• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2010-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2010-2014"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

ANALYSIS OF INFRASTRUCTURE EFFECT ON ECONOMIC GROWTH INDONESIA

IN 2010-2014

Oleh

MUHAMMAD ARIA JUNANDA

20120430243

FAKULTAS EKONOMI

PRODI ILMU EKONOMI

(2)

i

ANALYSIS OF INFRASTRUCTURE EFFECT ON ECONOMIC GROWTH INDONESIA

IN 2010-2014

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

MUHAMMAD ARIA JUNANDA

20120430243

FAKULTAS EKONOMI

PRODI ILMU EKONOMI

(3)
(4)

v

kembali setiap kali kita jatuh”.(Muhammad Ali)

“ Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an kepada manusia yang melampaui batas agar jangan berputus asa dari Rahmat-Nya, karena Allah maha pengampun dan

maha penyayang.” (QS. Az-Zumar 39:53)

“Melakukan hal yang berguna, mengatakan suatu keberanian dan merenungkan suatu keindahan adalah hal yang perlu dilakukan dalam kehidupan

seseorang.“ (TS Eliot)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8)

“Orang yang menginginkan impiannya menjadi kenyataan, harus menjaga diri

(5)

vi

Linda Kristina yang selalu menjadi motivasi bagi semua impianku, Papah yang paling Baik Ns. Jumani S,kep karena dia selalu menjadi penyemangatku.

(6)

ix

dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2010-2014”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi organisasi dalam penggunaan taktik mempengaruhi dalam pengambilan keputusan organisasional dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Allah SWT atas segala nikmat kesehatan, kelancaran dan kemudahan dari segala urusan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya.

2. Bapak Dr. Nano Prawoto, SE., M.Si sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

3. Ahmad Ma’ruf, SE.,M.Si. yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Papah Ns. Jumani S,kep dan Mamah Linda Kristina selaku orang tua penulis

yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa jasmani, rohani, maupun materi.

5. Abang jagoanku Andhy Prihatmoko dan adik tersayangku Tria Aprininda yang paling ngangenin dan paling cantik senantiasa juga memberikan dukungan baik berupa jasmani, rohani, maupun materi.

(7)

x

dukungan baik jasmani, rohani, maupun materi.

8. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta,Bank Indonesia(BI),Kementrian Pekerjaan Umum dan Pembangkit Listrik Negara(PLN) yang memberikan dukungan dalam mempermudah pengambilan data untuk skripsi ini.

9. Almamaterku Mahasiswa Ilmu Ekonomi(EKPI) angkatan 2012 yang mendukung terselesainya skripsi ini.

10.Mahasiswa KKN Kelompok 04 huru-hara terimakasih atas pengalaman berharga selama bulan 21 November-22 Desember 2015 di Godegan, Serandakan, Bantul.

11.Teman-teman terbaik yaitu Nurul Hasana, Endah Giantrisna S, Tsamrotul Fuadah, Witri Karisma Wardani, M Raka Bagaskara, Adjie, Febri,Rudy setiawan, Mahdianor,Hasbi dll terimakasih sudah menjadi teman yang membuat saya banyak belajar banyak hal.

12.Terimakasih untuk adik sepupu paling keren Zildjian, Ocha Item dan Tante Yayuk yang selalu memberikan dukungan untuk skripsi ini.

13.Teman-teman terbaikku Rama afriza,Dedy kurniawan, Rendy,Ridwan,Rizal, dan teman-teman GASARLAT yang paling tangguh terimakasih untuk pengalaman nya selama merantau menuntut ilmu di Yogyakarta.

14.Laki-laki nge-roots kost Tiwi alfred,Bob Ryan,Bimo,Akbar,Ilham dan Roland terimakasih untuk gelap terangnya hidup,fight dalam menjalani kehidapan anak rantau.

15.Terimakasih untuk Ibu Tiwi Kost dan bude Tum yang selalu memberikan semangat dalam menuntut ilmu.

16.Teman-teman BAC nando,Reza,Ichan,Dayat,Haris sebagia pencari kesuksesan untuk Lampung Tengah Tercinta terimakasih untuk selalu Memberikan semangat.

(8)

xi

banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 03 Mei 2016

(9)

xii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

(10)

xiii

METODE PENELITIAN ... 30

A. Objek /Subjek Penelitian ... 30

B. Jenis Data ... 30

C. Teknik Pengumpulan Data ... 30

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31

E. Alat analisis ... 32

4. Pemilihan Model Estimasi Data Panel ... 37

5. Uji Parameter Model ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 42

A. Kondisi Geografis Negara Indonesia ... 42

B. Kondisi Perekonomian ... 46

(11)

xiv BAB VI

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 78

A. Simpulan ... 78

B. Saran ... 80

C. Keterbatasan Penelitian ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xv

Air m3/Kapita di Indonesia Periode 2010-2014 ... 3

2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ... 26

4.1 Luas Wilayah 33 Provinsi di Indonesia ... 44

4.2 Produksi Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha dengan Harga Konstan menurut Provinsi di Indonesia per provinsi tahun 2012-2014 (Milliar Rupiah) ... 49

4.3 Panjang Jalan per Provinsi Menurut Kewenangan Pemerintah (km) tahun 2010-2014 ... 52

4.4 Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrik Menurut Provinsi (Mega Watt), Tahun 2010–2014 ... 54

4.5 Data jumlah Air bersih yang Disalurkan per Provinsi (m3) tahun 2010-2014 ... 57

5.1 Hasil Uji Chow ... 59

5.2 Hasil Uji Hausman ... 60

5.3 Hasil Estimasi ... 61

5.4 Hasil Estimasi Fixed Effect Model ... 62

5.5 Hasil cross section ... 68

5.6 Hasil Uji T ... 69

5.7 Uji Heterokedastisitas Uji Park ... 74

(13)
(14)

xvii

Lampiran 2 Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha dengan Harga Konstan menurut Provinsi di Indonesia per provinsi tahun 2012-2014 (Milliar Rupiah)

Lampiran 3 Panjang Jalan per Provinsi menurut kewenangan Pemerintah (km) tahun 2010-2014.

Lampiran 4 Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrik Menurut Provinsi (Mega Watt), Tahun 2010–2014

Lampiran 5 Data jumlah Air bersih yang disalurkan per Provinsi (m3) tahun 2010-201

Lampiran 6 HASIL Uji Chow Lampiran 7 Hasil Uji Hausman

Lampiran 8 Hasil Estimasi Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect Lampiran 9 Hasil Estimasi Fixed Effect Model

Lampiran 10 Hasil cross-section Lampiran 11 Hasil Uji T

Lampiran 12 Uji Heterokedastisitas dengan Uji Park Lampiran 13 Hasil Uji Fixed

(15)
(16)
(17)

vii

merupakan aspek penting dalam meningkatkan Produk Domestik Bruto(PDB),dengan demikian maka peran pemerintah dalam menentukan kebijakan dalam pembangunan infrastruktur sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Analisis yang dilakukan pada penelitian iniadalah apakah infrastruktur (jalan, listrik, air) mempunyai pengaruh positif dan kontribusi yang signifikan. Output yang diwakili pendapatan perkapita (PDRB). Agar dapat ditentukan dalam penentuan kebijakan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia.Data yang digunakan adalah data panel dengan kurun waktu dari 2010 hingga 2014 untuk 33 Provinsi di Indonesia.

