• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis semiotik wajah ailam dalam film My Name Is Khan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis semiotik wajah ailam dalam film My Name Is Khan"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi melalui media massa cenderung hanya berorientasi pada pemaksimalan keuntungan atau profit. Dengan begitu mereka juga akan membuat program acara yang dapat menjaring banyak para pemasang iklan, entah program acara tersebut berkualitas atau tidak, asalkan disukai oleh pasar.

Selain majalah, radio dan televisi saat ini film tidak hanya menjadi sarana seni, hiburan ataupun bisnis semata tetapi film juga menjadi bagian dari komunikasi. Film juga merupakan salah satu bentuk komunikasi massa yang menyampaikan pesan dengan menggunakan audio dan visual. Film dapat menggambarkan dan merefleksikan realitas kehidupan manusia. Selain dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat luas dan secara saru arah, film juga dapat memberikan efek komunikasi yang sangat besar. Meskipun komunikasi satu arah tidak memberikan efek secara langsung, namun film dapat memberikan efek mendalam terhadap sesuatu.

Film memiliki gerak yang bebas, hal itu merupakan salah satu keunikan daripada media komunikasi masa lainnya karena film dapat diterjemahkan baik dari unsur audio, visual dan textual, Film is unique, set apart from other all other media by its quality of free and constant motion.1 Inilah yang menjadilkan film bisa lebih menarik daripada media komunikasi massa lainnya, adanya unsur cerita

1

(11)

di dalamnya dan bagaiman kisah, pesan-pesan, intrik dan realitas dikemas di dalam film itulah yang menjadikannya menarik. Penonton tidak akan mudah bosan menonton film yang dikemas dengan menarik dan baik, tentu saja dengan berbagi keunggulan dari media film tersebut pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam film akan dengan lebih mudah tersampaikan.

Film sebagai media komunikasi massa tentu saja berarti sebuah film adalah sarana penyampaian pesan. Film telah digunakan sebagai media penyampaian pesan moral, keagamaan dan juga kritik sosial, atau dalam beberapa kasus film juga dapat jadi media propaganda. Film sebagai sarana penyampaian pesan moral ialah bila di dalam film disisipkan materi pesan-pesan ataupun nasehat moral yang biasanya divisualisasikan dalam cerita berupa kejadian dalam film ataupun dialog tokoh dalam film. Begitu juga dalam penyampaian pesan agama, propaganda atau kritik sosial, pesan divisualisasikan dalam adegan adegan visual ataupun suara dalam film.

Salah satu film yang menarik saat ini karena muatannya sebagai

penyampai pesan moral dan kritik sosial ialah film “My Name Is Khan” film

tersebut di produksi oleh Dharma Productions, bekerjasama dengan Red Chillies Entertainment dan akan didistribusikan oleh Fox Star Studios. Film ini disutradarai oleh Karan Johar yang sebelumnya pernah sukses menggarap film

box office India “Kuch Kuch Hota Hai” yang kembali bekerja sama dengan

(12)

Pada tanggal 11 september 2001 pada pukul 09.00 pagi waktu New York tiba-tiba sebuah Pesawat Boeing 757 Americans Airlines menabrak menara utara gedung World Trade Center (WTC) yang 18 menit kemudian disusul Pesawat

Boeing 757 yang menabrak menara selatan WTC yang mengakibatkan kedua menara tersebut runtuh2.

Film “My Name Is Khan” mengangkat isu rasial dan keagamaan paska

peristiwa 9\11, dimana paska pengeboman (WTC), terjadi diskrimainasi dan penyerangan-penyerangan terhadap Muslim di Amerika Serikat. Dalam film ini digambarkan masyarakat Amerika Serikat yang seolah menyalahkan warga muslim atas peristiwa 9\11.

Pengangkatan tema mengenai keagamaan merupakan suatu hal yang beresiko tinggi. Jika terdapat hal yang menyinggung pihak lain, maka akan timbul konflik. Konflik yang ditimbulkan dapat berupa kecaman kepada pihak yang telah membuat film tersebut. Reaksi keras akan terus mengalir dan pada akhirnya film tersebut akan dicabut peredarannya dari masyarakat.

Karena itu selain isu SARA juga isu sosial yang melibatkan Islam di dalamnya juga pemahaman umum terhadap Islam dan berbagai aspek yang mengunggulkan film ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mendalam terhadap film tersebut yaitu bagaimana Islam digambarkan dalam film tersebut, pemahaman umum masyarakat tentang Islam dan bagaimana Islam ingin digambarkan di dalam film tersebut, peneliti bermaksud mengadakan penelitian

2

(13)

ilmiah yang akan dituangkan dalam skripsi yang berjudul: Analisis Semiotik, Wajah Islam dalam Film ”My Name Is Khan”.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, dan untuk membatasi serta mempermudah penyusunan, maka peneliti akan melakukan analisis secara semiotik wajah Islam dalam film “My Name Is

Khan” dengan menggunakan metode analisis semiotik Roland Barthes, dan materi yang diteliti dalam film tersebut dikhususkan pada bagian yang berkaitan dengan konsep dan nilai-nilai keislaman, yang ditampilkan dalam film baik oleh aktor utama ataupun oleh alur cerita.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi objek penelitian ini terangkum dalam beberapa poin pertanyaan, yaitu:

a. Bagaimana penggambaran wajah Islam dalam film “My Name Is

Khan” dilihat dari perspektif semiotika?

b. Bagaimana pengkonstruksian pesan mengenai Islam di dalam film

(14)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

Tujuan Teoritis:

a. Untuk mengetahui penggambaran wajah Islam dalam film ”My

Name Is Khan” dilihat dari aspek semiotika.

b. Untuk mengetahui pesan Islam yang dikonstruksi dalam film ”My

Name Is Khan”.

Tujuan Praktis:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca terhadap sesuatu yang merujuk kepada pembahasan mengenai semiotika film, atau bagaimana bagaimana film dapat menyampaikan suatu pesan. Serta diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian yang bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa UIN Jakarta, khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

2. Manfaat Penelitian

Adapun terdapat manfaat penelitian yang dibagi dalam dua aspek yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.

(15)

a. Memperkaya kajian komunikasi massa melalui kajian semiotik model Roland Bartes, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Dakwah Komunikasi (FDK) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. b. Dapat dijadikan pengetahuan terhadap konstruksi pesan yang

terkandung dalam sebuah film bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, khususnya tentang analisis Semiotik.

Manfaat Praktis:

a. Manambah wawasan mengenai konstruksi pesan dalam sebuah film bagi para teoritis dan praktisi di bidang penyiaran dan sejenisnya.

b. Menambah ilmu tentang cara pengambaran film bagi para mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya, serta mahasiswa lain yang mempunyai minat dalam bidang Penyiaran pada umumnya.

D. Tinjauan Pustaka

(16)

Pertama “Analisis Semiotik Film Turtles Can Fly” oleh Istianah tahun

2009, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam , UIN Jakarta. Skripsi tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam hal penggunaan metode analisis semiotik Roland Barthes. Tetapi memiliki perbedaan dalam hal perumusan masalah.

Berikutnya “Analisis Semiotik Terhadap Film Animasi UPIN dan IPIN”

oleh Ahmad Bayhaki, tahun 2009, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Jakarta. Skripsi ini menggunakan teknik analisis semiotik model Carles Sanders Peirce.

Selain dua skripsi tersebut penelitian ini juga merujuk pada skripsi

“Analisis Semiotik Makna Nasionalisme Pada Film Nagabonar Jadi Dua karya Deddy Mizwar” oleh Elviras tahun 2008 Universitas Muhammadiyah Malang, Jurusan Komunikasi.

Meskipun penelitian ini mendapat rujukan dari skripsi-skripsi di atas dan sama-sama meneliti tentang film, akan tetapi penelitian ini memiliki perbedaan daripada skripsi-skripsi di atas yaitu pada fokus penelitiannya. Penelitian ini fokus

pada bagaimana wajah Islam ditampilkan dalam film “My Name Is Khan”.

