagi

kebaikan dan keberhasilan dirinya.

2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktek atas

peraturan yang mengatur perilaku individunya.

3. Alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan

membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau

diajarkan.

4. Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang

salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin

Unaradjan (2003) mengemukakan pendapatnya bahwa terbentuknya disiplin

sebagai tingkah laku yang berpola dan teratur dipengaruhi oleh dua faktor, sebagai

berikut:

1. Faktor Intern adalah unsur-unsur yang ada dalam diri manusia yang meliputi

keadaan fisik dan psikis. Kondisi fisik individu yang sehat akan dapat menunaikan

tugas-tugas yang ada dengan baik. Dengan penuh ketenangan, individu dapat

mengatur waktu untuk mengikuti berbagai kegiatan secara seimbang dan lancar.

Sedangkan kondisi psikis sangat mempengaruhi disiplin individu yang sehat

dengan menghayati norma-norma yang berlaku dalam keluarga dan masyarakat.

2. Faktor Ekstern, antara lain: (1) keluarga yang menghayati dan menerapkan

(47)

pendidikan yang didirikan bagi kelancaran proses belajar mengajar yang meliputi

gedung sekolah, sarana dan prasarana belajar lengkap, tenaga pendidik dan

pengajar, serta sarana pendidikan lainnya, (3) masyarakat sebagai suatu

lingkungan yang lebih luas dari pada keluarga dan sekolah turut menentukan

berhasil tidaknya pembinaan dan pendidikan disiplin.

C. Analisis dan Evaluasi

Setelah melakukan tinjauan pada SMP Negeri 8, Kota Binjai, tentang Peranan

Kebijakan Sekolah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa/i pada SMP Negeri 8

Kota Binjai, maka pada bab ini penulis mencoba mengadakan analisis dan

evaluasi tentang hasil tinjauan berdasarkan data-data yang diperoleh dari SMP

Negeri 8 Kota Binjai dibandingkan dengan teori-teori yang telah dipelajari.

1. Kebijakan

Pimpinan tertinggi pada SMP Negeri 8, Kota Binjai, yaitu Kepala Sekolah

dengan dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah.

Pimpinan pada SMP Negeri 8, Kota Binjai, sudah melakukan peranannya

sebagai pimpinan dengan baik, baik itu peran antarpersonal yaitu peranan sebagai

penghubung sudah cukup baik, yaitu dengan cara memberikan arahan-arahan

dalam rangka meningkatkan kedisiplinan, pengembangan pengetahuan,

kemampuan, dan ketrampilan bagi pegawai serta guru dan menetapkan

peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh semua guna meningkatkan disiplin untuk

menunjang kinerja belajar siswa/i. Selain itu pimpinan SMP Negeri 8, Kota

(48)

memperolah informasi dari berbagai sumber, baik itu buku, majalah dan sekolah

lain dan kemudian menyalurkan informasi tersebut kepada bawahannya, yaitu

melalui wakil kepala sekolah, kemudian menyalurkannya kepada bawahannya

serta siswa/i.

Sesuai dengan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka ciri-ciri

kebijakan secara garis besar yang terdapat pada SMP Negeri 8, Binjai adalah

sebagai berikut:

1. Kebijakan yang dibuat pihak sekolah terarah dengan baik;

2. Kebijakan yang dibuat adil;

3. Kebijakan yang dibuat berlaku sesuai dengan kondisi sekolah;

4. Kebijakan yang dibuat harus merupakan kegiatan perbaikan sekolah;

5. Kebijakan yang dibuat mudah dipahami;

2. Kedisiplinan

Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan siswa/i, sudah banyak usaha yang

dilakukan sekolah terhadap SMP Negeri 8, Kota Binjai, yaitu dengan cara

melakukan tata tertib dan peraturan-peraturan yang akan menjadi rambu-rambu

yang harus dipatuhi oleh siswa/i pada SMP Negeri 8, Kota Binjai. Adapun

peraturan yang telah ditetapkan SMP Negeri 8, Binjai yaitu peraturan tata tertib

bagi staf dan pegawai, guru serta bagi siswa/i.

Tata tertib dan peraturan bagi staf dan pegawai SMP Negeri 8, Kota Binjai,

antara lain:

(49)

1. Pada hari senin s/d kamis, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB

dan pulang pada pukul 13.00 WIB.