Untuk mencari hasil yang BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka dilakukan uji untuk panel seperti Chow Test dan Hausman Test sehingga didapatkan model panel data fixed effect untuk menyelesaikan data dengan karakteristik seperti diatas. Kemudian dilakukan uji Asumsi Klasik seperti Multikolonearitas dan Heteroskidastisitas.Hasil akhirnya adalah dari ketiga variable diatas dua variabel bebas diatas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu Listrik dan Air.dan satu variabel yaitu Jalan mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan.

(18)

viii

role in determining policy in infrastructure development is essential to promote economic growth in Indonesia.The analysis conducted on the research iniadalah whether the infrastructure (roads, electricity, water) has a positive impact and significant contributions. Output represented income per capita (GDP). To be determined in the determination of government policy in the development of infrastructure in Indonesia.The data used is data panel with the period from 2010 to 2014 for 33 provinces in Indonesia.

To search results BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) then tested for panels such as Chow and Hausman Test Test so we get the data panel fixed effect models to complete the data with such characteristics above. The results were as Multikolonearitas Classical Assumptions and Heteroskidastisitas.The end result is out of the three variables above two independent variables above have positive and significant impact on economic growth, namely electricity and Air.dan one variable that road has a positive impact and insignificant.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan infrasturuktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat proses pembangungan di Indonesia. Infrastruktur juga memegang peranan yang penting sebagai salah satu roda penggerak ekonomi di Indonesia. Ini mengingatkan gerak laju dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Oleh karena itu pembangunan di sektor ini , menjadi fondasi dari pembangunan infrastruktur di Indonesia.

(20)

2

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertanian mendapat alokasi anggaran cukup besar (Kemen PUPR angkanya sekitar Rp 33 triliun, kemudian Kementerian Perhubungan Rp 20 triliun dan Kementerian Pertanian Rp 16 triliun).Selain itu, terdapat tambahan dana anggaran prioritas lainnya untuk pembangunan infrastruktur konektivitas Rp.12,9 triliun, alokasi transfer ke daerah Rp.20,5 triliun. untuk tambahan pembangunan infrastruktur pendukung pertumbuhan ekonomi Rp. 49,8 triliun, pemenuhan kewajiban dasar Rp.20,8 triliun dan pengurangan kesenjangan Rp.43,5 triliun.RAPBN-P 2015 menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi anggaran yang tidak berhubungan langsung dengan pembangunan kesejahteraan rakyat dan pemerataan dengan menggeser atau merealokasi sebagian anggaran bendahara umum negara ke anggaran infrastruktur.BPPK, Kemenkeu(2015)

(21)

3

ekonomi produktif, termasuk pembangunan infrastruktur. Bank Indonesia(2015)

Berdasarkan perjalanan pembangunan ekonomi Indonesia,infrastruktur ditempatkan sebagai sector vital dalam proses untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi. Untuk mencapai proses itu dibutuhkan kerja keras agar pembangunan infrastruktur selalu meningkat tiap tahunnya. Pada table 1.1 di bawah ini menjelaskan tentang perkembangan PDRB,Jalan,Listrik,Air,Internet di Indonesia periode 2010-2014.

Tabel 1.1

Perkembangan PDRB Miliyar/Kapita, Jalan Km/Kapita, Listrik Megawatt/Kapita,Air m3/Kapita di Indonesia Periode 2010-2014.

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS),2015

(22)

4

membantu merumuskan kebijakan pemerintah dan membandingkan keadaan perekonomiaan dari waktu ke waktu antar daerah/provinsi.

PDRB berperan sebagai pengukur tingkat pendapatan Brotu yang berada dalam suatu provinsi. PDRB berpengaruh pada perekonomian dengan cara meredistribusikan pendapatan bruto dan kekayaan serta menambah tingkat output. PDRB yang selalu menurun menybabkan ketidakpastian pembangunan di suatu daerah dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan di suatu daerah akan menurun jika PDRB selalu menurun tiap tahunnya. Bukan hanya itu kegiatan perekonomian juga akan menurun dan mengakibatkan pendapatan Nasional kemunduran serta pengangguran yang semakin bertambah serta semakin merajanya tingkat kemiskinan. Tingginya tingkat kemiskinan tersebut akan berdampak pada tingginya tingkat kriminalitas dalam daerah.

Penelitian mengenai pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi telah banyak dilakukan, namun penelitian ini tetap penting karena pertumbuhan ekonomi (PDRB) perlu di perhatikan mengingat dampaknya sangat luas bagi perekonomian suatu Negara terutama PDRB yang selalu mengalami penurunan tiap tahunnya dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat, yaitu pembangunan suatu daerah akan barang dan jasa yang diakibatkan menurunnya pendapatan rill. PDRB harus segera ditingkatkan agar pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat tercapai.

(23)

investasi/pendapatan daerah. Pada table 1.1, ditunjukkan bahwa infrastruktur jalan selalu mengalami fluktuasi di setiap tahunnya pada tahun 2012 infrastruktur jalan mengalami penurunan menjadi 2,04 km/kapita. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2011). Hal ini terjadi dikarenakan perbaikan jalan yang rusak dan tidak ketersidiaan dana perbaikan serta pelebaran jalan. Kemudian infrastruktur jalan pada tahun 2014 kembali mngalami penurunan sebesar 2,01 km/kapita. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada tahun (2012-2013).

Pada table 1.1, menunjukkan bahwa produksi listrik di Indonesia pada setiap tahunnya mengalami selalu mengalami peningkatan. Listrik pada tahun 2011 sebesar 0,14 megawatt/kapita dan 0,18 megawatt/kapita pada tahun 2012. Ini disebabkan karena adanya peningkatan tegangan listrik dan produksi listrik tiap tahunnya. Karena jumlah penduduk Indonesia banyak dan jumlah produksi listrik juga banyak maka setiap penduduk Indonesia mendapatkan produksi listrik yang cukup baik. Pada table 1.1, bahwa air di Indonesia mengalami kenaikan pada tiap tahun 2012 sebesar 12,09 m3/kapita dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2011). Kemudian produksi air di Indonesia mengalami kenaikan kembali pada tahun 2014 sebesar 13,38 m3/kapita. Hal ini di sebabkan dikarenakan adanya peningkatan jumlah produksi air di Indonesia. Dengan begitu setiap penduduk Indonesia mendapatkan produksi air yang cukup baik.

(24)

tersebut makan akan secara otomatis akan meningkatkan pendapatan perkapita dan terjadi pula peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya sasaran utama dalam pembangunan ekonomi di tekankan pada usaha-usaha pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Simon Kuznet menyatakan bahwa “a caountrys economics growth as a long term rise in capacity to supply increasingly diverse economic godds ti its

population, this growing capacity based on advancing technology and the

institutional and ideological adjustments that’s it demands” (Todarao,2000:155). Pertumbuhan suatu Negara dipengaruhi oleh akumulasi modal (investasi pada tanah, peralatan, prasarana dan sarana) sumber daya alam, sumber daya manusia baik jumlah maupun tingkat kualitas penduduknya, kemajuan teknologi, akses terhadap invormasi, keinginan untuk melakukan inovasi dan mengembangkan diri serta budaya kerja. (Todaro,2000:37)

(25)

Lebih dari 50 persen investasi berada di pulau jawa yang hanya mencaku 7 persen wilayah Indonesia. Sedangkan output atau Produk Domestik Regional Brotu (PDRB) di Pulau Jawa menghasilkan lebih dari 60 persen total output Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa konsentrasi pembangunan di wilayah Pulau Jawa lebih kuat dari pada pulau lainnya dan menunjukan bahwa ketimpangan pembangunan antar wilayah di Indonesia merupakan ketidak merataan pembangunan di seluruh Indonesia. Ketertinggalan suatu daerah dalam membangun di pengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah rendahnya daya tarik suatu daerah yang menyebabkan tingkat aktifitas ekonomi yang rendah. Suatu daerah yang tidak memiliki sumber daya ( baik manusia maupun alam ) serta kurangnya insentif yang ditawarkan ( prasarana infrastruktur, perangkat keras dan lunak, keamanan dan sebagainya). Dapat menyebabkan suatu daerah tertinggal dalam pembangunan.