Penelitian ini menggunakan analisis semiotik Roland Barthes yang meneliti bagaimana Islam digambarkan dalam adegan-adegan visual, audio atau narasi di

(17)

E. Kerangka Konsep

Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari semsion yang berarti

“tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili

sesuatu yang lain. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.3

Semiotika, secara substansial adalah kajian yang concern dengan dunia simbol. Alasannya, seluruh isi media massa pada dasarnya adalah bahasa (verbal), sementara bahasa merupakan dunia simbolik.4 Menurut Roland Barthes Semiotika adalah ilmu mengenai bentuk (form). Studi ini mengkaji signifikasi yang terpisah dari sisinya(content). Semiotika tidak hanya meneliti signifier dan signified tetapi juga hubungan yang mengikat mereka, tanda yang berhubungan secara keseluruhan.5

Sebagi sarana komunikasi massa penyampai pesan, dan cerminan realitas masyarakat, sebuah film dan berbagai unsur di dalamya dapat dikaji salah satunya dengan analisis semiotika. Semiotika didefinisikan oleh Ferdinand De Sausure di dalam Course In General Linguistic sebagai “ilmu yang mengkaji tanda sebagi

bagian dari kehidupan sosial”.6

Jadi secara sederhana semiotika dapat dipahami sebagi ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika juga mempelajari aturan yang membuat suatu tanda tersebut dapat memiliki arti. Salah satu gagasan besar

3

Askurifai, Baksin Membuat Film Indie Itu Gampang, (Bandung; Katarsis 2003) h. 95

4

ibid h. 140

5

ibid h. 123

6

(18)

tentang tanda yang umumnya dijadikan dasar bagi penelitian semiotika, yakni gagasan tentang tanda menurut Ferdinand de Saussure yaitu:

a) A Signifier (significant) – forma atau wajah tanda tersebut, misalnya: tulisan di kertas, atau suara di udara, dengan kata lain wujud fisik dari tanda.

b) The Signified (signifie’) – konsep yang di representasikan atau konsep mental.

Menurut saussure, bahasa itu merupakan suatui sistem tanda (sign). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signfier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna”

atau coretan yang bermakna.7

F. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif semiotik yaitu penelitian yang tidak menggunakan data data statistik dan jenis penelitiannya adalah deskriptif seperti yang didefinisikan oleh Jalaludin Rachmat sebagai metode yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan. Penelitian deskriptif timbul karena adanya suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti namun belum ada kerangka teoritis yang menjelaskannya.8

7

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi,(Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2004) h .46

8

(19)

1. Subjek dan Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah film “My Name Is Khan”, sedangkan subjek

penelitiannya adalah potongan adegan visual ataupun narasi dialog dalam film

“My Name Is Khan” yang berkaitan dengan makna Islam yang ingin disampaikan

di dalam film “My Name Is Khan”.

2. Tahapan Penelitian

a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, data dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Data primer

adalah berupa data yang diperoleh dari rekaman video film “My Name Is Khan”.

Yang kemudian di bagi per scene dan dipilih adegan-adegan sesuai rumusan masalah, yang digunakan untuk penelitian. 2) Data sekunder adalah data yang di peroleh dari dokumen, atau literatur-literatur yang mendukung data primer, seperti buku-buku yang sesuai dengan penelitian, artikel koran, catatan kuliah, kamus istilah, internet dan sebaginya.

b. Teknik pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yang pertama observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan bebas terhadap objek penelitian dan unit analisis. Dengan cara menonton dan mengamati adegan-adegan dan

dialog dalam film “My Name Is Khan”. Kemudian, memilih dan menganalisa

sesuai dengan model penelitian yang diginakan.

(20)

bahan penelitian yang kemudian dijadikan bahan argumentasi. Seperti buku-buku, artikel koran, arsip, kamus istilah, internet dan sebaginya.

c. Teknik Analisis Data

Setelah data primer dan sekunder terkumpul kemudian diklasifikasikan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah ditentukan. setelah data terklasifikasi dilakukan analisis data menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes. Barthes mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan penandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi yang menghasilkan makna eksplisit untuk memahami makna tanda-tanda dalam film “My Name Is Khan” mengenai Islam.

Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data yaitu Analisis semiotik, sebagi sarana komunikasi massa penyampai pesan, dan cerminan realitas masyarakat, sebuah film dan berbagai unsur di dalamya dapat dikaji salah satunya dengan analisis semiotika. Semiotika didefinisikan oleh Ferdinand De Sausure di dalam Course In General Linguistic sebagai “ilmu yang mengkaji

tanda sebagi bagian dari kehidupan sosial”.9

Jadi secara sederhana semiotika dapat dipahami sebagi ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika juga mempelajari aturan yang membuat suatu tanda tersebut dapat memiliki arti.

G. Sitematika Penulisan

Untuk memudahkan pembatasan skripsi ini, secara sistematis penulisannya dibagi ke dalam lima bab beserta sub-babnya sebagai berikut:

(21)

BAB I : PENDAHULUAN, Yaitu berupa latar belakang masalah yang membahas film sebagai media komunikasi, sekilas

tentang film “My Name Is Khan” juga tentang peristiwa

teror 11 september 2001 pengeboman World Trade Center yang melatar belakangi isu rasial pembutan film tersebut. kemudian bab ini juga mencakup pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORITIS, bab ini memuat teori-teori yang menunjang dan mempunyai hubungan dengan permaslahan yang diangkat dalam skripsi ini, yaitu; penjelasan mengenai konsep sebuah film, jenis-jenis film, film sebagai media komunikasi massa. Bab ini juga menngandung penjelasan konsep umum semiotika, konsep semiotika roland barthes, juga teori konstruksi sosial.

BAB III : GAMBARAN UMUM FILM “My Name Is Khan”, bab ini

menjelaskan secara umum segala sesuatu mengenai film

”My Name Is Khan” jalan cerita dan penokohan dan

pemeran dalam film sinopsis dan tanggapan mengenai film tersebut.

BAB IV : ANALISIS DATA, bab ini yaitu berupa analisis semiotik

(22)

pengkonstruksian pesan mengenai wajah Islam dalam film tersebut.

(23)

BAB II

Tinjauan Teoritis

A.

Teori Konstruksi Sosial

1. Paradigma Konstruktivis

Paradigma dapat didefinisikan berbeda-beda tergantung siapa yang mendefinisikannya, seperti definisi Ritzer yang di jelaskan oleh Slamet Wiyono. Apa yang didefinisikan Ritzer tentang paradigma, intinya adalah bahwa suatu

paradigma merupakan “wajah mendasar dari sesuatu yang menjadi perbincangan

(subject matter) di dalam wilayah sains”. Paradigma mengasumsikan,

mendefinisikan dan saling mengaitkan pada contoh, teori, metode, dan instrumen-instrumen yang ada dalam paradigma itu.10

Definisi lain paradigma dikemukakan oleh Hidajat Nataatmaja, dalam Ilmu Humanika yang juga dijelaskan oleh Drs. Slamet Wiyono. Paradigma sama

dengan “Para Dogma”(yang mendahului dogma), diartikan sama dengan dogma

primer (yang tidak dapat diuraikan lebih lanjut menjadi dogma-dogma yang lebih sederhana) yang mendahului segala macam dogma, atau seperangkat sistem dsri dogma-dogma itu (landasan dogmatika).11

Konstruktivisme, gagasan tentangnya telah mulai muncul sejak Socrates menemukan jiwa dalam tubuh manusia, sejak Plato menemukan akal, budi dan ide, dan kemudian Aristoteles berkata bahwa manusia adalah mahluk sosial dan setiap perkataan harus dibuktikan kebenaranya, bahwa kunci pengetahuan adalah

10

Wiyono, Slamet. Manajemen Potensi Diri. (Jakarta: Grasindo 2004) h. 15

11

(24)

logika dan dasar pengetahuan adalah fakta. Kemudian aristoteles juga yang

mengucapkan „Cogito, Ergo Sum’ atau “saya berfikir karna itu saya ada” .

