JARINGAN BERBASIS SNMP DENGAN MENGGUNAKAN JAVA APPLET
Oleh :
Nama : Koesmayanto Eko S. NIM : 95.41020.4061 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Teknik Komputer
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
viii
Halaman
ABSTRAKSI ………...… v
KATA PENGANTAR ……… vi
DAFTAR ISI ……….. viii
DAFTAR TABEL ……….. xii
DAFTAR GAMBAR ………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xv
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
1.1 Latar Belakang ……….. 1
1.2 Tujuan ……… 3
1.3 Perumusan Masalah ……….. 4
1.4 Pembatasan Masalah……….. 5
1.5 Metodologi ……….……… 5
1.6 Sistematika Penulisan ……… 9
BAB II LANDASAN TEORI ……….. 11
2.1 SNMP (Simple Network Management Protocol) ……….... 11
2.1.1 Perintah Dasar SNMP ………. 12
2.2.2 Komponen Dasar SNMP ……….. 14
2.2 SNMP Management Information Base (MIB) ………. 15
2.3 Format Message SNMP ……….. 17
2.4 Bahasa Pemrograman ...……….………….. 19
2.4.1 Java ……….. 19
ix
3.1 Metode Penelitian ………... 22
3.1.1 Model ……….….. 22
3.1.2 Prosedur (Tahapan Penelitian) ………. 23
A. Rancangan Aplikasi ………..… 23
B. Detail Block Diagram ………... 23
3.1.3 Evaluasi ……… 24
A. Populasi / Contoh Penelitian ..………..… 24
B. Instrument Pengumpul Data ..………..… 25
C. Validasi Instrument ………....………..… 25
D. Analisis Hasil Uji Coba ..…....………..… 26
3.2 Perancangan Sistem ………. 26
3.2.1 Komponen (Package) ……….….. 27
3.2.2 MIB Browser ………... 28
BAB IV DESAIN DAN IMPLEMENTASI ……….... 30
4.1 Desain ………..… 30
4.1.1 Penanganan Timeout dan Pengiriman Ulang ………….. 36
4.1.2 Operasi Pengambilan Data SNMP yang Digunakan ……… 37
4.1.3 Fasilitas Sending/Receiving Traps dan Notifications ……… 40
4.1.4 Pemrosesan Pesan dan Autentifikasi ……….…….. 41
4.1.5 Pemeliharaan Sekuriti dan Parameter Akses Kontrol ………..……... 41
x
4.1.8 Variabel Class ………..…… 46
A. Method toString( ) dan toTagString( ) …………..…. 49
B. Method toValue( ) dan toVarObject( ) ……….. 49
C. Method toBytes( ) ………...….. 50
4.2 Implementasi Aplikasi ………..….………...……... 52
4.2.1 Persiapan Awal ……… 52
4.2.2 Instalasi ……….….….. 53
4.2.3 Struktur Direktori dan File ………...… 55
4.2.4 Pengoperasian Aplikasi ……….……….. 55
A. Toolbar ……….… 56
B. Dialog Pengambilan File MIB ……….……… 58
C. Pengaturan MIB Browser ……….…… 60
D. Operasi SNMP ………. 61
E. Trap Viewer dan Trap Parser Editor ……… 62
F. Table Operations ……….. 69
G. Grafik ……… 72
H. Debug dan Decoding ……… 74
4.3 Implementasi pada Jaringan ...…….………...……. 77
4.3.1 Request dan Update .……… 77
4.3.2 Menampilkan Grafik ……….….….. 78
BAB V PENUTUP ……….. 80
5.1 Kesimpulan .……….... 80
xi
xii
Tabel 4.1. Daftar Konstanta SnmpAPI Class ……… 45
Tabel 4.2. Daftar Operasi SnmpAPI ………..……… 45
Tabel 4.3. Daftar Variabel Error SnmpAPI ………..……….. 46
Tabel 4.4. Daftar Direct Sub-Class dari SnmpVar ………. 47
Tabel 4.5. Daftar SnmpString Sub-Class ……….……….. 47
Tabel 4.6. Daftar SnmpUnsignedInt Sub-Class ………...………..……… 47
Tabel 4.7. Daftar Perbedaan Method toValue( ) dan getVarObject( ) …..……. 50
Tabel 4.8. Daftar Persamaan ………..……… 50
Tabel 4.9. Daftar Statik Variabel ……….……..………..…. 51
Tabel 4.10. Daftar Struktur File ………..……… 55
xiii
Gambar 1.1. Blok Diagram Rancangan ……….. 6
Gambar 2.1. Gambar Interaksi Agent dan Manager …………..……… 12
Gambar 2.2. Interaksi Perintah Dasar pada SNMP ……...…….………... 14
Gambar 2.3. Hubungan Komponen Dasar pada SNMP ……… 15
Gambar 2.4. Hirarki MIB ……….………. 16
Gambar 2.5. Format Data SNMPv1 …….………..……….…….……. 17
Gambar 2.6. Detail SNMP PDU ……….….………. 18
Gambar 2.7. Format Data SNMPv2 …………...…..………. 18
Gambar 2.8. Struktur Virtual Machine …………..……… 19
Gambar 2.9. Struktur Compiler Java ………...………….………. 20
Gambar 3.1. Model Blok Diagram Rancangan ………. 22
Gambar 3.2. Package AdventNet SNMP API ……….. 27
Gambar 3.3. Modul Pengambilan MIB File ……..………... 28
Gambar 3.4. Modul Aplikasi MIB Browser ………. 29
Gambar 4.1. Tampilan Awal ………..……….……….. 55
Gambar 4.2. Load MIB Dialog ……….………. 58
Gambar 4.3. Setting MIB ………..……… 59
Gambar 4.4. Settings ……….……… 61
Gambar 4.5. Multi-Varbind …..……… 62
Gambar 4.6. Trap Viewer ...………... 63
Gambar 4.7. Trap Parser ……… 66
xiv
Gambar 4.10. Line Graph ……...………. 73
Gambar 4.11. Debug ……… 75
Gambar 4.12. Decoded ...………. 76
Gambar 4.13. Hasil Uji Coba Proses “get/set” …..……….. 78
xv
Lampiran 1. MibBrowserApplication.java .………. 85
Lampiran 2. ParserOptions. java …….………. 89
Lampiran 3. MibBrowser. java ……… 91
Lampiran 4. ToolBar. java ……….. 101
Lampiran 5. SnmpMessage. java ……… 106
Lampiran 6. SnmpNetworkAddress. java ………... 111
Lampiran 7. SnmpOID. java ………... 112
Lampiran 8. SnmpPDU. java ……….. 117
xii
Tabel 4.1. Daftar Konstanta SnmpAPI Class ……… 45
Tabel 4.2. Daftar Operasi SnmpAPI ………..……… 45
Tabel 4.3. Daftar Variabel Error SnmpAPI ………..……….. 46
Tabel 4.4. Daftar Direct Sub-Class dari SnmpVar ………. 47
Tabel 4.5. Daftar SnmpString Sub-Class ……….……….. 47
Tabel 4.6. Daftar SnmpUnsignedInt Sub-Class ………...………..……… 47
Tabel 4.7. Daftar Perbedaan Method toValue( ) dan getVarObject( ) …..……. 50
Tabel 4.8. Daftar Persamaan ………..……… 50
Tabel 4.9. Daftar Statik Variabel ……….……..………..…. 51
Tabel 4.10. Daftar Struktur File ………..……… 55
xiii
Gambar 1.1. Blok Diagram Rancangan ……….. 6
Gambar 2.1. Gambar Interaksi Agent dan Manager …………..……… 12
Gambar 2.2. Interaksi Perintah Dasar pada SNMP ……...…….………... 14
Gambar 2.3. Hubungan Komponen Dasar pada SNMP ……… 15
Gambar 2.4. Hirarki MIB ……….………. 16
Gambar 2.5. Format Data SNMPv1 …….………..……….…….……. 17
Gambar 2.6. Detail SNMP PDU ……….….………. 18
Gambar 2.7. Format Data SNMPv2 …………...…..………. 18
Gambar 2.8. Struktur Virtual Machine …………..……… 19
Gambar 2.9. Struktur Compiler Java ………...………….………. 20
Gambar 3.1. Model Blok Diagram Rancangan ………. 22
Gambar 3.2. Package AdventNet SNMP API ……….. 27
Gambar 3.3. Modul Pengambilan MIB File ……..………... 28
Gambar 3.4. Modul Aplikasi MIB Browser ………. 29
Gambar 4.1. Tampilan Awal ………..……….……….. 55
Gambar 4.2. Load MIB Dialog ……….………. 58
Gambar 4.3. Setting MIB ………..……… 59
Gambar 4.4. Settings ……….……… 61
Gambar 4.5. Multi-Varbind …..……… 62
Gambar 4.6. Trap Viewer ...………... 63
Gambar 4.7. Trap Parser ……… 66
xiv
Gambar 4.10. Line Graph ……...………. 73
Gambar 4.11. Debug ……… 75
Gambar 4.12. Decoded ...………. 76
Gambar 4.13. Hasil Uji Coba Proses “get/set” …..……….. 78
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di jaman sekarang sudah terlihat beberapa perbedaan yang sangat mendasar dalam system jaringan yang ada, baik itu secara fisik maupun virtual. Fisik dalam arti struktur perkabelan yang banyak menggunakan bahan dan teknologi baru yang tidak lain adalah untuk meningkatkan kinerja dari suatu system dalam jaringan sedangkan virtual adalah semua system transfer data yang tidak pada jalur – jalur yang tetap tetapi dapat memungkinkan perubahan jalur yang bervariasi.