(26)

pada sektor kesehatan dan pendidikan meskipun cendrung diabaikan namun mempunyai tingkat produktifitas yang tinggi karena mempunyai dampak langsung maupun tidak langsung berupa peningkatan produktifitas sumber daya manusia.Pengeluaran pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang komperhensif dari produktifitas pengeluaran publik. Ada dua komponen yang diukur yaitu, kontribusi output sektor publik terhadap pertumbuhan ekonomi dan efisiensi pengeluaran ini terhadap outputnya.

Adam Smith menyatakan bahwa, “ Good roads, canals and navigable rivers, by diminishing the expense of carriage, put the remote parts of the country

more nearly upen a level with those in the neighboring town. They are upon that

account the greatest of all improvments”. Kodoatie(2003). mendefinisikan infrastruktur sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang di kembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintah dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan social.Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

(27)

The World Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi tiga yaitu :

1. Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk menunjang aktifitas ekonomi, meliputi public utilities ( tenaga, telekomunikasi, air, sanitasi, gas), public work ( jalan, bendungan, kanal, irigasi, drainase), dan sektor transportasi (jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang, dab sebagainya).

2. Infrastruktur social, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan, dan rekreasi.

3. Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, control administrasi dan koordinasi.

Pemerintah melalui peraturan Presiden Nomer 42 Tahun 2005 tentang komite percepatan penyediaan infrastruktur. Menjelaskan jenis infrastruktur yang penyediaannya diatur oleh pemerintah, yaitu: infrastruktur transportasi, infrastruktur jalan, infrastruktur pengairan, infrastruktur air minum dan sanitasi, infrastruktur telematika, infrastruktur tenaga listrik, dan infrastruktur pengakutan gas dan minyak bumi. Penggolongan infrastruktur diatas dapat dikategorikan sebagai infrastruktur dasar, karena sifatnya yang dibutuhkan masyarakat luas sehingga perlu dia atur oleh pemerintah.

(28)

ketiga infrastruktur tersebut dapat meningkatkan pendapatan serta menunjang laju pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui apakah Infrastruktur Jalan, Listrik dan Air mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul : “PENGARUH

INFRASTRUKTUR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2014“.

B. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyak permasalahan yang harus dipecahkan agar pembahasan tidak terlalu luas dan tetap mengarah sesuai judul, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Dalam hal ini peneliti berfokus pada pengaruh infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi. Permasalahan yang di bahas peneliti adalah bagaimana infrastruktur seperti Jalan,Listrik,Air dan Internet mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap output yang diwakilkan oleh variabelpendapatan perkapita (PDRB).

Kemudian untuk mengetahui kontribusi prasarana infrastruktur terahadap pertumbuhan perkapita (PDRB) maka dapat diketahui jenis prasaran infrastruktur yang memberikan pengaruh besar terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Sehingga dapat ditentukan arah kebijakan pemerintah terhadap perkembangan infrastruktur yang sesuai deangan Indonesia.

C. Rumusan Masalah

(29)

lama dan investasi yang dikeluarkan sudah cukup sangat besar. Namun masih cukup banyak yang dihadapi negara kita khususnya perencanaan yang lemah,kuantitas yang belum mencukupi kualitas yang rendah dan sebagainya. Kemudian untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan Infrastruktur seperti jalan,listrik,air pada periode tahun 2010-2015 di Negara Indonesia.

Rumusan masalah tersebut dimasukan kedalam pertanyan peneliti. Sebagai berikut:

1. bagaimana pengaruh Infrastruktur Jalan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh Infrastruktur Listrik terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh Infrastruktur Air terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur Jalan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur Listrik terhadap pertumbuhan ekonomi.

(30)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah pengetahun dan wawasan terhadap analisis Pengaruh ertumbuhan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat meningkatkan motivasi guna memiliki wawasan dan pengetahuan yang lebih luas dan dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa yang akan membutuhkannya.

3. Bagi Pemerintah

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah Indonesia dalam mengambil kebijakan dan langkah-langkah dalam mengambil kebijakan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

(31)

13 A. Landasan Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

Jhingan (2008). Mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, yang tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini memiliki tiga komponen, yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus- menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduknya; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara tepat.

(32)

1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.

2. Pertumbuhan penduduk yang pada tahun-tahun berikutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja.

3. Kemajuan teknologi.Akumulasi modal akan diperoleh bila sebagian dari pendapatan yang

diterima oleh masyarakat tersebut ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan meningkatkan output dan pendapatan di masa depan. Akumulasi modal ini dapat dilakukan dengan investasi langsung terhadap stok modal secara fisik (pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku) dan dapat juga dilakukan dengan investasi terhadap fasilitas-fasilitas penunjang seperti investasi infrastruktur, ekonomi dan sosial (pembangunan jalan raya, penyediaan listrik, air bersih, dan sebagainya).

(33)

Komponen kemajuan teknologi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Perkembangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi.bagi berlangsungnya suatu pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan.Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional.

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

Sebagai suatu perluasan dari teori Keynes, Teori Harrod dan Domar melihat persoalan pertumbuhan dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya berlaku apabila pengeluaran agregate melalui kenaikan investasi- bertambah terus menerus pada tingkat pertumbuhan yang ditentukan. Teori pertumbuhan neoklasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini yang dikembangkan oleh Abramovits Solow pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi. (Sadono Sukirno, 2004) Dalam model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow Neo Classical Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar adalah sama seperti yang digunakan dalam persamaan sektor modern Lewis yakni:

Y= Aeµt.K.α.L1-...(1)

Y = Produk Domestik Bruto

(34)

A = konstanta yang merefleksikan tingkat teknologi dasar eµt = melambangkan tingkat kemajuan teknologi

α = melambangkan elastisitas output terhadap model, yakni

persentase kenaikan PDB yang bersumber dari 1% penambahan modal fisik dan modal manusia.

Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih dari 3 (tiga) faktor yakni kenaikan kualitas dan kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan dan investasi) dan penyempurnaan teknologi (Todaro, 2000)

(35)

b. Model Neoklasik Solow

Model pertumbuhan Solow merupakan pilar yang sangat memberi kontribusi terhadap teori pertumbuhan neoklasik. Model ini memungkinkan analisis pertumbuhan ekonomi secara dinamis, menjelaskan mengapa pendapatan nasional tumbuh dan mengapa sebagian perekonomian tumbuh lebih cepat dibandingkan yang lainnya serta menjelaskan perubahan-perubahan dalam perekonomian sepanjang waktu. Secara ekonomi, model pertumbuhan Solow dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, serta bagaimana pengaruhnya terhadap output barang dan jasa suatu negara secara keseluruhan (Mankiw, 2007).

(36)

faktor-faktor lain (Todaro dan Smith, 2006).

Jhingan (2008) mengemukakan asumsi-asumsi dalam model Solow sebagai berikut:

1) Ada satu komoditi gabungan yang diproduksi.

2) Yang dimaksud output ialah output netto yaitu sesudah dikurangi biaya penyusutan modal.