kata-kata itu yang kemudian menjadi dasar bagi perkembangan gagasan-gagasan konstruktivisme.12

Paradigma ini berpendapat bahwa alam semesta ini secara epistemologis merupakan konstruksi sosial, Menurut paradigma konstruktivis, realitas tidak muncul begitu saja dalam bentuknya yang asli (apa adanya) tetapi ia harus diseleksi melalui cara orang itu memandang setiap hal yang ada.13 Menurut pandangan konstruktivisme, kebenaran dan pengetahuan objektiv sesungguhnya merupakan sebuah perspektif tersendiri. Kebenaran dan pengetahuan objektif itu bukan ditemukan, melainkan diciptakan oleh individu.14 Jadi secara sederhana, konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi (bentukan) dari yang mengetahui sesuatu.15 Konstruktivisme dibagi menjadi tiga macam:

a. Konstruktivisme radikal, Konstruktivisme Radikal hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikiran kita. Bentuk itu tidak selalu representasi dari dunia nyata. Pengetahuan tidak dianggap sebagai refleksi realitas ontologis obyektif, tetapi sebagai realitas yang dibentuk oleh pengalaman seseorang.

12

Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007) h.13

13

Choiri Fauzi, Arifatul. Kabar-Kabar Kekerasan Dari Bali. (Yogyakarta: LkiS 2007) h.41

14

Ibid h.41

15

(25)

b. Realisme hipotesis, dalam pandangan realisme Hipotesis pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki.

c. Konstruktivisme biasa, Konstruktivisme ini mengambil semua konsekuensi kostruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas tersebut. kemudian pengetahuan individu dianggap sebagai gambaran yang dibentuk dari realitas objek dalam dirinya sendiri.16

Dari ketiga macam konstruktivisme tersebut, dapat dilihat adanya kesamaan dimana konstruktivisme dilihat sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atau orang di sekitarnya. Individu kemudian membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihat itu berdasarkan pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Dan konstruksi semacam inilah yang oleh Berger dan Luckman disebut konstruksi sosial.17

2. Teori Konstruksi atas Realitas Sosial

Berger dan Luckman mulai menjelaskan realitas sosial dengan

memisahkan pemahaman „kenyataan‟ dan „pengetahuan‟. Realitas diartikan

sebagai kualitas yang terdapat di dalam realitas yang diakui sebagai memiliki keberadaan( being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri.sedangkan

16 Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007) h,14

17

(26)

pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik.18

Realita sosial yang dimaksud oleh Berger dan luckman terdiri dari:

a. Realitas obyektif: Realitas obyektif ialah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia obyektif yang berada di luar individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan.19

b. Realitas simbolis: Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas obyektif dalam berbagai bentuk.20 persepsi yang timbul di masyarakat atas realitas obyektif dan realitas subyektif.

c. Realitas subyektif: Realitas subyektif ialah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas obyektif dan simbolis kedalam individu melalui proses internalisasi.21

Konsep mengenai konstruksi pertama kali diperkenalkan oleh Peter L. Berger, seorang interpretatif. Peter L. Berger bersama-sama dengan Thomas Luckman mengatakan setiap realitas sosial dibentuk dan dikonstruksi oleh manusia. Mereka menyebutkan proses terciptanya konstruksi realitas sosial melalui adanya tiga tahap, yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Secara singkat, penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Eksternalisasi: ialah proses penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia. Dimulai dari interaksi antara

18

(27)

pesan iklan dengan individu pemirsa melalui tayangan televisi. Tahap pertama ini merupakan bagian yang penting dan mendasar dalam satu pola interaksi antara individu dengan produk-produk sosial masyarakatnya. Yang dimaksud dalam proses ini ialah ketika suatu produk sosial telah menjadi sebuah bagian penting dalam masyarakat yang setiap saat dibutuhkan oleh individu, maka produk sosial itu menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang untuk melihat dunia luar.

2) Objektivasi: ialah tahap dimana. Pada tahap ini, sebuah produk sosial berada proses institusionalisasi, sedangkan individu memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka bisa dipahami secara langsung. Dengan demikian, individu melakukan objektivasi terhadap produk sosial, baik penciptanya maupun individu lain. Kondisi ini berlangsung tanpa harus mereka saling bertemu. Artinya, proses ini bisa terjadi melalui penyebaran opini sebuah produk sosial yang berkembang di masyarakat melalui diskursus opini masyarakat tentang produk sosial, dan tanpa harus terjadi tatap muka antarindividu dan pencipta produk sosial.

(28)

tempat individu menjadi anggotanya. Terdapat dua pemahaman dasar dari proses internalisasi secara umum; pertama, bagi

pemahaman mengenai „sesama saya‟ yaitu pemahaman mengenai

individu dan orang lain; kedua, pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dari kenyataan sosial.22

3. Konsep Semiotika Roland Barthes

Salah satu pengikut Sausure, Roland Barthes, membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus Barthes lebih tertuju pada gagasan signifikasi dua tahap. Roland Barthes menggunakan istilah

order of signification. First order of signification adalah denotasi. Sedangkan konotasi second order of signification.23

Roland Barthes lahir pada tahun 1915 dari keluarga menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah baratdaya Prancis. Dia dikenal sebagai salah seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikkan model linguistik dan semiologi sausurean.24 semasa hidupnya Barthes telah banyak menulis buku, diantaranya adalah . le degree zero

de l’ecriture atau “nol derajat di bidang menulis ”(1953, diterjemahkan kedalam

bahasa inggris, writing degree zero 1977).

Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan

22 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006), h 110 23 M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali 2004), h.45

(29)

tentang signifikasi dua tahap (two order of signification). Two order of signification (signifikasi dua tahap atau dua tatanan pertandaan) Barthes terdiri dari first order of signification yaitu denotasi, dan second order of signification

yaitu konotasi. Tatanan yang pertama mencakup petanda yang berbentuk tanda. Tanda yang disebut makna denotasi.25

Sumber : Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, (Bandung ;Remaja Rosdakarya) h.

127

Dalam gambar diatas Barthes seperti dikutip Fiske menjelaskan : signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna paling nyata dari tanda. Konotasi ialah kata yang digunakan Barthes untuk menjelaskan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan yang terjadi ketika gambar bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta

25 M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali 2004), h.56

Denotatio Signified Signifier

Conotatio

Myth

Reality Signs Culture

(30)

nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai nilai subyektif atau paling tidak intersubyektif. Pemilihan kata-kata kadang merupakn pilihan terhadap

konotasi, misalnya kata “penyuapan” dengan “memberi uang pelicin”. Dengan

kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek; sedangkan konotasi adalah bagimana menggambarkannya (Fiske, 1990:88).26

Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah bagimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.27 Dalam gambar di atas tanda panah pada signified mengarah pada mitos. Ini berarti mitos muncul pada tataran konsep mental suatu tanda. Mitos dikatakan sebagai ideologi dominan pada waktu tertentu. Denotasi dan konotasi memiliki potensi untuk menjadi ideologi yang bisa dikategorikan sebagai third order of signification

(bukan istilah dari Barthes), Barthes menyebut konsep ini sebagi myth (mitos)28. Kita dapat menemukan ideologi dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi yang terdapat di dalamnya (Van Zoest,1991:70). Salah satu cara adalah mencari mitologi dalam teks-teks semacam itu. Ideologi adalah sesuatu yang abstrak. Mitologi (kesatuan mitos-mitos yang koheren) menyajikan inkarnasi makna-makna yang memiliki wadah dalam ideologi. Ideologi harus dapat diceritakan. Cerita itulah mitos.29

26 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar, ( Bandung ;Remaja Rosdakarya, 2006) h. 128

27 Ibid h.128

28 M. Antonius Birowo, M.A, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta ; Gitanyali 2004), h.58-60

(31)

B.