Jaringan yang besar tentunya memiliki security yang baik untuk menjaga seluruh data yang ada dalam jaringan agar tidak terjadi pencurian dari luar, dan disamping itu pula para administrator jaringan yang mengatur jaringan harus bertindak waspada dan tanggap terhadap semua gerak yang terjadi dalam jaringan tersebut. Pengamatan (monitoring) adalah salah satu tindakan waspada yang sangat ampuh untuk memperhatikan segala proses yang berjalan pada server sebagai tonggak dari suatu jaringan. Sehingga dapat dikatakan bahwa jaringan yang besar akan sangat membutuhkan tenaga tambahan dan ilmu tingkat lanjut untuk me-monitor kinerja peralatan jaringan.
peralatan jaringan yang dimiliki. Setiap perangkat memiliki spesifikasi yang khusus dan membutuhkan penanganan tersendiri, untuk itulah dibutuhkan sebuah perangkat lunak yang mampu melakukan pengumpulan data sehingga sistem administrator bisa melakukan analisa dari data yang terkumpul tersebut.
Dalam jaringan moderen sekarang ini, yang menggunakan protokol TCP/IP, dikenal sebuah protokol yang dapat melakukan monitoring dan manajemen peralatan jaringan yaitu SNMP (Simple Network Management Protocol). Protokol ini berfungsi untuk melakukan manajemen dan monitoring
dari peralatan jaringan, mulai dari server, router, switch dan peralatan server lain. Setiap peralatan yang akan di monitor harus memiliki sebuah program kecil yang disebut sebagai SNMP agent yang berfungsi mengumpulkan data dari masing-masing peralatan, kemudian data tersebut akan diambil oleh SNMP manager dan diolah menjadi sebuah informasi yang berguna bagi System Administrator.
MRTG adalah sebuah tool yang memungkinkan administrator melakukan monitoring dari peralatan jaringan khususnya router. MRTG memiliki banyak kelemahan, misalnya waktu menampilkan yang cukup lama yaitu 5 menit, dibutuhkan server yang harus bekerja keras saat melakukan pengumpulan data dari SNMP agent, dan hanya menampilkan utilisasi jaringan
Untuk mengatasi masalah tersebut dalam proposal ini penulis akan membuat sebuah tool yang mampu memberikan banyak informasi kepada sistem administrator, yaitu memberikan informasi tentang seluruh kemampuan peralatan, tergantung kepada MIB (Management Informastion Base) yang terpasang dalam peralatan, memberikan file log dari masing-masing peralatan, menggunakan kemampuan prosesing dari client bukan dari server sehingga server bekerja lebih ringan, dan menggunakan teknologi yang susah untuk ditembus oleh hacker yaitu dengan menggunakan Java.
1.2 Tujuan
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan utama dari pembuatan tugas akhir ini, yaitu :
1. Membuat program aplikasi monitoring peralatan jaringan dengan memanfaatkan standard protocol yang sudah baku yaitu SNMP.
2. Menampilkan hasil yang diperoleh dari aplikasi Agent sebagai laporan yang penting untuk mengamati dan mengatur jaringan.
4. Menghasilkan keluaran berupa grafik statistik dimana data yang diperoleh adalah data yang kita ambil dari agent.
5. Dapat membantu dan mempermudah tugas administrator jaringan dalam mengatur jaringan sehingga administrator dapat mengambil langkah – langkah perbaikan atau penanggulangan masalah jaringan jika diperlukan yaitu dengan memberikan fungsi set terhadap fariabel yang sifatnya public.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasakan dari latar belakang yang telah dijabarkan diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini sebagai berikut :
“Bagaimana membuat sebuah perangkat lunak yang mampu membantu administrator jaringan untuk melakukan monitoring dan manajemen peralatan jaringan yang dapat diakses dari setiap tempat ?”
Dari rumusan permasalahan tersebut masih dapat kita buat sub rumusan permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah tampilan dari tool ini sehingga administrator jaringan dengan mudah mengerti keadaan perangkatnya ?
2. Bagaimana mendapatkan informasi yang ditampilkan mendekati keadaan sebenarnya, dimana informasi yang diambil bisa berupa paket data yang keluar dan masuk di peralatan jaringan ?
1.4 Pembatasan Masalah
Ruang lingkup dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan monitoring dan mengontrol seluruh trafik data pada element
jaringan dalam hal ini yang akan di monitor adalah router, switch dan server. Dan program monitoring ini akan bisa digunakan pada setiap mesin yang ingin kita monitor.
2. Aplikasi ini berjalan pada Sistem Operasi Windows 2000/Windows XP. 3. Menggunakan protokol SNMP sebagai tulang punggung pengambilan data
(data acquisition).
4. Aplikasi dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman java khususnya java applet.
1.5 Metodologi
Untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, dilakukan langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut :
1. Model
Gambar 1.1. Blok Diagram Rancangan
Rancangan diatas mengambarkan interaksi aplikasi dimana aplikasi berupa java applet yang dapat melakukan komunikasi terhadap SNMP Agent melalui protokol HTTP, TCP/IP, dan SNMP.
2. Prosedur (Tahapan Penelitian)
Dalam tahapan ini, sangat diperlukan adanya persiapan dan perancangan berdasarkan blok diagram yang telah ditentukan.
a. Rancangan Aplikasi
Secara keseluruhan, aplikasi akan melakukan pengolahan data dimana data tersebut diambil melalui web yang menampung java applet lewat protokol HTTP, kemudan meminta ke aplet server yang dilanjutkan ke sintak dasar SNMP ke SNMP Agent.
Web Server Class / html files
APPLET Web Browser
SNMP APPLET Server
SNMP Agent SNMP Request
SNMP Response SNMP Trap
Via HTTP Request Response
Via TCP/IP
b. Detail Block Diagram
Diagram ini terbagi dalam 3 bagian dimana tiap bagiannya akan menggambarkan secara garis besar aplikasi yang akan di buat.
Web Browser : bagian ini merupakan tempat menumpangnya applet yang
berfungsi untuk tampilan awal sebagai gambaran secara grafis terhadap user untuk memfisualisasikan seluruh fungsi mulai dari pemilihan protokol, versi SNMP, OID dan grafis hasil perhitungan berupa statistik. Web Server : merupakan inti dari aplikasi ini diletakkan dimana back-end
aplikasi ini dibuat dengan menggunakan java dan protokol yang digunakan adalah SNMP (Simple Network Management Protocol). Pada saat user melakukan permintaan melalui web server (tampilan user dalam bentuk applet), web server akan menanggapi dengan memberikan data yang diperlukan, baik itu data yang berhubungan dengan data olahan yang diambil terhadap peralatan yang di monitor, juga data yang berupa tampilan itu sendiri sehingga akhir dari permintaan tersebut akan dapat di lihat melalui web browser.