3) Return to scale bersifat konstan (fungsi produksi homogen pada derajat pertama).

4) Dua faktor produksi tenaga kerja dan modal dibayar sesuai dengan produktivitas fisik marjinalnya.

5) Harga dan upah fleksibel.

6) Tenaga kerja terpekerjakan secara penuh.

7) Stok modal yang ada juga terpekerjakan secara penuh.

8) Tenaga kerja dan modal dapat disubstitusikan satu sama lain. 9) Kemajuan teknologi bersifat netral.

Dengan menganggap bahwa fungsi produksi adalah dalam bentuk Cobb- Douglas, maka model pertumbuhan neoklasik Solow dapat ditulis:

(37)

dimana:

Y : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

A : tingkat kemajuan teknologi, yang menentukan produktivitas tenaga kerja dan pertumbuhannya ditentukan oleh variabel eksogen,

K : stok modal fisik dan modal manusia

L : tenaga kerja

α : elastisitas output terhadap modal (persentase kenaikan PDRB yang

bersumber dari 1 persen penambahan modal fisik dan modal manusia).

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan kegiatan produksinya. Berdasarkan model pertumbuhan ini, disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh kemajuan teknologi, penambahan modal atau investasi dan tenaga kerja.

2. Infrastruktur

(38)

Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama fungsi-fungsi sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat di definisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau struktur-struktur dasar,peralatan-peraltan,instalasi-instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Kodoatie,2003).

The World Bank (1994) membagi infrastruktur menjadi tiga yaitu :

1. Infrastruktur ekonomi, merupakan infrastruktur fisik yang diperlukan untuk menunjang aktifitas ekonomi, meliputi public utilities ( tenaga, telekomunikasi, air, sanitasi, gas), public work ( jalan, bendungan, kanal, irigasi, drainase), dan sektor transportasi (jalan, rel, pelabuhan, lapangan terbang, dab sebagainya).

2. Infrastruktur social, meliputi pendidikan, kesehatan, perumahan, dan rekreasi.

3. Infrastruktur administrasi, meliputi penegakan hukum, control administrasi dan koordinasi.

(39)

dikategorikan sebagai infrastruktur dasar, karena sifatnya yang dibutuhkan masyarakat luas sehingga perlu dia atur oleh pemerintah.

B. Hubungan Variabel

1. Infrastruktur Jalan

Infrastruktur jalan sebagai salah satu infrastruktur pengangkutan berperan dalam merangsang pertumbuhan ekonomi karena ketersediaan jalan akan meminimalkan modal komplementer sehingga proses produksi dan distribusi akan lebih efisien. Pembangunan prasarana jalan turut akan meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah baru dengan meningkatnya volume lalu lintas. Sebaiknya prasarana jalan yang buruk dan rusak akan menghambat alokasi sumber daya, pengembangan industri, pendistribusian faktor produksi, barang dan jasa, yang pada akhirnya akan memengaruhi pendapatan.

Ikhsan (2004) mengemukakan bahwa jalan raya akan memengaruhi biaya variabel dan biaya tetap. Jika infrastruktur harus dibangun sendiri oleh sektor swasta, maka biaya akan meningkat secara signifikan dan menyebabkan cost of entry untuk suatu kegiatan ekonomi menjadi sangat mahal sehingga kegiatan- kegiatan ekonomi yang sebetulnya secara potensial mempunyai keunggulan komparatif menjadi tidak bisa terealisasikan karena ketiadaan infrastruktur.

(40)

hanya menurunkan biaya transportasi, namun juga menjadi faktor penting dalam memperkuat bargaining power dari petani coklat. Akibatnya, margin yang diterima petani coklat meningkat dari sekitar 62 persen pada tahun 1980-an menjadi sekitar 90 persen setelah tersedi1980-anya Jal1980-an Tr1980-ans Sulawesi.

Sibarani (2002). Menunjukkan adanya hubungan yang konsisten dan signifikan antara pendapatan dengan panjang jalan. Negara berpenghasilan lebih dari US$ 6.000/kapita mempunyai rasio panjang jalan ± 10.110 km/1 juta penduduk, sedangkan negara berpenghasilan US$ 545 - US$ 6.000/kapita mempunyai rasio panjang jalan ± 1.660 km/1 juta penduduk dan negara berpenghasilan kurang dari US$ 545/kapita mempunyai rasio panjang jalan ± 170 km/1 juta penduduk. Jika data tersebut dibandingkan, negara yang berpenghasilan tinggi mempunyai panjang jalan 59 kali lipat dibandingkan dengan negara berpenghasilan rendah.

2. Infrastruktur Listrik

(41)

kualitasnya.

Sebagian besar kebutuhan listrik di Indonesia dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero). Sementara sebagian lagi masih disuplai oleh perusahaan- perusahaan non PLN. Sampai dengan tahun 2007, belum semua wilayah di Indonesia telah tersambung dalam jaringan PLN. Oleh karena itu, sebagian masyarakat mengusahakannya secara swasembada yaitu melalui perusahaan non PLN yang dikelola Pemda, koperasi maupun perusahaan swasta lainnya.

3. Infrastruktur Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan vital yang mutlak diperlukan dalam kehidupan manusia sehingga pengadaan sumber daya ini termasuk dalam prioritas pembangunan. Pengalokasian air bersih yang efisien harus didasarkan pada sifat zat cair yang mudah mengalir, menguap, meresap dan keluar melalui suatu media tertentu. Karakteristik sumber daya air dikemukakan oleh Oktavianus (2003), yaitu: Mobilitas air, menyebabkan sulitnya penegasan hak-hak (property right) atas sumber daya air secara ekslusif agar dapat menjadi komoditas ekonomi yang dapat dipertukarkan dalam sistem ekonomi pasar.

(42)

b. Sifat penawaran air dapat berubah-ubah menurut waktu, ruang dan kualitasnya sehingga penyaluran air dalam keadaan kekeringan hebat dan banjir biasanya hanya dapat ditangani oleh pemerintah untuk kepentingan umum.

c. Kapasitas daya asimilasi dari badan air (water bodies) yang dapat melarutkan dan menyerap zat-zat tertentu selama daya dukungnya tidak melampaui, sehingga komoditas air dapat dimasukkan dalam barang umum (public good) dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan atas air bersih.

d. Penggunaan air bisa dilakukan secara beruntun ketika air mengalir dari suatu daerah aliran sungai (DAS) sampai ke laut, yang dapat menyebabkan perubahan kuantitas dan kualitasnya. e. Penggunaan yang serba guna (multiple use).

f. Berbobot besar dan memakan tempat (bulkiness) sehingga biaya transportasinya menjadi mahal.

g. Nilai kultur masyarakat yang menganggap bahwa sumber daya air sebagai anugerah dari Tuhan, dapat menjadi kendala dalam pendistribusiannya secara komersial.

(43)

dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah. Demikian juga dalam bidang industri, yang kian mengalami peningkatan karena struktur perekonomian yang mengarah pada industrialisasi.

Air harus dipandang sebagai barang ekonomi sehingga untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan baik waktu maupun biaya. Sebagaimana barang ekonomi lainnya, air mempunyai nilai bagi penggunanya, yaitu jumlah maksimum yang bersedia dibayarkan untuk penggunaan sumber daya tersebut, dimana pengguna akan menggunakan air selama manfaat dari tambahan setiap kubik air yang digunakan melebihi biaya yang dikeluarkan (Oktavianus, 2003).