Tinjauan Umum tentang Film

1. Konseptualisasi Film

Film (cara pengucapan: [Filêm] atau Félêm) adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie semula pelesetan untuk berpindah gambar. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Gambar-hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda termasuk fantasi dan figur palsu dengan kamera, dan atau oleh animasi.

Film memiliki banyak pengertian yang dapat dijabarkan secara luas. Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema untuk mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh. Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat. Asas sinematografi tidak dapat digabungkan dengan asas-asas lainnya karena asas ini berkaitan dengan pembuatan film. Asas sinematografi berisikan bagaimana tata letak kamera sebagai alat pengambilan gambar, bagaimana tata letak properti dalam film, tata artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film lainnya.

2. Film Sebagai Media Komunikasi Massa

(32)

massa.30 Sedangkan Littlejhon the process wherby media organizations produce and transmit messages to large publics and the process by which those messages

are sought used, understood, and influenced by audiences (proses di mana organisasi-organisasi media memproduksi dan menyampaikan pesan-pesan kepada khalayak luas dan proses di mana pesan-pesan dicari, digunakan, dipahami, dan di pengaruhi oleh khalayak).31

Sehingga bisa di pahami bahwa Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi dimana seorang komunikator dapat menjangkau ribuan atau lebih khalayak yang dilakukan melaluai medium media massa. Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.32

Komunikasi massa hampir selalu dilakukan melalui media yang mampu menjangkau khalayak luas seperti, koran, televisi, radio, film, dan juga internet. Komunikator massa dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasi massa selalu menggunakan media atau sarana yang dapat menjangkau banyak khalayak sekaligus. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris mass communication sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa) artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated.33

30

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta LKIS 2007 ) h.16

31

Ibid h.16

32

Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta Grasindo 2000) h 1

33

(33)

Orang terpesona pada film sejak awal penciptaan teknologi film tersebut, meski gambar pada saat itu tak lebih dari gambar putus-putus dan bergoyang-goyang di tembok putih.34 Film seolah memiliki kekuatan magis yang mampu menarik perhatian dari khalayak untuk menontonnya sehingga mereka mau meluangkan waktunya tanpa terpaksa untuk menonton sebuah film. Dengan begitu film memiliki potensi sebagai salah satu media komunikasi massa yang dapat menjangkau khalayak luas, sekaligus menghibur.

Film merupakan salah satu bentuk media komunikasi massa dari berbagai teknologi dan unsur-unsur kesenian. Sebagai seni ketujuh, film sangat berbeda dengan seni sastra, teater, seni rupa, senisuara, musik, dan arsitektur yang muncul sebelumnya. Seni film sangat mengandalkan teknologi sebagai bahan baku produksi maupun dalam hal eksibisi ke hadapan penontonya.35 Unlike the stage play film can produce a continuous, unbroken flow, which blurs and minimizes

transitions without comprimising the story’s unity.36

Hal tersebut berarti bahwa sebagi salah satu bentuk media komunikasi massa film adalah sarana penyampaian pesan. Film dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan moral, keagamaan dan juga kritik sosial, atau dalam beberapa kasus film juga dapat jadi media propaganda. Dengan menyisipkan materi berupa pesan-pesan di dalam adegan film baik dalam bentuk visual, audio maupun textual film dapat menjadi sarana penyampaian pesan.

34

John, vivian Teori Komunikasi Massa, edisi kedua, (terj.) olehTri Wibowo B.S

(Jakarta; Kencana Prenada Media,2008) h. 160

35 Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa,(Jakarta; Erlangga, 1996). h. 3

36 Joseph M, Boggs, The Art Of Watching Film, (Mayfield Publishing Company 1979

(34)

Kemampuan film-film dalam menjangkau banyak segmen sosial , lantas membuat para ahli bahwa film memiliki potensial untuk mempengaruhui khalayaknya.37 Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan dibaliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari masyarakt dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam mayarakat, dan kemudian memproyeksikannya keatas layar.38

Film tidak hanya berfungsi menyampaikan pesan kepada khalayak penontonnya tetapi secara aktif mengkonstruksi persepsi khalayak penontonya berdasarkan muatan pesan yang dikandungnya. Sekaligus film adalah cerminan masyarakat dimana film tersebut dibuat. Contohnya film yang dibuat di Amerika secara tidak langsung, sengaja atau tidak akan menggambarkan bagaimana kebudayaan di negara Amerika melalui pengambilan gambar di negara tersebut, dalam hal pemilihan alur cerita, cara bicara tokoh dalam film sampai pada lelucon atau gurauan yang digunakan sebagai penyegar di dalam film akan secara langsung mengadopsi sesuai kebudayaan di Amerika.

Film “My Name Is Khan” termasuk ke dalam insdustri Film Bollywood. Nama "Bollywood" berasal dari gabungan Bombay (nama lama untuk Mumbai) dan Hollywood. Bollywood adalah produsen film terbesar di India sekaligus salah satu produsen film terbesar di dunia.

37 Alex sobur, Semiotika komunikasi,(Bandung; Remaja Rosdakarya, 2006). h. 127

(35)

Film-film Bollywood secara resmi disebut sinema Hindi. Meskipun demikian, film Bollywood juga dibuat dengan berbahasa Urdu. Ada pula film-film yang memasukkan percakapan dan lagu-lagu dalam bahasa Inggris India. Bukan hal yang aneh bila menonton film India yang berisi dialog bercampur kata-kata bahasa Inggris, atau bahkan kalimat berbahasa Inggris.39

3. Jenis dan Klasifikasi Film

Pada dasarnya film terbagi menjadi beberapa jenis. Karakter-karakter yang ditampilkan mengakibatkan munculnya pengelompokan tersebut. Beberapa jenis film menurut penelitian Askurifai Baksin40 yaitu sebagai berikut:

1. Action

Istilah ini selalu berkaitan dengan adegan berkelahi, kebut-kebutan, tembak-menembak sehingga tema ini dengan sederhana bisa dikatakan

sebagai film yang berisi “pertarungan” secara fisik antara protagonis

dengan antagonis. 2. Drama

Tema ini mengetengahkan aspek-aspek human interest sehingga yang dituju adalah perasaan penonton untuk meresapi kejadian yang menimpa tokohnya. Tema ini juga dikaitkan dengan latar belakang kejadiannya. Jika kejadiannya disekitar keluarga, disebut drama keluarga.

39 www.cinemaofmalayalam.net diakses pada tanggal 5 Oktober pukul 08.35 WIB

(36)

3. Komedi

Tema ini baiknya dibedakan dengan lawakan sebab jika dalam lawakan biasanya yang berperan adalah para pelawak. Film komedi tidak harus dilakonkan oleh pelawak, tetapi pemain film bisa. Intinya, tema komedi selalu menawarkan sesuatu yang membuat penontonnya tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak. Biasanya adegan dalam film komedi juga merupakan sindiran dari suatu kejadian atau fenomena yang sedang terjadi.

Dalam konteks ini, ada dua jenis drama komedi yaitu slapstik dan

situation comedy. Slapstik adalah komedi yang memperagakan adegan konyol seperti sengaja jatuh atau dilempar kue dan lainnya. Sedangkan komedi situasi adalah adegan lucu yang muncul dari situasi yang dibentuk dalam alur dan irama film.

4. Tragedi

Tema ini menitikberatkan pada nasib manusia. Sebuah film dengan akhir cerita sang tokoh selamat dari kekerasan, perampokan, bencana alam dan lainnya bisa disebut film tragedi.

5. Horor

(37)

6. Drama Action

Tema ini merupakan gabungan dari dua tema, drama dan action. Tema drama action ini menyuguhkan suasana drama dan juga adegan-adegan

“pertengkaran fisik”. Untuk menandainya, dapat dilihat dengan cara

melihat alur cerita film. Biasanya film dimulai dengan suasana drama, setelah itu alur meluncur dengan menyuguhkan suasana tegang berupa pertengkaran-pertengkaran.