SNMP Agent : bagian ini merupakan bagian yang secara langsung akan
3. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini, kami menggunakan beberapa prosedur yang disesuaikan dengan kebutuhan pengujian dan implementasi yang diantaranya adalah :
a. Populasi / Contoh Penelitian
Sampel penelitian kita lakukan dengan langsung mengambil data pada setiap device yang mana device ini merupakan satu host yang akan diambil datanya. Data bisa berupa paket – paket data yang masuk dalam satu jaringan. Dan data ini sangat bermanfaat sekali untuk keperluan management jaringan atau operator jaringan.
b. Instrument Pengumpul Data
Pada bagian ini, instrument yang digunakan adalah protokol SNMP. Protokol ini sangat penting sekali karena protokol ini sudah merupakan standar protokol untuk melakukan monitoring terhadap jaringan. Ini sesuai dengan RFC 1157 yang merupakan salah satu pengajuan memo untuk dapat di standarkan sebagai suatu protokol.
c. Validasi Instrument
harus kita sesuaikan antara peminta data dengan pemberi data, jika tidak maka apapun yang kita minta pada aplikasi tidak akan kita dapatkan data yang sebenarnya kita butuhkan.
d. Analisis Hasil Uji Coba
Bagian akhir adalah analisis yaitu melakukan pengamatan dari hasil uji coba aplikasi. Ini kita butuhkan untuk evaluasi dimana apakah perlu suatu perubahan atau tidak. Untuk mengetahu hal tersebut, penting sekali adanya pengamatan pada data yang telah terkumpul dari setiap permintaan data terhadap Server. Jika data yang dibutuhkan sudah benar dan cukup maka sudah dapat dipastikan bahwa aplikasi yang kita buat sudah maksimal. Jika belum, kita harus memperhatikan dari sisi mana data – data yang kurang tersebut belum mencukupi, apakah sistem pengambilan data kurang tepat karena kita tidak memperhatikan kemungkinan akan hilangnya data dalam perjalanan atau terlalu besarnya penggunaan aplikasi terhadap resource yang menyebabkan terganggunya pengiriman atau penerimaan data.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini secara sistematis diatur dan disusun dalam lima bab yang didalamnya terdapat beberapa sub bab. Secara ringkas uraian materi dari bab pertama hingga bab terakhir adalah sebagai berikut :
- Bab I Pendahuluan, mambahas mengenai masalah pokok tugas akhir, maksud dan tujuan, metodologi penelitian serta sistematika tugas akhir.
pembuatan sistem perangkat lunak sehingga dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
- Bab III Desain Dan Pembuatan, menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan program aplikasi monitoring peralatan jaringan berbasis web. - Bab IV Pengujian Dan Pembahasan, membahas implementasi dan
pengujian aplikasi.
11
LANDASAN TEORI
2.1 SNMP (Simple Network Management Protocol)
Pada awalnya sekitar tahun 1988 beberapa kelompok orang membutuhkan suatu peralatan yang dapat mengontrol sistem kerja jaringan melalui TCP/IP jaringan. Dan untuk itu maka beberapa orang tersebut mulai menyusun konsep untuk menyelesaikan masalah tersebut diatas dan diantara orang – orang tersebut adalah Keith McCLOGHRIE, Marshall ROSE, Jeffrey D. CASE, Mark FEDOR, Martin LEE SCHOFFSTALL, dan James R. DAVIN.
Mereka bersama – sama bekerja sebagai team yang kemudian membentuk suatu standarisasi yang dibutuhkan untuk manajemen jaringan. Standar ini diberikan oleh suatu badan khusus (IAB - Internet Architecture Board) yang menangani bidang ini yaitu RFC 1157 tentang Simple Network Management Protocol atau SNMP.
serius, dan Agent akan mengirimkan peringatan kepada Manager untuk memberikan tanggapan. Dibawah ini adalah interaksi antara Agent dan Manager.
Gambar 2.1. Gambar interaksi Agent dan Manager
Manager disini akan berfungsi sebagai stasiun manajemen yang akan mengirim pesan ke Agent dan menerima Trap dan Response.
2.1.1 Perintah dasar SNMP
Untuk memenuhi dari apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan data pada peralatan yang dimonitor, SNMP memasukkan beberapa perintah dasar ke dalam
NETWORK MANAGEMENT STATION
APPLICATION APPLICATION
MANAGER
AGENT
Configuration Data Status Parameters
Statistics
Respond to Request Report Problems Read or Change
Configuration Read or Change Status Read Preformance or Error Status
library-nya diantaranya adalah :
1. Get-request, digunakan untuk meminta data pada MIB variable.
2. Get-next-request, digunakan untuk meminta data selanjutnya secara
berurutan pada MIB variable. Perintah ini sering digunakan pada saat pengambilan data pada table. Setelah menggunakan get-request, maka untuk melanjutkan pengambilan data selanjutnya dalam table digunakan get-next-request.
3. Set-request, digunakan untuk memperbaharui (update) nilai dalam
MIB.
4. Get-response, berfungsi untuk memberikan respon atau tanggapan
setelah perintah get-request, get-next-request dan set-request.
5. Trap, digunakan untuk memberikan peringatan jika aplikasi atau peralatan berjalan tidak normal.
Gambar 2.2. Interaksi perintah dasar pada SNMP
2.1.2 Komponen dasar SNMP
SNMP memiliki tiga komponen dasar yaitu Managed Device, Agent, dan Network Management Systems (NMS). Managed Device adalah titik jaringan yang
berisi SNMP Agent dan berada pada manajemen jaringan. Managed Device menyimpan dan mengumpulkan manajemen informasi dan menggunakan informasi yang berada pada NMS untuk keperluan SNMP. Managed Device terkadang disebut element – element jaringan, bisa berupa router, server, switch dan bridge, hubs, komputer host, atau printer.
Agent adalah software yang tersimpan pada Managed Device. Sehingga Agent ini merupakan tempat berkumpulnya informasi dan menerjemahkan informasi tersebut agar sesuai dengan kebutuhan SNMP.
NMS akan menjalankan aplikasi untuk memonitor dan mengontrol Managed Device. Sehingga NMS ini merupakan pengguna terbesar (proses dan memori) yang dibutuhkan untuk manajemen jaringan. Dibawah ini adalah penggambaran hubungan antara komponen – komponen dasar.
MANAGER NEW AGENT
I understand you
O K get x, y, z
response
NMS
Agent Agent Agent
Management Database
Management Database
Management Database Manajement
Entity
Manage Devices
Gambar 2.3. Hubungan komponen dasar pada SNMP
2.2 SNMP Management Information Base (MIB)
Management Information Base (MIB) menyimpan seluruh informasi
secara berurutan. Untuk mengakses MIB harus menggunakan protocol SNMP. Protocol SNMP merupakan objek dan dapat mengidentifikasi suatu object.
Managed Object adalah nomer yang mengidentifikasikan karakteristik dari
managed object. Managed Object juga termasuk satu atau lebih object yang pada
pokoknya merupakan variable.
Sebagai contoh, Managed Object dari “Input” adalah sebuah scalar objek yang berisi objek instance tunggal, nilai integer di identifikasikan sebagai nomer total dari input AppleTalk paket pada router interface.
Object Indentifikasi atau Object ID adalah unik identify sebuah Managed
Object dalam MIB hirarki. MIB hirarki dapat digambarkan sebagai tree dimana level – level dari hirarki ditentukan oleh organisasi – organisasi yang berbeda.
root
ccitt (0) iso (1) joint-iso-ccitt (2)
org (3)
dod (6)
internet (1)
mgm (2) experimental (3) private (4)
directory (1)
mib (1)
system (1) interface (2) at (3) ip (4) icmp (5) tcp (6) udp (7) 1.3.6.1.2.1
Gambar 2.4. Hirarki MIB
Melanjutkan contoh diatas dimana Managed Object dari “system” dapat ditentukan sehingga membentuk urutan indentify yang unik. Nama objek: iso.org.dod. internet.mgm.mib.system dan unik objeknya dapat di definisikan
sebagai berikut : 1.3.6.1.2.1.1
2.3 Format Message SNMP
SNMPv1 memiliki dua bagian pada datanya. Bagian pertama berisi header yaitu versi dan nama kommuniti (community name), dan bagian kedua berisi data utama yaitu SNMP Protocol Data Unit (PDU). Untuk lebih jelasnya, gambaran format message dari SNMPv1 adalah sebagai berikut :
Gambar 2.5. Format data SNMPv1
Bagian version berikan versi dari SNMP yang digunakan dan community name mendefinisikan group dari NMS (Network Manajement System). Sedangkan
SNMP PDU berisi perintah – perintah (get, set dan lainnya) dan operasi yang mengindikasikan penggunakan object dalam transaksi. Detail SNMP PDU digambarkan seperti berikut :
Message Header
Gambar 2.6. Detail SNMP PDU
Ketarangan dari detail format SNMP PDU:
- PDU Type – spesifikasi tipe dari PDU. - Request ID – asosiasi SNMP request ID.
- Error Status – indikasi nomer kesalahan (error) dan tipe kesalahan. - Error Index – instan error object dari data.
- Variable Bindings.