Industrialisasi yang meluas membutuhkan investasi yang besar untuk menjaga tingkat penyediaan air dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, tingkat kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan air bersih secara kontinyu terus meningkat dari tahun ke tahun. Infrastruktur air bersih merupakan salah satu bagian penting dalam infrastruktur dasar yang dapat memberi pengaruh bagi pertumbuhan output (Bulohlabna, 2008).

C. Penelitian Terdahulu

(44)

Tabel 2.1

dan Muhammad Firdaus

(2009). Pengaruh

bersifat padat karya,

sehingga kebijakan Kedua : Infrastruktur baik listrik, panjang jalan maupun air bersih mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan

perekonomian Indonesia.

2 Fika Novita Sari dan Sri

(45)

3 Abdul Maqin (2011).

Pengaruh kondisi

infrastruktur terhadap

pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.

listrik, tenaga kerja, pengeluaran

pembangunan

meningkat, maka

pertumbuhan ekonomi meningkat begitu juga sebaliknya.

(2009). Analisis pengaruh infrastruktur ekonomi dan

sosial terhadap

(46)

D. Kerangka Berfikir

Berdasaran latar belakang penelitian, tijauan pustaka dan penelitian terdahulu bahwa penulis memiliki skema hubungan antara variabel sebagai berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

PDRB

Infrastruktur Jalan

Infrastruktur Listrik

Infrastruktur Air

(47)

D. Penurunan Hipotesa

1. Diduga Infrastruktur Jalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

2. Diduga Infrastruktur Listrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

3. Diduga Infrastruktur air berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

(48)

A. Obyek/Subyek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia yaitu provinsi Nangroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepuluan Bangka Belitung, Lampung. DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara,Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara,Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat. Penelitian ini menggunakan data sekunder selama periode tahun 2010 hingga 2014.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data runtut waktu (time series) dengan rentang waktu 5 tahun. Data yang dipilih adalah data dari tahun 2010 sampai 2014.

C. Teknik Pengumpulan Data

(49)

dengan penelitian ini. Data diperoleh melalui lembaga atau institusi yang terkait, dalam hal ini adalah Badan Pusat Statistik Kementrian Pekerjaan Umum, PLN dan World Bank.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Pertumbuhan Ekonomi

Untuk melihat kontribusi terhadap kondisi perekonomian, variabel pertumbuhan ekonomi dilihat dengan menggunakan pendekatan nilai PDRB. Dalam penelitian ini, data yang digunakan sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2014 dan 2015, dari tahun 2010-2014.

2. infrastruktur jalan

Data infrastruktur jalan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data panjang jalan menurut provinsi tingkat kewenangan pemerintah (km),tahun 2010-2014.

3. Infrastruktur listrik

(50)

4. Infrastruktur air

Data infrastruktur air yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data Volume Air yang Disalurkan Perusahaan Air Minum Menurut Provinsi (ribu m3), tahun 2010–2014.

E. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi Data Panel dengan cara menguji secara statistik terhadap variabel-variabel yang telah dikumpulkan dengan menggunakan program EViews7. Hasil analisis diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat.

F. Metode Penelitian

Model ekonometrik digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan timbal-balik antara formulasi teori, pengujian, dan estimasi empiris. Dalam teori ekonometri, data panel merupakan gabungan antara data silang (cross-section) dan data time series deret waktu (time series). Dengan demikian, jumlah data observasi dalam data panel merupakan hasil kali data observasi time series (t > 1) dengan data observasi cross-section (n > 1). Model dasar yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

(51)

Keterangan:

Y = variabel dependen, yaitu PDRB β0, β1, β2, β3 = koefisien

LOG(X1) = variabel Jalan LOG(X2) = variabel Listrik LOG(X3) = variabel Air

i = provinsi

t = tahun

u = error term

G. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas atau Kolinearitas Ganda adalah adanya hubungan linier antara peubah bebas X dalam model regresi ganda. Jika hubungan linier antara peubah bebas X dalam model regresi ganda adalah korelasi sempurna maka peubah-peubah tersebut berkolinearitas ganda sempurna (perfect multicollinearity).

Adapun beberapa cara mendeteksi adanya multikolinearitas yaitu :

a. R2 cukup tinggi (0,7 -0,1), tetapi uji-t untuk masing – masing koefisien regresinya tidak signifikan.

(52)

c. Meregresikan variabel independen X dengan variabel-variabel independen yang lain, kemudian menghitung R2 dengan uji F : Jika F hitung > F tabel berarti Ho di tolak, ada multikolinearitas Jika F hitung < F tabel berarti Ho di terima, tidak ada multikolinearitas

Ada beberapa cara untuk mengetahui multikolinearitas dalam suatu model. Salah satunya adalah dengan melihat koefisien hasil output dari komputer. Jika terdapat koefisien yang lebih besar dari (0,9), maka terdapat gejala multikoliearitas.

Untuk mengatasi masalah multikolinearitas, satu variabel independen yang memiliki korelasi dengan variabel independen lain harus dihapus. Dalam ini model fixed effect yang ditransformasikan ke dalam model GLS, model ini sudah diantisipasi dari terjadinya multikolinearitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

(53)

H. Estimasi Model Regresi Panel

Dalam metode estimasi regresi dengan menggunakan data panel dapat dibedakan melalui tiga pendekatan, antara lain:

1. Metode Common Effect

Estimasi Common Effect merupakan model data panel yang paling sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross action. Pada model ini tidak diperhatiakan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku antar individu sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel. Adapun persamaan regresi dalam model Common Effect dapat ditulis sebagai berikut :

Yit = α + Xitβ + ɛ it

Dimana : i = menunjukkan cross section (individu)

t = menunjukkan periode waktunya

Dengan asumsi komponen error dalam pengolahan kuadrat terkecil biasa, proses estimasi secara terpisah untuk setiap unit cross section dapat dilakukan.

2. Metode Fixed Effect

(54)

estimasi ini sering disebut dengan teknik Error Component Model Least Squares Dummy Variable (LSDV). Adapun persamaan regresi dalam model Fixed Effect dapat ditulis sebagai berikut :

Yit = α + iαit + X’itβ + ɛ it

3. Metode Random Effect

Estimasi Random Effect Model akan mengestimasi data panel dimaana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan individu. Pada model model Rndom Effect perbedaan intersep diakomodasikan oleh error terms dari masing-masing objek. Keuntungan menggunakan dengan metode ini yaitu dapat menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga disebut dengan Error Compoenmodel (ECM) Aatau teknik Generalized Least Square (GLS). Dengan demikian persamaan modelnya dapat ditulis sebagai berikut :

Yit = α + X’itβ + wit

Dimana : wit = ɛ it + u1 ; E(wit) = 0 ; E(wit2) = α2+ αu2 ;

E(wit, wjt-1) = 0; i ǂ j; E(ui,ɛ it) = 0;

E(ɛ i,ɛ is) = E(ɛ it,ɛ jt) = E(ɛ jt,ɛ js)

Meskipun komponen error wt bersifat homoskedastik, nyatanya

terdapat korelasi antara wt dan wit-s (equicorrelation), yakni :

(55)

4. Pemilihan Model Estimasi Data Panel

Untuk memilih model estimasi yang dianggap paling tepat diantara ketiga jenis model, maka perlu dilakukan serangkaian uji, diantaranya adalah:

a. Uji Chow

Chow test yakni pengujian untuk menentukan model Fixed Effect Model atau Random Effect yang paling tepat digunakan mengestimasi data panel. Untuk mengetahuinya digunakan rumus sebagai berikut :

Chow =

Keterangan :

RRS : Restricted Residual Sum Square (Sum of Square Residual yang diperoleh dari model PLS (Pooled Least Square))

URSS : Unrestriced Residual Sum Square (Sum of Square Residual yang diperoleh dari model FEM)

n : jumlah data cross section

(56)

Pengujian ini menggunakan distribusi F statistik. Jika nilai F stat > F tabel maka model yang akan digunakan adalah model FEM. Sedangkan apabila F stat < F tabel maka model PLS yang akan digunakan.

b. Uji Hausman

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Uji ini didasarkan bahwa kedua metode OLS dan GLS konsisten tetapi OLS tidak efisien dalam H0. Mengikuti kriteria

Wald, uji Hausman ini akan mengikuti distribusi chi-squares sebagai berikut.

m = ’ var ( )-1

dimana = [ OLS- GLS]

dan var ( ) = var ( OLS)- var ( 0-GLS)

Statistik ini mengikuti distribusi statistik chi squares dengan df sebanyak k, dimana k merupakan jumlah variabel independen. Jika nilai stat Hausman > nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model FEM, dan sebaliknya.