7. Komedi tragis

Suasana komedi ditonjolkan terlebih dahulu kemudian disusul dengan adegan-adegan tragis. Suasana yang dibangun memang getir sehingga penonton terbawa emosinya dalam suasana tragis tetapi terbungkus dalam suasana komedi.

8. Komedi horor

Sama dengan komeditragi, suasana komedi horor juga merupakan gabungan antara tema komedi dan horor. Biasanya film dengan tema ini menampilkan film horor yang berkembang, kemudian diplesetkan menjadi komedi.

9. Parodi

(38)
(39)

BAB III

Gambaran Umum Film “My Name Is Khan”

A. Produksi Film “My Name Is Khan” 1. Sekilas Film “My Name Is Khan”

“My Name is Khan” film ini diproduksi oleh Dharma Productions,

bekerjasama dengan Red Chillies Entertainment dan didistribusikan oleh Fox

STAR Studios. Film ini dirilis pada tanggal 12 Februari 2010. Film “My Name is

Khan” di produseri oleh produser Yash Johar, yang mendirikan Dharma

Productions pada tahun 1976. Yash Johar juga pernah memproduseri film-film India lainnya diantaranya Dostana (1980) Kuch Kuch Hota Hai (1998). Lalu, disusul dengan Kabhi Khushi Kabhi Gham (2001), Kaal Ho Na Ho (2003), dan Kabhi Alvida Na Kehna (2006).

Film “My Name is Khan” disutradarai oleh Karan Johar yang sebelumnya

pernah sukses menggarap film box office India “Kuch Kuch Hota Hai” yang

kembali bekerja sama dengan Shahrukh Khan sebagai bintang utama film tersebut yang memerankan Rizwan khan, seorang muslim penderita autisme yang tinggal di Amerika Serikat.

Film “My Name Is Khan” mengangkat isu rasial dan keagamaan paska

(40)

pertama kali di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 10 Februari lalu. Dua hari kemudian, barulah film ini beredar di Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan bagian dunia lainnya. Di berbagai tempat film ini dikabarkan memecahkan rekor penonton film India, seperti di Inggris, Australia, dan Amerika Serikat.

2. Pemeran-Pemeran dalam Film “My Name Is Khan” a. Sahrukh Khan

Di dalam film ini Sahrukh Khan berperan sebagai Rizwan Khan, tokoh utama dalam film ini. Sahrukh Khan telah Dua dekade berada di industri dunia hiburan India, dia pernah menjadi aktor televiaisi sampai bintang Bollywood dan produser. Ketika ia memutuskan kembali ke televisi pada tahun 2007 ia menjadi pembawa acara Kaun Banega Crorepati, salah satu acara televisi paling populer sepanjang masa. Mendapatkan penghargaan, pengakuan dan popularitasnya yang tidak perlu dipertanyakan.

ShahRukh Khan lahir di Delhi pada 2 November 1965, anak dari Taj Mohammed Khan, seorang pejuang kemerdekaan dari Peshawar dan Lateefa Mohammed dari Rawalpindi seorang anak angkat dari Mayor Jenderal Shah Nawaz Khan. Debutnya sebagai seorang aktor bermula pada tahun 1988, pada serial teleisi berjudul Fauji, yang bercerita tentang kehidupan tentara india. Kemudian debutnya pada layar lebar adalah pada film Deewana, pada tahun 1992.41

41

(41)

b. Kajol Devgan Mukherjee

Kajol lahir dari aktris dan produser film Tanuja Shomu Mukherjee pada tanggal 5 Agustus 1975. Dia dilahirkan dalam sebuah keluarga Bengali-Marathi. Dia bersekolah di St.Joseph di Panchgani sampai berusia tujuh belas tahun, ia berhenti bersekolah untuk menjadi seorang aktris. Dia menikah dengan Ajay Devgan pada tahun 1999 dan mempunyai seorang anak bernama Nysa. Dia mengambial cuti dari film pada tahun 2003 lalu kembali pada tahun 2006.

Film pertama Kajol adalah Bekhudi pada tahun 1992. Pada tahun 1995 film-filmnya tidak ada yang menjadi hits. Pada tahun 1997 dengan filmnya Gupt

ia memenangkan penjahat terbaik pada penghargaan Filmfare. Pada tahun 1998 semua filmya menjadi hits. 42

c. Jimmy Shergill

Jasjit Shergill lahir pada tanggal 3 Desember 1970 di Punjab India. Dia belajar di Hindu College, New Delhi. Ia menikah dengan Priyanka Puri dan memilki anak, Vir. Jimmy memulai debutnya di film GIulzar’s Maachis (1996) sebagai Jimmy. Dalam Mohabattein (2000), ia bermain sebagai Karan seorang mahasiswa. Pada film My Name Is Khan ia berperan sebagai adik Shah Rukh Khan.43

d. Zarina Wahab

Zarina lahir di Vishakhapatnam. Dia telah melatih di Institute Film dan Televisi bergengsi India, Pune. Dia menikah dengan aktor Bollywood Aditya Pancholi pada tahun 1986, dan memiliki 2 anak, seorang putri dan seorang putra

42

www.chakpak.com diakses pada tanggal 5 Agustus pukul 08.35 WIB

43

(42)

Sana Suraj. Film pertama Zarina adalah Ishq Ishq (1974).Disutradarai oleh Dev Anand. Dia memerankan ibu Shahrukh Khan pada film My Name Is Khan.44

B. Sinopsis Film “My Name Is Khan”

Film dimulai saat seorang anak, Rizwan Khan, seorang muslim yang menderita Asperger’s syndrome, Rizwan hidup bersama ibunya, kelainan yang membuatnya jadi sulit berinteraksi dengan kebanyakan orang. Sepeninggal ibunya, Rizwan kemudian memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat. Tinggal bersama adiknya di kota San Fransisco. Atas bantuan Zakir adiknya, Rizwan bekerja sebagai pramuniaga produk kecantikan yang terbuat dari herbal. Semua tampak berjalan lancar. Rizwan, Zakir dan istrinya, Haseena, seorang psikolog yang memakai jilbab, tampak hidup rukun. Mereka taat beribadah.

Ketika sedang menawarkan produk kosmetik yang dijualnya Rizwan berkenalan dengan seorang perawat kecantikan, Mandira yang diperankan Kajol Devgan. Mandira, menjalani hidup sebagai janda dengan satu anak, Sameer alias Sam. Rizwan dan Mandira Meski mendapat tentangan dari kedua belah pihak keluarga, mereka tetap memutuskan untuk menikah dan menetap di luar San Francisco, di mana mereka membuka sebuah salon kecantikan kecil. Mandira maupun Sameer menambahkan Khan di belakang nama mereka. Keluarga ini akrab dengan tetangganya, Mark, seorang wartawan istrinya Sarah dan seorang anak Reese yang menjadi teman sam.

44

(43)

Tapi kemudian datanglah peristiwa 11 September. Penduduk Muslim Amerika kemudian mengalami diskriminasi, toko dirusak, rumah dilempari batu, atau mengalami penyerangan-penyerangan. Malah tak sedikit orang India penganut Sikh memakai serban di kepala turut jadi korban karena disangka orang Afghanistan yang Muslim. Nasib Haseena lebih parah. Dia dikeroyok sejumlah lelaki di jalan hanya karena memakai jilbab.

Mark, tetangga mereka yang seorang wartawan, ditugaskan meliput perang di Afghanistan, dan terbunuh di sana. Sejak itu, sang anak, Reese, teman akrab Sameer, berubah menjadi musuh. Karena nama Khan di belakang namanya, Sameer dianggap Reese sebagai orang Afghanistan. Orang-orang lain pun memusuhi mereka.

Nasib paling parah diterima Sameer. Diawali pertengkaran dengan Reese, Sameer dikeroyok sejumlah remaja bule hanya karena kulitnya hitam. Sebenarnya Reese mencoba menyelamatkan Sameer, tapi tak berhasil. Sameer yang sekarat sempat dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.