Pada SNMPv2 ada sedikit perbedaan dimana pada format data yang terdapat wrapper di bagian kepala data. Wrapper ini memiliki fungsi sebagai autentikasi dan pelindung informasi. Secara jelas format data SNMPv2 digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.7. Format data SNMPv2 Wrapper SNMPv2 PDU
[image:30.612.99.537.224.637.2]2.4 Bahasa Pemrograman
Pengembangan suatu perangkat lunak dilakukan dengan mempertimbangkan bahasa pemrograman yang digunakan. Dasar penentuannya adalah terletak pada kemampuan bahasa tersebut dalam berinteraksi maupun dalam berkesesuian dengan sarana pendukung lainnya. Kehandalan suatu bahasa pemrograman dalam mengatasi berbagai kendala yang mungkin akan dihadapi dalam penyusunan suatu perangkat lunak inipun menjadi pertimbangan yang kuat dalam pemilihan suatu bahasa pemrograman. Pada pembuatan perangkat lunak ini, bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java khususnya Java Applet.
2.4.1 Java
[image:31.612.101.508.289.594.2]Java adalah termasuk Object–Oriented Programming language. Dan sintak–sintak java yang telah di compile akan menghasilkan byte code yang kemudian akan dijalankan pada virtual machine pada POSIX.
Gambar 2.8. Struktur Virtual Machine
Keuntungannya adalah dengan menggunakan virtual machine bisa dibuat sesederhana yang diinginkan dan juga penerjemahan oleh mesin - mesin yang
Java Code
Java Virtual Machine
menyebabkan aplikasi java memdukung multi platform, ini adalah kelebihan yang harus dimiliki oleh bahasa pemrogramman.
[image:32.612.101.513.209.493.2]Java code (bytecodes) ini sangat kecil yang menyebabkan java sangat ideal dalam mengirim data di jaringan.
Gambar 2.9. Struktur compiler java
2.4.2 Applet
Java adalah Object – Oriented Programming Langguage yang dibangun oleh Sun Microsystems dimana telah disediakan oleh Sun sebuah library standar yang menyediakan objek – objek. Objek ini sangat mudah digunakan. Sebuah program java aplikasi akan dijalankan stand-alone dari console atau java applet yang akan dapat dijalankan pada web browser. Java aplikasi dan applet memiliki
Source code : .java
Compiler
Interpreter
Execution Execution
Compile code: .class (bytecodes)
Machine -Independent
perbedaan dimana java aplikasi memiliki method main() sedangkan applet memiliki method init().
Source code dari java applet diletakkan pada sebuah file dengan ekstensi .java. Dan kode java ini jika di compile ke bentuk bytecode yang akan
membentuk sebuah file dengan ekstensi .class. File berekstensi .class ini nantinya yang akan dijalankan dengan menggabungkan ke code HTML yang telah ada. Sebagai contoh dari applet tag adalah sebagai berikut:
<applet code=”FileApplet.class” with=”170” height=”150”>
22
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Beberapa metode penelitian dilakukan dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini, diantaranya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3.1.1 Model
Model diperlukan dalam memberikan gambaran aplikasi yang akan dibuat.
Berikut ini digambarkan model blok diagram rancangan yang mengambarkan
bagaimana sistem ini dibentuk dan bagaimana sistem ini saling berinteraksi antara
[image:34.612.100.515.283.650.2]SNMP Manager dan SNMP Agent.
Gambar 3.1. Model Blok Diagram Rancangan Web Server
Class / html files
APPLET Web Browser
SNMP APPLET Server
SNMP Agent SNMP Request
SNMP Response
SNMP Trap
Via HTTP Request Response
Via TCP/IP
Rancangan diatas mengambarkan interaksi aplikasi dimana aplikasi berupa java
applet yang dapat melakukan komunikasi terhadap SNMP Agent melalui protokol
HTTP, TCP/IP, dan SNMP.
Model blok diagram ini juga mengacu pada desain yang di pakai oleh
package AdvenNet sehingga desain dari aplikasi ini tidak terlalu merubah
komponen-komponen dasar pada package yang tersedia.
3.1.2 Prosedur (Tahapan Penelitian)
Dalam tahapan ini, sangat diperlukan adanya persiapan dan perancangan
berdasarkan blok diagram yang telah ditentukan.
A. Rancangan aplikasi
Secara keseluruhan, aplikasi akan melakukan pengolahan data dimana data
tersebut diambil melalui web yang menampung java applet lewat protokol HTTP,
kemudan meminta ke aplet server yang dilanjutkan ke sintak dasar SNMP ke
SNMP Agent.
B. Detail block diagram
Gambar 3.1 memperlihatkan bagaimana jalur komunikasi yang terbentuk
dimana terdapat bagian-bagian spesifik yaitu Web Server sebagai server aplikasi
yang menyimpan source file html/class. Web Browser sebagai tatap muka
terhadap user dimana user akan dihadapkan berupa tampilan aplikasi MIB
Browser. Web browser ini bisa menggunakan Internet Explorer (IE) atau
Netscape Navigator yang sudah umum dipakai oleh user. SNMP Applet Server
sebagai server dari applet. Ini terletak pada satu bagian dengan web server
[image:35.612.102.510.287.501.2]oleh aplikasi. SNMP Agent sebagai server yang terletak pada divice yang akan di
monitor. Fungsinya akan menanggapi setiap request yang diterima dari aplikasi
dan memberikan trap jika diperlukan oleh aplikasi.
Setiap jalur transportasi memiliki hubungan dan hubungan tersebut juga
diperlihatkan pada diagram. Web browser akan melakukan request terhadap Web
Server melalui HTTP Request, response dari Web Server akan diberikan berupa
tampilan aplikasi dalam hal ini source html dan applet. Komunikasi antara
aplikasi applet dan SNMP Applet Server dilakukan melalui protocol TCP/IP
sedangkan dari aplikasi ke SNMP Agent sudah memakai protokol SNMP dengan
melakukan perintah-perintah dasar seperti get, get-next, set dan trap.
3.1.3 Evaluasi
Pada tahap evaluasi, akan menggunakan beberapa prosedur yang
disesuaikan dengan kebutuhan pengujian dan implementasi yang diantaranya
adalah :
A. Populasi / Contoh Penelitian
Sampel penelitian kita lakukan dengan langsung mengambil data pada
setiap device yang mana device ini merupakan satu host yang akan diambil
datanya. Data bisa berupa paket – paket data yang masuk dalam satu jaringan.
Dan data ini sangat bermanfaat sekali untuk keperluan manajemen jaringan atau
operator jaringan.
Objek ID akan diperlukan sebagai variabel yang mewakili dari suatu nilai
oleh aplikasi, yang mudah dimengerti oleh user dan bisa ditampilkan ke dalam
grafik statistik.
B. Instrument Pengumpul Data
Pada bagian ini, instrument yang digunakan adalah protokol SNMP.
Protokol ini sangat penting sekali karena protokol ini sudah merupakan standar
protokol untuk melakukan monitoring terhadap jaringan. Ini sesuai dengan RFC
1157 yang merupakan salah satu pengajuan memo untuk dapat di standarkan
sebagai suatu protokol.
C. Validasi Instrument
Untuk mengetahui bahwa aplikasi yang dibuat ini sesuai dengan protokol
yang digunakan adalah dengan melakukan pengujian terhadap aplikasi. Hasil yang
diambil melalui protokol ini akan memberikan data yang awalnya telah
dikumpulkan oleh Agent sebagai server. Pembentukan dan penggunaan dari
protokol ini pun tidak bisa sembarang, karena ada beberapa hal yang mesti di
sesuaikan dengan keperluan dari protokol tersebut, misalnya adalah port, port ini
merupakan satu pintu gerbang yang harus disesuaikan antara peminta data dengan
pemberi data, jika tidak maka apapun yang diminta pada aplikasi tidak akan
mendapatkan data yang sebenarnya dibutuhkan.
Alamat divice bisa berupa IP Address valid yang akan di monitor atau di
kontrol, juga sangat penting. Jika alamat yang diberikan tidak valid, maka data
yang dibutuhkan juga tidak akan didapatkan. Ini sangat penting karena tujuan dari
D. Analisis Hasil Uji Coba
Bagian akhir adalah analisis yaitu melakukan pengamatan dari hasil uji
coba aplikasi. Ini diperlukan untuk evaluasi, apakah perlu suatu perubahan atau
tidak. Untuk mengetahu hal tersebut, penting sekali adanya pengamatan pada data
yang telah terkumpul dari setiap permintaan data terhadap Server. Jika data yang
dibutuhkan sudah benar dan cukup maka sudah dapat dipastikan bahwa aplikasi
yang dibuat sudah sesuai. Jika belum, harus memperhatikan dari sisi mana data–
data yang kurang tersebut belum mencukupi, apakah sistem pengambilan data
kurang tepat karena tidak memperhatikan kemungkinan akan hilangnya data
dalam perjalanan atau terlalu besarnya penggunaan aplikasi terhadap resource
yang menyebabkan terganggunya pengiriman atau penerimaan data. Atau dari
pengaturan dasar seperti alamat tujuan dan mode akses (contoh: public) pada
variabel yang dikontrol.