5. Uji Parameter Model

(57)

a. Uji koefisien Determinasi

Suatu model mempunyai kebaikan dan kelemahan jika diterapkan dalam masalah yang berbeda. Untuk mengukur kebaikan suatu model (goodnes of fit) digunakan koefisien determinasi (R2). Nilai koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar sumbangan dari variabel independen terhadap variabel dependen, atau dengan kata lain koefisien determinasi menunjukkan variasi turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh linier X.

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerengkan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi adalah 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (Satu) berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memperediksi variasi variabel dependen.

b. Uji F-Statistik

(58)

1) Perumusan Hipotesa.

Ho: β1 = β2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

H1: β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

2) Pengambilan Keputusan.

Pengambilan dalam pengujian uji F ini adalah dengan cara membandingkan probobilitas pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan nilai α yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan α = 0,05.

Jika probabilitas variabel independen > 0,05 maka hipotesa Ho diterima, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.

Jika probobilitas variabel independen < 0,05, maka hipotesa H1 ditolak, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.

3) Uji Parsial (T-Statistik).

Uji statistik (parsial) merupakan pengujian terhadap tingkat signifikan setiap variabel independen secara individual terhadap variabel dependen dalam suatu model regresi.

4) Merumuskan Hipotesa.

Ho: β1 = β2 = 0 artinya tidak ada pengaruh secara individu

(59)

H1: β1 ≠ β2 ≠ 0 artinya ada pengaruh secara individu masing -masing variabel independen terhadap variabel dependen.

5) Pengambilan Keputusan .

Dalam penelitian ini penulis menggunakan α = 0,05.

Jika probobilitas variabel independen > 0,05 maka hipotesa Ho diterima, artinya variabel independen secara partial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

(60)

42

Pada bab IV ini penulis akan menyajikan gambaran umum obyek/subyek yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi, kondisi prasarana infrastruktur seperti jalan,listrik dan air di 33 provinsi di Indonesia.

A. Kondisi Geografis Negara Indonesia

Sumber : www.wikimedia.com

Gambar 4.1

Peta 33 Provinsi di Negara Indonesia

(61)

Samudera Pasifik. Posisi Indonesia sangat setrategis dan penting dalam kaitannya dengan perekonomian. Indonesia berada persimpangan lalu lintas dunia.Letak geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan masa depan dari suatu negara dalam melakukan hubungan internasional.

(62)

Tabel 4.1

Luas Wilayah 33 Provinsi di Indonesia

No Nama Provinsi Luas Wilayah(km2)

1 Aceh 58.375,63

7 Sumatra Selatan 87.017,41

8 Bangka Belitung 16.493,54

9 Bengkulu 19.788,70

19 Nusa Tenggara Timur 48.718,10

20 Kalimantan Barat 147.307,00

21 Kalimantan Tengah 153.564,50

22 Kalimantan Selatan 38.744,23

23 Kalimantan Timur 129.066,64

24 Sulawesi Utara 13.851,64

25 Sulawesi Barat 16.787,18

26 Sulawesi Tengah 61.841,29

27 Sulawesi Tenggara 38.067,70

28 Sulawesi Selatan 46.717,48

29 Gorontalo 11.257,07

(63)

Kondisi Infrastruktur Indonesia Berdasarkan The Global Competitiveness Report (2013/2014) yang dibuat oleh World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia (Global Competitiveness Index-GCI) berada pada peringkat ke-38 dunia. Sementara itu kualitas infrastruktur Indonesia menempati peringkat ke-61 dari 148 negara dunia yang disurvei atau berada pada peringkat ke-5 diantara negara-negara inti ASEAN. Daya saing global Indonesia periode 2014-2015 meningkat empat peringkat dari sebelumnya 38 menjadi 34. Sedangkan dari segi infrastruktur dan konektivitas, ranking Indonesia meningkat dari ranking ke-61 menjadi ranking ke-56. Hal ini berarti menunjukkan peningkatan lima angka dari tahun kemarinatau dua puluh angka sejak 2011(Bank Indonesia.2015)

(64)

Bagaimana dengan infrastruktur jalan? Saat ini di Indonesia problematika kemacetan sudah biasa dan menjadi makanan sehari-hari di kota-kota besar. Hal ini mengakibatkan ketidakefisienan yang sangat besar karena banyak waktu terbuang di jalan, begitu pula BBM. Begitu pula dengan problematika banjir. Hampir setiap musim hujan, kota-kota besar di Indonesia langganan banjir. Demikian pula dengan kota-kota di dataran rendah atau di daerah aliran sungai besar seperti di pinggir Bengawan Solo.

B. Kondisi Perekonomian

(65)

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.537,2 Triliun, atau mencapai 94,0 persen dari rencana dalam APBNP Tahun 2014 sebesar Rp1.635,4 Triliun. Dari jumlah realisasi pendapatan negara tersebut, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp1.143,3 Triliun, atau 91,7 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.246,1 Triliun. Pencapaian penerimaan perpajakan tersebut dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi pada sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan, pelemahan impor, dan penurunan harga CPO di pasar internasional. Di sisi lain, kinerja penerimaan negara bukan pajak (PNBP) menunjukkan capaian yang baik dengan realisasi Rp390,7 Triliun, atau 101,0 persen dari target dalam APBNP Tahun 2014 sebesar Rp386,9 Triliun. Lebih tingginya realisasi tersebut terutama bersumber dari penerimaan PNBP sumberdaya alam (SDA) minyak dan gas. Seluruh target PNBP dalam APBNP Tahun 2014 terlampaui kecuali penerimaan SDA non migas yang berasal dari mineral dan batubara (minerba) serta kehutanan(BPPK.Kemenkeu,2014)

(66)

Adapun kegunaan dari PDRB harga konstan (riil) adalah untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) telah melakukan perubahan tahun dasar secara berkala sebanyak 5 (lima) kali yaitu pada tahun 1960, 1973, 1983, 1993, dan 2000. Tahun 2010 dipilih sebagai tahun dasar baru menggantikan tahun dasar 2000 disebabkan karena perekonomian Indonesia tahun 2010 relatif stabil, tersedianya sumber data baru untuk perbaikan PDRB seperti data Sensus Penduduk 2010 dan Indeks harga produsen, kemudian juga adanya pembaharuan konsep, definisi, klasifikasi, cakupan, sumber data dan metodologi sesuai rekomendasi dalam SNA 2008.