2. Pada hari jumat, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 - 12.30 WIB.

3. Pada hari sabtu, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 - 12.15 WIB.

2. Setiap hari kerja pegawai harus hadir tepat waktu dan mengisi daftar absen

pegawai pada bagian piket

Apabila pegawai yang bersangkutan sakit dan tidak dapat masuk kerja maka

harus ada surat keterangan sakit/surat dokter. Penjadwalan jam kerja yang telah

ditetapkan harus ditaati oleh pegawai setiap harinya, dimana apabila ada pegawai

yang terlambat masuk kerja 15 menit, lebih dari pukul 08.15 WIB, maka pegawai

tersebut akan diberi peringatan oleh pimpinan dan tidak segan-segan mencoret

absen pegawai tersebut. Begitu juga dengan pegawai yang tidak hadir lima kali

secara berturut-turut tanpa pemberitahuan ataupun surat keterangan, maka Wakil

Kepala Sekolah berkewajiban untuk memperingati pegawai tersebut agar tidak

mengulanginya lagi.

Tata tertib dan peraturan bagi guru dalam hal mengajar pada SMP Negeri 8,

Kota Binjai, antara lain:

1. Guru harus tetap bersikap dan berbuat sesuai kode etik jabatan guru

2. Guru harus hadir 10 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai dan

pulang setelah jam pelajaran terakhir selesai

3. Guru wajib mengikuti upacara bendera setiap hari Senin pagi

(50)

5. Guru dilarang memungut uang/barang kepada siswa tanpa sepengetahuan

dan seijin Kepala Sekolah

6. Guru dilarang merokok, makan dan minum pada saat mengajar

7. Setiap pergantian jam mengajar, guru di haruskan agar segera masuk di

dalam kelas tepat waktu agar tidak memberi peluang kepada siswa/i

untuk ribut di dalam kelas

8. Guru yang bertugas sebagai wali kelas, bertanggung jawab atas:

ketertiban kelas, kemajuan kelas, disiplin kelas, kebersihan kelas, dan

pelaksanaan tata tertib pelajaran dan pengisian buku raport siswa/i

9. Guru wajib berpakaian seragam dinas yang rapih, bersih, dan santun pada

saat berdinas

10. Guru dilarang memulangkan siswa/i sebelum waktunya tanpa ijin dari

Kepala Sekolah

11. Guru dilarang membawa pulang inventaris sekolah tanpa ijin Kepala

Sekolah

12. Guru tidak diperkenankan mengajar di luar sekolah kecuali mendapat ijin

Kepala Sekolah

13. Guru wajib hadir 6 hari

Walaupun kedisiplinan staf dan pegawai serta guru pada SMP Negeri 8, Kota

Binjai, sangat menentukan tercapainya tujuan sekolah, namun kedisiplinan siswa/i

pun juga sangat penting. Karena siswa/i merupakan produk yang dihasilkan dari

sekolah. Jadi, apabila siswa/i tersebut tidak disiplin, maka kebijakan-kebijakan

(51)

tidak berhasil. Oleh sebab itu, sekolah menerapkan suatu peraturan kepada

siswa/i, antara lain:

1. Wajib berpakaian seragam rapi, bersih, dan santun

2. Siswa/i wajib berpenampilan rapi

3. Siswa/i wajib hadir di sekolah minimal 15 menit sebelum bel berbunyi

4. Siswa/i yang terlambat datang harus lapor kepada bagian piket harian dan

diijinkan masuk sekolah

5. Selama pelajaran berlangsung dan pada pergantian jam pelajaran siswa/i

dilarang berada diluar kelas

6. Pada waktu istirahat, siswa/i dilarang berada di dalam kelas dan keluar

lingkungan lingkungan sekolah kecuali ada ijin dari sekolah

7. Setiap kelas dibentuk tim piket kelas yang secara bergiliran bertugas

menjaga kebersihan dan ketertiban kelas

8. Setiap siswa/i wajib mengikuti upacara bendera dengan pakaian seragam

yang telah ditentukan

Larangan-larangan yang diberikan kepada siswa/i, antara lain:

1. Membawa dan mengkonsumsi rokok, narkoba, dan minuman keras atau

sejenisnya di dalam atau di luar lingkungan sekolah

2. Melakukan atau membawa sarana/alat perjudian

3. Membawa/menggunakan benda-benda berbahaya ke sekolah

4. Membawa/menggunakan bacaan yang berkesan porno dan melakukan

(52)

5. Menghasud/berkelahi secara pribadi atau kelompok di dalam atau di luar

sekolah

6. Melawan kepala sekolah, guru, dan pegawai

7. Mencuri barang orang lain

Siswa yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang tercantum

dalam Tata Tertib dikenakan sanksi melalui tahapan berupa:

1. Teguran lisan dan tertulis oleh guru/pegawai

2. Pemanggilan orangtua dengan tujuan membuat perjanjian bersama murid

dan orangtua/wali murid

3. Skorsing

4. Dikeluarkan dari sekolah

Dari penjabaran diatas dapat dilihat bahwa peranan sekolah pada SMP Negeri

8, Kota Binjai, sangat besar dalam upaya peningkatan kedisiplinan siswa/i, karena

sebagai pengawas dan memiliki peranan dalam meningkatkan disiplin belajar,

sekolah juga diharapkan dapat memberikan pelajaran yang baik bagi siswa/i. Hal

ini dapat dilihat dari disiplin kerja yang dilakukan oleh sekolah, salah satunya

(53)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu yang bersumber pada SMP