3.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem dari Aplikasi Monitoring dengan menggunakan
protokol SNMP adalah merupakan konsep hubungan client–server dimana
keduanya memiliki keterkaitan dengan memaksimalkan pengumpulan data yang
dibutuhkan. Dengan menggunakan protokol yang sudah baku ini, maka bisa
dikatakan bahwa sistem yang akan dibuat bisa lebih mudah dan efisien dalam
3.2.1 Komponen (Package)
Package yang digunakan pada aplikasi ini adalah mengacu pada
AdventNet SNMP API. Berikut digambarkan komponen-komponen dari struktur
[image:39.612.99.513.209.499.2]package yang diambil dari AdventNet SNMP API.
Gambar 3.2. Package AdventNet SNMP API
Low-Level SNMP API merupakan komponen yang mengimplementasikan
komunikasi, variabel dan SNMP security. Komponen ini merupakan dasar
pembentukan komponen-komponen lain yang memberikan kemampuan terhadap
security, transport dan SNMP message.
MIB Support akan memberikan kemampuan terhadap pengambilan MIB
file ke dalam aplikasi. Method load( ) dan unload( ) akan berperan pada modul
ini. High-Level API Beans merupakan komponen yang dibentuk menggunakan MIB Support
mibs Package GUI Application
MIB Browser
UI
High-Level API Beans
Low-Level SNMP API
SNMP Package
SNMP Transport provider Framework
Security & Access Control
java bean dan juga akan mengakses komponen yang berada pada daerah
Low-Level API.
User Interface (UI) sebagai komponen yang membentuk tampilan
sehingga akan baik dan berguna sekali untuk kemudahan penggunaan aplikasi.
Komponen ini akan dimanfaatkan oleh aplikasi MIB Browser.
3.2.2 MIB Browser
Pada bagian sub-bab ini akan memberikan gambaran bagaimana sistem
Monitoring Jaringan menggunakan protokol SNMP berbasis Java akan dibentuk
dan bagaimana alur dari sistem monitoring ini bekerja. Tentunya dengan adanya
sistem ini maka akurasi terhadap data juga monitoring terhadap beberapa
[image:40.612.99.516.285.503.2]peralatan bisa ditangani dengan baik.
Gambar 3.3. Modul pengambilan MIB file
Load MIB file akan melakukan proses pengambilan file dalam format MIB
yang kemudian akan di proses oleh aplikasi untuk membaca setiap objek yang
terdifinisi menjadi MIBModule Object. MIB file bisa diambil dari vendor yang
menyediakan divice misalnya seperti switch, router atau server yang sudah baku
dan sesuai dengan standard.
Aplikasi memiliki kemampuan untuk menampilkan lebih dari satu file
sehingga akan memberikan kemudahan dalam mengontrol lebih dari satu divice. MIB files
Gambar 3.4. Modul Aplikasi MIB Browser
Pada gambar 3.4 memberikan gambaran bagaimana MIB file yang tadinya
sudah di ambil dari sistem kemudian ditampilkan ke dalam aplikasi dimana MIB
Tree akan menampilkan seluruh objek-objek yang terkandung dalam MIB file
atau objek khusus seperti tabel objek.
Dari MIB Tree, bisa dilakukan beberapa proses seperti proses untuk
menjalankan perintah get, get-next atau set, dan perintah-perintah lain seperti
menampilkan grafik utilisasi, deskripsi dari objek, menampilkan snmp table dan
debug. Semua fungsi itu akan memanfaatkan package yang ada pada AdventNet
API dan beberapa fungsi dasar untuk perhitungan sebagai pengolahan data. view
Graph MIB Tree object 1... object 2... object 3... object n...
get request get-next request set request Message SNMP
view description
view SNMP table
30 BAB IV
DESAIN DAN IMPLEMENTASI
4.1 Desain
Dalam desain aplikasi ini, penulis merujuk pada package yang disediakan
oleh AdventNet. Package tersebut memiliki class-class yang memungkinkan
aplikasi untuk berkomunikasi antara SNMPentity.
Untuk berkomunikasi, parameter yang digunakan untuk berkomunikasi
antara SNMP entities adalah versi dari protocol SNMP yang digunakan antara
entities, alamat tujuan (IP Address/Host), port yang digunakan untuk
mengirimkan request, penghasil pesan yang unik (trap), dan request identifikasi
untuk setiap pesan request. Class SnmpApi dan class SnmpSession sangat
membantu yang benar-benar menyediakan fungsi-fungsi yang dibutuhkan. Dan
class SnmpPDU mereferensikan data yang akan dikirim atau diterima
menggunakan SnmpSession.
Sebagai awalan, untuk menyiapkan komunikasi antara SNMP entities
adalah kita harus menginisialisasi SnmpAPI. Berikut bentuk penulisan yang
digunakan:
SnmpAPI api = new SnmpAPI();
api.start();
SnmpAPI dijabarkan pada class java.lang.Thread, dan api.start() hanya
menjalankan thread SnmpAPI. Thread ini memonitor seluruh session untuk
timeout dan retransmission. Applikasi instantiate SnmpSession digunakan untuk
timeout dan retransmission ke dalam daftar. Juga, parameter session dari user
seperti tanda debug ( api.getDebug() ), default remote port ( api.SNMP_PORT )
digunakan ketika mengirim request, referensi SNMPv3 security dan akses kontrol
konfigurasi tabel. Sebagai catatan, satu session dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan lebih dari satu SNMP peer. Sehingga system ini akan
sangat bagus sekali untuk menggunakan satu api thread monitoring request pada
seluruh session dalam applikasi. Penggunaan SnmpSession diperlihatkan pada
bagian ini:
SnmpSession session = new SnmpSession(api);
session.setPeername(String);
Applikasi mengeset peer entity untuk mengirim request dengan
menggunakan perintah setPeername(). Attribut remoteHost dari SnmpPDU secara
otomatis akan menolak peername yang terdapat dalam SnmpSession. Maksudnya
adalah, ketika remoteHost bernilai null pada SnmpPDU, pesan akan dikirim ke
host, peername, yang berada pada session. Ketika remoteHost tidak benilai null,
pesan akan dikirim ke remoteHost. Dan ini akan selalu menjadi ide yang baik
untuk mengeset peername ke dalam SnmpSession (host). Keadaan awal dari
peername selalu null, dengan maksud bahwa ketika peername dalam session dan
remoteHost dalam PDU bernilai null, maka “tidak ada remote IP Address yang
didaftarkan”, akan mengembalikan nilai ke SnmpException.
session.setRemotePort(int port);
setRemotePort() memberikan nilai pada remote port dalam peer session
yang akan digunakan dalam berkomunikasi. Nilai awal dari remote port adalah
memberikan suatu nilai ke session. Akan sangat baik jika kita bisa menentukan
port berapa yang akan kita gunakan untuk mengirim atau menerima pesan dalam
berkomunikasi. Ketika remotePort dalam SnmpPDU bernilai 0, maka pesan akan
dikirim ke remotePort yang terdaftar dalam session.
session.setVersion(int version);
Method setVersion() akan memberikan keadaan awal versi untuk
pengiriman pesan yang digunakan oleh session. Objek PDU dan session dibentuk
dengan sebuah kondisi nilai versi awal yaitu SNMPv1
(SnmpAPI.SNMP_VERSION_1). Bila ditentukan versi dari SNMP yaitu SNMPv3
API untuk membangun aplikasi, maka seluruh pesan dari versi SNMPv1, SNMPv2
dan SNMPv3 akan bisa dikirim dan diterima menggunakan session yang sama
(akan mengabaikan seluruh seluruh versi yang diset dalam session objek). Versi
dari SNMP diset ke session dengan tujuan untuk menentukan sistem pengiriman
dan penerimaan pesan dalam session, jika versi dari SNMP tidak ditentukan maka
secara otomatis akan diberikan nilai versi SNMPv1.