(67)

Tabel 4.2

Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha dengan Harga Konstan menurut Provinsi di Indonesia per provinsi tahun 2012-2014 (Milliar Rupiah)

Nama Povinsi

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Aceh 101545,2 104874,2 108914,9 111992,3 113836

Sumatra Utara 331085,2 353147,6 375924,1 398779,3 419649,3

Sumatra Barat 105017,7 111679,5 118724,4 125874,7 133240,3

Riau 388578,2 410215,8 425626 436206 447616,2

Kepulauan Riau 111223,7 118961,4 128035 137134,9 147167,6

Jambi 90618,4 97740,9 104615,1 112008,7 120696,2

Sumatra Selatan 194013 206360,7 220459,2 232353,6 243228,6

Bangka Belitung 35561,9 38014 40104,9 42198,2 44171,6

Bengkulu 28352,6 30295,1 32363 34329,8 36215,8

Lampung 150560,8 160437,5 170769,2 180636,7 189809,5

DKI Jakarta 1075183,5 1147558,2 1222527,9 1297195,4 1374348,6

Jawa Barat 906685,8 965622,1 1028409,7 1093585,5 1148948,8

Banten 271465,3 290545,8 310385,6 332517,4 350699,7

Jawa Tengah 623224,6 656268,1 691343,1 726899,7 766271,8

DI Yogyakarta 64679 68049,9 71702,4 75637 79557,2

Jawa Timur 990648,8 1054401,8 1124464,6 1192841,9 1262700,2

Bali 93749,3 99991,6 106951,5 114109,3 121777,6

Nusa Tenggara Barat 70122,7 67379,1 66340,8 69755,6 73285,1

Nusa Tenggara Timur 43846,6 46334,1 48863,2 51512,3 54108,5

Kalimantan Barat 86065,9 90797,6 96161,9 101970,5 107092

Kalimantan Tengah 56531 60492,9 64649,2 69421 73734,9

Kalimantan Selatan 85305 91252,1 96697,8 101879,4 106820,7

Kalimantan Timur 418211,6 445264,4 469646,3 482442,1 492177,6

Sulawesi Utara 51721,3 54910,9 58677,6 62422,6 66358,8

Sulawesi Barat 17183,8 19027,5 20786,9 22229,2 24169,3

Sulawesi Tengah 51752,1 56833,8 62249,5 68191,9 71677,7

Sulawesi Tenggara 48401,2 53546,7 59785,4 64273,8 68298,7

Sulawesi Selatan 171740,7 185708,5 202184,6 217618,4 234084

Gorontalo 15475,7 16669,1 17987,1 19369,2 20781,3

Maluku 18428,6 19597,4 21000,1 22104,1 23585,1

Maluku Utara 14983,9 16002,5 17120,1 18211,3 19211,9

Papua 110808,2 106066,7 107890,9 116428,6 120217

Papua Barat 41361,7 42867,2 44423,3 47705,9 50272

Total Indonesia 6864133

7286914,7

(68)

1. Infrastruktur Jalan

Jalan merupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi transportasi darat. Fungsi jalan adalah sebagai penghubung satu wilayah dengan wilayah lainnya. Jalan merupakan infrastruktur yang paling berperan dalam perekonomian nasional. Besarnya mobilitas ekonomi tahun 2010 yang melalui jaringan jalan nasional dan propinsi rata-rata perhari dapat mencapai sekitar 201 juta kendaraan-kilometer (Bappenas.2013). Hal ini belum termasuk mobilitas ekonomi yang mempergunakan jaringan jalan kabupaten sepanjang 240 ribu kilometer serta jaringan jalan desa. Artinya adalah infrastruktur jalan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional.

(69)

Tabel 4.3

Panjang Jalan per Provinsi menurut kewenangan Pemerintah (km) tahun 2010-2014.

Sumatra Selatan 16615 16362 16911 17140 17140

Bangka Belitung 4717 4916 4913 4864 4864

Nusa Tenggara Timur 19464 19464 20264 20508 20508

Kalimantan Barat 15007 14738 14901 15345 15345

Kalimantan Tengah 13765 13765 15176 15253 15253

Kalimantan Selatan 10943 11344 11552 11687 11687

Kalimantan Timur 14229 14767 15154 15661 15661

Sulawesi Utara 7561 8019 8174 8607 8607

Sulawesi Barat 6819 6819 6915 7039 7039

Sulawesi Tengah 18784 18387 18387 18790 18790

Sulawesi Tenggara 11313 11690 11859 11922 11922

Sulawesi Selatan 32553 32553 32779 32691 32691

Gorontalo 4464 4599 4694 4814 4814

(70)

Dilihat dari tabel 4.3, pertumbuhan jalan di indonesia terus meningkat di setiap 33 provinsi dari tahun 2010-2014. Ditahun 2011 tingkat pertumbuhan jalan di indonesia sebesar 496607 km, dan di tahun 2014 sebesar 508060 km. Hal ini menunjukan bahwa pembangunan infrastruktur jalan di Indonesia terus meningkat.

2. Infrastruktur Listrik

Infrastruktur merupakan aspek terpenting dalam proses produksi untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti proses industry,kebutuhan rumah tangga dan aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu listrik salah satu infrastruk yang mempengaruhi pendapatan ekonomi suatu daerah. Karena tingginya PDRB suatu provinsi di dukung oleh listrik yang cukup agar seimbang dalam legiatan ekonomi yang menghasilkan pendapatn ekonomi yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi.

(71)

Tabel 4.4

Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrik Menurut Provinsi (Mega Watt), Tahun 2010–2014

Nama Povinsi

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Aceh 173,97 159,26 156,93 128,54 127,52

Sumatra Utara 2066,97 2181,67 2899,67 3033,32 3066,97

Sumatra Barat 33,47 33,45 32,93 32,91 32,89

Riau 109,92 111,23 157,67 158,98 160,29

Kepulauan Riau 394,19 398,97 371,43 381,21 380,99

Jambi 14,14 12,82 51,38 50,06 48,74

Sumatra Selatan 1849,78 2380,92 2540,13 2767,76 2849,78

Bangka Belitung 88,56 91,78 111,46 106,46 117,91

Bengkulu 22,98 23,24 24,04 24,04 24,57

Lampung 4,30 4,30 124,79 124,79 124,79

DKI Jakarta 455,11 455,11 1448,49 1451,80 1455,11

Jawa Barat 3841,45 2167,00 4208,05 4674,75 4841,45

Banten 10883,54 10422,08 11323,54 11703,54 11883,54

Jawa Tengah 4139,24 4992,38 5168,49 5153,86 5139,24

DI Yogyakarta 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32

Jawa Timur 11516,10 9246,12 11595,42 12405,76 12516,10

Bali 3,69 3,84 453,87 454,02 454,17

Nusa Tenggara Barat 121,48 146,00 172,70 196,14 221,75

Nusa Tenggara Timur 140,21 145,75 158,69 160,54 169,78

Kalimantan Barat 227,03 230,51 239,55 243,03 246,51

Kalimantan Tengah 92,06 89,05 79,01 76,00 72,99

Kalimantan Selatan 297,42 306,82 468,92 478,32 487,72

Kalimantan Timur 347,17 412,50 456,10 524,50 586,77

Sulawesi Utara 242,06 202,06 458,32 345,19 378,32

Sulawesi Barat 2,53 6,49 6,39 12,39 14,32

Sulawesi Tengah 165,31 175,73 189,18 198,09 210,03

Sulawesi Tenggara 87,30 91,30 125,24 129,24 133,24

Sulawesi Selatan 215,76 625,96 1295,81 1140,85 1215,76

Gorontalo 33,79 33,20 31,44 31,44 30,27

(72)

Dilihat dari tabel 4.3, pertumbuhan listrik di indonesia terus meningkat di setiap 33 provinsi dari tahun 2010-2014. Ditahun 2012 tingkat pertumbuhan jalan di indonesia sebesar 44684,54 Mw, dan di tahun 2014 sebesar 47382,53 Mw. Hal ini menunjukan bahwa pembangunan listrik di Indonesia terus meningkat.