Rizwan sedih sekali karena ia sangat akrab dengan putra tirinya itu. Tapi yang terguncang adalah sang ibu, Mandira. Ia anggap „‟bencana‟‟ yang menimpa mereka karena nama Khan di belakang namanya dan Sameer. Maka Rizwan sebagai biang bencana ia usir. Ia perintahkan Rizwan mengatakan kepada orang Amerika, termasuk Presiden Amerika Serikat: bahwa namanya Khan, tapi ia bukan teroris (My name is Khan, and I am not a terrorist).

(44)

yang dihadiri Presiden George W.Bush. Ia mendekati Presiden sembari terus berteriak: “My name is Khan, I am not a terrorist”. Belum sempat teriakan itu didengar Bush, para pengawal meringkusnya karena dicurigai sebagai teroris. Apa yang ia alami, sungguh menyakitkan: ia dimasukkan ke ruangan dengan suhu yang panas, lalu dipindah ke ruangan yang amat dingin. Berbagai siksaan lainya harus ia terima. Toh akhirnya ia harus dibebaskan karena tak terbukti sebagai teroris. Itu juga berkat bantuan tiga wartawan asal India.

Nama Rizwan kemudian melambung menjadi pahlawan di televisi, karena menolong penduduk sebuah desa di Georgia yang diterjang banjir. Mayoritas korban banjir ini adalah kaum kulit hitam dan berhari-hari tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Peristiwa ini menyebabkan Presiden Bush diterpa kecaman keras terutama dari masyarakat kulit berwarna Amerika Serikat. Setelah ramai diberitakan di televisi, bantuan datang dari orang-orang Muslim yang dikoordinasikan Haseena dan suaminya, Zakir.

(45)

C. Tanggapan Terhadap Film “My Name Is Khan”

Film “My Name Is Khan” mendapat berbagai tanggapan dari khalayak

baik positif maupun negatif. Di negara India sendiri ada seruan boikot terhadap film tersebut oleh kelompok hindu militan, bukan hanya karena adanya unsur sara di dalam film tersebut, tetapi lebih karena Shahrukh Khan yang memiliki tim Liga Utama Kriket di India, pernah menyatakan ingin mengikutsertakan pemain kriket Pakistan terkenal Abdul Razak dalam timnya.

Sejumlah gedung bioskop tak berani memutar “My Name Is Khan”. Ketika film ini dirilis di Mumbai, kota utama dan pusat perfilman India, 12 Februari lalu, ribuan polisi terpaksa dikerahkan mengawal gedung bioskop dari aksi Shiv Sena. Kelompok itu sempat menurunkan pamplet dan poster film dari berbagai gedung bioskop. Guna mengamankan pemutaran film sekitar dua ribu pendukung partai radikal itu terpaksa diamankan polisi.

Begitu pula di Amerika Serikat sebagai setting lokasi kejadian cerita di

film ini, “My Name Is Khan” mendapat berbagai sambutan dari sejumlah media

massa Amerika Serikat. Seperti di kutip mediaindonesia.com:

"Yang terbaik dari “My Name Is Khan”, terutama untuk Amerika, adalah sebuah cerita tentang risiko kebaikan," tulis The New York Times. Sebagai arus utama pers AS, koran ini juga mencatat badai yang mengepung rilis film itu pada Jumat (12/2) di India.

(46)

menarik tentang melihat negara ini melalui kaca mata Bollywood, bahkan ketika ceritanya semacam dongeng," kata US Daily, Sabtu (13/2).

"Perjuangan atas film dan politik dari sang bintang serta membuat marah kaum Hindu atas komentarnya mengenai pemain Pakistan bermain di tim kriket India adalah sekilas tentang politik sempit yang masih membagi India," kata Times.

"Film itu menampilkan kehidupan seorang lelaki muslim dari India, tinggal di San Francisco, yang melalui perjalanan luar biasa di Amerika Serikat, menginspirasi orang yang mengundang perdebatan dan menciptakan sebuah revolusi spontan," kata The Washington Post. (IANS/OL-04)45

Racheal Saltz dari The New York Times mengungkapkan, ''Film ini bercerita tentang kehidupan warga India yang hidup dalam ketakutan pasca 9/11. Ada sesuatu yang menarik disimak untuk melihat negara ini (Amerika) dari kacamata Bollywood kendati ceritanya mirip dongeng. Yang paling menarik adalah hubungan yang terjalin antara warga kulit hitam Amerika dan India, terutama Muslim. Khan mampu menyentuh seraya mengajarkan tentang Islam dan toleransi.''

Produser Raam Punjabi mengomentari film ini yang dikutip oleh tempointeraktif.com My Name Is Khan yang diputar di jaringan 21 dan 3 Idiots bisa bertahan lebih dari tiga bulan. Sejak pemutaran perdananya tanggal 25 Desember, film 3 Idiots masih tayang. Di Jakarta film ini hanya diputar di Blitz, tapi di luar Jakarta film ini diputar jaringan bioskop 21. Pendapatan penonton,

45

(47)

awalnya masuk satu kopi, dengan performa 150 ribu penonton di Jakarta, Bandung, Makassar, dan Palembang. Sekarang sudah tujuh kopi. Itu semua juga masih perhitungan kasar. Berikutnya film ini bakal diputar di Jambi dan Lampung. Film My Name Is Khan, punya unsur daya tarik yang universal, yang tidak dimiliki semua film india. Temanya yang mengena di hati, memberi kesan positif di benak penonton. Selain itu, penyajiannya juga menarik.46

Selain berbagai tanggapan dari media film ini juga mencatat beberapa pencapaian yang cukup baik menembus box office Inggris dalam posisi ke enam, dan pada awal minggu pemutaran di Inggris (12 feb 2010) film ini meraup keuntungan US$ 1,4 Juta. Kemudian di Amerika sendiri hingga 17 februari 2010, My Name is Khan memperoleh keuntungan hingga 20 milliar. Kemudian di Berlin, Jerman tiket online film ini, melalui situs penjualan ebay, habis terjual hanya dalam 5 menit. Padahal per tiket dibandrol dengan harga 1.000 euro atau 12 juta.

46

(48)

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA

A. Konstruksi Pesan dalam Film “My Name Is Khan”

1. Realitas Simbolik Film “My Name Is Khan”

Realitas simbolik merupakan ekspresi simbolis dari realitas obyektif dalam berbagai bentuk persepsi yang timbul di masyarakat atas realitas obyektif dan realitas subyektif. Realitas Obyektif ialah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia obyektif yang berada di luar individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Sedangkan realitas subyektif ialah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas obyektif dan simbolis kedalam individu melalui proses internalisasi.47 Simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi terbagi menjadi dua, yakni Simbol verbal dan simbol nonverbal.

a) Simbol Verbal

Menurut Ibnu Hamad, benar bahwa unsur utama dalam konstruksi realitas

adalah bahasa. Kemudian ia mengutip dari Giles dan Wiemann, “bahasa (teks)

mampu menentukan konteks”. Karena lewat bahasa disini orang mencoba mempengaruhi orang lain (menunjukkan kekuasaannya) melalui pemilihan kata yang secara efektif mampu memanipulasi konteks. Namun, menurut Hotman M.