Peringatan: ketika applikasi mengirim SNMPv1 pdu menggunakan session
dimana versi yang diset adalah SNMP_VERSION_3, maka pesan SNMPv3 lah
yang akan kirimkan ke peer. Masalahnya muncul karena API menggunakan
SNMP_VERSION_1 sebagai keadaan awal pdu version dan ini tidak membedakan
antara versi aplikasi pada pdu sebagai default dan setting yang ditentukan
SNMP_VERSION_1. Untuk menghindari masalah ini, aplikasi bisa mengeset
session versi SNMP_VERSION_1 dan mengeset pdu versi ke
SNMP_VERSION_2C atau SNMP_VERSION_3 bila ingin berkomunikasi
session.setCommunity(String community);
session.setWriteCommunity(String write_community);
Method setCommunity() mengeset komuniti (community) string pada
SNMPv1 dan SNMPv2c. Community string pada pdu memberikan nilai
community ke session. Ini berarti, hanya ketika community string pada pdu
bernilai null, maka satu dari session sedang digunakan. WriteCommunity
menggunakan setWriteCommunity() digunakan hanya untuk operasi SET. Ketika
writeCommunity bernilai null, maka community itu sendiri digunakan juga untuk
operasi SET. Sederhananya, community string, adalah nilai dari writeCommunity
pada pdu yang memberikan satu nilai dalam session. Nilai awal community string
adalah “public” dan nilai awal dari writeCommunity string adalah null. Sehingga,
aplikasi harus mengeset writeCommunity sebelum menggunakan aplikasi untuk
operasi SET.
session.setLocalPort(int port);
session.setLocalAddresses(String[] addresses);
Method setLocalPort() dan setLocalAddresses() digunakan untuk
mengeset IP Address dan port terhadap session. Nilai awal yang diberikan adaalah
localhost (127.0.0.1) untuk local address dan 0 untuk local port. Sebagai catatan
bahwa setLocalAddress akan mengambil nilai string array sebagai argument.
session.setRetries(int retries);
session.setTimeout(int timeout);
Method setRetries() dan setTimeout() digunakan untuk mengeset nilai
pengulangan (retries) dan waktu menunggu dalam mili-detik (milli-seconds)
bergerak exponensial setelah pengiriman ulang yang pertama. Sebagai contoh,
jika timeout bernilai 5000 (berarti 5 detik) dan pengulangan di set 3, pengiriman
ulang pertama akan terjadi setelah 5 detik, berikutnya pada 15 detik dan
seterusnya. Seperti parameter session yaitu remote host, port dan sebagainya,
pengulangan dan timeout pada pdu memberikan nilai pada session. Nilai awal
adalah 0 untuk pengulangan (berarti tidak mengirim ulang jika timeout) dan 5000
untuk timeout (berarti menunggu hingga 5 detik baru timeout akan terjadi).
session.setUserName(byte[] name);
Method setUserName() sangat dibutuhkan untuk menggunakan SNMPv2
message. Konfigurasi security dapat dipakai untuk digunakan dalam autentifikasi
pesan sebelum dikirim ke SNMP peer. userName adalah tidak terlalu dibutuhkan
pada komunikasi SNMPv1 dan SNMPv2c menggunakan API. Nilai awal dari
userName adalah “initial”.
session.setTrapAuthEnable(Boolean isAuth);
setTrapAuthEnable() mengontrol apakah trap harus di autentifikasi bila
pesan trap SNMPv3 diterima. Nilai awalnya adalah false, yang berarti tidak
dibutuhkan autentifikasi trap dan notification.
session.setSocketParms(int socketTimeout, int socketDelay);
setSocketParms() mengeset parameter socket yang digunakan dalam
berkomunikasi dengan session tersebut. Nilai awal dari socketTimeout adalah 250
ms, ini berarti sock.receive() memblok hanya untuk durasi socketTimeout dan
akan mengaktifkan java.io.InteruptedIOException. Parameter socketDelay
mengontrol waktu tunggu antara pemanggilan sock.receive() ketika
yang berarti penerimaan thread dalam SnmpSession akan mengembalikan
penerimaan data tanpa menunggu antara pemanggilan interupsi sock.receive().
try {
session.open();
} catch (SnmpException e) {
System.err.println(“Error opening session: “ + e.getMessage());
System.exit(1);
}
Method open() akan membuka sebuah socket untuk berkomunikasi dengan
SNMP entity yang lain dan mulai menerima thread untuk menerima dan
mengolah pesan. Untuk mengaktifkan applet selalu melakukan open(Applet
applet) untuk menggunakan session. Pada bagian ini kita tidak menggunakan dan
tidak membahas method open(Applet applet).
Sekali session telah dijalankan, aplikasi akan mengubah seluruh parameter
komunikasi, termasuk yang telah dijelaskan di atas. Ketika lokal port, lokal
address atau socketParameters dirubah, maka aplikasi harus menutup session dan
membukanya kembali untuk mengaktifkan seluruh perubahan yang terjadi.
Pengubahan terhadap parameter yang lain seperti retries, timeout, community,
writeCommunity, version dan remotePort akan memberikan efek perubahan pada
seluruh nilai dalam pengiriman pesan. Urutan perintah yang dibutuhkan ketika
local host, port atau parameter socket berubah adalah sebagai berikut:
session.setSocketParms(int newSocketTimeout, int newSocketDelay);
session.setLocalPort(int newPort);
session.close();
Try {
session.open();
} catch (SnmpException e) {
System.err.println(“Error opening session: “ + e.getMessage());
System.exit(1);
}
4.1.1 Penanganan timeout dan pengiriman ulang
Ketika request telah diberikan ke session, pdu akan menambahkan ke
daftar request (requestList) untuk menunggu ditanggapi. Ketika response diterima,
daftar request tersebut dihapus dari requestList dan response akan ditambahkan ke
daftar response (responseList). RequestList dan responseList keduanya akan
berhubungan dengan session dan akan memperbaharui ketika mengirim dan
menerima pesan menggunakan session. Disamping itu, api thread akan
mengamati seluruh session terhadap timeout dan menambahkannya ke dalam
daftar timeout (timeoutList) di session. Session ini akan menggunakan timeoutList
untuk mengirim ulang pesan jika aplikasi akan mengirim ulang dimana pdu
bernilai non-zero.
Aplikasi dapat mengontrol seluruh pengiriman ulang dan timeout
menggunakan method setTimeout() dan setRetries() yang tersedia pada
SnmpSession class. Aplikasi juga dapat memberikan suatu nilai pada timeout dan
retries dengan menyeting setiap pdu yang akan dikirimkan.
Aplikasi juga dapat menangani timeout dan proses pengiriman ulang tanpa
akan diberikan adalah 0. Ketika aplikasi menggunakan multiple session untuk
berkomunikasi antara peer, aplikasi dapat menggunakan method untuk mengecek
reaksi dan timeout. Proses tersebut adalah sebagai berikut.
api.checkResponse();
api.checkTimeout();
api.checkResponse() akan mengambil daftar response dalam session yang
ada dalam daftar. Dan api.checkTimeout() akan mengambil daftar timeout dalam
session yang ada dalam daftar dimana request yang mengalami timeout. Pada saat
session mendapat response, aplikasi dapat menggunakan session.checkResponse()
untuk mendapatkan response tersebut. Begitu pula session.checkTimeout() akan
digunakan untuk mendapatkan request yang mengalami timeout.
Aplikasi akan selalu menggunakan method session.send(SnmpPDU) untuk
mengirim sebuat request. Ketika session.method syncSend(SnmpPDU) untuk
mengirim dan menerima synchronous PDU, timeout akan ditangani secepatnya
dalam API, dan syncSend() akan bernilai null jika timeout terjadi. Method
api.checkResponse() dan api.checkTimeout() akan tidak berfungsi bila pesan
dikirim atau diterima menggunakan syncSend(SnmpPDU) (synchronously).
4.1.2 Operasi pengambilan data SNMP yang digunakan
Class SnmpV3Message (API) berfungsi untuk pertukaran data antara
SNMP peer entities. SnmpV3Message terdiri dari SnmpMessage (API) yang
berfungsi untuk pemakaian SNMPv1 dan SNMPv2. Class SnmpPDU berfungsi
untuk melakukan pertukaran data antara SNMP entities. SnmpPDU dibungkus
dalam sebuah pesan, dimana pesan dapat berasal dari SNMPv1, SNMPv2c atau
SnmpMessage, dan aplikasi dapat bekerja sendiri dengan SnmpPDU untuk
berinteraksi dengan peer. SnmpPDU menyediakan method getMsg() untuk
mengakses SnmpMessage.