1. Infrastruktur Air

Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk di dunia ini. Kebutuhan akan air oleh manusia menyangkut dua hal, yaitu air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati dan air untuk kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Kebutuhan air untuk memenuhi kehidupan hayati secara langsung diperlukan dalam produksi bahan makanan kita, seperti untuk tanaman padi, sayur-sayuran, holitkultura, kehidupan ikan, ternak dan sebagainya. Selain itu, air diperlukan oleh industri baik untuk proses pendinginan mesin dan pengangkutan limbah.Manusia sebagai makhluk yang berbudaya memerlukan air untuk keperluan mandi, mencuci, memasak, dan sebagainya.

(73)

kondisi di atas diperparah dengan belum terbangunnya budaya untuk hidup sehat dari masyarakat dan sistem penyehatan lingkungan yang baik, seperti limbah, persampahan, dan drainase. Hal ini dapat berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Oleh karena itu infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi karena buruknya infrastruktur air bersih/menurunnya kualitas produksi air bersih akan mempengaruhi faktor produksi yang merupakan bagian terpenting dalam penyumbang pertumbuhan ekonomi.

(74)

Tabel 4.5

Data jumlah Air bersih yang disalurkan per Provinsi (m3) tahun 2010-2014

Nama Povinsi

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Aceh 49379 27222 18456 18752 19049

Sumatra Utara 199545 211151 233677 232517 249583

Sumatra Barat 46147 47851 54306 156128 160207

Riau 16378 12388 14484 15757 14810

Kepulauan Riau 51656 66000 66894 73920 76859

Jambi 22330 23855 26333 23213 25214

Sumatra Selatan 23510 88604 144920 113494 140562

Bangka Belitung 3360 3679 4775 4050 4757

Bengulu 13299 12950 14531 14473 15090

Lampung 13467 14828 16287 14798 16208

DKI Jakarta 417980 596222 627718 625445 645684

Jawa Barat 251548 273701 303721 247968 274055

Banten 179853 152087 151949 206305 192353

Jawa Tengah 238455 248190 266993 283336 297605

DI Yogyakarta 22724 22416 23699 20870 21358

Jawa Timur 368921 377577 398568 435745 450568

Bali 102214 104204 113419 145400 151003

Nusa Tenggara Barat 41990 44270 46160 48020 50105

Nusa Tenggara Timur 22050 22914 25353 27354 29006

Kalimantan Barat 34293 37000 39524 40786 43402

Kalimantan Tengah 21024 23282 24751 26236 28100

Kalimantan Selatan 58781 64191 68231 82114 86839

Kalimantan Timur 89713 102392 107480 106778 109936

Sulawesi Utara 11043 17498 18633 19190 22985

Sulawesi Barat 3986 4578 5356 5250 5934

Sulawesi Tengah 17508 17133 18646 20698 21267

Sulawesi Tenggara 7574 10808 11075 10988 11137

Sulawesi Selatan 72345 72553 76518 86792 88879

Gorontalo 7722 9600 11297 10129 11917

(75)
(76)

58

Penelitian ini menganalisis pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia tahun 2010-2014. Alat analisis yang digunakan adalah data panel dengan model analisis cross-section dan diseleaikan melalui program statistik computer, yakni Eviews7.0. Selanjutnya, hasil – hasil pengolahan data yang disajikan dalam bab ini dianggap merupakan hasil estimasi terbaik karena dapat memenuhi kriteria teori ekonomi, statistika maupun ekonometrika. Hasil estimasi ini diharapkan mampu menjawab hipotesis yang diajukan dalam studi ini. Berdasarkan model regresi data panel yang terdiri atas dua pendekatan, yaitu model fixed effect dan model random effect, maka terlebih dahulu peneliti akan menggunakan uji Chow dan uji Hausman untuk menentukan model manakah yang akan digunakan dalam penelitian ini.

A. Pemilihan Model

(77)

digunakan dalam menganalsisi apakah dengan model Pooled Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), atau Random Effect Model (REM), maka dilakukan pengujian terlebih dahulu menggunakan Uji Chow dan Uji Hausman.

1. Uji Chow

Uji chow adalah uji yang pertama kali dilakukan, yang bertujuan untuk memilih model yang akan digunakan yaitu fixed effect atau common effect.

Ho : Common Effect H1: Fixed Effect

Apabila hasil probabilitas chi-square kurang dari alpha 5% maka Ho ditolak. Sehingga, model menggunakan fixed effect. Hasil dari estimasi menggunakan efek spesifikasi fixed adalah sebagai berikut:

TABEL 5.1

Hasil Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob

Cross-section F 332.844688 (32,129) 0.0000

Cross-section Chi-square 730.230307 32 0.0000

(78)

2. Uji Hausman

Uji Hausman ini dilakukan bertujuan untuk melihat model yang lebih baik untuk digunakan dari model Effect Model (FEM), atau Random Effect Model (REM). Dimana Ho adalah Random effect dan H1 adalah

Fixed effect Apabila probabilitas Chi-square tidak lebih besar dari 5% maka model yang baik digunakan adalah Fixed effect. Hasil estimasi menggunakan efek spesifikasi Fixed adalah sebagai berikut:

TABEL 5.2

Hasil Uji Hausman

Test Summary Chi-Sq.Statistic Chi-Sq.d.f Prob

Cross-section random 26510539 3 0.0000

Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa probabilitas chi-square sebesar 0,0000 atau 0,00 < 5%. Sesuai dengan pendapatnya Nahrowi dan Usman (2006) hasil perhitungan menunjukan bahwa model fixed effect adalah model yang sebaiknya digunakan.

3. Analisis Model Data Panel

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.1
Gambar 2.1
Gambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini berfungsi untuk mencari jumlah calon pegawai sebagai data training yang tidak diterima. Memasukan query untuk mengambil data status penerimaan = tidak

Penelitian ini bertujuan meningkatkan sikap percaya diri dan kemandirian siswa dalam pembelajaranan matematika dengan menerapkan model pembelajaran Attention

Pengaruh Return on Asset terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Vriabel moderasi pada Perusahaan Manufaktur

2aparan radiasi pada indi9idu (pasien) yang menjalani pemeriksaan dengan sumber radiasi pengion selain (pasien) yang menjalani pemeriksaan dengan sumber radiasi pengion selain

Prestasi belajar yang dicapai peserta didik baik kognitif, afektif, dan psikomotor sudah dicapai; (2) Adapun hambatan dalam kinerja mengajar guru berdasarkan

Pada minggun kedua / pasien terlihat kesakitan5 toi&amp; dan apatis dengan peningkatan demam yang menetap. 7bdomen sedikit distensi dan spleenomegali. ose

Sedangkan yang peneliti bahas dalam penelitian ini lebih kepada penjualan telepon seluler di jalan Veteran Banjarmasin pada saat mata uang rupiah mengalami penurunan nilai

Telah dibuat sebuah sistem irigasi tanaman otomatis menggunakan wireless sensor network dengan 2 node , 1 router dan 1 server yang dapat berkomunikasi antar modul