Siahaan: “Bahasa tak dapat dipandang sebagai alat komunikasi atau sebuah sistem

47

(49)

kode atau nilai yang secara wewenang menunjuk sesuatu realitas monolitik. Bahasa merupakan bahasa sosial dan bukan sesuatu yang netral atau konsisten, melainkan partisipan dalam proses tahu, budaya, dan politik. Bahasa bukan merupakan sesuatu yang transparan, yang menangkap dan memantulkan segala sesuatu diluarnya secara jernih. Secara sosial, terikat bahasa dikonstruksi dan direkonstruksi dalam kondisi khusus dan setting sosial tertentu dan bukan semata tertata menurut hukum yang diatur secara alamiah dan universal. Karenanya sebagai representasi hubungan sosial tertentu, bahasa senantiasa membentuk subyek-subyek, strategi-strategi, dan tema-tema wacana atau diskursus tertentu.” Norman Fairclough melihat bahasa sebagai praktek kekuasaan. Karena bahasa secara sosial dan historis dianggap sebagai bentuk tindakan, dalam hubungan dialektik dengan struktur sosial. Sehingga dalam menganalisis wacana, Fairclough memusatkan pada bagaimana bahasa itu terbentuk dan dibentuk dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa tidak hanya sebagai bahasa verbal, melainkan juga sebagai sebuah kegiatan sosial yang tidak netral dan tidak konsisten. Dalam konteks sosial, bahasa dapat dikonstruksi ataupun direkonstruksi pada kondisi dan setting sosial tertentu. Untuk kalangan kritis (critical), bahasa dipandang sebagai alat perjuangan kelas. Makna dalam hal ini tidak ditentukan oleh struktur realitas, melainkan oleh kondisi ketika pemaknaan dilakukan melalui praktek sosial, dimana terdapat peluang yang sangat besar bagi terjadinya pertarungan kelas dan ideologi.48

48

(50)

Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Saat ini terdapat 10.000 bahasa dan dialek digunakan seluruh manusia di dunia. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Kata-kata adalah abstraksi realitas individual yang tidak mampu menimbulkan reaksi yang merupakan totalitas obyek atau konsep yang diwakili oleh kata-kata itu49. Setiap bahasa memiliki aturan-aturan :

Tabel 1: Fonologi

Jenis Contoh

Fonologi merupakan cara

bagaimana suara dikombinasikan untuk membentuk kata Bahasa yang digunakan. Dalam film ini adalah Bahasa Inggris dan Hindi. Penggunaan dua bahasa ini disesuaikan dengan setting film tersebut yakni India dan Amerika Serikat. Selain itu penggunaan dua bahasa tersebut dikarenakan fokus film pada pemeran utama dan komunitas muslim India yang berada di Amerika Serikat

Khan yang seorang muslim berada dalam sebuah acara peringatan terhadap korban perang Irak dalam sebuah gereja.

Waktu : 01.44.13

49

(51)

Ketika Rizwan bernyanyi dengan Joel, nyanyian tersebut dinyanyikan dalam Bahasa Inggris. Tetapi Rizwan menyanyikannya dengan Bahasa Hindi. Gambar diatas dipilih karena dianggap paling mewakili fonologi.

Tabel 2: Sintaksis

Jenis Contoh

Sintaksis yaitu cara bagaimana kata dikombinasikan hingga membentuk kalimat. Sintaksis sebagai bagian dari ilmu bahasa berusaha menjelaskan unsur-unsur itu dalam suatu satuan baik

hubungan fungsional maupun hubungan maknawi.

gambar Rizwan yang menyangkal pendapat Dr. Faisal Rahman

Waktu : 01.49.34

Dialog : Ketika itulah darahku mendidih. Jadi lakukan sesuatu, aku Dr. Faisal Rahman bersumpah bahwa aku sudah siap. Apakah kalian siap??

Pemuda: Aku siap…!!

Dr. Faisal Rahman : ini tuntutan Allah!! Ini tuntutan Islam!!

(52)

Pada gambar diatas ketika Rizwan menentang pendapat Dr. Faisal. Rizwan sering kali mengucapkan kata tidak berkali-kali. Itu terjadi karena ia mangalami kelainan mental. Sehingga struktur bahasa atau kalimat yang diucapkan kurang baik.

Tabel 3: Semantik

Jenis Contoh

Semantik adalah makna atau arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alat komunikasi verbal, baik makna tersirat maupun tersurat. Dalam penelitian ini peneliti akan menuliskan dan menjelaskan dialog yang diucapkan yang mengandung konstruksi simbolik Islam yang terdapat dalam film “My Name Is Khan”.

Dr. Faisal Rahman melakukan sebuah propaganda terhadap beberapa pemuda Muslim yang ada di sebuah masjid.

Waktu : 01.48.15

(53)

Gambar dan dialog di atas merupakan wujud dari simbol verbal yang tersurat. Pada gambar tersebut terkandung pesan yang kuat yaitu amarah yang disampaikan secara kiasan oleh Dr, Faisal dengan kata “Darahku mendidih” yang berarti marah besar.

Dalam penelitian ini secara umum Simbol verbal akan menggambarkan

dialog yang terdapat dalam film “My Name Is Khan”. Pembahasan di atas akan

membantu untuk membuat kategori dari Simbol verbal. Sehingga peneliti dapat

menentukan simbol verbal yang terdapat pada film “My Name Is Khan”.

b) Simbol Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.50 Jenis-jenis komunikasi non verbal adalah:

Tabel 4: komunikasi Objek

Jenis Contoh

Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya,

Gambar ketika Rizwan di periksa otoritas bandara ketika kopyah Rizwan diambil petugas.

50

(54)

walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk (stereotipe) dalam bentuk simbolis kepada umat Islam.

Waktu : 05.59-07.46

Dalam film “My Name Is Khan” komunikasi objek ditunjukkan dengan

pakaian yang dipakai Rizwan Khan dan tokoh lain, seperti baju muslim dan penutup kepala pria, gambar tersebut dipilih sebagai contoh dari komunikasi objek yang karena pesannya yang jelas yaitu sebagai objek yang mewakili Islam, yaitu peci.

Tabel 5: Sentuhan

Jenis Contoh

Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.

(55)

Waktu : 01.44.13

Jabat tangan antara Rizwan dan Joel menggambarkan adanya persatuan persahabatan lebih dari Rizwan dan Joel tetapi adanya hubungan baik antara Rizwan yang seorang muslim dan komunitas kristen di gereja tersebut. pada gambar tersebut pesan yang di sampaikan sangat jelas yaitu adanya hubungan baik yang dapat terjadi melampaui batasan ras, etnik dan agama.

Tabel 6: Kronemik

Jenis Contoh

Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal termasuk durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas. Aktivitas yang dilakukan pada waktu yang tepat.

Rizwan yang datang untuk menolong Mama Jenny ketika terjadi badai dan membantu memperbaiki gereja yang hampir roboh karena badai

Waktu : 02.13.35

(56)

Tabel 7: Gerakan

Jenis Contoh

Gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk

menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk

mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan

Khan yang dikucilkan dalam acara pengumpulan dana bagi korban peristiwa 11 september.

Waktu :01.03.35

(57)

Tabel 8: Vokalik

Jenis Contoh

Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut

paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti “mm”, “e”, “o”, “um”, saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus

dihindari.

Guru Sam sedang mengajar di kelas

Waktu : 01.05.00

Dialog : guru: dari seluruh agama di dunia, Islam adalah yang paling kejam dan agresif. Ia memerintahkan untuk

membunuh atau mereka menyebutnya

„Jihad‟, atas nama Tuhan.

(58)

Tabel 9: lingkungan

Jenis Contoh

Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Di antaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur,penerangan, dan warna

Bantuan yang datang dari komunitas muslim kepada korban bada.

Waktu : 02.15.53

Gambar tersebut diambil dengan latar belakang daerah yang hancur saat terjadi badai Molly, banjir yang sedang terjadi dan hujan yang masih turun memberikan kesan dramatis dan memberikan gambaran keadaaan yang terjadi.

Potongan-potongan gambar diatas diambil secara acak dan tidak berurutan kemudian dijadikan sebagai contoh dari simbol-simbol verbal dan nonverbal karena dianggap paling cocok untuk menjelaskan simbol yang diwakilinya dan paling mudah dipahami karena pesannya yang jelas.

2. Pesan Islam dalam Film “My Name Is Khan”

(59)

a. Scene 1: 00.00-05.58

Scene ini memperlihatkan permulaan film dengan setting sebuah bandara di Amerika. Diperlihatkan pula bagaimana cara beberapa warga Amerika memandang Rizwan yang seorang muslim.

Tabel 10

Pesan Visual Dialog

Pandangan curiga prtugas bandara terhadap Rizwan.