SnmpPDU sebagian besar menyediakan parameter komunikasi yang
berhubungan dengan SnmpSession. Dimanapun nilai parameter yang diberikan
pada pdu, ini akan memberikan nilai pada session. Beberapa hal yang akan
dihasilkan oleh SnmpPDU adalah:
a. Method untuk bekerja dengan variable bindings.
b. Method yang berhubungan untuk seting PDU yang digunakan oleh operasi
SNMP.
c. Method untuk mengaktifkan penggunaan objek SnmpPDU untuk multiple
request.
Method – method yang ada pada SnmpPDU yang bekerja dengan variable
bindings diantaranya adalah:
a. addNull(SnmpOID oid);
b. addVariableBinding(int index, SnmpVarBind varbind)
c. void removeVariableBinding(int index)
d. addVariableBinding(SnmpVarBind varbind)
e. void removeVariableBinding(SnmpVarBind varbind)
f. SnmpOID getObjectID(int index)
g. SnmpVar getVariable(int index)
h. void setVariable(int index, SnmpVar var)
i. SnmpVarBind getVariableBinding(int index)
k. String printVarBinds()
Method – method untuk menyeting yang berhubungan dengan SnmpPDU
adalah:
a. byte getCommand()
b. void setCommand(byte type)
c. int getReqid()
d. void setRegid(int id)
Operasi GetBulk yang berhubungan dengan parameter v2c & v3:
a. int getMaxRepetitions()
b. int getNotRepeaters()
c. void setMaxRepetitions(int max_rep)
d. void setReqid(int id)
Model parameter akses kontrol yang berhubungan dengan SNMPv3:
a. byte[ ] getContextID()
b. byte[ ] getContextName()
c. void setContextID(byte[ ] id)
d. void setContextName(byte[ ] name)
Indikator Exception pada SnmpPDU:
a. int getErrindex()
b. string getError()
c. int getErrstat()
d. void setErrindex(int index)
Pada saat SnmpPDU di setup menggunakan method – method tersebut
diatas, SnmpPDU akan di kirim melalui session ke SNMP peer entity.
SnmpSession menyediakan method-method untuk berinteraksi dengan peer
dengan urutan sebagai berikut:
a. syncSend(pdu) untuk mengirim synchronous request dan menerima response.
b. send(pdu) untuk mengirim request dan method checkResponses(),
checkTimeout(int reqid) dan receive(int reqID) untuk menerima asynchronous
response.
c. Gunakan send(pdu) untuk mengirim request dan gunakan method callback
untuk mengambil dan memroses pesan.
4.1.3 Fasilitas sending/receiving TRAPS dan NOTIFICATIONS
Method – method trap dan notifikasi yang terdapat pada class SnmpPDU
adalah:
a. SnmpOID getEnterprise()
b. int getSpecificType()
c. int getTrapType()
d. void setEnterprise(SnmpOID oid)
e. void setSpecificType(int type)
f. void setTrapType(int type)
g. InetAddress getAgentAddress()
h. void setAgentAddress(InetAddress addr)
i. void setUpTime(long uptime)
4.1.4 Pemrosessan pesan dan autentifikasi
Tatap muka SnmpClient (API) digunakan oleh aplikasi yang akan
melakukan pengiriman dan penerima pesan asynchronous, atau aplikasi yang akan
melakukan proses autentifikasi. Tatap muka SnmpClient menyediakan method
callback untuk mengecek terhadap response. Method callback() secara otomatis
dijalankan ketika response diterima. Aplikasi akan meminta session untuk
menggirim pesan terhadap method callback(). Jika user mengeset
session.setCallbackThread(true) maka callback method akan diberikan tanda
terhadap thread yang berbeda ketika respon diterima. Jika
session.setCallbackThread(false) (defaut), maka callback method akan diberi
tanda pada thread yang sama dari thread yang diterima dan respon berurutan dapat
diterima hanya jika user kembali dari callback method. Tetapi pemanggilan fungsi
dari thread yang berbeda, kemampuan penerimaan thread pada penerimaan respon
atau trap akan sedikit jelek. Untuk melakukan pemanggilan balik ketika respon
diterima, aplikasi harus menggunakan SnmpClient dan meregisterkan dengan
SnmpSession menggunakan method addSnmpClient( ).
4.1.5 Pemeliharaan sekuriti dan parameter akses kontrol
Setiap entiti SNMPv3 akan mengatur konfigurasi informasi yang
berhubungan untuk memulai kembali pengolahan data. Contoh untuk sebuah
informasi yaitu engineID. Parameter engineID dan engineBoots menyimpan nilai
(count), berapa kali entity SNMPv3 diulang. Parameter engineBoots digunakan
untuk menjalankan pengecekan berkala, untuk memastikan bahwa pesan telah
sampai tanpa melakukan pengulangan. SnmpAPI menyediakan method untuk
a. api.setSnmpEngineID(byte[ ] id);
b. api.setSnmpEngineBoots(int boots);
c. api.setSnmpEngineTime(int time);
d. api.setTimeWindow(int win);
Method setTimeWindow() digunakan untuk mengeset timewindow, dimana
waktu (time) dengan pesan harus diterima setelah pengiriman. Ini diperlukan
untuk pertimbangan pada waktu request/response. Aktualisasi cek memaksa
ketika dibutuhkan autentifikasi (SnmpAPI.AUTH_NO_PRIV atau
SnmpAPI.AUTH_PRIV) untuk berkomunikasi dengan SNMPv3 peer.
api.setSerializeFileName(String name);
api.serialize();
Method setSerializeFileName() mengisi nama dari file dari seluruh
konfirugasi yang disimpan. Method serialize() menyimpan konfigurasi saat ini
dari SNMPv3 entity.
api.deSerialize();
Method deSerialize() menghasilkan konfigurasi yang ada dalam serialize
file terhadap SNMPv3 entity. Tabel konfigurasi USMUserTable (User based
Security Model), VACM (View based Access Control Model), dan engineBoots
dapat di serialize dan de-serialize oleh API.
Begitupula class SnmpAPI menyediakan method untuk mengakses tabel
konfigurasi SNMPV3 yang berbeda seperti USMUserTable, VacmAccessTable
dan sebagainya. Aplikasi dapat menambahkan atau memodifikasi entity yang ada
ke dalam tabel. Aplikasi juga dapat membaca (read) konfigurasi melalui external
dapat menyimpan seluruh konfigurasi security ke dalam database tersentral dan
memegang tabel ketika aplikasi starts-up.
Aplikasi dapat menambahkan ke dalam USMUserTable sebagai berikut:
a. Mendapatkan referensi ke objek USMUserTable
USMUserTable usmtable = (USMUserTable)api.getSecurityProvider().
getTable(USE_SECURITY_MODEL);
b. Membentuk USMUserEntry baru dan menentukan parameter yang berbeda
USMUserEntry entry = new USMUserEntry(byte[] usr, byte[] id);
entry.setAuthProtocol(int protocol);
c. Tambahkan USMUserEntry ke USMUserTable
usmtable.addEntry(entry);
Aplikasi bisa mengikuti urutan perintah dibawah untuk memodifikasi
USMUserTable.
a. Mendapatkan referensi ke objek USMUserTable
USMUserTable usmtable = (USMUserTable)api.getSecurityProvider().
getTable(USE_SECURITY_MODEL);
b. Mendapatkan referensi ke objek USMUserEntry yang dibutuhkan untuk
modifikasi
entry.setAuthProtocol(int protocol);
c. Kembalikan hasil perubahan ke USMUserTable.
usmtable.modifyEntry(entry);
4.1.6 Pengaturan berbagai macam counter yang dideskripsikan dalam group SNMP
API mengatur group SNMP counter, seperti yang dijabarkan pada
RFC1213-MIB, untuk setiap entiti SNMP dalam aplikasi. Setiap entity SNMP
diidentifikasikan dengan parameter local address dan local port. Aplikasi dapat
mengakses group SNMP menggunakan:
api.getSnmpGroup(String local_address, int port);
Pada saat objek SnmpGroup diakses, objek tersebut dapat digunakan untuk
mendapatkan nilai dari counter yang berbeda.
SnmpGroup groupCounters = api.getSnmpGroup(String local_address,
int port);
groupCounters.getSnmpInBadVersions( );
API tidak melakukan perubahan pada empat fariabel counter dibawah dan
aplikasi yang akan melakukan penambahan secara otomatis.
snmpInBadCommunityNames
snmpInBadCommunityUses
snmpInTotalReqVars
snmpInTotalSetVars
Aplikasi dapat menggunakan method-method dibawah untuk melakukan
SnmpGroup groupCounters = api.getSnmpGoup(String local_address, int
port);
gourpCounters.incrSnmpInBadCommunityNames( );
gourpCounters.incrSnmpInBadCommunityUses( );
gourpCounters.incrSnmpInTotalReqVars( );
groupCounters.incrSnmpInTotalSetVars( );
Dalam manajement aplikasi yang sederhana, counter digunakan khusus
untuk agent seperti snmpInGetNexts, snmpInSetRequest dan sebagainya yang
memberikan nilai 0.