Negeri 8, Kota Binjai, maupun teori-teori yang diperoleh penulis, maka penulis

dapat mengambil kesimpulan:

1. Peranan Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah sangat besar dalam upaya

peningkatan kedisiplinan pegawai, guru dan siswa/i, karena selain sebagai

pengawas dan memiliki peran dalam menegakkan disiplin, pimpinan juga

diharapkan dapat memberi contoh yang baik pada mereka. Hal ini dapat

dilihat dari disiplin kerja yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Wakil

Kepala Sekolah salah satunya dengan teladan tepat waktu dalam bekerja.

2. Pimpinan telah melakukan tindakan yang tepat sehubungan dengan usahanya

dalam meningkatkan disiplin kerja dan disiplin belajar.

3. Pimpinan pada SMP Negeri 8 adalah pimpinan yang tidak bersifat otoriter.

Hal ini dapat dilihat dari kemampuan pimpinan dalam melaksanakan

fungsi-fungsi serta tugasnya dengan baik dan selalu diiringi dengan sikap

menghargai bawahannya.

4. Dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai serta disiplin belajar siswa/i,

diberikan sanksi terhadap para pegawai serta siswa/i yang melanggar

(54)

B. Saran

Pada akhir penulisan, penulis ingin memberikan saran yang mungkin dapat

menjadi bahan pertimbangan maupun masukan bagi pimpinan SMP Negeri 8

dalam meningkatkan disiplin siswa/i dalam memajukan kualitas pendidikan,

adapun saran-saran penulis antara lain:

1. Kepala Sekolah dan wakil kepala sekolah pada SMP Negeri 8 harus tetap

bersikap tegas dan bijaksana (namun tidak otoriter) terhadap pegawai, guru

serta siswa/i agar disiplin sekolah yang dimiliki dapat terus dipertahankan.

2. Pimpinan harus dapat menunjukkan citra yang baik kepada siswa/i, agar

dapat menjadi panutan bagi siswa/i.

3. Pimpinan harus dapat menciptakan komunikasi yang baik kepada siswa/i,

agar keharmonisan sekolah dapat terwujud dengan baik.

4. Disiplin yang dimiliki siswa/i harus tetap dipertahankan dengan cara

melakukan peraturan-peraturan, mengikuti kegiatan belajar mengajar,

menaati tata tertib, menghindari larangan-larangan yang telah dibuat,

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Chan, Sam M (2005) Analisis SWOT Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Indrafachrudi, Drs. H. R. Soekarto (2006) Bagaimana Memimpin Sekolah yang

Efektif, Bogor: Ghalia Indonesia

Prihatin, Dr. Eka (2011) Teori Administrasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta

Prijodarminto, Soegeng (2010) Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PT Pradnya

Referensi

Dokumen terkait

Pada hakikatnya, peranan BK adalah mendampingi siswa dalam beberapa hal, antara lain dalam perkembangan belajar/akademis, mengenal diri sendiri dan peluang masa

YANG KREATIF SANGAT BERPOTENSI DI BIDANG KARYA-KARYA SENI TERMASUK SENI ANIMASI / SEHINGGA DIHARAPKAN YOGYA SEBAGAI PUSAT FILM KARTUN DAN ANIMASI DAN GO.

Bagi SMK Negeri 1 Sewon Bantul diharapkan lebih meningkatkan upaya dalam kesehatan reproduksi remaja pada siswa-siswi kelas XI di SMK Negeri 1 Sewon Bantul,

Hasil penelitian ini didukung oleh teori Maharani (2007), yang mengatakan bahwa dengan melakukan pengobatan secara efektif dapat mengurangi terjadinya kekambuhan.Dalam teori

dengan ruang lingkup Pembelian bahan baku kayu bulat untuk proses produksi dan penjualan kayu gergajian dengan jenis produk kayu gergajian dengan kapasitas izin

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek diuretik ekstrak etanol daun senduduk (EEDS) dengan parameter volume urin, kadar natrium dan kadar kalium dalam urin tikus

Ternyata p (sig.) kurang dari taraf signifikansi yang ditentukan yaitu 5% atau 0,05; maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan: “Tidak ada perbedaan yang bermakna pada skala

Dapat kan akses unt uk mendapat kan lat ihan dan prediksi soal dalam bent uk ebook (pdf) yang bisa didow nload di member area apabila akun Anda sudah kami akt ifkan. Ingkaran dari