Salah seorang pengunjung bandara yang menunjukkan rasa tidak nyaman akan kehadiran Rizwan

(60)

Denotasi Rizwan Khan berada di bandara untuk perjalanan ke Washington DC dan menanyakan tujuan penerbangan kepada petugas. Kemudian ketika Rizwan melalui pemeriksaan dokumen perjalanannya, ia berdiri di belakang salah satu calon penumpang sambil terus berzikir.

Kemudian penumpang itu tersenyum kepada Rizwan. Setelah itu datang seorang petugas yang membawa Rizwan ke suatu tempat untuk melakukan pemeriksaan khusus.

Konotasi Petugas yang melayani Rizwan

tersebut tampak menaruh curiga kepada Rizwan karena terlihat seperti orang timur tengah dan yang berperilaku aneh. Namun karena Rizwan mengidap Asperger Syndrome, ia tidak menyadari kecurigaan petugas itu.

(61)

pemeriksaan dokumen perjalanan, terlihat merasa tidak nyaman dengan kehadiran Rizwan. Penumpang tersebut merasa tidak nyaman karena Rizwan terlihat sedang melakukan zikir. Senyum yang diberikan kepada Rizwan merupakan senyum yang dilakukan terpaksa, sebenarnya penumpang tersebut merasa takut atau tidak nyaman dengan zikir yang dilakukan Rizwan.

Mitos Pada saat itu di Amerika sedang

(62)

Oleh karena itu Amerika sangat waspada terhadap pengunjung yang datang ke negaranya dan melakukan pemeriksaan ketat terhadap orang yang mereka curigai.

Pada scene satu adalah kejadian awal film ketika film ini dimulai, mengambil setting di bandara pada scene ini sebelum pengenalan tokoh utama, disuguhkan situasi yang dianggap mencerminkan apa yang dialami oleh warga muslim di Amerika dalam hal pelayanan publik pasca peristiwa 9/11. Juga tampak adanya phobia terhadap Islam oleh beerapa warga Amerika yang ditunjukkan dengan rasa tidak nyaman dan kewaspadaan terhadap warga muslim.

b. Scene 2: 05.59-07.46

Scene ini menceritakan awal perjalanan Rizwan menemui Presiden Amerika dan konflik dengan otoritas bandara yang mencurigai Rizwan. Scene ini menampilkan ketidakadilan yang diterima Rizwan sebagai warga imigran dan seorang Muslim ketika di bandara.

Tabel 11

(63)

Perlakuan otoritas bandara terhadap warga muslim yang dianggap mencurigakan.

Petugas Mengangkat Peci yang menunjukkan simbol bahwa khan adalah seorang muslim.

Tidak ada dialog

Denotasi Pada Scene 3 digambarkan proses

(64)

sangat mendeskreditkan Rizwan yang seorang muslim layaknya teroris.

Prosedur Standar pemeriksaan bandara di Amerika Serikat berupa mulai dari pemeriksaan sinar X untuk sepatu hingga pemeriksaan online. Penumpang melepas sepatu beberapa kali dan ada lagi pemeriksaan terpisah untuk komputer laptop.

Konotasi pada gambar satu ditampakkan

(65)

narkoba dan teroris.

Pada gambar dua seorang petugas mengambil peci milik Rizwan dan memperlihatkan pada petugas yang lain, dari sinilah diberi penegasan kepada penonton, bahwa Rizwan adalah seorang muslim. Dan dari situ juga para petugas mengetahui identitas Rizwan yang sorang muslim dan menimbulkan kecurigaan yang lebih kepada Rizwan. Diperkuat pertanyaan petugas kepada Rizwan mengenai pesan yang ingin disampaikan Rizwan

pada presiden, “Apa pesan mu kepada

presiden?? Kau tau di mana Osama??”

walaupun disampaikan dengan nada gurau ini mencerminkan bahwa bagi beberapa warga Amerika masih menganggap bahwa semua penganut Islam berkomplot dengan Osama atau setuju dengan yang dilakukan Osama.

Mitos Setelah peristiwa 9/11 warga

(66)

terulangnya kembali peristiwa seperti WTC. Hal tersebut menyebabkan pemerintah Amerika mengkaji kembali sistem keamanannya khususnya dalam hal transportasi, karena penyerangan terhadap WTC dilakukan dengan sarana transportasi publik yaitu pesawat sehingga tidak terdeteksi. Karena itu bandara-bandara di Amerika serikat meningkatkan kewaspadaannya. Sebelum dapat menaiki pesawat seorang penumpang akan melewati beberapa lapis pemeriksaan, dan jika ditemui sesuatu yang mencurigakan akan dilakukan tindakan lebih lanjut, seperti yang dialami Rizwan.

(67)

menyebabkan pemerintah Amerika memperketat penjagaannya terhadap warganya yang muslim.

b. Scene 3: 07.47-13.21

Scene ini adalah flashback dari kehidupan Rizwan, memperlihatkan awal masa kecil dan lingkungan Rizwan Khan dibesarkan, penggambaran bagaimana ibunya menanamkan nilai-nilai pendidikan yang baik kepada Khan.

Tabel 12

Pesan Visual Dialog

Gambar 1: Gambaran lingkungan masyarakat Islam yang ada di masa India pada masa kecil Khan. Saat itu terjadi konflik antara Muslim dan Hindu.

Gambar 2: gambar ibu dari Rizwan Khan sedang mendidik anaknya mengenai nilai kebaikan.

Gambar 1, “Mereka semua harus di tembak mati tak peduli anak anak ataupun wanita.”

(68)

Denotasi Pada gambar satu ditampilkan gambar suatu jalan di suatu daerah yang, kumuh api yang menyala-nyala dan orang orang yang berkumpul yang tampak waspada, seperti itulah lingkungan masa kecil Rizwan digambarkan. kesan kumuh sudah tampak pada jalanan yang berantakan dan sudut pandang yang diambil dari balik sebuah gerobak. Sedangkan dialog yang diucapkan adalah. Setting

waktu yang diambil adalah ketika terjadi bentrokan antara umat muslim dan hindu pada tahun 1983 di India.

(69)

manusia.

Konotasi Kemudian api yang menyala

mengesankan suatu kekacauan atau suatu yang buruk. kata-kata yang mengandung arti kekerasan kembali menegasakan situasi kekacauan sedang terjadi. Pesan mengenai Islam yang digambarkan pada adegan saat ibu Rizwan mendidik Rizwan. Di sini Islam digambarkan melalui ibu Rizwan yang memandang bahwa semua manusia pada hakekatnya sama hanya perbuatan yang membedakan mereka yaitu baik dan jahat.

Mitos Di India pada tahun 1983 sering

Gambar

Tabel 1: Fonologi
Gambar diatas dipilih karena dianggap paling mewakili fonologi.
Tabel 3: Semantik
Gambar ketika Rizwan di periksa otoritas
+7

Referensi

Dokumen terkait

resistance. For further analysis, extreme responding gilts in the first backtest roughly the top and. By comparisons of mean responses of LR and HR gilts within groups, we

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva

[r]

5 Kendad, m€ngumumken Rencana Umum Penladaan B6ran&/jas6 untuk pelaksanaan kegiatanTahun Anggaran 2012, sepertl tersebut dl bawah lnl:.. NO NAMA KEG IATAN/PAKET

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMK YAPSIPA Kota Tasikmalaya dengan hasil p < 0,05 ( p value= 0,004) yang berarti ada hubungan antara

Warna merah muda melambangkan bunga persik dan kacapiring, yang dipercaya bisa mengusir nasib sial.Pewarna merah yang dipakai berasal dari bunga kacapiring.Bunga

Selain itu Google Maps memberikan fitur yang cukup lengkap yang dapat memberikan pentunjuk arah pada pengguna ke suatu lokasi sehingga akan sangat memudahkan dalam proses

Saya bertanda tanda tangan dibawah ini selaku Pejabat Pembuat Komitmen memerintahkan Bendahara Pembantu Pengeluaran agar melakukan pembayaran sejumlah