4.1.7 Beberapa definisi konstanta yang dibutuhkan aplikasi
Aplikasi menggunakan nilai konstanta yang dibutuhkan pada
operasi-operasi yang berbeda dalam SNMP, nilai error-status pada pesan tanggapan,
berbagai tipe objek dan sebagainya.
[image:57.612.102.510.287.577.2]Tiga konstanta yang ada di SnmpAPI class adalah:
Tabel 4.1. Daftar konstanta SnmpAPI class
CLASS KETERANGAN
SnmpAPI.SNMP_VERSION_1 Snmp versi 1 SnmpAPI.SNMP_VERSION_2 Snmp versi 2 SnmpAPI.SNMP_VERSION_2C Snmp versi 2c SnmpAPI.SNMP_VERSION_3 Snmp versi 3
Operasi SNMP yang berhubungan, yang berada pada SnmpAPI adalah:
Tabel 4.2. Daftar operasi SnmpAPI
CLASS KETERANGAN
SnmpAPI.GETBULK_REQ_MSG Konstanta untuk GETBULK request PDU. SnmpAPI.GETNEXT_REQ_MSG Konstanta untuk GETNEXT request PDU. SnmpAPI.INFORM_REQ_MSG Konstanta untuk INFORM request PDU. SnmpAPI.TRP_REQ_MSG Konstanta untuk TRAP PDU.
SnmpAPI.TRP2_REQ_MSG Konstanta untuk NOTIFICATION PDU. SnmpAPI.SET_REQ_MSG Konstanta untuk SET request PDU. SnmpAPI.Standard_Prefix Standar prefix digunakan jia OID tidak
[image:58.612.107.511.259.576.2]diberikan oleh root.
Tabel 4.3. Daftar variabel error SnmpAPI
CLASS SnmpAPI.SNMP_ERR_NOERROR SnmpAPI.SNMP_ERR_TOOBIG SnmpAPI.SNMP_ERR_NOSUCHNAME SnmpAPI.SNMP_ERR_BADVALUE SnmpAPI.SNMP_ERR_READONLY SnmpAPI.SNMP_ERR_GENERR SnmpAPI.SNMP_ERR_AUTHORIZATIONERROR SnmpAPI.SNMP_ERR_COMMITFAILED SnmpAPI.SNMP_ERR_INCONSISTENTNAME SnmpAPI.SNMP_ERR_INCONSISTENTVALUE SnmpAPI.SNMP_ERR_NOACCESS SnmpAPI.SNMP_ERR_NOCREATION SnmpAPI.SNMP_ERR_NOTWRITABLE SnmpAPI.SNMP_ERR_RESOURCEUNAVAILABLE SnmpAPI.SNMP_ERR_UNDOFAILED SnmpAPI.SNMP_ERR_WRONGENCODING SnmpAPI.SNMP_ERR_WRONGLENGTH SnmpAPI.SNMP_ERR_WRONGTYPE SnmpAPI.SNMP_ERR_WRONGVALUE
4.1.8 Variabel class
Class SnmpVar ada dalam AdventNet SNMP API package yang merupakan
base class dari seluruh variable class SNMP. SnmpVar adalah sebuah class yang
fariabel SNMP. Class ini menyediakan method untuk mencetak (print), ASN
encoding, ASN decoding dan sebagainya, tetapi tidak semuanya merupakan
public. Class SnmpVar diklasifikasikan dalam sub class yaitu sub class
SnmpString dan sub class SnmpUnsignedInt. Dibawah ini akan di jabarkan daftar
class SnmpVar yang digunakan:
Tabel 4.4. Daftar direct sub-class dari SnmpVar
CLASS KETERANGAN
SnmpInt Digunakan untuk mewakili variabel Integer.
SnmpNull Digunakan untuk mewakili variabel NULL.
SnmpOID Identifikasi objek dalam SNMP. Class ini digunakan untuk berhubungan dengan MIB.
SnmpString Digunakan untuk SNMP Oktet String. SnmpUnsignInt Merupakan super-class dari SNMP Aplikasi.
SnmpBitstring Digunakan untuk mendefinisikan variabel SNMP BITSTRING. Juga untuk mendukung penggunaan Bitstring.
[image:59.612.102.513.243.620.2]SnmpCounter64 Untuk tipe variabel SNMP Counter 64.
Tabel 4.5. Daftar SnmpString sub-class
CLASS KETERANGAN
SnmpOpaque -
SnmpIpAddress Digunakan untuk tipe variabel SNMP IP Address. SnmpNetworkAddress Digunakan untuk tipe variabel Netword Address. SnmpNsap Digunakan untuk tipe variabel SNMP NSAP Address. SnmpBits Digunakan untuk membentuk objek dari SnmpString.
SnmpBits juga memiliki method untuk mengambil nilai dari form yang berbeda. (spt, String, Byte).
Tabel 4.6. Daftar SnmpUnsignedInt sub-class
CLASS KETERANGAN
SnmpGauge Digunakan untuk tipe variabel SNMP Gauge. SnmpTimeticks Digunakan untuk tipe variabel SNMP Timeticks.
Dibawah ini akan di jabarkan tentang method-method yang menyediakan
tipe data dan sintak (tipe string) dari data.
Method getType() dan getTypeString() ada dalam SnmpVar yang
menyediakan cara untuk mendapatkan tipe dan sintak data. Tipe di definisikan
dalam SnmpAPI seperti yang dijabarkan diatas yaitu SnmpAPI.INTEGER,
SnmpAPI.STRING dan sebagainya. Method getTypeString() mengembalikan nilai
string seperti “INTEGER”, “BITSTRING” dan sebagainya, yang didasarkan pada
objek SnmpVar.
Class SnmpVar terdiri dari abstrak method yang digunakan terhadap
A. Method toString( ) dan toTagString( )
Method toString() akan mengubah data kedalam bentuk printable string.
Sebagai contoh, bila method toString() digunakan terhadap objek
SnmpIpAddress(), maka akan dikembalikan nilai IP Address yang bernilai string
(“127.0.0.1”), dan jika method toString() digunakan terhadap objek
SnmpCounter64, maka akan dikembalikan nilai string “0x” yang diikuti data
Counter64 dalam format hexadecimal. Method toString() biasanya digunakan
oleh aplikasi untuk mencetak nilai dari objek SnmpVar. Berikut adalah contoh
penggunaannya.
SnmpVar var = pdu.getVariable(0);
System.out.println(“Type =” + var.getTypeString() + “:Value =” +
var.toString());
Potongan kode diatas akan menghasilkan output seberti ini, jika objek
SnmpIpAddress bernilai lokal IP Address.
Type =IPADDRESS:Value =127.0.0.1
Potongan kode diatas akan menghasilkan tipe data Counter64 dan bernilai 255,
jika method yang digunakan toTagString().
Type =COUNTER64:Value =0x0255
B. Method toValue( ) dan toVarObject( )
Method toValue() dan toVarObject() dalam class SnmpVar memberikan
nilai terhadap variabel dari masing-masing tipe Objek. Method ini melakukan hal
yang sama terhadap seluruh class SnmpVar kecuali SnmpIpAddress,
SnmpNetworkAddress dan SnmpOID. Berikut tabel yang menampilkan perbedaan
Tabel 4.7. Daftar perbedaan method toValue( ) dan getVarObject( )
S.No CLASS NAME toValue() getVarObject()
1 SnmpIpAddress Menghasilkan String IP Address byte[ ]
( 7F000001 )
Menghasilkan String IP Address dalam notasi titik.
( 127.0.0.1)
2 SnmpNetworkAddr Sama seperti point 1. Sama seperti point 1. 3 SnmpOID
(untuk sysDesc dalam RFC1213-MIB)
Menghasilkan int[ ] dari nilai OID.
( int[ ] = {1, 3, 6, 1, 2, 1, 1, 1} )
Menghasilkan titik OID sebagai objek String. ( “1, 3, 6, 1, 2, 1, 1, 1” )
Untuk seluruh class selain dari ketiga class diatas (SnmpIpAddress,
SnmpNetworkAddress, dan SnmpOID) akan menghasilkan nilai yang sama
sebagaimana dijabarkan dalam tabel berikut.